16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme atau
tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis tidak
rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan batuan
sedimen. Sisa-sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil.
Jadi fosill adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau. Dapat berupa sisa
organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau gigi maupun jejak
ataupun cetakan. Dari studi lingkungan pengendapan dapat digambarkan atau
direkontruksi geografi purba dimana pengendapan terjadi.
Lingkungan pengendapan merupakan keseluruhan dari kondisi fisik, kimia
dan biologi pada tempat dimana material sedimen terakumulasi. (Krumbein dan
Sloss, 1963) Jadi, lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan tempat
terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan biologi
yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat transisi,
dan laut. Beberapa contoh lingkungan darat misalnya endapan sungai dan endapan
danau, ditransport oleh air, juga dikenal dengan endapan gurun dan glestsyer yang
diendapkan oleh angin yang dinamakan eolian. Endapan transisi merupakan endapan
yang terdapat di daerah antara darat dan laut seperti delta,lagoon, dan litorial.
Sedangkan yang termasuk endapan laut adalah endapan-endapan neritik, batial, dan
abisal.
16
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah tentang “Sistem Pengendapan Barrier
Island dan Estuarine” antara lain adalah:
1. Bagaimana Pengertian dan Parameter Lingkungan Pengendapan?
2. Bagaimana Klasifikasi Lingkungan pengendapan?
3. Bagaimana Konsep Fasies dan model Fasies?
4. Bagaimana Sistem Pengendapan Barrier Island dan Estuarine dapat
berlangsung?
5. Bagaimana batas pemisah lingkungan Barrier Island dan Estuarine?
6. Bagaimana ciri – ciri keterdapatan Lingkungan Barrier Island dan Estuarine?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari makalah tentang “Sistem Pengendapan Barrier Island
dan Estuarine”, antara lain adalah:
1. Mengetahui pengertian dan parameter yang ada dalam suatu Lingkungan
Pengendapan
2. Mengetahui Klasifikasi suatu Lingkungan pengendapan
3. Mengetahui Bagaimana Konsep Fasies dan Model Fasies
4. Mengetahui Sistem pengendapan Barier Island dan Estuarine
5. Mengetahui batas pemisah dari Lingkungan barrier Island dan Estuarine
6. Mengetahui ciri – ciri keterdapatan Lingkungan Barrier Island dan Estuarine
16
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen
beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat
ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut digunakan
secara meluas dalam memecahkan beberapa macam masalah geologi, karena struktur
ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga struktur ini merupakan
kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan. Terjadinya
struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme pengendapan dan
kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu.
Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan bumi dimana proses
fisik, kimia dan biologi berbeda dengan daerah yang berbatasan dengannya (Selley,
1988). Sedangkan menurut Boggs (1995) lingkungan pengendapan adalah
karakteristik dari suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik, kimia dan biologi
berlangsung yang menghasilkan suatu jenis endapan sedimen tertentu. Nichols (1999)
menambahkan yang dimaksud dengan proses tersebut adalah proses yang
berlangsung selama proses pembentukan, transportasi dan pengendapan sedimen.
Perbedaan fisik dapat berupa elemen statis ataupun dinamis. Elemen statis antara lain
geometri cekungan, material endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan elemen
dinamis adalah energi, kecepatan dan arah pengendapan serta variasi angin, ombak
dan air. Termasuk dalam perbedaan kimia adalah komposisi dari cairan pembawa
sedimen, geokimia dari batuan asal di daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi
(Eh), keasaman (Ph), salinitas, kandungan karbon dioksida dan oksigen dari air,
presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan perbedaan biologi tentu saja perbedaan
16
pada fauna dan flora di tempat sedimen diendapkan maupun daerah sepanjang
perjalanannya sebelum diendapkan.
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam, mulai dari
pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert), delta sampai ke laut.
