Karangan Eksposisi
Pemahaman Rokok
Disusun Oleh :
Nama : Fuad Syaefudin (13)
Kelas : XI RPL 1
No : 13 (tiga belas)
TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
PACITAN
2013
Kerangka Karangan :
Pendahuluan aspek
Identifikasi rokok
Karangan :
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di dunia. Negara berkembang
merupakan Negara yang sedang dalam proses kemajuan dari setiap aspek Negara tersebut.
Komponen-komponen dari aspek Negara berkembang ini sangat penting peranannya bagi
kelangsungan proses kemajuan Negara. Oleh karena itu, aspek-aspek pendukung ini sangat
memerlukan pengawasan serta perhatian pemerintah guna menunjang kemajuan proses
perkembangan Negara. Suatu Negara dapat dinyatakan berkembang dimana ketika dari setiap
aspek mengalami peningkatan didalam pengelolaannya. Dari sekian banyak aspek terdapat
satu aspek yang memiliki peranan penting dalam kemajuan Negara. Aspek tersebut sangat
berperan dalam perkembangan Negara untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Aspek tersebut ialah pendidikan. Telah kita ketahui bahwa pendidikan merupakan hal yang
sangat teramat penting bukan hanya bagi kita sendiri sebagai objek pelajar namun juga untuk
masa depan, karena masa depan suatu bangsa ada ditangan generasi muda.
Di Indonesia sendiri, begitu banyak instansi pendidikan mulai dari instansi
pemerintah hingga instansi swasta. Dalam instansi pemerintah sendiri seperti sekolah-sekolah
negeri haruslah memiliki faktor penunjang yang cukup memadai mengingat betapa
pentingnya manfaat pendidikan. Dimulai dari fasilitas yang menunjang kegiatan KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar), adapun faktor yang berkaitan dengan lingkungan. Lingkungan
sangat berperan penting dalam kenyamanan siswa atas berlangsungnya kegiatan KBM.
Dengan adanya lingkungan yang bersih, terawat dan terjaga akan melahirkan bibit-bibit
unggul yang nantinya akan berguna dalam kemajuan pendidikan.
Sekarang ini, pemerintah telah banyak membuat kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan masalah lingkungan sekolah demi kelancaran serta memaksimalkan daya kerja
pemerintah yang nantinya akan sangat berguna bagi bangsa dan tanah air. Contohnya saja hal
yang sudah tak asing lagi di telinga kita yaitu pelaranngan merokok di lingkungan sekolah.
Ya, kini terdapat kebijakan untuk sekolah tingkat tertentu agar melarang kegiatan merokok di
lingkungan sekolah. Hal ini dibuat bukan semata-mata untuk lebih mengesankan suatu peran
pemerintah dalam dunia pendidikan. Namun, karena begitu banyak hal yang
melatarbelakangi hal tersebut.
Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Merokok sudah
menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap
kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang.
Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun telah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai
penyakit. Penelitian terbaru juga menunjukan adanya bahaya dari secondhandsmoke yaitu
asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada disekitar perokok
atau disebut juga perokok pasif. Sebetulnya apa saja yang terkandung dalam asap sebatang
rokok yang dihisap?
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat rokok, perilaku
merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih ditolerir oleh
masyarakat. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan
karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada
awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah dibakar nikotin yang masuk ke
dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu
hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.
Nikotin diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian terbagi ke jalur
imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasa nikmat, memacu
sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih
cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan
mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotin.
Meningkatnya sorotin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari
rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena
sudah ketergantungan pada nikotin.
Nikotin
Zat yang paling dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan serta
ketergantungan kepada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang dewasa
setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan.
Timah Hitam (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan sebatang rokok seebanyak 0,5 ug. Dan jika satu bungkus rokok
20 batang maka dihasilkan 10 ug perhari sementara ambang batas timah hitam yang masuk
kedalam tubuh 20 ug perhari, bisa dibayangkan berapa banyak zat ini masuk kedalam tubuh
jika rata-rata perhari menghabiskan 2 bungkus rokok.
Karbon Monoksida (CO)
Memiliki kecenderungan yang kuat berikatan dengan hemoglobin didalam sel darah merah.
Seharusnya hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat berguna bagi pernapasan
sel-sel tubuh. Kadar gas CO pada bukan perokok kurang dari 1 persen sedangkan pada
perokok 4-15 persen.
Tar
Kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat
karsinogen. Pada saat rokok dihisap tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat dan
membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernapasan dan paru-
paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg perbatang rokok sementara kadar tar dalam
rokok berkisar antara 24-45 mg.
Efek dari rokok/tembakau memberi stomulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap,
alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat
adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak
begitu dianggap gawat.
Beberapa penyakit akibat merokok menurut Badan POM RI antara lain:
Penyakit jantung dan stroke.
Satu dari tiga kematian di dunia berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke. Kedua
penyakit tersebut dapat menyebabkan sudden death ( kematian mendadak).
