KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TIK
(STUDI KASUS SMP N 6 SALATIGA)
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Elsa Dwi Jayanti
NIM : 702012037
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
September 2016
ii
iii
iv
v
vi
1
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TIK
(STUDI KASUS SMP N 6 SALATIGA)
1) Elsa Dwi Jayanti, 2) Dr. Dharmaputra Taludangga Palekahelu, M.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)[email protected], 2) [email protected]
Abstract
The rapid development of internet and technology system affects many sectors including education.
In curriculum 2013 the lesson of internet and technology has been removed due to the government's
regulation which integrate all lesson with internet and technology system. This means that students
need to master the use of internet and technology all by themselves. The aim of this research is to
determine what factors that affect the ability of the children in ICT competence development
independently because formal school subjects do not get ICT. The research use descriptive method
and collect data from interview and questionaire which held in SMPN 6 Salatiga using random
sampling. An analysis from the data showed that there are internal and external factor which affect
the use of internet and tehnology like the ownership of the device, the ability of the students, the
intensity, and the source of learning.
Keywords: independent learning, internet and technology
Abstrak
Perkembangan TIK yang sangat pesat telah memberikan dampak pada berbagai bidang,
termasuk bidang pendidikan. Namun kurikulum 2013 yang mengintegrasikan TIK disemua mata
pelajaran membuat pelajaran TIK ditiadakan di sekolah formal, sehingga anak dituntut belajar
mandiri memahami penggunaan TIK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor apa yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK secara
mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK. Jenis Penelitian ini adalah
deskriptif dengan pengambilan data penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner yang dilakukan
di SMP N 6 Salatiga dengan pemilihan simple random sampling. Dari analalisis data dapat diketahui
fator-faktornya yang membuat siswa belajar mandiri dalam penggunaan TIK menunjukkan adanya
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penggunaan TIK secara mandiri yang berkaitan
dengan faktor kepemilikan TIK, tingkat kemampuan, intensitas penggunaan TIK dan sumber belajar
dalam memahami TIK.
Kata Kunci : Belajar Mandiri. TIK
1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik InformaTIKa dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari
lokal menjadi global. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa inggris ICT
(Information and Communication Tehnology). Secara umum TIK merupakan
bentuk teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi
. Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat
lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi
(Kementerian Negara Riset dan Teknologi)[1].
Kemajuan TIK berdampak pada bidang pendidikan, Menurut Sari (dalam
jurnal Diah) Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi yang dapat
dimanfaatkan oleh pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam
meningkatkan efektifitas, kualitas, produktivitas, serta akses pendidikan.
Pendidikan di hampir setiap negara berlomba-lomba untuk dapat
mendayagunakan kompetensi siswa [2].
Perkembangan TIK dianggap penting dalam pendidikan sehingga TIK
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri disekolah formal yang telah
diintegrasikan ke dalam kurikulum KTSP 2006. Namun Kebijakan kurikulum
2013 yang meminimalkan mata pelajaraan yang berdampak pada tidak adanya
mata pelajaran TIK di sekolah formal. TIK merupakan sarana pembelajaran,
dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain, [3]. Menurut
Wijaya Kusumah (dalam artikel online Kenapa pelajaran TIK dihapuskan dalam
Kurikulum 2013), ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut
berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. TIK adalah mata pelajaran
paling muda dalam struktur kurikulum 2006 (KTSP)[4].
Asumsi pemerintah dalam kebijakan kurikulum 2013 yang menganggap
semua anak sudah mahir dalam menggunakan TIK berdampak pada penghapus
pada mata pelajaran TIK mendorong siswa untuk dapat menggunakan TIK
secara mandiri, siswa dituntut harus aktif, dan memiliki inisiatif dalam belajar
mandiri. Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo [5].
Kurikulum 2013 sudah diterapkan dan dijalankan dibeberapa sekolah
ditiap tingkatan yang ada di Salatiga. TIK diintegrasikan sebagai sarana
pembelajaran bukan berdiri sendiri maka dari itu siswa didorong untuk belajar
mandiri. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK
secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK,
namun mereka tetap dapat memahami atau mengembangkan penggunaan TIK
yang saat ini semakin maju teknologinya, dilihat mengenai kepemilikan TIK,
penggunaan TIK, tingkat kemampuan ICT dan sumber belajar dalam
mempelajari TIK.
3
2. Tinjuan Pustaka
Penelitian ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam
mengembangkan kompetensi TIK secara mandiri di sekolah menengah
pertama, ada beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan yaitu penelitian
Mimin Nur Aisyah pada tahun 2013 dan Isniatun Munawaroh pada tahun 2012.
Peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Mimin Nur Aisyah (2013)
dengan judul “Tingkat Penguasaan dan Penggunaan ICT (Information And
Communication Technology) Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta”, penggunaan ICT yang cukup tinggi dilihat dari kepemilikan alat-
alat berbasis IT, pengenalan komputer dan internet yang cukup lama sehingga
mahasiswa menggunakan setiap hari mencari informasi mengenai tugas
perkuliahan. Pengguasaan terhadap program aplikasi komputer seperti
Microsoft Word, Excel, dan Power Point cukup baik, namun pada program lain
khususnya software akuntansi dan statistik penguasaannya masih kurang [6].
Penelitian oleh Mimin Nur Aisyah untuk mahasiswa UNY hanya tentang
penguasaan dan penggunaan TIK seperti peralatan TIK, ketrampilan
tekonologi atau software, namun hal yang akan diteliti pada penelitian ini untuk
tingkat sekolah menengah pertama dan akan lebih kompleks pada peralatan
TIK dan berkembang karena akan dilihat juga tingkat kemampuan
menggunakan TIK berdasarkan persepsi diri sendiri dan bagaimana anak dapat
mempelajari TIK.
Isniatun Munawaroh (2012) dalam penelitiannya “Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas dan
Kemandirian Belajar” pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
peserta belajar bukanlah sebagai peserta yang pasif, pemanfaatan ICT
mendorong terciptanya kreativitas dan kemandirian dalam belajar, kreatif
dalam memunculkan dan menciptakan informasi atau pengetahuan baru serta
mandiri dalam mencari beragam sumber belajar untuk mendukung proses
pembelajaran.[7] Penelitian Isniatun telah membuktikan bahwa TIK
mempengaruhi kemandirian dan kreativitas anak dalam pembelajaran, namun
tidak dijelaskan jenis penggunaan perlengkapan TIK yang digunakan, sehingga
dalam penelitian ini akan dijelaskan penggunaan TIK secara lebih rinci pada
setiap peralatan TIK.
Konsep TIK
TIK (Information and Communication Technology) atau dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Secara umum TIK merupakan bentuk teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,
penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi . Tercakup dalam
definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak,
kandunganisi, dan infrastruktur computer maupun (tele)komunikasi
(Kementerian Negara Riset dan Teknologi)[1]. Sedangkan istilah TIK atau TIK
(Information and Communication Tehnology) menurut Sutopo (dalam jurnal
Diah) TIK adalah teknologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi [2]. Morsund dalam UNESCO
4
(2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai
berikut: piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi,
mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer, perangkat proyektor /
LCD, LAN (local area network) dan WAN (wide area networks), kamera
digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan
serat optik, mesin komputer dan robot. [8]
Belajar Mandiri
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo [5].
Menurut Muhammad Nur Syam, ada dua faktor yang mempengaruhi,
kemandirian belajar yaitu sebagai berikut: Pertama, faktor internal dengan
indikator tumbuhnya kemandirian belajar yang terpancar dalam fenomena
antara lain: (1) Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang
dipercayakan dan ditugaskan, (2) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin
moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku, (3) Kedewasaan diri mulai
konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya
(secara berangsur), (4) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan
jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga, (5)
Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan
kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan
kewajiban. Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan
kemandirian belajar meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat
dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan
dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam
dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan
budaya dan sebagainya secara komulatif. [9]
Penggunaan TIK
Penggunaan TIK / TIK ini memiliki banyak keunggulan, seperti :
tersedianya informasi secara global, cepat, akurat, tidak terdapat batasan
tempat serta waktu sehingga dapat memudahkan proses belajar mengajar
dengan teknologi yang mendukung. Kita sekarang bisa merasakan beberapa
keunggulan tersebut dan itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dengan basis teknologi dengan rumusan kebijakan
peningkatan akses, efisiensi, efektivitas, dan kualitas pendidikan serta
manajemen pendidikan dengan implementasi TIK. [10]
Mimin Nur Aisyah (2013) dalam tingkat penguasaan dan penggunanan
TIK mengemukan bahwa, penelitiannya menunjukkan tingkat penggunaan
TIK cukup tinggi, dibuktikan melalui kepemilikan alat-alat berbasis IT yang
cukup tinggi, pengenalan komputer dan internet lebih dari 7 tahun, mayoritas
mahasiswa mengakses internet setiap hari, dan penggunaan internet untuk
mencari informasi mengenai tugas perkuliahan, untuk tingkat penguasaan
terhadap program aplikasi komputer seperti Microsoft Word, Excel, dan Power
Point cukup baik, namun pada program lain khususnya software akuntansi dan
statistik penguasaannya masih kurang.[6]
5
3. Metode Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
apa yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan
kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan
mata pelajaran TIK.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena), atau sifat
tertentu; tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antarvariabel.
Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis biasnya tidak
diuji menurut analisis statil. Namun hasil dari data penelitian ini akan
diperoleh dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif diperolehnya data berupa kata atau tindakan sedangkan data
kuantitatif diperoleh data berupa angka.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 7 dan 8 SMP Negeri 6
Salatiga yang tidak menerapkan pelajaran TIK di sekolah dan populasi
bersifat homogen. Pengambilan sampel berdasarkan teknik simple random
sampling, pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Jumlah sampel yang
diambil dalam penelitian dari 3 kelas 7 dan 3 kelas 8 dengan total 166
orang responden.
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan kuisioner, dan wawancara.
Kuisioner yang disusun dalam penelitian merupakan
pengembangan dari penelitian Evaluasi TIK dalam Pendidikan di Kota
Salatiga (2015). Kuisioner ini terdiri dari 4 indikator meliputi: 4.1)
karakteristik responden; 4.2) kepemilikan TIK/TIK; 4.3) penggunaan TIK;
4.4)Kemampuan dalam menggunakan TIK/TIK; 4.5) sumber belajar untuk
mempelajari TIK. Kuisioner disebarkan kepada tiga kelas yang dipilih dari
kelas 7 dan 8 yang sebagai responden.
Pengambilan data yang kedua adalah wawancara, peneliti
melakukan wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan
guru dan beberapa siswa dengan garis besar pertanyaan tentang
pemanfaatan ICT dan kendalanya.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
data wawancara dan analisis data angket.
Analisis data wawancara dilakukan dengan sederhana untuk
konfirmasi dari temuan yang ada terhadap siswa maupun guru SMP N 6
Salatiga. Hasil wawancara kemudian dianalisis dan dijabarkan secara
deskriptif.
Analisis data angket dilakukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan
dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami. Diperoleh data 166
responden yang terdiri dari 71 laki-laki dan 95 perempuan. Penyajian hasil
analisis data kualitatif dibuat dalam bentuk uraian singkat, atau tabel sesuai
dengan hakikat data yang dianalisis, Sedangkan data yang bersifat
6
kuantitatif berupa prosentase hasil dari kuesioner dengan menggunakan
perhitungan berikut ini:
𝑃 = 𝐹
𝑁× 100%
Keterangan:
P = Persentasi
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut ini merupakan paparan data hasil yang diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan tentang kemandirian belajar dalam mengembangkan
kemampuan TIK di tingkat smp (studi kasus SMP N 6 salatiga) dapat
menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menggembangkan
kompetensi TIK di sekolah yang tidak mempunyai mata pelajaran TIK.
Penelitian yang dilakukan meliputi: 4.1) karakteristik responden; 4.2)
kepemilikan TIK/TIK; 4.3) penggunaan TIK; 4.4)Kemampuan dalam
menggunakan TIK/TIK; 4.5) sumber belajar untuk mempelajari TIK.
4.1 Karakteristik Responden
Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan kuesioner, yang pertama
adalah Karakteristik Responden. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan
mengenai gambaran umum 166 responden kelas 7 dan 8 berdasarkan usia dan
jenis kelamin yang mendukung dan melengkapi hasil analisis data penelitian.
Berikut tabel 1 karakteristik responden :
Tabel 1
Jumlah Responden
4.2 Kepemilikan TIK
Indikator pertama dalam angket yang akan diisi oleh responden adalah
tentang kepemilikan peralatan TIK. Pertanyaan dari indikator ini adalah
kepemilikan HP sendiri yang dimiliki oleh responden, akses internet, sistem
HP yang dimiliki, peralatan TIK yang diketahui dan pernah digunakan dan
peralatan TIK yang dimiliki di rumah oleh responde. Tujuan dari indikator ini
untuk mengetahui peralatan apa saja yang dimiliki oleh responden dirumah dan
pengetahuan responden tentang peralatan TIK.
Indikator ini membicarakan 2 point yang akan dibahas yaitu
pengetahuan peralatan TIK yang diketahui dan pernah menggunakan dan
kepemilikan peralatan TIK.
12-13 Tahun 14-15 Tahun 16-17 Tahun
responden putri 54 41 0 95
responden putra 41 28 2 71
166
Responden Jumlah Usia
Total
7
4.2.1 Peralatan TIK yang digunakan
Responden ditanyakan peralatan TIK yang diketahui dan pernah
digunakan untuk mengetahui pengetahuan responden akan peralatan TIK
dan yang pernah digunakan.