Dengan analogi pembagian ini, lingkungan pengendapan secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yakni darat (misalnya sungai, danau dan gurun),
peralihan (atau daerah transisi antara darat dan laut; seperti delta, lagun dan daerah
pasang surut) dan laut. Banyak penulis membagi lingkungan pengendapan
berdasarkan versi masing-masing. Selley (1988) misalnya, membagi lingkungan
pengendapan menjadi 3 bagian besar: darat, peralihan dan laut (Tabel VII.1). Namun
beberapa penulis lain membagi lingkungan pengendapan ini langsung menjadi lebih
rinci lagi. Lingkungan pengendapan tidak akan dapat ditafsirkan secara akurat hanya
berdasarkan suatu aspek fisik dari batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis
lingkungan pengendapan harus ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran
butir (grain size), kandungan fosil (bentuk dan jejaknya), kandungan mineral,
runtunan tegak dan hubungan lateralnya, geometri serta distribusi batuannya.
Beberapa aspek lingkungan sedimentasi purba yang dapat dievaluasi dari data
struktur sedimen di antaranya adalah mekanisme transportasi sedimen, arah aliran
arus purba, kedalaman air relatif, dan kecepatan arus relatif. Selain itu beberapa
struktur sedimen dapat juga digunakan untuk menentukan atas dan bawah suatu
lapisan.
2.2 Parameter Lingkungan Pengendapan
Parameter dari suatu lingkungan pengendapan antara lain:
1. Parameter fisik
- Elemen fisik statis meliputi geometri cekungan(Basin); material yang
diendapkan seperti kerakal silisiklastik, pasir, dan lumpur; kedalaman air; suhu;
dan kelembapan.
16
- Elemen fisik dinamik adalah faktor seperti energy dan arah aliran dari angin, air
dan es; air hujan; dan hujan salju.
2. Parameter kimia termasuk salinitas, pH, Eh, dan karbondioksida dan oksigen yang
merupakan bagian dari air yang terdapat pada lingkungan pengendapan.
3. Parameter biologi dari lingkungan pengendapan dapat dipertimbangkan untuk
meliputi kedua-duanya dari aktifitas organism, seperti pertumbuhan tanaman,
penggalian, pengeboran, sedimen hasil pencernaan, dan pengambilan dari silica
dan kalsium karbonat yang berbentuk material rangka. Dan kehadiran dari sisa
organism disebut sebagai material pengendapan.
2.3 Klasifikasi Lingkungan Pengendapan
Terdapat tiga pembagian lingkungan pengendapan utama
(Selley, 1988) , yaitu :
1. Lingkungan Darat (Continental)
2. Lingkungan Transisi (Transition)
3. Lingkungan Laut (Marine)
Setiap lingkungan pengendapan utama tersebut dapat terbagi lagi menjadi
beberapa sub-lingkungan. Pemaparan yang komprehensif mengenai lingkungan
pengendapan salah satunya telah dilakukan oleh Crosby (1972). Namun Pembagian
menurut Crosby tersebut tidak begitu praktis karena mengandung terlalu banyak jenis
lingkungan. Praktisnya lingkungan Pengendapan adalah yang memiliki jumlah sub-
lingkungan yang sederhana namun dapat digunakan untuk membedakan lingkungan
satu dengan lainnya dengan menggunakan interpretasi lingkungan pengendapan yang
ada. Berikut adalah table yang membagi lingkungan pengendapan secara umum.
Memang dalam pengklasifikasian lingkungan pengendapan terdapat banyak pendapat
dan kepentingan, sehingga suatu pengklasifikasian tidak semuanya dapat diterima
oleh geologis maupun pihak lain yang menggunakan.
16
Tabel 1. Penyederhanaan Klasifikasi Lingkungan Pengendapan (Boggs, 1955)
*Dominan Pengendapan Siliklastik
** Dominan Pengendapan Karbonat
Ca t a t an : L ingkungan t i dak mu t l ak menandakan bahwa
pengendapan yang t e r j ad i ada l ah s i l i k l a s t i k , ka rbona t , evapo r i t
a t au campuran , namun d ipenga ruh i j uga o l eh kond i s i
pengendapan .
2.4 Pengertian Fasies dan Model Fasies
Fasies merupakan suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik
yang khas dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan
aspek fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di
sekelilingnya.
