KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiratNYA karna atas berkat dan rahmatNYA kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
dalam penulisan makalah ini. Adapun tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, jadi jika terjadi
kesalahan dalam penulisannya mohon dimaklumi. Kami juga berharap tulisan kami dapat berguna
bagi pembacanya terlebih kepada kami sendiri.
(penulis)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… … 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 3
1.2 Maksut Dan Tujuan Pembuatan makalah…………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Penggolongan Bahan Galian
1.1Penggolongan Bahan Galian Berdasarkan Manfaatnya…………….... 4
1.2Penggolongan Bahan Galian di Republik Indonesia……………………………. 5
2. Bahan Galian Industri
2.1 Penggolongan Bahan Galian Industri Berdasarkan Cara Terbentuknya………. 10
2.2 Penggolongan Bahan Galian Industri Berdasarkan Pemanfaatanya………….... 11
2.2.1 Manfaat bahan galian berdasarkan klasifikasinya
dan lokasinya di indonesia………………………………………….. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………… 14
3.2 Saran………………………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar beakang
Bahan Galian adalah sumber daya alam atau mineral dalam bentuk asli yang
dapat ditambang untuk keperluan manusia . Bahan galian logam adalah bahan galian
sumber daya alam asli yang diambil unsur logamnya emasnya (Au), besinya (Fe),
tembaganya (Cu). Dan Baahan Galian Industri adalah sumber daya alam asli,
ditambang untuk keperluan sifil , diambil seluruh molekul, perlu kemurnian bahan
galian energi bahan galian yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan
sebagai energi contoh bahan galian permata biasannya untuk hiasan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan pembaca atas bahan galian yang terdapat di Indonesia
2. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh pembimbing
3. Untuk memahami lebih dalam tentang bahan galian industri
3
BAB II
PEMBAHASAN
BAHAN GALIAN DAN BAHAN GALIAN INDUSTRI
1. Penggolongan Bahan Galian
1.1 Penggolongan Bahan Galian Berdasarkan Pemanfaatannya
Penggolongan bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan
menjadi 3 golongan yaitu:
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila diolah
oleh teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya,
seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
2. Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk
energi,misalnya batubara dan minyak bumi.
3. Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan
untuindustri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae,
gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
Klasifikasi bahan galian industry dapat ditentukan berdasarkan asal bahan
galian yang diperoleh. Berdasarkan sumber diperolehnya bahan galian industri
tersebut, maka bahan galian industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan sedimen
2. Bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
3. Bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da
basa
4
4. Bahan galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
5. Bahan galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan
hydrothermal
6. Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan
1.2 Penggolongan Bahan Galian di Republik Indonesia
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang
No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini,
bahan galian dibagi atas tiga golongan :
1. Golongan bahan galian strategis (Golongan A)
2. Golongan bahan galian vital (Golongan B)
3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B
Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :
a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
b. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
c. Penggunaan bahan galian bagi industri;
d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
f. Penyebaran pembangunan di Daerah
Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah
Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai
berikut:
a. Golongan bahan galian yang strategis adalah:
minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
bitumen padat, aspal;
antrasit, batubara, batubara muda;
uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
5
nikel, kobalt;
timah
b. Golongan bahan galian yang vital adalah:
besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
bauksit, tembaga, timbal, seng;
emas, platina, perak, air raksa, intan;
arsin, antimon, bismut;
yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;
kriolit, fluorpar, barit;
yodium, brom, khlor, belerang;
c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:
nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);
asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
batu permata, batu setengah permata;
pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
marmer, batu tulis;
batu kapur, dolomit, kalsit;
granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung
unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
unsur mineral golongan a maupun b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari
segi ekonomi pertambangan.Maka sebagian besar bahan galian industri
termasuk bahan galian tidak termasuk a atau b atau lebih dikenal sebagai
Golongan C yang juga sering disebut bahan galian industri dan di lingkungan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral termasuk dalam Mineral Non
Logam, yang di dalamnya termasuk batuan.
6
Definisi di atas sekarang ini sudah tidak tepat lagi, karena dengan semakin
berkembangnya teknologi industri manufaktur menuntut produk-produk bahan galian
industri sebagai bahan baku yang mempunyai spesifikasi tertentu (uniform berderajad
tinggi), yang untuk memperolehnya kadang-kadang memerlukan proses pengolahan
yang panjang dan komplek. Demikian pula dengan batas-batas bahan galian industri
sangat sukar ditetapkan, sebagai contoh, bahan galian kromit, zirkon, bauksit,
mangan, dan tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, namun dapat pula
diklasifikasikan sebagai bahan galian industri bila produknya berbentuk mineral yang
telah diolah dan digunakan langsung sebagai bahan baku dalam industri manufaktur.
