Download - Kedudukan Warga Negara

Transcript
Page 1: Kedudukan Warga Negara

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada sebuah negara demokrasi, rakyat akan menjadi subjek sekaligus objek

kekuasaan. Karena itu rakyat akan menentukan nasibnya sendiri, sedangkan

pemerintah akan menjalankan kekuasaan berdasarkan pemberian rakyat sebagai

amanat atau kepercayaan yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya demi

kepentingan rakyat tersebut.

Berdasarkan hal tersebut akan timbul hubungan timbal balik antara warga

negara dengan negaranya. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap

negaranya, sedangkan negara berkewajiban melindungi kepentingan-kepentingan

warga negaranya berdasarkan prinsip persamaan dalam berbagai aspek

kehidupan.

Indonesia sebagai negara demokrasi Pancasila juga menerapkan prinsip

persamaan kedudukan bagi warga negaranya tanpa membedakan agama, ras,

golongan, gender, suku dan budaya. Sebagaimana yang terkandung dalam

semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan yang ada

dalam negara Indonesia hendaknya tidak dianggap sebagai ancaman melainkan

dijadikan sebagai anugerah.

Untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan diantara semua komponen

bangsa, maka perbedaan itu harus disikapi sedemikian rupa agar terjalin

keserasian hidup sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman bahkan mungkin

perselisihan antar kelompok dengan cara menghargai persamaan kedudukan

tanpa membedakan ras, agama, golongan, gender, suku dan budaya sehingga

dapat menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia dan sikap tenggang

rasa.

Oleh karena itu, adapun tujuan penyusunan makalah ini antara lain :

1

Page 2: Kedudukan Warga Negara

1. Untuk mengetahui persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya.

2. Untuk mengetahui cara menghargai persamaan kedudukan warga negara

tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya.

3. Untuk mengetahui peluang dan hambatan yang harus dihadapi dalam

mewujudkan prinsip persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya.

4. Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan guna memasyarakatkan

prinsip persamaan kedudukan warga negara.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras,

agama, gender, golongan, suku dan budaya ?

2. Bagaimana menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya ?

3. Peluang dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam mewujudkan prinsip

persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,

golongan, suku dan budaya ?

4. Bagaimana upaya yang harus dilakukan guna memasyarakatkan prinsip

persamaan kedudukan warga negara ?

C. HIPOTESIS

Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang persamaan kedudukan

warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya

belum diaplikasikan secara maksimal dalam kehidupan di masyarakat. Oleh

karena itu, masyarakat harus lebih memahami bagaimana menghargai persamaan

kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku

dan budaya.

2

Page 3: Kedudukan Warga Negara

BAB II

PEMBAHASAN

A. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,

Gender, Golongan, Suku dan Budaya

1. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras

Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik. Perbedaan ras

yang ada hendaknya tidak dijadikan masalah yang mengancam disintegrasi

bangsa. Sesungguhnya bangsa Indonesia selain masyarakat pribumi, terdiri

dari banyak ras, misalnya

a. Ras keturunan Tionghoa atau etnis Tionghoa

b. Ras keturunan Belanda atau etnis Belanda

c. Ras keturunan Arab atau etnis Arab

Semua adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai hak dan

kewajiban yang sama dengan orang-orang bangsa Indonesia asli dalam

mewujudkan kejayaan bangsa dan Negara Indonesia dimata dunia

internasional. Oleh karena itu, kita tidak boleh membeda-bedakan

kedudukan warga negara lain hanya karena berbeda ras.

2. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Agama

Indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta

alam semesta, dimana kepercayaan tersebut telah menciptaka keyakinan

yang berbeda-beda terhadap keberadaan Tuhan. Negara Indonesia menerima

adanya berbagai macam agama, sebagai bukti bahwa Indonesia menghormati

kebebasan beragama dan mengakui bahwa kehidupan beragama merupakan

hak pribadi setiap warga Negara. Jaminan-jaminan tentang persamaan

kedudukan tersebut juga telah diatur dalam UUD 1945 yaitu pasal 29 ayat 1,

2, 3. Dengan demikian persamaan kedudukan warga negara telah

mempunyai dasar hukum dan sebagai warga negara kita harus taat pada

3

Page 4: Kedudukan Warga Negara

hukum. Jelaslah sudah bahwa perbedaan agama diakui oleh negara Indonesia

demikian juga dengan kebebasan memeluk agama telah menjadi hak asasi

pribadi setiap warga negara.

