i
HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VII
DI SMP N 1 GRABAG KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh
DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
DEKLARASI
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 10 Januari 2018
Penulis,
DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : DWI SUPRYATININGSIH
NIM : 111 13 238
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di Publikasikan oleh
Perpustakaan IAIN Salatiga.
Salatiga, 10 Januari 2018
Yang Menyatakan,
DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
v
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari DWI SUPRIYATININGSIH
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : DWI SUPRIYATININGSIH
NIM : 111 13 238
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Judul : HUBUNGAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN DENGAN HASIL BELAJAR
PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1 GRABAG
KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.
Salatiga, 22 Januari 2018
Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd
NIP.195705201986011001
SKRIPSI
vi
HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN
HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN
2016/2017
disusun oleh:
DWI SUPRIYATININGSIH
NIM: 111 13 238
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 02 April 2018 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag. M.Phil _______________
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd _______________
Penguji I : Drs. Abdul Syukur, M.Si _______________
Penguji II : Drs. Wahyudiana, M.M.Pd _______________
Salatiga,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002
vii
MOTTO
من خر ج فى طلب العلم فهو فى سبيل للا
‘’Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah ‘’
(HR.Turmudzi)
viii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya kecil ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu Rizqiyatul Wakhidah dan Bapak Ikhsan tercinta yang senantiasa
mendo’akan, membimbing, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang
dari kecil sampai sekarang, semoga Allah SWT memberikan kesehatan, umur
panjang dan rezeki yang barokah dan bermanfaat untuk beliau.
2. Kakak dan adikku Alfan Habibi Rohman dan Fadhilah Rizki Kurnia Sari dan
keluarga besar yang selalu memberikan nasehat, pelajaran hidup yang
berharga bagiku serta mendo’akan dan memberi dukungan terbaik.
3. Bapak K.H Zumri RWS (Alm.) dan Ibu Nyai Hj. Latifah selaku Pengasuh
Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al-Falah yang kami tunggu-tunggu
barokah ilmunya.
4. Bapak KH. Abdul Basith dan Ibu Hj. Fatimah selaku Pengasuh Pondok
Pesantren Salafiyah Pulutan yang kami tunggu-tunggu barokah ilmunya.
5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi.
6. Bapak dan Ibu dosen yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran.
7. Bapak Ahmad Ruslan, S.Ag selaku guru kolaborator dalam penelitian skripsi
ini.
8. Dewan guru dan staff SMPN 01 Grabag yang membantu kelancaran dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Semua guru-guru mulai dari MI, MTs, SMAN yang telah mengajari berbagai
ilmu dan juga sudah mengantarkan sampai kuliah ini.
10. Kakak angkatku tercinta, Titik Isniatus Sholihah yang tak pernah bosan
mengarahkan, memotivasi, dan mensupport penuh serta mendo’akan demi
terselesaikannya skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat tercinta, Nur Kholifah, Siti Sirril Inayah, Faiqotul Himmah,
yang selalu setia menjadi saudara selama ini, berjuang bersama dalam suka
maupun duka dan terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.
12. Keluarga besar PPTI Al-Falah, teman-teman angkatan 2013, teman-teman
kamar C16 dan Keluarga besar PP Salafiyah Pulutan, yang sama-sama sedang
berjuang meraih toga simbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan,
serta adik-adik kamarku Siti maskanah, Ulun Nayyiroh, Umi Maghfiroh,
Miftah Nuril Maulida, Lailiyah Maghfuroh, Anggun Klara Sinta, dan
semuanya yang telah memberikan motivasi untukku.
13. Teman-teman PAI, PPL dan KKN angkatan 2013 yang sudah mensupport
demi terselesainya skripsi ini.
14. Sedulur-sedulur FK-WAMA yang selalu mendo’akan dan mendukung dalam
pengerjaan skripsi ini.
ix
15. Calon Imamku, Arif Nurul Huda, yang selalu mendo’akan, menasehati dan
mendukung demi kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.
16. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan yang juga
sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
x
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah “HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DENGAN HASIL
BELAJAR PAI SISWA KELAS VII DI SMP N 1 GRABAG KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan
pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat
xi
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya
skripsi ini.
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi
Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN Salatiga).
7. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-
cita.
9. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda amin. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
xii
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amin ya robbal
‘alamin.
Salatiga, 10 Januari 2018
Penulis,
DWI SUPRIYATININGSIH
111 13 238
xiii
ABSTRAK
Supriyatiningsih, Dwi. 2017. Hubungan Latar Belakang Pendidikan dengan Hasil
Belajar PAI Siswa Kelas VII di SMP N 1 Grabag Kabupaten
Magelang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd
Kata Kunci: latar belakang pendidikan dan hasil belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siswa SMP Negeri 1 Grabag
Kelas VII pada mata pelajaran PAI, nama yang lebih unggul antara yang berasal
dari SD, SDIT, atau MI dan untuk mengetahui hubungan latar belakang
pendidikan dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas
VII di SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP Negeri 1
Grabag yang terdiri dari 32 siswa.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
naratif mendeskripsikan seluruh kejadian selama dilakukan tindakan dan analisis
deskriptif kuantitatif dengan persentase yang menunjukkan pemahaman dan
perkembangan hasil belajar siswa.
Hasil penelitian telah diperoleh hasil belajar PAI SMP Negeri 1 Grabag
Kabupaten Magelang yang tertinggi (nilai rata-rata) siswa siswi dari SDIT
sebesar 86,75 dan yang menempati peringkat berikutnya adalah siswa siswi dari
MI sebesar 83,58 kemudian yang terakhir ditempati oleh siswa siswi dari SD
sebesar 75,21.
Pada analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus
korelasi product moment, diperoleh koefisisen korelasi antara latar belakang
pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (rxy) sebesar 0,351. Hasilnya
dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam taraf signifikasi 5%
diperoleh 0,349. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rh 0,351>0,349 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan
positif dan signifikan antara latar belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar
siswa di SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun
Pelajaran 2016/2017. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat latar belakang
pendidikan siswa semakin tinggi pada tingkat hasil belajar siswa.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ............................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi
MOTTO.......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........ ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. RumusanMasalah ............................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
D. Hipotesis............................................................................. 5
E. ManfaatPenelitian .............................................................. 6
F. Kajian Pustaka.................................................................... 7
G. Penegasan Istilah ................................................................ 9
H. Metode Penelitian .............................................................. 17
I. Sistematika Penulisan ........................................................ 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Latar Belakang Pendidikan ................................................ 20
1. Pengertian Latar Belakang Pendidikan ...................... 20
2. Pengertian Pendidikan ................................................ 20
3. Pengertian Siswa ........................................................ 27
xv
B. Hasil Belajar ...................................................................... 28
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 28
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ................ 32
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...... 35
C. Hakikat Pembelajaran PAI di SMP ................................... 36
1. Pengertian Pembelajaran PAI .................................... 36
2. Tujuan Pembelajaran PAI .......................................... 38
D. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam...................... 39
E. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan
dengan Hasil Belajar ........................................................... 44
F. Kurikulum......................................................................... 45
1. Pengertian Kurikulum ................................................. 45
2. Fungsi Kurikulum ....................................................... 46
3. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah(MI) .... 57
4. Kurikulum SD dan MI ................................................ 57
5. Sampel Nilai PAI Siswa MI dan SD .......................... 62
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek ..................................................... 65
1. Sejarah Singkat SMP N 1 Grabag ................................. 65
2. Lingkungan Geografis .................................................. 68
3. Visi, Misi dan Tujuan ................................................... 70
4. Moto Layanan SMPN 1 Grabag ................................... 72
5. Struktur Organisasi ....................................................... 72
6. Daftar Guru dan Karyawan SMPN 1 Grabag ............... 73
7. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag ................ 76
B. Penyajian Data .................................................................. 77
BAB IV ANALISIS DATA
A. Data Nilai/Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VII A dari masing-
masing asal Sekolah ........................................................... ... 83
xvi
B. Analisis Deskriptif............................................................. . 86
1. Analisis Latar Belakang Pendidikan Siswa ................. 86
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ............................... 93
C. Hipotesis Penelitian ........................................................... 99
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ........................................ 103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 105
B. Saran................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1), menyatakan bahwa tiap-
tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Pengajaran bagi
setiap warga negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa secara maksimal sehingga
dengan kemampuannya siswa akan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
kelak akan digunakan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan
sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak
hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah).
Tetapi sampai detik ini pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan
wahana utama untuk mengembangkan SDM yang dilakukan dengan
sistematis, programatis, dan berjenjang.
Pendidikan dalam arti luas dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
(Arikunto Suharsimi, 2001: 10).
Pendidikan dalam arti sempit adalah “Pengajaran yang diselanggarakan
umumnya di sekolah sebagai pendidikan formal” (Arikunto Suharsimi, 2001:
2
12). Sedangkan para ahli psikologi memandang pendidikan adalah pengaruh
orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa agar mempunyai kemampuan
yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-
tugas sosialnya dalam bermasyarakat (Oemar Hamalik, 2001: 21).
Keberhasilan suatu pendidikan dalam proses belajar mengajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Guru sebagai salah satu unsur pendidik
dituntut memiliki kemampuan memahami bagaimana peserta didik belajar dan
kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik. Belajar dan
pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional.
Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari pembelajaran yang dilakukan
oleh guru baik di rumah, sekolah, atau belajar dimanapun adalah agar dapat
memperoleh hasil belajar yang telah ditetapkan atau melebihinya sehingga
dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik. Dalam proses memperoleh
hasil belajar yang baik diperlukan metode pembelajaran yang tepat, sehingga
apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran
hasil belajar di atas standar yang ada.
Prestasi belajar merupakan impian setiap manusia yang sedang dalam
tahap belajar. Prestasi belajar dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh
beberapa faktor diantaranya latar belakang pendidikan dan kemampuan
mengajar seorang guru. Untuk dapat mengetahui latar belakang pendidikan
dan kemampuan mengajar guru disamping pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat, maka perolehan hasil belajar PAI siswa juga dipengaruhi oleh
3
karakteristik siswa itu sendiri yaitu latar belakang pendidikan formal siswa.
Oleh karena itu diduga siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda
akan mengalami perbedaan pemahaman terhadap materi PAI di tingkat SMP
yang berbeda pula.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan
pembentukan watak dan kepribadian siswa, tetapi secara subtansial
memberikan kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan dan akhlakul karimah
dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang belajar di SMP tentunya tidak
semua berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), terdapat beberapa pula yang
berasal dari Sekolah Dasar (SD). Maka, terdapat perbedaan pengalaman
belajar yang mereka dapatkan dari masing-masing sekolah dan tentunya hal
ini akan berakibat pada hasil belajar yang akan mereka raih. Mengingat pada
mata pelajaran PAI, pengetahuan agama Islam di MI diberikan beberapa mata
pelajaran, sedangkan pada SD pengetahuan agama Islam digabungkan dalam
mata pelajaran PAI.
Latar belakang pendidikan anak sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Siswa
yang berasal dari SD tentunya hasil belajar akan berbeda dengan siswa yang
berasal dari MI, karena anak yang berasal dari sekolah MI bekal pelajaran PAI
lebih lengkap dan cakupan materi lebih luas. Hal ini pasti akan mempengaruhi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Dengan demikian dapat
4
diasumsikan bahwa siswa yang berasal dari MI memiliki hasil belajar PAI
yang lebih baik daripada siswa yang berasal dari SD.
Secara teoretis siswa yang telah mendapat pengalaman belajar lebih dulu
dan lebih komplek dalam hal ini siswa yang berasal dari MI, akan lebih mudah
mempelajari bidang study tersebut (PAI) pada tingkat selanjutnya (SMP).
Siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan agama yang kompleks akan
mempunyai kemampuan dasar dan tentunya hasil belajar siswapun lebih baik
dibandingkan siswa yang latar belakang pendidikan kurang kompleks dalam
pembelajaran PAI.
Berdasarkan latar belakang di atas, selanjutnya peneliti akan
mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Latar Belakang Pendidikan
dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kabupaten
Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diantara siswa SMP Negeri 1 Grabag Kelas VII pada mata pelajaran PAI,
mana yang lebih unggul antara yang berasal dari SD, SDIT, atau MI?
2. Adakah hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui siswa SMP Negeri 1 Grabag Kelas VII pada mata
pelajaran PAI, mana yang lebih unggul antara yang berasal dari SD, SDIT,
atau MI.
2. Untuk mengetahui hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
D. Hipotesis
Hipotesis yaitu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1991:67).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara latar
belakang pendidikan dengan hasil belajar, artinya bilamana siswa tersebut
mempunyai latar belakang pendidikan yang baik dan sesuai maka siswa
tersebut akan cenderung memperoleh hasil belajar yang baik.
6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat teoretis dan praktis.
1. Manfaat teoretis
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan
tentang latar belakang pendidikan dan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam siswa.
b. Penelitian ini dapat berguna sebagi acuan dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini memiliki manfaat untuk guru, siswa, dan sekolah sebagai
berikut:
a. Guru
Sebagai masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan
mengetahui latar belakang pendidikan siswa yang berbeda.
b. Siswa
Sebagai masukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan optimal meskipun dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda.
c. Sekolah
Dengan mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan terhadap
hasil belajar maka diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang
bersangkutan.
7
d. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dapat sebagai
referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang sejenis selanjutnya.
F. Kajian Pustaka
Untuk mendukung dan mempermudah penulisan skripsi, maka peneliti
berusaha melakukan penelitian lebih awal terhadap pustaka yang ada berupa
karya-karya peneliti terdahulu yang berkaitan dengan judul dan relevansi
terhadap tema peneliti.
