BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap orang tentu memerlukan obat-obatan dalam hidupnya, terlebih untuk
merawat dan menyembuhkan penyakit, bahkan penyakit yang ringan sekalipun
terkadang perlu disembuhkan secepatnya dengan obat, misalnya flu. Karena telah
diketahui bahwa penyakit-penyakit ringan tersebut terdapat bakteri yang
menyebabkan infeksi. Selain itu obat-obatan juga diperlukan untuk membebaskan
gejala tertentu, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Tidak hanya itu, obat-
obatan juga selalu mengalami pembaharuan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sayangnya, saat ini obat-obatan yang semakin ‘maju’ itu
tidak hanya digunakan untuk hal-hal positif, tetapi juga disalahgunakan untuk hal-hal
negatif.
Secara alami, setiap orang memang tidak suka dan akan selalu menghindarkan
diri dari rasa sakit, tertekan, susah, dan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan.
Mereka juga berhak untuk menyelesaikan dan mengatasinya, bahkan tidak sedikit
orang yang mencari jalan keluar dengan memanfaatkan obat-obatan demi
menghilangkan rasa sakit dan menghilangkan ketegangan-ketegangan yang sedang
dihadapi. Dan hal ini nyatanya bukanlah hal yang dibuat-buat karena hal ini
sebenarnya adalah kenyataan yang sangat rentan terjadi, bahkan dalam masyarakat
dan lingkungan sekitar kita.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk lebih mengetahui dan mendalami
hal-hal yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penyalahgunaan obat-obatan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penggunaan obat-obatan?
2. Apakah kaitan obat-obatan dengan kesehatan?
3. Mengapa ada orang yang melakukan penyalahgunaan obat-obatan?
4. Apa saja macam-macam obat yang biasa disalahgunakan?
5. Apakah akibat dari penyalahgunaan obat-obatan?
6. Apakah solusi untuk meminimalisasi penyalahgunaan obat-obatan?
1.3 Tujuan
Makalah ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak hanya angka penggunaan
obat-obatan yang tinggi, tetapi angka penyalahgunaan obat-obatan juga tinggi. Oleh
karena itu, secara garis besar makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca
dapat lebih memahami dan mengetahui informasi dan wawasan mengenai :
a. Hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan.
b. Hal-hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan.
1.4 Manfaat
Selain mempunyai tujuan tersendiri, makalah ini juga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca. Manfaat yang dapat diperoleh pembaca,
antara lain:
a. Pembaca dapat mengetahui aspek positif dari obat-obatan.
b. Pembaca dapat mengetahui aspek negatif dari obat-obatan.
BAB II
KERANGKA KONSEP
Sesuai dengan indikasi penyakitTersedia setiap saat dengan harga yang terjangkauDiberikan dengan dosis yang tepatCara pemberian dengan interval waktu yang tepatLama pemberian yang tepatObat yang diberikan harus efektif, dengan mutu yang terjamin dan aman
Penyalahgunaan pemakaian
Obat Bebas
Obat Bebas
Terbatas
Obat Keras
Narkotika
Psikotropika
Obat Wajib Apotek
Obat-Obatan
Pembelian obat tanpa
resep
Penggunaan
Akibat pemakaianHalusinogenGangguan sistem sarafGangguan metabolisme tubuhGangguan fungsi organMati
Orang dewasaAnak remaja
PenyebabMengurangi stressMendapatkan perasaan nyamanMenghindari realita dan tanggung jawab
Solusi
PemerintahMemberi penyuluhan pada masyarakatMembatasi penjualan obat-obatanMenegakkan hukumMelakukan pengawasan yang ketat
KeluargaMelakukan pengawasan Meningkatkan intensitas komunikasiMeluangkan waktu untuk keluargaMemberikan kasih sayang
Obat adalah sediaan atau panduan bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, perbaikan
badan atau bagian badan, dan kontrasepsi.
Produk obat (obat jadi) adalah sediaan (paduan bahan-bahan) yang siap
digunakan sebagai obat. Pengembangan bentuk sediaan obat diawali dari
pengembangan bahn baku obat yang telah dibuktikan khasiat dan keamanannya.
Melalui proses formulasi, bahan baku yang telah memenuhi persyaratan standart
dikembangkan dengan menggunakan teknologi yang sesuai untuk mencapai bentuk
sediaan yang diinginkan.
