http://faridaryany.wordpress.com
Semoga Bermanfaat ^_^
K E P R I B A D I A N
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Disusun oleh :
Farida Aryany 11303187 / ARM C3.11
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2013
http://faridaryany.wordpress.com
Semoga Bermanfaat ^_^
K E P R I B A D I A N
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Disusun oleh :
Farida Aryany 11303187 / ARM C3.11
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2013
http://faridaryany.wordpress.com
Semoga Bermanfaat ^_^
K E P R I B A D I A N
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Disusun oleh :
Farida Aryany 11303187 / ARM C3.11
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2013
http://faridaryany.wordpress.com
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia dan
nikmatNya yang telah Dia berikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
“Kepribadian” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi yang diberikan oleh
Ibu Nia Husniati Septiani, S.Psi
Dalam proses pembuatan makalah ini saya berupaya untuk mengumpulkan buku-buku
referensi dan berbagai tulisan di media massa yang berkualitas dan benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan mutu serta otentisitasnya.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga saya dapat memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Psikologi. Semoga bermanfaat.
Bandung, Februari 2013
Farida Aryany
http://faridaryany.wordpress.com
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia itu sangat bermacam-macam sekali,
mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang, segolongan ahli berusaha menggolong-
golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu, karena mereka berpendapat bahwa cara itulah
paling efektif untuk mengenal sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain, sekelompok ahli
berpendapat, bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di atas itu tidak memenuhi tujuan
psikologi kepribadian, yaitu mengenal sesama manusia menurut apa adanya, menurut sifat-
sifatnya yang khas, karena dengan penggolongan ke dalam tipe-tipe itu orang justru
menyembunyikan kekhususan sifat-sifat seseorang.
Kepribadian selalu menjadi salah satu topik bahasan yang penting karena kepribadian adalah
bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah-
pecah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau
memahami manusia seutuhnya. Manusia memiliki macam atau jenis potensi yang sama ketika
dilahirkan, namun dengan tingkat kualitas yang berbeda-beda. Ketika potensi itu aktual dalam
kepribadian, segera tampak bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.
Psikologi lahir sebagai ilmu yang berusaha memahami manusia seutuhnya, yang hanya dapat
dilakukan melalui pemahaman tentang kepribadian. Di dalam makalah ini akan membahas
tentang pengertian, teori-teori kepribadian, aspek-aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian.
http://faridaryany.wordpress.com
1.2 Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar psikologi adalah untuk memberikan
pengetahuan tentang kepribadian manusia yang beragam dan penting untuk diketahui pembaca
juga agar bisa bersikap dalam menghadapi seseorang yang berkarakter berbeda-beda.
1.3 Manfaat
Pembaca mengetahui sikap yang harus diambil dalam menghadapi seseorang yang
berkarakter tak sesuai dengan harapan kita, pembaca dapat membaca tiap karakter seseorang
bahkan pembaca juga dapat membaca karakter dirinya sendiri. Terakhir pembaca akan
mendapatkan banyak ilmu dan istilah-istilah dalam dunia psikologi dalam mengartikan suatu hal.
http://faridaryany.wordpress.com
KEPRIBADIAN
2.1 Pengertian Kepribadian
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare,
yang berarti mengeluarkan suara (to sound through). Istilah personality terutama menunjukkan
suatu organisasi/susunan daripada sifat-sifat dan aspek-aspek tingkah laku lainnya yang saling
berhubungan di dalam suatu individu. Sifat-sifat dan aspek-aspek ini bersifat psiko-fisik yang
menyebabkan individu berbuat dan bertindak seperti apa yang dia lakukan dan menunjukkan
adanya ciri-ciri khas yang membedakan individu itu dengan individu yang lain. Termasuk di
dalamnya: sikapnya, kepercayaannya, nilai-nilai dan cita-citanya, pengetahuan dan
keterampilannya, macam-macam cara gerak tubuhnya (Purwanto, 2007:154).
Setiap manusia memiliki banyak perbedaan yang bersifat individual dalam dirinya,
misalnya warna kulit, cara berbicara, kemampuan fisik, intelektualitas, kemampuan belajar, dan
ciri kepribadiannya. Dari segi warna kulit, manusia ada yang berwarna merah, putih, hitam, atau
campuran. Dari segi karakter dan moral manusia ada yang baik dan ada yang buruk dan mudah
bergaul, ada pula yang buruk dan sulit bergaul. Perbedaan warna, karakter pada tingkat
emosional manusia merupakan perbedaan penciptaan yang berasal dari perbedaan struktur
badan. Pada tingkat kualitas intelektualitas atau kecerdasan, perbedaan antar manusia terletak
pada kemampuan nalar seperti memahami atau mengingat dan juga kemampuan belajar. Para
psikolog mendefinisikan pangkal kecerdasan itu sebagai kemampuan belajar (Abu Bakar, 2004:
263).
