TESIS
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI
TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI KOTA AMBON
WIDY MARKOSIA WABULA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI
TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI KOTA AMBON
WIDY MARKOSIA WABULA
NIM 1092161026
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI
TABLET BESI DAN INFEKSI MALARIA DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
DI KOTA AMBON
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana Universitas Udayana
WIDY MARKOSIA WABULA
NIM 1092161026
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 05 SEPTEMBER 2014
Pembimbing I,
Prof. dr. N.T. Suryadhi, MPH, PhD
NIP. 130346066
Pembimbing II,
Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes
NIP. 196912212008122001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH
NIP. 194810101977021001
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 195902151985102001
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 05 September 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No.: 3262/UN14.4/HK/2014
Tanggal 05 September 2014
Ketua : Prof. dr. N.T. Suryadhi, MPH, Ph.D
Anggota
1. Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes
2. Prof. Dr.dr. Alex Pangkahila, MSc, Sp.And
3. Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH
4. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K)
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Widy Markosia Wabula
NIM : 1092161026
Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi : Kesehatan Ibu dan Anak – Kesehatan Reproduksi
Judul Tesis : Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan
Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III Di Kota Ambon
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17
Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 06 September 2014
(Widy Markosia Wabula)
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan dan petunjuk-Nya dalam menyusun tesis ini sehingga tesis yang
berjudul: Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi Malaria
Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Di Kota Ambon dapat diselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak maka
tesis ini tidak dapat terwujud. Untuk itu dengan segala hormat penulis
menyampaikan terima kasih kepada Prof. dr. N. T. Suryadhi, MPH, Ph.D selaku
pembimbing I dan Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes selaku pembimbing II yang
dengan penuh perhatian dan kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan
pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan saran serta semangat kepada
penulis.
Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas
Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD(K), Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) dan Ketua
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
Universitas Udayana Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH, atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magister Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan
kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Hamdan Tunny, S.Kep,
M.Kes, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Udayana.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis,
yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc,Sp.And, Prof. Dr. dr. N. Adiputra,
MOH, dan Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K), yang telah
memberikan masukan, saran, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti
ini.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota
Ambon, Pimpinan Puskesmas, dan Bidan Puskesmas atas diberikannya izin
penelitian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada para ibu hamil
yang telah bersedia ikut dalam penelitian ini.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus disertai penghargaan kepada seluruh dosen yang telah membimbing penulis,
mulai dari awal semester satu sampai berakhirnya pendidikan di MIKM UNUD.
Juga penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah banyak memberikan
masukan dan dorongan selama penyusunan tesis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
suami tercinta Baharun, putri tercinta Annisa Eka Putri serta almarhum putra
terkasih Raihan Isra yang merupakan sumber motivasi dan semangat penulis
dalam menjalani segala aktivitas dengan penuh ketegaran.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua.
Denpasar, Agustus 2014
Penulis
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI DAN
INFEKSI MALARIA DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
TRIMESTER III DI KOTA AMBON
Anemia dalam kehamilan menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
dampaknya yang membahayakan bagi kesehatan janin dan ibu hamil. Angka
kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Ambon masih cukup tinggi yaitu 46,3%
walaupun telah dilaksanakan program penanggulangan anemia dengan
suplementasi besi. Anemia pada ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh insiden
infeksi salah satunya malaria. Laporan Cakupan Kesga Kota Ambon, dari hasil
pemeriksaan darah malaria pada ibu hamil didapatkan 140 (7%) ibu hamil
seropositif malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon.
Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan di wilayah
Kota Ambon dengan sampel 83 ibu hamil trimester III. Kepatuhan konsumsi
tablet besi dikumpulkan melalui wawancara. Infeksi malaria dikumpulkan melalui
medical record ibu hamil. Data anemia dikumpulkan melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin dengan menggunakan hemometer digital. Analisis data dilakukan
secara univariat, bivariat (chi-squared test) dan multivariat (regresi logistik).
Hasil penelitian ini menunjukkan persentase ibu hamil yang anemia adalah
34,9%, ibu yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi adalah 55,4%, dan ibu
hamil yang terinfeksi malaria sebesar 26,5%. Rerata jumlah tablet yang
dikonsumsi adalah 50 tablet (±40,56), rerata kadar Hb adalah 11,7 g/dl (±1,66).
Ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan
anemia (p= 0,001), dan infeksi malaria dengan anemia (p= 0,001).
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa anemia ibu hamil berhubungan
dengan adanya infeksi malaria dan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi.
Oleh karena itu upaya pencegahan kejadian malaria sangat diperlukan, begitu pula
dengan upaya peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi.
Kata Kunci : kepatuhan, infeksi malaria, ibu hamil, anemia
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN IRON ADHERENCE AND MALARIA
INFECTION WITH ANEMIA IN PREGNANT MOTHERS IN THEIR 3RD
TRIMESTER IN AMBON CITY
Anemia during pregnancy is a serious public health concern because of its
effects on the health of the fetus and the mother. In spite of initiatives promoting
use of and adherence to iron supplements, 46.3% of pregnant mothers suffer from
anemia in Ambon. Anemia can also be a consequence of malaria infection and the
2010 Family Health Coverage Report from Ambon indicated that 140 (7%)
pregnant mothers were seropositive for malaria. The aims of this study were to
determine the relationship between iron supplement adherence and malaria
infection with anemia among pregnant mothers in their 3rd trimester in Ambon.
Study was cross-sectional with a sample of 83 pregnant mothers in their 3rd
trimester. Primary data on iron supplement adherence were collected through
structured interviews. Secondary data on malaria infection were obtained from
medical records. Data on anemia was obtained through collected blood samples
using a digital hemometer. Data analysis was conducted in stages: univariate,
bivariate (chi-squared test) and multivariate (logistic regression).
The study indicated that 34.9% of respondents suffered from anemia,
55.4% mothers indicated poor supplement adherence, and 26.5% of respondents
tested positive for malaria. The mean number of supplement tablets consumed
was 50 tablets (± 40.56); the mean hemoglobin level was 11.7 g/dl (± 1.66). There
was a significant relationship between iron supplement adherence and the
presence of anemia (p = 0.001), as well as malaria infection with anemia (p =
0.001).
Findings indicate that anemia in pregnant mothers is associated with
malaria infection, as is poor adherence to iron supplements. Recommendations
include upscaled health promotion initiatives that focus on the importance of iron
supplement intake in conjunction with increased efforts to prevent malaria.
Keywords: adherence, malaria infection, pregnant mother, anemia
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ............................................................................................ i
PRASYARAT GELAR MAGISTER .................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR ARTI SINGKATAN ........................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…………….....1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.3.1. Tujuan Umum....................................................................... 5
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
1.4.1. Teoritis ................................................................................. 6
1.4.2. Praktis .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1. Anemia Pada Ibu Hamil .................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Anemia ............................................................... 7
2.1.2. Prevalensi Anemi Pada Ibu Hamil......................................... 7
2.1.3. Klasifikasi Defisiensi Besi .................................................... 8
2.1.4. Faktor Risiko Terjadi Anemia Pada Ibu Hamil ...................... 9
2.1.5. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Pada Ibu Hamil ................................................................... 10
2.2. Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi atau Tablet Tambah
Darah.............................................................................................. 12
2.2.1. Pengertian ........................................................................... 12
2.2.2. Dosis dan Cara Pemberian Tablet Besi ................................ 13
2.2.3. Pengaruh Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi
Dengan Anemia Pada Ibu Hamil ......................................... 14
2.3. Malaria Dalam Kehamilan .............................................................. 15
2.3.1. Pengertian ........................................................................... 15
2.3.2. Prevalensi Malaria Pada Ibu Hamil ..................................... 16
2.3.3. Diagnosis Malaria Pada Kehamilan..................................... 17
2.3.4. Pengaruh Malaria Terhadap Anemia Pada Ibu Hamil .......... 17
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ...................................................................................................... 20
3.1. Kerangka Berpikir .......................................................................... 20
3.2. Konsep ........................................................................................... 21
3.3. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 22
BAB IV METODE PENELITIAN...................................................................... 23
4.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 23
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
4.3. Penentuan Sumber Data .................................................................. 24
4.3.1. Populasi ............................................................................... 24
4.3.2. Sampel ................................................................................. 24
4.3.3. Besar Sampel ....................................................................... 24
4.3.4. Teknik dan Prosedur Pengambilan Sampel ........................... 25
4.4. Variabel Penelitian ......................................................................... 25
4.4.1. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................ 25
4.4.2. Definisi Operasional Variabel .............................................. 25
4.5. Instrumen Penelitian ....................................................................... 27
4.6. Prosedur Penelitian ......................................................................... 27
4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................ 28
4.7.1. Pengumpulan Data .............................................................. 28
4.7.2. Pengolahan Data .................................................................. 29
4.8. Analisis Data .................................................................................. 29
4.9. Etika Penelitian .............................................................................. 30
BAB V HASIL PENELITIAN...................................................................... 32
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 32
5.2. Karakteristik Responden .................................................................. 33
5.3. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Infeksi Malaria
dan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III ............................. 34
5.4. Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Besi .......... 35
5.5. Status Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi dan Infeksi Malaria ....................................................... 36
5.6. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi dan
Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
Di Kota Ambon ............................................................................... 37
5.7. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi Dan Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu
Hamil Trimester III ......................................................................... 38
BAB VI PEMBAHASAN................................................................................... 39
6.1. Hubungan Status Anemia Dengan Tingkat Kepatuhan
Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu Hamil ............................................ 39
6.2. Hubungan Status Anemia Dengan Infeksi Malaria
Pada Ibu Hamil ................................................................................ 41
6.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 44
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 45
7.1. Simpulan ......................................................................................... 45
7.2. Saran ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Distribusi Karakreristik Responden……………...…..…...… 33
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi, Infeksi Malaria dan Status Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III di Kota Ambon..........................................…… 34
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil
Mengonsumsi Tablet Besi di Kota Ambon….……………… 35
Tabel 5.4. Distribusi Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi dan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil Trimester
III di Kota Ambon...…………….………………………… 36
Tabel 5.5. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan
Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester
III di Kota Ambon…………………………………..…..… 37
Tabel 5.6. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi Malaria Dengan Anemia
Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon……………… 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Konsep teori faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia pada ibu hamil………...………………………… 19
Gambar 3.1. Konsep penelitian hubungan antara kepatuhan konsumsi
tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu
hamil trimester III di Kota Ambon...….…...……………… 21
Gambar 4.1. Bagan rancangan penelitian…..…………..….…………… 23
DAFTAR ARTI SINGKATAN
AIDS : Acquired Imunno Deficiency Syndrome
ANC : Ante Natal Care
HIV : Human Immunodeficiency Virus
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
MDGs : Millenium Development Goals
TBC : Tuberculosis
WHO : World Health Organization
Hb : Hemoglobin
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Informasi dan Persetujuan Menjadi Responden/Subyek Penelitian
2. Kuesioner Penelitian
3. Hasil Uji Statistik
4. Ethical Clearance
5. Rekomendasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka kematian ibu di Kota Ambon/Maluku masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator
penting dari derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan
di suatu negara. Penurunan angka kematian ibu merupakan target ke enam yang
ingin dicapai dalam Millenium Development Goal’s (MDGs).