Menurut Slley (1985), fasies sedimen adalah suatu satuan batuan yang dapat
dikenali dan dibedakan dengan satuan batuan yang lain atas dasar geometri, litologi,
16
struktur sedimen, fosil, dan pola arus purbanya. Fasies sedimen merupakan produk
dari proses pengendapan batuan sedimen di dalam suatu jenis lingkungan
pengendapannya. Diagnosa lingkungan pengendapan tersebut dapat dilakukan
berdasarkan analisa faises sedimen, yang merangkum hasil interpretasi dari berbagai
data, diantaranya :
1.Geometri
a) regional dan lokal dari seismik (misal : progradasi, regresi, reef dan chanel)
b) intra-reservoir dari wireline log (ketebalan dan distribusi reservoir)
2. Litologi : dari cutting, dan core (glaukonit, carboneous detritus) dikombinasi
dengan log sumur (GR dan SP)
3. Paleontologi : dari fosil yang diamati dari cutting, core, atau side wall core
4. Struktur sedimen : dari core
Model fasies dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal dari fasies dengan
diagram blok atau grafik dan kesamaan. Ringkasan model ini menunjukkan sebagai
ukuran yang bertujuan untuk membandingkan framework dan sebagai penunjuk
observasi masa depan. model fasies memberikan prediksi dari situasi geologi yang
baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada kondisi akhir hidrodinamik.
Model fasies merupakan suatu cara untuk menyederhanakan, menyajikan,
mengelompokkan, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara acak.
Ada bermacam-macam tipe fasies model, diantaranya adalah :
a) Model Geometrik berupa peta topografi, cross section, diagram blok tiga dimensi,
dan bentuk lain ilustrasi grafik dasar pengendapan framework
Model Geometrik empat dimensi adalah perubahan portray dalam erosi dan
deposisi oleh waktu .
b) Model statistik digunakan oleh pekerja teknik, seperti regresi linear multiple,
analisis trend permukaaan dan analisis faktor. Statistika model berfungsi untuk
mengetahui beberapa parameter lingkungan pengendapan atau memprediksi
respon dari suatu elemen dengan elemen lain dalam sebuah proses-respon model.
16
2.5 Hubungan Antara Fasies, Proses Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pada semua tempat di darat atau di bawah laut dipengaruhi oleh
proses fisika dan kimia yang berlaku dan organisme yang hidup di bawah kondisi itu
pada waktu itu. Oleh karena itu suatu lingkungan pengendapan dapat mencirikan
proses-proses ini. Sebagai contoh, lingkungan fluvial (sungai) termasuk saluran
(channel) yang membawa dan mengendapkan material pasiran atau kerikilan di atas
bar di dalam channel. Ketika sungai banjir, air menyebarkan sedimen yang relatif
halus melewati daerah limpah banjir (floodplain) dimana sedimen ini diendapkan
dalam bentuk lapis-lapis tipis. Terbentuklah tanah dan vegetasi tumbuh di daerah
floodplain. Dalam satu rangkaian batuan sedimen channel dapat diwakili oleh lensa
batupasir atau konglomerat yang menunjukkan struktur internal yang terbentuk oleh
pengendapan pada bar channel. Setting floodplain akan diwakili oleh lapisan tipis
batulumpur dan batupasir dengan akar-akar dan bukti-bukti lain berupa pembentukan
tanah. Dalam deskripsi batuan sedimen ke dalam lingkungan pengendapan, istilah
fasies sering digunakan. Satu fasies batuan adalah tubuh batuan yang berciri khusus
yang mencerminkan kondisi terbentuknya (Reading & Levell 1996). Mendeskripsi
fasies suatu sedimen melibatkan dokumentasi semua karakteristik litologi, tekstur,
struktur sedimen dan kandungan fosil yang dapat membantu dalam menentukan
proses pembentukan. Jika cukup tersedia informasi fasies, suatu interpretasi
lingkungan pengendapan dapat dibuat. Lensa batupasir mungkin menunjukkan
channel sungai jika endapan floodplain ditemukan berasosiasi dengannya. Namun
bagaimanapun, channel yang terisi dengan pasir terdapat juga di dalam setting lain,
termasuk delta, lingkungan tidal dan lantai laut dalam. Pengenalan channel yang
terbentuk bukanlah dasar yang cukup untuk menentukan lingkungan pengendapan.
