HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI...

110
HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA KABUPATEN BUTON UTARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan Disusun Oleh NESA ISMAWATI P00312017074 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI...

Page 1: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe)

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA

KABUPATEN BUTON UTARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun

Oleh

NESA ISMAWATI P00312017074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN

KENDARI 2018

Page 2: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 3: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 4: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe)

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA

KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi sarjana

kebidanan pada program studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikat

dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik Kesehatan

Kendari maupun diperguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian

yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya

Kendari, 2018

Nesa Ismawati NIM. P0031217074

Page 5: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

KATA PENGANTAR

Pertama - tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan

Karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penyusunan skripsi penelitian ini dapat terlaksana dan

terselesaikan berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai

pihak, oleh karena itu dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan

yang setinggi - tingginya kepada ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH sebagai

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan dorongan,

petunjuk dan nasehat dalam penelitian serta kemudahan dalam

berkonsultasi semoga curahan nikmat, keselamatan dan kesehatan dari

Allah selalu mengiringi beliau dan ibu Hj.Sitti Zaenab, SKM,SST,M.Keb

sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan,

tuntunan penelitian di lapangan, cara berpikir konseptual, logis dan ilmiah,

waktu dan tenaga dengan penuh kesabaran, perhatian serta pengertian

semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang kekal kepada

beliau.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sama, juga penulis

sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu, antara

lain:

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes

Kendari.

Page 6: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

2. Ibu Sultina Sarita, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekes Kemenkes Kendari

3. Ibu Askrening, SKM,M.Kes, ibu Hendra Yulita, SKM.,MPH, dan Andi

Malahayati N, S.Si.T,M.Kes selaku penguji yang telah meluangkan

waktu, pikiran dan tenaga dalam ujian skripsi ini.

4. Semua Staf Dosen dan pengelola pada Jurusan Kebidanan Poltekes

Kemenkes Kendari yang telah memberikan sumbangsih selama

penyusunan skripsi ini.

5. Suami saya tersayang Ardan yang telah memberikan dukungan dan

motivasi dalam mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes Kendari.

6. Kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang telah

memberikan dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada

Poltekkes Kemenkes Kendari.

Rasanya dengan segala kerendahan hati dan senantiasa

mengharapkan ridhan-Nya karena kepada-Nya jugalah tempat segala

sesuatu. Penulis terbuka atas segala saran dan kritikan yang konstruktif

demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, khususnya bagi teman -

teman mahasiswi Jurusan Kebidanan Poltekes Kemenkes Kendari. Amin.

Kendari, Agustus

Penulis

Page 7: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………….……………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN …..………………………………………… iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................. iv

KATA PENGANTAR........................................................................... v

DAFTAR ISI…………………………………………………..…………… vi

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. viii

DAFTAR LAMPIRAN .…………………………...………………………. ix

ABSTRAK…………………………………………………………………. x

ABSTRACT………………………………………………………………... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka…..………………………... .................................... 11

B. Landasan Teori……………………………………………………….. 39

Page 8: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

C. Kerangka Teori……………………………...................................... 42

D. Kerangka Konsep ………………………………..…………….......... 43

E. Hipotesis Penelitian …………………………….............................. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……………........................................................... 44

B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 44

C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................... 44

D. Variabel Penelitian………………………........................................ 45

E. Defenisi Operasional Penelitian ………………….......................... 46

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian…………………………………. 47

G. Instrumen Penelitian..................................................................... 48

H. Alur Penelitian………..................................................................... 49

I. Pengolahan dan Analisis Data ……………………………………. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....……….

A. Hasil Penelitian……………………………………………………….. 54

B. Pembahasan………………………………………………………….. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………….....…………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………………. 72

B. Saran…………………………………………………………………... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Nesa Ismawati

NIM : P00312017074

Tempat / Tanggal Lahir : Lakudo, 20 Oktober 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ds. Lelamo, Kec. Kulisusu Utara,

Kab.Buton Utara

Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. SDN 1 Kemaraya, tahun 1994-2000

2. SMPN 1 Kendari, tahun 2000-2003

3. SMKN 3 Kendari, tahun 2003-2006

4. D III Kebidanan Pelita Ibu Kendari, tahun 2006-2009

5. D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, 2017-2018

Page 10: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Responden Menurut Umur Di Wilayah Kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara

Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Di Wilayah Kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara

Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara

Tabel 5 : Distribusi Respoden Berdasarkan Tradisi Atau Kebiasaan

Makan Di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara

Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara

Tabel 7 : Hubungan Tradisi/Kebiasaan Makan Dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Di Wilayah

Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara

Tabel 8 : Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara

Page 11: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan kesediaan menjadi responden

Lampiran 2. Koesioner penelitian

Lampiran 3. Master tabel

Lampiran 4. Output SPSS

Lampiran 5. Dokumentasi penelitian

Lampiran 6. Surat izin pengambilan data awal

Lampiran 7. Surat izin penelitian

Lampiran 8. Surat izin penelitian dari litbang

Lampiran 9. Surat balasan telah melakukan penelitian

Page 12: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

ABSTRAK

Nesa Ismawati¹ Nurmiaty² Sitti Zaenab²

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi adalah meminum tablet Fe

sesuai dengan dianjurkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara faktor tradisi dan pendidikan dengan kepatuhan

mengknsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun

2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional

Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang

terdaftar dan ada di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 42 orang dengan

teknik pengambilan sampel adalah total sampling.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lember kuesioner

sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square pada taraf

kepercayaan 90% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan varibel terikat yaitu :

tradisi (ρ = 0,013) dan pendidikan (ρ = 0,006).

Kata Kunci : Tradisi, Pendidikan, Konsumsi Tablet Besi (Fe), Ibu

Hamil

Pustaka : 36 Literatur (2003-2018)

¹Mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kendari

²Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

Page 13: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

ABSTRACT

Nesa Ismawati¹ Nurmiaty² Sitti Zaenab²

Compliance with consuming iron tablets is taking Fe tablets

according to the recommended. This study aims to determine the

relationship between tardition factors and education with adherence to

consumption of iron (Fe) tablets in pregnant women in the work area of

Waode Buri Community Health Center, North Kulisusu Subdistrict, North

Buton District in 2018. The type of research used in this study is

quantitative research using an approach cross sectional study. The

population in this study were all pregnant women who were registered and

in the work area of Waode Buri Community Health Center, North Kulisusu

Subdistrict, North Buton Regency, which consisted of 42 people with total

sampling technique.

The research instrument used was lember questionnaire while the

data analysis used was Chi Square test at 95% confidence level (α =

0.05). The results show that all independent variables that have a

relationship with the dependent variable are: tradition (ρ = 0.013) and

education (ρ = 0.006).

Keywords: Tradition, Education, Compliance Consuming Iron (Fe)

Tablets, Pregnant Women Pustaka : 36 literatur (2003-2018)

¹Midwifery Students of Poltekkes Kemenkes Kendari

²Midwifery Lecturer of Poltekkes Kemenkes Kendari

Page 14: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang

diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Zat besi (Fe) juga merupakan

mineral mikro yang paling banyak ditemukan dalam tubuh yaitu sekitar

3 -5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Konsumsi tablet Fe sangat

berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil (Waryana, 2010).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sampai

saat ini angka kematian ibu masih sangat tinggi. Sekitar 830 wanita

meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di

seluruh dunia setiap hari. Salah satu komplikasi kehamilan yang

sering memberi kontribusi pada angka morbiditas dan mortalitas ibu

dengan kehamilan dan persalinan adalah anemi zat besi. Pada tahun

2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah

kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu dan anak yang terjadi

diseluruh dunia adalah masih sangat tinggi. Angka kematian ibu di

negara berkembang pada tahun 2015 menurut data yang dirilis WHO

pada tahun 2017 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup

dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran hidup di negara maju (WHO,

2017).

Menurut WHO kejadian anemia sebanyak 2,3 miliar dan 50%

dari kejadia anemia disebabkan oleh Anemia Defisiensi Besi (ADB),

Page 15: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

2

dan sekitar 75% kejadian anemia di dunia terjadi pada ibu dan anak –

anak. Sementara untuk kasus anemia diregio asia sendiri mencapai

202 juta penderita dan sekitar 41,8% adalah ibu hamil dan hampir

60% anak – anak.

Data dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 menunjukan

angka kematian ibu dan anak di Indonesia berdasarkan Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tergolong masih tinggi yaitu 305 per

100.000 kelahiran hidup.

Kematian ibu di Indonesian paling sering terjadi pada masa

persalinan yang disebabkan oleh berbagai komplikasi oleh karena

adanya berbagai masalah pada fase kehamilan, seperi masalah

infeksi suatu penyakit dan masalah gizi termasuk kekurangan gizi besi

yang berdampak pada terjadinya anemia yang dikenal dengan Anemia

Gizi Besi (AGB). Kementerian Kesehatan dalam melakukan

pencegahan Anemia Gizi Besi (AGB) adalah dengan pemberian tablet

besi (Fe). Namun upaya ini masih banyak menemui kendala di

lapangan oleh karena berbagai faktor.

Faktor tradisi atau kebiasaan dalam hal ini kebiasaan makan

pada saat hamil baik dalam bentuk porsi makan, pantang terhadap

makanan tertentu seperti ikan dapat mempengaruhi asupan gizi

khususnya gizi besi. Ikan sebagai salah satu sumber makanan yang

mengandung zat bezi, berdasarkan hasil studi pendahuluan di

lapangan (di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri) dari 10 orang ibu

Page 16: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

3

hamil yang menjadi responden, sebanyak 9 orang (90%) memiliki

kebiasaan pantang makan ikan pada saat hamil dengan alasan yang

kurang rasional seperti akan amis pada saat melahirkan dan bayi yang

dilahirkan akan mengalami gangguan kulit misalnya gatal – gatal.

Selain itu dari 10 orang yang responden pada studi pendahuluan ini

ditemukan bahwa sebanyak 7 orang (70%) mengurangi porsi

makananya saat hamil. Faktor pendidikan ikut sangat berpengaruh

terhadap kemampuan seseorang dalam memahami sebuah informasi

dalam menentukan sikap dan perilakunya termasuk dalam

memutuskan hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan. Menurut

penelitian yang pernah dilakukan oleh Khotimah (2016) di Wilayah

Kerja Puskesmas Mokoau Kec. Kambu Kota Kendari menemukan

bahwa 79,4% responden dengan tingkat pendidikan tinggi akan

memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik termasuk

mengkonsumsi tablet Fe dan hanya 20,6% responden yang tidak

melaksanaan pelayanan kesehatan dengan baik. Hal ini menunjukan

bahwa faktor tingkat pendidikan merupakan salah satu karakter

individu yang cukup penting dalam menentukan sikap dari seseorang.

Menurut data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara terdapat 683 kasus anemia zat besi untuk tahun

2017 dan dari jumlah tersebut sebesar 67,3% adalah ibu hamil dan

sisanya adalah anak – anak dan usia remaja terutama remaja wanita

yang memasuki fase minarche. Sedangkan kasus anemia untuk Buton

Page 17: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

4

Utara pada tahun 2017 sebesar 108 kasus dan dari jumlah tersebut

sebanyak 66 oranga (61,1%) merupakan ibu hamil dan sisanya

adalah anak – anak, remaja dan lansia (Dinas Kesehatan Buton

Utara, 2018).

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil banyak mengalami

kegagalan oleh karena berbagai faktor salah satunya adalah ketidak

patuhan pasien dalam meminum tablet Fe. Banyak hal yang dapat

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi atau

meminum tablet besi (Fe) antara lain pengetahuan dan sikap,

kepercayaan, tradisi, orang penting sebagai referensi, sumber daya

seperti ketersedian tablet Fe, tenaga kesehatan dan fasilitas

kesehatan dan lain sebagainya (Galloway, MrGuire,1994 dalam

Soraya, 2013).

