i
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENANGANAN KASUS TINDAK
PIDANA YANG DILAKUKAN SUPORTER SEPAK BOLA OLEH
KEPOLISIAN DI HUKUM POLRES BANTUL
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI‟AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SYARAT MEMPEROLEH GELAH STRATA
SATU ILMU HUKUM
PEMBIMBING :
Dr. MAKHRUS MUNAJAT, M.Hum
FAISAL LUQMAN HAKIM. SH,M.Hum
OLEH :
FAJAR DWI SANTOSO
10340009
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI‟AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
ABSTRAK
Penulisan skripsi ini di latar belakangi oleh maraknya tindak pidana suporter
sepak bola di Indonesia dan baru-baru ini juga terjadi di Bantul, Akan tetapi di
balik tindak pidana tersebut terdapat banyak permasalahan yang belum diketahui
masyarakat, setelah melakukan berbagai pra penelitian di daerah Bantul, masih
terdapat berbagai pelanggaran yang sering dilakukan oleh suporter sepak bola
yang kerap terulang misalnya pelanggaran terhadap lalu lintas.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dirumuskan permasalahan mengenai
pelanggaran tindak pidana apa yang diberlakukan Kepolisian Resor Bantul
terhadap suporter sepak bola dan juga cara atau mekanisme penanganan kasusnya
oleh Kepolisian Resor Bantul.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian
yang mengidentifikasikan dan mengkonsepsikan hukum sebagai institusi sosial
yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan yang mempola. Dalam kaitannya
dengan penelitian ini, selain mendasarkan pada penelitian lapangan penyusun juga
melakukaan penelaahan secara mendalam tentang peraturan.
Adapun hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya
tindak pidana yang dilakukan suporter sepak bola adalah terjadinya persaingan
antar kelompok suporter sepak bola, dan juga karena spontanitas dari solidaritas
yang salah karena tidak dibarengi dengan pemahaman hukum dan kedewasaan
dalam bertindak. Dari dua contoh kasus yang ditangani Polres Bantul ditetapkan
bahwa kasus tersebut dijerat Pasal 170 KUHP dengan ancaman maksimal pidana
penjara lima tahun enam bulan. Proses dan mekanisme penanganan kasus tindak
pidana yang dilakukan suporter sepak bola sama saja dengan proses penanganan
kasus pidana yang lain hanya saja terdapat banyak kendala baik itu secara
eksternal maupun internal. Polisi juga berpedoman bahwa inti dari penegakan
hukum terletak pada kegiatan menserasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan
di dalam kaidah-kaidah yang ada sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir
untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian.
iii
iv
v
vi
vii
HALAMAN MOTTO
“Tetaplah Berjuang Meski Di Saat Injury Time”
“Terkadang Kita Perlu Mundur Beberapa Langkah Untuk
Mendapatkan Ancang-Ancang Yang Lebih Jauh Agar Bisa
Melompat Lebih Jauh Pula”
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Kedua Orang Tuaku,
Para Korban Tindak Pidana Yang Dilakukan Oknum-Oknum
Suporter Sepak Bola Yang Sampai Saat Ini Belum
Mendapatkan Kejelasan Pelakunya.
Serta segenap keluarga besar
Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kajian Yuridis Terhadap Penanganan Kasus Tindak Pidana Yang Dilakukan
Suporter Sepak Bola Oleh Kepolisian Di Wilayah Hukum Polres Bantul.” Tidak
lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah diutus untuk membawa rahmat kasih sayang bagi
semesta alam dan selalu dinantikan syafaatnya di yaumil qiyamah nanti.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi
persyaratan guna mencapai gelar sarjana hukum pada Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud
sebagaimana yang diharapkan, tanpa bimbingan dan bantuan serta tersedianya
fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu,
penyusuningin mempergunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima
kasih dan rasa hormat kepada:
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy‟arie, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum., selaku ketua Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Makhrus Munajat,. M.Hum. dan Bapak Faisal Luqman Hakim,
S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah tulus ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan pengarahan,
dukungan, masukan serta kritik-kritik yang membangun selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum dan Bapak Budi Ruhiatudin, S.H.,
M.Hum selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan
masukan yang sangat bermanfaat.
6. Bapak dan Ibu seluruh Staf Pengajar/Dosen yang telah dengan tulus ikhlas
membekali dan membimbing penyusun untuk memperoleh ilmu yang
bermanfaat sehingga penyusun dapat menyelesaikan studi di Program
Studi Ilmu Hukum Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Bapak dan Ibu seluruh Staf tata usaha prodi Ilmu Hukum
xi
8. Bapak Brigadir Maryadi Satreskrim Unit 2 Polres Bantul, Bapak Aipda
Sigit Kanit 2 Satreskrim Polres Bantul, beserta semua staf satuan Resktim
Polres Bantul.
9. Drh. Agustin Eka Safriyani yang tidak henti-hentinya memberikan doa,
semangat, motivasi pada penyusun.
10. Agung Priatmoko, S.Pd, Alfan Khaerul Umam, dan tentunya teman-
teman IH-A.
11. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Meskipun skripsi ini merupakan hasil kerja maksimal dari penyusun,
namun penyusun menyadari akan ketidak sempurnaan dari skripsi ini. Maka dari
itu penyusun dengan senang hati sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membantu dari pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga penyusunan skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya dan untuk membangun hukum pidana khususnya.
