Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) merupakan satu-satunya UPTD Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan di Kabupaten Trenggalek yang menangani
program PAUDNI. Sejak otonomi daerah keberadaan SKB hampir tidak
diperhitungkan. Sebagai lembaga pemerintah dan satu-satunya yang ada di
Kabupaten Trenggalek dimana keberadaanya ada berdasarkan keputusan
Bupati Trenggalek sudah seharusnya SKB Trenggalek diposisikan sebagai
lembaga pemerintah yang bisa dijadikan acuan bagi lembaga-lembaga
PAUDNI yang lain.
Pada kenyataanya sejak otonomi daerah, SKB hidup dalam ketidak
pastian. Lepasnya SKB dari pemerintah pusat terutama pada anggaran bisa
dikatakan hidup segan matipun tak mau. Banyaknya pergantian pemegang
kebijakan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang tidak/belum faham
terhadap keberadaan SKB dan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) SKB membuat minimnya anggaran yang dialokasikan ke SKB
Trenggalek. Padahal setelah otonomi daerah berlangsung dan SKB ditetapkan
sebagai UPTD sudah seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.
Sedangkan anggaran dari pemerintah pusat datangnya dan jumlahnya tidak
bisa diprediksikan sehingga kadang perencanaan yang kita buat menjadi
berubah ubah.
1 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) merupakan salah satu lembaga
pemberdayaan masyarakat. Dalam pemberdayaan ini diharapkan SKB dapat
memberikan pelayanan yang optimal terhadap kebutuhan pendidikan
khususnya pendidikan nonformal. Memberdayakan masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkanharkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untukmelepaskan diri dari perangkat
kemiskinan dan keterbelakangan.Pemberdayaan masyarakat menurut
Tjokrowinoto (dalam Kusnadi, 2006:219) adalah lebih luas dari hanya
sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic need) akan tetapi juga
menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut
(safety need). Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan masyarakat agar dapat berdiri sendiri memiliki
ketrampilan untuk mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.
Masyarakat yang berdaya adalah masyarakat yang hidup dalam suatu
masyarakat madani (civil society), yakni suatu masyarakat yang percaya atas
kemampuan para anggotanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik
serta masyarakat yang menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam
hidup bermasyarakat dimana kondisi pemberdayaanakan terwujud apabila
anggota masyarakat memperoleh kesempatan agar semakin berdaya (Tila’ar,
1997:231). Berdasarkan uraian singkat diatas dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan dan merupakan hakekat
pendidikan itu sendiri, karena apa yang disebut dengan pendidikan termasuk
pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal adalah usaha
memberdayakan manusia, memampukan manusia, mengembangkan talenta-
2 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
talenta yang ada pada diri manusia agar dengan kemampuan/potensi yang
dimilikinya dapat dikembangkan melalui pendidikan/pembelajaran.
Proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan nonformal,
sesungguhnya merupakan sebuah upaya yang memungkinkan masyarakat
dengan segala keberadaanya dapat memberdayakan dirinya. Dengan pusat
aktivitas, harusnya berada di tangan masyarakat itu sendiri dengan bertitik
tolak dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan manfaatnya untuk
masyarakat atau dengan istilah lain pendidikan berbasis pada masyarakat.
Dalam kaitannya dengan hal ini, menurut Yunus (2004: 3) ada lima prinsip
dasar yang patutdiperhatikan: (1) keperdulian terhadap masalah, kebutuhan
dan potensi/sumberdaya masyarakat; (2) kepercayaan timbal balik dari
pelayan program dan dari masyarakat pemilik program; (3) fasilitasi
(pemerintah) dalam membantu kemudahan masyarakat dalam berbagai
proses kegiatan; (4) adanya partisipatif, yaitu upaya melibatkan semua
komponen lembaga atau individu terutama warga masyarakat dalam proses
kegiatan dan (5) mengayomi peran anmasyarakat dan hasil yang dicapai.
