KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-Nya, Indikator Kinerja Utama
(IKU) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017 dapat
diselesaikan.
Dalam penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017 ini disusun sebagai acuan ukuran kinerja
yang digunakan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi untuk
menetapkan Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA),
menyusun Dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan menyusun Laporan Akuntabilitas
Kinerja Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota jambi, serta melakukan
evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan Dokumen Renstra Dinas Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota JambiTahun 2014-2018 dengan berpedoman
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Jambi Tahun 2014-
2018 yang dituangkan dalam Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Jambi melalui program - program serta kegiatan - kegiatan prioritas
disamping kegiatan - kegiatan lain sesuai dengan tugas pokok organisasi.
Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017 ini sangat disadari masih banyak kelemahan
dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Jambi Tahun 2017 ini, semoga apa yang dihasilkan dari penyusunan ini
bermanfaat bagi semua pihak terkait terutama kepada Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Jambi beserta perangkatnya.
Demikianlah penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017 ini dibuat sebagai pedoman
didalam melaksanakan tugas dibidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dan
tugas kedinasan lainnya, kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Rencana
Strategis ini masih jauh dari sempurna, karena itu tentunya mengharapkan kritik dan
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 Page i
saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan pelaksanaan tugas kedepan,
Terima kasih.
Jambi, 2017
KEPALA DAN
LOLA KEUANGAN JAMBI,
Muda JG0M05 199001 1 001
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2016 Page i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, efisien
dan akuntabel yang berorientasi pada hasil, perlu segera menetapkan Rencana Kerja
Tahunan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017 .
Penetapan Rencana Kerja Tahunan ini dimaksudkan sebagai tolak ukur dalam
menghitung keberhasilan organisasi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Jambi dari tanggal 2 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017 yang
akan dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi pada akhir tahun anggaran.
Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan dan sasaran Pengelolaan Keuangan
Dan Aset Daerah dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, efisien dan akuntabel yang berorientasi pada hasil diperlukan adanya
perencanaan yang komprehensif, dengan membuat Penetapan Indikator Kinerja
berupa INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Jambi sebagai acuan sehingga dapat mencapai sasaran yang
diharapkan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
Maksud disusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Jambi tahun 2017 adalah untuk menentukan komponen
utama Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah khususnya Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi dalam menilai keberhasilan maupun
kegagalan Instansi Pemerintah dalam rangka mencapai Visi dan Misinya khususnya
pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi pada tahun anggaran
2017 .
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 1
2. TUJUAN
Tujuan dari Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Jambi tahun 2017 adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengukur kuantitas dan kualitas yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi Tahun 2017
b. Untuk memberikan penjelasan baik secara kuantitatif maupun kualitatif
mengenai apa yang akan diukur untuk menentukan apakah tujuan sudah
tercapai.
c. Untuk menentukan bagaimana kinerja akan diukur dengan suatu skala atau
dimensi tanpa menyinggung tingkat pencapaian khusus.
C. LANDASAN HUKUM
Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Jambi Tahun 2017 disusun berdasarkan pada :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Tugas Dekonsentrasl dan
Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasl;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah;
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 239/IX/6/8/2003,
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan LAKIP.
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi mempunyai
tugas pokok yaitu melaksanakan pengelolaan Keuangan dan aset daerah terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan tugas pembantuan. Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Jambi mempunyai fungsi :
1. Perumusan dan penyusunan regulasi dan kebijakan dibidang pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
2. penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan keuangan dan aset
daerah;
3. pemberian dukungan dan koordinasi ata penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah;
4. penyusunan pedoman, penataan, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan
administrasi pengelolaan keuangan dan aset daerah;
5. perumusan dan penyusun pendapatan serta koordinator pendapatan
daerah;
6. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program di bidang pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
7. pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Sebagai instansi pengelola keuangan daerah, sasaran Strategis Badan
Pengelola Keuangan dan Aset daerah kota Jambi merupakan sasaran jangka
menengah dengan dimensi waktu 1 - 5 tahun, dengan berlandaskan visi dan misi
Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah kota serta memperhatikan potensi,
permasalahan, peluang dan ancaman, maka dirumuskan sasaran strategis Badan
Pengelola Keuangan dan Aset daerah kota Tahun 2017 sebagai berikut:
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 3
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat;
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik;
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizininan Kendaraan
Dinas/Operasional;
4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan;
5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor;
6. Penyediaan Alat Tulis Kantor;
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;
8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor;
9. Penyediaan Bahan Bacaan dan peraturan perundang-undangan
10. Penyediaan Makanan dan Minuman;
11. Perjalanan Dinas;
12. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional;
13. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
14. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
15. Pengadaan Mebeleur;
16. Pengadaan Peralatan Perkantoran;
17. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.
18. Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat-Alat Kantor Perlengkapan
19. Pengadaan Pakaian Dinas beserta
20. Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan.
21. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ihtisar Realisasi Kinerja SKPD
22. Penyusunan Rencana Kerja;
23. Penyusunan Analisa Standar Belanja
24. Penyusunan Standar Satuan Harga
25. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD
26. Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran APBD
27. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD 28. Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran Perubahan
APBD
29. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
30. Penyusunan Rancangan Peraturan KDH Tentang Penjabaran
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 4
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
31. Revaluasi Appraisal aset/barang daerah
32. Pengelolaan dan Pengendalian Pengeiuaran Keuangan Daerah
33. Operasional Majelis Pertimbangan TPTGR
34. Pelaksanaan Pengembangan dan Implementasi SIPKD dan Regional SIKD
35. Koordinasi Pengelolaan Dana Dekonsentrasl dan Tugas Pembantuan
36. Pembinaan Administrasi Gaji PNSD
37. Pembinaan Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah pada SKPD
38. Monitoring dan Evaluasi Pendapatan Daerah
39. Penyusunan Laporan Realisasi Penerimaan
40. Penatausahaan Barang Milik Daerah
41. Pemindahtanganan dan penghapusan Barang Milik Daerah
42. Pengamanan Barang Milik Daerah
43. Pengelolaan Perbendaharaan dan Kas Umum Daerah
44. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
45. Pembinaan Pelaksanaan Akuntansi Aset SKPD
46. Pembinaan Pelaksanaan Akuntansi Pendapatan dan Belanja SKPD
Kelompok sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan yang dapat
diukur terhadap sesuatu yang akan dicapai secara nyata oleh instansi dalam jangka
waktu tertentu. Secara umum sasaran yang dirumuskan cukup selaras dengan
keinginan pencapaian visi dan misi organisasi serta mempertimbangkan kebutuhan
sumber daya yang ada.
E. SUSUNAN ORGANISASI
Struktur organisasi BPKAD sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota
Nomor 59 Tahun 2016 tentang Fungsi Dinas, Sekretariat, Bidang dan Rincian
Tugas Sub Bagian, Seksi serta Tata Kerja Pada Badan Pengelola Keuangan Dan
Aset Daerah Kota Jambi, memiliki formasi sebagai berikut:
1. Kepala Badan
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 5
2. Sekretariat, membawahi:
1) Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian;
2) Sub Bagian Program dan Pelaporan
3) Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Anggaran , membawahi:
1) Sub Bidang Anggaran Pendapatan;
2) Sub Bidang Anggaran Belanja;
3) Sub Bidang Analisa Kebutuhan
4. Bidang Perbendaharaan, membawahi:
1) Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;
2) Sub Bidang Belanja Langsung;
3) Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah;
5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahi:
1) Sub Bidang Akuntansi Pendapatan dan Belanja;
2) Sub Bidang Akuntansi Aset dan Kewajiban;
3) Sub Bidang Pelaporan;
6. Bidang Aset, yang membawahi:
1) Sub Bidang Penatausahaan Aset;
2) Sub Bidang Pemindahtanganan dan Penghapusan Aset;
3) Sub Bidang Penggunaan, Pemanfaatan dan Pengamanan Aset;
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 6
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2016
A. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA
SKPD
Secara umum dari Pelaksanaan Renja dan Capaian Renstra Tahun
2016 terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari hasil pengukuran pada tingkat
sasaran yang rata-rata telah mencapai target yang diharapkan, keberhasilan ini
juga telah didukung penuh oleh seluruh anggota organisasi dan untuk lebih
meningkatkan kinerja dimasa mendatang maka diperlukan strategi;
1. Peningkatan peraturan dan kebijakan daerah yang berkaitan dengan system
dan prosedur pengelolaan keuangan daerah;
2. Peningkatan tertib administrasi pengelolaan asset;
3. Peningkatan penerimaan pendapatan daerah melalui daya dukung sarana dan
prasarana penyempurnaan peraturan yang berkaitan dengan memanfaatkan
teknologibinformasi;
4. Peningkatan jumlah SDM yang memiliki kompeten yang dibutuhkan dalam
pengelolaan keuangan dan asset;
5. Peningkatan pelayanan yang mendukung dengan sarana dan prasarana yang
berbasis sistem infomasi.
B. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD
a. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja merupakan proses sistematis dan berkesinambungan guna
menilai keberhasilan dan kegagalan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi. Proses
dimaksud untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja dalam memberikan
gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapain tujuan dan sasaran.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 7
Dengan adanya pengukuran kinerja Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Jambi, maka akan dapat diambil suatu tindakan yang diperlukan untuk
mengevaluasi dan mengoreksi atas program/kegiatan pada tahun-tahun mendatang.