Saat ini angka kematian ibu di Provinsi Maluku dilaporkan sebesar
244/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan target MDGs yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas
Kesehatan Provinsi Maluku, 2013). Tingginya angka kematian ibu dihubungkan
dengan adanya komplikasi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak
segera ditangani secara baik dan tepat. Faktor lainnya adalah adanya perdarahan,
eklampsia, komplikasi aborsi, sepsis paska persalinan, partus lama, termasuk
anemia (Manuaba et al., 2008).
Anemia dalam kehamilan akan menimbulkan dampak yang membahayakan
bagi janin dan ibu hamil sendiri. Anemia dalam kehamilan menjadi masalah
nasional karena pengaruhnya terhadap kualitas sumber daya manusia dan
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. Anemia dalam
kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran, persalinan prematur,
kesakitan dan kematian wanita hamil, bayi dengan berat badan lahir rendah, dan
mortalitas perinatal.
Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Ambon pada tahun 2012
sebesar 46,3%, sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sekitar
37,1% (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013; Kementerian Kesehatan RI,
2013). Risiko timbulnya anemia pada ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil
dapat memenuhi kebutuhannya akan zat besi. Pemenuhan zat besi yang masih
kurang dari makanan dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen besi.
Dinas Kesehatan Kota Ambon telah melaksanakan program
penanggulangan anemia melalui puskesmas dengan memberikan tablet besi
kepada semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Jumlah tablet
besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan.
Walaupun program suplementasi tablet tambah darah (Fe) telah dijalankan tapi
upaya tersebut belum optimal karena masih banyak ditemukan kejadian anemia
pada ibu hamil.
Program penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan
pemberian tablet besi atau tablet tambah darah sebanyak satu tablet setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Suplementasi harus
diberikan pada trimester II dan III, saat efisiensi absorpsi meningkat dan risiko
terjadinya mual muntah berkurang. Diharapkan ibu hamil pada kehamilan
trimester III sudah mengonsumsi 90 tablet besi yang didapatkannya (Seri Ani,
2013).
Dari hasil studi awal didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak memiliki
kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi yang dianjurkan sebesar 70%.
Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi merupakan salah satu cara efektif
dalam upaya meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil di samping asupan
makanan. Namun, dalam kenyataannya ditemukan ketidakpatuhan ibu hamil
terhadap pengobatan, karena tidak semua ibu hamil mengonsumsi tablet besi yang
mereka dapatkan secara teratur. Persepsi ibu hamil bahwa tablet besi dikonsumsi
hanya bila sakit atau merasa sakit merupakan salah satu faktor penyebab
ketidakpatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet besi sesuai anjuran.
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi menjadi salah satu
penyebab angka kejadian anemia masih tetap tinggi.
Selain suplementasi tablet besi, faktor penyebab anemia pada ibu hamil
adalah kehilangan besi dan penyakit peradangan yang dapat mencegah
penyerapan zat besi dan mengurangi mobilisasi besi. Salah satu penyakit
peradangan yang juga dapat menimbulkan kehilangan besi adalah malaria
(Kraemer and Zimmermann, 2007). Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi
yang berdampak pada kesehatan ibu hamil akibat anemia. Penyakit ini
ditimbulkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah manusia (Depkes RI, 2008).
Infeksi malaria pada kehamilan menimbulkan dampak bagi ibu dan janin
yang dikandungnya. Bayi dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu
efek buruk akibat malaria dalam kehamilan di semua tingkat endemisitas.
Patogenesis terjadinya efek buruk terhadap janin dihubungkan dengan insufisiensi
plasenta akibat infeksi dan respon inflamasi sistemik. Selain itu, janin yang
terpapar parasit malaria dapat mengalami infeksi kongenital dan modifikasi sistem
imun terhadap malaria yang dapat mempengaruhi respons imun bayi terhadap
malaria dalam masa 1-2 tahun pertama kehidupannya (Poespoprodjo, 2011).
Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah endemis tinggi malaria.
Malaria dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas janin maupun ibu hamil.
Infeksi malaria lebih sering terjadi pada kehamilan karena dalam kehamilan daya
tahan tubuh ibu hamil makin menurun terhadap semua bentuk infeksi. Angka
kesakitan malaria (Annual Parasit Incidence) di Provinsi Maluku pada tahun 2012
dilaporkan sebesar 11,14 per 1.000 penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,
2013).
Berdasarkan laporan Cakupan Kesga Kota Ambon, tahun 2010 dari hasil
pemeriksaan darah malaria pada 2000 ibu hamil terdapat 140 (7%) ibu hamil
seropositif malaria. Ibu hamil dengan malaria mempunyai resiko terkena anemia
hingga kematian. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah transmisi malaria
tinggi memiliki prevalensi anemia sedang hingga berat antara 1-20% dimana
infeksi tersebut akan memperparah derajat anemia yang dialami oleh ibu hamil.
Malaria diduga berkontribusi pada terhambatnya pembentukan eritrosit di
sumsum tulang dan penghancuran eritrosit secara berlebihan oleh parasit malaria
(Poespoprodjo, 2011).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui tentang hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi
tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota
Ambon.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian di atas, maka
disusunlah rumusan masalah penelitian ini yaitu :
1.2.1. Apakah ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan
anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon?
1.2.2. Apakah ada hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil
trimester III di Kota Ambon?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan
infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.3.2.1. Untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi
dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon.
1.3.2.2. Untuk mengetahui hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada
ibu hamil trimester III di Kota Ambon.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi yang dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan dasar bagi penelitian selanjutnya tentang
faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi dinas
kesehatan dalam upaya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil. Juga
memberikan masukan pada ibu hamil tentang kadar hemoglobin dan status anemia
dari ibu hamil sehingga lebih memperhatikan asupan yang mengandung zat besi
khususnya suplementasi tablet besi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Anemia Pada Ibu Hamil
2.1.1. Pengertian anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di dalam darah
kurang dari normal (Winkjosastro, 2002). Menurut CDC tahun 1990, anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada
trimester II (Marmi et al., 2012).
Berdasarkan hasil pemeriksaan hemoglobin dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu tidak anemia bila kadar hemoglobin dalam darah 11 g%, anemia
ringan bila kadar hemoglobin dalam darah antara 9-10 g%, anemia sedang bila
kadar hemoglobin dalam darah antara 7-8 g%, dan anemia berat bila kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari 7 g% (Proverawati dan Asfuah, 2009).