Yogyakarta, 9 Juni 2014
Fajar Dwi Santoso
NIM. 10340009
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iv
SURAT PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................................ 6
D. Telaah Pustaka.................................................................................... 8
E. Kerangka Teoretik .............................................................................. 10
F. Metode Penelitian ............................................................................... 17
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 20
xiii
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA DAN RUANG
LINGKUPNYA ................................................................................ 22
A. Pengertian Melawan Hukum .............................................................. 22
B. Sifat Melawan Hukum ....................................................................... 24
C. Sumber Hukum dan Sumber Hukum Pidana ..................................... 32
1. Sumber Hukum............................................................................. 32
2. Sumber Hukum Pidana................................................................. 34
D. Perbuatan Pidana ........................................... .................................... 35
1. Pengertian Perbuatan Pidana ....................................................... 35
2. Jenis-jenis Perbuatan Pidana......................................................... 37
3. Delik Percobaan (Poeging Delicten) ............................................ 40
4. Delik Penyertaan (Deelneming Delicten)..................................... 41
5. Perbarengan Pidana (Concursus Delicten).................................... 44
6. Perbuatan Pengulangan (Recidive Delicten)................................. 47
E. Pertanggungjawaban Pidana ............................................................... 49
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG POLRES BANTUL DAN
PENANGANAN KASUS PIDANA ............................................
......................................................................................................... 56
A. Gambaran Umum Polres Bantul ..................................................... 56
1. Visi Polres Bantul .................................................................... 56
2. Misi Polres Bantul .................................................................... 57
3. Letak Geografis Polres Bantul ................................................. 58
xiv
4. Demografi Polres Bantul ......................................................... 60
5. Kebijakan Polres Bantul .......................................................... 63
B. Tinjauan Umum Penanganan Kasus Pidana ................................... 64
BAB IV ANALISIS TENTANG TINDAK PIDANA YANG
DILAKUKAN SUPORTER SEPAK BOLA DAN
PENANGANANNYA OLEH KEPOLISIAN DI POLRES
BANTUL ......................................................................................... 72
A. Penetapan Tindak Pidana Yang Diberikan Kepolisian Resor Bantul 72
B. Penanganan Pihak Kepolisian Resor Bantul Terhadap Tindak Pidana
Yang Dilakukan Suporter Sepak Bola ............................................. 77
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 85
A. Kesimpulan ...................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang paling populer di dunia
saat ini. Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti mengenal sepakbola, sekalipun
orang itu tidak menyukainya. Olah raga ini juga disebut sebagai olah raga yang
paling merakyat karena hampir bisa ditonton oleh semua golongan dan lapisan
dalam masyarakat.
Sepak bola selain sangat digemari untuk dimainkan, tetapi permainan yang
dimainkan oleh sebelas orang pemain dalam satu tim ini juga mampu menarik
banyak perhatian publik untuk menikmatinya dengan cara melihat atau
menotonnya. Terkait dalam hal ini terdapat pula istilah suporter dari sekumpulan
penonton, untuk membedakan antara penonton dan supporter memang gampang-
gampang susah karena kekerabatan diantaranya cukup dekat, namun istilah
penonton maknanya lebih luas lagi dibandingkan dengan istilah supporter. Artinya
bahwa setiap suporter semestinya merupakan penonton, maka sebaliknya tidak
semua penonton merupakan suporter. Namun satu hal yang pasti yang
membedakan keduanya adalah bahwa supporter bersifat aktif, memberikan
2
dukungan dengan motivasi dan dilandasi oleh perasaan cinta yang terluapkan
dalam sebuah fanatisme tertentu.1
Para penonton sepak bola atau yang lazim disebut suporter sepak bola
berasal dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak sampai dewasa. Namun
kecenderungan perbuatan yang menyimpang dalam pertandingan sepak bola
dilakukan pada umumnya oleh para remaja. Dimana remaja, masih berada dalam
massa transisi dalam mencari jati diri sehingga emosi yang ada dalam dirinya
pada saat menonton sepak bola secara langsung bisa diwujudkan dalam tindakan-
tindakan anarkis yang bahkan mungkin mengarah kepada tindak pidana.Kecintaan
mereka terhadap klub kesayangannya berdampak terhadap tindakan yang mereka
lakukan. Ketika klub kesayangannya menang mereka atau para suporter ini
membangga-banggakan klub kesayangannya. Dan pada saat klub kesayangannya
kalah mereka melakukan hal-hal yang menyimpang bahkan melakukan tindakan
yang dapat dikategorikan melakukan tindak pidana.
Kehadiran para supporter baik itu dalam mendukung klub-klub yang
berlaga dalam kompetisi lokal maupun dalam rangka mendukung tim kesebelasan
negara dinilai cukup efektif, mereka dapat memberikan semangat bertanding
kepada para pemain dilapangan hijau terutama saat sebuah tim sedang menjalani
laga atau pertandingan diluar kandang, kehadiran para supporter tersebut dapat
menjadi motivasi tersendiri ditengah kepungan dominasi lagu dan yel-yel suporter
tuan rumah.
1 Teguh Saputra, Konflik Antara Kelompok Suporter PSIM Yogyakarta (Persatuan
Sepakbola Indonesia Mataram), (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011), hal 1
3
Kemunculan suporter yang teroganisir dipelopori oleh supporter -
supporter dari benua biru yakni benua eropa, tempat olah raga ini mulai popular.
