Download - katarak_2

Transcript
Page 1: katarak_2

TUGAS KEPERAWATAN DEWASA IIIStudi Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KATARAK

Oleh Kelompok 7 :

Maharani Z (0810321011)Diandra Wandira (0810322024)Yudya Anderson (0810322033)

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Andalas

2010

Page 2: katarak_2

KATARAK

1. Anatomi dan Fisiologi Mata

Mata memiliki struktur sebagai berikut:

Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat. Bila sklera mengalami penipisan warnanya akan menjadi kebiruan. Di bagian posterior, sklera mempunyai lubang yang dilalui saraf optikus dan pembuluh darah retina sentralis. Di bagian anteriot sklera berlanjut menjadi kornea. Permukaan anterior sclera diselubungi secara longgar dengan konjungtiva

Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera. Konjungtiva merupakan suatu membrane mukosa tipis yang mengandung berbagai kelenjar yang bertanggungjawab untuk lapisan air mata.

Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya. Posisinya sentral di depan iris, kornea harus tetap basah agar permukaan epitelnya tetap sehat. Agar dapat berfungsi sebagai lensa optis, permukaannya harus tetap halus. Lapisan air mata disebarkan secara merata dengan gerakan mengedipkan kelopak mata, untuk menjaga kelembapan dan kenyamanan. Kornea sangat penting untuk ketalaman penglihatan.

Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris. Pupil berbentuk bulat, regular, dan mempunyai ukuran dan respons terhadap cahaya yang sama pada kedua mata.

Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus dan vitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak. Humor aqueus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi

segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan: Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.

Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus.Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.

Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian: Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.

Page 3: katarak_2

2. Defenisi

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.

3. Etiologi dan Faktor ResikoSebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia

rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.

Penyebab katarak lainnya meliputi :

Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh (Katarak Senilis)

Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor/pabrik karena mengandung timbal

Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi, bahan kimia yang merusak lensa (Katarak Traumatik)

Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan (Katarak Kongenital) Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus (Katarak

komplikata) Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin , klorpromazin, ergotamine, pilokarpin) Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

Faktor Resiko

Faktor resiko utama penyebab kebutaan pada katarak1. Pertambahan usia : di atas 50 tahun, resiko meningkat2. Merokok3. Paparan sinar ultraviolet4. Seks : wanita lebih banyak daripada pria

Menurut  Departemen Kesehatan RI, rokok dapat memperparah kondisi mata. Para perokok beresiko 40% lebih tinggi untuk menderita katarak.

Rokok menyebabkan katarak dengan 2 cara yaitu :1.    Dengan mengiritasi mata2.    Melepaskan senyawa kimia ke paru-paru yang kemudian ikut aliran darah menuju mata.

Page 4: katarak_2

5. PatofisiologiLensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks & kapsul.nukleus

mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dg bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.

6. Tanda dan Gejala

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).

Gejala umum gangguan katarak meliputi : Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

7. Penatalaksanaan MedisSatu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan

sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.Indikasi operasi : Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan rutinitas

pekerjaan Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaucoma Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m didapatkan hasil

visus 3/60Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa

dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

8. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang Keratometri.

Page 5: katarak_2

Pemeriksaan lampu slit. Oftalmoskopis. A-scan ultrasound (echography). Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

9. KomplikasiPenyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensoriKomplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

KASUSNy. E (65 th), datang ke poliklinik RS.Dr.M.Djamil Padang bersama keluarga, mengeluh

ketajaman penglihatannya menurun,silau dan sering menabrak perabotan dan benda disekitar rumah pada malam hari. 1 hari yang lalu Ny. E jatuh di kamar mandi karena pemandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai kamar mandi dan lantai kamar. Dari pemeriksaan lensa tampak keruh. Hasil konsultasi dengan dokter spesialis mata Ny. E disarankan untuk segera menjalani operasi katarak. Ny. E belum bisa memutuskan untuk menerima saran tersebut, karena takut akan mengalami kebutaan setelah operasi nanti. Menurut Ny. E tetangganya mengalami gangguan penglihatan lebih parah setelah menjalani operasi katarak.

1. Pengkajian dengan 11 Pendekatan Fungsional GordonDATA KLINIS

Nama : Ny. E No. Rek. Medis Usia : 65 tahun Tinggi dan berat badan Tanda – tanda vital : ukur suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan Tanggal dan waktu kedatangan Orang yang dihubungi Alasan datang ke rumah sakit = mengeluh ketajaman penglihatan menurun. Perawatan terakhir di rumah sakit : tanggal dan alasannya Riwayat medis :- Riwayat kesehatan Dulu : tanyakan apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit

degeneratif seperti DM.- Riwayat kesehatan keluarga : tanyakan apakah ada anggota keluarga klien yang memiliki

riwayat DM atau penyakit mata lain.- Riwayat Trauma : tanyakan apakah klien pernah mengalami trauma tembus ataupun tidak

tembus yang dapat merusak lensa mata.- Riwayat Pekerjaan : tanyakan apakah klien bekerja di daerah yang berhubungan dengan bahan

kimia atau terpapar radioaktif /sinar-X- Riwayat penggunaan obat : tanyakan apakah klien mengkonsumsi obat-obatan yang berpengaruh

buruk pada matanya

POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN PENYAKITPersepsi terhadap penyakit : klien mengetahui bahwa ketajaman penglihatannya menurun dan pandangannya kabur.

