TUGAS ORAL MEDICINE-1
KELAINAN PADA LIDAH
Disusun Oleh : Kelompok 3
1. Ria Puspasari (04031181320011)
2. Suci Kurniati (04031181320012)
3. Dina Anisa (04031181320013)
4. Marisa Yesika (04031181320014)
5. Diedi Melinda (04031181320015)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
A. Anatomi Lidah Normal
Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel
skuamosa berlapis. Fungsinya terutama pada penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah
mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papilla-papila. Ada 4 tipe :
papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata dan foliata. Papila poliformis adalah yang
terkecil, tetapi juga paling banyak. Papila tersebut adalah batang-batang ramping, seperti
rambut bertanduk, yang dapat tampak merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat
iritasi yang dialaminya setiap hari. Berlawanan dengan papilafiliformis, papilla fungipormis
lebih sedikit jumlahnya, warnanya merah lebih cerah dan diameternya lebih lebar papilla
tersebut juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila fungipormis tidak bertanduk , berbentuk
bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini paling banyak terdapat ditepi lateral dan
ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papilla fungipormis mengandung pigmentasi coklat,
terutama melanoderm.
Papila yang terbesar adalah papilla sirkuvalata yang tampak sebagai papula-papula
merah muda 2 sampai 4 mm. Papila tersebut dikelilingi oleh suatu parit yang sempit dan juga
berisi kuncup-kuncup pengecap. Papilla-papila ini banyaknya 8 sampai 12 dan tersusun dalam
suatu deretan berbentuk V disepanjang ujung-ujung sulkus disisi posterior dorsum lidah.
Papilla-papila tersebut secara anatomis membagi lidah dalam 2 bagian yang tidak sama, 2/3
anterior dan 1/3 posterior.
Pada sisi lateral dari daerah posterior lidah, terdapat papila foliata. Papilla-papila ini
adalah seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Kadang-kadang
jaringan limfoid hipertrofi berkerut (tonsil lingual) yang meluas ke dalam daerah ini dari akar
dorsal posterior lidah yang disebut papilla foliata. Plika fimbriata adalah penonjolan-
penonjolan linear pada permukaan ventral lidah. Kadang-kadang plika fimbriata tersebut
mempunyai pigmentasi coklat.
Gambar 1. Papila-papila pada lidah
Gambar 2. Lidah normal
B. Kelainan dan Penyakit Lidah
Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”.
Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering
terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan
menunjukkan kondisi klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu
untuk menentukan sejumlah kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang
membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.
1. Fissured tongue
Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved
tongue. Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan
pada permukaan dorsal dari dua per tiga anterior lidah. Dorsum lidah pecah-pecah, lateral
oblique, sagital, transversal. Ada berbagai pola, panjang, dan dalam dari fisura.. Bagian lidah
yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-papila yang normal. Penyebabnya tidak
diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan. Kondisi ini
biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat
menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang
terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri. Kekerapan
terjadinya fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue
bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.
Gambar 3. Fissured tongue
2. Ankiloglosia (Tongue Tie)
Frenulum lingualis normalnya melekat pada lidah dan tuberkel genial dari mandibula. Jika
frenulum tidak melekat dengan tepat ke lidah dan tuberkel genial, tetapi melekat pada dasar
mulut dari gusi lingual atau ujung ventral dari lidah, maka keadaan itu disebut “ankiloglosia”
atau “tongue tie”. Keadaan congenital ini ditandai oleh frenulum lingualis yang pendek dan
salah posisi, serta lidah yang tidak dapat dijulurkan atau ditarik masuk. Perlekatan dapat
sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih umum. Jika keadaan tersebut parah, maka
dapat mengganggu bicara. Koreksi bedah (frenektomi) dan terapi wicara diperlukan jika
bicaranya terganggu atau jika direncanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.
Ankiloglosia terjadi dengan kekerapan yang diperkirakan satu kasus setiap 1000 kelahiran.
Gambar 4. Ankiloglosia
3. Varikositas lidah (phlebektasia)
Varikositas lidah atau pelebaran vena adalah temuan umum pada orang tua. Penyebab
pelebaran vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak, atau
hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan. Varikositas intraoral paling
umum timbul superficial pada permukaan ventral lidah dari dua pertiga anterior lidah dan
dapat meluas ke tepi lateralnya. Varikositas bisa mengenai pria atau wanita secara seimbang.
Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler berfluktuasi, merah, biru, sampai ungu.
Varises individual dapat menonjol dan melintir atau kecil dan berupa titik. Palpasi tidak
menimbulkan sakit, tetapi dapat menyebarkan dari pembuluhnya, serta meratakan
permukaannya. Jika banyak vena-vena lidah yang menonjol, maka keadaan itu disebut
“phlebektasia lingual” atau “caviar tongue”. Bibir dan sudut bibir adalah daerah yang sering
terkena phlebektasia. Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk keadaan ini.
4. Hairy tongue
Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang
membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.Perubahan pada papila ini terutama
berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna. Pemanjangan
papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Perubahan warna tersebut
merupakan akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme-organisme kromogenik)
dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).Penyebab
terjadinya hairy tongue tidak diketahui secara pasti. Perokok berat, terapi antibiotik, oral
hygiene yang buruk, terapi radiasi dan perubahan pH mulut meningkatkan kemungkinan
terjadinya hairy tongue. Hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di
atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia
Gambar 5. Hairy tongue
5.Scalloped Tongue (Crenated Tongue)
Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral
lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah
dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah
mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti
kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan
tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema,
kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue
dapat dijumpai dalam kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-keadaan
sistemik seperti akromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic seperti sindrom
down dan juga pada pasien yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak berbahaya dan
tanpa gejala. Perawatan seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.
Gambar 6. Scalloped tongue
6. Makroglosia
Merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara
abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus sama sekali beristirahat. Tinggi
normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi-gigi bawah; tepi lateral
dari lidah harus berkontak, tetapi tidak menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi bawah.
Lidah yang melebar melebihi dimensi ini disebut membesar.
Makroglosia dapat congenital maupun dapatan. Makroglosia congenital dapat disebabkan
oleh hipertrofi otot-otot idiopatik, hemihipertrofi otot-otot, tumor jinak, hamartoma atau kista.
Hipertrofi otot idiopatik seringkali berkaitan dengan defisiensi mental atau dapat merupakan
bagian dari suatu sindrom seperti sindrom Bechwith Wiedemann. Makroglosia dapatan dapat
merupakan akibat dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi bawah hilang. Dalam kasus ini
pembesaran dapat setempat atau difus, tergantung pada ukuran daerah tak bergigi. Penyakit
sistemik seperti akromegali, kretinisme dan amiloidosis atau neoplasma ganas yang menutup
aliran limfatik dan membuat lidah bengkak dapat menyebabkan makroglosia. Indicator dari
lidah membesar adalah kesulitan bicara, gigi-gigi yang menggeser, maloklusi atau scalloped
tongue. Seringkali daerah lidah yang bersangkutan menunjukkan papilla-papila fungiformis
yang membesar. Jika lidah membesar tersebut menggangu fungsi, maka dianjurkan untuk
menghilangkan penyebab utamanya dan/atau koreksi secara bedah.
Gambar 7. Makroglosia
7. Hairy Leukoplakia
Leukoplakia adalah suatu temuan benar-bener mirip leukoplakia yang menunjukan
infeksi dan immunosupressi dari human immune deficiency virus (HIV-HTL V-III). Lesi ini
terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan
ventralnya. Rupa-rupanya berasal dari virus karena virus virus epstein barr telah diidentifikasi
ada di dalam sel-sel epitel yang terkena. Dinamakan hairy leukoplakia karena kupasan seperti
rambut dari lapisan permukaan parakeratotik terbukti ada secara histologis. Candida albicans
seringkali dihubungkan dengan lesi ini.
Hairy leukoplakia menimbulkan lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih pada sisi lateral
lidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatan-lipatan agal putih dan lekuk-lekuk
merah muda disekitarnya yang saling bergantian sehingga membuatnya tampak seperti bak
cucidengan lirik putih vertikal yang khas. Lirik-lirik tersebut akhirnya bergabung untuk
membentuk plak-plak putih yang khas atau bercak-bercak berkerut putih tebal yang luas.
