*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 1
HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA* EDI RIADI**
A. SURAT GUGATAN
Dasar hukum gugatan:
- Pasal 118 HIR/142 RBg.;
- Pasal 119 HIR/143 RBg.;
- Pasal 120 HIR/144 RBg.;
- Pasal 67,73 UU.No.7/1989 yg.sdu.UU.No.3/2006 dan UU.No.50/2009;
- Yurisprudensi nomor 769K/sip/1976 tanggal 24-8-1978;
- Staatsblaad 1919-776;
Syarat formal gugatan:
- Penggugat harus memiliki hubungan dan kepentingan hukum dengan pokok
gugatan;
- Gugatan memuat identitas penggugat dan tergugat minimal meliputi nama, umur,
tempat kediaman;
- Gugatan harus diajukan kepada pengadilan agama yang berwenang memeriksa,
mengadili dan memutus perkara yang bersangkutan;
- Gugatan harus memuat fakta kejadian;
- Gugatan harus mempunyai dasar hukum;
- Gugatan harus memuat tuntutan yang diminta secara rinci;
- Fakta kejadian dan dasar hukum dalam posita harus sejalan dengan tuntutan yang
diminta, atau sebaliknya tuntutan yang diminta harus sejalan dengan fakta kejadian
dan dasar hukum dalam posita;
- Surat gugatan harus dibuat dan ditandatangani sendiri oleh penggugat/atau kuasa
hukumnya yang sah;
- Penggugat yang tidak bisa baca-tulis gugatan diajukan secara lisan dihadapan ketua
atau hakim yang ditujuk oleh ketua pengadilan, yang selanjutnya akan dicatat dan
ditanda tangani oleh ketua atau hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan atau
dibubuhi cap jempol yang bersangkutan yang disahkan oleh ketua pengadilan/hakim
yang ditunjuk oleh ketua setalh isinya dibacakan kepada penggugat;
Syarat materiil gugatan:
- Gugatan harus berisi alasan yang dibenarkan hukum;
- Jika syarat formal dan materiil belum dianggap lengkap, hakim harus memberikan
petunjuk untuk dilakukan perubahan;
Gabungan gugatan:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 2
Dasar hukum:
- Yurisprudensi;
- Pasal 66 ayat (5), Pasal 86 ayat (1) UU.No.7/1989 yg.sdu.dg.UU.no.3/2006 dan
UU.No.50/2009;
Gabungan beberapa pokok gugatan:
- Beberapa pokok gugatan digabungkan dalam satu gugatan;
- Terdapat hubungan erat antara pokok gugatan satu dengan pokok gugatan lainnya;
- Terdapat hubungan hukum antara pengguat, tergugat dan beberapa pokok gugatan
yang digabungkan;
Gabungan subyektif:
- Gabungan beberapa orang Penggugat melawan seorang Tergugat;
- Gabungan beberapa orang Tergugat yang digugat oleh seorang Penggugat;
- Gabungan beberapa orang Penggugat melawan beberapa orang Tergugat;
- Antara para penggugat, tergugat dan pokok perkara ada hubungan hukum;
Syarat-syarat penggabungan:
- Terdapat hubungan erat antara satu gugatan dengan gugatan lainnya;
- Terdapat hubungan hukum;
Gabungan yang dilarang:
- Jika pemilik beberapa objek gugatan berbeda;
- Gugatan yang digabungkan tunduk pada hukum acara yang berbeda, kecuali yang
ditentukan lain berdasarkan undang-undang;
- Gugatan tunduk pada kompetensi absolut pengadilan yang berbeda;
- Gugatan rekonvensi tidak ada hubungan dengan gugatan konvensi;
Contoh Form surat gugatan:
Jakarta, ……………………………………
Kepada Ketua Pengadilan Agama …………………………..
Di …………………………………..
Assalamu alaikum wr. wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
……………………………………., umur………………………., bertempat tinggal di Jl. ………..
RT……….RW……………………..Kelurahan ……………… Kecamatan ……………..……………………….
Kota/Kabupaten …………………………selanjutnya disebut Penggugat;
Mengajukan gugatan carai terhadap suami saya:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 3
…………………………………, umur, ……………………..bertempat tinggal di Jl. ………..
RT……….RW……………………..Kelurahan ……………………………………Kecamatan……………………….
Kota/Kabupaten …………………………selanjutnya disebut Tergugat;
Dengan alasan-alasan sebagai berikut:
Bahwa Penggugat istri sah Tergugat menikah pada tanggal ………………..di
……………….tercatat di Kantor Urusan Agama ……………………………………….dengan Nomor
……………………………tanggal ………………………..;
Bahwa dari perkawinan tersebut Penggugat dan Tergugat sudah memperolaeh dua
orang anak masing-masing bernama …………………………lahir ……………………………… dan
………………………… umur ……………….;
Bahwa Penggugat dan Tergugat terus menerus berselisih dan bertengkar dan tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga disebabkan:
1. Tergugat kurang bertanggung jawab terhadap nafkah lahir maupun batin karena
Tergugat jarang pulang kerumah;
2. Tergugat selama dua tahun terakhir ini lebih banyak tinggal di rumah wanita
kekasihnya di kelurahan …………….kecamatan …………………kota ………………;
3. Tergugat memiliki sifat yang kasar sering memarahi dan memukul Penggugat
hanya persoalan kecil;
Bahwa Penggugat sudah berupaya bermusyawarah dengan Tergugat agar Tergugat
meninggalkan wanita kekasihnya dan membina rumah tangga dengan baik demi masa
depan anak-anak akan tetapi Tergugat tidak pernah merubah sikap buruknya;
Bahwa disamping itu Tergugat pernah dinasihati oleh pihak keluarga Tergugat, juga
tidak mau merubah prilaku buruknya;
Bahwa Penggugat sudah tidak sanggup lagi berumah tangga dengan Tergugat, oleh
karenanya mengajukan gugatan cerai karena alasan gugatan Penggugat sudah
memenuhi Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116
huruf f Kompilasi Hukum Islam;
Bahwa dua anak Penggugat dan Tergugat masih di bawah usia 12 tahun dan selama ini
anak tersebut tinggal bersama Penggugat dan dipelihara oleh Penggugat, karena
Tergugat jarang tinggal di rumah bersama Penggugat dan anak-anak. Di samping itu
Tergugat berperilaku buruk sehingga tidak pantas untuk memelihara dan merawat anak-
anak, oleh karenanya mohon kedua anak tersebut ditetapkan dibawah pemeliharaan
Penggugat;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 4
Bahwa oleh karena anak ditetapkan dipeliahara oleh Penggugat, agar Tergugat sebagai
ayah dari anak-anak agar ditetapkan bertanggung jawab memenuhi biaya kebutuhan
sandang, pangan, kesehatan dan pendidikan anak-anak tersebut dan diperintahkan
untuk menyerahkan biaya hidup dua orang anak tersebut kepada Penggugat;
Atas dasar alasan-alasan tersebut di atas mohon Pengadilan Agama ………………..
memutus perkara ini sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Memutuskan perkawinan Penggugat (………………………..) dengan Tergugat
(………………………..) dengan talak satu bain sughra;
3. Menetapkan dua orang anak masing-masing bernama ……………………….., dan
………………..di bawah pemeliharaan Penggugat;
4. Menguhukum Tergugat menyerahkan nafkah dua orang anak tersebut sejumlah
Rp ……………………….kepada Penggugat setiap bulan;
5. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;
6. Menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya;
Penggugat/kuasa Penggugat
Rita/Dodi
B. PERMOHONAN
Dasar hukum permohonan:
- Tersebar dalam berbagai peraturan perundang-undangan, sebagai contoh Ps.6 ayat
(2) UU.No.1/1974; Pasal 7 UU.1974; Ps.13 dan 17 UU.1/1974; Permenag No.2/1987;
Pasal 23 ayat (2) KHI; Pasal 49 UU.No.7/1989 yg.sdu.dg UU.No.3/2006 dan
No.50/2009 jo penjelasan Pasal 49.
Syarat formal permohonan:
- Identitas pemohon meliputi nama, umur, tempat tinggal;
- Fakta peristiwa;
- Fakta hukum;
- Tuntutan yang dimohonkan;
- Adanya hubungan yang relevan anatara posita (fakta peristiwa dan fakta hukum)
dengan petitum (tuntutan yang dimohonkan);
- Ditanda tangani oleh pihak pemohon atau orang yang diberi kuasa khusus untuk itu;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 5
Jika pemohon tidak tahu baca tulis permohonan disampaikan secara lisan kepada
ketua atau hakim yang ditunjuk oleh ketua pengadilan, dan permohonan lisan
tersebut dicatat oleh ketua atau hakim yang ditunjuk oleh kutua pengadilan setelah
isinya dibacakan kepada pemohon;
Syarat materil permohonan:
- Harus ada alasan yang dibenarkan hukum;
- Hakim harus memberikan petunjuk jika permohonan tersebut belum memenuhi
sayarat meteril dan formil;
Contoh form permohonan:
Jakarta, ……………………………………
Kepada Ketua Pengadilan Agama …………………………..
Di …………………………………..
Assalamu ‘alaikum wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
……………………………………., umur………………………., bertempat tinggal di Jl. ………..
Rt……….Rw……………………..Kelurahan ………………….……………… kecamatan……………………….
kota/kabupaten …………………………selanjutnya disebut Pemohon;
Dengan ini mengajukan permohonan izin kawin dengan alasan-alasan sebagai berikut:
Pemohon saat ini berusia 19 tahun;
Pemohon akan melangsungkan perkawinan dengan seorang laki-laki/perrempuan
bernama ……………………umur……………….bertempat tinggal di ………………………..
Oleh karena usia pemohon belum mencapai 21 tahun sesuai Pasal 6 ayat (2) bagi orang
yang belum mencapai usia 21 tahun yang akan melangsungkan perkawinan harus
mendapat izin dari orang tua;
Orang tua pemohon baik ibu maupun ayah tidak memberikan izin kepada pemohon
untuk melangsungkan perkawinan dengan wanita yang tersebut diatas;
Bahwa untuk memenuhi persyaratan perkawinan yang ditentukan oleh undang-undang
pemohon memohon kepada pengadilan agama …………… untuk memberikan putusan
yang amarnya sebai berikut:
Mengabulkan permohonan pemohon:
Mengizinkan pemohon untuk melangsungkan perkawinan dengan wanita/laki-laki yang
bernama ………………….
Menetapka biaya perkara menurut hukum;
Mohon putusan yang seadli-adlinya;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 6
Pemohon/Kuasa pemohon
Rudi/Rosita.
C. PMH
1. Dasar hukum PMH;
- Pasal 11 Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009;
- Pasal 93 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009;
2. Syarat formal PMH;
- Kepala penetapan meliputi: PENETAPAN, Nomor penetapan,
Bismillahirrahmanirrahim;
- Tanggal penetapan;
- Tanda tangan yang membuat penetapan;
- Yang membuat penetapan Ketua pengadilan atau wakil ketua/hakim
yang menjalankan tugas ketua pengadilan;
3. Syarat materil PMH;
- Pertimbangan pembuatan penetapan;
- Pasal-pasal undang-undang yang dijadikan dasar hukum pembuatan
PMH;
- Diktum penetapan;
Cotoh PMH;
PENETAPAN
Nomor …………../Pdt.G/2010/PA….
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Ketua Pengadilan Agama ………….. telah membaca surat gugatan/permohonan tanggal
…………………………………….,register perkara nomor ………../Pdt.G/2010/PA…….yang didaftar
pada tanggal ………………………………;
Menimbang, bahwa untuk memeriksa, mengadili dan memutus gugatan tersebut perlu
ditunjuk majlis hakim;
Memperhatikan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan
Kehakiman dan Pasal 93 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 7
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan dengan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama;
MENETAPKAN
Menunjuk:
1. Dra. ……………………………………….. sebagai ketua majlis;
2. ……………………………………………….. sebagai hakim anggota;
3. ……………………………………………….. sebagai hakim anggota;
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ……………
Ketua,
Dra. ……………………………………………..
D. PHS
Dasar hukum PHS:
- Pasal 121 ayat (1) HIR, Pasal 145 ayat (1) RBg.
