HASIL – HASIL SIDANG PPKI
Negara RI yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya belum
sempurna sebagai suatu negara. Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh para pemimpin
negara melalui PPKI adalah menyusun konstitusi negara dan membentuk alat kelengkapan
negara. Untuk itu PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945, 19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945.
Pembentukan pemerintahan indonesia diawali dengan mengadakan sidang pertama PPKI,
tanggal 18 Agustus 1945 di Gedung Cuo Sangi-In yang menghasilkan:
- Pembahasan dan Pengesahan UUD
- Pengangkatan Presiden dan Wakil
- Pembentukan Komite Nasional (Daerah)
1. Mengesahkan UUD
Sebelum rapat membahas pengesahan UUD , Sukarno-Hatta meminta Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimejo dan Teuku Moh. Hassan untuk
membahas kembali Piagam Jakarta. Hal tersebut dikarenakan pemeluk agama lain merasa
keberatan terhadap kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dalam rancangan Piagam Jakarta. Kemudian rapat sepakat untuk merubah
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Pengangkatan presiden dan wakil presiden.
Dalam pengangkatan presiden serta wakilnya,Oto Iskandardinata mengusulkan agar
pemilihan presiden dilakukan secara aklamasi. Ia juga mengajukan Ir. Sukarno sebagai presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden. Akhirnya usulan tersebut disetujui oleh para
hadirin dan kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3. Pembentukan sebuah Komite Nasional (Daerah)
Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 maka dibentuklah
Komite Nasional Indonesia (KNI). Komite Nasional Indonesia adalah badan yang akan berfungsi
sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebelum diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu).
KNIP diketuai oleh Mr. Kasman Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus
1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidenan.
Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasihat presiden, tetapi juga
mempunyai kewenangan legislatif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP
tanggal 16 Oktober 1945. Sebelum sidang PPKI ditutup, Presiden meminta 9 orang anggota
sebagai Panitia Kecil untuk membahas hal-hal yang yang meminta perhatian mendesak. Panitia
Kecil ini dipimpin oleh Oto Iskandardinata.
Kemudian PPKI melaksanakan sidangnya yang kedua yaitu tgl 19 Agustus.Sidang
tersebut menghasilkan 3 buah keputusan,yaitu:
• Pembagian Wilayah RI Menjadi 8 Propinsi
• Menetapkan 12 Kementerian
• Pembahasan anggota-anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
1. Pembagian Wilayah RI Menjadi 8 Provinsi
Hal pertama yang dilakukan PPKI adalah membagi Indonesia menjadi 8 Provinsi,yaitu:
1. Jawa Barat
2. Jawa Tengah
3. Jawa Timur
4. Borneo (Kalimantan)
5. Sulawesi
6. Maluku
7. Sunda Kecil
8. Sumatera
2. Membentuk 12 Kementrian
Setelah membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi beserta gubernurnya, PPKI
kemudian Membentuk 12 Kementrian. Awalnya AHMAD SUBARDJO mengusulkan
dibentuknya 13 kementerian. Namun setelah diakukan pembahasan, sidang memutuskan
adanya 12 kementerian dan satu menteri negara, yaitu :
1. Departemen Dalam Negeri;
2. Departemen Luar Negeri;
3. Departemen Kehakiman;
4. Departemen Keuangan;
5. Departemen Kemakmuran;
6. Departemen Kesehatan;
7. Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan;
8. Departemen Sosial;
9. Departemen Pertahanan;
10. Departmen Perhubungan;
11. Departemen Pekerjaan Umum.
3. Membahas Anggota-Anggota KNIP
Setelah 2 poin dalam hasil sidang terlaksana, PPKI baru membentuk Komite
Nasional. Anggota KNIP berasal dari golongan muda dan tokoh-tokoh masyarakat dari
berbagai daerah jumlahnya 137 orang. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus
1945 di Gedung Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Dalam pembentukan KNIP,
diadakan sidang pertama yang berhasil memilih ketua dan wakil ketua. Kasman
Singodimedjo dipilih sebagai Ketua dengan Wakil Ketua I : M. Sutardjo; Wakil Ketua II :
Latuharhary; Wakil Ketua III : Adam Malik. Pembentukan Komite Nasional Daerah gagal
dibentuk karena suatu masalah.