2.1.2. Prevalensi anemia pada ibu hamil
Prevalensi anemia di Indonesia diperkirakan 40-50% dan anemia defisiensi
besi menempati urutan pertama, selain anemia megaloblastik, anemia hipoplastik,
dan anemia hemolitik. Salah satu kelompok masyarakat yang memiliki prevalensi
anemia defisiensi besi tinggi adalah ibu hamil (Seri Ani, 2013). Berdasarkan
laporan WHO, prevalensi ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi
adalah 35-75% dan semakin meningkat seiring pertambahan usia kehamilan
(Silalahi, 2007).
WHO menyatakan bahwa prevalensi anemia dalam kehamilan antara 20%
dan 89% dengan menentukan kadar Hb 11 g/dl sebagai dasarnya. Menurut laporan
dari seluruh dunia, disebutkan frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi
yaitu 10-20% terutama di negara-negara berkembang (Marmi et al., 2012).
Angka kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia menunjukkan angka
yang cukup tinggi. Akrib Sukarman menemukan anemia dalam kehamilan di
Bogor sebesar 40,1%. Bakta menemukan anemia dalam kehamilan di Puskesmas
kota Denpasar sebesar 50,7% sedangkan Sindhu menemukan anemia dalam
kehamilan di Puskesmas Mengwi sebesar 33,4%. Angka anemia dalam kehamilan
berdasarkan penelitian Hoo Swie Tjiong yaitu pada trimester I kehamilan sebesar
3,8%, pada trimester II sebesar 13,6%, dan pada trimester III sebesar 24,8%.
(Manuaba et al., 2013).
Klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu anemia defisiensi besi sebesar
62,3%, anemia megaloblastik sebesar 29,0%, anemia hipoplastik sebesar 8,0%,
dan anemia hemolitik sebesar 0,7% (Marmi et al., 2012).
2.1.3. Klasifikasi defisiensi besi
Menurut Budiyanto (2002) dan Seri Ani (2013), defisiensi zat besi dalam
tubuh berdasarkan beratnya dapat dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu deplesi besi,
eritropoiesis defisiensi besi, dan anemia defisiensi besi.
Pada keadaan deplesi besi atau prelatent iron deficiency, cadangan besi
menurun, tetapi kompartemen pengangkutan besi untuk pembentukan sel-sel
darah merah masih normal. Pada keadaan ini terjadi penurunan kadar feritin
serum dan hemosiderin sumsum tulang, dan peningkatan absorpsi besi, tetapi
parameter status besi lain masih normal.
Pada keadaan eritropoiesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis),
cadangan besi sudah kosong, terjadi penurunan transportasi besi dan penyediaan
besi tidak cukup untuk pembentukan sel-sel darah merah, tetapi kadar hemoglobin
dan hematokrit masih normal. Sedangkan pada anemia defisiensi besi, sudah
terjadi penurunan kadar hemoglobin.
2.1.4. Faktor risiko terjadi anemia pada ibu hamil
2.1.4.1. Asupan zat besi yang rendah
Ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan sumber zat besi yang
masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi. Kurangnya jumlah
besi total dalam makanan dan kualitas besi yang tidak baik di mana bahan
makanan yang dikonsumsi banyak mengandung serat, rendah besi, rendah vitamin
C, rendah folat dan rendah riboflavin. Kehilangan nafsu makan dan ketidak
keteraturan mengkonsumsi suplementasi tablet besi merupakan penyebab asupan
zat besi yang rendah (Kraemer and Zimmermann, 2007; Seri Ani, 2013).
2.1.4.2. Kehilangan besi
Insidens diare terutama terjadi pada kebanyakan negara berkembang yang
cukup tinggi, infeksi cacing tambang, skistosomiasis, menimbulkan defisiensi besi
juga malabsorbsi zat besi. Serangan malaria yang berulang di daerah endemik
malaria, dapat menimbulkan anemia karena defisiensi zat besi. Penyakit malaria
pada ibu hamil yang menderita anemia defisiensi zat besi dapat memperparah
derajat anemianya (Kraemer and Zimmermann, 2007; Gibney et al., 2008).
2.1.4.3. Peningkatan kebutuhan zat besi
Terdapat peningkatan kebutuhan zat besi selama masa kehamilan.
Meningkatnya kebutuhan zat besi selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan fetus, pertumbuhan plasenta, dan peningkatan jumlah sel darah
merah ibu (Arisman, 2004). Kebutuhan zat besi meningkat secara linier sesuai
dengan umur kehamilan. Selama kehamilan, jumlah rata-rata kebutuhan zat besi
ibu hamil sekitar 840 mg. Sekitar 350 mg besi ditransfer ke janin dan plasenta,
dan 450 mg besi untuk pertambahan eritrosit maternal, karena itu seorang ibu
hamil diperkirakan membutuhkan 5,6 mg zat besi setiap hari selama trimester II-
III kehamilannya (Seri Ani, 2013).
2.1.4.4. Gangguan absorbsi besi
Gangguan absorbsi besi disebabkan oleh tropical sprue atau colitis kronis
dan seseorang yang telah mengalami gastrektomi (Seri Ani, 2013). Bahan
makanan penduduk negara berkembang banyak berasal dari sumber nabati dengan
bioavailabilitas yang rendah dan memiliki absorbsi zat besi yang buruk, banyak
mengandung zat penghambat absorpsi (pitat, tanin dan polifenol) sedangkan zat
pemicunya sedikit (Gibney et al., 2008).
2.1.5. Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil
Pencegahan adalah merupakan tujuan utama dalam penanganan masalah
kesehatan masyarakat ini. Upaya penanggulangan anemia defisiensi zat besi dapat
dilakukan dengan lima cara.
2.1.5.1. Memperkaya makanan pokok dengan zat besi
Zat besi dapat membantu pembentukan haemoglobin (sel darah merah) yang
baru. Bahan-bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi antara lain daging
ternak, unggas, ikan, sayur-sayuran berwarna hijau (kangkung, bayam, daun
katuk) serta kacang-kacangan (Seri Ani, 2013).
2.1.5.2. Pemberian suplemen tablet besi
Pada saat ini pemerintah mempunyai Program Penanggulangan Anemia Gizi
Besi pada ibu hamil untuk mencegah dan menanggulangi masalah anemia gizi
besi melalui suplementasi zat besi. Bentuk penanganan yang disukai adalah terapi
zat besi per oral. Efek samping pemberian tablet zat besi terdiri dari diare, mual,
perut kembung, sulit buang air besar dan tinja berwarna hitam. Risiko efek
samping tersebut sebanding dengan dosis zat yang diberikan (Gibney et al., 2008).
2.1.5.3. Edukasi gizi
Upaya pendidikan nutrisi masyarakat diperlukan untuk menggalakkan
perbaikan konsumsi makanan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang
ancaman anemia defisiensi besi bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya, juga
pendidikan tentang kualitas makanan yang kaya akan zat besi dan pentingnya
menjaga kebersihan personal dan lingkungan (Seri Ani, 2013). Upaya
penanggulangan masalah anemia defisiensi besi melalui peningkatan asupan
makanan dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat besi tinggi
dan bahan makanan yang bersifat meningkatkan absorpsi zat besi. Di samping itu,
mencegah mengkonsumsi bahan makanan yang bersifat menghambat penyerapan
zat besi (Gibney et al., 2008).
2.1.5.4. Fortifikasi Makanan
Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi pada makanan dengan
kadar yang lebih tinggi dari kadar aslinya (Seri Ani, 2013). Fortifikasi zat besi
perlu dilakukan jika diet zat besi tidak mencukupi atau diet zat besi harian rendah
bioavailabilitasnya, terutama pada masyarakat di negara berkembang yang
penduduknya sebagian besar berada pada status ekonomi rendah. Contoh bahan
makanan yang berhasil difortifikasi adalah tepung, roti, gandum, jagung, gula, dan
susu (Gibney et al., 2008).
2.1.5.5. Pengawasan penyakit infeksi
Beberapa penyakit infeksi seperti malaria, cacing tambang, skistosomiasis,
dan tuberculosis merupakan penyebab anemia. Dalam keadaan infeksi, terjadi
penurunan kadar zat besi dalam tubuh sehingga memungkinkan terkena defisiensi
besi atau anemia. Dengan demikian, perlu diupayakan perbaikan sanitasi
perorangan dan lingkungan, serta penyediaan air bersih untuk mencegah adanya
infeksi baik oleh hewan, bakteri, maupun virus (Seri Ani, 2013).
2.2. Kepatuhan Mengonsumsi Tablet Besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
2.2.1. Pengertian
Menurut kamus Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008) patuh adalah suka
menurut perintah, taat pada perintah atau aturan dan berdisiplin. Patuh adalah
sikap positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan secara berarti sesuai
tujuan pengobatan yang ditetapkan (Carpenito, 2000).
Tablet tambah darah adalah tablet untuk suplementasi penanggulangan
anemia gizi dimana setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg
besi elemental dan 0,25 mg asam folat (Dirjen Binkesmas, 2005).
Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Kepatuhan di
definisikan sebagai tingkat pelaksanaan pengobatan oleh pasien dan perilaku yang
dianjurkan dokter atau tenaga kesehatan lainnya (Arisman, 2004). Kepatuhan
mengonsumsi tablet tambah darah merupakan perilaku dimana ibu hamil
mendukung program suplementasi besi yang dilakukan pemerintah untuk
mencegah anemia pada ibu hamil (Budiarni, 2012).
2.2.2. Dosis dan cara pemberian tablet besi
Pemberian tablet besi pada wanita hamil dapat memperbaiki status besi
tubuh wanita hamil. Dosis pencegahan anemia yang diberikan kepada wanita
hamil tanpa pemeriksaan kadar Hb adalah konsumsi 60 mg/hari minimal selama
90 hari masa kehamilannya hingga 42 hari setelah melahirkan. Dosis diberikan
mulai saat pertama dilakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil (K1). Untuk
pengobatan ibu hamil yang anemia yaitu bila kadar Hb < 11 gram%, maka
diberikan tiga tablet/hari selama 90 hari masa kehamilannya hingga 42 hari
setelah melahirkan. Oleh karena itu, diharapkan agar dilakukan pemeriksaan
kadar hemoglobin pada setiap ibu hamil yang datang memeriksakan
kehamilannya ke fasilitas kesehatan (Citrakesumasari, 2012).
Menurut Depkes RI (2008), ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
meminum tablet tambah darah.
2.2.2.1. Menggunakan air putih pada saat meminum tablet tambah darah. Teh,
kopi, atau susu menyebabkan penurunan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga mengurangi manfaat dari tablet tersebut.
2.2.2.2. Tablet tambah darah dapat menimbulkan efek samping seperti mual,
nyeri abdomen, konstipasi, dan tinja berwarna hitam.
2.2.2.3. Untuk mengurangi gejala sampingan, tablet tambah darah diminum
selesai makan malam atau menjelang tidur.
2.2.2.4. Menyimpan tablet tambah darah di wadah yang kering, aman, dan
terhindar dari sinar matahari langsung. Tidak meminum tablet tambah
darah yang telah berubah warnanya.
2.2.3. Pengaruh kepatuhan mengonsumsi tablet besi dengan anemia pada ibu
hamil
Suplementasi besi diperlukan ibu hamil selama masa kehamilan untuk
melengkapi kebutuhan zat besi yang tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi
makanan. Suplemen tablet besi diberikan minimal 90 tablet selama kehamilan,
akan bermanfaat jika dikonsumsi secara teratur satu tablet setiap hari selama
kehamilan. Preparat tablet besi 60 mg/hari akan meningkatkan kadar hemoglobin
ibu hamil sebesar 1 gr%/ bulan (Saifuddin et al., 2002).
Suplementasi zat besi atau pemberian tablet Fe adalah salah satu upaya
penting dalam pencegahan dan penanggulangan anemia defisiensi besi.
Suplementasi besi merupakan cara efektif penanggulangan anemia karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat sehingga juga dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat (Dirjen Binkesmas, 2005). Pemberian tablet
besi akan menjadi efektif bila diikuti oleh peningkatan produksi sel darah merah.
Efektifitas pengobatan ini dipengaruhi beberapa faktor, termasuk beratnya anemia
defisiensi besi dan kemampuan ibu hamil untuk menyerap preparat besi (Seri Ani,
2013).
Peningkatan kadar hemoglobin dapat dilihat satu minggu setelah pemberian
tablet besi dilakukan. Penyerapan preparat besi hanya sebesar 18% besi yang
mampu diserap melalui usus. Oleh sebab itu, untuk mencapai nilai hemoglobin
yang diharapkan dibutuhkan waktu rata-rata 1 hingga 2 bulan (Seri Ani, 2013).
Peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil sangat dipengaruhi oleh kepatuhan ibu
hamil dalam mengonsumsi tablet besi yang diberikan. Ketidakpatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi akan memperlihatkan seberapa besar
kemungkinan untuk terserang anemia.
Terdapat 40% kejadian efek samping dari penggunaan preparat oral tablet
besi. Efek samping yang terjadi terutama gangguan saluran cerna. Adanya efek
samping dapat menurunkan kepatuhan minum tablet besi (Marmi et al., 2012).
Afnita (2004) dalam Hidayah dan Anasari (2012), menyatakan kepatuhan
mengonsumsi tablet besi diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara mengonsumsi tablet zat besi, keteraturan frekuensi konsumsi per
hari. Menurut Wiknjosastro (1997) dalam Handayani dan Yuliastanti (2009),
kepatuhan konsumsi tablet besi adalah apabila ibu hamil mengonsumsi ≥ 90%
dari tablet besi yang seharusnya.
2.3. Malaria Dalam Kehamilan
2.3.1. Pengertian
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Secara umum ada empat
jenis malaria, yaitu tropika, tertiana, ovale dan quartana (Depkes RI, 2008).
Protozoa dari genus Plasmodium merupakan penyebab malaria, pada
manusia ditemukan empat spesies yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale dan P.
malariae. Penyebab infeksi malaria paling berat dan mortalitas tertinggi adalah
Plasmodium falciparum. Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia
adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau campuran ke duanya,
sedangkan Plasmodium malariae hanya ditemukan di Nusa Tenggara Timur dan
Plasmodium ovale ditemukan di Papua (Depkes RI, 2008; Arsin, 2012).
2.3.2. Prevalensi malaria pada ibu hamil
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi angka kematian bayi, anak di bawah umur lima tahun serta ibu
hamil (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada kehamilan, malaria dapat
disebabkan oleh keempat spesies plasmodium, namun parasit yang paling
dominan dan memiliki dampak paling berat terhadap kesakitan dan kematian ibu
dan janin adalah plasmodium falciparum (Chahaya, 2003).
Pada daerah endemik, angka kejadian malaria pada kehamilan masih cukup
tinggi sehingga perlu mendapatkan perhatian secara khusus. Malaria dapat
membahayakan baik terhadap ibu hamil maupun janin yang sedang
dikandungnya. Malaria merupakan penyakit infeksi utama di wilayah Indonesia
bagian timur antara lain Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku, Sulawesi Utara,
dan Maluku Utara (Mariyana dan Wahid, 2011).
Malaria pada ibu hamil dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami anemia (Hb < 11g/dl) atau anemia berat (Hb < 7g/dl), mempunyai
bayi dengan berat badan lahir rendah, prematuritas dan mortalitas perinatal,
dimana semua kondisi ini memberikan kontribusi terhadap tingginya angka
kematian ibu dan bayi di daerah endemis malaria (Poespoprodjo, 2011).
Delicour et al. (2010) dalam Poespoprodjo (2011) menyatakan di seluruh
dunia diperkirakan terdapat 82,6 juta bayi lahir dari ibu yang berisiko terkena
malaria falciparum dan/atau malaria vivax, dan 54,4 juta di antaranya terjadi di
daerah Asia-Pasifik. Ibu hamil dengan malaria mempunyai risiko terkena anemia
hingga kematian. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah dengan transmisi
malaria tinggi memiliki prevalensi anemia sedang dan berat berkisar antara 1-
20%.
Laporan data Steketee dkk (tahun 1985-2000) menyebutkan pada kawasan
transmisi malaria tinggi (Sub-Sahara Afrika), efek malaria terhadap kehamilan
disebutkan cukup tinggi yaitu risiko terjadinya anemia sebesar 3-15%, berat badan
lahir rendah sebesar 70%, dan kematian neonatal sebesar 3-8% (Suparman dan
Suryawan, 2004). Pada primigravida, anemia berat karena malaria menyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu yang bermakna (Poespoprodjo, 2011).
2.3.3. Diagnosis Malaria pada Kehamilan
Diagnosis malaria pada kehamilan ditegakkan berdasarkan pada diagnosis
klinis dan diagnosis laboratorium melalui pemeriksaan sediaan darah. Manifestasi
klinis malaria seringkali tidak khas dan menyerupai beberapa penyakit infeksi
lain. Sebagai diagnosis banding penyakit malaria ini adalah demam tifoid, demam
dengue, ISPA, leptospirosis, demam tinggi, radang otak, tifoid, hepatitis atau
infeksi virus akut lainnya (Depkes RI, 2003). Penegakan diagnosis penyakit
malaria pada kehamilan dengan konfirmasi laboratorium yaitu ditemukan parasit
malaria di dalam darah maternal dan darah plasenta (melalui biopsi) (Suparman
dan Suryawan, 2004).
2.3.4. Pengaruh malaria terhadap Anemia pada Ibu Hamil
Perempuan hamil yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi malaria
adalah mereka yang primigravida atau kehamilan kedua, usia remaja,
imigran/pengunjung dari area dengan transmisi malaria rendah, dan terinfeksi oleh
HIV/AIDS. Malaria menyebabkan 2-15% anemia pada perempuan hamil (Sinaga
dan Affandi, 2009).