Pengukuran kinerja meliputi indikator kinerja dan penetapan indikator kinerja
yang digunakan adalah sebagai berikut:
(1) Indikator kinerja pada tingkat sasaran yang merupakan tolak ukur
keberhasilan sasaran agar dapat dicapai, dikelompokkan dalam 4 kategori
capaian kinerja yaitu:
a. < 55 % kategori kurang berhasil
b. 55 % - 70 % kategori cukup berhasil
c. 71 % - 85 % kategori berhasil
d. 86 % -100 % kategori sangat berhasil
(2) Indikator kinerja pada tingkat kegiatan yang terdiri dari:
a. Indikator input (masukan) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan agar dapat menghasilkan output
(keluaran)
b. Indikator output (keluaran) adalah sesuatu yang diharapkan langsung
dicapai dari suatu kegiatan (input) baik berupa fisik maupun non fisik
c. Indikator outcome (hasil) adalah sesuatu yang mencerminkan ber
fungsinya keluaran pada waktu tertentu secara langsung
d. Indikator benefit (manfaat) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari suatu kegiatan atau sebagai nilai tambah bagi masyarakat
maupun pemerintah.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 8
(3) Dasar pembobotan
Misi-misi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis mempunyai
bobot yang berbeda tergantung sampai sejauhmana kontribusinya dalam
pencapaian kinerja untuk mencapai misi yang telah ditetapkan.
Bobot masing-masing misi tersebut dijabarkan kepada seiuruh kebijakan program
dan kegiatan atas dasar pertimbangan nilai strategis dengan memperhatikan
penting tidaknya kontribusi masing-masing.
Penetapan bobot antar indikator, antar kegiatan, antar program dan antar kebijakan
sebagai berikut:
a. Indikator yang menunjukan outcome (hasil) diberi bobot yang lebih tinggi dari
pada indikator yang menunjukan input dan output.
b. Indikator yang lebih erat kaitannya dengan tujuan, sasaran, kebijakan dan
program serta kegiatan diberi bobot yang lebih tinggi.
c. Indikator yang mempunyai keterkaitan dengan kebijakan instansi yang lebih
tinggi diberi bobot yang tinggi.
d. Indikator yang berhubungan dengan hal-hal yang menjadi tanggung jawab
instansi yang dapat dikendalikan oleh instansi yang bersangkutan diberi bobot
lebih tinggi dari Indikator yang menggambarkan hasil kegiatan yang diluar
kendali.
Sementara ini untuk Indikator benefit dan impact beium diukur hanya baru
pada Indikator kinerja outcome.
b. INDIKATOR KINERJA
Dalam mengukur kinerja, indikator yang digunakan adalah masukan (input),
keluaran (output) dan hasil (outcome) yang selanjutnya tiap-tiap indikator kinerja
ditetapkan satuannya, rencana dan realisasi.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 9
Perbandingan antara rencana dan realisasi tersebut dihasilkan capaian
kinerja. Nilai capaian masing-masing indikator ini selanjutnya di evaluasi dengan
menggunakan Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan .
c. TARGET KINERJA
Untuk menentukan target kinerja digunakan pengukuran melalui skala
sebagai berikut
I Sasaran
JUMLAH
Indikator Kinerja
I Realisasi Capaian Kineria I Indikator Kinerja
Target j Realisasi Capaian Kinerja j Kinerja ( %)
d. ANALISA CAPAIAN KINERJA
Untuk menentukan capaian kinerja sasaran dan kegiatan digunakan
pengukuran melalui skala ordinal sebagai berikut;
Tabel 1
SKALA PENGUKURAN ORDINAL KINERJA
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi
NO Skala pengukuran ordinal Kategori
1. 85 s/d 100 Sangat Berhasil
2. 70 - < 85 Berhasil
3. 55 - < 70 Cukup Berhasil
4. > 55 Kurang Berhasil
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 10
Tabel. 2
KATEGORI SASARAN STRATEGIS
BERDASARKAN SKALA DAN KLARIFIKASINYA
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi
No Kategori Capaian Jumlah Indikator Persentase
Skala Klarifikasi Kinerja Sasaran Persentase
1. < 55 Kurang berhasil
2. 55-70 Cukup berhasil
3. 71-85 Berhasil
C. ISU-ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGI BADAN
PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA JAMBI
Isu Strategis dirumuskan berdasarkan hasil urutan rangking penjabaran
empat kelompok strategi SWOT dalam sembilan komponen Key Succes Factor