Di Italia kita mengenal supporter Ultras, di Denmark terdapat superter yang
dikenal sebagai Rollingan, dan di Skotlandia dikenal sebagai kelompok supporter
Tartan Army.2 Para supporter tersebut muncul dengan berbagai aksinya yang
mencolok seperti tubuhnya dicat warna-warni atau dengan nyanyian-nyanyian
pendek disertai dengan gerak tubuh yang kompak.
Kemunculan suporter sepak bola di Indonesia beragam ada yang sejak era
perserikatan atau dari tahun pertama berdirinya klub sudah mempunyai suporter
yang setia mendukung klub tersebut bertanding, ada pula kemunculan suporter
yang dimulai dengan bergulirnya sistem kompetisi sepak bola Indonesia
berbentuk galatama, yang terdiri dari klub – klub yang dianggap professional dan
juga gabungan dari klub–klub perserikatan yang dianggap masih amatir. Sebagian
besar kelompok supporter tersebut pada masa ini terbentuk atas dasar inisiatif dari
pengelola klub sehingga para pengurus inti yang ada dalam tubuh kelompok
supporter tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh pengurus klub. Kondisi ini tidak
dan belum banyak berubah saat kompetisi galatama dan perserikatan dilebur
dalam satu liga yang bernama Liga Indonesia pada 1994 atau pada musim
2 Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas, (Yogyakarta : Kanisius, 2007), hal 71
4
kompetisi 1993 – 1994. Kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
suporter saat itu masih bersifat insidental, hanya saat ada pertandingan.3
Kemunculan supporter yang teroganisir dan bisa dibilang kreatif dalam hal
cara mendukung klub kesayangan mereka dan mulai mengorganisir diri mereka
sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak klub diantaranya ada viking dan
aremania. Viking adalah kelompok yang mulai teroganisir dan memecahkan diri
dari Bobotoh, sehingga adanya dan terbentuknya mereka murni dari inisiatif dari
mereka sendiri untuk lepas dari campur tangan pihak klub. Aremania berdiri tanpa
campur tangan dari pihak klub, ide pencetusan kelompok supporter arema ini
datang dari pemain asing arema yang berasal dari Chile yaitu Juan Rubio. Dia
membawa beberapa kaset-kaset yang berisikan gerakan-gerakan supporter dalam
mendukung kesebelasan kesayangannya. Aremania kemudian mengadopsi
beberapa lagu dan gerakan yang disesuaikan dengan karakter mereka.4
Fenomena kemeriahan sepak bola yang sudah mendunia dan disadari atau
tidak telah mengubah pola pikir orang – orang terutama para pencinta olahraga ini
dari seorang yang mempunyai pola pikir normal dapat menjadi seorang dengan
pola pikir fanatik yang sangat mencintai dan setia terhadap klub sepak bola yang
didukungnya. Dapat terlihat hampir dalam setiap pertandingan sepak bola para
3 Feri Istanto, Perempuan Suporter Sepak Bola, Studi Tentang Motivasi dan Kesadaran
Gender Pada Suporter Perempuan Slemania, (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah
Mada Yogyakarta : 2005), hal 1
4 Anung Handoko, Sepak Bola Tanpa Batas, (Yogyakarta : Kanisius, 2007), hal 72-73
5
supporter fanatik ini kerap kali melakukan tindak-tindak pidana mulai dari
pelanggaran sampai kejahatan.
Fanatisme berlebihan dari para supporter sepak bola dalam mendukung
tim kesebelasan yang disayanginya kadang kala berubah menjadi tindakan yang
anarkis dengan merusak segala fasilitas di dalam maupun di luar stadion, terutama
apabila tim yang dibelanya mengalami kekalahan.5 Tindak anarkisme semakin
parah saat rivalitas klub tim kesayangan mereka bertanding dengan rival timnya
yang mempunyai supporter fanatik dan telah dianggap sebagai musuh. Banyak
sekali contoh perseteruan antar supporter di Indonesia ini bahkan tidak hanya
rusuh antar supporter berbeda klub tapi rusuh antar supporter sesama klub yang
dibela dan tentunya tindak anarkisme ini bertentangan dengan norma hukum yang
berlaku di Indonesia yang dalam hal ini diatur dalam Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana karena suporter itu merupakan kumpulan individu yang
membentuk massa dalam jumlah yang sangat besar, ratusan bahkan sampai
ribuan. Ketika orang berada dalam kerumunan, identitas personal bisa hilang
berganti dengan spirit komunalisme. Dalam 3 kondisi seperti ini, kekerasan
kolektif pun gampang meledak karena orang sudah tidak takut lagi untuk
melakukan pelanggaran hukum secara berjamaah. Dengan demikian, orang yang
tergabung dalam massa merasa tidak takut lagi melanggar norma-norma yang ada.
Hal-hal yang tersimpan dalam kompleks terdesak yang bersifat laten muncul
keluar, merealisasikan dirinya dengan bertindak sesuka hati tanpa kendali. Bagi
5 Eriyanto, Dosa – Dosa Nurdin Halid (Ketum PSSI), (Yogyakarta : GalangPress. 2011),
Hal 12
6
mereka bisa menghancurkan musuh adalah sesuatu yang membanggakan dan
dapat pula dibanggakan pada anggota lain dalam satu kelompok supporter tersebut
dan lalu bagaimanakah cara untuk memberikan efek jera bagi mereka.
Hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya di atas dan juga karena baru-
baru ini terdapat suatu kasus di Bantul yang membuat penulis tertantang untuk
meneliti kajian penanganan kasus tindak pidana yang dilakukan supporter sepak
bola yang sekaligus menjadi pokok perhatian dalam penelitian ini dengan judul
Kajian Yuridis Tehadap Penanganan Kasus Tindak Pidana Yang Dilakukan
Suporter Sepak Bola Oleh Kepolisian Di Wilayah Hukum Polres Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan
berfokus pada permasalahan–permasalahan sebagai berikut :
1. Pelanggaran tindak pidana apa yang diberlakukan kepolisian Polres Bantul
terhadap suporter sepak bola ?
2. Bagaimana bentuk penanganan polisi dalam menghadapi tindak pidana
yang dilakukan suporter sepak bola di Polres Bantul ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
7
a. Mengetahui dan menganalisa faktor penyebab tindak pidana yang
dilakukan oleh para suporter sepak bola.
b. Mengetahui dan memperoleh data tentang bagaimana cara penanganan
dan penanggulangan pihak kepolisian Polres Bantul terhadap tindak-
tindak pidana yang dilakukan oleh para suporter sepak bola.
2. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat praktis :
Melalui Penelitian ini diharapkan bahwa dengan mengetahui tindak-tindak
pidana yang dilakukan oleh suporter sepak bola tersebut dapat juga
mengetahui akar masalahnya dan bagaimana supporter sepak bola tersebut
melakukan tindak pidana sehingga dapat ditemukan jalan keluar berupa
tindakan nyata dari pihak penegaka hukum mencegah dan meminimalisir
tindak-tindak pidana tersebut.
b. manfaat akademis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran teoritis,
dalam sebuah kajian yuridis tentang penanganan dan penanggulangan
tindak pidana yang dilakukan supporter sepak bola di Polres Bantul.
8
D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan salah satu bagian penting dalam melakukan
penulisan terhadap suatu penelitian, dalam telaah pustaka ini penulis diharuskan
mencantumakan beberapa literatur yang digunakan dan hampir sama dengan yang
akan dikaji dalam penelitiannya. Dalam hal ini penulis dituntut untuk menemukan
minimal lima buah literatur berupa skripsi atau hasil penelitian yang mempunyai
judul dan tema berkaitan dengan supporter sepak bola.
Konflik Antara Kelompok Suporter PSIM Yogyakarta (Persatuan
Sepakbola Indonesia Mataram) karya Teguh Saputra mahasiswa fakultas Isoshum
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta terbit 2011. Karya ilmiah
berupa skripsi ini mengkaji aspek sosiologis terhadap subuah konflik intern yang
ada pada supporter klub sepak bola PSIM Yogyakarta (Persatuan Sepakbola
Indonesia Mataram) dengan mengkaji hanya segala sesuatu tentang supporter
PSIM tersebut dengan metode sosiologis pendekatan subjektif dan kualitatif.
Perempuan Suporter Sepak Bola, Studi Tentang Motivasi dan Kesadaran
Gender Pada Suporter Perempuan Slemania. Skripsi karya Feri Istanto mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang terbit
pada tahun 2005. Karya tulis ilmiah berupa skripsi hasil dari Fery Istanto ini
mengkaji tentang gender. Meskipun dalam hal acuan gender adalah supporter
sepak bola tetapi tidak sama sekali mirip dengan yang sebelumnya. Penekanan
dalam tulisan skripsi ini yakni bahwa supporter perempuan sleman tidak boleh
9
diintimidasi secara gender. Metode dalam skripsi ini pula tidak menggunakan
kajian ilmu hukum dalam pokon kajiannya.
Tinjauan Sosial Terhadap Perilaku Agresi Suporter Persebaya “Bonek”.
Laporan penelitian program kreatifitas mahasiswa Universitas Negeri Malang
oleh Orista Vella Anggraningtyas pada tahun 2010. Laporan Penelitian hasil dari
Orista Vella Angraningtyas ini memberikan penjelasan terkait suporter sepak bola
khususnya suporter Persebaya Surabaya. Dalam studinya penulis merujuk pada
teori-teori psikologi masa, keasadaran kelompok yang intinya bertitik fokus pada
kajian psikologi.
Strategi Humas Organisasi Bonek “GREEN FORCE 27” Terhadap Publik
Eksternal Pada Laga Indonesia Premier League 2011 - 2012 Dalam Memperbaiki
Image. Laporan penelitian hasil dari Rhesi Kharisma Hapsari pada tahun 2012.
Laporan penelitian hasil dari Rhesi Kharisma Hapsari ini memaparkan tentang
bagaimana peranan humas dalam sebuah organisasi khususnya Bonek “GREEN
FORCE 27” dalam membangun citra yang baik agar dapat memperbaiki image di
masyarakat dengan kajian sosiologi.
Jurnal Kohesifitas Suporter Tim Sepak Bola Persija. Karya Bayu
Wicaksono Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Tahun 2010. Karya ilmiah
berupa jurnal hasil dari Bayu Wicaksono dari Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma ini menjelaskan tentang kohesivitas suporter terhadap tim yang
didukung khususnya tim Persija Jakarta dengan menyebutkan beberapa faktor dan
ciri kohesivitas melalui kajian psikologi.
10
Demikian telaah pustaka yang penulis lakukan untuk menunjukan
keorisinalan dalam kajian penulisan penelitian ini dan dari hasil perbandingan
kedua literatur yang disampaikan diatas bahwa penelitian ini orisinil dan tidak
memplagiat penelitian sebelumnya dan memacu semangat untuk melakukan
penlitian yang berbeda dari yang sebelumnya.