Tahapan proses pengembangan produk obat:
1. Standardisasi bahan baku
2. Perancangan bentuk sediaan, formulasi, teknik pembuatan, dan standard mutu
3. Perancangan kemasan dan penandaan
4. Perancangaan proses produksi
5. Produksi
6. Kontrol kualitas dan standardisasi produk
7. Pendaftaran (registrasi)
Obat-obatan di Indonesia dalam peredarannya dibedakan menjadi:
1. Obat bebas
Obat bebas dapat dibeli bebas tanpa resep dokter di apotek dan toko
obat berijin. Kemasan terkecil sediaan obat bebas ditandai lingkaran
berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat bebas
antara lain:
a. Obat jadi yang hanya mengandung vitamin A,B,C,D dalam dosis yang
lazim.
b. Obat sakit kepala dan penurun demam yang hanya mengandung
acetosal dan paracetamol dalam dosis yang lazim.
c. Obat diare yang hanya mengandung norit, kaolin, pectine atau
atapulgite.
d. Obat maag yang hanya mengandung Aluminium hydroxide atau
magnesium hydroxide.
e. Obat batuk yang hanya mengandung bahan alam atau sari bahan alam
yang aman seperti jahe, cengkeh, daun sirih, madu, minyak pepermint.
f. Obat kulit yang hanya mengandung asam salisilat, kamfer, mentol,
sulphur, peru balsam, zinc oxide, calamine.
2. Obat bebas terbatas
Obat bebas terbatas dapat dibeli bebas tanpa resep dokter di apotek dan
toko obat berijin sesuai dengan batasan yang ditetapkan. Kemasan terkecil
sediaan obat bebas terbatas ditandai lingkaran berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam. Ciri-ciri obat bebas terbatas biasanya terdapat
tulisan Awas! Obat Keras! Baca Aturan Pakai!
3. Obat keras
Obat keras hanya dapat dibeli dengan resep dokter, kemasan terkecil
ditandai dengan lingkaran berwarna merah tua dengan garis tepi berwarna
hitam, dengan huruf K warna hitam tertulis di dalam lingkaran. Kemasan
sediaan obat keras harus disertai tanda “Harus Dengan Resep Dokter”.
4. Narkotika
Narkotika termasuk kelompok obat keras yang dapat menimbulkan
efek ketergantungan (addiction), hanya dapat dibeli dengan resep dokter,
penggunaannya dibatasi di bawah pengawasan dokter. Pemakaian obat-
obat narkotika harus dicatat jenis, jumlah dan alamat pengguna, dilaporkan
kepada dinas kesehatan setempat setiap bulan. Di Indonesia hanya
diproduksi oleh PT Kimia Farma.
5. Psikotropika
Psikotropika adalah zat / obat, alam atau sintetik, bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Termasuk dalam kategori obat, pemakaiannya dibatasi hanya
dengan resep dokter, sama seperti narkotika penggunaannya setiap bulan
harus dilaporkan ke dinas kesehatan.
6. Obat wajib apotek
Obat wajib apotek adalah obat-obatan yang wajib ada tersedia di
apotek, obat-obatan ini dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh apoteker.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga memberikan pengaruh
terhadap bidang obat-obatan. Dengan adanya obat-obatan baru yang telah diciptakan,
Penyakit-penyakit yang timbul pun dapat diatasi. Tentunya para dokter sangat
terbantu untuk menyembuhkan pasiennya. Namun, selain memberikan dampak positif
penciptaan obat-obatan yang baru juga memberikan dampak negatif. Beberapa
dampak negatif yang timbul antara lain adalah penyalahgunaan obat bius, obat
penenang, dan obat-obatan yang bersifat candu. Sekarang pada masyarakat banyak
ditemukan kasus-kasus yang sehubungan dengan penyalahgunaan obat-obatan. Salah
satunya adalah pembelian obat-obatan tanpa resep oleh konsumen. Padahal penderita
tidak mengetahui kegunaan, aturan pakai, dosis dan indikasi dari obat tersebut. Sering
pula ditemukan penyalahgunaan obat-obatan yang bersifat sebagai penenang dan
candu. Antara lain yaitu penggunaan obat penenang, narkotika dan psikotropika.
Kasus-kasus yang ditemukan sering terjadi pada anak-anak remaja dan pada orang
dewasa. Apa yang menyebabkan hal ini sering ditemukan pada anak-anak di usia
remaja dan pada orang-orang dewasa? Tindakan apa saja yang sebaiknya dilakukan
pemerintah maupun masyarakat untuk mencegah dan mengurangi kasus-kasus
penyalahgunaan obat-obatan termasuk pembelian obat tanpa resep?