Syarat formal PHS:
- Kepala Penetapan meliputi: PENETAPAN, Nomor penetapan,
Bismillahirrahmanirrahim;
- Tanggal penetapan;
- Tanda tangan yang membuat penetapan;
- Yang membuat penetapan ketua majelis yang diserahi memeriksa, mengadili
dan memutus perkara;
Syarat materil PHS:
- Pertimbangan pembuatan penetapan;
- Pasal-pasal undang-undang yang dijadikan dasar hukum pembuatan PHS;
- Diktum penetapan;
Contoh PHS:
PENETAPAN
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 8
NOMOR 1018/Pdt.G/2009/PA. …
BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM
Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama …………….telah membaca dan mempelajari
gugatan/permohonan* tertanggal ……………………yang didaftar dalam register perkara
dengan Nomor …………../Pdt.G/2009/PA. ……..yang diajukan oleh:
……………………………………, umur …………, pekerjaan ……………….., bertempat tinggal
…………………………, sebagai Penggugat/Pemohon*.
Melawan
……………………………………, umur …………, pekerjaan ……………….., bertempat tinggal
…………………………, sebagai Tergugat/Termohon*.
Membaca surat penetapan Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur tertanggal ……………..
nomor ……………………..tentang Penunjukkan Majlis Hakim;
Menimbang, bahwa untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut harus
menetapkan hari sidang;
Memperhatikan Pasal 121 ayat (1) HIR/145 ayat (1) RBg. serta ketentuan hukum lainnya
yang berkaitan;
MENETAPKAN
Menentukan, bahwa pemeriksaan perkara tersebut akan dilangsungkan pada hari
……………..tanggal ……………………..pukul …………………….;
Memerintahkan juru sita Pengadilan Agama …………………untuk memanggil kedua belah
pihak yang berperkara supaya datang di muka persidangan Pengadilan Agama Jakarta
…………………….pada hari dan tanggal serta jam yang telah ditetapkan tersebut di atas;
Memerintahkan pula Juru sita agar menyerahkan satu helai salinan surat
gugatan/permohonan* dan memberitahukan bahwa ia atau kuasanya dapat
mengajukan jawaban secara lisan atau tertulis dalam persidangan pada hari persidangan
yang telah ditentukan di atas;
Menentukan, bahwa tenggang waktu antara hari pemanggilan kedua belah pihak yang
berperkara dengan hari persidangan paling sedikit tiga hari kerja;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 9
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal …………………..
Ketua Majlis
Dra. …………………………………………
Catatan:
*Coret yang tidak perlu.
E. PEMANGGILAN PARA PIHAK
Dasar hukum pemanggilan para pihak:
- Pasal 121 ayat (2) HIR/Pasal 145 ayat (2) RBg;
- Pasal 388 HIR/Pasal 716 RBg;
- Pasal 389 HIR/Pasal 717 RBg;
- Pasal 390 HIR/Pasal 718 RBg.;
- Pasal 391 HIR/Pasal 719 RBg.
- Pasal 27 PP No.9/1975, Pasal 28 PP No.9/1975;
Panggilan sah:
- Panggilan harus dilakukan oleh Juru sita/Pegawai yang berwenang;
- Disampaikan kepada pihak/kuasanya langsung;
- Disampaikan di tempat tinggal pihak atau tempat kediaman yang nyata/tempat
kuasanya berkantor;
- Jika pihak/kuasanya tidak dijumpai ditempat tinggal atau ditempat kediamannya
yang nyata/di tempat kuasa berkantor maka panggilan disampaikan melalui
Kepala Desa/Kelurahan;
- Jika pihak telah meninggal dunia disampaikan kepada ahli warisnya;
- Jika ahli warisnya tidak diketahui tempat tinggalnya disampaikan melalui kepala
desa dimana pihak tersebut terakhir bertempat tinggal sebelum meninggal
dunia;
- Jika tidak diketahui tempat tinggalnya secara pasti disampaikan melalui
bupati/walikota setempat, untuk diumumkan;
- Dalam kasus perceraian tergugat yang tidak diketahui tempat tinggalnya yang
pasti panggilan diumumkan dalam media massa setempat sebanyak dua kali
dengan tenggat waktu antara pengumuman pertama dan kedua selama satu
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 10
bulan. Tenggat waktu antara panggilan terakhir dengan persidangan ditetapkan
sekurang-kurangnya tiga bulan. Jika penggugat dan tergugat pada sidang yang
telah ditentukan tidak hadir maka penggugat dipanggil kembali dan tergugat
dipanggil melalui bupati/walikota setempat, untuk diumumkan;
- Jarak waktu pemanggilan dengan hari persidangan minimal 3 hari kerja, tidak
termasuk hari panggilan dilakukan jika panggilan tersebut dilakukan kepada
pihak yang bersangkutan/kuasanya;
Gugatan diputus gugur:
- Dasar hukum Pasal 124 HIR/148 RBg.
Syarat gugatan dapat digugurkan:
- Penggugat/kuasanya telah dipanggil secara sah (patut dan resmi) untuk
menghadap persidangan yang telah ditentukan tidak hadir;
- Ketidak hadiran Penggugat tidak didasarkan atas alasan yang dibenarkan
hukum;
- Gugatan dapat digugurkan dalam sidang pertama atau dalam sidang ke dua;
Gugatan diputus verstek:
- Dasar hukum Pasal 125 HIR/Pasal 149 RBg.
Syarat perkara diputus verstek:
- Tergugat/kuasanya telah dipanggil secara sah (patut dan resmi) untuk
menghadap persidangan yang telah ditentukan akan tetapi tidak hadir;
- Ketidak hadiran Tergugat tidak didasarkan atas alasan yang dibenarkan oleh
hukum;
- Gugatan beralasan dan tidak melawan hukum;
Contoh Surat panggilan:
SURAT PANGGILAN
Nomor …………/Pdt.G/………/PA. …….
Pada hari ini ………………… tanggal ………………….saya …………………………Juru Sita Pengganti
pada Pengadilan Agama ………………………….atas perintah Ketua Majelis Hakim Pengadilan
Agama tersebut dalam perkara ……………..nomor ………………………. Telah memanggil:
Nama : ……………………………….
Umur : ……………………………….
Pekerjaan : ……………………………….
Tempat tinggal : ……………………………….
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 11
Sebagai : ……………………………….
Untuk datang dimuka persidangan Pengadilan Agama ……………..Jalan ……………….. pada:
Hari : …………………………………
Pukul : …………………………………
Ruang sidang : …………………………………
Sehubungan akan dilaksanakan persidangan perkara ……………………….tersebut anatara:
………………………………………..sebagai Penggugat/Pemohon;
Melawan
………………………………………..sebagai Tergugat/Termohon;
Panggilan ini saya laksanakan di tempat tinggal yang dipanggil dan ditempat tersebut
saya bertemu/tidak bertemu dengan ……………………………………………………………………….
Selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada relaas
panggilan ini;
Selanjutnya setelah relaas panggilan ini ditandatangani saya menyerahkan satu salinan
gugatan/permohonan yang diajukan oleh pihak Penggugat/Pemohon dan menerangkan
kepadanya bahwa ia dapat menjawab secara lisan atau tertulis yang ditanda tangani
olehnya sendiri atau kuasanya yang sah serta diajukan pada waktu sidang tersebut
diatas;
Kemudian saya telah menyerahkan kepadanya sehelai salinan surat panggilan ini;
Demikian Panggilan ini saya laksanakan dengan mengingat sumpah jabatan;
Yang menerima; Jurusita Pengganti;
…………………………………. ………………………………………
Contoh putusan gugur:
PUTUSAN
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 12
NOMOR ………../PDT.G/………./PA…………
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUAHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ………….yang memeriksa dan mengadili perkara …………telah
menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh:
………………………………, umur …………………betempat tinggal di ……………………………..dalam
hal ini dikuasakan kepada ………………………… Advokat pada
………………………………berkantor di ……………….berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal ……………………………….., sebagai Penggugat;
Melawan
………………………………, umur ……………….., bertempat tinggal di ……………………………….dalam
hal ini memberikan kuasa kepada ……………………………Advokat pada
……………………………berkantor di ………………………………….berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal ……………………………., sebagai Tergugat;
Pengadailan Agama tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah memeriksa para pihak dan saksi-saksi;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa, Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal ……………………..yang telah didaftar
dalam register perkara dengan nomor ………………………..tanggal …………………………yang isi
pokoknya sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 13
Bahwa Penggugat telah dipanggil secara sah pada tanggal …………………………sebagaimana
tertuang dalam relaas panggilan nomor …………………………tanggal …………………………….,
akan tetapi tidak hadir dan tidak pula mewakilkan kepada orang lain untuk hadir dalam
persidangan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa perkara ini mengenai gugatan perceraian antara para pihak
yang beragama Islam, dan perkawinannya dilangsungkan secara hukum Islam maka
Pengadilan Agama berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini;
Menimbang bahwa Penggugat mendalilkan bahwa ia telah melangsungkan
perkawinan dengan Tergugat secara Islam dan saat ini rumah tangganya sudah tidak
harmonis dan sudah sulit untuk dirukunkan lagi, maka Penggugat mempunyai legal
standing untuk mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat;
Menimbang, bahwa Penggugat telah dipanggil secara patut akan tetapi tidak
hadir dalam persidangan dan tidak mewakilkan kepada orang lain untuk hadir dalam
persidangan serta ketidak hadirannya tidak didasarkan alasan yang dibenarkan oleh
hukum oleh karena itu berdasarkan Pasal 124 HIR/148 RBg. gugatan Penggugat harus
digugurkan;
Menimbang bahwa berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009, dan Pasal 146 HIR biaya perkara dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Menggugurkan gugatan gugatan Penggugat;
2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini
sejumlah Rp ………………… ( ………………………………………………)
Demikian dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majlis hakim pengadilan
agama ………………pada hari …………………. tanggal ………………………. oleh kami
…………………….. sebagai hakim ketua, …………………………….dan …………………………..masing-
nasing ssebagai hakim anggota. Putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ……………..tanggal ……………………..oleh ketua majlis tersebut beserta
hakim-hakim anggota dibantu oleh ……………………….. sebagai panitera pengganti dengan
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 14
tidak dihadiri oleh Penggugat/kuasa Penggugat dan dihadiri oleh Tregugat/kuasa
Tergugat;
Hakim-hakim anggota, Hakim ketua,
…………………………………. …………………………………
……………………………………….
Panitera penggaganti
……………………………………….
Perincian biaya perkara:
1. …………………………………..Rp
2. ………………………………….. Rp
3. ………………………………….. Rp………………………………
Jumlah Rp
Contoh putusan verstek:
PUTUSAN
NOMOR ………../PDT.G/………./PA…………
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ………….yang memeriksa dan mengadili perkara …………telah
menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh:
………………………………, umur …………………betempat tinggal di ……………………………..dalam
hal ini dikuasakan kepada ………………………… Advokat pada
………………………………berkantor di ……………….berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal ……………………………….., sebagai Penggugat;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 15
Melawan
………………………………, umur ……………….., bertempat tinggal di ……………………………….dalam
hal ini memberikan kuasa kepada ……………………………Advokat
pada ……………………………berkantor di ………………………………….
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal …………………………….,
sebagai Tergugat;
Pengadailan Agama tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah memeriksa para pihak dan saksi-saksi;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa, Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal ……………………..yang telah
didaftar dalam register perkara dengan nomor ………………………..tanggal
…………………………yang isi pokoknya sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………;
Bahwa Tergugat telah dipanggil secara sah pada tanggal …………………………sebagaimana
tertuang dalam relaas pangilan nomor …………………………tanggal …………………………….,
akan tetapi tidak hadir dan tidak pula mewakilkan kepada orang lain untuk hadir dalam
persidangan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa perkara ini mengenai gugatan perceraian antara para pihak
yang beragama Islam, dan perkawinannya dilangsungkan secara hukum Islam maka
Pengadilan Agama berwenang memerikasa, mengadili dan memutus perkara ini;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 16
Menimbang bahwa Penggugat mendalilkan bahwa ia telah melangsungkan
perkawinan dengan Tergugat secara Islam dan saat ini rumah tangganya sudah tidak
harmonis dan sudah sulit untuk dirukunkan lagi, maka Penggugat mempunyai legal
standing untuk mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat;
Menimbang, bahwa Tergugat telah dipanggil secara sah akan tetapi tidak hadir
dalam persidangan dan tidak pula mewakilkan kepada orang lain untuk hadir dalam
persidangan serta ketidak hadirannya tidak didasarkan alasan yang dibenarkan oleh
hukum. Disamping itu gugatan penggugat beralasan dan tidak bertentangan dengan
hukum oleh karena itu berdasarkan Pasal 124 HIR/148 RBg. gugatan Penggugat harus
dikabulkan dengan verstek;
Menimbang bahwa berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
yang sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang
Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara dibebankan kepada Penggugat;
Mengingat peraturan perundang-undangan dan hukum Islam yang berkaitan dengan
perkara ini;
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara sah akan tetapi tidak hadir dalam
persidangan;
2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………..;
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………….;
5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sejumlah
Rp ………………… ( ………………………………………………)
Demikian dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majlis hakim Pengadilan
Agama ………………pada hari ………………….tanggal ……………………….oleh kami
……………………..sebagai hakim ketua, …………………………….dan …………………………..masing-
masing sebagai hakim anggota. Putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ……………..tanggal ……………………..oleh ketua majlis tersebut beserta
hakim-hakim anggota dibantu oleh ………………………..sebagai paitera pengganti dengan
dihadiri oleh kuasa Penggugat dan tidak dihadiri oleh Tergugat;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 17
Hakim-hakim anggota, Hakim ketua,
…………………………………. …………………………………
……………………………………….
