i
KATA PENGANTAR
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan
penyakit yang merajalela di Indonesia terutama dimusim hujan.
Penyakit ini ditakuti masyarakat karena dapat menyebabkan
kematian dan penularannya mudah, yakni melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka
pengetahuan masyarakat tentang pencegahan DBD perlu
ditingkatkan. Dengan mengimplementasikan modul dengan
setting strategi pembelajaran kooperatif jigsaw ini diharapkan,
pemahaman dan perilaku masyarakat/pebelajar dalam
pencegahan DBD akan meningkat. Masalah yang dibahas dalam
modul ini meliputi (1) Masalah tentang nyamuk demam berdarah
(Aedes aegypti); (2) Masalah tentang penularan dan pencegahan
penyakit DBD; (3) Masalah tentang infeksi virus dengue.
Mudah-mudahan modul ini membantu masyarakat
khususnya pebelajar peserta unit kesehatan sekolah dalam
memahami penyakit DBD. Komentar dan saran semua pihak
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan modul ini.
Akhir kata, kami mengucapakan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terwujdnya modul ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................. i
DAFATAR ISI .......................................................... ii
MODUL 1 NYAMUK DEMAM BERDARAH ..... 1
Pendahuluan ............................................................... 2
Materi 1.1 Sifat-sifat Aedes aegypti ........................... 3
Materi 2.2 Morfologi Aedes aegypti .......................... 5
Materi 1.3 Larva (Jentik) Aedes aegypti .................... 7
Materi 1.4 Daur Hidup Aedes aegypti........................ 9
Ringkasan
MODUL 2 PENULARAN DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT DBD ..................................................... 18
Pendahuluan ............................................................... 19
Materi 2.1 Penularan Penyakit DBD ......................... 20
Materi 2.2 Membangun Daya Tahan Tubuh .............. 22
Materi 2.3 Pemberantasan Nyamuk Aedes aegypti
Dewasa (Fogging) .................................... 24
Materi 2.4 Pemberantasan Jentik Nyamuk
Aedes aegypti (PSN-DBD) ..................... 26
Ringkasan ................................................................... 30
MODUL 3 IFEKSI VIRUS DENGUE ................... 38
Pendahuluan ............................................................... 39
Materi 3.1 Virus Dengue............................................ 40
Materi 3.2 Perjalanan Infeksi Virus Dengue.............. 42
Materi 3.3 Demam Dengue (DD) .............................. 45
Materi 3.4 Sindrom Syok Dengue (SSD) .................. 47
Ringkasan ................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................... 59
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 1
1. Sifat-sifat Aedes aegypti
2. Morfologi Aedes aegypti
3. Jentik Aedes aegypti
4. Daur hidup Aedes aegypti
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 2
PENDAHULUAN
Aedes Aegypti merupakan vektor virus dengue yang
membahayakan, untuk itu kita perlu mengenal dan
memahaminya lebih mendalam. Sehingga dapat terhindar dari
gigitannya. Modul ini disetting dengan strategi pembelajaran
kooperatif jigsaw, dengan waktu pelaksanaan dua jam pelajaran
(2 x 40 menit).
TUJUAN
Setelah mempelajari dan mendiskusikan secara
kooperatif baik pada diskusi kelompok ahli, kelompok asal
maupun kelas materi dalam modul ini
Pebelajar diharapkan memahami tentang nyamuk demam
berdarah (Aedes aegypti).
Secara khusus pebelajar diharapkan dapat:
1. Mendiskripsikan sifat-sifat nyamuk demam berdarah;
2. Menjelaskan bagian-bagian tubuh nyamuk demam
berdarah dewasa;
3. Membedakan Aedes aegypti dengan nyamuk rumah;
4. Menjelaskan ciri-ciri jentik/larva nyamuk demam
berdarah;
5. Menjelaskan daur hidup nyamuk Aedes aegypti
Garis Besar Modul
1. Sifat-sifat Aedes aegypti;
2. Morfologi Aedes aegypti;
3. Larva/Jentik Aedes aegypti;
4. Daur hidup Aedes aegypti.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 3
Materi 1.1
SIFAT-SIFAT Aedes aegypti
Aedes aegypti merupakan spesies nyamuk yang paling efisien
sebagai vektor (inang perantara) penyebaran virus dengue, nyamuk
tropis dan subtropis, ditemukan di seluruh dunia, terutama di antara
35oLU dan 35oLS. Meskipun Aedes pernah ditemukan sejauh 45oLU,
tetapi itu hanya terjadi pada saat musim panas, dan tidak mampu
bertahan ketika musim dingin datang. Penyebaran nyamuk juga
dipengaruhi ketinggian, biasanya tidak ditemukan di atas ketinggian
1000 meter dari permukaan laut.
Tidak seperti nyamuk malaria yang suka hidup di alam,
nyamuk Aedes tinggal di lingkungan buatan manusia. Tempat
peristirahatannya biasanya di dalam rumah, meskipun juga terdapat di
luar rumah seperti di semak-semak atau tanaman rendah termasuk
rerumputan di halaman, kebun, pekarangan rumah. Di dalam rumah,
nyamuk menyukai tempat yang agak gelap misalnya di balik pakaian
yang tergantung dan berwarna gelap. Rangsangan bau tubuh manusia
maupun hewan dapat dihirup nyamuk dari jarak yang cukup jauh.
Nyamuk dewasa betina mengisap darah manusia pada siang
hari yang dilakukan baik di dalam maupun di luar rumah. Untuk
menjadi kenyang, nyamuk betina memerlukan dua sampai tiga kali
hinggap dan mengisap darah. Nyamuk betina mengisap darah manusia
untuk mematangkan telurnya agar dapat meneruskan keturunannya.
Pengisapan darah dilakukan dari pagi hingga petang dengan dua
puncak waktu yaitu setelah matahari terbit (pukul 09.00 – 10.00) dan
sebelum matahari terbenam (16.00 – 17.00). Selain rakus menghisap
darah, nyamuk betina yang suka tinggal di dalam rumah yang gelap
dan lembab terbangnya hampir tak terdengar. Daya terbang Aedes
kurang lebih 100 meter, tergantung kepada beberapa hal seperti
kecepatan dan arah angin, dan lain-lain (Nadesul, 2007). Berkembang
biak umumnya di tempat teduh yang ada genangan air. Air tempat
nyamuk bertelur umumnya di air jernih yang ada dalam wadah, bukan
pada air kotor ataupun pada air yang langsung bersentuhan dengan
tanah. Airnya pun dalam keadaan tenang tak terusik.
Kelelawar dan burung merupakan
pemangsa alami untuk jenis nyamuk ini. Sedangkan larva atau jentik
nyamuknya biasanya dimangsa oleh burung air, serangga dan ikan.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 4
Pemangsa alami itu mungkin sudah semakin berkurang populasinya
akibat ketidakseimbangan ekologi, maka populasi nyamuk Aedes
meningkat terus. Atau nyamuk sendiri mulai berubah gennya sehingga
kebal terhadap obat anti nyamuk.
Lembar Kegiatan Pebelajar 1.1
A. Tujuan: Mengidentifikasi sifat-sifat Aedes egypti
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang sifat-sifat Aedes aegypti;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Kapan Aedes aegypti menggigit manusia? Mengapa ?
2. Jelaskan perbedaan habitat Aedes aegypti dengan nyamuk
rumah.
3. Mengapa populasi nyamuk Aedes aegypti terus
meningkat?
Materi 1.2
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 5
MORFOLOGI Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika
dibandingkan nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus). Tubuh
berwarna hitam dengan gelang-gelang putih dengan bercak-
bercak putih di sayap dan kakinya. Ukuran nyamuk jantan
umumnya lebih kecil dari betina.
Tubuhnya tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala, dada
dan perut.
Gambar 1. Morfologi Aedes aegypti (Muna, 2009)
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk ,
sepasang antena yang berbulu dimana pada nyamuk jantan
bulunya lebih tebal dari betina, palpus dan belalai.
Dada nyamuk ini tersusun dari 3 ruas, prothorax,
mesothorax, dan metathorax. Di setiap ruas dada ada sepasang
kaki yang terdiri dari femur (paha), tibia (betis), dan tarsus
(tampak). Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap. Di
bagian punggung (dorsal) ada dua garis putih melengkung
vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies
ini.
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas-ruas tersebut
terdapat bintik-bintik putih. Waktu istirahat posisi tubuhnya
sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya (Wibowo,
2008). Lembar Kegiatan Pebelajar 1.2
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 6
A. Tujuan: Mengidentifikasi morfologi Aedes egypti
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang morfologi Aedes aegypti;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan perbedaan morfologi nyamuk demam berdarah
dengan nyamuk rumah ;
2. Jelaskan perbedaan nyamuk demam berdarah jantan
dengan betina
3. Jelaskan bagian-bagian tubuh nyamuk dewasa
Materi 1.3
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 7
LARVA (JENTIK) Aedes aegypti
Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval
memanjang, warna hitam, ukuran 0,5-0,8 mm, permukaan
poligonal, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakkan satu per
satu pada benda-benda yang terapung atau pada dinding bagian
dalam tempat penampungan air (TPA) yang berbatasan langsung
dengan permukaan air. Telur menetas menjadi larva setelah dua
hari terendam air. Telur sangat tahan kekeringan, jika tidak ada
air maka telur akan tahan menunggu air selama enam bulan
(Wibowo, 2008)
Gambar 2. Perkembangan Telur sampai Pupa Aedes aegypti
Larva (jentik) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
gerakannya lincah dan bergerak aktif di dalam air bersih dari
bawah ke permukaan untuk mengambil udara nafas lalu kembali
lagi ke bawah; Memiliki ukuran 0,5 s/d 1 cm; Jika istirahat jentik
terlihat tegak lurus dengan permukaan air. Terdapat empat
tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar.
Perkembangan dari instar satu ke instar empat memerlukan
waktu sekitar lima hari. Setelah mencapai instar keempat, larva
berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman.
Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi
Telur
Instar 1
Instar 2
Instar 3 Instar 4
Pupa
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 8
nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva
yang tumbuh pada lingkungan yang ketersediaan makanan
sangat minim akan menghasilkan nyamuk dewasa yang
cenderung lebih rakus dalam mengisap darah dibandingkan
dengan populasi larva yang tumbuh pada lingkungan yang kaya
akan nutrisi. Pupa bentuk tubuhnya
bengkok, dengan bagian kepala-dada (cephalotorax) lebih besar
bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak
seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada
terdapat alat bernafas seperti terompet.
Lembar Kegiatan Pebelajar 1.3
A. Tujuan: Mengidentifikasi larva (jentik) Aedes egypti
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang larva (jentik) Aedes aegypti;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 9
1. Jelaskan ciri-ciri jentik nyamuk demam berdarah
dengue!
2. Gambar 4 tahapan perkembagan jentik!
3. Apakah kondisi jentik saat berkembang berpengaruh
terhadap perilaku nyamuk sesudah dewasa?
Materi 1.4
DAUR HIDUP Aedes aegypti
1. Nyamuk betina meletakkan telur di tempat perkembang-
biakannya.
2. Di dalam air dengan suhu 200 C - 400C, dalam waktu 1 - 2
hari telur menetas menjadi jentik, 4 - 9 hari kemudian
berkembang menjadi kepompong dan 2 - 3 hari berikutnya
menjadi nyamuk dewasa (perkembangbiakan dari telur –
jentik – kepompong – nyamuk membutuhkan waktu kurang
lebih 7 - 14 hari) (Wibowo, 2008).
Gambar 3. Daur Hidup Aedes aegypti
Pupa
Larva
Telur
Nyamuk Dewasa
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 10
3. Dalam waktu 1 - 2 hari nyamuk yang baru menetas ini (yang
betina) akan menggigit (mengisap darah) manusia dan siap
untuk melakukan perkawinan dengan nyamuk jantan.
4. Setelah mengisap darah, nyamuk betina beristirahat sambil
menunggu proses pematangan telurnya.
5. Siklus mengisap darah dan bertelur ini berulang setiap 3 - 4
hari.
6. Umur nyamuk betina mencapai 2 - 3 bulan.
Lembar Kegiatan Pebelajar 1.4
A. Tujuan: Mengidentifikasi daur hidup Aedes egypti
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang daur hidup Aedes aegypti;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan daur hidup nyamuk demam berdarah dengue!
2. Jelaskan kaitan antara proses mengisap darah Aedes
aegypti betina dengan daur hidupnya?
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 11
RINGKASAN
Nyamuk demam berdarah sebagai vektor penyebaran
virus dengue suka tinggal di lingkungan buatan manusia
misalnya pada tempat gelap dalam rumah, tumpukan baju
maupun tinggal di lingkungan luar seperti semak-semak, kebun,
pekarangan rumah. Berkembangbiak umumnya pada genangan
air jernih bukan air kotor. Nyamuk dewasa betina manghisap
darah manusia mulai pagi hingga petang dengan dua puncak
yaitu setelah matahari terbit dan setelah matahari terbenam.
Aedes aegypti biasanya ditemukan pada daerah tropis maupun
subtropis dan ditemukan di seluruh dunia. Tidak ditemukan pada
ketinggian lebih dari 1000 meter. Pemangsa alami Nyamuk ini
adalah kelelawar dan burung. Serta jentik nyamuknya dimangsa
oleh burung air, serangga dan ikan. Ukuran nyamuk ini
lebih kecil dibandingkan nyamuk rumah biasa dengan tubuh
berwarna hitam berisi gelang-gelang putih serta bercak putih di
sayap dan kakinya. Ciri utama yang membedakannya adalah 2
garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan ditemukan
pada bagian punggungnya. Serta pada antena terdapat rambut
yang lebih lebat. Telur nyamuk akan
menetas selama 2 hari jika terendam air dan selama 6 bulan jika
tidak terendam air. Ciri dari jentik nyamuk ini adalah gerakan
yang lincah bergerak aktif, sering muncul kepermukaan untuk
mengambil udara dan bila istirahat terlihat tegak lurus dengan
permukaan air. Terdapat 4 tahapan perkembangan larva disebut
instar, perkembangan dari instar ke instar lain sampai
kepompong memerlukan waktu 4 - 9 hari. Dan memasuki masa
dorman jika telah menjadi pupa. Metamorfosis
sempurna dari nyamuk ini yaitu dimulai dari telur-larva/jentik-
kepmpong/pupa-nyamuk dewasa dan memerlukan waktu 7-14
hari untuk mengalami metamorfosis itu.
Lembar Diskusi Kelompok “Ahli”
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 12
Materi Hasil Diskusi
Lembar Diskusi Kelompok Asal
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 13
Materi Hasil Diskusi
1.1
1.2
1.3
1.4
PENGUJIAN DIRI (SELF-TEST)
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 14
A. Cocokkanlah istilah pada kolom I dengan uraian yang
sesuai pada kolom II
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1. Nyamuk demam berdarah betina menghisap darah manusia
untuk....
A. mempertahankan hidupnya
B. makanan pokok
C. mematangkan telurnya
D. pertumbuhan
E. menghasilkan telur
Kolom I Kolom II
___1. Vektor A. Tahapan dalam perkembangan
jentik
___2. Instar B. Jenis nyamuk yang dapat
membawa virus dengue
penyebab penyakit demam
berdarah
___3. Aedes aegypti C. Siklus hidup Aedes aegypti
___4. Berulang
setiap 3 – 4
hari
D. Siklus mengisap darah dan
bertelur Aedes aegypti
___5. Antena E. Belalai nyamuk demam berdarah
F. Organisme yang berperan sebagai
inang perantara dari sebuah parasit
G. Dapat dipakai sebagai salah satu
pembeda nyamuk demam berdarah
jantan dan betina
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 15
2. Pengisapan darah dilakukan dari pagi hingga petang dengan
dua puncak waktu yaitu:
A. pukul 09.00 – 10.00 dan pukul 16.00 – 17.00
B. pukul 08.00 - 09.00 dan pukul 16.00 – 17.00
C. pukul 08.00 - 10.00 dan pukul 15.00 – 17.00
D. pukul 08.00 - 10.00 dan pukul 16.00 – 18.00
E. pukul 08.00 - 10.00 dan pukul 14.00 – 16.00
3. Nyamuk Aedes Aegypti ditemukan pada daerah dengan
lintang....
A. 350 LU dan 350 LS
B. 350 BT dan 350 LU
C. 350 LS dan 350 BT
D. 350 BT dan 350 BB
E. 320 LU dan 320 LS
4. Pemangsa alami nyamuk Aedes aegypti adalah....
A. burung air
B. serangga air
C. kelelawar
D. ikan
E. laba-laba
5. Ciri khusus dari nyamuk Aedes aegypti adalah....
A. ukuran tubuhnya lebih besar dari pada spesies lain
B. warna tubuh dengan gelang-gelang putih
C. pada bagian dorsal terdapat 2 garis melengkung vertikal
pada kiri dan kanan
D. saat diam posisi bagian perut nyamuk terangkat
E. menghisap darah manusia pada siang hingga malam hari
6. Telur nyamuk Aedes aegypti bertahan dalam lingkungan yang
kering selama....
A. 120 hari
B. 180 hari
C. 160 hari
D. 140 hari
E. 150 hari
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 16
7. Larva Aedes aegypti sewaktu-waku muncul ke permukaan air
untuk....
A. beristirahat
B. membentuk pupa
C. mengambil udara
D. menghembuskan nafas
E. menyesuaikan diri
8. Posisi tubuh jentik nyamuk Aedes aegypti pada saat istirahat
adalah ....
A. Mendatar
B. Miring
C. vertikal
D. terlentang
E. horizontal
9. Waktu yang diperlukan nyamuk demam berdarah mengalami
metamorfosis dari telur hingga dewasa adalah....
A. 7- 9 hari
B. 7-14 hari
C. 8-10 hari
D. 5-8 hari
E. 6-10 hari
10. Urutan metamorfosis nyamuk Aedes aegypti yang benar
adalah....
A. telur-larva-jentik-kepompong
B. telur-jentik-larva-pupa-nyamuk
C. telur-larva-pupa-kepompong-nyamuk
D. telur-jentik-pupa-nyamuk
E. telur-larva-nyamuk-kepompong
UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang
ada di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi tentang nyamuk demam
berdarah (Aedes aegypti).
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 17
Rumus =jumlah jawaban yang benar
jumlah soal x 100%
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
a. 90% - 100% = baik sekali
b. 80% - 89% = baik
c. 70% - 79% = cukup
d. < 70% = kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
berarti anda menguasai materi tersebut. Tetapi kalau kurang dari
80%, anda harus mengulangi materi modul ini, terutama bagian-
bagian yang belum anda kuasai.
KUNCI JAWABAN
A. MENCOCOKKAN
No. Jawaban
1 F
2 A
3 B
4 D
5 G
B. PILIHAN GANDA
No. Jawaban
1 C
2 B
3 A
4 C
5 C
6 B
7 C
8 C
9 B
10 D
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 18
1. Penularan Penyakit DBD;
2. Membangun Daya Tahan Tubuh;
3. Pemberantasan Nyamuk Aedes aegypti Dewasa (Fogging);
4. Pemberantasan Jentik Nyamuk Aedes aegypti (PSN-DBD).
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 19
PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu
penyakit yang membahayakan kehidupan manusia. Untuk itu
perlu dicegah biar kita tidak sampai tertular. Modul ini disetting
dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw, dengan waktu
Pelaksanaan dua jam pelajaran (2 x 40 menit).
TUJUAN
Setelah membaca dan mendiskusikan materi modul ini
secara kooperatif baik pada diskusi kelompok ahli, kelompok
asal maupun dalam diskusi kelas. Pebelajar diharapkan
memahami tentang cara penularan dan pencegahan penyakit
DBD.
Akhir kegiatan pembelajaran pebelajar diharapkan dapat:
1. Menjelaskan cara penularan penyakit DBD.
2. Menjelaskan manfaat menjaga kondisi tubuh tetap bugar
pada saat wabah penyakit DBD.
3. Memberi argumentasi mengapa fogging dilakukan.
4. Memberi argumentasi mengapa PSN-DBD lebih penting
dari fogging.