Dalam industri manufaktur dan konstruksi, peranan bahan galian industri sebagai
bahan baku sangat penting, yang pada umumnya berfungsi untuk memperbaiki mutu
ataupun untuk memperoleh produk akhir dengan spesifikasi tertentu. Tidak sama
halnya dengan bahan galian logam, dalam bahan galian industri tidak dikenal adanya
proses daur-ulang dari produk padat mineral (kecuali gelas), serta tidak ada bahan
substitusi selain di antara bahan galian itu sendiri.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral sedang mengajukan Undang-Undang mengenai pengaturan Mineral dan
Batubara, yang masih berupa konsep dan sudah diajukan ke DPR, dengan terbitnya
undang-undang tersebut diharapkan penggolongan bahan galian akan sesuai dengan
perkembangan teknologi dan industri yang menggunakan bahan baku bahan galian
non logam.
Di Indonesia secara geologi mineral non logam (bahan galian industri)
terdapat dalam semua formasi batuan, mulai dari formasi batuan berumur Pra-Tersier
sampai Kuarter, baik yang berasosiasi dengan batuan beku dalam dan batuan volkanik
maupun berasosiasi dengan batuan sedimen dan batuan malihan.
Mineral non logam sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dapat
dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan galian itu. Dengan kata lain
bahwa mineral non logam sebenarnya sangat vital bagi kehidupan manusia, hampir
semua peralatan rumah tangga, gedung, bangunan air, obat, kosmetik, alat tulis dan
gambar, barang pecah belah dan lain-lain, dibuat langsung atau dari hasil pengolahan
bahan galian tersebut.
7
Sebenarnya mineral non logam tersebar luas di Indonesia, namun
pengelolaannya belum berkembang sebagai mana mestinya. Meskipun demikian
pengelolaan bahan galian industri di Indonesia mengalami kemajuan cukup pesat. Hal
ini sejalan dengan kemudahan dan kebijaksanaan Pemerintah dalam menggalakkan
pemanfaatan mineral non logam, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun untuk komoditi ekspor non-migas, sudah banyak pengusahaan mineral non
logam yang memberikan sumbangan besar bagi pembangunan nasional, seperti:
industri semen, walaupun industrinya masih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa,
yaitu: PT Semen Gresik, Indocement, Semen Kujang, Semen Cibinong
(HOLCIM),dan Semen Nusantara; di Pulau Kalimantan: Indo-Kodeco, patungan
Indonesia Korea; di Pulau Sulawesi: Semen Tonnasa dan Bosowa; di Pulau
Sumatera: Semen Padang, Baturaja dan Semen Andalas (kena bencana tsunami,
Aceh) dan Pulau Timor: Semen Kupang. Industri lainnya yang banyak membantu
pembangunan nasional adalah dengan bahan baku mineral non logam adalah: industri
keramik, industri agregat batuan untuk kontruksi, dari skala kecil sampai skala besar.
Serta masih banyak lagi industri, yang mempergunakan bahan baku mineral non
logam.
Dengan terbitnya UU No.22/1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan
Pemerintah No.25/1999 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan pemerintah
daerah sebagai daerah otonom, maka daerah memiliki kewenangan untuk mengelola
sumber daya alam agar dapat mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang
efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi yang tentunya
dalam rangka memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan
pemerintah daerah.
Dalam rangka nilai manfaat pertambangan secara keseluruhan dan menghindari
tumpang tindih lahan, lingkungan dan banyak hal lainnya, pemerintah mengeluarkan
UU No 4 tahun 2009, Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang merupakan
penyempurnaan UU No 11 tahun 1967. Pada BAB VI Pasal 34,Usaha pertambangan
8
(1) dikelompokkan atas:
a. pertambangan mineral; dan
b. pertambangan batubara.
(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan
atas:
a. pertambangan mineral radioaktif;
b. pertambangan mineral logam;
c. pertambangan mineral bukan logam; dan
d. pertambangan batuan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu komoditas tambang ke dalam
suatu golongan pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan peraturan pemerintah.
Dalam PP No 23 Tahun 2010 dijelaskan mineral bukan logam meliputi intan,
korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor,
belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay,
fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit,
kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu
gamping untuk semen, dan batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian,
marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit,
granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug,
batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu
terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil
galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir
urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah),
urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan
pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsure mineral bukan
logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
Potensi bahan galian industri (mineral non logam) hampir dijumpai di semua
wilayah Indonesia, dari jenis komoditinya mungkin lebih dari 100 jenis, dengan
waktu kurang lebih 3-4 jam, baik itu berupa ceramah umum dan diskusi sangat
sulit untuk dapat memahami keseluruhan mengenai mineral non logam, untuk itu
bahan diklat dibuat secara ringkas, tanpa mengabaikan tujuan dari diklat ini,
yaitu peserta (aparatur pemda) memiliki kompetensi dalam evaluasi laporan
eksplorasi untuk pelaksanaan tugas fungsinya.