E. Kerangka Teoretik
Penegakan hukum pidana di Indonesia masih belum tercapai seperti apa
yang diharapkan. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada setiap komponen-komponen penegak hukum, baik peraturan maupun aparat
hukumnya. Tindak pidana yang terjadi pada suatu pertandingan sepak bola dapat
dijadikan sebagai contoh. Penegakan hukum pada tindak pidana yang dilakukan
oleh suporter sepak bola yang anarkis ternyata belum difungsikan sebagaimana
mestinya. Padahal dalam peraturan perundang-undangan secara jelas mengatur
dan melarang perbuatan tindak pidana tersebut.
Bagaimanapun juga suatu tindak pidana tidak dapat ditolerir karena
Tujuan hukum menjadi sangat jelas. Apalagi, tatkala Indonesia menyatakan diri
dalam konstitusinya sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945,
yang menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Negara ini
bukanlah negara sosial yang sudah mulai melupakan asas legalitas6 kita masih
menganut faham legalitas atau asas legaliatas yang apabila ketentuannya dilanggar
6 Ahmad Bahiej, Hukum Pidana, (Yogyakarta : Bidang Akademik UIN, 2008), hal 19
11
maka siapapun itu seyogyanya harus dipidanakan atau menjalani proses
pemidanaan yang tertuang juga dalam pasal 1 ayat (1) Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana ( KUHP ) berbunyi :
Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan
ketentuan perundang – undangan yang telah ada.
Maka dari itu para suporter yang melakukan tindak pidana harusnya
diberikan sanksi sesuai dengan tindakan yang dilakukannya agar mereka bisa
merasa jera dengan sanksi pidana yang diberikan karena pidana merupakan salah
satu dari tiga masalah pokok dalam hukum pidana, selain masalah
pertanggungjawaban pidana, dan masalah tindak pidana. Pidana menjadi ciri
khusus dalam hukum pidana dan membedakan dari jenis hukum yang lain. Pidana
berarti nestapa, sengsara atau penderitaan yang dikenakan terhadap pelaku tindak
pidana.7 Beberapa tindak pidana yang dilakukan Suporter sepak bola yang
ditemukan selama pra penelitian:
1. Penghinaan
Tindak pidana yang paling banyak dilakukan oleh suporter adalah terjadinya
berbagai bentuk penghinaan. Dari hasil pengamatan secara langsung menunjukkan
bahwa penghinaan yang paling sering ditujukan kepada wasit, hakim garis,
suporter lawan, serta pemain lawan. Peraturan Undang-Undang telah diatur dalam
Pasal 310 ayat (1) KUHP, yang rumusannya sebagai berikut :
7 Ahmad Bahiej, Hukum Pidana, (Yogyakarta : Bidang Akademik UIN, 2008), hal 23
12
Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik orang,
dengan menuduh sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, diancam karena pencemaran, dengan tindak pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak tiga
ratus rupiah.
Menurut peraturan pertandingan khusus Kompetisi PSSI, dalam pasal 34
ayat 1, yaitu:
Penghinaan adalah tindakan atau gerakan dan perbuatan atau bentuk
pengeluaran perkataan yang tidak patut, baik dari segi sportivitas
olahraga, sopan santun, dan adat istiadat yang dilakukan oleh
peserta, offisial, pemain terhadap lawan tandingnya, aparat
pertandingan (wasit dan instruktur pertandingan) ataupun terhadap
pengurus PSSI yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
lapangan.
2. Penganiayaan
Tindak pidana lain yang sering terjadi adalah penganiayaan sebagai akibat yang
ditimbulkan beberapa oknum yang memicu kerusuhan serta penghinaan yang
dilakukan oleh suporter lawan sehingga memancing emosi suporter yang
mengakibatkan terjadinya penganiayaan. Yang paling sering menjadi korban
penganiayaan adalah pemain kesebelasan lawan, wasit, dan suporter lawan.
Peraturan Perundang-undang penganiayaan diatur dalam pasal 351 ayat 1 sampai
dengan ayat (5), yang bunyi rumusannya sebagai berikut :
a. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah.
13
b. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat yang bersalah
dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun.
c. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama
tujuh tahun
d. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
e. Percobaan untuk melakukan kejahatan.
Perkelahian yang melibatkan suporter secara umum dapat digolongkan pula tindak
pidana melakukan kekerasan terbuka yang ditujukan terhadap orang-orang. Hal
tersebut oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 170 ayat (1)
sampai dengan ayat (3) KUHP, yang rumusannya sebagai berikut :
Barangsiapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Ke-(1) Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan
mengakibatkan luka-luka.
Ke-(2) Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan
mengakibatkan luka-luka berat
Ke-(3) Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun jika kekerasan
mengakibatkan maut.
Berdasarkan peraturan pertandingan khusus kompetisi PSSI, dalam pasal 34 ayat
(2), yaitu :
Penganiayaan adalah tindakan atau gerakan dan perbuatan atau
perlakuan lainnya yang bersifat menyakiti terhadap fisik manusia,
antara lain dengan cara pemukulan, perkelahian, dan atau
14
pengeroyokan yang dilakukan oleh peserta, ofisial atau pemain,
terhadap lawan tandingnya, aparat pertandingan (wasit dan instruktur
pertandingan) ataupun terhadap pengurus PSSI yang dilakukan baik
dalam maupun di luar lapangan pertandingan
Sanksi yang digunakan PSSI terhadap penghinaan dan atau penganiayaan yang
dilakukan oleh suporter dalam Kompetisi Liga indonesia diatur dalam Pasal 34
ayat (7), yaitu :
Ke-(1) : Terhadap tuan rumah tidak diperkenankan menyelenggarakan satu
kali pertandingan berikutnya di stadion tempat penyelenggaraan
dan harus memindahkan ke lapangan/stadion lain yang memenuhi
persyaratan serta berjarak minimal 100 km dari kota tempat
penyelenggaraan pertandingan.
