HEAT EXCHANGER
A. TUJUAN PERCOBAAN :
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari alat penukar panas pipa (Shell
and Tube Heat Exchanger).
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari alat penukar panas dengan
menghitung :
- LMTD pada aliran berlawanan,
- Koefisien perpindahan panas keseluruhan.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan :
1. Alat penukar panas (Shell and Tube Heat Exchanger)
2. Thermo bath (sumber fluida)
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air bersih.
C. DASAR TEORI
3.1 Pengertian Heat Excanger
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah
air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling
water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara
fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung
(direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak,
pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah
satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
Alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida
yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang
berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah
kerosene yang semuanya berada didalam shell.
Gbr. 1. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)
Komponen dasar penyusun HE
1.Tube
Merupakan pipa kecil yang tersusun di dalam shell.
Aliran di dalam tube sering dibuat melintas lebih dari 1 kali dengan tujuan untuk
memeperbesar koefisisen perpindahan panas lapiasan film fluida dalam tube.
Tipe susunan tube :
Susunan Segitiga (Triangular Pitch)
- Keuntungan :
1. Film koeffisien lebih tinggi daripada square pitch.
2. Dapat dibuat jumlah tube yang lebih banyak sebab susunannya kompak.
- Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Tidak baik untuk fluida fouling
3. Pembersihan secara kimia
Susunan Segitiga Diputar 300 (Rotated Triangular Pitch)
- Keuntungan :
1. Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapilebih besar dari
susunan square pitch.
2. Dapat digunakan pada fluida fouling.
- Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Pembersihan secara kimia.
Susunan Bujur sangkar ( Square Pitch )
- Keuntungan :
1. Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.
2. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.
3. Baik untuk menangani fluuida fouling.
- Kerugian :
1. Film koeffisiennya relatif rendah.
Susunan Bujur sangkar yang Diputar 450 ( Diamond Square Pitch).
- Keuntungan :
1. Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak sebaik
triangular pitch dan rotated triangular pitch.
2. Mudah untuk pembersihan dengan mekanik
3. Baik untuk fluida fouling.
- Kerugian :
1. Film koeffisisen relatif rendah
2. Pressure drop tidak serendah square pitch
Tube pitch
Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak tube
yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.
Clearance
Jarak terdekat antara 2 tube yang berdekatan
2. Tube Sheet
Suatu flat lingkaran yang fungsinya memegang ujung-ujung tube dan juga
sebagai pembatas aliran fluida di shell & tube.
(Indra Wibawa Dwi S.Teknik Kimia.Universitas Lampung)
3. Baffle
Sekat-sekat yang digunakan untuk :
1. Mengatur aliran lewat shell sehingga turbulensi yang tinggi akan diperoleh.
2. Menahan struktur tube bundle.
3. Menahan atau mencegah terjadinya getaran pada tube
4. Shell
1. Merupakan bagian tengah alat penukar panas.
2. Merupakan tempat untuk tube bundle
5. Tube Side Channel dan Nozzle
Mengatur aliran fluida di tube
6. Channel Cover
Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
Klasifikasi Alat HE
Melihat begitu banyaknya jenis alat penukar kalor (heat exchanger), maka dapat
diklasifikasikan berdasarkan bermacam-macam pertimbangan yaitu :
1. Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas
a. Tipe kontak tidak langsung
• Tipe dari satu fase
• Tipe dari banyak fase
• Tipe yang ditimbun (storage type)
• Tipe fluidized bed
b. Tipe kontak langsung
1) Immiscible fluids
2) Gas liquid
3) Liquid vapor
2. Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir
a. Dua jenis fluida
b. Tiga jenis fluida
c. N – Jenis fluida (N lebih dari tiga)
3. Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan
a. Tipe penukar kalor yang kompak, Density luas permukaan > 700 m
b. Tipe penukar kalor yang tidak kompak, Density luas permukaan < 700 m
4. Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas
a. Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
b. Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya terdapat cara
konveksi 2 aliran
c. Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass aliran
masingmasing
d. Kombinasi cara konveksi dan radiasi
5. Klasifikasi berdasarkan konstruksi
a. Konstruksi tubular (shell and tube)
1) Tube ganda (double tube)
2) Konstruksi shell and tubeoSekat plat (plate baffle) oSekat batang (rod baffle)
oKonstruksi tube spiral
b. Konstruksi tipe pelat
1) Tipe pelat 3) Tipe lamella
2) Tipe spiral 4) Tipe pelat koil
c. Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended surface)
1) Sirip pelat (plate fin)
2) Sirip tube (tube fin)
• Heat pipe wall
• Ordinary separating wall
d. Regenerative
1) Tipe rotary 3) Tipe disk (piringan)
2) Tipe drum 4) Tipe matrik tetap
6. Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran
a. Aliran dengan satu pass
1) Aliran berlawanan 4) Aliran parallel
2) Aliran melintang 5) Aliran split
3) Aliran yang dibagi (divided)
b. Aliran multipass
1) Permukaan yang diperbesar (extended surface)
• Aliran counter menyilang
• Aliran paralel menyilang
• Aliran compound
Shell and tube
• Aliran paralel yang berlawanan (M pass pada shell dan N pass pada tube)
• Aliran split
• Aliran dibagi (devided)
2) Multipass plat
• N – paralel plat multipass
Shell and Tube
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative
kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya
mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell.