Seluruh responden mengetahui dan pernah menggunakan
handphone. Peralatan TIK yang cukup tinggi lainnya adalah televisi
(98%), komputer atau laptop (85%), sedangkan beberapa TIK yang tidak
terlalu umum adalah radio, tablet, kamera, playstation dan lainnya. Hal
ini menunjukan responden sudah banyak mengetahui peralatan TIK di
era sekarang dan pernah menggunakannya dilihat dari presentase lebih
dari setengah responden yang berarti responden sudah dapat bersaing
dalam arus teknologi sekarang ini. Secara detail dapat diliat dari diagram
1 sebagai berikut :
Diagram 1
Peralatan TIK yang digunakan
4.2.2 Kepemilikan HP, Akses Internet dan Sistem Handphone
Data diperoleh dari total reponden 166 orang bahwa kepemilikan
handphone sendiri oleh responden hampir semua responden memiliki
hanphone sendiri sebanyak 154 responden dan yang tidak memiliki HP
sebanyak 14 responden. Presentase akses internet seimbang antara
memiliki dan tidak memiliki akses internet. Sistem HP yang paling
banyak digunakan oleh responden adalah Android (86%), alasan
responden lebih cenderung menggunakan sistem HP Android karna
alasan pribadi. Secara keseluruhan data dapat diliat pada diagram 2
sebagai berikut:
18%
17%
11%15%
12%
13%
13%
1% HP
TV
PLAY STATION
KOMPUTER/LAPTOP
KAMERA
TABLET
8
Diagram.2
Kepemilikan HP, Akses Internet dan Sistem HP
4.2.3 Peralatan TIK yang dimiliki di rumah
Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan adalah kepemilikan
peralatan TIK di rumah untuk mengetahui seberapa banyak peralatan
TIK yang dimiliki dirumah.
Handphone menjadi alat yang paling banyak dimiliki oleh
responden (83%) disusul oleh kepemilikan Televisi (80%). Sedangkan
kepemilikan yang cukup dimiliki oleh responden adalah radio, laptop,
tablet, dan kamera.
Kepemilikan yang sedikit yang dimiliki dirumah adalah
komputer, playstation dan DVD. Hal ini menunjukan bahwa responden
merupakan golongan yang aktivitas sehari-hari cukup akrab dengan alat-
alat berbasis TIK. Secara detail dapat dilihat di diagram 3 sebagai berikut
:
Diagram 3
Peralatan TIK yang dimiliki di rumah
31%
3%17%17%
29%
1%1% 1%
Kepemilikan HP YA
Kepemilikan HP TIDAK
Akses Internet YA
Akses Internet TIDAK
Sistem HP Android
Sistem HP IOS
Sistem HP Windows Phone
Sistem HP Symbia
95%
90%
14%14%
36%
29%
40%
19%
1%HP
TV
PLAY STATION
KOMPUTER
LAPTOP
TABLET
RADIO
KAMERA
DVD
9
4.3 Penggunaan TIK
Indikator pertanyaan yang selanjutnya adalah tentang penggunaan TIK
yang dijawab oleh responden. Indikator ini membahas tentang durasi dan
tempat menggunakan TIK, kondisi menggunakan TIK, software yang
digunakan, manfaat menggunakan TIK. Disini TIK yang dimaksudkan adalah
seluruh peralatan TIK seperti handphone, televisi, laptop, komputer, dll
4.3.1 Waktu dan tempat menggunakan TIK
Waktu penggunaan ICT merupakan pertanyaan yang diajukan
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa sering atau intensitas
penggunaan ICT dan kondisi seperti apa yang mendorong responden
dalam menggunakan ICT. Waktu penggunaan ICT dibatasi pada
penggunaan di sekolah, di rumah, di rumah teman, dan di warnet atau
tempat umum.
Responden menggunakan waktu selama 2-3 jam yang dilakukan
di rumah, ditempat berikutnya warnet atau tempat umum sebagai pilihan
kedua responden dengan durasi hampir satu jam, durasi yang kurang dari
satu jam penggunaannya di rumah teman. Responden hampir tidak
pernah menggunakan TIK di sekolah karena alasan dari pihak sekolah
tidak memperbolehkan responden membawa peralatan TIK seperti
handphone, laptop, dll. Secara detail dapat dilihat di tabel 2 sebagai
berikut :
Tabel 2
Waktu dan Tempat menggunakan TIK
DI SEKOLAH
( Jam ) RUMAH ( Jam )
RUMAH TEMAN ( Jam )
WARNET/ TEMPAT UMUM ( Jam )
Jumlah 0 - 1 2 - 3 0 - 1 0 - 1
4.3.2 Software yang digunakan
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui software apa yang
dipahami dan sering digunakan ketika sedang menggunakan peralatan ICT
seperti laptop, komputer, handphone dan tablet.
Software Ms. Office yang paling banyak digunakan oleh responden
adalah microsoft word (88%), selisih sedikit yang kedua adalah
powerpoint (87%) dan microsoft excel di posisi ketiga. Responden sering
menggunakan Microsoft Word dan Powerpoint karena untuk kebutuhan
dalam menunjang tugas sekolah, seperti mengetik tugas dan
mempresentasikan tugas tergantung dari mata pelajaran.