Untuk itu, pemerintah membentuk lembaga keagamaan yang mengatur,

mengurus, serta membahas dan menyelesaikan segala masalah yang

menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari lembaga keagamaan adalah :

a. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang

menyangkut keagamaan

b. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat

dan bangsa.

c. Wahana silahturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan

kekeluargaan

d. Tempat berdialog antara sesama anggota antar kelompok agama.

3. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Gender

Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap

warga Negara baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kedudukan dan

hak yang sama. Perbedaan sebenarnya hanyalah dalam hal masalah kodrati

seperti menyusui ataupun melahirkan. Namun kenyataannya dalam

kehidupan sosial, laki-laki dan perempuan sering terjadi perbedaan dikaitkan

dengan kekuatan fisik, sifat, dan kemampuan. Dalam CD (Cairo

Declaration) yang dikeluarkan negara-negara OKI menjamin hak wanita

sederajat dengan pria, yaitu dalam pasal 6 yang berbunyi :

a. Wanita memiliki hak yang sama dengan pria dalam mempertahankan

derajat kemanusiaannya dan memiliki hak-hak untuk menikmati hak

persamaan tersebut, disamping melaksanakan kewajibannya, memiliki

hak sipil dan kebebasan yang berhubungan dengan keuangan dan hak

untuk menjaga nama baik pribadi dan keturunannya.

b. Suami bertanggung jawab untuk memberikan nafkah dan kesejahteraan

keluarga.

4

Page 5: Kedudukan Warga Negara

Berdasarkan pasal tersebut dapat dijelaskan bahwa kedudukan perempuan

sama dengan laki-laki dan berhak menikmati hidup sesuai tugas dan

penampilannya masing-masing. Perempuan juga mempunyai hak sipil

sepertii pria, yaitu mencari ilmu, bekerja, dan sebagainya.

Oleh karena itu, setiap warga negara harus mengakui adanya

persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan gender.

4. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Golongan

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terdapat golongan-

golongan. Golongan yang dimaksud disini adalah kelompok, misalnya

kelompok minoritas (golongan masyarakat yang sedikit jumlahnya) atau

kelompok mayoritas (golongan masyarakat yang terbanyak jumlahnya).

Tidak terdapat golongan antara si kaya dan si miskin. Semua adalah sama,

mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

5. Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Budaya dan Suku

Di Indonesia terdapat banyak suku bangsa, keanekaragaman suku bangsa

tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak kebudayaan. Namun dengan

banyaknya suku bangsa tersebut tidak membuat Indonesia terpecah belah,

melainkan membuatnya lebih kokoh dengan adanya berbagai suku.

Sebagaimana makna dari Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda

namun tetap satu jua. Semboyan tersebut melambangkan persatuan dan

kesatuan seluruh warga negara Indonesia, meskipun mereka berbeda suku

dan budaya.

Indonesia mempunyai 34 provinsi. Pada setiap provinsi tersebut terdapat

adat istiadat dan budaya tersendiri. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa

perbedaan budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa dan tidak dijadikan

sebagai faktor yang akan memecah-belah persatuan bangsa. Adanya

pengakuan negara Indonesia terhadap keanekaragaman suku dan budaya, dan

pengakuan tersebut juga diperkuat oleh undang-undang, maka hal itu

merupakan jaminan terhadap persamaan kedudukan warga negara tanpa

5

Page 6: Kedudukan Warga Negara

membedakan suku dan budayanya. Semua warga negara baik yang berada di

Jawa, di Papua ataupun di daerah-daerah lainnya memiliki hak dan kewajiban

yang sama.

B. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan

Ras, Agama, Gender, Golongan, Suku Dan Budaya

Kehidupan manusia yang bersinggungan di dalam pergaulan sering

menimbulkan konflik. Upaya dalam memperoleh kebutuhan hidup juga sering

melahirkan pelanggaran hak asasi manusia. Dalam kehidupan manusia

memerlukan pengaturan agar terdapat persamaan kedudukan pada setiap warga

negara. PBB pada tahun 1948 menghasilkan UHDR (The Universal Declaration

of Human Right), dan pada pasal 2 UHDR tersebut dijelaskan bahwa setiap

orang mempunyai hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam

deklarasi ini tanpa perbedaan apapun seperti perbedaan ras, warna kulit, jenis

kelamin, bahasa, agama, tahanan politik, atau paham yang lain, nasional atau

asal-usul sosial, hak milik, kelahiran, ataupun status lain.

