9
BAB II
ANALISIS KATION-ANION
2.1. Tujuan percobaan
- Menentukan jenis kation pada sampel/garam.
- Menentukan jenis anion pada sampel/garam.
2.2. Tinjauan Pustaka
Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion yang
bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia
tertarik menuju anode. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron,
disebut kation, karena tertarik ke katode. Proses pembentukan ion disebut ionisasi.
Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan n+
atau n-
, dimana n adalah
jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. [47]
Klasifikasi jenis-jenis anion dan kation jika dilihat dari atom atau unsur yang
menyusunnya anion dan kation bisa dibedakan menjadi 2 yaitu:
- Anion dan kation monoatomik, yaitu ionnya terbentuk dari suatu unsur saja,
misalnya kation K+ atau anion Cl
-.
- Anion dan kation poliatomik, yaitu ionnya terbentuk dari beberapa unsur atau atom,
misalnya anion SO42-
atau kation NH4+.
[45]
Kation dibedakan atas lima golongan, atas dasar reaksinya terhadap pereaksi
golongan. Kation golongan I adalah ion-ion yang garam kloridanya tidak larut dalam
larutan asam. Pereaksi yang digunakan adalah HCl sehingga golongan I disebut juga
golongan asam klorida. Kation golongan II disebut juga golongan hidrogen sulfida atau
golongan tembaga timah karena kation golongan ini membentuk endapan dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam encer. Kation golongan III semuanya diendapkan
oleh hidrogen sulfida dalam buffer amoniak-amonium klorida. Golongan ini disebut
juga golongan hidrogen sulfida. Golongan IV merupakan kation yang mengendap
dengan karbonat dalam suasana buffer amonium klorida-amoniak. Golongan terakhir
adalah golongan V yang tidak membentuk endapan dengan pereaksi-pereaksi golongan
sebelumnya.
Langkah dalam analisis kation acara umum dapat dikategorikan dalam dua
tahap. Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa, dengan menggunakan
pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-
kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup
dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi. Kemudian
pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu
kelompok dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilakukan secara hati-hati
untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia.
10
Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan menggunakan satu
atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation.
Pemisahan kation-kation dalam golongan:
a. Kation golongan I
Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam klridanya tidak larut
dalam larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah
asam klorida, HCl sehingga golongan I kadang disebut golongan asam klorida,
golongan klorida, atau golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation
golongan lain larut. Yang termasuk kation golongan I adalah sebagai berikut:
- Kation Raksa (I) Hg22+
Ion raksa tak berwarna, memiliki keunikan adanya ikatan kovalen logam-
logam yang ditemukan dalam sejumlah senyawa padatan. Dalam keadaan larutan,
keberadaan ion raksa terbatas pada rentang pH 3 sampai 4.
Reaksi penting dalam proses pemisahan dan identifikasi Hg22+
. Pengendapan golongan:
Hg22+
+2 Cl-
Hg2Cl2(s) (2.2.1)
- Kation Timbal (II) Pb2+
Senyawa dari timbal (II) dan timbal (IV) diketahui dalam fase padatan, tetapi
hanya senyawa timbal (II) yang diketahui dalam keadaan larutan.
Reaksi penting untuk proses pemisahan dan identifikasi dari Pb2+
. Pengendapan
golongan:
PbCl2(s) Pb2+
+ 2Cl- (2.2.2)
- Kation Perak (I) Ag+
Selain kation perak (I) juga terdapat kation perak (II) dan perak (III), namun
perak (II) dan perak (III) merupakan oksidator yang sangat kuat, tak stabil dan
cenderung tereduksi menjadi perak (I). Kation perak (I) mudah tereduksi dalam suasana
asam.