Provinsi Sulawesi Tenggara Angka Kematian Ibu (AKI) pada

tahun 2016 masih mengalami peningkatan yaitu 149 per 100.000

kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2015 hanya 131 per

100.000 kelahiran hidup. Kondisi ini tentu masih lebih tinggi diatas

target MDG’s tahun 2016 yaitu 105 per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan Kabupaten Buton Utara sendiri AKI pada tahun 2016 juga

masih tinggi yaitu 233 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk

Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi Tenggara per 1000 kelahiran

hidup adalah 3, sedangkan Kabuten Buton Utara sendiri dengan AKB

4 per 1000 kelahiran hidup. Masih tingginya AKI dan AKB ini

Page 18: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

5

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah komplikasi pada

masa kehamilan dan waktu persalinan seperti kurang gizi dan anemia

(Dinkes Provinsi Sultra, 2017).

Data Puskesmas Waode Buri pada tahun 2017 terdapat 122 ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya dan didapatkan 9 kasus

(7,73%) yang mengalami anemia dan jumlah ibu hamil pada tahun

2018 dari periode Januari sampai dengan Mei 2018 sebesar 42 ibu

hamil dengan kasus anemis sebanyak 4 orang (9,52%). Kejadian

anemia pada ibu hamil yang terjadi di Puskesmas Waode Buri

dapat dipengaruhi oleh rendahnya cakupan pemberian tablet zat

besi (Fe) yaitu 58,2% yang jauh dibawah target nasional yaitu 85%.

Rendahnya cakupan pemberian tablet besi (Fe) ini sebagai akibat dari

kurangnya motivasi dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet besi (Fe) oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “ Hubungan Faktor Tradisi dan Pendidikan dengan

Kepatuhan Mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanpada latar belakang maka dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara faktor tradisi

(kebiasaan makan saat hamil) dan Pendidikan dengan kepatuhan

Page 19: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

6

konsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan faktor tradisi (kebiasaan makan saat

hamil) dan Pendidikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi

(Fe) di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara.

b. Untuk mengetahui tradisi (kebiasaan makan) ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara.

c. Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara.

d. Untuk menganalisis hubungan faktor tradisi dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

e. Untuk menganalisis hubungan pendidikan dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara.

Page 20: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan sumber

informasi atau referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan terutama tentang kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe).

2. Manfaat praktis

Sebagai informasi dan masukan bagi pemerintah khususnya

instansi terkait dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan

yang berhubungan dengan kesehatan ibu hamil dan sebagai

informasi bagi masyarakat khususnya ibu hamil terkait pentingnya

mengkonsumsi tablet Fe.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi atau

yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)

pada ibu hamil memang telah dilakukan di beberapa daerah di

Indonesia. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan

dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian Wibowo (1992), di Cianjur dengan judul “Faktor Sosial

Budaya yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam

Menggunakan Pil Besi di Cianjur” Hasil penelitian: Ditemukan

secara konseptual dengan pendekatan FGD, ada hubungan antara

Page 21: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

8

variabel independen dengan variabel dependen, walaupun dari uji

statistik tidak terbukti. Responden belum tahu persis manfaat tablet

besi. Temuan dari Focus Groups Discussion, responden ibu hamil

tidak patuh minum tablet besi karena lupa.

Penelitian Wibowo (1992) memiliki perbedaan yakni

penelitian Wibowo dengan teknik random sampling sedangkan

dalam penelitian ini dengan non random sampling, dalam penelitian

Wibowo (1992) tidak melihat tradisi atau kebiasaan pada

responden sedangkan dalam penelitian ini unit variabel bebas

yang diamati salah satunya adalah sosial budaya dalam arti

kebiasaan atau tradisi responden.

2. Penelitian Ipa dkk., (2016), “Praktek Budaya Perawatan dalam

Kehamilan, Persalinan dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam”. Hasil

penelitian: Masyarakat Suku Baduy Dalam lebih mengacu pada

sistem budaya pelayanan kesehatan tradisional, mereka lebih

memilih berobat ke dukun, paraji (dukun bayi) setempat, sedang

pengobatan modern sebagai pilihan sekunder. Praktik terkait

budaya selama kehamilan, persalinan dan nifas yang

membahayakan kesehatan antara lain pemijatan perut saat

kehamilan; prosesi melahirkan secara mandiri, tempat persalinan

situasional (saung/rumah), lama waktu menunggu paraji,

pemotongan tali pusat, usia pertama kali melahirkan, melakukan

Page 22: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

9

aktivitas berat, larangan menggunakan pakaian dalam dan

pembalut wanita.

Penelitian Ipa dkk., (2016) memiliki perbedaan dengan

penelitian ini yaitu analisis data yang dilakukan secara kualitatif dan

bidang penelitian Ipa dkk., (2016) lebih spesifik kebudaya

perawatan ibu dalam masa kehamilan sedangkan penelitian ini

lebih melihat kebiasaan secara spesifik terkait kepatuhan konsumsi

tablet besi pada ibu hamil.

3. Penelitian oleh Ramawati dan Sejati (2008) di Banyumas dengan

judul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil

dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa Sokaraja Tengah

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian:

didapatkan 41,3% kepatuhan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,

faktor sikap, faktor nilai dan kepercayaan, faktor tingkat

penghasilan, faktor tingkat pendidikan, faktor fasilitas sarana

kesehatan, faktor prilaku petugas kesehatan dan faktor peran serta

keluarga. Sedangkan sisanya 58,7% adalah faktor lain yang tidak

terungkap.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian

Ramawati dan Sejati (2008) yaitu tidak melihat secara spesifik

hubungan faktor sosial budaya seperti unsur kebiasaan atau tradisi

dari ibu hamil

Page 23: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

10

Berdasarkan penelusuran beberapa hasil penelitian

terdahulu belum pernah dilakukan penelitian yang betul – betul

sama persis dengan penelitian ini, terutama dari segi lokasi atau

wilayah penelitian dan juga dari aspek nilai sosial budaya seperti

kebiasaan atau tradisi. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan

bahwa penelitian ini baru akan dilaksanakan khususnya di wilayah

kerja Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara.

Page 24: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi (Fe)

a. Pengertian Kepatuhan

Notoatmodjo (2007) memberi batasan pengertian tentang

kepatuhan berasal dari kata patuh yang artinya suka, menurut, taat

melaksanakan perbuatan sesuai aturan yang dianjurkan.

Kepatuhan adalah tingkat perilaku seseorang dalam mengambil

suatu tindakan dan kepentingannya. Berdasarkan konsep ini dapat

diartikan bahwa kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) adalah

meminum tablet Fe sesuai dengan dianjurkan.

b. Pengukuran Kepatuhan

Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran

secara langsung dapat dilakukan dengan melihat kadar

hemoglobin, hemotokrit atau feritin serum. Kekurangan dari cara

pengukuran ini antara lain keakuratan pengukuran langsung

dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup serta serta dapat

diperoleh hasil yang biasa karena ketidaknyamanan pasien

(Galloway & McGire, 1994 dalam Soraya, 2013).

Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan melalui

observasi atau pengawasan tablet yang dikonsumsi oleh petugas

Page 25: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

12

kesehatan, laporan pasien, perhitungan jumlat tablet yang

dikonsumsi, wawancara dengan pasien, penggunaan kalender

untuk mengingatkan dan merekam tablet yang dikonsumsi.

Diantara beberapa cara tersebu pelaporan pasien adalah

merupakan cara yang paling diandalkan (Galloway & McGire,

1994 dalam Soraya, 2013).

Dalam suatu studi yang telah dilakukan oleh Vongvichit dkk

(2003), kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi dapat

dibagi dam dua kategori yaitu kepatuhan tinggi dan kepatuhan

rendah. Dikatakan kepatuhan tinggi jika tablet besi (Fe) yang

dikonsumsi setiap hari atau > 3 hari dalam minggu. Jika ibu hamil

hanya mengkonsumsi zat besi selama ≤ 3 hair dalam minggu

(Vongvichit dkk, 2010).

c. Tablet Besi (Fe)

Penanggulangan anemia gizi besi termasuk pada ibu

hamil di Indonesia masih terfokus pada pemberian tablet tambah

darah tablet besi (Fe). Pemberian tablet zat besi merupakan slah

satu pelayanan asuhan standar minimal yang diberikan pada

kunjungan antenatal. Tablet besi biasanya diberikan 90 tablet

selama kehamilan, yang diberikan pada trisemester III. Tiap tablet

mengandung fero sulfat (SO4) 300 mg zat besi 60 mg) (Saifuddin,

2006).

Page 26: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

13

Zat besi (Fe) lebih mudah diserap dari usus halus dalam

bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi

yang diatur oleh kadar Ferritin yang terdapat di dalam sel-sel

mukosa usus. Pada kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% dari

zat besi (Fe) yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam

mukosa usus, tetapi dalam kondisi defisiensi lebih banyak zat besi

(Fe) dapat diserap untuk menutupi kekurangan tersebut.

Dalam tubuh zat besi (Fe) tidak terdapat bebas, tetapi

berasosiasi dengan molekul protein. Dalam timbunan, zat besi

(Fe) berbentuk ferri dan berasosiasi denganprotein membentuk

Ferritin. Komponen proteinnya disebut apoferin. Dalam kondisi

transport, zat besi(Fe) terdapat dalam bentuk ferro dan

berasosiasi dengan protein membentuk transferin. Komponen

protein diberi nama apotransferin. Transferin di dalam plasma

darah disebut serotransferin, dan di dalam telur disebut

ovotransferin. Perbedaan dalam karakteristik komponen

proteinnya. Selama kehamilan zat besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh

lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi (Fe) bagi

wanita hamil dibutuhkan untuk memenuhi kehilangan basal, juga

untuk pembentukan sel-sel darah merah yang semakin banyak

serta janin dan plasentanya. Seiring dengan bertambahnya umur

kehamilan, zat besi (Fe) yang dibutuhkan semakin banyak,

Page 27: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

14

dengan demikian resiko anemia zat besi (Fe) semakin besar

(Waryana, 2010).

d. Kebutuhan Zat Besi pada Ibu Hamil

Jumlah besi yang dibutuhkan setiap hari dipengaruhi oleh

bebepara faktor. Faktor umur, jenis kelamin (sehubungan dengan

kehamilan dan laktasi pada wanita) dan jumlah darah dalam

badan dalam hal ini Hb dapat mempengaruhi kebutuhan. Dalam

keadaan normal wanita memerlukan zat besi 12 mg sehari guna

memenuhi ambilan 1,2 mg sehari. Sedangkan pada wanita atau

ibu hamil dan menyusui diperlukan tambahan asupan untuk

mengantisipasi peningkatan absorpsi besi yang bisa mencapai 5

mg perhari (Waryana, 2010).

Kebutuhan zat besi (Fe) pada ibu hamil akan meningkat

untuk pembentukan plasentadan sel darah merah sebesar 200-

300%. Perkiraan besar zat besi (Fe) yang tertimbun selama hamil

ialah 1.040 mg. dari jumlah ini 200 mg Fe tertahan oleh tubuh

ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg

zat besi (Fe) ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah

merah, dan 200 mg lenyap melalui diet. Karena itu, suplementasi

zat besi (Fe) perlu sekali diberlakukan, bahkan kepada wanita

yang berstatus gizi baik.Untuk menjaga agar tidak berkurang dan

mencegah kekurangan, setiap ibu hamil sebanyak 30 mg tiap hari.

Page 28: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

15

Takaran ini tidak akan terpenuhi hanya melalui makanan. Oleh

karena itu, suplemen terbesar 30-60 mg dimulai pada minggu ke

12 kehamilan yang diteruskan sampai 3 bulan pasca partum perlu

diberikan setiap hari (Arisman, 2009).

Kebutuhan zat besi (Fe) meningkat untuk pembentukan

plasenta dan sel darah merah serta persiapan darah yang akan

hilang saat melahirkan. Penigkatan kebutuhan zat besi (Fe) 100 :

300 % ibu hamil dianjurkan mendapat suplementasi zat besi (Fe)

30 – 60 mg/hari selama trimester 2 dan 3 sampai 3 bulan pasca

partum (Waryana, 2010).

