Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|1
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
Jurnal Penelitian dan Penalaran Submitted: Desember 2018, Accepted: Januari 2019, Publisher: Februari 2019
DELETE (DIGITAL FUEL CELL FOR HUMAN WASTE):
UPAYA MENGHADAPI KRISIS ENERGI LISTRIK DENGAN
PEMANFAATAN KOTORAN MANUSIA BERBASIS IOT
(INTERNET OF THINGS) DI DESA BANDIALIT JEMBER
UNTUK MEWUJUDKAN SDGS 2030
Muhammad Syarifuddin, Vika Zaky Firnanda
Sistem Informasi, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Karya Tulis ini merupakan jenis penelitian pustaka yang sumber datanya menggunakan sumber data
sekunder yang diperoleh dari buku dan jurnal. Karya tulis ini bertujuan untuk mendeskripsikan
prinsip kerja yang diterapkan pada DELETE (Digital Fuel Cell For Human Waste) dalam
menghasilkan energi listrik dan tingkat efisiensinya, mengingat energi listrik umumnya berasal dari
sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui. Tingginya jumlah pengguna energi yang tidak
terbarukan memantik penulis untuk mengeksplor sumber energi alternatif baru, inovatif dan bahan
bakunya mudah didapatkan. Salah satu teknologi yang dapat menjadi sumber energi alternatif baru,
yaitu Microbial Fuel Cell. Microbial Fuel Cell (MFC), adalah teknologi energi listrik dengan
memanfaatkan interaksi bakteri yang terdapat di alam. Melalui MFCs, penulis hadir dengan
memberi inovasi baru, yaitu berupa alat DELETE (Digital Fuel Cell For Human Waste) yang
berbasis IoT (Internet of Things). Alat ini merupakan alat yang dapat menghasilkan sumber listrik
di dalam yang memanfaatkan kotoran manusia sebagai substrat yang dikonversikan menjadi energi
listrik dengan aktivitas elektron dan proton oleh bakteri pada teknologi MFCs. Adapun IoT ini
nantinya dapat mengkontrol suhu, tegangan dan dapat on atau off kan DELETE secara otomatis.
Dalam aplikasi ini, nantinya juga di kembangkan dalam bentuk interface atau grafis supaya
pengguna dapat lebih mudah dalam menggunakannya. Sehingga teknologi ini dapat meminimalisir
krisis energi listrik di kawasan yang mempunyai banyak kotoran manusia namun masih lemah dalam
sumber energinya, seperti di Desa Bandialit Jember. Dengan tegangan DC 12 V to AC 220 V 500
W yang mempunyai tingkat efisiensi tegangan hingga 95%, sehingga menjadi energi listrik yang
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar sehingga dapat mewujudkan salah satu program
Sdgs 2030 poin ke 7.
Kata Kunci : Microbial Fuel Cell (MFCs), Kotoran Manusia, IoT (Internet of Things)
ABSTRACT
The type of this paper is the library research in which its data sources are secondary data obtained
from books and journals. This paper aimed to describe the working principle of the DELETE
(Digital Fuel Cell for Human Waste) in producing electrical energy and to describe its level of
efficiency. It is to consider that electrical energy generally comes from fossil energy sources that
cannot be renewed. The high number of non-renewable energy users has prompted the author to
explore new and innovative alternative energy sources which their raw materials are easily
available. One of the technologies that can be a new alternative energy source is the Microbial Fuel
Cell. The Microbial Fuel Cell (MFC) is an electrical energy technology which utilizes bacterial
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|2
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
interactions found in nature. Through MFCs, the author presented a new innovation, namely
DELETE (Digital Fuel Cell for Human Waste), an IoT (Internet of Things) based device. This device
can produce electricity inside the chamber which utilizes human waste as a substrate converted into
electrical energy by exploiting electrons and protons activities from bacteria on MFCs technology.
Furthermore, the IoT will be able to control temperature, voltage, and turning on or off the DELETE
automatically. In this device, it will also be developed in the form of an interface so that users can
more easily use it. Therefore, this device can minimize the electrical energy crisis in an area that
has a lot of human waste but is still lack of energy sources, such as in Bandial it Village, Jember.
With the voltage of DC 12 V to AC 220 V 500 W which has a voltage efficiency level up to 95%, it
becomes electrical energy that can meet the needs of the local community so that it can realize one
of the 2030 agenda of SDGs, namely for points 7.