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Ahmad Chumaedi yang berjudul
”Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru dengan Motivasi Belajar Siswa
Kelas X Pada Mata Pelajaran Tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul
Yogyakarta.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi
pedagogik guru kelas X mata pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon
Bantul Yogyakarta, untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas X mata
pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul Yogyakarta, untuk
mengetahui hubungan kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar
siswa kelas X mata pelajaran tarikh di SMA Muhammadiyah Sewon Bantul
Yogyakarta. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kompetensi pedagogik
guru tarikh kelas X SMA Muhammadiyah Sewon Bantul secara rata-rata pada
taraf yang cukup baik hal ini ditunjukkan dengan nilai mean sebesar 56.6552
dan standar deviasi 8.12085. Secara akademis, dari setiap indikator
kompetensi pedagogik guru dapat diartikan bahwa guru dalam menjelaskan
8
materi, mengadakan variasi, menyebarkan dan memindahkan giliran
pertanyaan, memberi penguatan dalam menjelaskan materi tergolong sangat
baik sekali, sedangkan dalam hal membuka pelajaran, menggunakan waktu,
mengelola kelas tergolong cukup baik. Motivasi belajar siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Sewon Bantul secara rata-rata ada taraf yang cukup baik hal
ini ditunjukkan dengan nilai mean sebesar 89.8966 dan standar deviasi
8.72331. Secara akademis dari setiap indikator motivasi belajar siswa dapat
diartikan bahwa siswa dalam hal hasrat dan keinginan berhasil, harapan dan
cita-cita masa depan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, penghargaan
dalam belajar siswa tergolong tinggi sekali, sedangkan dalam hal dorongan
dan kebutuhan dalam belajar cukup tinggi, namun dalam hal kegiatan yang
menarik dalam belajar siswa tergolong rendah. Korelasi kompetensi
pedagogik dengan motivasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah
Sewon Bantul sebesar0,170, angka tersebut dapat dikatakan bahwahipotesis
alternatif diterima. Sedangkan hubungan signifikan antara kedua variabel
tersebut, ialah 0,377, angka tersebut dapat dikatakan bahwahipotesis alternatif
ditolak. Kontribusi antara kompetensi pedagogik dengan motivasi belajar
siswa sebesar 2,89% dan 97,11% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain bisa
berasal dari kompetensi guru selain kompetensi pedagogik, prestasi,
lingkungan keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat.
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Shofaturrohmah, yang berjudul
“Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Mengajar Guru
Agama Islam Dengan Prestasi Belajar Afektif Siswa Aliyah Takhassus di
9
Pondok Pesantren Madarasah Wathoniyah Islamiyah Kemranjen Banyumas.”
Hasil persepsi siswa tentang kompetensi mengajar agama islam termasuk
dalam kategori sedang (cukup baik), dan prestasi belajar siswa juga termasuk
dalam kategori sedang (cukup baik). Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru agama islam dengan
prestasi belajar siswa.
Dari penelitian di atas, tentunya ada perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan, dimana dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yang
menjadi obyek penelitiannya adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Grabag,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang akan meneliti bagaimana
hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar siswa.
G. Penegasan Istilah
1. Hubungan Latar Belakang Pendidikan Siswa
a. Hubungan
Hubungan (bahasa Inggris: relationship) adalah kesinambungan
interaksi antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses
pengenalan satu akan yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap
proses kehidupan manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi
hubungan dengan teman sebaya, orangtua, keluarga, dan lingkungan
sosial. Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan positif
dan negatif. Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang
berinteraksi merasa saling diuntungkan satu sama lain dan ditandai
10
dengan adanya timbal balik yang serasi. Sedangkan, hubungan yang
negatif terjadi apabila suatu pihak merasa sangat diuntungkan dan
pihak yang lain merasa dirugikan. Dalam hal ini, tidak ada
keselarasan timbal balik antara pihak yang berinteraksi. Lebih lanjut,
hubungan dapat menentukan tingkat kedekatan dan kenyamanan antara
pihak yang berinteraksi. Semakin dekat pihak-pihak tersebut,
hubungan tersebut akan dibawa kepada tingkatan yang lebih tinggi.
b. Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan prestasi akademis yang terdiri
atas prestasi pada jenjang pendidikan terakhir atau perkembangan
prestasi akademis sebelumnya. Latar belakang pendidikan mempunyai
pengaruh dalam proses pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Dari
perbedaan latar belakang siswa akan berpengaruh pada kemampuan
siswa. Dalam hal ini pastinya akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
mempunyai pengalaman belajar lebih kompleks (MI) pada mata
pelajaran PAI dibanding siswa yang tidak mendapatkan pengalaman
belajar yang kompleks (SD) hasil belajar siswa akan berbeda.
c. Pendidikan
1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232) pendidikan
berasal dari kata “didik”, lalu diberikan awalan kata “me” sehingga
menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan.
11
Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.
Beberapa pengertian pendidikan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
2) Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20
tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
3) Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikanyaitu:
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4) Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
5) Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
12
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan
oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Sedangkan
dalam konteks ini, adalah pendidikan formal yang didapatkan siswa
pada jenjang pendidikan sebelumnya yaitu SD dan MI.
d. Siswa
1) Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus
diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran
yang diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan,
berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia, dan mandiri.
2) Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai
dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah
perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo
dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek
tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
13
perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik
lain yang melekat pada diri anak.
Sedangkan dalam konteks ini adalah siswa atau pelajar pada
jenjang SMP, yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
e. SMP
1) Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan
dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar (SD) atau yang sederajat. Sekolah Menengah
Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari
kelas 7 sampai kelas 9. Lulusan sekolah menengah pertama dapat
melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan
sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan
(SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah pertama
umumnya berusia 13-15 tahun.
2) Sekolah Menengah Pertama ( SMP) termasuk wajib belajar bagi
setiap warga negara berusia 7-15 tahun di Indonesia. Wajib belajar
9 tahun meliputi pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau
sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3
tahun.
3) Sekolah Menengah Pertama ( SMP) diselenggarakan oleh
pemerintah maupun swasta. Pengelolaan sekolah menengah
pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah
14
Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaten/kota sejak diberlakukannya otonomi
daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen Pendidikan
Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar
nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama
negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan
kabupaten/kota.
4) Pada tahun ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah
disebut sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).
Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian ini adalah SMP
Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha
penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan
yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya melalui belajar dapat
diperoleh hasil yang lebih baik.
Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama
bersifat kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima bersifat
psikomotorik. Adapun taksonomi Gagne tentang hasil-hasil belajar,
meliputi:
a. Informasi verbal (verbal Information)
b. Keterampilan-keterampilan intelektual (intelectual skills)
1) Diskriminasi (diskrimination)
15
2) Konsep-konsep konkret (concrete concepts)
3) Konsep-konsep terdefinisi (difined concepts)
4) Aturan-aturan (rules)
c. Strategi-strategi kognitif (cognitive strategies)
d. Sikap-sikap (attitudes)
e. Keterampilan-keterampilan (motor skills) (Nasution 2004:4.7).
Menurut Anni (2007:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan
aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran,
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Gerlach dan Ely (dalam Anni 2007:5) tujuan pembelajaran
merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau
deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi.
Menurut Bloom dalam Annie (2007:7) mengusulkan tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah belajar yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik. Namun, Bloom hanya merinci kategori jenis perilaku
pada ranah kognitif, sedangkan kategori jenis perilaku ranah afektif dan
ranah psikomotorik dirinci oleh para pengikutnya.
16
Sementara itu Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak
dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Nasution
(1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri
individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan,
tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan
penghargaan diri pada individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa
melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan
hasil yang berciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada
diri siswa.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lama diingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk
mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi, dan pengetahuan yang lainya.
4. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya
maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari atau
17
hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan hasil tes yang diberikan
oleh guru setiap selesai memberikan materi pembelajaran pada satu pokok
bahasan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa latar belakang
pendidikan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Karena dengan
mengetahui latar belakang siswa, guru akan lebih mudah untuk
memberikan materi pelajaran kepada siswa sesuai dengan kemampuan
siswa.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Skripsi yang penulis angkat ini termasuk jenis penelitian lapangan
(field research) dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif, yaitu
penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya.
2. Penentuan Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, yang terdiri
dari 6 kelas yaitu VII-A, VII-B, VII-C, VII-D, VII-E, VII-F, dengan
jumlah keseluruhan siswa 192 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian
ini adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran Pendidikan Agama
18
Islam di Kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik
triangulasi dengan perpaduan antara hasil observasi saat pembelajaran,
angket siswa, dan dokumentasi yang terkumpul selama tindakan
berlangsung yang kemudian diolah dan disimpulkan dalam hasil
penelititan.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif
dengan naratif mendeskripsikan seluruh kejadian selama dilakukan
tindakan dan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase yang
menunjukkan pemahaman dan perkembangan hasil belajar siswa.
I. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, untuk memberikan gambaran pembahasan
yang sistematis, maka disajikan sistematika penulisan. Disini dimaksudkan
sebagai gambaran umum akan dibahas dalam skripsi ini yang terdiri dari 5 bab
dengan rincian sebagai berikut:
Pertama adalah bagian formalitas. Kedua, adalah bagian isi yang terdiri
dari 5 bab, yaitu:
19
Bab I, berisi tentang Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat hasil penelitian, Kajian Pustaka,
penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi Kajian Pustaka berisi tentang landasan teori yang
membahas tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan hasil belajar
siswa.
Bab III, berisi Paparan data dan temuan penelitian berisi tentang paparan
data temuan penelitian yang meliputi latar belakang pendidikan dan hasil
belajar siswa.
Bab IV Pembahasan berisi tentang latar belakang pendidikan dengan
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang.
Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
J. Latar Belakang Pendidikan
1. Pengertian Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan merupakan prestasi akademis yang terdiri
atas prestasi pada jenjang pendidikan terakhir atau perkembangan prestasi
akademis sebelumnya. Latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh
dalam proses pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Dari perbedaan latar
belakang siswa akan berpengaruh pada kemampuan siswa. Dalam hal ini
pastinya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini
yang dimaksud adalah siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan
dari MI dan siswa tersebut di luar jam sekolah mengikuti kegiatan TPA
pada mata pelajaran PAI hasil belajar siswa lebih bagus dibanding siswa
yang tidak mendapatkan pengalaman belajar yang kompleks (SD) dan
tidak mengikuti kegiatan TPA hasil belajar siswa akan berbeda.
2. Pendidikan
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam yang
didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad saw. Oleh karena
pendidikan (formal, nonformal, dan informal) termasuk amalan yang nyata
dan harus dilakukan. Dalam Alquran dan Hadist juga menganjarkan
tentang pendidikan, diantaranya:
21
a. Surat Lukman ayat 14-17 :
ه وهنا على وهن وفصاله في عامين أن اشكر لي ول ينا اإلنسان بوالديه حملته أم والدي ووص
طعهما وصاحبهما في { وإن جاهداك على أن تشرك بي ماليس ل به علم فال ت 41إلى المصير }
نيا معروفا واتبع سبيل من أناب إلى ثم إلى مرجعكم فأنبئكم بما كنتم تعمل { يابني إنهآ إن 41ون }الد
ن خردل فتكن في صخرة أو في ماوات أو في األرض يأت بها هللا إن هللا لطيف ت مثقال حبة م الس
الة وأمر بالمعروف وانه عن المنكر واصبر على مآأصاب إن ذل من 41خبير } { يابني أقم الص
{47عزم األمور }
Artinya :” [Ayat 14] Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Ku lah kembalimu.
[Ayat 15] Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.
[Ayat 16] (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.
22
[Ayat 17] Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).
b. Hadist Nabi:
1) “Mencari ilmu adalah diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan
wanita dari mulai lahir sampai ke liang lahat.”
2) ”Carilah ilmu walupun ke negri cina.”
3) ”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu
dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa
kalian ini.”
4) ”Tidaklah henti-hentinya seseorang tiu dapat dianggap orang
berilmu selama ia masih terus belajar ilmu. Apabila ia menyangka
bahwa sesungguhnya ia sudah serbatahu, maka sungguh ia seorang
yang jahil.”
Pendidikan memang berperan penting dalam kehidupan manusia,
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi semua aktifitas dan tingkah
lakunya, sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda
dengan orang yang berlatar belakang pendidikan rendah.
Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses
mendidik. Kata mendidik dan pendidikan adalah dua hal yang saling
berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah jenis kata kerja,
23
sedangkan pendidikan adalah kata benda. Kalau kita mendidik kita
melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Kegiatan menunjuk adanya
dua aspek yang harus ada di dalamnya, yaitu pendidik dan peserta
didik. Jadi mendidik adalah merupakan suatu kegiatan yang
mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih ( Ekosusilo,
1990: 12).
Pengertian pendidikan dilihat dari beberapa batasan arti pendidikan
yaitu:
a. Batasan dari segi Filsafat Pendidikan
Menurut Prof. Dr. N. Drijakara, pendidikan adalah Pemanusiaan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.
b. Batasan dari segi Ilmu Pendidikan
Menurut Prof. Dr. M. J. Langeveld, pendidikan adalah setiap usaha,
pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak
tertuju pada kedewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar
cakap melaksanakan tugasnya sendiri. Sedangkan menurut Ki Hajar
Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup dan tumbuhnya
anak-anak maksudnya pendidikan itu menuntun segala kodrat yang ada
pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-setingginya.
c. Batasan dari segi Sosial Pendidikan
Menurut John Owey, pendidikan adalah proses membangun dan
membawa. Sedangkan menurut Francis J. Brown, pendidikan adalah
24
proses kontrol yang memperhatikan perubahan perilaku yang dihasilkan
seseorang dan seseorang dalam kelompok.
d. Batasan dari segi Psikologi Belajar
Menurut Arthur K. Ellis, John J. Cogan, dan Kenneth R. Howey,
pendidikan adalah jumlah total dari pengalaman belajar seseorang
selama hidupnya, bukan hanya dalam pengalaman pendidikan formal.
