8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
1/25
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGADAAN SARANA DAN
PRASARANA PENDIDIKAN DI KECAMATAN JAGOIBABANG
KABUPATEN BENGKAYANG KALIMANTAN BARAT
(Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Implementasi Kebijakan Publik)
oleh
Ketua : Diah Anggraeni Novitasari !"#"$$""%
&ekretaris : 'aluh akasii !"#"$$""*$
Anggota : Kiki Artadianti !"#"$$""+*
A,aria -da Pradana !"#"$$"".#
Indira /ebryanti !"#"$$"#*
-ga Aditya A !"#"$$"$$
JURUSAN ILMU ADMINSTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
0
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
2/25
DAFTAR ISI
Da0tar isi111111111111122222222222221111111122222222222222222
3A3 I P-NDA4565AN 22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #
22 6atar belakang222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #
2#2 umusan Masalah222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 %
2$2 6andasan 7eori22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 %
3A3 II P-NDA4565AN222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 +
#22 Implementasi kebijakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Ke82
9agoibabang22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 +
#2#2 Permasalahanpermasalahan implementasi kebijakan pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan Ke82 9agoibabang22222222222222222222222222222222222222222222 .
#2$2 /aktor0aktor menjadi pendorong dan penghambat implementasi kebijakan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan Ke82 9agoibabang222222222222222 ;
#2!2 &olusisolusi untuk menangani permasalahan implementasi kebijakan
sarana dan prasarana pendidikan Ke82 9agoibabang222222222222222222222222222222222 #"
3A3 III P-N575P2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #
$22 Kesimpulan22222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #
$2#2 &aran222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #
Da0tar Pustaka2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222 #!
1
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
3/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar B!a"a#$
Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia guna mengurangi angka kemiskinan di Indonesia2
3erbagai kebijakan tentang pendidikan pun telah dikeluarkan oleh Pemerintah
untuk memeratakan pendidikan di seluruh Indonesia2 5paya pemerataan
pendidikan telah diatur di dalam 5ndang5ndang epublik Indonesia Nomor #"
7ahun #""$ tentang &istem Pendidikan Nasional2
Di dalam landasan hukum yang berupa 55 Nomor #" 7ahun #""$ telah
menyebutkan baha pendidikan diselenggarakan se8ara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminati0 dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia<
nilai keagamaan< nilai kultural< dan kemajemukan bangsa2 3unyi dari pasal ! ayat
ini telah menunjukkan se8ara jelas baha seharusnya pendidikan dilakukan
se8ara demokratis< adil dan bias sama rata di seluruh ilayah Indonesia2 Namun
ternyata pada implementasinya tidak sesuai dengan apa yang telah disahkan dalam
55 yang bersangkutan2 4al ini dapat kita lihat dari beberapa permasalahan yang
ada dalam pendidikan yang ada sekarang di Indonesia< seperti mahalnya biaya
pendidikan< sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memadai< rendahnya
kesempatan pendidikan dan masih banyak lagi lainnya2 Disini kami akan
mengambil 0o8us dari permasalahan yang ada yaitu sarana dan prasarana
pendidikan yang tidak memadai2
&alah 0aktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses
pembelajaran yaitu sarana dan prasarana2 Prasarana dan sarana pendidikan adalah
salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu
peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang 8ukup 8anggih2 &arana prasarana adalah salah satu bagian input<
sedangkan input merupakan salah satu subsistem2 &arana prasarana sangat perlu
dilaksanakan untuk menunjang keterampilan sisa agar siap bersaing terhadap
2
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
4/25
pesatnya teknologi2 &arana prasarana merupakan bagian penting yang perlu
disiapkan se8ara 8ermat dan berkesinambungan< sehingga dapat dijamin selalu
terjadi K3M yang lan8ar2 Dalam penyelengaraan pendidikan< sarana prasaran
sangat di butuhkan untuk menghasilkan K3M yang e0ekti0 dan e0isien2
Peraturan Pemerintah No ; 7ahun #""+ tentang &tandar Nasional
Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan se8ara
nasional pada 3ab =II Pasal !# dengan tegas disebutkan baha :
• &etiap satuan pendidikan ajib memiliki sarana yang meliputi
perabot< peralatan pendidikan< media pendidikan< buku dan sumber
belajar lainnya< bahan habis pakai< serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan2
• &etiap satuan pendidikan ajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan< ruang kelas< ruang pimpinan satuan pendidikan< ruang pendidik<
ruang tata usaha< ruang perpustakaan< ruang laboratorium< ruang
bengkel kerja< ruang unit produksi< ruang kantin< instalasi daya dan
jasa< tempat berolah raga< tempat beribadah< tempat bermain< tempat
bekreasi< dan ruang>tempat lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan2
&edangkan landasan operasionalnya< yaitu Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor #! 7ahun #"". mengenai &tandar &arana dan Prasarana
&ekolah > Madrasah Pendidikan 5mum juga menjelaskan kriteria yang harus
dilaksanakan agar sarana dan prasarana dapat berjalan dengan baik 2
4al tersebut tentu saja sudah terlaksana pada sekolahsekolah yang berada
di daerah Pusat Kota< namun berbeda halnya dengan sekolahsekolah yang berada
di daerah Perbatasan2 Daerah perbatasan merupakan daerah yang seringkali
kurang diperhatikan oleh Pemerintah karena letaknya yang jauh dari pusat kota2
Akibatnya terjadi disparitas (perbedaan men8olok) antara pendidikan di Kota