Panitera penggaganti
……………………………………….
Perincian biaya perkara:
1. …………………………………..Rp
2. ………………………………….. Rp
3. ………………………………….. Rp………………………………
Jumlah Rp
Contoh BAP yang memuat putusan gugur;
Contoh BAP yang memuat putusan verstek;
F. PERLAWANAN ATAS PUTUSAN VERSTEK
Upaya hukum terhadap putusan verstek adalah verzet;
Apabila penggugat mengajukan banding maka upaya hukum tergugat adalah banding;
Dalam perkara perceraian meskipun tergugat tidak hadir tetap harus dilakukan
pembuktian;
Dasar hukum perlawanan atas putusan verstek:
- Pasal 129 HIR/153 RBg.
Jangka waktu perlawanan putusan verstek:
- Jika pemberitahuan isi putusan verstek diserahkan secara langsung kepada
tergugat, perlawanan dapat diajukan dalam jangka waktu perlawan 14 hari
setelah putusan verstek tersebut diberitahukan;
- Jika pemberitahuan isi putusan verstek diberitahukan tidak secara langsung
kepada pihak Tergugat, perlawanan dapat diajukan sampai hari ke delapan
setelah anmaning;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 18
- jika pada saat anmaning pun Tergugat tidak hadir, perlawanan masih dapat
diajukan sampai hari ke delapan setelah perintah penyitaan;
Pengertian pelawan adalah pelawan yang benar:
- Ketidak hadiran Tergugat dalam persidangan putusan verstek, walaupun telah
dipanggil secara sah dan ketidak hadirannya tidak didasarkan alasan yang
dibenarkan oleh hukum bukan merupakan ukuran untuk menentukan pelawan
dapat dinyatakan sebagai pelawan tidak benar, yang menjadi ukuran adalah:
- Jika terlawan tidak dapat membuktikan gugatannya/atau pelawan dapat
melumpuhkan bukti terlawan maka pelawan adalah pelawan yang benar;
- Jika terlawan dapat membuktikan gugatannya atau pelawan tidak dapat
melumpuhkan bukti terlawan maka pelawan adalah pelawan yang tidak benar
dan tidak beralasan;
Contoh putusan perlawanan atas putusan verstek yang dikabulkan:
PUTUSAN
NOMOR ………../PDT.G/………./PA…………
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUAHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama ………….yang memeriksa dan mengadili perkara …………telah
menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh:
………………………………, umur …………………betempat tinggal di ……………………………..dalam
hal ini dikuasakan kepada ………………………… Advokat pada
………………………………berkantor di ……………….berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal ……………………………….., dahulu Tergugat
sekarang Pelawan;
Melawan
………………………………, umur ……………….., bertempat tinggal di ……………………………….dalam
hal ini memberikan kuasa kepada ……………………………Advokat
pada …………………………berkantor di ………………………………….
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal …………………………….,
dahulu Penggugat sekarang Terlawan;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah memeriksa para pihak dan saksi-saksi;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 19
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa, Terlawan telah mengajukan gugatan tanggal ……………………..yang telah didaftar
dalam register perkara dengan nomor ………………………..tanggal …………………………yang isi
pokoknya sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………;
Bahwa, terhadap gugatan Terlawan tersebut Pengadilan Agama ………….telah
menjatuhkan putusan nomor ………………….tanggal ……………..yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:
1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara sah akan tetapi tidak datang
menghadap dalam persidangan;
2. Mangabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….;
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………;
Bahwa terhadap putusan pengadilan Agama ………………tersebut Tergugat
(selanjutnya disebut pelawan) telah mengajukan perlawanan yang pada pokoknya
sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 20
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………;
Bahwa, untuk memenuhi Pasal 130 HIR dan Pasal ………….UU No.48 tahun 2009
serta SEMA RI Nomor 1 Tahun 2008 Pengadilan Agama telah memerintahkan pelawan
dan terlawan melakukan mediasi, dan para pihak telah menunjuk …………………….sebagai
mediator;
Bahwa, Mediator yang ditunjuk telah memberikan laporan mediasi yang isinya
menyatakan bahwa dalam beberapa kali pertemuan mediasi tidak ditemukan titik
persamaan antara pelawan dan terlawan untuk berdamai, sehingga tidak dicapai
kesepakatan untuk damai;
Bahwa, selanjutnya terlawan dan pelawan menyampaikan jawab menjawab
sebagaimana termuat dalam berita acara pesidangan yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari putusan ini;
Bahwa selajutnya terlawan mengajukan bukti tertulis sebagai berikut:
1. Fotokopi ……………………………yang dikeluarkan oleh ……………………………..tanggal
……………..bermeterai cukup, telah dicocokkan dengan aslinya tenyata cocok dengan
aslinya dan diberi kode bukti TL-1;
2. Fotokopi ……………………yang dikeluarkan oleh ……………………tanggal ………………..
bermeterai cukup, telah dicocokkan dengan aslinya akan tetapi tidak cocok dengan
aslinya dan diberi kode bukti TL-2;
3. Fotokopi ……………………….yang dikeluarkan oleh …………………………….tanggal ……………
bermeterai cukup, tidak dapat dicocokkan dengan aslinya karena terlawan tidak
mengajukan aslinya walaupun majlis sudah meminta aslinya, diberi kode bukti TL-3;
Bahwa disamping bukti tertulis Terlawan mengajukan dua orang saksi sebagai berikut:
Saksi I Terlawan nama ………………….., umur …………………. Bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 21
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
Saksi II Terlawan nama ………………….., umur …………………. bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
Saksi terlawan III nama ………………….., umur …………………. bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 22
Bahwa Pelawan menanggapi keterangan tiga orang saksi yang diajukan oleh
Terlawan adalah tidak benar karena keterangan saksi-saksi Terlawan merupakan
kesimpulan dari saksi bukan peristiwa yang dilihat, didengar dan dialami oleh saksi,
disamping itu ketiga saksi tersebut bertempat tinggal berbeda kabupaten dengan
tempat tinggal Pelawan dan Terlawan sedangkan mereka tidak menjelaskan latar
belakang bagaimana mereka tahu tentang peristiwa yang diterangkannya;
Bahwa selajutnya Pelawan dan Terlawan telah mengajukan kesimpulan masing-
masing sebagaimana termuat dalam berita acara yanag merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa Pelawan adalah sebagai pihak dalam putusan verstek
nomor ……………………tanggal ……………. , oleh karenanya pelawan mempunyai legal
standing untuk melakukan perlawanan terhadaap putusan verstek tersebut;
Menimbang, bahwa terlawan dalam gugatannya mengemukakan dalil-dalil
gugatan sebagai berikut:
1.………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..;
2………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………;
3………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….;
4………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….;
Menimbang bahwa Pelawan menolak dalil 2,3, dan 4 dan hanya membenarkan
dalil 1, oleh karena itu Terlawan berkewajiban membuktikan dalili angka 2,3,dan 4;
Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil-dalil yang ditolak oleh Pelawan,
Terlawan telah mengajukan bukti tertulis yakni bukti TL-1, TL-2, TL-3 dan TL-4;
Menimbang bahwa bukti TL-1 fotokopi dari surat yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang berdasarkan undang-undang, bermeterai cukup dan cocok dengan
aslinya serta tidak dibantah kebenarannya oleh Pelawan, oleh karena itu bukti tersebut
merupakan bukti autentik yang memenuhi syarat formal dan materil, sehingga bukti
tersebut dapat diterima dan mengikat;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 23
Menimbang, bahwa bukti TL-2 fotokopi dari surat yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang berdasarkan undang-undang yang sudah bermeterai akan tetapi
setelah dicocokkan dengan aslinya tidak cocok dengan aslinya, oleh karena itu bukti
tersebut tidak memenuhi syarat formal, sehingga bukti tersebut harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa bukti TL-3 fotokopi dari surat yang dikeluarkan oleh pejabat
yang berwenang berdasarkan undang-undang, sudah bermeterai cukup akan tetapi
tidak dapat dicocokkan dengan aslinya, walaupun Terlawan telah diberi kesempatan
untuk mengajukan bukti aslinya, oleh karena itu bukti tersebut tidak memenuhi syarat
formal, sehingga bukti tersebut harus diksampingkan;
Menimbang, bahwa keterangan saksi I, 2,dan 3 terlawan merupakan
kesimpulan saksi bukan merupakan peristiwa yang dilihat, didengar atau dialami sendiri
oleh karena itu keterangan saksi tersebut tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur
dalam Pasal 171 HIR, oleh kerena itu keterangan saksi tersebut harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa bedasarkan bukti TL-1 dan pengakuan Pelawan terbukti
bahwa Pelawan dan Terlawan suami istri sah menikah tanggal ………………di hadapan
Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agam kec. ……………….Kabupaten
……………………….. dengan akta nikah Nomor ………………………………….
Tanggal……………………..;
Menimbang bahwa dalil Terlawan angka 2,3,dan 4 tidak dapat dibuktikan oleh
karenanya gugatan Terlawan harus ditolak;
Menimbang bahwa oleh karena gugatan Telawan ditolak maka putusan vertek
Nomor ………….. tanggal yang mengabulkkan gugatan Terlawan harus dibatalkan;
Menimbang bahwa perkara ini mengenai sengketa dalam bidang perkawinan,
maka berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009, biaya perkara dibebankan kepada Pelawan;
Mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang
berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Menyatakan pelawan adalah pelawan yang benar dan beralasan;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 24
2. Membatalkan putusan verstek nomor ………………………..tanggal
………………………………;
3. Menolak gugatan penggugat seluruhnya;
4. Membebankan kepada Pelawan untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp
………………… ( ………………………………………………);
Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majlis hakim
Pengadilan Agama ………………pada hari ………………….tanggal ……………………….oleh kami
……………………..sebagai hakim ketua, …………………………….dan …………………………..masing-
nasing sebagai hakim anggota. Putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ……………..tanggal ……………………..oleh ketua majlis tersebut beserta
hakim-hakim anggota dibantu oleh ………………………..sebagai panitera pengganti dengan
dihadiri oleh kuasa Pelawan dan kuasa Terlawan;
Hakim-hakim anggota, Hakim ketua,
…………………………………. …………………………………
……………………………………….
Panitera pengganti
……………………………………….
Perincian biaya perkara:
1. …………………………………..Rp
2. ………………………………….. Rp
3. ………………………………….. Rp………………………………
Jumlah Rp
Contoh putusan ditolak perlawanan atas putusan verstek:
PUTUSAN
NOMOR ………../PDT.G/………./PA…………
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUAHANAN YANG MAHA ESA
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 25
Pengadilan Agama ………….yang memeriksa dan mengadili perkara …………telah
menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh:
………………………………, umur …………………betempat tinggal di ……………………………..dalam
hal ini menguasakan kepada ………………………… Advokat pada
………………………………berkantor di ……………….berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal ……………………………….., dahulu Tergugat
sekarang Pelawan;
Melawan
………………………………, umur ……………….., bertempat tinggal di ……………………………….dalam
hal ini memberikan kuasa kepada ……………………………Advokat
pada…………………………berkantor di ………………………………….