Keywords: Microbial Fuel Cells (MFCs), Human Waste, IoT (Internet of Things
PENDAHULUAN
Ketersediaan energi menjadi
kebutuhan krusial bagi hajat hidup
manusia. Keputusan dalam
penggunaan energi berpijak pada
besarnya potensi energi di lingkungan
sekitarnya. Pada era saat ini,
permintaan akan energi alternatif
khususnya energi listrik semakin
melonjak drastis. Dikutip dari Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) pada tahun 2017, kebutuhan
akan listrik di sektor industri maupun
rumah tangga sebesar 37% dengan
total mencapai 2.584 TWh. Bahkan,
kebutuhan listrik per kapita pada
tahun 2050 diperkirakan mencapai
5.211 kWh per kapita dan 7.129 kWh
per kapita untuk skenario tinggi.
Menariknya, sampai saat ini lembaga
resmi PT.PLN belum bisa memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat
Indonesia secara keseluruhan. Jumlah
masyarakat yang belum mendapatkan
akses terhadap listrik bahkan
mencapai 87,69 juta penduduk
(BPPT, 2017).
Krisis energi listrik tersebut
salah satunya dipicu oleh
ketersediaan jumlah bahan bakar.
Menipisnya jumlah bahan bakar yang
tidak dapat diperbaharui seperti
minyak bumi dan gas alam, memantik
pemuda untuk melaksanakan riset
guna mencari sumber energi alternatif
yang proporsional. Menyadari pada
tahun 2015, pengembangan Energi
Baru Terbarukan (EBT) masih
mencapai 6% (BPPT, 2017). Padahal
listrik pada umumnya berasal dari
sumber energi fosil, yang mana
sumber daya alam tersebut tidak dapat
diperbaharui. Tingginya jumlah
pengguna energi yang tidak
terbarukan memantik pemuda untuk
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|3
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
mengeksplor sumber energi alternatif
baru dan inovatif. Salah satu
teknologi yang dapat menjadi sumber
energi alternatif baru, yaitu Microbial
Fuel Cell. Dalam wilayah yang
terpencil, juga diperlukan instrumen
energi tersebut, yaitu fuel cell.
Penerapan dan pengembangan
teknologi Microbial Fuel Cell di
Indonesia sayangnya masih minim.
Contoh penelitian terdahulu yang
membahas tentang Microbial Fuel
Cell ialah penelitian Ibrahim et al
(2014) dengan judul risetnya yaitu
Kinerja Rangkaian Seri Sistem
Microbial Fuel Cell sebagai
Penghasil Biolistrik dari Limbah Cair
Perikanan. Penelitiannya berfokus
pada pengujian kinerja pemakaian
rangkaian seri bejana terhadap daya
listrik yang diperoleh dari limbah cair
perikanan berbasiskan teknologi
Microbial Fuel Cell. Selain itu,
terdapat penelitian Kristin (2012),
dengan judul penelitiannya Produksi
Energi Listrik melalui Microbial Fuel
Cell menggunakan Limbah Industri
Tempe. Penelitiannya membahas
tentang limbah industri tempe sebagai
substrak pada sistem penggunaan
MFC dual-chamber yang dilengkapi
limbah tempe model. Limbah tempe
model yang ditambahkan glukosa
dengan perbandingan 1:1.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
tersebut, maka perbedaannya dengan
penulisan ini terletak pada sistem IoT
dan bahan bakar yang digunakan.
Oleh sebab itu, penulis hadir
untuk memberi inovasi baru berupa
alat DELETE (Digital Fuel Cell From
Human Waste). Alat ini merupakan
alat yang dapat menghasilkan sumber
listrik di dalam yang memanfaatkan
kotoran manusia sebagai substrat
yang akan dikonversikan menjadi
energi listrik dengan aktifitas elektron
dan proton oleh bakteri pada
teknologi MFC. Energi listrik yang
dihasilkan dapat langsung digunakan
oleh masyarakat sebagai sumber
energi listrik. Selain memanfaatkan
kotoran manusia, alat ini juga sebagai
sumber bioenergi terbarukan yang
ramah lingkungan, mudah digunakan,
dan berbasiskan Internet of Things
(IoT) yang dapat dikontrol dengan
mobile phone melalui hubungan IP
Address sehingga dapat lebih praktis
dan efisien.