Rata-rata kebutuhan gizi zat besi (Fe) pada waktu hamil

berdasrkan usia kehailan adalah sebagai berikut :

1) Pada triwulan I

Zat besi (Fe) yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu untuk

kebutuhan basal 0,8 mg/hari di tambah dengan kebutuhan janin

ret sel mass 30-40 mg.

2) Pada triwulan II

Zat besi (Fe) yang diperlukan adalah kurang lebih 5 mg/hari

yaitu untuk kebutuha basal 0,8/hari dengan kebutuhan ret sel

mass 300 mg dan conceptus 115 mg.

3) Pada triwulan III

Zat besi (Fe) dibutuhkan adalah 5 mg/ hari yaitu untuk

kebutuhan basal 0,8/hari dengan kebutuhan ret sel mass 150

Page 29: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

16

mg dan conceptus 223 mg. maka kebutuhan pada triwulan II

dan III jauh lebih besar dari jumlah zat besi (Fe) yang didapat

dari makanan (Waryana, 2010).

e. Fungsi Zat Besi

Dalam tubuh zat besi berperan sebagai alat angkut

oksigen dari paru-paru ke jaringan, sebagai alat angkut elektron

pada metabolisme energi, sebagai bagian dari enzim

pembentukan kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan

(Ani, 2015).

Selama kehamilan zat besi (Fe) yang dibuhkan oleh tubuh

lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi (Fe) bagi

wanita hamil dibutuhkan untuk memenuhi kehilangan basal, juga

untuk pembentukan sel-sel darah yang semakin banyak serta

janin dan plasentanya, seiring dengan bertambahnya umur

kehamilan, zat besi (Fe) yang dibutuhkan semakin banyak,

dengan demikian resiko anemia zat besi (Fe) semakin besar

(Waryana, 2010).

f. Sumber zat Besi (Fe)

Besi dalam daging berada dalam bentuk hem, yang

mudah diserap sedangkan besi non hem dalam tumbuhan tidak

mudah diserap. Makanan yang mengandung besi dalam kadar

tinggi (> 5 mg/100 gr) adalah jantung, hati, kuning telur, ragi,

gerang, kacang – kacarangan dan buah – buahan kering tertentu.

Page 30: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

17

Makanan yang mengandung besi dalam jumlah sedang ( 1 – 5

mg/100 gr) antara lain daging, ikan, unggas, sayuran yang

berwarna hijau dan buji – bjian. Sedangkan susu atau produknya

dan sayuran yang kurang hijau mengandung besi dalam jumlah

yang rendah (1 mg/100 gr) (Dewoto & Wardini, 2012).

g. Dampak Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu

suatu kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal (dibawah

dari 11 gr/dl). Di Indonesia anemia umumnya disebabkan karena

oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan anemia

zat bezi. Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah

kekurangan zat besi yang berasal dari makanan. Anemia

defisiensi gizi besi paling sering terjadi pada wanita yang

mengalami masa kehamilan, menyusui dan wanita masa subur

(Waryana, 2010).

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan hambatan atau

gangguan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel

otak. Beberapa gangguan atau risiko yang terjadi pada ibu hamil

dengan anemia antara lain :

1) Kematian janin dalam kandungan

2) Terjadinya abortus

3) Cacat bawaan pada bayi

4) Risiko adanya BBLR

Page 31: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

18

5) Terjadinya anemia pada bayi yang dilahirkan (Waryana,

2010).

Penyebab langsung terjadinya anemia pada ibu hamil

adalah karena banyak berpantang makanan tertentu, sehingga

dapat memperburuk keadaan anemia. Biasa ibu hamil enggan

makan daging, ikan, hati atau pangan hewani lainnya dengan

alasan yang tidak rasional. Selain karena adanya pantangan

terhadap makanan hewani juga faktor ekonomi merupakan

penyebab pola konsumsi masyarakat yang kurang baik, tidak

semua masyarakat dapat mengkonsumsi lauk hewani dalam

setiap kali makan. Dimana tampa disadarai pangan hewani

merupakan sumber zat besi yang tinggi absorpsinya. Pada ibu

hamil yang menderita anemia gizi besi yang tergolong berat dapat

meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi

(Waryana, 2010).

h. Efek Samping Zat Besi (Fe)

Suplemen oral zat besi (Fe) dapat menyebabkan mual,

muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi ( kadang-

kadang diare). Namun derajat mual yang ditimbulkan oleh setiap

preparat tergantung pada jumlah elemen zat besi (Fe) yang

diserap. Takaran zat besi (Fe) diatas 60 mg dapat menimbulkan

efek samping yang tidak dapat diterima pada ibu hamil sehingga

terjadi ketidak patuhan pemakaian obat ini merupakan penyebab

Page 32: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

19

utama ketidak berhasilan dalam merespon terapi dan diperlukan

konseling individual dan dilaksanakan dengan tepat serta simultan

(Dewoto & Wardini, 2012).

Intoksikasi akut sangat jarang terjadi pada orang dewasa.

Intoksikasi akut dapat terjadi setelah menelan sediaan Fe

sebanyak 1 gr. Kelainan utama dapat terjadi pada saluran cerna

mualai dari iritasi, korosi sampai terjadi nekrosis. Gejala yang

timbul biasanya berupa mual, muntah, diare, hematemesis serta

feces berwarna hitam karena perdarahan pada saluran cerna,

syok dan akhirnya kolaps kardiovaskuler dengan bahaya

kematian. Gejala intoksikasi tersebut dapat timbul dalam waktu 30

menit atau beberapa jam setelah minum obat (Dewoto & Wardini,

2012).

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil dalam

Meminum Tablet Zat Besi (Fe)

a. Faktor Tradisi/Kebiasaan

1) Pengertian Tradisi

Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan merupakan

sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama dan terus

menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,

seringkali dilakukan oleh suatu negara, kebudayaan, waktu,

atau agama yang sama. Pengertian lain dari tradisi adalah

Page 33: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

20

segala sesuatu yang diwariskan atau disalurkan dari masa lalu

ke masa saat ini atau sekarang (Saefullah, 2007).

Tradisi dalam arti yang sempit yaitu suatu warisan-

warisan sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang

tetap bertahan hidup di masa kini, yang masih tetap kuat

ikatannya dengan kehidupan masa kini. Tradisi dari sudut

aspek benda materialnya adalah benda material yang

menunjukkan dan mengingatkan hubungan khususnya

dengan kehidupan masa lalu. Misalnya adalah candi, puing

kuno, kereta kencana, beberapa benda-benda peninggalan

lainnya, jelas termasuk ke dalam pengertian tradisi (Saefullah,

2007).

2) Tujuan Tradisi

Tradisi yang ada pada masyarakat memiliki tujuan

supaya hidup manusia kaya akan budaya dan nilai-nilai

bersejarah. Selain itu, dalam lingkungan yang lebih luas tradisi

juga akan membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal

ini akan terwujud jika manusia menghargai, menghormati dan

menjalankan suatu tradisi dengan baik dan benar dan juga

sesuai dengan aturan (Saefullah, 2007).

3) Fungsi Tradisi

Beberapa fungsi dari sebuah tradisi adalah :

a) Penyedia fragmen warisan historis

Page 34: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

21

Fungsi dari tradisi adalah sebagai penyedia fragmen

warisan historis yang kita pandang bermanfaat. Tradisi

yang seperti suatu gagasan dan material yang bisa

dipergunakan orang dalam tindakan saat ini dan untuk

membangun masa depan dengan dasar pengalaman

masa lalu. Misalnya adlah peran yang harus diteladani

seperti tradisi kepahlawanan, kepemimpinan karismatis

dan lain sebagainya (Saefullah, 2007).

b) Memberikan legitimasi pandangan hidup

Fungsi tradisi adalah untuk sebagai pemberi

legitimasi pada pandangan hidup, keyakinan, pranata dan

aturan yang telah ada. Semuanya ini membutuhkan

pembenaran agar bisa mengikat anggotanya. Seperti

wewenang seorang raja yang disahkan oleh tradisi deri

seluruh dinasti terdahulu (Saefullah, 2007).

c) Menyediakan simbol identitas kolektif

Fungsi tradisi adalah menyediakan simbol identitas

kolektif yang meyakinkan, memperkuat loyalitas primodial

kepada bangsa, komunitas dan kelompok. Seperti tradisi

nasional dengan lagu, bendera, emblem, mitologi dan

ritual umum (Saefullah, 2007).

Page 35: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

22

d) Sebagai Tempat Pelarian

Fungsi tradisi adalah untuk membantu sebagai

tempat pelarian dari keluhan, ketidakpuasan dan

kekecewaan kehidupan modern. Tradisi yang

mengesankan masa lalu yang lebih bahagian

menyediakan sumber pengganti kebangaan jika

masyarakat berada dalam kritis (Saefullah, 2007).

Tradisi kedaulatan dan kemerdekaan di masa lalu

bisa membantuk suatu bangsa untuk bertaan hidup ketika

berada dalam penjajahan. Tradisi kehilangan

kemerdekaan, cepat atau lambat akan merusak sistem

tirani atau kediktatoran yang tidak berkurang di masa kini.

Kebiasaan makan merupakan hal yang sedikit

berbeda dengan pola makan, dimana pola makan lebih

formal sedangkan kebiasaan makan lebih kearah

personal. Kebiasaan makan ini dapat digambarkan

misalnya seseorang memiliki kebiasaan makan makanan

pokok dalam bentuk nasi tapi tetangga anda memiliki

kebiasaan makan makanan pokok dalam bentuk jagung.

Bahkan dalam satu rumah tangga, setiap anggota

keluarga memiliki kebiasaan makan yang berbeda –

beda, apakah dari segi jenis, frekuensi dan jumlah serta

pantang terhadap makanan tertentu pada waktu – waktu

Page 36: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

23

tertentu. Kebiasaan makan yang lain misalnya seorang

suami selalu sarapan pagi sebelum kekantor atau

seorang ibu hamil yang memiliki kebiasaan mengurangi

porsi makannya pada saat hamil.

Bicara tentang jumlah, seseorang memiliki

kebiasaan makan 2 potong ikan setiap kali makan akan

tetapi orang lain mungkin cukup satu potong saja. Jadi

kesimpulannya kebiasaan makan sifatnya lebih personal

dan terbentuk berdasarkan selera makan dan

ketersediaan makanan di tingkat rumah tangga dan

lingkungan sekitarnya (Waryana, 2010).

b. Faktor Sosial Budaya

1) Pengertian

Secara umum konteks sosial budaya dapat diartikan

tingkahlaku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan

kepercayaan yang dipengaruhi oleh budaya setempat. Sistem

sosial budaya pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap

dalam menerima informasi (Zahro, 2012).

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya

bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya

turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-

budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

Page 37: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

24

manusia. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut

membekali anggota-anggotanya dengan pedoman

mengenai perilaku yang layak

Aspek sosial budaya ini mencakup pada setiap

trimester kehamilan dan persalinan yang mana pada

zaman dahulu banyak mitos dan budaya dalam

menanggapi hal ini.Perilaku kesehatan merupakan salah

satu faktor perantara pada derajat kesehatan. Perilaku yang

dimaksud adalah meliputi semua perilaku seseorang atau

masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan

masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Perilaku

sakit (ilness behavior) adalah cara seseorang bereaksi

terhadap gejala penyakit yang biasanya dipengaruhi oleh

pengetahuan, fasilitas, kesempatan, kebiasaan, kepercayaan,

norma, nilai, dan segala aturan (sosial law) dalam

masyarakat atau yang biasa disebut dengan budaya

(Zahro, 2012).

2) Aspek sosial budaya pada ibu hamil

Beberapa komponen aspek sosial budaya dan perilaku

yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas

diantaranya :

a) Health Believe: Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara

turun-temurun.

Page 38: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

25

Beberapa tardisi yang masih dilaksanakan secara

turun temurun seperti adanya beberapa makanan

pantang bagi ibu hamil. Tradisi adanya makananan

pantang ini bagi ibu hamil jugamerupakan budaya suku

jawa secara turun temurun salah satunya adalah adat-

istiadat, pantang makanan dan kebiasaan yang sering

kali mencegah orang memanfaatkan makanan yang

tersedia bagi mereka. Kebiasaan makanan beragam

dalam konteks budaya, mengubah kebiasaan, bukan

hal yang mudah, mengingat dari semua kebiasaan

yang paling sulit diubah adalah kebiasaan makanan.