Ag+ + e
- Ag E
0 = 0,799V (2.2.3)
Reaksi penting untuk pemisahan dari identifikasi dari Ag+. Pengendapan golongan:
Ag+ + Cl
- AgCl(s) (2.2.4)
b. Kation golongan II
Sulfida dari kation golongan II merupakan endapan yang dihasilkan dari
penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer (0,25 0,30M) kedalam
larutan sampel. Golongan II sering juga disebut asam hidrogen sulfida atau golongan
tembaga-timah. Walaupun tidak dimasukkan dalam skema pemisahan, karena bersifat
sangat beracun, arsen dan bismut juga termasuk dalam golongan ini. Yang termasuk
kation golongan II adalah sebagai berikut:
- Ion Raksa (II) Hg2+
Sebagian besar senyawa raksa (II) cenderung berkaitan secara kovalen
dibandingkan ionik. Ion raksa (II) hanya terdapat pada sedikit senyawa, seperti
perklorat, nitrat atau larutan dari kedua senyawa ini. Dalam larutan air, raksa (II)
cenderung bereaksi dengan air atau membentuk kompleks.
11
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Hg2+
. Reaksi pengendapan
golongan:
Hg2+
+ H2S(aq) HgS(s) + 2H+
(2.2.5)
- Ion Timbal (II) Pb2+
Sifat-sifat ion timbal (II) telah dibicarakan pada pembahasan golongan I,
sehingga untuk kajian ion timbal (II), pada golongan II hanya dibahas tentang reaksi-
reaksi pentingnya.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Pb2+
. Reaksi pengendapan
golongan:
Pb2+
+ H2S(aq) PbS(aq) + 2H+ (2.2.6)
- Ion Tembaga (III) Cu2+
Tembaga (I), tembaga (II), dan tembaga (III) semuanya dapat diketahui dalam
keadaan padatan. Tembaga (III) sangat jarang dan tidak stabil, karena bersifat sebagai
oksidator kuat yang mampu direduksi oleh air. Jenis ion yang umum ada dalam keadaan
laturan adalah tembaga (II)
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Cu2+
. Pengendapan golongan:
Cu+ + H2S(aq) CuS(s) + 2H
+ (2.2.7)
- Ion Timah (II) dan Ion Timah (IV)
Ion Timah (II) dan Ion Timah (IV) adalah bentuk umum yang terdapat dalam
keadaan larutan. Kedua tingkat oksidasi ion timah dihubungkan dengan unsur timah
berdasarkan potensial standardnya sebagai berikut:
Pada suasana asam:
Sn2+
+ 2e- Sn (2.2.8)
Sn4+
+ 2e- Sn (2.2.9)
Pada suasana basa:
[Sn(OH)4]2-
Sn + 4OH-
(2.2.10)
[Sn(OH)6]2-
[Sn(OH)4]2-
+ 2OH- (2.2.11)
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Sn2+
dan Sn4+
:
Sn2+
+ H2O2(aq) + 2H-
Sn4+
+ 2H2O(l) (2.2.12)
Sn4+
+ 2H2S(aq) SnS2(s) + 4H+ (2.2.13)
- Ion Antimon (III) Sb3+, SbO+
Diketahui adan antimon (III) dan antimon (V), tetapi antimon (V) merupakan
oksidator kuat dalam air, kecuali dalam bentuk kompleksnya. Sb3+
dalam air bereaksi
dengan pelarut menghasilkan ion oksoantimon (III), SbO+:
Sb3+
+ H2O(l) SbO+ + 2H
+ (2.2.14)
Reaksi penting dalam pemisahan dan identifikasi Sb3+
. Reaksi pengendapan golongan:
Sb3+
+ H2S(aq) Sb2S3(s) + 6H+
(2.2.15)
c. Kation Golongan III
Ion-ion dari kation golongan III semuanya diendapkan oleh hidrogen sulfida
dalam buffer amoniakamonuim klorida. Golongan ini golongan hidrogen sulfida basa
atau golongan alumuniumbesi. Sulfida yang tak dapat diendapkan pada golngan II
akan terlihat pada golongan III.
12
- Ion Seng (II) Zn2+
Seng memiliki tingkat oksidasi +2
dalam semua senyawanya. Unsurnya
merupakan reduktor yang cukup kuat. Ikatan dalam senyawa seng lebih cenderung
bersifat kovalen pada senyawa anhidratnya, tetapi ikatan mirip garam pada senyawa
hidrat.
