BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Perusahaan
Nama Perusahaan : PT ASA (Adi Satria Abadi)
Jenis Perusahaan : Penyamakan kulit
Jumlah Tenaga Kerja : 238 orang
Alamat Perusahaan : Banyakan, Bantul, Yogyakarta
Waktu Kunjungan : 22 Januari 2015 pukul 10.00-12.00
B. Aspek Kesehatan kerja
1. Pembagian Jam Kerja
a. Jam kerja dalam 1 shift yaitu pukul 08.00 – 16.30 selama hari Senin sampai dengan
Jumat.
b. Lama jam kerja per hari selama 8 jam dan total dalam 1 minggu yaitu sebanyak 40
jam.
c. Jam lembur : dilanjutkan maksimal sampai pukul 19.00 dan hanya ada pada saat
menerima banyak pesanan.
d. Jam istirahat : pukul 12.00 – 12.30 untuk istirahat makan.
Kesimpulan : Jam kerja dan jam istirahat sudah cukup sesuai untuk kesehatan dan
keselamatan kerja para tenaga kerja berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1951 dan UU
Nomor 12 Tahun 1948. Akan tetapi, waktu lembur yang diberlakukan oleh perusahan
melebihi waktu yang dianjurkan yaitu maksimal menjadi 9 jam per hari atau 54 jam
seminggu.
Saran : Sebaiknya jam lembur ditetapkan sesuai waktu yang dianjurkan untuk
menghindari kelelahan kerja pada tenaga kerja yang dapat menimbulkan PAK akibat
potensi bahaya maupun kecelakaan kerja.
2. Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja
a. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
1) Pemeriksaan kesehatan awal : tidak dilakukan.
2) Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
spirometri, audiometri dan visus secara teratur untuk memantau kemungkinan
terjadinya PAK di perusahaan. Jika ada pasien yang memeriksakan diri ke
poliklinik perusahaan dan didiagnosis PAK, hanya akan dilakukan follow up
berupa pengobatan serta penyuluhan.
3) Pemeriksaan Kesehatan Khusus : tidak dilakukan meskipun jelas adanya potensi
bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Apabila didapatkan
adanya kecurigaan PAK atau memerlukan penanganan oleh dokter spesialis, maka
akan dirujuk ke RS terdekat dengan sistem BPJS. Umumnya pasien akan dirujuk
ke RS Rajawali atau RS Hudira Husada.
4) Pemeriksaan Kesehatan Purna Kerja : tidak pernah dilakukan secara rutin.
Kesimpulan : Pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja belum dilaksanakan secara
rutin dan maksimal.
Saran : Sebaiknya dilakukan pemeriksaan awal sebelum tenaga kerja mulai bekerja
agar memperoleh tenaga kerja yang benar-benar sehat dan sesuai dengan pekerjaan
yang ada. Selain itu juga dibutuhkan adanya pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan akibat pengaruh potensi bahaya yang
ada. Pemeriksaan kesehatan purna kerja juga sebaiknya dilakukan agar dapat diketahui
ada tidaknya efek jangka panjang dari potensi bahaya selama kerja.
Gambar. Kondisi ruang klinik dokter perusahaan