Kepercayaan- kepercayaan kita terhadap apa yang dapat

dimakan atau tidak boleh dimakan, keyakinan yang

berhubungan dengan kesehatan dan ritual, ini telah

ditanamkan sejak usia muda. Kebiasaan makan

sebagaimana halnya dengan kebiasaan-kebiasaan lain

hanya dapat dimengerti dalam konteks budaya secara

menyeluruh (Suryawati, 2007).

b) Life Style : Gaya hidup yang berpengaruh terhadap

kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin cerai di lombok

atau gaya hidup perokok yang juga termasuk bagian dari

aspek sosial budaya (Suryawati, 2007).

Page 39: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

26

c) Health Seeking Behavior : Salah satu bentuk perilaku

sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang

sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup

dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun

(Suryawati, 2007).

Salah satu budaya masyarakat yang juga sudah

berlangsung secara turun temurun adalah kebiasaan pijat

pada ibu hamil yang bertujuan untuk memperbaiki posisi

janin. Budaya atau kebiasaan masyarakat yang sering

menjadi hambatan dalam peenuhan kebutuhan gizi besi

pada seorang ibu hamil adalah kebiasaan makan. Kebiasaan

makan yang dapat menghambat asupan gizi besi pada ibu

hamil antara lain adalah kebiasaan porsi makan yang

dikurangangi. Biasanya pada fase kehamilan seorang ibu tak

jarang mengurangi posrsi makan dengan tujuan utnuk

menghindari bobot bayi yang terlalu besar sehingga

menyulitkan saat persalinan. Selain itu karena adanya

berbagai jenis makanan pantang yang mereka yakini pada

saat hamil. Makanan pantang terkadang merupakan akanan

yang mengandung sumber zat besi hewani (Waryana, 2010).

Budaya adalah kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum dan adat

istiadat menurut EB Taylor sedangkan menurut

Page 40: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

27

Soemardjan adalah semua hasil karya, rasa cipta,

masyarakat yang berfungsi sebagai tempat berlindung,

kebutuhan makanan dan minum, pakaian dan perhiasan serta

mepunyai kepribadian. Budaya berkenaan dengan cara

manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa,

mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut

budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan,

praktek komunikasi, tindakan sosial, kegiatan ekonomi dan

politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola

budaya (Erdila & Mita. 2013).

Budaya berfungsi sebagai “alat” yang paling efektif dan

efisien dalam menghadapi lingkungan kebudayaan bukan

sesuatu yang dibawa bersama kelahiran, melainkan

diperoleh dari proses belajar dari lingkungan, baik

lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Hubungan

antara manusia dengan lingkungannya dijembatani oleh

kebudayaan yang dimilikinya. Dilihat dari segi kebudayaan

dapat dikatakan bersifat adaptif karena melengkapi

manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada

kebutuhan fisiologis dari diri mereka sendiri, penyesuaian

pada lingkungan yang bersifat fisik geografis maupun

lingkungan sosialnya (Erdila & Mita, 2013).

Page 41: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

28

Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan malah

berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang

dikembangkan oleh suatu masyarakat disesuaikan dengan

kebutuhan tertentu dari lingkungannya, dengan kata lain;

kebiasaan masyarakat manusia yang berlainan mungkin akan

memilih cara-cara penyesuaian yang berbeda terhadap

keadaan yang sama. Kondisi seperti itulah yang

menyebabkan timbulnya keaneka ragaman budaya (Zahro,

2012).

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir

akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia

akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya

manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa

ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan yang

ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami

perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat

dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di

masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa

sekarang dan mendatang (Ola & Meninda, 2013).

Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor

perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat.

Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan

Page 42: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

29

melakukan persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan

peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih

banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan

dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka

bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam

kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih

memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan

yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan

membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan.

Melalui kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam

kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun

orang lain.komunikasi, tindakan sosial, kegiatan ekonomi

dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola

budaya (Zahro, 2012).

Budaya berfungsi sebagai “alat” yang paling efektif dan

efisien dalam menghadapi lingkungan kebudayaan bukan

sesuatu yang dibawa bersama kelahiran, melainkan

diperoleh dari proses belajar dari lingkungan, baik

lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Hubungan

antara manusia dengan lingkungannya dijembatani oleh

kebudayaan yang dimilikinya. Dilihat dari segi kebudayaan

dapat dikatakan bersifat adaptif karena melengkapi

manusia dengan cara-cara menyesuaikan diri pada

Page 43: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

30

kebutuhan fisiologis dari diri mereka sendiri, penyesuaian

pada lingkungan yang bersifat fisik geografis maupun

lingkungan sosialnya (Wahyuni, 2010).

Kenyataan bahwa banyak kebudayaan bertahan malah

berkembang menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan yang

dikembangkan oleh suatu masyarakat disesuaikan dengan

kebutuhan-kebutuhan tertentu dari lingkungannya, dengan

kata lain; kebiasaan masyarakat manusia yang berlainan

mungkin akan memilih cara-cara penyesuaian yang berbeda

terhadap keadaan yang sama. Kondisi seperti itulah yang

menyebabkan timbulnya keaneka ragaman budaya (Erdila &

Mita, 2013).

Budaya merupakan hasil karya manusia. Budaya lahir

akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia

akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya

manusia juga akan ikut berkembang dan berubah dari masa

ke masa. Hal ini terjadi pula pada budaya kesehatan yang

ada pada masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami

perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat

dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di

masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa

sekarang dan mendatang (Erdila & Mita, 2013).

Page 44: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

31

Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor

perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat.

Sebagai contoh, masyarakat dahulu saat akan

melakukan persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan

peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih

banyak yang mendatangi bidan atau dokter kandungan

dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka

bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di dalam

kandungan melalui USG. Saat ini masyarakat lebih

memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan

yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan

membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan.

Melalui kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam

kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun

orang lain (Zahro, 2012).

c. Faktor Pendidikan

1) Pengertian pendidikan

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara

sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan

perkembangan potensi dan kemampuan seseorang agar

bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang

individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan

Page 45: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

32

memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian

yang sesuai (Mudyaharjo, 2001).

Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek

dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap

generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar

melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

sosio budaya. Oleh karena itu, setiap masyarakat pluralistic di

zaman modern senantiasa menyiapkan warganya yang terpilih

sebagai pendidik bagi kepentingan yang berkelanjutan

(regenerasi) dari masing - masing masyarakat atau individu

yang bersangkutan. Beragam permasalahan dalam

pendidikan dalam pendidikan apabila tidak dapat dihilangkan

sama sekali, paling tidak hal itu perlu diperkecil, sehingga

persoalan-persoalan yang muncul tidak menggangu

tercapainya tujuan pendidikan umumnya, atau tujuan

pembelajaran khususnya (Sukardjo & Komarudin, 2009).

Salah satu cara untuk dapat menghilangkan atau

memperkecil permasalahan yang timbul adalah dengan

berpijak pada teori-teori pendidikan. Dengan demikian,

penguasaan atas dasar-dasar pendidikan diharapkan menjadi

cakrawala yang memberikan bekal bagi pelaku pendidikan

dalam rangka memperkecil persoalan pendidikan dan

memecahkan beragam permasalahan pendidikan pada

Page 46: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

33

umumnya, dan pembelajaran pada khususnya (Sukardjo &

Komarudin, 2009).

2) Pendidikan kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2007) pendidikan adalah

segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi

orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan salah

satu faktor pencetus (predisposing) yang berperan dalam

mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku

sehat.

Menurut Notoatmodjo (2007) pendidikan kesehatan

adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat

agar masyarakat mau melakukan tindakan- tindakan untuk

memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu

bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang

kesehatan yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasaran.

Menurut Notoatmodjo (2007) pendidikan kesehatan

memiliki beberapa tujuan antara lain :

a) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

Page 47: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

34

b) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap

masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada

mereka ditambah dengan dukungan dari luar.

c) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk

meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan

masyarakat.

1) Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmojo (2007) sasaran pendidikan

kesehatan dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :

a) Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran

langsung segala upaya pendidikan atau promosi

kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,

maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi, kepala

keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan

menyusui untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak),

anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain

sebagainya.

b) Sasaran sekunder (secondary target)

Yang termasuk dalam sasaran ini adalah para

tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan

sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok

Page 48: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

35

ini diharapkan untuk nantinya kelompok ini akan

memberikan pendidikan kesehatan kepada

masyarakat di sekitarnya.

c) Sasaran tersier (tertiary target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan

baik di tingkat pusat, maupun daerah. Dengan

kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan

oleh kelompok ini akan mempunyai dampak langsung

terhadap perilaku tokoh masyarakat dan kepada

masyarakat umum.

d. Faktor Usia

Usia adalah waktu hidup individu mulai saat berulang

tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan

lebih di percaya daripada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang cukup tinggi

maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa (Mochtar, 1998).

Ibu yang mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara

rasional dan matang termasuk berpikir dan bersikap tentang

pentingnya mengkonsumsi tablet besi (Fe) ketika menjalani fase

kehamilan (Notoadmodjo, 2010).

e. Faktor Pekerjaan

Jenis pekerjaan seseorang akan memepengaruhi

penghasilan yang yang akan diperoleh. Semakin baik jenis

Page 49: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

36

pekerjaan seseorang makan semakin tinggi atau semakin baik

pula penghasilannya. Penghasilan atau pendapatan seseorang

dapat mempengaruhi sikap dan perilaknya terutama saat akan

mengambil keputusan tentang sesuatu hal (Notoadmodjo, 2010).

f. Faktor Pendapatan/Penghasilan Keluarga

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur

kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan

masyarakat ini mencerminkan kemajuan ekonomi suatu

masyarakat. Sukirno (2006). Pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya

selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan

maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan

memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari

penjualan produk yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan

(Kumendong dkk, 2015).

g. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan dari seseorang karena semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam mesintesis

atau menerima informasi tertentu. Seorang ibu hamil dengan

pengalamannya dapat membentuk pengetahuannya tentang

Page 50: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

37

sesuatu hal sehingga dapat merubah pola pikir dan juga

perilakunya (Notoadmodjo, 2010).

h. Faktor Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua ataupun tokoh

masyarakat. Seseorang menerima keyakinan tersebut

berdasarkan keyakinan tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu. Keyakinan disuatu daerah atau wilayah tertentu terbentuk

menjadi suatu tradisi atau kebiasaan - kebiasaan (Notoatmodjo,

2010).

i. Faktor Dukungan Keluarga

Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam

lingkungan keluarga dan budaya yang kompleks atau

bermacam-macam. Pada kenyataanya peranan suami dan

keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung

perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan. Teori Snehendu B. Kar (Notoatmodjo, 2007)

menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang

ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan

masyarakat sekitarnya (social support). Orang yang tinggal

dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek kesehatan akan

lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya

mereka yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak

sehat/tidak memperhatikan kesehatan akan cenderung tidak

Page 51: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

38

perduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan

kesehatan secara teratur (Notoatmodjo, 2010).

j. Faktor Orang Penting/Sumber Referensi

Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh orang –

orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting

maka apa yang dia katakan cenderung untuk dilaksanakan.