Malaria bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil. Meningkatnya risiko
mortalitas maternal terjadi bila keadaan anemia menjadi berat. Penularan malaria
terjadi ketika nyamuk yang mengandung plasmodium menyuntikkan air liurnya
yang mengandung parasit ke dalam darah. Parasit itu kemudian berpindah ke sel-
sel hati ibu hamil tersebut. Setelah 1-2 minggu, parasit kemudian memasuki aliran
darah sehingga mulai menunjukkan gejala-gejala malaria antara lain demam,
berkeringat, menggigil, mual, dan sakit kepala. Parasit tersebut kemudian
menyerang sel-sel darah merah dan mulai mengonsumsi hemoglobin. Kerusakan
sel darah merah ini menyebabkan anemia (Sinaga dan Affandi, 2009; Islamuddin,
2010).
Prevalensi anemia sangat tinggi antara minggu 16 dan 28 minggu masa
kehamilan disertai dengan puncak terjadinya parasitemia. Wanita hamil yang non
imun akan mengalami anemia yang signifikan pada infeksi malaria. Sequestrasi
eritrosit yang terinfeksi di limpa, hati, sumsum tulang serta plasenta juga
menurunkan hematokrit. Sequestrasi dari eritrosit yang terinfeksi malaria berperan
terhadap defisiensi asam folat dan anemia mikrositik (Islamuddin, 2010).
Berdasarkan beberapa faktor yang menyebabkan anemia pada ibu hamil,
maka disusunlah konsep pustaka faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia
pada ibu hamil.
Gambar 2.1. Konsep pustaka faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada
ibu hamil (Disesuaikan dari : Kraemer and Zimmermann, 2007)
Konsumsi makanan
sumber zat besi
rendah
Zat pitat, tanin,
polifenol
Asupan zat besi rendah
Kepatuhan konsumsi
tablet besi
Infeksi cacing
tambang Anemia Pada
Ibu Hamil Kehilangan besi
Schistosomiasis
Malaria
Diare
Peradangan
Penyakit pernapasan
TBC, HIV/AIDS
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
kurang dari 11 g/dl pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari
10,5 g/dl pada trimester II. Anemia pada ibu hamil akan berpengaruh buruk
terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan janin. Anemia dalam kehamilan
ditimbulkan karena rendahnya asupan makanan sumber besi, kehilangan besi, dan
peradangan.
Asupan zat besi yang rendah akibat ketidakseimbangan antara konsumsi
bahan makanan sumber zat besi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan
tubuh akan zat besi merupakan penyebab anemia defisiensi besi . Bahan makanan
dengan bioavailabilitas yang rendah dan beberapa zat penghambat absorpsi (pitat,
tanin dan polifenol) dalam makanan akan mengganggu absorbsi besi. Defisiensi
ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi suplementasi zat besi dan asam folat
selain dari makanan, dimana faktor penting dalam menjamin peningkatan kadar
hemoglobin ibu hamil adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi
yang diberikan.
Insiden infeksi yang dapat menimbulkan kehilangan zat besi dan
malabsorbsi zat besi seperti malaria, cacing tambang, dan schistosomiasis dapat
menimbulkan atau memperberat anemia. Malaria bisa menimbulkan anemia pada
ibu hamil, karena parasit malaria menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah
sehingga menyebabkan anemia.
Penyakit malaria, diare, penyakit pernapasan, dan penyakit menahun
lainnya seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS merupakan penyakit peradangan yang
dapat mencegah penyerapan zat besi, mengurangi mobilisasi besi, mengurangi
eritropoiesis, dan mengurangi retinol plasma sehingga menyebabkan anemia.
3.2. Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka maka disusun kerangka konsep
penelitian yang menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti mengenai
hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan
anemia pada ibu hamil di kota Ambon. Kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Konsep penelitian hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi
dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di
Kota Ambon
Anemia pada ibu hamil
trimester III
Infeksi malaria
Kepatuhan konsumsi
tablet besi
3.3. Hipotesis Penelitian
3.3.1. Ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dengan anemia pada
ibu hamil trimester III di Kota Ambon.
3.3.2. Ada hubungan antara infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil
trimester III di Kota Ambon.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian
yang digunakan adalah cross-sectional. Study cross-sectional ialah suatu
penelitian dimana pengukuran variabel-variabelnya dilakukan atau dikumpulkan
dalam waktu yang bersamaan. Bagan pengumpulan data dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Bagan Rancangan Penelitian
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Ambon Provinsi Maluku.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2014.
Ibu Hamil Trimester III
Kepatuhan konsumsi tablet besi
Anemia
(+)
Anemia
(-)
Anemia
(+)
Anemia
(-)
Infeksi Malaria
4.3. Penentuan Sumber Data
4.3.1. Populasi
Populasi target dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III di
Kota Ambon, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh ibu hamil trimester
III di Kota Ambon pada bulan April – Mei 2014 yang diperoleh melalui laporan
register KIA di puskesmas.
4.3.2. Sampel
Dari populasi penelitian dipilih sampel yang akan diteliti. Pada penelitian
ini sampel yang diambil adalah seluruh ibu hamil trimester III di Kota Ambon
pada bulan April – Mei 2014.
4.3.3. Besar Sampel
Untuk menentukan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus Lemeshow, dkk (1990) dalam Sastroasmoro dan Ismael (2002).
Z2 P(1-P)
n =
d2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
Zα = Koefisien reliabilitas ditentukan berdasarkan derajat
kepercayaan 95%, ( = 0,05) = 1,96
P = Proporsi kepatuhan yang dapat diamati (0,30)
d = Kesalahan absolut yang dapat ditoleransi (0,1)
Sehingga didapatkan jumlah sampel sebagai berikut.
(1,96)2 0,30(1 - 0,30)
n =
(0,1)2
n = 83
Jumlah sampel yang diambil berdasarkan perhitungan besar sampel adalah
83 sampel.
4.3.4. Teknik dan Prosedur Pengambilan Sampel
Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dalam
beberapa tahap, yaitu tahap pertama adalah dari lima kecamatan yang ada di Kota
Ambon, dipilih dua kecamatan dengan cara purposive sampling yang dipilih
berdasarkan angka kejadian anemia terbanyak. Tahap berikutnya adalah membuat
daftar populasi ibu hamil dari dua kecamatan yang terpilih melalui laporan
register KIA ibu hamil dari puskesmas yang berada dalam wilayah kecamatan
yang terpilih. Berdasarkan daftar tersebut dipilih 83 sampel ibu hamil dengan cara
acak sederhana.
4.4. Variabel Penelitian
4.4.1. Identifikasi variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan secara garis besar terdiri
dari :
4.4.1.1. Variabel independent (bebas) adalah kepatuhan konsumsi tablet besi dan
infeksi malaria.
4.4.1.2. Variabel dependent (terikat) adalah anemia pada ibu hamil trimester III.
4.4.2. Definisi operasional variabel
4.4.2.1. Karakteristik Responden
a. Usia adalah umur ibu hamil dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan
tahun kelahiran ibu.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Usia dalam tahun dengan penggolongan : 1 = <20 tahun dan
>35 tahun, 2 = 20-35 tahun.
Skala pengukuran : Interval
b. Paritas adalah Jumlah kelahiran yang pernah di alami oleh responden.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Paritas dengan penggolongan : 1 = ≥3 orang, 2 = <3 orang.
Skala pengukuran : Interval
c. Jarak kelahiran adalah selang waktu antara mulai kehamilan sekarang
dengan tanggal lahir anak terakhir.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Jarak kelahiran dengan penggolongan : 1 = <2 tahun, 2 = ≥2
tahun.
Skala pengukuran : Interval
d. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang berhasil
ditempuh oleh responden.
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Pendidikan dengan penggolongan : 1 = < SMA/sederajat, 2 =
≥ SMA/sederajat.
Skala pengukuran : Ordinal
4.4.2.2. Kepatuhan adalah ketaatan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi
tablet besi sesuai dengan jumlah yang seharusnya diminum, dengan
konsumsi secara rutin 1 tablet/hari
Alat ukur : Kuesioner
Hasil ukur : Kepatuhan dengan penggolongan : 1 = Tidak patuh bila
mengkonsumsi <90% tablet besi yang seharusnya, 2 = Patuh bila
mengkonsumsi ≥90% tablet besi yang seharusnya.
Skala pengukuran : Nominal
4.4.2.3. Infeksi Malaria adalah ada tidaknya riwayat malaria dalam kehamilan
dengan melihat catatan medis pada kartu atau buku pemeriksaan ANC
ibu.
Hasil ukur : Infeksi malaria dengan penggolongan : 1 = ada infeksi
malaria, 2 = tidak ada infeksi malaria.
Skala pengukuran : Nominal
4.4.2.4. Anemia pada ibu hamil adalah kadar hemoglobin dalam darah ibu kurang
dari 11 g/dl selama kehamilan.
Alat ukur : Hemometer Digital (Easy Touch)
Hasil ukur : Kejadian anemia dengan penggolongan : 1 = anemia dengan
kadar Hb <11 g/dl, 2 = tidak anemia dengan kadar Hb ≥11 g/dl.