Melalui alat DELETE
diharapkan dapat mengatasi krisis
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|4
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
energi listrik namun banyak tersedia
kotoran manusia yang belum
dimanfaatkan, misalnya di Desa
Bandialit Jember yaitu suatu desa
yang terpencil dan sampai sekarang
belum teraliri energi listrik, namun
limbah akan kotoran manusia sangat
melimpah. Dan juga dapat
mendukung program nawacita Joko
Widodo salah satunya adalah
mewujudkan kemandririan ekonomi
dengan mengerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik, dan
program pemerintah internasional
Sustainable Development Goals
(SDGs) pada poin ke-7 bahwa energi
bersih dan terjangkau dapat
memastikan akses pada energi yang
terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk
semua, sehinggan terwujudnya
Indonesia Emas 2045.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Pembuatan DELETE (Digital
Fuel Cell From Human Waste)
dilaksanakan di Laboratorium
Biofisika, Laboratorium
Instrumentasi dan Pengukuran
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, serta
Laboratorium Teknik Universitas
Brawijaya. Proses pembuatan
DELETE (Digital Fuel Cell From
Human Waste) akan dilaksanakan
selama 5 bulan.
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada
pembuatan DELETE adalah Duel
Chamber dengan kompartemen
(anoda-anoda) dan di setiap kopartmen
dipasang elektroda, chamber
penyimpanan, boostconverter, IC
4047, resistor 100 Ohm, transistor
MOSFET IRFZ44, resistor variabel
(potensio), dioda 0.22 mikro farad,
Trafo step-up, Kabel, Timah solder,
mur, baut, Proton Exchange Membran
(PEM) Nafion, batu baterai, Papan
sirkuit (PCB), Solder, Ose bulat ose
lurus, gelas ukur 3 liter, set infus dan
tabung reaksi.
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan ialah
Kotoran manusia, bakteri elektroaktif,
bakteri Eschericia coli, Nutrienth
broth, aquades, yeast exctract dan
peptone, H2SO4 1 M, H2O2 3%, HCL
1 M, NaOH 1 M.
Variabel yang digunakan
Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel
dependen dan variabel independen.
Variabel dependen (terikat) adalah
variabel yang dipengaruhi atau
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|5
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas atau variabel yang
mempengaruhi faktor-faktor yang
diukur oleh peneliti untuk
menentukan hubungan antara
fenomena yang diamati. Variabel
independen (bebas) adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen
(Sugiono, 2003). Variabel bebas
dalam penelitian ini ialah Microbial
Fuel Cell, adapun variabel terikat
yang digunakan adalah kotoran
manusia dan biaya produksi.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan ialah melalui studi
literatur. Studi literature merupakan
proses eksplorasi data dengan
mengumpulkan referensi sesuai
dengan permasalahan yang
diangkat (MFC, IoT). Referensi
yang digunakan berasal dari buku,
jurnal ilmiah, maupun internet yang
memiliki situs terpercaya. Jenis
data yang digunakan dalam artikel
ilmiah ini adalah jenis data
sekunder. Biaya produksi adalah
biaya-biaya yang digunakan dalam
proses produksi meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead
pabrik yang jumlahnya lebih besar
dibandingkan jenis biaya lain.
Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang
digunakan adalah Editing yaitu proses
pengecekan kembali catatan-catatan
yang telah dikumpulkan dan
dikerjakan guna meningkatkan
kualitas data, selain itu Koding juga
digunakan untuk mempermudah
pencarian data, karena data telah
dikategorikan dan ditandai masing-
masing serta Tabulasi adalah
mendeskripsikan data dalam bentuk
tabel untuk mempermudah dalam
menganalisis ataupun membaca hasil
penelitian.
Analisis Data
Teknik analisis data yang
digunakan adalah Display data yang
digunakan untuk memperoleh
sekumpulan informasi tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan
tindakan, penafsiran data yang dapat
digunakan untuk memaknai temuan
masalah penelitian dan dikorelasikan
dengan studi pustaka, verifikasi dan
kesimpulan merupakan tahap akhir,
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|6
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
pada tahap ini peneliti menganalisis,
memperdalam dan mempertajam dari
analisis sebelumnya, lalu disimpulkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Perancangan Alat
Perancangan DELETE
(Digital Fuel Cell From Human
Waste) dengan cara pendesainan
alat tersebut. Desain dari DELETE
secara umum dibagi menjadi MFC,
Boost converter, dan DC to AC
inverting yang dapat dilihat pada
gambar dibawah. MFC terdiri dari 3
chamber yaitu chamber
penyimpanan, chamber anoda, dan
chamber katoda, connecter, 2
batang timah, dan PEM. Boost
converter terdiri dari rangkaian
yang difungsikan sebagai penguat
tegangan DC to AC. Sedangkan DC
to AC Inverting terdiri dari
rangkaian yang berfungsi untuk
merubah serta menaikkan nilai
tegangan searah (DC) menjadi
tegangan bolak-balik (AC) dan
menggunakan trafo step-up untuk
menaikkan nilai teganganya serta
dihubungkan pada stop kontak.