(KSF) atau Faktor Kunci Keberhasilan. KSF merupakan derivasi atau penjabaran
Grand Strategy dalam SWOT yang merupakan actionplan atau rencana aksi yang
dapat dilaksanakan BPKAD dalam mencapai target dan sasaran program/kegiatan
yang disusun dalam Renstra BPKAD. Isu strategis terdiri dari empat pokok yang
merupakan 4 rangking tetinggi dari KSF. Empat isu strategis dalam BPKAD yaitu :
1. Kedudukan dan tugas pokok dan fungsi Organisasi yang ada
menjadikan BPKAD semakin berperan strategis seiring dengan semakin
strategisnya pengelolaan keuangan dan aset daerah.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 11
i
Lahirnya paket peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
keuangan negara menuntut adanya perubahan cara pandang dan sistem
pengelolaan keuangan negara/daerah. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat
menjalankan aktivitas pengelolaan keuangan daerah secara akuntabel dan
transparan, dimana pada tingkat pengertian yang paling sederhana setiap sen uang
yang dikeluarkan dalam lingkup pelaksanaan pemerintahan hams dapat ditelusuri
peruntukannya dan harus sesuai dengan tujuan awal pengeiuaran tersebut
dilakukan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 2 Tahun 2013
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Daerah, BPKAD merupakan leading
sector dalam hal pengelolaan keuangan daerah, mulai dari perumusan kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan pembinaan mengenai pengelolaan
keuangan daerah berdasarkan hal tersebut, BPKAD memiliki kedudukan dan peran
yang strategis terhadap keberhasilan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tugas dan fungsi BPKAD mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang akuntabel dan transparan.
Akuntabilitas dan transparansi dewasa ini merupakan indikator penting
dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah, dimana terdapat tiga area yang
menjadi fokus utama penilaian keberhasilan dalam pelaksanan pengelolaan
keuangan daerah yaitu 1) ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, 2)
sistem pengendalian internal yang memadai, dan 3) pengungkapan yang memadai
atas pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Sejalan dengan tugas
pokok dan fungsi BPKAD, usaha-usaha untuk mencapai keberhasilan di tiga
fokus utama tersebut terletak pada BPKAD, baik dengan melalui peningkatan
pencapaian kinerja di internal BPKAD maupun peningkatan kinerja di SKPD lain,
serta peningkatan pemahaman pengelolaan keuangan dan aset daerah pada
stakeholders.
3. Kebutuhan untuk mewujudkan BPKAD sebagai lembaga yang
profesional, berkinerja tinggi dan dinamis.
Kebutuhan untuk mewujudkan BPKAD sebagai lembaga yang
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 12
profesional, berkinerja tinggi dan dinamis merupakan kebutuhan tidak hanya untuk
kredibilitas BPKAD, tetapi merupakan kebutuhan perbagai pihak. Meraih
kepercayaan dan daya dukung dari segenap unsur pemangku kepentingan
{stakeholders) adalah sangat penting, mengingat peran utama BPKAD harus dapat
mengakomodasi kepentingan lintas stakeholders, lintas bidang/sektor dan lintas
wilayah dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Terbangunnya kredibilitas dan
loyalitas BPKAD akan semakin memudahkan BPKAD dalam mengemban tugas dan
fungsinya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah. Upaya mewujudkan
BPKAD sebagai lembaga yang profesional diperlukan dukungan dan pemahaman
serta kemampuan (keahlian) aparatur dalam menjalankan tugas dan fungsi BPKAD,
termasuk pemahaman arti pentingnya manfaat dan prinsip dasar pengelolaan
keuangan daerah. Berkenaan hal itu dalam upaya menjadikan BPKAD sebagai
lembaga yang berkinerja tinggi diperlukan dukungan kemampuan manajerial dalam
pengelolaan keuangan daerah, disamping dukungan ketersediaan prasarana dan
sarana kerja yang memadai dan mutakhir, serta dukungan informasi dan data
yang lengkap, tepat dan akurat.
4. Tuntutan untuk mewujudkan akuntabilitas kinerja BPKAD sebagai
instansi pemerintah daerah.
