KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS
PARAGRAF PERSUASI SEDERHANA
BERDASARKAN IKLAN AUDIO VISUAL
DI KELAS III MIN 15 BINTARO
Penelitian Kualitatif Deskriptif di MIN 15 Bintaro
Jakarta Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar (S.Pd.I)
MONA SYLVIANA DEWI
1111018300069
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Mona Sylviana Dewi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi, Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro-Jakarta Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan siswa dalam
menulis paragraf persuasi dengan menggunakan media iklan audio visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melibatkan peneliti secara langsung untuk mengamati objek yang sedang diteliti. Kemudian data yang terkumpul dari hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MIN 15 Bintaro yang berjumlah 33 siswa yang diambil dengan cara purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan menulis
paragraf persuasu sederhana berdasarkan iklan audio visual siswa baik (mampu). Terbukti dari data nilai rata-rata yang didapat oleh siswa adalah 79,57 dan jumlah siswa yang kurang mampu menulis paragraf dengan baik dan mendapat nilai di bawah KKM (70) yaitu dengan persentase 0,08% dan mendapat interpretasi cukup. Hal ini berarti yang sudah mampu mencapai hasil KKM ada 92% siswa dengan interpretasi baik.
Kata Kunci: Paragraf, Kemampuan Menulis, Kualitatif, Iklan, Audio Visual
i
ABSTACT
Mona Sylviana Dewi Teacher Education Program Elementary School (primary education), Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi Title, Ability Students in Writing Paragraphs Simple Persuasion Based Advertising Audio Visual in Class III of MIN 15 Bintaro - South Jakarta.
This study aims to describe the ability of students to write a persuasive paragraph using the media Advertising Audio Visual. The method used in this research is descriptive qualitative method, a method that involves direct researchers to observe objects being studied. Then the data collected from the research described in the form of words. The subjects were students of class III MIN 15 Bintaro totaling 33 students were taken by purposive sampling.
Based on this research, it is known that the ability to write a paragraph
based audio-visual advertising good student (able). Evident from the average value data obtained by the students was 79.57 and values that have been analyzed are still some students who are less able to write good paragraphs and scored under the KKM (70) is the percentage of 0.08% and got a sufficient interpretation, while that has been able to achieve a 92% of KKM students with a good interpretation.
Keywords: Paragraph, Writing Ability, Qualitative Research, Advertising, Audio Visual
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Iklan
Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro” Sholawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah menjauhkan kita dari
zaman kebodohan.
Banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi selama penulisan
skripsi ini. Tetapi, berkat do’a, usaha, dan perjuangan serta dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya segala tantangan dan rintangan ini dapat diatasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku ketua prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Terima kasih atas arahan, motivasi, dan bimbingan
menyelesaikan skripsi ini;
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris jurusan Prodi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang telah memberikan dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
4. Rosida Erowati, M.Hum., selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas
motivasi, arahan, dan bimbingan, serta kesabaran Ibu dalam membimbing
saya menyelesaikan skripsi ini;
5. Nafia Wafiqni, M.Pd., selaku pembimbing akademik Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI);
6. Seluruh dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang
selama ini membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan;
7. Kedua orang tuaku, Omo S. dan Bahrijiah, yang telah merawat, mendidik,
membimbing, memberikan kasih sayang, mendukung, dan mendoakan
penulis agar diberi kemudahan dalam menempuh pendidikan. I love you so
much;
iii
iv
8. Seluruh keluarga penulis, adikku tersayang: Ighfar Maulana.Terima kasih
telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini;
9. Seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),
khususnya kelas B angkatan 2011. Terima kasih atas pengalaman dan
pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini. Canda tawa
kalian akan selalu penulis kenang selamanya;
10. Sahabat yang “tersayang” Fahrunnisa, Anisa Putri, Rusita Sari, Mustika
Febria R. yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih berkat motivasi dan dukungan kalian, skripsi ini
dapat diselesaikan;
11. Teman-teman dekat seperjuangan Nayu Patmonowati, Jovita Damayanti,
Elis Robiatul Adawiyah, Fizia Aulia Rahma, Nur Muti’ah, Hana
Fadhillah, dan Yuliana Sari Haluk yang selalu memberi motivasi dan
dukungan untuk penulis agar menyelesaikan skripsi ini;
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan kepada
penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Aamiin.
Jakarta, 10 Desember 2015
Penulis
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................5
D. Perumusan Masalah ...................................................................5
E. Tujuan Penelitian .......................................................................6
F. Manfaat Penelitian .....................................................................6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis...............................................................8
2. Fungsi dan Tujuan Menulis..................................................9
3. Manfaat Menulis ................................................................10
4. Ciri-Ciri Tulisan .................................................................10
B. Hakikat Paragraf
1. Pengertian Paragraf ...........................................................12
2. Unsur-Unsur Paragraf .......................................................13
3. Fungsi Paragraf .................................................................14
4. Jenis-Jenis Paragraf ........................................................... 15
v
vi
5. Pengertian Paragraf Persuasi ............................................ 17
6. Syarat-Syarat Penyusunan Paragraf Persuasi ................... 18
C. Hakikat Iklan
1. Pengertian Iklan ............................................................... 19
2. Tujuan Iklan ..................................................................... 19
3. Jenis-Jenis Iklan ............................................................... 20
D. Hakikat Media
1. Pengertian Media ............................................................. 21
2. Fungsi dan Manfaat Media................................................ 21
3. Media Audio Visual ........................................................ 23
4. Jenis-Jenis Media Audio Visual........................................ 23
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual .............24
E. Kerangka Berpikir .................................................................. 25
F. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 28
B. Metode Penelitian.................................................................... 28
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................29
D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................... 32
E. Teknik Analisis Data ...............................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Madrasah ................................................................ 35
2. Visi dan Misi Madrasah .................................................... 35
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................36
C. Pembahasan
1. Deskripsi dan Analisis Data Tes ...................................... 37
2. Deskripsi dan Analisis Data Angket ................................. 68
vii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan................................................................................. 75
B. Saran ....................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Penilaian Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Rangsangan Iklan Audio Visual ...................................................................................................... 31
3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Rubrik ........................................................................................................32
4.1 Data Tes Siswa Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual di Kelas III ............................................................ 38
4.2 Analisis Data Siswa No. 1..........................................................................39
4.3 Analisis Data Siswa No. 2 .........................................................................40
4.4 Analisis Data Siswa No. 3 .........................................................................41
4.5 Analisis Data Siswa No. 4 ........................................................................ 41
4.6 Analisis Data Siswa No. 5 ........................................................................ 42
4.7 Analisis Data Siswa No. 6 .........................................................................43
4.8 Analisis Data Siswa No. 7 ........................................................................ 44
4.9 Analisis Data Siswa No. 8 ........................................................................ 44
4.10 Analisis Data Siswa No. 9 ........................................................................ 45
4.11 Analisis Data Siswa No. 10 .......................................................................46
4.12 Analisis Data Siswa No. 11 ...................................................................... 47
4.13 Analisis Data Siswa No. 12 ...................................................................... 47
4.14 Analisis Data Siswa No. 13 ...................................................................... 48
4.15 Analisis Data Siswa No. 14 ...................................................................... 49
4.16 Analisis Data Siswa No. 15 .......................................................................50
4.17 Analisis Data Siswa No. 16 .......................................................................50
4.18 Analisis Data Siswa No. 17 ...................................................................... 51
viii
ix
4.19 Analisis Data Siswa No. 18 .......................................................................52
4.20 Analisis Data Siswa No. 19 .......................................................................53
4.21 Analisis Data Siswa No. 20 ...................................................................... 54
4.22 Analisis Data Siswa No. 21 ...................................................................... 55
4.23 Analisis Data Siswa No. 22 .......................................................................56
4.24 Analisis Data Siswa No. 23 .......................................................................56
4.25 Analisis Data Siswa No. 24 ...................................................................... 57
4.26 Analisis Data Siswa No. 25 ...................................................................... 58
4.27 Analisis Data Siswa No. 26 ...................................................................... 59
4.28 Analisis Data Siswa No. 27 .......................................................................60
4.29 Analisis Data Siswa No. 28 ...................................................................... 60
4.30 Analisis Data Siswa No. 29 .......................................................................61
4.31 Analisis Data Siswa No. 30 ...................................................................... 62
4.32 Analisis Data Siswa No. 31 .......................................................................62
4.33 Analisis Data Siswa No. 32 .......................................................................63
4.34 Analisis Data Siswa No. 33 ...................................................................... 64
4.35 Hasil Analisis Data Tes Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual .......................................................... 65
4.36 Data Hasil Angket Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Dengan
Menggunakan Media Iklan Gambar Audio Visual ...................................69
4.37 Analisis Jawaban Angket No. 1 ................................................................ 70
4.38 Analisis Jawaban Angket No. 2 ............................................................... 71
4.39 Analisis Jawaban Angket No. 3 ................................................................ 72
4.40 Analisis Jawaban Angket No. 4 .................................................................72
4.41 Analisis Jawaban Angket No. 5 ................................................................ 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil Sekolah MIN 15 Bintaro
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 3 : Nama Siswa
Lampiran 4 : Tulisan Paragraf Persuasi Siswa
Lampiran 5 : Daftar Wawancara
Lampiran 6 : Hasil Wawancara
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Angket
Lampiran 8 : Lembar Observasi Siswa
Lampiran 9 : Lembar Observasi Guru
Lampiran 10 : Teks Record Iklan
Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 13 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 14 : Dokumentasi
Lampiran 15 : Lembar Uji Referensi
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua kegiatan dalam masyarakat tidak terlepas dari bahasa. Semua
orang menyadari bahwa interaksi sesama manusia memerlukan bahasa untuk
berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berekspresi, menyampaikan
pesan, ide, gagasan, atau pendapat. Tidak berlebihan apabila kita mengatakan
bahwa bahasa bagian dari kehidupan.
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis
sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis akan mengantarkan seseorang
menjadi seorang cendikiawan. Pada era reformasi ini, keterampilan menulis
akan makin menggeser pandangan orang mengenai citra kecendikiawanan
seseorang. Tolok ukur kecendekiaan seseorang akan lebih banyak ditentukan
oleh karya tulis yang telah dihasilkan daripada ucapannya. Kiranya tidaklah
terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan
suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.
Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis mengatakan bahwa
“menulis dipergunakan melaporkan/memberitahukan dan memengaruhi; dan
maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-
orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,
kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan
struktur kalimat”.1
Mengingat pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan
bermasyarakat, maka tidak heran jika pakar-pakar bahasa melalui kurikulum
yang mereka susun menggiring siswa agar menguasai bidang tersebut. Hal ini
terlihat dalam rumusan tujuan Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan
pengajaran menulis, yakni siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3-4.
1
2
yang dapat digunakan untuk menulis. Tujuan ini dijabarkan untuk setiap
jenjang pendidikan. Jelaslah bahwa dalam tujuan tersebut diharapkan siswa
dapat menyampaikan ide atau pesan secara tertulis melalui tulisan.
Kemampuan keterampilan menulis untuk kelas III MI/SD, seperti
tuntutan kurikulum, tidak hanya mereka terampil membuat kalimat yang
runtut dan mudah dipahami tapi siswa kelas III MI/SD juga dituntut dapat
menyusun beberapa kalimat sehingga membentuk satu paragraf.
Pengajaran paragraf merupakan suatu proses yang sistematis untuk
mengembangkan suatu gagasan yang saling berkaitan. Hasil dari pengajaran
paragraf ini diharapkan siswa mampu merangkaikan kalimat untuk
mengembangkan gagasan tersebut sehingga menjadi tulisan yang baik dan
menarik. Mengingat pentingnya pengajaran paragraf dalam keterampilan
menulis, maka hendaknya guru bisa memotivasi siswa untuk meningkatkan
mengenai pemahaman pengajaran paragraf.
Menulis paragraf dapat dikatakan sebagai menulis yang sulit dikuasai
oleh siswa karena untuk menulis dengan baik siswa harus memiliki
pengetahuan tentang hal yang akan ditulisnya. Pada umumnya, sebuah
paragraf disusun oleh kalimat utama dan kalimat penjelas yang saling
berhubungan, sehingga membentuk satu kesatuan pikiran.
Untuk membentuk sebuah paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang
terdapat dalam paragraf tersebut ditata secara cermat sehingga tidak ada
penyimpangan pokok pikiran utama. Akan tetapi, jika sebuah paragraf tidak
ditata secara cermat, maka akan terjadi penyimpangan pokok pikiran utama.
Akibatnya paragraf tersebut menjadi tidak sempurna dan rancu.
Dalam menyusun sebuah paragraf yang baik perlu ditunjang dengan
kata-kata penghubung sebagai penyempurna antar kalimat. Namun, apabila
sebuah paragraf tanpa diisi dengan kata-kata penghubung maka paragraf
tersebut tidak ada suatu kepaduan. Kepaduan akan terlihat apabila susunan
kalimat tersusun secara logis.
Berdasarkan hasil observasi serta wawancara penulis dengan guru
bidang studi Bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro kesulitan anak dalam
3
membuat paragraf yaitu pada tingkat pemahaman siswa tentang paragraf,
misalnya siswa belum paham awal paragraf itu harus diberi jarak spasi ke
dalam, siswa masih bertanya satu paragraf terdiri atas berapa kalimat, dan
siswa masih kesulitan untuk mengarang jika tidak ada tema yang ditentukan
sebelumnya.2
Dalam hal ini, peran seorang guru bukan hanya harus menguasai
materi ajar tetapi juga harus memiliki dan menguasai teknik-teknik
pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang
baik, seorang guru harus memperhatikan karakteristik anak dan berbagai teori
belajar yang dikemukakan oleh para ahli, serta penggunaan alat peraga yang
sesuai dengan materi ajar sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang
tepat, efektif, dan efisien. Salah satu media yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan
pesan ke dalam menulis paragraf adalah media gambar iklan.
Pada zaman yang penuh dengan kemudahan seperti sekarang ini,
semakin mudah kita menemukan sebuah alat bantu agar pembelajaran di
kelas semakin efektif bagi guru dan mengaktifkan siswa. Dengan demikian
siswa lebih memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Media
pembelajaran dapat menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi semua
aktivitas dan perkembangan siswa dalam menerima maupun membayangkan
sebuah imajinasi.
Iklan merupakan media audio visual yang penting dan mudah didapat.
Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti kata verbal dan
mengkongkretkan yang abstrak. Masalah yang umumnya dialami siswa
dalam kegiatan menulis iklan adalah kesulitan dalam menuangkan ide atau
gagasan dari iklan gambar. Iklan gambar audio visual membuat orang dapat
menangkap ide atau informasi yang dikandung di dalamnya dengan jelas
akan tetapi, setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar.
2 Farida, Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia Kelas III, Wawancara Pribadi, Bintaro 26 Maret 2015
4
Melalui pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan
melalui media gambar siswa diharapkan dapat mengimplikasikannya pada
pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Melalui media audio visual
diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis
iklan. Bila siswa terlatih untuk menulis iklan gambar, maka siswa akan
mudah berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat kelak.
Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti pembelajaran dengan
menggunakan media iklan audio visual sebagai media untuk mempelajari
materi paragraf persuasi. Iklan yang akan digunakan dalam penelitian adalah
jenis iklan audio visual tentang layanan masyarakat isu tentang sungai. Iklan
layanan masyarakat dipilih peneliti karena dapat menanamkan nilai-nilai
sikap yang baik terhadap lingkungan sekitar.
Pemaparan di atas menunjukkan betapa pentingnya dalam memahami
sebuah paragraf, karena siswa yang menguasai paragraf tentu akan baik
dalam kemampuan mengarangnya. Hal ini yang mendorong penulis untuk
mencoba meneliti dan membahas mengenai, “Kemampuan Siswa Dalam
Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Media Iklan Audio Visual
di Kelas III MIN 15 Bintaro”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka
identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan siswa untuk menulis sebuah paragraf persuasi
sederhana.
2. Kurangnya kemampuan siswa untuk mengungkapkan informasi yang
tertuang dalam iklan audio visual.