Fasies pengendapan batuan sedimen dapat digunakan untuk menentukan kondisi
lingkungan ketika sedimen terakumulasi.
16
2.6. Barrier Island dan Estuarine
a. Barrier Island
Dalam pemahaman yang mudah, Kepulauan Barrier modern terdiri dari
tubuh pasir yang dipisahkan sedimen lumpur lepas pantai yang berasal dari
sedimen lumpur laguna. Bagaimanapun, system kepulauan barrier jarang
menghasilkan geometri dan hubungan fasies yang dibutuhkan dalam rekaman
geologi. Fluktuasi relative dari muka laut disajikan sebagai Endapan back-
barrier dan laguna transgresif, atau sebagai suksesi regresif muka pantai
(prograding).
Bagian ini memfokuskan pada kepulauan barrier trangresif dan
berhubungan dengan lingkungan laguna dan estuary dalam dominasi ombak,
dimana rentang tidal berukuran mikro (0 - 2 m), atau mesotidal (2 – 4 m). Telah
diperkirakan bahwa hanya 10 persen barrier di dunia berada pada garis pantai
dimana rentang tidal sampai 3 m(Glaeser, 1978), dan kepulauan barrier jarang
secara ekstrim berukuran makrotidal (lebih dari 4 m) pada area pantai.
Paper ini secara objektif menjelaskan : 1) menggambarkan fasies dan
lingkungan kepulauan barrier transgresif dan system estuary, 2)
mendokumentasikan berbagai suksesi fasies yang terbentuk selama evolusi
barrier dan mengkompilasikan suksesi tersebut ke dalam model deposisi untuk
digunakan dalam interpretasi batuan purba, dan 3) menghubungkan model
deposisi tersebut ke dalam konsep allostratigrafi dan sekuen stratigrafi.
Tatanan Deposisi pada Kepulauan Barrier dan Sistem Estuari
Garis pantai dengan dominasi ombak pada wilayah pantai inter deltaic
dan non delta dikategorikan oleh endapan pasir pantai parallel. Hal tersebut
terhampar sebagai :
1) kepulauan tunggal utama-bergabung dengan pantai,
16
2) sebuah dataran tidak rata terdiri dari banyak punggungan parallel pantai,
3) sebuah kenampakkan kepulauan barrier regresif terdiri dari punggungan
parallel pantai, atau
4) sebuah kepulauan barrier transgresif.
Kepulauan barrier secara keseluruhan atau sebagian dipisahkan dari
kepulauan utama oleh sebuah laguna, estuary atau marsh. Sebuah barrier regresif
hampir sama dengan dataran tidak rata, namun lebih lebar dan berhubungan
dengan kepulauan utama. Dataran tidak rata juga secara ekstensif dekat dengan
lingkungan laguna dan saluran tidal.
Kepulauan barrier terdiri dari tiga unsur geomorfologi yaitu;
1) kepulauan barrier berpasir,
2) laguna atau estuarine dibelakang barrier, dan
3) saluran tidal yang memotong sepanjang barrier dan menghubungkan laguna ke
laut terbuka.
Lalu system kepulauan barrier terdiri dari tiga lingkungan endapan klastik
utama,
1) barrier-pantai-kompleks dune subtidal sampai subaerial,
2) laguna subtidal-intertidal, tidal rata dan marsh, dan
3) saluran (channel) subtidal-intertidal dan kompleks delta tidal.