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal …………………………….,
dahulu Penggugat sekarang Terlawan;
Pengadilan Agama tersebut;
Telah mempelajari berkas perkara yang bersangkutan;
Telah memeriksa para pihak dan saksi-saksi;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Bahwa, Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal ……………………..yang telah didaftar
dalam register perkara dengan nomor ………………………..tanggal …………………………yang isi
pokoknya sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 26
Bahwa, terhadap gugatan Terlawan tersebut Pengadilan Agama ………….telah
menjatuhkan putusan nomor ………………….tanggal ……………..yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:
1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara sah tidak datang dalam
persidangan;
2. Mangabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………….;
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………;
Bahwa terhadap putusan Pengadilan Agama ………………tersebut Tergugat
(selanjutnya disebut pelawan) telah mengajukan perlawanan yang pada pokoknya
sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………;
Bahwa, untuk memenuhi Pasal 130 HIR dan Pasal ………….Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 serta SEMA RI Nomor 1 Tahun 2008 Pengadilan Agama
………………telah memerintahkan Pelawan dan Terlawan melakukan mediasi, dan para
pihak telah menunjuk …………………….sebagai mediator;
Bahwa, mediator yang ditunjuk telah memberikan laporan mediasi yang isinya
menyatakan bahwa dalam beberapa kali pertemuan mediasi tidak ditemukan titik
persamaan antara pelawan dan terlawan untuk berdamai, sehingga tidak dicapai
kesepakatan untuk damai;
Bahwa, selanjutnya Terlawan dan Pelawan menyampaikan jawab menjawab
sebagaimana termuat dalam berita acara pesidangan yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari putusan ini;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 27
Bahwa selajutnya terlawan mengajukan bukti tertulis sebagai berikut:
1. Fotokopi ……………………………yang dikeluarkan oleh ……………………………..tanggal
……………..bermeterai cukup, telah dicocokkan dengan aslinya tenyata cocok dengan
aslinya, selanjutnya diberi kode bukti TL-1;
2. Fotokopi …………………… yang dikeluarkan oleh……………………tanggal ………………..
bermeterai cukup, telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok dengan aslinya,
selajutnya diberi kode bukti TL-2;
3. Fotokopi ……………………….yang dikeluarkan oleh …………………………….tanggal ……………
bermeterai cukup, telah dicocokkan dengan aslinya, ternyata cocok dengan aslinya,
selanjutnya diberi kode bukti TL-3;
Bahwa disamping bukti tertulis Terlawan mengajukan dua orang saksi sebagai berikut:
Saksi I Terlawan nama ………………….., umur …………………. bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
Saksi II Terlawan nama ………………….., umur …………………. bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 28
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
Saksi III terlawan nama ………………….., umur …………………. bertempat tinggal di …………….
(punya hubungan apa dengan terlawan jelaskan), dibawah sumpahnya memberikan
keterangan sebagai berikut:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………..;
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………;
Bahwa Pelawan tidak menanggapi keterangan tiga orang saksi yang diajukan oleh
Terlawan;
Bahwa selajutnya Pelawan dan Terlawan telah mengajukan kesimpulan masing-masing
sebagaimana termuat dalam berita acara yanag merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari putusan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa Pelawan adalah sebagai pihak dalam putusan verstek nomor
……………………tanggal ……………. , oleh karenanya Pelawan mempunyai legal standing
untuk melakukan perlawanan terhadaap putusan verstek tersebut;
Menimbang, bahwa terlawan dalam gugatannya mengemukakan dalil-dalil gugatan
sebagai berikut:
1.………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………..;
2………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………;
3………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 29
4………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………….;
Menimbang bahwa Pelawan menolak dalil 2,3, dan 4 dan hanya membenarkan dalil 1,
oleh karena itu Terlawan berkewajiban membuktikan dalili angka 2,3,dan 4;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil yang ditolak oleh Pelawan, Terlawan
telah mengajukan bukti tertulis yakni bukti TL-1, TL-2, dan TL-3;
Menimbang bahwa bukti TL-1, TL-2 dan TL-3 fotokopi dari surat-surat yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang berdasarkan undang-undang, bermeterai cukup dan
cocok dengan aslinya serta tidak dibantah kebenarannya oleh Pelawan, oleh karena itu
bukti tersebut merupakan bukti autentik yang memenuhi syarat formal dan materil,
sehingga bukti tersebut dapat diterima dan mengikat;
Menimbang, bahwa keterangan saksi I, 2,dan 3 terlawan merupakan pengetahuan saksi
atas fakta kejadian peristiwa yang dilihat, didengar atau dialami sendiri dan saksi
menjelaskan latar belakang pengetahuannya tersebut, disamping itu keterangan saksi
tersebut besesuaian satu dengan lainnya oleh karena itu keterangan saksi tersebut
telah memenuhi syarat keterangan saksi sebagaimana diatur dalam Pasal 171 HIR,
sehingga keterangan saksi tersebut dapat diterima;
Menimbang, bahwa bedasarkan bukti TL-1 dan pengakuan Pelawan terbukti bahwa
Pelawan dan terlawan suami istri sah menikah tanggal ………………di hadapan Pegawai
Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kec. ……………….Kabupaten ………………………..
dengan akta nikah Nomor …………………………………. Tanggal……………………..;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi terbukti fakta-fakta sebagai berikut:
Pelawan memiliki wanita simpanan, Pelawan pernah memukul Terlawan, mencacimakai
Terlawan, jarang kelihatan tinggal dirumah Terlawan;
Menimbang, bahwa Terlawan dan keluarga pihak Pelawan sudah menasihati Terlawan
akan tetapi Pelawan tetap tidak mau merubah prilaku kasar dan buruknya, dan masih
tetap tinggal bersama wanita simpanannya;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut terbukti bahwa rumah tangga
Pelawan dan Terlawan sudah tidah harmonis dan sudah sulit untuk didamaikan kembali;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut gugatan
Terlawan agar perkawinannya dengan Pelawan diceraikan telah memenuhi Pasal 39
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 30
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam serta al-Qur’an
surat al-Nisa 128 dan Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari Nomor ………………,
dimana rumah tangga Terlawan dan Pelawan sering berselisih dan bertengkar sehinga
sulit untuk dibina kembali;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti TL-2 da TL-3 terbukti bahwa kedua anak
Terlawan dan Pelawan masih berusia dibawah 12 tahun;
Menimbang, bahwa Terlawan tidak terbukti berprilaku buruk bahkan selama ini kedua
anak tersebut dirawat dan dipelihara dengan baik oleh Terlawan, bahkan sebaliknya
Pelawan berprilaku buruk jarang tinggal dirumah, oleh karenanya gugatan Terlawan
tentang pemeliharaan anak telah memenuhi Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam sehingga
gugatan pemeliharan anak dari Terlawan dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan al-Qur’an surat ………ayat …………..dan Pasal …….
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam Pelawan sebagai
ayah kandung dari kedua anak tersebut mempunyai kewajiban untuk memberi nafkah
kedua anak tersebut;
Menimbang bahwa dua orang anak tersebut ditetapkan dibawah pemeliharaan
Terlawan, maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersbut Pelawan harus
diperintahkan untuk memberikan nafkah anak kepada Terlawan;
Menimbang, bahwa kebutuhan dasar dua orang anak tersebut meliputi biaya sandang,
pangan, pendidikan dan kesehatan, serta Pelawan berstatus pegawai negeri sipil
golongan empat dan menduduki jabatan eselon III, maka cukup adil jika nafkah untuk
dua orang anak ditetapkan sejumlah Rp 1,500,000.00 (satu juta lima ratus ribu rupiah)
setiap bulan;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut putusan verstek
nomor ………………………..sudah tepat dan benar sehingga harus dikuatkan;
Menimbang bahwa perkara ini mengenai sengketa dalam bidang perkawinan, maka
berdasarkan pasal 89 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang sudah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009,
biaya perkara dibebankan kepada Pelawan;
Mengingat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hukum Islam yang
berkaitan dengan perkara ini;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 31
MENGADILI
1. Menyatakan pelawan adalah pelawan yang tidak benar dan tidak beralasan;
2. Menguatkan putusan verstek nomor ……………………..tanggal
…………………………………………;
3. Membebankan kepada Pelawan untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp
………………… ( ………………………………………………);
Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majlis hakim
Pengadilan Agama ………………pada hari ………………….tanggal ……………………….oleh kami
……………………..sebagai hakim ketua, …………………………….dan …………………………..masing-
nasing sebagai hakim anggota. Putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari ……………..tanggal ……………………..oleh ketua majlis tersebut beserta
hakim-hakim anggota dibantu oleh ………………………..sebagai panitera pengganti dengan
dihadiri oleh kuasa Pelawan dan kuasa Terlawan;
Hakim-hakim anggota, Hakim ketua,
…………………………………. …………………………………
……………………………………….
Panitera pengganti
……………………………………….
Perincian biaya perkara:
1. …………………………………..Rp
2. ………………………………….. Rp
3. ………………………………….. Rp………………………………
Jumlah Rp
Contoh BAP yang memuat putusan dikabulkan perlawanan atas putusan verstek;
Contoh BAP yang memuat putusan ditolak perlawanan atas putusan verstek;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 32
G. PENUNJUKAN MEDIATOR
Dasar hukum mediasi:
- Pasal 130 HIR;
- PERMA Nomor 1 Tahun 2008;
Perkara yang tidak dapat dimediasi:
- Perkara yang diputus verstek;
- Perkara volunter;
- Pengesahan nikah;
- Pembatalan nikah;
- Pengangkatan anak;
- Penetapan asal-usul anak;
- Sah tidaknya anak dari sutu perkawinan;
Penunjukkan mediator:
- Majlis memerintahkan para pihak untuk melakukan mediasi;
- Majlis menyarankan para pihak untuk memilih mediator yang tersedia dalam
daftar mediator;
- Majlis membuat penetapan mediator yang dipilih oleh para pihak;
Contoh penetapan Penunjukkan Mediator;
Contoh BAP yang memuat penunjukkan mediator;
H. PROSES MEDIASI
Tahapan mediasi:
- Mediator mendengarkan pemaparan para pihak tentang perkara mereka;
- Mediator mempelajari masukan dari para pihak;
- Mediator menanyakan alternatif-alternatif yang diinginkan oleh para pihak;
- Mediator menyampaikan beberapa alternatif perdamaian yang ditawarkan
kepada para pihak;
- Mediator mengambil kesimpulan mediasi;
- Mediator membuat BAP mediasi;
- Mediator membuat laporan hasil mediasi;
- Mediator menyampaikan hasil mediasi kepada majlis hakim;
Contoh Laporan Mediasi yang tidak berhasil;
Contoh Laporan Mediasi yang berhasil;
Contoh Putusan damai atas dasar mediasi yang berhasil damai;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 33
BAP yang memuat laporan mediasi yang berhasil dan putusan damai atas dasar mediasi
yang berhasil damai;
I. PEMBACAAN DAN PERBAIKAN SURAT GUGATAN
Atas dasar laporan mediasi yang tidak berhasil, sidang dilanjutkan dengan pembacaan
gugatan;
Dasar hukum pembacaan gugatan:
- Pasal 131 ayat (1) HIR/155 ayat (1) RBg.
Siapa yang membacakan gugatan:
- Yang membacakan majlis hakim;
Dasar hukum perbaikan gugatan:
- HIR dan RBG tidak mengatur perubahan gugatan, hal ini dipahami karena HIR
dan RBg. menganut asas hakim harus bersikap aktip untuk memberikan
petunjuk perbaikan jika gugatan tidak memenuhi syarat, demikian halnya pada
saat jawaban Tergugat jika dalam jawaban Tergugat tersebut kurang memenuhi
syarat hakim harus proaktip untuk memberikan petunjuk untuk perbaikan.
