7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
1/21
HISTOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
HISTOLOGI TULANG
v Berdasarkan perbandingan jumlah matriks dan jumlah rongga (spaces), tulang dibedakan menjadi
tulang spongiosa dan tulang kompakta.
Tulang spongiosa terdiri dari trabekula, yaitu bentukan tulang yang langsing, tidak teratur, bercabang,
dan saling berhungan membentuk anyaman. Celah-celah diantara anyaman ini ditempati oleh sumsum
tulang.
Tulang kompakta jumlah dan ukuran rongga lebil kecil dari tulang spongiosa, serta jumlah bahan padat
lebih banyak.
v Pada tulang pipa, bagian diafisis sebagian besar terdiri dari tulang kompakta mengelilingi sumsum.
Sedangkan bagian epifisis terdiri dari tulang spongisa dibungkus selapis tulang kompakta, rongga pada
tulang spongiosa berhubungan langsung dengan sumsum tulang.
v Pada tulang pipih, 2 lapis tulang kompakta melapisi selapis tulang spongiosa (diploe).
v Pada tulang irregular, tulang spongiosa dibungkus tulang kompakta.
v Cirri utama tulang (osteo) secara mikroskopik adalah susunannya yang lamellar (subtantia intersel
yang mengalamiperkapuran) atau berlais-lapis (lamel-lamel).
v Tiap tulang kecuali bagian sendinya dibungkus jaringan ikat khusus yang disebutperiosteum. Pada
bagian dalam terdapat endosteum yang membatasi rongga dan celah sumsum.
v Matriks tulang:
Bersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron.
Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan proteoglikan, serta 65% material
inorganik (mineral). Kolagen pada tulang merupakan kolagen jaringan ikat yang mirip kolagen tipe I
jaringan ikat longgar berfungsi dalam fleksibilitas tulang. Mineral yang terdapat pada tulang adalah
kristal kalsium fosfat (hidroksiapatit) [Ca10(PO4)6(OH)2].
v Sel- sel tulang
sel osteoprogenitor berbentuk gelendong, inti pucat, memanjang, dan sitoplasma jarang. Sel ini
merupakan stem sel. Sel osteoprogenitor terdapat di dalam periosteum, endosteum, dan saluran
vaskular tulang kompakta. Ada 2 jenis sel osteoprogenitor yaitupreosteoblas dengan jumlah retikulum
sarkoplasma sedikit danpreosteoklas dengan jumlah mitokondria dan ribosom banyak.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
2/21
osteoblas bentuk sel: dari koboid hingga piramidal atau seringkali berupa lembaran utuh
menyerupai epitel; inti besar, memiliki satu nukleolu; retikulum sarkoplasma luas; banyak ribosom;
sitoplasma sangat basofilik dikarenakan adanya nukleoprotein (untuk sintesis material organik matriks).
Osteoblas ditemukan pada permukaan tulang.
Kolagen dan proteoglikan yang diproduksi osteoblas di eksositosis dengan vesikel badab Golgi. Selain itudiproduksi juga vesikel yang mengakumulasikan Ca
2+, PO4
2-dan enzim fosfatase alkalin. Semuanya
berperan dalam kalsifikasi tulang.
Osteoblas mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menjulur ke dalam matriks yang
sedang dibentukdan berhubungan dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma osteoblas yang berdekatan.
Osteosit merupakan osteoblas yang terpendam dalam matriks; sitoplasmanya basofil ringan, intinya
terpulas gelap; terdapat gap junction atau maculae communicantes yaitu tempat bertemunya tonjolan
sitoplasma dalam kanalikuli. Tonjolan ini pada orang dewasa sebagian besar telah ditarik kembali, tetapi
kanalikuli tetap ada untuk aliran metabolit dari darah dan osteosit. Kanalikuli tidak mengandung serat.
Osteosit ini relative tidak aktif. Tempat (suatu ruang) dimana osteosit berada disebut lacuna.
Osteoklas berfungsi untuk resorpsi.
Sel raksasa, inti banyak, sitoplasmanya mengandung vakuol-vakuol, terdapat dekat permukaan tulang,
seringkali dalam lekukan dangkal yang dikenal sebagai lacuna howship . osteoklas berasal dari sel-sel
mononuklir (monosit) sumsum tulang hemapoietik.
Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyebabkan matriks tulang
melepaskan substansi dasar yang mengapur.
v Arsitektur tulang
Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang terdiri atas lamel-lamel dan padanya terdapat lacuna dan
sistem kanalikuli tang saling berhubungan. Pada prenatal dan penyembuhan fraktur serat kolagen
teranyam tidak teratur (woven bone).
Tulang kompakta lamelnya tersusun teratur. Terdapat saluran Havers yang saling bebas berhubungan
melalui saluran serong atau melintang. Dari periosteum dan endosteum masuk saluran
Volkmann (saluran nutrisi) secara tegak lurus ke dalam tulang dan berhubungan dengan saluran Havers.
Setiap saluran Havers dikelilingi 5 20 lamel konsentris. Lamel, sel-sel, dan saluran pusatnya
membentuk sistem Havers atau osteon. Kanalikuli sistem havers akan berhubungan langsung dengansaluran Havers. Celah diantara sistem HAvers diisi oleh lamel interstitial. pada permukaan tepi luar dan
dalam tulang, dipandang dari rongga sumsum, terdapat lamel-lamel yang berjalan sejajar dengan
permukaan dan melingkar terhadap sumbu panjang tulang, dikenal sebagai lamel generalluar dan
dalam.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
3/21
Selain serat kolagen pada lamel, terdapat pula berkas kolagen kasar, serat Sharpey, pada lapisan luar
tulang, berjalan dari periosteum ke lamel general luar dan lamel interstitial (tidak terdapat pada sistem
Havers dan lamel general dalam). Fungsi serat ini untuk menahan periosteum secara erat pada tulang
dan banyak terdapat pada insersi ligament dan tendo.
Histologi Sendi
Sendi ialah tempat bertemu 2 atau 3 unsur rangka, baik tulang/tulang rawan
Jenis :
1. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila petumbuhan berhenti dan
epifisis menyatu dengan bagian batang
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
4/21
2. Sendi Permanen
Jenis sendi berdasarkan susunannya :
1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)
Macam-macamnya :
- Sutura : Bila penyatuannya sangat kuat, hanya terdapat di tengkorak. Sendi ini tidak permanen,
karena dapat diganti dengan tulang di kemudian hari
- Sindesmosis : Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari sutura
Ex :sendi radioulnar, sendi tibiofibular
- Gomfosis : Bila jaringan fibrosa penyatu membentuk membran periodontal
Ex : pada gigi dalam maksila dan mandibula
2. Sendi tulang rawan / sendi kartilaginosa sekunder
Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang dipersatukan oleh
lempeng fibrokartilago
Ex : simfisis, diskus
3. Sendi Sinovia
- Tulang-tulang ditahan menjadi 1 oleh simpai sendi dan permukaan yang berhadapan dilapisi
tulang rawan sendi (C. Hialin atau C. Fibrosa hanyapada fosa glenoid dan acetabulum)
- Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan periosteum
yang membungkus tulang dan di beberapa tempat menebal membentuk ligamen sendi.
- Lapis dalam simpai (membran sinovia), membatasi rongga sendi, mengandung kapiler lebar.
Jenis sel sinovia :
- Sel A/M : paling banyak, mirip makrofag (fagositosis aktif), sitoplasmanya banyak mengandung
mitokondria, vesikel mikropinositik, lisosom, aparat Golgi
- Sel B/F : kurang berkembang, menyerupai fibroblas, RE granular sangat luas
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
5/21
- Membran sinovial sering menjulur ke dalam rongga sendi berupa lipatan kasar/vili sinovia, dan
dapat menonjol keluar menembus lapis luar simpai di antara tendo dan otot membentuk saku yang
disebut bursa.
- Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf, mengandung musin (asam
hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi
- Rongga sendi terbagi sebagian / seluruhnya (terkadang) oleh diskus intra-artikular.
Histologi Otot
Otot Skeletal
Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebut epimisium.
Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam berkas atau fasikulus.
Masing-masing berkas diselubungi jaringan ikat tipis, yaituperimisium.
Panjang serat otot + 1 40 mm, dan berdiameter + 10-100 mikron.
Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot.
Terdapat Sarkolema yang merupakan membran tipis tanpa struktur yang membungkus serat.
Sarkolema berisi filamen silindris yaitu Miofibril.
Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosom-sarkosom, aparat golgi,
sejumlah butir lipid, dan glikogen.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
6/21
Foto Mikrograf Otot Skeletal Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik -
Potongan Melintang
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
7/21
Fotomikrograf Serat-serat Otot Lurik -
Potongan Memanjang Serat-serat Otot lurik
Berkas-berkas Miofibril
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
8/21
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
9/21
Otot Jantung
Otot jantung bersifat involunter, berkontraksi secara ritmis dan automatis.
Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang secara langsung
berhubungan dengan jantung.
Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end-to-end
yaitu Diskus Interkalaris.
Di antara serat-serat otot terdapat jaringa ikat halus yaitu Endomisisum.
Terbungskus suatu sarkolem tipis, serupa pada otot skeletal.
Terdapat sarkoplasma dengan banyak mitokondria.
Struktur Halus:
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada otot skeletal dan
memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan miofilamin menjadi miofibril tidak
sesempurna otot skeletal.
Tubul T Merupakan invaginasi dari sarkolema, dan merupakan perpanjangan dari ruang ekstraseluler.
Diskus Interkalaris Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi serat-serat otot dalam
bentuk tangga yang mempunyai bagian transversal dan longitudinal. Terdapat pula banyak
Intermediate Junction ataufascia adherens, dan Gap Junctionatau neksus pada bagian yang
memanjang.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
10/21
Potongan Melintang Serat-serat Otot Jantung
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
11/21
Otot Polos
Merupakan jenis otot involunter.
Terutama tedapat pada bagian visceral, membentuk bagian kontraktil.
Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem reproduksi.
Struktur Halus
Pada sarkoplasma sekitar inti, terdapat mitokondria, sejumlah elemen dar retikulum granulardan
ribosom-ribosom bebas, suatu aparat golgi kecil, glikogen dan sedikit titik-titik lipid.
Serat-serat Otot Polos
Serat-seerat retikuler dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
12/21
MEKANISME KONTRAKSI OTOT RANGKA
A. Secara Umum:
1. Potensial aksi pada saraf motorik sampai ke ujung neuromuscular.
2. Di ujung saraf, asetilkolin disekresikan dalam jumlah sedikit.
3. Asetilkolin bekerja di area setempat pada membrane serat otot untuk membuka banyak saluran
bergerbang asetilkolin.
4. Saluran asetilkolin yang terbuka memungkikan ion Na mengalir ke dalam membrane serat otot
pada titik terminal saraf sehingga akan timbul potensial aksi dalam serat otot.
5. Potensial aksi kemudian menjalar di sepanjang serat otot.
6. Potensial aksi kemudian menimbulkan sepolarisasi membrane yang kemudian menyebabkan
reticulum sarkoplasma mengeluarkan ion Ca ke myofibril.
7. Ion Ca dalam myofibril menimbulkan pergerakan filament aktin dan myosin yang menyebabkan
kontraksi otot.
8. Kurang dari satu detik kemudian, ion Ca dilepas dan dikembalikan ke reticulum sarkoplasma
sampai ada potensial aksi selanjutnya.
B. Filamen Kontraktil
1. Aktin:
Tersusun atas:
Molekul globular G aktin:
o Memiliki 1 molekul ADP yang digunakan untuk berinteraksi dengan jembatan silang myosin.
Memiliki sisi aktif tenpat berikatan dengan kepala miosin
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
13/21
2 rantaifibrous actin (F aktin)
o Membentukuntai ganda double helix yang setiap perputarannya terdiri atas 13 G aktin.
o Terdiri atas 200 G aktin
Tropomyosin
o Tropomiosin menutup sisi aktif di 7 G aktin pada setiap pilin double helix sehingga sisi aktifnya tidak
dapat berikatan dengan myosin dan terjadi relaksasi otot.
Troponin
o Troponin I: berafinitas tinggi terhadap aktin
o Troponin T: berafinitas tinggi terhadap tropomiosin.
o Troponin C: berafinitas tinggi terhadap ion Ca
Bagian dasar filament aktin disisipkan dengan kuat ke lempeng Z, sedangkan ujung lainnya
menonjol ke dalam sarkomer yang berdekatan dan berada di ruang antar molekul.
2. Miosin
Memiliki 2 rantai berat yang saling berpilin dengan kepala menonjol di setiap ujungnya.
Memiliki 2 rantai ringan pada setiap kepala
Bagian penting:
Bagian kepala dapat berikatan dengan sisi aktif aktin membentukcross bridges.