3
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
5/25
dengan Daerah Perbatasan2 &alah satu 8ontohnya adalah Ke8amatan jagoi 3abang2
7erletak $; kilometer dari Kota Pontianak< Ke8amatan 9agoi 3abang yang
berada di Kabupaten 3engkayang< Kalimantan 3arat merupakan titik perbatasan
langsung dengan daerah &araak< Malaysia2 Di sini< sarana dan prasarana
pendidikan yang ada tidak memenuhi standar sehingga tidak dapat menunjang
pendidikan yang ada di sana2 Akibatnya sebagian besar masyarakatnya tidak
mendapatkan pendidikan dengan layak2 /aktanya< di Ke8amatan 9agoi 3abang
yang jumlah penduduknya %!+! jia< hanya terdapat 7K dengan jumlah # guru<
+ &D dengan jumlah ". guru< $ &MP dengan jumlah $" guru dan &MA
dengan jumlah % guru2 /akta ini sangatlah memprihatinkan karena hal ini
menunjukkan banyak penduduk di Ke8amatan 9agoi 3abang yang tidak
bersekolah karena jumlah sekolah yang sangat terbatas2 9umlah guru yang
mengabdi di sekolahsekolah yang ada di 9agoi 3abang pun sangatlah terbatas2
Peristia tersebut tentu saja memprihatinkan bagi dunia pendidikan di
Indoenesia2 Dan sudah seharusnya hal tersebut juga menjadi instrospeksi serta P
(Pekerjaanumah) bagi pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah untuk segera memperbaiki dan menyelesaiakan Pnya guna memperbaiki
pendidikan di Indonesia yang notabenenya sendiri untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia2
&arana dan prasarana sekolah yang tidak memadai ini disebabkan oleh
berbagai hal< seperti di bidang politik< ekonomi< sosial< teknologi< lingkungan dan
hukum2
Di bidang politik< sarana dan prasarana tidak memadai dikarenakan
perangkat pemerintah dan anggota legislati0< baik pemerintah maupun daerah
kurang memerhatikan se8ara serius permasalahan in0rastruktur sekolah di daerah<
terutama di daerah terpen8il dan daerah batas luar Indonesia2 Mereka lebih
mementingkan halhal lain yang belum saatnya untuk dibi8arakan dan kurang
penting< seperti pembangunan gedung DP baru2
4
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
6/25
3idang ekonomi< anggaran dana untuk pendidikan tidak teralokasikan
dengan baik< sehingga anggaran untuk pembenahan in0rastruktur sekolah tidak
memadai? Aliran lokasi dana untuk in0rastruktur sekolah terkadang tidak jelas dan
8enderung diseleengkan2
3idang sosial< arga sekolah belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk
menjaga< meraat< dan melestarikan lingkungan dan in0rastruktur sekolah? belum
adanya peringatan yang keras terhadap pengrusakan in0rastruktur sekolah? sekolah
tidak menyediakan beberapa penjaga sekolah untuk meraat< menjaga< dan
melestarikan lingkungan dan in0rastruktur sekolah karena masalah dana2
3idang teknologi< struktur bangunan yang dibuat tidak memenuhi standar
dan dibuat dengan sistem teknologi yang sangat minim akibat anggaran yang
tidak memadai dan terbatas? struktur bangunan dibuat dari bahanbahan
berkualitas rendah karena anggaran yang tidak memadai dan terbatas2
3idang lingkungan< karena terbuat dari bahanbahan berkualitas rendah
dan teknologi yang sangat minim< ketika sekolah tersebut terkena ben8ana alam(seperti gempa bumi< banjir< longsor< dll) akan mengakibatkan rusak berat< bahkan
han8urseketika? sekolah dibangun di daerah terpen8il dengan keadaan yang
ekstrem< seperti dibangun di keadaan yang sangat lembab sehingga bisa
memper8epat proses kerusakan pada bangunan sekolah2
3idang hukum< kepala sekolah terkadang tidak mengikuti prosedur
pen8airan dana in0rastruktur sekolah? proses birokrasi pen8airan dana yang sangat
lama dan memakan aktu2
5
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
7/25
1.2 R%&%'a# Ma'a!a(
1. 3agaimana implementasi kebijakan sarana dan prasarana pendidikan di
Ke8amatan 9agoibabang Kab2 3engkayang Kalimantan 3arat @
2. Apa saja permasalahan implementasi kebijakan sarana dan prasarana di
Ke8amatan 9agoibabang Kab2 3engkayang Kalimantan 3arat @
). Apa saja 0aktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam
pelaksanaan kebijakan sarana dan prasarana di Ke8amatan 9agoibabang
Kab2 3engkayang Kalimantan 3arat @
*. 3agaimana solusi yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan
implementasi kebijakan sarana dan prasarana pendidikan di Ke8amatan
9agoibabang Kab2 3engkayang Kalimantan 3arat @
1.) La#+a'a# T,r-
2$2 7eori dan Konsep Kebijakan Publik
Menurut /redri8kson dan 4art kebijakan adalah:
&uatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh
seseorang< kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan
dengan adanya hambatanhambatan tertentu sambil men8ari peluangpeluang
untuk men8apai tujuan>meujudkan sasaran yang diinginkanB (dalam 7angkilisan<
#""$:#)2
Kebijakan Publik (Publi8 Poli8y) adalah Pola ketergantungan yang
kompleks dari pilihanpilihan kolekti0 yang saling tergantung< termasuk
keputusankeputusan untuk tidak bertindak< yang dibuat oleh badan atau kantor
pemerintahB (Dunn< #""$:$#)2
Kebijakan publik menurut iant Nugroho (#""$< .) adalah suatu aturan
yang mengatur kehidupan bersama yang ditaati dan berlaku mengikat seluruh
argannya2
6
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
8/25
-dards III dan Ira &harkansky dalam &uitri (#""*: ;) juga menyatakan
baha kebijakan publik merupakan: apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak
dilakukan oleh pemerintah yang dapat ditetapkan dalam peraturan perundang
undangan atau dalam poli8y statement yang berbentuk pidatopidato dan a8ana
yang diungkapkan pejabat politik dan pejabat pemerintah yang segera
ditindaklanjuti dengan programprogram dan tindakan pemerintah2
Kebijakan publik menurut 9ames A2 Anderson dalam &ubarsono (#""+: #)<
kebijakan publik merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh badanbadan dan
aparat pemerintahB2
Dari beberapa de0inisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan baha
