IMPLEMENTASI GOOGLE CLASROOM DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 7 KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
MASRIA SIREGAR
NIM. TP. 201172311
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi Robbil „alamin dengan rasa syukur dan bahagia
persembahkan skiripsi ini untuk Ayahanda Agus Salim Siregar dan Ibunda
Timoria Harahap, yang selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran,
cinta dan kasih sayang sebagai bukti dan rasa banggaku, selalu ada doa agar
beliau diberikan kesehatan, umur panjang dan terutama selalu taat beribadah pada
Allah SWT. Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku,
sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, berguna
bagi Agama, bangsa dan terlebih mampu menjalani kehidupan di masyarakat.
Dan juga untuk abang ku Asrin Siregar dan Partahian Siregar & seluruh
keluarga besar yng sudah menjadi motivsi bagiku yang juga selalu ikut
mendo‟akan agar selalu dipermudah dan diperlancar dalam segala urusan.
Kuucapkan terimakasih yang tak terhingga atas segala yang telah diberikan dalam
perjalanan hidupku dan untuk keluargaku yang kucinta dan kusayangi seumur
hidupku. Juga untuk sahabat-sahabat seperjuanganku, seniorku, adik-adikku yang
selalu mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Peneliti ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-
nya sehingga peneliti berhasil menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi dan menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya. Aamiiin.....
viii
MOTTO
ت ٱلهذين ءامنوا منكم وٱلهذين أوتوا ٱلعلم درج يزفع ٱلله
Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat." (QS. Al-Mujadalah ayat 11).
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat ilahi Rabbi,
karena hidayat dan taufik- Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, sekalipun dalam
bentuk sederhana.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang mengajarkan kepada kita dari zaman yang terang
benderang, mengajarkan kepada kita tentang Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup
dan semoga kita mendapat syafaatnya di yaumil akhir kelak.
Alhamdulillahirobbil‟alamin, berkat Ridhonya skripsi ini dapat diselesaikan guna
memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu Pendidikan (S.Pd) UIN STS
Jambi.
Skripsi yang berudul “Implementasi Google Clasroom Dalam
Pemebelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 7
Kota Jambi, ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat izinkanlah penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, MA.,Ph.D. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr.Hj.Fadilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi beserta para wakil Dekan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang dipimpinnya.
3. Dr.Risnita, M.Pd, sebagai wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Dr. Najmu Hayat, M.Pd.I, sebagai wakil Dekan II Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Dr. Yusria, M.Ag, sebagai wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Mukhlis, S.Ag, M.Pd. selaku ketua Jurusan PAI atas arahan dan
bimbingannya kepada penulis dalam penelitian ini.
x
7. Bapak Drs. H. Kasful Anwar, M. Ag. selaku pembimbing I atas arahan
dan bimbingannya kepada penulis dalam penelitian ini.
8. Bapak Habib Muhammad M.Ag. selaku pembimbing II atas arahan dan
bimbingannya kepada penulis dalam penelitian ini
9. Bapak Hidayat S. Pd, selaku guru PAI di Sekolah Menengah Atas Negri
7 Kota Jambi
10. Bapak Delnedi Ziswan, M.Pd selaku kepala Sekolah Menengah Atas
Negri 7 Kota Jambi.
11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiiyah dan Keguruan yang telah
rela mengorbankan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk setia
mendidik dan membimbing kami dari semester 1 hingga menjadi sarjana
dan para karyawan dan staf yang berada diruang lingkup Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
12. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang telah mempermudah segala urusan
penulis.
Jambi, 31 Maret 2021
Penulis,
Masria Siregar
NIM.201172311
xi
ABSTRAK
Nama: Masria Siregar
Prodi: Pendidikan Agama Islam
Judul: Implementasi Google Clasroom Dalam Pemebelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Kota Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Implementasi
Google Clasroom dalam pembelajaran PAI daring masa pandemi Covid-19 di
kelas X Mia 3 di SMA N 7 Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian
kualaitatif fenomenologi, dengan pendekatan penelitian berupa deskriptif.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Bahwa Implementasi Google
Clasroom dalam pemebelajaran PAI di masa pandemi ini adalah: (1)
Perencanaan dalam implementasi penggunaan Google Clasroom pada
pemebelajaran daring yaitu menyiapkan suatu Rencana Perencanaan
Pembelajaran dan juga menyiapkan suatu media pembelajaran. (2) Pelaksanaan
Pembelajaran daring dengan menggunakan Google Clasroom yaitu penyampaian
materi, media pembelajaran, metode pembelajaran. (3) Evaluasi pemebelajaran
sepertia biasa ada penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Adapun problematiaka dalam penggunaan implementasi Google
Clasroom dalam pembelajaran PAI di masa pandemi berdasarkan observasi dan
wawancara ada beberapa kendala yaitu: (1) Latar belakang siswa yang berbeda.
(2) Guru PAI yang belum Profesional atau kurang kreatif. (3) Akses internet
yang terkadang kurang baik.
Keseimpulan dari penelitian ini adalah dalam perencanaan guru
menyiapakan suatu rancanagan perencanaan pemebelajaran (RPP), silabus dan
menyiapakan suatu media pembelajaran yang digunakan untuk proses
pembelajaran. Pelaksanaan pada pemebelajaran daring dengan menggunakan
Google Clasroom pada pemebelajaran daring strategi yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi ajar.
Kata kunci: Implementasi Google Clasroom, Pembelajaran PAI
xii
ABSTRACT
Name : Masria Siregar
Study program : Islamic Religious Education
Title : Implementation of Google Clasroom in Learning Islamic
Religious Education In State Senior High School 7 Jambi
City
In the field of education, technological advances can be marked by the
aplication of distance learning. Distance learning can be done by teachers by
creating online classes (google clasroom). The purpose of this study is to
determine the aplication of google clasroom in PAI learning. Based on this
backround, the authours conducted research by taking the formulation of the
problem: how is the aplication of google clasroom in PAI learning class X Mia 3
in SMA N 7 Jambi City 2020/2021 academic year?
This research is a descriptive qualitative research. The research was
conducted by taking the research subject of Islamic Religious Education teacher
class X Mia 3, waka curiculum, school principal of SMAN 7 Jambi City by
focusing on the object of research on the aplication of google clasroom in PAI
learning class X Mia 3. The research method used was observation, interviews
and dokumentation.
Based on the research that has been done, it is found that the learning
palnning stage with google clasroom is carried out by creating online class
groups, planning evaluation instruments, making syllabus and learning
implementation plans (RPP). At the learning implementation stage using google
clasroom at SMAN 7 Jambi City, namely the assignment method, while at the
learning evaluation stage using google clasroom, namely by paying attention to
aspects of attitude, knowledge aspects and skills aspects.
Keywords: Implementation of Google Clasroom, PAI Learning
xiii
DAFTAR ISI
KARTU KONSULTASI/TUGAS AKHIR ............. Error! Bookmark not defined.
KARTU KONSULTASI/TUGAS AKHIR ............. Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN SKRIPSI ....................................... Error! Bookmark not defined.
KARTU KONSULTASI/TUGAS AKHIR ............. Error! Bookmark not defined.
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ........ Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSIError! Bookmark not
defined.
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
MOTTO ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Kajian Teoritik ............................................................................................ 8
B. Studi Relevan ............................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 25
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ........................................................... 25
B. Subjek Penelitian ....................................................................................... 26
C. Objek Penelitian ........................................................................................ 26
D. Sumber Data .............................................................................................. 27
xiv
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 27
F. Teknik Analis Data .................................................................................... 29
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 32
H. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 34
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 36
A. Temuan Umum .......................................................................................... 36
B. TEMUAN KHUSUS .................................................................................. 49
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66
A. Kesimpulan ................................................................................................ 66
B. SARAN ........................................................................................................ 67
C. Kata Penutup ............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA .......................................................... 72
DAFTAR INFORMAN ....................................................................................... 75
DAFTAR RESPONDEN ..................................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan peradaban manusia saat ini dapat ditandai dengan semakin
majunya pendidikan disertai oleh penguasaan teknologi yang canggih.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini
memudahkan hubungan kerja sama suatu negara dengan negara yang lainnya
untuk saling bertukar informasi tanpa dibatasi oleh suatu ruang dan waktu.
Dalam dunia pendidikan, adanya teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan
yang penting. Hal tersebut apabila didukung dengan adanya akses internet yang
lancar maka suatu informasi dapat tersampaikan dengan cepat tanpa adanya
suatu gangguan. ( Hamzah B. Uno, 2011: 6).
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
damapak pandemi Covid-19 yang kini merambah kedunia pendidikan. Selain
itu pemerintah juga membatasi aktivitas manusia diluar rumah upaya
memebatasi antar banyak orang hal itu bertujuan untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Dengan adanya kebijakan tersebut sekolah menerapkan
kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau pembelajaran daring.
Sesuai petunjuk Menteri Pendidkan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
menerbitkan surat Edaran No. 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19 yang dikeluarkan pada
tanggal 24 Maret 2020. Seperti yang dijalankan saat ini, pembelajaran secara
daring atau dari rumah seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya
pembatasan sosial sebagai upaya mengatasi atau setidaknya memperkecil
angka penyebaran virus corona. Seiring mengakibatkan proses pembelajaran
yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran secara daring. Dengan adanya
pembelajaran online guru-guru dan siswa harus bisa memanfaatkan teknologi
untuk melangsungkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-harinya.
Menjelaskan bahwa aplikasi yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran
2
online antara lain melalui berbagai ruang diskusi seperti google clasroom,
whatsaap, kelas cerdas, zennius, quipper dan microsoft. Selama masa pandemi
Covid-19 pelaksanaan pembelajaran dilakukan dirumah atau online menjadi
solusi terbaik. Salah satu media pembelajaran daring yang saat ini sedang
berkembang dan mulai digunakan adalah Google Clasroom adalah aplikasi
khusus yang digunakan untuk pembelajaran daring yang dapat dilakukan dari
jarak jauh sehigga memudahkan guru untuk membuat, mengelompokkan dan
membagikan tugas selain itu guru dan siswa bisa setiap saat melakukan
kegiatan pembelajaran melalui ruang kelas Google Clasrroom dan sisiwa
nantinya juga dapat belajar, menyimak, membaca dan mengirim tugas dari
jarak jauh. (Dewi: 67, 2020)
Seorang guru dapat mengambil keputusan untuk memecahkan suatu
masalah seperti yang di atas dengan melakukan pembelajaran secara daring
ataupun pembelajaran jarak jauh, pembelajaran ini merupakan pembelajaran
yang dilakukan secara virtual, antara guru serta peserta didik tidak bertemu
secara tatap muka di kelas, namun pembelajaran dilakukan di kelas online.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
siswa dalam jalur formal. Guru dalam menjalankan fungsinya diantaranya
berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dialogis, dan memberikan motivasi kepada
siswa dalam membangun gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk
belajar (Maisaroh, 2015).
Karena guru adalah orang tua peserta didik saat berada di sekolah, hingga
akan lebih mudah menyampaikan materi apabila guru menjadi titik balik
keberhasilan peserta didik dalam lembaga pendidikan. Selain guru, dan juga
peserta didik memegang peranan penting dan merupakan unsur penentu dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan formal banyak ditentukan oleh
keberhasilan pembelajaran yang merupakan perpaduan antara guru dan peserta
didik. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran tidak lepas dari
keseluruhan sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3
Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan pemahaman guru
terhadap kegiatan pembelajaran yang menarik.
Sebagai mana islam telah mengajarkan kepada umatnya agar menuntut
ilmu dan menekankan pentingnya artikel ajar dalam kehidupan umat manusia.
Perintah menuntut ilmu yang disampaikan Rasulullah sejalan dengan perintah
Allah SWT. Dalam Al-qur‟an ditemukan ayat-ayat yang memrintahkan untuk
menuntut ilmu dan petunjuk-petunjuk tentang urgensinya ayat-ayat itu
sebagaimana Firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah yaitu pada surat
Al-Alaq ayat 1-5:
Artinya:
1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq ayat 1-5).
Dalam surat Al-Alaq ini Allah SWT menunjukan pada keutamaan ilmu
pengetahuan yaitu dengan memerintahkannya membaca sebagai kunci ilmu
pengetahuan. Hal ini menunjukan akan kemuliaan belajar dan ilmu
pengetahuan. Berdasarkan penjelasan ayat diatas, maka untuk mengetahui yang
belum diketahui dilakukan dalam proses belajar. Proses belajar merupakan hal
yang sangat penting dimana, proses tersebut terjadi karena interaksi antara
pendidik dan peserta didik. Antara pendidik dan peserta didik berada dalam
interaksi edukatif dengan posisi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda
namun bersama-sama untuk mencapai tujuan. Pendidikan bertanggung jawab
4
mengantarkan peserta didik kearah kedewaasaan yang cakap memberikan
sejumlah ilmu pengetahuan dan membimbingnya. Sesuai dengan Firman Allah:
Artinya:
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk. (QS:An-Nahl:125).
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa pendidikan dalam islam sangat
menghargai terhadap orang berilmu pengetahuan, bahkan orang berilmu
pengetahuan akan ditinggikan derajatnya. Belajar merupakan kebutuhan dasar
setiap peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang
berharga dalam hidupnya sebagai learning experience (pengalaman belajar)
agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Peserta didik yang dapat
mengelola diri untuk selalu menjaga motivasi belajar agar dapat memenuhi
seluruh jenjang kebutuhan yang dimilikinya akan selalu terus berusaha untuk
memenuhi setiap hierarki jenjang kebutuhan sebagai tujuan dari proses belajar
yang dilakukan (Ari, 2012).
Pembelajaran jarak jauh secara interaktif dengan memanfaatkan
beberapa media yang menarik dapat membangkitkan, serta memicu semangat
belajar peserta didik. Adapun media yang digunakan yaitu seperti media visual
dengan gambar-gambar, video, sound, animasi, dan internet. Kemudahan
untuk memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber dapat diperoleh
dengan memanfaatkan media internet. Google classroom merupakan sistem e-
learning layanan berbasis internet yang disediakan oleh google. Guru dapat
memanfaatkan service ini sebagai media untuk membagi dan mengumpulkan
tugas secara paperless.
5
Pemakai service ini ialah seseorang yang telah memiliki akun pribadi
di google. Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu guru membuat akun
pada google, setelah itu guru dapat memberikan kode kelasnya kepada siswa
untuk masuk ke dalam kelas daring secara mandiri ataupun guru yang
mendaftarkannya. Guru dapat mengupload file atau dokumen lainnya untuk
setiap pertemuan sesuai dengan jadwal mengajar guru sendiri. Pengajar dapat
membuat forum diskusi yang saling ditangapi oleh forum yang telah terdaftar.
Fitur lain yaitu guru dapat mengupload berbagai tugas yang dapat dikerjakan
oleh siswa dengan tenggang waktu yang ditentukan guru. (Siti Qomariah,
2019: 227).