Bagian kepala menempel pada bagian berpilin oleh lengan.
Bagian kepala memiliki aktivitas ATPase untuk menghasilkan energy untuk membengkokkan lengan
saat kontraksi sehingga filament aktin bergerak.
Dibentuk oleh 200 atau lebih filament miosin tunggal.
C. Mekanisme Kontraksi dan relaksasi Otot Secara Molekular
1. Sebuah potensial aksi diproduksi di neuromuscular junction yang berjalan sepanjang sarkolema
otot lurik, menyebabkan depolarisasi menyebar di sepanjang membrane tubulus T.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
14/21
2. Depolarisasi pada tubulus T menyebabkan terbukanya voltage-gated Ca channels dan
meningkatkan permeabilitas RS terhadap Ca, sehingga Ca keluar ke sarkoplasma.
3. Ca dalam sarkoplasma kemudian berikatan dengan protein troponin menyebabkan tropomiosin
bergeser sehingga sisi aktif G aktin terbuka.
4. Kepala myosin kemudian berikatan dengan sisi aktif aktin membentuk cross-bridges dan kepala
myosin melepas 1 molekul fosfat.
5. Energi di kepala myosin digunakan untuk menggerakkan kepala myosin menyebabkan aktin
bergerak, dan ADP dilepaskan dari kepala myosin.
6. Kedua Z disk pada sarkomer saling mendekat, sehingga mempersempit H zone.
7. Sebuah molekul ATP berikatan dengan kepala myosin menyebabkan myosin melepaskan ikatan
dengan sisi aktif aktin.
8. ATP dipecah menjadi ADP dan fosfat, namun masih berikatan dengan kepala myosin.
9. Bila Ca masih melekat pada troponin, maka cross-bridges akan terbentuk kembali, namun bila Ca
sudah tidak melekat, terjadi fase relaksasi.
EKSITASI KONTRAKSI OTOT RANGKA
HUBUNGAN NEUROMUSCULAR
Serat otot rangka disarafi oleh serat saraf besar dari motoneuron dari medula spinalis => serat-
serat saraf bercabang beberapa kali => merangsang beberapa ratus serat otot rangka => ujung-ujungnya
membuat sambungan neuromuscular => ketika serat otot mendekati pertengahan serat => potensial
aksi serat menjalar dalanm 2 arah menuju ujung-ujung serat otot.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
15/21
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
16/21
POTENSIAL AKSI
Untuk menimbulkan kontraksi => arus listrik harus menembus ke semua miofibril yang terpisah
=> dicapai melalui penyebarab di sepanjang tubulus transversus (tubulus T) => yang berjalan dari satu
sisi ke sisi yang lain => retikulum sarkoplasmik segera melepas ion-ion Ca ke semua miofibril => kontraksi
(mekanisme eksitasi-kontraksi)
RETIKULUM SARKOPLASMA
Tubulus vesikuler => mempunyai ion-ion Ca dalam konsentrasi tinggi dilepas jika potensial aksi
terjadi di tubulus T yang berdekatab => ion Ca yang dilepaskan berdifusi ke myofibril yang berdekatan,
tempat ion Ca berikatan kuat dengan Troponin C sehingga akan kontraksi.
Kontraksi otot berlangsung => selama konsentrasi ion-ion Ca myofibril tetap tinggi => jika
potensial aksi berhenti => pompa Ca yang ada di dinding retikulum sarkoplasma (yang terus - menerus
aktif) => akan memompa ion-ion Ca keluar dari myofibril kembali ke tubulus sarkoplasma.
Retikulum sarkoplasma => memiliki protein bernama calsequestrin yang berguna mengikat Ca
40x lebih banyak dari ikatan ionik sehingga mengikat ion Ca lebih banyak.
Pemindahan Ca ke dalam retikulum => pengosongan total ion-ion Ca dalam cairan myofibril =>konsentrasi ion Ca dalam derajat rendah (kecuali sesaat setelah potensial aksi).
Perangsangan penuh sistem tubulus T-retikulum sarkoplasma => akan banyak ion Ca yang dilepas
=> untuk meningkatkan konsenrrasinya dalam myofibril sampai sekian molar konsentrasi => lalu ion
akan dikosongkan lagi. Pulsasi Ca dalam serat otot rangka berbeda-beda, tergantung komposisi dan sifat
serat ototnya, tapi pada umumnya terjadi 1/20 detik.
