Ulasan Karya the Third Ok

download Ulasan Karya the Third Ok

of 24

Transcript of Ulasan Karya the Third Ok

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Konflik peperangan pada awalnya disebabkan karena perebutan dan perluasan wilayah kekuasaan seperti yang terjadi pada abad ke-4 SM di kekaisaran Yunani. Perang ini menampilkan sosok pemimpin bernama Alexander Agung. Sejarah juga mencatat bahwa pada abad ke-13, bangsa Mongol dibawah kepemimpinan Jenghis Khan melakukan ekspansi di daratan Asia dan Eropa Timur dengan cara pembunuhan dan pemusnahan. Pada awal abad ke-20 terjadi perang global pertama yang dikenal dengan nama Perang Dunia I yang melibatkan Jerman, Austria, Turki di satu pihak dan Inggris, Perancis, Rusia di pihak lain. Perang ini berlangsung dari tahun 1914-1918 dan mengakibatkan jatuhnya korban meninggal dunia sebanyak lebih dari 40 juta jiwa baik di kalangan sipil maupun militer. Ini dikarenakan pola peperangan sudah mulai menggunakan senjata pemusnah massal seperti bom udara-darat dan senjata kimia. Dampak Perang Dunia I tidak hanya politis, namun juga krisis ekonomi di negara-negara Eropa. Puncaknya terjadi antara tahun 1939-1945 saat dunia kembali dilanda peperangan yang melibatkan blok poros (Nazi Jerman, Italia, Kekaisaran Jepang) dan blok sekutu. Perang dunia yang kedua atau dikenal dengan sebutan Perang Dunia II mengakibatkan lebih dari 50 juta orang tewas. Perang ini ditandai dengan invasi Nazi Jerman ke Polandia dan Finlandia, kemudian dilanjutkan serangan Jepang atas Pearl Harbour yang membuat Amerika melakukan serangan balik. Blok sekutu kemudian memenangkan peperangan yang ditandai oleh pembebasan negara-negara Eropa atas pendudukan Jerman yang dipimpin Jenderal Eisenhower, yang berarti juga kekalahan Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler. Sedangkan balas dendam Amerika dengan cara serangan bom atom mengakibatkan Jepang menyerah sekaligus menutup rangkaian

1|Page

Perang Dunia II. Namun demikian, perang bukan berarti berhenti. Sampai saat ini masih banyak daerah konflik yang masih menyisakan perang seperti Israel dan Palestina. Peramal Jucelino Nobrega da Luz asal Brazil meramalkan bahwa pada tahun 2010 terjadi peningkatan suhu di Afrika. Vangelia Gushterova, peramal dari Bulgaria meramalkan akan meletus perang besar pada tahun 2014 yang melibatkan banyak negara, sedangkan Suku Maya meyakini bahwa Desember 2012 menjadi akhir peradaban umat manusia (Masbukhin, 2010:12). Hal tersebut adalah sedikit dari sekian banyak ramalan tentang kondisi bumi. Beberapa ahli mengaitkan hal tersebut dengan skenario Perang Dunia III di masa yang akan datang. Ada 4 (empat) hal yang dapat memicu terjadinya Perang Dunia III yaitu krisis pangan, pertumbuhan populasi penduduk, krisis air dan perubahan iklim (Tava, 2010:139). Akibat inflasi melonjak, beberapa negara akan menghentikan ekspor beras sehingga harga makanan menjadi mahal yang akhirnya akan mengakibatkan bencana kelaparan. China dengan populasi penduduknya yang padat akan mengalami krisis air dan pangan. Skenario mengatasi hal itu adalah dengan mengubah sungai Brahmaputra menjadi lahan tanam. Akibatnya akan mengancam krisis di India karena sungai Brahmaputra menjadi sandaran penduduk timur India. Hal ini sangat potensial mengakibatkan perang antara China dan India, dimana India akan dibantu Amerika dan Inggris sedangkan China dibantu Rusia (Masbukhin, 2010:83). Dari aspek perubahan iklim, dunia sedang berada pada situasi pemanasan global, es di Antartika mencair sebelum waktunya. Beberapa ahli meyakini bahwa kutub utara kaya akan sumber daya gas, minyak, uranium dan emas sehingga sangat rawan terhadap klaim negara-negara sekitarnya atas kutub utara. Jika terjadi saling klaim, maka dengan mudah dapat menyulut perang besar antara Rusia, Kanada, Denmark dan Norwegia. Beberapa hal diatas merupakan contoh skenario dari banyak skenario tentang apa yang akan terjadi dan menjadi kekhawatiran orang, yaitu terjadinya Perang Dunia III.