Pada umumnya lembaga pendidikan seperti sekolah ataupun madrasah
memanfaatkan media dalam pembelajaran masih belum maksimal. Di era
globalisasi sekarang ini sistem google classroom menjadi suatu kebutuhan
yang mendasar bagi guru dalam melakukan pembelajaran jarak jauh atau
daring. Pembelajaran yang semula masih secara konvensional dengan tatap
muka saat ini guru dapat memanfaatkan media daring sebagai media
pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang masih
banyak dilakukan dengan cara tatap muka saat ini dapat tergeser dengan
adanya media google classroom, media pembelajaran ini menjadi alternatif
bagi guru untuk tetap terlaksananya pembelajaran dengan jarak jauh.
Berdasarkan hasil observasi ke Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota
Jambi yang beralamat Jln. K.H.M Zuhdi Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan
Danau Teluk Kota Jambi, pada tanggal 16 November 2020. Sehubungan
dengan kondisi suasana Covid-19, Sekolah ini merupakan salah satu SMA N
di Kota Jambi yang memanfaatkan google classroom dalam banyak
pembelajaran, salah satunya yaitu pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Berdasarkan wawancara dengan bapak Hidayat pada tanggal 16
November 2020 sebagai guru PAI di SMK N 7 Kota Jambi, beliau
memaparkan bahwa pemakaian pembelajaran dengan sistem google classroom
yaitu dimulai sejak diberlakukannya pembelajaran secara daring.
Pembelajaran dengan google classroom yang telah diterapkan oleh para guru,
6
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran daring di SMA Negeri 7
Kota Jambi. Mereka diberi kesempatan untuk belajar dari dimana saja sesuai
dengan kondisi yang mereka inginkan, siawa dapat melihat kembali pelajaran
melalui internet atau aplikasi. Sehingga siswa mempunyai tanggung jawab
menguasai pelajaran dan mereka mempunyai tanggung jawab untuk mengkaji
ulang materi pelajaran di rumah atau dimana saja.
Sesuai dengan uraian yang terdapat di atas penulis terdorong untuk
melaksanakan penelitian di kelas X Mia. 3 di SMA Negri 7 Kota Jambi.
Untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “implementasi google
classroom pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 7 kota
Jambi tahun pelajaran 2020/2021.
B. Fokus Penelitian
Untuk menghindari terwujudnya kesalahpahaman dari ruang lingkup
penelitian maka penulis memfokuskan penelitian ini pada: Implementasi
Google Clasroom dalam pembelajaran PAI pada kelas X Mia. 3 di SMA Negri
7 Kota Jambi
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi Google Clasroom dalam pembelajaran PAI
di SMA Negri 7 Kota Jambi?
2. Apa problematika implementasi Google Clasroom dalam pembelajaran
PAI di SMA Negri 7 Kota Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui implementasi Google Clasroom dalam pembelajaran
PAI di SMA Negri 7 Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui problematika implementasi Google Clasroom dalam
pembelajaran PAI di SMA Negri 7 Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
7
a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
starata satu (1) dalam jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
b. Dapat memeberikan kontribusi berupa informasi tambahan mengenai
model pembelajaran Google Clasroom dalam pelajaran PAI.
c. Sebagai dasar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai
perbandingan penelitian lebih lanjut khusunya tentang implementasi
Google Clasroom dalam pemebelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negri 7 Kota Jambi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
Untuk menegaskan arahan proposal ini, maka penulis membahas teori
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dan menjadi landasan
dasar dalam penelitian penulis.
a. Implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti pelaksanaan penerapan (Diknas, 2007: 427). Implementasi
merupakan suatu proses, penerapan, ide, konsep, kebijakan, atau inovasi
dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan damapak, baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap (Mulyasa,
2006: 93). Implementasi dapat diartikan sebagai pelaksana atau penerapan
(Usman, 2002: 70).
Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks
Implementasi Berbasis Kurikulum, implementasi adalah bermuara pada
aktifitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem.
Implementasi bukan sekedar aktifitas, tetapi sustu kegiatan yang terencana
dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasrkan acuan norma tertentu
untuk mencapai tujuan kegiatan sebagai pelaksana atau penerapan. Oleh
karena itu implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi objek
berikutnya. (Nurdin Usman, 2002, hlm. 70).
b. Google Classroom
1. Pengertian Google Classroom
Google classroom adalah sistem e-learning yang disediakan oleh
google. Service ini didesain supaya dapat membantu guru membuat dan
menyampaikan tugas kepada peserta didik secara paperless. Pemakai
9
service ini diharapkan seseorang yang telah memiliki akun di google.
Google classroom hanya dapat dimanfaatkan oleh sekolah yang telah
memiliki google apps for education. (Siti Qomariah, dkk, 2019: 227).
Sebagaimana pendapatnya Asanawi yang dikutip pada jurnal semantik,
beliau memaparkan bahwa aplikasi google classroom ialah sistem
pembelajaran e-learning yang dapat diakses secara gratis di internet.
Dalam Wikipedia, google classroom ialah sistem pembelajaran campuran
yang diperuntukan terhadap suatu ruang lingkup pendidikan yang
dimaksud untuk menemukan jalan keluar atau solusi atas kesulitan dalam
membuat, membagikan dan menggolong-golongkan setiap penugasan
tanpa kertas. (Lilis Amalia Rosdiana, dkk, Vol. 9, No. 1, 2020: 36).
Google classroom adalah suatu aplikasi yang diciptakan oleh google
yang memungkinkan terlaksanya ruang kelas dalam dunia maya. Aplikasi
ini juga berfungsi menjadi sarana dikumpulkannya tugas-tugas siswa
secara online. Proses belajar ini sangat memudahkan untuk seorang
pengajar dengan peserta didik dalam pembelajarannya. Aplikasi ini
memberikan kesempatan kepada pengajar untuk mengeksplorasi gagasan
keilmuan yang dimilikinya kepada peserta didik. (Abd Rozak, Vol 5, No 1,
2018: 86).
Jadi, yang dimaksud dengan google classroom yaitu pembelajaran
secara jarak jauh dengan basis internet yang dapat dilakukan antara guru
dengan peserta didik.
2. Fitur-Fitur dalam Google Classroom
Dalam Wikipedia, fitur yang terdapat pada google classroom,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Assigments (tugas)
Google berfungsi sebagai tempat penyimpanan tugas-tugas siswa
yang telah diberikan oleh guru. Dokumen yang terdapat di google drive
siswa dengan guru, file di host di drive siswa nantinya diserahkan untuk
penilaian. Guru dapat memberikan pilihan file yang dapat diperlukan
untuk setiap siswa agar dapat mengedit salinannya sendiri dan
10
kemudian kembali ke nilai kelas alih-alih membiarkan semua siswa
melihat, menyalin atau mengedit salinannya sendiri dan kembali ke
nilai kelas atau mengedit dokumen yang sama. Siswa juga dapat
memilih untuk melampirkan dokumen tambahan dari drive mereka ke
tugas.
b. Granding (pengukuran)
Di dalam google classroom terdapat beberapa pilihan penilaian
yang dapat dilakukan oleh seorang guru. Pilihan tersebut yaitu seperti
siswa dituntut untuk melampirkan file ke tugas dan nanti siswa akan
dapat melihat, mengedit, atau mendapatkan salinan individualnya
sendiri. Siswa dapat membuat file dan kemudian menempelkannya ke
tugas jika salinan file tidak dibuat oleh guru. Setiap siswa dengan siswa
lain bisa saling memberikan komentar dan edit, yang nantinya dapat
dinilai guru sebagai kemajuan dalam belajarnya. Kemudian setelah
tugas dinilai oleh guru siswa tidak dapat mengeditnya kembali, kecuali
saat guru yang mengembalikan tugas masuk.
c. Communication (komunikasi)
Interaksi antar siswa dapat dilakukan dengan memberikan
komentar pada setiap postingan yang yang diberikan oleh guru.
Komunikasi secara dua arah ini dapat dilakukan antara guru dengan
siswa ataupun siswa dengan siswa yang lainnya.
d. Time cost (hemat waktu)
Berbagai macam jenis tugas siswa, pertanyaan, nilai, komentar
dapat diatur oleh guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukannya.
Untuk menambahkan jumlah siswa dalam kelas online, guru dapat
memberikan kode kelas untuk diikuti oleh siswanya. Seorang guru juga
dapat mengelola dan berbagi tulisan di beberapa kelas yang diampunya.
e. Archieve course (arsip program)
Tempat tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya
dapat diarsipkan saat akhir tahun pembelajaran. Kelas arsip merupakan
kelas khusus yang menempatkan situs-situs yang telah dihapus pada
11
beranda. Guru dan siswa dapat melihat kelas arsip tersebut namun tidak
bisa melakukan perubahan kecuali telah dipulihkan.
f. Mobile application (aplikasi dalam telepon genggam)
Google classroom saat ini dapat diakses oleh siswa melalui telepon
genggam. Aplikasi ini nantinya memudahkan pengguna untuk
mengunggah foto atau mengshare ke tugas mereka. Selain foto juga
mereka bisa saling berbagi file untuk dapat dipelajari.
g. Privacy (privasi)
Sebagai salah satu jenis G Suite For Education, google classroom
tidak dapat menampilkan iklan dalam bentuk apa saja kepada siswa,
fakultas, kelas, serta data pemakai akun tidak dapat dipindai dengan
maksud untuk mengiklankan. Akun ini sifatnya privacy dan tidak ada
yang mengetahui kecuali pemakainya. Semua fitur yang ada di atas
dapat dimanfaatkan guru saat proses pembelajaran. Guru dapat dengan
mudah mempelajari pemanfaatannya dengan mempelajarinya secara
mandiri dengan melihat di google support pada google classroom.
(Vicky Dwi Wicaksono, Putri Rahmadyani, 2020: 516-517).
3. Langkah-langkah Mengaplikasikan Google Classroom
Sebagaimana pendapatnya Abd Rozak, dkk yang dikutip dalam jurnal
Arabiyat, beliau mengemukakan bahwa langkah-langkah mengaplikasikan
google classroom sebagai berikut:
a. Membuka tampilan geogle dengan melewati laman mozilla fiefox atau
geogle chrome, kemudian membuka tautan google classroom.
b. Kedua perhatikan terlebih dahulu guru dan peserta didik apakah telah
memiliki akun google apps for education. Saat keduanya tidak
mempunyai akun tersebut, maka keduanya tidak bisa mengaplikasikan
google classroom. Jika telah mengunjungi situs classroom.google.com
dan sign in. Guru dapat mengklik tulisan guru supaya dapat membuat
kelas serta siswa, mengklik tulisan siswa lalu bergabung pada kelas
yang telah dibuat oleh guru dengan memakai kode yang guru telah
berikan.
12
c. Siswa dapat bergabung ke dalam kelas online dengan cara masuk
melalui kode kelas yang telah guru berikan atau dapat dimasukan oleh
guru secara mandiri. Setiap siswa diminta untuk mengaktifkan emailnya
saat nanti guru melakukan pembelajaran melalui google classroom.
d. Melalui laman tugas atau diskusi, guru dapat menyampaikan tugasnya
pada google classroom. Pekerjaan tugas-tugas secara mandiri ataupun
kelompok nantinya akan tersampaikan secara langsung dan tersimpan
pada google drive.
e. Melalui google classroom guru dapat memberikan tugasnya secara
mandiri ke kelompok ataupun individu. Selain itu guru dapat
menyampaikan informasi mengenai pelajaran yang diampunya melalui
kelas online nya.
f. Untuk materi yang belum dipelajari atau dikuasai oleh siswa dapat
ditanyakan kepada guru melalui kelas online ini. (Abd Rozak, 2018: 96-
97).
4. Kelebihan dan Kelemahan Google Classroom
Menurut Mustaniroh yang dikutip dalam Jurnal Semantik,
mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan yang didapat dari google
classroom, diantaranya yaitu:
a. Membantu guru dalam menyampaikan berita pada laman google
classroom atau memberikan tes online.
b. Siswa dapat mengirimkan tugas secara cepat dengan satu klik tanpa
bantuan kertas.
c. Guru bisa menggunakan ruang diskusi, yang nantinya siswa dapat
saling memberikan komentar dan mengeluarkan pendapatnya.
d. Guru dan siswa dapat bertemu dalam ruang google classroom yang
sama saat guru menginstrusikan kepada siswa untuk online secara
bersamaan sesuai dengan waktu yang telah guru tetapkan. (Lilis
Amalia Rosdiana, dkk, 2020: 3).
13
Menurut Abd Rozak yang dikutip dalam jurnal Arabiyat,
mengemukakan bahwa ada beberapa kelemahan yang didapat dari google
classroom, diantaranya yaitu sebagai berikut:
a. Buruknya jaringan wifi di sekolah
Lambat atau buruknya jaringan wifi menjadikan
pembelajaran melaui aplikasi google classroom menjadi terhambat,
serta terganggunya proses pembelajaran.
b. Hilang satu hilang seribu
Saat siswa belum melakukan log out akun google classroom
ketika selesai menggunakan aplikasi ini maka akan menjadikan hal
yang fatal. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
seperti hilangnya file dokumen atau tugas-tugas, maka semua yang
telah tersimpan dalam google drive harus dijaga dengan benar.
Karena ketika siswa lalai file yang telah tersimpan menjadi hilang.
c. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar subjek
didik guru dan peserta didik. Komuniaksi antar dua subjek ini dipengaruhi
oleh faktor lainnya : tujuan, bahan, guru, dan pesrta didik, metode, situasi
dan sebagainya. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, media, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. (Oemar
Hamalik, 2001).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pemebelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajran adalah proses untuk memabantu peserta didik agar dapat
dengan baik. Proses pembelajran dialami sepanjang hayat seorang manusia
14
serta dapat berlaku di manapun kapan pun. Pembelajran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Pembelajaran adalah pemeberdayaan potensi peserta didik
menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa
ada orang yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjono (Syaiful sagala,
2011: 62).
Pemebelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. Pemebelajran pada hakekatnya merupakan
proses interaksi antar siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah lebih baik. Selama proses seseorang sgar ia
berkembang secara maksimal sesuai ajaran silam. (Ahmad Tafsir, 1994:34).
Dengan belajar siswa melalui berbagai tingkatan dalam pendidikan untuk
mendapatkan pendidikan dan pengalaman dalam belajar agar mendapatkan
hasil yang optimal siswa harus didukung dengan motivasi yang lebih agar
dapat memenuhi semua tujuan dalam pembelajaran.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran akan tercapai ketika peserta
didik dan guru memiliki kesiapan dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan dalam proses pembelajaran dibutuhkan interaksi yang baik
antara peserta didik dan guru. Sehingga orang tidak lagi berpandangan
bahwa seorang guru adalah seorang yang serba tahu sedangkan peserta didik
adalah seseorang yang serba tidak tahu. Bagaimanapun belajar merupakan
suatu proses dua arah, dimana peserta didik memerlukan feedback dari
pengajar dan begitupun sebaliknya, agar diperoleh hasil belajar yang lebih
efektif.
Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang dalam bahasa
Yunani disebut instructus yang artinya menyampaikan, atau ide yang telah
diolah secara bermakna dalam pembelajaran. (Bambang Warsita, 2008:
265). Pembelajaran dalam ilmu pendidikan yaitu kegiatan pendidikan
seperti pemberian bimbingan serta bantuan rohani untuk yang masih
membutuhkan. Selain itu, pembelajaran adalah suatu langkah untuk
15
menjadikan peserta didik bisa mempelajari sesuatu yang relevan serta
berarti untuk diri mereka, dan juga memperluas pengalaman belajar dimana
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan pengetahuan yang telah
diperolehnya. Serta proses ini dapat menjadikan peserta didik mempelajari
sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. (Muhaimin, dkk, 2000: 57).
Dalam pengertian lain, pembelajaran merupakan suatu bentuk untuk
membangun proses belajar peserta didik, yang terdiri dari berbagai macam
peristiwa yang disiapkan, disusun sedemikian rupa untuk membentuk serta
mendukung kegiatan belajar mengajar yang bersifat internal. (Bambang
warista, 2008: 265). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
suatu cara untuk membentuk kondisi secara sengaja supaya tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai secara mudah.
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Muhamaimin berpendapat bahwa pendidikan agama islam bermakna
upaya pendidikan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar
menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang. Dari aktivitas mendidikkan
agama islam itu bertujuan untuk membantu seseorang atau sekelompok anak
didik dalam menanamkan dan menumbuh kembangkan ajaran islam dan
nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya.
(http://www.karyailmiah.polnes.ac.id).
Sementara itu Harun Nasution yang dikutip oleh Syahidin mengartikan
tujuan Pendidikan Agama Islam secara khusus di sekolah umum adalah
untuk membentuk manusia takwa, yaitu manusia yang patuh kepada Allah
dalam dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan
kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul kharimah, meski mata
pelajaran agama tidak diganti mata pelajaran akhlak dan etika. (Syahidin,
2005:20).
Ahmad D. Marimba; mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah
bmbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan terhadap
perkembangan jasmani dan rohani pesrta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil). Dari depenisi diatas pendidikan
16
agma islam terdapat kemiripan makna yaitu keduanya sama-sama
mengandung arti pertama, adanya usaha dan proses penanaman sesuatu
(pendidikan) serta kuntenue. Kedua, adanya hubungan timbal balik antara
orang pertama (orang dewasa, guru, pendidik) kepada orang kedua, yaitu
peserta dan anak didik. Katiga adalah akhlakul kharimah sebagai tujuan
akhir. (http://www.karyailmiah.polnes.ac.id).
Berbicara tentang ilmu pengetahuan, manusia tidak bisa lepas dengan
yang namanya ilmu agama. Ilmu agama itu sendiri, senantiasa beriringan
dengan ilmu-ilmu yang lain bahkan saling berhubungan. Pendidikan agama
islam di sekolah dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang
menanamkan nilai-nilai islam melalui proses pembelajran, baik di kelas
maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan di beri
nama Pendidikan Agama Islam disingkat PAI (Syahidin, 2009: 1).
Pendidikan Agama Islam berupaya mengajarkan siswanya untuk dapat
menjalankan amanah kehidupan dari Allah Swt. dengan menciptakan
kehidupan yang rahmatan lil alamin, serta dapat menjalankan tugasnya
sebagai khalifah di bumi. Namun dari beberapa studi yang dilakukkan oleh
para ahli, menunjukkan bahwa PAI yang diselenggarakan di sekolahsekolah
di Indonesia, pada umumnya memiliki masalah yang sama, yakni minimnya
metodologi dalam pembelajaran, sehingga kurang dapat menarik lebih
dalam belajar tentang agama Islam itu sendiri. Untuk itulah, perlu adanya
inovasi dalam pendidikan Agama Islam. Salah satu solusinya adalah dengan
menggunakan pembelajaran berbasis multiple intelligences (Titing, 2015:
25).
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut pendapatnya Zakiyah
Darajat, Pendidikan Agama Islam merupakan suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik supaya dapat memahami ajaran islam secara
menyeluruh. Dilakukan dengan menghayati tujuan, yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
(Zakiyah Darajat, 2008: 57). Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
yang dapat dilakukan guru dalam mempersiapkan peserta didik untuk
17
memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam melalui proses
bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang telah direncanakan untuk
tercapainya suatu tujuan. (Abdul Majid, Dian Andayani, 2008: 132).
Jadi, yang dimaksud Pendidikan Agama Islam yaitu suatu sistem
pendidikan yang memproses terbentuknya akhlak mulia peserta didik dan
mempunyai keterampilan berdasarkan nilai-nilai Islam. Sedangkan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan upaya menjadikan
peserta didik dapat belajar, tujuan belajar tersampaikan dan memproses
akhlak mulia peserta didik.
c. Strategi-strategi Pembelajaran PAI
Pada proses pembelajaran PAI sebenarnya memerlukan strategi-
strategi guna mengembangkan potensi pembelajaran PAI yang berdampak
pada hasil-hasil pembelajaran PAI. Menurut pendapat Muhtar dalam
bukunya Mujamil Qomar, bahwa strategi pada pembelajaran PAI, antara
lain yaitu sebagai berikut:
a) Strategi pembelajaran kasus dimaksudkan untuk membekali
siswa dengan sejumlah contoh kejadian yang telah dialami
manusia, supaya makna kejadian-kejadian tersebut dapat
meresap pada diri pribadi siswa.
b) Strategi pembelajaran targhib-tarhib. Targhib diarahkan pada
upaya memupuk rasa optimis dan berusaha meyakinkan
kebenaran melalui janji serta bujukan. Sedangkan tarhib
diarakan pada penanaman rasa kehatihatian dalam
melaksanakan kewajiban atau perintah Allah. Kedua model
strategi ini membangkitkan kesadaran mengenai keterkaitan diri
manusia kepada Allah SWT.
c) Strategi pembelajaran pemecahan masalah (problem solving)
adalah strategi pembelajaran PAI untuk melatih siswa ketika
menghadapi suatu masalah yang timbul dirinya, keluarga,
sekolah, maupun masyarakat, dari masalah yang paling
sederhana hingga paling sulit. Pembelajaran pemecahan masalah
18
ini untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir
kritis serta analitis bagi siswa dalam menghadapi situasi serta
masalah.
d) Strategi pembelajaran interaktif/aktif merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif serta pasif,
maksudnya sebagai subjek ataupun objek pendidikan. (Mujamil
Qomar, 2018: 149-150).
c. Tahap-tahap Pembelajaran PAI
Adapun kegiatan pembelajaran PAI terdapat beberapa tahapan-
tahapan, diantaranya yaitu sebagai berikut:
a) Perencanaan pembelajaran PAI
Perencanaan pembelajaran PAI merupakan suatu proses
merancang kegiatan pembelajaran PAI yang benar-benar akan
dilaksanakan di waktu yang akan datang sehingga menjadi pedoman
kerja yang dikerjakan secara konsisten dan konsekuen agar kegiatan
pembelajaran PAI dapat berjalan dan mencapai hasil yang maksimal.
(Mujamil Qomar, 2018: 155). Perencanaan yang baik itu didasari
dengan filsafat yang mendasarinya, karena hal tersebut berimplikasi
terhadap pelaksanaan dan evaluasinya. Dalam pembelajaran PAI,
perencanaan pembelajaran sama dengan pembelajaran pada
umumnya.
1) Silabus
Silabus adalah rangkaian rencana serta pengaturan
mengenai implementasi kurikulum, yang terdiri atas kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum
dan hasil belajar, seerta penilaian autentik berbasis kelas. Silabus
merupakan penjabaran lebih rinci dari kompetensi inti serta
kompetensi dasar (KI-KD) yang minimal memuat kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi standar, metode pembelajaran, serta hasil
19
belajar (learning outcomes) yang harus dimiliki peserta didik dalam
suatu mata pembelajaran tertentu.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu
rencana yang menggali langkah-langkah serta manajemen
pembelajaran, agar tercapai satu atau lebih kompetensi dasar yang
telah ditetapkan, serta merupakan komponen penting pada
kurikulum 2013 revisi yang pengembangannya harus dilakukan
secara profesional. RPP pada dasarnya adalah suatu perencanaan
jangka pendek untuk memprediksikan serta memproyeksikan apa
yang akan dilaksanakan saat pembelajaran. (E. Mulyasa, 2013:
107-108).
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan ditandai pada kerjasama antara seorang guru dan siswanya.
Awal dari keberhasilan itu dapat ditandai dengan perencanaan yang
dilakukan oleh guru sebelum mengajar. Perencanaan itu ada pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan suatu
rencana yang menggambarkan tata cara dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan pada standar isi dan dijabarkan pada silabus.
RPP berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
proses belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) supaya lebih
terarah serta berjalan secara efektif dan efisien. (Juniriang
Zendrato, Vol. 6 No .2, 2016: 59-61).
Pengembangan RPP dalam garis besarnya dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengisi kolom identitas
b) Mengisi alokasi waktu yang dibutuhkan untuk penerapan yang
telah ditetapkan.
20
c) Menentukan kompetensi inti, dan kompetensi dasar, serta
indikator hasil belajar peserta didik.
d) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi inti
dan kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditetapkan.
e) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/
pembelajaran yang terdapat pada silabus. Materi standar yaitu
uraian dari materi pokok/ pembelajaran.
f) Menentukan pendekatan serta metode pembelajaran yang akan
digunakan.
g) Menentukan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir.
h) Menentukan sumber belajar yang digunakan.
i) Menentukan kriteria penilaian autentik yang teriri dari
penilaian sikap, penilaian pengetahuan, serta penilian
keterampilan secara utuh.
d. Pelaksanaan Pembelajaran PAI
Dalam konteks pembelajaran PAI, pelaksanaan pembelajaran
PAI adalah operasionalisasi perencanaan pembelajaran PAI menjadi
proses kegiatan pembelajaran PAI secara nyata baik dilaksanakan di
dalam ataupun di luar kelas. Dengan begitu, dalam pelaksanaan
pembelajan PAI ini pendidik dituntut mengerahkan semua sumber
belajar yang dapat diakses guna mewujudkan proses dan hasil
pembelajaran PAI yang diharapkan (Mujamil Qomar, 2018: 158). Hal-
hal yang dapat dilaksanakan oleh guru ketika pembelajaran
berlangsung yaitu guru perlu memperhatikan beberapa hal terkait
dengan: pihak guru, pihak siswa serta pihak kepala sekolah. Dalam
proses pelaksanaan, guru harus akrab dengan kondisi kelas.
Pelaksanaan pada pembelajaran PAI sama dengan
pembelajaran pada umumnya yang merupakan implementasi dari
RPP, hal tersebut dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, serta
21
kegiatan penutup. Tingkat penerapan RPP yang disusun guru dengan
pelaksanaan pembelajaran di kelas akan terlihat kesesuaian
perencanaan dan pelaksanaan. Untuk pelaksanaan faktor-faktor yang
dipertimbangkan diantaranya yaitu sebagai berikut: respon siswa,
prinsip-prinsip pembelajaran, wawasan kependidikan,
tujuan/kompetensi, serta situasi yang tidak diantisipasi. (Juniriang
Zendarato, Vol. 6 No. 2, 2016: 65).
Berdasarkan Permendikbud No.21 Tahun 2016 tentang
standar isi pendidikan dasar serta menengah yang mencakup
kompetensi dan kompetensi inti sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Kompetensi inti terdiri atas sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. (E. Mulyasa, 2013: 120).
Dengan adanya keputusan yang dikeluarkan oleh Permendikbud ini
menjadi acuan pada RPP yang dibuat oleh guru untuk pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan upaya
menjadikan peserta didik dapat belajar, tujuan belajar tersampaikan
dan memproses akhlak mulia peserta didik.
Jadi, yang dimaksud dengan implementasi google classroom
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu seorang guru yang
menerapkan google classroom dalam pembelajaran PAI sebagai
bentuk pemakaian layanan pendidikan.
e. Penerapan Google Classroom Pada Pembelajaran PAI
1. Pengertian Penerapan Google Classroom Pada Pembelajaran PAI
Penerapan google classroom pada pembelajaran pai merupakan
suatu tindakan seseorang dalam mempraktikkan suatu pembelajaran jarak
jauh atau daring dalam pembelajaran PAI.
2. Contoh Penerapan Google Classroom dalam Pembelajaran PAI
Penerapan google classroom dalam pembelajaran PAI dapat dilihat
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kemudahan yang didapat dengan
penerapan google classroom adalah sebagai berikut:
22
a. Tidak adanya batasan jarak dan waktu, artinya peserta didik dapat
melihat kapan saja serta dimana saja materi yang diberikan oleh
pendidik (syaratnya komputer, android, dsb harus online internet).
b. Pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara leluasa tanpa
adanya rasa takut untuk mengemukakan pendapatnya.
c. Dengan adanya dorongan untuk mencari referensi yang baru dari
internet, maka materi yang ada pada google classroom selalu up to date.
(Lantip Diat Prasojo, 2011: 229).
3. Hal-Hal Yang Diperlukan dalam Menerapkan Google Classroom pada
Pembelajaran PAI
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih google
classroom untuk digunakan pada pembelajaran PAI diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan ( need analyzing)
Hal pertama yang perlu diperhatikan untuk diadakan analisis
kebutuhan mengenai pemakaian google classroom yaitu seperti
studi kelayakan, baik secara teknis, ekonomis, dan sosial. Ketika
semuanya terpenuhi dan teruji untuk diadakan, maka pembelajaran
dengan google classroom lebih baik untuk digunakan.
b. Gambaran umum mengenai instruksional pembelajaran yang berisi
seperti isi pelajaran, topik, satuan kredit, dan bahan ajar/kurikulum.
c. Evaluasi, ialah suatu bentuk pengujian suatu program sebelum
digunakan, jadi program dicobakan kepada beberapa orang terlebih
dahulu untuk diambil sampelnya serta memberikan penilaian.
Dengan demikian, sikap positif semua pihak terhadap pentingnya
memanfaatkan internet dan teknologi pada saat ini dapat mempercepat
pembangunan khususnya dalam bidang pendidikan. Selain hal-hal
sebagaimana tersebut di atas, terdapat empat hal yang perlu dipersiapkan
23
ketika memanfaatkan internet untuk pembelajaran dengan media google
classroom diantaranya sebagai berikut:
1. Kurikulum disesuaikan terlebih dahulu. Kurikulum yang memiliki
karakteristik seperti pengetahuan, keterampilan serta nilai
diintegrasikan sesuai pada kebutuhan yang ada saat ini.
