DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEBIJAKAN DAN
PROGRAM
BIDANG PEMBIAYAAN
PERUMAHANDisampaikan oleh :
Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan,
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
Diseminasi NSPK Pembiayaan Perumahan di Wilayah IMedan, 7 Maret 2018
Isu dan Kebijakan Terkait
Pembiayaan Perumahan
Program Bantuan Pembiayaan
Perumahan Tahun 2015-2019
TAPERA
BP2BT
OUTLINE
Rp
A.
B.
C.
D.
A.Isu dan Kebijakan
Terkait Pembiayaan
Perumahan
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Wisata Tamer Indah, Kabupaten Deli Serdang
Landasan Hukum Sebagai Peluang
UUD 1945Ps. 28H “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan”.
UU No. 39/ 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No. 11/ 2005 tentang Pengesahan International
Covenant On Economic, Sosial And Cultural Rights
UU No. 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Ps. 5 ayat (1), “Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman yang
pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah”.
Ps. 121 ayat (1), “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus
melakukan upaya pengembangan sistem pembiayaan untuk
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman”.
UU No. 20/ 2011 tentang Rumah Susun
UU No. 4/ 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat
PP No. 88/ 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
PP No. 14/ 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perpres No. 101/ 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Perprpes No. 19/ 2005 tentang Pembiayaan
Sekunder Perumahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 266
“setiap orang berhak untuk memperoleh
tempat tinggal yang layak”
4
Tantangan Sektor Perumahan dan Permukiman
EKSISTING
BACKLOG
7,6
jutapenghunian
11,4
juta(2016)
kepemilikan
RTLH
3,4
juta
KUMUH
38.431
Ha (perkotaan) 78.384
Ha (perdesaan
3.099
Ha (khusus)
Tantangan, Menurunkan :
2,6 Jt Backlog (Penghunian)
6,7 Jt Backlog (Kepemilikan)
2,51 Jt RTLH
119.914 Ha Kumuh• Mengandalkan Pelaku Utama :
Masyarakat, Dunia Usaha
• Peran Pemerintah Kecil (6% dari
Backlog, 34 % dari RTLH)
• Mengelola urbanisasi ?
• GAP Besar….!
PKP Sudah Dianggap Ultra Essensial
dan Darurat Perumahan, tapi Tantangan
Penyelenggaraannya Besar :1. Perumahan : COMPLEX DAN
COMPLICATED
2. Perumahan Belum Mainstream
3. Perumahan Kurang Perhatian
4. Perumahan Anggaran Kecil
5. Perumahan Koordinasi Lemah (Padahal
Banyak Pelaku)
6. Klasik : Tata Ruang, Perijinan, Sertifikasi,
PSU, Pembiayaan, Data Lemah, dll
7. Pembangunan perumahan belum menjadi
bagian dari sistem perkotaan
TARGET 2019*
BACKLOG
5
jutapenghunian
6,8
jutakepemilikan
RTLH
1,9
juta
KUMUH
0
(nol)
%* Sesuai Target RPJMN 2015-2019
Kumuh Perkotaan :
BASELINE = 38.431 Ha
CAPAIAN = 6.764 Ha
GAP= 31.667 Ha5
Dukungan Kebijakan Bidang PKP
Belum Memadai UU 1/2011 dan UU 20/2011 belum implementatif karena
peraturan perundangan turunannya belum selesai
Belum tersedia kebijakan dan strategi nasional dalam
penyelenggaraan PKP yang terpadu dengan perencanaan
pembangunan nasional dan kebijakan lintas sektor
Lemahnya perencanaan kebijakan karena tidak didukung oleh
data yang memadai
Koordinasi dan Kelembagaan
Pembangunan PKP belum optimal Ketidakjelasan pembagian peran dan kewenangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi antar pelaku
pembangunan PKP
Belum optimalnya pemberdayaan dan peningkatan
kapasitas bagi pemangku kepentingan
Belum optimalnya dukungan kelembagaan dalam
pembangunan PKP
Lemahnya Pengawasan
dan Pengendalian dalam
Penyelenggaraan
Pembangunan PKP
Belum Optimalnya Pemanfaatan
Pendanaan Pembangunan PKP serta
Terbatasnya Akses untuk Pembiayaan
Pembangunan PKP Khususnya Bagi MBR
Terbatasnya dan Mahalnya
Harga Lahan untuk
Pembangunan PKP
Tidak Efisiennya Proses dan
Mahalnya Biaya Perizinan
untuk Pembangunan PKP
Terbatasnya tenaga
konstruksi yang
terampil dan Bahan
Bangunan untuk
Pembangunan PKP
Minimnya Pengembangan
dan Pemanfaatan Teknologi
untuk Pembangunan PKP
BACKLOG
RTLH
dan
KUMUH
Belum
terintegrasinya
infrastruktur
perumahan
termasuk
transportasi
publik 4
Permasalahan Pembangunan PKP (klasik, sejak 1992)
3
9
2
1
4 6
7
8
5
6
Isu Pembiayaan Perumahan
Tingkat Keterjangkauan MBR untuk memenuhi kebutuhan rumah masih
rendah, baik membeli dari pengembang,
membangun secara swadaya maupun
meningkatkan kualitas rumah yang tidak
layak huni.