Page 6: katarak_2

Penggunaan - Tanyakan klien apakah mempunyai riwayat Merokok.- Tanyakan klien apakah mempunyai riwayat Minuman keras (alcohol)

POLA NUTRISI / METABOLISMETanyakan Nafsu makan klien Tanyakan Klien apakah Tidak ada kesulitan menelan, Disfagia Tanyakan apakah klien mempunyai Riwayat masalah kulit

POLA ELIMINASITanyakan Kebiasaan defekasi (BAB) dan berkemih dan frekuensinya Tanyakan apakah klien menggunakan alat bantu

POLA AKTIFITAS/OLAHRAGATanyakan bagaimana aktifitas klien sehari-hari, apakah dibantu oleh orang lain/keluarga atau mampu melakukan secara mandiri kegiatan sehari-hari.

Tanyakan apakah klien menggunakan alat bantu saat beraktifitasKeluhan saat beraktifitas : klien mengeluhkan ketajaman penglihatannya menurun, silau dan sering menabrak perabotan dan benda di sekitar rumah pada malam hari.1 hari yang lalu Ny.E jatuh di kamar mandi karena pandangannya kabur dan tidak melihat perbedaan tinggi lantai kamar mandi dan lantai kamar.

POLA ISTIRAHAT TIDURTanyakan apakah tidur klien nyenyak pada malam hari dan bagaimana frekuensi tidurnya di malam hariTanyakan apakah klien pernah tidur siang dan bagaimana frekuensinyaTanyakan apakah klien mempunyai masalah dengan tidurnya

POLA KOGNITIF-PERSEPSIStatus mental : sadarBicara : NormalKemampuan berkomunikasi : yaKemampuan memahami : yaKeterampilan berinterksi : tepatPendengaran : DBNPenglihatan : ada gangguan dan pasien disarankan untuk operasiKetidknyamanan/ nyeri : tanyakan apakah klien merasakan nyeri pada matanya

POLA PERAN HUBUNGANPekerjaan :Status pekerjaan : System pendukung :

POLA SEKSUALITAS/ REPRODUKSIPemeriksaan testis mandiri bulanan : ya/tdkMasalah seksual berhubungan dengan penyakit Lain-lain  POLA KOPING-TOLERANSI STRESS

Page 7: katarak_2

Setelah disarankan menjalani operasi katarak, pasien merasa takut akan mengalami kebutaan setelah operasi nanti. Menurutnya, tetangganya mengalami gangguan penglihatan lebih parah setelah menjalani operasi katarak POLA KEYAKINAN-NILAIAgama Pantangan keagamaan : ya/tidakPengaruh agama dalam kehidupanPermintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini : ya/tidak

Pengkajian Fokus- Mata

Pemeriksaan lensa tampak keruhKetajaman mata menurun, silauPandangan kabur terlebih malam hari

No. Diagnosa NANDA NOC NIC1. Resiko cedera

Faktor yang berhubungan :a. Eksternal Kimia, misalnya : racun,

polutan, obat-obatan,alcohol.

Nutrisi ( vitamin, jenis makanan )

b. Internal Usia perkembangan

Perilaku keamanan: lingkungan fisik rumahIndikator : Perlengkapan

pencahayaan Penggunaan system

alarm pribadi Kelengkapan alat

bantuan pada lokasi yang mudah dicapai

Penyusunan perabotan untuk mengurangi resiko

Pengetahuan: keamanan pribadiIndikator :

Gambaran untuk mencegah jatuh

Gambaran resiko keamanan khusus berdasarkan usia

Gambaran perilaku individu yang berisiko tinggi

Gambaran resiko keamanan bekerja

Manajemen keamananAktifitas : Ciptakan lingkungan

yang nyaman bagi klien

Identifikasi kebutuhan keamanan klien

Pindahkan benda-benda berbahaya dari sekitar klien

Pindahkan benda-benda berisiko dari lingkungan klien

Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

Posisikan tempat tidur agar mudah terjangkau

Kurangi stimulus lingkungan

Pencegahan jatuhAktifitas : Identifikasi deficit

fisik yang berpotensi untuk jatuh

Identifikasi karakteristik

Page 8: katarak_2

lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh ( seperti lantai yang licin)