Gais Besar Modul
1. Penularan Penyakit DBD;
2. Membangun Daya Tahan
Tubuh;
3. Pemberantasan Nyamuk Aedes
aegypti Dewasa (Fogging);
4. Pemberantasan Jentik Nyamuk
Aedes aegypti (PSN-DBD).
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 20
Materi 2.1
PENULARAN PENYAKIT DBD
Orang yang terinfeksi virus dengue di dalam darahnya
akan terdapat virus dengue. Keberadaan virus dengue dalam
darah disebut viremia. Periode viremia berlangsung selama
kurang lebih 4 - 7 hari.
Pada masa viremia ini, jika seekor nyamuk betina yang
belum terinfeksi virus dengue menggigit orang tersebut dan
menghisap darahnya, berbagai komponen yang berada dalam
darah ikut terhisap, termasuk virus dengue. Kemudian virus
dengue berkembang biak di dalam tubuh nyamuk dan menyebar
ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk ke kelenjar ludahnya. Waktu
yang diperlukan untuk berkembang dalam tubuh nyamuk sampai
siap ditransmisikan kepada orang lain kurang lebih 7 hari.
Gambar 4. Penularan Penyakit DBD
Jika nyamuk ini menggigit orang lain, maka virus dengue
akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke tubuh orang
tersebut. Dalam waktu kurang dari tujuh hari orang tersebut dapat
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 21
menderita penyakit demam berdarah dengue.
Virus memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan akan
berada dalam darah selama 4 - 7 hari (viremia). Orang yang
kemasukan virus dengue tidak semuanya akan sakit demam
berdarah dengue. Ada yang demam ringan yag akan sembuh
dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa
gejala sakit. Tetapi semuanya merupakan pembawa virus dengue
selama 4 - 7 hari sehingga dapat menularkan kepada orang lain
di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya (Depkes,
2005).
Lembar Kegiatan Pebelajar 2.1
A. Tujuan: Mengidentifikasi penularan penyakit demam
berdarah
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang penularan penyakit demam
berdarah;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 22
D. Bahan Diskusi:
1. Apa yang terjadi pada periode viremia?
2. Berdasarkan Gambar 4 kapan sebaiknya fogging
dilakukan?
3. Jelaskan proses penularan penyakit DBD!
Materi 2.2
MEMBANGUN DAYA TAHAN TUBUH
Jika kita mampu menjaga kondisi badan tetap bugar, kecil
kemungkinannya kita terkena demam berdarah. Tubuh memiliki
daya tahan cukup kuat dari infeksi, baik yang disebabkan oleh
bakteri, parasit, atau virus seperti penyakit DBD.
Oleh karena itu,
kita perlu meningkatkan daya tahan tubuh terutama pada musim
penghujan atau pancaroba. Pada masa itu terjadi perubahan cuaca
yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
aneka kuman penyakit, termasuk virus dengue peneyebab DBD.
Biasanya, penyakit demam berdarah muncul pada awal dan akhir
musim penghujan. Hal ini dikarenakan kesempatan jentik
nyamuk tumbuh lebih banyak.
Menjaga daya tahan tubuh relatif mudah yaitu:
istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan bergizi. Jika
khawatir asupan gizinya tidak cukup tambahkan makanan
suplemen yang berisi aneka vitamin yang dibutuhkan tubuh.
Namun, Sebaiknya zat gizi yang dibutuhkan terpenuhi dari
makanan yang kita makan.
Pada musim pancaroba, kita perlu
mempertahankan asupan vitamin C. Vitamin ini sangat
menunjang daya tahan tubuh seseorang. Vitamin C bisa diperoleh
dengan makan sejumlah buah-buahan. Banyak yang berpendapat
bahwa jambu biji merah dapat membantu penyembuhan penyakit
DBD. Selain itu, sebaiknya lindungi diri dari kontak
langsung dengan nyamuk. Misalnya, pasang kelambu pada saat
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 23
tidur siang atau menggunakan lotion anti nyamuk. Sebaiknya,
cara ini pun digunakan untuk penderita yang ada di rumah sakit.
Kita juga dapat menghindari gigitan nyamuk dengan selalu
menggunakan baju yang lebih tertutup. Hal ini dilakukan
terutama jika hendak berkunjung ke dareah rawan demam
berdarah, termasuk rumah sakit (satari, 2008).
Lembar Kegiatan Pebelajar 2.2
A. Tujuan: Mengidentifikasi cara membangun daya tahan tubuh
dan mencegah kontak langsung dengan nyamuk
demam berdarah
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang membangun daya tahan tubuh;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan mengapa kita perlu meningkatkan daya
tahan tubuh di musim penghujan?
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 24
2. Apa yang harus dilakukan supaya daya tahan tubuh
meningkat?
3. Bagaimana caranya melindungi diri dari kontak
langsung dengan nyamuk?
Materi 2.3
PEMBERANTASAN Aedes aegypti DEWASA (FOGGING)
Pemberantasan nyamuk dewasa dapat dilakukan dengan
penyemprotan atau lebih tepatnya pengasapan (fogging). Yang
disemprotkan sesungguhnya partikel obat yang menimbulkan
asap. Dengan penyemprotan seharusnya semua nyamuk dewasa
mati. Sebab partikel asap bisa menyusup sampai ke sela semak-
semak dan sudut-sudut rumah. Dengan catatan cara
penyemprotannya benar, dosis obat semprotnya tepat, pintu
rumah dibuka, dan jendela tetap tertutup rapat agar asap tidak
langsung keluar lagi. Penyemprotan tidak membunuh jentik
nyamuknya
Penyemprotan perlu dilakukan di dalam maupun di luar
(halaman) rumah. Hal ini mengingat kebiasaan nyamuk hinggap
pada benda-benda yang tergantung di dalam atau di luar rumah
atau tumbuh-tumbuhan. Penyemprotan harus dilakukan
bersamaan dan berulang–ulang, karena tiap hari ada nyamuk
yang menetas.
Penyemprotan bisa membahayakan kalau tidak dilakukan
dengan hati-hati. Oleh karena itu, takaran insektisida yang
dipakai harus diukur dengan cermat, dan tidak sampai
berlebihan. Obat semprot yang digunakan sebaiknya dipilih yang
tidak punya efek residu sehingga memperkecil terjadinya
keracunan jangka panjang. untuk menghindari keracunan saluran
pernapasan, selama proses penyemprotan, penghuni rumah
dianjurkan tidak berada di dalam rumah. Makanan ditutup rapat
agar tidak tercemar partikel-partikel racun serangga. Sebelum
penyemprotan dilakukan, semua hewan piaraan sebaiknya
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 25
disingkirkan. Termasuk menutup semua wadah air minum dan
perlengkapan dapur karena membahayakan.
Gambar 5. Fogging
Efek pengasapan tidak berlangsung lama, sebab efek
residualnya kecil. Umur efektif obat terbatas beberapa minggu
saja.
Untuk keperluan membunuh nyamuk di dalam ruangan
rumah, cukup dengan cara menyemprot nyamuk dengan obat
nyamuk yang biasa dipergunakan sehari-hari.
Lembar Kegiatan Pebelajar 2.3
A. Tujuan: Mengidentifikasi cara pemberantasan nyamuk
demam berdarah dewasa
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 26
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang cara pemberantasan nyamuk
demam berdarah dewasa;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan cara fogging yang baik dan benar?
2. Apa dampak fogging yang dilakukan secara ceroboh
dan kurang berhati-hati?
Materi 2.4
PEMBERANTASAN JENTIK Aedes aegypti (PSN-DBD)
Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang
dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN-DBD) dilakukan dengan cara berikut ini.
1. Fisik. Cara ini dikenal dengan kegiatan "3 M" (menguras,
menutup, mengubur) yaitu menguras bak mandi, bak WC,
vas bunga, tempat minum burung, menutup tempat
penampungan air seperti tempayan, drum, serta mengubur
atau menyingkirkan barang-barang bekas seperti kaleng
bekas, ban bekas, dan lain-lain. Pengurasan tempat
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 27
panampungan air dilakukan secara teratur sekurang-
kurangnya seminggu sekali sebab daur hidup nyamuk 7 - 10
hari.
Gambar 6. Menguras
Gambar 7. Menutup
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 28
Gambar 8. Mengubur
Saat ini gerakan “3M” ini telah diperluas menjadi “3M
Plus” dengan menambahkan beberapa aktivitas berikut:
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau
tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali;
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar;
c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau
pohon;
d. Memasang kawat kasa;
e. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam
kamar;
f. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruangan yang
memadai;
g. Menggunakan kelambu.
2. Biologi. Pengendalian biologis antara lain dengan
menggunakan ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan
gupi, ikan adu) dan bakteri (Bt. H-14).
3. Kimiawi. Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan
menggunakan racun pembasmi jentik (larvasida) ini dikenal
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 29
dengan istilah abatisasi. Larvasida yang biasa digunakan
adalah temphos. Formulasi temphos yang digunakan adalah
bentuk pasiran (sand granules). Dosis yang digunakan 1 ppm
atau 10 gram untuk setiap 100 liter air. Abatisasi dengan
temphos ini mempunyai efek residu 3 bulan. Racun pembasmi
racun ini aman meskipun digunakan di tempat penampungan
air yang airnya jernih dan dimanfaatkan untuk mencuci dan
minum sehari-hari. Selain dapat juga digunakan racun
pembasmi jentik yang lain seperti altosd golongan insect
growth regulator (Depkes, 2005).
Lembar Kegiatan Pebelajar 2.4
A. Tujuan: Mengidentifikasi cara pemberantasan jentik (larva)
nyamuk demam berdarah
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang cara pemberantasan Jentik (larva)
nyamuk demam berdarah;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 30
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan bagaimana cara melaksanakan pemberantasan
sarang nyamuk demam berdarah?
2. Bandingkan mana yang lebih penting fogging atau PSN-
DBD?