Lesi-lesi besar biasanya tidak mempunyai gejala . tepi-tepinya tidak berbatas jelas dan tidak
hilang dengan gosokan. Kejadian bilateral adalah biasa, tetapi lesi-lesi unilateral juga
mungkin. Lesi hairy leukoplakia telah tercatat dijumpai dipalatum dan mukosa pipi. Obat-
obatan antivirus dapat mengurangi ukuran lesinya, tetapi kurang membantu dalam mengubah
proses HIV-nya.
Gambar 8. Hairy leukoplakia
8.Geographic tongue
Geographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah
kemerahan, tidak berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona
sempit dari papila yang beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya.
Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress
emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal. Lesi ini biasanya sembuh dengan
sendirinya dan muncul kembali di tempat lain. Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa
terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi, terutama akibat makanan yang panas atau
pedas. Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta
dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan.
Gambar 9. geographic tongue
9. Median Rhomboid Glossitis
Pada awalnya median rhomboid glossitis ini merupakan cacat pertumbuhan dari turunnya
tuberkulum impar yang tidak tuntas. Tapi, seiring perjalanan waktu median rhomboid
glossitis ini dipercaya sebagai suatu akibat akhir dari menetapnya infeksi candida albicans
dalam kaitannya dengan factor lain, seperti merokok dan perubahan pH dalam mulut. MRG
ini seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang terjadi pada anak-anak.
Pasien diabetic, supresi imun dan pasien yang baru saja selesai mendapat antibiotic spectrum
luas mempunyai prevalensi lebih tinggi terhadap MRG.
MRG adalah bercak licin, gundul, merah, seperti daging tanpa papilla filiformis. Lama
kelamaan lesi tersebut menjadi bergranula, bulat menonjol dan keras. Lokasi yang paling
sering terjadi MRG adalah bagian tengah dorsum lidah, tepat dianterior papilla sirkumvalata.
Ukuran dan bentuk lesi MRG ini bervariasi, tetapi sering tampak oval dan belah ketupat 1 –
2,5 cm, berbatas jelas dengan tepi tidak teratur, tetapi bulat. Keadaan ini umumnya tanpa
gejala. Kadang dijumpai lesi kandidal eritematosa palatum diatas lesi lidah tersebut.
Perawatan dari MRG ini dengan obat-obatan anti monilia . MRG tahap akhir biasanya
tanpa gejala tapi sulit sembuh dengan antifungal.
Gambar 10. Median rhomboid glossitis
10.Bald tongue
Bald tongue merupakan kelainan lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa tidak
adanya papila filiformis pada lidah yang mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin dan
berwarna merah yang disertai rasa sakit.Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi
pengecapan dan dapat juga menimbulkan sensasi terbakar pada lidah.Atropi papilla lidah
dapat disebabkan oleh trauma kronis, defisiensi nutrisi dan abnormalitas hematologi, dan
obat-obatan. Namun dapat juga dijumpai atropi papilla lidah pada pasien tanpa adanya
penyebab tertentu.Pada pasien lanjut usia, atropi papilla lidah dianggap sebagai perubahan
akibat pertambahan usia.
Gambar 11. Bald tongue
11. Coated tongue
Coated tongue atau lidah berselaput merupakan penampilan klinis pada dorsum lidah yang
tampak seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau warna lain sesuai
dengan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papila filiformis
yang memanjang sehingga memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan
menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan, minuman, rokok, dan permen.
Gambar 12. Coated tongue
12. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan terganggunya pengiriman oksigen kejaringan-jaringan tubuh
yang diakibatkan oleh defisiensi dalam sel-sel darah merah, hemoglobin atau volume darah
total. Dasar penyebab dari anemia meliputi bertambahnya kerusakan sel-sel darah merah
akibat dari hemolisis, bertambahnya kehilangan darah akibat dari pendarahan, dan
berkurangnya produksi sel-sel darah merah akibat dari keadaan defisiensi nutrisi dan supresi
sumsum tulang. Anemia bukanlah suatu diagnosis akhir, tetapi merupakan suatu tanda dari
penyakit yang menjadi dasarnya. Jadi penyebab dari anemia harus selalu dicari. Defisiensi
besi adalah tipe anemia yang paling umum, seringkali mengenai wanita usia pertengahan dan
anak-anak usia belasan tahun. Defisiensi vitamin B12 dan asam folat juga akan menyebabkan
anemia dan memberi tanda-tanda oral dari keadaan tersebut.