3. Penggunaan media gambar belum sepenuhnya teraplikasikan terhadap
keberhasilan kemampuan menulis paragraf sederhana berdasarkan iklan
audio visual.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditemukan peneliti
membatasi masalah pada kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi
sederhana berdasarkan media iklan audio visual tentang layanan masyarakat di
kelas III semester genap MIN 15 Bintaro.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas
dan untuk memudahkan penyelesaian penelitian ini, maka perumusan
masalahnya yaitu: Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf
persuasi sederhana berdasarkan media iklan audio visual di kelas III MIN 15
Bintaro tahun ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi
sederhana berdasarkan media iklan audio visual di kelas III MIN 15 Bintaro
tahun pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik secara teoretis
maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai manfaat tersebut, dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Manfaat bagi siswa
1. Memudahkan siswa dalam memahami konsep paragraf dengan
penggunaan media iklan gambar audio visual, sehingga dalam
pelaksanaan pembelajaran menjadikan siswa lebih mudah dalam
mengerjakannya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
menulis paragraf sederhana berdasarkan iklan.
6
b. Manfaat bagi guru
1. Membantu guru dalam upaya menentukan strategi pengajaran yang
tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami tulisan paragraf sederhana.
2. Sebagai masukan bagi guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf
sederhana berdasarkan iklan audio visual.
3. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam mengajar pembelajaran
paragraf sederhana baik dari strategi persiapan mengajar maupun
kendala-kendala yang dihadapi.
4. Untuk menambah khasanah konsep tentang penyebab kesulitan dalam
menulis paragraf sederhana berdasarkan iklan audio visual.
c. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang menulis paragraf dengan
penggunaan media iklan audio visual.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
Sebagai sumber pelajaran bagi siswa atau pihak-pihak yang menaruh
perhatian pada kajian tentang memahami paragraf.
b. Manfaat bagi guru
Sebagai bahan dan pengayaan bahan ajar guru untuk diterapkan dalam
pembelajaran di kelas. Sebagai sumber dan teknik belajar yang asik dan
menyenangkan diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
c. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan kebijakan yang berkaitan
dengan keterampilan menulis. Sebagai pengalaman dan bahan
perbandingan penerapan dalam menulis paragraf dengan teknik yang
tepat.
d. Manfaat bagi peneliti
Sebagai bahan ilmu pengetahuan yang diambil dari kemampuan siswa
dalam menulis paragraf dengan penggunaan media iklan audio visual.
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis bukanlah keterampilan yang diwariskan dari leluhur. Terbukti
bahwa tidak semua orang memiliki keterampilan menulis. Menulis adalah
keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan
suatu keterampilan berbahasa yang rumit diantara jenis-jenis keterampilan
yang lainnya. Menulis bukanlah hanya menyalin kata-kata dan kalimat,
melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu
struktur tulisan yang teratur.1
Banyak istilah yang menyebutkan arti kepenulisan (aktivitas yang
berkaitan dengan proses menulis). Alek A. dan Achmad H P. menyatakan,
“Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau
pensil”.2 Seiring perkembangan zaman kegiatan menulis berkembang pesat
sejak diciptakannya teknik percetakan yang menyebabkan orang untuk giat
menulis karena karya mereka akan mudah diterbitkan.
Menulis sebagai keterampilan seseorang mengkomunikasikan pesan
dalam sebuah tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan dengan kegiatan
seseorang dalam memilih, memilah dan menyusun pesan untuk ditransaksikan
melalui bahasa tulis. 3
McCrimmon dalam Kundharu menyatakan, “Menulis merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca
1 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2011), Cet ke- 1, hlm. 128.
2 Alek A. dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 106.
3 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Jakarta: UPI Press, 2008), h. 127.
8
9
dapat memahaminya dengan mudah dan jelas”.4 Dari beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan komunikasi
menyampaikan informasi atau ide kepada seseorang dengan menggunakan
media alat tulis dalam penyampaiannya. Menulis sebuah rangkaian kegiatan
seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis yang
baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.
2. Fungsi dan Tujuan Menulis
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan berpikir,
dapat menolong kita berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi
pengalaman. Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan, menyatakan tujuan
menulis adalah sebagai berikut:
a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan) b. Altruistick Purpose (Tujuan Alturistic) c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif) d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan) e. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri) f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif) g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah).5
Berdasarkan paparan di atas, tujuan menulis yang digunakan dalam
menulis paragraf siswa kelas III adalah tujuan Persuasive Purpose (Tujuan
Persuasif) yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakannya.
Disimpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki fungsi sebagai alat
komunikasi tidak langsung yang memudahkan untuk memecahkan
permasalahan, mampu menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih
4 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 151
5Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:Percetakan Angkasa, 2008), h. 25-27
10
kongkret. Sedangkan tujuannya adalah menyampaikan ide ide atau gagasan ke
dalam bentuk tulisan dan disampaikan kepada pembaca.
3. Manfaat Menulis
Adapun manfaat menulis yang di jelaskan oleh Budinuryanta adalah sebagai berikut:
a. Mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri b. Mengembangkan berbagai gagasan, c. Memperluas wawasan teoritis dan praktis d. Memperjelas permasalahan yang samar-samar e. gagasan sendiri secara objektif f. Memecahkan masalah g. Mendorong belajar secara aktif, dan h. Membiasakan diri untuk berfikir dan berbahasa secara tertib.6
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis dapat
memberikan manfaat yaitu dengan menulis bisa mengenali kemampuan dan
potensi yang ada dalam diri individu. Dapat mengembangan berbagai gagasan
serta memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan dalam otak. Dengan
menulis juga dapat meningkatkan perasaan harga diri jika tulisannya di cetak
di media massa rasa percaya dirinya akan tumbuh dan menjadi suatu
kebanggaan percaya akan kemampuan diri. Selain itu juga menulis untuk
memecahkan masalah agar dapat meningkatkan kesadaran karena dituntut
untuk terus belajar untuk mengetahui berbagai informasi sehingga
pengetahuannya akan semakin luas
4. Ciri-ciri Tulisan
Henry Guntur Tarigan menyatakan maksud dan tujuan penulisan
tercapai, yaitu agar pembaca memberikan responsi yang diinginkan oleh
penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang
baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu sebagaimana disarikan dari buku tersebut
di bawah ini:
6 Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koerman, Pengajaran Keterampilan berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. ke-2, h. 12.2-12.3.
11
a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan
nada yang serasi.
b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-
bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis
dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat,
bahasa dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang
diinginkan oleh penulis. Jadi para pembaca tidak susah payah untuk
memahami makna yang tersirat.
d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis
secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok
pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal
cermat-teliti mengenai hal itu.
e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik
naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu
merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat guna
atau penulisan efektif.
f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau
manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara
saksama, memeriksa makna kata hubungan ketatabahasaan dalam
kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis
yang baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal seperti itu dapat memberi
akibat yang kurang baik terhadap karyanya.7
Dari paparan tulisan yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri tulisan yang baik itu serasi nada antar kata dan kalimat, makna
yang tulisan yang ditulis oleh penulis jelas, sehingga pembaca dengan mudah
membaca serta mengartikannya.
7 Henry Guntur Tarigan, op.cit., h. 6
12
B. Hakikat Paragraf
1. Pengertian Paragraf
Dalam menuliskan sebuah karangan yang harus diperhatikan adalah
paragrafnya. Alek dan Achmad H P. menyatakan, paragraf memiliki beberapa
pengertian: (1) paragraf ialah karangan mini. Artinya semua unsur karangan
yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu
kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan
suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu
informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas
sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti
yang tidak menunjukkan ketuntasan dan kesempurnaan.8
Paragraf dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai
dan berakhir. Dalam sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat yang runtut,
logis, dan utuh. Kunjana Rahardi menyatakan, “Paragraf adalah satuan bahasa
tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu
harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan
hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu.”9
Seorang penulis dituntut untuk menuangkan ide dan jalan pikirannya
secara teratur dan terorganisasi ke dalam jenjang tulisan. Paragraf disusun
secara runtut padu dan utuh agar adanya kesesuaian cerita antara paragraf.
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah menyatakan bahwa, “paragraf bukan
sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan
kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan kalimat
tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.”10
8Alek A. dan Achmad H.P, op.cit., h. 208 9Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 101. 10Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007), cet. I, h. 129.
13
Supaya bagian-bagian yang dibicarakan tersebut tidak ada yang
terlewatkan dan tidak terbahas sampai dua kali, perlu dibuat kerangka
paragraf. Kalimat-kalimat yang berhubungan untuk membicarakan satu topik
tertentu itulah yang disebut paragraf. Asih Anggraini, dkk, menyatakan bahwa
“Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang
tersusun secara runtut, logis, lengkap, utuh, dan padu. Sebuah paragraf terdiri
atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan informasi dengan satu pikiran
utama atau gagasan pokok sebagai pengendalinya.”11
Sedangkan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai memaparkan paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan fikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua
buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita
temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun
paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat
itu memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah
atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.12
Dapat disimpulkan bahwa sebuah paragraf di dalamnya terdapat ide
pokok dan ide utama. Tanpa ide pokok atau ide utama yang jelas, sebuah
paragraf pasti tidak akan jelas maksudnya. Ide utama yang utuh dan baik dapat
dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan
mengembangkan satu gagasan.
2. Unsur-unsur paragraf
Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah
gagasan dalam bentuk kalimat disebut paragraf atau alinea. Paragraf berisi
11 Asih Anggraini, dkk, Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 55.
12 E. Zaenal Arifin, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: Akademika Pressindo, 2008), h. 115
14
satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang atau penjelas yang
menjadi salah satu unsur pembentuk paragraf. Asih Anggraini, dkk
mengemukakan bahwa untuk dapat menulis paragraf yang baik, perlu
memperhatikan unsur-unsur paragraf yang baik, yaitu:
a. Gagasan Pokok
Gagasan pokok (gagasan utama) merupakan jiwa dari sebuah karangan
yang berisi ide dasar masalah yang akan di bicarakan dalam paragraf.
Gagasan pokok biasanya dituangkan dalam kalimat topik. Gagasan pokok
tidak harus berupa kalimat, sedangkan kalimat topik pasti merupakan
sebuah kalimat.
b. Kalimat Topik
Kalimat topik harus ada dalam setiap paragraf. Dari kalimat topik inilah
pembaca akan mengetahui hal-hal yang menjadi fokus pembahasan
paragraf. Kalimat topik merupakan aktualisasi dari gagasan pokok.
c. Kalimat Pendukung/ Kalimat Penjelas
Kalimat pendukung merupakan kalimat yang memperjelas kalimat topik.
Isi kalimat pendukung dapat berupa kalimat alasan, penjelasan, contoh,
atau dukungan terhadap sesuatu yang dikemukakan dalam kalimat topik.13
Perlu diketahui bahwa paragraf yang baik adalah paragraf yang
mengandung gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang.14
3. Fungsi Paragraf
Menurut Alek dan Achmad H P. ada beberapa fungsi paragraf, yang di
antaranya:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
b. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satu-satua unit pikiran yang lebih kecil.
13 Asih Anggraini, dkk, op. cit. h. 56-66 14 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 158
15
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.15
Sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf berisi pikiran
utama dan diikuti oleh sub-sub pikiran penjelas. Sebuah paragraf saja belum
cukup untuk menjadikan itu sebuah karangan.
4. Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan itu
dapat dilakukan dengan menggunakan alat tertentu. Menurut M. Yunus ada
empat dasar untuk membuat penggolongan paragraf, yaitu berdasarkan letak
atau posisi paragraf, letak atau posisi kalimat utamanya, pengembangan, dan
teknik pemaparan.
1. Berdasarkan Posisi dalam paragraf jenis paragrafnya yaitu:
a. Paragraf Pengantar atau Pembuka
b. Paragraf pengembang atau paragraf penghubung
c. Paragraf penutup
2. Berdasarkan posisi kalimat topik yaitu:
a. Paragraf deduktif
b. Paragraf induktif
c. Paragraf deduktif – Induktif
d. Paragaraf penuh kalimat topik
3. Paragraf berdasarkan pengembangan paragraf sebagai berikut:
a. Paragraf menerangkan
b. Paragraf merinci
c. Paragraf contoh
d. Paragraf bukti
e. Paragraf pertanyaan
f. Paragraf perbandingan
g. Paragraf sebab-akibat
4. Berdasarkan teknik pemaparan pengembangan paragraf yaitu:
a. Deskripsi
15 Alek A. dan Achmad H P, op.cit., h. 209
16
Paragraf deskripsi adalah paragraf paragraf yang bertujuan
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan,
tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.
b. Narasi
Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf
narasi kadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi.
c. Eksposisi
Paragraf eksposisi bertujuan memeparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa
disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
d. Argumentasi
Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca
bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh,
dan berbagai alasan yang sulit dibantah. 16
e. Persuasi
Paragraf persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan
argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan,
bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti oleh
ajakan, bujukan, rayuan, imbauan atau saran kepada pembaca. Menurut
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah “persuasi artinya bujukan”.17
Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca supaya mengikuti
kehendaknya. Termasuk jenis media tulisan yang akan digunakan dalam
penelitian ini ialah iklan. Iklan sangat berkaitan erat dengan paragraf
persuasi karena paragraf persuasi berisi tentang ajakan, bujukan, rayuan,
dan salah satu contoh dari paragraf persuasi adalah iklan. Begitu pula iklan
16 M. Yunus, Keterampilan Menulis, ( Banten: Universitas Terbuka, 2013), h. 3.33 17 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, op.cit. h. 138
17
yang membutuhkan persuasi dalam mempromosikan barang atau yang
lainnya. 18
Dari penjelasan mengenai jenis-jenis paragraf dapat disimpulkan
bahwa ada empat jenis paragraf. Jenis paragraf yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebuah paragraf sederhana jenis persuasi memuat isi dari
sebuah iklan layanan masyarakat. Paragraf persuasi yang digunakan dalam
penelitian hanya memenuhi syarat jika dilengkapi dengan kalimat ajakan dan
menggunakan kata Ayo, Mari dalam paragrafnya.
5. Pengertian Paragraf Persuasi
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ’membujuk’ atau
’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi
kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi. Paragraf persuasi adalah
paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan
hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan
ataupun perasaan seseorang.19
Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis
paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini beberapa pendapat
para pakar tentang definisi dari paragraf persuasi. Tarigan, dalam bukunya
mengemukakan bahwa “persuasi merupakan tulisan yang dapat merebut
perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan dapat meyakinkan
pembaca bahwa pengalaman pembaca merupakan suatu hal yang amat
penting.”20
Gorys Keraf menyatakan Persuasi adalah suatu seni verbal yang
bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki pembicara pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang.
Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan
18 Ibid,h. 3.21 19 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), h. 1.11. 20 Henry Guntur Tarigan, op. cit, h. 113
18
sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam mengambil keputusan.
Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal umum adalah: propaganda yang
dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan
dalam surat kabar, majalah atau media massa lain, selebaran-selebaran,
kampanye lisan, dan sebagainya.21
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat
memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan
sesuatu sesuai persuasi yang diadakan.
6. Syarat Penyusunan Paragraf Persuasi
Dalam bukunya Rhetorica, Aristoteles dalam Gorys Keraf mengajukan
tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan tiga syarat yang harus
dipenuhi untuk mengadakan persuasi. Inilah syarat-syarat paragraf persuasi
yang baik.
a. Watak dan kredibilitas
Dalam pergaulan antar manusia, karakter atau watak merupakan salah
satu faktor yang selalu harus diperhitungkan. Persuasi akan berlangsung
sesuai dengan harapan pembicara, bila hadirin telah mengenal pembicara
sebagai orang yang berwatak baik. Bila hadirin belum mengenal
pembicara sekurang-kurangnya dalam persuasi itu sendiri pembicara yang
tidak sadar akan memperlihatkan pula watak yang sebenarnya. Watak dan
seluruh kepribadian pembicara atau penulis dapat diketahui dari seluruh
pembicaraan atau karangannya.
b. Kemampuan mengendalikan emosi
Syarat kedua, sebagai telah disebutkan di atas, adalah kemampuan
pembicara untuk mengendalikan emosi hadirin. Pengertian pengendalian
emosi di sini harus diartikan baik sebagai kesanggupan pembicara untuk
21 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), cet. ke-14, h. 118
19
mengobarkan emosi dan sentimen hadirin, maupun kesanggupan untuk
merendahkan atau memadamkan emosi dan sentimen itu bila perlu.
c. Bukti-bukti
Syarat ketiga yang harus dipenuhi agar pembicara dapat berhasil
dalam persuasi adalah kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti
(evidensi) mengenai suatu kebenaran. Persuasi yang dilakukan pembicara
pun harus dapat diandalkan kebenarannya dan tidak terlalu abstrak
sifatnya bagi hadirin.22
Dari ketiga syarat penulisan persuasi yang digunakan untuk siswa
kelas rendah yaitu syarat watak dan kredibilitas dan bukti-bukti. Maksudnya
adalah bahwa pilihan kata, struktur kalimat, tema, serta bukti-bukti yang
dijelaskan dalam paragraf persuasi sederhana benar dan sesuai fakta sehingga
dapat meyakinkan pembaca.