2|Page

B. MASALAH PENCIPTAAN Georgii Valentinovich Plekhanov, tokoh Marxisme Rusia mengatakan bahwa seni merupakan gejala sosial, artinya bahwa seni bukan semata hasil kegiatan pikiran dan olah rasa dari individu seniman, tetapi merupakan pantulan dari realitas sosial di tempat dimana sang seniman tersebut hidup dan menjadi bagian dari lapisan sosialnya. Hasil karya seni pasca Perang Dunia I pun selalu menggambarkan kesakitan fisik maupun jiwa, baik yang merupakan gambaran pembuatnya maupun representasi kesengsaraan generasi yang mengalami masa peperangan. Refleksi kesadaran ini yang akan digunakan sebagai instrumen untuk mengingatkan masyarakat dan negara bahwa Perang Dunia III tidak akan menyelesaikan masalah secara instan. Krisis global yang meliputi pangan, air, populasi dan perubahan iklim hendaknya disikapi secara bijaksana tanpa harus mengakibatkan seluruh warga dunia semakin menderita. Salah satunya adalah kampanye menolak perang melalui karya seni. Perlawanan terhadap televisi oleh Nam June Paik dan Frank Gillette dengan mendekonstruksi budaya di televisi memberi inspirasi untuk membuat kampanye anti perang dengan medium televisi atau video pula. Sejalan dengan sifat kampanye yaitu publisitas seluas-luasnya, biasanya sebuah karya massal akan dibentuk dengan bahasa yang bersifat umum demi menjangkau sasaran secara lebih luas. Bentuk karya biasanya lebih formal, gamblang dan taat kaidah-kaidah komunikasi. Namun demikian, tanpa mengesampingkan fungsi video sebagai medium komunikasi, video sekaligus juga berfungsi sebagai alat berekspresi. Maka untuk mencapai tujuan tertentu tidak harus menggunakan cara-cara yang bersifat umum. Bahkan pemakaian cara-cara unik seringkali lebih menarik perhatian sekaligus dapat mewakili konsep-konsep tertentu.

3|Page

C. TINJAUAN HASIL PENCIPTAAN TERDAHULU/ORISINALITAS Tinjauan karya yang digunakan ada 2 bagian besar yaitu yang berhubungan dengan ide atau gagasan dan tinjauan yang berhubungan dengan metode dan konsep karya. 1. Karya fotografi berjudul Imprint of a man killed by Serbs, Kosovo, 1999 karya James Nachtwey.

Gambar 1. Imprint of a man killed by Serbs, Kosovo, 1999 karya James Nachtwey

Nachtwey adalah jurnalis foto kelahiran Syracuse, New York, yang dianggap sebagai ikon wartawan perang dunia dan barometer jurnalis foto. Nachtwey merekam peperangan sebagai sebuah peristiwa yang menyedihkan dan mengerikan. Nachtwey tidak pernah menampilkan kegagahan tentara Amerika karena sebenarnya ia sosok yang antiperang, sehingga foto-fotonya lebih menekankan akibat dari perang. Karya tersebut memberi inspirasi bahwa untuk memberitakan tentang peperangan tidak hanya bisa dilakukan dengan menampilkan perang itu sendiri, namun bisa dilihat dari sudut pandang yang lain.

2. Film Un Chien Andalou Un Chien Andalou adalah film surealis Perancis berdurasi 16 menit yang disutradarai Luis Buuel asal Spanyol. Skenario film Un Chien Andalou yang dalam

4|Page

bahasa Inggris diartikan sebagai An Andalusian Dog ditulis oleh pelukis Salvador Dal dan Luis Buuel. Film ini merupakan film tanpa plot, tidak menganut asas naratif maupun kronologikal. Beberapa contoh adegan yang menunjukkan ciri gaya surealis adalah adegan bola mata diiris yang dikaitkan dengan bulan purnama yang dilewati kabut, adegan tangan yang secara tiba-tiba mengeluarkan sekawanan semut seperti pada lukisan Salvador Dali yang berjudul Ant (1929), Adegan rayuan seorang pria mengajak si wanita berhubungan intim namun ditolaknya. Usaha keras si pria digambarkan secara visual dengan menarik dua buah grand piano dimana diatasnya terdapat keledai yang sudah mati, sementara dibawahnya diikatkan dua orang pendeta.