Skala pengukuran : Nominal
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang
karakteristik ibu hamil dan kepatuhan meminum tablet zat besi, medical record
tentang infeksi malaria dan juga dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
hemometer digital (Easy Touch) untuk mengetahui kadar Hb responden.
4.6. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti
menggunakan prosedur seperti berikut ini.
4.6.1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi
pendidikan kepada Badan Kesbanglitmas Provinsi Maluku, dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon.
4.6.2. Peneliti mengajukan surat permohonan kelaikan etik dari institusi
pendidikan kepada Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
4.6.3. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai mengumpulkan data dengan
menggunakan kuisioner mengenai hubungan kepatuhan mengonsumsi
tablet besi dan infeksi malaria dengan kejadian anemia pada ibu hamil,
kemudian dilakukan juga pemeriksaan hemoglobin.
4.6.4. Setelah mendapatkan data maka peneliti melakukan pengolahan data
dengan menggunakan bantuan komputer.
4.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.7.1. Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang meliputi karakteristik ibu hamil (usia, paritas, jarak
kelahiran, pendidikan) dan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi
dikumpulkan dengan teknik wawancara oleh peneliti. Untuk kejadian anemia
digunakan teknik pemeriksaan dengan hemometer digital. Data sekunder yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah infeksi malaria pada ibu hamil dengan
melihat catatan medik pada kartu atau buku pemeriksaan ANC ibu.
4.7.2. Pengolahan data
4.7.2.1. Editing
Editing berfungsi untuk mengkaji dan meneliti kelengkapan data dalam
lembar kuesioner.
4.7.2.2. Coding
Teknik koding ini dilakukan dengan pemberian kode dan pengklasifikasian
pada data yang dilakukan untuk mempermudah dalam proses pengolahan data.
4.7.2.3. Tabulating
Merupakan proses pengolahan data yang telah didapatkan. Data yang
diperoleh kemudian dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel-
tabel distribusi. Pada penelitian ini tabulasi data awal secara manual terlebih
dahulu, kemudian diproses menggunakan sistem komputer.
4.8. Analisis data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang
terdapat pada instrumen penelitian, antara lain meliputi karakteristik ibu hamil,
kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi, infeksi malaria pada ibu
hamil, dan kejadian anemia pada ibu hamil. Dengan melakukan analisis berupa
distribusi tabel frekuensi berdasarkan semua variabel, persentase serta
pembahasan tentang gambaran variabel yang diamati.
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu
variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet besi dan infeksi malaria terhadap variabel terikat kejadian
anemia pada ibu hamil. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hubungan
kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan
kejadian anemia pada ibu hamil diuji dengan uji chi-square (2) pada tingkat
kemaknaan 95% (α=0,05), untuk mendapatkan hubungan bermakna.
Analisis multivariat untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling
berperan berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, uji statistik yang
digunakan adalah Uji Regresi Logistik.
4.9. Etika Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti mendapat ijin dari ketua Program
Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana dan
mendapatkan Ethical Clearance dari Unit Litbang FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar. Kemudian peneliti mendapat persetujuan dari pihak yang di teliti
dengan tetap menekankan masalah etika yang meliputi :
4.9.1. Informed Consent
Lembar Informed Consent diberikan kepada subjek penelitian yang akan
menjadi sampel dalam penelitian. Dilakukan dengan memberikan penjelasan
maksud dan tujuan dari penelitian, jika responden bersedia diteliti maka mereka
diminta menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
4.9.2. Anonimity
Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar kuesioner, hanya diberikan nomor urut dan nomor kode
tertentu.
4.9.3. Confidentiality
Informasi yang telah dikumpulkan dari responden tetap dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Ambon mempunyai luas 377 km2 yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu
Nusaniwe, Sirimau, Teluk Ambon Baguala, Teluk Ambon, dan Leitimur Selatan.
Kelima kecamatan tersebut terdiri dari 20 kelurahan dan 30 desa/negeri yang
terletak pada posisi antara 3o – 4o Lintang Selatan dan 128o – 129o Bujur Timur.
Batas wilayah administratif Kota Ambon adalah Sebelah Utara berbatasan
dengan Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu Kabupaten
Maluku Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda, Sebelah Timur
berbatasan dengan Petuanan Desa Suli dari Kecamatan Salahutu Kabupaten
Maluku Tengah, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Petuanan Desa Hatu dari
Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.
Menurut data Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Ambon pada tahun
2013 jumlah penduduk di Kota Ambon sebanyak 359.218 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 1.203 jiwa/km2.
Sarana kesehatan di Kota Ambon telah melayani masyarakat sampai ke
tingkat desa, dengan jumlah sarana tercatat yaitu 2 buah Rumah Sakit Khusus, 8
Rumah Sakit Umum, 22 Puskesmas, 34 Puskesmas Pembantu dan 26 Pos
Kesehatan Desa.
5.2. Karakteristik Responden
Pada tahap ini dilakukan analisis distribusi frekuensi presentase variabel
tunggal yang termasuk karakteristik umum responden seperti : usia, paritas, jarak
kelahiran, pendidikan, yang disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik f %
Usia (tahun)
<20 dan >35 15 18,1
20 - 35 68 81,9
Paritas (orang)
≥ 3 16 19,3
< 3 67 80,7
Jarak kelahiran (tahun)
< 2 41 49,4
≥ 2 42 50,6
Pendidikan
< SMA/sederajat 33 39,8
≥ SMA/sederajat 50 60,2
Jumlah 83 100
Tabel di atas memberikan informasi bahwa responden sebagian besar yaitu
81,9% berada pada kelompok umur antara 20-35 tahun (kelompok tidak berisiko).
Rerata umur responden adalah 27,6 tahun (±6,27) dengan usia termuda 16 tahun
dan usia tertua 39 tahun.
Paritas responden yang termasuk kelompok berisiko tinggi yaitu memiliki
anak 3 orang atau lebih sebesar 19,3%. Rerata paritas adalah 1,5 kali (±1,34)
dengan jumlah paritas maksimal 6 kali.
Responden sebagian besar memiliki jarak kelahiran lebih dari 2 tahun yaitu
50,6%. Rerata jarak kelahiran adalah 2,7 tahun (±2,64) dengan jarak kelahiran
maksimal 9,6 tahun. Tingkat pendidikan terbanyak responden adalah
SMA/sederajat atau lebih tinggi yaitu sebesar 60,2%.
5.3. Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi, Infeksi Malaria dan Status
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
Pada tahap ini dilakukan tabulasi variabel kepatuhan konsumsi tablet besi,
infeksi malaria, dan anemia pada ibu hamil trimester III.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan konsumsi tablet besi, Infeksi
Malaria dan Status Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon
Variabel f %
Kepatuhan konsumsi tablet besi
Tidak patuh 46 55,4
Patuh 37 44,6
Infeksi malaria
Ada 22 26,5
Tidak ada 61 73,5
Status anemia pada ibu hamil
Anemia 29 34,9
Tidak anemia 54 65,1
Jumlah 83 100
Tabel 5.2. memperlihatkan bahwa dari 83 sampel ibu hamil, sebagian besar
ibu hamil tidak memiliki kepatuhan dalam mengonsumsi tablet besi sebesar
55,4%, dengan rerata jumlah tablet yang diminum adalah 50 tablet (±40,56), ibu
hamil yang terinfeksi malaria dalam kehamilan sebesar 26,5% dan ibu hamil yang
menderita anemia sebesar 34,9%, dengan rerata kadar hemoglobin adalah 11,7
g/dl (±1,66).
5.4. Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Besi
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Alasan Ketidakpatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi
Tablet Besi di Kota Ambon
Alasan f %
Obat mengandung bahan kimia 5 10,9
Merasa tidak sakit 7 15,2
Takut darah naik 3 6,5
Sering lupa 6 13,1
Tidak suka rasanya 14 30,4
Mual 3 6,5
Obat dokter lebih bagus 8 17,4
Jumlah 46 100
Tabel di atas memperlihatkan bahwa alasan ketidakpatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi terbanyak adalah karena tidak suka rasa obat
sebesar 30,4%, sementara ketidakpatuhan karena efek samping dari tablet besi
yaitu mual sebesar 6,5%. Tabel di atas menunjukkan bahwa ketidakpatuhan ibu
dalam mengonsumsi tablet besi lebih banyak bukan karena efek samping yang
ditimbulkan oleh tablet besi.
