MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 139 /KEP/M.PAN/11/2003
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA KREDITNYA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,
Menimbang
Mengingat
: a. bahwa dengan bertakunya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dipandang pertu mengatur kembati Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 167/1997 tentang Jabatan Fungsionat Dokter dan Angka Kreditnya;
b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, dipandang pertu menetapkan kembali ketentuan tentang Jabatan Fungsionat Dokter dan Angka Kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
: 1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana tetah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsionat Pegawai Negeri Sipil;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
1
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana tetah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
11. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
12. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002;
13. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002.
Memperhatikan • 1. Usul Menteri Kesehatan dengan suratnya Nomor 1429/Menkes /X/2003 tanggat 3 Oktober 2003;
2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan suratnya Nomor K.26-14/V.141-9/87 tanggal 31 Oktober 2003.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DOKTER DAN ANGKA KREDITNYA.
2
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan ; 1. Dokter, adatah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh ()Leh pejabat yang berwenang untuk metakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan, adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan akibat penyakit, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan:
3. Sarana pelayanan kesehatan, adalah tempat yang digunakan untuk menyetenggarakan upaya kesehatan, yaitu Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik, dan atau Unit Kesehatan lainnya.
4. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan /atau akumulasi butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Dokter dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
5. Tim penitai angka kredit, adatah tim penitai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menitai prestasi kerja Dokter.
BAB II RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN
DAN TUGAS POKOK
Pasal 2
(1) Jabatan fUngsionat Dokter termasuk datam rumpun kesehatan.
(2) Instansi pembina jabatan fungsionat Dokter adatah Departemen Kesehatan.
Pasal 3
(1) Dokter berkedudukan sebagai pelaksana teknis di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan dan instansi di War Departemen Kesehatan.
(2) Dokter sebagaimana dimaksud datam ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipit.
3
Pasal 4
Tugas pokok Dokter, adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang metiputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
BAB III UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 5
Unsur dan sub unsur kegiatan Dokter yang dinilai angka kreditnya terdiri dari: a. Pendidikan, meliputi :
1. Pendidikan formal dan mendapat gelar/ijazah; 2. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan dan
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) atau sertifikat.
b. Pelayanan kesehatan, metiputi : 1. Penyembuhan penyakit; 2. Pemulihan kesehatan akibat penyakit; 3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit; 4. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jatan dan rawat inap; 5. Petayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat; 6. Pembinaan peran serta masyarakat datam rangka kemandirian di bidang
kesehatan;
c. Pengabdian pada masyarakat, metiputi ; 1. Pelaksanaan kegiatan bantuan /partisipasi kesehatan; 2. Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan; 3. Pelaksanaan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu.
d. Pengembangan profesi, meliputi ; 1. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan; 2. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang kesehatan; 3. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis di
bidang kesehatan; 4. Penemuan teknotogi tepat guna di bidang kesehatan.
e. Penunjang tugas Dokter, meliputi : 1. Pengajar/Pelatih dalam bidang kesehatan; 2. Peran serta datam kegiatan seminar/tokakarya di bidang kesehatan; 3. Keanggotaan datam organisasi profesi Dokter; 4. Keanggotaan datam Tim Penitai Jabatan Fungsional Dokter; 5. Perotehan gelar kesarjanaan lainnya; 6. Perolehan piagam kehormatan.
4
BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 6
(1) Jenjang jabatan Dokter dari yang terendah sampai dengan tertinggi yaitu : a. Dokter Pertama; b. Dokter Muda; c. Dokter Madya;
d. Dokter Utama.
(2) Jenjang pangkat Dokter sebagaimana dimaksud datam ayat (1), sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu :
a. Dokter Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, gotongan ruang III/b.
b. Dokter Muda, terdiri dari: 1. Penata, golongan ruang 111/c; 2. Penata Tingkat I, gotongan ruang 111/d.
c. Dokter Madya, terdiri dari: 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2. Pembina Tingkat I, gotongan ruang IV/b; 3. Pembina Utama Muda, gotongan ruang IV/c.
d. Dokter Utama, terdiri dari: 1. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; 4. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.
(3) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Dokter sebagaimana dimaksud datam ayat (2) adatah jenjang pangkat dan jabatan sesuai jumlah angka kredit yang dimitiki sebagaimana dimaksud datam Lampiran II.
(4) Penetapan jenjang jabatan Dokter ditetapkan sesuai dengan jumtah angka kredit yang dimitiki.
BAB V RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI
Pasal 7
(1) Rincian kegiatan Dokter sesuai dengan jenjang jabatan adalah sebagai berikut:
a. Dokter Pertama, yaitu: 1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama; 2. Melakukan petayanan spesiatistik rawat jalan tingkat pertama; 3. Metakukan tindakan khusus tingkat sederhana oteh Dokter umum; 4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oteh Dokter umum; 5. Metakukan tindakan spesiatistik tingkat sederhana; 6. Metakukan tindakan spesiatistik tingkat sedang;
5
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertotongan pertama pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap; 9. Metakukan pemulihan mental tingkat sederhana; 10. Melakukan pemulihan mental kompteks tingkat I; 11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana; 12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I; 13. Metakukan pemeliharaan kesehatan Ibu; 14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita; 15. Metakukan pemeliharaan kesehatan anak; 16. Melakukan petayanan keluarga berencana; 17. Melakukan pelayanan imunisasi; 18. Melakukan pelayanan gizi; 19. Mengumpulkan data datam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit; 20. Melakukan penyuluhan medik; 21. Membuat catatan medik rawat jalan; 22. Membuat catatan medik rawat inap; 23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau ketuar; 24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam; 25. Menguji kesehatan individu; 26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; 27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana; 28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I; 29. Menjadi saksi ahli; 30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan; 31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium; 32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call; 33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit; 34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien; 35. Metakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sederhana.