Dalam pasal 7 UHDR juga disebutkan bahwa semua orang adalah sama di

depan hukum dan berhak memperoleh perlindungan yang sama dalam hukum

tanpa dibeda-bedakan. Semua orang berhak memperoleh perlindungan yang

sama tanpa diskriminasi yang melanggar deklarasi ini dan terhadap semua

hasutan apapun itu.

Dalam kehidupan bernegara, sebagai warga negara Indonesia kita harus

bekerjasama mewujudkan tujuan nasional. Kerja sama tersebut seringkali

terdapat persaingan untuk menunjukkan dan menghasilkan prestasi yang baik

Persaingan yang baik adalah yang didasari adanya persamaan kedudukan, tidak

boleh mengadakan perbedaan atas dasar perbedaan politik, kedudukan hukum

atau status internasional dari negara atau wilayah dimana orang tersebut berada.

6

Page 7: Kedudukan Warga Negara

Adapun dalam pasal 18 UHDR dijelaskan bahwa setiap orang berhak untuk

berpikir, bertaubat, dan beragama; dan hak ini meliputi kebebasan berganti

agama atau kepercayaan dan kebebasan untuk menyatakan agama atau

kepercayaan dalam bentuk beribadat dan menepatinya, baik diri sendiri maupun

dilakukan bersama-sama dengan orang lain.

C. Peluang dan Hambatan yang Dihadapi dalam Mewujudkan Prinsip

Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama,

Gender, Golongan, Suku dan Budaya

Mewujudkan persamaan kedudukan warga negara bukanlah persoalan yang

mudah. Konstitusi dan berbagai peraturan perundang-undangan telah mengatur

hal itu, prinsip tersebut belum terwujud secara optimal yang disebabkan oleh

adanya diskriminasi di kalangan masyarakat yang masih membeda-bedakan ras,

agama, gender, golongan, dan suku. Terdapat peluang dan hambatan dalam

mewujudkan prinsip tersebut. Adapun peluang dalam mewujudkan prinsip

persamaan kedudukan warga negara Indonesia, yakni sebagai berikut :

1. Dalam UUD 1945 (hasil amandemen), dan berbagai perundang-undangan

yang berlaku sekarang semakin memberikan dasar yang kuat bagi upaya

meajukan prinsip persamaan kedudukan warga negara di berbagai bidang

kehidupan.

2. Dewasa ini demokrasi semakin diterima, dipahami dan diperjuangkan oleh

sebagian besar masyarakat, sebagai pilihan terbaik bagi kehidupan bangsa

Indonesia

3. Iklim kehidupan dalam kebebasan pers yang bebas, bermoral, dan

bertanggung jawab, yang sedang dikembangkan bangsa Indonesia,

merupakan sarana efektif untuk semakin memasyarakatkan gagasan tentang

prinsip persamaan dan kedudukan warga negara.

7

Page 8: Kedudukan Warga Negara

4. Keterbukaan politik yang ada sekarang ini merupakan media pemebelajaran

konkret yang sangat baik bagi seluruh warga negara untuk belajar mengenai

pentingnya prinsip persamaan kedudukan warga negara.

5. Makin banyaknya tokoh-tokoh penting dalam memajukan prinsip persamaan

kedudukan warga negara, yaitu berbagai elemen civil society (masyarakat

madani) yang gigih memperjuangkan gagasan multikulturalisme.

Namun, kita perlu mawas diri karena masih juga terlihat berbagai hambatan

dalam upaya menegakkan dan memajukan prinsip persamaan kedudukan warga

negara dalam berbagai bidang kehidupan. Hambatan ini antara lain :

1. Masih adanya individu atau kelompok masyarakat yang merasa lebih tinggi

kedudukannya daripada kelompok masyarakat lainnya, sehingga mereka

cenderung menuntut perlakuan istimewa di berbagai bidang kehidupan.

2. Masih kuatnya budaya politik patron klien, dimana etika politik yang menjadi

patron akan cenderung memberikn perlakuan istimewa kepada klien mereka

3. Masih kuatnya kecenderungan tindakan negatif KKN di berbagai tingkatan

pemerintahan sehingga mendorong orang untuk bertindak diskriminatif,

terutama kepada mereka yang lemah secara sosial-ekonomi-politik.

4. Berbagai kelemahan sistem hukum dan buruknya sikap mental serta

rendahnya pemahaman beragama sebagian kecil para pelaku dan penegak

hukum, sehingga terjadi adanya mafia peradilan, dan tindakan yang

cenderung mendorong orang untuk berlaku diskriminatif

5. Masih adanya pandangan-pandangan dan gerakan-gerakan ektrim, radikal,

dan intoleran (baik alasan ras, agama, gender, golongan, budaya maupun

suku) dalam masyarakat kadang memicu sikap-sikap dan tindakan

diskriminatif.

