1
1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis
dalam berpikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu
informasi ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan yaitu berupa
laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan untuk melaporkan keadaan dan
kondisi keuangannya kepada pihak pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan
menyajikan laporan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Pengukuran kinerja keuangan
berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan menggunakan alat ukur
kinerja yang kadang berbeda. Untuk menilai berapa jauh efektivitas operasi
perusahaan dalam mencapai tujuannya diperlukan metode pengukuran tertentu.
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya.
Penilaian kinerja keuangan swasta umumnya menggunakan anaslisis
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Hasil penilaian kinerja keuangan swasta
tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah, sedangkan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dinilai kesehatannya dengan menggunakan peraturan yang
sudah dibakukan,yaitu Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002.Penilaian meliputi aspek keuangan, operasional dan
administrasi yang diberikan suatu bobot tertentu, meliputi yang bergerak dibidang
infrastruktur dan non infrastruktur. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN berlaku
2
bagi seluruh BUMN non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali
Persero Terbuka dan BUMN yang dibentuk dengan Undang-Undang tersendiri.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaku ekonomi terbesar di
Indonesia diharapkan untuk mampu terus tumbuh dan berkembang agar mampu
melakukan kompetisi di era yang semakin terbuka. Dengan aset yang begitu besar
dan bergerak pada dua jenis BUMN yakni BUMN Infra struktur dan Non
Infrastruktur di hampir semua bidang ekonomi seperti.Sehingga dengan demikian
kinerja BUMN dianggap sangat berpengaruh terhadap kinerja perekonomian
Indonesia pada umumnya.
PT.Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk. adalah BUMN non infrastruktur
yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya
batubara. PTBA yang berdiri sejak 1981 termasuk dalam daftar lima besar
produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri
termasuk terbesar kedua. Dan hampir seperempat produksinya (22%) diekspor ke
pasar internasional termasuk Jepang, Taiwan, Malaysia, Pakistan, Spanyol,
Perancis dan Jerman. Dengan sumber daya batubara sekitar 7,3 miliar ton atau
17% dari total sumber daya batubara yang dimiliki Indonesia, PTBA berupaya
menjadi perusahaan energi yang kompetitif. Visi ini sudah mulai diwujudkan
dengan telah terbentuknya PT Bukit Pembangkit Innovatif yang merupakan salah
satu anak perusahaan PTBA untuk mengoperasikan PLTU mulut tambang
berkapasitas 2x100 MW di Banjarsari. Sejak 23 Desember 2002, PTBA menjadi
perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya.
3
Keadaan keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
adalah sebagai berikut yang tertera di bawah ini :
Tabel 1Ringkasan Laporan Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk.Tahun 2010-2014 (dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014
Total asset8,722,699 11.507.10
412.728.98
111.677.15
514,812,02
3Total utang 2,281,451 3.342.102 4.223.812 4.125.586 6,141,181Total modal 6,366,736 8.165.002 8.505.169 7.551.569 8,670,842Total persediaan
423,678 644.833 765.964 901.952 1,033,360
Total pendapatan usaha
2,304,158 3.741.059 3.593.510 2.152.838 2,310,198
Sumber : Laporan Keuangan Konsolidasian PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (2010-2014)
Total asset pada tahun 2010 Rp 8,722,699 mengalami kenaikan menjadi
Rp 14,812,023 pada tahun 2014. Kenaikan aset lancar dari tahun 2010 ke 2014
naik sebesar 41.11 %.Total utang dari tahun 2010 adalah Rp 2,281,451 mengalami
kenaikan di tahun 2014 menjadi Rp 6,141,181 sehingga dapat dikatakan utang
usaha mengalami kenaikan sebesar 62.84 %.Total modal dari tahun 2010 sampai
2014 hampir selalu mengalami kenaikan,kecuali pada tahun 2013 saja yang
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya..Total persediaan tahun 2010 senilai
Rp 423,678 mengalami kenaikan di tahun 2014 menjadi Rp 1,033,360, sehingga
dapat dikatakan total persediaan tahun mengalami kenaikan sebesar 58.99 %.Total
pendapatan usaha tahun 2010 senilai Rp. 2,304,158 mengalami kenaikan sebesar
Rp.2,310,198 pada tahun 2014, sehingga dapat dikatakan total pendapatan usaha
mengalami kenaikan sebesar 0.26 %.Meskipun utang dalam PT. Tambang
4
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk mengalami kenaikan sebesar 62.84 % namun
pendapatannya juga mengalami peningkatan walaupun hanya sebesar 0.26% dari
tahun 2010 menuju tahun 2014. Total asset yang didapatkan oleh PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk mengalami kenaikan sebesar 41.11 %.