2. Adanya berbagai macam bentuk media bagi seorang guru untuk
menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan serta tidak
membosankan, maka guru memanfaatkan komputer sehingga
dasar kompetensi belajar siswa dapat tercapai.
3. Terlaksananya evaluasi pembelajaran yang cepat selesai dan tidak
membutuhkan banyak waktu yaitu dengan memanfaatkan
teknologi (menggunakan komputer, online assesment system).
4. Tersedianya materi pembelajaran yang memadai seperti buku,
jurnal, serta yang lainnya yang semuanya tersimpan pada
komputer dan dapat dengan mudah diakses oleh guru serta siswa.
(Lantip Diat Prasojo, 2011: 227-228).
B. Studi Relevan
Sepanjang penulis ketahui bahwa ada beberapa penelitian sebelumnya
mengangkat tema tentang implementasi google clasroom dalam pembelajaran
PAI di SMA Negri 7 Kota Jambi.
1. Abd Rozak, (2018) Askin Muharam Albantani dalam jurnal Arabiyat yang
berjudul “Desain Perkuliahan Bahasa Arab Melalui Google Classroom.”
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dan dosen
mendapatkan suatu kemudahan ketika perkuliahan yang dilakukan melalui
sistem google classroom, salah satunya yaitu komunikasi dapat berjalan
dengan jelas meskipun tidak berada dalam kelas, kemudian penelitian ini
juga mempunyai persamaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu
sama-sama membahas mengenai pemakaian google classroom. Adapun
untuk perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mengenai pembelajarannya, peneliti melakukan penelitian mengenai
pemakaian google classroom dalam pembelajaran PAI.
24
2. Isna Normalita Sari, (2019) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Google
Classroom Terhadap Efektivitas Pembelajaran Mahasiswa Universitas
Islam Indonesia.” Hasil dari penelitian tersebut yaitu persepsi kemudahan
berpengaruh positif terhadap penggunaan google classroom, bahwa
semakin tinggi tingkat kemudahan penggunaan google classroom maka
akan semakin tinggi penggunaan google classroom. Terdapat beberapa
persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penulis
yaitu mengenai pemanfaatan pembelajaran dengan sistem google
classroom dalam suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
3. Oky khairul, (2019) dalam jurnal Vicratina yang berjudul “Implementasi
Tools Google Classroom Pada Mata Kuliah Qowaidul Fiqhiyah Program
Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang.”
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa implementasi tools
geoogle classroom cukup memudahkan dosen maupun mahasiswa dalam
pembelajaran. Dalam penelitian peneliti yaitu memiliki persamaan dengan
yang akan peneliti teliti yaitu keduanya memiliki kesamaan mengenai
implementasi google classroom dalam suatu pembelajaran. Sedangkan
perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang
pemakaian google classroom untuk pembelajaran yang berbeda.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Pendekatan ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut
pandang pendidikan dengan mengkaji implementasi google clasroom dalam
pembelajaran PAI di SMA Negri 7 Kota Jambi. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metode yang ada. Dalam kualitatif adalah metode yang biasanya dimanfaatkan
adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa jenis metode yang dipilih adalah
pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam pendekatan ini data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut
mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videtape
dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya (Moleong,
2018: 11)
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian lapangan (field research)
yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini ditujukan agar dapat
mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian yang telah terlewati. Penelitian
ini dapat disebut dengan penelitian non-eksperimen, karena pada penelitian ini
peneliti tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian.
(Sukardi, 2004: 157). Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha
menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian-kejadian yang telah terjadi.
Pada penelitian ini, penulis berusaha memahami, mendeskripsikan,
serta mengungkapkan setiap peristiwa sosial yang terjadi dimulai dari tempat
dan menjelaskan tentang implementasi google classroom pada pembelajaran
PAI kelas X Mia. 3 di SMA Negeri 7 Kota Jambi tahun pelajaran 2020/2021.
26
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Kota
Jambi yang beralamat Jln. K.H.M Zuhdi Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan
Danau Teluk Kota Jambi.
C. Subjek Penelitian
Sumber data merupakan sumber utama data penelitian mengenai variable
variabel yang akan diteliti. Terdapat 4 hal yang menjadi sumber data
penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Kepala SMA Negeri 7 Kota Jambi, untuk memperoleh informasi
tambahan tentang implementasi pembelajaran daring pada pembelajaran
PAI di SMA Negeri 7 Kota Jambi, serta kebijakan sekolah tentang
pemakaian google classroom.
2. Waka kurikulum SMA Negeri 7 Kota Jambi untuk memperoleh
informasi data sekolah seperti penerapan kurikulum untuk pembelajaran
PAI dengan sistem google classroom.
3. Guru PAI Untuk mendapatkan suatu informasi mengenai data tentang
persiapan yang dilakukan ketika menggunakan pembelajaran dengan
sistem google classroom pada pembelajaran PAI maka penulis meneliti
guru PAI kelas X Mia. 3 SMA Negeri 7 Kota Jambi.
4. Siswa-siswi SMA Negeri 7 Kota Jambi Untuk memperoleh gambaran
tentang pelaksanaan pembelajaran dengan sistem google classroom
dalam pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru maka penulis
meneliti siswa kelas X Mia. 3
D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu hal yang menjadi perhatian utama dari
suatu penelitian, objek dalam penelitian ini yaitu implementasi google
classroom pada pembelajaran PAI kelas X Mia. 3 di SMA Negeri 7 kota
Jambi tahun pelajaran 2020/2021.
27
E. Sumber Data
Pada penelitian ini sumber data dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan seorang pengumpul data yang telah
mendapatkan sumber data secara langsung. (Sugiyono, 2017: 308). Pada
penelitian ini data dijadikan sebagai data pokok dalam penelitian.
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara
dengan guru PAI, siswa, waka kurikulum, kepala sekolah, hasil
observasi yang berupa implementasi geogle classroom pada
pembelajaran PAI serta dari dokumentasi yang berupa penerapan google
classroom dalam pembelajaran PAI, serta arsip sekolah tentang
penerapan sistem ini, jumlah guru PAI dan lainnya yang berupa
dokumen yang berhubungan dengan penelitian penulis.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah seorang pengumpul data yang tidak
dapat mendapatkan secara langsung data-data yang ingin diperolehnya,
mereka dapat mendapatkan data melalui orang lain atau suatu dokumen.
(Sugiyono, 2017: 309). Adapun sumber data sekunder yang dipakai pada
penelitian ini yaitu buku-buku, jurnal, dokumen-dokumen, arsip-arsip,
tentang implementasi google classroom untuk pembelajaran PAI.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan pada objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara
langsung dan tidak langsung. Pada penelitian ini peneliti melakukan
observasi secara langsung. Observasi tidak langsung yaitu pengamatan
terhadap gejala-gejala yang diteliti dengan perantara sebuah alat. (Endang
Widi Winarni, 2018: 82)
Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
mengenai penerapan google classroom pada pembelajaran PAI kelas X
28
Mia. 3 Di SMA Negri 7 Kota Jambi. Dengan observasi ini maka peneliti
dapat menggambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ketika terjun
ke lapangan. Metode observasi yang dilakukan bertujuan untuk mencari
informasi tentang implementasi google classroom pada pembelajaran PAI.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang menghendaki
komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau responden.
Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara tak
berstruktur. (Endang Widi Winarni, 2018: 65). Wawancara berstruktur
yaitu wawancara yang dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara
yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Teknik wawancara berstruktur ini peneliti lakukan karena peneliti ingin
mengetahui kreativitas dari pewawancara mengenai informasi mengenai
implementasi google classroom pada pembelajaran PAI kelas X Mia. 3 di
SMA Negri 7 Kota jambi.
Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan wawancara terhadap
beberapa orang seperti kepada kepala sekolah SMA N 7 Kota Jambi
dengan maksud untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan umum
sekolah, kepada waka kurikulum untuk mendapatkan informasi mengenai
kebijakan yang diterapkan untuk kurikulum pembelajaran PAI, kemudian
kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu untuk
mengetahui informasi mengenai penerapan pembelajaran dengan sistem
google classroom, dan kepada peserta didik untuk mengetahui respon
mereka terhadap pembelajaran dengan sistem google classroom yang telah
diterapkan oleh guru selama pembelajaran.
3. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu catatan kejadian yang telah terjadi.
Dokumen dapat berbentuk suatu tulisan ataupun gambar dari seseorang.
Contoh dari dokumen yang berbentuk tulisan yaitu seperti catatan harian
seseorang, cerita, biografi, dsb. Sedangkan contoh dari dokumen yang
berbentuk gambar yaitu seperti foto, lukisan, dan lain-lain. Metode
29
dokumentasi merupakan suatu pelengkap dari dipakainya metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian akan
lebih dipercaya oleh seseorang ketika ada bukti dari kegiatan yang telah
dilakukannya. Seperti, kegiatan saat di sekolah, pembelajaran ataupun
yang lainnya. (Sugiyono, 2018: 82-83).
Dokumentasi yang dimaksud penulis adalah dokumen-dokumen
baik tertulis maupun non tertulis. Seperti data rencana pelaksanaan
pembelajaraan, kalender pendidikan, laporan hasil penilaian, serta berbagai
data di SMA N 7 Kota Jambi yang akan peneliti gunakan sebagai
pendukung dan pelengkap data yang diperlukan untuk penelitiannya.
G. Teknik Analis Data
Analisis data adalah suatu proses terus menerus yang membutuhkan
refleksi berkelanjutan terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
analitis, serta menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Maksudnya,
analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data,
interpretasi dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. (John W
Creswell, 2013: 274). Analisis data kualitatif dilaksanakan secara bersamaan
dengan proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan juga selama dan sesudah pengumpulan data.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang berlanjut, berulang, dan terus-
menerus. Pengelompokan data, reduksi data, displai data dan penarikan
kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai
rangkaian kegiatan analisis yang saling menyusul. Menurut Miles dan
Huberman, ada 4 tahapan yang harus dilakukan dalam menganalisis data
kualitatif, yaitu (1) pengelompokan data, (2) reduksi data, (3) displai data, (4)
penarikan kesimpulan. Adapun penjelasan masing-masing sebagai berikut.
(Haris Herdiansyah, 2013: 348).
1. Pengelompokan Data
Pengelompokan data adalah langkah pertama yang harus
seseorang lakukan. Diawali dengan menggabungkan berbagai macam
bentuk data mentah ke dalam bentuk transkrip atau bahasa tertulis. Saat
30
terdapat data berbentuk rekaman audio, rekaman tersebut diubah bentuk
menjadi transkrip. Saat masih berupa catatan singkat diubah menjadi
transkrip termasuk ingatan-ingatan (memory), harus dituangkan menjadi
bentuk transkip. Saat terdapat catatan-catatan spesifik lainnya maka
harus diubah ke dalam bentuk transkrip. Setelah semua data diubah
menjadi bentuk transkrip, langkah selanjutnya yaitu mengelompokkan
data mentah. (Haris Herdiansyah, 2013: 349).
2. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data merupakan mengolah data dengan merangkum,
merinci, serta menimbang antara hal-hal pokok dan penting kemudian
dijadikan satu tema yang sama dan membuang hal-hal yang dianggap
tidak ada kaitannya dengan penelitian. (Haris Herdiansyah, 2013: 338).
Setelah peneliti memperoleh banyak data, peneliti memilih-milih data
mana yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Mereduksi data merupakan mengolah data dengan merangkum,
merinci, serta menimbang antara hal-hal pokok dan penting kemudian
dijadikan satu tema yang sama dan membuang hal-hal yang dianggap
tidak ada kaitannya dengan penelitian.
31
Dalam mereduksi penelitian, mula-mula peneliti mengumpulkan
mengenai problem guru dalam menerapkan google classroom pada
pembelajaran PAI di SMA Negeri 7 Kota Jambi berupa catatan
observasi, hasil wawancara, dokumentasi kegiatan-kegiatan, dan arsip
dari guru. Setelah itu penulis dapat memperoleh berbagai macam data
yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran PAI dengan sistem
google classroom pada kelas X Mia. 3 di SMA Negri 7 Kota Jambi.
3. Penyajian Data (data display)
Langkah selanjutnya sesudah mereduksi data yaitu menyajikan
(data display). Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dalam
berbagai bentuk sebagai tabel, grafik, dan sejenisnya. Setelah semua data
peneliti peroleh, kemudian peneliti menyajikan hasil penelitian tersebut
dalam bentuk tabel dan uraian. Miles and Huberman (1984) menyatakan
“the most frequent from of display data for qualitative research data in
the past has been narative text.” Yang paling penting digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. (Sugiyono, 2017: 249).
Melalui penyajian data, maka data yang ada hubungannya
dengan penelitian ini akan terstruktur, sehingga akan mudah dipahami,
dan pada penelitian ini data yang disajikan dengan membuat teks-teks
naratif dan peta konsep dari hasil wawancara, observasi seta
dokumentasi. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah memahami apa
yang terjadi tentang implementasi google classroom dalam pembelajaran
PAI kelas X Mia. 3 di SMA Negri 7 Kota Jambi tahun pelajaran
2020/2021.
4. Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif yaitu menarik
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dilakukan setelah data-data yang
peneliti lakukan itu terkumpul, untuk mendapatkan suatu kesimpulan
yang kredibel maka penelitian harus dilengkapi dengan bukti-bukti yang
valid serta konsisten sesuai dengan yang terjadi di lapangan. (Sugiyono,
32
2017: 345). Setelah penelitian dilakukan dan data-data terkumpul,
langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menarik kesimpulan
mengenai implementasi google classroom pada pembelajarn PAI kelas
X Mia. 3 di SMA Negri 7 Kota Jambi tahun pelajaran 2020/2021.
H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan
untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. (Moleong, 2007: 320)
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan
sebagai peneltian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uiji
keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan terhadap data. Dengan perpanjangan berarti peneliti kembali
kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber
data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan
pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan
semakin terjalin, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap.
2. Trianggulasi Data
Triaanggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pertandingan terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2004,
hlm. 330). Jadi dalam hal ini mengecek sumber data yang diperoleh
dilapangan berkenaan dengan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan
trianggulasi dengan sumber yakni membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan atau informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Trianggulasi dengan metode ini, menurut Meleong adalah
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
33
teknik pengumpulan data. Kedua, pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama. Trianggulasi dengan
penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekkan melalui derajat kepercayaan data atau dengan cara
membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.
Sedangkan trianggulasi dengan teori dapat dilakukan dengan cara, yaitu
secara induktif dan secara logika. (Lexy J. Moleong, 2004, hlm, 331-
332).
3. Menggunakan Bahasa Referensi
Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto
atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.
(Sugiono, 2007: 275)
4. Confirmability
Objektifitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji
confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil
penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Penelitian kualitatif uji
confirmability berrti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan
proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi
dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah
memenuhi standar confirmability.