Rangkaian DELETE dapat dilihat
sebagai beikut:
Gambar diatas menunjukkan
konfigurasi dasar dari boost converter
yakni terdapat sebuah saklar yang
terintegrasi dalam sebuah IC
(Integration Circuit).
Gambar 2. Boost converter konversi
energi hingga 12 V
Sumber : google.com
Gambar tersebut
menunjukkan rangkaian DC to AC
Inverting yang berfungsi untuk
mengubah serta menaikkan nilai
tegangan searah (DC) menjadi
tegangan bolak-balik (AC).
Cara Kerja MFC dalam
Menghasilkan Energi Listrik
Konversi Energi Microbial Fuel
Cells
Bahan baku Kotoran manusia
yang dialirkan dari sapiteng (tempat
penampungan kotoran) sekitar 3 liter
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|7
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
dimasukkan ke dalam chamber,
kemudian terjadi proses konversi
energi yang terjadi karena adanya
proses kimiawi pada elektroda yang
kemudian mengikat elektron sehingga
memunculkan beda potensial pada
kedua ujung elektroda tersebut. Jika
tidak ada tegangan yang muncul,
maka akan dilakukan pengecekan
terhadap chamber dan kandungan
kotoran manusia, selain itu
kemampuan oksidasi elektroda juga
akan dicek guna mengetahui apakah
kedua elektroda tersebut dapat
menghasilkan tegangan atau tidak.
Sistem Kerja Internet of Things
(IoT)
Sistem IoT yang terdiri dari
integrasi Wemos D1 Mini dan Relay
(switch) sebagai pemutus arus
dihubungkan pada salah satu
sambungan cell MFC, baik dari sisi
anoda maupun katoda. Langkah
pertama adalah mengkoneksikan
perangkat dengan server penyedia
layanan IoT. Setelah terkoneksi
kemudian sistem baru dapat
dioperasikan dengan aplikasi visual.
Sistem ini akan divisualisasikan
dengan menggunakan aplikasi
berbasis android yang dilengkapi
dengan tombol untuk mengaktifkan
atau memutus saklar. Selain itu di
dalam aplikasi nantinya juga akan di
kembangkan sistem untuk memantau
besar tegangan pada keluaran MFC
dan besar arus yang akan mengalir ke
DC to AC inverter serta dapat
mengetahui sisa kotoran manusia
yang ada dalam DELETE.
Gambar 3. Sistem Kerja Internet of
Things Sumber : Penulis
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|8
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
Pengujian DELETE
Pengujian alat dilakukan setelah
perancangan DELETE (Digital Fuel
Cell From Human Waste).
Pengujian ini dilakukan dengan
tujuan untuk menguji performasi
alat, kelayakan alat serta produk
listrik yang dihasilkan. Sedangkan
pengujian produk listrik dilakukan
dengan menggunakan multimeter
digital (DT-830B) dihitung dengan
menganalisa data open
circuitvoltage (OCV), arus (I) Nilai
kuat arus dan tegangan yang
didapatkan kemudian dikonversi ke
power density P (mW/m2).
Gambar 4. Percobaan
menghasilkan tegangan
Tingkat Efisiensi DELETE (Digital
Fuel Cell From Human Waste)
Dalam Menghasilkan Energi
Listrik
Pada MFC, tegangan keluaran
yang dihasilkan adalah tegangan DC,
namun tegangan output tersebut
sangat kecil dan tidak dapat
digunakan untuk mengoperasikan
perangkat elektronik secara umumnya
(Hisyam, 2013). Sehingga
diperlukanlah DC to AC inverter
(Dickon, 2010) untuk mengubah
tegangan DC keluaran MFC menjadi
tegangan AC. Inverter yang
digunakan nantinya adalah inverter
yang memiliki spesifikasi DC 12 V to
AC 220 V 500 W. Dari hasil dan studi
pustaka didapatkan bahwa
pengubahan jenis tegangan DC
menjadi AC menggunakan inverter
dapat menghasilkan nilai efisiensi
hingga 95% (Fernando dan Casey,
2010).
Gambar 5. Percobaan
menayalakn lampu
Keterangan:
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|8
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|9
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
Gambar 6. Gambar Delete
Keberhasilan industri
DELETE di kancah internasional
juga tidak lepas dari peran Perguruan
Tinggi dengan tri dharma perguruan
tingginya, yakni pembelajaran,
penelitian, dan pengabdian.