3. Apa yang dimaksud dengan gerakan "3M plus"?
RINGKASAN
Keberadaan virus dengue di dalam darah disebut viremia,
periodenya berlangsung 4-7 hari. Jika pada masa viremia ada
nyamuk yang menghisap darahnya maka nyamuk akan terinfeksi
virus dan virus akan berkembang dalam tubuh nyamuk termasuk
ke kelenjar ludah nyamuk. Waktu yang diperlukan untuk
menularkannya ke orang lain lagi yaitu kurang lebih 7 hari. Virus
dalam tubuh manusia berkembang selama 4-7 hari. Orang yang
terinfeksi tidak semuanya mengalami DBD, ada yang demam
ringan bahkan ada yang tanpa gejala sakit . Tetapi semuanya
pembawa virus dengue. Pada saat musim
penghujan kesempatan jentik nyamuk untuk tumbuh lebih
banyak . Untuk mengantisipasi agar tidak tertular DBD kita harus
menjaga daya tahan tubuh caranya dengan istirahat yang cukup,
mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin terutama vitamin C.
Selain itu hindari kontak langsung dengan nyamuk misalnya
memasang kelambu saat tidur, memakai lotion anti nyamuk atau
menggunakan baju yang lebih tertutup.
Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan
dengan pengasapan (fogging). Jika cara penyemprotan benar,
dosis obat tepat, pintu rumah dibuka, dan jendela tetap tertutup
semua nyamuk dewasa akan mati. Kelemahan dari pengasapan
yaitu tidak dapat membunuh jentik nyamuk dan pengasapan
dilakukan harus berulang-ulang karena tiap hari nyamuk terus
menetas. Penyemprotan hendaknya dilakukan di dalam maupun
di luar rumah. Obat yang disemprotkan sebaiknya dipilih tidak
memiliki efek residu dalam jangka panjang. Untuk memperkecil
terjadinya keracunan pernafasan pada saat penyemprotan
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 31
penghuni rumah dianjurkan berda di luar rumah, menutup
makanan agar tidak terkontaminasi, dan menyingkirkan hewan
piaraan.
Pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti dilakukan
dengan 3 cara yaitu: (1) fisik, cara ini dikenal dengan 3 M
(menguras, menutup, mengubur) barang-barang yang dapat
menampung air. Kemudian gerakan 3 M diperluas menjadi 3 M
Plus dengan menambahkan aktivitas: mengganti tempat air
seminggu sekali, Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar, menutup lubang-lubang yang tergenang air, menghindari
kebiasaan menggntung pakaian, mengupayakan pencahayaan
dan ventilasi ruangan dan menggunakan kelambu. (2) biologi,
yaitu cara mengendalikan nyamuk dengan menggunakan musuh
alami seperti, ikan pemakan jentik, serangga, dan bakteri. (3)
kimiawi, cara pemberantas jentik nyamuk dengan menggunakan
racun pembasmi jentik (larvasida) diistilahkan abatisasi.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 32
Lembar Diskusi Kelompok “Ahli”
Materi Hasil Diskusi
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 33
Lembar Diskusi Kelompok Asal
Materi Hasil Diskusi
1.1
1.2
1.3
1.4
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 34
PENGUJIAN DIRI (SELF-TEST)
A. Cocokkanlah istilah pada kolom I dengan uraian yang
sesuai pada kolom II
Kolom I Kolom II
___1. Viremia A. Pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengan cara
menguras, mengubur, dan
menanam
___2. Fogging B. Pemberantasan jentik Aedes
aegypti dengan menggunakan
larvasida
___3. Pengendalian
Biologis
C. Pemberantasan jentik Aedes
aegypti dengan cara pengasapan
___4. PSN-DBD D. Pemberantasan nyamuk dewasa
dengan cara pengasapan
___5. Abatisasi E. Keberadaan virus dengue dalam
darah
F. Pemberantasan sarang nyamuk
demam berdarah dengan cara
menguras, mengubur, dan menutup
G. Pemberantasan sarang nyamuk
dengan cara pengasapan
H. Pemberantasan jentik Aedes
aegypti dengan menggunakan ikan
pemakan jentik dan bakteri
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat
1. Waktu yang diperlukan virus untuk berkembang dalam tubuh
nyamuk sampai siap ditransmisi ke tubuh manusia adalah....
A. 6 hari C. 5 hari
B. 7 hari D. 4 hari
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 35
C. 8 hari
2. Virus siap ditranmisikan ke dalam tubuh manusia jika virus
telah berkembang dan berada di dalam tubuh nyamuk pada
bagian....
A. kelenjar ludah
B. palpus
C. usus
D. mulut
E. lambung
3. Penyemprotan harus dilakukan berulang-ulang sebab....
A. nyamuk terus bertambah
B. nyamuk memerlukan waktu lama untuk mati
C. nyamuk suka bersarang pada tempat tersembunyi
D. telur nyamuk tiap hari terus ada yang menetas
E. nyamuk berpindah-pindah tempat
4. Cara menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit
DBD....
A. istirahat pada waktunya
B. mengkonsumsi aneka jenis vitamin
C. istirahat cukup dan mengkonsumsi vitamin
D. membrantas sarang nyamuk
E. memakai obat nyamuk
5. Mengkonsumsi jambu biji merah dapat mencegah penyakit
DBD sebab jambu merah banyak mengandung vitamin....
A. A D. D
B. C E. E
C. B
6. Cara mencegah kontak langsung dengan nyamuk Aedes
aegypti adalah....
A. memakai kelambu saat tidur
B. memakai jaket saat pagi hari
C. membakar obat nyamuk terus menerus
D. menggunakan selimut saat tidur
E. hati-hati berkunjung ke daerah rawan penyakit DBD
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 36
7. Manakah kelemahan dari pemberantasan nyamuk dengan cara
pengasapan?
A. menimbulkan bau yang menyengat
B. membuat mata perih
C. menyebabkan gangguan pernafasan
D. jentik-jentik nyamuk tidak ikut mati
E. memerlukan biaya yang besar
8. Penyakit DBD mewabah pada musim....
A. kemarau D. dingin
B. hujan E. semi
C. kering
9. Pada penyemprotan, obat nyamuk yang paling aman
digunakan adalah obat yang....
A. berbau harum
B. tidak punya efek residu
C. awet digunakan
D. efektifitasnya tak terbatas
E. tidak kedaluarsa
10. Pada saat penyemprotan, apa yang harus dilakukan oleh
penghuni rumah?
A. Terus berada di dalam rumah sampai penyemprotan
selesai
B. Membuka jendela dan pintu untuk mengusir nyamuk
C. Wadah air dibiarkan terbuka agar jentik nyamuk mati
D. Makanan ditutup rapat agar tidak tercemar partikel racun
serangga
E. Hewan piaraan dibiarkan dalam kandang untuk
membunuh bibit penyakit
UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang
ada di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi tentang penularan dan
pencegahan penyakit DBD.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 37
Rumus =jumlah jawaban yang benar
jumlah soal x 100%
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
a. 90% - 100% = baik sekali
b. 80% - 89% = baik
c. 70% - 79% = cukup
d. < 70% = kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
berarti anda menguasai materi tersebut. Tetapi kalau kurang dari
80%, anda harus mengulangi materi modul ini, terutama bagian-
bagian yang belum anda kuasai.
KUNCI JAWABAN
A. MENCOCOKKAN
No. Jawaban
1 F
2 A
3 B
4 D
5 G
B. PILIHAN GANDA
No. Jawaban
1 C
2 B
3 A
4 C
5 C
6 B
7 C
8 C
9 B
10 D
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 38
Virus Dengue;
Perjalanan Infeksi Virus Dengue;
Demam Dengue (DD);
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom
Syok Dengue SSD).
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 39
PENDAHULUAN
Jika tubuh terinfeksi virus dengue pada hari ke tiga tubuh
akan terserang demam. Jika daya tahan tubuh tidak kuat melawan
virus dengue akan terjadi kebocoran plasma darah. Keadaan
seperti ini bisa berakibat fatal. Untuk itu kita perlu mendapat
informasi tentang DBD. Modul ini disetting dengan strategi
pembelajaran kooperatif jigsaw, dengan waktu Pelaksanaan dua
jam pelajaran (2x 40 menit)
TUJUAN
Setealah membaca dan mendiskusikan materi modul ini
secara kooperatif baik pada diskusi kelompok ahli, kelompok
asal maupun dalam diskusi kelas Pebelajar diharapkan
memahami dampak dari infeksi virus dengue bagi kesehatan
tubuh manusia.
Akhir kegiatan pembelajaran pebelajar diharapkan dapat:
1. Menggambar sketsa virion virus dengue
2. Menjelaskan perjalanan infeksi virus dengue di dalam
tubuh manusia
3. Membedakan demam dengue dengan demam biasa
4. Membedakan antara demam dengue dengan demam
berdarah dengue dan sindrom syok dengue
Garis Besar Modul
1. Virus Dengue;
2. Perjalanan Infeksi Virus Dengue;
3. Demam Dengue (DD);
4. Demam Berdarah Dengue (DBD)
dan Syok Sindrom Dengue (SSD).
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 40
Materi 3.1
VIRUS DENGUE
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
infeksi yang dapat berakibat fatal. Dalam waktu relatif singkat,
penyakit ini dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak
ditangani secepatnya.
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue
dari famili flaviviridae dan genus flavivirus. Virus ini
mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan virus dengue
tipe 1 (DEN-1), virus dengue tipe 2 (DEN-2), virus dengue tipe
3 (DEN-3) dan virus dengue tipe 4 (DEN-4). Keempat serotipe
ini menimbulkan gejala yang berbeda jika menyerang manusia.
Serotipe yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus
dengue DEN-1 dan DEN-3, tetapi serotipe yang menyebabkan
infeksi paling berat di Indonesia, yaitu DEN-3.
Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak
manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab
demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk,
sehingga penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod
borne diseases (Djunaedi, 2006).
Gambar 9. Struktur Molekuler Virus Dengue (Info, 2009)
Virion virus dengue terdiri dari suatu single-stranded
RNA genome yang dikelilingi oleh nucleocapsid yang dibungkus
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 41
oleh lipid envelope yang mengandung protein E
(envelopeprotein) dan protein M (membrane-associated protein)
Dengan menggunakan mikroskop elektron, virion virus
dengue nampak sebagai partikel spherical berdiameter kurang
lebih 30 nm dengan partikel-partikel kecil berdiameter 7 nm pada
permukaannya (Djunaedi, 2006).