Ini adalah proses dimana seseorang mendapatkan, mengerti dirinya
sendiri seperti mengerti lingkungannya.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas
tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting
dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan (
Ekosusilo, 1990: 12).
a. Landasan Filososfis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat
pendidikan, meyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia,
keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang
kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
25
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme, dan Ekstensialisme.
a) Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan
pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
b) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan
ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada
kebaikan universal.
c) Pragmatisme dan Progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu
dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini
melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
d) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang
menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
b. Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisis
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam
sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
26
a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
b) Hubungan kemanusiaan.
c) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
d) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
c. Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan atau dikembangkan dengan jalur
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah
laku, nilai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi
kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan,
utamanya sekolah dan keluarga.
d. Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan.
Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam pendidikan terutama yang berkaitan
dengan:
27
a) Perbedaan individual
b) Kurikulum perlu disusun berdasarkan pengalaman belajar anak.
c) Guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak.
d) Pendidikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak.
e) Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat membantu peserta
didik untuk mengembangkan potensi, kecerdasan, emosi, dan
keterampilan dalam pendidikan.
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga
pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang
teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK
tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon
pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
3. Siswa
Pengertian siswa menurut Wikipedia, siswa adalah anggota
masyarakat yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses
pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Istilah
siswa dalam dunia pendidikan meliputi:
28
a. Siswa: siswa atau siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
b. Mahasiswa: mahasiswa atau mahasiswi istilah umum bagi peserta
didik pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Warga Belajar: warga belajar istilah bagi peserta didik pada jalur
pendidikan non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKMB), Baik paket A, Paket B, Paket C.
d. Pelajar: istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti
pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat
menengah (Kompasina, 2013).
Yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Grabag Tahun Pelajaran 2016/2017.
K. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Oleh karena itu, apabila pembelajar mempelajari pengetahuan
tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa
penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni 2007:5).
29
Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan
perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa
belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely dalam Anni 2007:5). Perumusan
tujuan pembelajaran itu adalah yakni hasil belajar yang diinginkan pada
diri pembelajar, agak lebih rumit untuk diamati dibandingkan dengan
tujuan lainnya, karena tujuan pembelajaran tidak dapat diukur secara
langsung. Tujuan pembelajaran merupakan bentuk harapan yang
dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan
perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang
apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan
pengalaman belajar. Kerumitan pengukuran hasil belajar itu disebabkan
karena bersifat psikologis. Untuk mengukur kemampuan pembelajar di
dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan adanya
pengamatan kinerja (performance) pembelajar sebelum dan setelah
pembelajaran berlangsung serta mengamati perubahan kinerja yang telah
terjadi.
Menurut Bloom dalam Annie (2007:7) mengusulkan tiga taksonomi
yang disebut dengan ranah belajar yaitu, ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik. Namun, Bloom hanya merinci kategori jenis perilaku
pada ranah kognitif, sedangkan kategori jenis perilaku ranah afektif dan
ranah psikomotorik dirinci oleh para pengikutnya.
Sementara itu Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar
adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak
30
dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur. Nasution (1995:25)
mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu.
Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi
juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan
diri pada individu tersebut. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses
belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri
sebagai berikut:
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada
diri siswa.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lama diingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk
mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi, dan pengetahuan yang lainya.
d. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
31
terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar
adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku
pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain
kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan
afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam
32
mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa
sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku
yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengertian
c. Sikap dan cita-cita
Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan
dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri
siswa karena sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama
atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik (http://hasil-belajar-
pengertian-dan-definisi.html).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
33
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Belajar
Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan
oleh pengalaman. Paling sedikit ada lima macam perilaku perubahan
pengalaman, dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam
belajar. Pertama, pada tingkat emosional yang paling primitif, terjadi
perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak
terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi
pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memperoleh
kemampuan untuk mengeluarkan respon terkondisi. Bentuk belajar
semacam ini disebut belajar responden dan menolong kita untuk
memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi
sekolah atau bidang-bidang studi. Kedua, dibahas belajar kontinguitas,
yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lain pada
suatu waktu, dan hal ini sering kita alami. Kita melihat bagaimana asosiasi
ini dapat menyebabkan belajar dari “drill” dan belajar stereotip-stereotip.
Yang ketiga, kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku
mempengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa
besar pengulangan itu. Belajar semacam ini disebut belajar operant.
Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan
kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model dan masing-masing kita
mungkin menjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observasional.
Kelima, belajar kognitif terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan
34
memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dengan insait, belajar
menyelami pengertian (Dahar 1996:21).
Seperangkat yang memberikan kontribusi belajar adalah kondisi
internal dan eksternal pembelajar. Kondisi internal mencakup kondisi
fisik, seperti kesehatan organ tubuh yaitu kondisi psikis, seperti
kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial, seperti kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi
internal yang dimiliki oleh pembelajar akan berpengaruh terhadap
kesiapan, proses, dan hasil belajar. Faktor-faktor internal ini dapat
terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar, dan
perkembangan. Sama kompleksnya pada kondisi internal adalah kondisi
eksternal yang ada di lingkungan pembelajar. Beberapa faktor eksternal
seperti variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari
(direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar
masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar (Anni
2007:14-15).
Secara global, menurut Muhibbin Syah (2001:132-139) faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan jasmani
dan rohani siswa. Yaitu: aspek fisiologis (jasmani, mata, dan telinga)
dan aspek psikologis (intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,
minat siswa, dan motivasi siswa).
35
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa. Yaitu: lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat,
dan teman) dan lingkungan non-sosial (rumah, sekolah, peralatan, dan
alam).
c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran, materi-materi pelajaran, yang terdiri dari pendekatan
tinggi, pendekatan sedang, dan pendekatan rendah (http://Faktor Yang
Mempengaruhi Belajar « I Q R O ' Media Pendidikan dan Kajian
Islam.html).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slamet (2003:54) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor
individu (Intern), yang meliputi: (1). Faktor biologis, meliputi:
kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari
faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi
belajar. (2). Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan
motivasi serta perhatian ingatan berfikir. (3). Faktor kelelahan,
meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak
dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
36
kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
akan hilang.
b. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor
Ekstern, yang meliputi: (1). Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga
pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk
pendidikan dalam ukuran besar. (2). Faktor Sekolah, meliputi: metode
mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan
siswa dan berdisiplin di sekolah. (3). Faktor Masyarakat, meliputi:
bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar
maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas
dapat dikaji bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks.
Aktivitas belajar individu memang tidak selamanya menguntungkan.
Kadang-kadang juga lancar, kadang mudah menangkap apa yang
dipelajari, kadang sulit mencerna mata pelajaran. Dalam keadaan dimana
anak didik/siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut
belajar.
L. Hakikat Pembelajaran PAI di SMP
1. Pengertian Pembelajaran PAI
37
Menurut Oemar Hamalik (239:2006) pembelajaran adalah “suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran”.
Menurut Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik”.
Menurut Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai
setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik
(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar”.
Sedangkan menurut Slavin “Pembelajaran adalah cara
pengorganisasian peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Dari pengertian beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
38
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Hakikat pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi antara
peserta didik dengan komponen-komponen pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Komponen itu meliputi siswa, kurikulum,
lingkungan guru, model, dan media pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran PAI
Secara umum tujuan pembelajaran PAI adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke
tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal.
Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari
dua bentuk, yaitu:
a. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-
tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide
masyarakat dan nasional
b. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.
Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam,
karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat
dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan
pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang
39
dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu
harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.
Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai yaitu membina
manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-
ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada
sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai
kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui
pengajaran agama yang intensif dan efektif.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing
manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam,
sehingga menjadi manusia Muslim, berakhlak mulia dalam kehidupan baik
secara pribadi, bermasyarakat dan berbangsa, dan menjadi insan yang
beriman hingga mati dalam keadaan Islam.
M. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Menetapkan al-Qur’an dan hadits sebagai dasar pendidikan Islam bukan
hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata.
Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut
40
dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau
pengalaman kemanusiaan.
Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia. Secara menyeluruh dan seimbang yang
dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran, diri manusia yang rasional,
perasaan dan indra, karena itu, pendidikan hendaknya mencakup
pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik, aspek spiritual, intelektual,
imajinasi, fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif,
dan mendorong semua aspek tersebut berkembang ke arah kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan
ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT, baik secara pribadi
kontinuitas, maupun seluruh umat manusia. (Samsul Nizar, 2002:38).
Hakikat Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim
yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan
serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui
ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberikan”
(avoiding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah,
juga sering diartikan dengan “menumbuhkan” kemampuan dasar manusia bila
ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam, maka
harus berproses melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui
kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.
41
Esensi dari potensi dinamis dalam setiap diri manusia itu terletak pada
keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlaq (moralitas), dan
pengalamannya. Oleh karena itu, dalam strategi pendidikan Islam keempat
potensi dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari
lingkaran proses kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan
akhir pendidikan yaitu manusia dewasa yang muttaqin.
Bilamana pendidikan Islam diartikan sebagai proses, maka diperlukan
adanya sistem dan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai dengan proses
melalui sistem tertentu karena proses pendidikan tanpa sasaran dan tujuan
yang jelas berarti suatu “opurtunisme”, yang akan menghilangkan nilai hakiki
pendidikan. Oleh karena itu, proses yang demikian (yang tanpa tujuan)
mengandung makna yang bertentangan dengan pekerjaan mendidik itu
sendiri, bahkan dapat menafikan harkat dan martabat serta nilai manusia
sebagai “khalifah” Allah di muka bumi, karena aspek-aspek kemampuan
individual (al-fadiyah), sosialitas (al-ijrimaiyyah), dan moralitas (al-
ahlaqiyaah) merupakan hakikat kemanusiaannya (anthopologis pentra)
dalam sistem proses, terdapat umpan balik (feedback) melalui evaluasi yang
bertujuan memperbaiki mutu produk.
Oleh karena itu, proses pendidikan Islam merupakan kemutlakan
dalam sasaran yang hendak digarap dan tujuan yang hendak dicapai, yang
dirumuskan secara jelas dan akurat itulah yang mengarahkan proses
kependidikan Islam ke arah pengembangan optimal ketiga aspek
kemampuan tersebut yang didasari dengan nilai ajaran Islam. Sedang
42
evaluasi merupakan alat pengoreksi kesalahan yang terjadi dalam proses
berakibat pada produk yang tidak tepat. Proses mengandung pengertian
sebagai penerapan cara-cara atau sarana untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
Ruang Lingkup Pembelajaran PAI
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-
aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya
merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah:
1. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
2. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
43
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajarkan berakhlak baik.
3. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata
cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk
ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
4. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi
tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-
Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini
adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam
dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap
ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat
tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
6. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari
44
awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan
mencintai agama Islam.
N. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan dengan Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Latar belakang pendidikan merupakan pengalaman seseorang yang
telah diperoleh dari suatu program pembelajaran. Pengalaman tersebut dapat
berupa pengetahuan atau yang berhubungan dengan kognisi, sikap maupun
perilaku tertentu. Latar belakang pendidikan yang berbeda akan menyebabkan
terjadinya perkembangan pengetahuan yang berbeda pula dimana
perkembangan pengetahuan terjadi sesuai dengan pengalaman-pengalaman
belajar yang telah diperolehnya.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, bahwa latar belakang
pendidikan siswa menentukan tinggi rendahnya hasil belajar yang akan
dicapai. Bagi siswa yang memiliki latar belakang pendidikan MI dan di luar
jam pelajaran mengikuti kegiatan TPA, pengetahuan mereka akan lebih
banyak dibandingkan dengan siswa yang latar belakang pendidikannya dari
SD dan tidak mengikuti kegiatan TPA di luar jam pelajaraa sekolah. Sehingga
diduga latar belakang pendidikan siswa sangat berpengaruh dalam hasil
45
belajar mata pelajaran PAI karena siswa dengan latar belakang dari MI
sebelumnya sudah mendapatkan bekal pelajaran PAI yang lebih komplek.
Oleh sebab itu, apabila siswa tersebut mempunyai latar belakang dari
MI dan mengikuti kegiatan TPA maka, hasil belajar yang dihasilkan akan
baik, sebaliknya apabila seorang siswa dari latar belakang pendidikan yang
berbeda (SD) dan tidak mengikuti kegiatan TPA maka, hasil belajar akan
kurang baik.
O. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Secara umum kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam
aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal dari
istilah curriculum dimana dalam bahasa inggris, kurikulum adalah rencana
pelajaran. Curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere
memiliki banyak arti yaitu berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan
berusaha.
Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti
jalan yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam
pengertian kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan
istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus tarbiyah
adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan
lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
46
Dalam perkembangannya, sejarah indonesia mengenai kurikulum
telah berganti-ganti antara lain sebagai berikut :
a. Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)
b. Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai
c. Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan
d. Tahun 1968 - Kurikulum 1968
e. Tahun 1975 - Kurikulum 1975
f. Tahun 1984 - Kurikulum 1984
g. Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen
Kurikulum 1999
h. Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi
i. Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
j. Tahun 2013- Kurikulum 2013.
2. Fungsi Kurikulum
a. Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)
Kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian adalah kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
dilingkungannya karena lingkungan bersifat dinamis artinya dapat
berubah-ubah.
b. Fungsi Integrasi (the integrating function)
Kurikulum berfungsi sebagai integrasi mengandung makna
bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu
47
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh yang dapat dibutuhkan dan
berintegrasi di masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function)
Kurikulum berfungsi sebagai diferensiasi adalah sebagai alat
yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan disetiap siswa
yang harus dihargai dan dilayani.
d. Fungsi Persiapan (the propaeduetic function)
Kurikulum berfungsi sebagai persiapan yang mengandung
makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu
mempersiapkan siswa ke jenjang selanjutnya dan juga dapat
mempersiapkan diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak
melanjukan pendidikan.
e. Fungsi Pemilihan (the selective function)
Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan adalah memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar
yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
f. Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)
Kurikulum sebagai diagnostik mengandung makna bahwa
kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu mengarahkan dan
memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah
memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan
siswa dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.