5.5. Status Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi dan
Infeksi Malaria
Tabel 5.4. Distribusi Anemia Menurut Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi
dan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil Trimester III di Kota Ambon
Variabel independent
Anemia pada ibu hamil
Anemia Tidak anemia Jumlah
f % f % f %
Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi
Tidak patuh 25 54,3 21 45,7 46 100
Patuh 4 10,8 33 89,2 37 100
Infeksi Malaria
Ada 19 86,4 3 13,6 22 100
Tidak ada 10 16,4 51 83,6 61 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa persentase anemia pada ibu
hamil yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet besi lebih besar yaitu 54,3%
dari ibu hamil yang patuh dalam mengonsumsi tablet besi yaitu 10,8%. Status
tidak anemia lebih cenderung pada ibu hamil yang patuh dalam mengonsumsi
tablet besi sebesar 89,2% dibandingkan ibu yang tidak patuh dalam mengonsumsi
tablet besi yaitu 45,7%.
Tabel di atas juga memperlihatkan bahwa persentase anemia pada ibu
hamil yang terinfeksi malaria lebih besar yaitu 86,4% dari ibu hamil yang tidak
terinfeksi malaria yaitu 16,4%. Persentase tidak anemia lebih cenderung pada ibu
hamil yang tidak terinfeksi malaria yaitu sebesar 83,6% dibandingkan ibu yang
terinfeksi malaria yaitu 13,6%.
5.6. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Dan Infeksi
Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Kota Ambon
Analisis hubungan variabel ini, menggunakan Tabel 2 x 2, dan uji statistik
yang digunakan adalah uji chi-square. Adapun variabel yang dianalisis
hubungannya, disesuaikan dengan tujuan khusus penelitian yaitu kepatuhan
konsumsi tablet besi dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil.
Tabel 5.5. Hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet besi dan infeksi malaria
dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon
Variabel independen
Anemia pada ibu hamil
Anemia Tidak anemia Total Nilai p*
f % f % f %
Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi
Tidak patuh 25 30,1 21 25,3 46 55,4 0,001
Patuh 4 4,8 33 39,8 37 44,6
Infeksi Malaria
Ada 19 22,9 3 3,6 22 26,5 0,001
Tidak ada 10 12,0 51 61,4 61 73,5
Total 29 34,9 54 65,1 83 100
*)2test
Berdasarkan tabel di atas setelah dilakukan perhitungan chi-square
ditemukan 2hitung > 2α=0,05 (17,099 > 3,841) dan p <0,05 (p = 0,001). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan konsumsi
tablet besi dengan anemia pada ibu hamil. Artinya semakin baik kepatuhan ibu
hamil dalam mengonsumsi tablet besi semakin rendah risiko ibu hamil terkena
anemia.
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square untuk infeksi malaria, ditemukan
2hitung > 2α=0,05 (34,823 > 3,841) dan p <0,05 (p = 0,001). Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara infeksi malaria dengan
anemia pada ibu hamil. Artinya adanya infeksi malaria dalam kehamilan pada ibu
hamil semakin tinggi risiko ibu hamil terkena anemia.
5.7. Hasil Analisis Regresi Logistik Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi dan Infeksi Malaria Dengan Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
Uji regresi logistik bertujuan untuk mencari faktor yang paling dominan
berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Kota
Ambon.
Tabel 5.6. Hasil analisis regresi logistik hubungan kepatuhan konsumsi tablet besi
dan infeksi malaria dengan anemia pada ibu hamil trimester III di Kota Ambon
Variabel OR 95%CI
Nilai p Lower Upper
Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi 4,570 1,174 17,788 0,028
Infeksi Malaria 20,216 4,773 85,620 0,001
Hasil analisis menunjukkan pada variabel kepatuhan diperoleh nilai OR
4,570, artinya ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi memiliki
peluang 4,6 kali menderita anemia dibandingkan yang patuh. Variabel infeksi
malaria diperoleh nilai OR 20,216, artinya ibu hamil yang terinfeksi malaria
memiliki peluang 20,2 kali menderita anemia dibandingkan yang tidak terinfeksi.
Pada penelitian ini, variabel yang paling berhubungan dengan anemia pada ibu
hamil adalah infeksi malaria.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Hubungan Status Anemia Dengan Tingkat Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi Pada Ibu Hamil
Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
secara statistik antara status anemia dengan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet besi, di mana kejadian anemia pada ibu hamil yang patuh
mengonsumsi tablet besi lebih kecil dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
patuh yaitu sebesar 4,8% berbanding 30,1%. Semakin baik kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi semakin rendah risiko ibu hamil terkena anemia.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayah dan Anasari
(2012) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil
mengonsumsi tablet besi dengan kejadian anemia dengan p = 0,005.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wulandari (2010) di
wilayah kerja Puskesmas Panti Kabupaten Jember yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan mengonsumsi tablet tambah
darah dengan anemia ibu hamil dengan p = 0,013. Juga sesuai dengan hasil
penelitian Handayani dan Yuliastanti (2009) yang menemukan hubungan yang
signifikan antara kepatuhan mengonsumsi tablet besi dan kejadian anemia pada
ibu hamil dengan mendapatkan 2 hitung > 2 tabel (0,533 > 0,0039).
Nilai OR berdasarkan anemia pada ibu hamil adalah 4,570. Hal ini berarti
bahwa ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet besi menunjukkan
peningkatan odd kejadian sebesar 4,6 kali lebih besar terkena anemia
dibandingkan dengan ibu hamil yang patuh. Dari nilai CI 95% dapat dilihat
kemungkinan peningkatan odd di populasi dari mana sampel diambil sebesar
1,174 – 17,788.
Kehamilan menyebabkan terjadinya peningkatan volume plasma sebesar
30%, eritrosit sebesar 18% dan pertambahan hemoglobin sebesar 19%. Pada
pertengahan kehamilan pertambahan volume plasma lebih besar daripada sel
darah dan meningkat kembali pada akhir kehamilan (Hoffbrand, 2005).
Pengenceran darah (hemodilusi) mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36
minggu. Bila hemoglobin ibu pada saat pra hamil 11 gr%, maka dengana adanya
hemodilusi akan menimbulkan anemia kehamilan fisiologis dan hemoglobin ibu
akan menjadi 9,5-10 gr% (Jafar, 2012).
Ibu hamil membutuhkan 1000 mg zat besi selama kehamilannya. Kebutuhan
besi yang tinggi terus meningkat terutama pada trimester II-III kehamilan, yaitu
sekitar 3,5 mg saat mendekati akhir trimester II dan 7 mg per hari pada trimester
III. Jika kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui diet harian akan terjadi
mobilisasi cadangan besi tubuh. Sebagian besar ibu hamil memiliki cadangan besi
tubuh yang rendah sehingga rentan mengalami defisiensi besi atau anemia (Seri
Ani, 2013).
Upaya Dinas Kesehatan Kota khususnya puskesmas untuk mendeteksi status
anemia ibu hamil adalah melalui program pemeriksaan kadar hemoglobin pada
ibu hamil. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil
dilakukan dengan pemberian tablet besi kepada setiap ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan. Suplementasi besi diperlukan ibu hamil selama masa
kehamilan untuk melengkapi kebutuhan zat besi yang tidak dapat dipenuhi
melalui konsumsi makanan.
Kegiatan penanggulangan anemia dengan memberikan 90 tablet besi kepada
setiap ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya telah dilakukan, namun belum
adanya pemantauan dan evaluasi apakah tablet yang diberikan dikonsumsi atau
tidak merupakan salah satu penghambat efektifitas program ini.
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sekitar 60mg/hari selama 90 hari.
Efek samping yang dapat terjadi dari penggunaan preparat oral tablet besi sekitar
40%. Efek samping yang terjadi terutama gangguan saluran cerna. Adanya efek
samping dapat menurunkan kepatuhan minum tablet besi (Marmi et al., 2012).
Pada penelitian ini, ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet
besi sebagian besar bukan karena efek samping yang ditimbulkan oleh tablet besi.
Ketidakpatuhan disebabkan oleh anggapan bahwa obat adalah sesuatu yang
mengandung bahan kimia, merasa tidak sakit, takut darah naik, sering lupa, tidak
menyukai rasa obat, serta anggapan bahwa suplemen obat yang didapat dari
dokter praktik lebih bagus dari tablet besi yang di dapat dari puskesmas.
6.2. Hubungan Status Anemia Dengan Infeksi Malaria Pada Ibu Hamil
Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
secara statistik antara status anemia dengan infeksi malaria, di mana kejadian
anemia pada ibu hamil yang terinfeksi malaria lebih besar dibandingkan dengan
ibu hamil yang tidak terinfeksi malaria yaitu sebesar 22,9% berbanding 12,0%.
Adanya infeksi malaria dalam kehamilan semakin tinggi resiko ibu hamil terkena
anemia.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa malaria
pada ibu hamil dihubungkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
anemia (Hb <11 g/dl) atau anemia berat (Hb <7 g/dl), dimana kondisi ini
memberikan kontribusi terhadap tingginya angka kematian ibu dan bayi di daerah
endemis malaria. Pada ibu hamil dengan malaria di daerah dengan transmisi
malaria tinggi memiliki prevalensi anemia sedang dan berat berkisar antara 1-20%
(Poespoprodjo, 2011).