http://faridaryany.wordpress.com
Setiap manusia itu sebagai makhluk hidup adalah pendukung genotypeyang unik, artinya
ia memiliki genus-genus atau jenis kelamin sebagai warisan dari orang tuanya, jadi pola pribadi
dari setiap individu itu sifatnya selalu unik, khas, tidak ada duanya, mencakup struktur biologis
atau jasmaniyahnya dan struktur psikisnya atau kejiwaannya. Karena itu, personalitas atau
kepribadian itu ialah keseluruhan dari individu yang terorganisir, dan terdiri atas disposisi-
disposisi psikis serta fisis, yang memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memperbedakan
ciri-cirinya yang umum dengan pribadi lainnya.
2.2 Teori Tipologi
a) Teori Hippocrates – Gelenus
Terpengaruh oleh Kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta
beserta isinya ini tersusun atas empat unsur pokok, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang
masing-masing mendukung sifat tertentu, yaitu tanah mendukung sifat kering, air
mendukung sifat basah, udara mendukung sifat dingin dan api mendukung sifat panas, maka
Hippocrates (460 – 370) berpendapat, bahwa juga di dalam tubuh manusia terdapat sifat-sifat
tersebut yang didukung oleh cairan-cairan yang ada di dalam tubuh, yaitu :
- Sifat kering didukung oleh Cholc,
- Sifat basah didukung oleh Melannchole,
- Sifat dingin didukung oleh Phlegma, dan
- Sifat panas didukung oleh Sanguis.
Hippocrates Galenus berpendapat, bahwa di dalam tubuh manusia terdapat empat
macam cairan pokok, yaitu chole, melanchole, phlegma, dan sanguis. Sifat kejiwaan
tertentu yang khas ini, yang adanya tergantung kepada dominasi cairan dalam tubuh itu
oleh Gelenus disebut temperamental.
http://faridaryany.wordpress.com
b) Tipologi Mazhab dan Mazhab Perancis
1. Tipologi Mazhab Itali
Berdasarkan atas data-data yang di peroleh oleh DeGiovani, serta hukum deformasi
yang dirumuskan oleh DeGiovani,Viola dalam penyelidikan-penyelidikannya
menemukan, bahwa ada tiga macam tipe manusia berdasarkan atas keadaan tubuhnya,
yaitu :
Microsplanchnis : ukuran-ukuran menegak relatif dominant, sehingga orangnya
kelihatan tinggi jangkung.
Macrosplanchnis : ukuran-ukuran mendatarnya relatif dominant, sehingga orangnya
kelihatan pendek gemuk.
Normosplanchnis : ukuran-ukuran menegak dan mendatar seimbang, sehingga orang
kelihatan seimbang. Bermacam-macam bentuk tubuh yang demikian itu beralas pada
keturunan.
2. Tipologi Mazhab Perancis
Mazhab Perancis yang dipimpin oleh Sigaud berpendapat, bahwa keadaan serta
bentuk tubuh manusia serta kelainan-kelainannya itu pada pokoknya ditentukan oleh
sekitar atau lingkungan. Yaitu :
Ada lingkungan yang berwujud udara yang menjadi sumber reaksi respiratoris.
Ada sekitar yang berwujud makan-makanan yang menjadi sumber reaksi-reaksi
digestif.
http://faridaryany.wordpress.com
Ada lingkungan yang berwujud keadaan-keadaan alam yang menjadi sumber reaksi-
reaksi muskuler.
Ada lingkungan yang berwujud keadaan sosisl yang menimbulkan reaksi-reaksi
cerebral.
c) Tipologi Kretschmer
1) Tipe-tipe manusia menurut keadaan jasmaninya
Kretschmer menggolong-golongkan atas dasar bentuk tubuhnya menjadi empat :
Tipe piknis:
- Sifat-sifat khas tipe ini ialah :
Badan agak pendek,
Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar
Leher pendek dan kuat
Lengan dan kaki lemah
Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari
tulang punggung kelihatan sedikit melengkung
Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun
d) Tipe Leptosom
Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa,
sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- badan langsing/kurus, jangkung
- perut kecil, bahu sempit
- lengan dan kaki lurus
http://faridaryany.wordpress.com
- tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
- buka bulat telur
- berat relatif kurang
e) Tipe Atletis
Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar dalam
perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras; tipe mini dapat dipandang
sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- tulang-tulang serta otot dan kulit kuat
- badan kokoh dan tegap
- tinggi cukupan
- bahu lebar dan kuat
- perut kuat
- panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak ke
- tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
- muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom
f) Tipe Displatis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu, tidak
dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak memiliki ciri-ciri
yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-olah
bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap tipe
displastis ini menyimpang dari kosntitusi normal.