(bandingkan Pasal 4 ayat (2) UU.No.48/2009);
- Dasar hukum perubahan gugatan adalah Pasal 127 Rv. yang sudah berlaku
dalam praktek peradilan (yurisprudensi);
- Perubahan gugatan berdasarkan Pasal 127 Rv. merupakan hak penggugat;
Perbaikan gugatan yang dibolehkan:
- Diajukan pada sidang pertama yang dihadiri oleh tergugat;
- Memberikan kesempatan kepada tergugat untuk menanggapi perubahan
gugatan tersebut;
- Tidak merubah alasan gugatan;
- Tidak merubah tuntutan pokok;
- Perubahan tidak merugikan pihak tergugat;
- Penilaian apakah perubahan merugikan tergugat atau tidak merupakan
kewenangan hakim, bukan kewenangan tergugat;
BAP yang memuat laporan mediasi tidak berhasil, pembacaan gugatan dan perbaikan
gugatan;
J. EKSEPSI
Eksepsi kewenangan relatif;
Dasar hukum eksepsi kewenangan relatif:
- Pasal 125 ayat (2), 133 HIR/159 RBg.;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 34
- Pasal 114 Rv.;
- Pasal 66 dan 73 UUPA;
- Pasal 38 PP No.9 Tahun 1975;
Pengertian Eksepsi kewenangan relatif;
- Eksepsi relatif adalah perlawanan atas kompetensi pengadilan dalam satu
lingkungan peradilan;
- Pengadilan tidak boleh menolak suatu gugatan yang bukan termasuk
kewenangan relatifnya, tanpa adanya eksepsi;
Syarat formal eksepsi kewenangan relatif:
- Eksepsi relatif diajukan dalam kesempatan pertama pada jawaban pertama;
- Eksepsi relatif harus diajukan bersama-sama dengan surat jawaban pokok
perkara;
- Eksepsi relatif dapat diajukan Tergugat secara tertulis tanpa hadir dalam
persidangan;
Syarat materiil eksepsi relatif:
- Pada dasarnya setiap gugatan harus diajukan kepada pengadilan agama yang
wilayahnya meliputi tempat tinggal tergugat/salah seorang tergugat, kecuali:
- Jika tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya gugatan dapat diajukan kepada
pengadilan agama yang mewilayahi tempat tinggal penggugat/salah seoarang
tergugat;
- Jika tergugat terdiri dari debitur pokok dan penjamin, gugatan harus diajukan
kepada pengadilan agama yang mewilayahi tempat tinggal debitur pokok;
- Jika gugatan mengenai sengketa transaksi, yang dalam akta transaksi kedua
belah pihak memilih domisili tertentu jika terjadi sengketa, maka gugatan
diajukan kepada pengadilan agama yang mewilayahi domisili yang telah dipilih
dalam akta tersebut;
- Jika perkara perceraian gugatan diajukan kepada pengadilan agama yang
wilayahnya meliputi tempat kediaman istri, kecuali: 1. kedua belah pihak di luar
negeri maka gugatan diajukan kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat atau
pengadilan agama di tempat perkawinan mereka dilangsungkan, 2. apabila salah
satu pihak diluar negeri atau bila tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya
maka gugatan diajukan ke Pengadilan Agama di tempat tinggal
Penggugat/Pemohon;
- Jika perkara pembatalan perkawinan gugatan diajukan kepada pengadilan
agama ditempat perkawinan dilaksanakan atau di tempat tinggal tergugat;
- Jika sengketa mengenai benda tidak bergerak, gugatan harus diajukan kepada
pengadilan agama yang mewilayahi benda tidak bergerak tersebut berada;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 35
Contoh putusan mengabulkan eksepsi kewenangan relatif:
- Menerima eksepsi Tergugat;
- Menyatakan Pengadilan Agama Jakarta tidak berwenang mengadili perkara
tersebut;
Eksepsi kewenangan absolut:
Dasar hukum eksepsi kewenangan absolut:
- Pasal 134 dan 125 ayat (2) HIR/ Pasal 160, 162 dan 149 ayat (2) Rbg;
- Pasal 132 Rv.;
Pengertian eksepsi absolut:
- Eksepsi absolut adalah perlawanan terhadap kompetensi antar lingkungan
peradilan yang berbeda;
- Secara ex officio Pengadilan dalam setiap tingkat peradilan harus menyatakan
tidak berwenang untuk mengadili walaupun tidak ada eksepsi dari pihak
Tergugat;
Dasar hukum eksepsi kewenangan absolut:
- Pasal 134 dan 125 ayat (2) HIR/ Pasal 160, 162 dan 149 ayat (2) Rbg;
- Pasal 132 Rv.;
Syarat formal eksepsi kewenangan absolut:
- Eksepsi absolut dapat diajukan oleh tergugat dalam setiap persidangan;
- Eksepsi dapat diajukan dalam setiap tingkat peradilan;
Syarat materiil eksepsi kewenangan absolut:
- Eksepsi absolut harus didasarkan pada alasan bahwa lembaga peradilan
tersebut tidak berwenang mengadili perkara ini karena perkara ini merupakan
kewenangan lembaga peradilan lain;
Contoh putusan sela menolak eksepsi kewenangan absolut:
- Menolak eksepsi Tergugat;
- Memerintahkan kepada pihak-pihak untuk melanjutkan pokok perkara;
Contoh putusan akhir mengabulkan eksepsi kewenangan absolut:
- Mengabulkan eksepsi Tergugat;
- Menyatakan pengadilan agama tidak berwenang memeriksa dan mengadili
perkara tersebut;
Contoh BAP yang memuat putusan sela menolak eksepsi absolut;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 36
Contoh BAP yang memuat putusan akhir mengabulkan eksepsi absolut;
Eksepsi materiil:
Dasar hukum:
- Pasal 136 HIR/162 Rbg;
- Rv.114;
Pengertian eksepsi materil:
- Eksepsi materiil perlawanan terhadap materi surat gugatan;
- Hakim secara ex officio harus menyatakan gugatan tidak dapat diterima jika
gugatan tersebut tidak memenuhi persyaratan formal dan/atau materiil
sehingga tidak mungkin dilanjutkan pemeriksaan;
Syarat formiil eksepsi materiil:
- Eksepsi materiil diajukan dalam kesempatan pertama pada jawaban pertama;
- Eksepsi materiil harus diajukan bersama-sama dengan surat jawaban pokok
perkara;
Syarat materil eksepsi formil:
- Eksepsi materil harus memuat alasan yang dapat dibenarkan oleh hukum;
Jenis-jenis eksepsi lainnya:
- Eksepsi terhadap surat kuasa yang tidak sah;
- Eksepsi terhadap gugatan yang mengandung error in persona;
- Eksepsi terhadap gugatan yang ne bis in idem;
- Eksepsi terhadap gugatan yang obscuur libel;
- Eksepsi terhadap gugatan yang prematur;
- Eksepsi terhadap gugatan yang daluarsa;
K. REKONVENSI
Dasar hukum rekonvensi:
- Pasal 132 huruf a ayat (1) HIR/Pasal 157 dan 158 Rbg dan Rv.244.
Syarat formal rekonvensi:
- Rekonvensi diajukan bersama-sama dalam tahap jawab-menjawab sebelum
tahap pembuktian;
- Rekonvensi diajukan terhadap Penggugat inpersona (Penggugat pribadi);
- Rekonvensi hanya mengenai sengketa kebendaan, kecuali sengketa yang diatur
dalam hukum keluarga;
- Rekonvensi tidak boleh diajukan dalam perkara perlawanan atas pelaksaan
putusan;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 37
- Rekonvensi tidak boleh diajukan dalam tingkat banding;
- Rekonvensi harus diajukan kepada pengadilan yang berwenang;
- Pokok gugatan rekonvensi harus memiliki kaitan erat dengan gugatan pokok
konvensi;
Syarat materil rekonvensi:
- Rekonvensi harus memuat alasan yang dibenarkan menurut hukum;
Perubahan rekonvensi:
- Perubahan rekonvensi dapat dilakukan sebelum ada jawaban dari pihak
Tergugat rekonvensi;
- Perubahan rekonvensi dapat dilakukan setelah ada jawaban dari Tergugat
rekonvensi jika Tergugat rekonvensi menyetujui perubahan tersebut;
- Majlis dapat memberikan petunjuk atas kekurangan gugatan rekonvensi yang
memerlukan perbaikan;
- Perubahan rekonvensi tidak boleh mengenai kejadian materil, menambah
petitum;
Contoh BAP yang memuat rekonvensi;
L. INTERVENSI
Dasar hukum intervensi:
- Upaya hukum pihak ketiga untuk diikutsertakan dalam perkara yang sedang
berlangsung diperiksa oleh pengadilan karena ada kepentingan hukum;
- Dasar hukum intervensi Pasal 279-282 Rv. yang sudah digunakan dalam
praktekan peradilan (yurisprudensi);
Intervensi yang berbentuk tussenkoms:
- Upaya hukum pihak ketiga untuk melibatkan diri dalam perkara yang sedang
diperiksa oleh pengadilan, dimana ia menjadi pihak netral yang melawan
penggugat asal dan tergugat asal menjadi tergugat intervensi karena ada
kepentingan hukum pihak intervinent;
Syarat-syarat intervensi tussenkoms:
- Diajukan untuk membela kepentingan sendiri, diajukan kepada pengadilan yang
sedang memeriksa perkara yang dimohonkan intervensi melawan pihak
penggugat dan tergugat;
- Mengemukakan alasan-alasan yang memperlihatkan bahwa ia mempunyai
kepentingan hukum atas objek yang disengketakan oleh pihak penggugat dan
tergugat;
-
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 38
Intervensi yang berbentuk vooging:
- Upaya hukum pihak ketiga untuk melibatkan diri dalam perkara yang sedang
diperiksa oleh pengadilan, dimana ia menggabungkan diri kepada salah satu
pihak penggugat atau tergugat untuk membela kepentingannya atau salah satu
pihak penggugat atau tergugat;
Syarat-syarat intervensi vooging:
- Diajukan kepada pengadilan yang sedang memeriksa perkara yang dilakukan
intervensi;
- Mengemukakan alasan-alasan yang memperlihatkan bahwa ia mempunyai
kepentingan hukum atas objek yang disengketakan oleh pihak penggugat dan
tergugat;
- Membela kepentingan dirinya dan kepentingan salah satu pihak penggugat atau
tergugat;
Vrijwaring:
- Penarikan pihak ketiga untuk dilibatkan dalam perkara yang sedang diperiksa
oleh pengadilan atas permintaan pihak tergugat atau penggugat untuk
melindungi kepentingan hukum tergugat atau penggugat; (vide Pasal 70 ayat (1)
dan ayat (2) Rv.);
Dasar hukum verjwaring:
- Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2) Rv.);
Syarat-syarat vrijwaring:
- Salah satu pihak dari penggugat atau tergugat mengajukan permohonan untuk
menarik pihak ketiga dalam perkara yang sedang diperiksa;
- Pihak ketiga dilibatkan dalam perkara yang sedang diperiksa secara paksa bukan
secara suka rela;
- Untuk membela kepentingan pemohon vrijwaring;
Contoh putusan sela menolak intervensi (tussenkoms, vooging, vrijwaring);
Contoh putusan sela mengabulkan intervensi:
Tussenkoms yang dikabulkan:
- Mengabulkan permohonan pihak ketiga (sebutkan nama orangnya) untuk
bergabung dalam perkara antara pengugat melawan Tergugat;
- Menetapkan pihak ketiga sebagai pelawan melawaan penggugat dan tergugat
sebagai terlawan;
- Menyatakan perkara pokok antara penggugat dan tergugat akan tetap diadili;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 39
- Menyatakan biaya perkara yang timbul dalam putusan sela ini akan
diperhitungkan bersama-sama dalam putusan akhir;
Tussenkoms yang ditolak:
- Menolak permohonan tussenkoms;
- Memerintahkan penggugat dan tergugat untuk melanjutkan perkaranya;
- Menyatakan biaya perkara yang timbul dalam putusan sela ini akan
diperhitungkan bersama-sama dalam putusan akhir;
Vooging yang dikabulkan:
- Mengabulkan permohonan pihak ketiga (sebutkan nama orangnya) untuk
bergabung dalam perkara antara penggugat dan tergugat;
- Menetapkan pihak ketiga sebagai penggugat II atau sebagai tergugat II;
- Menyatakan biaya perkara yang timbul dalam putusan sela ini akan
diperhitungkan bersama-sama dalam putusan akhir;
Vooging yang ditolak:
- Menolak permohonan vooging;
- Memerintahkan penggugat dan tergugat untuk melanjutkan perkaranya;
- Menyatakan biaya perkara yang timbul dalam putusan sela ini akan
diperhitungkan bersama-sama dalam putusan akhir;
Vrijwaring yang dikabulkan:
- Mengabulkan permohonan penggugat/tergugat untuk menarik pihak ketiga
(nama orangnya);
- Menetapkan pihak ketiga sebagai tergugat II/penggugat II;
Vrijwaring yang ditolak:
- Menolak permohonan vrijwaring yang diajukan oleh penggugat/tergugat;
- Memerintahkan penggugat dan tergugat untuk melanjutkan perkaranya;
- Menyatakan biaya perkara yang timbul dalam putusan sela ini akan
diperhitungkan bersama-sama dalam putusan akhir;
Contoh BAP yang memuat putusan sela yang memuat intervensi;
M. SITA
Permohonan sita jaminan:
- Penggugat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk meletakkan sita
terhadap benda bergerak atau benda tetap milik tergugat, agar tidak dialihkan
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 40
kepada pihak ketiga dengan tujuan agar gugatan penggugat tidak sia-sia setelah
dikabulkan oleh pengadilan;
Dasar hukum permohonan sita jaminan:
- Pasal 227 HIR/261 Rbg;
Syarat pengabulan sita jaminan:
- Sita jaminan dimohonkan dalam perkara untuk pembayaran sejumlah uang dari
tergugat;
- Sita jaminan diajukan kepada pengadilan yang memeriksa perkara pada saat
perkara belum diputus atau setelah diputus sebelum dieksekusi;
- Benda yang disita (baik benda bergerak maupun benda tetap) milik tergugat;
- Ada indikasi tergugat akan melakukan pengalihan hak kepada pihak ketiga;