Gambar 10 ”Sketsa” Vrion Virus Dengue (Djunedi, 2006)
Lembar Kegiatan Pebelajar 3.1
A. Tujuan: Mengidentifikasi morfologi virus dengue.
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis.
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar;
2. Bacalah materi tentang morfologi virus dengue;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi/pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama) untuk
mendiskusikan materi dan jawaban bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
C : capsid
M : membrane
E : envelope
RNA : ribonucleid acid
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 42
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan macam-macam serotipe virus dengue dan
serotipe mana yang paling banyak berkembang di
masyarakat.
2. Mengapa penyakit yang ditimbulkan virus dengue
tergolong dalam kelompok arthropod borne diseases?
Materi 3.2
PERJALANAN INFEKSI VIRUS DENGUE
Gambar 11. Perjalanan Infeksi Virus Dengue (Nadesul, 2007)
Keterangan gambar:
(1) Nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue
menggigit manusia. (2) Virus berkembang biak pada jaringan
dekat titik inokulasi atau kelenjar getah bening. (3) Virus keluar
dari jaringan ini dan menyebar melalui darah untuk menginfeksi
sel-sel darah putih. (4) Virus keluar dari sel darah putih dan
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 43
bersirkulasi di darah. (5) Nyamuk lain menggigit dan tertular. (6)
Virus berkembang di perut nyamuk. (7) Virus berkembang di
kelenjar ludah. (8) Sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang
terinfeksi. (9) Jika sel yang terinfeksi sedikit, demam
berlangsung enam sampai tujuh hari. (10) Jika sel yang terinfeksi
banyak, demam akan lebih parah dan pendarahan lebih banyak
(Nadesul, 2007).
Dengan masuknya virus dengue, di dalam tubuh
berlangsung reaksi hebat. Reaksi itu sedemikian rupa sehingga
pipa pembuluh darah di seluruh tubuh mengalami kebocoran.
Plasma darah merembes keluar dari pipa pembuluhnya, terutama
pipa yang berukuran kecil.
Selain kerusakan pipa pembuluh darah, sumsum tulang
juga ikut rusak. Padahal sumsum tulang merupakan pabrik
pembuat segala jenis sel darah. Produksi sel darah menurun.
Termasuk sel darah merah, sel darah putih dan sel pembeku
darah (trombosit).
Bukan hanya itu, reaksi di dalam tubuh akibat masuknya
virus dengue selain sel trombositnya berkurang, juga
menurunkan zat pembeku darah. Padahal dibutuhkan lebih
banyak sel trombosit buat menambal dinding pipa pembuluh
darah yang bocor.
Semakin banyak pipa pembuluh darah yang bocor
semakin menyusut persediaan trombosit. Sedangkan
produksinya sendiri sudah menurun. Itu sebabnya kenapa pada
kasus DBD selain trombosit, haemoglobin dan sel darah putih
terus menurun sedangkan Hct (hematokrit) meningkat. Nilai Hct
yang meninggi menunjukan tingkat pengentalan darah yang
sudah terjadi akibat merembesnya plasma darah keluar dari
pembuluhnya (hemokonsentrasi).
Plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh
darah, dapat menumpuk di jaringan luar sel, rongga-rongga
serosa seperti rongga paru-paru, rongga hati, rongga peritoneum,
rongga pericardium dan lain-lain. Hal ini menimbulkan berbagai
gejala seperti sesak nafas, bengkak sendi, perut membesar serta
terganggunya fungsi jantung dan paru-paru.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 44
Lembar Kegiatan Pebelajar 3.2
A. Tujuan: Mengidentifikasi perjalanan infeksi virus dengue
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar
2. Bacalah materi tentang perjalanan infeksi virus dengue;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi /pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama, bertemu dalam
kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi dan jawaban
bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan apa yang terjadi kalau manusia digigit nyamuk
yang terinfeksi virus dengue?
2. Apa dampak dari masuknya virus dengue ke dalam tubuh
manusia?
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 45
Materi 3.3
DEMAM DENGUE (DD)
Tubuh yang untuk pertama kali dimasuki virus dengue,
akan terserang penyakit ”demam dengue”. Di Indonesia demam
dengue dikenal sebagai ”demam lima hari”. Dokter Inggris
menjulukinya sadle back fever atau ”demam pelana kuda”.
Dijuluki demam pelana kuda oleh karena demam dengue
memang bersifat khas, yakni tiga hari pertama demam tinggi (39
- 400C), kemudian demam mereda pada hari keempat, lalu
demam bangkit kembali setelah hari kelima. Jadi kalau grafik
demam dengue digambar, kurvanya menyerupai pelana kuda
Gambar 12. Kurva Suhu Demam Dengue (Hadinegoro, 2009)
Bukan hanya demam, bersamaan demam kali pertama,
muncul juga ruam merah pada wajah dan dada yang segera
menghilang, sehingga sering terluput untuk diketahui. Pasien
lesu, nyeri kepala, nyeri pegal linu sekujur tubuh, khususnya
Time of
defervescence
Klinis perbaikan
Nafsu makan baik
Temperatur
Hari Sakit
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 46
punggung dan persendian. Ruam merah pada kulit muncul
kembali pada saat demam meninggi untuk kali kedua. Ruam
merah awalnya muncul di kulit dada, yang kemudian menjalar ke
anggota gerak, disusul dengan bintik-bintik kemerahan kulit,
mirip bekas gigitan nyamuk. Setelah suhu tubuh mereda,
biasanya menyisakan bercak kehitaman di punggung kaki atau
tangan.
Jika pada kenaikan suhu kali kedua ini darah diperiksa,
hitung sel darah putih (leukosit) turun, sedang jumlah trombositt,
sel pembeku darah, masih normal. Berbeda dengan pada infeksi
umumnya, sel darah putih akan meningkat, pada serangan virus
dengue, leukosit justru menurun. Ini terjadi karena sumsum
tulang sebagai pabrik pembuat sel darah ditekan oleh reaksi imun
akibat masuknya virus dengue. Yang agak khas, selain gambaran
demamnya, serangan virus dengue untuk pertama kali,
memunculkan keluhan nyeri bila dilakukan penekanan pada
bagian bawah ulu hati.
Bukan kejadian jarang, kasus ”demam dengue” bersifat
tidak khas. Jenis demam yang tak jelas seperti ini, sering
dikelompokan ke dalam kasus ”demam yang tak
terdiferensiasikan”. Namun, kita masih bisa tahu kalau itu
”demam dengue” jika pada saat itu dilakukan pemerikasaan
darah. Zat kekebalan imunoglobulin (Ig) jenis IgM positif dan
pemeriksaan NS-1 antigen positi fpada hari 1 - 3 demam.
Lembar Kegiatan Pebelajar 3.3
A. Tujuan: Mengidentifikasi proses terjadinya demam dengue
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar
2. Bacalah materi tentang demam dengue;
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 47
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi /pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama, bertemu dalam
kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi dan jawaban
bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Jelaskan perbedaan demam dengue dengan demam biasa!
2. Selain demam, apa ciri-ciri lain dari demam dengue?
3. Jika pada kenaikan suhu kali kedua (pada hari ketujuh)
darah penderita diperiksa apa yang terjadi?
Materi 3.4
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN SIDROM
SYOK DENGUE (SSD)
Sebelum seseorang terkena DBD, di dalam tubuhnya
telah ada satu jenis serotipe virus dengue (serangan pertama kali).
Biasanya serangan pertama kali menimbulkan demam dengue .
Ia akan kebal seumur hidup terhadap serotipe yang menyerang
pertama kali itu. Namun, hanya akan kebal maksimal 6 bulan - 5
tahun terhadap serotipe virus dengue lain. Misalnya, seseorang
terinfeksi DEN-1. Ia akan kebal seumur hidup terhadap serotipe
itu dan hanya maksimal 6 bulan - 5 tahun kebal terhadap DEN-2,
DEN3, dan DEN-4. Serangan virus dengue kedua kali inilah yang
mengakibatkan demam berdarah dengue.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 48
Masa inkubasi DBD dimulai dari gigitan sampai timbul
gejala, berlangsung selama dua minggu. Darah penderita sudah
mengandung virus, yaitu sekitar 1 - 2 hari sebelum terserang
demam. Virus tersebut berada dalam darah selama 5 - 8 hari. Jika
daya tahan tubuh tidak cukup kuat melawan virus dengue maka
orang tersebut akan mengalami berbagai gejala DBD.
Hampir semua orang panik jika anggota keluarganya
demam, terutama jika sedang ada peningkatan jumlah kasus
DBD. Namun, kita perlu memperhatikan penyebab lain selain
berpikir DBD meskipun memang gejala awal DBD adalah
demam tinggi yang muncul tiba–tiba. Biasanya, demam
berlansung selama 2 - 7 hari. Penderita juga sering merasa mual,
muntah, sakit kepala, nyeri otot. Nyeri persendian, nyeri tulang,
dan perut terasa kembung. Pada Bayi, demam yang tinggi dapat
menimbulkan kejang atau step.
Sering, gejala-gejala tersebut sulit dideteksi sebagai
gejala demam berdarah. Hal ini dikarenakan gejalanya hampir
menyerupai gejala penyakit infeksi akut. Justru, tanda khas
muncul saat penderitannya memasuki keadaan yang cukup parah,
yaitu adanya perdarahan diberbagai organ tubuh. Bentuk
perdarahan yang paling sering berupa perdarahan kulit yang
dapat diperiksa melalui uji bendung (rumple leede). Selain itu,
gejala khas dapat terlihat dari tampilan wajah yang cenderung
memerah, terjadi pembesaran hati, dan tinja yang berwarna hitam
atau mengandung darah. Jika gejala ini sudah muncul, biasanya
penderita harus dirawat dengan lebih serius agar tidak memasuki
fase kritis.
Pada pendertia DBD selalu terjadi trombositopenia yang
mulai ditemukan pada hari ketiga dan berakhir pada hari
kedelapan sakit. Umumnya, jumlah trombosit <100.00/mm3.