Oleh karena itu untuk mempertahankan dan memperjuangkan SKB agar
tetap eksis perlu adanya inovasi dari SKB dengan mengimplementasikan
perencanaan yang telah ada dengan mengkolaborasikan program lembaga lain
dan untuk kegiatan ini perlu malakukan kemitraan dengan pihak-pihak terkait
dimana saat ini banyak program-program bermunculan diberbagai instansi
yang bertujuan pemberdayaan masyarakat,oleh karena itu dalam berbagai
kesempatan yang ada, SKB Trenggalek melakukan pendekatan personal
dengan berbagai fihak yang memiliki arah kegiatan yang sama.
3 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
Usaha yang dilakukan SKB ini diharapkan dapat menanamkan
kepercayaan pada pemerintah daerah bahwa lembaga SKB benar–benar
merupakan lembaga pemerintah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan
keberadaanya perlu dipehitungkan,sementara itu jika SKB dapat membangun
kemitraan dengan baik bersama mitra-mitranya sehingga mitra SKB sudah
memiliki kepercayan pada kemampuan SKB, maka SKB sendiri tidak harus
tertidur menunggu kucuran dana dari pemerintah daerah maupun pemerintah
pusat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di ataa rumusan masalah yang dapat
diambil adalah:
1. Bagaimana cara meningkatkan kemandirian dan eksistensi SKB
Trenggalek melalui upaya mempererat hubungan kemitraan antar lembaga
yang ada di kab trenggalek ?
Hasil pemahaman fokus tersebut di atas,selanjutnya akan dilakukan
analisis untuk mendapatkan sejumlah diskripsi dan temuan yang dapat
menggambarkan penerapan strategi pendekatan personal bersama mitra untuk
kemandirian SKB.
4 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan
penulisan karya ini yaitu untuk mendapatkan gambaran diskriptif tentang:
1. Cara meningkatkan kemandirian dan eksistensi SKB Trenggalek,melalui
upaya mempererat hubungan kemitraan antar lembaga yang ada di
kabupaten Trengga
.MANFAAT PENULISAN
Manfaat yang dapat diambil dengan adanya tulisan ini antara lain:
1. Sebagai informasi dan sumbangan empiris bagi pamong belajar dan
pembaca yang akan melanjutkan perjalanan SKB Trenggalek.
2. Sebagai bahan masukan bagi pamong belajar SKB dan pembaca pada
umumnya serta dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk bahan
instrospeksi diri serta untuk bahan pengelolaan dan pengembangan SKB
lebih lanjut.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala dinas dalam rangka
menentukan kebijakan bagi keberlangsungan SKB Trenggalek.
4. Sebagai sarana untuk menuangkan pengalaman penuulis yang selama ini
dilaksanakan.
5 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. PROFIL LEMBAGA
NAMA LEMBAGA : SKB TRENGGALEK
6 | SKB Trenggalek
PROFIL LEMBAGA
SKB TRENGGALEKTanggal Berdiri: 2 Mei 2000
Alamat: Jl. Supriyadi No. 37 Trenggalek Jawa TimurTelp./Fax.: 0355-795134 / 797182
VISI
Terwujudnya masyarakat yang
gemar belajar, berusaha, terampill,
dan mandiri
MISI Merumuskan kebutuhan belajar masyarakat berdasarkan
hasil identifikasi dan seleksi Melaksanakan program pendidikan non formal dan
informal dan pendidikan anak usia dini melalui pembuatan percontohan
Memberdayakan masyarakat sesuai kondisi masyarakat Kabupaten Trenggalek melalui pengembangan program terpadu
Dasar Hukum 1. SK Mendiknas RI No. 022/0/2000, Tgl. 14 Februari 2000 tentang berdirinya SKB 2. SK Bupati Trenggalek No. 01 Tahun 2012, tentang tugas dan fungsi SKB
Trenggalek sebagai peningkatan mutu program PAUDNI di Kabupaten Trenggalek
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA SKB Dra. Susilo Suci Rahayu
KA SUB. BAG. TATA USAHA Sudarmiasih
Pelaksana Pengembangan Model
Pelaksana Peningkatan Mutu Pelaksana Data dan Informasi
SDM (Ketenagaan)
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
Dasar hukum pembentukan SKB Kabupaten Trenggalek adalah sebagai
berikut:
1. SK Mendiknas RI No.022/0/2000,tanggal 14 Februari 2000 tentang
berdirinya SKB Trenggalek.