- Permohonan sita yang ditolak oleh pengadilan karena tidak ada indikasi tergugat
akan mengalihkan hak milik bendanya, dapat diajukan kembali jika penggugat
menemukan kembali adanya indikasi tergugat akan mengalihkan benda
miliknya;
Permohonan sita revindikatoir:
Dasar hukum sita revindikatoir:
- Pasal 266/260 Rbg
- Penggugat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk meletakkan sita
terhadap benda bergerak milik tergugat, agar tidak dialihkan kepada pihak
ketiga dengan tujuan agar gugatan penggugat tidak sia-sia setelah dikabulkan
oleh pengadilan;
Syarat dikabulkannya sita revindikator:
- Sita revindikatoir dimohonkan kepada pengadilan yang memerikas perkara;
- Sita revindikatoir diajukan pada saat perkara belum diputus atau setelah diputus
sebelum dieksekusi;
- Benda yang disita adalah benda bergerak milik penggugat yang dikuasai
Tergugat;
- Pemohon harus menjelaskan spesifikasi benda bergerak yang dimohonkan sita
revindikatoir secara rinci dan jelas;
- Ada indikasi tergugat akan melakukan pengalihan benda tersebut kepada pihak
ketiga;
- Permohonan sita yang ditolak oleh pengadilan karena tidak ada indikasi tergugat
akan mengalihkan benda, dapat diajukan kembali jika penggugat menemukan
kembali adanya indikasi tergugat mau mengalihkan benda tersebut;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 41
Permohonan sita harta bersama:
Dasar hukum sita marital:
- Pasal 24 ayat (2) huruf c PP No.9 Tahun 1975;
- Pasal 95 Kompilasi Hukum Islam;
Permohonan sita harta bersama
- Suami atau istri mengajukan permohonan sita atas harta bersama karena diduga
salah satu pihak suami istri menggunakan harta bersama secara boros atau akan
mengalihkan harta bersama;
Dasar hukum sita marital:
- Pasal 24 ayat (2) huruf c PP No.9 Tahun 1975;
- Pasal 95 Kompilasi Hukum Islam;
Syarat dikabulkannya sita marital:
- Ada indikasi suami atau istri menggunakan harta bersama secara boros atau
akan mengalihkan harta bersama;
Contoh putusan sela sita ditolak sebelum persidangan:
- Menolak permohonan sita (sebutkan sita apa) dari Penggugat;
- Menetapkan, bahwa pemeriksaan perkara tersebut akan dilangsungkan pada
hari ………………….tanggal ………………..pukul ……………………………;
- Memerintahkan jurusita/jurusita pengganti untuk memanggil para pihak
berperkara untuk datang mengahadap dimuka persidangan Pengadilan Agama
…………………..pada hari dan tanggal serta jam yang telah ditentukan tersebut di
atas;
- Menetapkan bahwa tenggang waktu antara hari memanggil para pihak dan hari
persidangan harus 3 (tiga) hari kerja;
Contoh putusan sela sita dikabulkan sebelum persidangan:
- Mengabulkan permohonan sita (sebutkan sita apa) dari penggugat;
- Memerintahkan jurusita/jurusita pengganti Pengadilan Agama …………….untuk
melakukan penyitaan sekedar cukup untuk memenuhi tuntutan pihak
penggugat atas barang-barang seperti diuraikan dibawah ini:
1. …………………………………………………..;
2. …………………………………………………..dst.;
- Menetapkan, bahwa pemeriksaan perkara tersebut akan dilangsungkan pada
hari ………………….tanggal ………………..pukul ……………………………;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 42
- Memerintahkan jurusita/jurusita pengganti untuk memanggil para pihak
berperkara untuk datang mengahadap dimuka persidangan Pengadilan Agama
…………………..pada hari dan tanggal serta jam yang telah ditentukan terssebut di
atas;
- Menetapkan bahwa tenggang waktu antara hari memanggil para pihak dan hari
persidangan harus 3 (tiga) hari kerja;
Contoh putusan sela sita ditolak sesudah persidangan berjalan:
- Menolak permohonan sita (sebutkan sita apa) dari penggugat;
Contoh putusan sela sita dikabulkan sesudah persidangan berjalan:
- Mengabulkan permohonan sita (sebutkan sita apa) dari Penggugat;
- Memerintahkan jurusita/jurusita pengganti Pengadilan Agama …………….untuk
melakukan penyitaan sekedar cukup untuk memenuhi tuntutan pihak
penggugat atas barang-barang milik tergugat seperti diuraikan dibawah ini:
1. …………………………………………………..;
2. …………………………………………………..dst.;
- Menetapkan biaya perkara ditangguhkan sampai dengan putusan akhir;
Contoh penetapan sita sesudah perkara diputus:
- Mengabulkan permohonan sita yang diajukan oleh Penggugat;
- Memerintahkan jurusita/jurusita pengganti Pengadilan Agama …………….untuk
melakukan penyitaan sekedar cukup untuk memenuhi tuntutan pihak
penggugat atas barang-barang milik tergugat seperti diuraikan dibawah ini:
1. …………………………………………………..;
2. …………………………………………………..dst.;
Contoh BAP yang memuat permohonan sita dan putusan sela menolak/mengabulkan
permohonan sita jaminan, revindikatoir dan marital;
N. PEMERIKSAAN SETEMPAT
Dasar hukum pemeriksaan setempat:
- Pasal 153 HIR/Pasal 180 RBg.
- SEMA nomor 7 Tahun 2001;
Maksud dan kegunaan pemeriksaan setempat:
- Pemeriksaan setempat berfungsi untuk mengetahui kejelasan dan kepastian
lokasi, ukuran dan batas-batas objek sengketa;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 43
- Pemerikasaan setempat dilakukan atas inisiatif majlis atau atas permintaan para
pihak;
Perihal apa saja yang penting dalam pemeriksaan setempat:
- Pemberitahuan kepada lurah setempat dan diundang hadir meninjau lokasi;
- Pada saat pemeriksaan setempat dilakukan peninjauan letak dan batas-batas
objek perkara serta melakukan pengukaran luas objek sengketa;
- Pada saat pengukuran objek sengketa sebaiknya minta bantuan pihak ketiga
yang ahli dibidang pengukuran tanah;
- Pada saat penijauan batas-batas perlu mendengar keterangan pihak pemilik
tanah yang berbatasan dengan objek perkara;
- Membuat berita acara pemeriksaan setempat jika yang melakukan pemeriksaan
setempat dilakukan oleh hakim komisaris untuk dilaporkan kepada majlis yang
memeriksa perkara. Jika pemeriksan setempat dilakukan oleh majlis yang
memeriksa perkara, berita acara persidang dibuat seperti berita acara
persidangan biasa dengan menyebutkan tempat dimana persidangan dilakukan;
Contoh BAP yang memuat pemeriksaan setempat;
O. PEMBUKTIAN
BEBAN PEMBUKTIAN:
Dasar hukum:
- Pasal 163 HIR/Pasal 283 Rbg;
- Pasal 1244, Pasal 1365, Pasal 1865 KUHPerdata;
- Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 032/SK/IV/2006 tanggal 4 April
2006 (Buku II);
Asas-asas pembebanan pembuktian:
- Pembebanan pembuktian harus adil, aplikasinya, Penggugat wajib membuktikan
dalil-dalil gugatannya dan Tergugat wajib membuktikan dalil-dalil bantahannya;
- Patut dan proporsional, contohnya: Penggugat menggugat harta bersama
dengan dalil bahwa deposito yang atas nama suami adalah harta bersama, akan
tetapi istri hanya memiliki fotokopi deposito dimaksud, oleh karena yang
memungkinkan mengakses deposito tersebut kepada bank yang bersangkutan
adalah pihak suami maka suami yang harus dibebani pembuktian tentang ada
tidak adanya deposito tersebut di bank yang berkaitan, jika suami tidak bisa
membuktikan maka dalil gugatan istri dapat dibenarkan;
- Pembuktian dibebankan pihak yang paling memungkinkan untuk membuktikan:
contohnya: Penggugat menggugat harta bersama dengan dalil bahwa deposito
yang atas nama suami adalah harta bersama, akan tetapi istri hanya memiliki
fotokopi deposito dimaksud, oleh karena yang memungkinkan mengakses
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 44
deposito tersebut kepada bank yang bersangkutan adalah pihak suami maka
suami yang harus dibebani pembuktian tentang ada tidak adanya deposito
tersebut di bank yang berkaitan, jika suami tidak bisa membuktikan maka dalil
gugatan istri dapat dibenarkan;
- Pembuktian dipikulkan kepada pihak yang paling kecil mengalami resiko gagal
pembuktian:
- Beban pembuktian dalam hal terdapat praduga hukum yang sudah diatur oleh
undang-undang dibebankan kepada pihak yang ditentukan dengan tegas oleh
undang-undang dengan tidak ada hak dibuktikan sebaliknya:
- Seorang anak yang lahir dalam perkawinan yang sah berdasarkan undang-
undang harus dianggap sebagai anak sah dari suami istri tersebut, sehingga jika
suami menyangkal ketidaksahan anak tersebut maka suami harus dibebani
pembuktian bahwa anak tersebut bukan anak sah;
Catatan: Praduga hukum dalam hukum pembuktian adalah suatu sangkaan yang
didasarkan atas suatu kemungkinan terjadi karena adanya suatu fakta
hukum yang substansial dalam kasus hukum yang bersangkutan,
kemudian menimbulkan sangkaan hukum akan adanya suatu fakta
hukum yang lain yang juga substansial, untuk alasan praktis beracara
dan ketertiban umum menyebabkan beban pembuktian berpindah
kepihak yang seharusnya dibebankan oleh hukum pembuktian: ?
JENIS-JENIS ALAT BUKTI:
Dasar hukum:
- Pasal 164 HIR/Pasal 284 Rbg;
- Pasal 1867 KUHPerdata dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
iformasi dan transaksi elektronik;
Alat bukti tulisan dan yang dipersamakan dengannya:
Dasar hukum bukti akta otentik:
- Pasal 165 HIR/285RBg.
Syarat formil bukti akta otentik bersifat partai yang dibuat oleh para pihak dihadapan
pejabat:
- Dibuat di hadapan pejabat yang berwenang menurut undang-undang;
- Dihadiri oleh para pihak;
- Kedua pihak dikenal atau dikenalkan kepada pejabat;
- Dihadiri oleh dua orang saksi;
- Menyebut identitas notaris atau pejabat;
- Menyebut tempat, hari , tanggal, bulan dan tahun pembuatan akta;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 45
- Notaris membacakan akta dihadapan para penghadap;
- Ditanda tangani semua pihak;
- Penegasan pembacaan, penerjemahan, dan penan datanganan pada bagian
penutup akta;
Syarat formil bukti akta otentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang:
- Dibuat dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang;
- Menyebut identitas, tempat hari, tanggal, bulan dan tahun pembuatan akta;
- Bentuk akta dibuat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
Syarat materil bukti akta otentik:
- Berisi keterangan kesepakatan para pihak;
- Berisi keterangan perbuatan atau hubungan hukum;
- Pembuatan akta sengaja dimaksudkan sebagai bukti;
- Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, agama,
kesusilaan, dan ketertiban umum;
- Bermeterai;
Kekuatan hukum bukti surat otentik:
- Sempurna dan mengikat sepanjang tidak dibuktikan oleh pihak lawan bahwa
surat otentik tersebut palsu atau cacat;
- Kepalsuan meliputi:
1. kepalsuan karena berlawanan dengan kenyataan sebenarnya;
2. kepalsuan tanda tangan;
3. kepalsuan ada penghapusan isi;
4. kepalsuan mengandung penambahan/pengurangan;
5. penyalah gunaan tanda tangan dibawah blangko kosong;
- alat bukti yang dapat diajukan lawan untuk melumpuhkan alat bukti akta
otentik dapat berupa alat bukti apa saja seperti, akta otentik, akta dibawah
tangan, saksi, persangkaan dan sumpah;
- Bukti otentik mengandung cacat jika akta tersebut tidak memenuhi syarat formil
dan materil:
Bukti akta dibawah tangan:
Dasar hukum akta dibawah tangan:
- Pasal 286-305 Rbg;
- Pasal 1874, 1878 KUHPerdata;
Akta dibawah tangan ada dua macam:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 46
- Akta dibawah tangan yang bersifat partai;
- Akta dibawah tangan yang bersifat sepihak;
Syarat formil bukti akta dibawah tangan yang bersifat partai:
- Berbentuk tertulis;
- Dibuat secara partai tanpa bantuan atau dihadapan pejabat yang berwenang
menurut undang-undang;
- Ditandatangani oleh para pihak;
- Mencantumkan hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat penanda tanganan;
- Bermeterai;
Syarat materil bukti akta dibawah tangan yang bersifat partai:
- Keterangan yang tercantum dalam akta dibawah tangan berisi persetujuan
mengenai perbuatan hukum (contoh: pemberian uang nafkah,penyerahan
barang) atau hubungan hukum (contoh: sewa menyewa);
- Sengaja dibuat sebagai alat bukti;
Syarat formal bukti akta dibawah tangan yang bersifat sepihak:
- Berbentuk tertulis;
- Dibuat sendiri oleh yang bersangkutan;
- Ditanda tangani oleh pembuatnya;
- Mencantumkan tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
- Bermeterai;
Syarat materiil bukti akta dibawah tangan yang bersifat sepihak:
- Keterangan yang tercantum dalam akta dibawah tangan berisi persetujuan
mengenai perbuatan hukum (contoh: pemberian uang nafkah,penyerahan
barang) atau hubungan hukum (contoh: sewa menyewa);
- Sengaja dibuat sebagai alat bukti; ?