Selain itu, terjadi peningkatan nilai hematokrit yang dikarenakan
kebocoran pembuluh darah. Jika hal ini tidak bisa ditanggulangi,
akan terjadi perdarahan saluran cerna yang ditandai dengan
warna yang hitam seperti ter. Pada stadium akhir, dapat terjadi
muntah darah segar. Biasanya, hal ini berakibat fatal.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 49
Sebelum muncul gejala tersebut, tubuh akan bereaksi
tehadap virus. Pada tahap awal, tubuh mencoba untuk melawan
virus dengan menetralisasi virus. Ruam merupakan bentuk
netralisasi ini. Namun, jika tidak berhasil maka virus mulai
menggangu fungsi pembekuan darah. Hal ini merupakan akibat
dari penurunan jumlah dan kualitas komponen-komponen beku
darah yang menimbulkan manifestasi perdarahan.
Jika kondisi ini menjadi parah maka akan timbul
kebocoran plasma darah. Plasma dari dalam pembuluh darah
akan memasuki rongga perut dan paru-paru. Keadaan ini bisa
fatal akibatnya. Inilah yang disebut sebagai demam berdarah
dengue. Jika tidak dapat ditanggulangi, dapat menjadi sindrom
syok dengue.
Gambar 13. Kurva Suhu DBD (Hadinegoro, 2009)
Penderita DBD dalam keadaan apapun perlu
mendapatkan perawatan dan pemantauan yang serius. Utamanya,
Temperatur
Time of defervescence
Klinis memburuk, lemah,
gelisah, tangan kaki dingin,
nafas cepat, diuresis berkurang,
tidak ada nafsu makan
Syok
Hari sakit
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 50
jika demam mendadak turun. Selain menjadi indikasi
kesembuhan, penurunan suhu tubuh sering menjadi gejala awal
penderita memasuki tahap sindrom syok dengue. Keadaan ini
sering terjadi pada hari keempat sampai hari kelima sakit.
Sindrom syok dengue merupakan suatu keadan yang sangat
buruk dan dapat muncul secara tiba-tiba.
Banyak orang tua termasuk dokter terkecoh dengan
kondisi ini. Sering penderita dianggap akan segera sembuh
karena suhu tubuh menurun. Padahal, jika diperhatikan dengan
benar, penderita DBD yang memasuki fase SSD tampak gelisah.
Tubuhnya akan terasa sangat dingin akibat kegagalan peredaran
darah. Tidak sedikit juga penderita yang mengeluhkan sakit ulu
hati atau sakit perut hebat karena perdarahan di lambung. Gejala
lain, yaitu wajah pucat, tekanan nadi terus melemah, sampai
hilang kesadaran (Satari, 2008).
Lembar Kegiatan Pebelajar 3.4
A. Tujuan: Mengidentifikasi demam berdarah dengue dan syok
sindrom dengue
B. Alat dan Bahan: Kertas dan alat tulis
C. Langkah Kerja:
1. Duduklah dalam kelompok asal yang telah ditentukan
oleh pembelajar
2. Bacalah materi tentang demam berdarah dengue dan
syok sindrom dengue;
3. Kerjakan secara individu bahan diskusi /pertanyaan yang
terdapat pada Lembar Kerja Pebelajar (LKP);
4. Bergabunglah dalam kelompok tim ahli (anggota dari tim
yang mendapatkan materi yang sama, bertemu dalam
kelompok ahli) untuk mendiskusikan materi dan jawaban
bahan diskusi;
5. Kembalilah ke kelompok asal, paparkan materi dan
jawaban dari pertanyaan yang telah didiskusikan di
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 51
kelompok ahli. Tiap anggota lainnya mendengarkan dan
memberikan tanggapan;
6. Presentasi materi dan hasil diskusi di kelompok asal,
dilakukan oleh setiap anggota kelompok asal secara
bergantian.
D. Bahan Diskusi:
1. Apa yang dimaksud demam berdarah dengue?
2. Jelaskan perbedaan antara demam dengue dengan demam
berdarah dengue dan syok sindrom dengue?
RINGKASAN
DBD disebabkan oleh virus dengue, virus ini mempunyai
4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Serotipe yang
banyak ada di masyarakat yaitu DEN-1 dan DEN-3, sedangkan
yang menyebabkan infeksi paling parah yaitu DEN-3. Virion
virus tersusun dari suatu single-stranded RNA yang dikelilingi
oleh nucleocapcid yang dibungkus oleh lipid envelope yang
mengandung protein E dan protein M.
Perjalanan infeksi vius dengue dimulai dari nyamuk
Aedes aegypti yang terinfeksi menggigit manusia, virus
berkembang pada jaringan dekat titik kelenjar getah bening
kemudian virus keluar dari jaringan dan menyebar dan
menginfeksi sel darah putih selanjutnya bersikulasi di darah. Jika
nyamuk lain menggigit maka akan tertular dan berkembang di
perut nyamuk selanjutnya berkembang di kelenjar ludah dan
begitu seterusnya. Dengan masuknya virus dengue di dalam
tubuh terjadi reaksi hebat dimana plasma darah akan merembes
keluar pembuluh. Selain itu akan terjadi kerusakan sumsum
tulang sehingga produksi berbagai jenis sel darah akan menurun.
Selain itu zat pembeku darah juga menurun. Semakin banyak
pembuluh darah yang bocor semakin menyusut persediaan
trombosit, haemoglobin dan sel darah putih sedangkan
hemotokrit meningkat.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 52
Demam dengue/demam lima hari, sadle back fever terjadi
karena serangan pertama virus. Demam ini disebut juga demam
pelana kuda karena 3 hari pertama demam tinggi kemudian
demam mereda pada hari keempat lalu demam bangkit lagi
setelah hari kelima dan grafiknya jika digambar dengan kurva
menyerupai pelana kuda. Ciri pertama akan muncul ruam pada
sekujur tubuh dan menghilang, seiring dengan itu dibarengi juga
pegal di persendian, lesu, nyeri kepala. Kemudian ruam muncul
dibarengi bintik-bintik merah. Jika terjadi kenaikan suhu untuk
kali kedua, sel darah putih menurun, trombosit normal hal itu
terjadi karena kerusakan sumsum tulang.
Serangan pertama kali muncul karena DEN-1 dan akan
bertahan 6 bulan-5 tahun terhadap serotipe virus lain. Jika terjadi
serangan oleh serotipe virus lain inilah penyebab DBD. Masa
inkubasi virus kira-kira 2 minggu baru muncul demam. Virus
berada dalam darah selam 5-8 hari. DBD adalah demam tinggi
yang muncul tiba-tiba dengan gejala merasa mual, muntah, sakit
kepala, nyeri otot, pada bayi akan terjadi kejang atau step. Jika
hal itu terjadi berlanjut maka akan terjadi perdarahan pada
saluran pencernaan yang ditandai kotoran berwarna hitam dan
mengandung darah. Pada penyakit DBD selalu ditemukan
trombositopemia yang mulai ditemukan pada hari ketiga dan
berakhir pada hari kedelapan. Ruam yang terjadi pada kulit
merupakan bentuk netralisasi terhadap virus dengue. Jika kondisi
parah dan tidak diatasi maka akan terjadi sindrome syok dengue
dan berakibat fatal.
Lembar Diskusi Kelompok “Ahli”
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 53
Materi Hasil Diskusi
Lembar Diskusi Kelompok Asal
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 54
Materi Hasil Diskusi
1.1
1.2
1.3
1.4
PENGUJIAN DIRI (SELF-TEST)
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 55
A. Cocokkanlah istilah pada kolom I dengan uraian yang
sesuai pada kolom II
Kolom I Kolom II
___1. Sumsum tulang A. Kenaikan jumlah trombosit
___2. Hematokrit B. Pabrik pembuat sel darah putih
___3. Demam Dengue
C. Demam yang terjadi akibat
serangan virus serotipe berbeda
untuk kedua kalinya
___4. DBD D. Pabrik pembuat segala jenis sel
darah
___5. Trobositopenia E. Demam kali pertama karena
terinfeksinya sel-sel darah putih
F. Pengentalan darah akibat
merembesnya plasma darah
keluar dari pembuluhnya.
G. Demam yang terjadi akibat
serangan virus serotipe sama
untuk kedua kalinya
H. Penurunan jumlah trombosit
B. Pilihlah salah jawaban yang paling tepat
1. Serotipe virus yang banyak berkembang di masyarakat indonesia
penyebab DBD adalah....
A. DEN-2 dan DEN-1
B. DEN-1 dan DEN-3
C. DEN-4 dan DEN-2
D. DEN-3 dan DEN-4
E. DEN-2 dan DEN-3
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 56
2. Serotipe virus yang menyebabkan infeksi paling berat di indonesia
adalah....
A. DEN-1 D. DEN-4
B. DEN-2 E. DEN-5
C. DEN-3
3. Penyakit DBD merupakan jenis penyakit yang hanya dapat
ditularkan melalui gigitan nyamuk, sehingga penyakit ini
dikelompokan ke dalam....
A. penyakit berbahaya
B. penyakit menular
C. arthropod borne diseasis
D. penyakit yang ditularkan oleh hewan
E. arthropod diseases
4. Jika manusia digigit oleh nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus
dengue maka perjalanan infeksi virus dengue adalah sebagai
berikut kecuali:
A. virus berkembang biak pada kelenjar getah bening
B. virus menginfeksi sel-sel darah putih
C. virus menginfeksi sel-sel darah merah
D. sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang terinfeksi
E. makin banyak sel yang terinfeksi demam akan semakin parah
5. Jika sumsum tulang mengalami kerusakan akibat terserang virus
dengue, akan berdampak….
A. timbulnya gejala-gejala pegal
B. terganggunya produksi sel darah
C. darah merembes keluar pembuluh
D. darah akan mengalami pembekuan
E. demam yang amat tinggi
6. Apa akibat dari semakin banyaknya pipa pembuluh darah yang
bocor?