A. Affordability
Ketersediaan Danamaupun pola/skema untuk bantuan
pembiayaan perumahan bagi MBR masih
terbatas
B. Availability
Akses MBRke sumber pembiayaan perumahan
(lembaga keuangan) untuk mendapat KPR
masih terbatas
C. Accessibility
Sumber Danapembiayaan perumahan masih bersifat
jangka pendek sehingga tidak dapat
berkelanjutan untuk KPR yang bersifat jangka
panjang (maturity mismatch)
D. Sustainability
7
RANTAI PASOK
PENYEDIAAN PERUMAHAN DI INDONESIA
8
SUPPLY SIDE DEMAND SIDE
Tanah
MatangPerizinan Bahan
Bangunan
Pembangunan
Perumahan
Pembiayaan
PrimerPenghunian
Pembiayaan
Sekunder
Perumahan
• Ketersediaan
lahan
terjangkau,
dan akses
lokasi
• Ketersediaan
infrastruktur
• Proses
perizinan
cepat, tepat
waktu, biaya
terjangkau
• Bahan
bangunan
berkualitas dan
terjangkau
• Ketersediaan
bahan
bangunan
alternatif
• Margin
memadai
• Insentif pajak
• Insentif
pembangunan
perkim
• Cross-subsidy
lewat LHB
• Ketersediaan
pasokan KPR
• Kemudahan
akses kredit
• Keterjangkauan
angsuran
• Keberlanjutan
pasokan kredit
• Sertifikat Layak
Huni
• Insentif Sewa
• Subsidi O&M
• Pembentukan
Organisasi
Penghunian
• Ketepatan
Kelompok Sasaran
• Ketersediaan
dana jangka
panjang murah
• Kemudahan dan
frekuensi akses
pendanaan
• Keberlanjutan
pasokan dana
• Pencadangan
Tanah lewat Land
Banking
• Pemecahan
Sertifikat HGB
Induk
• Percepatan
penerbitan
Sertifikat Individu
• Insentif
pemenuhan
penyediaan
infrastruktur
• Kemudahan/
keringanan
penerbitan IMB
• Efisiensi
perizinan
• Insentif
perizinan
pembangunan
perkim dengan
LHB
• Pabrikasi bahan
bangunan lokal
terjangkau
• Pengembangan
penggunaan
bahan bangunan
alternatif
• Insentif
pembelian bahan
bangunan
dengan volume
discount
• Pembiayaan
Kredit Konstruksi
• Insentif PPN,
BPHTB PPh Final
• Spek Teknis
Pembangunan
Rumah Layak
Huni + LHB
Perkim
• Penetapan HJM
vs Batas
Maksimum Kredit
• LTV dan Bobot
Resiko KPR
• KPR FLPP & SSB
• BUM
• Asuransi Kredit
• Skim Sewa-Beli
• Kapasitas SDM
Penerbit Kredit
• Kredit Mikro
Perumahan
• Pemberdayaan
Komunitas
• Sertifikat Layak
Fungsi
• Pengelolaan
Rusunawa
• Fasilitas
Pendirian &
Pembinaan
PPPRS
• Monev Ketepatan
PokSar
• Evaluasi Sistem
Subsidi
• Pemberian
Pinjaman untuk
Pokok Kredit
• Sekuritisasi Asset
Keuangan
secara
Berkelanjutan
• Penjaminan
dalam rangka
Sekuritisasi Asset
Keuangan
Sumber: Bahan Paparan Summary Roadmap Pembiayaan Perumahan oleh Iskandar Saleh, 2016-2017
SASARAN PEMBANGUNAN
Upaya peningkatan akses
masyarakat berpenghasilan rendah
terhadap hunian yang layak dan
terjangkau serta didukung oleh
penyediaan sarana, prasarana, dan
utilitas yang memadai serta
diprioritaskan dalam rangka
meningkatkan standar hidup
penduduk 40% terbawah (± Rp 2.6
Juta kebawah)
Terfasilitasinya penyediaan hunian
layak dan terjangkau untuk
menurunkan kekurangan tempat
tinggal
Peningkatan peran fasilitasi pemerintah dan pemerintah daerah dalam
menyediakan hunian baru (sewa/milik) dan peningkatan kualitas
hunian.
Peningkatan tata kelola dan keterpaduan antara para pemangku
kepentingan pembangunan perumahan
Peningkatan peran BUMN yang terkait dengan penyediaan perumahan
untuk MBR termasuk land banking untuk perumahan
Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian di
perkotaan
Pengembangan sistem karir perumahan (housing career system) sebagai
dasar penyelesaian angka kekurangan rumah (pendataan backlog
(segmen/sebaran))
Pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah serta
pengembangan implementasi konsep rumah tumbuh (incremental housing)
Penyediaan layanan air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan
penyediaan dan pengembangan perumahan.
Revitalisasi dan pengembangan industrialisasi perumahan
ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI KEBIJAKAN
2
3
4
5
6
7
8
1
Sasaran Pembangunan Perumahan
(RPJMN 2015 – 2019)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
9
TARGET RPJMN DAN RENSTRA
DITJEN. PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2015-2019
10
2015 2016 2017
FLPP 76,489 58,469 23,769
SSA/SSB 13,187 124,737 188,726
SBUM 200 75,933 206,596
KPR
Sejahtera
Tapak
720.000 unit
KPR Swadaya
450.000 unit
KPR Sejahtera Susun
176.500 unit
KPR Sewa Beli
3.500 unit
Kredit
Konstruksi
6.000 unit
TARGET 1.350.000
150.000 unit
225.000 unit
344.500 unit
237.000 unit
FLPP
SSB
SBUM
BP2BT
TAPERA
42.000 unit
36.000 unit
14.000 unit
312 unit
2018
2019
100.000 unit
REALISASI(dalam satuan unit)
Capaian tahun 2015-2017 sebesar 485.377 unit
(35,95%) dari target RPJMN dan Renstra.