Kekuatan hukum bukti akta dibawah tangan:
- Isi yang tercantum dalam akta dianggap benar;
- Memiliki daya mengikat kepada ahli waris dan orang yang mendapat hak dari
padanya;
- Pihak lawan dapat melumpuhkan bukti akta dibawah tangan dengan alat bukti
lainnya;
Bukti akta Pengakuan sepihak:
- Akta yang dibuat dengan tulisan tangan oleh Tergugat yang berisi pengakuan
untuk membayar sejumlah utang atau menyerahkan sejumlah barang;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 47
Dasar hukum bukti akta pengakuan sepihak:
- Pasal 291 Rbg, Pasal 1878 KUHPerdata;
Syarat formil bukti akta pengakuan sepihak:
- Bentuknya akta dibawah tangan secara tertulis;
- Mencantumkan identitas;
- Menyebut dengan pasti waktu pembayaran;
- Ditulis tangan oleh penanda tangan;
- Ditanda tangani oleh penulis akta;
Syarat materil bukti akta pengakuan sepihak:
- Pernyataan pengakuan sepihak oleh penandatangan;
- Penegasan utang berasal dari persetujuan timbal balik;
- Merupakan pengakuan sepihak tanpa syarat;
- Jumlah utang atau barang sudah pasti;
- Tidak bertentangan dengan hukum, susila, agama dan ketertiban umum;
- Dibuat untuk alat bukti;
Kekuatan hukum bukti akta pengakuan sepihak:
- Jika akta pengakuan sepihak tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak diakui
oleh pembuatnya maka kekuatan pembuktiannya hanya sebagai bukti awal yang
harus didukung oleh bukti lain agar memenuhi batas minimal pembuktian;
- Jika akta pengakuan sepihak tersebut memenuhi syarat akan tetapi tanda
tangannya disangkal oleh Tergugat sedangkan penggugat tidak dapat
membuktikan keaslian tandatangannya maka kekuatan pembuktiannya hanya
sebagai bukti awal yang harus didukung oleh bukti lain agar memenuhi batas
minimal pembuktian;
- Jika akta pengakuan sepihak tersebut memenuhi syarat dan isinya tidak
disangkal oleh tergugat maka kekuatan pembuktiannya sempurna dan mengikat
serta telah memenuhi batas minimal pembuktian tidak memerlukan alat bukti
lain;
- Jika dalam akta pengakuan sepihak jumlah utang yang ditulis dengan angka
berbeda dengan yang ditulis dengan huruf maka yang dianggap benar adalah
jumlah yang paling terkecil dari keduanya, kecuali dapat dibuktikan bahwa
jumlah yang terkecil tersebut keliru dalam penulisan, maka jumlah yang
terbesar yang dianggap benar;
Salinan alat bukti tertulis:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 48
- Salinan bukti tulisan (akta otentik, akta dibawah tangan, akta pengakuan
sepihak) mempunyai nilai pembuktian sama dengan aslinya jika telah
dicocokkan dengan aslinya;
- Salinan akta yang dibuat oleh pejabat yang berwenang mempunyai nilai
pembuktian sama dengan aslinya tanpa harus dicocokkan dengan aslinya;
Fotokopi alat bukti tertulis:
- Fotokopi alat bukti tertulis mempunyai nilai pembuktian jika setelah dicocokkan
ternyata cocok dengan aslinya;
- Fotokopi alat bukti tertulis mempunyai nilai pembuktian jika diakui kebenaran
isinya oleh tergugat;
BUKTI SAKSI
Dasar hukum bukti saksi:
- Pasal 139-152 HIR/165-179 RBg.
- Pasal 164, 169-172 HIR/Pasal 306-309 RBg.
Syarat formil bukti saksi:
- Orang yang cakap untuk menjadi saksi;
- Orang yang tidak dilarang untuk menjadi saksi oleh undang-undang; (Pasal 145
ayat (1) HIR/172 ayat (1) RBg. Pasal 76 ayat (1) UU.No.1989 yg.sdu.dg.
UU.No.3/2006 dan UU.No.50/2009 dan Yurisprudensi);
- Keterangan disampaikan didepan persidangan pengadilan;
- Diperiksa satu persatu maksudnya ketika memerikasa saksi A, saksi lainnya
harus diluar sidang; (Pasal 144 ayat (1) HIR/171 ayat (1) RBg.)
- Mengucapkan sumpah; (Pasal 147 HIR/175 RBg.);
Syarat materil bukti saksi:
- Minimal harus dua orang saksi; (Pasal 169 HIR/Pasal 306 RBg.);
- Keterangan saksi atas dasar pengetahuan berupa melihat sendiri, mendengar
sendiri, mengalami sendiri fakta peristiwa yang diterangkan; (Pasal 171 ayat (2)
HIR./Pasal
- Saksi harus menjelaskan alasan atau latar belakang pengetahuannya, bagaimana
sampai ia dapat mengetahui fakta peristiwa yang diterangkannya; (Pasal 171
ayat (1)/ Pasal
- Keterangan saksi satu dengan lainnya harus bersesuaian. (Pasal 170 dan 172
HIR./Pasal 307 dan 309 RBg./Pasal 1905 KUHPerdata.);
Kekuatan hukum bukti saksi:
- Nilai pembuktiannya bebas;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 49
PERSANGKAAN
Persangkaan menurut undang-undang:
Dasar hukum Pasal 164, 173 HIR/Pasal 310 RBg. Pasal 1915 ayat (2), 1916-1921
KUHPerdata;
Syarat-Syarat persangkaan undang-undang:
- Yang sudah dirumuskan dalam undang-undang yang berlaku;
- Yang dirumuskan dalam putusan pengadilan yang berkuatan hukum tetap;
Kekuatan persangkaan undang-uandang:
- Bersifat memaksa (harus dipercaya);
Persangkaan hakim:
Dasar hukum bukti pesangkaan hakim:
- Pasal 164, 173 HIR/Pasal 310 RBg;
- Pasal 1922 KUHPerdata;
Syarat bukti persangkaan hakim:
- Dibangun dari beberapa fakta kejadian yang dibuktikan dengan alat bukti yang
tidak memenuhi syarat formil dan materil;
- Fakta tersebut penting (relevan), seksama (jelas) dan bersesuaian (ada saling
keterkaitan);
Kekuatan bukti persangkaan hakim:
- Bersifat bebas (tidak mengikat hakim dalam memutus perkara);
PENGAKUAN
Dasar hukum bukti pengakuan:
Pasal 174-176 HIR/311-313 RBg.,
Pasal 1923-1928 KUHPerdata;
Syarat formal bukti pengakuan:
- Harus dinyatakan secara lisan atau tulisan didepan sidang;
- Pengakuan dapat dikuasakan kepada kuasanya yang diberi kuasa istimewa
(surat kuasa khusus yang dibuat hanya untuk melakukan pengakuan dalam
persidangan tentang apa yang dijelaskan dalam surat kuasa);
- Pengakuan tidak dapat dicabut kecuali ada kekeliruan yang nyata akan tetapi
harus diganti dengan keterangan lain yang dapat dibuktikan kebenarannya;
Syarat materiil:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 50
- Pengakuan yang diberikan berhubungan langsung dengan pokok perkara;
- Tidak merupakan kebohongan atau kepalsuan yang nyata;
- Tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama dan ketertiban umum;
Pengakuan murni:
- Pengakuan yang tidak mengandung pengingkaran sekecil apapun;
- Pembenaran menyeluruh atas dalil gugatan dan petitum;
Akibat hukum pengakuan murni:
- Penggugat tidak wajib membuktikan walupun pengakuan itu bohong;
- Perkara yang disengketakan para pihak selesai;
- Hakim harus mengahiri pemeriksaan perkara dengan menjatuhkan putusan
untuk kemenangan penggugat;
Pengakuan berkualifikasi:
- Pengakuan yang diikuti pernyataan lain bahwa dalil penggugat tidak sepenuhnya
benar; (misalkan Penggugat menyatakan “rumah tangga penggugat dan
tergugat sering cekcok dan tidak mungkin didamaikan oleh karena itu mohon
perceraian”. Jawaban Tergugat “benar antara penggugat dan tergugat sering
cekcok akan tetapi percekcokan tersebut percekcokan biasa dalam rumah
tangga, belum memenuhi syarat untuk perceraian”;
Pengakuan berklausul:
- Pengakuan yang diikuti pernyataan membebaskan tergugat dari tuntutan
penggugat; (misalkan: Penggugat mendalilkan tergugat selama satu tahun tidak
memberi nafkah kepada penggugat karena selama itu penggugat dan tergugat
berpisah tempat tinggal”. Jawab tergugat “benar saya pisah tempat tinggal
selama satu tahun karena saya saat itu sedang mencari nafkah di Saudi Arabia,
akan tetapi sewaktu meninggalkan penggugat, penggugat dan tergugat memiliki
tanah seluas 1000 M2 dan tanah tersebut dijual oleh penggugat untuk keperluan
rumah tangga”);
Kekuatan hukum pengakuan:
- Pengakuan murni mempunyai nilai kekuatan pembuktian sempurna yaitu
memiliki daya kekuatan mengikat (bindende) dan menentukan (beslissende);
Kekuatan hukum pengakuan kualifasi (bersyarat) dan pengakuan berklausul:
- Kedua pengakuan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum pembuktian
sehingga jika ada pengakuan kualifikasi atau pegakuan klausul dari pihak
tergugat maka penggugat wajib membuktikan dalil gugatannya;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 51
BUKTI SUMPAH
SUMPAH SUPLETOIR
Dasar hukum bukti sumpah supletoir:
- Pasal 155 HIR/182 RBg.
- Pasal 157 HIR/184 RBg.
- Pasal 158 HIR/185 RBg.
- Pasal 164 HIR/284 RBg.
- Pasal 177 HIR/314 RBg.
Tata cara sumpah supletoir:
- Sumpah supletoir dilakukan jika ada bukti tetapi tidak memenuhi syarat minimal
pembuktian dan tidak mungkin dibuktikan dengan bukti lain;
- Sumpah supletoir diperintahkan hakim secara ex officio;
- Perintah sumpah supletoir oleh hakim harus rasional, yakni diperintahkan
kepada pihak yang bukti awalnya lebih kuat;
- Sumpah supletoir diucapkan oleh yang bersangkutan atau kuasanya yang diberi
kuasa khusus untuk itu;
- Sumpah supletoir harus dilakukan atas perbuatan yang dilakukan sendiri atau
kejadian yang dialami sendiri;
- Sumpah supletoir dilakukan didalam persidangan pengadilan, kecuali ada alasan
yang dibenarkan menurut hukum;
- Sumpah supletoir harus dihadiri oleh pihak lawan, kecuali jika pihak lawan yang
telah dipanggil secara sah tidak hadir;
- Sumpah supletoir harus dicatat dalam BAP tanpa dicatat dalam BAP sumpah
tidak sah;
- Pelaksanaan sumpah supletoir dapat didelegasikan kepada pengadilan lain
dimana pihak yang akan mengangkat sumpah bertempat tinggal;
Kekuatan hukum sumpah supletoir:
- Kekuatan hukum pembuktian sumpah supletoir sempurna, mengikat dan
menentukan;
SUMPAH PEMUTUS
Dasar hukum sumpah pemutus:
- Pasal 156 HIR/183 RBg.