Orang – orang penting itu sering disebut sebagai sumber

referensi (reference group), antara lain kepala adat, kepala desa,

tokoh agama, alim ulama, tenaga medis, guru dan lain

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

k. Faktor Sumber Daya

Faktor sumber daya merupakan salah satu faktor yang ikut

mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam mengikuti aturan

atau petunjuk tertentu. Sumber daya yang dapat mempengaruhi

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe)

dintaranya fasilitas, uang, waktu, tenaga dan lain sebagainya

(Notoatmodjo, 2010).

l. Faktor Hubungan pasien dengan Tenaga Kesehatan

Kualitas hubungan petugas kesehatan dengan pasien

sangat penting dalam mempengaruhi kepatuhan, meskipun

kualitas bukan berarti bahwa pasien diberikan informasi yang

lebih. Keterlibatan pasien, kejelasan pesan yang disampaikan

dan bgaimana disampaikan penting dalam meningkatkan

Page 52: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

39

dinamika antara pasien dan petugas kesehatan (Galloway &

McGuire, 1994 dalam Soraya, 2013).

m. Faktor Ketersediaan

Ketersediaan apapun yang akan dibutuhkan oleh pasien

saat mengunjungi pelayanan keseehatan sangat berperan dalam

mempengaruhi kepatuhan pasien. Jika pasien berkunjung pada

fasilitas layanan dan tidak menemukan apa yang dibutuhkan ini

akan mengurangi keyakinan pasien gterhadap tempat layanan

kesehatan tersebut. Hubungan yang baik antara pasien dengan

petugas kesehatan tidak akan mempengaruhi kepatuhan pasien

apa bila ketersediaan tablet besi terbatas atau tidak ada

(Galloway & Mc Guire, 1994 dalam Soraya, 2013).

B. Landasan Teori

Menurut Lawrence Green seperti yang dikutip oleh

Notoatmodjo (2010) sebuah perilaku kesehatan termasuk perilaku

kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi

(predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor

yang memperkuat atau faktor pendorong (reinforcing factors).

Faktor predisposisi (predisposing fators), faktor ini digunakan

untuk menggambarkan bahwa setiap individu mempunyai

kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang

berbeda – beda. Hal ini disebabkan oleh adanya ciri – ciri individu

yang digolongkan ke dalam ciri – ciri seperti : ciri demografi (umur,

Page 53: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

40

jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah anggota keluarga),

struktur sosial (tingkat pendidikan, pekerjaan, ras, kesukuan dan

tempat tinggal) dan sikap, keyakinan, presepsi, pandangan individu

terhadap pelayanan kesehatan.

Faktor pemungkin (enabling factors) adalah merupakan faktor

yang memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Ciri – ciri

yang termasuk dalam faktor pemungkin antara lain adalah

keterampinan dan sumber daya pribadi atau komuniti, seperti

tersedianya pelayanan kesehatan, keterjangkauan, pendapatan

keluarga, kebijakan, peraturan perundangan, norma atau adat. Faktor

yang memperkuat atau faktor pendorong (reinforcing factors) adalah

kosekuensi dari pelaku yang ditentukan apakah perilaku menerima

umpan balik yang positif atau negatif dan mendapatkan dukungan

sosial setelah perilaku dilaksanakan. Faktor penguat antara lain

seperti dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumen

dan dukungan emosiaonal .

Antara faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor

pendukung akan saling menguatkan dalam membentuk perilaku, sikap

dan presepsi seseorang seprti ibu hamil sebelum mengambil tindakan

misalnya dalam masalah patuh atau tidak dalam mengkosumsi tablet

besi (Fe). Perilaku seseorang terhadap bentuk pelayanan kesehatan

memiliki keterkaitan dengan karakter demografi, struktur sosial dan

sikapnya.

Page 54: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

41

Faktor sosial budaya baik itu keyakinan, tradisi, nilai/norma

dan kebiasaan seperti kebiasaan makan atau pantang makanan

tertentu dapat membentuk perilaku tersendiri bagi individu. Demikian

pula dengan fator tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan tingkat pengetahuan ini dapat membentuk perilaku

seseorang yang pada akhir dengan berbagai faktor ini seseorang

dapat mengambil sikap terhadap sesuatu hal termasuk layanan

kesehatan seperti patuh atau tidaknya seorang ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe) secara teratur.

Pengaruh atau hubungan antara antara faktor predisposisi

(sosial budaya misalanya kebiasaan makan dan lainnya, faktor tingkat

pendidikan), faktor pemungkin (faktor perilaku) dan faktor penguat

atau pendorong.

Page 55: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

42

C. Kerangka Teori

seperti yang diuraikan pada teori tersebut diatas menurut Lawrence

Green seperti yang dikutip Notoatmodjo (2010) dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Teori Dimodifikasi dari Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2010.

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

Sumber informasi

Pendapatan

Kepercayaan

Tradisi atau

Kebiasaan

Hubungan Pasien

dengan Tenaga

Kesehatan

Ketersedian Obat

Sosial Budaya

Pengetahuan

Reinforcing factor :

Sumber Daya

Kepatuhan

Mengkonsumsi

Tablet Besi (Fe)

Enabling faktor Perilaku

Predisposising

faktor

Page 56: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

43

D. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

Gamar 2.2. Bagan kerangka konsep penelitian

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan tradisi dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe)

pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara.

2. Ada hubungan pendidikan dengan kepatuhan konsumsi tablet besi

(Fe) pada ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara.

Pendidikan

Tradisi

Kepatuhan

Mengkonsumsi

Tablet Besi (Fe)

Variabel independent : Tradisi Dan Pendidikan

Variabel dependent : Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe

Page 57: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Dalam hal

ini variabel yang termasuk faktor berpengaruh dan variabel yang

termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama

(Notoatmodjo, 2005).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada mulai bulan Juli sampai

dengan Agustus 2018

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanan di wilayah kerja Puskesmas Waode

Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau obyek

yang diteliti (Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh ibu hamil yang berada dan tinggal menetap di wilayah

kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 42 orang.

Page 58: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

45

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan

dengan salah satu teknik non random sampling yaitu dengan

teknik total sampling dimana seluruh populasi yang memenuhi

kriteria sampling penelitian akan diambil sebagai sampel dalam

penelitian ini yaitu sebanyak 42 orang ibu hamil (Nasir dkk,

2011).

Kriteria sampel

1) Kriteria inklusif :

a) Ibu hamil yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian

b) Ibu hamil yang bisa membaca dan menulis

c) Ibu hamil yang sudah mendapatkan layanan tablet besi

(Fe)

d) Ibu hamil yang tidak dalam keadaan sakit

2) Kriteria ekslusif :

a) Ibu hamil yang tidak tinggal menetap di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri.

b) Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan yang serius.

D. Variabel penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas (Independent variable) dalam penelitian ini adalah

faktor tradisi dan pendidikan.

Page 59: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

46

2. Variabel terikat

Variabel terikat (Dependent variable), dalam penelitian ini adalah

Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.

E. Defnisi Operasional Penelitian

1 Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet besi (Fe) yang dilakukan sesuai dengan anjuran medis atau

atau tenaga kesehatan lainnya yaitu meminum tablet besi (Fe)

setiap hari 1 tablet.

Kriteria Obyektif :

Tidak

Patuh

: Jika konsumsi tablet besi (Fe) tidak dilakukan

setiap hari.

Patuh : Jika konsumsi tablet besi (Fe) dilakukan setiap

hari.

(Sumber : Vongvichit dkk, 2010)

2 Tradisi

Tradisi atau kebiasaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kebiasaan ibu hamil yang meliputi kebiasaan makan yang

berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan zat besi seperti

porsi makan dan kebiasaan pantang terhadap makanan tartentu

selama fase kehamilan.

Page 60: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

47

Kriteria Objektif :

Kurang : Apabila skor jawaban responden memenuhi

kriteria < 50 %.

Baik : Apabila skor jawaban responden memenuhi

kriteria ≥ 50 %.

(Sumber : Rianto, 2011)

3 Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal

yang diselesaikan responden responden atau ibu hamil yang

dibuat dalam dua kategiri.

Kriteria Objektif :

Rendah : Jika responden tamat SD/SLTP

Tinggi : Jika responden tamat SMA dan Akademi/PT

(Sumber : UU RI No 20 Tahun No 2003 tentang System Pendidikan Nasional dan UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Guru dalam Mulyani, 2016).

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subjek atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun

organisasi (Suharsimi, 2006). Untuk data primer diperoleh dengan

menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah tersedia

mengenai aspek sosial budaya dan pendidikan.

Page 61: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

48

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data dan dokumen yang diperoleh

selama penelitian yang berguna sebagai penunjang dan

pelengkap data primer yang masih berhubungan dengan

penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini di dapat dari

berbagai literatur yang relevan dan data tentang kunjungan

pasien yang diperoleh dari Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara.

G. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan adalah alat-alat yang akan

digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Instrumen

pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Kuesioner yang berisi semua item pertanyaan.

2. Alat tulis dan komputer, yaitu alat yang digunakan untuk mengolah

data yang diperoleh serta yang digunakan dalam penyusunan

laporan penelitian.

Page 62: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

49

H. Alur Penelitian

Bagan 3.1. Alur penelitian

Populasi (Ibu Hamil

di Wilayah Kerja

PKM Waode Buri)

Bersedia

Informent Consent

Sampel (Ibu Hamil

Yang Berkunjung di

PKM Waode Buri)

Tidak Bersedia

Wawancara dengan Kuesioner

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Page 63: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

50

I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Heriana (Notoatmodjo, 2005), pengolahan data

merupakan salah satu bagian rangkaian penelitian setelah kegiatan

pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan informas

yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam pengelolaan

data yang harus dilalui, yaitu:

a. Editing

Merupakan Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner

sudah :

1) Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawabannya.

2) Jelas : jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup

jelas terbaca.

3) Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan

pertanyaan.

4) Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang

berkaitan isi jawabannya konsisten.

b. Coding

Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari Coding

adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga

mempercepat pada saat entri atau memasukkan data.

Page 64: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

51

c. Processing

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan

juga sudah melewati pengkodean, maka langkah selanjutnya

adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan

data dilakukan dengan cara memasukkan data dari kuesioner

ke paket program komputer.

d. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekkan kembali data yang sudah

di masukkan apakah ada kesalahan data atau tidak

(pembersihan data). Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi

pada saat kita memasukkan data ke komputer.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan

terhadap tiap variabel dalah hasil penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Notoadmojo, 2005). Hasil analisis

univariat akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

b. Analisis Bivariat

Dilakuakan untuk melihat hubungan antara variabel

independen ( faktor tradisi dan pendidikan ) dengan variabel

dependen (kepatuhan mengkonsumsi tabet besi (Fe) pada ibu

hamil dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Adapun

Page 65: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

52

pertimbangan atau alasan menggunakan uji statistik Chi-

Square antara lain :

1) Jenis variabel yang diuji baik variabel bebas (social budaya

dan pendidikan) maupun variabel terikat (kepatuhan

mengkonsumsi tablet Fe) merupakan variabel kategorik.

2) Jenis hipotesis penelitian ini adalah hipotesis mencari

korelasi atau mencari keterkaitan antara variabel bebas dan

variabel terikat dalam bentuk pengaruh.

3) Skala variabel data dalam penelitian ini merupakan skala

data yang bersifat kategorik.

4) Data yang dianalisis dalam penelitian ini tidak berpasangan.

5) Data dalam penelitian ini juga merupakan data nominal.

6) Jenis tabel B x K dalam pengolahan data ini adalah tabel

kontingensi 2 x 2 (Dahlan, 2010).

Metode ini digunakan baik variabel independen maupun

dependen berupa data kategorik. Rumus Chi-Square dalam

Hastono (2010) adalah:

Keterangan :

= Uji kai kuadrat/distribusi probabilitas

O = Observed (Frekuensi yang diamati)

E = Expected (Frekuensi yang diharapkan)

∑ = Sigma (Jumlah keseluruhan)

Page 66: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

53

Untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik

digunakan derajat kepercayaan 95%, α = 0,05. Sehingga apabila

hasil perhitungan nilai p < 0,05 maka di katakan ditolak, artinya

secara statistik kedua variabel tersebut memiliki distribusi yang

bermakna. Sedangkan pada kondisi sebaliknya jika nilai p > 0,05

maka gagal ditolak, maka secara statistik kedua variabel

tersebut tidak memiliki distribusi yang bermakna.

3. Penyajian Data

Data yang diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi kemudian disertai penjelasan.