2. Surat keputusan Bupati trenggalek No.01 tahun 2012,tentang tugas fungsi
SKB Trenggalek sebagai peningkatan mutu program PAUDNI di
Kabupaten Trenggalek.
Dasar berdirinya SKB adalah karena masih banyaknya warga
masyarakat yang buta huruf,putus sekolah, miskin,anak usia dini yang belum
sekolah dan masalah sosial lainya. Dalam era otonomi daerah, tuntutan
masyarakat dalam bidang pendidikan semakin besar dan tidak mungkin dapat
terpenuhi hanya melalui pendidikan formal,sehingga keberadaan dan peran
UPT SKB Kabupaten Trenggalek sangat diperlukan dalam upaya
menuntaskan buta huruf, Wajar Dikdas 9 tahun,pengentasan
kemiskinan,pemberdayaan masyarakat pedesaan dan masalah sosial pemuda
serta masalah pendidikan anak usia dini (PAUD).
B. TUGAS DAN FUNGSI
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) merupakan unit pelaksana tehnis dinas
di bidang penyelenggaraan pendidikan Nonformal dan informal.SKB
mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan model program dan
percontohan kegiatan,pengendalian mutu pelaksanaan program,peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikan,serta pelayanan informasi pendidikan
7 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
nonformal maupun informal berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan kepala dinas.
Sedangkan fungsi SKB antara lain:
1. Pelaksana kebijakan operasional dan penunjang dinas dibidang pembuatan
model program serta pengembangan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan non formal maupun informal.
2. Pelaksana pelayanan administrasi, penyelenggaraan ketatausahaan.
perlengkapan, keuangan dan kepegawaian.
3. Pembangkitan dan penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam
rangka terciptanya masyarakat gemar belajar.
4. Pemberian motivasi dan bimbingan masyarakat agar mau dan mampu
menjadi tenaga pendidik dalam pelaksanaan asas saling membelajarkan.
5. Pemberian pelayanan informasi program pendidikan nonformal dan
informal.
6. Pembuatan percontohan program dan pengendalian mutu pelaksanaan
program pendidikan non formal dan informal.
7. Pengintegrasian dan penyinkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang
PNFI.
8. Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana
PNFI.
8 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
Adapun daftar nama ketenagaan yang ada di SKB Trenggalek adalah
sebagai berikut:
NO NAMA NIP PANGKAT/GOL JABATAN
1Dra.Susilo Suci Rahayu
196009041993032001
Pembina IV a Kepala
2 Sudarmiasih19690504199403201
1Penata tk 1
III dKasubag TU
3 Puryanti19650109199802200
0Penata tk 1
III dPB muda
4 Suwarnoto19650208200012100
2Penata tk 1
III dPB muda
5 Rusmiatin19660713200012200
4Penata tk 1
III dPB muda
6Triastuti Wahyuningsih
196608122001122001
Penata III c PB muda
7 Marianto19640311200604100
4Penata muda
tk 1 II bPB pertama
8 Moh Muchtar19630418200801100
2Penata muda
III aPB pertama
Sumber : Data SKB Trenggalek
Selain ketenagaan diatas, Sanggar Kegiatan belajar Kabupaten
Trenggalek juga didukung oleh tenaga honorer yang siap membantu
dalamkelancaran program yang sedang berjalan. Adapun daftar tenaga tersebut
adalahsebagai berikut:
No Nama Job Desk Status
1 Didik Triyanto Administrasi Kategori I
2 Nurul Hidayati Pengajar TK Kategori II
3 Mindarwati Pantry Kategori II