Seiring dengan adanya reformasi dan pemberlakukan otonomi daerah,
semakin meningkatnya tuntuan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
sebagai bagian dari proses transparansi dalam mewujudkan pemerintahan yang
bersih dan bebas KKN. Peran BPKAD dirasakan demikian dominan dalam upaya
mewujudkan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah, sebab
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah sangat penting sebagai tolak
ukur pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pada satu sisi merupakan sistem
kontrol terhadap kegiatan-kegiatan di tingkat instansi dalam mewujudkan
kegiatan-kegiatan yang berbasis pada kebutuhan prioritas daerah secara
efektif, efisian dan optimal. Dalam upaya pencapaian akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah itu sendiri telah dimediasi oleh adanya peraturan perundangan yang
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 13
dapat dijadikan acuan, khususnya Instruksi presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),Untuk itu pula, sudah
menjadi kewajiban bagi BPKAD untuk mewujudkan akuntabilitas kineijanya
melalui perumusan, pelaksanaan dan evaluasi program dan kegiatan. Sehingga
hasil yang dicapai atas perwujudan akuntabilitas kinerja BPKAD dapat memberikan
manfaat secara nyata dan luas kepada masyarakat Kota Jambi.
Faktor Kunci Keberhasilan Telah dirumuskan sembilan kunci keberhasilan atau KSF. Kesembilan KSF
bagi BPKAD yang akan menjadi faktor kunci keberhasilan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:
1. Memperbaharui peraturan dan kebijakan daerah sesuai dengan
perkembangan peraturan perundangan yang berlaku mengenai pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
2. Meningkatkan sistem dan prosedur teknis mengenai pengelolaan keuangan
dan aset daerah, baik dalam lingkup internal pengelolaan oleh BPKAD
maupun lingkup pemerintah daerah;
3. Peningkatan penerimaan pendapatan daerah melalui upaya-upaya
intensifikasi dan ekstensifikasi;
4. Meningkatkan hubungan BPKAD dengan para stakeholders sebagai
bentuk kemitraan dan selalu melaksanakan perbaikan manajemen internal;
5. Mengevaluasi pelaksanaan peraturan dan kebijakan daerah tentang
pengelolaan keuangan dan aset daerah serta memperbaiki
kelemahan/kekurangan dari peraturan dan kebijakan tersebut;
6. Mengevaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur teknis mengenai
pengelolaan keuangan dan aset daerah dan memperbaiki
kelemahan/kekurangan yang ada;
7. Menerapkan sisten dan teknologi informasi untuk membantu
mempercepat dan meningkatkan akurasi pelaksanaan aktivitas pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
8. Mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai BPKAD
melalui peningkatan kemampuan, keahlian, dan ketrampilan; dan
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 14
9. Memperbaiki sistem evaluasi personil BPKAD dengan
menggunakan pendekatan kinerja dan produktivitas yang terukur dan
transparan untuk perbaikan manajemen secara keseluruhan.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 15
BAB III INDIKATOR KINERJA UTAMA
(IKU)
A. KRITERIA INDIKATOR KINERJA
Indikator Kinerja Utama memenuhi 7 (tujuh) kriteria yang terdiri dar i :
1. Langsung :
Suatu Indikator Kinerja harus dapat mengukur sedekat mungkin dengan hasil
yang akan diukur. Indikator Kinerja tidak seharusnya dikaitkan dengan tingkat yang
lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang diukur.
2. Objektif:
Indikator yang objektif tidak memiliki ambiguitas mengenai apa yang diukur.
Jadi terdapat suatu kesepakatan umum tentang interprestasi terhadap hasil, yaitu
indikator tersebut mempunyai suatu dimensi dan tepat secara operasional.
Mempunyai suatu dimensi artinya bahwa indikator hanya mengukur satu fenomena
setiap saat, dengan menghindari penggabungan terlalu banyak fenomena dalam
satu indikator. Tepat secara operasional artinya tidak ambiguitas atas data apa yang
akan dikumpulkan untuk suatu indikator.
3. Cukup :
Sebagai suatu kelompok, Indikator kinerja dan indikator-indikator pendukung
lainnya seharusnya secara cukup mampu mengukur hasil.
4. Kuantitatif (Jika Mungkin):
Indikator dalam angka (jumlah atau persentase nilai dolar, tonase, dsb) yang
bersifat pengamatan deskriptif (Pendapat ahli atas suatu kekuatan instansi atau
pejelasan mengenai suatu perilaku). meskipun indikator kuantitatif tidak lebih
obyektif, ketetapan angkanya memungkinkan kesepakatan atas data mengenai hasil
dan biasanya lebih disukai, namun, meskipun indikator kuantitatif yang efektif
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 16
digunakan, indikator kuantitatif dapat mendukung angka dan persentase dengan
kekayaan yang dimiliki informasi yang menghidupkan hasil program, indikator
kinerja yang bersifat kuantitatif akan lebih mudah diukur dibandingkan indikator
kinerja yang bersifat kuantitatif.