9
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti
penggolongan bahan-bahan galian adalah :
1. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan
serta Perekonomian Negara;
2. Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak;
3. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti
karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat
internasional.
Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri
besar termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis
termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.
2. Bahan Galian Industri
2.1 Penggolongan Bahan Galina Industri Berdasarkan Cara Terbentuknya
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan
batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam
Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :
a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok ini
dapat dibagi menjadi :
1. Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping,
dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
2. Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya :
bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan,
felspar.
b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian,
perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon,
andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.
10
c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam &
ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit,
mika, dan asbes.
d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &
endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum,
kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu.
e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan hidrotermal :
barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit,
marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
2.2 Penggolongan Bahan Galian Industri Berdasarkan Pemanfaatannya
Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri
adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku
industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti
warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain.
Adapun bahan bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan
galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan
semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan
galian industri akan bertambah jenisnya. Berbagai klasifikasi bahan galian
industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian
Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of
Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.
11
2.2.1 Manfaat bahan galian berdasarkan klasifikasinya dan lokasinya di indonesia
Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk
mencukupi kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu
mendorong upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.
1. Bahan galian A yaitu memiliki sifat sangat strategis dan memiliki nilai bagi
negara
2.
a. Aspal
Tambang aspal terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.Aspal juga dihasilkan
oleh Permigan Wonokromo, Jawa timur, sebagai hasil pengolahan minyak bumi.
b. Kobalt
Deskripsi fisik yang ditunjukkan kobalt adalah bersifat brittle, keras, dan merupakan
transisi logam dengan magnet. Kobalt juga terdapat dalam meteorit. Endapan
mineralnya dijumpai di Zaire, Morocco dan Canada. Cobalt-60 (60Co) dapat
membentuk isotop buatan dengan tembakan sinar gamma (energy radiasi tinggi).
Garam kobalt salts berwarna biru gelap dan seperti gelas atau bening. Banyak
digunakan dalam industri. Digunakan juga untuk bahan dasar perasa makanan yang
mengandung vitamin B12 dalam kadar yang tinggi.
c. Batubara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan
batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent
yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis
Daerah-daerah penghasil batubara adalah :
Bukitasam : Pusatnya di Tanjungenim, Sumatra Selatan.
Kotabaru : Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Sungai Berau : Pusatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.
12
Umbilin : Pusatnya di Sawahlunto, Sumatra Barat
Selain itu, tambang batubara terdapat juga di Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan
Sulawesi Selatan.Tambang batubara dusahakan oleh PN Batubara.
d. Minyak bumi
Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk,
rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan
mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan
lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi
hingga terjadi minyak bumi kasar.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
•Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat untuk
keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam proses,
seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan kimiawi dan
organik dari larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan evaporasi, dan
sebagainya
Berdasarkan sumbernya bahan galian dibedakan menjadi :
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
Bahan galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da basa
Bahan galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
Bahan galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan hydrothermal
Bahan galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan
• Penggolongan bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan menjadi 3
golongan yaitu:
Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan
teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi,
tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
misalnya batubara dan minyak bumi.
Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk,
kaolin, zeolit, tras.
14
3.2 Saran
Dengan banyaknya jenis bahan galian di Indonesia perlu adanya pemanfaatan yang
lebih efektif dari pengelola. Jumlah bahan galian di Indoesia juga cukup menjanjikan dan
disini peran pemerintah sebagai aparatur Negara sangat dibutuhkan untuk membuat sumber
daya yang ada sebagai penunjang pembangunan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://fileq.wordpress.com/2012/04/05/penggolongan-bahan-galian/
Aphiin.Blog
Anonim http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-dan-klasifikasi-bahan-galian.html
http://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2012/01/penggolongan-bahan-galian.html
Diposkan oleh vihel di 18.46
http://tambang.finddiscussion.com/t30-penggolongan-bahan-galian
www.michanarchy.blogspot.com
http://http//michanarchy-mining-engineering.blogspot.com/http://Agung-teknik.blogspot.com//RekayasaBahanGalian
www.michanarchy.blogspot.com
http://http//michanarchy-mining-engineering.blogspot.com/
16
BAHAN GALIAN DAN
BAHAN GALIAN INDUSTRI
Kelompok 8
RHIKI SEKTI UTAMI (1215041038)
RIA PUTRI HERMIYATI (1215041039)
RIANA OKTA LESTARI (1215041040)
RICO HASUDUNGAN SINAGA (1215041041)
RIO ELRY (1215041042)
Mata Kuliah : Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Dosen : Panca Nugrahini F, S.T.,M.T
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
17
Top Related