Berdasarkan uraian diatas,penting untuk dilakukan penelitian tentang
analisis kinerja keuangan pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja keuangan pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk.?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT. Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk.
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis.Penlitian dapat memberikan gambaran praktek dari teori yang
selama ini diperoleh slama perkuliahan ,khususnya dalam konsentrasi
keuangan
b. Bagi perusahaan.(PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk).Diharapkan dapat member masukan kepada perusahaan tentang
kinerja keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
5
c. Bagi Akademis.Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bagaiman cara menilai tingkat kesehatan BUMN dengan
menggunakan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002 dan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang
berikutnya dimasa yang akan datang.
5. Kajian Pustaka
a. Penelitian Sebelumnya
1) Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Ogi Widana Rosidin (2011)
dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT.
Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda.Rumusan
masalah dalam penelitian tersebut adalah Bagaimana Tingkat
Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Samarinda berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002, selama dua tahun terakhir dari tahun
2009 sampai tahun 2010? Adapun tujuannya adalah bertujuan untuk
menganalisis tingkat kesehatan keuangan pada PT. Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda periode tahun 2009 sampai
dengan 2010 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002.Variabel yang digunakan untuk mengetahui
tingkat kesehatan adalah Imbalan Kepada PemegangSaham
(ROE),Imbalan Investasi (ROI),Rasio Kas,Rasio Lancar,Colection
Periods,Perputaran Persediaan,Perputaran Total Asset,Rasio Modal
6
SendiriTerhadap Total Aktiva.Data yang diperlukan adalah data
sekunder. Alat analisis mengambil tata cara penilaian tingkat kesehatan
keuangan khususnya hanya pada aspek keuangannya saja dimana PT
Pelindo IV digolongkan sebagai perusahaan BUMN Infrastruktur.
Hasil penelitian menunjukkan :
a) Pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi
sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara
85% samapai dengan 95%.
b) Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi
sehat predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara
85% sampai dengan 95%.
c) Penilaian atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV
(Persero) Cabang Samarinda tahun 2010 terhadapa tahun 2009
tidak mengalami peningkatan maupun penurunan atau berada pada
klasifikasi sehat predikat AA.
d) Maksud dan tujuan penulis dalam hal ini diterima karena penilaian
atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor 100 tahun 2002 dari tahun 2009 sampai
dengan tahun 2010 berada pada klasifikasi sehat predikat AA.
7
2) Reza Prayoga (2014) melakukan penelitian sejenis dengan judul
Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) berdasarkan
KEPMEN BUMN Nomor 100/MBU/2002 Periode 2009-2012. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT Pegadaian
(persero).Jenis penelitian ini adalah deskriptis analisis.Variabel yang
digunakan adalah rasio likuiditas,rasio profitabilitas,rasio aktivitas,dan
rasio solvabilitas.Kemudian dikembangkan menjadi delapan indikator.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi,sedangkan data yang digunakan adalah data
sekunder.Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis
deskriptif.Penelitian ini memperoleh hasil :
a) Kinerja keuangan rasio likuiditas berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur menggunakan rasio lancar
menunjukkan kinerja keuangan yang sangat sehat. Bila diukur
menggunakan rasio kas, kinerja keuangan perusahaan
menunjukkan kinerja yang tidak sehat.
b) Kinerja keuangan profitabilitas berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan return
on equity ratio menunjukkan kinerja yang sangat sehat. Begitu juga
bila diukur dengan return on investment ratio, kinerja keuangan
perusahaan menunjukkan kinerja yang sehat.
c) Kinerja keuangan rasio aktivitas berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan total
8
asset turnover menunjukkan kinerja yang kurang sehat. Bila diukur
dengan menggunakan perputaran persediaan menunjukkan kinerja
yang sangat sehat dan bila diukur dengan menggunakan collection
periods menunjukkan kinerja yang sehat.
d) Kinerja keuangan rasio solvabilitas berdasarkan laporan keuangan
periode tahun 2009-2012 bila diukur dengan menggunakan rasio
modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang
kurang sehat.
b. Landasan Teori
1) Kinerja Keuangan
Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar.Kinerja perusahaan merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat
penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
2) Laporan Keuangan
Munawir (2007:2 ) bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
9
untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahan tersebut. Sedangkan menurut Sofyan Syafri
Harahap, (2007 : 201), “Laporan Keuangan merupakan output dan
hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan.” Oleh karna itu memahami latar belakang penyusunan dan
penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting
sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri.
3) Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
karena ingin mengetahui tingkat profitabilitasnya (keuntungan) dan
tingkat risiko atau kesehatan suatu perusahaan. Menurut John et. al
(2007:3) “Analisis laporan keuangan (financial statement analisys)
adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan
bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan
estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat,
pikiran dan intuisi dalam pengambilan keputusan”.
4) Penilaian Tingkat Kesehatan keuangan berdasarkan keputusan menteri
BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002.
Menurut keputusan tersebut,Indikator yang dinilai berupa rasio dan
masing-masing bobotnya. Dalam penilaian aspek keuangan ini,
10
indikator yang dinilai terdiri dari delapan rasio aspek keuangan.Definisi
delapan rasio aspek keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2-7), sebagai berikut :
a) Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi
para pemegang saham.
b) Return on Investment (ROI) adalah suatu rasio yang menunjukkan
berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari
modal pemilik.
c) Rasio Kas (Cash Ratio) adalah perbandingan antara jumlah kas yang
dimiliki oleh perusahaan dan jumlah kewajiban yang segera dapat
ditagih.
d) Rasio Lancar adalah perbandingan antara aktiva
lancar dan kewajiban yang harus segera dibayar.
e) Collection period adalah jumlah hari rata-rata antara waktu
pengajuan tagihan sampai dengan waktu pembayaran.
f) Perputaran persediaan adalah rasio antara jumlah harga pokok barang
yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
g) Perputaran Total Aset adalah rasio untuk mengukur kemampuan
aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
11
h) Rasio TMS terhadap TA adalah Rasio yang digunakan untuk
menunjukkan seberapa solvabel perusahaan dalam mengolah
modalnya terhadap aset yang dimilikinya.
6. Hipotesis
Pada tahun 2010-2014 kinerja keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk. berada dalam kondisi sehat dengan predikat AA.
7. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian evaluasi.Penelitian evaluasi merupakan
bentuk penelitian yang bertujuan untuk memeriksa proses perjalanan suatu
program sekaligus menguraikan fakta-fakta yang bersifat kompleks dan
terlibat di dalam program. Misalnya adalah keefektifan, efisiensi dan
kemenarikan suatu program (Mukhadis, 2013:61).
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk.
c. Operasionalisasi Variabel
Tabel 2Definisi Variabel,Indikator,dan Skala
Definisi Variabel Indikator SkalaKinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
ROE RasioROI RasioRasio Kas(cash ratio) RasioRasio Lancar RasioCollection period RasioPerputaran persediaan RasioPerputaran Total Aset RasioRasio TMS terhadap TA Rasio
12
Sumber : Irhan Fahmi (2011:2)
d. Data yang Diperlukan
Berdasarkan cara memperolehnya,data dibedakan menjadi dua,yaitu data
primer dan data sekunder (Lungan,2006:9).
1) Data primer Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari
lapangan melalui percobaan, survei dan observasi.Misalnya
mewawancarai langsung siswa SMP untuk meneliti minat mereka dalam
belajar matematika.
2) Data sekunder Data sekunder diperoleh dari data primer, biasanya dalam
publikasi.Misalnya peneliti menggunakan data statistik hasil riset dari
surat kabar atau majalah.
Data yang akan diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
ini merupakan laporan keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk. yang dipublikasikan di internet.
e. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:63) ada empat macam metode dalam
pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan
/triangulasi.
1) Metode Observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan cara
melakukan pencatatan tertulis terhadap data-data yang diperlukan di
dalam melakukan penelitian.
13
2) Metode wawancara yaitu mengadakan wawancara langsung kepada
pimpinan perusahaan dan bagian keuangan serta karyawan yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
3) Metode dokumentasi yaitu dengan menyimpan data yang telah diperoleh
penulis sehingga data ini dapat diproses untuk menyelesaikan penelitian
ini.