A. Darah akan merembes keluar
B. Darah akan berhenti mengalir
C. Penyusutan persediaan trombosit
D. Trombosit akan semakin banyak
E. Hematokrit akan menurun
7. Pada kasus demam berdarah akan terjadi peningkatan….
A. erotrosit D. hematrokit
B. leukosit E. haemoglobin
C. zat pembeku darah
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 57
8. Jika terjadi kenaikan suhu badan untuk kedua kalinya maka telah
terjadi....
A. jumlah leukosit normal dan trombosit menurun
B. jumlah eritrosit normal dan leukosit menurun
C. jumlah leukosit turun dan trombosit normal
D. jumlah leukosit turun dan trombosit meningkat
E. jumlah trombosit menurun dan eritrosit meningkat
9. Sebelum seseorang terkena demam berdarah dengue (DBD)
misalnya di dalam tubuhnya telah terdapat serotip DEN-2 maka ia
akan kebal?
A. Seumur hidup terhadap DEN-1, DEN-3 dan DEN-4
B. Seumur hidup terhadap DEN-1 dan DEN-3
C. Seumur hidup terhadap serotipe DEN-3 dan DEN-4
D. Enam bulan – lima tahun terhadap serotipe DEN-1, DEN-3
dan DEN-4
E. Enam bulan – lima tahun terhadap serotipe DEN-2
10. Jika demam berdarah dengue tidak bisa ditanggulangi akan
menyebabkan....
A. kematian D. kerusakan organ tubuh
B. cacat permanen E. peradangan otak
C. sindrom syok dengue
UMPAN BALIK
Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang
ada di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi tentang infeksi virus
dengue.
Rumus =jumlah jawaban yang benar
jumlah soal x 100%
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
a. 90% - 100% = baik sekali
b. 80% - 89% = baik
c. 70% - 79% = cukup
d. < 70% = kurang
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 58
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih,
berarti anda menguasai materi tersebut. Tetapi kalau kurang dari
80%, anda harus mengulangi materi modul ini, terutama bagian-
bagian yang belum anda kuasai.
KUNCI JAWABAN
A. MENCOCOKKAN
No. Jawaban
1 F
2 A
3 B
4 D
5 G
B. PILIHAN GANDA
No. Jawaban
1 C
2 B
3 A
4 C
5 C
6 B
7 C
8 C
9 B
10 D
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 59
DAFTAR PUSTAKA
Asa, P. 2010. Bagaimana Virus Dengue Bisa Ada dalam Tubuh
Nyamuk. Available from: http://peukasa.telkomsel.com/
dengue/aspect/transmission. Accesed March 7th 2010.
Budiadnyana, P., Citrawathi, D.M. 2008. Pengembangan Modul
Biologi Berorientasi Siklus Belajar untuk Meningkatkan
Penalaran dan Ketrampilan Inkuri Siswa SMA. Laporan
Penelitian Hibah Bersaing. Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan penyehatan Lingkungan. 2005. Pencegahan
dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral PP & PL.
Djunaedi, D. 2006. Demam Berdarah Dengue (DBD), Cetakan
Pertama. Malang: UMM Preess.
Hadinegoro, S.R.S. 2009. Demam Dengue & Demam Berdarah
Dengue Pearls & Pitfalls. Available from: http://
samuelsiagian.blogspot.com/2009/06/dbd-demam
berdarah- dengue.html. Accesed March 22nd 2010.
Hastuti, O. 2008. Demam Berdarah Dengue Penyakit & Cara
Pencegahannya, Cetakan Ke-5. Yogyakarta: Kanisius.
Info Sehat. 2009. Demam Berdarah. Available at: http://info
sehat405.blogspot.com/2009_06_01_archive.html.
Accesed March 15th 2009
Kristina, Isminah, Wulandari, L. 2008. Demam Berdarah
Dengue. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/
maskes/052004/demamberdarah1.htm.Accesed November
15th 2008.
Modul DBD dengan Setting SPK Jigsaw 60
Nadesul, H. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah,
edisi revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Satari, H.I., Mila Meiliaari. 2008. Demam Berdarah Perawatan
di Rumah & Rumah Sakit, Cetakan V. Jakarta: Puspa
Swara.
Tim Pembina UKS Pusat. 1993. Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue
(PSN DBD) di Sekolah melalui UKS (Bagi Kepala Sekolah
dan Guru). Jakarta: Dikdasmen Depdikbud.
Wibowo, H. A 2008. Demam Berdarah Dengue. Available
from:http:// ajangberkarya,wordpress.com/2008/03/31/
demam-berdarah-dengue/. Accesed April 15th 2010.
World Health Organization. 2003. Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam
Berdarah Dengue (Departemen Kesehatan RI, Pentj).
Jakarta: WHO dan Depkes RI.
World Health Organization. 1998. Demam Berdarah Dengue
Diagnosis, Pengobatan Pencegahan, dan Pengendalian.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
PEDOMAN
PENGGUNAAN MODUL
DEMAM BERDARAH DENGUEDengan Setting Strategi pembelajaran
Kooperatif Jigsaw
UNTUK PEMBELAJAR
Oleh
Dewa Nyoman Oka
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
Pedoman Penggunaan Modul 1
RASIONAL
Sejalan dengan semakin besarnya kasus DBD,
penyebaran populasi virus dengue oleh nyamuk Aedes aegypti
juga semakin meluas. Oleh karena itu daripada mengobati setelah
terinfeksi virus yang belum ada vaksinnya, kebijakan yang paling
masuk akal hanya dengan cara membasmi nyamuknya. Namun,
dalam membasmi nyamuk, pemerintah tidak mungkin
melakukannya sendiri sehingga perlu partisipasi masyarakat.
Dengan demikian, penyuluhan tentang cara pencegahan DBD
harus menjadi prioritas dan tidak boleh berhenti.
Dalam sosialisasi DBD perlu strategi pembelajaran yang
tepat di samping bahan ajarnya dikemas sedemikian rupa
sehingga isinya valid dan reliabel, serta ruang lingkup materinya
memenuhi kebutuhan para pengguna. Sosialisasi yang dilengkapi
dengan modul demam berdarah dengue dengan setting strategi
pembelajaran kooperatif jigsaw diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman dan perilaku masyarakat/pebelajar dalam
pencegahan penyakit DBD. Modul ini memberi inforfamasi
dasar mengenai nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti),
penularan dan pencegahan penyakit DBD dan infeksi virus
dengue. Di mana pebelajar diberi kesempatan secara kooperatif
membahas semua materi tersebut.
Pedoman Penggunaan Modul 3
PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN
A. Alokasi Waktu
Masing-masing modul memerlukan waktu 2 x 40 menit,
karena ada tiga modul maka waktu yang diperlukan untuk
keseluruhan modul ini adalah 6 x 40 menit.
B. Strategi Pembelajaran
Modul ini dibahas dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif (SPK) Jigsaw. Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar untuk setiap
modul adalahsebagai berikut.
1. Menuliskan topik modul demam berdarah dengue (DBD)
di papan tulis.
2. Menyampaikan tujuan atau mengingatkan kepada
pebelajar untuk mencermati tujuan pembelajaran yang
sudah ada dalam modul DBD.
3. Membagi pebelajar dalam kelompok yang masing-
masing kelompok beranggotakan 4 orang. Kelompok
yang dibentuk kelompok heterogen, heterogen dalam
kemampuan akademis, jenis kelamin, etnis dan agama.
Kelompok ini selanjutnya disebut kelompok asal.
4. Membagikan modul DBD kepada masing-masing
anggota kelompok. Modul DBD dengan setting SPK
jigsaw terdiri dari 3 modul dan Materi setiap modul di
bagi menjadi empat submateri, dan pada setiap submateri
ada lembar kegiatan pebelajar/LKP yang berisi bahan
diskusi/pertanyaan.
5. Setiap anggota kelompok ditugaskan mempelajari sub
materi dan bahan diskusi/pertanyaan yang berbeda yang
ada dalam modul.
6. Menyampaikan bahwa anggota dari kelompok yang
berbeda yang telah mempelajari submateri dan bahan
diskusi/pertanyaan yang sama, berkumpul untuk
membentuk kelompok baru. Kelompok ini selanjutnya
disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli mereka
Pedoman Penggunaan Modul 4
mendiskusikan submateri dan jawabnan pertanyaan.
Setelah selesai diskusi, setiap pebelajar kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang submateri dan jawaban
pertnyaan yang mereka kuasai dan setiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh, kemudian
membuat rangkuman.
7. Meminta wakil kelompok (kelompok asal)
mempresentasikan hasil diskusi.
8. Sebagai fasilitator dan motivator membimbing pebelajar
melaksanakan diskusi kelas.
9. Memberikan penguatan pada diskusi kelas.
10. Membimbing pebelajar menyusun kesimpulan.
11. Memberikan evaluasi.
Gambar 2.2 Bagan Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw Bermodul
Keterangan
1 = Pembentukan kelompok asal
2 = Pembentukan kelompok ”ahli”
3 = Tutor teman sebaya di kelompok asal
4 = Presentasi di kelas
1 2
4
3
Pedoman Penggunaan Modul 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
(RPP-1)
Rencana pelaksanaan pembelajaran 1 (RPP-1) adalah
satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) ,
infeksi virus dengue dan proses penularan penyakit DBD serta
impliksinya dalam pencegahan infeksi virus dengue.
B. Kompetensi Dasar
Menganalisis keterkaitan antara sifat-sifat, morfologi, dan
siklus hidup nyamuk demam berdarah dengan penyebaran
penyakit demam berdarah.
C. Indikator :
1. Mendiskripsikan sifat-sifat nyamuk demam berdarah;
2. Menjelaskan bagian-bagian tubuh nyamuk demam berdarah
dewasa;
3. Menjelaskan ciri-ciri jentik /larva nyamuk demam berdarah;
4. Menjelaskan daur hidup nyamuk Aedes aegypti;
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Nyamuk demam berdarah
Submateri : Sifat nyamuk Aedes aegypti, Morfologi
nyamuk Aedes aegypti, Larva Aedes
aegypti, Daur hidup nyamuk Aedes
aegypti.
E. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran kooperatif jigsaw
F.Langkah-langkah Pembelajaran
Pedoman Penggunaan Modul 6
Tabel 1.