Kebanyakan negara yang baru merdeka memilih bentuk pemerintahan demokrasi.
Salah cirinya adalah adanya Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen) yang anggota-
anggotanya dipilih langsung oleh rakyat. Bentuk pemerintahan dianut oleh pemimpin
Indonesia pada waktu itu adalah demokrasi seperti di negeri Belanda yaitu multi-partai dan
parlementer. Sebab pada masa pergerakan nasional banyak kaum cendekiawan Indonesia
yang menuntut ilmu di negeri Belanda. Karena hal tersebut terjadilah perubahan Otoritas
KNIP.
Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Sukarno dalam pidato di radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu :
1. Komite Nasional Indonesia(KNI)
2. Partai Nasional Indonesia(PNI)
3. Badan Keamanan Rakyat(BKR)
PEMBENTUKAN PNI
Pada mulanya pembentukan Partai Nasional Indonesia ini bertujuan untuk
menjadikannya sebagai partai tunggal di Indonesia yang baru merdeka. Adapun susunan
pengurus Partai Nasional Indonesia diantaranya sebagai berikut :
Pemimpin Utama : Ir. Sukarno
Pemimpin Kedua : Drs. Moh. Hatta
Dewan Pemimpin : Mr. Gatot T, Mr. Iwa K, Mr. A.A. Maramis, Sayuti Melik dan Mr. Sujono
PEMBENTUKAN BKR
Pada umumnya golongan muda menyambut kecewa pidato presiden tersebut. Karena
mereka menginginkan agar segera dibentuk Tentara Nasional. Tetapi sebagian yang lain, bekas
tentara PETA, KNIL dan Heiho menanggapinya dengan segera membentuk BKR di daerahnya
sebagai wadah perjuangan. Di Jakarta bekas tentara PETA membentuk BKR Pusat agar BKR-
BKR daerah dapat dikoordinasikan. KASMAN SINGODIMEDJO bekas daidanco Jakarta,
terpilih sebagai pimpinan BKR Pusat. Setelah Kasman diangkat sebagai Ketua KNIP, ketua BKR
digantikan oleh Kaprawi, bekas daidanco Sukabumi.
BKR hanya bertugas sebagai penjaga keamanan umum di daerah-daerah di bawah
koordinasi KNI daerah. Susunan pengurus BKR Pusat adalah sebagai berikut:
1. Kaprawi (Ketua Umum),
2. Sutalaksana (Ketua I),
3. Latief Hendraningrat (Ketua II)
4. Dibantu oleh Arifin Abdurachman, Mahmud dan Zulkifli Lubis.
KABINET PRESIDENTIL PERTAMA
Susunan Kementerian Pertama sesuai dengan ketentuan UUD 1945 ditetapkan pada
tanggal 2 September 1945 yang dipimpin sekaligus oleh Presiden Sukarno. Susunan kabinet
pertama RI tersebut sebagai berikut :