Gambar 2. Cuplikan film Un Chien Andalou karya Luis Buuel dan Salvador Dali.

5|Page

3. Lukisan Selbstbildnis als Soldat (Self-portrait as a soldier) karya Ernst Ludwig Kirchner.

Gambar 3. Lukisan Ernst Ludwig Kirchner, Selbstbildnis als Soldat (Self-portrait as a soldier), 1915, oil on canvas, 69.2 x 61 cm, Allen Memorial Art Museum, Oberlin College, Ohio.

Ernst Ludwig Kirchner adalah tokoh kunci Ekspresionisme Jerman. Kirchner (18801938) tidak luput dari mobilisasi di masa itu. Dia ditugaskan sebagai pasukan artileri, namun bulan Oktober 1915, depresi dan penyakit paru-parunya yang semakin memburuk membuatnya ditarik kembali ke garis belakang dan kembali melanjutkan aktivitas melukisnya di Berlin. Lukisannya yang berjudul Selbstbildnis als Soldat (Self-portrait as a soldier) adalah potret dirinya.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENCIPTAAN 1. Tujuan Penciptaan : Merespon situasi krisis global yang dapat mengakibatkan terjadinya Perang Dunia III. Mengajak masyarakat untuk bersikap anti perang. Membuat karya seni video yang mengungkapkan ancaman terjadinya perang dunia III dengan bentuk animasi bergaya surealis.

6|Page

-

Membuat karya seni video yang nantinya tidak hanya dapat ditampilkan di galeri seni namun juga dapat ditampilkan melalui media audio-visual publik.

2. Manfaat Mengajak masyarakat untuk menghindari konflik akibat krisis global. Menyadarkan masyarakat bahwa dampak terbesar perang justru kondisi setelah perang itu sendiri. Memberikan wawasan baru bahwa kampanye tidak hanya bisa dilakukan melalui iklan televisi maupun media publik lain, namun juga dapat dilakukan melalui video seni. Memperkaya ragam seni video yang sudah ada. Memberi solusi bahwa hal-hal yang sulit diwujudkan dengan cara live shooting dalam seni video dapat digantikan dengan teknik animasi.

7|Page

II. KONSEP PENCIPTAANA. KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN 1. Perang Perang merupakan tindakan kekerasan yang dimaksudkan untuk memaksa lawan memenuhi keinginan secara sukarela (Wright & Wright, 1983:8). Sejarah perang dimulai dari konflik dan perselisihan yang sudah ada sejak peradaban manusia di bumi ini dimulai. Pada awalnya, konflik hanya melibatkan individu dan bentuk penyelesaian konflik dilakukan dengan cara baku hantam. Perkembangan jaman mengubah konflik antar manusia tidak lagi individual namun juga berkelompok. Baik kelompok kecil dalam masyarakat maupun kelompok besar seperti kerajaan bahkan negara. Usaha penyelesaian konflik kelompok yang sering disebut dengan perang pun sudah menggunakan senjata dan tidak hanya dilakukan di darat, namun juga di laut dan angkasa (Gunston, Bill & John Guy, 2006:4).

B. LANDASAN PENCIPTAAN 1. Seni Video Istilah seni video muncul begitu saja seiring dengan berkembangnya teknologi video sebagai medium audio-visual di Amerika pada tahun 1960-an. Seni video mempunyai akar sejarah yang berbeda dengan film seni, jika film seni berakar dari sinema, seni video berakar dari seni rupa (Murti, 2009 : 225). Namun keduanya memiliki kesamaan dalam hal semangat pembebasan terhadap sesuatu yang mapan. Seni video merupakan perlawanan budaya televisi yang pada saat kemunculan pertama kali ditandai dengan slogan klasik Nam Jun Paik, pelopor gerakan seni video di Amerika Serikat : Television has been attacking us all our lives, now we can attack it back (Elwes, 2005 : 19).