5. Terinci (jika mungkin):
Merinci/memilih hasil program di tingkat masyarakat dari segi jenis kelamin,
umur, lokasi, atau dimensi lainnya biasanya penting dari sudut pandang manajer,
pengalaman menunjukkan pengembangan kegiatan sering memerlukan pendekatan
yang berbeda untuk kelompok yang berbeda dan mempengaruhi kelompok tersebut
dengan cara yang berbeda, Data yang terinci membantu menelusuri apakah
kelompok tertentu berpartisipasi atau tidak, dan kemanfaatan melibatkan kelompok
tersebut dalam kegiatan, oleh karena itu adalah baik bahwa indikator kinerja harus
terhadap perbedaan tersebut.
6. Praktis :
Indikator kinerja dikatakan praktis apabila data dapat diperoleh pada saat yang
tepat dengan biaya yang wajar, Manajer memerlukan data yang dapat dikumpulkan
sesering mungkin untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai suatu
progres dan untuk mempengagruhi keputusan,untuk hanya akan mengeluarkan
biaya yang wajar atau tidak berlebihan. berdasarkan pengalaman suatu instansi,
biaya monitoring kinerja jumlahnya antara 3-10% dari jumlah sumberdaya program.
7. Dapat diyakini :
Pertimbangan terakhir dalam memilih indikator kenerja adalah apakah
kualitas data yang memadai untuk pengambilan keputusan dapat diperoleh. Namun
standar kaulitas data bagaimana yang diperlukan akan berguna. Data yang
diperlukan seorang manajer program untuk membuat keputusan yang baik
mengenai suatu program tidak perlu setara dengan standar yang kaku yang dpakai
ilmuwan sosial, misalnya. Suatu survei singkat dengan biaya rendah sudahlah cukup
untuk keperluan manajemen instansi, tidak perlu penelitian yang sangat kompleks
dan rumit.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 17
B. PERUMUSAN INDIKATOR KINERJA
Indikator kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan kualitatif atau
kuantitatif, agar bermanfaat kedua jenis indikator kinerja tersebut harus memenuhi
karakteristik kinerja yang baik sebagaimana disebutkan dimuka.
Indikator Kinerja kualitatif adalah : Indikator kinerja yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat tanpa ada unsur kuantitatif dan menunjukan kualitas sesuatu.
Indikator kinerja kualitatif ini dapat terjadi jika sulit menyatakan indikator kinerja
secara kuantitatif dan ini biasanya timbul pada saat menetapkan indikator tujuan.
misalnya tentang kepuasan pengguna jasa
C. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017
Dari beberapa Sasaran Program Kegiatan maka ditetapkan Indikator kinerja
Utama dan target yang ingin dicapai pada Tahun 2017 pada Badan Pengelola
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi dapat dilihat pada Daftar Lampiran.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 18
BAB IV PENUTUP
Dengan tersusunnya INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Tahun 2017
Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi diharapkan dapat menjadi
pedoman seluruh aparat Organisasi Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
Kota Jambi dalam melaksanakan program kegiatan secara efektif, efisien dan
akuntabel. Penetapan Kinerja ini memungkinkan seluruh anggota organisasi dapat
memiliki kesamaan pandangan mengenai gambaran kinerja yang akan dilaksanakan
oleh Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi .
Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Pengelola Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Jambiini merupakan rangkaian rencana program kegiatan untuk Tahun
2017 yang akan dilaksanakan Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota
Jambi sebagai penjabaran Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Pembangunan Nasional, hal ini merupakan penjabaran
dari tugas pokok dan fungsi Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Jambi.
Untuk ini diharapkan Program dan Kegiatan Badan Pengelola Keuangan
Dan Aset Daerah Kota Jambiyang direncanakan akan terlaksana dan terkoordinasi
dengan baik serta dilakukan secara harmonis demi tercapainya tujuan strategis
dalam kurun waktu tersebut akan senantiasa mengacu dan berpedoman pada
Rencana Strategis Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kota Jambiyang telah
ditetapkan.
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 19
Dalam penyusunan rencana ini, semoga dapat bermanfaat dan dalam
menjalankan tugas kedepannya mempunyai pedoman untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi Dinas yang diemban dalam kegiatan pembangunan Daerah Kota
Jambi.