3.2 SOLUSI
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
penyalahgunaan obat-obat antara lain:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat karena masyarakat harus
diberikan informasi mengenai bahayanya penggunaan obat yang tidak pada
tempatnya.
2. Membatasi penjualan obat-obatan khususnya obat-obatan terlarang dan obat-
obatan yang bersifat keras.
3. Menegakkan hukum yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat-obatan.
4. Melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap peredaran obat-obatan.
5. Memberikan dedikasi kepada masyarakat mengenai bahayanya pembelian
obat tanpa resep terutama mengenai efeknya.
Dari pihak keluarga, solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan
mengurangi penyalahgunaan obat-obat antara lain:
1. Memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap tingkah laku dan kondisi
anak.
2. Meningkatkan intensitas komunikasi antar anggota keluarga.
3. Meluangkan waktu untuk melakukan penyegaran (refreshing) seperti piknik,
rekreasi, dll.
4. Memberikan kasih sayang yang cukup dan saling memperhatikan antar
anggota keluarga.
Untuk menjamin keamanan dan ketepatan penggunaan obat serta
pengamannya dalam peredaran, berdasarkan undang-undang yang berlaku di
Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Obat Bebas (B)
2. Obat Bebas Terbatas (T)
3. Obat Keras (K)
4. Obat Narkotika (N) UU. No.22 tentang Narkotika/ 1997
5. Obat Psikotropika (K) UU. No. 5 tentang Psikotropika/ 1997
6. Obat Keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter (Obat Wajib Apotek)
Sedangkan untuk penyediaan obat di rumah sakit umum kelas a,b,c/d, rumah
sakit khusus, rumah sakit jiwa, puskesmas dan pos obat desa diatur melalui penetapan
Daftar Obat Esensial Nasional Indonesia (Kep. Men. Kes. No. 216 /Men. Kes /SK /III
/1995).
3.3 Penggunaan obat-obatan
Pemakaian obat dikatakan rasional jika memenuhi kriteria:
1. Sesuai dengan indikasi penyakit
2. Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau
3. Diberikan dengan dosis yang tepat
4. Cara pemberian dengan interval waktu yang tepat
5. Lama pemberian yang tepat
6. Obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu yang terjamin dan aman
3.4 Kaitan obat-obatan dengan kesehatan
Tujuan penggunaan obat-obatan:
1. Mencegah penyakit
2. Mengatasi atau mengurangi gejala penyakit
3. Menghilangkan rasa sakit
4. Menyembuhkan atau menghilangkan penyakit
5. Memperbaiki atau memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia
6. Menetapkan diagnosa
3.5 Penyalahgunaan obat-obatan
Penyalahgunaan obat-obatan adalah suatu penggunaan obat yang dapat
menimbulkan keadaan yang tak terkuasai oleh individu dan dilakukan di luar
pengawasan medis, atau yang dapat menimbulkan keadaan yang
membahayakan/mengancam masyarakat.
Penyalahgunaan obat-obatan sebenarnya merupakan salah satu ‘bencana
manusia’ yang universal, karena pada kenyataannya tidak ada satu negara pun di
dunia ini yang terlepas dari ‘bencana’ ini. Mengapa orang melakukan penyalahgunaan
obat-obatan? Motivasi dan penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut merupakan
beberapa penyebab yang sering dijadikan alasan:
a. Ada orang-orang yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan rasa
tertekan (stres dan ketegangan hidup) karena konflik-konfilk yang timbul. Hal
ini biasanya berkaitan dengan masalah ekonomi, keluarga, perasaan dan
lingkungan sekitar.
b. Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan
nyaman, menyenangkan.
c. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung jawab
kehidupan.
3.6 Beberapa obat-obatan yang sering kali disalahgunakan penggunaannya
Obat Penenang adalah depresan yang tergolong pada kelompok obat yang
disebut benzodiazepine. Obat-obat ini diresepkan oleh para dokter untuk mengurangi
stres, kecemasan, untuk membantu orang tidur dan kegunaan kedokteran lainnya.
Biasanya obat-obat ini berbentuk kapsul atau tablet.
Beberapa orang menyalahgunakan obat penenang karena efeknya yang memabukkan.
Berbagai nama lainnya: valium, rohypnol, mogadon, librium, lexotan, ativan, BK, pil
anjing, pil koplo, dll.