8|Page

2. Animasi Animasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penciptaan ilusi gerakan pada benda mati dengan cara menyajikan gambar-gambar secara berurutan (sekuensial) silih berganti secara cepat (Chong, 2008:8). Wayang kulit dapat dikategorikan sebagai pelopor film animasi dunia dengan teknik penangkapan siluet bayangan (menghidupkan bayangan) sebagai hasil jadinya. Sementara itu, Lotte Reineger dari Jerman baru mengembangkannya pada tahun 1919. Secara umum, animasi digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : animasi tradisional (cellanimation), animasi stop-motion (puppet, clay, cut-out animation) dan animasi komputer (2D & 3D animation).

3. Surealisme Surealisme adalah sebuah gerakan seni dan kesusastraan yang menjelajahi dan merayakan alam mimpi dan pikiran bawah sadar melalui penciptaan karya visual, puisi, dan film yang dipimpin oleh penulis Prancis Andre Breton dan diluncurkan secara resmi di Paris Prancis, pada tahun 1924. Breton menulis gerakan tersebut dalam manifesto pertama surealisme (Manifestoes of Surrealism). Gerakan tersebut segera menyebar ke wilayah lain di Eropa, Amerika Utara dan Selatan. Di antara kontribusi-kontribusi yang paling penting dari gerakan surealis adalah penemuan teknik artistik baru yang terhubung ke alam pikiran bawah sadar seniman. Ciri karya surealis ialah adanya kejutan (element of surprise), kombinasi unik dan non sequitur. Surealisme merupakan kelanjutan dari gerakan seni pendahulunya yang dikenal sebagai Dada (Dadaism), yang didirikan di tengah berkecamuknya Perang Dunia I (1914-1918).

9|Page

Surealisme menganut teori psikoanalisis Sigmund Freud mengenai asosiasi bebas. Dalam hal ini, analisis mimpi, dan kesadaran tersembunyi merupakan aspek terpenting bagi para surealis dalam mengembangkan metode membebaskan imajinasi. Kelompok surealis bertujuan memperbaharui pengalaman manusia, meliputi aspek individu, budaya, sosial dan politik, dengan membebaskan manusia dari apa yang mereka lihat sebagai rasionalitas palsu, kebiasaan (custom) dan pola (structure) terbatas. 4. Sinema Surealisme Film surealis merupakan lawan film naratif seperti film-film bergaya klasik. Film surealis pada dasarnya anti naratif. Jika pada film naratif yang dipentingkan adalah hubungan sebab akibat atau kausalitas, maka film surealis justru melawan kausalitas tersebut. Konklusi atas konflik yang biasanya terdapat pada naratif sengaja dihilangkan sehingga konflik pada film surealis biasanya tidak terpecahkan dan tanpa penyelesaian. Sedangkan kesinambungan dalam film ini menggunakan pendekatan free association. Free association adalah cara mendorong pikiran agar berpikir bebas, rileks, santai dan membiarkan apa yang dipikirkan untuk lepas. Teknik ini menghindari cara berpikir terpola dan terstruktur dan mendorong untuk membuka semua kemungkinan (Timothy Cory & Thomas Slater, 2003:18). Tiap adegan dalam film surealis merepresentasikan mimpi atau halusinasi para tokohnya sehingga karakter yang dimainkan biasanya karakter yang tidak nyata atau tidak eksis. Elemenelemen visualnya pun (mise en scene : set artistik, kostum dan sebagainya) dipengaruhi oleh lukisan-lukisan surealis yang berkembang saat itu. Awal munculnya sinema surealis di Perancis diawali gerakan sekelompok sineas yang memilih tidak mengikuti jejak sineas impresionis yang bekerja di bawah

10 | P a g e

industri film mainstream. Mereka bekerja lebih tertutup dan mempertontonkan karyanya hanya untuk ruang lingkup mereka sendiri. Gerakan sinema surealis merupakan gerakan radikal yang memproduksi film-film di luar akal sehat dan membuat kejutan-kejutan bagi penontonnya. Menurut Andre Breton, surealisme didasarkan pada kepercayaan pada realita superior dari bentuk serta asosiasi, sebab akibat diabaikan, kekuasaan adalah mimpi dan tidak terarahnya pikiran (1972 : 26). C. JUDUL Judul karya seni video ini adalah The Third, atau Ketiga. Tiga dalam beberapa terminologi dianggap sebagai hal yang paling akhir. Dalam perlombaan atau kompetisi, juara ketiga identik dengan juara terakhir setelah juara kesatu dan kedua. Aba-aba yang diucapkan dalam setiap aktivitas kehidupan manusia selalu diakhiri dengan kata tiga. Satu, dua, tiga....!. Berkaitan dengan ide tentang peperangan, perang dunia yang terkenal adalah perang dunia pertama dan kedua. Maka pemilihan judul The Third atau ketiga ini lebih ditekankan bahwa jangan sampai ada perang dunia ketiga. Jika perang tersebut pun terjadi, maka perang yang ketiga tersebut menjadi perang terakhir.