4) Metode gabungan /triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metoide dokumentasi.
f. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis
rasio keuangan.Analisis rasio keuangan ini berdasarkan Surat Keputusan
Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002 yang berisi tata cara penilaian
tingkat kesehatan keuangan pada perusahaan-perusahaan di bawah naungan
BUMN.Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
100 (2002:1-7) menyatakan bahwa penilaian kinerja aspek keuangan
Badan usaha Milik Negara dibagi menjadi delapan, yaitu :
14
Tabel 3Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator BobotNon Infra
1. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.
20
2. Imbalan Investasi (ROI) adalah suatu rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik.
15
3. Rasio Kas adalah perbandingan antara jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan dan jumlah kewajiban yang segera dapat ditagih.
5
4. Rasio Lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban yang harus segera dibayar.
5
5. Colection Periods adalah jumlah hari rata-rata antara waktu pengajuan tagihan sampai dengan waktu pembayaran.
5
6. Perputaran Persediaan adalah rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
5
7. Perputaran Total Asset adalah rasio untuk mengukur kemampuan asset perusahaan untuk memperoleh pendapatan.
5
8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva adalah Rasio yang digunakan untuk menunjukkan seberapa solvabel perusahaan dalam mengolah modalnya terhadap aset yang dimilikinya
10
Total Bobot 70Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)
Untuk mengetahui tata cara penilaian lebih lanjut terhadap masing-
masing rasio bisa dibaca di lampiran.
15
8. Jadwal Penelitian
Tabel 4Jadwal Penelitian
Keterangan September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3Survei PendahuluanLaporan Survei PendahuluanProposal
Seminar Proposal
Revisi SeminarPengambilan DataPengolahan Data AnalisisHasil PenelitianPenggandaan PenelitianUjian KomprehensifPerbaikan Skripsi
16
9. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Sebelumnya
B. Landasan Teori
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Operasional Variabel
D. Data Yang Diperlukan
E. Metode Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
17
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung : CV
Alfabeta.
Harahap, S.S. (2007). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Jhon et.al, (2007). Akuntansi Intermediate. Edisi kedua belas. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lungan, R. (2006). Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mukhadis, A. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran Bidang Teknologi:Terminologi, Prosedur Pengembangan Program dan Istrumen. Malang: Bayumedia Publishing.
Munawir. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat.
Yogyakarta : Liberty
Prayoga,Reza. (2014). Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor 100/MBU/2002 Periode 2009-2012.Skripsi tidak diterbitkan.Bengkulu: Program Studi Manajemen,Universitas Bengkulu.
Rosidin,O.W. (2011). Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan pada PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Skripsi tidak diterbitkan. Samarinda: Program Studi Manajemen, Universitas Mulawarman.
Sugiyono. (2009).Statistik Non Parametris. Bandung: CV Alfabeta.
19
Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan (2002) Jakarta : Kementerian BUMN.
Lampiran
Tata Cara Perhitungan Rasio keuangan pada BUMN Non Infrastruktur
1) Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
ROE=L a ba S etelah P aja kModal Sendiri
x100 %
20
Tabel 1Skor Penilaian ROE untuk BUMN Infrastruktur
ROE (%) SkorNon Infra
15<ROE 2013<ROE<= 15 1811<ROE<= 13 169 <ROE<= 11 147,9<ROE<= 9 126,6<ROE<= 7,9 105,3<ROE<= 6,6 8,54 <ROE<= 5,3 72,5<ROE<= 4 5,51 <ROE<= 2,5 40 <ROE<= 1 2ROE< 0 0
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:1)
2) Imbalan investasi (ROI)
ROI= E BI T +P en y usu ta nCapital Employed