b. Dokter Muda, yaitu: 1. Melakukan pelayanan medik umum konsul pertama; 2. Melakukan pelayanan spesiatistik konsul pertama; 3. Melakukan pelayanan spesiatistik konsultan; 4. Melakukan tindakan khusus kompleks tingkat I oleh Dokter umum; 5. Melakukan tindakan spesialistik kompleks tingkat I; 6. Melakukan tindakan medik spesialistik konsultan; 7. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sedang; 8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap; 9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana; 10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I; 11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana; 12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I; 13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu; 14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita; 15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak; 16. Melakukan petayanan ketuarga berencana;
6
17. Melakukan pelayanan imunisasi; 18. Melakukan pelayanan gizi; 19. Mengolah data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit; 20. Melakukan penyuluhan medik; 21. Membuat catatan medik pasien rawat jalan; 22. Membuat catatan medik pasien rawat inap; 23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar; 24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam; 25. Menguji kesehatan individu; 26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; 27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana; 28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I; 29. Menjadi saksi ahli; 30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan; 31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium; 32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call; 33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit; 34. Metakukan tugas jaga di tempat sepi pasien; 35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sedang.
c. Dokter Madya, yaitu: 1. Melakukan pelayanan spesialistik konsuttan; 2. Melakukan tindakan khusus kompleks tingkat II oleh Dokter umum; 3. Melakukan tindakan spesialistik kompleks tingkat II; 4. Melakukan tindakan medik spesialistik konsuttan; 5. Metakukan tindakan darurat medik/P3K kompleks tingkat I; 6. Metakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap; 7. Melakukan pemulihan mental tingkat sedang; 8. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat II; 9. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat II; 10. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat sedang; 11. Menganalisis data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit; 12. Melakukan penyuluhan medik; 13. Membuat catatan medik pasien rawat jalan; 14. Membuat catatan medik pasien rawat inap; 15. Metayani atau menerima konsultasi dari War atau keluar; 16. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam; 17. Menguji kesehatan individu; 18. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; 19. Melakukan visum et repertum tingkat sedang; 20. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat H; 21. Menjadi saksi ahli; 22. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan; 23. Melakukan otopsi tanpa pemeriksaan laboratorium; 24. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium; 25. Melakukan tugas jaga panggilan/on call; 26. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit; 27. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
7
28. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan kompleks.
d. Dokter Utama, yaitu: 1. Melakukan pelayanan spesialistik konsultan; 2. Melakukan tindakan khusus kompleks tingkat Ill oleh Dokter umum; 3. Melakukan tindakan spesialistik kompleks tingkat 4. Melakukan tindakan medik spesialistik konsultan; 5. Melakukan tindakan darurat medik/P3K kompleks tingkat 6. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap; 7. Melakukan pemulihan mental tingkat sedang; 8. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat 9. Melakukan pemulihan fisik tingkat sedang; 10. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat H; 11. Melakukan penyuluhan medik; 12. Membuat catatan medik pasien rawat jatan; 13. Membuat catatan medik pasien rawat inap; 14. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar; 15. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam; 16. Menguji kesehatan individu; 17. Menjadi Tim Penguji Kesehatan; 18. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat II; 19. Melakukan visum et repertum tingkat sedang; 20. Menjadi saksi ahli; 21. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan; 22. Melakukan otopsi tanpa pemeriksaan laboratorium; 23. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium; 24. Melakukan tugas jaga panggilan/on call; 25. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit; 26. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien; 27. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan kompleks
tingkat I.
(2) Dokter yang melaksanakan tugas: a. Pada daerah konflik/rawan/daerah penyakit menular; b. memimpin satuan unit pelayanan kesehatan (Kepala
Puskesmas/SMF/Poliklinik); c. Pengabdian pada masyarakat; d. Kegiatan pengembangan profesi; dan e. Penunjang tugas Dokter, diberikan nilai angka kredit sebagaimana
tersebut dalam Lampiran I.
Pasal 8
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Dokter yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), maka Dokter yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit pelaksana teknis/unit kerja yang bersangkutan.
8
Pasal 9
Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditetapkan sebagai berikut:
1. Dokter yang melaksanakan tugas satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I;
2. Dokter yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran L
Pasal 10
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit terdiri atas: a. Unsur utama; b. Unsur penunjang.
(2) Unsur utama terdiri atas: a. Pendidikan; b. Pelayanan kesehatan; c. Pengabdian masyarakat; d. Pengembangan profesi.
(3) Unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Dokter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e.
(4) Rincian kegiatan Dokter dan angka kredit masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I.
Pasal 11
(1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat datam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Dokter sebagaimana tersebut datam Lampiran II, dengan ketentuan:
a: Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasat dari unsur utama; dan
b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.
(2) Dokter yang tetah memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang tetah ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, ketebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.
(3) Apabita ketebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) memenuhi jumtah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau
9
(2)
lebih dari jabatan terakhir yang diduduki, maka Dokter yang bersangkutan dapat diangkat datam jenjang jabatan sesuai dengan jumtah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan :
a. Sekurang-kurangnya tetah 1 (satu) tahun datam jabatan; b. Setiap unsur penitaian datam DP-3 sekurang-kurangnya bernitai baik
datam 1 (satu) tahun terakhir.
(4) Dokter yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama datam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua putuh persen) dari jumtah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan profesi
(5) Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Dokter Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b sampai dengan Dokter Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e, diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua betas) angka kredit dad unsur pengembangan profesi.
(6) Dokter Utama pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatannya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) dari kegiatan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan profesi.
Pasal 12
(1) Dokter yang secara bersama-sama membuat karya karya ilmiah di bidang kesehatan, pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut:
a. 60 % (enam putuh persen) bagi penulis utama;
b. 40 % (empat puluh persen) dibagi rata untuk semua penulis pembantu.
Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud datam ayat (1) huruf b, sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 (tiga) orang.
BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 13
Untuk ketancaran penitaian dan penetapan angka kredit, setiap Dokter diwajiWan mencatat dan menginventarisir seturuh kegiatan yang ditakukan.
Apabita hasit catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud datam ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi jumtah angka
10
kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat, secara hirarkhi Dokter dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit.