Reaksi penting untuk pemishanan dan identifikasi dari Zn2+
. Reaksi pengendapan
golongan:
Zn2+
+ 4NH3(aq) [Zn(NH3)4]2+
(2.2.16)
[Zn(NH3)4]2+
+ S2-
ZnS(s) + 4NH3(aq) (2.2.17)
- Ion Alumunium Al3+
Pada suhu kamar dan dalam larutan, alumunium stabil sebagai Al3+
. Senyawa
anhidrat dari alumunium berikatan secara kovalen. Tetapi bila larut dalam air, senyawa
alumunium tidak berwarna, sehingga hidrat dari alumunium bersifat ionik. Karena
muatan yang besar dan ukurannya yang relatif kecil, ion alumunium bereaksi dengan
air.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Al3+
. Reaksi pengendapan
golongan:
Al3+
3OH-
Al(OH)3(s) (2.2.18)
- Ion Kromium (III) Cr3+
Senyawa anhidrat dari kromium(III) bersifat molekuler, sedangkan senyawa
hidratnya mirip garam, dalam keadaan larutan terdiri dari kation terhidrat. Bentuk-
bentuk kompleks hidrat atau lainnya selalu berwarna.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Cr3+
. Reaksi pengendapan
golongan:
Cr3+
+ 4OH-
Cr(OH)3(s) (2.2.19)
- Ion Mangan (II) Mn2+
Kation mangan ada dalam bentuk mangan (II) dan mangan (III). Berdasarkan
nilai potensial standardnya dapat disimpulkan bahwa mangan (II) tahan terhadap
oksidasi maupun reduksi, sehingga Mn2+
adalah bentuk kation yang stabil dalam
larutan.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Mn2+
. Pengendapan golongan:
Mn2+
+ NH3(aq) + NH4+
(2.2.20)
- Ion Besi (II) dan Besi (III) Fe2+, Fe3+
Kation besi dalam larutan berbentuk Fe2+
dan Fe3+
terhidrat, disamping dalam
bentuk senyawanya. Senyawa besi (II) memiliki kemiripan sifat dengan senyawa
mangan (II), kobalt (II) dan nikel (II), sedangkan senyawa besi (III) memiliki kemiripan
sifat dengan senyawa aliminium (III) dan kromium (III).
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Fe2+
dan Fe3+
. Pengendapan golongan:
Fe2+
+ 2OH-(berlebih) Fe(OH)2(s) (2.2.21)
Fe3+
+ 3OH-(berlebih) Fe(OH)3(s) (2.2.22)
13
- Ion Kobalt (II) Co2+
Walaupun diketahui adanya kobalt (II) dan kobalt (III) dalam berbagai
senyawa, hanya kobalt (II) terhidrat yang stabil dalam larutan. Adanya ligan
pengompleks akan menyebabkan oksidasi Co2+
menjadi Co3+
dalam bentuk
kompleksnya.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi dari Co2+
. Pengendapan golongan:
Co2+
+ 2OH-(berlebih) CO(OH
)2(s) (2.2.23)
- Ion Nikel (II) Ni2+
Dalam larutan hanya diketahui Ni2+
sebagai ion kation dari nikel. Ion nikel
dengan tingkat oksidasi lebih tinggi diketahui dalam bentuk padatan oksidanya seperti
NiO, Ni2O3, atau NiO3. Pelarutan dalam suasana basa akan menghasilkan Ni(OH)2
sedangkan dalam suasana asam menghasilkan ion nikel.
Reaksi penting dalam pemisahan dan identifikasi dari Ni2+
. Pengendapan golongan:
Ni2+
+ 2OH-(berlebih) Ni(OH)2(s) (2.2.24)
d. Kation Golongan IV (Ca2- dan Ba2+)
Kalsium dan barium terletak dalam satu golongan, sehingga keduanya
memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan. Karena hanya
terdiri dari dua kation dan memiliki kemiripan sifat.
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Ca2-
dan Ba2+
. Pengendapan golongan
(M2+
= Ba2+
, Ca2+
):
M2+
+ CO32-
MCO3(s) (2.2.25)
e. Kation Golongan V (Mg2+, Na+, K+, NH4+)
Senyawa kation golongan V memiliki derajat kelarutan yang sangat tinggi,
sehingga kadang-kadang disebut sebagai golongan larut. Untuk identifikasi kation
golongan V tidak cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik.