kebijakan publik adalah suatua aturan yang mengatur kehidupan bersama yang
dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah2
2$2# 7eori dan Konsep Implementasi Kebijakan Publik
3udi Cinarno dalam bukunya yang berjudul 7eori dan Proses Kebijakan
Publik menjelaskan pengertian implementasi kebijakan< sebagai berikut :
Implementasi kebijakan merupakan alat administrasi hukum dimana
berbagai aktor< organisasi< prosedur< dan teknik yang bekerja bersamasama untuk
menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkanB
(Cinarno< #""+:")2
Pendapat 3udi Cinarno tersebut sejalan dengan pendapat iant Nugroho
Dijoijoto dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik /ormulasi<
Implementasi dan -valuasi yang mengemukakan baha :
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah 8ara agar sebuah kebijakan
dapat men8apai tujuannya2 7idak lebih dan tidak kurang2 5ntuk
mengimplementasikan kebijakan publik< maka ada dua pilihan langkah yang ada<
yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk programprogram atau
melalui 0ormulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebutB2
(Dijoijoto< #""!:+*)2
7
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
9/25
Menurut ipley dan /ranklin (dalam Cinarno< #"!: !*) menyatakan baha
implementasi adalah apa yang terjadi setelah undangundang ditetapkan yang
memberikan otoritas program< kebijakan< keuntungan (benefit )< atau suatu jenis
keluaran yang nyata (tangible output)2 Implementasi men8akup tindakantindakan
oleh sebagai aktor< khususnya para birokrat yang dimaksudkan untuk membuat
program berjalan2 'rindle (dalam Cinarno< #"!: !;) memberikan
pandangannya tentang implementasi dengan mengatakan baha se8ara umum<
tugas implementasi adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang memudahkan
tujuantujuan kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak dari suatu kegiatan
pemerintah2
Ada beberapa teori implementasi kebijakan publik diantaranya< Model ipley
dan /ranklin< Model Donald =an Metter dan =an 4orn< Model 4ogood dan
'unn< dan Model 'oerge 2 -dard III2
1. M,+! R-!/ +a# Fra#"!-#
Dalam buku yang berjudul Policy Implementasi and Bureacracy< andall
32 epley and 'ra8e A2 /ranklin (;*% : #$#$$) (dalam Al0atih< #"":++#)<
menulis tentang three conceptions relating to successful implementation sambil
menyatakan :
“the notion of success in implementation has no single widly accepted definition.
Different analists and different actors have very different meanings in mind when
they talk about or think about successful implementation. There are three
dominant ways of thinking about successful implementation”
&ehubungan dengan three dominant ways of thinking about successful
implementation tersebut< selanjutnya mereka menyatakan ada analist and actors
yang berpendapat baha implementasi kebijakan yang berhasil dinilai< pertama<
memakai ukuran tingkat kepatuhan degree of compliance!. Namun< yang kedua<
ada juga yang mengukur adanya kelan8aran rutinitas 0ungsi2 Eleh karena ipley
dan /ranklin menganggap kedua parameter tersebut “is too narrow and have
limites political interest”" maka mereka mengajukan perspective yang ketiga<
yaitu dampak yang diinginkan2 Mereka mengutarakan ini dengan mengatakan
8
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
10/25
“we advance a third persepective" which is that successful implementation leads
to desired... impact from whatever program is being analy#ed.” 9adi ada $
perspekti0 untuk mengukur keberhasilan impelementasi kebijakan2
2. M,+! D,#a!+ Va# Mttr +a# Car! Va# H,r#
-nam variabei menurut =an Metter dan =an 4orn< yang mempengaruhi kinerja
kebijakan yaitu :
2 5kuran dan 7ujuan Kebijakan2
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur keberhasilannya jika dan hanya jika
ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosiokultur yang ada
di level pelaksana kebijakan2
#2 &umberdaya
Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan
meman0aatkan sumber daya yang tersedia
$2 Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi 0ormal dan organisasi
in0ormal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan (publik) akan sangat
banyak dipengaruhi oleh 8iri8iri yang tepat serta sesuai dengan para agen
pelaksananya2 &elain itu< 8akupan atau luas ilayah implementasi kebijakan perlu
juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana2 &emakin luas
8akupan implementasi kebijakan< maka seharusnya semakin besar pula agen yang
dilibatkan2
!2 &ikap>Ke8enderungan ( Disposition) para pelaksana2
&ikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat
banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan
publik2 4al ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan
bukanlah hasil 0ormulasi orangorang yang terkait langsung terhadap kebijakan
yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan2
+2 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana2
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam impelementasi kebijakan
publik2 &emakin baik koordinasi komunikasi diantara pihakpihak yang terlibat
dalam suatu proses implementasi< maka asumsinya kesalahankesalahan akan
sangat ke8il untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya2
%2 6ingkungan -konomi< &osial< dan Politik2
9
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
11/25
4al terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi publik
dalam persepekti0 yang ditaarkan oleh =an Metter dan =an 4orn adalah sejauh
mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang
telah ditetapkan2 6ingkungan sosial< ekonomi< dan politik yang tidak kondusi0
dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan2 Eleh
karena itu< upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula
memperhatikan kekondusi0an kondisi lingkungan eksternal.