(3) Penilaian dan penetapan angka kredit Dokter ditakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 14
(1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Dokter adalah sebagai berikut :
a. Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk bagi Dokter Utama yang berada di tingkungan Departemen Kesehatan dan Instansi di liar Departemen Kesehatan.
b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk bagi Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya yang berada di lingkungan Departemen Kesehatan;
c. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi bagi Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya yang bekerja pada sarana pelayanan kesehatan Propinsi.
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bagi Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya yang bekerja pada sarana pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III) pada instansi pusat di luar Departemen Kesehatan bagi Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya yang bekerja pada unit kerja sarana pelayanan kesehatan masing-masing.
(2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibantu oleh :
a. Tim Penilai Jabatan Dokter Departemen bagi Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk, selanjutnya disebut Tim Penilai Departemen.
b. Tim Penilai Jabatan Dokter Direktorat Jenderal bagi Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Direktorat Jenderal;
c. Tim Penilai Jabatan Dokter Propinsi bagi Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, selanjutnya disebut Tim Penilai Propinsi.
d. Tim Penilai Jabatan Dokter Kabupaten/Kota bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Tim Penilai Kabypaten /Kota.
11
e. Tim Penitai Jabatan Dokter Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan bagi Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III) pada instansi pusat di tuar Departemen Kesehatan, setanjutnya disebut Tim Penitai Unit Kerja.
Pasal 15
(1) Anggota Tim Penilai jabatan Dokter, adalah Dokter dengan susunan sebagai berikut:
a. Seorang Ketua merangkap anggota; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota.
(2) Persyaratan untuk menjadi Anggota Tim Penitai adatah: a. Menduduki jabatan/pangkat serendah rendahnya sama dengan
jabatan/pangkat Dokter yang dinitai; b. Memitiki keahlian dan kemampuan untuk menitai prestasi kerja Dokter;
dan c. Dapat aktif melakukan penitaian.
(3) Apabita jumlah Anggota Tim Penitai sebagaimana dimaksud datam ayat (1) tidak dapat dipenuhi, anggota Tim Penitai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk menitai prestasi kerja Dokter.
(4) Masa jabatan Tim Penitai adatah 3 (tiga) tahun.
(5) Apabita Tim Penitai Propinsi, Tim Penitai Kabupaten/Kota, Tim Penitai Unit Kerja betum dapat dibentuk karena betum memenuhi kriteria Tim Penilai yang ditentukan, maka penitaian prestasi kerja ditakukan oteh Tim Penitai Departemen/Tim Penilai Direktorat Jenderat.
(6) Pembentukan dan susunan keanggotaan Tim Penitai ditetapkan oleh:
a. Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk untuk Tim Penitai Departemen;
b. Direktur Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk untuk Tim Penitai Direktorat Jenderat;
c. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, untuk Tim Penilai Propinsi;
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, untuk Tim Penilai Kabupaten / Kota;
e. Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eselon III) pada instansi pusat di tuar Departemen Kesehatan, untuk Tim Penilai Unit Kerja.
Pasal 16
(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1(satu) masa jabatan.
(2) Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai , maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.
Pasal 17
Tata kerja dan tats cara penitaian Tim Penilai ditetapkan oteh Menteri Kesehatan • setaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Dokter.
Pasal 18
Usul penetapan angka kredit Dokter diajukan oteh :
1. Direktur Jenderat Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eselon II yang ditunjuk, Kepata Dinas Kesehatan Propinsi, Kepata Dinas Kesehatan Kab/Kota, Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan (serendah-rendahnya eseton III) pada instansi pusat di tuar Departemen Kesehatan, kepada Menteri Kesehatan atau pejabat eselon I yang ditunjuk untuk angka kredit Dokter Utama di lingkungan masing-masing.
2. Pejabat yang membidangi kepegawaian (serendah-rendahnya eseton II) kepada Direktur Jenderat Pelayanan Medik Departemen Kesehatan atau pejabat eseton H yang ditunjuk untuk angka kredit Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya di lingkungan masing-masing.
3. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan kepada Kepata Dinas Kesehatan Propinsi untuk angka kredit Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya di lingkungan masing-masing.
4. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan kepada Kepata Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk angka kredit Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya di lingkungan masing-masing.
Pejabat yang membidangi kepegawaian kepada Pimpinan Unit Kerja Sarana Pelayanan Kesehatan untuk angka kredit Dokter Pertama sampai dengan Dokter Madya di lingkungan masing- masing.
Pasal 19
(1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbang-kan kenaikan jabatan/pangkat Dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13
(2) Terhadap keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat diajukan keberatan oteh Dokter yang bersangkutan.
BAB VII PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN
Pasal 20
Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan Dokter, adalah Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 21
(1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Dokter, harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a Berijazah Dokter;
b Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda Tingkat I, gotongan ruang 111/b;
c Setiap unsur penitaian prestasi kerja dan petaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penitaian Petaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya benitai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
(2) Penetapan jenjang jabatan Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang diperoteh dari unsur utama dan unsur penunjang setelah ditetapkan ()Leh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
Pasal 22
Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam jabatan Dokter dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Dokter sebagai berikut:
1. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam jabatan Dokter dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Dokter yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepata BKN;
2. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam jabatan Dokter dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan Dokter yang ditetapkan oleh
14
Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat persetujuan tertutis dad Men.PAN dan pertimbangan Kepala BKN.
Pasal 23
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Dokter dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22;
b Memiliki pengalaman dalam kegiatan pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
c Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya; dan
d Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan datam Daftar Penitaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya benilai balk dalam 1(satu) tahun terakhir.
(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adatah sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan Dokter ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.
BAB IX PEMBEBASAN SEMENTARA,PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN PERPINDAHAN DARI JABATAN
PasaI 24
(1) Dokter Pertama pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Dokter Utama pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabita datam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki pangkat terakhir tidak dapat mengumputkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
(2) Dokter Utama pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e, dibebaskan sementara dari jabatan apabila setiap tahun sejak menduduki pangkat jabatannya tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) dari pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan profesi.