Page 67: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Keadaan Wilayah Kerja dan Letak Geografis serta Luas Wilayah

Puskesmas Waode Buri adalah sebagai berikut :

a. Letak Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri

1) Sebelah Utara berbatasan dengan desa Pebaoa

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Tomoahi

(Kecamatan Kulisusu)

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kulisusu Barat.

b. Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri: Meliputi 7 Desa yaitu :

1) Desa E’erinere

2) Desa Ulunambo

3) Desa Wamboule

4) Desa Waode Buri

5) Desa Labelete

6) Desa Lelamo

7) Desa Peteea’a

Page 68: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

55

c. Luas wilayah Kerja

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri: 4900 Km².

d. Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan terakhir, jumlah penduduk di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri adalah 5010 jiwa yang

tersebar di 7 (tujuh) wilayah desa.

e. Sosial Ekonomi

Mata pencaharian terbesar penduduk adalah petani

pedagang/industri (74%). Selebihnya adalah PNS (13%),

pedagang (8,2%) dan sisanya buruh, pelaut serta pekerja lainnya

(4,8%).

Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara

yang dimulai pada bulan Juli sampai selesai 2018 dengan jumlah

sampel sebanyak 42 responden. Berdasarkan pengolahan data

yang telah dilakukan, maka disajikan hasil penelitian ini sebagai

berikut:

1. Karateristik Responden

a. Jenis Kelamin

Secara keseluruhan responden dalam penelitian ini

merupakan perempuan dengan usia produktif dan yang

sedang hamil.

Page 69: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

56

b. Umur Responden

Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu mahluk, baik hidup maupun mati, yang

diukur sejak dia lahir hingga waktu umur dihitung (Rush,

2001 dalam Mulyani, 2016). Distribusi responden menurut

kelompok umur disajikan pada tabel 1:

Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Umur (Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

15 – 20 4 9.5 21– 25 15 35.7 26 – 30 14 33.3 31 – 35 6 14.3 36 – 40 3 7.1

Total 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 1 menunjukkan sebanyak 15 (35,7%) responden

berumur antara 21-25 tahun, hanya 3 (7,1%) responden

berumur 36 – 40 tahun.

c. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

(Rush, 2001 dalam Mulyani, 2016).

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini yaitu tingkat

pendidikan terakhir atau yang sementara ditempuh oleh

Page 70: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

57

responden. Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah jenjang pendidikan formal yang pernah di ikuti oleh

responden yang dibuktikan oleh ijazah yang sah. Distribusi

responden menurut pendidikan terakhir disajikan pada

tabel2:

Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persentase (%)

SD 5 11,9 SMP 10 23,8 SMA 17 40,5

DIII/Akademik 2 4,8 S1/Sarjana 8 19,0

Total 42 100 Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 17 (40,5%)

responden dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat, dan

hanya 2 (4,8%) responden dengan tingkat pendidikan

DIII/Akademik.

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan

responden yang menghasilkan uang untuk menghidupi

keluarganya. Dimana dalam penelitian ini pekerjaan

responden bervariasi. Distribusi responden menurut tingkat

pekerjaannya disajikan pada tabel 3:

Page 71: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

58

Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)

PNS 4 9.5

Pedangang 2 4.8

Honorer 5 11.9

Tani 10 23.8

IRT 21 50

Total 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 21 (50%)

responden adalah Ibu Rumah Tangga atau IRT dan hanya 2

(4,8%) responden adalah pedagang.

2. Analisis Univariat

a. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe)

Notoatmodjo (2007) memberi batasan pengertian

tentang kepatuhan berasal dari kata patuh yang artinya suka,

menurut, taat melaksanakan perbuatan sesuai aturan yang

dianjurkan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku seseorang

dalam mengambil suatu tindakan dan kepentingannya.

Berdasarkan konsep ini dapat diartikan bahwa kepatuhan

konsumsi tablet besi (Fe) adalah meminum tablet Fe sesuai

dengan dianjurkan. Distribusi responden menurut kepatuhan

mengkonsumsi tabelet besi (Fe) pada ibu hamil dapat

disajikan disajikan pada table 4 berikut ini:

Page 72: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

59

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Kepatuhan Mengkonsumsi

Fe

Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Tidak Patuh 28 66.7

Patuh 14 33.3

Total 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar atau

sebanyak 28 (66,7%) responden tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe) sedangkan 14 (33,3%)

responden termasuk patuh dalam mengkonsumsi tablet besi

(Fe) selama hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara yang diperoleh sebagian besar

berada pada kategori tidak patuh.

b. Tradisi/Kebiasaan

Tradisi atau disebut juga dengan kebiasaan

merupakan sesuatu yang sudah dilaksanakan sejak lama

dan terus menjadi bagian dari kehiduap suatu kelompok

masyarakat, seringkali dilakukan oleh suatu negara,

kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Pengertian lain

dari tradisi adalah segala sesuatu yang diwariskan atau

disalurkan dari masa lalu ke masa saat ini atau sekarang

Page 73: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

60

(Saefullah, 2007). Distribusi responden menurut faktor

tradisi/kebiasaan disajikan pada tabel 5:

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tradisi atau Kebiasaan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Tradisi Jumlah(n) Persentase (%)

Kurang 28 66.7

Baik 14 33.3

Jumlah 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 28 (66,7%)

responden memiliki tradsis/kebiasaan yang kurang baik saat

hamil dan 14 (33,3%) responden memiliki tradisi/kebiasaan

yang baik saat hamil.

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi dasar

dari seseorang untuk memperoleh pemahaman atau

pengertian tentang sebuah konsep dalam kehidupannya

sehari–hari. Dengan pendidikan dapat memudahkan

seseorang dalam mensintesis ransangan baik berupa

informasi atau apa saja pada dirinya. Pendidikan juga

merupakan salah satu sumber untuk memperoleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).

Distribusi responden berdasarkan pendidikan disajikan pada

tabel 6:

Page 74: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

61

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Pendidikan Jumlah(n) Persentase (%)

Rendah 15 35.7

Tinggi 27 64.3

Total 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu

sebanyak 27 (64,3%) responden memiliki pendidikan dengan

kategori tinggi, hanya 15 (35,7%) responden memiliki

pendidikan dengan kategori rendah.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk melihat

adanya hubungan antara faktor tradisi/kebiasaan dan tingkat

pendidikan, dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)

pada ibu hamil. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square

yang disesuaikan dengan sifat data dan tujuan penelitian. Hasil

analisis bivariat masing – masing variabel penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Hubungan Tradisi/Kebiasaan makan dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Hasil analisis hubungan faktor taradisi atau kebiasaan

dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Page 75: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

62

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara disajikan pada

tabel7:

Tabel 7 Hubungan Tradisi /Kebiasaan makan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Tradisi

Kepatuhan Mengkonsumsi

Tablet Besi (Fe) Jumlah (n) x²

(ΡValue) Tidak Patuh Patuh

n % n % N %

Kurang 21 75,0 5 35.7 26 100

6,108 (0.013) Baik 7 43.8 9 56.2 16 100

Total 28 66,7 14 33,3 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa sebanyak 26

responden dengan kategori tradisi atau kebiasaan yang

kurang baik, 21 (75,0%) responden tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil dan sebanyak 5

(35,7%) responden dengan tradisi/kebiasaan yang kurang

baik patuh dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil.

Diantara 16 responden dengan kategori tradisi/kebiasaan

yang baik, terdapat 7 (43,8%) responden yang tidak patuh

mengkonsumsi tablet Fe dan 9 (56,2%) responden yang

memiliki tradisi/kebiasaan yang baik saat hamil tergolong

patuh dalam mengkonsumsi tablet besi saat hamil.

Page 76: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

63

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre

diperoleh nilai p = 0,013 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ

(0,013) < nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan

yang signifikan antara faktor tradisi/kebiasaan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara.

b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Hasil analisis hubungan faktor pendidikan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara disajikan pada tabel 8:

Tabel 8 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Tahun 2018

Tingkat

Pendidikan

Kepatuhan Mengkonsumsi

Tablet Besi (Fe) Jumlah (n)

x²(ΡValue) Tidak Patuh Patuh

n % N % n %

Rendah 14 93,3 1 6,7 15 100

7,467(0.006) Tinggi 14 51,9 13 48,1 27 100

Total 28 66,7 14 33,3 42 100

Sumber : Data Primer, Diolah 8 Agustus 2018

Page 77: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

64

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 15

responden dengan kategori tingkat pendidikan yang rendah,

terdapat 14 (93,3%) responden tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe) saat hamil dan sebanyak 1

(6,7%) responden patuh dalam mengkonsumsi tablet besi

(Fe) saat hamil. Diantara 27 responden dengan kategori

tingkat pendidikan yang tinggi, terdapat 14 (51,9%)

responden yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dan 13

(48,10%) responden patuh dalam mengkonsumsi Fe saat

hamil.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square

diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ

(0,006) < nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan

yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara.

B. Pembahasan

1. Faktor Tradisi/Kebiasaan makan saat hamil

Tradisi dalam arti yang sempit yaitu suatu warisan-warisan

sosial khusus yang memenuhi syarat saja yakni yang tetap bertahan

hidup di masa kini, yang masih tetap kuat ikatannya dengan

kehidupan masa kini. Tradisi dari sudut aspek benda materialnya

Page 78: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

65

adalah benda material yang menunjukkan dan mengingatkan

hubungan khususnya dengan kehidupan masa lalu. Misalnya adalah

candi, puing kuno, kereta kencana, beberapa benda-benda

peninggalan lainnya, jelas termasuk ke dalam pengertian tradisi

(Saefullah, 2007).

Hasil penelitian ini dalam analisis univariat ditemukan bahwa

dari 42 responden sebagian besar 28 (66,7%) memiliki tradisi atau

kebiasaan yang tergolong kurang baik, terutama kebiasaan saat

makan pada waktu hamil dan terdapat 14 (33,3%) responden yang

memiliki tradisi/kebiasaan yang tergolong baik pada saat hamil. Hal

Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya faktor tradisi atau

kebiasaan dalam lingkungan keluarga, terutama kebiasaan makan

bagi ibu hamil, termasuk untuk menentukan pengambilan sikap

dalam mengikuti program pelayanan kesehatan seperti kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi (Fe). Seperti halnya dengan penelitian

Adila (2013) yang menemukan bahwa sebagian besar yaitu 84,5%

responden ibu hamil yang diteliti memiliki budaya melakukan

pemeriksaan kehamilan secara lengkap dan mengikuti perawatan

kehamilan dengan baik termasuk dalam mengkonsumsi tablet Fe

adalah mereka yang memiliki kebiasaan yang baik pada saat

menjalani kehamilan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan

bahwa sebagian besar ibu hamil yang ada diwilayah kerja

Page 79: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

66

Puskesmas Waode Buri memiliki kebiasaan pantang terhadap

makanan tertentu saat hamil seperti makan ikan dan sejenisnya yang

amis – amis.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre

diperoleh nilai p = 0,013 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ (0,013) <

nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan

antara faktor tradisi atau kebiasaan dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet gizi besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara.

Tradisi atau kebiasaan adalah merupakan salah satu proses

yang berlangsung secara berulang dan turun temurun dalam suatu

lingkungan keluarga atau masyarakat. Hasil penelitian ini juga

menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor

tradisi/budaya dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)

pada ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara. Ini dapat terjadi

karena sebagian besar masyarakat khususnya ibu hamil yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Waode Buri memiliki kekerabatan yang

kental dan memiliki kultur dan tradisi yang sama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan

bahwa sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri masih meyakini tradisi – tradisi warisan dari

Page 80: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

67

orang – orang tua mereke misalnya memeriksakan kehamilannya

pada dukun beranak. Hal ini dapat menurunkan motivasi ibu hamil

untuk mengikuti tatalaksana pada masa kehamilan yang

dilaksanakan oleh fasilitas kesehatan seperti puskesmas. Ibu hamil

yang ada diwilayah kerja Puskesmas Waode Buri menganggap

bahwa tablet besi atau Fe tidak terlalu penting bagi ibu hamil karena

bukan merupakan obat seperti antibiotic yang bermanfaat untuk

menyembuhkan suatu penyakit misalnya penyakit infeksi. Apa lagi

mereka merasa sehat, selain itu responden tidak patuh minum tablet

Fe karena harus diminum dalam jangka waktu yang lumayan lama

dengan frekuensi tiap hari.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

pernah dilakukan oleh Suryawati (2007) di Jepara yang menemukan

bahwa ada hubungan antara faktor social budaya dengan

perawatan kehamilan pada ibu hamil. Dalam penelitiannya yang

melihat bagaimana kepatuhan ibu dalam melaksanakan proses

perawatan kehamilan termasuk mengikuti tatalaksana tablet besi

(Fe), dengan uji yang sama yaitu Che-squer menemukan nilai p =

0,012.