Berikan peralatan yang menunjang untuk mengokohkan jalan

Ajarkan klien bagaimana berpindah untuk meminimalisir trauma

Hindari barang-barang berserakan di lantai

Ajarkan keluarga tentang faktor resiko yang berkontribusi pada jatuh dan bagaimana mengurangi resiko jatuh

Kaji keluarga dalam mengidentifikasi bahaya di rumah dan bagaimana memodifikasikannya

2. CemasBatasan karakteristik :Perilaku : Gelisah Resah Produktivitas berkurang

Aktivitas : Ketakutan Gelisah, gugup Meningkatnya

ketidakberdayaan Distress kekhawatiran akan

operasi

Fisiologis: Pupil dilatasi (simpatis) Pusing

Control cemasIndicator : monitor intensitas

kecemasann menyingkirkan tanda

kecemasan menggunakan teknik

relaksasi untuk mehilangkan kecemasan

melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori

KopingIndikator : melibatkan anggota

keluarga dalam pembuatan keputusan

Penurunan kecemasanAktifitas : temani pasien untuk

mengurangi ketakutan dan meningkatkan keamanan

beri ketenangan jelaskan prosedur

tindakan kepada klien dan perasaan yg mungkin muncul pada saat melakukan tindakan

berusaha memahami keadaan klien

mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian

Page 9: katarak_2

Meningkatnya tekanan darah (parasimpatis kognitif) : Bingung Ketakutan terhadap hal

yang tidak jelas Sulit berkonsentrasi Gejala kewaspadaan

fisiologis

Factor yang berhubungan : Stress Berhubungan dengan

keturunan/hereditas

menunjukkan strategi penurunan stress

menggunakan dukungan sosial

kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik

sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan

ciptakan hubungan saling percaya

bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas.

Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

Peningkatan kopingAktifitas : Hargai pemahaman

pasien tentang proses penyakit

Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan

Sediakan informasi actual tentang diagnose, penanganan, dan prognosis

Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini

Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan

Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi

Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup/perubahan peran

2. Peran Perawat untuk membantu Ny.E dalam mengambil keputusan- Perawat sebagai Caregiver

Page 10: katarak_2

Kita sebagai perawat mengatakan kepada klien untuk tetap menjalankan operasi katarak tersebut, karena jika tidak dilakukan akan bertambah parah dan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang lebih berbahaya. Dan lakukan asuhan keperawatan yang sesuai dan tepat.

- Perawat sebagai Pendidik Perawat menjelaskan pada klien tentang defenisi penyakit katarak, penyebab, dan

bagaimana cara mengatasi katarak tersebut. Perawat menjelaskan pada klien bagaimana dampak penyakit katarak jika tidak segera

dioperasi. Perawat menjelaskan kondisi pre dan post operasi katarak sehingga Ny.E memperoleh

informasi yang tepat.

3. Pendidikan Kesehatan yang diberikan pada Ny. E

Dianjurkan pada klien untuk tetap menjaga kebersihan mata Memberikan informasi kepada klien bahwa apabila dilakukan pembedahan, 90 % pasien

dapat menggunakan matanya seperti sediakala Perawat memberikan pengetahuan tentang perawatan diri setelah dilakukannya operasi Menyarankan pada klien pasca bedah untuk mengontrol kembali sehari sesudah operasi. Klien

kembali setelah 6 minggu untuk memeriksakan secara lengkap. Klien akan mendapatkan kacamata 6-8 minggu

Sewaktu klien akan pulang, perawat memberikan keterangan tentang apa yang boleh dilakukan dan yang harus dihindari

Perawat mengajarkan tentang perawatan mata dan penggunaan obat mata Perawat menyarankan pada klien untuk segera melaporkan tanda dan gejala yang tidak biasa

seperti : nyeri dan perubahan ketajaman penglihatan

DAFTAR PUSTAKA

Blog Archive » Anatomi Mata.htm. 2010. doctorology (diakses 26 Septembet 2010)

Herdman, T Heather. 2007. “NANDA International, Nursing Diagnoses”. USA : John Willey & Sons

Http://infosehat09hartonoprasetyo.wordpress.com/2010/02/14/katarak-resiko-tersembunyi-dari-global-warming (diakses 26 September 2010)

Http://pharos.co.id/news-a-media/beritakesehatan/384-katarak.html (diakses 26 September 2010)

Johnson, Marion PhD, RN dkk. 1996. “Nursing Outcome Clasification”.USA:Mosby

McCloskey, C. Joanne and Gloria M. Bulceek. 1996 ““Nursing Intervension Clasification”.USA:Mosby

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta : EGCwww.wikipedia.com.Katarak. 9 Agustus 2010. (diakses 26 September 2010)