x100 %Tabel 2Skor Penilaian ROI untuk BUMN Infrastruktur
ROI (%) SkorNon Infra
21
18<ROI 10515<ROI<= 18 13,513<ROI<= 15 1212 <ROI<= 13 10,510,5<ROI<= 12 99 <ROI<= 10,5 7,57 <ROI<= 9 65 <ROI<= 7 53 <ROI<= 5 41 <ROI<= 3 30 <ROI<= 1 2ROI< 0 1
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:2)
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio=Kas+Bank+Surat berharga jangka pendekKewajiban Lancar
x100 %
Tabel 3Skor Penilaian Cash Ratio untuk BUMN Infrastruktur
Cash Ratio = x (%) SkorNon Infra
x > = 35 525 < = x < 35 415 < = x < 25 310 < = x < 15 25 < = x < 10 10 < = x < 5 0
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:3)
4) Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio= Aktiva LancarKewajiban Lancar
x 100 %
Tabel 4 Skor Penilaian Current Ratio untuk BUMN Infrastruktur
Skor
22
Current Ratio = x (%) Non Infra125 < = x 5110 < = x < 125 4100 < = x < 110 395 < = x < 100 290 < = x < 95 1x < 90 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4)
5) Collection Periods (CP)
Collection Periods= Total Piutang UsahaTotal Pendapatan Usaha
x365 hari
Tabel 5Skor Penilaian CP untuk BUMN Infrastruktur
CP = X (hari) Perbaikan = x (hari)Skor
Non Infrax < = 60 x > 35 560 < x < = 90 30 < x <= 35 4,590 < x < = 120 25 < x <= 30 4120 < x < = 150 20 < x <= 25 3,5150 < x < = 180 15 < x <= 20 3180 < x < = 210 10 < x <= 15 2,4210 < x < = 240 6 < x <= 10 1,8240 < x < = 270 3 < x <= 6 1,2270 < x < = 300 1 < x <= 3 0,6300 < x 0 < x <=1 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:4)
6) Perputaran Persediaan (PP)
Collection Periods= Total PersediaanTotal Pendapatan Usaha
x365 hari
Tabel 6Skor Penilaian PP untuk BUMN Infrastruktur
PP = x (hari) Perbaikan (hari) SkorNon Infra
23
x <= 60 35 < x 560 < x <= 90 30 < x <=35 4,590 < x <= 120 25 < x <=30 4120 < x <= 150 20 < x <=25 3,5150 < x <= 180 15 < x <=20 3180 < x <= 210 10 < x <=15 2,4210 < x <= 240 6 < x <=10 1,8240 < x <= 270 3 < x <= 6 1,2270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,6300 < x 0 < x <=1 0
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:5)
7) Perputaran Total Asset/Total Asset Turn Over (TATO)
TATO= Total PendapatanCapital Employed
x100 %
Tabel 7Skor Penilaian TATO untuk BUMN Infrastruktur
PP = X (hari) Perbaikan = x (hari)Skor
Non Infra120 < x 20 < x 5
105 < x < = 120 15 < x < = 20 4,590 < x < = 105 10 < x < = 15 475 < x < = 90 5 < x < = 10 3,560 < x < = 75 0 < x < = 5 340 < x < = 60 x < = 0 2,520 < x < = 40 x < 0 2
x < = 20 x < 0 1,5Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:6)
8) Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
TMSterhadap TA=Total Mo dal SendiriTotal Asset
x 100 %
Tabel 8Skor Penilaian TMS terhadap TA untuk BUMN Infrastruktur
24
TMS thd TA (%) = xSkor
Non InfraX < 0 0
0 < = x < 10 410 < = x < 20 620 < = x < 30 7,2530 < = x < 40 1040 < = x < 50 950 < = x < 60 8,560 < = x < 70 870 < = x < 80 7,580 < = x < 90 790 < = x < 100 6,5
Sumber: Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:7)
Hasil perhitungan dari rumus tersebut merupakan tingkat prestasi dari
Badan Usaha Milik Negara pada aspek keuangan.Untuk memberikan
penafsiran terhadap tingkat prestasi aspek keuangan yang ditemukan
tersebut, maka menurut Sutrisno (2008:34) menyatakan bahwa untuk
dibandingkan dengan aturan kesehatan, maka aspek keuangan dibuat
ekuivalennya dengan cara membagi nilai kinerja ketiga aspek dengan bobot
kinerja aspek keuangan sebesar 70%, hasilnya merupakan kinerja aspek
keuangan yang telah ekivalen dengan kinerja ketiga aspek BUMN
Infrastruktur. Adapun nilai kinerja ketiga aspek yang dimaksud dapat
dilihat Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN untuk Seluruh Aspek
TingkatKesehatan Kriteria Tingkat Kesehatan Secara Keseluruhan
(Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan
25
Aspek Administrasi)
SehatAAA > 95AA 80 < TS < 95A 65 < TS < 80
Kurang SehatBBB 50 < TS < 65BB 40 < TS < 50B 30 < TS < 40
Tidak SehatCCC 20 < TS < 30CC 10 < TS < 20C TS < 10
Sumber : Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 (2002:I-2)
Top Related