Sementara penelitian lain yang tidak sejalan dengan

penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilaksanakan oleh

Faiqoh & Hendrati (2014) yang di lakukan di Semarang menemukan

bahwa tidak ada hubungan antara faktor budaya dengan kepatuhan

Page 81: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

68

perawatan dalam masa kehamilan dengan nilai p = 0,071. Hal ini

dimungkinkan karena karakter responden kultur dalam sampel

penelitian ini juga sangat berbeda. Selain itu tingkat pemehaman

antara masyarakat pedesaan sebagai tempat penelitian ini berbeda

dengan tingkat pemahaman dan pengetahuan ibu hamil di wilayah

perkotaan seperti ditempat penelitian Faiqoh & Hendrati.

2. Faktor Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi dasar dari

seseorang untuk memperoleh pemahaman atau pengertian tentang

sebuah konsep dalam kehidupannya sehari – hari. Dengan

pendidikan dapat memudahkan seseorang dalam mensintesis

ransangan baik berupa informasi atau apa saja pada dirinya.

Pendidikan juga merupakan salah satu sumber untuk memperoleh

pengetahuan (Notoadmodjo, 2011).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre

diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05. Karena nilai ρ (0,006) <

nilai α (0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.

Secara teori tingkat pendidikan yang tinggi akan membuka

atau menambah pengetahuan dari seseorang termasuk dalam hal

manajemen pelayanan kesehatan. Artinya bahwa seseorang dengan

Page 82: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

69

pendidikan yang tinggi akan membuat seseorang menjadi

berperilaku yang lebih baik seperti perilaku tidak merugikan orang

lain serta perilaku mencari pelayanan kesehatan ketika sakit dan

mengikuti tatalaksana pengobatan.

Hasil analisis univariat dalam penelitian ini menunjukan

sebagian besar yaitu sekitar 64,3% responden memiliki tingkat

pendidikan dengan kategori tinggi dan hanya 35,7% responden

dengan kategori pendidikan rendah dan pada analaisis selanjutnya

menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe). Hal ini sesuai dengan teori

pendidikan yang dikemukakan oleh (Notoadmodjo, 2011).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Squqre

diperoleh nilai p = 0,006 dan nilai α = 0,05 yang berarti bahwa ada

hubungan yang signifikan antara faktor tingkat pendidikan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara. Hasil penelitian ini didukung oleh yang pernah

dilakukan oleh Mulyani (2016) yang melakukan penelitian dengan

judul :Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu

Hamil Usia Gestasi 36 – 40 Minggu Tentang Cara Menyusui Di

Wilayah Puskesmas Pisangan” yang menemukan bahwa ada

pengaruh antara tingkat pendidikan dengan K4 dengan nilai ᵖ =

0,0001. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah

Page 83: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

70

penelitian yang pernah dilakukan oleh Soraya (2013) yang meneliti

tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Anemia Pada Ibu Hamil

dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Table Besi (Fe) di Puskesmas

Keling II Kabupaten Jepara juga menemukan bahwa ada hubungan

antara faktor pendidikan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi (Fe) dengan nilai p = 0,009. Hal ini

memang karena pendidikan seseorang dapat membentuk perilaku

posistif dari seseorang dalam merespon sebuah informasi

kesehatan.

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa sebagian besar

tingkat pendidikan responden 27 (64,3%) tergolong dalam kategori

tinggi dan hanya 15 (35,7%) responden memiliki pendidikan dengan

kategori rendah. Situasi ini menjadi salah satu kendala tersendiri

dalam memberikan pemahaman kepada ibu hamil terkait pentingnya

tablet Fe untuk dikonsumsi saat hamil.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Khotimah (2016)

menemukan hal yang sama yaitu factor pendidikan berpengaruh

terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care dimana salah satu

sub variabel yang dilihat adalah keteraturan ibu hamil dalam

meminum tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehataan dalam

hal ini bidan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan sangat

berpengaruh atau berhubungan dengan pengambilan sikap dari

Page 84: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

71

seseorang, kareana semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin mudah untuk memahami sebuah konsep.

Page 85: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi tablet Fe pada

ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara yang diperoleh sebagian

besar berada pada kategori tidak patuh.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 28 (66,7%)

responden memiliki tradsis/kebiasaan yang kurang baik saat hamil

dan 14 (33,3%) responden memiliki tradisi/kebiasaan yang baik

saat hamil.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu

sebanyak 27 (64,3%) responden memiliki pendidikan dengan

kategori tinggi, hanya 15 (35,7%) responden memiliki pendidikan

dengan kategori rendah.

4. Ada hubungan antara faktor tradisi/budaya dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara.

5. Ada hubungan antara faktor pendidikan dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet besi (Fe) pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara.

Page 86: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

73

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta

kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran terhadap

masyarakat tentang pentingnya pemberian tablet besi (Fe) bagi ibu

hamil seperti melakukan promosi, penyuluhan kesehatan secara

langsung sehingga masyarakat (ibu hamil) menjadi paham dan

mengikuti layanan serta patuh dalam mengkonsumsi tablet besi

(Fe).

2. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar selalu melakukan

perawatan kehamilan dangan memanfaatkan antenatal care dan

mengikuti anjuran petugas kesehatan seperti dokter dan bidan agar

terhindar dari resiko komplikasi kehamilan atau kematian pada ibu

dan bayi.

3. Kepada pihak puskesmas agar lebih meningkatkan kualitas dan

memperhatikan pelayanan kesehatan khususnya ibu hamil dan

selalu memonitor kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

Fe melalui kunjungan antenatal care.

4. Diharapkan bagi calon peneliti lain untuk meneliti faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi

(Fe) bagi ibu hamil.

Page 87: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

DAFTAR PUSTAKA

ANI, L. 2015. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil & Hamil. Jakarta : EGC.

AHMADI, ABU. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

ARISMAN, M. 2009. Buka Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.

ARDILA & MITA. 2013. Budaya Kehamilan dan Persalinan.

http://mitaerdila.wordpress.com/2013/01/06/budaya-kehamilan-dan-

persalinan/. Diakses Tanggal 20 Juni 2018.

DAHLAN, S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta:

Salemba Medika. DEWOTO, H. & WARDINI, S. 2012. Anemia Defisiensi Dan Eritropoietin.

Sunawan SG, dkk (eds). Farmakologi dan Terapi, 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

DINKES PROVINSI SULTRA, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara Tahun 2016. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_

PROVINSI_2016/28_Sultra_2016.pdf Diakses Tangggal 26 Juni 2018.

DINKES BUTON UTARA, 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Buton Utara Tahun 2017.

FAIQOH, E. & HENDRATI, L. Y. 2014. Hubungan karakteristik ibu, ANC

dan kepatuhan perawatan ibu hamil dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2, 216-226.

IPA, M., PRASETYO, D. A. & KASNODIHARDJO, K. 2016. Praktik

Budaya Perawatan Dalam Kehamilan Persalinan Dan Nifas Pada Etnik Baduy Dalam. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7, 25-36. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/pdf Diakses Tanggal 27 Juni 2018.

KHOTIMAH, A. R. & DUPAI, L. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau Kecamatan Kambu Kota Kendari Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2.

Page 88: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

KEMENKES RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf. Dikases Tanggal 20 Juni 2018.

KUMENDONG, L. G., KUNDRE, R. & BATAHA, Y. 2015. Hubungan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Badan lahir (BBL) Bayi Di RSU Pancaran Kasih Gmim Manado Tahun 2015. Jurnal Keperawatan, 3. Diakses 27 Juni 2018.

MULYANI, Y. S. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil Usia Gestasi 36-40 Minggu Tentang Cara Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.

MUDYAHARDJO, R. 2001. Pengantar pendidikan: Sebuah Studi Awal

Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya Dan Pendidikan Di Indonesia, Divisi Buku Perguruan Tinggi, Raja Grafindo Persada. https://nie07independent.wordpress.com/konsep-pendidikan/

NOTOATMODJO, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

---------, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarata : Rineka

Cipta.

---------, 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

---------, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarata : Rineka

Cipta.

NASIR, A., MUHITH, A. & IDEPUTRI, M. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis Dan Thesis Untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 244-5.

OLA, V. & MENINDA., 2013. Sosial Budaya Pada Kehamilan.

http://nindakittgz.blogspot.com/2013/01/aspek-sosial-budaya-pada-

kehamilan.html.

RAMAWATI, D. & SEJATI, W. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuha Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Desa SOkaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Jurnal Keperawatan Soedirman, 3, 114-124. https://media.neliti.com/.../104370-ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kepatuha. Diakses Tanggal 25 Juni 2018.

Page 89: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

RIYANTO, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.

SAEFULLAH, A. 2007. Tradisi Sompa, Studi Tentang Pandangan Hidup

Masyarakat Wajo di Tengah Perubahan Sosial. Skripsi SHI. Universitas Islam Negeri Malang Tahun 2007.

SAIFUDDIN, A. B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 100, 111-2.

SARYONO, S. & KES, M. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan

Penuntun Praktis Bagi Pemula. Mitra Cendikia Press, Yogyakarta: Mira Cendikia.

SUKARDJO, M. & KOMARUDIN, U. 2016. Landasan pendidikan, Rajawali

Pers. SURYAWATI, C. 2007. Faktor Sosial Budaya Dalam Praktik Perawatan

Kehamilan, Persalinan, Dan Pasca Persalinan (Studi Di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). The Indonesian Journal of Health Promotion (Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia), 2, 21-31. www. Ejournal.undip.ac.id. Di akses pada tanggal 14 20 Juli 2018.

SUHARSIMI, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

SORAYA, M. N. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia

pada Ibu Hamil dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara Tahun 2013.

VONGVICHIT, P., ISARANURUG, S., NANTHAMONGKOLCHAI, S. &

VORAMONGKOL, N. 2003. Compliance Of Pregnant Women Regarding Iron Supplementation In Vientiane Municipality, Lao PDR. Journal of Public Health, 1, 42.

http://www.aidhd.mahidol.ac.th/sites/default/files/images/new/pdf/journal/janapr2004/4.pdf Diakses Tanggal 25 Juni 2018.

WARYANA, S. & KES, M. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka

Rihama. WHO, 2017. Worid Health Statistic 2017 : Monitoring Health fo SDg”s.

Available: www.who.int/gho/.../world_health_statistics/2017/en/ Diakses Tanggal 27 20018.

Page 90: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

WIBOWO, A. Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Menggunakan Pil Besi di Cianjur. http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/ef0144dbb606d968cbbe04d94c5c9ca885713b2c.pdf Diakses Tanggal 27 Juni 2018.

WAHYUNI, T., 2010. Compliance Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Yang Dipengaruhi Sosial Budaya Kutai Di Kotamadya Samarinda Study Grounded Theory. Tesis Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.

ZAHRO, 2012. Perilaku Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelayanan

Kebidanan. http://mynameiszahro.blogspot.com/2012/06/perilaku-dan-social-budaya-yang.html. Diakses Tanggal 20 Juni 2018.

Page 91: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN DAN PERMOHONAN menjadi RESPONDEN

Asalamu’alaikum Wr. Wb…..

Dengan hormat, saya mahasiswi Jurusan DIV Kebidanan

Poletekes Kemenkes Kendari, bermaksud mengadakan penelitian

mengenai “ Hubungan Sosial Budaya dan Pendidikan dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Waode Buri Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton

Utara”. Sehubungan dengan penelitian tersebut saya selaku peneliti

memohon kesedian Ibu untuk menjadi responden dalam kegiatan

penelitian saya ini.