48
3. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Paradigma baru dalam Undang-Undang Sisdiknas yang disyahkan
oleh DPR-RI tanggal 11 Juni 2003, yaitu perubahan mendasar mengenai
jalur pendidikan yaitu mengubah jalur pendidikan sekolah dan luar
sekolah, menjadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan
informal (pasal 13). Ketiga jalur tersebut memang dianut dalam system
pendidikan nasional sebelum berlakunya Undang-undang N0. 2 Tahun
1989 (Arifin 2003:7).
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar (SD) dan
madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk
lain yang sederajat (pasal 17) (Arifin 2003:41-41).
Di Indonesia, sekolah menurut statusnya dibagi menjadi 2 macam
yaitu sekolah negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah dan sekolah
swasta yang diselenggarakan oleh non-pemerintah, mulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas.
Pendidikan dasar di Indonesia pada dasarnya dibedakan menjadi dua
yaitu yang dikelola oleh pemerintah biasanya disebut Sekolah Dasar
Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri sedang yang kedua dikelola oleh
masyarakat biasanya disebut Sekolah Dasar Swasta dan Madrasah
Ibtidaiyah Swasta. SD dibawah lingkup Kemendikbud sedang MI dibawah
lingkup Kemenag. disamping itu ada pula sekolah dasar dibawah lingkup
49
Kemendikbud berciri khas agama dengan sebutan Sekolah Dasar Islam
atau Sekolah Dasar Kristen,dll.
a. Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun,
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk
mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi
kelulusan atau tidaknya siswa.
Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah
menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar
umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara
berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, yakni
sekolah dasar 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun.
Sekolah Dasar (SD) diselenggarakan oleh pemerintah maupun
swasta. Pengelolaan Sekolah Dasar (SD) negeri di Indonesia yang
sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota sejak
diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan
Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator
dalam bidang standar nasional pendidikan.
b. Madrasah Ibtida’iyah (MI)
Madrasah ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling dasar
pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar,
50
yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Pendidikan
madrasah ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1
sampai kelas 6. Lulusan madrasah ibtidaiyah dapat melanjutkan
pendidikan ke madrasah tsanawiyah atau sekolah menengah pertama.
Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah
dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai
pendidikan agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran
sebagaimana sekolah dasar, juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran
seperti: Alquran dan Hadits, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah
Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.
c. Perbedaan Sekolah Dasar (SD) dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kalau dilacak sebenarnya tidak ada perbedaan antara MI dengan
SD karena mata pelajarannya masih relatif sama. Hanya berbeda pada
persoalan semua yang memakai istilah madrasah "diharuskan" di
bawah DEPAG, sedangkan jika memakai istilah sekolah wajib berada
di bawah Diknas.
Siswa Madrasah Ibtidaiyah memiliki asertifitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan asertifitas siswa SD Umum.
Dalam hal kurikulum yang disampaikan oleh departemen
pendidikan nasional SD umum dengan Madrasah Ibtidaiyah memiliki
struktur, substansi, alokasi dan metode yang sama, namun yang
membedakan kedua sekolah tersebut adalah muatan dalam pelajaran
agamanya. Walaupun tidak dijelaskan langsung dalam Permenag
51
namun jelas asertifitas merupakan bagian dari visi pendidikan agama.
Dan dari visi tersebut dapat diketahui bahwa manfaat pendidikan
agama yang sangat menunjang pembentukan asertifitas.
1) MI
a) Isi atau Materi Pelajaran
Isi atau materi pelajaran agama di madrasah ibtidaiyah
sangat menonjol karena madrasah adalah lembaga pendidikan
yang bercirikan atau khas dengan Islam. Dalam
pengembangannya yang panjang eksistensinya, madrasah
banyak melahirkan hal positif dan negative, sesuai dengan
pasang surut kualitas para pengelola yang terkait didalamnya.
Dalam kaitannya dengan madrasah, perangkat pokok
untuk pencapaian tujuan pendidikan Agama Islam adalah
materi, karena madrasah adalah sekolah yang banyak
mengambil peran soal agama, maka isi materinya pun banyak
tentang agama, dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata
pelajaran fiqih, dalam fiqih mengandung banyak hal yang bisa
dibahas dan dikembangkan, di madrasah pelajaran fiqih
dibahas secara mendalam dan dipelajari dengan teori dan
prakteknya sekaligus, seperti yang digambarkan dalam
deskripsi atau kerangka silabus, bahwa dimadrasah itu
dipelajarai fiqih secara mendalam, teorinya dijelaskan dengan
52
mendalam dan dimaksud kan pula semua siswa dapat
mempraktekkanya dalam kehidupan.
Dimadrasah pelajaran yang menyangkut keagamaan itu
terpisah-pisah sehingga siawa dapat mempelajari setiap materi
tentang keagamaannya, misalnya pelajaran fiqih, akhlah,
aqidah, dan bahasa arab. Dalam fiqih dibahas secara mendalam
mengenai shadaqah dan infak, dimateri ini siswa harus
memahai secara teori dan praktek agar siswa bisa lebih
mendalami dan mendapatkan manfaat dari materi yang
dipelajari, contohnya setelah siswa memahami arti shadaqah
dan infak, maka siswa diharapkan bisa membiasakan untuk
bershadaqah.
Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan pencapaian
pendidikan Agama Islam adalah dengan mempelajari materi
pelajaran yang berbeda-beda dan terpisah-pisah antara fiqih
dan materi lain diharapkan siswa benar-benar mendapatkan
banyak ilmu khususnya soal agama, agar tujuan Pendidikan
Agama Islam itu sendiri dapat berjalan dengan baik, yaitu
menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt
yang kemudian menjadikan siswa itu bisa menjadi insane
kamil.
b) Alokasi Waktu
53
Di madrasah alokasi waktu di setiap materi sangat
berbeda karena materi pelajaran agama yang sangat banyak
maka memerlukan waktu yang sangat banyak pula. Jika dilihat
begitu banyak waktu pelajaran PAI di madrasah karena
banyaknya materi yang akan dibahas. Mata pelajaran fiqih
mempunyai kajian sendiri dengan materi lain, begitu pula
dengan materi lainnya sehingga semakin banyak materi yang
akan dibahas, semakin banyak pula waktu yang akan
digunakan. Alokasi waktu yang digunakan di madrasah untuk 1
materi pembahasan tentang kajian fiqih misalnya, itu berkisar
45 menit dan begitu pula dengan pelajaran pada materi lain.
c) Mata Pelajaran
Pembagian mata pelajaran pada pelajaran PAI sangatlah
banyak yaitu:
1. Al-Quran Hadits (2 jam pelajaran)
2. Aqidah Akhlaq (2 jam pelajaran)
3. Fiqih (2 jam pelajaran)
4. Sejarah Kebudayaan Islam (2 jam pelajaran)
5. Bahasa Arab (2 jam pelajaran)
Sedangkan untuk mata pelajaran lain di luar mata
pelajaran PAI (mata pelajaran umum) jenis mata pelajaran dan
jumlah jam tiap minggunya sama dengan SD.
2) SD
54
a) Isi atau Materi Pelajaran
Isi materi pendidikan Agama Islam pada sekolah dasar
tetap membahas lingkup agama tetapi sedikit berbeda dengan
madrasah, bila pelajaran agama dimadrasah itu dibahas secara
mendalam tapi tidak halnya dengan SD bahwa mata pelajaran
agama dipelajari secara garis besarnya saja.
Tetapi melihat bahwa materi pelajaran yang tidak sama
antara sekolah dasar dan madrasah dapat membedakan pula
hasil belajarnya, pada madrasah tiap mata pelajaran yang
menyangkut soal agama itu terpisah-pisah sedangkan kalau di
sekolah itu tidak. Dari sini lah dapat dikaitkan kembali dengan
pencapaian tujuan pendidikan agama Islam di sekolah dasar
adalah secara nyata real dan sebenarnya, tujuan tersebut adalah
menjadikan peserta didik agar memilki kemantapan akidah dan
kedalaman spiritual, keunggulan akhlak dan wawasan
keagamaan. Namun pada kenyataannya dilihat dari materi
pelajaran di sekolah untuk mencapai tujuan tersebut agaknya
sedikit susah karena materi tidak dibahas secara mendalam
melainkan hanya secara garis besarnya saja.
b) Alokasi Waktu
Alokasi waktu setiap materi PAI sangat berbeda dengn
madrasah bila di madrasah 1 minggunya bisa mencapai lebih
dari 6jam untuk meteri agama saja termasuk pelajaran fikih dan
55
lain-lain, sedangkan alokasi waktu di sekolah hanya 2 jam
(PAI) + 2 jam (BTQ) setiap 1 minggu, dengan demikian
terjadilah perbedaan antara sekolah dasar dan madrasah,
sehingga pencapaian tujuan pendidikan di sekolah dasar belum
terealisasikan dengan baik.
c) Mata Pelajaran
Sekolah dasar jumlah mata pelajaran sama dengan
madrsah ibtidaiyah, hanya saja pada mata pelajaran PAI yang
membedakannya, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa
MI lebih banyak rumpun PAI sedangkan pada SD hanya satu
yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dulu lebih dikenal
menggunkan sebutan agama.
Dalam pendidikan dasar selain terdapat Sekolah Dasar (SD),
Madrasah Ibtidaiyah (MI), sekarang berdiri sekolah dasar yang
cara dan isi pembelajarannya sama dengan MI yaitu SD IT.
SDIT adalah salah satu sekolah dasar yang bisa dibilang
mewakili sekolah unggulan yang sekarang ini mulai diminati
masyarakat. SD singkatan dari sekolah dasar, sedang IT
kependekan dari Isalam terpadu. Mereka sama dengan SD
sebagaimana yang ada saat ini, baik negeri maupun swasta. Hanya
saja menerapkan pendidikan Islam yang terpadu di dalam sistem
pengajarannya, artinya bagi siswa SDIT mereka sudah diajari
sekaligus ajaran Islam dalam keseharian, mulai dari perilaku
56
sampai pada fikrah dan pengamalan atau penerapan langsung
ajaran Islam.
Fungsi guru adalah sebagai trainer, yang pada kelas-kelas
awal, seorang guru dituntut untuk tidak mengajar secara teks book
tapi diluar kepala alias menguasai penuh bahan materi yang akan
diajarkan. Guru disini dituntut betul untuk menjadi teladan, oleh
karena itu guru tersebut berkantor di kelas ajarnya, artinya dari
mulai masuk sampai akhir pelajaran, guru bersama siswa secara
terus-menerus dan intensif. Guru makan, minum, duduk, berdiri,
berjalan, berbicara, menyikapi masalah-bersikap, dan lain-lain juga
dilaksanakan di kelas.
Bahkan dengan bahasa yang agak ekstrim, bagi siswa SDIT
tidak perlu lagi kursus atau privat bahasa Arab, Inggris, membaca
Qur’an diluar sekolah. Karena di SDIT semua telah diajarkan.
Bayangkan saja, waktu sekolah mereka adalah full-day school,
mulai jam 07.45 sampai dengan 16.00. Mereka benar-benar
digodog secara penuh dalam sistem yang terpadu Islami.
Siswa tidak hanya dijarkan mata pelajaran secara biasa-biasa
saja, tetapi dikemas dalam bentuk training seharian, penuh dengan
game-game terkait mata ajarnya. Bahkan selalu ada yel-yel sebagai
pemelihara semangat.
57
4. Kurikulum SD, SD IT (terlampir), dan MI
58
59
60
61
62
5. Sampel Nilai PAI Siswa MI dan SD
1) Nilai PAI MI
a. Nilai Qur’an Hadits
N
o
Nama
Nama
Sekolah
Kelas
1
(KKM
61)
Kelas
2
(KKM
62)
Kelas
3
(KKM
70)
Kelas
4
(KKM
63)
Kelas
5
(KKM
65)
Kelas
6
(KKM
65)
SEM
1 Fadhlirroh
man Zen
MI
Ma’arif
Grabag
1
80
88
75
72
62
70
70
65
61
65
82
81
I
II
b. Aqidah Akhlak
N
o
Nama
Nama
Sekolah
Kelas
1
(KKM
60)
Kelas
2
(KKM
62)
Kelas
3
(KKM
75)
Kelas
4
(KKM
65)
Kelas
5
(KKM
70)
Kelas
6
(KKM
65)
SEM
1 Fadhlirroh
man Zen
MI
Ma’arif
Grabag
1
80
81
69
74
64
84
79
77
69
77
71
87
I
II
63
c. Fiqih
N
o
Nama
Nama
Sekolah
Kelas
1
(KKM
60)
Kelas
2
(KKM
62)
Kelas
3
(KKM
60)
Kelas
4
(KKM
60)
Kelas
5
(KKM
70)
Kelas
6
(KKM
60)
SEM
1 Fadhlirroh
man Zen
MI
Ma’arif
Grabag
1
81
82
65
75
60
63
62
76
68
84
72
69
I
II
d. SKI
N
o
Nama
Nama
Sekolah
Kelas
1
Kelas
2
Kelas
3
(KKM
60)
Kelas
4
(KKM
55)
Kelas
5
(KKM
60)
Kelas
6
(KKM
55)
SEM
1 Fadhlirroh
man Zen
MI
Ma’arif
Grabag
1
-
-
-
-
61
82
60
68
60
65
81
73
I
II
64
2) Nilai PAI SD
N
o
Nama
Nama
Sekolah
Kelas
1
(KKM
75)
Kelas
2
(KKM
75)
Kelas
3
(KKM
75)
Kelas
4
(KKM
75)
Kelas
5
(KKM
75)
Kelas
6
(KKM
75)
SEM
1 Ersanda
Setya
Kusumanin
grum
SD IT
At-
Taqwa
Grabag
87
89
89
98
89
90
94
91
84
79
78
89
I
II
65
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Latar Belakang Obyek
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Grabag
SMP Negeri 1 Grabag adalah SMP yang terletak di Dusun Gowak, desa Grabag,
kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. SMP ini adalah SMP
terfavorit di kecamatan Grabag. SMP ini setiap tahunnya mendapatkan peringkat
atas di kabupaten magelang berdasarkan hasil UN setiap tahunnya.