Jambi, 2017
KEPALA DINAS DAN
GELOLA KEUANGAN KOTA JAMBI, ^
A. S. SOS, MM Utama Muda
NIP. 19601105 199001 1 001
INDIKATOR KINERJA UTAMA 2017 Page 20
Lampiran Target Indikator Kinerja Utama Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Jambi 2017
Indikator Kinerja Utama/ NO MISI SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016
Target 1 2 3 3 4
1 MISI Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah
1 Meningkatnya tertib . administrasi pengelolaan
keuangan
/. Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai SAP berbasis akrual dan penyampaian laporan keuangan tepat waktu oleh SKPD
jumlah SKPD yang dapat menyajikan laporan keuangan sesuai SAP berbasis akrual
29 SKPD
2. Persentase SP2D yang terbir tepat waktu ( Maksimal 2 hari kerja )
jumlah SP2D yang terbit lebih dari 2 hari di bagi ) U 1 I I I d 11 J r c U U l l c l U l i - f t d l l A I U U /O A C L C I d l l g d l l
tepat waktu adalah diterbitkan paling lama 2 har kerja terhitung sejjak tanggak diterimanya SPM ( psl 217) ayat 1 permendagri 13/2006
100%
2 3. Persentase pembinaan dan monitoring
pengelolaan keuangan SKPD Jumlah SKPD yang mendapatkan pembinaan monitoring pengelolaan keuangan SKPD
41SKPD
4. Persentase Pembinaan SKPD yang mengelola pendapatan daerah
jumlah SKPD yang mengelola pendapatan 100%
5. pengembalian kerugian Negara dari TPTGR penyelesaian kasus TPTGR
Penyelesaian kasus TPTGR 20 Kasus
2 Meningkatkan Pengelolaan Aset Daerah
1 Meningkatnya tertib administrasi pengelolaan Asetkeuangan
L Penyelesaian / penentuan harga nilai aset jumlah aset daerah yang dilakukan penilalan 20%
2. Pelaksanaan Sosialisasi, Penyelesaian dan penggunaan SIPKD oleh SKPD
Frekuensi Sosialisasi pengelolaan BMD, Persentase kemajuan penerapan SIPKD
80%
Indikator Kinerja Utama/ NO MISI SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016
Target 1 2 3 3 4
3. Penatausahaan penghapusan dan pemindahtanganan aset
Jumlah asetyang dihapuskan di SKPD, jumlah aset yang dipindahtangankan
70%
4 r C I 1 I d S d I l ^ d 11 I d l l U d d L c i U I d U c l U d l d l l g I I l l l I l N
daerah Jumlah sertifikatyang bisa diselesaikan, jumlah barang yang dilabelisasi
80%
3 Meningkatkan Sarana Prasarana, disiplin dan kompetensi aparatur
1 Tersedianya dokumen perencanaan, penganggaran, pengendalian dan evaluasi pelaporan keuangan daerah yang disusun secara
1.
2.
Penetapan rancangan Perda APBD
Penetapan rancangan Perwako APBD
Tepat waktu ( 30 Desember tahun berjalan)
Tepat waktu ( 30 Desember tahun berjalan )
Tepat waktu
Tepat waktu
3. Penetapan rancangan APBD-P paling lambat 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhlr
Tepat waktu
4. Penetapan rancangan Perwako APBD-P paling lambat 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir
Tepat waktu
S. Penyampaian reperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kab/Kota
Penyampaian reper KDH tentang penjabaran
Tepat waktu ( 30 Juni tahun berjalan )
Tepat waktu ( 30 juni tahun berjalan )
Tepat waktu ( 30 Juni tahun berjalan)
Tepat waktu (30 Juni tahun pertanggungjawaban pelaksanaan A P B D Kab/Kota yang dievaluasi tepat waktu
berjalan)
NO MISI SASARAN Indikator Kinerja Utama/
Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016 Target
1 2 3 : 4 6. jumlah juknis perencanaan, penganggaran ,
pengendalian dan evaluasi pelaporan keuangan daerah yang dapat terselesaikan.
Peraturan walikota tentang Analisa Belanja pemerintah Kota Jambi tahun berjalan, perwal standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah , keputusan Walikota tentang Standar Harga Barang.