4 Tomy Irawan S Pengelola TBM Keliling Honorer
5 Ambarwati Pengajar PAUD Honorer
6 Rita Verianingsih Pengajar TK Honorer
7 Deni Dyah Puspitasari Pengelola Rumpin Pelita Hati Honorer
9 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
8 Iznaini Pengajar PAUD Honorer
9 Eni Widianti Administrasi Honorer
10 Nyamin Penjaga Malam Honorer
Sumber : Data SKB Trenggalek
10 | SKB Trenggalek
Meningkatkan komunikasi
Mengadakan Silaturahmi
Mensosialisasikan program
Menghadirkan dalam Kegiatan
Pelaksanaan program mitra
di SKB
Kemandirian dan eksistensi
SKB
Kondisi keuangan SKB minim tetapi memiliki
tenaga pendidik dan sarana
Kebutuhan pendidikan dan keterampilan masyarakat
semakin tinggi
Instansi dan lembaga lain/mitra memiliki anggaran tetapi tidak memiliki tenaga pendidik dan sarana
Meningkatkan kemitraan
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
C. KERANGKA BERFIKIR
Seiring perjalanan waktu dan kondisi SKB yang tidak menentu sejak
otonomi daerah, dalam berbagai programnya SKB mulai tahun 2008 telah
meningkatkan kerja sama dengan dinas kesehatan dengan memasukkan
kegiatan posyandu di kampus PAUD Taram sehingga pelayanan pendidikan
anak usia dini sudah menjadi holistic integrative sejak itu. Program paket C
juga menjadi sasaran utama kegiatan puskesmas pembantu yang ada di Desa
Ngares untuk menyampaikan program kesehatan berkaitan dengan kesehatan
reproduksi remaja.
Untuk program paket baik Paket A, Paket B maupun Paket C ternyata
lebih efektif jika dilakukan tanpa harus bersosialisasi lewat forum yang besar.
Hal ini dilakukan dengan menyampaikan kegiatan SKB Trenggalek secara
personal ketika pertemuan kepala sekolah dan kepala UPT yang lain. Dengan
adanya sosialisasi tersebut dapat mendatangkan warga belajar secara kontinyu
11 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
karena keberadaan SKB Trenggalek yang jelas dengan sarana prasarana yang
memadai.
Dari hubungan dengan berbagai instansi lain seperti BAPEMAS
danNAKERTRANSOS, SKB Trenggalek menyampaikan informasi tentang
kegiatan yang telah dilakukan SKB Trenggalek dan juga informasi yang
dibawa lulusan paket C yang beberapa warga belajarnya adalah staf instansi
pemerintah termasuk perangkat desa, telah membawa perubahan wajah SKB
Trenggalek.
Jika dinas Kesehatan bermitra sejak tahun 2008, BAPEMAS dan
NAKERTRANSOS menyusul tahun 2009 sampai tahun 2011 yaitu dengan
melaksanakan program menjahit di SKB Trenggalek.Dari kegiatan identifikasi
warga kursus dengan kepala desa daerah sasaran menghasikan kerjasama
Program PNPM mulai tahun 2012,sehingga pada awal tahun di dua tahun
terakhir ini SKB Trenggalek tidak sepi kegiatan karena semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mencari solusi pemecahan
permasalahan,mulai pendidikan akademik sampai dengan pendidikan
ketrampilan,dan ini semakin mendorong kepala SKB dan stafnya semakin
meningkatkan kwalitasnya demi pelayanan masyarakat agar lebih optimal.
Adapun skema kerangka berfikir dapat dilihat pada diagram di bawah
ini.
12 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
D. GAGASAN UTAMA
1. Gagasan Dasar
Membangun strategi pengembangan kemitraan untuk meningkatkan
kemandirian dan eksistensi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Trenggalek.
