Injeksi Larutan Gula Cair Lontar Untuk Meningkatkan Produktivitas Lak
• FAUSTINUS KADHA
• E451170061
KOMISI
PEMBIMBING
Dr. Ir. SUPRIYANTO
Dr. Ir. NOOR FARIKHAH HANEDA, M,Si
Latar Belakang
Menghasilkan :
Resin
Pewarna
Lilin
Sumber : KPH Probolinggo (2004) dalam Taskirawati (2006)
Kutu Lak
(Laccifer lacca Kerr)
Manfaat Lak
Kegunaan : bahan plitur, kosmetik,
farmasi, industri elektronik dan lain-lain
Sumber : Taskirawati (2006) Kosmetik
Farmasi
Bahan plitur
Permintaan
meningkat, namun
belum dapat dipenuhi
karena produksi
masih rendah
LAK
Tahun 2018 harga jual
lak butiran yang
dipasarkan oleh Perum
Perhutani sebesar Rp.
50.000/kg untuk dalam
negeri dan USD
4000/Ton untuk luar
negeri.
Penurunan produksi lak
Latar Belakang
Disebabkan oleh
penebangan pohon
kesambi untuk kayu
bakar
Tahun Produksi
(Kg)
Penurunan
(Kg)
2005 3.217.294
2006 2.805.943 411.351
2007 73.700 2.732.243
Sumber Dinas
Kehutanan
Provinsi
NTT (2008)
Kutu lak hidup dengan cara menancapkan probosisnya ke dalam ranting
sampai pada jaringan floem, kemudian menghisap cairan floem yang
digunakan sebagai makanannya. Pertumbuhan kutu lak yang
berkelanjutan tergantung pada aspek kualitas larutan floem yang
mengandung nutrisi seperti gula dan asam amino (Pushker et al. 2011).
Oleh karena itu, dibutuhkan usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
bagi kutu lak. Salah satu teknologi yang dapat dilakukan adalah
menginjeksikan larutan gula cair lontar (LGCL) dengan menggunakan
pompa injeksi dan multi injektor untuk meningkatkan kandungan
nutrisi di dalam jaringan tanaman.
Nutrisi untuk kutu lak
Tujuan Penelitian
1. Mengkaji pengaruh penggunaan teknik pompa injeksi dan multi
injektor (gravitasi) terhadap kecepatan translokasi nutrisi ke dalam
jaringan tanaman.
2. Mengkaji pengaruh penambahan LGCL untuk meningkatkan
produktivitas dan mutu lak yang dihasilkan melalui teknik pompa
injeksi dan multi injektor.
Metode Penelitian
Tempat : Hutan lindung Oelsonbai,
Kelurahan Fatokoa, Kota Kupang,
NTT.
Waktu : Februari –Agustus 2019
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan
LGCL Pohon kesambi Sumber inokulum
kutu lak
Inokulum kutu lak
A C DB
Alat
Botol 1,5 literBor listrik
Rangkaian alat mutli
injektor
Rangkaian alat
pompa injeksi
Prosedur Kerja
Pengeboran batang
kesambiPemasangan alat
injeksi
Pembersihan areal
sekitar pohon kesambi
Inokulasi Pengasapan
A
BC D E
Teknik Injeksi
4
Selang transportasi
nutrisi
Kepala injektor
Tandon (botol)
Teknik pompa
injeksi
Teknik multi
injektorA B
35
2
1
4
3
2
1
Pengontrol kecepatan
aliran nutrisi5 Soket
RAL pola faktorial :Faktor pertama teknikinjeksi : 2 level (teknikpompa injeksi dan multiinjektor).Faktor kedua konsentrasiLGCL : 4 level (0 ppm (air),3000 ppm, 6000 ppm, dan9000 ppm).Ulangan : 3 kali.