D. KONSEP PERWUJUDAN 1. DESKRIPSI The Third adalah video non-naratif yang menggambarkan tentang kemungkinan terjadinya perang dunia III. Struktur dasarnya adalah peristiwa yang menggambarkan potensi sumber sumber konflik, perang atau konflik itu sendiri dan akibat terjadinya konflik. Masing-masing akan diberi sub judul plot yaitu : The Hazzard, memaparkan hal-hal yang mengindikasikan potensi konflik yaitu kepadatan penduduk, perubahan iklim global, krisis air dan pangan. The Crisis, memaparkan krisis secara lebih jelas dan nyata misalnya menampilkan kota yang tenggelam oleh

11 | P a g e

naiknya permukaan air laut. The Battle, memaparkan terjadinya perebutan pangan dan air antar negara-negara di dunia. Sedangkan The Suffer memaparkan penderitaan dan kerusakan bumi akibat terjadinya perang.

2. DESAIN PROGRAM a. Judul The Third

b. Durasi 8 menit c. Teknik 1. Compositing, teknik penggabungan berbagai citra baik diam (foto, still image) maupun bergerak (video). 2. Animation, teknik menciptakan ilusi gerak pada gambar-gambar diam. d. Visual Unsur gambar tidak dibuat dengan cara live shooting, namun menggunakan foto yang akan digerakkan secara animatif untuk menimbulkan kesan hidup. Gaya yang akan digunakan adalah surealis. Meskipun material adalah gambargambar realis, namun dalam penyusunannya menggunakan prinsip-prinsip free association sehingga akan memaksimalkan kebabasan dalam berekespresi meski masih dalam batas idiom-idiom yang dapat dimengerti penonton secara lebih luas. Contoh :

Gambar 4. Contoh visual gaya surealis

12 | P a g e

e.

Suara Unsur-unsur suara yang akan dikembangkan dalam karya ini adalah musik dan efek suara, tanpa dialog. Musik yang digunakan adalah musik yang berfungsi psikologis, bukan fungsi fisik. Gaya musik yang digunakan adalah electric. Sedangkan sound effect lebih bersifat fungsional daripada psikologis dengan karakter hiperbolik.

f.

Format Format produksi dan presentasi : Video DV-PAL

g.

Presentasi Single screen, Broadcast. Cara presentasi ini menempatkan cerita, ruang dan waktu ditempatkan secara berjajar dan ditampilkan secara intercut, dalam karya ini ruang kejadian (diegetic) akan ditampilkan bersamaan secara multi-screen. Kedua ruang tersebut akan saling berinteraksi namun kadang-kadang juga akan berdiri sendiri.

Gambar 5. Setup presentasi single-screen

13 | P a g e

III. METODE & PROSES PENCIPTAANA. METODE PENCIPTAAN 1. Eksplorasi Tahap ini merupakan tingkatan pencarian ide atau gagasan. Ide dapat diperoleh dari hal-hal di sekitarnya yang kemudian dikaitkan dengan isu yang berkembang. Ide dapat juga diperoleh dari pengalaman batin maupun keinginan besar individu terhadap suatu hal. 2. Improvisasi dan Eksperimentasi Ide terpilih kemudian dikristalkan dengan hal-hal lain melalui percobaan untuk mendapatkan rancangan paling baik dan paling sesuai. 3. Pembentukan dan perwujudan Tahap ini merupakan transformasi gagasan atau ide dalam bentuk yang lebih kongkrit. 4. Refleksi Hasil karya yang telah dicapai kemudian dilihat secara kritis untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk penyempurnaan maupun penemuan kembali temuan-temuan baru. serangkaian

B. PROSES PENCIPTAAN Proses penciptaan media audiovisual secara garis besar dikelompokkan dalam 3 (tiga) tahap yaitu pra-produksi, produksi dan pascaproduksi. Pra-produksi meliputi pengembangan gagasan sampai persiapan sebelum produksi dilakukan. Produksi meliputi fase produksi itu sendiri, sedangkan pasca-produksi adalah fase editing dan finishing yang berhubungan dengan penyempurnaan karya.

