Download - Kebudayaan suku asmat

Transcript
Page 1: Kebudayaan suku asmat

KEBUDAYAAN SUKU

ASMAT ADE RIZKI PUSPITASARI

ARDYAN TRISNANTO

RAHMAT AZIZ SETIABUDI

REZA HAMBALI

DHAWAM PAMBUDI

NADIA RIZKI

NEGI WIRANATA

Page 2: Kebudayaan suku asmat

Suku Asmat merupakan salah satu suku yang

ada di Indonesia. Suku Asmat berdiam di

daerah-daerah yang terpencil dan daerah

tersebut merupakan tempat alam yang liar.

Mereka tinggal di pesisir barat daya Irian

Jaya (Papua). Awal mulanya mereka tinggal

di wilayah administrative Kabupaten

Merauke.

Page 3: Kebudayaan suku asmat

Asal Usul Suku Asmat

Menurut Pastor Zegwaard, seorang misionaris Katolik

berbangsa Belanda, orang-orang Asmat mempercayai

bahwa mereka berasal dari Fumeripits (Sang Pencipta).

Konon, Fumeripits terdampar di pantai dalam keadaan

sekarat dan tidak sadarkan diri. Namun nyawanya

diselamatkan oleh sekolompok burung sehingga ia kembali

pulih. . Kemudian ia hidup sendirian di sebuah daerah

yang baru. Karena kesepian, ia membangun sebuah rumah

panjang yang diisi dengan patung-patung dari kayu hasil

ukirannya sendiri. Namun ia masih merasa kesepian,

kemudian ia membuat sebuah tifa yang ditabuhnya setiap

hari.

Page 4: Kebudayaan suku asmat

Tiba-tiba, bergeraklah patung-patung kayu yang sudah

dibuatnya tersebut mengikuti irama tifa yang dimainkan.

Sungguh ajaib, patung-patung itu pun kemudian berubah

menjadi wujud manusia yang hidup. Mereka menari-nari

mengikuti irama tabuhan tifa dengan kedua kaki agak

terbuka dan kedua lutut bergerak-gerak ke kiri dan ke

kanan. Semenjak itu, Fumeripits terus mengembara dan di

setiap daerah yang disinggahinya, ia membangun rumah

panjang dan menciptakan manusia-manusia baru yang

kemudian menjadi orang-orang Asmat seperti saat ini.

Page 5: Kebudayaan suku asmat

Kondisi Alam Suku Asmat

Wilayah yang mereka tinggali sangat unik. Dataran coklat

lembek yang tertutup oleh jaring laba-laba sungai.

Wilayah yang ditinggali Suku Asmat ini telah menjadi

Kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Asmat dengan

7 Kecamatan atau Distrik. Hampir setiap hari hujan turun

dengan curah 3000-4000 milimeter/tahun. Setiap hari juga

pasang surut laut masuk kewilayah ini,sehingga tidak

mengherankan kalau permukaan tanah sangat lembek dan

berlumpur. Jalan hanya dibuat dari papan kayu yang

ditumpuk diatas tanah yang lembek. Praktis tidak semua

kendaraan bermotor bisa lewat jalan ini. Orang yang

berjalan harus berhati-hati agar tidak terpeleset,terutama

saat hujan.

Page 6: Kebudayaan suku asmat

Kampung Asmat

Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup

di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah

Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai

untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah

keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang

mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada

kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas

anak-anak Asmat sedang bersekolah.

Page 7: Kebudayaan suku asmat

Ciri Fisik Suku Asmat

Penduduk Asmat pada umumnya memiliki ciri fisik yang

khas,berkulit hitam dan berambut keriting. Tubuhnya

cukup tinggi. Rata-rata tinggi badan orang Asmat wanita

sekitar 162cm dan tinggi badan laki-laki mencapai 172cm.

Ciri-ciri bagian tubuh lainnya adalah bentuk kepala yang

lonjong (dolichocephalic), bibir tipis, hidung mancung,

dan kulit hitam. Orang Asmat pada umumnya tidak banyak

menggunakan kaki untuk berjalan jauh, oleh karena itu

betis mereka terlihat menjadi kecil. Namun setiap saat

mereka mendayung dengan posisi berdiri sehingga otot-

otot tangan dan dadanya tampak terlihat tegap dan kuat.

Tubuh kaum perempuan kelihatan kurus karena

banyaknya perkerjaan yang harus mereka lakukan.