- Ion Magnesium Mg2+
Unsur ion magnesium merupakan salah satu anggota golongan alkali tanah,
sehingga sifat Mg2+
yang tidak berwarna, memiliki kemiripan dengan Ca2+
, Ba2+
.
Magnesium sulfat dan magnesium kromat larut baik dalam air. Tetapi hidroksidanya
sedikit larut kecuali adanya ion amonium, demikian dengan karbonatnya.
- Ion Natrium dan Kalium (Na+ dan K+)
Kation Na+ dan K
+ diturunkan dari anggota golongan alkali (IA), sehingga
keduanya memiliki kemiripan sifat. Keduanya berukuran cukup besar, tak berwarna dan
dalam keadaan larutan tidak dapat direduksi menjadi logamnya. Kedua ion merupakan
asam lemah sehingga tidak bereaksi dengan air. Keduanya tidak membentuk kompleks
dalam larutan air. - Ion Amonium (NH4
+)
Ion Amonium memiliki jari-jari yang kira-kira sama dengan K- (0,143 nm) dan
membentuk senyawa yang memiliki struktur kristal dan kelarutan yang hampir sama.
Oleh sebab itu, menghilangkan NH4+ sebelum K
+ diidentifikasi merupakan hal yang
penting.
14
Reaksi penting untuk pemisahan dan identifikasi Mg2+
dan Na+, K
+, NH4
+. Uji
konfirmasi:
NH4- + OH
- NH3(g) + H2O(g) (2.2.26)
Mg2+
+ NH4+ + PO4
3- + 6H2O MgNH4PO4 . 6H2O(s) (2.2.27)
MgNH4PO4 . 6H2O(s) + 2H+
Mg2+
+ NH4+ + H2PO4
- + 6H2O (2.2.28)
Mg2+
+ Magneson I larutan biru atau danau biru (2.2.29)
K+ + [B(C6H5)4]
- [B(C6H5)4]
-(s) (2.2.30)
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran
ada tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion
tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena uji spesifik
anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion lainya. Hanya bila
terjadi interferensi atau gangguan dalam suatu analisis anion oleh anion lain maka
diperlakukan langkah awal proses pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat dilakukan
dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya
dilakukan dalam keadaan larutan.
Pemisahan anion-anion kedalam golongan:
a. Anion golongan I
Anion yang terurai dalam larutan asam kuat (HClO4 encer) membebaskan gas bila
larutannya dipanaskan. Gas-gas yang dibebaskan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
- S2- H2S (gas tak berwarna, berbau seperti telur busuk)
- SO32-
SO2 (gas tak berwarna, berbau seperti belerang dibakar)
- CO32-
CO2 (gas tak berwarna dan tak berbau)
- NO2 NO2 + NO (gas berwarna coklat dan berbau menyengat)
b. Anion golongan II
Anion yang stabil dalam HClO4 encer dan mengendap sebagai garam perak:
- S2- Ag2S (hitam)
- I2- AgI (kuning pucat)
- Br- AgBr (kuning-coklat)
- Cl- AgCl (putih)
c. Anion golongan III
Anion yang stabil dalam HClO4 tetapi mengendap sebagai garam perak bila larutannya
dinetralkan.
- CO32-
Ag2CO3 (kuning pucat)
- NO2- AgNO2 (kuning pucat konsentrasi NO2-
harus relatif tinggi)
- PO43-
Ag3PO4 (kuning)
- CrO42-
Ag2Cr4 (coklat kemerahan)
- SO42-
Ag2SO4 (putih konsentrasi SO42-
harus relatif tinggi)
15
d. Anion golongan IV
Anion yang stabil dalam HClO4 encer, tetapi menghasilkan garam perak yang terlarut
dalam suasana asam atau netral
- NO3-
- AgSO4 sebagai endapan [6]
Syarat-syarat pelarut yang baik:
- Mempunyai daya pelarut tinggi pada saat suhu tinggi, dan daya pelarut semakin
turun seiring dengan menurunnya suhu.
- Dapat melarutkan pengotor dengan mudah walaupun dalam jumlah yang sedikit.
- Harus dapat mengkristalkan zat yang akan dimurnikan.