14 | P a g e

1. Pra-produksi Riset, pengembangan ide dan penulisan treatment. Ide yang didapat ditindaklanjuti dengan riset pustaka dan riset visual untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Data yang telah terkumpul dikembangkan dalam bentuk desain program dan disempurnakan dalam bentuk treatment untuk mendapatkan struktur dasar dari bentuk yang ingin dicapai. Pembuatan konsep visual Konsep visual adalah bentuk fisik yang akan diwujudkan, meliputi karakter dan gaya. Konsep visual terinspirasi oleh lukisan-lukisan surealis sehingga diputuskan menggunakan gaya visual surealis dengan bahan dasar foto maupun still image lain yang nantinya akan digerakkan secara animatif. Pembuatan storyboard Tahapan ini adalah pengembangan treatment dalam bentuk visual yang nantinya mencerminkan struktur isi secara keseluruhan. Storyboard akan menjadi patokan dalam pembuatan sketsa dan pemecahan gambarnya. Pengumpulan dan pengelompokan materi (footage) Materi yang didapat dari langkah sebelumnya dikumpulkan kedalam folder tertentu dan dikelompokkan menurut klasifikasi tertentu untuk

memudahkan manajemen pengelolaan data. Materi-materi lain yang dibutuhkan bisa jadi diambil dari sumber lain misalnya stock shot, gambar yang dipinjam dari pihak lain maupun gambar yang dibeli dari pihak lain. 2. Produksi Animasi & Compositing Footage yang sudah disiapkan kemudian dianimasikan sesuai konsep dan dipecah (dekupase) berdasarkan masing-masing peristiwa (scene) maupun

15 | P a g e

berdasarkan shot-size. Animasi tiap scene akan disempurnakan dengan penggabungan obyek lain maupun penambahan visual effect. Pecahan-pecahan shot tersebut kemudian dikelompokkan yang nantinya akan disusun berdasarkan konsep. 3. Pasca Produksi Editing Off-line (Rough Cut & Fine Cut) Tahapan ini untuk penyusunan pecahan shot menjadi struktur dasar sesuai isi storyboard. Setelah penyusunan struktur, kemudian dilakukan penyambungan secara presisi. Editing On-line (Finishing) Setelah melalui tahapan off-line, susunan gambar akan digabungkan dengan unsur-unsur grafis, mixing suara dan ilustrasi musik maupun penambahan efek suara. Tahapan ini merupakan akhir proses produksi sebelum karya dipublikasikan. 4. Presentasi dan eksibisi Tahapan ini merupakan bagian puncak dari proses penciptaan karya seni video dimana karya akan diputar di hadapan publik baik secara langsung dengan media televisi dan layar lebar maupun secara broadcast melalui terestrial dan kabel.

16 | P a g e

IV. ULASAN KARYA1. The Hazzard

a. Deskripsi : Dokter dengan wajah tertutup masker dan berkalung stetoskop mengamati sekitar dengan kaca pembesar sementara dalam kaca pembesar nampak secara visual cuplikan dokumentasi perang. Teks World War I dan World War II menginformasikan detail peristiwa perang tersebut. Analisis : Dokter identik dengan kegiatan pemeriksaan suatu penyakit yang biasanya dilakukan secara fisik maupun data rekam medis. Hal ini dikaitkan dengan penelusuran data dan rekam jejak peristiwa yang pernah terjadi di dunia dan dianggap seperti penyakit yaitu perang dunia I dan II. b. Deskripsi : Radar yang sedang melakukan penindaian, kemudian muncul visual hal-hal yang sedang terjadi di bumi seperti kepadatan kerumunan orang, tanah kering, langit dipenuhi asap pembakaran, es kutub mencair dan anak kecil kelaparan. Analisis : Radar identik dengan fungsi penjejakan suatu benda dari jarak tertentu yang bilamana dilakukan secara visual sulit dilakukan. Jika dikaitkan dengan penjelasan butir a di atas, maka setelah penelusuran jejak peristiwa di dunia yang pernah terjadi yaitu perang dunia I & II akan kembali ditemukan peristiwa global yaitu kepadatan populasi manusia, perubahan iklim dan krisis sumber daya alam maupun makanan. Sesuai17 | P a g e

dengan sifat dasar radar yang hanya memberi informasi dini (early warning), maka segmen The Warning memberikan informasi awal tentang potensi terjadinya krisis global.