C. Hakikat Iklan
1. Pengertian Iklan
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional menyatakan iklan
adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Selain itu dapat diartikan,
pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat
umum.23
E. Zaenal Arifin, dkk. menyatakan, “iklan adalah sarana promosi bagi
perseorangan, pengusaha, sorganisasi, ataupun lembaga pemerintah untuk
menyampaikan pesan-pesan yang bersifat menguntungkan. Namun, secara
umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersialnya saja.”24
22 Ibid, h.124 23 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 421. 24 E. Zaenal Arifin, dkk., Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan Reklame,
(Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 6.
20
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa iklan adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat. Iklan juga merupakan sarana
komunikasi yang bersifat menguntungkan.
2. Tujuan Iklan
E. Zaenal Arifin, dkk., menyinggung sedikit tentang iklan sebagai
salah satu bentuk surat niaga yang bertujuan: 1) Melakukan penjualan
langsung, 2) menerima permintaan akan layanan hasil produksi, 3)
memberikan dan menguji reaksi terhadap hasil produksi 4) menjangkau
prospek perusahaan, 5) mempertahankan dan menumbuhkan keaagenan, 6)
mempunyai itikad baik.25
Struktur suatu iklan pada dasarnya bertopang pada empat unsur yakni
minat, hasrat, keyakinan, dan tindakan. Struktur itu dirancang untuk
menimbulkan reaksi pembaca. Struktur itu menurut E. Zaenal Arifin disusun
untuk: 1) merangsang minat pembaca, 2) menimbulkan hasrat akan hasil
produksi, 3) meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu
adalah yang terbaik, 4) mendorong pembaca untuk bertindak.26
Rendra Widyatama menyatakan “tujuan dasar iklan adalah pemberian informasi tentang suatu produk atau layanan jasa dengan cara dan strategi persuasif, agar berita atau pesan dapat dipahami, diterima dan disimpan diingat.”27
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan iklan yang sesungguhnya yaitu untuk menginformasikan atau
mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat.
25 Ibid., h. 7 26 Ibid., h. 8 27 Rendra Widyatama, Teknik Menulis Naskah Iklan, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer, 2011), h. 29.
21
3. Jenis-Jenis Iklan
Wawan Kuswandi menjelaskan jenis iklan di media massa
digolongkan dalam dua bagian yaitu iklan komersial dan iklan layanan
masyarakat:
1) Iklan Komersial
Iklan komersial adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa
melalui media massa dalam bentuktayangan gambar maupun bahasa yang
diolah melalui film maupun berita. Contoh: iklan obat, pakaian, makanan,
dan sebagainya.
2) Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah bentuk tayangan gambar baik drama,
film, musik, maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak
sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut.
Seperti: iklan pariwisata, kesehatan, dan sebagainya.28
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, iklan dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa jenis. Untuk keperluan penelitian ini, jenis iklan yang
digunakan adalah iklan layanan mayarakat.
D. Hakikat Media
1. Pengertian Media
Istilah media yang merupakan bentuk jamak dan medium secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Media telah mempengaruhi seluruh
aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda beda.
Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu Briggs masih dalam Arief S. Sadiman, dkk
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar.29
28 Wawan Kuswandi, Televisi dan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 81. 29Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2012), h. 6
22
Media merupakan alat bantu mengajar dari berbagai jenis komponen
yang dapat merangsang siswa untuk belajar sehingga memudahkan siswa
untuk berpikir. Yusufhadi Miarso menyatakan bahwa media dalam
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untu menyalurkan pesan
serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan
dan terkendali.30
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
2. Fungsi dan Manfaat Media
Berbagai kajian teoretik maupun empirik menunjukkan kegunaan
media dalam pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad,
dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk
perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu
1) memotivasi minat atau tindakan, 2) menyajikan informasi, 3) memberi
instruksi.31
Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.
Azhar Arsyad menyatakan, bahwa beberapa hasil penelitian menunjukkan
30 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 458
31 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.19.
23
dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran
di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut.
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena
kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat terorganisasi dengan baik.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan. 7. Sikap positif siswa terhadap apa proses belajar dapat ditingkatkan. 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk
menjelaskan berulang-ulang dapat berkurang sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada siswa. 32
Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik,
dan jelas.
3. Media Audio Visual
Rudi Bretz menyatakan, ia mencoba membagi media berdasarkan
indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari
setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak.
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Media audio visual ini dapat
dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan
gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film
gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio
visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan
peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
32 Ibid, h. 21
24
dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses
pembelajaran. 33
4. Jenis-Jenis Media Audio Visual
Media audio visual yang dijelaskan oleh Yudhi Munadi dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
a. Film
Film adalah sebuah gambaran cerita hidup. Film adalah alat yang
mampu yang ampuh sekali di tangan orang yang mempergunakannya
secara efektif untuk mengungkapkan suatu maksud terutama terhadap
masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak. Film dapat memberikan
efek yang kuat terhadap penontonnya terutama terhadap perubahan
sikap, maka diperlukan analisis karakteristik film dan yang
menontonnya.
b. Video
Rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat
pesawat televisi. Karakteristik video mirip sekali dengan film yaitu:
mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, video dapat diulangi bila
perlu untuk menambah kejelasan, dapat mempengaruhi emosi
seseorang.
c. Televisi
Oemar Hamalik dalam Yudhi Munadi menjelaskan bahwa televisi
adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Televisi juga dapat
memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu
peristiwa terjadi dengan disertai komentar penyiarnya.34
Berdasarkan penjelasan jenis-jenis media audio visual di atas
disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media gambar dan suara
yang merekam cerita kehidupan masyarakat.
114
33 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 113- 34 Ibid, h.141
25
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
Adapun kelebihan dari media audio visual yang dijelaskan oleh Cecep
Kustandi dan Bambang Sutjipto yaitu:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan
secara berulang jika diperlukan
c. Mendorong dan meningkatkan motivasi belajar
d. Mengandung nilai-nilai positif, dapat mengundang pemikiran dan
pembahasan dalam kelompok.
Adapun kelemahannya yaitu:
a. Media video dan film tidak selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan.
b. Pemanfaatan media audio visual masih sangat sedikit, karena dianggap
memakan biaya yang tinggi. 35
E. Kerangka Berpikir
Guru sebagai tenaga pendidik berperan sangat penting di kelas. Sudah
seharusnya guru menciptakan pembelajaran yang baik di dalam kelas.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh bagaimana guru
mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak dan
materi yang sedang diajarkan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa. Menulis merupakan sebuah kegiatan berpikir kritis untuk
menciptakan ide-ide yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Kegiatan
menulis banyak macamnya, seperti menulis paragraf, cerita, puisi, dan lain
sebagainya.
35 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 74.
26
Dalam pembelajaran mengenai paragraf sebaiknya guru memilih untuk
menggunakan iklan sebagai medianya, karena iklan merupakan berita yang
digunakan untuk membujuk atau mendorong khalayak ramai agar tertarik
dengan barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya iklan sebagai media
yang digunakan untuk menulis paragraf maka akan memudahkan siswa untuk
menulis paragraf tersebut serta dapat memudahkan guru untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Oleh karena itu, penggunaan
media iklan dalam membuat paragraf sederhana sangat penting.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Nurus Saadah dalam skripsi yang berjudul Kemampuan Menulis Paragraf
Persuasi Berdasarkan Iklan Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs. Soebono
Mantofani Jombang-Ciputat, Tangerang Selatan, dari Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa siswa yang menulis paragraf menggunakan media iklan gambar
lebih baik dan siswa merasa tertarik dengan adanya media pembelajaran.
2. Mu’min Soleh dalam skripsi yang berjudul Kemampuan Siswa dalam
Menulis Persuasif dengan Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas
X MAN Cikarang Tahun Pelajaran 2010 – 2011, dari Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif analisis komparasi. Hasil yang diperoleh dari
penelitian dengan menggunakan uji-t menunjukkan adanya peningkatan
yang signifikan bahwa penggunaan media gambar meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini dilihat dari
nilai thitung > ttabel, yaitu –3,723 > 1,679. Hasil uji-t tersebut membuktikan
bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yangmenggunakan
media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media.
27
3. Agung Nugroho skripsi berjudul Penggunaan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana Di Kelas III MI
Muhammadiyah Ngasem Plembutan Playen Gunungkidul dari Jurusan
Pendidikan Guru MI Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun 2014. Penelitian ini meggunakan metode penelitian kualitatif.
Proses pembelajaran di MI Muhammadiyah Ngasem yang pada awalnya
terasa menjemukan mulai dapat diatasi dengan spenggunaan media gambar
karena dengan penggunaan media gambar pemahaman siswa terhadap
pembuatan paragraf sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
mulai meningkat.
Dari ketiga penelitian relevan di atas dapat disimpulkan yaitu
penelitian ketiganya berbeda-beda jenis metode penelitiannya namun hasil
yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam menulis
paragraf sangat baik dan menunjukkan adanya peningkatan. Dari penelitian
relevan di atas belum ada yang melakukan penelitian menggunakan media
iklan audio visual, maka peneliti menggunakan iklan audio visual dengan
tujuan untuk melihat kemampuan siswa menulis paragraf persuasi.
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN 15 Bintaro, yang berlokasi di Jalan
Mawar I No. 73 Rt. 002/013, Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan,
Jakarta Selatan. Waktu penyusunan skripsi dilaksanakan pada Januari-
November 2015. Penelitian berlangsung tepatnya pada semester II (dua) di
bulan Mei 2015.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang memaparkan
sebuah situasi atau peristiwa. Peneliti mencoba menggambarkan bagaimana
terjadinya suatu peristiwa. Semua data yang peneliti peroleh di lapangan
dideskripsikan dengan kata-kata yang berupa penjelasan-penjelasan. Inilah
yang namanya penelitian deskripsi.1
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti mengartikan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan pendekatan ini peneliti akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan pemikirannya.2
Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan
temuannya tidak diperoleh melalui statistik atau beberapa hitungan lainnya.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penelitian secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu.3 Beberapa penelitian dilakukan melalui wawancara dan
pengamatan, dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode kualitaif.
1 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reseach Publishing, 2009), h.24
2 Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 73.
3 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 22014), h.75
28
29
Sekalipun begitu, mereka selanjutnya menandai data tersebut dengan cara
yang memungkinkannya untuk dianalisis secara statistik. Sarana itu meliputi
pengamatan dan wawancara, namun bisa juga mencakup dokumen, buku, dan
video.4
Lexy J. Moleong menjelaskan “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang pa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”5
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
deskriptif merupakan penelitian yang mengutarakan penjelasan yang cermat
dalam melakukan analisis dan menyajikan data temuan-temuannya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu unsur penting dalam
melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk menghimpun data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan wawancara
yaitu untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,
kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,pengakuan, kerisauan dan
sebagainya.6
Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan yaitu wawancara terbuka.
Pada wawancara ini peneliti memberikan kebebasan kepada informan dan
mendorongnya untuk berbicara secara luas dan mendalam. Wawancara ini
dilakukan kepada guru bidang bahasa Indonesia dan digunakan untuk
menggali informasi tentang sistem pembelajaran di kelas, metode yang
digunakan pada saat pembelajaran, serta kondisi kelas saat pembelajaran pada
4 Anselm Strauss & Juiet Corbin, Dasar-dasar peneitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 4.
5Lexy J. Moleong, Metodoloig Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6.
6 Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, op.cit. h. 94.
30
siswa kelas III MIN 15 Bintaro. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan siswa membuat paragraf.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data
dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang
diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang
keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan
mencatat.7
Teknik observasi yang paling lazim dipakai dalam penelitian kualitatif
adalah observasi partisipatif. Fokus perhatian yang paling esensial dari
penelitian kualitatif adalah pemahaman dan kemampuan peneliti dalam
membuat makna atas suatu kejadian atau fenomena pada situasi yang tampak.
Dengan observasi partisipatif, peneliti kualitatif harus melakukan pengamatan
dengan cermat terhadap perilaku subjek, baik dalam suasana formal maupun
santai. Biasanya pengamat membuat sebuah “pos observasi”.8 Dari sini
peneliti mengamati dan merekam apa yang sedang terjadi. Ia bertindak sebagai
penonton dengan membuat catatan-catatan lapangan.
3. Kuesioner (Angket)
Sugiyono mengungkapkan, kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.9
Kuesioner atau angket merupakan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi melalui formulir-formulir yang berisi
7 Kinayati Djojosuroto dan M.L.A. Sumaryati, Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra, (Bandung: Nuansa, 2000), h. 39.
8 Syamsuddin, Opcit. h. 100-101 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 199.
31
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis bertujuan untuk
mendapatkan informasi bagi peneliti.10
Angket ini akan diberikan kepada peserta didik kelas III MIN 15 Bintaro
berjumlah 38 eksemplar dari jumlah siswa pada populasi yang ada yaitu 120.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu ditentukan oleh guru
dengan alasan tujuan pendidikan, kesamaan jadwal, dan jumlah siswa yang
dijadikan sampel. Jawaban telah disediakan yang berjumlah 5 soal dengan
menggunakan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ya atau tidak.
Angket disusun berdasarkan indikator respon terhadap media iklan dalam
penulisan paragraf sederhana.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari sumber-sumber data tertulis di lapangan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Maksud data tertulis dalam penelitian
ini yaitu seluruh hasil tulisan siswa dalam bentuk data tes paragraf persuasi
sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber data utama yaitu siswa/siswi kelas III
MIN 15 Bintaro. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data hasil
tulisan siswa dalam bentuk paragraf persuasi sederhana. Adanya data yang
diambil sebanyak 38 paragraf persuasi siswa-siswi yang selanjutnya data
tersebut akan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui kemampuan
penulisan siswa. Data sekunder yaitu data tambahan seperti profil sekolah,
laporan penelitian, dan data-data pendukung lainnya.
10 Kinayati Djojosuroto dan M.L.A. Sumaryati, op.cit. h. 43.
32
D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
a) Triangulasi
Triangulasi adalah cara yang ditempuh untuk melakukan verifikasi
sepanjang penelitian dilakukan hingga data dianalisis dan laporan ditulis.11
Ada 4 model triangulasi, yaitu dengan menggunakan sumber, waktu, teknik,
dan teori. Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi
sumber. Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data, dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
yaitu siswa dan guru bidang Bahasa Indonesia kelas III MIN 15 Bintaro.
E. Teknik Analisis Data
a) Analisis Data Tes
1. Membaca berulang-ulang paragraf yang dibuat oleh siswa kemudian
dibuat analisis dan dicatat. Selanjutnya menentukan nilai yang
menggambarkan taraf kemampuan siswa secara individual, dengan aspek
penilaian kemampuan menulis paragraf sederhana di bawah ini:
Tabel 3.1
Rubrik Penilaian Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan
Rangsangan Iklan Audio Visual12
No
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
1 Kesesuaian isi teks dengan iklan persuasi
25
2 Ketepatan logika urutan cerita 20 3 Ketepatan makna keseluruhan cerita 20 4 Ketepatan kata 15 5 Ketepatan kalimat 10 6 Ejaan dan tata tulis 10
Jumlah skor 100
11 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013) h. 137.