6. Masih adanya sikap diskriminatif sejumlah oknum penegak hukum, sehingga

memicu munculnya sikap distriminatif pula oleh masyarakat terhadap

kelompok-kelompok tertentu, baik atas dasar alasan ras, agama, gender

golonga, budaya, maupun suku.

8

Page 9: Kedudukan Warga Negara

D. Upaya Yang Harus Dilakukan Guna Memasyarakatkan Prinsip Persamaan

Kedudukan Warga Negara

Berbagai peluang dan hambatan dalam mewujudkan prinsip persamaan

kedudukan warga negara dapat menyadarkan kita bahwa mewujudkan prinsip

persamaan kedudukan warga negara merupakan upaya sepanjang hayat. Dalam

hal ini akan berlaku prinsip bahwa “selama masih ada hal yang dapat diperbaiki

agar semakin menjadi lebih baik lagi, mengapa tidak kita lakukan”. Oleh karena

itu, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan guna makin memasyarakatkan

prinsip persamaan kedudukan warga negara, antara lain sebagai berikut :

1. Secara pribadi, orang perlu terus berusaha belajar dan melatih diri untuk

dapat bersikap empati da solider terhadap mereka yang diperlakukan secara

diskriminatif (baik atas dasar alasan ras, agama, gender, golongan, budaya,

maupun suku).

2. Secara sosial, masyarakat perlu menumbuhkan sikap multikultural, yaitu

sikap bersedia menerima adanya kesejahteraan di antara keragaman budaya.

Dengan demikian, akan tumbuh masyarakat multikultural, yaitu masyarakat

beragam budaya yang di dalamnya ada sistem sosial yang secara konsisten

memberlakukan berbagai kelompok atau individu berbeda identitas budaya

tanpa diskriminasi sosial (baik atas dasar alasan ras, agama, gender,

golongan, budaya, maupun suku).

3. Aparat negara perlu memberikan teladan dalam mewujudkan tegaknya

prinsip persamaan kedudukan warga negara melalui upaya penciptaan,

penerapan, dan penegakan hukum secara konsisten sebagaimana amanat

konstitusi.

4. Semua pihak secara berkesinambungan berupaya menumbuhkan budaya

multikultural dan gerakan antidiskriminasi di berbagai bidang kehidupan.

Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan sunggh-sungguh, niscaya

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia akan

semakin sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan warga negara.

9

Page 10: Kedudukan Warga Negara

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

a. Dalam rangka mengamalkan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika,

masyarakat harus menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku.

b. Salah satu peluang dalam pelaksanaan persamaan kedudukan warga negara

adalah demokrasi semakin diterima, dipahami dan diperjuangkan oleh

sebagian besar masyarakat, sebagai pilihan terbaik bagi kehidupan bangsa

Indonesia, sedangkan hambatannya adalah masih adanya individu atau

kelompok masyarakat yang merasa lebih tinggi kedudukannya daripada

kelompok masyarakat lainnya

c. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan demi memasyarakatkan persamaan

kedudukan warga negara adalah perlu terus berusaha belajar dan melatih diri

untuk dapat bersikap empati da solider terhadap mereka yang diperlakukan

secara diskriminatif.

B. SARAN

1. Pemerintah tidak boleh lemah dalam menetapkan peraturan yang melarang

adanya sikap diskriminatif antar ras, golongan, gender, suku, agama, dan

budaya

2. Diharapkan untuk mengadakan sosialisasi pemahaman persamaan kedudukan

warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan

budaya.

3. Pembaca hendaknya lebih memperbanyak membaca materi tentang

persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,

golongan, suku dan budaya

10

Page 11: Kedudukan Warga Negara

DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Fifi Dewi. 2006. Buku Ajar EKSIS Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA

Kelas X Semester 2. Jakarta : Citra Pustaka

Tim Kreatif Simpati. 2006. Bahan Belajar Siswa SIMPATI Pendidikan

Kewarganegaraan SMA/MA Kelas X Semester 2. Jakarta : Grahadi

Abdulkarim, Aim & Trisna Sukmayadi. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan

Membangun Karakter Bangsa untuk Kelas X SMA/MA/SMK. Bandung :

Grafindo Media Pratama

http://www.google.com

11