Proyeksi capaian RPJMN dan Renstra
2015-2019 mencapai 1.052.689 unit
(77,97%).
B.Program Bantuan
Pembiayaan
Perumahan Tahun
2015-2019
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Mega Asahan Indah, Kabupaten Asahan
Bantuan Pembiayaan Perumahan
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
12
BANTUAN PEMBIAYAAN
PERUMAHAN
Dikelola oleh Satker Ditjen. Pembiayaan
Perumahan
Dikelola oleh
BLU-PPDPP
KPR-FLPP
Dikelola oleh
BP TAPERA
KPR-SSB KPR-SBUM BP2BT TAPERA* PSMP**
Catatan:
* Sumber dana dari tabungan masyarakat yang dikelola dari BP Tapera.
** Tidak mendapat bantuan pembiayaan perumahan dari APBN (seluruh sumber pembiayaan dari LKB).
63.009 Unit
17.705 Unit
11.628 Unit
1
3
2
Nanggroe
Aceh
Darusalam
Sumatera
Utara
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Lampung
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
POTENSI RENCANA PEMBANGUNAN RUMAH DAN KINERJAKPR FLPP, SSB DAN SBUM DI WILAYAH I TA. 2017
13
No Provinsi FLPP SSB SBUMTotal
FLPP+SSB
1Nanggroe Aceh
Darusalam23 2.469 2.646 2.492
2 Sumatera Utara 2.630 8.998 10.518 11.628
3 Sumatera Barat 239 2.844 3.282 3.083
4 Riau 1.367 9.762 10.881 11.129
5 Jambi 1.210 3.222 4.402 4.432
6 Sumatera Selatan 929 8.785 9.877 9.714
7 Bengkulu 121 3.159 3.443 3.280
8 Lampung 286 4.207 4.473 4.493
9Kepulauan
Bangka Belitung596 2.418 3.064 3.014
10 Kepulauan Riau 302 1.777 2.101 2.079
11 Banten 1.595 16.110 16.878 17.705
12 DKI Jakarta 62 173 13 235
13 Jawa Barat 3.381 59.628 60.804 63.009
Total 12.741 123.552 77.695 136.293
Status : 31 Desember 2017
No Provinsi 2017 2018
1 Nanggroe Aceh
Darusalam
2 Sumatera Utara 20.170 431
3 Sumatera Barat
4 Riau 13.477 1.842
5 Jambi
6 Sumatera Selatan 33.512 22.790
7 Bengkulu
8 Lampung
9 Kepulauan Bangka
Belitung
10 Kepulauan Riau
11 Banten 8.397 1.315
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 53.756 4.794
TOTAL
Potensi
Realisasi
KINERJA BANK PELAKSANAKPR FLPP, KPR SSB DAN SBUM DI WILAYAH I TA. 2017
14
Status : 31 Desember 2017
Total FLPP
12.741 unit
Total SSB
123.552 unit
FLPP SSB
-
108.109 unit
-
15.320 unit
189 unit
-
2.320 unit
-
128 unit
-
470 unit
123 unit
3.893 unit
-
18
-
843 unit
-
1.243 unit
-
1.580 unit
-
809 unit
-
KINERJA BANK PELAKSANAKPR FLPP, KPR SSB DAN SBUM DI WILAYAH I TA. 2017
15
Status : 31 Desember 2017
FLPP SSB
-
-
119 unit
-
198 unit
-
-
-
-
-
-
-
219 unit
-
-
-
117 unit
-
-
-
474unit
-
Menurut UU No.4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat
16
• Selesai dibangun2017 siap huni
• Data
• Harga 2017
• Surat Pernyataan
SisaStok
2017
• Dibangun2018
• Spesifikasisesuai denganaturan
• Harga 2018
• Tim PUPR
Rumah
2018
30 Maret 2018
29 Juni 2018
Akad sd
Kualitas sesuai dengan
aturan
27 April 2018
Yang belum ada
Konsumen
PENANGANAN SISA STOK RUMAH 2017
Wilayah I
63.751 unit83%
DATA REKAPITULASI PENGEMBANG PADA SIRENG DI 10 PROVINSI
17
NO PROVINSI REI APERNAS AP2ERSI ASPERI PI ASPPRIN PERUMNAS APERSIPERKUMPULAN
APERSIPIN APPERINDO AB
PERWIRA
NUSAAPEPPI JUMLAH
1 Sumatera Utara 23 22 0 14 0 7 2 53 35 0 0 2 0 1 139
2 Riau 87 130 0 3 0 1 1 44 59 0 0 0 0 0 325
3Sumatera
Selatan48 8 0 2 41 0 2 52 0 0 4 0 0 1 158
4 Jawa Barat 36 43 0 14 9 0 10 422 65 6 8 0 19 0 632
5 Jawa Tengah 36 84 0 0 1 0 2 53 45 2 14 0 6 0 243
6 Jawa Timur 61 30 0 2 0 0 4 170 35 0 24 0 3 0 329
7 Banten 32 12 0 2 8 0 1 174 5 1 4 0 2 0 241
8Kalimantan
Barat80 4 0 13 3 0 1 67 0 50 45 0 1 2 266
9Kalimantan
Selatan45 1 0 1 1 1 1 162 0 0 0 0 2 0 214
10 Sulawesi Selatan 1 6 0 1 107 3 3 9 14 0 0 5 1 9 159
Sumber: Website http://pecking.ppdpp.id/dashboard, 2018
Status : 2 Maret 2018
Data Rekapitulasi SI.REGISTRASI PENGEMBANG PERUMAHAN
pecking.ppdpp.id/dashboard
TOTAL ANGGARAN
Rp. 6,09 T
FLPP
42.000
2.180.000Juta rupiah
Unit
SSB
225.000
2.529.737Juta rupiah
Unit
SBUM
344.500
1.378.000Juta rupiah
Unit
BA. 999.07
BA. 999.03
BP2BT
TAPERA
Target Bantuan Pembiayaan Perumahan
Tahun 2018
18
C.