SMP Negeri 1 Grabag Magelang (saat itu masih berstatus sebagai SMP Persiapan)
didirikan pada tahun 1957, bermula dari prakarsa guru alumnus SGA Negeri
Semarang yang mengajar di SD Negeri di wilayah Grabag bersama dengan Bapak
Mintarno (http://id.m.wikipedia.org)
Karena masih merupakan sekolah yang baru terbentuk maka sarana prasarananya
masih sangat bersahaja dan belum memiliki gedung sendiri. Sebagai tempat
kegiatan belajar mengajar meminjam gedung SD Negeri Grabag 1 Kecamatan
Grabag. Guru pengajarnya kebanyakan guru-guru yang belum memiliki
kwalifikasi sebagi guru SMP. Beberapa waktu kemudian karena berbagai alasan,
tempat belajarnya dipindah ke gedung Margatama atau gedung balai desa Grabag.
Berkat kerjasama tokoh masyarakat dan masyarakat melalui kegiatan gotong
royong akhirnya SMP Persiapan Grabag berhasil membangun beberapa ruang
kelas dengan menempati tanah bekas pasar yang terletak di sebelah barat gedung
Margatama. Dua tahun berikutnya, tepatnya tahun 1959 statusnya meningkat
66
menjadi SMP Bantuan Negeri dan mendapat droping guru-guru yang lebih
profesional di bidangnya dari Pemerintah cq Departemen P dan K.
Berkat kemajuan yang dicapai sekolah, maka pada tanggal 14 September 1963
dengan Surat Keputusan No. 61/SK/B.III/1963, pemerintah mengubah status
sekolah menjadi sekolah negeri sampai sekarang.
Setelah lebih dari empat dasa warsa berlalu, pada tahun 2005 setelah melalui
verivikasi dari berbagai aspek, Departemen Pendidikan Nasional melalui Surat
Keputusan Direktur Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 960/C3/Kp/2005
tanggal 19 Juli 2005 menetapkan SMP Negeri 1 Grabag sebagai Sekolah Standar
Nasional (SSN). Sebuah predikat yang sangat berat diemban dan menuntut
banyak konsekwensi. Segala-sesuatu yang berada di dalamnya harus memenuhi
standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melaui Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Predikat sebagai SSN yang disandang menyebabkan semua warga sekolah
berusaha tampil lebih baik. Dari tahun ke tahun SMP Negeri 1 Grabag berhasil
meningkatkan kualitas pendidikannya. Prestasi demi prestasi diraihnya. Selama
lima belas tahun, mulai tahun 1991 s.d. tahun 2006 berturut-turut berhasil lulus
100% dalam ujian nasional. Bahkan pada tahun 2006, SMP Negeri 1 Grabag
berhasil dengan gilang gemilang menduduki peringkat 1 (satu) se Kabupaten
Magelang dalam perolehan nilai ujian nasional. Sebuah prestasi yang sangat
didambakan oleh segenap civitas akademika selama ini.
67
Prestasi non akademisnyapun tak ketinggalan. Berbagai kejuaraan dan lomba
yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten Magelang berhasil dimenangkan.
Lomba rumpun bahasa, lomba pidato bahasa Inggris, lomba baca puisi, lomba
siswa teladan, lomba penulisan sinopsis, lomba kinerja IPA adalah sederetan
cabang lomba yang berhasil diraih SMP Negeri 1 Grabag sebagai juara pertama.
Prestasi yang dicapai tidak hanya kejuaraan yang diselenggarakan untuk siswa
saja. Pada tahun 2006 dan 2007, Drs. Edi Suharto sebagai Kepala Sekolah
berhasil menorehkan prestasi sebagai Kepala Sekolah Teladan I tingkat kabupaten
dua tahun berturut-turut. Pada tahun yang sama, Budi Sayuto, S.Pd. seorang guru
TIK berhasil menduduki peringkat 3 dalam seleksi guru berprestasi tingkat
kabupaten.
Namun demikian jika dicermati secara fisik, SMP Negeri 1 Grabag Kab.
Magelang masih memiliki banyak kekurangan. Dari gedung yang ada, terdapat 8
(delapan) ruang kelas yang tidak memenuhi standar jika dilihat dari luas
ruangannya. Kedelapan ruang tersebut memiliki luas 46 m2 atau 7 X 7 m2. Untuk
mengatasi hal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itulah
sekolah saat ini sedang berusaha sekuat tenaga menggalang dana baik pemerintah
melalui program imbal swadaya maupun dari masyarakat, orang tua siswa dan
alumni yang telah sukses.
Sekarang, Smp Negeri 1 Grabag mulai tahun pelajaran 2016/2017 menjadi
sekolah unggul dan menjadi sekolah terfavorit di Grabag dengan berbagai prestasi
yang telah diraih.
2. Lingkungan Geografis
68
SMP Negeri 1 Grabag terletak di Desa Grabag, kecamatan grabag + 20 km dari
kota magelang menuju ke arah Timur Laut. Tepatnya di dusun Gowak Desa
Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Desa Grabag merupakan desa yang besar di wilayah Kecamatan Grabag dengan
ciri desa kota. Besar dalam hal keluasan wilayah juga besar dalam jumlah
penduduk yakni mencapai 13.108 jiwa lebih yang tersebar di 16 dusun. Di desa
ini terdapat fasilitas-fasilitas umum tingkat kecamatan di antaranya adalah Kantor
Kecamatan Grabag, Terminal Angkutan Umum Kecamatan, Pasar Umum dan
Pasar Hewan Kecamatan, dan SMA Negeri. Dengan adanya fasilitas-fasilitas
umum tersebut dapat dikatakan bahwa desa Grabag merupakan pusatnya macam-
macam kegiatan penduduk/ aktifitas sosial di Kecamatan Grabag. Wajar jika Desa
Grabag menjadi pusat pemukiman penduduk Kecamatan Grabag dengan jumlah
yang cukup besar. Hal itu ditunjang dengan keberadaan Terminal Grabag yang
menghubungkan beberapa kota di antaranya Magelang, Temanggung, Salatiga,
dan Ambarawa, dengan sarana angkutan manusia dan barang yang kecil hingga
menengah maka tingkat mobilitas penduduk Desa Grabag cukup tinggi.
Desa Grabag merupakan Desa Terbuka. Terbuka untuk arus pergerakan penduduk
yang akan berpengaruh pada perubahan sosial maupun tingkat pertumbuhan
ekonomi. Terbuka untuk arus informasi yang berpengaruh pada tingkat
perkembangan pemikiran dan perasaan (intelegensi dan emosional) penduduknya.
Grabag juga merupakan Desa Tujuan. Adanya fasilitas kantor kecamatan yang
berada di Desa Grabag maka Desa Grabag sebuah wilayah yang menjadi tempat
69
dituju oleh masyarakat dari desa luar Grabag guna menyelesaikan urusan masing-
masing.
Hal demikian menjadikan grabag sebagai desa ajang pertemuan anggota
masyarakat, paling tidak se-Kecamatan Grabag. SMA Negeri 1 Grabag juga
terletak di Desa Grabag. Sekolah ini berdiri tahun l980, dengan usia dan reputasi
yang dimilikinya, ia mampu menarik masyarakat pengguna sekolah tersebut tidak
hanya dari lingkup kecamatan grabag tetapi juga anggota masyarakat kecamatan
lain disekitar kecamatan Grabag.
Tingkat pendidikan masyarakatnya cukup baik. Dilihat dari data yang ada
penduduk Desa Grabag 30% dari jumlah penduduknya telah tamat dari tingkat
Pendidikan Dasar 9 tahun. Bahkan yang tamat perguruan tinggi/sarjana telah
mencapai 2% dari jumlah penduduk desa. Desa Grabag merupakan pusatnya
wilayah Kecamatan Grabag. Namun jika dilihat secara keseluruhan, masih perlu
diupayakan peningkatan kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan
perlunya pendidikan. Mengingat penduduk yang hanya tamat SD dan tidak tamat
SD cukup besar, mencapai 38 % dari jumlah penduduk.
Desa Grabag masih memenuhi syarat untuk disebut sebagai desa. Territorial Desa
Grabag sebagian besar berupa lahan pertanian. Jumlah anggota masyarakat Desa
Grabag yang bertani masih cukup banyak yaitu sebesar 15% dari total angkatan
kerja. Sistem penghargaan terhadap jerih payah perangkat pemerintahan desa
masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan sistem pemberian tanah
bengkok. Cara bersosialisasi anggota masyarakat masih mengutamakan
kegotongroyongan. Yang demikian memberikan predikat bahwa Desa Grabag
70
adalah sebuah desa. Desa Grabag sudah pantas untuk disebut sebagai kota.
Dengan ciri di antaranya adalah terdapatnya suatu pemusatan wilayah pemukiman
pada areal yang cukup luas dengan jumlah penghuni yang cukup besar.
3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Grabag
a. Visi SMP Negeri 1 Grabag
Mewujudkan SMP Negeri 1 Grabag sebagai sekolah unggul yang “MANTAB
BERBUDAYA” (BERIMAN BERTAQWA BERPRESTASI DAN
BERBUDAYA)
Visi ini menjiwai warga sekolah untuk selalu menjadikannya setiap saat dan
berkelanjutan dalam mencapai tujuan sekolah. Visi tersebut mencerminkan profil
dan cita-cita sekolah yang tergambar pada uraian berikut:
1) Mewujudkan warga sekolah yang beriman
2) Mewujudkan warga sekolah yang bertaqwa
3) Mewujudkan warga sekolah yang berprestasi
4) Mewujudkan warga sekolah yang berbudaya
b. Misi SMP Negeri 1 Grabag
Misi SMP Negeri 1 Grabag adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan penghayatan dan pelaksanaan ajaran agama dalam
rangka membentuk insan yang beriman dan bertaqwa.
2) Melaksanakan KBM secara tertib dan teratur yang mengacu pada
peningkatan prestasi sekolah.
3) Melaksanakan kegiatan pengembangan bakat, minat, dan potensi
secara efektif.
71
4) Melaksanakan kegitan peningkatan budaya baca, budaya tertib, dan
apresiasi seni.
c. Tujuan SMP Negeri 1 Grabag
Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan
setiap kurun waktu 1 (satu) tahun sebagai berikut:
1) Terlaksanakannya program membaca Asmaul Husna oleh siswa
yang beragama Islam dan pendalaman Kitab Suci bagi siswa
nonmuslim.
2) Terlaksanakannya program berbagai kegiatan keagamaan seperti:
Sholat Dhuhur berjamaah, Bimbingan baca tulis Al-Quran,
Pesantren kilat/Ramadhan, retreat dan peringatan hari besar
keagamaan.
3) Tercapainya tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata 8,5.
4) Meningkatnya presentase lulusan yang diterima di sekolah negeri
(SMA/SMK/MA) sekurang-kurangnya 80% dari lulusan.
5) Menjuarai berbagai kompetisi OSN, O2SN, FLS2N.
6) Terlaksanakannya program 5S (Salam, Salim, Senyum, Sapa, dan
Santun).
7) Terlaksanakannya program 7K (Keamanan, Ketertiban, Keindahan,
Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan, Kekeluargaan) sehingga
sekolah menjadi kondusif.
8) Terlaksanakannya pelayanan yang optimal kepada semua pihak
yang memerlukan berdasarkan SAS (Sistem Administrasi Sekolah).
72
4. Moto Layanan SMP Negeri 1 Grabag
Kualitas utama layanan PRIMA (Profesional, Ramah, Ikhlas, Menyenangkan,
Akurat).