Nilai OR berdasarkan anemia pada ibu hamil adalah 20,216. Hal ini berarti
bahwa ibu hamil yang terinfeksi malaria menunjukkan peningkatan odd kejadian
sebesar 20,2 kali lebih besar terkena anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang
tidak terinfeksi. Dari nilai CI 95% dapat dilihat kemungkinan peningkatan odd di
populasi dari mana sampel diambil sebesar 4,773 – 85,620.
Infeksi malaria pada wanita hamil memiliki risiko sebanyak dua kali lipat
dibandingkan wanita tidak hamil. Primigravida atau kehamilan kedua memiliki
risiko lebih tinggi terkena infeksi. Episode malaria meningkat secara signifikan
sebanyak 3 - 4 kali lipat selama kehamilan trimester II dan III, serta 2 bulan post
partum (Sinaga dan Affandi, 2009).
Data Steketee dkk (1985-2000), menyebutkan di daerah sub-sahara Afrika
yang merupakan daerah endemis malaria, dampak malaria pada kehamilan yaitu
risiko anemia 3-15% (Suparman dan Suryawan, 2004). Di Afrika diperkirakan 25
% anemia berat disebabkan oleh malaria (Hb <7 mg/dl). Wanita dengan anemia
berat mempunyai risiko lebih tinggi terhadap morbiditas seperti gagal jantung
kongestif, kematian janin dan bahkan kematian akibat perdarahan saat melahirkan
(Islamuddin, 2010).
Laporan Van Dongen (1983) dalam Chahaya (2003) bahwa di Zambia,
kelompok dengan risiko tinggi menderita anemia adalah primigravida dengan
infeksi plasmodium falciparum dibandingkan dengan multigravida. Hal ini sejalan
dengan laporan Fleming (1984) dalam Chahaya (2003) di Nigeria yang
menemukan 40% penderita anemia akibat malaria adalah primigravida.
Malaria bisa menyebabkan anemia pada ibu hamil. Penularan malaria
terjadi ketika nyamuk yang mengandung plasmodium menyuntikkan air liurnya
yang mengandung parasit ke dalam darah. Parasit itu kemudian berpindah ke sel-
sel hati ibu hamil tersebut. Setelah 1-2 minggu, parasit kemudian memasuki aliran
darah dan kemudian menyerang sel-sel darah merah dan mulai mengonsumsi
hemoglobin. Kerusakan sel darah merah ini menyebabkan anemia (Sinaga dan
Affandi, 2009; Islamuddin, 2010).
Wanita hamil lebih rentan terkena infeksi malaria dibandingkan wanita
tidak hamil. Kemungkinan penyebabnya adalah penurunan kekebalan tubuh
selama kehamilan, sehingga dapat meningkatkan prevalensi densitas parasit
malaria berat (Chahaya, 2003). Serangan penyakit malaria yang berulang di
daerah endemik malaria, terutama pada ibu hamil yang telah menderita anemia
dapat memperparah derajat anemianya.
Pada wanita hamil terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan
penurunan sintesis immunoglobin dan fungsi sistem retikuloendotelial sehingga
terjadi supresi imunitas pada kehamilan. Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan
imunitas terhadap malaria dan wanita hamil cenderung terkena anemia
(Islamuddin, 2010).
Upaya deteksi dini kasus malaria pada ibu hamil, setiap puskesmas
melakukan pemeriksaan sediaan darah pada setiap ibu hamil pada saat melakukan
kunjungan awal pemeriksaan kehamilan. Upaya pencegahan dilakukan dengan
pemberian kelambu berinsektisida kepada setiap ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di puskesmas.
6.3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini keterbatasan atau kelemahan yang dihadapi penelit i
adalah :
6.3.1. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mempertimbangkan riwayat infeksi
seperti lamanya infeksi dan pertama atau berulangnya infeksi pada ibu
hamil.
6.3.2. Peneliti tidak mempertimbangkan waktu saat pertama ibu hamil mulai
mengonsumsi tablet besi.
6.3.3. Peneliti tidak mempertimbangkan kadar hemoglobin ibu pada awal
kehamilan atau sebelum mendapat suplement besi.
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
7.1.1. Anemia pada ibu hamil trimester III terbukti berhubungan dengan
kepatuhan konsumsi tablet besi (p < 0,05).
7.1.2. Anemia pada ibu hamil trimester III terbukti berhubungan dengan infeksi
malaria (p < 0,05).
7.2. Saran
7.2.1. Perlu adanya konseling oleh bidan puskesmas kepada setiap ibu hamil
tentang pentingnya mengonsumsi suplement tablet besi selama kehamilan.
7.2.2. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tentang kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi oleh bidan puskesmas.
7.2.3. Perlu adanya pemeriksaan sediaan darah secara berkala/aktif oleh pihak
puskesmas pada remaja atau wanita pra hamil untuk mendeteksi dini kasus
malaria pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, M.B. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. EGC.
Jakarta.
Arsin, A.A. 2012. Malaria Di Indonesia : Tinjauan Aspek Epidemiologi.
Masagena Press. Makassar.
Budiarni, W. 2012. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan
Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu Hamil. Artikel Ilmiah.
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang.
Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media dan UMM Press. Malang.
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi Keenam. EGC. Jakarta.
Chahaya, I. 2003. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan. Available from:
http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/3764/1/fkm-indrac3.pdf. 5
Februari 2014 (14:05).
Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi, Masalah Dan Pencegahannya. Cetakan 1.
Kalika. Yogyakarta.
Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depkes RI. 2003. Epidemiologi Malaria. Direktorat Jenderal PPM-PL.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta.
Depkes RI. 2008. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Ambon. 2010. Laporan Cakupan Kesga Triwulan III.
Ambon.
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. 2013. Profil Kesehatan Maluku Tahun 2012.
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Ambon.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2005. Anemia Gizi dan Tablet
Tambah Darah (TTD) untuk Wanita Usia Subur. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Gibney, J.M., M.B. Margetts., M.J. Kearney, dan Arabs. 2008. Gizi Kesehatan
Masyarakat (Public Health Nutrition). EGC. Jakarta.
Handayani, S. dan T. Yuliastanti. 2009. Analisis Faktor Asupan Gizi Dan
Pemakaian Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Available
from: http://journal.akbideub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/62. 16
Januari 2014 (19:30).
Hidayah, W. dan T. Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil
Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Desa Pageraji
Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Kebidanan 3(2).
Hoffbrand, V.A., E.J. Pettit, dan H.A. Moss. 2005. Kapita Selekta Hematologi.
EGC. Jakarta.
Islamuddin. 2010. Malaria Dengan Kehamilan. Available from: http://internis.
files.wordpress.com/2011/01/malaria-dengan-kehamilan.pdf. 5 Februari
2014 (15:00).
Jafar, N. 2012. Peranan Gizi Pada Anemia Ibu Hamil. Prodi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin
Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Volume I. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Kraemer, K. and M.B. Zimmermann. 2007. Nutritional Anemia. Sight And Life
Press. Switzerland.
Manuaba, I.A.C., I.B.G.F Manuaba, dan I.B.G. Manuaba. 2008. Gawat-Darurat
Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.
EGC. Jakarta.
Manuaba, I.A.C., I.B.G.F Manuaba, dan I.B.G. Manuaba. 2013. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan KB. Edisi 2. EGC. Jakarta.
Mariyana, W. dan I. Wahid. 2011. Hubungan Riwayat Infeksi Malaria Plasenta
Dengan Hasil Luaran Maternal Dan Neonatal. Laporan Hasil Penelitian.
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
Marmi, A.R.M. Suryaningsih, dan E. Fatmawati. 2012. Asuhan Kebidanan
Patologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Poespoprodjo, J.R. 2011. Malaria Dalam Kehamilan : Skrining Malaria dan
Pengobatan yang Efektif. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.
Volume I. Halaman 29. Jakarta.
Proverawati, A. dan S. Asfuah. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Saifuddin A.B., G.Andriaansz., H.Wiknjasostro, dan D.Waspodo. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Sastroasmoro, S. dan S. Ismael. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Edisi ke-2. Sagung Seto. Jakarta.
Seri Ani, L. 2013. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. EGC.
Jakarta.
Silalahi, M. 2007. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil
Di Kabupaten Dairi Tahun 2006. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sinaga, R.S.H. dan B. Affandi. 2009. Efektivitas Insecticide Treated Nets (ITNs)
dan Intermitten Preventive Treatment (IPT) pada pencegahan malaria
dalam kehamilan. Available from: http://indonesia.digitaljournals.org/
index.php/IJOG/article/download/. 5 Februari 2014 (14:20).
Suparman, E. dan A. Suryawan. 2004. Malaria pada Kehamilan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 4(0). Available from: http://portalgaruda.org/download-
article.php?article=60104&val=4499. 5 Februari 2014 (17:05).
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Wulandari, I.N. 2010. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Sumber Zat Besi,
Enhancer, Dan Inhibitor, Serta Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah
Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III. Skripsi.
Available from: http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/IkaNovi
Wulandari.pdf. 5 Februari 2014 (14:30).
Top Related