METABOLISME OTOT
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
17/21
A. OTOT MELAKSANAKAN TRANSDUKSI ENERGI KIMIA MENJADI ENERGI MEKANIS
Otot merupakan transduser (mesin) biokimiawi utama yang mengubah energi potensial (kimia) menjadi
energi kinetic (mekanis). Otot, yaitu jaringan tunggal yang terbesar di dalam tubuh manusia
,membentuk kurang dari 25% massa tubuh pada waktu lahir , lebih dari 40% pada usia dewasa muda
dan kurang dari 30% pada orang dewasa yang lebih tua.
Sebuah transduser kimia-mekanisyang efektif harus memenuhi bebrapa persyaratan
1. Harus ada pasokan energi kimia yang konstan. Dalam otot vetebrata, ATP dan kreatin fosfat
memasok energi kimia
2. Harus ada sarana untuk mengatur aktivitas mekanis-yaitu kecepatan, lama dan kekuatan
konstraksinya pada otot.
3. Mesisn tersebut harus dihubungkan dengan operator , suatu persyaratan yang dalam system
biologic dipenuhi oleh system saraf
4. Harus ada cara untuk mengembalikan mesisn tersebut kepada keadaan semula.
B. SARKOPLASMA SEL OTOT MENGANDUNG ATP, FOSFOKREATIN DAN ENZIM GLIKOLISIS
Otot lurik (skeletal muscle) tersusun dari sel serabut otot multinukleus yang dikelilingi oleh membran
plasma yang bisa dirangsang oleh arus listrik, yaitu sarkolema.sebuah sel serabut otot , yang dapat
memanjang mengikuti seluruh panjang otot, mengandung berkas sejumlah myofibril yang tersusun
pararel dan terbenam di dalam cairan intrasel yang dinamakan sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat
glikogen, senyawa ATP berenergi tinggi serta serta fosfokreatin dan sejumlah enzim yang diperlukan
untuk glikolisis.
C. PEMEBENTUKAN ENERGI
ATP yang diperlukan sebagai sumber energi konstan untuk siklus kontraksi-relaksasi otot yang dapat
dihasilkan
a) Melalui glikolisis dengan menggunakan glukosa darah atau glikogen otot
b) Melalui fosforilasi oksidatif
c) Dari kreatin fosfat
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
18/21
d) Dari 2 molekul ADP dalam sebuah reaksi yang dikatalisis oleh enzim adenilil kinase
Jumlah ATP dalam otot skeletal hanya cukup untuk menghasilkan energi untuk kontarksi selama 1-2
detik sehingga ATP harus selalu diperbaharui dari satu atau lebih sumber diatas menurut keadaan
metaboliknya. Karena itu terdapat dua tipe serabut yang berbeda dalam otot skeletal, yaitu tipe yang
satu aktif dalam kondisi aerob dan tipe lainnya dalam keaadaan anaerob, dan penggunaan setiapsumber energi dalam taraf yang berlainan
Sarkoplasma otot skeletal mengandung simpanan glikogen yang besar dan terletak dalam granul di
dekat pita I. pelepasan glukosa dari glikogen bergantung pada enzim glikogen fosforilase otot yang
spesifik, yang diaktifkan oleh ion kalsium, epinefrin dan AMP. Untuk menghasilkan glukosa 6-fosfat bagi
keperluan glikolisis dalam otot skeletal, enzim glikogen fosforilase b harus diaktifkan dahulu menjadi
fosforilase a lewat reaksi fosforilasi oleh enzim fosforilase b kinase. Ion kalsium akan meningkatkan
aktivasi enzim fosforilase b kinase yang juga melalui reaksi fosforilasi. Jadi, ion kalsium akan
meningkatkan konstraksi otot maupun mengaktifkan sebuah lintasan untuk menghasilkan energi yang
dibutuhkan. Hormon epinefrin juga mengaktifkan glikogenolisis di dalam otot. AMP yang diproduksi
melalui pemecahan ADP selama terjadi latihan otot dapat pula mengaktifkan enzim fosforilase b tanpa
menimbulkan reaksi fosforilasi.