5. Struktur Organisasi
6. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Grabag
a. Daftar Guru SMP Negeri 1 Grabag
Tabel 3.1 Daftar Guru SMP Negeri 1 Grabag
NO NAMA GURU MATA PELAJARAN
1. Sugiyarto, S.Pd., M.Pd Bahasa Indonesia
2. Dra. Baruni Widawati Bahasa Jawa
3. Dra. Sri Hatuti BK
4. Puji Wahyuti, S.Pd SBK (Tari)
5. Indarsih Adiatmini, S.Pd PKn
6. Endah Winarni, S.Pd Bahasa Indonesia
7. Eka Wiyanta, S.Pd IPS
8. Susi Widiyanti, S.Pd PKn
9. Gatot Supriyanto, S.Th Pendidikan Agama Kristen
10. Sri Muriastuti, S.Pd Prakarya
Kepala Sekolah
Sugiyarto, S.Pd., M.Pd
NIP 19611022 198403 1 003
Waka Kurikulum
Aryani Setiowati, S.Pd
Waka Kesiswaan
Indarsih Adiatmini, S.Pd
Waka Sarpras
Eka Wiyanta, S.Pd
73
11. Ahmad Ruslan, S.Ag PAI
12. Aryani Setiowati, S.Pd IPS
13. Nugraeni Widhiasih, S.Pd Bahasa Inggris
14. Nur Dyah Tateki, S,Pd Matematika
15. Eru Setyasih, S.Pd Bahasa Indonesia
16. Siti Rodliyah, S.Pd IPA
17. Widya Hapsari A.P, S.Kom TIK
18. Asriyah Kusumawati, S.Pd Bahasa Indonesia
19. Asmara Eko Istiadi, S.Pd SBK (Menggambar)
20. Theresia Puji Astuti, S.Pk Pendididikan Agama Katolik
21. Nur Sulistiyani, S.Pd BK
22. Siti Mahmudah, S.Pd IPA
23. Sri Suparti, S.Si IPS
24. Dina Oktaviana, S.Pd Bahasa Inggris
25. Siti Khomsatun, S.Pd IPA
26. Agus Akhmad Mardjuki, S.Ag PAI
27. Rahmi Budi Widyasari, S.Pd Tata Boga
28. Desi Puspitasari, S,Pd Bahasa Jawa
29. Aris Setiyanto, S.pd Penjaskes dan TIK
30. Ari Sutrisno, S.Pd Penjaskes
31. Sri Endang Ambarwati, S.Pd Bahasa Inggris
32. Purwiyanto, S.Pd BK
74
33. Siti Nur Chanah, S.Pd Matematika
34. Muhammad Maulana, S.Pd Matematika
b. Daftar Karyawan SMP Negeri 1 Grabag
Tabel 3.2 Daftar Karyawan SMP Negeri 1 Grabag
NO NAMA BAGIAN
1. Sri Rahayu Kepala TU
2. Sofiyan Bendahara
3. Sutopo Aris Nugoho Operator Dapodik
4. Jonedi Petugas Inventaris
5. Budianto Pustakawan
6. Ari Mulyono Petugas Perpustakaan
7. Muh Lasien Penjaga Malam
8. Romadhon Petugas Kebersihan
9. Sulis Satpam
10. Wulan Febriyani Petugas Koperasi
75
c. Daftar Siswa SMP Negeri 1 Grabag
Tabel 3.3 Daftar Siswa SMP Negeri 1 Grabag
Tahun
Pelajaran
Jumlah
Kelas VII
Jumlah
Kelas VIII
Jumlah
Kelas IX
Jumlah
2016/2017 192 195 192 579
Jumlah
Rombongan
Kelas
6
6
6
6
7. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag
Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Grabag
NO SARANA/PRASARANA JUMLAH
1. Ruang Kelas 18
2. Lab IPA 1
3. Lab Bahasa 1
4. Lab Komputer 1
5. Perpustakaan 1
6. Ruang Rapat 1
7. Ruang UKS 1
8. Koperasi 1
9. Ruang Kepala Sekolah 1
10. Ruang Guru 1
11. Ruang TU 1
76
12. Ruang BK 1
13. Ruang OSIS 1
14. Ruang Olahraga 1
15. Gudang 2
16. Dapur 1
17. Ruang Tata Boga 1
18. Kamar Mandi Guru 2
19. Kamar Mandi Kepala Sekolah 1
20. Kamar Mandi TU 1
21. Kamar Mandi Murid 11
22. Masjid 1
23. Garasi Sepeda/ Mobil 1
24. Lapangan Olahraga 1
25. Komputer 25
26. Pos Satpam 1
B. Penyajian Data
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan obyek
penelitian yakni siswa SMP Negeri 1 Grabag Tahun Pelajaran 2016/2017. Jumlah
siswa SMP Negeri 1 Grabag adalah 192 siswa terbagi menjadi 6 kelas. Masing-
masing kelas 32 siswa. Maka, peneliti mengambil sampel sebanyak 1 kelas
dengan jumlah 32 siswa yang terbagi menjadi 2 siswa dari SD IT, 13 siswa dari
77
MI, dan 17 siswa dari SD. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5 Daftar Nama Responden
No Nama Kelas Asal Sekolah
1. ACHMAD SODIKUN
VII A MI
2. ALFAN ARDIANSYAH
VII A SD
3. ALFATH HARIS SATRIO W
VII A SD
4. ARDANA JABBARSIGIT S.N
VII A MI
5. AVIVA SEPTIYANI RAHAYU
VII A MI
6. DAFFA RIZA EKA PRAMUDITA
VII A SD
7. DESTY PRASTYSIWI
VII A SD
8. ERSANDA SETYA K
VII A SD IT
9. FADHLIRROHMAN ZEN
VII A MI
10. FAKHAR NASRUL SABRIA
VII A MI
11. FARA ASNARUL HIDAYAH
VII A MI
12. FARID AL MUTTAQIN
VII A MI
13. FARREL JILAL CHISAM
VII A SD
14. FEBRISYA DEA MAHARANI
VII A SD
15. FERDINAN AL FAIRUZ
VII A SD IT
16. HAFIDZ ALFIADRIAN
VII A SD
17. ITA SEKAR WARDHANI
VII A SD
18. JIHAN RUPA PUSPA AYU
VII A SD
78
19. KUKUH SATRIA REYNATA
VII A SD
20. LINA NUR AGUSTIN
VII A SD
21. MAULIDYAH PERMATA HANI
VII A SD
22. MUHAMMAD ILHAM ANDREE
PRATAMA
VII A SD
23. NANDA AGUNG SYAH PUTRA
VII A SD
24. NILAM SABRINA
BERLIANINGTYAS
VII A SD
25. NUR AINI IHTIARA SARI
VII A SD
26. REVALDO NUGROHO
VII A MI
27. RESTU ALDI PRATAMA
VII A SD
28. RIANA SAPUTRI
VII A MI
29. RISMA CHIKMATUL
CHASANAH
VII A MI
30. SAELA WAFIROH
VII A MI
31. SANIA IKTA SAFA
VII A MI
32. ZIED FIARDI
VII A MI
a. Data Tentang Jawaban Angket Hubungan Latar Belakang Pendidikan
dengan Hasil Belajar
Dalam pengumpulan data tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan
hasil belajar, peneliti mendistribusikan angket yang berisi 20 item pertanyaan.
Setiap soal terdiri dari empat alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut
:
1) Alternatif jawaban A memiliki nilai 4
2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 3
79
3) Alternatif jawaban C memiliki nilai 2
4) Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihatdari tabel sebagai berikut:
1) Jawaban Angket Latar Belakang Pendidikan Siswa
80
Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Latar Belakang Pendidikan Siswa
No Jawaban Nilai
Jumlah A B C D 4 3 2 1
1. 14 3 3 0 56 9 6 0 71
2. 6 4 10 0 24 12 20 0 56
3. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
4. 11 3 4 2 44 9 8 2 63
5. 14 2 4 0 56 6 8 0 70
6. 8 2 10 0 32 6 20 0 58
7. 5 10 5 0 20 30 10 0 60
8. 12 3 5 0 48 9 10 0 67
9. 10 3 7 0 40 9 14 0 63
10. 10 2 6 2 40 6 12 2 60
11. 14 3 2 1 56 9 4 1 70
12. 14 3 3 0 56 9 6 0 71
13. 7 6 7 0 28 18 14 0 60
14. 6 1 12 1 24 3 24 1 52
15. 9 4 7 0 36 12 14 0 62
16. 5 5 9 1 20 15 18 1 54
17. 1 1 15 3 16 6 8 10 40
18. 3 3 13 1 12 9 26 1 48
19. 6 4 10 0 24 12 20 0 56
20. 8 6 4 2 32 18 8 2 60
21. 7 3 8 2 28 9 16 2 55
22. `10 4 5 1 40 12 10 1 63
23. 8 4 8 0 32 12 16 0 60
24. 4 2 11 3 16 6 22 3 47
25. 8 4 6 2 32 12 12 2 58
26. 15 1 1 3 60 3 2 3 68
27. 4 3 2 1 16 9 24 1 50
81
28. 5 10 5 0 20 30 10 0 60
29. 14 1 4 1 56 3 8 1 68
30. 12 2 4 2 48 6 8 2 64
31. 13 2 3 2 52 6 6 2 66
32. 13 2 5 0 52 6 10 0 68
2) Jawaban Angket Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.6 Daftar Jawaban Angket Hasil Belajar Siswa
No Jawaban Nilai
Jumlah A B C D 4 3 2 1
1. 12 4 4 0 48 12 8 0 68
2. 10 4 6 0 40 12 12 0 64
3. 2 4 10 4 8 12 20 4 44
4. 9 7 4 0 36 21 8 0 65
5. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
6. 10 1 8 1 40 3 16 1 60
7. 16 3 1 0 64 9 2 0 75
8. 5 3 10 2 20 9 20 2 51
9. 11 5 4 0 44 15 8 0 67
10. 5 3 11 1 20 9 22 1 52
11. 5 3 11 1 20 9 22 1 52
12. 6 3 10 1 24 9 20 1 54
13. 5 2 11 2 20 6 22 2 50
14. 8 0 10 2 32 0 20 2 54
15. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
16. 4 0 14 2 16 0 28 2 46
17. 9 4 7 0 36 12 14 0 62
18. 10 4 6 0 40 12 12 0 64
19. 4 1 12 3 16 3 24 3 46
82
20. 10 1 8 1 40 3 16 1 60
21. 9 5 6 0 36 15 12 0 63
22. 9 4 5 2 36 12 10 2 60
23. 6 1 10 3 24 3 20 3 50
24. 9 1 10 0 36 3 20 0 59
25. 10 5 5 0 40 15 10 0 65
26. 8 2 10 0 32 6 20 0 58
27. 10 2 8 0 40 6 16 0 62
28. 4 3 10 3 16 9 20 3 48
29. 8 4 8 0 32 12 16 0 60
30. 3 1 13 3 12 3 26 3 44
31. 9 4 5 2 36 12 10 2 60
32. 4 4 12 0 16 12 24 0 52
Demikian jawaban angket tentang hubungan latar belakang pendidikan dengan
hasil belajar, yang peneliti himpun dari 32 siswa dengan cara menyebar angket.
83
BAB IV
ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk melakukan analisis hasil belajar siswa dan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara latar belakang pendidikan siswa
dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag,
Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Peneliti akan menganalisis
kedua variabel dengan menggunakan korelasi product moment.
Peneliti menggunakan tiga tahap dalam menganalisis penelitian yang telah
dilakukan, yaitu: (1) analisis hasil belajar siswa, (2) analisis latar belakang
pendidikan siswa, (3) analisis dengan product moment.
A. Data Nilai/Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VIIA dari masing-masing Asal
Sekolah
1. SD
No Nama NILAI PAI
Nilai Rata-rata SEM 1 SEM 2
33. ALFAN ARDIANSYAH 70 87 78,5
34. ALFATH HARIS SATRIO W 71 84 77,5
35. DAFFA RIZA EKA
PRAMUDITA
71 79 75,0
36. DESTY PRASTYSIWI 70 76 73,0
37. FARREL JILAL CHISAM 75 74 74,5
38. FEBRISYA DEA
MAHARANI
70 84 77,0
39. HAFIDZ ALFIADRIAN 71 73 72,0
40. ITA SEKAR WARDHANI 75 75 75,0
84
41. JIHAN RUPA PUSPA AYU 70 74 72,0
42. KUKUH SATRIA REYNATA 71 84 77,5
43. LINA NUR AGUSTIN 75 79 77,0
44. MAULIDYAH PERMATA
HANI
71 79 75,0
45. MUHAMMAD ILHAM
ANDREE PRATAMA
72 83 77,5
46. NANDA AGUNG SYAH
PUTRA
72 72 72,0
47. NILAM SABRINA
BERLIANINGTYAS
75 76 75,5
48. NUR AINI IHTIARA SARI 75 73 74
49. RESTU ALDI PRATAMA 71 80 75,5
Rata-rata 75,21
2. SD IT
No Nama NILAI PAI
Nilai Rata-rata SEM 1 SEM 2
1. ERSANDA SETYA K 87 94 90,5
2. FERDINAN AL FAIRUZ 80 86 83,0
Rata-rata 86,75
3. MI
No Nama NILAI PAI
Nilai Rata-rata SEM 1 SEM 2
1. ACHMAD SODIKUN 80 91 85,5
2. ARDANA JABBAR SIGIT
S.N
77 77 77,0
3. AVIVA SEPTIYANI
RAHAYU
88 90 89,0
85
4. FADHLIRROHMAN ZEN 75 75 75,0
5. FAKHAR NASRUL SABRIA 77 80 78,5
6. FARA ASNARUL
HIDAYAH
84 77 80,5
7. FARID AL MUTTAQIN 81 87 84,0
8. REVALDO NUGROHO 87 81 84,0
9. RIANA SAPUTRI 90 90 90,0
10. RISMA CHIKMATUL
CHASANAH
75 86 80,5
11. SAELA WAFIROH 90 94 92,0
12. SANIA IKTA SAFA 82 87 84,5
13. ZIED FIARDI 85 87 86
Rata-rata 83,58
1. SD
Sebagai lembaga formal yang bernaung di bawah Depdiknas, kurikulum yang
digunakan di SD adalah kurikulum Nasional yang ditetapkan Depdiknas yang
berlaku saat ini kurikulum tiga belas (Kurtilas). Kemudian dijabarkan ke dalam
program-program pembelajaran yang disesuaikan dengan visi misi sekolah.
2. SD IT
Pada dasarnya kurikulum di SD IT sama dengan kurikulum di SD maupun MI.
Hanya saja, untuk Mapel PAI di SD IT jumlah jam pelajaran lebih banyak. Di SD
IT Porsi mengenai Mapel PAI selain ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti
Al Qur’an dan Hadist. Akidah dan akhlaq, fiqih, sejarah kebudayaan islam dan
Bahasa Arab (seperti halnya Mapel di MI). Akan tetapi di SD IT ada tambahan
86
jam di luar jam pelajaran. Hal ini yang mempengaruhi hasil belajar siswa jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan SD dan MI.
3. MI
Kurikulum di MI sama dengan di SD IT. Hanya saja tidak ada tambahan jam
pelajaran di luar jam sekolah. Hal ini yang mempengaruhi hasil belajar siswa
lebih rendah dibandingkan hasil belajar di SD IT.