2. The Crisis

a. Deskripsi : Tentara dengan topi baja dan baju loreng melihat menggunakan teropong modern dengan pengatur optik digital. Pada kaca teropong terpantul bayangan benda yang dilihatnya yaitu situasi krisis global. Point of view sang tentara sama dengan yang terpantul dari kaca teropong. Analisis : Teropong berfungsi sebagai alat melihat jarak jauh, sedangkan orang yang menggunakan teropong akan melihat dengan sudut pandang yang sangat sempit sehingga pusat perhatian ada pada obyek yang dilihatnya. Baju loreng identik dengan militer sedangkan helm tentara yang terbuat dari baja ringan berfungsi melindungi kepala dari tembakan musuh. Tentara meneropong adalah simbol sebuah negara. Baju tentara itu sendiri menggambarkan kekuatan militer sebagai penjaga kedaulatan sedangkan helm baja menggambarkan bahwa masing-masing negara akan melindungi

18 | P a g e

dan mempertahankan kepentingannya. Jika dikaitkan dengan sudut pandang teropong, negara memusatkan perhatian pada hal-hal yang sedang menjadi krisis di bumi.

3. The Battle

a. Deskripsi : Sepiring makanan yang tertutup tudung saji berupa helm tentara tiba-tiba berubah menjadi granat, sementara beberapa tangan yang kumuh berusaha menjangkaunya. Berikutnya sesorang tanpa kepala menodongkan senjata pada orang-orang dengan tangan terluka. Makanan dan air kemudian masuk ke dalam diri orang tersebut. Analisis : Helm tentara yang menutupi makanan adalah simbol perlindungan terhadap pangan, sedangkan granat adalah simbol kekuatan militer. Negara yang mempunyai persediaan pangan akan mendapat ancaman dari negara yang kekurangan pangan, sehingga untuk mempertahankannya dibutuhkan kekuatan militer. Pada titik tertentu, kekuatan pangan akan digantikan oleh kekuatan militer untuk mempertahankannya. Berikutnya adalah orang tanpa kepala yang menodongkan pistol. Hal tersebut menggambarkan bahwa manusia bisa kehilangan akal dan akan berjuang dengan cara apapun untuk memperebutkan pangan dan air meskipun banyak orang yang sebenarnya membutuhkan.

19 | P a g e

b. Deskripsi : Dua pucuk senjata yang saling menembak di atas sepiring makanan dan bumi. Pada saat tertentu makanan dan bumi akan tertarik ke masing-masing senjata. Analisis : Jika krisis sudah melanda seluruh negara-negara di dunia, bukan tidak mungkin jika semua negara saling berperang secara terbuka untuk memperebutkan dan mempertahankan pangan. Masing-masing negara akan saling berlomba menguasai dunia.

c. Deskripsi : Beberapa orang dengan busana formal melakukan aktivitas permainan tarik tambang dimana di tengah tambang tersebut terdapat makanan. Pada bagian pertama, aktivitas dilakukan di atas gambar bumi sedangkan yang kedua dilakukan di atas nyala api. Sementara kepala orang-orang tersebut digantikan oleh senjata-senjata militer seperti

20 | P a g e

granat, roket, peluru maupun dinamit. Pada gambar kedua kepala ditutupi masker anti senjata kimia. Analisis : Tarik tambang adalah permainan adu kekuatan fisik dimana pihak yang paling kuat dalam menarik tali-lah yang akan menang. Orang-orang berpakaian resmi menggambarkan negara yang saling beradu kekuatan untuk memperebutkan pangan. Kepala yang digantikan senjata militer merupakan simbol bahwa disamping kekuatan strategi, perang juga ditentukan oleh kekuatan sistem alat utama dan senjata yang ada pada negara tersebut. Sementara masker senjata kimia digunakan untuk menghadapi kemungkinan dipakainya senjata biologis sebagai alat penghancur.