12 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE, 2011), h. 433
33
2. Menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus:
= X
N
Keterangan: = Nilai Rata-rata
X = Jumlah Nilai
N = Jumlah siswa13
3. Menginterpretasi dengan tabel sebagai berikut
Tabel 3.2
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala
Empat14
Interval presentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat
Keterangan 1- 4 D – A
86 - 100 4 A Baik Sekali (sangat mampu) 76 - 85 3 B Baik (mampu) 56 - 75 2 C Cukup (cukup mampu) 10 - 55 1 D Kurang (kurang mampu)
4. Analisis data Angket
Dalam analisis data angket, penulis menggunakan cara sebagai berikut:
P = F X 100% Ket: P = Persentase
N F = Frekuensi
N = Jumlah Responden15
13 Ibid, h. 218 14 Ibid, h. 253 15 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1994), Cet. V., h. 40-41
34
Untuk mengetahui kualifikasi skor setiap variabel yang diambil dari nilai
rata-rata (mean), maka peneliti menjadikan skor tersebut ke dalam data
interval dengan kualifikasi masing-masing, namun harus mencakup skor
yang paling tinggi dan skor yang paling rendah.
Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisa data dari hasil
penelitan, maka setiap item dibuatkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan
teknik analisis data. Teknik tersebut dimaksudkan agar data yang diperoleh
dapat ditarik kesimpulanya dari masalah yang diteliti.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Madrasah
a) Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri ( MIN ) Bintaro
b) NSS/NISN : 111131740003
c) NPSN : 20102842
d) Akreditasi : A
e) Periode Penilaian : 2012 - 2016
f) Alamat Sekolah
a. Jalan : Mawar I No. 73 RT. 002/013
b. Desa/Kelurahan : Bintaro
c. Kecamatan : Pesanggrahan
d. Kabupaten/ Kota : Jakarta Selatan
e. Provinsi : DKI Jakarta
f. KodePos : 12330
g. Telepon : 021-7371040
h. Faks : 021-7371040
i. E-mail : [email protected]
g) Kepala Sekolah
a. Nama : A. Taufiqillah, S. Ag, M.M
b. Status PNS : Aktif
c. NIP : 196812291997031002
d. Pangkat/ GolonganRuang/ TMT : IV/a/ Pembina
e. Jabatan Fungsional : Guru Golongan IV
f. NUPTK : 8561746648110020
g. TMT sebagai Kepala Sekolah : 07-07-2009
h. TMT Kepsek di Sekolah ini : 05-12-2011
h) Komite Sekolah
a. Nama : Maryadi, SE, M.M
35
36
b. Periode : 2013-2016
2. Visi dan Misi Madrasah
a. Visi Madrasah
“Terwujudnya Lembaga Pendidikan Dasar Yang Kompeten Dalam
Pembinaan Imtaq Serta Berkualitas Dalam Pengembangan Ilmu, Sejalan
Kemajuan IPTEK”
b. Indikator Pencapaian Visi
1. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami.
2. Terwujudnya lingkungan madrasah yang kondusif untuk terciptanya
proses pembelajaran yang inovativ
3. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan) yang professional.
4. Meningkatnya proses pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan
IPTEK.
5. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana
pendidikan.
6. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik
maupun non akademik
7. Terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran, pusat disiplin,
pusat kebudayaan, dan pusat dakwah.
c. Misi Madrasah
1. Menanamkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia melalui
pengamalan ajaran agama.
2. Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan.
3. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan
seni, sesuai dengan bakat, minat serta potensi siwa.
4. Mengoptimalkan SDM demi terwujudnya output yang berkualitas.
5. Memanfaatkan kemajuan IPTEK sebagai media dan sumber
pembelajaran.
6. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan
masyarakat.
37
d. Indikator Pencapaian Misi
1. Sholat zuhur berjamaah berjalan dengan tertib dan khusyu
2. Pembelajaran agama mengutamakan praktik
3. Kegiatan pembelajaran bidang studi umum terlaksana dengan lancar
dan berkualitas
4. Lulusan dapat melanjutkan ke sekolah negeri dan unggulan
5. Situasi sekolah kondusif
6. Kegiatan ekstra kurikuler aktif dan beragam
7. Sarana dan prasarana bertambah lengkap
8. Hubungan dengan komite madrasah dan orang tua siswa makin
harmonis
9. Disiplin Guru, karyawan dan siswa meningkat
10. Lingkungan sekolah bersih, indah, sehat dan aman
11. Terlaksananya kegiatan senam massal secara rutin
12. Komputerise dalam setiap kegiatan dan kearsipan
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
Pengumpulan data berlangsung kurang lebih dua minggu, terhitung
dari Senin-Jumat tanggal 12-23 Mei 2015. Pada Senin 12 Mei 2015, peneliti
menyampaikan surat izin observasi ke sekolah untuk diizinkan melihat kondisi
kegiatan belajar dan mengajar siswa-guru pelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
Pada Selasa 13 Mei 2015, peneliti melakukan wawancara singkat dengan guru
bidang studi Bahasa Indonesia untuk menggali informasi tentang pembelajaran
siswa menulis paragraf di kelas III MIN 15 Bintaro, metode yang digunakan
pada saat pembelajaran menulis, kondisi kelas saat pembelajaran pada siswa
kelas. Pada Rabu 14 Mei 2015, peneliti menyampaikan surat izin penelitian ke
sekolah untuk diizinkan melakukan penelitian serta menjelaskan maksud dan
tujuan melakukan penelitian. Pada Jumat 16 Mei 2015, peneliti datang ke
kelas untuk melihat guru memberikan pemahaman membuat paragraf. Pada
Rabu 21 Mei 2015, peneliti mengumpulkan data yang berupa dokumentasi
hasil tulisan siswa dalam bentuk paragraf, dengan jumlah keseluruhan siswa
sebanyak 38 diantaranya 20 laki-laki dan 18 perempuan. Kamis 22 Mei 2015,
38
peneliti kembali lagi ke kelas untuk meminta siswa-siswi mengisi angket
kuesioner mengenai respon terhadap media yang telah digunakan dalam
membantu menulis paragraf sederhana. Pada hari Jumat 23 Mei 2015 peneliti
menyampaikan kepada kepala sekolah bahwa penelitian telah selesai
dilaksanakan namun jika ada data-data atau informasi yang kurang maka
peneliti diperbolehkan untuk datang lagi ke sekolah.
Kemampuan menulis dengan menggunakan iklan audio visual sebagai
media ternyata sangat bervariasi. Berikut ini, penulis akan menguraikan
tentang analisis kemampuan siswa dalam penulisan paragraf persuasi
sederhana berdasarkan media iklan audio visual. Setelah diketahui kesalahan
data tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk
wacana deskripsi. Untuk lebih jelas mengenai deskripsi data hasil pekerjaan
siswa dimaksud, dapat diuraikan satu persatu di bawah ini.
C. Pembahasan
1. Deskripsi Data Tes Menulis Paragraf Persuasi Sederhana
Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual
Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menulis
paragraf persuasi sederhana berdasarkan iklan gambar audio visual, penulis
mengadakan tes kepada siswa kelas III MIN 15 Bintaro pada 21 Mei 2015.
Siswa diberi waktu untuk mengisi tes selama empat puluh menit. Sebanyak 5
siswa tidak dimasukkan ke dalam data karena tidak memenuhi kriteria
penulisan paragraf persuasi sederhana. Berikut disajikan data sebanyak 33
siswa yang akan dijelaskan di bawah ini.
39
Tabel 4.1
Data Tes Siswa Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan
Media Iklan Gambar Audio Visual di Kelas III
No.
Siswa
Nilai
1. Siswa no.1 74 2. Siswa no.2 80 3. Siswa no.3 79 4 Siswa no.4 68 5. Siswa no.5 73 6. Siswa no.6 79 7. Siswa no.7 81 8. Siswa no.8 82 9. Siswa no.9 80 10. Siswa no.10 76 11. Siswa no.11 85 12. Siswa no.12 79 13. Siswa no.13 64 14. Siswa no.14 71 15. Siswa no.15 81 16. Siswa no.16 79 17. Siswa no.17 73 18. Siswa no.18 75 19. Siswa no.19 82 20. Siswa no.20 76 21. Siswa no.21 80 22. Siswa no.22 80 23. Siswa no.23 79 24. Siswa no.24 80 25. Siswa no.25 76
40
26. Siswa no.26 77 27. Siswa no.27 71 28. Siswa no.28 83 29. Siswa no.29 78 30. Siswa no.30 70 31. Siswa no.31 70 32. Siswa no.32 64 33. Siswa no.33 78
Berdasarkan langkah-langkah analisis data, berikut ini peneliti sajikan
analisis data dari setiap siswa untuk menggambarkan taraf kemampuan siswa
secara individual.
Tabel 4.2
Analisis Data Siswa No. 1
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 14
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 18
4. Ketepatan kata 9
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 74 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 1 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi teks
siswa sedikit menceritakan cerita narasi namun masih berkaitan dengan
iklan persuasi dan menggunakan kata ajakan di ahir paragraf, b) Ketepatan
logika urutan cerita: 14 alasannya karena urutan logika cerita sedikit ada
ketidak runtutan di pertengahan kalimat, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 18 alasannya makna dari cerita sudah dapat diartikan bahwa siswa
sedang menulis sebuah paragraf persuasi dengan tema layanan
masayarakat, d) Ketepatan kata: 9 alasannya kata yang digunakan pada
41
kalimat sudah hampir baik, e) Ketepatan kalimat: 6 alasannya karena ada
kalimat yang terlalu panjang dan bisa dijadikan menjadi 2 kalimat, f)
Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena pada penggunaan huruf kapital di
pertengahan kalimat. Jumlah skor 74 interpretasi cukup. Nilai yang paling
rendah pada siswa no. 1 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis.
Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.3
Analisis Data Siswa No. 2
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 23
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 10
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 80 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 2 memperoleh skor a).
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 23 alasannya karena kesesuaian
isi cerita siswa hampir sempurna namun ada cerita yang tidak dimasukkan
ke dalam paragraf, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena
urutan logika hampir baik namun ada sedikit kalimat yang tertukar tukar
urutannya, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena
maksud dari cerita yang dijelaskan terlihat jelas untuk mengajak orang
untuk menjaga kebersihan sungai, d) Ketepatan kata: 10 alasannya karena
ketepatan kata sudah baik namun masih ada beberapa kata yang kurang
pas dalam sebuah kalimat, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena
kalimat yang dituliskan hampir baik tetapi ada konjungsi antar kalimat
yang kurang tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya karena banyak
terdapat kata yg yang di singkat. Jumlah skor 80 dan interpretasi baik.
42
Nilai yang paling rendah pada siswa no. 2 pada aspek ketepatan kalimat,
ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi
dengan iklan.
Tabel 4.4
Analisis Data Siswa No. 3
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 79 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 3 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena tulisan
paragraf siswa hampir baik sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 16 alasannya karena ada urutan yang kurang tepat dalam
penyusunan kalimat namun keseluruhan cerita hampir baik, c) Ketepatan
makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena makna dari cerita sudah
baik menunjukkan bahwa itu merupakan cerita ajakan karena terdapat kata
Ayo pada kalimat akhir, d) Ketepatan kata: 12 karena kata yang digunakan
siswa hampir baik hanya ada beberapa kata saja yang tidak tepat, e)
Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena kalimat yang digunakan sudah
hampir baik namun ada kalimat yang tidak sesuai dengan kalimat
sebelumnya, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya karena ejaan dan tata tulis
penulisan awal paragraf tidak diberi spasi ke dalam, pada setiap ganti di
awal paragraf diberi jarak dua baris. Jumlah skor 79 dan interpretasi baik.
Nilai yang paling rendah pada siswa no. 3 pada aspek ejaan dan tata tulis.
Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
43
Tabel 4.5
Analisis Data Siswa No. 4
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 10
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 12
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 68 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 4 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena tulisan
paragraf siswa hampir baik sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 10 alasannya karena urutan cerita kurang tersusun dengan
baik, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 12 alasannya karena karena
makna dari cerita sudah baik menunjukkan bahwa itu merupakan cerita
ajakan karena terdapat kata Mari pada kalimatnya, d) Ketepatan kata: 12,
kata yang digunakan siswa hampir baik hanya ada beberapa kata saja yang
tidak tepat, e) Ketepatan kalimat: 7 alasnnya karena karena kalimat yang
dituliskan hampir baik tetapi ada konjungsi antar kalimat yang kurang pas,
f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya penggunaan huruf kapital masih kurang
baik. Jumlah skor 68 dan interpretasi cukup. Nilai yang paling rendah pada
siswa no. 4 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.6
Analisis Data Siswa No. 5
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
C 2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
44
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 73 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 5 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena tulisan
paragraf siswa hampir baik sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 15 alasannya karena urutan cerita ada sedikit kurang
tersusun dengan baik, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 15
alasannya karena maksud cerita hampir baik untuk dipahami, d) Ketepatan
kata: 10 alasannya karena kata yang digunakan siswa cukup baik hanya
ada beberapa kata saja yang tidak tepat, e) Ketepatan kalimat: 6 alasannya
karena kalimat tersebut kurang tersusun dengan baik antara subjek,
predikat dan objek, f) Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya pada penggunaan
huruf kapital pada setiap kata dan urutan cerita yang tidak tepat pada tiap
penggantian kalimat. Jumlah skor 73 dan interpretasi cukup.
Tabel 4.7
Analisis Data Siswa No. 6
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 79 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 6 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
sudah baik dan sesuai dengan iklan namun ada isi cerita yang kurang, b)
Ketepatan logika urutan cerita: 15 alasannya karena urutan cerita hampir
45
baik dan ada kalimat yang kurang tepat sehingga antar kalimat menjadi
tidak runtut, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena
kalimat sudah hampir dapat dipahami maksud ceritanya, d) Ketepatan
kata: 13 karena masih ada sedikit terdapat kata yang kurang tepat dalam
kalimat namun keseluruhan sudah baik, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya
karena ada susunan di beberapa kalimat yang kurang tepat, f) Ejaan dan
tata tulis: 6 alasannya karena penggunaan huruf kapital yang tidak tepat.
Jumlah skor 79 dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa
no. 6 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian
isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.8
Analisis Data Siswa No. 7
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 81 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 7 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
hampir baik sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16
alasannya karena urutan cerita hampir tersusun denga baik tetapi ada
kalimat yang susunannya tertukar, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita:
17 alasannya karena makna cerita sudah hampir dimengerti maksud dari
cerita adalah sebuah ajakan, d) Ketepatan kata: 12 alasannya karena kata
yang digunakan hampir baik, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena
kalimat yang dituliskan hampir baik tetapi ada satu kalimat yang susunan
46
subjek predikatnya tidak lengkap, f) Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya
karena terdapat reduplikasi (kata ulang) yang disingkat pada aspek ejaan
dan tata tulis. Jumlah skor 81 dan interpretasi baik. Nilai yang paling
rendah pada siswa no. 7 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi
pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.9
Analisis Data Siswa No. 8
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 14
5. Ketepatan kalimat 8
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 82 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 8 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena isi cerita
hanya sedikit yang ditulis di dalam paragraf, b) Ketepatan logika urutan
cerita: 15 alasannya urutan cerita masih ada yang kurang tepat, c)
Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena maksud dari
seluruh cerita dapat dipahami, d) Ketepatan kata: 14 alasannya karena kata
yang digunakan tepat sehingga mendapat skor hampir sempurna dari skor
utuh 15, e) Ketepatan kalimat: 8 alasannya karena kalimat yang digunakan
sudah hampir tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya karena penulisan
singkatan kata yang kurang tepat. Jumlah skor 80 dan interpretasi baik.
Nilai yang paling rendah pada siswa no. 8 pada aspek ejaan dan tata tulis.
Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
47
Tabel 4.10
Analisis Data Siswa No. 9
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 14
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 8
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 80 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 9 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 karena isi cerita yang ditulis
di dalam paragraf sudah sesuai hanya sedikit isi cerita yang kurang
diungkapkan dalam tulisan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 14
alasannya karena urutan cerita kurang baik karena ada beberapa kalimat
yang tertukar, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena
maksud dari keseluruhan cerita dapat dipahami, d) Ketepatan kata: 13
alasannya karena penggunaan kata sudah hampir tepat walaupun ada
sedikit kata yang kurang tepat, e) Ketepatan kalimat: 8 alasannya karena
penggunaan susunan subjek predikat objek dalam kalimat sudah baik
walaupun masih ada yang kurang tepat meletakkan susunannya, f) Ejaan
dan tata tulis: 8 alasannya karena penggunaan huruf kapital di pertengahan
kata. Jumlah skor 80 dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada
siswa no. 8 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
48
Tabel 4.11
Analisis Data Siswa No. 10
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 14
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 14
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 10 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
sudah hampir baik, b) Ketepatan logika urutan cerita: 14 alasannya karena
urutan cerita tidak tersusun dengan baik, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 15 alasannya karena maksud dari cerita masih ada yang kurang
dipahami di kalimatnya, d) Ketepatan kata: 12 alasannya karena ketepatan
kata hampir baik karena ada beberapa kata yang tidak tepat, e) Ketepatan
kalimat: 7 alasannya karena susunan kalimat hampir tepat, f) Ejaan dan
tata tulis: 8 alasannya karena penggunaan huruf kapital yang tidak tepat.
Jumlah skor 82 dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa
no. 10 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek
kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.12
Analisis Data Siswa No. 11
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 17
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 18
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 7
49
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 85 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 11 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan skor 22 alasannya karena siswa
masih belum sempurna menuliskan isi iklan tetapi sudah menggunakan
kata ajakan seperti Ayo di dalam kalimatnya, b) Ketepatan logika urutan
cerita skor 16 alasannya karena siswa masih sedikit kurang tepat dalam
meletakkan urutan kalimat, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita skor 18
alasannya karena makna dari cerita masih sedikit ada yang kurang
dimengerti, d) Ketepatan kata mendapat skor 13 alasannya karena masih
ada sedikit terdapat kata yang kurang tepat dalam kalimat, e) Ketepatan
kalimat skor 7 alasannya karena kalimat dalam paragraf sedikit kurang
tepat, f) Ejaan dan tata tulis skor 8 alasannya karena dalam penggunaan
huruf kapital pada pertengahan kalimat. Seperti contoh Ikan-ikan di sungai
Akan mati karena terkena air yg tercemar oleh sampah yang ada di sungai
Jumlah skor 85 dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa
no. 11 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi
pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.13
Analisis Data Siswa No. 12
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 79 Baik
50
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 12 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena isi cerita
sudah sesuai dengan iklan tetapi isi tentang hukuman bagi pelanggar
belum di ceritakan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena
urutan cerita baik tetapi ada beberapa antar kalimat yang tertukar, c)
Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena seluruh kalimat
sudah baik dan tepat maksud dari cerita dapat dipahami, d) Ketepatan kata:
12 kata yang digunakan sudah baik dan tepat, e) Ketepatan kalimat: 7
alasannya karena susunan kalimat masih belum tepat, f) Ejaan dan tata
tulis: 6 alsannya karena menggunakan huruf kapital di setiap kata. Jumlah
skor 79 dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 12
pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi
teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.14
Analisis Data Siswa No. 13
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 18
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 11
4. Ketepatan kata 9
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 64 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 13 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 18 alasannya karena isi cerita
yang sesuai dengan iklan hanya sedikit dan ada sedikit cerita narasi, b)
Ketepatan logika urutan cerita: 13 alasannya karena urutan logika cerita
ada yang kurang tepat dan hampir baik, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 11 alasannya karena maksud dari cerita sedikit yang dapat dipahami
yaitu jangan membuang sampah, d) Ketepatan kata: 9 alasannya karena
51
ada beberapa penggunaan kata yang kurang tepat, e) Ketepatan kalimat: 6
alasannya karena penggunaan susunan subjek, predikat, objeknya kurang
tepat , f) Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena tiap pergantian kalimat
baru diletakkan dibaris baru, penggunaan tata tulis huruf kapital yang
kurang tepat. Jumlah skor 64 dan interpretasi cukup. Nilai terendah pada
siswa no. 13 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek
kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.15
Analisis Data Siswa No. 14
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 18
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 71 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 14 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 18 alasannya karena siswa
menulis cerita narasi namun isinya sedikit sesuai dengan iklan dan ada
kalimat ajakan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 13 alasannya karena
urutan cerita tersusun kurang baik, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita:
15 alasannya karena makna cerita dapat dipahami walaupun cerita narasi,
d) Ketepatan kata: 12 kata yang digunakan sudah baik hanya ada beberapa
penggunaan kata baku yang kurang tepat, e) Ketepatan kalimat: 6
alasannya karena ada sedikit susunan antar kalimat kurang tepat, f) Ejaan
dan tata tulis: 7 alasannya karena penggunaan ejaan kata yang kurang tepat
seperti kata menasihati ditulis mengsihi. Jumlah skor 71 dan interpretasi
cukup. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 14 pada aspek ketepatan
52
kalimat. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan
iklan.
Tabel 4.16
Analisis Data Siswa No. 15
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 18
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 8
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 81 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 15 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena masih ada
sedikit isi dari iklan yang belum dijelaskan, b) Ketepatan logika urutan
cerita: 18 alasannya karena urutan cerita dari iklan ada yang tertukar
kalimatnya, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 17 alasannya karena
masih ada sedikit kalimat yang kurang tepat namun keseluruhan makna
sudah jelas bahwa tulisan tersebut berupa ajakan penulis, d) Ketepatan
kata: 12 alasannya karena ada sedikit terdapat kata yang yang kurang tepat
digunakan, e) Ketepatan kalimat: 8. Ketepatan kalimat sudah baik hanya
ada sedikit kata penghubung kalimat saja yang kurang tepat digunakan
seperti Dan, Seperti, Itu, f) Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya penggunaan
huruf kapital pada setiap kata. Seperti pada kalimat Pada hari Sabtu Ali
Membuang Sampah di Sungai. Jumlah skor 81 dan interpretasi baik. Nilai
yang paling rendah pada siswa no. 15 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan
dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi
dengan iklan..
53
Tabel 4.17
Analisis Data Siswa No. 16
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 8
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 79 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 16 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena isi cerita
sudah baik dan sesuai dengan iklan namun ada isi cerita yang kurang, b)
Ketepatan logika urutan cerita: 15 alasannya karena urutan cerita hampir
baik dan ada kalimat yang kurang tepat sehingga antar kalimat menjadi
tidak runtut, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 15 alasannya karena
kalimat sudah hampir dapat dipahami maksud ceritanya, d) Ketepatan
kata: 13 karena masih ada sedikit terdapat kata yang kurang tepat dalam
kalimat namun keseluruhan sudah baik, e) Ketepatan kalimat: 8 alasannya
karena ada susunan di beberapa kalimat yang kurang tepat, f) Ejaan dan
tata tulis: 8 alasannya karena penggunaan huruf kapital yang tidak tepat
seperti Hujan dan gaTal-gataL. Jumlah skor 79 dan interpretasi baik. Nilai
yang paling rendah pada siswa no. 16 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.18
Analisis Data Siswa No. 17
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi 1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
C 2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 14
54
4. Ketepatan kata 10
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 73 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 17 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena siswa
hampir sedikit sempurna menuliskan isi iklan tetapi sudah menggunakan
kata ajakan seperti Ayo di dalam kalimatnya, b) Ketepatan logika urutan
cerita: 13 alasannya karena urutan susunan kalimatnya baik namun ada
pengulangan kalimat di awal dan di akhir kalimat dalam paragraf, c)
Ketepatan makna keseluruhan cerita: 14 makna dari keseluruhan paragraf
sudah baik dan dapat dimengerti maksud dari tulisan adalah sebuah
ajakan, d). Ketepatan kata: 10 alasannya karena kata yang digunakan
sudah tepat walapun ada beberapa kata yang tidak ditulid dengan kata
baku seperti kata tidak ditulis gak, e). Ketepatan kalimat: 7 alasannya
karena kalimat yang digunakan sudah tersusun dengan baik tetapi ada
sedikit kalimat yang susunannya acak, f). Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya
karena ada penggunan singkatan kata yang kurang tepat. Jumlah skor 73
dan interpretasi cukup. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 17 pada
aspek ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks
persuasi dengan iklan.
Tabel 4.19
Analisis Data Siswa No. 18
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
55
Jumlah skor 75 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 18 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
sudah hampir baik, b) Ketepatan logika urutan cerita: 15 alasannya karena
urutan cerita tidak tersusun dengan baik, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 15 alasannya karena maksud dari cerita masih ada yang kurang
dipahami di kalimatnya, d) Ketepatan kata: 12 alasannya karena ketepatan
kata hampir baik karena ada beberapa kata yang tidak tepat, e) Ketepatan
kalimat: 6 alasannya karena susunan kalimat hampir tepat, f) Ejaan dan
tata tulis: 6 alasannya karena penggunaan huruf kapital yang tidak tepat
dan tata tulisan ditulis seperti puisi. Jumlah skor 75 dan interpretasi cukup.
Nilai yang paling rendah pada siswa no. 18 pada aspek ejaan dan tata tulis.
Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.20
Analisis Data Siswa No. 19
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
A
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 82 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 19 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena isi sudah
hampir sesuai dengan isi iklan tetapi ada beberapa kalimat yang kurang
tepat, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena urutan cerita
sudah baik tetapi ada beberapa kata yang tertukar, c) Ketepatan makna
keseluruhan cerita: 17 alasannya karena maksud dari cerita sudah dapat
dipahami, d) Ketepatan kata: 13 alasannya karena kata yang digunakan
56
keseluruhan baik tetapi ada beberapa kata yang tidak tepat dalam kalimat,
e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena penggunaan kata penghubung di
awal penulisan kalimat kurang tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya
masih sama dengan siswa nomor 18 yaitu penggunaan huruf kapital dan
penggunaan tanda baca yang kurang tepat. Jumlah skor 82 dan interpretasi
baik. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 19 pada aspek ejaan dan tata
tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.21
Analisis Data Siswa No. 20
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 20 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena isi sudah
sesuai dengan iklan tetapi ada beberapa yang kurang tercantum pada cerita
seperti hukuman yang akan dikenakan bagi pelanggar, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 13 alasannya karena ada beberapa urutan cerita yang kurang
tepat tetapi keseluruhan urutannya sudah baik, c) Ketepatan makna
keseluruhan cerita: 16 alasannya karena maksud dari tulisan sudah dapat
dipahami yaitu mengenai ajakan, d) Ketepatan kata: 12 alasannya karena
kata yang digunakan sudah baik tetapi ada beberapa kata yang tidak tepat,
e) Ketepatan kalimat: 6 alasannya karena susunan kalimatnya kurang tepat
dan menjadikan kalimat tersebut menjadi kurang baik , f) Ejaan dan tata
tulis: 7 alasannya karena penggunaan huruf kapital pada setiap kata yang
terletak di tengah kalimat. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik. Nilai yang
57
paling rendah pada siswa no. 20 pada aspek ketepatan kalimat. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.22
Analisis Data Siswa No. 21
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi 1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 10
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 80 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 21 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasan peneliti memberikan
skor 22 karena dalam menuliskan isi cerita masih ada yang kurang untuk
di ceritakan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasan peneliti karena
masih ada beberapa kalimat yang tertukar urutan ceritanya, c) Ketepatan
makna keseluruhan cerita: 17 alasannya karena makna cerita sedikit ada
yang kurang dipahami maksudnya, d) Ketepatan kata: 10 alasannya karena
masih ada kata yang kurang tepat digunakan di pertengahan kalimat, e)
Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena penggunaan kata penghubung di
awal penulisan kalimat kurang tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya
karena ada penggunaan singkatan kata seperti yg dan dlm. Jumlah skor 80
dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 21 pada
aspek ketepatan kalimat. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks
persuasi dengan iklan.
58
Tabel 4.23
Analisis Data Siswa No. 22
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 11
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 80 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 22 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya sama seperti no.
21 yaitu dalam menuliskan isi cerita masih ada yang kurang untuk di
ceritakan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasan peneliti karena
masih ada beberapa kalimat yang tertukar urutan ceritanya, c) Ketepatan
makna keseluruhan cerita: 17 alasannya karena makna cerita sedikit ada
yang kurang dipahami maksudnya, d) Ketepatan kata: 11 alasannya karena
masih ada kata yang kurang tepat digunakan di pertengahan kalimat, e)
Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena penggunaan kata penghubung di
awal penulisan kalimat kurang tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya
karena penyingkatan kata yang tidak sesuai dengan aturan penyingkatan
kata, penggunaan kata yang tidak tepat dan tidak baku. Jumlah skor 80 dan
interpretasi baik. . Nilai yang paling rendah pada siswa no. 21 pada aspek
ketepatan kalimat. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi
dengan iklan.
Tabel 4.24
Analisis Data Siswa No. 23
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21 B 2. Ketepatan logika urutan cerita 16
59
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 79 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 23 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
sudah hampir baik, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena
urutan susunan kalimatnya baik namun ada pengulangan kalimat di awal
dan di akir kalimat dalam paragraf, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 16 alasannya karena maksud dari cerita hampir tepat dan dapat
dipahami, d) Ketepatan kata: 12 karena masih ada sedikit terdapat kata
yang kurang tepat dalam menyusun kalimat namun keseluruhan sudah
baik, e) Ketepatan kalimat: 7 karena kalimat yang digunakan sudah
tersusun dengan baik tetapi ada sedikit kalimat yang susunannya acak, f)
Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya karena penggunaan tanda baca titik dan
koma yang kurang tepat. Jumlah skor 79 dan interpretasi baik. Nilai
terendah pada siswa no. 23 pada aspek ketepatan kalimat, ejaan, dan tata
tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.25
Analisis Data Siswa No. 24
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 9
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 80 Baik
60
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 24 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena kesesuaian
isi cerita siswa hampir sempurna namun ada cerita yang tidak dimasukkan
ke dalam paragraf, b) Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena
urutan logika hampir baik namun ada sedikit kalimat yang tertukar tukar
urutannya, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 17 alasannya karena
maksud dari cerita yang dijelaskan terlihat jelas untuk mengajak orang
untuk menjaga kebersihan sungai, d) Ketepatan kata: 9 alasannya karena
ketepatan kata sudah baik namun masih ada beberapa kata yang kurang
pas dalam sebuah kalimat, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena
kalimat yang dituliskan hampir baik tetapi ada konjungsi antar kalimat
yang kurang tepat, f). Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya karena banyak
terdapat kata yang di singkat seperti kata tdk, dlm, dan yg. Jumlah skor 80
dan interpretasi baik. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 24 pada
aspek ketepatan kalimat dan ketepatan kata. Nilai tertinggi pada aspek
kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.26
Analisis Data Siswa No. 25
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 14
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 8
Jumlah skor 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 25 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena isi cerita
sudah hampir baik tetapi ada isi iklan yang tidak dimasukkan ke dalam
paragraf, b) Ketepatan logika urutan cerita: 14 alasannya karena ada
61
beberapa urutan cerita yang tidak tersusun dengan baik, c) Ketepatan
makna keseluruhan cerita: 15 alasannya karena maksud dari cerita masih
ada yang kurang dipahami di kalimatnya, d) Ketepatan kata: 12 alasannya
karena ketepatan kata hampir baik karena ada beberapa kata yang tidak
tepat, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena susunan kalimat hampir
tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 8 alasannya karena penggunaan huruf kapital
yang tidak tepat. Jumlah skor 76 dan interpretasi baik. Nilai yang paling
rendah pada siswa no. 25 pada aspek ketepatan kalimat. Nilai tertinggi
pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.27
Analisis Data Siswa No. 26
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 13
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 77 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 26 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena isi cerita
kurang menceritakan mengenai hukuman bagi pelanggar aturan
membuang sampah sembarangan, b) Ketepatan logika urutan cerita: 15
urutan kalimat sudah baik namun masih ada beberapa kalimat yang
tertukar urutannya, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 15 alasannya
karena maksud dari isi iklan dapat dipahami namun masih belum lengkap
makna dari keseluruhan iklannya, d) Ketepatan kata: 13 alasannya karena
kata yang digunakan sudah tepat namun ada beberapa yang masih belum
tepat pada penggunaan kalimat, e) Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena
ada sedikit kurang tepat susunan kalimatnya, f) Ejaan dan tata tulis: 6
62
alasannya karena penggunaan huruf kapital pada setiap kata dan
penggunaan kata penghubung kalimat diganti dengan menggunakan
simbol, misal: dan menggunakan simbol (&), atau digunakan simbol (/)..