1. Perdana Menteri : Presiden Sukarno
2. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranatakusumah
3. Menteri Luar Negeri : Mr. Akhmad Subardjo
4. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Soepomo, SH
5. Menteri Kemakmuran : Ir. D.P. Surakhman
6. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
7. Menteri Kesehatan : dr. R. Boentaran M.
8. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
9. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusumasumantri
10. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
11. Menteri Perhubungan : R. Abikusno Cokrosuyoso
12. Menteri Keamanan Rakyat : Suprijadi
13. Menteri Pekerjaan Umum : R. Abikusno Cokrosuyoso
14. Menteri Negara : K.H. Wachid Hasjim
15. Menteri Negara : Dr. M. Amir
16. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
17. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata
18. Menteri Negara : Mr. A.A. Maramis
PEJABAT TINGGI NEGARA
1. Ketua Mahkamah Agung : Dr. Mr. Kusumaatmadja
2. Jaksa Agung : Mr. Gatot Tarunamihardja
3. Sekretaris Negara : Mr. A.G. Pringgodigdo
4. Juru Bicara Negara : Sukardjo Wirjopranoto
MAKLUMAT PEMERINTAH NO. X 16 OKTOBER 1945
Dalam kondisi politik yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut diterima oleh
pemerintah. Maka pemerintah mengeluarkan Maklumat Pemerintah No. X tanggal 16
Oktober 1945. Yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dalam Kongres KNIP pada
tanggal 16 Oktober 1945. Isi maklumat tersebut, yaitu :
1. KNIP sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi kekuasaan legislatif dan
ikutmenetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.
2. Pekerjaan KNIP sehari-hari berhubung gentingnya keadaan, dijalankan oleh suatuBadan
Pekerja yang dipilih diantara mereka dan yang bertanggungjawab kepada Komite
Nasional Pusat.
Maklumat tersebut terjadi karena :
1. Adanya kesan politik bahwa kekuasaan Presiden terlalu besar sehingga dikhawatirkan
diktator
2. Adanya propaganda Belanda bahwa pemerintah RI adalah pemerintahan yang bersifat
Fasis, seperti yang menganut. Oleh karena itu Belanda menganjurkan kepada dunia
internasional agar tidak mengakui kedaulatan RI.
3. Untuk menunjukkan kepada dunia internasional khususnya pihak sekutu bahwa
Indonesia yang baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan Jepang.
MAKLUMAT PEMERINTAH 3 NOVEMBER 1945
Persetujuan pemerintah itu diwujudkan dengan dikeluarkannya Maklumat Pemerintah
tanggal 3 November 1945 yang juga ditandatangani oleh Wakil Presiden yang isinya antara lain :
“Pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena dengan adanya partai-partai
itulah dapat dipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam masyarakat”.
Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin rakyat sibuk
membentuk partai-partai politik, seolah-olah negara sedang dalam keadaan aman. Padahal di
beberapa tempat, terutama di Surabaya pertempuran antara BKR dengan pasukan sekutu sedang
bergelora. Beberapa partai politik yang muncul setelah dikeluarkannya Maklumat 3 November
1945 adalah sebagai berikut :
1. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) berdiri 7 November 1945, dipimpin
oleh Dr. Sukiman Wirjosanjoyo
2. PKI berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf.
3. PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri 8 November 1945, dipimpin oleh Nyono
4. PRJ (Partai Rakyat Jelata) berdiri tanggal 8 November 1945, dipimpin olehSutan
Dewanis
5. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin
oleh Probowinoto
6. Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin olehAmir
Syarifuddin
7. Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 November 1945, dipimpin oleh Sutan
Syahrir. Parsi dan Paras kemudian bergabung menjadi Partai Sosialis yang dipimpin
oleh Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin danOei Hwee Goat, pada bulan Desember 1945
8. PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia) berdiri 8 Desember 1945, dipimpin oleh I.J.
Kasimo.
9. Permai (Persatuan Rakyat Marhaen) berdiri 17 Desember 1945, didirikan oleh J.B. Assa
10. PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri tanggal 29 Januari 1946, dipimpin
oleh Sidik Joyosukarto.
Penyebab di keluarkannya Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945,adalah:
• Tanggal 30 Oktober 1945 BP-KNIP mengusulkan agar diberi kesempatan untuk
mendirikan partai-partai politik.
• Hal itu juga sebagai persiapan bagi Pemilu DPR yang direncanakan pada Januari 1946.
• Pemerintah menyetujui usulan tersebut, dengan batasan bahwa : ”Partai-partai politik itu
hendaknya memperkuat perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan
menjamin keamanan masyarakat.”
• Maka pada bulan November dan Desember 1945 para pemimpin rakyat sibuk
membentuk partai-partai politik, seolah-olah negara sedang dalam keadaan aman.