Data untuk browser cenderung menggunakan mozilla (81%)
ditempat kedua Chrome (78%) dengan selisih yang sedikit dan yang ketiga
opera. Mozilla sering digunakan karena cukup familiar oleh responden
karena sudah bawaan dari komputer ataupun laptop.
Data untuk editing foto yang sering digunakan adalah paint dan
Photoscape, sedangkan corel yang paling sedikit digunakan. Responden
10
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
WO
RD
EXC
EL
PO
WER
PO
INT
MO
ZILA
CH
RO
ME
OP
ERA
CO
REL
PH
OTO
SCA
PE
PA
INT
WIN
AM
P
VLC
WIN
DO
WS
Ms. OFFICE BROWSER EDITING PLAYMUSIC/VIDEO
88%
73%83% 81% 78%
43%
19%
44% 45%
69%
8%
46%
sering menggunakan paint karena bawaan dari komputer atau laptop,
sedangkan photoscape responden mengetahui dari teman sebaya.
Data software memutar musik atau video responden lebih
cenderung winamp ditempat kedua windows media player dan VLC
menjadi pilihan yang jarang digunakan. Responden lebih menggunakan
winamp karena software tersebut bawaan dari komputer atau laptop yang
dimiliki oleh responden.
Responden sudah familiar dan tahu software-software yang ada,
responden lebih banyak menggunakan software Ms. Office dan Browser
yang mana software tersebut dapat menunjang atau membantu
mengerjakan tugas. Disini responden belajar sendiri untuk dapat
menggunakannya dengan cara mencoba sendiri atas kemauan diri sendiri
dengan tanggungjawabnya jika software tersebut error responden akan
memperbaikinya sendiri. Secara detail dapat dilihat pada diagram 4
sebagai berikut :
Diagram 4
Software yang digunakan
4.3.3 Tujuan menggunakan TIK
Tujuan penggunaan ICT merupakan pertanyaan yang
mencangkup beberapa kegiatan atau aktivitas yang dilakukan responden
ketika menggunakan peralatan ICT .
Mencari informasi sebagai tujuan menggunakan TIK yang paling
banyak yang dipilih oleh responden, yang disusul oleh tujuan
penggunaan TIK mendengarkan musik. Sedangkan diurutan ketiga
bermain game, yang disusul oleh berkomunikasi. Sedangkan tujuan
lainnya belajar, mengambil foto atau video, mengedit gambar.update
status dan lainnya.
Hasil wawancara dengan responden bahwa tujuan TIK untuk
mengetahui informasi yang belum diketahui oleh responden dan ingin
mengetahui info dari updatean status teman. Tujuan TIK ditempat kedua
bagi responden adalah mendengarkan musik, karena menurut responden
11
mendengarkan musik dapat mehilangkan penat yang membuat suasana
menjadi nyaman dikala mengisi waktu luang. Dalam hal bermain game
responden sudah banyak bermain game dengan gendre game action,
puzzle, racing, strategi, petualangan, dll. Responden banyak
memanfaatkan TIK sebagai game karena untuk mengisi waktu luangnya
ketika tidak belajar atau dikatakan sebagai hiburan. Tujuan TIK untuk
berkomunikasi terbukti dari media sosial yang dapat digunakan untuk
chattingan yang dimiliki oleh responden seperti FB,
BBM,Line,Instagram dan Path. Responden lebih cenderung
menggunakan sosmed karena teman-teman yang sering menggunakan
sosmed dibanding SMS dan telepon yang sekarang tergolong boros.
Berikut data tujuan menggunakan TIK secara deatil pada tabel 3 :
Tabel 3
Tujuan menggunakan TIK
4.4 Tingkat Kemampuan dalam menggunakan TIK
Indikator pertanyaan selanjutnya meliputi tingkat kemampuan
menggunakan TIK berdasarkan persepdi diri responden, hal ini sebagai tolak
ukur untuk melihat sejauh mana responden dapat menggunakan TIK.
Indikator ini membahas tentang kemampuan dalam penggunaan Komputer
atau Laptop, HP atau Tablet, Kamera, Ms. Office, Media Sosial, Editing Foto,
Editing Video, Internet.