TAPERA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Sibatu-batu Indah, Kota Pematang Siantar
Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) adalah penyimpanan yang dilakukan oleh pesertasecara periodik dalam jangka waktu tertentu yang hanya dapat dimanfaatkan untukpembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan berikut hasil pemupukannya setelah
kepesertaan berakhir.
TAPERA
20
PESERTA TAPERA YANG MEMENUHI KRITERIAdapat menggunakan dana pemanfaatannya untuk
pembiayaan perumahan:
• Pemilikan Rumah
• Pembangunan Rumah
• Perbaikan Rumahyang merupakan rumah pertama, hanya diberikan 1 kali, dan
mempunyai nilai besaran tertentu tiap-tiap pembiayaan
perumahan.
dapat berupa
• Rumah Tunggal
• Rumah Deret
• Rumah Susun, atau
• lainnya yang setara.
PERBAIKAN RUMAH
PEMBANGUNAN RUMAH
PEMILIKAN RUMAH
D.
BP2BT
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Tirta Mencirim Residence, Kabupaten Deli Serdang
Konsep BP2BT
• Tabungan kelompok sasaran minimal 5%
dari nilai rumah/RAB
• Bantuan uang muka ~ 6% - 39% dari
nilai rumah/RAB (Maks. Bantuan Rp32.4 juta)
• Pembiayaan Bank (LTV) 50% - 80%
• Analisis kelayakan penerima manfaat
dilakukan oleh Bank
• Suku bunga Suku bunga pasar yang
ditentukan oleh Bank, berdasarkan tingkat
risiko dan model bisnis masing-masing Bank.
KPR
Bantuan
Tabungan5%
25%
70%
Pembelian
Rumah
Bank
PUPR
Pemohon
Gabungan antara tabungan dan bantuan uang muka:
Min = 20% | Max = 50% dari nilai rumah/RAB
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
22
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TERIMA KASIH
LAMPIRAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kebijakan terkait MBR
Skema Bantuan Pembiayaan
Perumahan
TAPERA
BP2BT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Tanjung Anom, Kabupaten Deli Serdang
Kebijakan Pemerintah terkait Perumahan MBR
Instruksi Presiden Nomor 3
Tahun 2016 tentang
Penyederhanaan Perizinan
Pembangunan Perumahan (ditetapkan tanggal 14 April 2016)
Gubernur, Bupati/Walikota untuk:
1. Melaksanakan percepatan
pendelegasian kewenangan terkait
perizinan pembangunan perumahan
kepada Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP);
2. Melakukan percepatan
penyederhanaan perizinan
pembangunan perumahan melalui
Pelayan Terpadu Satu Pintu (PTSP);
3. Melaksanakan seluruh proses
perizinan pembangunan perumahan
melalui sistem online paling lambat
tahun 2017.
PKE XIII
tentang program deregulasi
kebijakan pembangunan rumah
dalam hal percepatan
perizinan.(ditetapkan tanggal 23 Agustus 2016)
1. Hanya untuk pembangunan
kompleks hunian seluas 5 hektar.
Jika lebih dari 5 hektar,
pengembang harus ikut prosedur
dan proses yang normal;
2. 33 perizinan dan tahapan,
dideregulasi menjadi 11
perizinan;
3. Perijinan Perumahan yang
sebelumnya 769-981 hari
menjadi 44 hari.
Peraturan Pemerintah Nomor
64 Tahun 2016 tentang
Pembangunan Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan
Rendah.(ditetapkan tanggal 29 Desember 2016)
Pembangunan rumah MBR 0,5 Ha <
Luas Lahan < 5 Ha
Permendagri No.55 Tahun
2017 tentang Pelaksanaan
Perizinan dan Non Perizinan
Pembangunan Perumahan
Bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah di
Daerah.(ditetapkan tanggal 20 Juli 2017)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
25
8 BANK NASIONAL
22 BANK PEMBANGUNAN DAERAH
1 BANK NASIONAL
& 2 BPD
(ON GOING)
Melengkapi Dokumen
Pernyataan Minat
Bank yang telah Melakukan MoU
26
Pusat
Pengelolaan Dana
Pembiayaan
Perumahan
Bank Pelaksana
Akad KPR-FLPP
• Mengangsur
KPR FLPP
5%
• Tenor 20
Tahun
Kementerian PUPR
Dana
FLPP
Kemenkeu
Pengembalian
FLPP
Penyaluran
FLPP
Pencairan Dana untuk
Pembayaran Rumah
MBR
Menerima
Rumah
Keterangan:
* BA 999.03 = BA Bendahara Umum Negara (BUN) Pengelolaan Investasi Pemerintah
FLPP = Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
Alokasi
dari BA.