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir
di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa
tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan
effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh
dipasang sekat ( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan
menambah waktu tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang
tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk
memastikan:
• Ada ruang yang cukup untuk korosi
• Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan
• Axial kekuatan
• Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya
Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan
maksimum di dinding.
c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki
diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,
biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun, ada
banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana akan
digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam
panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan
diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk
mengambil dan mengganti.
d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa
tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali
diameter luar tabung.
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari
tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua
berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat
menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut
berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal
dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi
(dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini
karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Alat dirangkai terlebih dahulu dan dipastikan sudah terpasang dengan baik termasuk pipa
untuk suplai fluida panas dan dingin yang masuk dan pipa untuk untuk fluida panas dan
dingin yang keluar sudah terpasang pada rangkaian alat Shell and Tube Heat Exchanger,
pemasangan Termocouple serta regulator tekanan disesuaikan.
2. Komputer yang dimana perangkat lunak untuk operasi Shell and Tube Heat Exchanger
yang telah diinstal dihubungkan dengan Alat Shell and Tube Heat Exchanger.
3. Alat kemudian dinyalakan beserta computer.
4. Mengatur suhu fluida panas yang masuk menjadi 600C. Sedangkan untuk suhu fluida
dingin digunakan suhu fuida air 220C. Untuk laju alir fluida dingin yang masuk diatur
menjadi 100 %. Sedangkan untuk laju alir fluida panas yang masuk diatur menjadi 1,5
L/menit.
5. Pada saat suhu stabil, maka dipilih ikon untuk merekam semua nilai yang diperoleh dan
ditunggu hingga program dari computer (instalan) berhenti merekam.
6. Data kemudian dicatat sebagai bahan untuk mengolah data (mencocokkan nilai yang
diperoleh dari praktikum dengan hasil perhitungan).
E. DATA PENGAMATAN
T1 hot in (ᵒC)
T2 hot out(ᵒC)
t1 cold in(ᵒC)
t2 cold out (ᵒC)
Hot Mass flow rate
(kg/s)
Cold Mass flow rate
(kg/s)
Cp Hot
(kj/kg.K)
Cp Cold
(kj/kg.K)
62.1 57.2 22.4 28.1 0.042 0.036 4.184 4.179
61 56.9 23.3 29.5 0.058 0.035 4.184 4.179
60.4 56.9 24.3 30.8 0.074 0.033 4.184 4.179
61 57.3 25 32.9 0.042 0.019 4.184 4.178
60.8 57.5 25.4 33.7 0.056 0.019 4.184 4.178
60.2 57.5 25.8 34.5 0.1 0.02 4.2 4.2
F. PERHITUNGAN
Dalam contoh perhitungann diambil data pertama
Dik. d0 (diameter dalam) = 0.00635 m
L ( panjang pipa ) = 1.007999 m
A. Menghitung t average air panas
t average=T 1+T 2
2
t average=62.5+57.5
2
t average=59.65
B. Menghitung t average air dingin
t average=T 3+T 4
2
t average=22.4+28.1
2
t average=25.25
C. Menghitung R
R=T 1 Hot∈(C )−T 2Hot out(C )
T 4cold out (C )−T 3Cold∈(C)
R=62.1 (C )−57.2(C )28.1 (C )−22.4 (C)
R=0.859649
D. Mencari nilai Ft
Nilai Ft didapatkan dari fig. 18 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern
dengan cara memplotkan nilai R dan S pada grafik.