1. M,+! Br-a# . H,$,,+ +a# L-' A. G%##
Model mereka ini sering disebut oleh para ahli “the down
approach”. Menurut 4ogood dan 'unn (dalam Abdul Cahab< ;;:+.%!)<
untuk dapat mengimplementasikan kebijakan se8ara sempurna perpect
implementation! maka diperlukan beberapa persyaratan tertentu< yaitu
) Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan>instansi pelaksana tidak akan
menimbulkan gangguan>kendala yang serius2
#) 7ersedia aktu dan sumbersumber yang 8ukup memadai2$) Perpaduan sumbersumber yang diperlukan benarbenar tersedia2
!) Kebijakan yang akan diimplementasikan didasari pada hubungan kausalitas
yang handal2
+) 4ubungan kausalitas bersi0at langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubungannya2
%) 4ubungan saling ketergantungan harus ke8il2
.) Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan2
*) 7ugastugas diperin8i dan ditempatkan dalam urutan yang tepat2
;) Komunikasi dan koordinasi yang sempurna2
") Pihakpihak yang memiliki eenang>kekuasaan dapat menuntut dan
mendapatkan kepatuhan yang sempurna2
2. M,+! I&!&#ta'- K-3a"a# G,r$ C. E+ar+ III
Model implementasi kebijakan yang berspekti0 top down yang
dikembangkan oleh 'eorge 2 -dard III2 -dard III (dalam Agustino< #""* :
!;+!) menamakan model implementasi kebijakan publiknya dengan Direct
and Indirect Impact on Implementation2 Dalam pendekatan teori ini terdapat
10
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
12/25
empat variabel yang mempengaruhi keberhasilan impelementasi suatu kebijakan<
yaitu : 2 Komunikasi? #2 &umberdaya? $2 Disposisi? dan !2 &truktur birokrasi2
Dari penjabaran diatas maka dengan melihat permasalahan
mengenai implementasi kebijakan sarana dan prasarana di Ke8amatan
9agoibabang < maka model yang dipilih dalam menilai implementasi kebijakan
tersebut menggunakan Model Donald =an Metter dan arl =an 4orn < karena
melihat permasalahn ada kriteria yang menjadi penilaian dalam implementasi
kebijakan tersebut 2
2$2$ 7eori dan Konsep Pendidikan
Pendidikan adalah uatu proses pembentukan ke8akapan 0undamental baik
se8ara intelektual maupun emosional ke arah alam dan sesama manusia (9ohn
Deey)2 Pendidikan adalah usaha memberibekal yang tidak ada pada masa kanak
kanak akan tetapi dibutuhkan pada masa ia deasa (99 usseau)2 &edangkan
menurut bapak pendidikan Indonesia Ki 4ajar Deantara< pendidikan Adalah
usaha menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada masa anak sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat untuk men8apai kesempurnaan hidup2
”Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertu$uan" antara
manusia dewasa dengan si anak didik yang secara tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memebrikan bantuan terhadap perkembangan
anak seutuhnya" dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya
semaksimal mungkin" agar men$adi manusia dewasa yang bertanggung $awab.