4. The Suffer

a. Deskripsi : Beberapa bayi yang digendong ibunya dengan warna baju yang berbeda-beda ditembak kepalanya hingga pecah. Kemudian bumi terbakar di atas tangan yang juga ikut terbakar. Analisis :21 | P a g e

Bayi identik dengan generasi baru atau manusia baru. Jika manusia-manusia baru inipun musnah karena perang maka tidak akan ada lagi manusia yang hidup di bumi . Warna baju yang berbeda-beda menggambarkan bahwa generasi yang akan hilang adalah semua yang berada di bumi ini. Sedangkan jika ada yang berhasil menguasai dunia dengan perang, maka dunia pun sudah terlanjur rusak bahkan musnah karena dampak perang. b. Deskripsi : Televisi yang menampilkan korban-korban perang. Analisis : Televisi sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Semua informasi hampir selalu dapat diperoleh melalui televisi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, televisi sering digunakan sebagai medium untuk melihat dunia. Maka gambaran di atas tentang televisi yang menampilkan korban-korban perang adalah upaya

menginformasikan dampak dan penderitaan akibat terjadinya perang dari perspektif melihat dunia.

22 | P a g e

V. PENUTUP

Pesan tidak hanya bisa dilakukan dengan bahasa baku dan formal, namun juga dapat disampaikan dengan bahasa atau idiom tertentu bahkan idiom-idiom yang ekspresif dan personal. The Third menggabungkan fungsinya sebagai alat penyampai pesan sekaligus alat ekspresi. Penggunaan simbol-simbol yang mudah dipahami khalayak penontonnya akan dapat menjangkau sasaran secara luas dan heterogen. Sedangkan penggunaan gaya visual surealis memungkinkan kebebasan dalam mengekspresikan pesan tanpa harus khawatir dengan kaidah-kaidah normatif maupun logika-logika umum. Dengan demikian, The Third tidak hanya dapat ditayangkan secara terbatas di tempat tertentu dengan audiens tertentu pula namun juga dapat ditayangkan pada media komunikasi publik seperti televisi. Dari sisi teknis produksi, penggunaan teknik animasi dan compositing membuka kemungkinan-kemungkinan eksploratif yang lebih luas jika dibandingkan dengan teknik live shooting. Kebebasan berekspresi dapat dilakukan lebih mudah dan tanpa dibatasi hal-hal yang berkaitan dengan resiko dan biaya seperti pada produksi yang menggunakan teknik live shooting. Karya seni video selain sebagai alat ekspresi juga bisa berfungsi sosial, karena seniman pada dasarnya mempunyai tanggung jawab moral dengan menjalankan perannnya sebagai agen perubahan sosial setidaknya dalam hal menyebarluaskan pesan anti-perang. Namun upaya mengkampanyekan anti-perang tidak cukup melalui karya video ini saja. The Third hanya merupakan bagian kecil dari gerakan untuk mengingatkan umat manusia.

23 | P a g e

KEPUSTAKAANBreton, Andre (1924), Manifesto of Surrealism, California : University of Michigan Press. Chong, Andrew (2008), Digital Animation, Singapore : AVA Publishing SA. Cory, Timothy (2003), Brainstorming : Techniques for New Ideas, Lincoln : iUniverse Inc. Elwes, Catherine (2005), Video Art : A Guided Tour, London : I.B. Tauris & Co Ltd Gunston, Bill & John Guy (2006), Mesin Perang, diterjemahkan oleh Barokah Ruziati, Jakarta : Penerbit Erlangga Masbukhin, M (2010), Perang Dunia ke-3, Membongkar Isu dan Strategi Perang Masa Depan, Yogyakarta : Starbooks. Murti, Khrisna (2009), Titik Temu Seni Video dan Seni Film : Esai Tentang Seni Video dan Media Baru, Yogyakarta : Indonesian Visual Art Archive (IVAA). Rauf, Amrin (2010), Jagad Wayang, Yogyakarta : Penerbit GeraiIlmu. Tava, Sarvani (2010), Perang Dunia III & Musnahnya 4 Milyar Manusia, Yogyakarta : Grafindo Litera Media. Wright, Quincy & Louise Leonard Wright (1983), A Study of War, Chicago : The University of Chicago Press.

24 | P a g e