E. Menghitung nilai S
S=T 4 cold out (C )−T 3 cold∈(C)
T 4hot ∈(C )−T 3Cold∈(C)
S=28.1 (C )−22.4 (C)62.1 (C )−22.4 (C)
S=0.143577
F. Menghitung nilai a”
Nilai a’’ didapatkan dari table.10 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern
dengan cara konveri nilai d0 pada m menjadi inchi. Kemudian dimasukkan pada table
dan didapatkan nilai a’’
Do= 0.00635 m
Do = 0.635 cm
Do = 0.635 cm x 1inch
2.54 cm
Do = 0.25 inch didapatkan nilai a’’ = 0.141 ft2/ft
Mengubah ke satuan meter
0.141 = 0.0429 m
G. Menghitung nilai A
A=7 × L ×a
A=7 ×1.007999 m× 0.0429 m
A = 0.303245411 m2
H. Menghitung Q hot (cal/s)
Q=hot mass flowrate(kg /s)×Cp(kj /kg . K )× ∆T (K)
Q=0.042(kg /s)× 4.184(kj /kg . K )×34.39844956(K)
Q=¿11671.79999 cal/s
I. Menghitung Q cold (cal/s)
Q=cold mass flowrate(kg/ s)× Cp(kj /kg . K )×∆ T (K )
Q=0.036 (kg /s )× 4.179 (kj /kg . K ) ×34.39844956(K )
Q=¿ 10021.21003 cal/s
J. Menghitung LMTD
L MTD=(T 2−t 1 )−(T 1−t 2)
ln(T 2−t 1)(T 1−t 2)
LMTD=(57.2 C−22.4 C )−(62.1C−28.1C)
ln(57.2 C−22.4 C)(62.1 C−28.1 C)
LMTD=¿34.39944956 C 34.39944956 K
K. Mencari nilai Ud hot
Ud hot= Qd hotA ×∆ T
Ud hot= 11671.79999 cal /s0.303245 m2 ×34.39844956 K
Ud hot=1118.934672 cal/m2.s.K
L. Mencari nilai Ud coldUd cold= Qd cdA ×∆ T
Ud cold= 10021.21003 cal / s0.30325 m2 ×34.39844956 K
Ud cold=¿960.698381 cal/m2.s.K
M. Mencari U
U=Ud hot +Ud cold2
U =1118.934672+960.6983812
U=¿1039.816526 cal/m2.s.K
Untuk data yang lain dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut :
T1 hot in (ᵒC)
T2 hot out(ᵒC)
∆ T (hot)
∆T hotT avg (hot)0C T avg
(hot)oFCp Cp
K kj/kg.K Btu/lb.F62.1 57.2 4.9 277.9 59.65 139.37 4.184 1.0161 56.9 4.1 277.1 58.95 138.11 4.184 1.02
60.4 56.9 3.5 276.5 58.65 137.57 4.184 1.0161 57.3 3.7 276.7 59.15 138.47 4.184 1.045
60.8 57.5 3.3 276.3 59.15 138.47 4.184 1.0460.2 57.5 2.7 275.7 58.85 137.93 4.2 1.035
t1 cold in(ᵒC)t2 cold out
(ᵒC)∆ T
(cold)0C∆T cool T avg
(cold)T avg
(cold)0FCp Cp
K kj/kg.K Btu/lb.F22.4 28.1 5.7 278.7 25.25 77.45 4.179 1.0123.3 29.5 6.2 279.2 26.4 79.52 4.179 1.0124.3 30.8 6.5 279.5 27.55 81.59 4.179 1.0125 32.9 7.9 280.9 28.95 84.11 4.178 1.01
25.4 33.7 8.3 281.3 29.55 85.19 4.178 1.0225.8 34.5 8.7 281.7 30.15 86.27 4.2 1.02
R S FTHot water flowrate
F hot(L/menit)
Cold Flowrate
fcold(L/menit)
Hot Mass flow rate (kg/s)
Cold Mass flow rate (kg/s)
0.859649 0.143577 1 2.5 2.2 0.042 0.0360.66129 0.164456 1 3.5 2.1 0.058 0.035
0.538462 0.180055 1 4.5 2 0.074 0.0330.468354 0.219444 0.995 2.6 1.1 0.042 0.0190.39759 0.234463 0.995 3.4 1.2 0.056 0.019
0.310345 0.252907 0.995 4.4 1.2 0.1 0.02
Qd hot(kj/s) Qd cold (kj/s) LMTD Q hot(cal/s) Q cold(cal/s)
48.8348112 41.9287428 34.39844956 11671.79999 10021.2100367.2444112 40.837188 32.53870654 16071.79999 9760.32217485.608824 38.5450065 31.07586927 20460.99999 9212.477648
48.6239376 22.2984038 30.15126158 11621.39999 5329.44641264.7381952 22.3301566 29.52948273 15472.79999 5337.035513
115.794 23.6628 28.59516406 27675.43019 5655.54493
∆ T Ud hot (cal/m2 s oC) Ud cold (cal/m2 s oC) U
34.39844956 1118.934672 960.698381 1039.81652632.53870654 1628.808385 989.1670257 1308.98770531.07586927 2171.247502 977.5948921 1574.42119730.00050527 1277.42568 585.8133881 931.619533929.38183532 1736.583834 599.000155 1167.79199428.45218824 3207.631498 655.4876989 1931.559598