Narkotika (Menurut Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1997 tentang
Narkotika) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahankesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibedakan kedalam golongan-
golongan :
1. Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
menimbulkan ketergantungan, (Contoh: heroin/putauw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Contoh: morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh: kodein).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika golongan I Opiat:
morfin, herion (putauw), petidin, candu, ganja atau kanabis, marihuana, hashis,
kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.
Psikotropika (Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika). Yang dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan sebagai berikut:
1. Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: ekstasi,
shabu, LSD).
2. Psikotropika Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh: amfetamin,
metilfenidat atau ritalin).
3. Psikotropika Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh: pentobarbital,
Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh: diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
1. Psikostimulansia: amfetamin, ekstasi, shabu.
2. Sedatif dan hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, pil
koplo
3. Halusinogenika: Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
3.7 Akibat dari penyalahgunaan obat-obatan
1. Halusinogen dalam tubuh manusia dapat mengakibatkan pendarahan pada otak
2. Opiat atau opiodat mengganggu menstruasi pada perempuan serta impotensi
dan konstipasi kronik pada pria
3. Inhalasia menyebabkan gangguan pada fungsi jantung, otak, dan liver
4. Amfetamin menyebabkan pengguna menjadi hiperaktif, mudah emosi, tak
punya rasa malu, susah tidur, hipertensi, detak jantung cepat, rasa takut,
mudah lelah
5. Over Dosis zat aditif mengakibatkan pupil mata sangat kecil, pernafasan satu-
satu dan koma, diserta nausea ( mual ), kadang-kadang timbul edema paru
( paru-paru basah ), nyeri tulang, kejang, keluar air mata terus menerus,
rhinorhea, berkeringat, cemas, gelisah, dan gemetar
6. Alkohol mengganggu sistem saraf. Orang yang banyak minum alkohol akan
mabuk sehingga tidak peka akan keadaan sekitarnya. Ia akan berkata tanpa
kesadaran sehingga perkataanya tidak masuk akal untuk diajak berkomunikasi.
Gangguan metabolisme tubuh yang berdampak pada kegagalan jantung atau
kelainan jantung hal itu disebabkan karena lemak tertimbun pada pembuluh
darah arteri sehingga dapat menghambat aliran darah dan kerja jantung
meningkat .
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disusun kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan obat-obatan harus memenuhi kriteria yang benar agar tidak
menimbulkan efek samping.
2. Penyalahgunaan obat disebabkan oleh banyak faktor, terutama faktor
lingkungan.
3. Obat-obat yang sering disalahgunakan antara lain obat penenang, narkotika,
dan psikotropika.
4. Penyalahgunaan obat menimbulkan banyak kerugian bagi pengunanya baik
dari segi kesehatan maupun kehidupan sosialnya.
5. Solusi untuk meminimalisasi penyalahgunaan obat harus dimulai dari diri
sendiri dan tentunya perlu dukungan dari pihak keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
http://yoyoke.web.ugm.ac.id/download/penggunaan%20obat%20dan%20penyajian
20data.pdf
http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=360
http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/528-obat-dan-perannya-dalam
pelayanan-kesehatan
http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/pengertian-obat.html
http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&id=131&It
mid=63
http://www.ptphapros.co.id/article.php?&m=Article&aid=17&lg
http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/cara-penggunaan-obat-yang-benar.html
http://sman42.multiply.com/recipes/item/1/
ROGRAM_KESEHATAN_MENTAL_DAN_PENYALAHGUNAAN_OBAT_DAN
_BAHAN_BERBAHAYA
http://www.g-excess.com/id/kesehatan/narkoba.html
http://lead.sabda.org/kecanduan_dan_penyalahgunaan_obat_obatan
http://indonesia.go.id
Tom, Kus, Tedi,, (1999) Bahaya NAPZA Bagi Pelajar , Bandung :Yayasan Al-Ghifari
The Indonesian Florence Nightingale Foundation, (1999), Kiat Penanggulangan
dan Penyalahgunaan Ketergantungan NAPZA, Jakarta
Allen K.M. (1996) Nursing Care of the Addicted Client. Philadelphia: Lippincott
Stuart Sundeen (1998) Principles and Practice of Psychiatric Nursing , St Louis:
Mosby Year Book
Smith, CM., (1995) Community Health Nursing; Theory and Practice.Philadelphia:
W.B.Saunders Company
Top Related