Jumlah skor 77 dan interpretasi baik. . Nilai yang paling rendah pada siswa
no. 26 pada aspek ketepatan kalimat. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian
isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.28
Analisis Data Siswa No. 27
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 13
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 11
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 71 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 27 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya alasannya karena
ada beberapa isi dari cerita yang kurang sesuai dengan iklan namun sudah
hampir keseluruhan isi cerita sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 13 alasannya karena urutan antar kalimat ada yang tertukar
sehingga menjadi susunan logikanya tidak tepat, c) Ketepatan makna
keseluruhan cerita: 15 alasannya karena makna dari seluruh isi bacaan
cukup baik, d) Ketepatan kata: 11 alasannya karena kata yang digunakan
kurang tepat pada sebuah kalimat, e) Ketepatan kalimat: 6 alasannya
karena susunan kalimatnya kurang tepat dan menjadikan kalimat tersebut
menjadi kurang baik, f). Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena
penggunaan simbol (/) yang kurang tepat. Jumlah skor 71 dan interpretasi
cukup. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 27 pada aspek ketepatan
63
kalimat, ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks
persuasi dengan iklan.
Tabel 4.29
Analisis Data Siswa No. 28
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 21
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 14
5. Ketepatan kalimat 8
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 83 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 28 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 21 alasannya karena ada
beberapa isi dari cerita yang kurang sesuai dengan iklan namun sudah
hampir keseluruhan isi cerita sesuai dengan iklan, b) Ketepatan logika
urutan cerita: 16 alasannya karena ada sedikit urutan kalimat yang tertukar,
c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 17 alasannya karena ada kalimat
yang tidak sesuai sehingga maknanya kurang jelas di kalimat tersebut
namun untuk keseluruhan inti cerita baik, d) Ketepatan kata: 14 alasannya
kata yang digunakan baik dan tepat, e) Ketepatan kalimat: 8 alasannya
karena dalam memulai awal kalimat tidak diberi kata konjungsi yang tepat
namun keseluruhan kalimat baik, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya
karena penggunaan tanda simbol dalam tulisan yang kurang tepat
digunakan, seperti pada kalimat sampah adalah suatu benda / makanan
yang sudah tidak bisa dikonsumsi. Jumlah skor 83 dan interpretasi baik.
Nilai yang paling rendah pada siswa no. 28 pada aspek ejaan dan tata tulis.
Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
64
Tabel 4.30
Analisis Data Siswa No. 29
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 16
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 16
4. Ketepatan kata 12
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 7
Jumlah skor 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 29 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena isi dari
iklan belum seluruhnya dituliskan dan hanya membahas satu masalah saja
yaitu membahas mengenai penyakit yang diakibatkan dari banjir,b)
Ketepatan logika urutan cerita: 16 alasannya karena urutan ceritanya baik,
c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 16 alasannya karena ada makna
dari sebuah kalimat yang kurang jelas sehingga perlu dihilangkan
kalimatnya agar maknanya menjadi jelas, d) Ketepatan kata: 12 alasannya
ketepatan kata sudah baik namun ada beberapa kata yang kurang tepat, e)
Ketepatan kalimat: 7 alasannya karena kalimat yang digunakan kurang
sedikit tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 7 alasannya karena pemilihan tata tulis
kata masih ada yang belum tepat, ada huruf yang ditulis kapital di tengah
kalimat. Jumlah skor 78 dan interpretasi baik.
Tabel 4.31
Analisis Data Siswa No. 30
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
C 2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 8
65
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 70 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 30 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya sama dengan
siswa nomor 19 yaitu karena isi dari iklan belum seluruhnya dituliskan dan
hanya membahas satu masalah saja yaitu membahas mengenai penyakit
yang diakibatkan dari banjir, b) Ketepatan logika urutan cerita: 15
alasannya karena urutan cerita sedikit kurang runtut, c) Ketepatan makna
keseluruhan cerita: 15 alasannya makna cerita sudah dapat dipahami, d)
Ketepatan kata: 8 alasannya karena sudah baik dalam ketepatan
penggunaan kata namun ada beberapa kata yang kurang tepat digunakan
dalam kalimat seperti reduplikasi kata, e) Ketepatan kalimat: 6 alasan
karena ada konjungsi antar kalimatnya yang kurang tepat, f). Ejaan dan
tata tulis: 6 alasannya karena pada penulisan huruf kapital disetiap awal
kata, bukan hanya pada awal kalimat. Jumlah skor 70 dan interpretasi
cukup. Nilai yang paling rendah pada siswa no. 30 pada aspek ketepatan
kalimat, ejaan dan tata tulis. Nilai tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks
persuasi dengan iklan.
Tabel 4.32
Analisis Data Siswa No. 31
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 20
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 15
4. Ketepatan kata 7
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 70 Cukup
66
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 31 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 20 alasannya karena isi dari
kalimat yang ada di cerita kurang menjelaskan akibat dari banjir, b)
Ketepatan logika urutan cerita: 15 alasannya karena urutan cerita tidak
tersusun dengan baik, c) Ketepatan makna keseluruhan cerita: 15
alasannya karena maksud dari cerita kurang dipahami karena akibat dari
banjir tidak dijelaskan, d) Ketepatan kata: 7 alasannya karena kata yang
digunakan kurang tepat dan penggunaan kata tidak baku, e) Ketepatan
kalimat: 7 alasannya karena ada kalimat yang susunannya tidak baik, f)
Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena penggunaan huruf kapital dan
tanda baca yang kurang tepat. Jumlah skor 70 dan interpretasi cukup. Nilai
yang paling rendah pada siswa no. 31 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.33
Analisis Data Siswa No. 32
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 17
C
2. Ketepatan logika urutan cerita 12
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 11
4. Ketepatan kata 11
5. Ketepatan kalimat 6
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 64 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 32 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 17 alasannya karena isi cerita
yang sesuai dengan iklan hanya sedikit dan ada sedikit cerita narasi, b)
Ketepatan logika urutan cerita: 12 alasannya karena urutan logika cerita
ada yang kurang tepat dan hampir baik, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 11 alasannya karena maksud dari cerita sedikit yang dapat dipahami
yaitu jangan membuang sampah, d) Ketepatan kata: 11 alasannya karena
67
ada beberapa penggunaan kata yang kurang tepat, e) Ketepatan kalimat: 6
alasannya karena penggunaan susunan subjek, predikat dan objeknya
kurang tepat, f) Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena tiap pergantian
kalimat baru diletakkan dibaris baru, pemakaian kata yang kurang tepat,
dan penggunaan tata tulis huruf kapital yang kurang tepat seperti kata
penghubung Dan, Yang, Itu. Jumlah skor 64 dan interpretasi cukup. Nilai
yang paling rendah pada siswa no. 32 pada aspek ejaan dan tata tulis. Nilai
tertinggi pada aspek kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan.
Tabel 4.34
Analisis Data Siswa No. 33
No. Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1. Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan 22
B
2. Ketepatan logika urutan cerita 15
3. Ketepatan makna keseluruhan cerita 17
4. Ketepatan kata 11
5. Ketepatan kalimat 7
6. Ejaan dan tata tulis 6
Jumlah skor 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa no. 33 memperoleh skor a)
Kesesuaian isi teks persuasi dengan iklan: 22 alasannya karena isi cerita
hampir baik, b) Ketepatan logika urutan cerita: 15 alasannya karena urutan
cerita kurang tersusun dengan baik, c) Ketepatan makna keseluruhan
cerita: 17 alasannya karena makna dari cerita adalah sebuah ajakan, d)
Ketepatan kata: 11 alasannya karena penggunaan kata yang digunakan
dalam menghubungkan dengan kata lainnya hampir baik, e) Ketepatan
kalimat: 7 alasannya karena penggunaan susunan kalimat masih ada yang
kurang tersusun dengan baik, f). Ejaan dan tata tulis: 6 alasannya karena
tata penulisan paragraf kurang baik karena tidak diberi spasi ke dalam di
awal paragraf dan penyingkatan kata tidak menjadi tdk yang kurang tepat.
Jumlah skor 78 dan interpretasi baik.
68
Dari tabel dan uraian di atas dapat dilihat skor dan diinterpretasikan.
Berikut ini penyajian tabel analisis data tes dari seluruh siswa dan nilai rata-
rata kelas.
Tabel 4.35
Hasil Analisis Data Tes Menulis Paragraf Persuasi Sederhana
Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual
No.
Siswa
Nilai
Interpretasi
1. Siswa no.1 74 Cukup
2. Siswa no.2 80 Baik
3. Siswa no.3 79 Baik
4 Siswa no.4 68 Cukup
5. Siswa no.5 73 Cukup
6. Siswa no.6 79 Baik
7. Siswa no.7 81 Baik
8. Siswa no.8 82 Baik
9. Siswa no.9 80 Baik
10. Siswa no.10 76 Baik
11. Siswa no.11 85 Baik
12. Siswa no.12 79 Baik
13. Siswa no.13 64 Cukup
14. Siswa no.14 71 Cukup
15. Siswa no.15 81 Baik
16. Siswa no.16 79 Baik
17. Siswa no.17 73 Cukup
18. Siswa no.18 75 Cukup
19. Siswa no.19 82 Baik
20. Siswa no.20 76 Baik
21. Siswa no.21 80 Baik
22. Siswa no.22 80 Baik
23. Siswa no.23 79 Baik
69
24. Siswa no.24 80 Baik
25. Siswa no.25 76 Baik
26. Siswa no.26 77 Baik
27. Siswa no.27 71 Cukup
28. Siswa no.28 83 Baik
29. Siswa no.29 78 Baik
30. Siswa no.30 70 Cukup
31. Siswa no.31 70 Cukup
32. Siswa no.32 64 Cukup
33. Siswa no.33 78 Baik
Jumlah 2523
Rata-rata 76,4 Baik
Keterangan:
Xbar = X1+X2+X3+.................Xn
Xbar = 2903
38
= 76,4
Dekripsi
Tabel di atas menunjukkan bahwa kelas III yang terdiri dari tiga puluh
delapan siswa. Berdasarkan data diatas sebanyak 3 siswa masih mendapat nilai
di bawah KKM (70). Dengan persentase nilai yang dihitung sebagai berikut:
N = dari 33 siswa yang di teliti
Sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 30 siswa dengan
perhitungan sebagai berikut:
N =
70
Keseluruhan siswa memperoleh tingkat rata-rata nilai penguasaan yaitu
76,4 dan berada dalam rentang 76—85 dengan interpretasi baik dan dikatakan
mampu menulis paragraf persuasi sederhana berdasarkan iklan gambar.
Berdasarkan data analisis dapat dilihat bahwa ada satu siswa yang
mendapatkan nilai tertinggi 85 yaitu siswa no. 11. Kesalahan yang peneliti
lihat dalam penulisan paragraf ini terletak pada penggunaan ejaan dan tata
tulis huruf kapital yang kurang tepat. Penulisan isi cerita sudah baik sesuai
dengan iklan yang ditayangkan. Sedangkan siswa yang mendapat nilai
terendah 64 yaitu siswa no. 32. Kesalahan yang peneliti lihat dalam penulisan
paragraf ini terletak pada awal paragraf tidak diberi jarak spasi ke dalam, tiap
pergantian kalimat baru diletakkan dibaris baru, pemakaian kata yang kurang
tepat, dan penggunaan ejaan serta tata tulis huruf kapital yang kurang tepat.
Dari hasil perolehan skor yang didapat serta dari hasil observasi,
peneliti menemukan kelebihan dan kekurangan dalam menulis paragraf
sederhana berdasarkan iklan audio visual. Pada aspek ejaan dan tata tulis cerita
sebanyak 13 siswa mendapat nilai terendah. Ini menyatakan bahwa siswa
masih belum teratur dalam menulis huruf yang dirangkai ke dalam sebuah
kalimat. Masih banyak siswa yang menuliskan huruf kapital di tengah kalimat,
menyingkat kata tidak pada aturan penulisan singkatan yang benar,
menggunakan simbol dalam menulis kata reduplikasi. Hal seperti ini bisa
terjadi karena kurang latihan menulis dengan baik dan benar, dan kebiasaan
menulis yang tidak teratur tidak akan terjadi jika guru membantu siswa untuk
selalu melakukan pembiasaan untuk menulis dengan baik dan benar. Sebanyak
11 siswa mendapat skor terendah pada aspek ketepatan kalimat. Pada aspek
ketepatan isi cerita dengan iklan sebanyak 4 siswa mendapatkan nilai rendah.
Siswa yang mendapat nilai terendah karena menulis cerita paragraf berbeda
sekali dengan isi iklan. Contohnya seperti siswa pada no. 37 yang menuliskan
isi paragraf mengenai bangsa Indonesia yang kaya dan maju, sedangkan iklan
menceritakan tentang layanan masyarakat mengenai banjir.
71
Peneliti juga melihat bahwa hampir seluruh siswa menulis isi paragraf
sama dengan apa yang diungkapkan oleh narator dalam iklan. Hal ini
menunjukkan bahwa kreativitas yang dimiliki siswa dalam menulis paragraf
terbatasi oleh video iklan audio visual. Sebanyak 2 siswa mendapat skor
terendah pada aspek ketepatan makna keseluruhan cerita. Peneliti melihat
bahwa siswa yang mendapat skor terendah ini keterkaitan antar kalimatnya
tidak sinkron sehingga makna yang dihasilkan dalam cerita menjadi kurang
tepat. Adapula siswa dalam aspek ketepatan logikanya tidak tepat tetapi
makna ceritanya masih bisa dipahami. Hal ini memang dibenarkan oleh guru
bidang Bahasa Indonesia bahwa masih ada siswa yang kurang memahami
dalam menulis paragraf, sehingga aspek-aspek penilaian yang diperoleh dalam
menulis paragraf juga kurang. Selain itu siswa belajar mengenai menulis
paragraf baru di kelas III ini, wajar saja jika masih ada siswa yang menulis
tidak sesuai dengan unsur-unsur penulisan paragraf yang baik dan benar.
2. Deskripsi dan Analisis Data Angket
a. Deskripsi Data Angket Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Dengan
Menggunakan Iklan Gambar Audio Visual
Setelah mendeskripsikan analisis data tes, maka selanjutnya yaitu
menganalisis data angket dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang
data pendukung dan untuk mengetahui bagaimana respon siswa mengenai
menulis paragraf dengan menggunakan media iklan gambar audio visual.
Angket yang disebar berisi lima pernyataan dan setiap jawaban dijumlahkan
untuk menentukan besarnya frekuensi jawaban. Berikut ini deskripsi data
angket.
72
Tabel 4.36
Data Hasil Angket Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Dengan
Menggunakan Media Iklan Gambar Audio Visual
No.
Pernyataan dan Alternatif Jawaban
Frekuensi
1.
Saya senang menulis karangan paragraf menggunakan media iklan gambar
a. Ya b. Tidak
34 4
2.
Saya bisa membuat tulisan yang baik dengan menggunakan media iklan gambar
a. Ya b. Tidak
35 3
3.
Dengan media iklan gambar saya tidak merasa kesulitan mengarang paragraf
a. Ya b. Tidak
33 5
4.
Dengan bantuan media iklan gambar saya lebih mudah untuk menentukan judul, tema dan kalimat yang akan ditulis.
a. Ya b. Tidak
33 5
5.
Penggunaan meda iklan gambar dalam pembelajaran menulis paragraf membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
a. Ya b. Tidak
35 3
b. Analisis Data Angket Menulis Paragraf Persuasi Sederhana
Berdasarkan Iklan Gambar Audio Visual
Angket yang disebarkan kepada siswa sebanyak tiga puluh. Angket
dianalisis pada masing-masing pertanyaan yang diajukan dengan
menggunakan rumus presentase sebagai berikut.
P = f X 100%
N
73
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah Frekuensi/banyak individu)
p = Angka Persentase
Selanjutnya untuk mempermudah dalam menganalisa data dari hasil
penelitian, maka setiap butir dibuatkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan
teknik analisa data. Teknik tersebut dimaksudkan agar data yang diperoleh
dapat ditarik kesimpulannya dari masalah yang diteliti. Untuk lebih jelasnya
dapat diperhatikan tabel berikut.