G. PEMBAHASAN
Praktikum yang kami lakukan pada kesempatan kali ini adalah Heat Exchanger yang
merupakan salah satu alat penukar panas yang dapat digunakan untuk memanfaatkan atau
mengambil panas dari suatu fluida untuk dipindahkan ke fluida lain (perpindahan panas dari fase
cair ke fase cair atau dari fase uap ke fase cair). Alat ini menjalankan dua fungsi, yaitu
memanfaatkan fluida dingin dan menggunakan fluida panas yang didinginkan. Salah satu tipe
dari alat penukar kalor (Heat Exchanger) yang kami gunakan adalah Shell and Tube Heat
Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube
bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar
tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam tube dan di
luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side
dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung berisi
cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih dari tabung
yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau menyerap
panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa
jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan
untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari
260 ° C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang
panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara
tidak langsung, yaitu bila diantar a fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung
tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Stabilitas fasa fluida pada HE suhu rendah sangat
penting mengingat aliran panas/dingin harus dapat mengalir dengan baik (viscositas optimal).
Pengaruh suhu, tekanan, dan jenis kriogenik akan sangat menentukan efektivitas pertukaran
panas yang terjadi. Minimalisasi beda suhu aliran panas & dingin harus juga memperhatikan
pengaruh suhu terhadap panas spesifik (Cp) fluida. Jika Cp menurun dengan menurunnya suhu
fluida (contoh Hidrogen), maka perbedaan suhu inlet & outlet harus ditambah dari harga minimal
beda suhu aliran.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas yang
dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air
pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan
panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact).
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A.S., et a1., Principles of Unit Operations, John Wiley & Sons, New York, 1980.
Geankoplis, C.J., Transport Process and Unit Operations, A11yn and Bacon Inc., 1987.
Holman, J.P., Heat Transfer, Mc Graw Hill, New York, 1987.
Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P., Fundamental of Heat and Mass Transfer, John Wiley &
Sons, 2002.
Kern, D.Q., Process Heat Transfer, Mc Graw Hill, New York, 1950.
McCabe, Smith dan Harriots, Unit Operations in Chemical Engineering, Mc Graw
Hill,1985.
Richard C. Byrne, Standards of The Tubular Exchanger Manufactures Association,
Standars of The Turbular Exchanger Manufactures Association, Inc: New York, 2000.
Laporan Praktikum
HEAT EXCHANGER
(Shell and Tube)
DISUSUN OLEH :
Nama Pembimbing : Tri Hartono LRSC., M.Chem.Eng.
Kelompok : 2
Tanggal Praktikum : 4 Maret 2015
Nama : Wiwi Wahyuni Rasyid
Nim : 33113003
Kelas : 2B
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AJARAN 2014/2015