Potensi disini ialah potensi fisik" emosi" sosial" sikap" moral" pengetahuan" dan
keterampilan.” % Idris (;*#:")
Dari pendapat tokoh di atas< dapat diambil esensi pengertian Pendidikan< yaitu:
) Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mulia2 Misalnya membentuk ke8akapanke8akapan intelektual dan
emosional< membentuk manusia deasa< atau membaa kepada
kesempurnaan hidup anak2
11
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
13/25
#) &asaran pendidikan adalah anak didik yang sering disebut Fpeserta
didikG atau Fsubyek didikG
$) Pendidikan akan melalui proses yang berdimensi aktu< baik jangka
pendek maupun panjang2
!) Pendidikan membutuhkan keterlibatan banyak pihak baik orang tua<
masyarakat< dan pemerintah agar bisa men8apai tujuan mulia2
+) Kegiatan pendidikan merupakan ekspresi manusiai manusia2 Eleh
karenanya< semua hal yang berkaitan dengan dasar< tujuan< asas
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
14/25
Dari beberapa de0inisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan baha
sarana pendidikan adalah semua 0asilitas yang se8ara langsung dan menunjang
proses pendidikan< khususnya proses belajar mengajar< baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pen8apaian tujuan pendidikan yang e0ekti0 dan
e0isien2
&edangkan pengertian sarana dan prasarana etimologis (arti kata) sarana
adalah alat yang tidak langsung untuk men8apai tujuan2 Dalam pendidikan
misalnya : lokasi>tempat< bangunan sekolah< lapangan oleh raga< uang< dan
sebagainya2 &edangkan ssarana seperti alat langsung untuk men8apai tujuan
pendidikan misalnya? ruangan< buku< perpustaakaan< laboratorium< dan
sebagainya2
Menurut Ibrahim ba0adal (#""!< !;) prasarana pendidikan adalah semua
perangkat perlengkapan dasar yang se8ara tidak langsung menunjang
pelakasanaan proses pendidikan di sekolah2
Prasarana adalah barang atau benda yang se8ara tidak langsung dapat ber0ungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan< dalam pelaksanaan
pendidikan unsur tesebut dapat berbentuk seperti taman sekolah< gedung< ruangan<
halaman sekolah< C< ka0etaria< dan sebagainya2 (&yahril (#""+< #))2
Dari beberapa de0inisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan baha
prasarana pendidikan adalah 0asilitas yang se8ara tidak langsung menunjang
jalanya proses pendidikan atau pengajaran< seperti ? halaman< taman sekolah< jalan
menuju sekolah< tetapi diman0aatkan se8ara langsung untuk proses belajar
mengajar< seperti taman sekolah untuk belajar biologi< komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan2
2$2+ 7eori dan Konsep Daerah perbatasan
Dalam Kamus 5mum 3ahasa Indonesia kata perbatasan berasal dari kata
batas yang berarti garis (sisi) yang menjadi perhinggaan suatu bidang (ruang<
daerah< dsb) ? pemisahan antara dua bidang (ruang< daerah< dsb) sampadan2
13
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
15/25
Dengan menga8u pada pengertian tersebut< maka yang dimaksud dengan
perbatasan disini adalah ilayah yang merupakan pemisah antara dua daerah atau
negara2
&oegijoko (;;! : +$) memberi batasan ilayah perbatasan merupakan
ilayah khusus karena perbatasan dengan ilayah negara tetangga< sehingga
penanganan pembangunannya memerlukan kekhususan2
Pada umumnya daerah perbatasan nasional merupakan bagian ilayah yang
terpen8il dan rendah aksesibilitasnya oleh moda transportasi umum< terbelakang
dan masih belum berkembang se8ara mantap< kritis dan raan dalam ketertiban
dan keamanan2
Daerah perbatasan pada dasarnya termasuk dalam kategori daerah raan<
tetapi bersi0at strategis2 3ila dibadingkan dengan keadaan ilayah negara tetangga
yang berbatasan< tampak adanya kesenjangan sosial ekonomi dan sosial budaya2
BAB II
PEMBAHASAN
14
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
16/25
2.1. I&!&#ta'- "-3a"a# #$a+aa# 'ara#a +a# ra'ara#a #+-+-"a#
+- K4a&ata# Ja$,-aa#$ Ka. B#$"a/a#$ Ka!-&a#ta# Barat
7erletak $; kilometer dari Kota Pontianak< Ke8amatan 9agoi 3abang
yang berada di Kabupaten 3engkayang< Kalimantan 3arat merupakan titik
perbatasan langsung dengan daerah &araak< Malaysia2 &eperti yang kita ketahui
bersama baha Daerah Perbatasan seringkali menjadi Daerah yang kurang
diperhatikan oleh Pemerintah2 Padahal seharusnya setiap daerah di Indonesia
diperhatikan se8ara merata2
Di Ke8amatan 9agoi 3abang yang jumlah penduduknya %!+! jia< hanya
terdapat 7K dengan jumlah # guru< + &D dengan jumlah ". guru< $ &MP
dengan jumlah $" guru dan &MA dengan jumlah % guru2 /akta ini sangatlah
memprihatinkan karena hal ini menunjukkan banyak penduduk di Ke8amatan
9agoi 3abang yang tidak bersekolah karena jumlah sekolah yang sangat terbatas2
9umlah guru yang mengabdi di sekolahsekolah yang ada di 9agoi 3abang pun
sangatlah terbatas2
Kebijakan pengadaan sarana dan prasaran pendidikan di Ke8amatan
9agoibabang ini nampaknya belumlah terelaisasi dengan baik2 Dapat dilihat dari
tidak meratanya dan tidak terpenuhinya 0asilitas atau sarana pendidikan yang ada
di Ke8amatan 9agoibabang2 Kurangnya sarana pendidikan ini berdampak pada
rendahnya output pendidikan itu sendiri< menyebabkan generasi muda hanya
belajar se8ara teoretis tanpa ujud yang praksis sehingga pelajar hanya belajar
dalam anganangan yang keluar dari realitas yang sesungguhnya2 Ironisnya
pemerintah kurang mendukungg bahkan 8enderung membiarkan kurang
ter8ukupinya 0asilitas pendidikan2
Kerusakan sekolah< dan ketiadaan 0asilitas penunjang pendidikan lainnya
menyebabkan gagalnya sosialisasi pendidikan berbasis teknologi ini2 Kerusakan
sekolah merupakan masalah klasik yang 8enderung dibiarkan berlarutlarut dan
8elakanya lagi hal ini hanya sekedar menjadi permainan politik disaat pemilu saja2
15
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
17/25
Kerusakan bangunan sekolah dan kurangnya sarana pendidikan di