Tabel 4.37
Analisis Jawaban Angket No.1
1. Saya senang menulis paragraf dengan menggunakan media iklan gambar
audio visual.
No.
Alternatif jawaban
frekuensi Persentase (%)
1. a. Ya 34 89% 2.
b. Tidak
4
11%
Jumlah 38 100%
Dekripsi
Dari hasil data angket menunjukkan bahwa 89% siswa senang
menggunakan media iklan audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf
sederhana dan 11% siswa merasa tidak suka dan tidak senang menulis
menggunakan media iklan audio visual di kelas. Data menunjukkan bahwa
sebagian siswa senang dan menggunakan media merupakan suatu kegiatan
yang baru yang menyenangkan suasana belajar. Hal ini juga dibenarkan oleh
guru bidang studi bahasa Indonesia yaitu Ibu Farida yang menyatakan bahwa
anak-anak menunjukkan rasa sangat antusiasnya dan rasa senang ketika
74
belajar menggunakan media pembelajaran di kelas. Menurutnya media
pembelajaran sangat diperlukan untuk memudahkan guru dalam mengajar.1
Tabel 4.38
Analisis Jawaban Angket No.2
2. Saya bisa membuat tulisan dengan baik dengan menggunakan media iklan
gambar audio visual.
No.
Alternatif Jawaban
frekuensi Persentase (%)
1. a. Ya 35 92% 2.
b. Tidak
4
8%
Jumlah 38 100%
Dekripsi
Dari hasil data angket menunjukkan bahwa 92% siswa dapat membuat
tulisan dengan baik dengan menggunakan media iklan audio visual dalam
pembelajaran menulis paragraf sederhana dan 8% siswa merasa tidak dapat
membuat tulisan dengan baik menggunakan media iklan audio visual di kelas.
Data menunjukkan bahwa siswa merasa mudah dalam memuat tulisan dan
dapat menghasilkan tulisan yang baik dengan bantuan media pembelajaran di
kelas.
Tabel 4.39
Analisis Jawaban Angket No.3
3. Dengan menggunakan media iklan gambar saya tidak mengalami kesulitan
mengarang paragraf.
No.
Alternatif Jawaban
frekuensi Persentase (%)
1. a. Ya 33 86% 2.
b. Tidak
5
14%
Jumlah 38 100%
1 Farida, Guru bidang studi Bahasa Indonesia Kelas III MIN 15 Bintaro, Wawancara Pribadi, Bintaro 20 Mei 2015
75
Dekripsi
Dari hasil data angket menunjukkan bahwa 86% siswa merasa tidak
ada kesulitan dalam mengarang paragraf dengan menggunakan media iklan
audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf sederhana dan 14% siswa
merasa ada sedikit kesulitan dalam mengarang paragraf menggunakan media
iklan audio visual di kelas. Data menunjukkan bahwa siswa mengalami
kemudahan membuat kata-kata dalam mengarang paragraf menggunakan
media pembelajaran.
Tabel 4.40
Analisis Jawaban Angket No.4
4. Dengan bantuan media iklan gambar saya lebih mudah untuk menentukan
judul, tema dan kalimat yang akan ditulis.
No.
Alternatif Jawaban
frekuensi Persentase (%)
1. a. Ya 33 86% 2.
b. Tidak
5
14%
Jumlah 38 100%
Dekripsi
Dari hasil data angket menunjukkan bahwa 86% siswa merasa lebih
mudah menentukan judul, tema dan kalimat yang akan ditulis dengan
menggunakan media pembelajaran iklan audio visual dan 14% siswa merasa
tetap merasa kesulitan dalam menentukan tema, judul, dan kalimat yang akan
ditulis. Data menunjukkan bahwa siswa merasa lebih mudah dalam
menentukan judul, tema, dan kalimat yang akan ditulis. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan ibu Farida pada saat melakukan wawancara yang
menyatakan bahwa anak-anak jika diberi tugas untuk mengarang kebanyakan
kesulitannya adalah pada menentukan tema dan judulnya, mereka agak
kesulitan untuk memulainya jika temanya tidak ditentukan dahulu oleh guru.
Akan sangat memakan waktu yang lama ketika anak-anak diberikan
76
kebebasan dalam menentukan tema sendiri, lebih mudah jika tema ditentukan
oleh guru terlebih dahulu.2
Tabel 4.41
Analisis Jawaban Angket No.5
5. Penggunaan meda iklan gambar dalam pembelajaran menulis paragraf
membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak
membosankan.
No.
Alternatif Jawaban
frekuensi Persentase (%)
1. a. Ya 35 92% 2.
b. Tidak
3
8%
Jumlah 38 100%
Dekripsi
Dari hasil data angket menunjukkan bahwa 92% siswa merasa media
iklan audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf sederhana
menyenangkan dan membuat mereka aktif di dalam kelas dan 8% siswa
merasa tidak merasa senang dan tetap tidak dapat mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media iklan audio visual di kelas. Data menunjukkan
bahwa siswa merasa menggunakan media iklan audio visual adalah hal yang
menyenangkan bagi mereka dan membuat suasana kelas menjadi aktif. Hal ini
diperkuat dengan pernyataan ibu Farida selaku guru Bahasa Indonesia, yang
menyatakan bahwa guna media pembelajaran selain memudahkan guru
menyampaikan materi pembelajaran di kelas juga dapat membuat suasana
kelas yang aktif, tidak membosankan dan tidak selalu guru yang berbicara di
depan kelas, apalagi pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang
memerlukan imajinasi sehingga dapat dituangkan ke dalam sebuah tulisan
yang hasilnya akan baik pula.3
2Ibid 3 Ibid
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai “Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan
Iklan Audio Visual di Kelas III MIN Bintaro” maka, peneliti dapat
mengemukakan beberapa simpulan dan saran.
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini secara keseluruhan siswa mampu menulis
paragraf persuasi sederhana berdasarkan iklan audio visual, terbukti dari rata-rata
yang diperoleh melebihi dari nilai KKM sebesar 70. Adapun nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah pada aspek kesesuaian isi teks dengan iklan layanan
masyarakat. Hal tersebut dikarenakan siswa dapat membuat paragraf persuasi
sederhana menggunakan bantuan media iklan audio visual sehingga memberi
kemudahan kepada siswa untuk menulis sebuah paragraf.
Adapaun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah pada aspek ketepatan
kata, ketepatan kalimat, ejaan, dan tata tulis. Hal ini dapat dilihat dari tiap aspek
siswa yang menunjukkan kurangnya skor yang didapat. Hal ini dikarenakan siswa
masih belum terbiasa untuk menulis sebuah paragraf yang baik dan benar.
Temuan yang menarik dalam menulis paragraf persuasi berdasarkan media iklan
lainnya adalah bahwa siswa hampir seluruhnya menuliskan kata-kata yang sama
dengan yang ada di iklan yang berarti tingkat kreatifitas serta berfikir dalam
menulis kata dan kalimat dalam paragraf sangat dibatasi oleh iklan tersebut.
Jadi, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis paragraf sederhana berdasarkan media iklan audio visual pada siswa kelas
III MIN 15 Bintaro baik dengan nilai rata-rata kelas 76,4.
75
76
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pebahasan pada bab IV serta
simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Agar siswa dapat mengatasi beberapa kesulitan dalam pembelajaran menulis
paragraf persuasi sederhana, sebaiknya siswa lebih banyak berlatih menulis
paragraf dan saling berinteraksi satu sama lain dalam menyelesaikan
kesulitan.
2. Bagi guru sebaiknya gunakan model pembelajaran yang lebih menarik yang
dapat membantu meningkatkan kemapuan menulis paragraf.
3. Jika ingin menggunakan media iklan seperti ini maka sebaiknya diberikan
alternatif pilihan iklan lebih dari satu karena akan membantu siswa berpikir
lebih kreativ dan luas.
DAFTAR PUSTAKA
A., Alek dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:
Kencana, 2010
Alkaf, Nuraidadan Halid, Metodologi Penelitian Pendidikan, Ciputat: Islamic
Reseach Publishing, 2009
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, 2008
Arifin, E. Zaenal, dkk., Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan
Reklame, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Anggraini, Asih, dkk, Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Graha Ilmu, 2006
Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koerman, Pengajaran Keterampilan
berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008
Cahyani, Isah, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2011
Cahayani, Isah dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Jakarta:
UPI Press, 2008
Djojosuroto, Kinayati, Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra,
Bandung: Nuansa, 2000
Gani, Ramlan A. dan Mahmudah Fitriyah, Pembinaan Bahasa Indonesia,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007
Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003
Kuswandi, Wawan, Televisi dan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta, 1996
77
78
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana,
2004
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta: GP Press
Group, 2013
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012
Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompeensi,
Yogyakarta: BPFE, 2012.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007
Rahardi, Kunjana, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Erlangga,
2009
Rahayu, Minto, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Grasindo,
2007
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Indonesia: Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014
Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan Pengertian, pengembangan dan
Pemanfaatannya, Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2012
Strauss, Ansem & Juiet Corbin, Dasar-dasar peneitian Kualitatif, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1994.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: ALFABETA, 2010.
79
Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Tarigan, Henry Guntur, Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa,
Bandung: angkasa, 2008
Usman, Basyiruddin Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,
2002
Widyatama, Redra, Teknik Menulis Naskah Iklan, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer, 2011
Yunus, M., dkk, Keterampilan Menulis, Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2013
A. SEJARAH MADRASAH
Sebelum lahirnya MIN Bintaro, ada proses perjuangan yang cukup
panjang yang melibatkan guru, orang tua siswa dan warga sekitar tempat
berdirinya MIN Bintaro, yaitu di kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan.
MIN Bintaro sebelumnya merupakan Kelas Jauh ( KJ ) dari MIN Petukangan
Selatan. Sejak berdirinya pada tahun 1996 MIN Bintaro dan MIN Petukangan
Selatan di pimpin oleh satu orang kepala madrasah. Baru pada tahun 2004 MIN
Bintaro dinyatakan mandiri berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen
Agama Provinsi DKI Jakarta. Sejak tahun 2004 MIN Bintaro mandiri dan
dipimpin oleh kepala Madrasahnya, bapak Asim S. Ag.
Ada perjuangan yang tidak boleh dilupakan, beberapa orang guru yang
boleh dikatakan penggagas berdirinya MIN Bintaro, yang pada waktu itu menjadi
guru dan kepala madrasah di MIN Petukangan Selatan, yaitu bapak Abd. Rosyid,
Bapak A. Taufiqillah, dan bapak Muhimin, merekalah yang berulang kali
mengusulkan agar dibangun gedung untuk MIN Bintaro. Setelah berdirinya
gedung untuk MIN Bintaro, mereka jualah yang berjuang mencari siswa,
membersihkan gedung dari semak belukar, dan yang lebih berat lagi
menyelesaikan sengketa jalan menuju MIN Bintaro, Antara Depag, warga sekitar
dan ahli waris masing mengklaim tanah milik mereka.
Secara berurutan, kepala sekolah yang pernah memimpin MIN Bintaro
adalah sebagai berikut:
1. Drs. Abdul Rosyid : 1997 – 1999
2. H. Moh. Noor Hasan : 2000 – 2004
3. Asim, S. Ag : 2004 – 2008
4. Drs. H. Cecep Suhendi : 2008 – 2009
5. Drs. H. Abd. Hay : 2009 – 2010
6. A. Taufiqillah, S. Ag : 2010 - Sampai sekarang
Demikianlah sejarah singkat MIN intaro.
B. VISI DAN MISI
VISI
“TERWUJUDNYA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR YANG
KOMPETEN DALAM PEMBINAAN IMTAQ SERTA BERKUALITAS
DALAM PENGEMBANGAN ILMU, SEJALAN KEMAJUAN IPTEK”
a. Indikator Pencapaian Visi
1. Terwujudnya lingkungan madrasah yang islami.
2. Terwujudnya lingkungan madrasah yang kondusif untuk terciptanya
proses pembelajaran yang inovativ
3. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia (pendidik dan tenaga
kependidikan) yang professional.
4. Meningkatnya proses pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan
IPTEK.
5. Terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana
pendidikan.
6. Terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik
maupun non akademik
7. Terwujudnya madrasah sebagai pusat pembelajaran, pusat disiplin,
pusat kebudayaan, dan pusat dakwah
MISI MADRASAH
1. Menanamkan keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia melalui
pengamalan ajaran agama.
2. Mengoptimalkan proses KBM dan Bimbingan Keagamaan.
3. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan
seni, sesuai dengan bakat, minat serta potensi siwa.
4. Mengoptimalkan SDM demi terwujudnya output yang berkualitas.
5. Memanfaatkan kemajuan IPTEK sebagai media dan sumber
pembelajaran.
6. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan
masyarakat.
NO
NAMA KEGIATAN EKSKUL
HARI
WAKTU
PEMBINA
PEMBIMBING
1
Marching Band
Sabtu
14.00 - 15.00
Ida Farida, S. Ag
Luar
2
Pramuka
Rabu
14.00 - 15.00
Nurjanah HM., S. Ag
Dalam dan Luar
. 3
Marawis
Selasa
14.00 - 15.00
Slamet Marzuki, S. Pd. I
Luar
4
Kaligrafi
Kamis
14.00 - 15.00
Adnan, S. Ag
Luar
5
TUB
Jumat
14.00 - 15.00
Ismail, S. Pd. I
Dalam
6
Dokter Kecil
Senin
14.00 - 15.00
Lathifatul Amanati, S. Pd.I
Dalam
7
Futsal
Jumat
14.00 - 15.00
Muhamad, S. Pd
Dalam
7
MIPA
Kamis
14.00 - 15.00
Dra. Ratna Mulyandini
Dalam
a. Indikator Pencapaian Misi
1. Sholat zuhur berjamaah berjalan dengan tertib dan khusyu
2. Pembelajaran agama mengutamakan praktik
3. Kegiatan pembelajaran bidang studi umum terlaksana dengan lancar
dan berkualitas
4. Lulusan dapat melanjutkan ke sekolah negeri dan unggulan
5. Situasi sekolah kondusif
6. Kegiatan ekstra kurikuler aktif dan beragam
7. Sarana dan prasarana bertambah lengkap
8. Hubungan dengan komite madrasah dan orang tua siswa makin
harmonis
9. Disiplin Guru, karyawan dan siswa meningkat
10. Lingkungan sekolah bersih, indah, sehat dan aman
11. Terlaksananya kegiatan senam massal secara rutin
12. Komputerise dalam setiap kegiatan dan kearsipan.
C. Jadwal Ekstrakurikuler
A
LAMPIRAN
DAFTAR NAMA SISWA KELAS III MIN 15 BINTARO
No.
Nama Siswa
Nilai
Interpretasi
1. Adam Mahmud Saputra 74 Cukup
2. Alexa Nur fadilah 80 Baik
3. Alfida Arinda Dewi 79 Baik
4 Alif Abdurrahman Y. 68 Cukup
5. Andika Kelana 73 Cukup
6. Dwi Aryanti 79 Baik
7. Faiz Nuzli Ramdan 81 Baik
8. Fatih Asyrafil Qalbani 82 Baik
9. Firniansyah Putri 80 Baik
10. Hafsatul Mutiah 76 Baik
11. Hasna Mailani Z 85 Baik
12. Muhammad Dzaki W. 79 Baik
13. Muhammad Fikriansyah 64 Cukup
14. Muhammad Naufal Dzatil I 71 Cukup
15. Muhammad Raihan Nashar 81 Baik
16. Mutia Nuraini S 79 Baik
17. Mutiara Amanda 73 Cukup
18. Nailul Fadhilah 75 Cukup
19. Najwa Nadia Rahma 82 Baik
20. Nashira Putri 76 Baik
21. Naswa Cahaya Putri 80 Baik
22. Nayla Del Fahira 80 Baik
23. Nisrina Umaimah 79 Baik
24. Nyimas Nazilah P Z 80 Baik
25. Radhwa Sumayyah 76 Baik
26. Rahma Azzahra 77 Baik
27. Ray Dzaky Bernadien P 71 Cukup
28. Revaliana Cahya M 83 Baik
29. Revina Nur Aini 78 Baik
30. Salma Nurhanifah 70 Cukup
31. Salma Nadya 70 Cukup
32. Zaid Haikal Rizqi 64 Cukup
33. Zahra Aulia Putri 78 Baik
Pedoman Instumen Wawancara Kemampuan
Menulis Paragraf Sederhana berdasarkan Media
Iklan Audio Visual di Kelas III
1. Apakah ibu pernah memakai media gambar sebagai media dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas?
2. Bagaimana sikap siswa ketika belajar menggunaan media gambar sebagai
alat bantu mereka dalam belajar?