Ke-(2) : Ketentuan yang dimaksud pada ayat (7) ke (1) seluruh biaya
teknis pertandingan menjadi beban tuan rumah ke tempat
penyelenggaraan pertandingan yang ditetapkan dalam hukuman.
Ke-(3) : Pertandingan kompetisi yang harus dipindahkan ke stadion lain
seperti yang termaksud dalam ayat (7) ke (10) pasal ini dilakukan
pada saat peserta yang dihukum tersebut, bertindak selaku tuan
rumah penyelenggara dan harus diselenggarakan pada
pertandingan kompetisi berikutnya yaitu pertandingan kompetisi
terdekat minimal 7 (tujuh) hari sesudah keputusan komite disiplin
PSSI mengenai hal ini diumumkan.
Ke-(4): Pertandingan tersebut pada ayat (7) ke (3) di atas
penyelenggaraannya akan ditetapkan oleh pengurus PSSI sesuai
dengan keputusan Komite Disiplin.
15
3. Menghancurkan atau merusakan barang milik orang lain, sarana dan prasarana
umum merupakan tindak pidana terhadap barang, dalam Pasal 406 ayat (1),
yang rumusannya sebagai berikut :
Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan,
merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan
barang sesuatu atau seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan
orang lain, diancam dengan pidana dua tahun delapan bulan atau
denda paling banyak tiga ratus rupiah.
Akan tetapi sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa kriminalitas
merupakan bagian dari kehidupan kita, dan sebagai suatu gejala yang nyata
(empiris) yang harus ditinjau dari berbagai sudut8 termasuk ulah anarkis suporter
sepak bola selalu ada dan menghiasi media cetak dan elektronik karena
sesungguhnya mencegah kejahatan adalah lebih baik daripada mencoba mendidik
penjahat menjadi orang baik kembali.9 Maka perlu kita kaji apa sebenarnya yang
melandasi ulah para suporter tersebut dengan perspektif kriminologi karena
kriminologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang deskriptif dan empirik.10
Karena terbukti masih saja menyisakan permasalahan berbagai masalah sosial di
Indonesia.11
maka dari itu penelitian ini dilengkapi dengan kajian kriminologi.
8 Stephan Hurwitz, Criminology, diterjemahkan Moeljatno, (Jakarta : Bina Aksara, 1986),
hal 21
9 Bon Borger, Pengantar Tentang Kriminolog (cetakan keempat), terjemahan Koesnoen,
(Jakarta : Ghalia Indonesia, 1977), hal 169
10 Stephan Hurwitz, Criminology, terjemahan Moeljatno, (Jakarta : Bina Aksara, 1986),
hal 18
11 Ahmad Bahiej, Hukum Pidana, (Yogyakarta : Bidang Akademik UIN, 2008), hal 71
16
Tindak pidana suporter yang kompleks membuat penyusun juga
menggunakan konsep kriminologi karena kriminologi dan hukum pidana saling
berhubungan sehingga disini kita perlu mempelajari pula situasi kriminal dan
perbuatan pidana yang akhirnya dapat dibuat klasifikasi tentang tipe-tipe
perkiraan tentang cara penanggulangan yang paling tepat.12
Montesque menyatakan bahwa bentuk perundang – undangan yang baik
harus lebih mengutamakan pencegahan kejahatan daripada penghukuman.13
Nilai-
nilai tentang kejahatan oleh Montesque tersebut kini mulai akan diterapkan di
Indonesia contoh beberapa perkembangan mengenai pidana dan pemidanaan yang
membutuhkan atau bahkan didasari dari segi kriminologi dalam rancangan KUHP
diantaranya sebagai berikut :
Rancangan KUHP dalam pasal 50 :
a. mencegah dilakukan tindak pidana dengan menegakkan norma
hukum demi pengayoman masyarakat.
b. menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindaak pidana.
c. memulihkan keseimbangan.
d. mendatangkan rasa damai dalam masyarakat
e. memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan
sehingga menjadi orang baik dan berguna.
f. membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
12
Ahmad Bahiej, Hukum Pidana, (Yogyakarta : Bidang Akademik UIN, 2008), hal 1-2
13 Bon Borger, Pengantar Tentang Kriminolog (cetakan keempat), terjemahan Koesnoen,
)Jakarta : Ghalia Indonesia, 1977), hal 13
17
Maka dari itu dengan konsep kriminologi yang bersifat faktual akan
mendapaktan maanfaat yang berbeda dari hanya sekedar mengkaji sebuah delik
secara normatif sebagaimana manfaat dari ilmu kriminologi sebagai kontrol sosial
terhadap pelaksanaan hukum pidana.14
Selanjutnya dengan dipertajam dengan
kajian yuridis sebagai alat bedah utama peneliti akan mengkaji tindak-tindak
pidana yang dilakukan oleh suporter sepak bola dengan judul Kajian Yuridis
Terhadap Penanganan Kasus Tindak Pidana Yang Dilakukan Suporter Sepak Bola
di Polres Bantul.
F. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan Yuridis Empiris, Yaitu
penelitian yang dilakukan secara langsung kepada narasumber dengan
mendasarkan pada data primer sebagai data utamanya dengan ditambah
dengan studi normatif sebagai pelengkap sebuah penelitian ini.