Pengumpulan data yang saya lakukan ini murni hanya untuk

tujuan pendidikan dalam menyelesaikan pendidikan DIV Kebidanan di

Poltekes Kemenkes Kendari. Adapun data atau hasil yang berhubungan

dan diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan tidak

akan disebarluaskan kepada pihak lain selain pihak yang berkepentingan

dengan penelitian ini. Data yang saya kumpulkan akan digunakan untuk

keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan kan

dimusnakan untuk menjamin kerahasiaan. Oleh karena itu, sangat

diharapkan agar ibu menjadi responden dalam penelitian ini dan dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Demikian informasi yang saya sampaikan apabila ibu berkenan

menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya mohon untuk

menandatangani lembar surat persetujuan menjadi responden yang telah

tersedia (terlampir). Atas perhatian dan kesediaan ibu, saya ucapkan

terima kasih.

Wassalamu’ alaikuam Wr. Wb…..

Waode Buri, Juli 2018

Peneliti

( Nesa Ismawati)

Page 92: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSET)

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dari penelitian ini,

maka saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia dan siap berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian yang akan dilakukan oleh :

Nama : Nesa Ismawati

NIM :P00312017074

Judul : Hubungan Tradisi dan Pendidikan Dengan Kepatuhan

Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe) pada Ibu Hamil

di Wilayah Kerja Puskes Waode Buri Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Waode Buri, Juli 2018

Responden

(……………………………)

Page 93: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (Fe) PADA IBU

HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA

KABUPATEN BUTON UTARA

No. Responden :……………….. (Diisi oleh Peneliti)

Petunjuk Umum Pengisian :

Isilah identas anda dan suami secara lengkap pada tempat yang telah

disediakan.

1. Baca setiap pertanyaan dengan seksama

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan

melingkari atau memberi tanda check list pada pilihan yang telah

disiapan.

3. Demi kelancaraan penelitian ini dimohon untuk menjawab semua

pertanyaan yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewatkan.

4. Terimakasih atas kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini.

Identitas Responden :

1. Nama :

2. Tempat Tanggal Lahir :

3. Umur : (Tahun)

4. Pendidikan Terakhir :

1. Tidak Sekolah

2. Tidak Tamat SD

3. Tamat

4. Tamat SMP

5. Tamat SMA

6. Tamat S1

7. Tamat S2

8. Tamat S3

5. Pekerjaan :

1. IRT

2. Karyawati

3. Pedagang

4. Buruh

5. Petan

6. PNSi

7. Lain – Lain, Sebutkan :…………………………………….

Page 94: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

Aspek tradisi/kebiasaan makan saat hamil

No

Item Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah anda memiliki kebiasaan – kebiasaan

tertentu saat hamil, seperti pantang terhadap suatu

jenis makan ?

2. Apakah selama hamil ibu mengalami perubahan

frekuensi pola makan, ?

3. Apakah selama hamil ibu mengalami perubahan

penurunan atau pengurangan frekuensi pola makan

?

4. Apakah selama hamil ibu mengalami perubahan

porsi makan ?,

5. Apakah selama hamil ibu mengalami penurunan

atau pengurangan posrsi makan ?

6 Apakah anda memiliki keyakinan tertentu saat hamil

untuk tidak dilakukan baik diri anda sendiri ataupun

suami ibu seperti menyembeli unggas atau hewan

yang lain ?

7.. Apakah ibu percaya bahwa seorang ibu yang

memakan buah dempet seperti pisang akan

melahirkan bayi yang kembar ?

8 Apakah ibu percaya bahwa ibu hamil yang sering

makan/mengkonsumsi daging akan melahirkan bayi

dengan bobot yang besar dan menyulitkan saat

bersalinan ?

9. Apakah ibu memiliki makanan kebiasaan pantang

terhadap jenis lauk atau sayuran tertentu saat hamil

?

Page 95: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

10. Apakah ibu memiliki makanan kebiasaan pantang

terhadap jenis lauk tertentu seperti ikan saat hamil ?

Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil

1. Apakah ibu pernah mendapatkan tablet besi (Fe) yang diberikan oleh

petugas kesehatan ?

1. Ya

2. Tidak

Jika ya, berapa jumlah tablet besi (Fe) yang diterima

=………………(tablet)

2. Apakah ibu mendapatkan penjelasan mengenai aturan minum tablet

besi (Fe) dari petugas kesehatan ?

1. Ya

2. Tidak

3. Bagaiman aturan minum tablet besi (Fe) dalam sehari ?

a. 1 tablet setiap hari

b. 2 tablet setiap hari

c. 3 tablet setiap hari

d. Lain – lain , sebutkan………………….

4. Apakah petugas kesehatan memberi penjelasan mengenai efek

samping yang mungkin dapat timbul ketika mengkonsumsi tablet besi

(Fe)?

1. Ya

2. Tidak

5. Apakah ibu mengkonsumsi tablet besi (Fe) setiap hari ?

1. Ya

2. Tidak

========================TERIMA KASIH===================

Page 96: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

Lampiran

Dokumentasi kegiatan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Waode Buri

Page 97: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 98: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 99: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 100: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 101: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 102: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI
Page 103: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

UMR JK

(Thn)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 27 P SMP Pedagang 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 3 30 1 SMP 1 √ 1

2 28 P SMA Pedagang 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 40 2 SMA 2 √ 2

3 21 P SMP IRT 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 40 1 SMP 1 √ 1

4 23 P SMA IRT 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 1 SMA 2 1

5 24 P S1 Honorer 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 S1 2 √ 2

6 28 P SMA IRT 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70 1 SMA 2 1

7 23 P S1 IRT 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40 2 S1 2 √ 2

8 17 P SMP IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

9 25 P SMP IRT 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 30 1 SMP 1 √ 1

10 21 P SMA IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SMA 2 √ 1

11 25 P SMA Tani 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 60 1 SMA 2 √ 2

12 30 P SMA IRT 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 4 40 2 SMA 2 √ 2

13 15 P SD IRT 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 20 1 SD 1 √ 1

14 34 P SMA IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMA 1 √ 1

15 22 P SMA IRT 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70 1 SMA 2 √ 1

16 40 P S1 PNS 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 40 2 S1 2 √ 2

17 40 P SD IRT 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 1 SD 1 √ 1

18 18 P SMA IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SMA 2 √ 2

19 27 P DIII PNS 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 50 1 DIII 2 √ 1

20 16 P SD IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SD 1 √ 1

21 29 P S1 IRT 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 1 S1 2 √ 1

22 26 P S1 Honorer 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 80 2 S1 2 √ 2

Tradisi/Kebiasaan

P Kat.S % Kat. JP Kat.

Pddkn

MASTER TABEL PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI (Fe)

PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAODE BURI KECAMATAN KULISUSU UTARA

Kep. M. Fe

Kar. Res. Variabel Penelitian

NOPDDKN PK

TP

KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN 2018

Item Pertanyaan

Page 104: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

23 31 P S1 PNS 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 S1 2 √ 1

24 21 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

25 28 P DIII Honorer 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1 DIII 2 √ 2

26 24 P SMA Honorer 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SMA 2 √ 1

27 32 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

28 30 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

29 32 P S1 PNS 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 5 50 1 S1 2 √ 2

30 26 P SD I RT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SD 1 √ 1

31 30 P SMA IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMA 2 √ 1

32 36 P SMA IRT 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 50 1 SMA 2 √ 2

33 29 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SMP 1 √ 2

34 24 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

35 23 P SD Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 2 SD 1 √ 1

36 33 P SMP Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMP 1 √ 1

37 25 P SMA Tani 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMA 2 √ 2

38 32 P SMA IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 4 40 1 SMA 2 √ 1

39 22 P SMA Tani 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 80 1 SMA 2 √ 1

40 21 P SMA Honorer 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 2 20 2 SMA 2 √ 2

41 30 P SMA IRT 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 2 SMA 2 √ 1

42 28 P S1 IRT 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 50 1 S1 2 √ 1

a. TKP (Tingkat Pendidikan) : 1 = Rendah

2 = Tinggi

b. Tradisi/Kebiasaan : 1 = Kurang Baik

2 = Baik

c. KMFe (Kepatuhan Mengkonsumsi Zat Besi (Fe) : 1 = Tidak Patuh

2 = Patuh

Keterangan :

Page 105: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

HASIL UJI SPSS

Frequencies

Notes

Output Created 08-Aug-2018 04:38:32

Comments

Input Data F:\PROPOSAL NESA\HSL SPSS.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 42

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=UMR PK

PDKN KPDKN KTK KMFe

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.015

Elapsed Time 00:00:00.016

[DataSet1] F:\PROPOSAL NESA\HSL SPSS.sav

Statistics

UMR PK PDKN KPDKN KTK KMFe

N Valid 42 42 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0 0 0

Page 106: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

Frequency Table

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Umur 15 - 20Tahun 4 9.5 9.5 9.5

Umur 21 - 25 Tahun 15 35.7 35.7 45.2

Umur 26 - 30 Tahun 14 33.3 33.3 78.6

Umur 31 - 35 Tahun 6 14.3 14.3 92.9

36 - 40 Tahun 3 7.1 7.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS 4 9.5 9.5 9.5

Pedangang 2 4.8 4.8 14.3

Honorer 6 14.3 14.3 28.6

Tani 10 23.8 23.8 52.4

IRT 20 47.6 47.6 100.0

Total 42 100.0 100.0

PDKN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 3 7,1 7,1 7,1

SMP/Sederajat 6 14,3 21,4 21,4

SMA/Sederajat 21 50 71,4 71,4

DIII/Akademik 2 4,8 76,2 76,2

S1/Sarjana 9 21,4 97,6 97,6

S2/Pasca Sarjana 1 2,4 2,4 2,4

Total 42 100.0 100.0

100,0

Page 107: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

KPDKN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 27 64.3 64.3 64.3

Tinggi 15 35.7 35.7 100.0

Total 42 100.0 100.0

KTK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 28 66.7 66.7 66.7

Baik 14 33.3 33.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

KMFe

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Patuh 28 66.7 66.7 66.7

Patuh 14 33.3 33.3 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 108: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

Crosstabs

Notes

Output Created 08-Aug-2018 04:59:27

Comments

Input Data F:\PROPOSAL NESA\HSL SPSS.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 42

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the

cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=KPDKN KTK BY KMFe

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.031

Elapsed Time 00:00:00.014

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KPDKN * KMFe 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%

KTK * KMFe 42 100.0% 0 .0% 42 100.0%

Page 109: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

KTK * KMFe

Crosstab

KMFe

Total Tidak Patuh Patuh

KTK Kurang Count 23 5 28

% within KTK 82.1% 17.9% 100.0%

Baik Count 5 9 14

% within KTK 35.7% 64.3% 100.0%

Total Count 28 14 42

% within KTK 66.7% 33.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.054a 1 .003

Continuity Correctionb 7.085 1 .008

Likelihood Ratio 8.942 1 .003

Fisher's Exact Test .005 .004

Linear-by-Linear Association 8.838 1 .003

N of Valid Casesb 42

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.67.

b. Computed only for a 2x2 table

KPDKN * KMFe

Crosstab

KMFe

Total Tidak Patuh Patuh

KPDKN Rendah Count 22 5 27

% within KPDKN 81.5% 18.5% 100.0%

Tinggi Count 6 9 15

% within KPDKN 40.0% 60.0% 100.0%

Total Count 28 14 42

% within KPDKN 66.7% 33.3% 100.0%

Page 110: HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/496/1/SIKRIPSI NESA...HUBUNGAN FAKTOR TRADISI DAN PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 7.467a 1 .006

Continuity Correctionb 5.717 1 .017

Likelihood Ratio 7.402 1 .007

Fisher's Exact Test .015 .009

Linear-by-Linear Association 7.289 1 .007

N of Valid Casesb 42

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.

b. Computed only for a 2x2 table