HUBUNGAN TINDAKAN INVASIF (PEMASANGAN INFUS) TERHADAP TERJADINYA INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG NICU/PICU RSUD Dr.KANUJOSO DJATIWIBOWO
BALIKPAPAN TAHUN 2009
Oleh Rita Eka MartiniNIM.
Abstrak • Infeksi Nosokomial di kenal pertama kali pada tahun 1847, seorang dokter bernama Ignaz
Semmel Weis bekerja di bagian kebidanan di sebuah Rumah Sakit di Vienna, Austria. Semmel Weis mengamati bahwa angka kematian di antara ibu di bangsal yang di layani oleh Mahasiswa kedokteran tiga kali lebih tinggi di bandingkan bangsal yang di layani oleh Bidan, Semmel Weis mendalilkan bahwa hal ini terjadi karena Mahasiswa langsung ke bangsal kebidanan setelah belajar otopsi (Bedah mayat) dan membawa infeksi dari mayat ke ibu yang melahirkan. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan tindakan invasif (pemasangan infuse) terhadap terjadinya infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikpapan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan jenis penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi. Penelitian ini dilaksanakan di NICU/PICU RSKD Balikpapan dengan jumlah responden sebanyak 32 responden.
• Hasil penelitian terhadap 32 responden yang dilakukan tindakan infasif pemasangan infus sebanyak 21 responden, 17 responden (81%) tidak terdapat tanda infeksi sedangkan 4 responden terdapat tanda infeksi. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,098 yang lebih besar dari .Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tindakan infasif pemasangan infus dengan kejadian infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikapapan. Hasil yang dicapai ini hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan pada waktu yang akan datang. Hendaknya diadakam pelatihan guna peningkatan kualitas SDM untuk menunjang keberhasilan dalam tindakan.
HASIL
• Dari hasil penelitian terhadap pasien yang dipasang infus di ruang NICU/PICU diperoleh data sebagai berkut:
• 1. Analisa Univariat • Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di ruang NICU/PICU
RSKD Balikpapan tahun 2009
• Sumber data : data primer
Umur Jumlah Prosentase (%)
< 1 tahun 7 21,8
1-5 tahun 20 62,5
6-10 tahun 5 16,6
Jumlah 32 100
HASIL• Berdasarkan tabel 1 dari 32 responden yang berusia <1 tahun sebanyak 7
responden (21,8%) usia 1-5tahun sebanyak 20 respoenden ( 62,5%) usia 6-10 tahun sebanyak 5 responden (16,6 %)
• Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ruang NICU/PICU RSKD Balikpapan tahun 2009
• Sumber data : data primer
Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%)
Laki-laki 20 62,5
Perempuan 12 37,5
Jumlah 32 100
HASIL• Berdasarkan tabel 2, dari 32 responden di ruang NICU/PICU RSKD yang berjenis
kelamin lakilaki sebanyak 20 responden (62,5%) dan perempuan sebanyak 12 responden ( 37,5%)
• Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama dirawat di ruang NICU/PICU RSKDBalikpapan tahun 2009
• Sumber data : data primer
Lama dirawat Jumlah Prosentase (%)
3 hari 5 16,6
4 hari 10 33,3
5 hari 9 30
6 hari 5 16,6
> 6 hari 3 10
Jumlah 32 100
HASIL• Berdasarkan tabel 3 dari 32 responden yang dirawat selama 3 hari sebanyak 5
responden (16,6%) 4 hari sebanyak 10 responden (33,3%) 5 hari sebanyak 9 responden (30%) 6 hari sebanyak 5 responden (16,6%) lebih dari 6 hari sebanyak 3 responden (10% )
• 2. Analisa Bivariat• Tabel 4. Distribusi responden menurut tindakan infasif pemasangan infus dan
kejadian infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikpapan tahun 2009
• Sumber data : data primer
Tindakan infasif sesuai
prosedur
Infeksi nosokomial
Total ORp
valueYa % Tidak %
Ya 4 19 17 81 21 0.195 0.098
Tidak 6 54.4 5 45.5 11CI 0.39-0.982
Total 10 31.3 22 68.8 32
HASIL
• Berdasarkan tabel diatas dari 32 responden yang dilakukan tindakan infasif pemasangan infus sebanyak 21 responden, 17 responden tidak terdapat tanda infeksi sedangkan 4 responden terdapat tanda infeksi. Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,098 yang lebih besar dari sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima bahwa tidak ada hubungan antara tindakan infasif dengan kejadian infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikapapan.
PEMBAHASAN
• Dari hasil penelitian yang dperoleh bahwa petugas rata-rata sudah menjalankan prosedur pemasangan infus dengan baik dan benar ini berarti bahwa terjadinya infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU tidak diakibatkan oleh pemasangan infus. Banyak faktor yang lain yang dapat mengakibatkan terjadinya hal tersebut.
• Pada hasil uji statistik diperoleh nilai p value =0,098 yang lebih besar dari sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima bahwa tidak ada hubungan antara tindakan infasif dengan kejadian infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikapapan.
KESIMPULAN
• Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara tindakan infasif pemasangan infus dengan kejadian infeksi nosokomial di ruang NICU/PICU RSKD Balikpapan.
SARAN
1. Hasil yang dicapai ini hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan pada waktu yang akan datang.
2. Hendaknya diadakam pelatihan guna peningkatan kualitas SDM untuk menunjang keberhasilan dalam tindakan.
LEMBAR KUISIONER/OBSERVASI
• Berilah tanda (√) pada lembar jawabanyang disediakan.
• No responden :• umur : • Jenis kelamin : 1). laki-laki 2). Perempuan • Lama dirawat : 1). 3 hari 2). 4 hari 3). 5 Hari
4). 6 hari 5). > 6 Hari
LEMBAR KUISIONER/OBSERVASIN
o
PertanyaanYa Tidak
1 0
A
1
2
3
4
5
6
B
1
2
3
4
5
Observasi terhadap petugas kesehatan:
Sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan petugas selalu mencuci tangan.
Petugas selalu menggunakan sarung tangan dalam melakukan tindakan.
Peralatan infus (cairan, infus set, jarum) masih dalam keadaan steril
Peralatan ditempatkan dalam wadah yang bersih.
Sebelum memasang infus, area penusukan diolesi dengan desinfektan terlebih
dahulu (alkohol/iodine povidone)
Setelah memasang infus area penusukan jarum infus diberi obat/antiseptik dan
ditutup dengan kassa steril
Observasi terhadap pasien :
Kassa penutup diganti setiap hari.
Terdapat tanda-tanda kemerahan pada daerah penusukan dan sekitarnya
Terdapat tanda-tanda bengkak pada daerah penusukan.
Nyeri pada daerah pemasangan infus
Terdapat peningkatan suhu tubuh pada pasien
Top Related