999.03*
Pengajuan FLPP
Membeli
Rumah
Pengembang
Menyerahkan
Rumah
Pengembang
Membangun
dan Menjual
Rumah
Pengembang
Skema KPR FLPP
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
27
Skema KPR SSB dan SBUM
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
28
Pencairan Dana untuk Pembayaran Rumah
Pencairan Dana untuk Pembayaran Rumah
Suku
Bunga
Rp. 130 Juta (Jawa dan
Sumatera) –
Rp. 205 Juta (Papua dan Papua Barat)
• Rp. 248.4 Juta (Sulawesi
Tengah) – Rp. 565,2 Juta
(Papua);
• Harga jual tersebut belum bebas PPN 10%
Memanfaatkan untuk tempat tinggal
atau hunian
Tidak disewakan atau dialihkan
kepemilikannya selama 5 tahun
(rumah tapak) dan 20 tahun (rumah
susun)
Memiliki KTP
Tidak memiliki rumah
Belum pernah menerima subsidi
pemerintah untuk pemilikan rumah
Memiliki NPWP dan SPT Tahunan
MBR dengan penghasilan
maksimal Rp. 4 Juta per bulan
untuk rumah tapak dan Rp. 7 Juta
per bulan untuk rumah susun;
MBR yang berpenghasilan tidak
tetap yang bekerja di sektor
informal dapat melakukan
penyetoran angsuran secara
harian atau mingguan atau sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di
Bank Pelaksana.
5%pertahun
Kelompok
SasaranKetentuan Lain
Harga Jual
Maksimum
Rumah Tapak
2018
Harga Jual
Maksimum
Rumah Susun
2018
Permen PUPR No. 21 Tahun 2016Permen PUPR No. 26 Tahun 2016 &Kepmen PUPR No. 552 Tahun 2016
Persyaratan KPR FLPP dan SSB
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
29
No. WilayahTahun
2017 2018
1Jawa (Kecuali Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi)123.000.000 130.000.000
2Sumatera (Kecuali Kep. Riau, dan Bangka
Belitung)123.000.000 130.000.000
3 Kalimantan 135.000.000 142.000.000
4 Sulawesi 129.000.000 136.000.000
5 Maluku dan Maluku Utara 141.000.000 148.500.000
6 Bali dan Nusa Tenggara 141.000.000 148.500.000
7 Papua dan Papua Barat 193.500.000 205.000.000
8 Kep. Riau dan Bangka Belitung 129.000.000 136.000.000
9Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi)141.000.000 148.500.000
SESUAI DENGAN KEPMEN PUPR NO. 552/KPTS/M/2016
Batasan Harga Jual
Rumah Sejahtera Tapak per Wilayah
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
30
No. Wilayah
Harga Jual/unit
Rumah Susun
Paling Banyak
(Rp)
Harga
Jual/m2
Paling
Banyak (Rp)
1Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam306,000,000 8,500,000
2 Provinsi Sumatera Utara 280,800,000 7,800,000
3 Provinsi Sumatera Barat 316,800,000 8,800,000
4 Provinsi Riau 342,000,000 9,500,000
5 Provinsi Kepulauan Riau 360,000,000 10,000,000
6 Provinsi Jambi 316,800,000 8,800,000
7 Provinsi Bengkulu 288,000,000 8,000,000
8 Provinsi Sumatera Selatan 313,200,000 8,700,000
9 Provinsi Bangka Belitung 320,400,000 8,900,000
10 Provinsi Lampung 288,000,000 8,000,000
11
Provinsi Banten kecuali Kota
Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan
273,600,000 7,600,000
12
Provinsi Jawa Barat kecuali Kota
Depok, Kota/Kabupaten Bogor,
Kota/Kabupaten Bekasi
262,800,000 7,300,000
13 Provinsi Jawa Tengah 259,200,000 7,200,000
14 Provinsi DI Yogyakarta 262,800,000 7,300,000
15 Provinsi Jawa Timur 284,400,000 7,900,000
No. Wilayah
Harga
Jual/unit
Rumah Susun
Paling Banyak
(Rp)
Harga Jual/m2
Paling Banyak
(Rp)
16 Provinsi Bali 298,800,000 8,300,000
17 Provinsi Nusa Tenggara Barat 266,400,000 7,400,000
18 Provinsi Nusa Tenggara Timur 309,600,000 8,600,000
19 Provinsi Kalimantan Barat 349,200,000 9,700,000
20 Provinsi Kalimantan Tengah 338,400,000 9,400,000
21 Provinsi Kalimantan Utara 352.800.000 9.800.000
22 Provinsi Kalimantan Timur 356,400,000 9,900,000
23 Provinsi Kalimantan Selatan 324,000,000 9,000,000
24 Provinsi Sulawesi Utara 280,800,000 7,800,000
25 Provinsi Gorontalo 298,800,000 8,300,000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 248,400,000 6,900,000
27 Provinsi Sulawesi Tenggara 295,200,000 8,200,000
28 Provinsi Sulawesi Barat 313,200,000 8,700,000
29 Provinsi Sulawesi Selatan 262.800,000 7,300,000
30 Provinsi Maluku 273,600,000 7,600,000
31 Provinsi Maluku Utara 345,600,000 9,600,000
32 Provinsi Papua 565,200,000 15,700,000
33 Provinsi Papua Barat 385,200,000 10,700,000
PROVINSI PROVINSI
SESUAI DENGAN KEPMEN PUPR NO. 552/KPTS/M/2016
Batasan Harga Jual
Satuan Sejahtera Susun
31
TAPERA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Sibatu-batu Indah, Kota Pematang Siantar
Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) adalahpenyimpanan yang dilakukan oleh peserta secaraperiodik dalam jangka waktu tertentu yang hanyadapat dimanfaatkan untuk pembiayaanperumahan dan/atau dikembalikan berikut hasilpemupukannya setelah kepesertaan berakhir.