ke8amatan 9agoibabang mempengaruhi kualitas pendidikan karena se8ara
psikologis seorang anak akan merasa tidak nyaman dalam belajar2 &ebaliknya jika
sarana pendidikan memadai maka peserta didik akan merasa nyaman dalam
belajar< dapat meningkatkan semangat belajar< sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lan8ar2 Dalam melaksanan kegiatan belajar mengajar maka
0aktor psikologis penting untuk meningkatkan semangat belajar2
Namun realita yang ada< masih banyak bangunan sekolah di Ke8amatan
9agoibabang Kabupaten 3engkayang Kalimantan 3arat ini yang berdiri dengan
kriteria jauh dari layak2 4al ini kami dapati dari data di 3adan &tatistika yang
menunjukkan masih banyak sekolah rusak dan belum mendapat perhatian untuk
segera ditindaklanjuti dengan renovasi atau perbaikan oleh Pemerintah setempat2
&elain sarana< prasarana di Ke8amatan 9agoibabang ini pun masih
memprihatinkan2 Prasarana dalam arti &umber Daya Manusia yang memenuhi
kelengkapan Kegiatan 3elajar Mengajar yaitu 'uru2 9umlah guru yang bertugas di
ke8amatan 9agoibabang sangatlah sedikit dan jauh dari angka standar jumlah
semestinya2 Kekurangan tenaga pengajar ini mengakibatkan kelangsungan
Kegiatan 3elajar Mengajar yang tidak e0ekti0 dan e0isien yang nantinya
menghasilkan kualitas output sisa yang tidak sesuai dengan harapan2
'ambaran umum tadi menggambarkan baha kebijakan tentang
pengadaan sarana prasarana pendidikan di ke8amatan 9agoibabang Kabupaten
3engkayang Kalimantan 3arat ini belum diimplementasikan se8ara benar sesuai
prosedur yang ada2 &ehingga menimbulkan hasil yang tidak sesuai dengan ren8ana
aal dari dibentuknya kebijakan tersebut2
2.2. Pr&a'a!a(a# -&!&#ta'- "-3a"a# #$a+aa# 'ara#a +a#
ra'ara#a +- K4. Ja$,-aa#$ Ka. B#$"a/a#$ Ka!-&a#ta# Barat
16
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
18/25
Dalam setiap implementasi kebijakan< nampaknya selalu mun8ul
permasalahanpermasalahan yang mengiringi proses implementasi tersebut2 7ak
terke8uali dengan imlementasi kebijakan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di Ke8amatan 9agoibabang ini2 3eberapa permasalahan yang mun8ul
adalah sebagai berikut
a2 /aktor 'eogra0is
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beripuribu pulau< $!
provinsi< dengan jarak +!#*km dari &abang sampai Merauke membuat Indonesia
menjadi negara yang unik dari segi geogra0isnya< namun tak luput dari sisi negati0
keunikan 0aktor geogra0is Indonesia tersebut2
/aktor geogra0is merupakan salah satu 0aktor yang menjadi permasalahan
dalam implementasi kebijakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan2 4al
ini dikarenakan akses lokasi untuk men8apainya menyulitkan pemerintah untuk
menjangkaunya sehingga terkadang masalah di daerah perbatasan bukan dijadikan
prioritas utama dibandingkan masalah pendidikan yang berada di pusat kota2
Akses di pusat kota yang berdekatan dengan pemerintah< memudahkan
untuk menjangkaunya< sehingga ketika terjadi ketimpangan dalam suatu proses
pendidikan pemerintah langsung mengetahui dan memberikan tindakan2
3erkebalikan untuk daerah perbatasan2 &elain komunikasi yang tidak langsung
dalam artian tidak mengetahui langsung permasalahan sarana dan prasarana apa
saja< pemerintah juga disulitkan untuk melakukan tindakan ketika terjadi
ketimpangan karna 0aktor geogra0is ini tadi2
/aktor geogra0is daerah perbatasan yang sulit dijangkau memberi dampak
sulitnya pendistribusian sarana dan prasarana sehingga menimbulkan kesan
ketidaktanggapan Pemerintah terhadap pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di daerah perbatasan yang kita diskusikan yaitu ke82 9agoibabang2
b2 Penyaluran anggaran pendidikan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah yang belum merata akibat dari tindak praktik korupsi2
17
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
19/25
&eharusnya ini menjadi kesadaran diri dari pejabat negara2 Mengapa
pejabat tega memakan hak rakyat yang mungkin tak seberapa jika dibandingkan
dengan apa yang sudah mereka miliki2 Namun apalah daya kita atas kesadaran diri
seseorang yang memiliki kekuasaan di negara kita ini2
7indakan aparat yang diberikan keenangan untuk mengurus sarana
prasarana sering disalahgunakan dengan memainkan suatu anggaran dalam sarana
dan prasarana2 &ehingga terkadang pemerintah daerah< dengan 0aktor geogra0is
yang menambah akses mereka terkadang kurang mengetahui in0ormasi se8ara
langsung2 In0ormasi seberapa besar anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk
pendidikan sehingga ketika sampai di pemerintah daerah anggaran tidak memadai
untuk memenuhi kebutuhan dalam pendidikan2 &elain itu terkadang pemerintah
daerah sendirilah yang memainkan suatu anggaran tersebut< didukung dengan
masyarakat daerah perbatasan yang kurang mengetahui dan mindset mereka tidak
untuk pendidikan< maka seberapa jauh pemerintah telah memberikan anggaran
yang diberikan maka masyarakat tidak peduli2
82 Kurangnya daya tarik masyarakat perbatasan dalam masalah pendidikan
akibat dari mindset yang telah tertanam sebelumnya2
Antusias masyarakat daerah yang kurang mengakibatkan pemerintah tidak
mengetahui apa yang menjadi tuntutan masyarakat perbatasan2 Pendidikan bagi
masyarakat perbatasan bukan hal utama untuk dikejar2 Hang mereka utamakan
adalah bagaimana 8ara bertahan hidup dengan kondisi yang mereka hadapi tanpa
merasa lapar2 Mindset masyarakat perbatasan yang tidak memprioritaskan
pendidikan inilah yang menjadi masalah yang harus diperbaiki< karena ketika
tidak ada daya minat sendiri oleh masyarakat< peran pemerintah juga kurang
e0ekti02 7untutan masyarakat inilah yang menjadi tugas pemerintah untuk
memperbaikinya2
18
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
20/25
2.). Fa"t,r #+,r,#$ +a# #$(a&at -&!&#ta'- "-3a"a#
#$a+aa# 'ara#a +a# ra'ara#a +- K4a&ata# Ja$,-aa#$ Ka.