2. Keunikan.
Hubungan warga belajar dan pihak SKB yang tidak memandang status
sehingga warga belajar yang masuk ke SKB menjadi nyaman, tidak ada
pembatasan waktu bagi peserta unyuk berlatih di SKB setelah jadwal
pembelajaran selesai
3. Keunggulan
1. Aplikasi ilmu dan ketrampilan benar-benar bisa dirasakan mafaatnya
2. Adanya aneka ragam kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan SKB
yang tidak dilaksanakan oleh lembaga lain
3. Biaya bersaing
4. Tenaga yang professional
13 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM
A. ALUR KEGIATAN
14 | SKB Trenggalek
Finishing ( Pelaksanaan)
SKB dan Mitra SKB Trenggalek
Merencanakan Kebutuhan
anggaran yang
Merencanakan Waktu
Pelaksanaan
SKB Trenggalek
Melakukan Sosialisasi Program
Pihak Mitra Melakukan Kunjungan
Pihak Mitra Melakukan Identifikasi
Pihak Mitra Memberikan Laporan hasil
Mitra SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
Alur kegiatan yang dilaksanakan oleh SKB Trenggalek dalam rangka
meningkatkan kemandirian dan eksistensi SKB Trenggalek adalah sebagai
berikut.
1. Sosialisasi program, melalui berbagai pertemuan yang sifatnya tidak
formal baik dengan masyarakat umum atau dengan stake holder di
berbagai lembaga yang ada di Kabupaten Trenggalek.
2. Pihak terkait/mitra yang ada di Kabupaten Trenggalek melakukan
kunjungan ke SKB Trenggalek dalam rangka untuk melihat sarana dan
prasarana yang ada di SKB Trenggalek. Selain itu kunjungan dilakukan
untuk lebih mempererat kemitraan yang sudah ada.
3. Pihak mitra melakukan identifikasi kebutuhan belajar warga yang ada di
sekitarnya.
4. Pihak mitra menyampaikan laporan hasil identifikasi kebutuhan belajar
warga kepada SKB Trenggalek.
5. SKB Trenggalek bersama mitra merencanakan kebutuhan anggaran yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan belajar warga yang ada di
lingkungan masyarakat.
6. SKB Trenggalek bersama mitra merencanakan waktu pelaksanaan
kegiatan dalam rangka memberdayakan masyarakat sekitar.
7. SKB Trenggalek melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah
direncanakan.
15 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
B. WAKTU KEGIATAN
Waktu kegiatan mulai tahun 2006 sampai tahun 2013 melanjutkan
kegiatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2001 oleh kepala SKB
trenggalek sebelumnya, sementara mitra yang menjadi sasaran semakin
berkembang dan berbeda instansi/lembaga.
C. PIHAK YANG TERLIBAT
Dalam rangka meningkatkan kemandirian dan eksistensi SKB
Trenggalek, maka piha-pihak yang terlibat dalam proses penyelanggaraan
kegiatan antara lain Kepala SKB, pamong belajar,staf SKB Trenggalek dan
pihak lembaga mitra yang melaksanakan kegiatan di SKB Trenggalek.
D. STRATEGI IMPLEMENTASI
Strategi implementasi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemandirian dan eksistensi SKB Trenggalek adalah strategi pendekatan
personal. Hal ini dimaksudkan dengan adanya pendekatan personal khususnya
kepada lembaga-lembaga mitra diharapkan lembaga mitra tetap akan
melakukan kerjasama dengan SKB Trenggalek serta dapat memberikan
informasi-informasi kepada lembaga-lembaga lain yang ada di Kabupaten
Trenggalek untuk bisa bekerjasama dengan SKB Trenggalek.
16 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM
A. DESKRIPSI DATA
1. Data Mitra
Data lembaga mitra yang sudah pernah melakukan kerjasama dengan
SKB Trenggalek dalam melaksanakan program-program pemberdayaan
masyarakat antara lain:
N
ONama mitra
Tahun
kemitraanPeran mitra
1.Lembaga Sekolah
Dasar di 3 Kecamatan2001
Mengirimkan peserta
Pelatihan Bahasa
Inggris Tingkat dasar
bagi guru-guru SD
2.