(3) Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Dokter dibebaskan sementara pula dari jabatannya apabila:
15
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa jenis hukuman disiplin penurunan pangkat.
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipit.
c. Ditugaskan secara penuh di War jabatan Dokter.
d. Menjatani cuti di tuar tanggungan negara, kecuati untuk persatinan keempat dan seterusnya.
e. Menjatani tugas betajar lebih dari 6 (enam) bulan.
Pasal 25
(1) Dokter yang tetah setesai menjatani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud datam Pasat 24, dapat diangkat kembati datam jabatan Dokter.
(2) Pengangkatan kembati datam jabatan Dokter sebagaimana dimaksud datam ayat (1), dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimitiki dan dari prestasi kerja di bidang pelayanan kesehatan yang diperoteh setama tidak menduduki jabatan Dokter setetah ditetapkan oteh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
Pasal 26
Dokter diberhentikan dari jabatannya apabila:
1. Datam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana di maksud datam Pasat 24 ayat (1), tidak dapat mengumputkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; atau
2. Datam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana di maksud datam Pasal 24 ayat (2), tidak dapat mengumputkan angka kredit yang ditentukan; atau
3. Dijatuhi hukuman disiptin tingkat berat dan tetah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiptin tingkat berat berupa penurunan pangkat.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 27
Pembebasan sementara, pengangkatan kembati dan pemberhentian dari jabatan Dokter sebagaimana dimaksud datam Pasal 24, Pasal 25 dan Pasat 26 ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16
Pasal 28
Untuk kepentingan dinas dan atau menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan karier, Dokter dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang memenuhi ketentuan yang bertaku.
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Keputusan pejabat yang berwenang tentang pengangkatan, kenaikan jabatan/pangkat, pembebasan sementara dan pemberhentian dalam dan atau dad jabatan Dokter yang ditetapkan sebelum keputusan ini, dinyatakan tetap bertaku, dan disesuaikan dengan keputusan ini.
Pasal 30
Prestasi kerja_ Dokter yang tetah dicapai/ditakukan oleh Dokter sanpai dengan ditetapkannya petunjuk petaksanaan Keputusan ini , dinitai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 167/1997.
Pasal 31
(1) Dengan bertakunya Keputusan ini, maka nama dan jenjang jabatan Dokter yang ditetapkan datam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 167/1997, disesuaikan ke datam nama dan jenjang jabatan sebagaimana dimaksud datam Keputusan ini.
(2) Penyesuaian jabatan menurut Keputusan ini didasarkan kepada tingkat pendidikan dan hash penetapan angka kredit yang terakhir.
BAB XII PENUTUP
Pasal 32
Apabita ada perubahan mendasar, sehingga ketentuan datam Keputusan ini dianggap tidak sesuai tagi, maka keputusan ini dapat ditinjau kembati.
Pasal 33
Petunjuk petaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan dan Kepata Badan Kepegawaian Negara.
17
ENTERI APARATUR NEGARA
44/
Pasal 34
Dengan berlakunya keputusan ini, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 167/1997 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 35
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta Pada tanggal : 7 Nopember 2003
18
PELA
KSA
NA
.....
r...
Sem
ua J
enja
ng
Sem
ua J
enj
ang
. I
Due
War
enw
as
.
.
Sem
ua
Jen
iano
.
I
bue
Luar e
nuuas
I
•
I Se
mua
Jen i
ano
I •
..■ I b
uetu
ar en
was
I
a C
..—, co z E
' QJ (11 D
okt
er P
er t
ama
.
I
Do
kter
Mud
a
KI
•
•9
Do
kte
r P
ert
ama
•
U
I Do
kte
r M
u da
•
C
L Do
kter
Mu
da
I
eAp
ei Ja4.)foci
I
Do
kter
Uta
ma
I--
ewelia
d JaD
loo
1
Dok
ter
Per
tam
a
11141
Do
kter
Muda
I
1
Dok
ter
Ma d
va
I D
okt
er U
tam
a I
1I0
3bN
V)I9
NV
%.0
00Z
OS
T
ST
01 tO I11 IN ,-I
9T0`0
I z zo' o
E0'0
I vcro
vo'o I
90'0
80'0
SO%
I
Ir0
J 0
910 —1
-
lISV
H
ill
yezeri yezefl
1211.4P-l aS
Ser
tifik
at
[
le30.4!1-laS
I le)1011Ja
S
imiuw
as T
ia 1
0 a
sie
n_
Tia
p 10 p
asie
n
Tia
10 a
sien ua
ised or d
el I T
i ap 1
0 p
asie
n "T
iap
10 p
asie
n]
Tia
p 1
0 p
asie
n]
Tia
10 a
sien
[ua
ise o
r deth I T
iap 1
0 p
asie
n
rua
ised Or d
eLL1
ua!sed or d
eli,
BU
TIR
KE
GIA
TAN
Nr
1. D
okt
er
2 D
okt
or
3. L
am
anya
an
tara
48
1 -
64
0 j
am
1.
Me l
aku
kan
pe
laya
nan
me
dik
umum
a.
Raw
at J
ala
n T
ing
kat
Per
tam
a
2.
Mel
aku k
an p
ela
yan
an s
pes
ialis
tik
a. R
awa t
]cla
n T
ing
kat P
erta
ma
3.
Mel
aku
kan
pe
laya
nan
sp
esia
lis k
on
sult
an
c.
Kom
ple
ks t
ing
kat I
SUB
UN
SUR
In
B. P
en
didi
kan
da
n p
ela
tiha
n fu
ngsi
ona
l di b
idan
g k
eseh
atan
da
n m
emp
ero
leh
Sur
at T
anda
Ta
mat
Pen
did
ikan
da
n P
ela
tiha
n (S
TT
PL)
Y 10 >, C IL G C ro _c z
E dl ›...
C 01 c,_
4:e
insNn
I-4
PEN
DID
IKA
N
zz < < z 1— .:t >- =
It. Ir.!
UJ W0.. V
2 .1..1 I.1 0...I I..