34
I. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari November 2020, dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
Tabel. 1.1
Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan
Bulan dan Tahun
Oktobe
r
2020
November
2020
Desember
2020
Januari
2021
Februa
ri
2021
Mei
2021
1 Pengajuan
Judul
x
2 Pembuatan
Proposal
x x
3 Pengajuan DP x
4 Konsultasi DP
Pembimbing
x x
5 Pengajuan
Izin Dan
Pelaksana
Seminar
x
6 Seminar
Proposal
x
7 Perbaikan
Proposal
x
8 Konsultasi DP x
9 Pengurus Izin
Riset
x
1
0
Pengumpulan
Data
x
1
1
Penulisan
Skripsi
x
35
12 Konsultasi DP
13 Munaqosah
dan Revisi
x
14 Penggandaan
Skripsi kepada
Tim Penguji
dan Fakultas
X
Catatan. Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah
36
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Profil SMA Negri 7 Kota Jambi
Nama Sekolah : SMA Negeri 7 Kota Jambi
No Statistik Sekolah : 30. 11060.09.007
Kategori Sekolah : Rintisan SSN
Alamat Sekolah : Jln. KH. M. Zuhdi Kel. Ulu Gedong
Kec. Danau Teluk Kota Jambi
Waktu Belajar : 07.15 – 14.00 Wib
E-mail : [email protected]
Wibsite : Sman 7-Kotajambi-sch.id
Status Sekolah : Negeri
Nilai Akreditasi Sekolah : B / Nilai 77,82 Tahun 2016
Nama Kepala Sekolah : Delnedi Ziswan, M.Pd
Tahun Berdirinya SMAN 7 : 20 November 1984
Luas Tanah : 20467 m2
Jumlah Rombongan Belajar : 18 (Delapan Belas)
Jumlah Siswa : 535 Siswa
Jumlah Guru : 41 Orang (25 Guru PNS, dan 17
Guru Honor)
Jumlah Administrasi : 15 Orang (8 Orang PNS, dan 8
Orang TU Honor)
Sarana yang Dimiliki : a. Laboratorium IP
b. Laboratorium Komputer
c. Perpustakaan
d. Musholla/ Tempat Ibadah
e. Lapangan Sepak Bola
f. Lapangan Basket
37
2. Sejarah SMA Negri 7 Kota Jambi
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi adalah sekolah yang
terletak di Jln. K. H. M. Zuhdi Kelurahan Ulu Gedong Kecmatan. Danau
Teluk Kota Jambi. Sekolah ini berada di bawah naungan pemerintah
langsung ( Kemendikbud). Sekolah ini sudah berdiri sejak tanggal 20
November 1984 dibuktikan dengan SK pendirian.
Adapun visi dan misi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota
Jambi itu adalah:
a) Visi
“Berakhlak Mulia, Cerdas dan Mandiri”. Visi tersebut di atas
mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan
memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat
b) Misi
Untuk mewujudkan misi tersebut di atas, Sekolah
menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi
sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi anak didik meliputi aspek :pengetahuan,
keterampilan,jasmani dan rohani, seni dan estetika dengan tetap
memperhatikan kaidah agama, akhlak, budi pekerti dan nilai –
nilai budaya.
b. Melaksanakan budaya 4S ( senyum,sapa,salam, salim )
c. Mengembangkan potensi anak didik secara utuh sesuai kecerdasan
nya.
d. Menumbuhkembangkan kemandirian dalam melaksanakan
pendidikan /pembelajaran sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan ( SNP )
e. Mengembangkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
38
f. Menyiapkan warga sekolah menghadapi era globalisasi, informasi,
teknologi dan inovasi.
c). Strategi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
a. Mengembangkan sistem belajar yang mengoptimalkan partisipasi
siswa dalam metode mengajar bervariasi dengan memanfaatkan
teknologi informasi dalam proses belajar mengajar
b. Mengembangkan MGMP baik yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kota maupun di lingkungan SMAN 7 Kota Jambi
c. Melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
guru dalam menggunakan media dan metode pembelajaran secara
intensif dn berkesinambungan melalui kegiatan IHT, Workshop atau
Diklat
d. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga atau instansi lain dalam
mengembangkan sarana prasarana teknologi informasi dan
komunikasi untuk menunjang keberhasilan pendidikan di sekolah
dan meningkatkan keunggulan dan kemandirian warga sekolah
e. Mengoptimalkan fungsi dan manfaat Perpustakaan dalam
mengembangkan budaya baca seluruh warga sekolah
f. Melaksanakan kegiatan pengajian pembacaan surat Yasin pada
setiap hari jumat pada awal jam pelajaran untuk meningkatkan imtaq
bagi warga sekolah
g. Melaksanakan kegiatan senam kesegaran jasmani setikap hari sabtu
pada jam pertama untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan
bagi warga sekolah
h. Melakukan koordinasi secara berkala dengan pengurus komite
sekolah dalam penyusunan dan penerapan kebijakan strategi sekolah
3. Struktur Organisasi Sekolah
Untuk itu kepengurusan organisasi Sekolah Menengah Atas Negri
7 Kota Jambi harus dimiliki guna mendukung kelancaran kegiatan
pendidikan. Adapun susunan organisasi Sekolah Menengah Atas Negri 7
Kota Jambi yaitu:
39
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
KEPALA SEKOLAH DELNEDI ZISWAN, M.Pd
KOMITE
SEKOLAH
Wakil Kesiswaan
UBAIDILLAH, SP.d.M.Pd.I
Waka Kurikulum
Basril, S. Pd
Pembina Osis
Taruli Sibarani, S.Pd
Waka Sarana
Prasarana
Waka Humas
Kepala Tata Usaha
Ismail, S.P
Bendaharawan
Titi Sumami
Koordinator Labor
Taruli Sibarani, S.Pd
Koordinator Perpustakaan
Muhammad Isa, S.Pd
Bimbingan Konseling
Rahmad firdaus, S.Pd
WALI KELAS
X.MIA 1 ANA SU’ADAH, S.Pd
X.MIA 2 DINIATI PUTRI, S.Pd
X.MIA 3 PARIATINI, S.Kom
X.IPS 1 NURISQAN FIRDA, S.Pd
X.IPS 2 EMIL FIRDAYANI, S.Pd
X.IPS 3 RISKA YULIANTI, S.Pd
XI.MIA 1 HIDAYAT, S.Pd.I
XI.MIA 2 SRI MAYTA DEWI, S.Pd
XI MIA 3 SITI AISYAH, S.Ag
XI.IIS 1 KIKI REZEKI, S.Pd
XI.IIS 2 SU’AIDAH, S.Pd
XI.IIS 3 NORA TRANNOVA,
XII.MIA 1 PRIYANTO, S.Pd,M.Pd
XII.MIA 2 TARULI SIBARANI, S.Pd
XII.MIA 3 RATICH DIAN CAHYANI, S.Pd
XII.IIS 1 FITHRI SUFFI, S.Pd
XII.IIS 2 IKA PUSPA DEWI, S.Pd
XII.IIS 3 LIA BUNEMI PUTRI, S.Pd3
GURU
Basril, S.Pd
SISWA
Basril, S.Pd
40
Berdasarkan struktur Organisasi diatas, jelaslah bahwa dalam organisasi
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi, peraran sangat penting dan
menentukan dimana setiap kegiatan sekolah tidak terlepas dari pengawasan
kepala sekolah. Akan tetapi, kelancaran pelaksanaan kegiatan yang ada
disekolah dengan guru, kepala sekolah dengan sisiwa maupun kepala sekolah
dengan wali kelas.
4. Keadaaan Guru Dan Data Guru SMA Negri 7 Kota Jambi
a. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru merupakan unsur terpenting dalam kesesluruhan sisitem
pendidikan. Guru juga sebagai pendidik, karena guru yang mentrasnfer
pengalaman dan pengetahuannya secara langsung baik teori maupun
praktek pada proses belajar mengajar. Karyawan atau tenaga pendidik
merupakan unsur pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan,
karena peran tenaga kependidikan sangat diperlukan demi
berlangsungnya seluruh kegiatan pendidik diskolah. Seluruh tenaga
kependidikan menjalankan masing-masing tugasnya demi tercapainya
tujuan pendidikan yang di tetapkan suatu lembaga kependidikan.
Tenaga pengajar di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota jambi
mempunyai tugas utama dalam mengelola pelajaran untuk disampaikan
kepada siswa dan siswi. Ketentuan yang menunjukkan bahwa tenaga
dalam satu lembaga pendiidkan harus mempunyai ijazah guru untuk
menjadi tenaga pengajar.
41
Tabel 4.1
Nama-nama Guru dan Bidang Studi Sekolah Menengah Atas
Negri 7 Kota Jambi 2020/2021
No Mata Pelajaran PNS CPNS Honor
Pemda Jlh
Kekurangan
Kurang Lebih
1 Pend.Agama 4 - -
4 - 2
2 PKn 1 - - 1 1
3 B.Indonesia 3 - - 3 1 -
4 B.Inggris 3 - 2 5 - -
5 Matematika 3 - 2 5 - -
6 Kesenian 1 - 2 3 - -
7 Penjas 0 - 3 3 - -
8 Sejarah 0 - 4 4 1 -
9 Ekonomi 1 - 2 3 1 -
10 Sosiologi 0 - - - 2 -
11 Geografi 1 - - 1 - -
12 Fisika 2 - - 2 - -
13 Kimia 1 - - 1 - -
14 Biologi 1 - - 1 1 -
15 TIK 0 - - 0 - -
16 Pertanian 0 - - 0 - -
17 Prakarya
/kewirausahaan
- - 2 2 - -
18 Bimbingan Konseling /
BK
1 - 1 2 2 -
19
Jumlah 24 17
42
(Dokumentasi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi 2021)
Tabel 4.2
Data Nama Guru Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
b. Data Nama Guru
Nama Guru Tempat
Lahir
Tanggal
Lahir NIP NUPTK Jabatan
SAMURI,S.Pd Cirebon 13-04-
1964
1964041
3
198811
1 002
4746
7438
4420
0002
Kepala
Sekolah
MUHMAMMAD
ISA, S.Pd Aceh
27-05-
1961
1961052
7
198602
1 001
1859
7396
4120
0012
Guru
IIN GUMILAR,
S.Pd Cianjur
30-10-
1964
1964103
0
198812
1 003
9362
7426
4420
0003
Guru
DRA. MARYATUL
QIBTIYAH
Jambi 05-10-
1962
1962
1005
199103
2 001
5842
7406
4130
0082
Guru
DRS.M.
SHOLAHUDDIN Jambi
27-9-
1959
1959092
7
199303
1 002
5259
7376
3920
0013
Guru
BASRIL, S.Pd Aur
Tajungkan
6-04-
1969
1969040
6
2738
7476
Waka
Kurikulu
43
g 199412
1 002
4020
0022
m
RMINAL, S.Pd. M.
Pd. Kampung
Laut
10-01-
1964
1964011
0
199702
1 001
8442
7426
4420
0022
Guru
UBADILLAH,
S.Pd.M.Pd.I
Teluk
Rendah
22-11-
1968
1968112
2
199403
1 003
7454
7466
5020
0003
Guru
SITI AISYAH, S.Ag Jambi 18-11-
1972
1972111
8
199802
2 003
4450
7506
5230
0033
Guru
FITHRI
SUFFI,M.Pd
Bajubang 19-10-
1974
1974101
9
200312
2 001
Guru
SUJANA,S.Pd.M.K
om Cirebon
24-03-
1993
1963032
4
199001
1 002
4656
7416
4320
0022
Guru
ROSLINAWATI,S.
Pd
Koto
Payung
06-05-
1965
1965050
6
198803
1 003
7838
7436
4430
0012
Guru
TARULI
SIBARANI, S.Pd
Tapanuli
Utara
29-12-
1976
1976122
9
200501
2 006
4561
7546
5536
0013
Guru
44
PRIYANTO.S.Pd.M
.Pd Payang
10-04-
1975
1975041
0
200801
1 004
4742
7536552
0 0012
Guru
SRI MAYTA
DEWI, S.Pd Padang
19-09-
1983
1983091
9
200604
2 010
2251
7616
6230
0023
Guru
DELNEDI
ZISWAN, S, Pd.
M.Pd
Belui 23-12-
1970
1970122
3
200701
1 007
8555
7486
5120
0003
Guru
HABIMUDDIN,
S.Pd
Lubuk
Nagodang
27-07-
1969
1969072
7
200801
1 003
9059
7476
4920
0013
Guru
NORA
TRANNOVA, S.Pd Padang
27-11-
1983
1983112
7
200903
2 006
2459
7616
6330
0073
Guru
IKA PUSPA DEWI,
S.Pd
Sungai
Puar
17-12-
1984
1984121
7
200903
2 004
8549
7636
6430
0023
Guru
LIA BUNEMI
PUTRI, S.Pd Jambi
04-10-
1986
1986100
4
201001
2 010
7336
7646
6530
0053
Guru
RATICH DIAN
CAHYANI,S .Pd Palembang
12-08-
1985
1985081
2
4144
7636 Guru
45
201001
2 009
6330
0013
HIDAYAT, S.Pd Payakumb
uh
31-10-
1984
1984103
1
201001
1 008
4363
7626
6311
0023
Guru
Eli Sutinar, S.Pd
Kerinci 07-08-
1960
1960080
7
200604
2 001
1139
7386
4030
0043
Guru
KIKI REZEKI,S.Pd Jambi 10-09-
1989
1989091
0
201503
2 004
Guru
PARIATINI, S,Kom Tebo 30-12-
1982 -
6562
7606
6330
0013
Guru
Honor
MUHSIN AMIDI,
S.Pd.I Jambi
24-07-
1977 -
4056
7556
5620
0023
Guru
Honor
SALLIM
SIMATUPANG,
A.Md
Sipirok 05-03-
1967 -
8637
7456
4711
0102
Guru
Honor
DINI AMARINI
FADJRINA, S.Pd Bangko
08-09-
1988 -
Guru
Honor
Erni Suryani, S.Pd Jambi 25-08-
1990 -
Guru
Honor
46
Rahmad Firdaus,
S.Pd Jambi
15-03-
1991 -
Guru
Honor
Mawardiah, S.Pd Jambi 08-07-
1993 -
Guru
Honor
Mislina, S.Pd Jambi, 20-06-
1991 -
Guru
Honor
Dita Wulandari,
S.Pd Jambi
12-12-
1993 -
Guru
Honor
Ana Su‟adah, S.Pd Jambi 12-09-
1992 -
Guru
Honor
Riska Yuliani, S.Pd Jambi 25-08-
1993 -
Guru
Honor
Su‟aidah, S.Pd Jambi 29-04-
1988 -
Guru
Honor
Emil Firdayani, S.Pd Jambi 19-04-
1992 -
Guru
Honor
Diniati Putri, S.Pd Jambi 20-04-
1993 -
Guru
Honor
AHMAD TEGUH
WIDIANTO,S.Pd Jambi
13-09-
1991
Guru
Honor
SONI
BUDIANTO,S.Pd Jambi
27-10-
1989 -
Guru
Honor
EKA
BAROKAH,S.Pd Jambi
15-07-
1996 -
Guru
Honor
(Dokumentasi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi 2021)
5. Data Siswa Baru Tahun Ajaran 2020/2021
Peserta didik merupakan bagian dalam sistem pendidikan, peerta
didik adalah objek atau bahan mentah (input) dalam proses transformasi
pendidikan. Tanpa adanya peserta didik, keberadaan sistem pendidikan
tidak akan berjalan.