http://faridaryany.wordpress.com
g) Tipe-Tipe Manusia Menurut Temperamennya
1) Tipe schizothyme
Orang yang bertemperament schizothym, sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan
para penderita schizoprenia, hanya sangat tidak jelas, ada kecenderungan ke arah
autisme: menutup diri sendiri, hidup dengan dirinya sendiri
2) Tipe cyklothym
Orang yang bertemperament cyklothym, sifat-sifat jiwanya bersesuain dengan
para penderita manisdefresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini juga mudah untuk
ikut merasakan suka dan duka orang lain
h) Hubungan Antara Keadaan Jasmani Dan Temperament
Orang yang konstitusi piknis kebanyakan bertemperament cyklothym, atau orang-orang
yang bertemperament cyklothym kebanyakan berkonstiusi piknis
Orang-orang yang berkonstitusi leptosom, atletis, dan displastis kebanyakan
bertemperament schizothyum, atau orang-orang yang bertemperament schizothym
kebanyakan berkonstitusi leptosom, atau atletis atau displastis.
2.3 Unsur-unsur Kepribadian
Ada beberapa unsur-unsur dari kepribadian. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya
http://faridaryany.wordpress.com
melalui panca inderanya yang masuk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari
otaknya. Ddan didalam otak tersebutlah semuanya diproses menjadi susunan yang
dipancarkan oleh individu kealam sekitar. Dan dalam Antropologi dikenal sebagai
“persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang sadar”.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksikan kembali menjadi suatu
penggambaran berfokus tentang lingkungan yang mengandung bagian-bagian.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemustan secara
lebih intensif di dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang paling
menarik perhatianya seringkali diolah oleh sutu proses dalam aklanya yang
menghubungkannya dengan berbagai penggambaran lain yang sejenisnya yang
sebelumnya pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
kembali sebagai kenangan.
Dan penggambaran yang baru dengan pengertian baru dalam istilah psikologi
disebut “Apersepsi”. Penggabungan dan membandingkan-bandingkan bagian-bagian dari
suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis
secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk
membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak mirip
dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari penggambaran yang baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu penggambaran tentang tempat-
tempat tertentu di muka bumi, padahal ia belum pernah melihat atau mempersepsikan
tempat-tempat tersebut. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut
dengan “Konsep”.
http://faridaryany.wordpress.com
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan
mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang
dikurangi atau diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung
dengan penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru
sama sekali, yang sebenarnya tidak nyata.
Dan penggambaran baru yang seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut
dengan “Fantasi”. Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi
merupakan unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang Individu.
Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam
perasaan. Sebaliknya, dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal
yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu
dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
“Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam
kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan” adalah suatu keadaan dalam
kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau
negative.
Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah
http://faridaryany.wordpress.com
terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan
kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
2.4 Tujuh Macam Dorongan Hati
Ada perbedaan paham mengenai jenis dan jumlah dorongan naluri yang
terkandung dalam naluri manusia yaitu ;
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu
kekutan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan hidup.
2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropolagi, dan
mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang mendorong
manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaanya di dunia ini muncul
pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan sejak
baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu ibunya
atau botol susunya tanpa perlu dipelajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, yang memang
merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula dari
adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia
mengembangkan adat. Adat, sebaliknya, memaksa perbuatan yang seragam (conform)
dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk
kolektif. Agar manusia dapat hidup secara bersama manusia lain diperlukan suatu
http://faridaryany.wordpress.com
landasan biologi untuk mengembangkan Altruisme, Simpati, Cinta, dan sebagainya.
Dorongan itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh perasaanya
dianggap berada di luar akalnya sehingga timbul religi.
7. Dorongan untuk keindahan. Dorongan ini seringkali saudah tampak dimiliki bayi, yang
sudah mulai tertarik pada bentuk-bentuk, warna-warni, dan suara-suara, irama, dan gerak-
gerak, dan merupakan dasar dari unsur kesenian.
2.5 Materi Dari Unsur-unsur Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam dengan terciptanya
konsep basic personality structure, atau “kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur
kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat. Kepribadian dasar ada
karena semua individu warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan
yang sama selama pertumbuhan mereka. Metodologi untuk mengumpulkan data
mengenai kepribadian bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan sample dari warga
masyarakat yang menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan
tes Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki ciri-ciri wataknya sendiri,
sementara adaindividu-individu dalam sample yang tidak meliki unsur-unsur kepribadian
umum. Pendekatan dalam penelitian kepribadian suatu kebudaya juga dilaksanakan
dengan metode lain yang didasarkan pada ciri-ciri dan unsur watak seorang individu
dewasa. Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalamannya
di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang tua.
http://faridaryany.wordpress.com
Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian
bahwa dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat
mengetahui adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang
merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang pertama-tama
dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R. Linton, dan M. Mead. Sehingga menjadi
bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and culture.