RIN
CIA
N K
EGIA
TA
N J
AB
ATA
N F
UN
GSI
ON
AL
DO
KTE
R D
AN
AN
GK
A K
RED
IT
5
19
VN
VS)IY
13d
.....
N.
ewep
ad
Jarm
o Dokt
er
Pert
ama 1
Dokt
er M
uda
eApew Ja
pioa
L gweln 101°03
Dok
ter M
uda
I D
okte
r M
a dya
Do
kter
Uta
ma
_ I .
Dokt
er P
ert
a ma
.
Dokt
er M
uda
I D
okte
r M
a dya
.
Dok
ter
Uta
ma
I .
Dokt
er P
er ta
ma
I
Dok
ter
Mud
a Do
kter
Mad
ya
.
I D
okt
er U
tam
a
.
Dokt
e r
Pert
ama
L
Dokt
er M
u da
.
Dokt
er M
a dya
I .
I
Do k
ter
Uta
ma
I .
Dokt
er
Per t
ama 1
L Do
kter
Mu d
a
.
Dokt
er M
a dya
I
. .1
Do k
ter
Uta
ma
Dokt
e r
Pert
ama
.
Dok
ter
Mud
a I
110321N
V)19NV
VD
S0,0
1'0 I
9'0 ■••••1
90'0 60'0 £T
'0 I
t•O'0
10'0 E
EO
17'0
ZO'0
E0'0
SOl0
90'0
1710'0 £0'0
I
80'O
so'o
.
TIO
£'0
.
T7'U)
zo'o 00'0
11SVI-1 N
vniv
s T
iap
10 p
asie
n T
iaD
10
pas
ien
Tia
p 10
pas
ien
Tia
p 1
0 p
asie
n T
ia
10 la
sie
n
Tia
p 1
0 p
asie
n
I Tia
p 10
pas
ien
[ualsed
OT
dell
ualsed
ot def
t T
iap
10 p
asie
n
Tia
p 1
0 p
asie
n ualse
d 0
T d
eul T
iap
10 p
asie
n ualse
d O
T d
ell J T
iap
10 pa
sie
n
.
Tia
p 1
0 p
asie
n
Tia
p 1
0 p
asie
n ualse
d O
T dol
l T
iap
10 p
asie
n T
iap
10 p
asie
n
Tia
p 10 p
asie
n
Tia
p 10 pa
sie
n
Tia
p 1
0 p
asie
n T
iap
10 p
asien
Tia
p 1
0 p
asie
n T
iap
10 p
asie
n
BUTI
R K
EG
IAT
AN
vr.
b. T
ingk
at s
edan
g
6.
Mel
akuk
an t
inda
kan
med
ik s
pesi
alis
tik ko
nsu
kan
7.
Mel
akuk
an t
inda
kan
daru
rat
med
ik /
P3K
a.
Tin
gka
t S
eder
hana
b.
Tin
gkat
sed
ang
c.
Kom
plek
s ti
ngkat I
d.
Kom
plek
s ti
ngka
t II
B. M
elak
ukan
kun
jung
an (
v isi
te)
pada
pas
ien
raw
at M
ap
b. T
ingk
at s
eda
ng
2. M
elak
ukan
pem
ulih
an f
isik
a.
Tin
gkat
Sed
erha
na
ansNn ens
rn
c .3 2
14 Ad ,...3 c Cy
2
?. 2-. C7 2 o_ to
cci
UN
SU
R
rq
Z
20
PELA
KSA
NA
N
I eA
pew
m
um
ia 1)100
IeLueliaa
iapioa
epnw
I
I eA
pew
Do k
ter
Uta
ma
Dok
ter
Pe
rtam
a
Do
kter
Mu d
a I
Dok
ter
Per
tam
a D
o kte
r M
uda
I
Do k
ter
Per t
ama
I D
o kte
r M
u da
1
Dok
ter
Pert
ama
I D
o kte
r M
uda
Do k
ter
Per
tam
a 1
Dok
ter
Mud
a
Do k
ter
Pe
rtam
a
I D
okt
er M
uda
Do k
ter
Pe
r ta
ma
r epn
w iap
ioa
•
Dok
ter
Mad
y a
I
Do k
ter
Per t
ama
I D
okt
e r M
uda
Dok
ter
Mad
ya
I D
okte
r U
tam
a I
AN
GK
A
KR
EDIT
to
L0'0 60'0
S0'0
-
VO
80
0'0
9T0'0
800'0
910'0
800'0
910'0
800'0 91
0'0
900'0
Z10'0
600'0
8T
0'0
S0'0
Z'0
9'0
9'0
8'0
lISYN
NV
IILVS T
iap
10
pas i
en
I Tia
p 10
pas
ierT1
Tiap
10 pa
sien
T
iap
10 p
asie
n
Tiap
10 pa
sien
T
o.
10 .
asie
n
Tia.
10 I .
sien
I T
iap
10 p
asie
n
Tia
p 10
pas
ien
Tiap
10
pasi
en ua
ised 0
1 de
ll
[ua
ised 01 d
etl. I
uaised
01
11
ap 1
0 p a
sie n
Tia
p 10
pas
ien
[ua
ised 01 d
ell 1
uaised
01 dell
Liaised- 01
deul
uendei
ueAodei I uen
dei
ue
i el
L _
uendei
uend
ei
ue.iodel B
UTI
R K
EG
IATA
N
c. K
ompl
eks
ting
kat
I
1.
Mel
akuk
an p
emel
i har
aan
kese
hata
n ib
u
2.
Mel
a kuk
an p
emel
ihar
aan
kese
hata
n ba
y i d
an b
a lita
3.
Mel
akuk
a n p
eme
li har
aan k
eseh
atan
ana
k
4.
Me l
akuk
an p
e lay
anan
KB
5.
Mel
akuk
an p
elay
anan
im
un i
sasi
4. M
e lak
ukan
pel
aya n
an g
izi
5. M
e fak
ukan
pen
gam
a tan
ep
idem
iolo
gi p
e nya
kit
a.
Men
gum
pulk
an d
ata
b.
Men
golah
data
c.