Menghimpun dan menyediakan dana murahjangka panjang yang berkelanjutan untukpembiayaan perumahan dalam rangkamemenuhi kebutuhan rumah yang layak danterjangkau bagi Peserta.
KEGOTONGROYONGAND
EFIN
ISI
TUJU
AN
PRINSIP GOTONG ROYONG
Tapera merupakan solusi untuk mengatasi defisit perumahan (backlog), namun bukan solusi tunggaluntuk mengatasi backlog rumah nasional
•Peserta terdiri atas Pekerjadan Pekerja Mandiri yang penghasilannya paling sedikit sebesar upah minimum
•Semua peserta membayar iuran, namun hanya pesertaMBR yang bisa memanfaatkan pembiayaan Tapera
•Peserta bukan MBR hanya berhak menerima simpanandan hasil pemupukannya
SOLUSI BACKLOG
ASA
SFIL
OSO
FI
DA
SA
R
Definisi, Tujuan, Asas dan Filosopi TAPERAMenurut UU No.4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat
33
PESERTA TAPERAadalah setiap warga
negara Indonesia dan
warga negara asing pemegang visa dengan
maksud bekerja di wilayah
Indonesia paling singkat 6
bulan yang telah
membayar simpanan
WAJIB
Pekerja dan pekerja mandiri yang berpenghasilanminimal sebesar upah minimum
SUKARELA
Pekerja mandiri yang berpenghasilan di bawah upah minimum.
PESERTA TAPERA YANG MEMENUHI KRITERIAdapat menggunakan dana pemanfaatannya untuk
pembiayaan perumahan:
• Pemilikan Rumah
• Pembangunan Rumah
• Perbaikan Rumahyang merupakan rumah pertama, hanya diberikan 1 kali, dan
mempunyai nilai besaran tertentu tiap-tiap pembiayaan
perumahan.
dapat berupa
• Rumah Tunggal
• Rumah Deret
• Rumah Susun, atau
• lainnya yang setara.
Pengerahan, Pemupukan dan Pemanfaatan Dana TAPERA
34
BP TAPERA
Deputi
Komisioner
Bidang
Pengerahan
Dana Tapera
Deputi
Komisioner
Bidang
Pemupukan
Dana Tapera
Deputi
Komisioner
Bidang
Pemanfaatan
Dana Tapera
Deputi
Komisioner
Bidang Hukum
dan Administrasi
PRESIDEN
Menteri
PUPR
(Ketua)
Menteri
Keuangan
(anggota)
Menteri
Ketenaga
- kerjaan
(anggota)
Komisione
r
OJK
(anggota)
KOMITE TAPERA
Profesiona
l
(anggota)
Mengangkat &memberhentikan
Mengangkat &memberhentikan
Mengusulkanpengangkatan &pemberhentianKomisioner
MelaporkanevaluasiataspengelolaanTapera
Melaporkan hasilPengaturan &PengawasanpengelolaanTapera
KOMISIONER
*
*Raperpres Pemilihan Komisioner dan Deputi Komisioner BP Tapera dalam proses penetapan oleh Presiden
Pembinaan Pengelolaan TAPERAMenurut UU No.4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat
35
Kepesertaan (1)
Pengerahan Dana dan Besaran Simpanan
REKENING DANA
TAPERA
PENGERAHAN DANA TAPERA
PESERTA
Wajib: pekerja dan pekerja
mandiri yang berpenghasilan
minimal sebesar upah
minimum.
Sukarela: pekerja mandiri
yang berpenghasilan di
bawah upah minimum.
SYARATUsia minimal 20 tahun atau
sudah kawin.
BANK
KUSTODIANmembuat
Rekening Dana
Tapera.
pengumpulan
dana
PEKERJA
a. CPNS;
b. PNS;
c. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja;
d. Pegawai Pemerintah Non-Pegawai Negeri;
e. Anggota TNI;
f. Prajurit Siswa TNI
g. Anggota Polri;
h. Peserta Didik Polri;
i. Pejabat Negara;
j. Pekerja/buruh BUMN/BUMD; dan
k. Pekerja/buruh BUM Swasta.
melalui bank
penampung
atau mekanisme
pembayaran
lainnya.
PESERTA PEKERJA
MANDIRIPESERTA PEKERJA
Simpanan dibayar oleh
pemberi kerja dan peserta pekerja berdasarkan proporsi
tertentu. Simpanan disetor oleh pemberi kerja.
Simpanan ditanggung dan
disetorkan sendiri oleh peserta.
ditetapkan berdasarkan
besar penghasilan rata-rata per bulan dalam satu
tahun takwim sebelumnya dengan batas tertentu.
Besaran simpanannya
ditetapkan berdasarkan gaji/upah yang dilaporkan
setiap bulan.
Besar setoran simpanannya:
2,5% dari peserta pekerja; dan0,5% dari pemberi kerja
Besar setoran simpanannya:3% dari peserta pekerja
mandiri
Penyetoran Simpanan melalui:
- bank kustodian- bank penampung
- Mekanisme pembayaran lainnya
Penyetoran Simpanan
melalui:- bank kustodian
- bank penampung- Mekanisme
pembayaran lainnya
Rp
3%
10
Pemberi kerja wajib menyetorkan simpanan paling lambat tanggal 10 setiap
bulan ke rekening DanaTapera.