B#$"a/a#$ Ka!-&a#ta# Barat
a2 /AK7E P-NDEEN'
Hang menjadi 0aktor pendorong dari adanya kebijakan pengadaan sarana
prasarana pendidikan di Ke8amatan 9agoibabang ini adalah 5paya Pemerintah
Melaksanakan Pemerataan &arana dan Prasarana Pendidikan
4arus diakui baha implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor #! 7ahun #"". tentang &arana dan Prasarana Pendidikan yang diharapkan
dapat menyelesaikan masalahmasalah yang ada di Indonesia ternyata tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan2 Pemerataan dalam hal ini diharapkan dapat berjalan
dengan semestinya namun ternyata masih banyak masalah yang belum teratasi2
&alah satunya adalah di Kabupaten &emarang yang ternyata masih ada sarana dan
prasarana di sekolah yang bisa dikatakan buruk2 Dengan adanya Permen ini
diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut2
b2 /AK7E P-N'4AM3A7
2 Anggaran Dana untuk Pendidikan tidak 7eralokasikan dengan 3aik
Anggaran Dana merupakan salah satu hal yang sangat sensiti0 dalam sebuah
perogram>kebijakan2 7erutama dalam implementasinya< anggaran dana adalah hal
yang sangat diantianti pengadaannya2
&eperti yang kita tahu< banyak kasus korupsi yang terjadi yang salah satunya
adalah korupsi dana untuk pendidikan2 Disini anggaran dana untuk pendidikan
tidak teralokasikan dengan baik< sehingga anggaran untuk pembenahan
in0rastruktur sekolah pun menjadi tidak memadai2 &elain itu< aliran lokasi dana
untuk in0rastruktur sekolah terkadang tidak jelas dan 8enderung diseleengkan2
Dengan dana yang tidak jelas ini tentu saja tidah sulit untuk melakukan
penyeleengan2
19
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
21/25
#2 Pemerintah Kurang Memperhatikan In0rastrukstur (&arana dan Prasarana)
&ekolah
&arana dan prasarana tidak memadai dikarenakan perangkat pemerintah dan
anggota legislati0< baik pemerintah maupun daerah kurang memerhatikan se8ara
serius permasalahan in0rastruktur sekolah di daerah< terutama di daerah terpen8il
dan daerah batas luar Indonesia2 Mereka lebih mementingkan halhal lain yang
belum saatnya untuk dibi8arakan dan kurang penting< seperti pembangunan
gedung DP baru2
2.4. S,!%'- /a#$ +aat +-!a"%"a# %#t%" &#a#$a#- r&a'a!a(a#
-&!&#ta'- "-3a"a# 'ara#a +a# ra'ara#a #+-+-"a# +-
K4a&ata# Ja$,-aa#$ Ka. B#$"a/a#$ Ka!-&a#ta# Barat
&etelah membahas gambaran umum< permasalahanpermasalahan yang
ada< 0aktor apa saja yang menjadi pendorong serta penghambat implementasi
kebijakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di ke8amatan 9agoibabang<
dibutuhkan solusi untuk menyelesaikan dan mensukseskan implementasi dari
sebuah kebijakan2
Apabila dikaji ulang< solusi utama yang harus dilakukan adalah pemberian
perhatian oleh Pemerintah Daerah terhadap pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan2 Meningkatkan perhatian serta kesediaan untu memperbaiki dan
melakoni pemerataan sarana dan prasarana pendidikan akan berimbas baik
terhadap kelangsungan peningkatan mutu dan kualitas belajar masyarakat dan
menghasilkan output masyarakat berpendidikan dan berkualitas2
&elain itu< Pemerintah Daerah harus lebih bisa mendekatkan diri dengan
Pemerintah Pusat2 &upaya komunikasi terjalin lan8ar sehingga apabila timbul
masalah dan PemDa membutuhkan bantuan turun tangan langsung dari
Pemerintah Pusat< maka Pemerintah Pusatpun bisa segera menindaklanjuti dari
adanya laporan Pemerintah Daerah tersebut2
20
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
22/25
BAB III
PENUTUP
).1 K'-&%!a#
Pendidikan adalah subsistem terpaling penting dalam melakukan
pembangunan di sebuah Negara< kadang tanpa kita sadari pengaruhnya ke bebagai
aspek pembangunan Nasional baik -konomi< Politik< 4ukum< Pertahanan dan
Keamanan< Kesehatan dsb2 &angat memerlukan tingkat pengelolaan pendidikan
yang baik< ditambah dengan adanya kesenjangan antara pembangunan di daerah
pusat dan daerah ketimpangan ini yang sering membuat iri masyarakat Indonesia2
Pembangunan di Kaasan 3arat Indonesia (K3I)< dan Kaasan 7imur Indonesia
(K7I) menimbulkan $ daerah 7erluar< 7erpen8il< dan 7ertinggal ($7) yang masing
masing membaa banyak permasalahan yang kompleks2 Pendidikan khususnya