Langkah-langkah Pembelajaran Nyamuk Aedes aegypti
Tahap Kegiatan Dilakukan*)
ya Tidak
Penda
huluan
(10
menit)
Pembelajar memberikan motivasi kepada
pebelajar berupa pertanyaan mengenai
“vector (inang perantara) penyakit demam
berdarah”.
Pebelajar: harapan pembelajar, pebelajar
menjawab nyamuk Aedes aegypti.
Pembelajar menanyakan kembali
pebelajar apakah ada yang pernah terkena
penyakit demam berdarah dan apa
kaitanya Aedes aegypti?
Pembelajar menuliskan topik yang akan
dipelajari yaitu nyamuk demam berdarah
(Aedes aegypti).
Pembelajar menjelaskan indikator
keberhasilan yang harus dicapai dalam
belajar.
Kegiat
an Inti
(60)
Pembelajar membagi pebelajar dalam
kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 4 orang heterogen,
heterogen dalam kemampuan akademis,
jenis kelamin, etnis maupun agama
selanjutnya disebut kelompok asal.
Menugaskan masing-masing anggota
kelompok dalam kelompok asal untuk
mempelajari salah satu submateri dan
LKP yang ada pada modul 1. Modul 1
berisi 4 submateri yaitu (1) sifat-sifat
Aedes aegypti; (2) morfologi Aedes
aegypti; (3) larva/jentik Aedes aegypti dan
(4) siklus hidup Aedes aegypti.
Pedoman Penggunaan Modul 7
Masing-masing pebelajar mempelajari
sub materi dan LKP yang ditugaskan
Pembelajar meminta anggota kelompok
yang berbeda yang telah mempelajari sub
materi dan LKP yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan sub materi dan
bahan diskusi/jawban pertanyaan yang
ada pada LKP mereka.
Setelah selesai berdiskusi dalam
kelompok ahli setiap pebelajar kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu kelompok mereka tentang sub
materi dan jawaban pertanyaan yang
mereka kuasai dan setiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Dari kegiatan tersebut kemudian
disimpulkan dengan membuat rangkuman
Pemblajar meminta wakil kelompok
(kelompok asal) mempresentasikan hasil
diskusi.
Pebelajar melakukan diskusi kelas.
Sedangkan guru sebagai fasilitator dan
motivator membimbing pebelajar
melaksanakan diskusi kelas.
Pembelajar memberikan penguatan pada
diskusi kelas dan membimbing pebelajar
dalam menyusun kesimpulan.
Kegiat
an
Akhir
(10
menit)
Pembelajar meminta pebelajar menguji
pemahamannya dengan mengerjakan soal
pada modul 1.
*) Beri tanda cek (√) pada kolom yang sesuai
Pedoman Penggunaan Modul 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2
(RPP-2)
Rencana pelaksanaan pembelaran 2 (RPP-2) adalah satu
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit.
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti),
infeksi virus dengue dan proses penularan penyakit DBD serta
impliksinya dalam pencegahan infeksi virus dengue.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan keterkaitan antara nyamuk DBD proses
penularan penyakit demam berdarah.
C. Indikator
1. Menjelaskan cara penularan penyakit DBD;
2. Menjelaskan manfaat menjaga kondisi tubuh tetap bugar
pada saat wabah penyakit DBD;
3. Memberi argumentasi mengapa fogging dilakukan;
4. Memberi argumentasi mengapa PSN-DBD lebih penting
dari fogging.
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok: Penularan Dan Pencegahan Penyakit DBD.
Submateri: (1) penularan penyakit DBD; (2) membangun
daya tahan tubuh; (3) pemberantasan nyamuk
Aedes aegypti dewasa (fogging); dan (4)
pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti
(PSN-DBD).
E. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran kooperatif jigsaw.
Pedoman Penggunaan Modul 9
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Tabel 2.
Langkah-langkah Pembelajaran Penularan Dan Pencegahan
Penyakit DBD
Tahap Kegiatan Dilakukan*)
ya Tidak
Penda
huluan
(10
menit)
Pembelajar memberikan motivasi kepada
pebelajar berupa pertanyaan apakah
pebelajar tahu cara pencegahan penyakit
DBD?
Pebelajar: harapan pembelajar, pebelajar
menjawab pernah
Pembelajar menanyakan kembali
pebelajar bagaimana caranya?
Pembelajar menuliskan topik yang akan
dipelajari yaitu Penularan dan Pencegahan
Penyakit DBD.
Pembelajar menjelaskan indicator
keberhasilan yang harus dicapai dalam
belajar.
Kegiat
an Inti
(60
menit)
Pembelajar membagi pebelajar dalam
kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 4 orang heterogen,
heterogen dalam kemampuan akademis,
jenis kelamin, etnis maupun agama
selanjutnya disebut kelompok asal.
Menugaskan masing-masing anggota
kelompok dalam kelompok asal untuk
mempelajari salah satu submateri dan
LKP pada modul 2. Modul 2 berisi 4
submateri yaitu (1) penularan penyakit
DBD; (2) membangun daya tahan
tubuh; (3) pemberantasan nyamuk
Aedes aegypti dewasa (fogging); dan
Pedoman Penggunaan Modul 10
(4) pemberantasan jentik nyamuk
Aedes aegypti (PSN-DBD).
Masing-masing pebelajar mempelajari
submateri dan LKP yang ditugaskan.
Pembelajar meminta anggota kelompok
yang berbeda yang telah mempelajari
submateri dan LKP yang sama bertemu
dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan submateri dan
bahan diskusi/jawaban pertanyaan yang
ada pada LKP mereka.
Setelah selesai berdiskusi dalam
kelompok ahli setiap pebelajar kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu kelompok mereka tentang
submateri dan jawaban pertanyaan yang
mereka kuasai dan setiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Dari kegiatan tersebut dibuat simpulan
dengan membuat rangkuman.
Pembelajar meminta wakil kelompok
(kelompok asal) mempresentasikan hasil
diskusi.
Pebelajar melakukan diskusi kelas.
Sedangkan pembelajar sebagai fasilitator,
motivator, dan membimbing pebelajar
melaksanakan diskusi kelas.
Pembelajar memberikan penguatan pada
diskusi kelas dan membimbing pebelajar
dalam menyusun simpulan.
Kegiat
an
Akhir
(10
menit)
Pembelajar meminta pebelajar menguji
pemahamannya dengan mengerjakan soal
pada modul 2.
*) Beri tanda cek (√) pada kolom yang sesuai
Pedoman Penggunaan Modul 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3
(RPP-3)
Rencana pelaksanaan pembelaran 3 (RPP-3) adalah satu
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit
A. Standar Kompetensi
Menjelaskan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) ,
infeksi virus dengue dan proses penularan penyakit DBD serta
impliksinya dalam pencegahan infeksi virus dengue.
B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan keterkaitan nyamuk demam berdarah
dengan infeksi virus dengue serta demam dengue, demam
berdarah dengue dan sindrom syok dengue
C. Indikator
1. Menggambar sketsa virion virus dengue;
2. Menjelaskan perjalanan infeksi virus dengue di dalam
tubuh manusia;
3. Membedakan demam dengue dengan demam biasa;
4. Membedakan antara demam dengue dengan demam
berdarah dengue dan sindrom syok dengue.
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok: Inveksi virus dengue
Submateri: (1) strukur virus dengue; (2) infeksi virus
dengue; (3) demam dengue (DD); (4) demam
berdarah dengue (DBD) dan sindrome
syok dengue.
E. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Pedoman Penggunaan Modul 12
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Tabel 3.
Langkah-langkah Pembelajaran Infeksi Virus Dengue
Tahap Kegiatan Dilakukan*)
ya tidak
Penda
huluan
(10
menit)
Pembelajar memberikan motivasi kepada
pebelajar berupa pertanyaan apakah
penyebab penyakit demam berdarah?
Pebelajar: harapan pembelajar, pebelajar
menjawab virus dengue.
Pembelajar menanyakan kembali
pebelajar bagaimana caranya virus dengue
menginfeksi manusia?
Pembelajar menuliskan topik yang akan
dipelajari yaitu infeksi virus dengue.
Pembelajar menjelaskan indicator
keberhasilan yang harus dicapai dalam
belajar.
Kegiat
an Inti
(60
menit)
Pembelajar membagi pebelajar dalam
kelompok yang masing-masing kelompok
beranggotakan 4 orang heterogen,
heterogen dalam kemampuan akademis,
jenis kelamin, etnis maupun agama
selanjutnya disebut kelompok asal.
Menugaskan masing-masing anggota
kelompok dalam kelompok asal untuk
mempelajari salah satu submateri dan
LKP pada modul 3. Modul 3 berisi 4
submateri yaitu (1) virus dengue; (2)
infeksi virus dengue; (3) demam dengue
(DD); (4) demam berdarah dengue (DBD)
dan sindrome syok dengue (SSD).
Masing-masing pebelajar mempelajari
submateri dan LKP yang ditugaskan
Pedoman Penggunaan Modul 13
Pembelajar meminta anggota kelompok
yang berbeda yang telah mempelajari
submateri yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan submateri dan bahan
diskusi/jawabnan pertanyaan yang ada
pada LKP mereka.
Setelah selesai berdiskusi dalam
kelompok ahli setiap pebelajar kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar
teman satu kelompok mereka tentang
submateri dan jawaban pertanyaan yang
mereka kuasai dan setiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
Dari kegiatan tersebut kemudian
disimpulkan dengan membuat rangkuman
Pemblajar meminta wakil kelompok
(kelompok asal) mempresentasikan hasil
diskusi.
Pebelajar melakukan diskusi kelas.
Sedangkan guru sebagai fasilitator dan
motivator membimbing pebelajar
melaksanakan diskusi kelas.
Pembelajar memberikan penguatan pada
diskusi kelas dan membimbing pebelajar
dalam menyusun kesimpulan.
Kegiat
an
Akhir
(10
menit)
Pembelajar meminta pebelajar menguji
pemahamannya dengan mengerjakan soal
pada modul 3.
*) Beri tanda cek (√) pada kolom yang sesuai
Top Related