Me n
gana
lisa
data
6. M
elak
ukan
pen
yulu
han
me d
ik
SU
B U
NSU
R
C CO
..0
RI 4, ara -1C L 2 S, m to ›.- I..
C IS to C E c U ro
.1-. C .c to CO
tut na cli c -c Cl = CU U
. I- UT C CU 0J 0) Cl_ -V la
Li
UN
SUR
21
VNVSN
Y13d
N.
I D
okte
r P
erta
ma
I
Dokt
er M
uda
I I
Dokt
er M
a dy a
1
i
I D
okt
er U
tam
a
.
Dokt
er
Per t
ama
I I ePnW
Ja1)100
I eAPeW
JaP100
.
1
I D
okte
r U
tam
a I .
Dokt
er P
erta
ma
I
epnw Japioa
T Do
kter
Ma d
ya I
Dokt
er U
tam
a
Dokt
er
Per ta
ma
I Do
kter
Dokt
e r M
a dy a
I
I D
okt
er U
tam
a
Dokt
er P
erta
ma
I Do
kter
Mu d
a I
Dokt
er M
a dy a
I
kl
.
,
etueln Japioa Do
kter
Pe
rtam
a I
Dokt
er M
uda
eApew Jap
oa
,1
1
,
Dokt
er U
tam
a
Dokt
er P
erta
ma
Dokt
er M
u da
I
Dokt
er M
a dya
I
Dokt
er U
tam
a I
ANGK
A KR
EDIT
to
zoo 1,0'0 90'0
I 80r0
IWO
ZO'0
I S
0'0
Z070 S
0'0 L
0'0 1
60
0
Z0,0 50
'0 I
10
'0 60'0
SO`O
I
10'0
I
VC) —
I ...
E0'0 S
0'0
I I
80'0 I
I To
£0
'0 I s
in?
T0'O ?0
,0 .
lISV
H
Nvni
vs
Lti
I Tia
p 1
0 pa
sien
T
iap 1
0 p
asien
I T
iap
10 p
asie
n
.Tia
p 10
pas
ien
Tiap
10
pas
ien
Tiap
10
p asi
en
ITia
p 1
0 p
asie
rfl
Tiap
10
pas
ien
Tiap
10
kasu
s r
Tiap
10 ka
sus
Ti
ap 1
0 ka
sus
Ti
ap 1
0 ka
sus
Tiap
10
kasu
s I snsel O
T de
ll I T
iap
10 k
asus
I snsel 0
1 deli
Tiap
10
pasi
en I uatse
d gT d
ell iva
ped
OT d ell Ti
ap 1
0 p
asie
n
Tiap
10
pas
ien
Tiap
10
pasi
en I
Tiap
10
pas
ien
I Ti
ap 1
0 pa
sien
I
Tiap
10
pas
ien
I ualsed 0 -1
deli
yezeuaI deu Ti
ap je
naz a
h I
N
VIV
I93)1
liane
V
1.
Mem
buat
cat
atan
med
ik p
asie
n ra
wat
inap
2.
Mem
buat
cat
a tan
med
ik p
asie
n ra
wat
jala
n
1.
Mel
ayan
i ata
u m
ener
ima
kons
u lta
si d
ari l
uar
atau
kel
uar 2.
Mel
ayan
i ata
u m
ener
ima
kons
ulta
si d
a ri d
a lam
3.
Men
guji
kese
hata
n
a.
Men
guj
i kes
ehat
an in
divi
du
b.
Ting
kat s
e dan
g ens
in
D.
Pem
buat
an c
atat
an m
edik
unt
uk
pasi
en r
awat
jala
n da
n ra
wat
in
ap
b. C 2
, 2 .b..
e ro
c n3 c rts .
Iti 3 G1 c CL 7
IA
UN
SUR
CN
Z ....
22
PELA
KS
AN
A
1••■
D
o kte
r P
erta
ma
I ■
It
n X
b 0 0 Do k
ter
Mad
ya
1 •■
ID
B
t., 0 0 D
o kte
r P
ert
a ma
1 •
I D
okt
er M
uda
1 D
o kte
r M
a dya
I •
E
Dok
ter
Uta
ma
Dok
ter
Pert
ama
po
l der
Mud
a D
okte
r M
adya
I ■
63
ro =
.t 0 0
D
okte
r M
adya
eo E B = t 0 0
II
Dok
ter
Per
tam
a I II
Do k
ter
Mu d
a I II
•
D
okte
r M
adya
euie.ja
lap
ioa
•
Dok
ter
Per
tam
a
II
D
okt
er M
uda
Do
kte r
Mad
ya ew
e J
apjoa
1
Iew
ellad JaP
icKI
1
Do k
ter
Mu d
a •
Dok
ter
Ma d
ya
Do k
ter
Uta
ma I
AN
GK
A
KR
EDIT
VD
S0'0 I'0
.170`0
500`0 T
0'0 ST
0'0
Z010
ZO'0
t70'0 9
0'0
'
80'0
90'0
•
80'0
co'o 90'0 60'0
Z
T'O
900'0
ZTO`O
8
10
'0
17Z0`0
8010 91'0
t7Z`O
ZE
'0
lISV
H
NV
IU.V
S
in
uaise 01 eU
. ualse
d 01 d
ell I
Tia
p je
nazah
I li
ar)
jena
zah qe4
dell
!!e4 d
eu_ 1
L clef
t I
Mal
ka
li
Tia
p je
nazah
Tia
p je
naza
h]
Tia
p je
naza
h
Tia
p k
asu
s
I sn
se4 a
eLi.
snsej
deLL
flap
ka
sus sn
sel deu
. sn
se4 dell
eLL. 'lel
deft
!lel ea
ll
lie4
deu
we.8 eft
I w
et Er d
eft
Tia
p 8
jam
1
Tia
p 8 j
am
BU
TIR
KE
GI A
TAN
C
c. K
ompl
e ks
Tin
gka
t I
5.
Men
jadi
sa
ksi a
hli
6.