2. Sumber Penelitian
a. Data Primer
Data Primer ini akan diperoleh dari hasil penelitian dilapangan yakni
didapatkan langsung melalui interview atau wawacara serta pengamatan
langsung.
14
Yesmil Anwar Adang, Kriminologi, (Bandung : Refika Aditama, 2011), hal 57
18
b. Data Sekunder
Data sekunder ini akan dapat diperoleh dari penelitian yang berupa
bahan-bahan hukum seperti :
1) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan yang memiliki kekuatan mengikat
yang berkaitan dengan obyek penelitian yakni :
a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
b) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
c) Perundang-Undangan lainnya yang berkaitan seperti Perkap Nomor
14 Thaun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana
2) Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan
terhadap bahan hukum primer, misalnya :
a) Buku literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan.
b) Hasil penelitian -penelitian para pakar hukum terkait masalah yang
diteliti.
19
c) Makalah-Makalah dan karya tulis lainya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Bantul dan bertepatan di Polres
Bantul.
4. Penentuan Responden
Responden yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah polisi guna
mempermudah mendapatkan informasi yang otentik dan faktual dalam
penelitian ini.
5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan dilakukan dengan alat dan teknik sebagai berikut :
a. Alat yang digunakan yakni pedoman wawancara.
b. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni dengan teknik
wawancara atau interview, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab
kepada pihak-pihak yang terkait, selain itu teknik yang digunakan dalam
melengkapi penalitian ini yakni teknik kepustakaan, yaitu suatu teknik
penelaahan bersifat normatif dari berbagai peraturan perundang-undangan
serta berbagai macam literatur-literatur lainya yang berkaitan dengan
permasalah penelitian ini.
20
6. Analisis Data
Dalam pengelolaan dan menganalisis suatu data yang diperoleh dalam
penelitian akan mengkunakan analisis kualitatif. Yaitu analisis yang tidak
mementingkan banyaknya data yang diperoleh atau kuantitatif tetapi
cenderung bagaimana kualiatas data yang diperoleh dan dilakukan
pendataaan yang disusun secara sistematis sehingga didapat gambaran
masalah atas suatu keadaan yang diteliti. Selain ituu juga melakukan metode
induktif, yaitu kesimpulan yang dimulai dari pernytaan atau fakta – fakta
umum menuju yang bersifat khusus sehingga didapat suatu gambaran yang
jelas tentang suatu masalah atau suatu keadaan yang diteliti dan biasanya
metode ini juga dapat disebut dengan metode piramida terbalik.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
Pada bab pertama, berisikan pendahuluan yang meliputi dari latar belakang
masalah, pokok masalah atau rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, serta sistemakita penulisan.
Pada bab kedua, berisikan pembahasan yang ditujukan pada teori mengenai
tinjauan umum tentang piana dan ruang lingkupnya, yang meliputi pengertian
melawan hukum, sifat melawan hukum, sumber hukum dan sumber hukum
pidana, perbuaran pidana dan pertanggungjawaban pidan.
21
Pada bab ketiga, berisikan pembahasan dan tinjauan umum tentang Polres
Bantul dan penanganan kasus pidana. Yang meliputi tentang profil Polres
Bantul, dan tinjauan umum tentang penanganan kasus pidana.
Pada bab keempat, berisikan pembahasan yang ditujukan pada hasil
penelitian dan analisis data yang dilakukan.
Pada bab kelima, merupakan penutup yang berisikan bagian akhir dari
penulisan penelitian ini yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Dalam bab ini
penulis akan menguraikan mengenai kesimpulan dan saran terkait
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan akhir dari proses penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Faktor dari munculnya tindak pidana yang dilakukan suporter sepak bola
di Bantul terdapat adanya persaingan antar kelompok suporter yang ada
juga karena spontanitas dari solidaritas yang salah karena tidak dibarengi
dengan pemahaman hukum dan kedewasaan dalam bertindak. Sehingga
dalam contoh kasus yang telah disebutkan di dalam skripsi ini Polres
Bantul menetapkan bahwa tindakan mereka telah melanggar ketentuan
Pasal 170 KUHP dengan acaman pidana penjara maksimal lima tahun
enam bulan.
2. Proses dan mekanisme penanganan kasus tindak pidana yang dilakukan
suporter sepak bola sama saja dengan proses penanganan kasus lainnya
hanya saja terdapat banyak kendala baik itu secara eksternal maupun
internal. Bagi para penegak hukum termasuk polisi berpedoman bahwa inti
dari penegakan hukum terletak pada kegiatan menserasikan hubungan
nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang ada dan juga
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan,
memelihara dan mempertahankan kedamaian sehingga terkadang proses
penyidikan dihentikan agar tercipta kondusifitas yang diinginkan sesuai
86
asas manfaat hukum nemun dengan memperhatikan situasi dan kondisi
terlebih dahulu.
B. Saran
Terhadap apa yang telah penulis peroleh dari hasil telah dipaparkan
sebelumnya, ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai saran dan
masukan berupa pemikiran pribadi dari penulis.
1. Perlu adanya rancangan peraturan perundang-undangan baru atau
pembaruan KUHP mengenai pertanggungjawaban pidana ketua kelompok
atau paling tidak dengan kekuatan hukum yang jelas kelompok suporter
tersebut dapat dibubarkan suporter apabila seorang oknum suporter atau
sekelompok suporter melakukan tindak pidana yang sudah sangat
meresahkan.