47
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keadaan siswa dan siswi
yang duduk di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi mulai kelas
X hingga XII tahun ajaran 2020/2021 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Jumlah siswa siswi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
Tahun 2020/2021
(Dokumentasi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi 2021)
a. Keadaan Tata Usaha
No Ijazah Terakhir Jumlah
Keterangan PNS Bantu Honda Honor
1 S.1 2 2
2 SMEA/SMA/SMK 7 5 12
3 SMP/SD 1 1 2
Jumlah 8 8 16
(Dokumenasi Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi 2021)
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimaksud adalah alat-alat yang
digunakan atau diperlukan dalam kegiatan proses pembelajaran di
Sekolah menengah Atas Negri 7 Kota Jambi. Baik itu wujud dalam
bangunan permanen maupun alat-alat lainnya penunjang pendidikan.
Kel
as X
Jumlah Kelas XI
Jumlah Kelas XII
Jumlah Jumlah
Total IPA IPS IPA IPS
L =
96
96 L =
41
L =
41
82 L =
29
L =
39
68 246
P =
94
94 P =51 P =
44
95 P =
63
P =
36
99 288
Jum
lah
190 92 85 177 92 75 167 534
48
Dan untuk status kepemilikan lahannya, masih milik pemerintah
daerah. Kemudian keadaan sarana dan prasarana pendidikan Sekolah
Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi dala kondisi baik dan masih bisa
digunakan hingga sekarang. Agar lebih mengetahui lebih jelas lagi
menegenai keadaan sarana dan prasarana lainnya, silahkan lihat tabel
berikut:
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
No Ruang Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang BK 0 Belum Ada
5 Ruang Kelas/Belajar 18
6 Ruang Laboratorium IPA 1
7 Ruang Pustaka 1
8 Ruang Komputer 1
9 Ruang Osis 0 Belum tersedia
10 Ruang UKS 0 Belum tersedia
11 Ruang Lab. Bahasa 0 Belum tersedia
12 Mushalla 1
13 Rumah Dinas Kepsek 0 Rusak Berat
14 Rumah Dinas Penjaga Sekolah 0 Belum tersedia
15 Ruang Kesenian 0 Belum tersedia
16 Aula 0 Belum tersedia
17 WC siswa 7
18 WC Guru 3
19 Pos. Satpam 1
20 Kantin 6 Tidak Layak
49
21 Lapangan Sepak Bola 1
Jumlah 43
1. Data Luas Tanah Sekolah
d. Luas tanah seluruhnya : 20.467 M2
e. Luas bangunan yang ada : 18.391 M2
f. Luas lapangan/taman : M2
g. Tanah kosong : M2
B. TEMUAN KHUSUS
1. Perencanaan Dalam Implementasi Penggunaan Google Clasroom
Melihat situasai dan kondisi di Negara Indonesia hususnya Kota Jambi
yang sedang dilanda musibah wabah virus Covid-19 sebagian besar sekolah
formal secara tatap muka ditiadakan untuk memutus rantai virus corona,
dengan ini pihak sekolah dan Kementerian Pendidikan membuat peraturan
untuk proses belajar mengajar secara daring atau kelas maya dan membuat
kurikulum darurat. Pihak sekolah berinisiatif menggunaka Aplikasi Google
Clasroom untuk mempermudah proses pembelajaran agar teteap
berlangsung. Penerapan pembelajaran PAI berbasis google classroom di
SMA Negri 7 Kota Jambi merupakan salah satu bentuk terobosan baru
dalam dunia pendidikan. Google classroom menjadi solusi belajar jarak jauh
antara guru dan siswa. Pada era 4.0 seperti sekarang ini, seorang guru
dituntut untuk selalu memberikan sistem pembelajaran yang kreatif serta
inovatif. Salah satu bentuk inovatif yang dilakukan contohnya yaitu di
terapkannya google classroom pada pembelajaran PAI.
Perencanaan merupakan suatu proses disertai dengan penentuan secara
matang mengenai sesuatu yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan
dan proses secara sistematis.
Pertama, menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pembelajaran
pada dasarnya perlu perencanaan terlebih dahulu sebelum ketahap proses
50
kegiatan belajar. Terkait pembelajaran daring dengan menggunakan Google
Clasroom guru mempersiapkan pembelajaran. Untuk proses pemebelajaran
menyiapkan RPP daring tentunya, dan juga keterampilan yang dimiliki guru
dalam pembelajaran ini benar-benar harus bisa memahami ataupun
menggunakan Google Clasroom agar fungsi dan manfaat Google Clasroom
dapat dimaksimalkan.
Perencanaan merupakan langkah awal untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan agar dapat berjalan
dengan baik. Melalui perencanaan yang baik maka akan mempermudah
pelaksanaan pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Pada
pembelajaran daring ini, guru menjadikan google classroom sebagai media
aplikasi untuk tetap berlangsungnya proses pembelajaran jarak jauh. Dalam
tahap perencanaan guru mempersiapkan suatu grup kelas pembelajaran
daring (kelas pada google classroom) terlebih dahulu. Grup google
classroom yang dibuat itu sebagai wadah untuk menampung siswa kelas
yang diampu oleh guru. Semua siswa kelas tersebut nanti masuk grup
dengan cara mandiri yaitu melalui kode kelas yang guru berikan.
Proses perencanaan yang dilakukan oleh guru yaitu dengan
mempersiapkan grup kelasnya terlebih dahulu. Jadi, dalam pembelajaran
dengan google classroom guru membuat grup kelas online, yang nanti
semua siswa kelas X Mia. 3 yang diampu oleh guru PAI masuk ke dalam
kelas online tersebut melalui kode yang guru berikan. ( wawancara dengan
guru pai).
Kemudian, guru juga membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) daring yang diajukan sebagai acuan untuk
melaksanakan proses belajar mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih
terarah dan berjalan secara efektif. RPP yang telah disiapkan oleh guru
dikembangkan untuk mengordinasikan komponen pembelajaran yaitu
seperti kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, serta
penilaian. Kompetensi dasar yang dibuat oleh guru berfungsi untuk
mengembangkan potensi peserta didik.
51
Hasil wawancara penulis dengan bapak Dayat S. Pd selaku guru PAI
mengatakan:
“ Guru membuat materi pelajaran dalam bentuk pdf, setelah
proses pengetikan selesai lalu guru kirim pada grup google
classroom. Setelah mempersiapkan materi, guru juga
mempersiapkan instrument evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, dalam
hal ini penilaian bukan hanya dilihat dari penilaian
pengetahuannya saja, tetapi penilaian sikap serta penilaian
keterampilan juga diperhitungkan” (wawancara, Dayat, 9
Februari 2021).
Bapak Basril S. Pd selaku Wakakurikulum mengatakan:
“ Setelah guru selesai membuat instrument evaluasi, berarti
tuntaslah proses perencanaan yang dilakukan oleh guru
Pendidikan Agama Islam di kelas X Mia. 3 SMA N 7 Kota
Jambi. Dalam penerapan google classroom pada tahap
perencanaan seorang guru juga membuat manajemen waktu,
yaitu waktu saat guru menyampaikan materi atau tugas pada
grup kelasnya, jadi ketika proses belajar mengajar berlangsung
siswa dapat mengikutinya dengan baik, serta guru menentukan
batas tenggang akhir ketika siswa nanti mengumpulkan tugas
yang diberikan oleh guru” (Wawancara, Basril, 9 Februari
2021).
Ibu Siti Aisyah S. Ag selaku guru PAI mengatakan:
“Termasuk pada tahap perencanaan dalam penerapan google
classroom setelah disusunnya RPP, guru juga melaporkan data
rekap-rekap RPP pembelajaran daring kepada kepala sekolah
serta bagian kurikulum, hal ini dilakukan supaya proses
pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru diketahui serta
sebagai bukti bahwa telah terlaksananya pembelajaran daring.
(Wawancara, Siti Aisyah, 9 Februari 2021).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, maka penulis dapat
mengetahuii bahwa tahap perencanaan pembelajaran, guru membuat silabus
serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), setelah menyusun RPP guru
juga mengkoordinasikannya kepada kepala sekolah serta bagian kurikulum.
Tujuan dari perencanaan ini yaitu agar dapat menyesuaikan pelaksanaan
pembelajaran lebih terarah sesuai dengan konsep yang telah direncanakannya.
52
Perencanaan yang terlibat pada pembelajaran daring dari pembuatan grup
kelas online, silabus, RPP, modul pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.
Kedua, menyiapkan media pembelajaran dalam melaksanakan
pembelajaran daring dengan menggunakan Google Clasroom ini, guru tentu
harus menyiapkan suatu media pembelajaran untuk menyampaikan suatu
pembelajaran di ruang Google Clasroom. Adapun media yang digunakan
guru pada saat melangsungkan kegiatan pembelajaran guru menggunakan
media pembelajaran berupa video pembelajaran, file dan juga PowerPoint
(PPT). Dengan menggunakan media-media tersebut berupaya untuk menraik
siswa untuk tidak bosan dalam melaksanakan pembelajaran daring masa
pandemi Covid-19 ini.
2. Pelaksanaan Penggunaan Google Clasroom Pada Pembelajaran Daring
Pelaksanaan pembelajaran merupakan terjadinya kesuaian antara
perencanaan dengan yang dilakukan oleh guru. Pelaksanaan penerapan
google classroom dilakukan berdasar pada kompetensi inti yang telah dibuat
oleh guru sesuai silabus yang telah dibuatnya. Untuk metode pembelajaran
yang dilakukan oleh guru pada penerapan google classroom yaitu metode
penugasan. Tugas tersebut berupa tugas membuat video dokumentasi, serta
tugas untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam grup google
classroom.
Berdasarkan hasil observasi kondisi pelaksanaan penggunaan
pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 terletak pada kesiapan siswa,
hasil pengamatan yang telah peneliti laksanakan terhadap kesiapan guru maka
terlihat bahwa guru tepat waktu dalam memulai pembelajaran hal ini
menunjukkan bahwa guru telah mempersiapkan diri untuk mengajar, guru
juga telah mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Akan
tetapi ada yang telat dalam mengikuti pembelajaran hal ini menunjukkan
bahwa kesiapan siswa masih kurang, meskipun sebelumnya sudah diingatkan
melalui WhatsApp sebelum memulai pembelajaran. (Dokumentasi Sekolah
Menengah Atas Neri 7 Kota Jambi 2021)
53
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap bapak Dayat S. Pd
selaku guru PAI kelas X Mia.3 mengatakan bahwa:
“ Memperhatikan kompetensi inti di atas yang menjadi acuan
pada pelaksanaan pembelajaran PAI dengan google
classroom, guru menyadari bahwa untuk pembelajaran PAI
yang memanfaatkan waktu 90 menit untuk setiap minggunya
sangatlah berat, karena pada penguasaan materi PAI tidak
hanya pengetahuannya saja, akan tetapi terdapat kompetensi
aspek afektif serta psikomotorik yang sifatnya aplikatif” (
Wawancara, Dayat, 19 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Eli Sutinar S, Pd selaku guru
PAI mengatakan:
“ Metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI dengan
media google classroom di SMA Negri 7 Kota jambi yaitu
metode penugasan. Metode pembelajaran yang diterapkan
oleh guru pada pembelajaran PAI dengan google classroom
yaitu dengan menggunakan metode penugasan. Pelaksanaan
metode penugasan tersebut dilakukan dengan memberikan
tugas kepada siswa. Metode pemberian tugas dilaksanakan
sesuai dengan manajemen waktu yang ditentukan”
(wawancara, Eli Sutinar, 22 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran PAI dengan google classroom dapat dilakukan
dengan pemberian tugas secara online, komunikasi antar guru dengan siswa
secara virtual, dsb. Berikut hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada
penerapan google classroom pada pembelajaran PAI kelas X Mia. 3 SMA
Negri 7 Kota Jambi.
Pertama, penyampaian materi pembelajaran, materi pembelajaran
adalah isi dari pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada siswanya setiap
melangsungkan kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam persiapan
mengajar, guru tentunya menyiapkan materi yang akan diajarkannya besok.
Berdasarkan hasil observasi dalam penyampaian materi pembelajaran guru
sudah menyampaikan materinya dengan jelas sehingga siswa mengerti. Pada
proses pemebelajaran terlihat guru mengunakan Google Clasroom untuk
media pembelajaran daring, bahawa dalam penyampaian materi guru
mengirimkan video pembelajaran dan PPT diruang Google Clasroom.
54
Kedua, berdasarakan observasi yang dilakukan peneliti adalah bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini dengan menggunakan Google
Clasroom guru menggunakan tanya jawab, metode yang digunakan ini akan
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, dan pada pelaksanaan
pembelajaran yang berlangsung.
Ketiga, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti adalah guru
menggunakan metode penugasan dari materi yang sudah diberikan,
diantaranya:
1. Tugas Pertama
Guru memberikan beberapa tugas yang diberikan siswa untuk
dikerjakan di rumah. Untuk metode penugasan guru memberikan
tugas membuat video yang nanti dikirim siswa ke forum google
classroom sebelum batas tenggang waktu yang ditetapkan oleh guru
selesai. Pada tanggal 22 Februari 2021 pukul 11.14 WIB guru
memberikan tugas membuat video tentang moment kebersamaan
bersama keluarga di rumah yang berdurasi 3 menit dan untuk batas
akhir pengumpulan tugas pembuatan video yaitu pada tanggal 24
Februari 2021 pukul 23.55 WIB. (Observasi di grup Google
Clasroom klas X Mia 3, 22 Februari 2021 ).
Metode pemberian tugas pada pembelajaran PAI di SMA Negri
7 Kota Jambi diterapkan pada sub pembelajaran materi pokok
“hormat dan patuh kepada orangtua dan guru“ diawali dengan
peserta didik masuk pada aplikasi google classroom, yang kedua guru
memberikan modul berbentuk pdf yang berisi tentang materi perilaku
hormat dan patuh kepada orang tua dan guru, setelah siswa menerima
materi tersebut lalu siswa membaca dan memahami isinya, kemudian
siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk menanyakan pertanyaan
yang belum dipahami, selanjutnya siswa menerapkan perilaku
menghormati orang tua saat kejadian adanya virus covid-19, setelah
itu siswa menggunakan kesempatan yang terjadi sekarang dengan
bentuk menghormati orang tua, kemudian siswa mengerjakan tugas
55
membuat video dokumentasi dengan tema “moment kebersamaan
bersama keluarga saat adanya virus covid-19”, dan yang terakhir
siswa mengirim tugas pembuatan video tersebut secara individu pada
grup google classroom.