Tim Penggerak PKK
Kabupaten
Trenggalek
2002
Mengirimkan peserta
Pelatihan senam poco-
poco untuk guru
olahraga se Kabupaten
Trenggalek
3. SMAN 2 Trenggalek 2006
Mengirimkan peserta
Pelatihan tata boga
untuk siswa
4. Dinas kesehatan 2008 s/d 2013 Posyandu yang berada
di SKB melakukan
penimbangan secara
rutin pada warga
PAUD, melakukan
deteksi tumbuh
kembang, sosialisasi
17 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
berbagai masalah
kesehatan pada warga
belajar paket C
5 BAPEMAS 2008 s/d2011
Memberikan garapan
kursus menjahit pada
SKB untuk warga
masyarakat pedesaan
6 NAKERTRANSOS 2009 s/d2010
Memberikan garapan
kursus menjahit pada
SKB untuk warga
masyarakat pedesaan
7 PNPM 2012 s/d2013
Memberikan garapan
kursus:
Menjahit,memasak,rias
wajah dan budi daya
jamur pada SKB
Trenggalek.
2. Hasil Kemitraan
Proses kemitraan yang dibangun oleh SKB Trenggalek mendatangkan
beberapa hasil. Hasil tersebut diantaranya:
a. Terselenggaranya program pelatihan bahasa Inggris bagi guru SD
untuk bekal mengajar pada siswa SD
b. Terbentuknya senam poco-poco di seluruh kabupaten Trenggalek
c. Membakali siswa SMA untuk memperoleh ketrampilan bidang
memasak atau tata boga.
d. Terdeteksinya tumbuh kembang warga PAUD SKB trenggalek tiap
bulan.
18 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
e. Terselenggaranya penimbangan warga PAUD tanpa harus
meninggalkan kegiatan pembelajaran.
f. Warga belajar Paket C mendapatkan berbagai penyuluhan kesehatan
tanpa harus mengeluarkan anggaran.
g. Warga belajar Paket C mendapatkan berbagai ketrampilan sama seperti
warga belajar hasil identifikasi dari lembaga mitra karena lembaga
mitra mempersilahkan warga belajar Paket C untuk mengikuti kegiatan
pelatihan yang dilaksanakan di SKB Trenggalek.
h. Sejumlah 80 warga masyarakat yang berada di 4 desa pada tahun 2008
s/d 2011 hasil identifikasi dan kemitraan dengan BAPEMAS telah
memiliki kompetensi menjahit.
i. Sejumlah 40 warga masyarakat yang berada di 2 desa pada tahun 2009
dan 2010 hasil identifikasi dan kemitraan NAKERTRANSOS telah
memiliki kompetensi menjahit.
j. Sebanyak 49 warga PNPM dari Desa Ngantru dan Desa Sambirejo saat
ini sedang mengikuti latihan ketrampilan di SKB Trenggalek.
Dari hasil yang telah dilaksanakan membantu sosialisasi keberadaan
SKB Trenggalek untuk lebih eksis sampai dengan sekarang ini.
3. Eksistensi yang diperoleh SKB Trenggalek
Dengan adanya berbagai pelatihan yang dilaksanakan oleh lembaga
mitra di SKB Trenggalek menunjukkan bahwa eksistensi SKB Trenggalek di
mata masyarakat Kabupaten Trenggalek dan lembaga mitra pada khususnya
semakin menonjol. Dengan keprofesionalan SKB Trenggalek dalam
19 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga mitra yang ada di Kabupaten
Trenggalek dapat memberikan dampak yang positif. Diantara dampak tersebut
adalah:
a. Semakin banyaknya mitra yang mengirim warganya untuk melaksanakan
kegiatan belajar ketrampilan di SKB Trengalek.
b. Selama tiga tahun terakhir ini anggaran yang masuk ke SKB Trenggalek
dari APBD tingkat II semakin meningkat.
B. DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM
Dengan adanya kemitraan dengan beberapa lembaga yang ada di
Kabupaten Trenggalek, menimbulkan beberapa dampak positif yang dirasakan
baik oleh SKB Trenggalek pada khususnya, maupun lembaga mitra bahkan
bagi program pemberdayaan masyarakat sekitar yang ada di Kabupaten
Trenggalek. Diantara dampak-dampak tersebut antara lain:
1. Dampak Sosial
Banyak kebutuhan pendidikan di masyarakat yang terlayani, mulai
pendidikan keaksaraan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan
kesetaraan (Paket) bahkan sampai dengan kursus. Dengan adanya proses
kemitraan tersebut warga belajar SKB Trenggalek akan lebih memiliki
keahlian yang lebih bila dibandingkan dengan warga belajar pada
program yang lainnya.
20 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
2. Dampak Ekonomi
Dengan meningkatnya life skill yang diperoleh warga belajar yang ada di
SKB Trenggalek akan banyak terlahir usaha-usaha kecil yang
meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu dengan adanya program
kemitraan ini maka masyarakat yang menjadi warga belajar dari lembaga
mitra akan lebih memiliki keahlian, sehingga dapat menciptakan peluang
usaha di lingkungan sekitarnya.
3. Dampak Budaya
Dengan adanya program kemitraan yang dilakukan di SKB Trenggalek
dengan lembaga mitra dapat lebih mengembangkan budaya belajar.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan oleh anak usia sekolah, tetapi lebih
pada belajar sepanjang hayat demi meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia.
21 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa berarti
memberdayakan setiap warga negara agar mampu berbuat seimbang baik
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan, antara hak dan kewajiban, menjadi
warga negara yang bersikap dan berbuat demokratis terhadap sesama manusia
menuju masyarakat yang memahami akan hak,kewenangan dan
tanggungjawab mereka dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Suatu lembaga akan tetap eksis keberadaannya apabila lembaga tersebut
mampu mempertahankan apa yang sudah dimiliki tanpa harus selalu
mengandalkan kucuran dana dari pemerintah pusat. Suatu lembaga harus
mampu berdiri sendiri walaupun lembaga tersebut merupakan lembaga
pemerintahan. Dalam rangka meningkatkan kemandirian dan eksistensi
lembaga, maka suatu lembaga harus mampu berkoordinasi dengan berbagai
pihak khususnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan kemitraan yang
berguna bagi warga masyarakat sekitar.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan
kemandirian dan eksistensi lembaga adalah pendekatan personal. Dengan
adanya pendekatan personal tersebut dihrapkan akan lebih mempererat proses
komunikasi dalam kerjasama yang dilakukan oleh kedua lembaga. Proses
pendekatan tidak bergantung karena pandangan terhadap pejabat
22 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
pemerintahan, tetapi lebih mementingkan kepentingan masyarakat sekitar
akan kebutuhan belajar dan peningkatan kompetensi dan keahlian yang
dimiliki oleh warga masyarakat demi menciptakan masyarakat yang berdaya.
B. SARAN
Dengan adanya pendekatan personal yang dilakukan terhadap lembaga
mitra, diharapkan lebih mampu meningkatkan kemandirian dan eksistensi
lembaga SKB Trenggalek di mata masyarakat pada umumnya dan pada
pemerintah daerah yang ada di Kabupaten Trenggalek.
23 | SKB Trenggalek
Dra. SUSILO SUCI RAHAYU, M.MPd
DAFTAR PUSTAKA
Kusnadi, dkk (2005). Pendidikan Keaksaraan. Filosofi, Strategi,
Implementasi. Jakarta:Direktorat Pendidikan Masyarakat.
Tilaar H.A.R. (2000).Paradigma Baru Pendidikan Nasional.
Jakarta:Rineka Cipta.
Yunus, Firdaus (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial.
Yogyakarta:Logung Pustaka.
24 | SKB Trenggalek
Top Related