Kemampuan responden dalam menggunakan TIK tergolong cukup
sampai mahir dengan selisih 1% saja. Seluruh responden tidak ada yang
menjawab tidak mahir dalam menggunakan HP & Tablet, adapun tingkat
kemampuan penggunaan komputer atau laptop tergolong cukup, selain itu
tingkat penggunaan kamera tergolong cukup, penggunaan Ms. Office
tergolong cukup, untuk penggunaan sosial media lebih tergolong mahir
dikarenakan responden sering menggunakannya sebagai media chat untuk
komunikasi antar teman, selain itu game tergolong mahir, penggunaan edit
foto tergolong mahir, untuk penggunaan edit video tergolong cukup dan
penggunaan internet tergolong mahir karena responden sering
mengoperasikan internet sebagai sarana informasi. Secara detail data dapat
dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :
Tujuan menggunakan TIK RATA-RATA
Bermain Game 83%
Belajar 75%
Mencari Informasi 88%
Berkomunikasi 81%
Update Status 50%
Mendengarkan Musik 86%
Mengambil Foto/Video 72%
Mengedit gambar 58%
Lainnya 4%
12
Tabel 4
Tingkat Kemampuan dalam menggunakan TIK
4.5 Sumber Belajar
Indikator selanjutnya adalah sumber belajar, pertanyaan yang
ditanyakan berupa darimana responden dapat mempelajari penggunaan
peralatan TIK.
Sumber belajar paling tinggi dari diri sendiri untuk dapat
mengoperasikan penggunaan hanphone atau tablet. Sumber belajar lainnya
yg cukup tinggi adalah dari orang tua dan teman. Sumber belajar lainnya yang
sedikit adalah internet, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di
diagram 5 sebagai berikut :
Diagram 5
Sumber belajar untuk mengoperasikan HP atau Tablet
Sumber belajar untuk mengoperasikan televisi yang paling banyak
dipilih adalah orang tua responden, disusul diri sendiri. Sumber belajar
lainnya yang sedikit teman, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat
di diagram 6 sebagai berikut :
TIDAK MENGGUNAKAN TIK CUKUP MAHIR SANGAT MAHIR
1% 58% 36% 4%
0% 16% 64% 19%
8% 53% 36% 3%
1% 63% 33% 2%
3% 34% 48% 14%
2% 23% 54% 20%
4% 46% 39% 11%
20% 63% 14% 4%
1% 30% 54% 15%
RATA-RATA 4% 43% 42% 10%
Game
Edit foto
Edit video
Internet
Komputer/ Laptop
HP/ Tablet
Kamera
software Ms. Office
Sosmed
58%
4%
51%
59%
6%22%
1%Ortu
Guru
Teman
Sendiri
Buku
Internet
Lainnya
13
Diagram 6
Sumber belajar untuk mengoperasikan TV
Sumber belajar penggunaan playstation yang paling banyak dipilih
adalah teman. Sumber belajar yang cukup banyak lagi adalah diri sendiri.
Sumber belajar yang sedikit adalah orang tua, internet, buku, guru dan
lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 7 sebagai berikut :
Diagram 7
Sumber belajar untuk mengoperasikan Playstation
Sumber belajar paling tinggi dari orang tua untuk dapat
mengoperasikan penggunaan komputer atau laptop. Sumber belajar lainnya
yg cukup tinggi adalah dari diri sendiri dan teman. Sumber belajar lainnya
yang sedikit adalah guru, internet, buku dan lainnya. Secara detail dapat
dilihat di diagram 8 sebagai berikut :
66%
4%17%
58%
7%10% 1%
Ortu
Guru
Teman
Sendiri
Buku
Internet
Lainnya
15%1%
60%
38%
2%
8%
1%Ortu
Guru
Teman
Sendiri
Buku
Internet
Lainnya
14
Diagram 8
Sumber belajar untuk mengoperasikan Komputer atau Laptop
Sumber belajar paling tinggi dari orang tua untuk dapat
mengoperasikan penggunaan kamera. Sumber belajar lainnya yang cukup
tinggi adalah dari diri sendiri dan teman. Sumber belajar lainnya yang sedikit
adalah internet, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram
9 sebagai berikut :
Diagram 9
Sumber belajar untuk mengoperasikan Kamera
4.6 Diskusi
Hasil penelitian pemanfaatan TIK secara umum sudah mulai terjadi
dan dijalankan oleh siswa, hal ini terjadi karena penggunaan TIK lebih
cenderung setelah selesai sekolah melainkan di rumah. Hal tersebut
dibuktikan dengan kepemilikan peralatan TIK yang cukup tinggi di rumah.
Menurut Fischer (1998) menyatakan bahwa salah satu hal yang berperan
penting di dalam pembentukan kemandirian belajar pada diri sendiri adalah
dukungan yang diterima oleh siswa dari komunitas tempat siswa berada,
seperti dari sekolah, teman, orang tua, guru dan sebagainya[11]. Menurut
hasil wawancara ada dukungan kepemilikan peralataan TIK tersebut beberapa
ada yang disediakan oleh orang tua siswa dan ada juga dari keinginan siswa.