bisa dibilang 8ukup menghaatirkan karena sedikit sekali perhatian pemerintah
pada daerah $7 ini2 ontohnya pada daerah perbatasan yang langsung berbatasan
dengan negara lain< bisa saja ini menjadi titik kelemahan kita dan 8elah peluang besar dari negara tetangga yang kapan saja dapat mengan8am kita2 Pendidikan
yang rendah< tingkat kepuasan masyarakat daerah perbatasan sangat rendah dalam
hal ekonomi dan hakhak ataupun kebutuhan sebagai masyarakat tidak terpenuhi
tidak menjamin mereka akan terimaterima saja< hal ini bisa saja membuat mereka
mengganti kearganegaraannya dengan yang lain dan masih banyak
permasalahan komplek lainnya yang seharusnya mendapat perhatian dan
kepekaan pemerintah2
).2 Sara#
Pendidikan merupakan salah suatu hak yang seharusnya dimiliki oleh
masyarakat di seluruh bagian Indonesia2 7etapi pernyataan tersebut hanyalah
sebatas katakata karena 0aktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum
mendapatkan pendidikan< terutama di daerah perbatasan< dan 9agoi 3abang
merupakan salah satunya2 Mungkin penyebab dari kejadian ini adalah belum
e0ekti0nya kebijakan yang digunakan pada saat ini atau karena banyaknya urusan
21
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
23/25
pemerintah sehingga kebutuhan untuk masyarakat perbatasan menjadi hal yang
terlupakan2 3erikut merupakan beberapa solusi yang kami anggap dapat
digunakan untuk meminimalisir dampak buruk yang terjadi karena permasalahan
sarana pendidikan yang sangat minim di Ke8amatan 9agoi 3abang :
a2 Alokasi dana untuk in0rastruktur sekolah harus tepat dan harus
dikalkulasikan sesuai dengan kebutuhan untuk bangunan sekolah yang
ada2 &elain itu alokasi anggaran harus diaasi dengan ketat agar tidak ada
penyeleengan dalam penggunannya2
b2 Mengalokasikan dana AP3D sesuai kebutuhan di tiaptiap Ke8amatan di
Kabupaten 3engkayang untuk pembangunan sarana Pendidikan2 Dalam
hal ini seharusnya Pemerintah Kabupaten 3engkayang mengalokasikan
dana AP3D untuk pembangunan sekolah di Ke8amatan yang sarana
pendidikannya masih sangat minim sehingga setiap Ke8amatan dilengkapi
dengan sarana pendidikan yang memadai2
82 Meningkatkan kesempatan untuk melakukan kemajuan dalan sektor pariisata di Kabupaten 3engkayang2 3engkayang merupakan daerah
yang memiliki banyak tempat isata yang menarik antara lain Air 7erjun
Merasap< Air Panas (&pa)< dan pantai kurakura2 Di samping itu terdapat
pula obyek budaya yang dapat dinikmati seperti upa8ara adat di Kampung
6ama 9agoi 3abang2 Apabila obyek isata ini diekspose lebih oleh media
televisi< internet dan media lainnya< maka akan banyak isataan yang
berkunjung ke Kabupaten 3engkayang sehingga menambah pendapatan
masyarakat dan dapat pula menimbulkan interaksi dan relasi yang baik
antara isataan yang berasal dari luar daerah > pulau bahkan
man8anegara dengan masyarakat lo8al2
d2 Melakukan perjanjian dengan Perusahaan Pertambangan yang ada di
Kabupaten 3engkayang untuk mengalokasikan sejumlah dana dari
penghasilan perusahaan tersebut untuk pendidikan masyarakat di
Kabupaten 3engkayang sesuai kebutuhan masingmasing Ke8amatan2
22
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
24/25
&eharusnya Pemerintah Kabupaten 3engkayang melakukan suatu kontrak
dengan Perusahaan Pertambangan yang ada berlokasi di 3engkayang
untuk mengalokasikan beberapa persen penghasilan bersih perusahaan
untuk kebutuhan pendidikan masyarakat di seluruh Ke8amatan di
Kabupaten 3engkayang< terutama di Ke8amatan 9agoi 3abang yang
terletak di perbatasan agar masyarakat di 9agoi 3abang lebih memilih
untuk menetap belajar di Indonesia daripada bekerja ke Malaysia2
e2 Mengapresiasi segala kerajinan tangan buatan masyarakat di Kabupaten
3engkayang sehingga masyarakat di Kabupaten bengkayang merasa hasil
kerjanya dihargai oleh masyarakat Indonesia dan agar tidak terjadi kasus
klaim kerajinan oleh Negara Malaysia2
23
8/15/2019 implementasi kebijakan pengadaan sarpra (1).doc
25/25
DAFTAR PUSTAKA
2 A2< -l0alasy2 #""2 &kuntabilitas PendidikanB2 JEnline2 7ersedia:
(http:>>el0alasy**2ordpress28om>#"">#>">akuntabilitaspendidikan>)
diakses J+ Desember #"$2
#2 Arie0
Top Related