Anemia menimbulkan perubahan-perubahn khas dalam penampilan membran mukosa
mulut. Manifestasi-manifestasi ini, meskipun mengarahkan ke anemia, tetapi tidak membantu
membedakan tipe anemia yang menyebabkan tanda-tanda yang terlihat tersebut. Analisis
morfologis sel darah merah dianjurkan untuk dapat diagnosis yang lebih akurat.
Manifestasi intraoral dari anemia paling menonjol pada lidah. Dorsum lidah pada
awalnya tampak pucat dengan papila-papila filiformis yang rata. Atrofi yang berlanjut dari
papila mengakibatkan suatu permukaan tanpa papila-papila, yang tampak licin, kering, dan
mengkilat. Keadaan ini ini secara umum disebut sebagai “bald tongue”. (lidah gundul). Pada
tahap akhir tampak lidah yang seperti daging atau merah padam, mungkin disertai dengan
aphthae oral.
Penderita anemia mungkin mengeluh bahwa lidahnya terasa sakit (gliosodinia) atau
terbakar (glosopirosis). Bibir dapat menjadi tipis dan tegang, sedangkan lebar mulut dapat
tampak sempit. Tanda-tanda klinis yang lain berkaitan dengan anemia mencakup keilitis
angularis, ulserasi aphtosa, difagia, erytema, dan erosi mukosa, pucat, napas pedek, letih,
pening, dan nadi yang tak teratur. Penderita defisiensi vitamin B12 dapat mengeluh turunya
berat badan, lemah, gangguan neurologik seperti kebas dan pegal pada ekstremitas-
ekstremitas adn sulit berjalan. Terapi harus diarahkan untuk mengoreksi penyebab dasarnya.
Perbaikan sesudah terapai tercermin pada perubahan- perubahan dalam penampilan mulutnya.
Gambar 13. Anemia defisiensi besi
13. Serostomia
Terganggunya fungsi saliva sehingga menyebabkan mulut menjadi kering. Manifestasi
berkurangnya saliva dapat ringan dan tanpa keluhan atau bahkan parah dengan banyak
keluhan dari pasien . serostomia dapat disebabkan oleh factor usia, anemia, avitaminosis,
dehidrasi, diabetes, stress emosional, halangan mekanis, pembedahan, penyakit kolagen
vascular, dysplasia ektodermal, parotitis, penyakit mikulizc, skelerosis multiple, sindrom
sjorgen, AIDS, dan radiasi kepala dan leher. Banyak obat terutama antihistamin, antidepresi,
antihipertensi, jantung, dekongestan dan obat yang memblokir ganglion dan penenang juga
akan menyebabkan serostomia.
Serostomia ringan bebas gejala dan tampak normal. Pada kasus moderat, lidah
kering ,merah, pucat, dan atrofi dengan permukaan dorsal lidah berkerut dan licin. Pada
keadaan parah lidahnya dapat tanpa kehilangan papilla, pecah-pecah dan meradang.
Mukosanya tampak kering, mengkilat dan lengket,sedangkan bibir tampak pecah-pecah.
Dapat juga dijumpai rasa terbakar, perubahan dalam pengecapan. Melanjutnya serostomia
dapat menyebabkan halitosis, lesi karies multiple, kesulitan bicara, pengunyahan dan retensi
gigi tiruan pun ikut terganggu.serostomia kronis memerlukan dukungan multiphase jangka
panjang seperti pelembab, saliva buatan, pilocarpine, perawatan flourida, intruksi OH, dan
konseling nutrisi.
Gambar 14. Serostomia
14. Tumor Sel Granular (Mioblastoma Sel Granular)
Merupakan tumor jaringan lunak jinak yang jarang terjadi , terdiri atas sel oval yang
mempunyai sitoplasma granular yang ekstrem. Pada area oral sering terjadi di permukaan
dorsal lateral lidah, dan jarang pada area ventral lidah.