49%
15%
43%
47%
4%
9%
1%Ortu
Guru
Teman
Sendiri
Buku
Internet
Lainnya
49%
15%
43%
47%
4%
9%
1%Ortu
Guru
Teman
Sendiri
Buku
Internet
Lainnya
15
Maka siswa tidak awam dengan peralataan TIK dan aktivitas siswa sehari-
hari berkaitan dengan TIK dilihat pada indikator kepemilikan TIK yang ada
dirumah pada diagram 3 Selain karena kebutuhan mereka mengungkapkan
karena pengaruh ikut-ikut teman, hal ini sesuai dengan pendapat Chuzaimah
(2010) tujuan seseorang mempunyai smartphone masih pada sebatas untuk
trend dan lifestyle [12].
Hasil data penelitian indikator penggunaan TIK menyatakan lebih
sering menggunakan TIK dengan durasi lebih lama selama lebih dari 2-3 jam
di rumah dengan kepemilikan TIK yang banyak dipilih dan pilihan kedua
warnet atau hotspot area yang mempunyai akses internet. Sedangkan
disekolah guru jarang menggunakan TIK sebagai belajar, padahal kebijakan
Kurikulum 2013 menyatakan TIK diintegrasikan di semua mata pelajaran
oleh guru.
Software-software yang ada di komputer dan laptop siswa lebih tinggi
menggunakan Ms. Office dan browser sebagai akses untuk internet.
Responden memanfaatkan teknologi untuk mempermudah menyelesaikan
permasalahan dalam mengerjakan tugas rumahnya dengan mencari informasi
menggunakan internet dan mempercepat pekerjaan dengan menggunakan
software office sebagai media menulisnya dan presentasi saat di kelas.
Menurut Riset oleh APJII mensurvei ada tiga alasan utama mengakses
internet itu dipraktikan melalui empat kegiatan utama menggunakan jejaring
sosial, mencari iformasi, instant messaging dan mencari berita terbaru. [13]
Hal ini membuat responden harus belajar mandiri dalam dalam
menyelesaikan permasalaahn mengerjakan soal tanpa ada bantuan pengajar.
Respondenpun dapat menggunakan software-software tersebut karena belajar
sendiri dalam mengoperasikannya dan bertanggungjawab jika mengalami
eror pada software tersbut.
Tujuan penggunaan TIK siswa lebih tinggi mencari informasi
diperingkat kedua mendengarkan musik, dan selanjutnya bermain game,
berkomunikasi hal ini lebih cenderung untuk hiburan saja. Namun untuk
belajar diurutan kelima. Alasan responden mencari informasi masih tergolong
sebagai hiburan karena untuk mengetahui updatean teman-teman di sosial
media. jika memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran akan
terwujudnya permbelajaran yang berkualitas. Menurut Miarso (dalam jurnal
Chaidar Husain) mengatakan faktor yang berpengaruh atau mendukung
terwujudnya proses pembelajaran yang berkualitas dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan, salah satu diantaranya adalah penggunaan atau
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pendidikan
dan pembelajaran. TIK dalam pembelajaran dikenal dengan teknologi
pendidikan.[14] Namun di sekolah tidak adanya pembelajaran TIK dan belum
sepenuhnya mengintegrasikan TIK dalam semua mata pelajaran responden di
tuntut untuk memahami sendiri dalam menggunakan TIK dengan baik agar
dapat mengikuti arus teknologi yang sangat pesat.
Indikator selanjutnya dari data penelitian adalah kemampuan
menggunakan TIK. Dari hasil penelitian data kemampuan atau kemahiran
siswa menyatakan cukup mahir dan mahir. Ketidak mahiran responden dilihat
16
dari kepemilikan peralatan TIK siswa cenderung sedikit memiliknya.
Sedangkan cukup mahir dan mahir memiliki peralatan TIK yang cukup
tinggi. Hal ini membuktikan kemampuan siswa dalam menggunakan TIK ada
faktornya dengan dukungan peralatan TIK yang ada, karena menurut hasil
wawancara siswa cenderung meningkatkan kemampuan dengan dukungan
adanya TIK dan mencoba sendiri dalam penggunaan TIK.
Hasil penelitian dalam indikator sumber belajar menggunakan TIK,
rata-rata sumber belajar untuk dapat menggunakan atau mengoperasikan
peralatan TIK tersebut dari orang tua, diri sendiri dan teman. Hal tersebut
menunjukan kemandirian siswa dari faktor diri sendiri dan orang lain atau
lingkungan, Menurut Basri (dalam jurnal Tarmidi dan Ade Riza R. R.)[11],
kemandirian belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) seperti
keadaan keturunan ataupun bakat, potensi intelektual. Faktor yang kedua
adalah faktor yang terdapat di luar dirinya seperti lingkungan yang
membentuk kepribadian individu. Hasil wawancara mempelajari TIK dari
diri sendiri karena inisiatif atau kemauan dari siswa sendiri untuk dapat
mengikuti perkembangan teknologi sekarang. orang tua menjadi pilihan
kedua bagi siswa dalam hal menggunakan TIK karena orang terdekat,
sedangkan teman menjadi pilihan ketiga dikarenakan siswa lebih tidak
sungkan dengan teman.