Dalam keadaan aerob ,otot mengasilkan ATP terutama lewat fosforilasi oksidatif. Sintesis ATP lewat
fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang sangat membutuhkan oksigen sebagai
akibat dari kontarksi yang terus-menerus akan menyimpan oksigen dalam bentuk moietas heme dari
myoglobin. Karena moietas heme , otot yang mengandung myoglobin akan berwarna merah sementara
otot yang kurang atau tidak mengandung myoglobin berwarna putih. Glukosa yang berasal dari glukosa
darahatau dari glikogen endogen, dan asam lemak yang berasal dari triasilgliserol pada jaringan adiposa,
merupakan substrat utama yang digunakan bagi metabolisme aerob dalam otot.
Kreatin fosfat merupakan simpanan energi yang utama di otot. Kreatin fosfat mencegah deplesi ATP
yang cepat dengan menyediakan fosfat energi tinggi yang siap digunakan untuk menghasilkan kembali
ATP dari ADP. Kreatin fosfat terbentuk dari ATP dan kreatin pada saat otot berada dalam keadaan
relaksasi dan kebutuhan akan ATP tidak begitu besar. Enzim yang mengkatalis fosforilasi kreati adalah
kretain kinase(CK), yaitu enzim spesifik otot yang dalam klinik digunakan untuk mendeteksi penyakit
otot yanga kut atau kronis.
Adenilil kinase melakukan interkonversi adenosin mono-,di- dan trifosfat. Adenilil kinase megkatalisis
pembentukan satu molekul ATP dan satu molekul AMP dari dua molekul ATP. Reaksi ini dirangkaikan
dengan hidrolisis ATP oleh miosin ATPase pada saat kontraksi otot. AMP yang dihasilkan di atas dapatmengalami deaminase oleh enzim AMP deaminase dengan membentuk IMP dan ammonia
AMP + H2OIMP +NH3
Jadi, otot merupakan sumber ammonia yang akan dikeluarkan lewat siklus urea dalam hepar. Enzim 5-
nukleotidase dapat juga bekerja pada AMP , sehingga menyebabkan hidrolisis fosfat dan menghasilkan
adenosin
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
19/21
AMP + H2OAdenosin + Pi
Adenosin bekerja sebagai vasodilator yang meningkatkan aliran darah dan pasokan nutrient pada otot.
Selanjutnya, adenosin merupakan substrat bagi enzim adenosin deminase yang menghasilkan inosin dan
ammonia
Adenosin + H2OInosin + NH3
AMP, Pi, dan NH3 yang terbentuk selama berbagai reaksi di atas berlangsung akan mengaktifkan enzim
fozfofruktokinase-1 (PFK-1) sehingga meningkatkan laju glikolisis dalam otot yang sedang melakukan
gerakan cepat seperti pada saat lari cepat.
Secara umum metabolisme otot dapat digambarkan sebagai berikut
Otot rangka berfungsi dalam keadaan aerob(istirahat) dan anaerob(missal,lari,sprint), sehingga
glikolisis aerob maupun anaerob, keduanya bekerja menurut keadaan.
Otot rangka mengandung myoglobin sebagai tempat simpanan oksigen
Otot rangka mengandung berbagai tipe serabut yang terutama disesuaikan dengan keadaan
anaerob (serabut kedut cepat) dan aerob (serabut kedut lambat)
Aktin, miosin, tropomyosin, kompleks troponin (TpT,TpI,dan TpC), ATP, dan ion kalsium merupakan
unsure penting sehubungan dengan kontraksi
Ca2+ ATPase, saluran pelepasan ion kalsium, dan kalsekuestrin adalah protein yang terlibat dalam
berbagai aspek metabolisme ion kalsium di dalam otot
Insulin bekerja pada otot rangka untuk meningkatkan ambilan glukosa
Dalam keadaan kenyang, sebagian besar glukosa digunakan untuk menyintesis glikogen, yang
bekerja sebagai tempat penyimpanan glukosa untuk digunakan pada latihan fisik; preloadingdengan
glukosa digunakan oleh beberapa atlet lari jarak jauh untuk membnagun simpanan glikogen
Epinefrin menstimulasi glikogenolisis dalam otot rangka, sedangkan glucagon tidak, karena tidak
ada reseptornya
Otot rangka tidak dapat berperan langsung pada glukosa darah karena tidak memilki glukosa 6-
fosfatase
Laktat yang dihasilkan metabolisme anaerob pada otot rangka akan dibawa ke hati, yang