- Pasal 157 HIR/184 RBg.
- Pasal 158 HIR/185 RBg.
- Pasal 164 HIR/284 RBg.
- Pasal 177 HIR/314 RBg.
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 52
Tata cara sumpah pemutus:
- Sumpah pemutus dilakukan jika tidak ada bukti sama sekali;
- Sumpah pemutus dimintakan oleh salah satu pihak kepada pihak lawan;
- Sumpah pemutus dapat dikembalikan lagi oleh yang diminta bersumpah kepada
pihak pertama yang meminta sumpah pemutus, jika perbuatan tersebut
merupakan perbuatan dua belah pihak (litis desissoir);
- Sumpah pemutus diucapkan oleh yang bersangkutan atau kuasanya yang diberi
kuasa istimewa;
- Sumpah pemutus harus dilakukan atas perbuatan yang dilakukan sendiri atau
kejadian yang dialami sendiri;
- Sumpah pemutus dilakukan didalam persidangan pengadilan, kecuali ada alasan
yang dibenarkan menurut hukum;
- Sumpah pemutus harus dihadiri oleh pihak lawan, kecuali jika pihak lawan
tersebut telah dipanggil secara sah tidak hadir;
- Sumpah pemutus supaya sah harus dicatat dalam BAP tanpa dicatat dalam BAP
sumpah pemutus tidak sah;
- Pelaksanaan sumpah pemutus dapat didelegasikan kepada pengadilan lain
dimana pihak yang akan mengangkat sumpah bertempat tinggal;
- Sumpah pemutus dapat diperintahkan dalam setiap tingkat pemeriksaan
perkara;
Kekuatan hukum sumpah pemutus:
- Sumpah pemutus mempunyai nilai pembuktian sempurna, mengikat dan
menentukan bagi pihak yang mengucapkan sumpah;
- Yang menolak mengucapkan sumpah harus dikalahkan;
SUMPAH PENAKSIR
Dasar hukum sumpah penaksir:
- Pasal 155 HIR/182 RBg.
Tata cara sumpah penaksir:
- Sumpah penaksir adalah sumpah untuk menentukan jumlah ganti rugi yang
harus dibayar;
- Dilakukan jika tidak ada bukti sama sekali tentang berapa jumlah ganti rugi yang
harus dibayar;
- Sumpah penaksir dapat dilakukan jika telah terbukti alas haknya; (misalkan
tergugat punya utang kepada penggugat sebab jual beli barang dan jual beli
tersebut telah dibuktikan, akan tetapi akibat keterlambatan pembayaran dari
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 53
tergugat, penggugat mengalami kerugian tapi tidak tahu berapa jumlah
kerugiannya, atas klaim ganti rugi inilah diangkat sumpah pemutus);
- Dibebankan kepada pihak penggugat ;
- Diperintahkan oleh hakim;
- Dilakukan didepan persidangan kecuali ada alasan hukum;
- Harus dihadir oleh pihak lawan kecuali pihak lawan sudah dipanggil secara sah
tidak hadir;
SUMPAH LI’AN
Dasar hukum sumpah li’an:
- Pasal 87,88 UUPA.
Tata cara pemeriksaan sumpah lian:
- Sumpah lian dilaksanakan jika pihak suami menuduh istri berbuat zina;
- Suami tidak mampu membuktikan perbuatan zinah pihak istrinya;
- Sumpah lian diperintahkan oleh Majlis hakim;
- Sumpah diucapkan didepan persidangan;
- Sumpah lian harus dihadiri oleh istri;
- Suami bersumpah “Demi Allah bahwa istri saya telah berbuat zina” sebanyak
empat kali ditambah kalimat “saya siap menerima laknat Allah bila saya
berdusta”.
- Jika istri bersedia bersumpah nukul maka istri bersumpah “Demi Allah bahwa
istri saya telah berbuat zina” sebanyak empat kali ditambah kalimat “saya siap
menerima laknat Allah bila saya berdusta”.
Contoh BAP yang memuat alat-alat bukti;
P. KESIMPULAN
Dasar hukum kesimpulan:
- Pasal 28 Rv.
- Yurisprudensi.
Contoh BAP yang memuat kesimpulan para pihak:
Q. MUSYAWARAH
Dasar hukum musyawarah majlis:
- Pasal 178 HIR/189 RBg.
- Pasal 14, 51 dan 53 UU.No.48/2009.
Langkah-langkah musyawarah majlis:
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 54
- Ketua majlis mempersilahkan kepada hakim yang lebih junior untuk
mengemukan pendapatnya, berupa fakta-fakta yang sudah terbukti dan yang
tidak terbukti, dasar hukum apa yang diterapkan, dan pertimbangan keadilan
dan kemanfaatan hukum secara tertulis;
- Setelah hakim junior mengemukan pendapatnya, ketua majlis mempersilahkan
hakim anggota yang senior untuk menyampaikan pendapatnya secara tertulis
sebagaimana pendapat yang dkemukakan oleh hakim pertama;
- Selanjutnya ketua menyampaikan pendapatnya secara tertulis sebagaimana
pendapat kedua hakim yang lebih dahulu menyampaikan pendapat;
- Tahap berikutnya majlis menyepakati pendapat mana yang memenuhi
ketentuan hukum yang berlaku dan memenuhi rasa keadilan serta asas manfaat;
- Jika tidak ada kesepakatan dilakukan vooting, dan pendapat yang kalah
merupakan disenting opinion;
- Jika tiga hakim majlis berbeda pendapat maka yang digunakan adalah pendapat
ketua majlis;
- Pendapat para hakim anggota dan ketua majlis dicatat dalam ikhtisar
musyawarah yang ditandatangani oleh ketua majlis dan penitera sidang
dilampirkan dalam berita acara persidangan terakhir;
Contoh BAP yang memuat musyawarah majlis;
R. DISSENTING OPINION
Dasar hukum disenting opinion:
Pasal 14 ayat (3) UU.No.48/2009;
Tata cara memuat dicenting opinion dalam putusan:
- Pendapat hakim yang berbeda dimuat dalam pertimbangan hukum setelah
pertimbangan hakim lainnya yang menjadi dasar putusan dengan menyebutkan
nama hakim yang berbeda pendapat tersebut;
S. PUTUSAN
Dasar hukum putusan:
- Pasal 178 HIR/Pasal 189 RBg.
- Pasal 179 HIR/Pasal 190 RBg.
- Pasal 180 HIR/Pasal 191 RBg.
- Pasal 181 HIR/Pasal 192 Rbg.
- Pasal 182 HIR/Pasal 193 RBg.
- Pasal 183 HIR/Pasal 194 RBg.
- Pasal 184 HIR/Pasal 195 RBg.
- Pasal 185 HIR/Pasal 196 Rbg.
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 55
Syarat formil putusan:
- Diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum;
- Diucapkan dalam persidangan pengadilan;
Isi putusan :
- Kepala putusan (Putusan, Nomor, Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
maha Esa, dan Bismillahirrahmanirrahim);
- Pengadilan yang memutus;
- Identitas Penggugat dan Tergugat;
- Konsideran singkat yang berbunyi:
Pengadilan Agma tersebut;
Telah membaca surat-surat yang bersangkutan;
Telah mendengar kedua belah pihak berperkara dan saksi-saksi;
- Duduk perkara:
Terdaftarnya perkara;
Dalil-dalil dan petitum gugatan;
Upaya damai melalui mediator;
Jawaban tergugat (eksepsi, pokok perkara dan rekonvensi);
Replik dari penggugat;
Duplik dari tergugat;
Bukti-bukti yang diajukan penggugat;
Bukti-bukti yang diajukan tergugat;
- Pertimbangan hukum:
Pertimbangan kewenangan absolut; (ada tidak ada eksepsi);
Pertimbangan legal standing penggugat (ada atau tidak ada eksepsi);
Dalam Eksepsi:
Dalil eksepsi;
Jawaban eksepsi;
Pertimbangan hakim tentang eksepsi;
Dalam pokok perkara:
Dalil-dalil pokok gugatan;
Dalil-dalil yang diakui, diakui secara kalausul, kualifikasi dan yang dibantah;
Dalil-dalil yang harus dibuktikan;
Pertimbangan bukti-bukti yang relevan, memenuhi syarat formal dan materiil;
Pertimbangan fakta-fakta yang dapat dibuktikan;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 56
Mengambil konklusi dari fakta-fakta yang dapat dibuktikan menjadi fakta
hukum;
Pertimbangan dasar hukum yang diterapkan (UU, hukum tidak tertulis,
Yurisprudensi, dan doktrin hukum);
Pertimbangan biaya perkara;
- Amar putusan:
Dalam Konvensi:
- Dalam eksepsi:
- Dalam Pokok Perkara:
Dalam rekonvensi:
Dalam Konvensi dan Rekonvensi:
- Kaki putusan:
Hari dan tanggal diputuskan;
Hari dan tanggal diucapkan;
Majlis hakim yang memutus;
Majlis hakim yang mengucapkan putusan;
Panitera yang membantu;
Diucapkan dalam persidangan untuk umum;
Dihadiri tidaknya oleh para pihak pada saat putusan diucapkan;
Tanda tangan majlis hakim dan panitera pengganti;
Perincian biaya perkara;
Cacatan putusan:
Jika tidak dihadiri oleh para/salah seorang pihak harus ada catatan:
“Isi putusan ini sudah diberitahukan kepada pihak pengugat dan/tergugat pada hari,
tanggal”
Catatan sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap:
“Putusan ini telah memunyai kekuatan hukum yang tetap sejak hari tanggal”
Beberapa contoh putusan yang baik dan benar:
Contoh putusan akhir setelah putusan sela kewenangan absolut yang ditolak;
Contoh putusan akhir setelah putusan sela intervensi dikabulkan;
Contoh putusan yang memuat eksepsi dan rekonvensi;
Contoh putusan verstek;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 57
Contoh putusan perlawanan atas putusan verstek;
T. PERLAWANAN SITA JAMINAN
Dasar hukum perlawanan sita jaminan:
- Pasal 195 ayat (6) HIR/ Pasal 206 ayat (6) RBg.
- Pasal 207 HIR/Pasal 225;
- Pasal 207 ayat (2) HIR/226 RBg.
- Pasal Pasal 207 ayat (3) HIR/Pasal 227 RBg.
- Pasal 208 HIR/Pasal 228 RBg.
Subjek yang berhak melakukan perlawanan atas sita jaminan:
- Pihak tersita sendiri;
- Pihak ketiga dengan alasan bahwa barang yang disita adalah miliknya;
Proses pemerikasaan perlawanan atas sita jaminan:
- Perlawanan diajukan kepada pengadilan yang melaksanakan penyitaan;
- Sidang perkara perlawanan atas sita jaminan dilakukan sebagaimana sidang
pemeriksan biasa;
Contoh BAP perlawanan atas sita jaminan;
Contoh putusan atas perlawanan sita jaminan;
U. PERLAWANAN EKSEKUSI
Dasar hukum perlawanan eksekusi:
- Pasal 195 ayat (6) HIR/ Pasal 206 ayat (6) RBg.
- Pasal 207 HIR/Pasal 225;
- Pasal 207 ayat (2) HIR/226 RBg.
- Pasal Pasal 207 ayat (3) HIR/Pasal 227 RBg.
- Pasal 208 HIR/Pasal 228 RBg.
Subjek yang berhak melakukan perlawanan atas eksekusi:
- Pihak tereksekusi sendiri;
- Pihak ketiga dengan alasan barang yang dieksekusi adalah milik atau hak
kebendaan lainnya;
Proses pemeriksaaan perlawanan eksekusi:
- Perlawan terhadap eksekusi diajukan kepada pengadilan yang melaksakan
eksekusi;
- Sidang pemeriksaan perlawanan terhadap eksekusi dilakukan sebagaimana
pemeriksaan perkara biasa;
Contoh BAP yang memuat perlawanan eksekusi;
*Makalah ini disampaikan dalam acara Orientasi Pemberkasan Perkara Pengadilan Agama se wilayah PTA Pekanbaru tanggal 24 Juni 2010 di Pekanbaru.
**Hakim Tinggi PTA Jakarta. Page 58
Contoh Putusan atas perlawanan eksekusi;
Top Related