2.6 Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Kepribadian
a) Sifat-sifat kepribadian
Sifat-sifat yang merupakan kecenderungan-kecenderungan umum pada seorang
individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara tertentu dan bertindak sesuai dengan
penilaian itu. Sifat-sifat itu seperti penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, suka
menyendiri, sombong, dan lain-lain.
b) Intelegensi/kecerdasan
Termasuk didalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar, kecepatan berpikir,
kesanggupan untuk mengambil keputusan yang tepat, kepandaian menangkap dan
mengolah kesan-kesan masalah, dan kemampuan mengambil kesimpulan.
c) Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan
d) Kesehatan
e) Sikap terhadap orang lain
f) Pengetahuan
g) Keterampilan
http://faridaryany.wordpress.com
h) Nilai-nilai
i) Penguasaan dan kuat lemahnya perasaan
j) Peranan
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian antara lain sebagai
berikut:
a) Faktor biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani atau sering disebut faktor
fisiologis. Sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari
keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing.
Keadaan fisik yang berlainan itu menyebabkan sikap dan sifat-sifat yang berbeda-beda
pula (Purwanto, 2007: 154) Secara sepintas pengaruh keturunan (hereditas) tampak
memiliki peran penting dalam pembentukan struktur badan seperti tinggi, berat dan kuat.
Namun, kita juga tidak dapat mengabaikan pengaruh lingkungan dalam pembentukan
karakter nalar seperti kecerdasan, baik itu persoalan makanan, kesehatan, olahraga,
memiliki pengaruh besar pada perbedaan individual. Begitu juga dengan proses
pendidikan dan pelatihan keterampilan (Abu Bakar, 2004: 263).
b) Faktor sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial disini ialah masyarakat, yakni manusia-
manusia lain di sekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan. Yang
termasuk juga tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa dan sebagainya
yang berlaku dalam masyarakat itu.
c) Faktor kebudayaan
http://faridaryany.wordpress.com
Meliputi cara-cara hidup, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, bahasa, kepercayaan
dari suatu daerah/masyarakat tertentu berbeda dengan masyarakat yang lain.
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang/anak tidak
dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat dimana anak itu dibesarkan (Purwanto,
2007: 154).
2.8 Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat
1 Kepribadian yang sehat
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang
kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan
yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan
kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang
diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau
mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan
hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan
sikap optimistik.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk
mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma
yang berlaku di lingkungannya.
http://faridaryany.wordpress.com
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi
frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan
kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan
dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian
(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki
kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel
dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan
terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban
orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari
keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-
faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
2 Kepribadian yang tidak sehat
Mudah marah (tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
http://faridaryany.wordpress.com
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap
binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati
atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.
http://faridaryany.wordpress.com
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut juga
pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya. Pola-pola tingkah laku bagi
semua Homo Sapiens hampir tidak ada, bahkan bagi semua individu yang tergolong satu ras pun,
tidak ada satu system pola tingkah laku yang seragam. Sebabnya tingkah laku Homo Sapiens
tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja, melainkan juga akal dan pikirannya
serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku Homo Sapiens sangat besar diversitasnya dan
unik bagi setiap manusia. Dengan pola tingkah laku dalam arti yang sangat khusus yang
ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan dan refleksnya. Jadi “Kepribadian” dalam
konteks yang lebih mendalam adalah “susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
tingkah laku atau tindakan seorang individu”.
Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian manusia itu
terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir atau berupa naluri dan
dorongan yang bersifat alami. Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga
yang berdasarkan pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan oleh
orang tua serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika mengalami dan
mempelajari sesuatu. Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan
kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juag tidak berasal dari naluri saja, tetapi juga
http://faridaryany.wordpress.com
pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai pengetahuan larut dan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali tercampur aduk tidak teratur.
Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa psikologi kepribadian betujuan untuk
mengenal sesama manusia baik sifatnya maupun tipe kepribadian masing-masing, saling
berhubungan antara konstitusi dan temperament baik jasmani maupun spkiatris dan mengikis
dorongan keakuran dan mengembangkan dorongan kecenderungan egoistis yang tersembunyi
untuk kemudian memberantasnya.
3.2 Saran
Penyusunan makalah Kepribadian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis membuka saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki penyusunan makalah
berikutnya.
http://faridaryany.wordpress.com
DAFTAR PUSAKA
1) Buku :
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Kartono, Kartini. 1980. Teori Kepribadian. Bandung: ALUMNI.
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
2) Website :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
http://risnatul.blogspot.com/2012/04/makalah-psikologi-kepribadian.html
Top Related