Peserta Pekerja Mandiri wajib menyetorkan simpanan paling lambat
tanggal 10 setiap bulan ke rekening DanaTapera.
BESARAN SIMPANAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
36
Kepesertaan (2)
Mekanisme Penyetoran Simpanan
BP TAPERA
menyimpan catatan
rekening individu peserta
yang menggambarkan
saldo simpanan peserta.
Saldo: jumlah simpanan
dan hasil pemupukannya.
PESERTA
membayar simpanannya ke
rekening Dana Tapera di Bank
Kustodian atau bank penampung
atau pihak yang
menyelenggarakan mekanisme
pembayaran lainnya yang
ditunjuk oleh Bank Kustodian.
Komposisi persentase ditetapkan 1 tahun 1 kali oleh BP Tapera.
Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) Dana Tapera pada setiap hari
bursa.
PESERTA
memperoleh unit
penyertaan investasi
atas simpanannya.
Dana Pemupukan, yang merupakan persentase dana Tapera yang
penggunaannya diinvestasikan melalui mekanisme KIK.
Dana Pemanfaatan, yang merupakan persentase dana Tapera pada Rekening
Dana Tapera yang dipergunakan untuk pembiayaan perumahan peserta dengan
tingkat bunga atau margin serendah mungkin.
Dana Cadangan, yang merupakan persentase dana pada Rekening Dana Tapera
yang dipergunakan untuk membayar simpanan Peserta yang telah berakhir
kepesertaannya.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
37
Kepesertaan (3)
Berakhirnya Kepesertaan
KEPESERTAAN BERAKHIR
a. pekerja yang telah pensiun;
b. pekerja mandiri yang berusia 58 tahun
c. peserta meninggal duniad. peserta tidak memenuhi
kriteria sebagai peserta selama 5 tahun berturut-turut.
HAK PESERTA YANG
KEPESERTAANNYA BERAKHIR
Peserta yang kepesertaannya berakhir berhak atas pengembalian simpanan dan hasil pemupukannya yang disampaikan paling lama 3 bulan setelah kepesertaannya berakhir.
Pengembalian simpanan dan hasil pemupukan yang dikembalikan:Jumlah unit penyertaan yang dimiliki dikalikan NAB per unit penyertaan pada tanggal berakhirnya kepesertaan.
MELANJUTKAN KEPESERTAAN
Peserta yang berakhir kepesertaannya karena telah pensiun atau telah mencapai usia 58 tahun dapat kembali menjadi peserta, selama masih memenuhi persyaratan menjadi peserta. Peserta ini akan berakhir masa kepesertaannya apabila peserta tersebut:a. meninggal dunia; ataub. mengundurkan diri dan mengklaim pengembalian simpanan.
BP TAPERA
Simpanan dan hasil pemupukan dibayarkan oleh BP Tapera melalui bank kustodian.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
38
BP TAPERA
SKEMA PEMBIAYAAN PERUMAHAN
BANK/PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
DANA IDLE
Menetapkan
instrumen
keuangan
likuiditas tinggi
PESERTA YANG MEMENUHI KRITERIA
dapat menggunakan dana
pemanfaatannya untuk
pembiayaan perumahan, dengan
prioritas:
a. lama masa kepesertaan;
b. tingkat kelancaran pembayaran
Simpanan;
c. tingkat desakan pemilikan rumah;
dan
d. ketersediaan dana pemanfaatan.
PERBAIKAN RUMAH
PEMBANGUNAN RUMAH
PEMILIKAN RUMAH
BANK KUSTODIANALOKASI PEMANFAATAN
Menetapkan
Efek
Menyalurkan
Menunjuk
Dana
Pemanfaatan Dana TAPERA
39
Pemanfaatan Tapera oleh peserta atas dana Tapera terdiri dari 2 jenis, yaitu hak pemanfaatan untukpembiayaan perumahan serta hak memperoleh pengembalian simpanan dan hasil pemupukannya.
3%SIMPANAN
PEMANFAATAN DANA TAPERA UNTUK RUMAH PENGEMBALIAN SIMPANAN & HASIL PEMUPUKANNYA
Khusus peserta kategori MBR. KPR 5% flat sepanjang tenor
pinjaman. Dapat digunakan untuk pemilikan,
pembangunan rumah baru, atau perbaikan rumah.
Untuk seluruh peserta, termasuk yang sudah memanfaatkan pembiayaan perumahan.
Bunga simpanan yang dikembalikan: 2,5-3%dari total simpanan.
3%Dengan pertimbangan:1.beban pemberi kerja (10,24% s.d. 11,74%) dan pekerja (4%) sudah cukup besar, dengan
Tapera beban pemberi kerja hanya menjadi (10,74% s.d. 12,24%) dan pekerja menjadi
(6,5%);
2.kontribusi BP Tapera untuk penanganan backlog cukup memadai namun bukan satu-
satunya solusi;
3. sesuai dengan usulan DPR saat pembahasan di tingkat Pansus RUU Tapera;
4.sesuai dengan best practices negara-negara yang sudah menyelenggarakan tabungan
perumahan (Tiongkok, Meksiko, Brazil, Chile) namun besaran simpanannya paling sedikit
5 %.