Pada tatanan transgresif, ada pula sebuah spektrum pada rentang dari 1)
kepulauan barrier yang melindungi laguna dengan aliran sungai yang sedikit
hingga ke laguna, 2) laguna yang lebih ekstensif dengan sejumlah mulut sungai
yang tidak aktif, 3) bentuk funnel pada bukit sungai (estuary) dengan sedikit atau
tanpa barrier pada mulut estuary. Hubungan gradasional antara laguna, estuary
16
laguna dan estuary berdasarkan rentang tidal oleh Hayes (1975, 1979). Hayes
tidak hanya mengobservasi kepulauan barrier yang jarang pada garis pantai
makrotidal, namun perbedaan morfologi antara kepulauan barrier pada garis
pantai mikrotidal dan mesotidal.
Keterdapatan Kepulauan barrier dan estuary
Kepulauan Barrier (Barrier Island)
Ada tiga hipotesis utama untuk kepulauan barrier, diantaranya;
1) agradasi konvergen pada endapan bawah laut,
2) progradasi parallel pantai, dan
3) isolasi pantai subkonvergen.
Progradasi pada pantai memodifikasi kepulauan barrier modern. Banyak
kepulauan barrier ekstensif memiliki model asal, keduanya melalui progradasi
dan submergensi pada pantai. Variasi pada suplai sedimen dan iklim-gelombang
dapat dengan mudah menghasilkan perpanjangan periodik pada lokasi spesifik
dimana submergensi pada punggungan pantai terdapat pada skala regional yang
besar.
Kepulauan barrier dan punggungan tidak rata lebih prevalen pada tatanan
pantai yang memiliki dataran benua dengan gradient rendah merujuk pada relief
rendah dataran pantainya, suplai sedimen melimpah dan rentang tidal rendah
(Glaeser, 1978). Dataran pantai dan shelf tersusun oleh sedimen tidak
terkonsolidasi yang menyediakan sumber pada kebutuhan litoral untuk
melengkapi kepulauan barrier.
16
b. Estuarine
Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air
tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).Lingkungan estuari
merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang
surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh
gelombang laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau
semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan
bahkan gundukan pasir dan tanah liat.Kita mungkin sering melihat hamparan
daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah
satu dari sekian banyak tipe estuary yang ada. Tidak terlalu sulit untuk memilah
atau menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya
dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan
mengukur salinitas perairan tersebut.Karena perairan estuary mempunyai
Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar.Kisarannya
antara 5 – 25 ppm.
Estuarin menutupi lembah sungai (incised valley) hasil dari penarikan
muka air laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir estuarin berlokasi dan
berbatasan dengan saluran utama (main channel) dan terdiri dari sedimen yang
dibawa ke bawah oleh sungai dan disuplai dari batas marine shelf, mud flatdan
rawa yang juga terbentuk pada estuarin. Tubuh batupasir marin pada estuarin
didominasi oleh gelombang yang juga merupakan gabungan yang terdiri dari
16
beberapa fasies yang berlainan. Pada fase tansgresif, beberapa atau semua
kompleks bar tererosi di sepanjang perulangan muka pantai (shoreface) dan
ditutupi oleh permukaan ravinement. Lingkungan pengendapan tersebut
berhubungan sampai estuary mouth dan central basin area. Tubuh pasir marin
mungkin terlindungi lebih atau kurang lengkap pada saat progradasi dengan
sedimen muka pantai dan pantai melalui endapan washover, flat tidal dan tidal
inlet. Pada profil vertikal, secara ideal endapan cekungan berbutir halus
memperlihatkan butiran yang simetris.Endapan yang halus terlihat pada tengah
cekungan. Pada estuarin, proses yang dominan adalah pasang-surut, tubuh pasir
seperti erosional truncation atau completely removed oleh migrasi headward dari
saluran pasang-surut (tidal channel) terpisah dari pasir bar (sand bar). Erosi oleh
saluran sepanjang transgresi juga menyebabkan silang siur atau laminasi sejajar
dari sand bar. Pola urutan pengendapan dari fasies sebagai hasil dari transgresi
ini akan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas
Beberapa ahli geologi mengemukakan beberapa pengertian yang
bermacam-macam tentang estuarin. Pritchard, 1967 (Reineck & Singh, 1980)
mengemukakan bahwa estuarin adalah “a semi-enclosed coastal body of water
which has a free connection with the open sea and within which sea water is
measurably diluted with fresh water derived from land drainage”. Ada dua faktor
penting yang mengontrol aktivitas di estuarin, yaitu volume air pada saat pasang
surut dan volume air tawar (fresh water) serta bentuk estuarin.Endapan sedimen
pada lingkungan estuarin dibawa dua aktivitas, yaitu oleh arus sungai dan dari
laut terbuka. Transpor sedimen dari laut lepas akan sangat tergantung dari rasio
besaran tidal dan disharge sungai.