- Harus mampu menyingkirkan pengotor dari zat murni pada temperatur relatif
rendah.[44]
16
2.3. Data Pengamatan Fisik
2.3.1. Sampel garam I
a. Bentuk dan roman zat (organoleptis)
- Bentuk : sampel berbentuk serbuk kristal padat
- Warna : berwarna putih
- Bau : tidak berbau
- Sifat higroskopis : tidak higroskopis
b. Reaksi nyala api
- Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna
- Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna
c. Sifat zat pada pemanasan kering
- Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna
- Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna
d. Uji kelarutan
- Kelarutan : sampel larut didalam air
- Warna : tidak terjadi perubahan warna
Jadi, garamnya adalah KCl.
2.3.2. Sampel garam II
a. Bentuk dan roman zat (organoleptis)
- Bentuk : sampel berbentuk serbuk kristal padat
- Warna : berwarna putih
- Bau : tidak berbau
- Sifat higroskopis : tidak higroskopis
b. Reaksi nyala api
- Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna
- Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna
c. Sifat zat pada pemanasan kering
- Perubahan warna sampel : sampel tidak terjadi perubahan warna
- Perubahan warna api : warna api tidak terjadi perubahan warna
d. Uji kelarutan
- Kelarutan : sampel larut didalam air
- Warna : tidak terjadi perubahan warna
Jadi, garamnya adalah NH4Cl.
17
2.4. Data Pengamatan Kimia
Tabel 2.4.1. Data Pengamatan Kation
No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Garam I
- x + aquadest Lar. A
- Lar. A + HCl Lar. B
- Lar. B Lar. C
- Lar. C + H2S Lar. D
- Lar. D + aquadest Lar. E
- Lar. E Larutan F
- Lar. F + H2S Lar. G
- Lar. G Larutan H
- Lar. H + HNO3 Lar. I
- Lar. I + NH4Cl Lar. J
- Lar. J + NH4OH Lar. K
- Lar. K + H2S Lar. L
- Lar. L Lar. M
- Lar. M + NH4OH Lar. N
- Lar. N + (NH4)2CO3 Lar. O
- Lar. O + H2O Lar. P
- Lar. P + Lar. As. Pikrat Lar. Q
Lar. A menjadi dingin
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak terjadi perubahan
Tidak ada endapan dan
larutan berwarna
kuning
Kemungkin
an kation
golongan V.
Jadi, sampel
ini termasuk
dalam
kation
golongan V
yaituK+.
2. Garam II
- x + aquadest Lar. A - Lar. A + NaOH Lar. B
- Lar.B + HCl Lar. C
Lar. A menjadi dingin
Berbau Amoniak
Kertas lakmus merah
basah menjadi warna
biru.
Kabut putih tebal
Kemungkin
an kation
golongan V.
Jadi, sampel
ini termasuk
dalam
kation
golongan V
yaitu NH4+.
18
Persamaan Reaksi:
- Reaksi identifikasi garam I
- 2K+ + H2O 2K+ + 2OH
- + H2
[13]
(kalium) (air) (kalium) (hidroksida) (hidrogen)
- 2K+ + 2HCl 2KCl + H2 (kalium) (asam klorida) (kalium klorida) (hidrogen)
- 2KCl + H2S K2S + 2HCl
(kalium klorida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (asam klorida)
- K2S + 2H2O 2KOH + H2S (kalium sulfida) (air) (kalium hidroksida) (hidrogen sulfida)
- 2KOH + H2S K2S + 2H2O [12]
(kalium hidroksida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (air)
- K2S + 2HNO3 2KNO3 + H2S (kalium sulfida) (asam nitrat) (kalium nitrat) (hidrogen sulfida)
- 2KNO3 + NH4Cl 2KCl + NH4+
+ NO3-
(kalium nitrat) (amonium klorida) (kalium klorida) (amonium) (nitrat)