Benefit TAPERA
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
40
BP2BT
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Dokumentasi Rumah Subsidi
Tirta Mencirim Residence, Kabupaten Deli Serdang
D E F I N I S I B P 2 B T
Bantuan Pembiayaan Perumahan
Berbasis Tabungan (BP2BT) adalah
program bantuan pemerintah yang
diberikan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah yang telah
mempunyai tabungan dalam rangka
pemenuhan sebagian uang muka
perolehan rumah atau sebagian
dana untuk pembangunan Rumah
Swadaya melalui
kredit/pembiayaan Bank Pelaksana.
Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR) adalah
masyarakat yang mempunyai
keterbatasan daya beli
sehingga perlu mendapat
dukungan pemerintah untuk
memperoleh atau membangun
rumah.
Kelompok Sasaran adalah
MBR perorangan yang
berstatus tidak kawin atau
pasangan suami isteri
dengan batasan
penghasilan tertentu.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
42
Kelompok Sasaran Rumah Tangga=Belum menikah
Menikah=Individu
Suami + Istri
Belum pernah mendapatkan subsidi/bantuan perumahan dari
pemerintah
Telah menabung di Bank selama 6 bulan dengan batasan minimal
saldo: Rp2 – 5 juta (tergantung besar penghasilan)
1
2
* Jika telah menikah, ketentuan di atas berlaku untuk suami dan istri
3 Belum pernah memiliki rumah
4Memiliki tanah dengan alas hak yang sah serta tidak dalam
sengketa untuk Pembangunan Rumah Swadaya; memiliki rumah
satu-satunya yang tidak layak huni
Kriteria Kelayakan Kelompok Sasaran (1)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
43
Kriteria Kelayakan Kelompok Sasaran (2)
• Perhitungan penghasilan didasarkan pada penghasilan rumah tangga
• Batasan Penghasilan Rumah Tangga
Zona
Penghasilan Kelompok Sasaran Per Bulan
Paling Banyak (Rp)
Kepemilikan Rumah Pembangunan
Rumah
SwadayaRumah Tapak Sarusun
Zona I
Jawa (kecuali Jabodetabek), Sulawesi,
Sumatera, Kepulauan Riau dan Bangka
Belitung
6.000.000 7.000.000 6.000.000
Zona II
Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku,
Maluku Utara dan Jabodetabek
6.000.000 7.500.000 6.000.000
Zona III
Papua dan Papua Barat6.500.000 8.500.000 6.500.000
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
44
Kriteria Kelayakan Rumah
Ukuran rumah - 21 m2 - 36 m2 (Kepemilikan Rumah Tapak atau Sarusun)
- 36 m2 - 48 m2 (Pembangunan Rumah Swadaya)
Bersertifikat (SHM/ SHGB/ SHMSRS) dan dilengkapi dengan IMB dan SLF
Maks. nilai rumah/RAB
* Catatan:
1. Nilai diatas merupakan nilai maksimal dalam Wilayah (terdapat nilai maksimal untuk masing-masing
kabupaten/ kota pada masing-masing Wilayah).
2. Ketentuan bebas PPN sesuai PMK yang berlaku, untuk harga jual melebihi batas harga jual bebas PPN dalam
PMK maka PPN ditanggung oleh konsumen.
2016 2017 2018Max.
Harga/m2
Max.
Harga/Unit
Jawa (Kecuali Jabodetabek) 116,500,000 123,000,000 130,000,000 7,900,000 284,400,000
Sumatera 116,500,000 123,000,000 130,000,000 9,500,000 342,000,000
Sulawesi 122,500,000 129,000,000 136,000,000 8,700,000 313,200,000
Kep. Riau 10,000,000 360,000,000
Bangka Belitung 8,900,000 320,400,000
Kalimantan 128,000,000 135,000,000 142,000,000 9,900,000 356,400,000
Maluku 7,600,000 273,600,000
Maluku Utara 9,600,000 345,600,000
Bali 8,300,000 298,800,000
Nusa Tenggara 8,600,000 309,600,000
Jabodetabek 133,500,000 141,000,000 148,500,000 9,300,000 334,800,000
Papua Barat 10,700,000 385,200,000
Papua 15,700,000 565,200,000
No Wilayah
Max. RAB
Rumah
Swadaya (Rp)
110,000,000
150,000,000
110,000,000 Zona I
Zona II
Zona III
122,500,000 129,000,000 136,000,000
133,500,000 141,000,000 148,500,000
185,500,000 193,500,000 205,000,000
133,500,000 141,000,000 148,500,000
Rumah Tapak
Max. Harga Rumah (Rp)
Rumah Susun
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
45
46
Max. Penghasilan
Kelompok Sasaran
Per Bulan (Rp)
Dana BP2BT
Paling Banyak
(Rp)
Indeks Nilai
Rumah
(1) (2) (3)
3.000.000 32.400.000 38,8%
3.500.000 31.400.000 32,5%
4.000.000 30.400.000 27,3%
4.500.000 29.400.000 23,0%
5.000.000 28.400.000 19,4%
5.500.000 27.400.000 16,4%
6.000.000 26.400.000 13,9%
6.500.000 25.400.000 11,9%
7.000.000 24.400.000 10,1%
7.500.000 23.400.000 8,7%
8.000.000 22.400.000 7,4%
8.500.000 21.400.000 6,4%
Maksimal Bantuan adalah nilai
terkecil antara :
Kolom (2)
dan
Kolom (3) x Nilai Properti/RAB
BESAR BANTUAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
46
Top Related