Estuarin diklasifikasikan menjadi tiga daerah, yaitu :
1. Marine atau lower estuarin, yaitu estuarine yang secara bebas
berhubungan dengan laut bebas, sehingga karakteristik air laut sangat terasa
pada daerah ini.
16
2. Middle estuarin, yaitu daerah dimana terjadi percampuran antara fresh
water dan air asin secara seimbang.
3. Fluvial atau upper estuarin, yaitu daerah estuarin dimana fresh water
lebih mendominasi, tetapi tidal masih masih berpengaruh (harian)
Marine atau lower estuarin adalah estuarine yang secara bebas
berhubungan dengan laut bebas, sehingga karakteristik air laut sangat terasa pada
daerah ini. Daerah dimana terjadi percampuran antara fresh water dan air asin
secara seimbang disebut middle estuarin.Sedangkan fluvial atau upper estuarin,
yaitu daerah estuarin dimana fresh water lebih mendominasi, tetapi tidal masih
masih berpengaruh (harian).Friendman & Sanders (1978) dalam Reineck &
Singh mengungkapkan bahwa pada fluvial estuarin konsentrasi suspensi yang
terendapkan lebih kecil (<160mg/l) dibanding pada sungai yang membentuk
delta.
16
BAB III
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam pembuatan makalah mengenai
Lingkungan Pengendapan Barrier Island dan Estuarine ini, antara lain:
1. Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen beserta
kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu. Dimana parameter dari suatu Lingkungan pengendapan
meliputi parameter fisik, kimia dan biologi.
2. Lingkungan pengendapan dapat di klasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu
continental, peralihan dan marine.
3. Fasies adalah suatu tubuh batuan yang memiliki kombinasi karakteristik yang khas
dilihat dari litologi, struktur sedimen dan struktur biologi memperlihatkan aspek
fasies yang berbeda dari tubuh batuan yang yang ada di bawah, atas dan di
sekelilingnya sedangkan Model fasies dapat diiterpretasikan sebagai urutan ideal
dari fasies dengan diagram blok atau grafik dan kesamaan.
4. Kepulauan Barrier modern terdiri dari tubuh pasir yang dipisahkan sedimen
lumpur lepas pantai yang berasal dari sedimen lumpur laguna. Bagaimanapun,
system kepulauan barrier jarang menghasilkan geometri dan hubungan fasies yang
dibutuhkan dalam rekaman geologi. Sedangkan Estuary adalah bagian dari
lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan air tawar
yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan
air tawar).
5. Kepulauan barrier secara keseluruhan atau sebagian dipisahkan dari kepulauan
utama oleh sebuah laguna, estuary atau marsh. Sedangkan Estuarine hanya dengan
melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur
16
salinitas perairan tersebut.Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih
rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar.
6. Ciri-ciri lingkungan pengendapan Barrier Island adalah memiliki dataran benua
dengan gradient rendah merujuk pada relief rendah dataran pantainya, suplai
sedimen melimpah dan rentang tidal rendah (Glaeser, 1978), dataran pantai dan
shelf tersusun oleh sedimen tidak terkonsolidasi yang menyediakan sumber pada
kebutuhan litoral untuk melengkapi kepulauan barrier. Sedangkan lingkungan
pengendapan Estuarin menutupi lembah sungai (incised valley) hasil dari
penarikan muka air laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir estuarin
berlokasi dan berbatasan dengan saluran utama (main channel) dan terdiri dari
sedimen yang dibawa ke bawah oleh sungai dan disuplai dari batas marine shelf,
mud flatdan rawa yang juga terbentuk pada estuarin.
.