- 2KCl + 2NH4OH 2KOH + 2NH4Cl (kalium klorida) (amonium hidroksida) (kalium hidroksida) (amonium klorida)
- 2KOH + H2S K2S + 2H2O (kalium hidroksida) (hidrogen sulfida) (kalium sulfida) (air)
- K2S + 2NH4OH 2KOH + (NH4)2S (kalium sulfida) (amonium hidroksida) (kalium hidroksida) (amonium sulfida)
- 2KOH + (NH4)2CO3 K2CO3 + 2NH4OH (kalium hidroksida) (amonium karbonat) (kalium karbonat) (amonium hidroksida)
- K2CO3 + 2H2O 2KOH + H2CO3
(kalium karbonat) (air) (kalium hidroksida) (hidrogen karbonat)
- 2KOH + 2C6H2(NO3)3OH 2KC6H2(NO3)3O + 2H2O (kaliumhidroksida) (asam pikrat) (kalium pikrat) (air)
- Reaksi identifikasi garam II
- NH4+
+ 2H2O NH4OH + 2H+ [13]
(amonium) (air) (amonium hidroksida) (hidrogen)
- NH4OH + NaOH NH4OH + NaOH (amonium hidroksida) (natrium hidroksida) (amonium hidroksida) (natrium hidroksida)
- NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
(amonium hidroksida) (asam klorida) (amonium klorida) (air)
19
Tabel 2.4.2. Data Pengamatan Anion
No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Garam I
- x + H2SO4 Lar. A
- Lar. A + H2SO4(pekat) Lar. B
- Lar. B + NH4OH
Reaksi penegasan:
- x + Pb(NO3)2 Lar. A
- Lar. A + aquadest Lar. B
Tidak ada gelembung
Warna Putih
Ada gelembung
Warna putih
Keluar asap
Berkabut tebal
Berwarna putih
Endapan putih
Larut
Kemungkinan
anion
golongan II.
Jadi, sampel
ini termasuk
dalam anion
golongan II
yaitu Cl-.
2. Garam II
- x + H2SO4(encer) Lar. A
- Lar. A + H2SO4(pekat) Lar. B
- Lar. B + NH4OH
Reaksi penegasan:
- x + Pb(NO3)2 Lar. A
- Lar. A + aquadest Lar. B
Tidak ada gelembung
Warna Putih
Ada gelembung
Warna putih
Keluar asap
Berkabut tebal
Berwarna putih
Berbau amonia
Endapan putih
Larut
Kemungkinan
anion
golongan II.
Jadi, sampel
ini termasuk
dalam anion
golongan II
yaitu ion
klorida atau
Cl-.
20
Persamaan Reaksi:
- Reaksi identifikasi garam I
- 2Cl- + H2SO4 (klorida) (asam sulfat)
- 2Cl- + H2SO4 2HCl + SO42- [14]
(klorida) (asam sulfat) (asam klorida) (sulfat)
- 2HCl + 2NH4OH 2NH4Cl + 2H2O
(asam klorida) (amonium hidroksida) (amonium klorida) (air)
- Reaksi penegasan garam I:
- 2Cl- + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NO3 (klorida) (timbal (II) nitrat) (timbal (II) klorida) (nitrat)
- PbCl2 + H2O Pb(OH)2 + HCl (timabl (II) klorida) (air) (timbal (II) hidroksida) (asam klorida)
- Reaksi identifikasi garam II
- 2Cl- + H2SO4encer (klorida) (asam sulfat)
- 2Cl- + H2SO4pekat 2HCl + SO42-
(klorida) (asam sulfat) (asam klorida) (sulfat)
- 2HCl + 2NH4OH 2NH4Cl + 2H2O (asam klorida) (amonium hidroksida) (amonium klorida) (air)
- Reaksi penegasan garam I:
- 2Cl- + Pb(NO3)2 PbCl2 + 2NO3 (klorida) (timbal (II) nitrat) (timbal (II) klorida) (nitrat)
- PbCl2 + H2O Pb(OH)2 + HCl (timabl (II) klorida) (air) (timbal (II) hidroksida) (asam klorida)
2.5. Kesimpulan
- Pada sampel garam I, kationnya adalah ion kalium atau K+, sedangkan
anionnya adalah ion klorida atau Cl-
- Pada sampel garam II, kationnya adalah ion amonium atau NH4+, sedangkan
anionnya adalah ion klorida atau Cl-
- Garam I adalah KCl. Sedangkan, garam II adalah NH4Cl