Perguruan tinggi dapat
mempublikasikan industri DELETE
melalui website, jurnal, prosiding,
konverensi, dan lain-lain. Perguruan
tinggi juga dapat menjadi lembaga
riset dan sertifikasi untuk
membuktikan kualitas dari DELETE.
Koordinasi Pelaksanaan
PT. Pembangkit Listrik
Negara (PLN) sebagai pihak yang
memproduksi kotoran manusia
menjadi energi listrik. Pemerintah
berperan sebagai fasilitator projek
tersebut untuk menyediakan alat-alat
atau dapat menarik investor asing
untuk menanamkan modal dalam
produksi DELETE. Pemerintah juga
Keterangan: Keterangan:
A : Chamber Anoda H : Set Infus
B : DC to AC inverting I : Inverting
C : Carbon J : Stopcontact
D : PEM Nafion K : Switch On/Off
E : Chamber Katoda L: Termostat
G: Chamber Penyimpanan M: Mikrokontroler
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|10
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
bisa bekerja sama dengan badan
hukum dalam hal ini yakni para ahli
tata negara dan notaris untuk proses
sertifikasi dan penciptaan hak paten.
Potensi Bagi Perkembangan
Perekonomian Nasional
Industri DELETE apabila
dikembangkan secara besar-besaran
di pasar internasional, maka juga
dapat meningkatkan devisa Negara.
Industri DELETE juga berpotensi
menguatkan sektor fiskal APBN, dan
juga membantu Pemerintah dalam
mengurangi krisis energi listrik.
Pengembangan industri DELETE
juga dapat mentransformasikan
masyarakat kurang produktif
menjadi masyarakat industri sebagai
upaya memperkuat daya saing
masyarakat Indonesia ke depannya.
KESIMPULAN
DELETE teknologi yang
menghasilkan energi listrik
terbarukan berbasis IoT dengan
memanfaatkan kotoran manusia
sebagai material penggeraknya, cara
kerja alat ini yang pertama adalah
kotoran manusia yang dialirkan dari
sapiteng(tempat penampungan) ke
dalam alat, lalu diproses menjadi
energi kemudian pengecekan apakah
kotoran manusia menghasilkan
tegangan DC atau tidak, jika tidak
menghasilkan tegangan maka akan
diproses dengan chamber sampai
menghasilkan tegangan. Jika
menghasilkan tegangan DC namun
tegangan masih sangat kecil
kemudian akan dirubah menjadi
tegangan AC menggunakan Inverter
dengan spesifikasi DC 12 V to AC
220 V 500 W dalam komposisi alat
DELETE diberi 3 liter kotoran
manusia sehingga menghasilkan
tegangan energi listrik yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat
dengan tingkat efisiensi mencapai
95% yang dihitung dari rumus
efisiensi tegangan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan energi listrik
masyarakat Bandialit Jember-Jawa
Timur.
SARAN
Dalam pembuatn paper ini
masih banyak kekurangan dari segi
ide maupun format penulisan
diharapkan kedepannya alat
DELETE dapat dikembangkan lebih
baik lagi dari segi alat yang
dirancang lebih sederhana maupun
tingkat efisiensinya dalam
menghasilkan tegangan listrik yang
lebih tinggi, kedepannya penulis
berharap alat DELETE dapat
Jurnal PENA ISSN 2355-3766 Volume 6|Nomor 1|11
Copyright © 2019 LKIM-PENA http://journal.unismuh.ac.id/
dikembangkan bahan bakarnya tidak
hanya dari kotoran manusia
melainkan dari limbah yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi. (2017).
Pengembangan Energi.
Outlook Energi Indonesia.
Casey Firnando. (2010). Jurnal
Teknologi Pertanian Vol.12 No.1. Jurnal Teknologi Pertanian, 31-39.
Dickon. (2010). Energi Listrik
Menggunakan Bakteri.
Skripsi Fakultas teknik
Universitas Echirascoly, 1-
10.
Hisyam, N. S. (2013). Microbial fuel
cell using different types of
bioenergi production. Civil
Engineering, 33-67.
Ibrahim, et al. (2014). Kinerja
Rangkaian Seri Sistem Microbial Fuel Cell sebagai Penghasil Biolistrik dari Limbah Cair Perikanan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (JPHPI) Volume 17 Nomor 1.download.portalgaruda.org/. Diakses 11 Maret 2018.
Kristin, E. (2012).“Produksi Energi Listrik melalui Microbial Fuel Cell menggunakan Limbah Industri Tempe”. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok.lib.ui.ac.id. Diakses 11 Maret 2018.
Sugiono. (2003). Statistik untuk
penelitian. Bandung: Cetakan
kelima.Gramedia.
Top Related