Kanker paru.
Satu dari sepuluh perokok berat akan menderita penyakit kanker paru. Pada beberapa kasus
dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian, karena sulit dideteksi secara dini.
Penyebaran dapat terjadi dengan cepat ke hepar, tulang dan otak.
Kanker mulut.
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, kerusakan gigi dan penyakit gusi.
Osteoporosis.
Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen darah perokok
sebesar 15%, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah dan
membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan. Perokok juga lebih mudah
menderita sakit tulang belakang.
Katarak.
Merokok dapat menyebabkan gangguan pada mata. Perokok mempunyai risiko 50% lebih
tinggi terkena katarak, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Psoriasis.
Perokok 2-3 kali lebih sering terkena psoriasis yaitu proses inflamasi kulit tidak menular
yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan merah pada seluruh tubuh.
Kerontokan rambut.
Merokok menurunkan sistem kekebalan, tubuh lebih mudah terserang penyakit seperti lupus
erimatosus yang menyebabkan kerontokan rambut, ulserasi pada mulut, kemerahan pada
wajah, kulit kepala dan tangan.
Dampak merokok pada kehamilan.
Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan dapat
meningkatkan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Risiko keguguran pada wanita
perokok 2-3 kali lebih sering karena Karbon Monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan
kadar oksigen.
Impotensi.
Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke penis berkurang
sehingga tidak terjadi ereksi.
Betapa sulitnya memberantas kebiasaan merokok. Hampir semua orang mengetahui
bahwa racun nikotin yang terdapat dalam asap rokok membahayakan bagi kesehatan. Bukan
hanya untuk perokok itu sendiri melainkan juga untuk orang-orang disekitarnya yang ikut
menghisap asap tersebut (perokok pasif). Selain itu, asap rokok juga mengganggu hubungan
sosial antara perokok dan bukan perokok.
Orang-orang yang merokok tidak mau menghentikan kebiasaannya karena beberapa alasan,
antara lain :
v Faktor kenikmatan (kecanduan nikotin).
v Status ( simbol kelaki-lakian).
v Mengakrabkan hubungan sosial sesama perokok.
Pengendalian masalah rokok sebenarnya telah diupayakan diantaranya melalui
penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dibeberapa tatanan dan sebagian wilayah Jakarta,
Kota Bogor, Kota Cirebon dan sebagainya.Begitu juga beberapa lintas sektor seperti
Departemen Perhubungan dengan menetapkan penerbangan pesawat menjadi penerbangan
tanpa asap rokok, Departemen Pendidikan Nasional menetapkan sekolah menjadi kawasan
tanpa rokok, serta beberapa Pemda yang menyatakan tempat kerja sebagai kawasan tanpa
asap rokok.
Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau arena yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan
produksi, penjualan, iklan, promosi, ataupun penggunaan rokok. Penetapan Kawasan Tanpa
Rokok merupakan upaya perlindungan masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok perlu
diselenggarakan di tempat umum, tempat kerja, angkutan umum, tempat ibadah, arena
kegiatan anak-anak, institusi pendidikan dan tempat pelayanan kesehatan.
Tujuan umum dari Kawasan Tanpa Rokok adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat rokok. Sedangkan tujuan khusus penetapan Kawasan Tanpa Rokok adalah :
Mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan nyaman.
Memberikan perlindungan bagi masyarakat bukan perokok.
Menurunkan angka perokok.
Mencegah perokok pemula.
Melindungi generasi muda dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(NAPZA).
Disamping itu, manfaat penetapan Kawasan Tanpa Rokok adalah :
Bermartabat, yakni menghargai dan melindungi hak asasi bukan perokok.
Ekonomis :
v Meningkatkan produktivitas.
v Mengurangi beban biaya hidup.
v Menurunkan angka kesakitan.
Menciptakan tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, institusi pendidikan, arena
kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum yang sehat, aman dan nyaman.
Dari keterkaitan berbagai aspek yang ada dalam permasalahan merokok, maka
penanggulangan masalah merokok bukan saja menjadi tanggung jawab sektor kesehatan,
melainkan tanggung jawab berbagai sektor yang terkait dengan minimal menetapkan
Kawasan Tanpa Rokok di tempat kerja masing-masing. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok
diberbagai tatanan dapat diwujudkan melalui penggalangan komitmen bersama untuk
melaksanakannya. Dalam hal ini peran lintas sektor sangatlah penting untuk menentukan
keberhasilan dari penetapan Kawasan Tanpa Rokok sebagai salah satu upaya penanggulangan
bahaya rokok.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok menjadi alasan sulitnya penetapan
Kawasan Tanpa Rokok yang ditunjukkan dengan keadaan hampir 70% perokok di Indonesia
mulai merokok sebelum umur 19 tahun. Bahkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi
Nasional) 2003 meyebutkan usia 8 tahun sudah mulai merokok.
Top Related