Peraturan Walikota tentang analisa standar belanja pemerintah kota jambi tahun berjalan, perwal standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah, Keputusan Walikota tentang standar harga barang
Lampiran Target Indikator Kinerja Utama Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota jambi 2017
Indikator Kinerja Utama/ NO MISI SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016
Target 1 2 3 i 4
1 MISI Meningkatkan pengelolaan keuangan daerah
1 Meningkatnya tertib . administrasi pengelolaan
keuangan
/. Penyajlan laporan keuangan secara wajar sesuai SAP berbasis akrual dan penyampaian laporan keuangan tepat waktu oleh SKPD
Jumlah SKPD yang dapat menyajikan laporan keuangan sesuai SAP berbasis akrual
29SKPD
2. Persentase SP2D yang terbir tepat waktu ( Maksimal 2 hari kerja)
jumlah SP2D yang terbit lebih dari 2 hari di bagi juiuidn JILU Lit Lei uiiAdn x iuu/o Kcierdngdn tepat waktu adalah diterbitkan paling lama 2 har kerja terhitung sejjak tanggak diterimanya SPM ( psl 217) ayat 1 permendagri 13/2006
100%
2 3. Persentase pembinaan dan monitoring
pengelolaan keuangan SKPD Jumlah SKPD yang mendapatkan pembinaan monitoring pengelolaan keuangan SKPD
41SKPD
4. Persentase Pembinaan SKPD yang mengelola pendapatan daerah
jumlah SKPD yang mengelola pendapatan 100%
5. pengembalian kerugian Negara dari TPTGR penyelesaian kasus TPTGR
Penyelesaian kasus TPTGR 20 Kasus
2 Meningkatkan Pengelolaan Aset Daerah
1 Meningkatnya tertib administrasi pengelolaan Asetkeuangan
1. Penyelesaian / penentuan harga nilai aset jumlah aset daerah yang dilakukan penilaian 20%
2. Pelaksanaan Sosialisasi, Penyelesaian dan penggunaan SIPKD oleh SKPD
Frekuensi Sosialisasi pengelolaan BMD, Persentase kemajuan penerapan SIPKD
80%
Indikator Kinerja Utama/ NO MISI SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016
Target 1 2 3 3 4
3. Penatausahaan penghapusan dan n p m i n H a h t a n o a n a n acpt" L / d l l l l l U d M La 1 I K " 1 I d 11 a j C t
Jumlah asetyang dihapuskan di SKPD, jumlah aset yang dipindahtangankan
70%
4. Pemasangan tanda atau label barang milik daerah
jumlah sertifikatyang bisa diselesaikan, jumlah barang yang dilabelisasi
80%
3 Meningkatkan Sarana Prasarana, disiplin dan kompetensi aparatur
1 Tersedianya dokumen perencanaan, penganggaran, pengendalian dan evaluasi pelaporan keuangan daerah yang disusun secara
1. Penetapan rancangan Perda APBD Tepat waktu ( 30 Desember tahun berjalan ) Tepat waktu
2. Penetapan rancangan Perwako APBD Tepat waktu ( 30 Desember tahun berjalan ) Tepat waktu
3. Penetapan rancangan APBD-P paling lambat 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir
Tepat waktu
4. Penetapan rancangan Perwako APBD-P paling lambat 3 bulan sebelum tahun anggaran berakhir
Tepat waktu
5. Penyampaian reperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kab/Kota
Tepat waktu ( 30 Juni tahun berjalan ) Tepat waktu ( 30 Juni tahun berjalan)
Penyampaian reper KDH tentang penjabaran Tepat waktu ( 30 Juni tahun berjalan) Tepat waktu ( 30 juni tahun berjalan) percanggungjawaDan peiaKsanaan nrau
Kab/Kota yang dievaluasi tepat waktu
Tepat waktu ( 30 juni tahun berjalan)
NO MISI SASARAN Indikator Kinerja Utama/
Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2016 Target
1 2 1 3 4 6. Jumlah juknis perencanaan, penganggaran,
pengendalian dan evaluasi pelaporan keuangan daerah yang dapat terselesaikan.
Peraturan walikota tentang Analisa Belanja pemerintah Kota Jambi tahun berjalan, perwal standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah , keputusan Walikota tentang Standar Harga Barang.
Peraturan Walikota tentang analisa standar belanja pemerintah kota jambi tahun berjalan, perwal standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah, Keputusan Walikota tentang standar harga barang
Lampiran I: Rekapitulasi Target dan Realisasi Indikator Kinarja Utama RPJMD Kota Jambi 2013-2018
Indikator Kinerja Utama/ Target Sasaran Hasil Pembangunan NO MISI, TUJUAN SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 : 3 3 4
TUJUAN
Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan Yang Balk ( good Governance ) dan Pemerintahan Yang Berslh )
1. Terciptanya Peningkatan Kinerja Pemerintah
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
WDP WDP WTP
Tidak
manyatakan
pendapat
(disclaim*, of
opinion)
WTP WTP WTP WTP
Lampiran I: Rekapitulasi Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Jambi 2013-2018
Indikator Kinerja Utama/ Target Sasaran Hasil Pembangunan NO MISI, TUJUAN SASARAN Sasaran Hasil Pembangunan Satuan 2014 2015 2016 2017 2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi 1 2 3 3 4
TUJUAN
Menclptakan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik ( good Govermance ) dan Pemerintahan Yang Bersih )
1. Terciptanya Peningkatan Kinerja Pemerintah
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
WDP WDP WTP
Tidak
tnenyalakan
pnndapat
(dbclaimar of
opinion)
WTP WTP WTP WTP
Top Related