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo.[5]
Terbukti siswa belajar mandiri dengan siswa mempunyai rasa percaya diri
dan rasa tanggungjawab yang tinggi ketika mengalami kesulitan atau eror
dalam perlatan TIK siswa lebih memilih untuk mencoba memperbaiknya
sendiri dan jika sudah tidak mampu untuk memperbaiknya siswa baru
bertanya kepada orang terdekat yaitu orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan,
kemandirian belajar siswa dalam memahami penggunaan TIK di sekolah
formal yang tidak mengajarkan mata pelajaran TIK dipengaruhi : 1) faktor
internal, berkaitan dengan kepemilikan TIK yang beragam di rumah,
kesadaran dalam mengembangkan penggunaan TIK secara mandiri dilakukan
lebih lama di rumah dan berpengaruh terhadap persepsi tingkat kemampuan,
2) faktor eksternal, berkaitan dengan keadaan lingkungan yaitu ketersediaan
fasilitas TIK di lingkungan seperti warnet dan tempat umum lainnya, sumber
belajar dalam mempelajari berbagai peralatan TIK yang berasal dari orang
tua, teman, dan lainnya.
Sebagai tindak lanjut simpulan yang telah dikemukan maka,
disarankan penelitian selanjutnya untuk dilakukan : 1) Lebih menjelaskan
penggunaan TIK secara lebih spesifik ke setiap peralatan TIK. 2) Lebih
meneliti keaspek-aspek kemandirian belajar lainnya. 3) Membuktikan tingkat
kemampuan TIK dengan mengobservasi secra langsung.
17
5 Daftar Pustaka
[1] Darmawan, Deni, 2012, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
[2] Prawitha, Diah, 2014, Pendekatan Scientific Berbasis TIK Untuk
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik, Indonesian Journal
of Curriculum and Educational Technology Studies 3:34 (2014): 34.
[3] Mulyasa, E, 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[4] Kusuma, Wijaya, 2013, Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan dalam
Kurikulum 2013? Ini Jawabannya!, [online],
http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-
dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/, diakses 25 Maret 2016.
[5] Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
[6] Aisyah, Mimin Nur, 2013, Tingkat Penguasaan Dan Penggunaan TIK
(Information And Communication Technology) Pada Mahasiswa
Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogyakarta. Jurnal Nominal, Volume II : 112.
[7] Munawaroh, Isniatun, 2012, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas Dan Kemandirian
Belajar. [online]
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PEMANFAATAN%20TEKNOL
OGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI%20UNTUK%20
MENUMBUHKAN%20KREATIVITAS%20DAN%20KEMANDIRIAN
%20BELAJAR%20DI%20SEKOLAH.pdf. Diakses 20 Mei 2016.
[8] NCCA, 2003, ICT (Information and Communications Technology), -.
http://www.ncca.ie/en/Curriculum_and_Assessment/ICT. Diakses
tanggal 12 Mei 2016.
[9] Widiawati, Iis; Sugiman, Hendra; Edy, 2014, Pengaruh Penggunaan
Gadget Terhadap Daya Kembang Anak, Prosiding Seminar Nasional
Multidispilin Ilmu Universitas Budi Luhur, Hal 106-112.
[10] Paryanti, Atik Budi, 2015, Makalah Penggunaan TIK dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Universitas Surya Darma. Journal
Of Information Systems Volume 1:100. [online]
http://si.universitassuryadarma.ac.id/wp-
content/uploads/2015/11/JURNAL-VOL-1-NO-1-100-105.pdf. Diakses
1 Mei 2016.
[11] Tarmidi dan Ade Riza R. R, 2010, Korelasi Antara Dukungan Sosial
Orang Tua dan Self-Directed Learning pada Siswa SMA, Universitas
Sumatera Utara. Jurnal Psikologi, Volume 37:220..
[12] Chuzaimah, dkk, 2010, Smartphone: Antara Kebutuhan Dan E-
Lifestyle. Seminar Nasional Informatika 2010, UPN Veteran,
Yogyakarta.
[13] Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia, 2015, Profil Pengguna
Internet Indonesia 2014, Jakarta: Asosiasi Penyedia Jasa Internet
Indonesia.
18
[14] Husain, Chaidar, 2014, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan,
Guru SMA Muhammadiyah Tarakan, Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume 2: 184. [Online]
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:wU8nfBOiS
1oJ:ejournal.umm.ac.id/index.php/jmkpp/article/viewFile/1917/2022+
&cd=2&hl=en&ct=clnk&client=firefox-b, di akses 21 Agutus 2016
Top Related