Dari uraian alasan di SD IT dan Mi diketahui bahwa kurikulumnya sama. Hanya
saja berbeda pada Mapel PAI. Di SD IT dan MI Pendidikan Agama dibedakan
menjadi beberapa mata pelajaran, sedangkan di SD hanya ada mata pelajaran
Pendidikan Agama. Pada kurikulum di MI terdapat banyak jam pelajaran
disbanding SD dan muatan lokal SD IT dan MI berbasis islam, sedangkan Mapel
PAI jauh lebih rendah dibandingkan SD IT dan MI
B. Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, peneliti akan mneyajikan analisis data untuk
mengetahui hubungan antara latar belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar
siswa SMP Negeri 1 Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun
Pelajaran 2016/2017.
1. Analisis Latar Belakang Pendidikan Siswa
Pengambilan data mengenai hubungan latar belakang pendidikan siswa dengan
hasil belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 20 item
pertanyaan. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban, dengan
bobot nilai sebagai berikut:
87
Tabel 4.1
Petunjuk Penilaian Angket
Jawaban
Pertanyaan positif
Skor Jawaban
Pertanyaan Negatif
Skor
Jawaban A 4 Jawaban A 1
Jawaban B 3 Jawaban B 2
Jawaban C 2 Jawaban C 3
Jawaban D 1 Jawaban D 4
Jumlah responden berjumlah 32 siswa. Berikut adalah daftar nomer absen siswa
beserta skornya.
Tabel 4.2
Skor Responden
No. Responden Skor No. Responden Skor
1. 71 17. 40
2. 56 18. 48
3. 62 19. 56
4. 63 20. 60
5. 70 21. 55
6. 58 22. 63
7. 60 23. 60
8. 67 24. 47
9. 63 25. 58
88
10. 60 26. 68
11. 70 27. 50
12. 71 28. 60
13. 60 29. 68
14. 52 30 64
15. 62 31. 66
16. 54 32. 68
Data tersebut kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
i = (xt – xr) + 1
ki
Keterangan:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
i = (xt – xr) + 1
ki
i = (80 – 20) + 1
4
i = (60) + 1
4
89
i = 61
4
i = 15,25
i = 15
Setelah diketahui lebar interval dapat ditetapkan klarifikasi dalam tabel adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Interval Latar Belakang Pendidikan Siswa
No. Interval Frekuensi Nominasi Keterangan
1. 65 – 80 9 A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 20 B Tinggi
3. 35 – 49 3 C Sedang
4. 20 - 34 0 D Rendah
Jumlah 32
Berdasarkan analisis di atas, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
No. Interval Nominasi Keterangan
1. 65 – 80 A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 B Tinggi
3. 35 – 49 C Sedang
4. 20 – 34 D Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing-
masing skor dan nominasinya adalah sebagai berikut:
90
Tabel 4.5
Skor dan Kategori Latar Belakang Pendidikan Siswa
No.
Responden
Skor Kategori No.
Responden
Skor Kategori
1. 71 ST 17. 40 S
2. 56 T 18. 48 S
3. 62 T 19. 56 T
4. 63 T 20. 60 T
5. 70 ST 21. 55 T
6. 58 T 22. 63 T
7. 60 T 23. 60 T
8. 67 ST 24. 47 S
9. 63 T 25. 58 T
10. 60 T 26. 68 ST
11. 70 ST 27. 50 T
12. 71 ST 28. 60 T
13. 60 T 29. 68 ST
14. 52 T 30 64 T
15. 62 T 31. 66 ST
16. 54 T 32. 68 ST
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori A
adalah 9 siswa, kategori B 20 siswa, kategori C 3 siswa, dan kategori D 0 siswa.
91
Setelah interval dan kategori diketahui, maka akan ditentukan frekuensi dan
prosentase latar belakang pendidikan siswa, yaitu sebagai berikut:
P = F x 100%
N
Keterangan:
P = Angket presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentanya
N = Jumlah siswa
100% = Bilangan konstan
a. Kategori skor sangat tinggi (A)
P = F x 100%
N
P = 9 x 100%
32
= 28,12%
b. Kategori skor tinggi (B)
P = F x 100%
N
P = 20 x 100%
32
= 62,5%
c. Kategori skor sedang (C)
P = F x 100%
N
P = 3 x 100%
32
92
= 9,38%
d. Kategori skor rendah (D)
P = F x 100%
N
P = 0 x 100%
32
= 0%
Tabel 4.6
Presentase Latar Belakang Pendidikan Siswa
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori Keterangan
1. 65 – 80 9 28,12% A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 20 62,5% B Tinggi
3. 35 – 49 3 9,38% C Sedang
4. 20 – 34 0 0% D Rendah
Jumlah 32 100%
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Kategori antara 65 – 80 berarti hubungan latar belakang siswa
dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 9 siswa atau 28,12%.
b. Kategori antara 50 – 64 berarti hubungan latar belakang siswa
dikatakan tinggi (B) sebanyak 20 siswa atau 62,5%.
c. Kategori antara 35 – 49 berarti hubungan latar belakang siswa
dikatakan sedang (C) sebanyak 3 siswa atau 9,38%.
93
d. Kategori antara 20 – 34 berarti hubungan latar belakang siswa
dikatakan rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0%.
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Pengambilan data mengenai pengaruh hasil belajar siswa diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 20 item pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
Tabel 4.7
Petunjuk Penilaian Angket
Jawaban
Pertanyaan positif
Skor Jawaban
Pertanyaan Negatif
Skor
Jawaban A 4 Jawaban A 1
Jawaban B 3 Jawaban B 2
Jawaban C 2 Jawaban C 3
Jawaban D 1 Jawaban D 4
Jumlah responden berjumlah 32 siswa. Berikut adalah daftar nomer absen siswa
beserta skornya.
Tabel 4.8
Nilai PAI
No. Responden Skor No. Responden Skor
1. 68 17. 62
2. 64 18. 64
94
3. 44 19. 46
4. 65 20. 60
5. 62 21. 63
6. 60 22. 60
7. 75 23. 50
8. 51 24. 59
9. 67 25. 65
10. 52 26. 58
11. 52 27. 62
12. 54 28. 48
13. 50 29. 60
14. 54 30 44
15. 62 31. 60
16. 46 32. 52
Data tersebut kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
i = (xt – xr) + 1
ki
Keterangan:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
95
i = (xt – xr) + 1
ki
i = (80 – 20) + 1
4
i = (60) + 1
4
i = 61
4
i = 15,25
Setelah diketahui lebar interval dapat ditetapkan klarifikasi dalam tabel adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9
Interval Nilai PAI
No. Interval Frekuensi Nominasi Keterangan
1. 65 – 80 5 A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 22 B Tinggi
3. 35 – 49 5 C Sedang
4. 20 – 34 0 D Rendah
Jumlah 32
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 4.10
No. Interval Nominasi Keterangan
1. 65 – 80 A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 B Tinggi
96
3. 35 – 49 C Sedang
4. 20 – 34 D Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing-
masing skor dan nominasinya sebagai berikut:
Tabel 4.11
Skor dan Kategori Hasil Angket Nilai PAI Siswa
No.
Responden
Skor Kategori No.
Responden
Skor Kategori
1. 68 ST 17. 62 T
2. 64 T 18. 64 T
3. 44 S 19. 46 S
4. 65 ST 20. 60 T
5. 62 T 21. 63 T
6. 60 T 22. 60 T
7. 75 ST 23. 50 T
8. 51 T 24. 59 T
9. 67 ST 25. 65 ST
10. 52 T 26. 58 T
11. 52 T 27. 62 T
12. 54 T 28. 48 S
13. 50 T 29. 60 T
97
14. 54 T 30 44 S
15. 62 T 31. 60 T
16. 46 S 32. 52 T
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori A
adalah 5 siswa, kategori B 22 siswa, kategori C 5 siswa, dan kategori D 0 siswa.
Setelah interval dan kategori diketahui, maka akan ditentukan frekuensi dan
prosentase nilai PAI siswa, yaitu sebagai berikut:
P = F x 100%
N
Keterangan:
P = Angket presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentanya
N = Jumlah siswa
100% = Bilangan konstan
a. Kategori skor sangat tinggi (A)
P = F x 100%
N
P = 5 x 100%
32
= 15,63%
b. Kategori skor tinggi (B)
98
P = F x 100%
N
P = 22 x 100%
32
= 68,75%
c. Kategori skor sedang (C)
P = F x 100%
N
P = 5 x 100%
32
= 15,63%
d. Kategori skor rendah(D)
P = F x 100%
N
P = 0 x 100%
32
= 0%
99
Tabel 4.12
Presentase Nilai PAI
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori Keterangan
1. 65 – 80 5 15,63% A Sangat Tinggi
2. 50 – 64 22 68,75% B Tinggi
3. 35 – 49 5 15,63% C Sedang
4. 20 – 34 0 0% D Rendah
Jumlah 32 100%
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Kategori antara 65 – 80 berarti hasil belajar siswa dikatakan
sangat tinggi (A) sebanyak 5 siswa atau 15,63%.
b. Kategori antara 50 – 64 berarti hasil siswa dikatakan tinggi (B)
sebanyak 22 siswa atau 68,75%.
c. Kategori antara 35 – 49 berarti hasil belajar siswa dikatakan
sedang (C) sebanyak 5 siswa atau 15,63%.
d. Kategori antara 20 – 34 berarti hasil belajar siswa dikatakan
rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0%.
C. Hipotesis Penelitian
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian
yang diajukan. Penelitian ini untuk menguji hubungan antara latar belakang
pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Grabag,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran
100
2016/2017, dengan menggunakan rumus product moment. Penelitian ini
menggunakan dua variable yaitu latar belakang pendidikan siswa sebagai x dan
hasil belajar siswa sebagai y.
Dua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisiensi dari perkalian antara x
dan nilai y untuk memudahkan dalam memasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment. Untuk mencari koefisien dari masing-masing variabel tersebut
peneliti mengambil langkah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Tabel Kerja untuk Mencari Koefisien antara Latar Belakang Pendidikan Siswa
dengan Hasil Belajar Siswa
No
Responden
X Y X2 Y2 XY
1. 71 68 5041 4624 4828
2. 56 64 3136 4096 3584
3. 62 44 3844 1936 2728
4. 63 65 3969 4225 4095
5. 70 62 4900 3844 4340
6. 58 60 3364 3600 3480
7. 60 52 3600 2704 3120
8. 67 52 4489 2704 3484
9. 63 67 3969 4489 4221
10. 60 51 3600 2601 3060
11. 70 64 4900 4096 4480
101
12. 71 63 5041 3969 4473
13. 60 50 3600 2500 3000
14. 52 60 2704 3600 3120
15. 62 62 3844 3844 3844
16. 54 46 2916 2116 2484
17. 40 62 1600 3844 2480
18. 48 52 2304 2704 2496
19. 56 46 3136 2116 2576
20. 60 60 3600 3600 3600
21. 55 54 3025 2916 2970
22. 63 60 3969 3600 3780
23. 60 50 3600 2500 3000
24. 47 58 2209 3364 2726
25. 58 65 3364 4225 3770
26. 68 59 4624 3481 4012
27. 50 44 2500 1936 2200
28. 60 48 3600 2304 2880
29. 68 60 4624 3600 4080
30 64 62 4096 3844 3968
31. 66 54 4356 2916 3564
32. 68 75 4624 5625 5100
Jumlah 1930 1839 118148 107523 111543
102
Tabel 4.14
Koefisiensi X dan Y
No. Koefisien Frekuensi
1. ∑ X 1930
2. ∑Y 1839
3. ∑ X2 118148
4. ∑ Y2 107523
5. ∑ XY 111543
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment sebagai berikut:
Cari r hitung.
rxy =
Keterangan:
rxy = Koefesien korelasi antara x dan y
x = Variabel independent
y = Variabel dependent
N = jumlah sampel
Untuk mengetahui pengaruh antara variable X (Latar Belakang Pendidikan)
dengan variable Y (Hasil Belajar Siswa), nilai-niai yang teah diperoleh pada
analisa pendahuluan dimasukkan ke dalam rumus Kolerasi Product Moment
sebagai berikut:
103
rxy =
=
=
=
=
=
= 0,351
D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah peneliti melakukan analisis data yang telah diperoleh dengan
menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel bebas (latar belakang pendidikan siswa) dengan variabel terikat
(hasil belajar siswa) dengan membandingkan r hitung yang diperoleh dengan r
tabel taraf signifikan 5%.
104
Berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisisen korelasi antara latar belakang
pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (rxy) sebesar 0,351 selanjutnya hasil
tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam taraf
signifikan diperoleh 0,349 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rh 0,351>0,349
yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara latar
belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Grabag,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat latar belakang pendidikan siswa semakin tinggi
pada tingkat hasil belajar siswa, yang dimaksud disini adalah siswa yang berasal
dari latar belakang pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) lebih tinggi
nilainya dibandingkan dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).
105
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar PAI SMP Negeri 1 Grabag Kabupaten Magelang yang
tertinggi (nilai rata-rata) siswa siswi dari SDIT sebesar 86,75 dan yang
menempati peringkat berikutnya adalah siswa siswi dari MI sebesar 83,58
kemudian yang terakhir ditempati oleh siswa siswi dari SD sebesar 75,21.
2. Pada analisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus
korelasi product moment, diperoleh koefisisen korelasi antara latar
belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa (rxy) sebesar 0,351.
Hasilnya dikonsultasikan dengan r tabel product moment N = 32 dalam
taraf signifikasi 5% diperoleh 0,349. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rh 0,351>0,349 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini
membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara latar
belakang pendidikan siswa dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1
Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Tahun Pelajaran
2016/2017. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat latar belakang
pendidikan siswa semakin tinggi pada tingkat hasil belajar siswa.
106
B. SARAN
Berdasarkan simpulan, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat
menjadi masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru memperhatikan latar belakang pendidikan siswa yang
berbeda, karena dengan latar belakang yang tidak sama siswa mempunyia
tingkat kemampuan yang berbeda.
2. Selalu memberikan motivasi siswa agar lebih giat belajar mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) agar hasil belajar siswa baik.