3. Kesulitan apa yang dialami oleh siswa saat menulis paragraf sederhana?
4. Apakah ada perbedaan kemampuan menulis paragraf sederhana siswa
menggunakan media iklan dengan tidak menggunakan media iklan audio
visual?
5. Bagaimana nilai hasil kerja siswa setelah menggunakan iklan audio visual
sebagai media pembelajarannya?
6. Apakah dalam menulis paragraf sederhana membuat karangannya tanpa
ditentukan tema dan media atau ditentukan terlebih dahulu tema dan
medianya?
Pewawancara
Narasumber
.......................
......................
Lampiran
1. Pertanyaan: Apakah ibu pernah memakai media gambar sebagai media
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas?
Jawaban: ya, pernah. Memakai media dalam kegiatan belajar mengajar
sangat membantu saya dalam mencapai tujuan belajar yang akan dicapai.
Selain itu ketika menggunakan media, siswa terlihat sangat antusias dan
aktif dalam belajar. Biasanya media yang digunakan itu seperti media
gambar.
2. Pertanyaan: Bagaimana sikap siswa ketika belajar menggunaan media
gambar sebagai alat bantu mereka dalam belajar?
Jawaban: sikap siswa ketika belajar menggunakan media gambar sikapnya
terlihat aktif, yang tadinya siswa kurang tertarik untuk belajar Bahasa
Indonesia jadi ikut serta dalam kegiatan pembelajaran. Memang sedikit
kurang bisa tertib dan disiplin ketika menggunakan media tetapi masih
bisa terkontrol oleh saya. Malah saya merasa senang ketika siswa tidak
hanya diam, itu berarti kan siswa dapat merespon pelajaran yang saya
berikan kepada mereka.
3. Pertanyaan: Kesulitan apa yang dialami oleh siswa saat menulis paragraf
sederhana?
Jawaban: kesulitan yang dialami oleh siswa ketika mereka disuruh menulis
sebuah paragraf jika menulis tanpa ditentukan tema sebelumnya, mereka
juga masih kurang baik dalam menulis paragraf yang baik dan benar,
masih ada saja yang belum memberi jarak spasi ke dalam menjadi tanda
awal sebuah paragraf, kemudian siswa masih belum mengetahui dalam
satu paragraf terdiri dari berapa buah kalimat. Kesulitan ini mungkin akan
berkurang jika mereka sudah terbiasa menulis paragraf yang baik dan
benar, karena mereka baru mengenal menulis paragraf di kelas III ini.
4. Pertanyaan: Apakah ada perbedaan kemampuan menulis paragraf
sederhana siswa menggunakan media iklan dengan tidak menggunakan
media iklan audio visual?
Jawaban: yang saya lihat dari hasil kerja mereka ya tentu ada, tingkat
menulis mereka sudah cukup baik dan siswa juga kelihatannya tidak ada
kesulitan dalam membuat karangannya.
5. Pertanyaan: Bagaimana nilai hasil kerja siswa setelah menggunakan iklan
audio visual sebagai media pembelajarannya?
Jawaban: nilai mereka cukup baik, rata-rata nilai siswa juga sudah berada
di atas KKM (70)
6. Pertanyaan: Apakah dalam menulis paragraf membuat karangannya tanpa
ditentukan tema dan media atau ditentukan terlebih dahulu tema dan
medianya?
Jawaban: kadang-kadang awalnya tidak ditentukan temanya, tetapi ketika
siswa bertanya tema dan mereka kesulitan untuk memulai mengarang saya
tentukan temanya. Kalau penggunaan media sih agak jarang namun pernah
digunakan karna biasanya di buku sudah ada gambar jadi saya mengambil
gambar dari buku yang dipakai oleh siswa.
Instrumen Angket Penelitian Respon Siswa Kelas III terhadap Penggunaan
Media Iklan Dalam Menulis Paragraf Sederhana
Nama : ...................................
Kelas : ....................................
Pilihlah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan memberi gambar jika “iya” dan
gambar jika “tidak”
No.
Pertanyaan
1.
Saya senang menulis karangan paragraf menggunakan media iklan gambar
2.
Saya bisa membuat tulisan yang baik dengan menggunakan media iklan gambar.
3.
Dengan media iklan gambar saya tidak merasa kesulitan mengarang paragraf
4. Dengan bantuan media iklan gambar saya lebih mudah untuk menentukan judul, tema dan kalimat yang akan ditulis
5. Penggunaan media iklan gambar dalam pembelajaran menulis paragraf membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan
INSTRUMEN OBSERVASI (UNTUK GURU)
Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Sederhana
Berdasarkan Gambar Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro
Lingkari angka pada kolom skor 1,2,3, dan 4 sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Kurang, (2) Cukup, (3) Baik, (4) Sangat baik
No.
ASPEK YANG DINILAI
DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN
PENGELOLAAN KELAS
SKOR
1. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik pembelajaran
1 2 3 4
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran dapat didengar dengan baik oleh peserta didik
1 2 3 4
3. Guru menggunakan kata-kata santun, lugas dan dimengerti oleh peserta didik
1 2 3 4
4. guru menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan belajar peserta didik
1 2 3 4
5. Guru menggunakan alat peraga atau media yang menarik untuk membantu peserta didik memahami materi dalam pembelajaran.
1 2 3 4
6. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran
1 2 3 4
7. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung
1 2 3 4
8. Guru menghargai dan mendorong peserta didik untuk bertanya dan berpendapat
1 2 3 4
9.
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
1 2 3 4
10.
Guru memaksimalkan efektivitas atau keberlangsungan penerapan media iklan gambar audio visual dalam pembelajaran menulis paragraf
1 2 3 4
KEGIATAN PENDAHULUAN PEMBELAJARAN
11. Guru menyiapkan peserta didik secara praktis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
1 2 3 4 12.
Guru memberikan motivasi belajar siswa secara kontekstual dan menarik sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-sehari, dengan memberikan contoh dan perbanding lokal, rasional, dan intersional.
1 2 3 4
13. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang kan dipelajari
1 2 3 4
14. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
1 2 3 4
15. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus kegiatan pembuka
1 2 3 4
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
16. Menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan karakterisik peserta didik
1 2 3 4
17. Menggunakan media pemebelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakteristik peserta didik
1 2 3 4
18. Menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
1 2 3 4 19.
Guru mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas sesuai dengan karateristik sikap melalui proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan
1 2 3 4
20. Guru mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif 1 2 3 4
21. Pembelajaran bersifat holistik, sehingga peserta didik memaham suatu gejalan/fenomena (tema) dari segala sisi atau menyeluruh.
1 2 3 4
22.
Guru menciptakan pembelajaran bermakna, yaitu membentuk jalinan antar konsep yang berkaitan sehingga menambah kebermaknaan materi yang dipelajari.
1 2 3 4
23.
Autentik, pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman peserta didik baik secara kejadian langsung (eksperimen) maupun yang pernah dilakukan.
1 2 3 4
KEGIATAN PENUTUP
24. Guru bersama peserta didik baik secara individu maupun kelompok melakukan refleksi terhadap rangkaian aktivitas pembelajaran.
1 2 3 4
25. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh peserta didik
1 2 3 4
26.
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
1 2 3 4
27. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
1 2 3 4
28. Guru melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas
1 2 3 4
29. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
1 2 3 4
Jakarta Selatan, .......................................
Observer,
(.......................................)
INSTRUMEN OBSERVASI (UNTUK SISWA)
Kemampuan Siswa Menulis Paragraf Sederhana
Berdasarkan Gambar Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro
Lingkari angka pada kolom skor 1,2,3, dan 4 sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Kurang, (2) Cukup, (3) Baik, (4) Sangat baik
No.
ASPEK YANG DINILAI
DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN
PENGELOLAAN KELAS
Skor
1. Siswa patuh pada perintah guru untuk merapikan tempat duduknya sesuai dengan tujuan dan karakteristik pebelajaran
1 2 3 4
2. Siswa dapat mendengar dengan baik volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran.
1 2 3 4
3. Siswa menggunakan kata-kata santun, lugas dan dimengerti oleh teman dan orang sekitar.
1 2 3 4
4. Siswa dapat tertib, disiplin, nyaman, dan senang dalam proses pembelajaran.
1 2 3 4
5. Siswa memberikan umpan balik atau respon saat pembelajaran berlangsung.
1 2 3 4
6. Siswa diberi penghargaan saat bertanya atau berpendapat. 1 2 3 4 7. Siswa berpakaian rapi, sopan, dan bersih. 1 2 3 4
KEGIATAN PENDAHULUAN PEMBELAJARAN
8. Siswa tertib dan disiplin secara praktis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
1 2 3 4 9.
Siswa tertib mendengarkan motivasi belajar yang diberikan oleh guru secara kontekstual dan menarik sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-sehari, dengan memberikan contoh dan perbanding lokal, rasional, dan intersional.
1 2 3 4
10. Siswa menanggapi pertanyaan guru yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
1 2 3 4
11.
Siswa menyimak guru mengenai cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai dengan silabus sebagai kegiatan pembuka
1 2 3 4
KEGIATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
12.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode dari guru yang menyenangkan dan sesuai dengan karakterisik peserta didik
1 2 3 4
13. Siswa senang menggunakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
1 2 3 4
14. Siswa menggunakan sumber pembelajaran yang dianjurkan oleh guru
1 2 3 4
15.
Siswa melakukan aktivitas sesuai dengan karateristik sikap melalui proses afesi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan
1 2 3 4
16.
Pembelajaran bersifat holistik, sehingga peserta didik memaham suatu gejala/fenomena (tema) dari segala sisi atau menyeluruh.
1 2 3 4
17.
Guru menciptakan pembelajaran bermakna, yaitu membentuk jalinan antar konsep yang berkaitan sehingga menambah kebermaknaan materi yang dipelajari.
1 2 3 4
18.
Autentik, pembelajaran dikaitkan dengan pengalaman peserta didik baik secara kejadian langsung (eksperimen) maupun yang pernah dilakukan.
1 2 3 4
KEGIATAN PENUTUP
19. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap rangkaian aktivitas pembelajaran.
1 2 3 4
20. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh peserta didik
1 2 3 4
21.
Siswa bersama guru melakukan refleksi untuk menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
1 2 3 4
22. Siswa menanggapi umpan balik yang diberikan oleh guru selama proses dan hasil pembelajaran
1 2 3 4
23. Siswa melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas
1 2 3 4
24. Siswa mendengarkan rencana kegiatan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru untuk pertemuan berikutnya
1 2 3 4
Jakarta, .......................................
Observer,
(.......................................)
Naskah Teks Monolog dari Iklan Layanan Masyarakat Isu Tentang Sungai
Teks Record
• Menit 00.00’ – 00.03’ = (suara berkokok ayam)
• Menit 00.04’ – 00.06’ = Monolog: “Sungai adalah wajah masa depan
kota Bandung” (gambar animasi sungai yang dikelilingi rumah warga)
• Menit 00.06’ – 00.12’ = Monolog : “Ada 46 sungai di kota Bandung yang
terbesar diantaranya sungai Cikapundung dan Cidurian” (gambar
animasi peta persebaran sungai di kota Bandung)
• Menit 00.12’ – 00.26’ = Monolog: “Air merupakan elemen terbesar yang
ada di sungai yang berkaitan dengan keseharian kita! (gambar animasi
air) memasak (gambar animasi anak perempuan sedang memasak di
dapur), mandi (gambar seorang anak laki-laki sedang mandi di kamar
mandi), menyiram tanaman (gambar anak perempuan menyiram tanaman
di halaman rumah), dan menikmati secangkir teh di pagi hari (gambar
seorang ayah yang sedang duduk sambil membaca koran serta secangkir
teh di atas meja)”
• Menit 00.27’ – 00.32’ = Monolog : “Tapi sayang, Perilaku membuang
sampah ke sungai akan berdampak buruk pada air yang ada di sungai”.
(gambar seorang ibu sedang membawa plastik bungkusan sampah dan
membuangnya ke sungai serta ada tagline bacaan).
• Menit 00.33’ – 00.37’ = “Sampahpun akan menumpuk di sungai!”
(tagline bacaan dan gambar animasi sungai yang penuh dengan sampah
dan mengeluarkan bau busuk yang tidak sedap serta warna air sungai yang
berwarna hijau dan kotor)
• Menit 00.38’ – 00.47’ = “Hal tersebut akan mengakibatkan ekosistem
sungai menjadi rusak” (tagline bacaan serta gambar animasi sungai yang
airnya kotor serta terdapat ikan-ikan mati mengambang di kelilingi
sampah), akan berakibat juga pada gangguan kesehatan seperti gangguan
pencernaan (tagline dan gambar animasi seorang anak laki-laki memakai
seragam yang kedua tangannya sedang memegang perutnya), dan iritasi
pada kulit” (tagline dan gambar seorang ayah sedang menggaruk
badannya yang gatal akibat iritasi dari air sungai).
• Menit 00.48’ – 00.54’ = Monolog: “ketika hujan datang tinggi air
sungaipun akan naik dan akan mengakibatkan banjir” (tagline dan
gambar hujan turun di sekitaran aliran sungai)
• Menit 00.55’ – 00.58’ = Monolog: “Ayoooo beraksi nyata untuk Bandung
juara!!” (gambar tagline besar).
• Menit 00.59’ – 01.22’ = Monolog: “Dengan membersihkan sampah yang
ada di sungai (tagline bacaan dan gambar animasi warga yang sedang
membersihkan sampah di sungai) dan tidak membuang sampah ke sungai
(tagline dan gambar animasi anak-anak yang sedang bermain lari-larian di
pinggir sungai, ibu-ibu yang sedang bercakap-cakap di pinggir sungai,
serta ada warga yang sedang mendayung perahu di sungai yang airnya
jernih dan bebas sampah).
• Menit 01.22’ – 01.27’ = (tagline bacaan Ayo sama-sama menjaga
kebersihan sungai dan gambar rambu-rambu dilarang membuang sampah
sembarangan) (tagline bacaan dengan membuang sampah pada tempatnya
dan gambar seorang ibu yang sedang membuang sampah di keranjang
sampah)
• Menit 01.28’ – 01.44’ = Monolog : “Larangan membuang sampah di
sungai diberlakukan Perda K3 tahun 2005 Pasal 38 & 40, bagi yang
melanggarnya akan dikenakan denda hingga 50 juta rupiah atau pidana
kurungan paling lama 3 bulan”.
• Menit 01.45’ – 01.50’ = “Mari Selamatkan Kota Bandung!”
• Menit 01.51’ – 02.08 = Monolog: “Bandung Kita Tanggung Jawab
Kita!!”(gambar tagline bacaan)
LAMPIRAN DOKUMENTASI
MONA SYLVIANA DEWI, lahir di Jakarta 30 Maret
1993. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara
pasangan Omo S. dan Bahrijiah. Pendidikan yang penulis
tempuh pertama kali di SDS Hang Tuah VII Bogor lulus
pada tahun 2005. Melanjutkan pendidikan di Mts Al
Hamid Cilangkap-Jakarta Timur lulus pada tahun 2008.
Melanjutkan pendidikan di MA Al Hamid Cilangkap Jakarta Timur lulus pada
tahun 2011. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan jurusan pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2011.
Selain itu, pengalaman mengajar yang pernah digeluti oleh penulis ini adalah
menjadi guru di SDIT Fathur Rahman dan mengajar privat. Saat ini penulis
tinggal di Komp. TWP TNI-AL Blok D 2/15 Ciangsana, Gunung Putri-Bogor.
Top Related