Men
gaw
asi p
engg
alia
n m
ayat
un
tuk
pem
eri
ksaa
n
b. D
eng
an p
emer
i ksa
an t
a bor
ato
r ium
b. D
i Ter
npat
/ R
S
SUB
UN
SUR
cn
UN
SUR
0 z
23
PELA
KSAN
A
r■
Dokt
er
Pert
ama
I I D
okte
r M
u da
1 I D
okte
r M
a dya
1
I D
okt
er U
tam
a
Sem
ua je
njan
g
Sem
ua je
njan
g
Dokt
er P
erta
ma
Dokt
er M
u da
Dokt
er M
a dya
D
okte
r Uta
ma
Sem
ua je
njan
g I
' S
emua
jenj
ang I
Sem
ua
jenj
ang I
Sem
ua je
njan
g I
Sem
ua je
njan
g
Sem
ua je
njan
g
Sem
ua je
njan
g
11(132IN
VN
DN
V
‘.0
80
'0 9
i 0
rs, xr
Z0,0 £0'0 t•O
'O
C0'0
sz'o
sec)
I szo'o
S'0
Se0
SA
TU
AN
HA
SIL
tri
we[ 8
deft
I w
el 8 d
eli I
Tia
p 8
ja
m w
et 8
dell
Tia
p ka
li
Tia
p T
ahu
n
Tia
p 1
0 ka
li I
!lol 01 deli Ti
ap 1
0 ka
li
Tiap
10
kali
deil
deil
rpm
dell Tiap
kal
i
dell -na
p ka
li
BU
TIR
KE
GI A
TAN
v-
1
ua!sedidas
'D
9.
Mel
akuk
an tu
gas
pada
dae
rah
konf
li k/ra
wan
/dae
rah
peny
akit
men
ular
10.
Mem
impi
n sa
tuan
uni
t ker
ja p
elay
ana n
kes
ehat
an
Mel
a kuk
an k
ader
isas
i mas
yara
kat d
alam
bid
ang
kese
hata
n
1.
Sede
rhan
a
2.
Seda
ng
3.
Kom
plek
s
4.
Kom
plek
s Ti
ngka
t I
1.
Mel
aksa
naka
n ke
giat
an p
enan
ggul
anga
n be
ncan
a al
am/w
abah
di
lapa
ngan
2.
Me m
bant
u da
iam
keg
iata
n ke
seha
tan
(PM
I, Ya
yasa
n K
anke
r, Y P
AC, O
lah
Raga
)
1.
Men
gam
ati p
enya
kit/w
a bah
di la
pang
an
2.
Supe
rvis
i bid
ang
kese
hata
n 1
Men
jadi
ang
gota
tim
pen
angg
ulan
g an
peny
akit/
wa b
ah te
rten
tu:
1.
Seb
agai
Ket
ua
elo66ue le6egaS
'Z
SUB
UNS
UR
M.
F. P
embi
naa n
per
an s
erta
m
asya
raka
tdal
am ra
ngka
ke
man
diria
n d
i bid
ang
kese
hata
n
A.
Pela
ksan
aan
keg i
atan
ban
tuan
/ pa
rtis
ipasi k
eseh
atan
B.
Pela
ksan
aan
tuga
s la
pang
an d
i bi
dang
kes
ehat
an
C.
Pela
ksan
aan
pena
nggu
lang
an
peny
akit/
wab
ah te
rten
tu
UN
SUR
ry
< in < O.
Z I-S. liq
„Liz
0 z
, .. ....
24
PELA
KSA
NA
.
Sem
ua i
enia
no
Sem
ua
jen
jan
g1
ouetuat en
was
auetuar
enw
as
DU
Eluaf
enw
as
1
Sem
ua j
enj
ang
Sem
ua
jenj
ang
Sem
ua
jenj
ang
s
!I
ouewat
enw
as
.
!1
ouetuat en
was S
emu
a je
nia
no
.
Sem
ua j
enja
ng
11103W
1
VN
9NV
S'ZI
ID OD 'a- co cr
S'L
.
S'L
rsi
s'z
,
N.
.
S'E
SI
1ISV
I-4
NV
IILYS
In
ming na
skah
ming N
aska
h
-- m
ing
L le lseN
ming
geleleN
e/uex
Nas
kah m
ing na
skah
ming
-
nas k
a h
BUT
IR K
EG
IATA
N
4
1.
Mem
buat
kar
ya t
ulis
/ kar
ya i
lmia
h b
asil
p ene
litia
n, p
eng
kaji
an,
surv
ey d
an e
val
uas i
di b
idan
g ke
seha
tan
yan
g di
pub
lika
sika
n.
a. D
alam
ben
tuk bu
ku y
ang
dite
rbit
kan
dan
die
da
rkan
sec
ara
nasi
onal
2.
Mem
buat
kar
ya
tulis
/kar
ya i
lmia
h h
asil
pene
litia
n, p
eng
kaji
an,
a.
Dal
am b
ent
uk
buku
3.
Mem
buat ka
rya
tulfs
/kar
ya
ilm
iah
beru
pa
t inj
auan
ata
u u
lasa
n
a. D
alam
ben
tuk bu
ku y
ang
dit
erbi
tkan
da
n d
ieda
rkan
se c
ara
nasi
onal
4.
Mem
buat
kar
ya
tulis
/ kar
ya
ilm
iah
beru
pa
t inj
auan
ata
u u
lasa
n
a. D
ala
m b
entu
k bu
ku
5.
Mem
buat
tu
lisan
ilm
iah
p op
ule
r di b
idan
g k
ese
hata
n y
ang
dise
bar
luas
kan
mel
alui
me d
ia m
assa
. 6.
Men
y am
paik
an p
rasa
ran
ber
upa
tinj
auan
, g
agas
an d
an a
tau
u
lasa
n il
mia
h d
i bid
ang
kese
hata
n p
a da
per
tem
uan
ilm
iah.