Tumor sel granular dapat terjadi pada semua usia dan ras, tetapi jarang pada wanita. Lesi
ini biasanya terdiri atas nodula submukosa tanpa gejala, soliter, berbentuk kubah dan secara
klinis ditutupi jaringan yang normal, kuning atau putih. Permukaanya berulserasi jika terkena
trauma. Tumor sel granular seringkali tidak bertangkai, berbatas jelas, keras pada tekanan,.
Pertumbuhannya sangat perlahan tanpa sakit. Lesi yang lebih besar dapat memperlihatkan
daerah sentral yang sedikit cekung.
Tumor sel granular ditandai dengan hyperplasia pseudo epiteliomatosa, dan secara
histologist menyerupai karsinoma epidermoid dan epulis congenital. Eksisi local yang
konservatif merupakan perwatan yang disukai dan membuat lesi ini tidak cenderung kambuh
lagi.
Gambar 15. Tumor sel granular
15. Tiroid Lidah
Tiroid lidah adalah suatu nodula tidak biasa dari jaringan tiroid yang dijumpai tepat di
posterior fotramen cecum pada sepertiga posterior lidah. Terjadi jika jaringan embrionik dari
tiroid tidak berpindah ke permukaan anterolateral dari trakea. Jaringan tiroid yang menetap
terjadi jauh lebih sering pada wanita daripada pria (perbandingannya adalah 4:1 ) dan dapat
terjadi pada usia berapa pun. Jika jaringan sisa menjadi kistik, maka keadaan tersebut menjadi
kista duktus tiroglosus.
Tiroid lidah adalah masa menimbul tanpa gelaja, yang biasanya ukuran diameternya
kira-kira 2 cm. bertambahnya vaskularisasi permukaan adalah suatu tanda yang mencolok.
Perdarahan, disfagia, disfonia, gejala-gejala hipotiroidisme dan (jarang) sakit dapat berkaitan
dengan keadaan tersebut. Lesi tersebut dapat dibedakan degan lesi-lesi yang sama dengan
memastikan letaknya yang khas di papilla sirkumvalata dan dengan memakai pengamatan
radionuklid. Biopsi seharusnya ditunda sampai dipastikan bahwa ada sisa kelenjar tiorid dan
berfungsi baik. Pada lebih dari 50% pasien dengan tiroid yang salah tempat, maka tiroid lidah
adalah satu-satunya jaringan tiroid yang aktif
Gambar 16. Tiroid Lidah
16. Kista Blandin-Nuhn (Kista Retensi Mukus Lingual)
Kelenjar-kelenjar Blandin-Nuhn adalah kelenjar liur tambahan pada permukaan
ventral dan lidah terdiri atas campuran elemen serosa dan mucus. Jika trauma pada ventral
lidahmengakibatkan ekstravasasi liur ke dalam jaringan-jaringan di sekitarnya, maka terjadi
pembengkakan tanpa sakit yang relative kecil, yang disebut kista Blandin-Nuhn. Kista
kelenjar liur tambahan yang yang tidak sering ini terletak dekat ujung permukaan ventral
lidah. Tepi-tepinya meninbul dan berbatas jelas, permukaan mukosanya tampak merah muda
dan lesinya lunak serta berfluktuasi. Jika superficial, kista tersubut mempunyai tanda-tanda
seperti balon dan dasarnya bertangkai. Lesi-lesi yang lebih dalam mempunyai dasar yang tak
bertangkai. Meskipun biasanya akibat dari trauma, suatu kista Blandin-Nuhn dapat congenital.
Kista-kista ini jarang melebihi 1 cm diameternya. Perawatannya adalah biopsy eksisi dan
jarang kambuh.
Gambar 17. Kista Blandin-Nuhn
Daftar Pustaka
Langlais, Robert P. 2012. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Hipokrates:
Jakarta.
Scully Crispian. 1999. Handbook of Oral Disease Diagnosis and Management. Martin
Dunitz Ltd. London
Scully.C, Cawson.R.A, 1991. Atlas Bantu Kedokteran Gigi : Penyakit Mulut. Hipokrates :
Jakarta.
Lynch, Malcolm A. 1992. Oralmedicine:diagnosis and treatment. J.Blippincott company.