Metode Penelitian
Serapan larutan gula cair lontar
(LGCL)
Keberhasilan tularan lak
Intensitas serangan semut
Berat lak
Mutu lak (kadar air, kadar abu,
kandungan bahan aktif)
Parameter yang diukur
Hasil Penelitian
Inokulasi kutu lak Nimfa kutu lak mulai
membentuk koloni baruHasil sekresi kutu lak
mulai menebal dan
menutupi nimfa lak
Hasil sekresi kutu lak yang
telah mengeras
Proses pembentuk lak
A B DC
Lak yang telah
dikumpulkanProses pemisahan lak dari
ranting
Butiran lak
Proses pemisahan lak
A B C
Perlakuan
Teknik injeksi
VS (ml) KTL (%) ISS (%) Berat lak (g)
Pompa (p) 1625 tn 33,3 b 66,7 tn 3,5 tn
Multi (m) 1543 58,3 a 50,0 11,7
Pengaruh teknik injeksi terhadap volume serapan (VS), keberhasilan
tularan lak (KTL), insidensi serangan semut ISS) dan berat lak
Perlakuan Pengaruh konsetrasi larutan
Konsentrasi VS (ml) KTL (%) ISS (%) Berat lak (g)
0 ppm (air) 1520 tn 27,8 a66,7 tn 15,4 a
3000 ppm 1526 11,1 b 33,3 1,3 b
6000 ppm 1889 0,0 b 50,0 0,0 b
9000 ppm 1401 27,8 a83,3 13,7 a
Pengaruh teknik konsentrasi terhadap volume serapan (VS), keberhasilan tularan
lak (KTL), insidensi serangan semut (ISS) dan berat lak
Interaksi teknik injeksi dan konsentrasi LGCL
Perlakuan VS (ml) KTL (%) ISS (%) Berat lak (g)
P.0 (air) 22,2 ab 22,2 ab 66,7 tn 5,2 ab
P.3000 0,0 b 0,0 b 33,3 0,0 b
P.6000 0,0 b 0,0 b 33,3 0,0 b
P.9000 22,2 ab 22,2 ab 100,0 8,8 ab
M.0 (air) 33,3 a 33,3 a 66,7 25,6 a
M.3000 22,2 ab 22,2 ab 33,3 2,6 ab
M.6000 0,0 b 0,0 b 66,7 0,0 b
M.9000 33,3 a 33,3 a 66,7 18,5 a
Pengaruh interaksi teknik injeksi dan konsentrasi terhadap volume serapan (VS),
keberhasilan tularan lak (KTL), insidensi serangan semut (ISS) dan berat lak
Konsentrasi
LGCL (ppm)
Kadar air
(%)
BIS 1973 Kadar abu
(%)
Omkar 2017
0 (air) 10,11
2,5%
0,63
0,50%3000 8,25 0,65
6000 Tda Tda
9000 6,63 0,63
No Bahan aktifKadar
Pompa Multi
1 9-Octadecenoic acid (Z)- (CAS) Oleic acid 12,76% 1,16%
2Octadecanoic acid, 6-hydroxy-, methyl ester (CAS) Methyl 6-
Hydroxyoc
10,29% 7,64%
Hasil dan Pembahasan
Teknik pompa injeksi meningkatkan serapan LGCL sebanyak 5,3 % lebih
banyak dibandingkan dengan teknik multi injektor.
Berat lak tertinggi diperoleh pada kombinasi multi injektor dan air (tanpa
LGCL), dan kombinasi multi injektor dan LGCL 9000 ppm.
Mutu lak yang dihasilkan dalam penelitian ini belum memenuhi standar mutu
India (Bereau of Indian Standard 1973).
Teknik pompa injeksi menghasilkan kandungan senyawa aktif penting 9-
Octadecenoic acid (Z)- (CAS) Oleic acid dan Octadecanoic acid, 6-hydroxy-,
methyl ester (CAS) Methyl 6-Hydroxyoc yang lebih tinggi dibandingkan dengan
teknik multi injektor LGCL.
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
IPB UNIVERSITY
SEAMEO BIOTROP, BOGOR
DINAS KEHUTANAN NTT
KPH KOTA KUPANG
KPH ALOR
Bapak RAHMAN
(Ketua Gapoktan Lak, Desa Wolowal Barat, Alor, NTT)