2. Mengenai aparat penegak hukum yang dalam hal ini pihak kepolisian perlu
ditingkatkannya bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preventif
yang dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan hukum pada
masyarakat terutama suporter, agar tidak terjadi salah penafsiran dalam
masyarakat seperti contohnya suporter dianggap bebas melakukan
pelanggaran lalu lintas.
3. Terakhir untuk para suporter di tanah air khususnya di Bantul. Penulis
hanya ingin menyampaikan bahwa hidup bebas bukanlah hidup yang tanpa
aturan, melaikan hidup jadi diri sendiri tidak terpengaruh gaya hidup
radikal suporter luar negeri yang mengerikan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Buku :
Ali, Makhrus. Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2012
Anwar Adang, Yesmil. Kriminologi, Bandung : Refika Aditama, 2011
Bahiej, Ahmad. Hukum Pidana, Yogyakarta : Bidang Akademik UIN, 2008
Borger, Bon. Pengantar Tentang Kriminolog (cetakan keempat), terjemahan
Koesnoen, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1977
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 2001
Eriyanto, Dosa – Dosa Nurdin Halid (Ketum PSSI), Yogyakarta : GalangPress.
2011
Handoko, Anung. Sepak Bola Tanpa Batas, Yogyakarta : Kanisius, 2007
Huda, Chairul. Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta : Kencana, 2006
Hurwitz, Stephan. Criminology, diterjemahkan Moeljatno, Jakarta : Bina Aksara,
1986
Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2008
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka, 1982
Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung : Sinar Baru, 1984
Loqman, Loebby. Beberapa Ikhwal di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta : Datacom,
1991
Marpaung, Leden. Asas Teori Praktek Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika,
2005
Mas, Marwan. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004
Mertokusumo, Sudikno. Mengenal Hukum Suatu Pengantar (edisi kelima),
Yogyakarta : Liberty, 2003
88
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana (cetakan kedelapan), jakarta : Rineka Cipta,
2008
Moeljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, Jakarta : Bina
Aksara, 1983
Muladi dan Nawawi Arif, Barda. Bunga Rimpai Hukum Pidana, Bandung :
Alumni, 2010
Nawawi Arif, Barda. Pembaharuan Hukum Pidana dalam Persepektif Kajian
Perbandingan, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2005
Prodjodikiro, Wirjono. Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia, Bandung : Eresco,
1986
Raharjo, Satjipto. Ilmu Hukum (cetakan kelima), Bandung : Citra Aditya Bakti,
2000
Reksodiputro, Mardjono. Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana,
Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum. Jakarta : Universitas
Indonesia. 1995
Sakidjo, Aruan, dan Purnomo, Bambang. Hukum Pidana Dasar Aturan Umum
Hukum Pidana Kodifikasi. Jakarta : Ghalia Indonesia, 1990
Saleh, Roeslan. Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana : Dua
Pengertian Dasar dalam Hukum Pidana, Jakarta : Aksara Baru, 1981
Saleh, Roeslan. Sifat Melawan Hukum dari Perbuaran Pidana, Jakarta : Aksara
Baru, 1987
Soekanto, Soerjono. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta : Rajawali, 1996
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaharuan,
Malang : UMM Press, 2008
Wahid, Abdul dan Labib, Mohammad. Kejahatan Mayantara (Cyber Crime),
Jakarta : Refika Aditama, 2005
Zainal Abidin, Andi. Hukum Pidana I cetakan kedua, Jakarta : Sinar Grafika,
2007
Daftar Skiripsi dan Karya Tulis Ilmiah :
89
Hanafi, Reformasi Sistem Pertanggungjawaban Pidana, Jurnal Hukum, Vol. 6
No. 11 Tahun 1999
Istanto, Feri. Perempuan Suporter Sepak Bola, Studi Tentang Motivasi dan
Kesadaran Gender Pada Suporter Perempuan Slemania, Skripsi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada Yogyakarta :
2005
Saputra, Teguh. Konflik Antara Kelompok Suporter PSIM Yogyakarta (Persatuan
Sepakbola Indonesia Mataram), skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2011
Internet :
Kebijakan Kapolda DIY, http://www.jogja.polri.go.id/content/kebijakan-kapolda-
diy.html diakses tanggal 15 Mei 2014
Profil Polres Bantul, http://humaspolresbantul.blogspot.com/p/blog-page_18.html,
diakses tanggal 12 Mei 2014
90
L A M P I R A N
91
Nama : Fajar Dwi Santoso
Tempat/Tgl lahir : Karawang, 27 November 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum kawin
Tinggi/Berat Badan : 165 cm/55 kg
Alamat : Jopiatan, Rt. 02, Serut, Palbapang, Bantul
Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun
SMA Negeri 3 Karawang 2005-2008
SMP Negeri I Rengasdengklok 2002-2005
SD Negeri Kalangsurya IV 1996-2002
Sertifikat Penunjang
Deskripsi Tempat Tahun
Sosialisasi Pembelajaran (SOSPEM) UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2010
Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan
(OPAK)
UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2010
Praktek Peradilan Pidana dan Perdata PN Sleman 2012
Praktek Peradilan Tata Usaha Negara PTUN Yogyakarta 2013
Kuliah Kerja Nyata
Suryatmajan,
Danurejan,
Yogyakarta
2013
Sertifikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2014
Data Pribadi
92
Yogyakarta
Sertifikasi IKLA UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2014
Sertifikasi TOEC UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2014
93
Top Related