digunakan untuk menyintesis glukosa yang kemudian dapat kembali ke dalam otot (siklus Cori)
Otot rangka mengandung fosfokreatin, yang bekerja sebagai cadangan energi untuk keperluan
jangka pendek(sekunder)
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
20/21
Asam lemak bebas dalam plasma merupakan sumber energi utama, khususnya pada lari marathon
dan kelparan yang lama
Otot rangka dapat menggunakan badan keton selama kelaparan
Otot rangka adalah tapak utama metabolisme asam amino rantai bercabang, yang digunakan
sebagai sumber energi
Proteolisis otot selama kelaparan akan memasok asam-asam amino untuk gluconeogenesis
Asam amino utama yang dikeluarkan dari otot adalah alanin(ditujukan terutama untuk
gluconeogenesis di hati dan melakukan sebagian siklus glukosa-alanin) dan glutamin (ditujukan
terutama untuk usus dan ginjal)
Regenerasi Tulang
Sesudah patah tulang terdapat perdarahan dari pembuluh darah yang sobek dan
pembekuan.Fibroblas yang berkembang dan kapiler darah memasuki bekuan darah dan membentuk
jaringan granulasi,yaituprokalus.Jaringan granulasi menjadi jaringan fibrosa padat dan kemudian
berubah menjadi massa tulang rawan.Massa ini merupakan kalus temporer yang mempersatukan
tulang-tulang yang patah.Osteoblas berkembang dari periosteum dan endosteum dan meletakkan
tulang spongiosa yang secara progresif menggantikan tulang rawan kalus temporer dengan cara serupa
osifikasi endokondral .Bagian yang menyatukan patah tulang itu terdiri atas tulang.Kalus tulang ini,yang
semula spongiosa, mengalami reorganisasi menjadi tulang kompakta dan kelebihan tulang akan akan
diresorpsi.
Urutan pembentukan kalus setelah cedera tulang menggambarkan sifat multipotennnya sel
periosteum dan endosteum.Setelah cedera, macam deferensiasi sel yang akan terjadi tergantung pada
persendian pembuluh darah.Pada mulanya pendarahan daerah itu (periosteum dan endosteum ) tidak
baik,artinya kurang pembuluh darahnya,dan sel-sel berkembang ke jurusan fibroblas dan
kondroblas.Setelah masuknya pembuluh-pembuluh darah,terbentuk osteoblas.
7/29/2019 Histologi Sistem Muskuloskeletal
21/21
Penyembuhan patah tulang
Pada permulaan akan terjadi pendarahan di patahan tulang (karena putusnya pembuluh darah
pada tulang periosteum).
- FASE HEMATOMA
Hematum ini menjadi pertumbuhan sel jaringan fibrosis dan vaskuler hingga hematom
berubah menjadi jaringan fibrosis dengan kapiler di dalamnya. Jaringan ini menyebabkan fragmen
tulang saling menempel. Jaringan yang menempelkan tulang sama dengan kalus fibrosa yang
disebutkan sebagaiFASE JARINGAN FIBROSIS.
- Ke dalam hematom dan jaringan fibrosis ini tumbuh sel jaringan mesenkim yang bersifat
osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi condroblas yang membentuk condroid yang merupakan bahan
dasar tulang rawan. Sedang di tempat yang jauh dari patahan tulang yang vaskularisasinya lebih banyak,
sel ini akan berubah menjadi osteoblas dan membentuk osteoid yang merupakan bahan dasar
tulang. Condroid dan osteoid pada tahapan selanjutnya terjadi penulangan/osifikasi. Hal ini menjadikankalus fibrosa menjjjadi kalus tulang yang dinamakan FASE PENYATUAN KLINIS.
- Selanjutnya terjadi penggantian sel tulang secara berangsur oleh sel tulang yang mengatur diri
sesuai dengan garis tarikan dan tekanan yang bekerja pada tulang. Lalu sel tulang ini mengatur diri
secara lameral seperti tulang normal, sehingga kekuatan kalus sama dengan kekuatan tulang normal
yang dinamai dengan FASE KONSOLIDASI.
- Pendarahan jaringan tulang yang mencukupi untuk membentuk tulang baru (syarat mutlak
penyatuan fraktur). Penyembuhan tulang pendek cepat karena pendarahan dari perios, simpai sendi dan
nutrisi. Patah tulang di daerah epifisis penyembuhannya baik karena sangant kaya akan darah.