2. Tugas Kedua
Pada tanggal 23 Februari 2021 guru memberikan suatu
permasalahan, kemudian siswa diminta untuk memberikan jawaban
mengenai ayat Alquran yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Untuk siswa yang menyampaikan pendapatnya di grup ini nanti guru
memberikan skor nilai. (Observasi grup Google Calsrom di kelas X
Mia 3, 23 Februari 2021).
Dalam hal ini guru memilih materi-materi yang ada pada silabus
untuk dibelajarkan dengan metode penugasan. Materi yang dipilih
adalah materi tentang ketentuan Allah SWT. Langkah-langkah dalam
pelaksanaan pembelajaran penugasan diawali dengan kegiatan siswa
untuk membaca dan memahami modul yang disampaikan oleh guru,
setelah itu siswa mendapatkan kesempatan untuk menanyakan materi
yang belum dipahami, kemudian siswa melakukan diskusi melalui
media google classroom mengenai pengertian Qoda dan Qodar
Allah, dan yang terakhir siswa memberikan contoh ketetapan Allah
SWT tentang Qoda dan Qodar dalam grup kelas google clasroom.
(Observasi grup Gooole Calsrroom kelas X Mia 3, 23 Februari 2021).
Pada saat penulis melakukan observasi, penulis juga melakukan
wawancara terhadap bebrapa siswa yang bernama Adinda Natasya Putri
selaku siswi kelas X Mia. 3 mengatakan:
“ Saya selaku sisiwi di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota
Jambi sangat senang belajar melalui google claroom karna
saya bisa membuka pelajaran saya dimana pun dan kapan
pun” (Wawancara, Adinda Natasya Putri, 22 Februari 2021)
Dan Humairah juga mengatakan:
“ Saya merasa kurang senang dengan pemebelajaran google
clasroom karena ditempat saya susah jaringan jadi kalo mau
56
ngirim tugas sering terlambat gara-gara jaringan susah”
(Wawancara, Humairah, 22 Februari 2021)
Dan Firaldi juga mengatakan:
“ Saya selaku siswa kelas X Mia 3 sangat senang belajar
memlaui google clasroom karena semua pelajaran yang
sudah lewatpun masih bisa di buka kembali melalui HP. Dan
saya bisa membuka pelajaran kapanpun” (Wawancara,
Firaldi, 22 Februari 2021)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, maka penulis
dapat mengetahui bagaimana pendapat siswa-siswi terhadap pemebelajaran
melalui google clasroom pada pemebelajaran Pendidikan Agama Islam
apakah efektif atau tidak, dan ada beberapa siswa yang tidak menyukai
pemebelajaran melalui google clasroom karena guru hanya mengirimkan teks
bacaan dan penugasan tanpa penjelasan tutur mereka. Dan ada banyak juga
yang menyukai pembelajaran melaui google clasroom tanpa harus datang ke
sekolah mereka bisa belajar dan bisa mengumpulkan tugas dari rumah.
Dapat disimpulkan bahwa SMA Negri 7 Kota Jambi menerapkan
google classroom pada pembelajaran PAI dengan menggunakan metode
penugasan. Adapun penugasan yang dilakukan oleh guru terdiri dari tugas
pertama untuk mengerjakan tugas harian, serta tugas kedua dengan membuat
video. Berdasarkan pemaparan terkait tahap pelaksanaan google classroom
pada pembelajaran PAI terdapat kesesuaian antara tahap pelaksanaan dengan
RPP yang telah dibuat oleh guru. Hal tersebut menunjukan proses
pelaksanaan telah terlaksana dengan baik.
3. Evaluasi Dari Implementasi Penggunaan Google Clasroom
Pembelajaran PAI
Evaluasi pembelajaran PAI adalah suatu bentuk penilaian yang dapat
dilakukan oleh guru untuk menentukan taraf kemajuan belajar peserta didik
dalam mata pelajaran PAI. Evaluasi pembelajaran PAI sama dengan evaluasi
pembelajaran pada umumnya. (Rohmad: 316-330). Untuk mengetahui
perkembangan yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran
yaitu dengan melakukan proses penilaian. Proses penilaian yang diterapkan
57
pada SMA Negri 7 Kota Jambi yaitu dengan menggunakan penilaian otentik
yang mencakup tiga aspek yaitu penilaian pengetahuan, penilaian
keterampilan serta penilaian sikap.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Dayat S. Pd selaku guru
PAI di kelas X Mia 3 mengatakan bahwa:
“ Pada penilaian pembelajaran guru tidak hanya mengukur apa
yang telah diketahui oleh peserta didik, akan tetapi guru juga
menilai apa yang telah diperoleh peserta didik berdasarkan hasil
yang telah dicapainya atau berdasarkan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan dari sekolah, proses
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan google
classroom” (Wawancar, Dayat, 24 Februari 2021 ).
Penilaian yang dilakukan pada pembelajaran dengan google classroom
juga harus mengacu pada 3 aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
sikap serta aspek keterampilan.
a. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan yang dapat diambil oleh guru pada saat
pelaksanaan Penilaian Harian, PTS dan PAS. Adapun penilaian
pembelajaran PAI dengan media google classroom yang dilakukan
oleh guru di SMA N 7 Kota Jambi yaitu sebagai berikut:
1). Penilaian Harian (PH)
Penilaian harian dilaksanakan ketika proses pembelajaran
selesai dalam kompetensi dasar tertentu. Penilaian harian
dilaksanakan dalam bentuk tulis, lisan, dan penugasan. (E.
Mulyasa, 2018: 172). Penilaian harian dilakukan oleh guru ketika
telah selesai melakukan proses pembelajaran. Penilaian harian
terdiri atas seperangkat soal yang dijawab oleh siswa serta tugas-
tugas terstruktur dengan kompetensi dasar yang sedang di bahas.
Penilain harian dengan media google classroom dilakukan dalam
bentuk penugasan.
Penugasan dilakukan oleh guru dengan memberikan tugas
membuat bebrapa soal pertanyaan yang nanti dikirim siswa ke
58
forum google classroom sebelum batas tenggang waktu yang
ditetapkan oleh guru. Pada tanggal 24 Februari 2021 pukul 08:00
WIB guru memberikan tugas membuat beberapa pertanyaan
tentang hasil pembahasan bab Malaikat selalu bersamaku dan
untuk batas akhir pengumpulan tugas pembuatan yaitu pada
tanggal 26 Februari 2021 pukul 23.55 WIB. (Observasi di grup
Google clasroom kelas X Mia 3).
Adapun bentuk penilaian harian yang ada pada grup google classroom
sebagai berikut:
Gambar 4.2 Penilaian harian menjawab pertanyaan
(Dokumentasi Grup Google Clasroom kelas X Mia. 3 SMA N 7 Kota Jambi)
2). Penilaian Tengah Semester (PTS)
Dilaksanakan ketika pembelajaran telah mencapai beberapa
standkompetensi (kurang dari atau lebih 50% standar kompetensi pada
semester tersebut. PTS berbentuk tes tulis dan berfungsi untuk
perbaikan pembelajaran selama setengah semester. (E. Mulaysa, 2018:
174). Penilaian tengah semester dilakukan oleh guru setelah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencapai beberapa standar
kompetensi. Pada penilaian tengah semester di SMA N 7 Kota Jambi
guru memberikan tugas PTS kepada siswa. Semua siswa yang
terhubung pada grup classroom mendapatkan tugas PTS yang diberikan
oleh guru, kemudian mereka mengerjakan tugas PTS tersebut dan
59
dikumpulkan berdasarkan waktu yang telah ditentukan oleh guru. Pada
tanggal 16 Februari 2021 guru membagikan tugas PTS berupa pilihan
ganda sebanyak 40 soal, kemudian untuk batas waktu pengumpulan
tugas PTS ini yaitu pada tanggal 17 Februaru 2021 pukul 11.00 WIB.
Adapun bentuk tugas PTS pembelajaran google classroom pada
pembelajaran PAI terdapat pada gambar berikut. ( Observasi Grup
Google Clasroom kelas X Mia 3).
Gambar 4.3 Penilaian Tengah Semester
(Dokumentasi Grup Google Clasroom kelas X Mia. 3 SMA N 7 Kota Jambi)
b. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan bentuk penilaian yang dilakukan melalui
sikap peserta didik. Misalnya yaitu, peserta didik diminta mencurahkan
perasaanya terhadap objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. (Rohmad: 316-330). Seorang guru tidak hanya melalukan
penilaian berdasarkan kemampuan pengetahuannya saja, akan tetapi guru
juga memberikan penilaian sikap kepada siswa baik saat pembelajaran
ataupun di luar pembelajaran.
Penilaian sikap dalam pembelajaran PAI, guru melakukan penilaian
melalui kegiatan sholat. Adapun format untuk tabel penilaian sholat lima
60
waktu sebagai berikut Petunjuk: berilah tanda centang pada kolom yang
sesuai dengan kriteria keadaan kalian yang sebenarnya. ( Observasi Grup
Google Clasroom kelas X Mia. 3).
Tabel 4.5
Penilaian Sholat
Tanggal/bulan/tahun I S L A M T D
(Dokumentasi Grup Google Clasroom kelas X Mia. 3 SMA N 7 Kota Jambi)
Keterangan:
I= sholat isya
S= sholat shubuh
L= sholat lohor (dzuhur)
A= sholat ashar
M= shalat magrib
T= shalat tahajud
D= shalat dhuha
Berdasarkan hasil observasi di grup kelas X Mia 3 dan wawancara
dengan bapak Dayat S. Pd, siswa mengumpulkan buku kegiatan sholat
kepada guru setiap satu minggu sekali untuk dicek oleh bapak Dayat selaku
guru PAI kelas X Mia. 3 di SMA N 7 Kota Jambi.
c. Penilaian Keterampilan
61
Penilaian keterampilan merupakan yang dilakukan untuk
mengetahui keterampilan pada peserta didik. Misalnya yaitu peserta
didik diminta untuk mengevaluasi kecakapan atau keterampilan yang
dimiliki oleh dirinya berdasarkan kriteria yang telah disiapkan.
Penilaian keterampilan dilaksanakan untuk mengetahui karakter siswa
dalam belajar. Ketika melaksanakan penilaian keterampilan, upaya
yang dapat dilakukan oleh guru yaitu ketika materi yang diajarkan
kepada siswa mendukung untuk dilakukannya penilaian tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh bapak
Hidayat selaku guru PAI memaparkan bahwa:
“ penilaian keterampilan dilaksanakan dengan mengambil dari
nilai tugas membuat video moment bersama keluarga.
(Wawancara, Dayat, 25 Februari 2021).
Adapun bentuk penilaian keterampilan pada tugas membuat
video yaitu sebagai berikut
Gambar 4.4 Penilaian Keterampilan
(Dokumentasi Google Clasroom Kelas X Mia. 3 SMA N 7 Kota Jambi)
Dari pemaparan terkait evaluasi yang dilakukan oleh guru
dalam penerapan google classroom pada pembelajaran PAI
menunjukan bahwa kegiatan evaluasi tersebut telah terlaksana dengan
cukup baik, hal itu dibuktikan dengan adanya keberagaman jenis
evaluasi yang diterapkan.
62
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Google Classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas X Mia. 3 Tahun Pelajaran 2020/2021
Dalam menerapkan pembelajaran PAI dengan media google classroom
sudah cukup lama, yaitu sejak diberlakukannya ujian nasional dengan
komputer hingga saat ini. Faktor pendukung serta faktor penghambat
terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan google classroom diantaranya
sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
Faktor yang menjadi pendukung diterapkannya pembelajaran PAI
dengan media google classroom kelas X Mia. 3 di SMA N 7 Kota
Jambi yaitu :
d. Disediakannya Fasilitas
Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap bapak Basril S.
Pd selaku wakakurikulum di SMA N 7 Kota Jambi mengatakan bahwa:
“sekolah menyediakan fasilitas seperti komputer dan
kuota internet” (Wawancara, Basril, 25 Februari 2021)
e. Akses internet yang baik
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Delnedi Ziswan
M. Pd selaku Kepala Sekolah di SMAN 7 Kota Jambi mengatakan
bahwa:
“ Samapai saat ini belum ada kendala yang melapor
kepada saya (beliau) dan yang lebih mendukung lagi
rata-rata semua siswa sudah memiliki Handphon atau
Android dan apabila ada yang belum memiliki pihak
sekolah ikut membantu dalam masalah pengiriman
tugas” (Wawancara, Delnedi Ziswan, 25 Februari 2021)
Yang menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya
pembelajaran daring dengan google classroom dengan baik yaitu
adanya akses internet yang memadai dan rata-rta siswa juga sudah
memiliki Android. Akses internet yang baik, memudahkan guru dan
siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan google classroom.
63
Besrdasarkan hasil wawancara dengan bapak Basril S. Pd
selaku wakakurikulum di SMA N 7 Kota Jambi mengatakan bahwa:
f. Kebutuhan akan teknologi
“ Saat ini, guru dituntut untuk memanfaatkan teknologi
dalam pembelajaran, hal ini dilakukan agar guru mampu
mengembangkan media pendidikan yang lebih update.
Sebagai contohnya yaitu guru PAI memanfaatkan
pembelajaran dengan google classroom dikarenakan
guru dituntut untuk mengembangkan pembelajaran
konvensional menjadi pembelajaran dengan jarak jauh
atau daring” (Wawancara, Basril, 25 Februari 2021)
Dari hasil wawancara dengan bapak wakakurikulum dan
bapak Kepala Sejolah penulis menyimpulkan bahwa faktor
pendukung dalam penerapan Google Clasroom di Sekolah
Menengah Atas Negri 7 sudah hampir berjalan dengan mulus.
Hanya saja guru-gurunya kurang kreatif dalam penyampaian
materi.