3. Sebaiknya siswa yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan non
madrasah jangan merasa rendah diri dengan siswa yang mempunyai latar
belakang pendidikan madrasah, tetapi berusaha mengejar ketertinggalan.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arifin, 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
Undang Sisdiknas. Catatan ketiga. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama
Islam.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
..................., 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV WACANA
PRIMA.
Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
DEPAG RI, Al-Quran Dan Terjemahnya dengan Transliterasi, Semarang, PT
Karya Toha Putra.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mujiyono. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
………………., 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ekosusilo, Madyo. 1990. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset
Semarang.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
………………., 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: UPI.
Https://id.m.wikipedia.org (diunduh tanggal 3 April 2018)
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
………………., 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Nasution, S. 1995. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution, S. 1982. Azas-azas kurikulum. Bandung: Jemars.
Oemar, Malik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Jakarta: Bumi Aksara.
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan IV,.
Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
SMP Negeri 1 Grabag, 2017. Buku Panduan Peserta Didik.
Sri, Anitah W, 2007. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugandi, Achmad, 2007. Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNNES.
Sugiono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatip, Kualitatip, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsismi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
………………., 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya).
Jakarta: Rineka.
LAMPIRAN
DATA NAMA RESPONDEN KELAS VIIA
SMP NEGERI 1 GRABAG
No Nama Responden Jenis
Kelamin
Asal
Sekolah
50. ACHMAD SODIKUN L MI
51. ALFAN ARDIANSYAH L SD
52. ALFATH HARIS SATRIO W L SD
53. ARDANA JABBARSIGIT S.N L MI
54. AVIVA SEPTIYANI RAHAYU P MI
55. DAFFA RIZA EKA PRAMUDITA L SD
56. DESTY PRASTYSIWI P SD
57. ERSANDA SETYA K P SD IT
58. FADHLIRROHMAN ZEN L MI
59. FAKHAR NASRUL SABRIA L MI
60. FARA ASNARUL HIDAYAH P MI
61. FARID AL MUTTAQIN L MI
62. FARREL JILAL CHISAM L SD
63. FEBRISYA DEA MAHARANI P SD
64. FERDINAN AL FAIRUZ L SD IT
65. HAFIDZ ALFIADRIAN L SD
66. ITA SEKAR WARDHANI P SD
67. JIHAN RUPA PUSPA AYU P SD
68. KUKUH SATRIA REYNATA L SD
69. LINA NUR AGUSTIN P SD
70. MAULIDYAH PERMATA HANI P SD
71. MUHAMMAD ILHAM ANDREE PRATAMA L SD
72. NANDA AGUNG SYAH PUTRA L SD
73. NILAM SABRINA BERLIANINGTYAS P SD
74. NUR AINI IHTIARA SARI P SD
75. REVALDO NUGROHO L MI
76. RESTU ALDI PRATAMA L SD
77. RIANA SAPUTRI P MI
78. RISMA CHIKMATUL CHASANAH P MI
79. SAELA WAFIROH P MI
80. SANIA IKTA SAFA P MI
81. ZIED FIARDI L MI
Sumber: Dokumen Sekolah
ANGKET PENELITIAN
“LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN HASIL BELAJAR SISWA”
A. PETUJUK PENGISIAN ANGKET
1. Isilah identitas Anda sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
angket ini.
2. Bacalah dengan cermat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
3. Angket ini berusaha mengungkapkan data yang sebenarnya terjadi
di lapanagn untuk dianalisa, sebagai karya tulis ilmiah (skripsi).
4. Pilihlah salah satu jawaban menurut hati nurani Anda, dengan cara
memberi tanda silang (X) pada setiap pilihan jawaban sesuai
keadaan anda.
5. Dalam angket ini tidak ada jawaban yang benar ataupun salah,
jawaban terbaik adalah yang benar-benar mencerminkan keadaan
yang sebenarnya.
6. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai raport, nilai ujian,
dan lain-lain.
7. Terimakasih atas partisipasinya
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Asal Sekolah :
3. Kelas :
C. DAFTAR PERTANYAAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
SISWA
1. Dimanakah asal sekolah Anda?
A. SD
B. MI
C. SD IT
D. Pesantren
2. Apakah jam pelajaran PAI di sekolah asal Anda mencukupi?
A. Sangat cukup
B. Cukup
C. Kurang
D. Sangat Kurang
3. Selain di sekolah, dimanakah Anda mendapatkan jam tambahan PAI?
A. Pesantren
B. Madrasah Diniyah
C. TPA
D. Lain-lain
4. Dimanakah Anda pertama kali mendapatkan pelajaran PAI?
A. Pesantren
B. Madrasah Diniyah
C. TPA
D. Lain-lain
5. Bagaimana pendapat Anda saat pertama kali mendapatkan pelajaran
PAI?
A. Sangat Mudah
B. Cukup Mudah
C. Sulit
D. Sangat Sulit
6. Apakah Anda mengikuti les tambahan di luar jam sekolah?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
7. Apakah di sekolah asal Anda pernah mendapatkan pendalaman materi
terkait pelajaran PAI?
A. Sering
B. Selalu
C. Pernah
D. Tidak Pernah
8. Apakah Anda senang dengan pelajaran PAI?
A. Sangat senang
B. Cukup Senang
C. Tidak Senang
D. Biasa Saja
9. Apakah Anda belajar PAI atas kemauan sendiri?
A. Sangat Setuju
B. Cukup Setuju
C. Kurang Setuju
D. Tidak Setuju
10. Apakah cakupan materi yang Anda dapat cukup luas dan lengkap?
A. Sangat Setuju
B. Cukup Setuju
C. Kurang Setuju
D. Tidak Setuju
11. Apakah latar belakang pendidikan Anda mempengaruhi hasil belajar?
A. Sangat Setuju
B. Cukup Setuju
C. Kurang Setuju
D. Tidak Setuju
12. Untuk memperdalam pemahaman materi PAI apakah Anda melakukan
diskusi dengan teman?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
13. Apakah Anda memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
14. Apakah Anda membaca buku lain yang berkaitan dengan mata
pelajaran PAI?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-Kadang
D. Tidak Pernah
15. Apakah Anda belajar PAI untuk dipuji orang lain?
A. Sangat Setuju
B. Cukup Setuju
C. Kurang Setuju
D. Tidak Setuju
16. Apakah Anda memiliki kebiasaan belajar setiap hari di rumah?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
17. Apakah Anda merasa cukup dengan bekal pelajaran di sekolah asal?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
18. Apakah Anda merasa semangat mengikuti pelajaran PAI?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
19. Apakah Anda merasa kesulitan dalam menerima pelajaran?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
20. Apakah anda bertanya kepada orang lain apabila ada hal-hal yang
belum dimengerti?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
D. DAFTAR PERTANYAAN HASIL BELAJAR SISWA
1. Apakah Anda senang mengikuti pelajaran PAI?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
2. Apakah Anda selalu datang lebih awal sebelum pelajaran dimulai?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
3. Untuk mendapatkahn hasil belajar yang baik, apakah Anda
meluangkan waktu untuk belajar di luar sekolah?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
4. Apakah Anda mengharapkan dorongan dari teman agar semangat
belajar PAI tinggi?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
5. Apakah Anda tertarik dengan metode pembelajaran guru di kelas?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
6. Untuk mendapatkan perhatian guru, apakah Anda menanggapi
pertanyaan guru ketika pembelajaran berlangsung?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
7. Apakah Anda menanyakan kepada guru jika belum paham?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
8. Apakah Anda memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
9. Apakah Anda menuruti perintah orang tua untuk belajar?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
10. Apakah Anda belajar atas keinginan diri sendiri?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
11. Apakah Anda mempelajari kembali materi yang telah didapatkan dari
sekolah?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
12. Apakah Anda antusias dalam mengikuti pelajaran PAI?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
13. Apakah Anda mengerjakan tugas sendiri?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
14. Apakah Anda memperbaiki nilai ulangan yang belum tuntas?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
15. Apakah Anda menginginkan nilai yang baik pada mapel PAI?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
16. Apakah Anda mengumpulkan tugas tepat waktu?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
17. Apakah Anda berusaha mencapai hasil belajar yang baik?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
18. Apakah Anda berusaha mempertahankan nilai yang sudah baik?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
19. Apakah Anda menyampaikan kepada guru apabila mengalami
kesulitan belajar?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
20. Apakah Anda selalu membaca materi PAI yang akan disampaikan?
A. Selalu
B. Sering
C. Kadang-kadang
D. Tidak Pernah
NILAI ANGKET LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA
KELAS VIIA SMP NEGERI 1 GRABAG
NO. NAMA
SKOR JAWABAN JUMLAH
SKOR A B C D
1. ACHMAD
SODIKUN
14 3 3 0 71
2. ALFAN
ARDIANSYAH
6 4 10 0 56
3. ALFATH HARIS
SATRIO W
10 2 8 0 62
4. ARDANA
JABBARSIGIT S.N
11 3 4 2 63
5. AVIVA SEPTIYANI
RAHAYU
14 2 4 0 70
6. DAFFA RIZA EKA
PRAMUDITA
8 2 10 0 58
7. DESTY
PRASTYSIWI
10 2 6 2 60
8. ERSANDA SETYA
K
12 3 5 0 67
9. FADHLIRROHMAN
ZEN
10 3 7 0 63
10. FAKHAR NASRUL
SABRIA
10 2 6 2 60
11. FARA ASNARUL
HIDAYAH
14 2 4 0 70
12. FARID AL
MUTTAQIN
14 3 3 0 71
13. FARREL JILAL 7 6 7 0 60
CHISAM
14. FEBRISYA DEA
MAHARANI
6 1 12 1 52
15. FERDINAN AL
FAIRUZ
9 4 7 0 62
16. HAFIDZ
ALFIADRIAN
5 5 9 1 54
17. ITA SEKAR
WARDHANI
1 1 15 3 40
18. JIHAN RUPA
PUSPA AYU
3 3 13 1 48
19. KUKUH SATRIA
REYNATA
6 4 10 0 56
20. LINA NUR
AGUSTIN
8 6 4 2 60
21. MAULIDYAH
PERMATA HANI
7 3 8 2 55
22. MUHAMMAD
ILHAM ANDREE
PRATAMA
10 4 5 1 63
23. NANDA AGUNG
SYAH PUTRA
10 4 8 0 60
24. NILAM SABRINA
BERLIANINGTYAS
4 2 11 3 47
25. NUR AINI
IHTIARA SARI
8 4 6 2 58
26. REVALDO
NUGROHO
15 1 1 3 68
27. RESTU ALDI
PRATAMA
4 3 12 1 50
28. RIANA SAPUTRI 5 10 5 0 60
29. RISMA
CHIKMATUL
CHASANAH
14 1 4 1 68
30. SAELA WAFIROH 12 2 4 2 64
31. SANIA IKTA SAFA 13 2 3 2 66
32. ZIED FIARDI 15 1 1 3 68
NILAI ANGKET HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIIA SMP NEGERI 1 GRABAG
NO. NAMA
SKOR JAWABAN JUMLAH
SKOR A B C D
1. ACHMAD
SODIKUN
12 4 4 0 68
2. ALFAN
ARDIANSYAH
10 4 6 0 64
3. ALFATH HARIS
SATRIO W
2 4 10 4 44
4. ARDANA
JABBARSIGIT S.N
9 7 4 0 65
5. AVIVA SEPTIYANI
RAHAYU
10 2 8 0 62
6. DAFFA RIZA EKA
PRAMUDITA
10 1 8 1 60
7. DESTY
PRASTYSIWI
16 3 1 0 75
8. ERSANDA SETYA
K
5 3 10 2 51
9. FADHLIRROHMAN
ZEN
11 5 4 0 67
10. FAKHAR NASRUL
SABRIA
5 3 11 1 52
11. FARA ASNARUL
HIDAYAH
5 3 11 1 52
12. FARID AL
MUTTAQIN
6 3 10 1 54
13. FARREL JILAL 5 2 11 2 50
CHISAM
14. FEBRISYA DEA
MAHARANI
8 0 10 2 54
15. FERDINAN AL
FAIRUZ
10 2 8 0 62
16. HAFIDZ
ALFIADRIAN
4 0 14 2 46
17. ITA SEKAR
WARDHANI
9 4 7 0 62
18. JIHAN RUPA
PUSPA AYU
10 4 6 0 64
19. KUKUH SATRIA
REYNATA
4 1 12 3 46
20. LINA NUR
AGUSTIN
10 1 8 1 60
21. MAULIDYAH
PERMATA HANI
9 5 6 0 63
22. MUHAMMAD
ILHAM ANDREE
PRATAMA
9 4 5 2 60
23. NANDA AGUNG
SYAH PUTRA
6 1 10 3 50
24. NILAM SABRINA
BERLIANINGTYAS
9 1 10 59
25. NUR AINI
IHTIARA SARI
10 5 5 0 65
26. REVALDO
NUGROHO
8 2 10 0 58
27. RESTU ALDI
PRATAMA
10 2 8 0 62
28. RIANA SAPUTRI 4 3 10 3 48
29. RISMA
CHIKMATUL
CHASANAH
8 4 8 0 60
30. SAELA WAFIROH 3 1 13 3 44
31. SANIA IKTA SAFA 9 4 5 2 60
32. ZIED FIARDI 4 4 12 0 52
DOKUMENTASI
Gambar 1. Dokumentasi Mengawasi Pengisian Angket Kelas VIIA
Gambar 2. Dokumentasi Mengawasi Pengisian Angket Kelas VIIA
DOKUMENTASI
Gambar 3. Dokumentasi Saat Pengisian Angket Kelas VIIA
Gambar 4. Dokumentasi Saat Pengisian Angket Kelas VIIA
DOKUMENTASI
Gambar 5. Dokumentasi Papan Nama Organisasi SMPN 1 Grabag
Gambar 6. Dokumentasi Papan Nama Lembaga SMPN 1 Grabag
Top Related