1 M
ene
rjem
ahka
n /m
eny
a du
r da
lam
bid
ang
kes
eha
tan
yan
g di
p ub
likas
ikan
:
a. D
a lam
ben
tuk bu
ku y
ang
dit
erb
itka
n da
n d
ieda
rkan
sec
ara
nasi
ona
l
2 M
ene
rjem
ahka
n /m
eny
adur
dal
am b
i dan
g k
ese
hata
n y
ang
t ida
k di
publ
ikas
ika n
:
a. D
alam
ben
tuk
buku
yan
g d
iter
bitk
an d
an d
iedar
kan
seca
ra
nasi
onal
SUB
UN
SUR
oa L'' e to sc 113 ••••■ to Y. =
. CU ■-• th
In do _V L.- CD c
0 ..kc eo C in to 35 to. iTI m _in -c E 19vc a. =
B P
ene
rjem
ahan
/pe
nyad
ura
n bu
ku
dan
ba
han
lain
nya
dib
idan
g ke
seha
tan
UN
SUR z a co N z
g _ X in tu Lu l, Z 0 ILI Ce O. CI-
Z
25
•
PELA
KSA
NA
_
N.
Sem
ua
jenj
ang
Sem
ua
jenja
ng
Sem
ua
jen
jang
S
emu
a je
nja
ng
I
Sem
ua
iert
lanq
S
emu
a je
nja
ng
Ib
uew
ac en
was
Sem
ua
Jenja
ng b
ue
lual en
was
.
bueltia[erkii4s-I
NO
W( en
ua
---
bu
elu
ac en
was
Sem
ua
Jen
jan
g
V)I9
NV
Lir)
0E(Y
0
in IN .-4 - .-4
CL*0
—.
sa
ST I
0i Ln
lISV
H
Nvni
vs
in
U p[eiad
wq
I !P
I I
!ie)i
!IeN
ile>1
Ta
hun
Ta
hun
Ta
hun
Ta
hun elab
/yezeII
J eia
b ezeIj
Je196/LlezerI
BU
TIR
KEG
IATA
N
.
4—
I-
Men
gaja
r / m
elat
ih p
ada
pend
idik
an d
an p
elat
ihan
peg
awai
.
b. P
emba
has
/ mod
erat
or /
nara
sum
ber
2 M
engi
kuti
/ be
rper
an s
erta
seb
agai
dele
gasi
ilm
iah
seba
gai :
a
Ke
tua
Men
jadi
ang
gota
org
anis
asi p
rofe
si Do
kter
seb
agai
: a.
Pen
gur
us
Men
j adi
ang
gota
Tim
Pen
ilai s
etia
p ta
hun,
seb
agai
: a.
Ket
ua/
Wak
il Ke
tua
Mem
pero
leh
ijaza
h/g
elar
yan
g tid
ak s
esua
i da
lam
bid
ang
tuga
snya
: a.
Do
ktor
.
SUB
UN
SUR
en
A P
eng
ajar
/ p
elat
ih y
ang
berk
aita
n d
eng
an b
idan
g k
eseh
atan
B P
era
n se
rta
dala
m s
emin
ar /
lo
kaka
rya
dala
m b
idan
g ke
seha
tan
C Ke
angg
otaa
n da
lam
org
anis
asi
prof
esi D
okte
r
D K
ean
ggot
aan
dala
m T
im P
enila
i ja
bata
n fu
ngsi
onal
Dok
ter
E P
ero
leh
an g
elar
kes
arja
naan
la
inny
a.
UNS
UR
rs4
LI M H CD Z ,-, ce Z LU n t z La '. 3
0 ›
•
PELA
KSA
NA
N
Sem
ua
Jen
iana
•
P
Sem
ua J
enia
na
r
Sem
ua J
enia
na
Sem
ua
Jen
jang
I
AN
GK
A
KR
EDIT
ID rt IN ,-.1 ST
lISVH
NV
1LLVS
Lt1 P
eng
harg
aan
Pen
gha
rgaa
n ueebie
tibuad
I
_lelap
BU
T IR
KE
GIA
TA
N
Tr
1.
Me m
pero
leh
pen
gha
rgaa
n /
tan
da j
asa
Sat
ya L
anca
na K
arya
Sat
ya :
a.
30
(ti
qa p
ulu
h)
tahu
n
2 M
e mpe
role
h g
ela r
keh
orm
ata
n a
kade
mis
SUB
UN
SUR
F P
ero
leh D
iag a
m k
ehor
mat
an
UN
SUR
I 02 1,....
27
LA
MP
IRA
N II
JUM
LA
H A
NG
KA
KR
ED
IT K
UM
ULA
TIF M
INIM
AL
UN
TUK
PE
NG
AN
GK
AT
AN
DA
N K
EN
AIK
AN
JAB
ATA
N PA
NG
KA
T D
OK
TE
R
( w z rt
LiJ
•
< Z Z
w 2 Z
< co <
>- < CC 0 F-- < D ID 0 0 Q. Z 2 z w w 0 < sz
•
z
139 /
KE
P/M
. P
AN
/11/
2003
N
opem
ber
2003
•
DO
KT
ER
UTA
MA
elA
l
0 nt 00
0 c7s4
I 0901
P/A1
0 c0 co
• 099
DO
KTE
R
MA
DY
A
°/AI
0 CO
0 st
OOL
gin!
0 'Cr v:
0 T- e-
099
e/AI
0 CV C.,
. 0 CO
00p
P/III o N r CV
0 Co
00€
nw .N
oa I will
o a) e-
0 V'
00Z
DO
KT
ER
PE
RT
AM
A
= o NI ....•
0 el
091 I
PE
RS
EN
TA
SE
g: 0 co Al
zse. 0 C1I V I
[
%o
w_
UN
SU
R
UN
SUR
UTA
MA
'A.
PE
ND
IDIK
AN
B.
PE
LAY
AN
AN
KE
SE
HA
TA
N
C.
PE
NG
EM
BA
NGA
N P
RO
FE
SI
UN
SUR
PE
NU
NJA
NG
KE
GIA
TAN
YA
NG
ME
ND
UK
UN
G
PE
LAY
AN
AN
TU
GA
S D
OK
TE
R
JU
ML
AH
0 Z
— =