Page 8: Kebudayaan suku asmat

Cara Merias DIri Suku Asmat

Suku asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk

merias diri mereka. mereka hanya membutuhkan tanah

merah untuk menghasilkan warna merah. untuk

menghasilkan warna putih mereka membuatnya dari kulit

kerang yang sudah dihaluskan. sedangkan warnah hitam

mereka hasilkan dari arang kayu yang dihaluskan. cara

menggunakan pun cukup simpel, hanya dengan

mencampur bahan tersebut dengan sedikit air, pewarna

itu sudah bisa digunkan untuk mewarnai tubuh.

Page 9: Kebudayaan suku asmat

Adat Istiadat Suku asmat

Suku Asmat adalah suku yang menganut Animisme, sampai

dengan masuknya para Misionaris pembawa ajaran baru,

maka mereka mulai mengenal agama lain selain agam

nenek-moyang. Dan kini, masyarakat suku ini telah

menganut berbagai macam agama, seperti Protestan,

Khatolik bahkan Islam. Seperti masyarakat pada

umumnya, dalam menjalankan proses kehidupannya,

masyarakat Suku Asmat pun, melalui berbagai proses,

yaitu :

Page 10: Kebudayaan suku asmat

Pernikahan, proses ini berlaku bagi seorang baik pria

maupun wanita yang telah berusia 17 tahun dan dilakukan

oleh pihak orang tua lelaki setelah kedua belah pihak

mencapai kesepakatan dan melalui uji keberanian untuk

membeli wanita dengan mas kawinnya piring antik yang

berdasarkan pada nilai uang kesepakatan kapal perahu

Johnson, bila ternyata ada kekurangan dalam penafsiran

harga perahu Johnson, maka pihak pria wajib melunasinya

dan selama masa pelunasan pihak pria dilarang melakukan

tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal

dalam satu atap.

Kehamilan, selama proses ini berlangsung, bakal generasi

penerus dijaga dengan baik agar dapat lahir dengan

selamat dengan bantuan ibu kandung alau ibu mertua.

Page 11: Kebudayaan suku asmat

Kelahiran, tak lama setelah si jabang bayi lahir

dilaksanakan upacara selamatan secara sederhana dengan

acara pemotongan tali pusar yang menggunakan Sembilu,

alat yang terbuat dari bambu yang dilanjarkan.

Selanjutnya, diberi ASI sampai berusia 2 tahun atau 3

tahun.

Kematian, bila kepala suku atau kepala adat yang

meninggal, maka jasadnya disimpan dalam bentuk mumi

dan dipajang di depan joglo suku ini, tetapi bila

masyarakat umum, jasadnya dikuburkan. Proses ini

dijalankan dengan iringan nyanyian berbahasa Asmat dan

pemotongan ruas jari tangan dari anggota keluarga yang

ditinggalkan.

Page 12: Kebudayaan suku asmat

Rumah Adat Suku Asmat

Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang

sampai 25 meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah

Tradisional ini jika kita berkunjung ke Asmat Pedalaman.

Bahkan masih ada juga di antara mereka yang membangun

rumah tinggal diatas pohon.

Page 13: Kebudayaan suku asmat

Kepercayaan Dasar Suku Asmat

Adat istiadat suku Asmat mengakui dirinya sebagai anak dewa yang berasal

dari dunia mistik atau gaib yang lokasinya berada di mana mentari tenggelam

setiap sore hari. Mereka yakin bila nenek moyangnya pada jaman dulu

melakukan pendaratan di bumi di daerah pegunungan. Selain itu orang suku

Asmat juga percaya bila di wilayahnya terdapat tiga macam roh yang masing-

masing mempunyai sifat baik, jahat dan yang jahat namun mati. Berdasarkan

mitologi masyarakat Asmat berdiam di Teluk Flamingo, dewa itu bernama

Fumuripitis. Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia

juga diam berbagai macam roh yang mereka bagi dalam 3 golongan.

Yi – ow atau roh nenek moyang yang bersifat baik terutama bagi

keturunannya.

Osbopan atau roh jahat dianggap penghuni beberapa jenis tertentu.

Dambin – Ow atau roh jahat yang mati konyol

Page 14: Kebudayaan suku asmat

Video Kebudayaan Suku Asmat

Page 15: Kebudayaan suku asmat

TERIMAKASIH