2. Faktor penghambat
Di samping terdapat faktor yang menjadi pendukung pada penerapan
google classroom pada pembelajaran PAI di SMA N 7 Kota Jambi, tentu
terdapat faktor yang menjadi penghambat, diantaranya yaitu yang
disampaikan oleh bapak Basril S.Pd selaku wakakurikulum dan penuturan
oleh bapak Delnedi Ziswan, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negri 7
Kota Jambi mengatakan bahwa:
“ Faktor yang menjadi penghambat pada terlaksananya
pembelajaran dengan google classroom yaitu tidak semua
siswa bisa mengakses dengan lancar dikarenakan jaringan
yang kurang baik dan membutuhkan kuota yang lumayan
banyak untuk mengakses google classroom” (Wawancara,
Delnedi Ziswan, 25 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara diatas penulis membuat kesimpulan
beberapa faktor yang menjadi penghambat pada penerapan google
classroom pada pembelajaran PAI di SMA N 7 Kota Jambi yaitu sebagai
berikut:
a. Latar Belakang Siswa yang Berbeda
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Delnedi Ziswan
M. Pd selaku Kepala Sekolah di SMAN 7 Kota Jambi mengatakan
bahwa:
“ Latar belakang siswa di SMA N 7 Kota Jambi berasal
dari keluarga yang berbeda-beda, dan tentu hal ini akan
menjadi penghamabat karna tidak semua siswa begitu lihai
dalam menggunakan Android” (Wawancara, Ddlnedi
Ziswan, 25 Februari 2021)
Dalam hal ini yang menjadi penghambat yaitu karena siswa
memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan tidak semua lihai dalam
menggunakan Android serta koneksi internet yang sering tidak stabil di
tempat masing-masing siswa, serta kondisi hanpdhone yang kurang
baik untuk mengakses google classroom.
Besrdasarkan hasil wawancara dengan bapak Basril S. Pd selaku
wakakurikulum di SMA N 7 Kota Jambi mengatakan bahwa:
b. Guru PAI yang Belum Profesional
“ Beberapa guru di SMA N 7 Kota Jambi salah satunya
guru PAI masih terdapat guru yang belum memahami
pembelajaran dengan google classroom dan kurang kreatif
dalam model pemebelajaran dan beberapa guru masih ada
yang merasa familiar dengan pembelajaran google
classroom, dan dari mereka lebih memilih pembelajaran
dengan media lain yang mereka kuasai” (Wawancara,
Basril, 25 Februari 2021)
Bapak Delnedi Ziswan M. Pd juga mengatakan:
c. Gangguan Akses Internet
“Gangguan jaringan internet mendadak yang dimiliki oleh
siswa, serta beberapa guru untuk dapat mengakses google
classroom. Dalam hal ini yang menjadi penghambat di
SMA N 7 Kota jambi yaitu beberapa siswa memiliki
jaringan yang kurang baik, karena terbatasnya kuota
internet yang dimiliki olehnya” (Wawancara, Delnedi
Ziswan, 2 Maret 2021)
Dari hasil wawancra dapat dismpulkan bahwa dalam penerapan
google clasroom masih memiliki beberapa penghambat, dan menurut
penunuturan bapak Delnedi Ziswan selaku kepala sekolah penerapan
65
google clasroom ini akan terus berjalan karena ini salah satunya jalan
efektif dalam proses pembelajaran jarak jauh.
Mealui wawancara dan observasi diatas, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa penerapan google clasroom sudah
masuk dalam kategori baik dan layak untuk di teruskan demi
keberlanjutan proses belajar mengajar.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai implementasi google
classroom pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X Mia. 3 di SMA
Negeri 7 Kota Jambi tahun ajaran 2020/2021, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah yang penulis tentukan pada
penelitian yaitu:
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penerapan pembelajaran PAI
dengan google classroom, antara lain dimulai dari: perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pembelajaran, yaitu:
1. Penerapan google classroom pada perencanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA N 7 Kota Jambi yaitu dengan mengkaji silabus serta
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pembuatan grup kelas pada
google classroom, modul pembelajaran, serta pembuatan instrumen
evaluasi pembelajaran daring.
2. Penerapan google classroom pada pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA
Negeri 7 Kota jambi dilaksanakan melalui strategi pemberian teks bacaan
dan penugasan. Dalam hal ini guru memberikan tugas kepada peserta didik
untuk dibaca dan dikerjakan serta dikumpulkan pada grup google
classroom sebelum batas akhir penugasan selesai.
3. Sedangkan penerapan google classsroom pada evaluasi pembelajaran PAI
dilaksanakan melalui tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
sikap, serta aspek keterampilan. Pada aspek pengetahuan, guru memberikan
penilaian berupa Ulangan Harian (UH), Penilaian Tengah Semester (PTS).
Pada aspek sikap untuk penilaian berupa kegiatan pelaksanaan sholat lima
waktu serta sunah, dan kegiatan positif. Sedangkan untuk aspek
keterampilan guru mengambil nilai dari tugas membuat video bersama
keluarga.
67
B. SARAN
Penerapan google classroom pada pembelajaran PAI bukanlah hal yang
mudah. Pada upaya yang telah dilakukan SMA Negeri 7 Kota Jambi dalam
mengelola pembelajaran dengan google classroom kurang efektif untuk
pembelajaran PAI. Namun, pada kesempatan ini penulis merekomendasikan
beberapa saran kepada pihak terkait mengenai penerapan google classroom
dengan ditambah metode yang lainnya pada pembelajaran PAI untuk
diterapkan di SMA Negeri 7 Kota jambi.
1. Kepada Guru PAI
A. Membuat strategi pembelajaran dengan google classroom yang
lebih menarik dan variatif.
B. Melaksanakan rapat intern sesama guru PAI untuk menciptakan
suatu strategi pembelajaran daring yang menarik serta kreatif.
C. Melaksanakan pelatihan terkait IT bagi semua guru sehingga
mampu mengoptimalkan penerapan google classroom pada
pembelajaran.
2. Kepada Kepala Sekolah
Akan lebih baik lagi jika sekolah memberikan sarana serta
prasarana yang menunjang proses pembelajaran. Untuk sarana dan
prasarana yang dapat diberikan oleh sekolah pada pembelajaran
daring yaitu seperti pemberian kuota internet gratis untuk siswa.
3. Kepada Kurikulum
Akan lebih baik lagi jika bagian kurikulum mengkoordinasikan
kepada semua guru PAI untuk diseragamkannya penerapan suatu
media pembelajaran yang lebih efektif serta efisien, sehingga
penerapan media yang digunakan oleh guru mudah untuk
dievaluasi.
C. Kata Penutup
Dengan mengucapakan kata puji dan syukur kehadirat Allah SWT, serta
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dan menyumbangkan pikiran atau materi dalam membantu penulis
68
hingga dapat menyelesaikan suatu karya ilmiah yang dapat penulis wujudkan
dalam bentuk skripsi.
Penulis menyadari akan keterbatasann dan kekurangan dakam isi
pembahasan skripsi ini, untuk itu deangan kerendahan hati penuis mohon
kepada semua pihak agar dapat memberi kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi yang penulis susun ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri, akhirnya kata kepada Allah SWT penulis
mohon ampun dan petunjuk-Nya yang melimpah taufik kepada kita semua.
69
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an: Al-Alaq ayat 1-5 dan An-Nahl ayat 125
Hamzah B. Uno, Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran, Bumi
Aksara, 2011.
Oby Khoirul, Implementasi Tools Google Clasroom Pada Mata Kuliah Qowaidul
Fiqqiyah Program Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Universitas
Semarang. Vicratina: Vol 4 No 8, 2019.
Siti Qomariah, Implementasi Pemanfaatan Google Clasroom Untuk
Pembelajaran di Era Revolusi 4. 0, Sindimas, STMIK Pontianak, 2019.
Barkah Ari, Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berdasarkan Motivasi
Belajar Peserta Didik SMA, 2012.
Maisaroh Annis Mufida, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Make A
Match Dengan Rotating Trio Exchange Terhadap Hasil Belajar IPA, E-
Jurnal. Com, 2015.
Abd Rozak, Askin Muharam Albantani, dkk, Desain Perkuliahan Bahasa Arab
Melalui Google Clasroom, Arabiyat: Vol 5 No 1, 2018.
Lantip Diat Prasojo, Teknologi Informasi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media,
2011.
Deni Darmawan, Pengembangan E-Learning Teori Dan Desain, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2014.
Asnurul Isroqmi, Pentingnya Pengusaan Beberapa Aplikasi Komputer Bagi
Dosen Di Pembelajaran Daring Berbasis Moodle, Seminar Naisonal
Program Sarjana, Diselenggarakan Oleh Uiversitas PGRI Pelembang,
2020.
Hengki Tamando Sitohang, Pembuatan Aplkasi E-Learning Pada SMK Swasta
Pariwista Imelda Medan, Mantik Penusa, Vol. 1, No. 2, 2017.
70
Siti Qomariah, dkk, Implementasi Pemanfaatan Google Clasroom Untuk
Pembelajaran Di Era Revolusi 4.0, Sindimas, 2019.
Lilis Amalia Rosdiana, dkk, Meningkatkan Kedisiplinan Melalui Google
Clasroom Dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Semantik: Vol. 9, No.
1, 2020.
Abd Rozak, dkk, Desain Perkuliahan Bahasa Arab Melalui Google Clasroom,
Arabiyat: Vol. 5, No. 1, 2018.
Vicky Dwi Wicaksono, Putri Rachmadyani, Pembelajaran Blended Learning
Melalui Google Clasroom Di Sekolah Dasar, Seminar Nasional
Pendidikan PGSD UMS&HDPGS Di Wilayah Jawa Timur, 2019.
Bambang Warista, Teknologi Pembelajaran: Landasan Dan Aplikasinya, Rineka
Cipta, 2008.
Muhaimin , dkk, Strategi Belajar Mengajar, Citra Media, 2000.
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2008.
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), Remaja Rosdakarya, 2006.
Mujamil Qomar, Manajemen Pembelajaran Pendidikan, 2018.
E-Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi, PT. Bumi Aksara, 2018.
Juniriang Zendrato, Tingkat Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Di
Kelas, Scolaria: Vol. 6 No. 2, 2016.
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Bumi Aksara, 2004.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D), Alfabetha, 2017.
Endang Widi Winarni, Teori Dan Praktik Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif,
PTK, R&D: Bumi Aksara, 2018.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: Alfabetha, 2008.
John W. Creswell, Research Design Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, Dan
Mixed, 3 Ed, 2013.
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Fokus Groups Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif, Ed.1: PT Raja Grafindo Persada,
2013.
71
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2017.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018.
72
Lampiran 1
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
(IPD)
Judul Skripsi: Implementasi Google Clasroom Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
i. Observasi
1. Mengamati sisitem pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota
Jambi
2. Mengamati proses pembelajaran siswa siswi melalui google clasroom di
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
3. Mengamati cara mengajar guru PAI melalui google clasroom di Sekolah
Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
4. Mengamati kondisi situasi Sekolah menengah Atas Negri 7 Kota Jambi
ii. Wawancara
1. Kepala Sekolah
a. Bagaimana implementasi google clasroom di Sekolah Menengah Atas
Negri 7 Kota Jambi?
b. Apakah tujuan diterapkannya pembelajaran melalui google clasroom
di Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi?
c. Apa kendala dalam menerapakan pemebelajaran melalui google
clasroom di Sekolah Menengah Atas negri 7 Kota Jambi?
d. Sejak kapan mulai diterapkannya pembelajaran melalui google
clasroom?
e. Apakah implementasi pembelejaran melalui google clasroom sudah
berjalan dengan baik?
2. Wakakurikulum
73
a. Bagaiama proses implementasi google clasroom di Sekolah?
b. Apa kendala dalam menerapakan pemebelajaran melalui google
clasroom di Sekolah Menengah Atas negri 7 Kota Jambi?
c. Apakah implementasi pembelejaran melalui google clasroom sudah
berjalan dengan baik?
d. Apakah tujuan diterapkannya pembelajaran melalui google clasroom di
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi?
e. Sejak kapan mulai diterapkannya pembelajaran melalui google
clasroom?
f. Apakah penerapan google clasroom masih layak untuk di teruskan?
3. Guru
a. Bagaiama proses implementasi google clasroom di Sekolah?
b. Apakah implementasi pembelejaran melalui google clasroom sudah
berjalan dengan baik?
c. Apakah tujuan diterapkannya pembelajaran melalui google clasroom di
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi?
d. Apa kendala dalam menerapakan pemebelajaran melalui google
clasroom di Sekolah Menengah Atas negri 7 Kota Jambi?
e. Apakah penerapan google clasroom masih layak untuk di teruskan?
f. Sejak kapan mulai diterapkannya pembelajaran melalui google
clasroom?
g. Model pemebelajaran seperti apa yang digunakan melaui google
clasroom?
4. Siswa
a. Bagaiama proses implementasi google clasroom di Sekolah?
b. Apakah implementasi pembelejaran melalui google clasroom sudah
berjalan dengan baik?
c. Apakah tujuan diterapkannya pembelajaran melalui google clasroom di
Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi?
d. Apa kendala dalam menerapakan pemebelajaran melalui google
clasroom di Sekolah Menengah Atas negri 7 Kota Jambi?
74
e. Apakah penerapan google clasroom masih layak untuk di teruskan?
f. Model pemebelajaran seperti apa yang digunakan melaui google
clasroom?
g. Bagaimana menurut pendapat kalian dengan pembeleajaran melalui
google clasromm?
C. Dokumentasi
1. Historis dan Geografis
2. Struktur dan Organisasi
3. Kedaan guru, karyawan dan siswa-siswi
4. Keadaan sarana dan prasarana
75
Lampiran 2
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA KETERANGAN
1 Delnedi Ziswan M. Pd Kepala Sekolah
2 Basril S. Pd Wakakurikulum
3 Hidayat S. Pd.I Guru PAI
76
Lampiran 3
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA KETERANGAN
1 Adinda Natsya putri Siswa kelas X Mia 3
2 Andrian Afrilia Sari Siswa kelas X Mia 3
3 Firaldi Siswa kelas X Mia 3
4 Citra Siswa kelas X Mia 3
5 Eva Wahyuni Siswa kelas X Mia 3
6 Abdurrahman Adam Siswa kelas X Mia 3
7 Bunga Siswa kelas X Mia 3
8 Hidayat, S. Pd. I Guru PAI
77
Lampiran 4
DAFTAR GAMBAR
(Dukumentasi observasi bersama guru PAI dan wawancara bersama siswa kelas X
Mia 3)
(Dokumentasi observasi dan wawancara kelas X Mia 3 SMAN 7 Kota Jambi)
78
(Dokumentasi observasi dan wawancara di kelas Mia 3 SMAN 7 Kota Jambi)
(Dokumentasi observasi dan wawncara bersama bapak kepala Sekolah Menengah
Atas Negri 7 Kota Jambi)
79
(Dokumentasi halaman pekarangan Sekolah Menengah Atas Negri 7 Kota Jambi)
80
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Masria Siregar
Tempat/Tanggal Lahir : Padang Bujur, 01 Juli 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Isl
Alamat
Nama Orang Tua
: Jl. Sipupus, Desa. Padang Bujur, Kec. Padang
Bolak Julu,
Kab. Padang
Lawas Utara
(Medan)
Ayah : Agus Salim
Siregar
Ibu
Riwayat Pendidikan
: Timoria
Harahap
Sekolah Dasar : SD Negeri 101420 Medan
Lulus tahun 2010
Sekolah Menengah Pertama : MTs TPI Balakka (Medan)
Lulus tahun 2013
Sekolah Menengah Umum : MAS TPI Balakka (Medan)
Lulus tahun 2016
Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
Tahun 2017-2021
81
Top Related