• Padahal di beberapa tempat terutama di Surabaya pertempuran antara BKR dengan
pasukan sekutu sedang bergelora.
• Beberapa partai politik yang muncul setelah dikeluarkannya Maklumat 3 November 1945
adalah sebagai berikut :
MAKLUMAT PEMERINTAH 14 NOVEMBER 1945
Sejak permulaan bulan Oktober, beberapa tokoh seperti Supeno, Sukarni, Ir. Sakirman,
Mangunsarkoro dan anggota KNIP lainnya mempunyai rencana untuk mengubah sistem
pemerintahan presidentil itu menjadi sistem parlementer. Para kabinet bertanggungjawab
langsung kepada KNIP dengan kekuasaan legislatif yang sebenarnya. Untuk itu mereka
merencanakan untuk mengajukan veto tidak percaya kepada kabinet yang ada.
Kemudian mereka akan menunjuk Syahrir menjadi Perdana Menteri. Selanjutnya BP-
KNIP secara resmi mengajukan usul kepada pemerintah yang disiarkan dalam pengumuman
Badan Pekerja KNIP No. 5 tahun 1945 tanggal 11 November 1945. berbunyi : “Supaya lebih
tegas adanya kedaulatan rakyat dalam susunan pemerintahan Republik Indonesia, maka
berdasarkan pasal IV Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar yang dirubah, badan Pekerja
dalam rapatnya telah membicarakan soal pertanggungjawaban para Menteri kepada Badan
perwakilan Rakyat (menurut sistem sementara kepada Komite Nasional Pusat).” Kemudian Pada
tanggal 14 November 1945, pemerintah menyetujui usulan BP-KNIP tersebut.
Persetujuan pemerintah tersebut diumumkan melalui Maklumat Pemerintah tanggal 14
November 1945 yang berbunyi : “Pemerintah Republik Indonesia setelah mengalami ujian-ujian
yang hebat dengan selamat, dalam tingkatan pertama dari usahanya menegakkan diri, merasa
bahwa saat sekarang sudah tepat untuk menjalankan macam-macam tindakan darurat guna
menyempurnakan tata usaha Negara kepada susunan demokrasi. Yang terpenting dalam
perubahan-perubahan susunan kabinet baru itu ialah, tanggungjawab adalah di dalam tangan
Menteri”.
KABINET – KABINET
Nama Kabinet Lamanya Berjalan
Kabinet Presidentil Pertama 2 September 1945 – 14 November 1945
Kabinet Syahrir I 14 November 1945 – 12 Maret 1946
Kabinet Syahrir II 12 Maret 1946 – 20 Oktober 1946
Kabinet Syahrir III 20 Oktober 1946 – 27 Juni 1947
Kabinet Amir Syarifuddin I 3 Juli 1947 – 11 November 1947
Kabinet Amir Syarifuddin II 11 November 1947 – 29 Januari 1948
Kabinet Hatta I (Presidentil) 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1948
Kabinet Darurat (PDRI) 19 Desember 1948 – 13 Juli 1949
Kabinet Hatta II (Presidentil) 4 Agustus – 20 Agustus 1949
ALIRAN – LAIRAN DALAM SENI LUKIS NATURALISME
SERTA KARYA DAN TOKOH DI BARAT
Secara garis besar fase perkembangan sejarah senirupa Indonesia dapat dikategorikan
kedalam 7 fase, yaitu :
1. Masa Perintisan yaitu sekitar tahun 1817 sampai tahun 1880
Pada masa perintisan ini tokoh yang paling dikenal adalah Raden Saleh, dengan
nama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman Lahir di Terbaya, pada tahun 1814 -1880, putra
keluarga bangsawan pribumi yang mampu melukis gaya atau cara barat, baik dari segi alat,
media maupun teknik, dengan penggambaran yang natural dan Raden Saleh banyak
mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan
C. Kruseman di Den Haag. Dia sering berkeliling dunia dan pernah tinggal di Negara-Negara
Eropa.
Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya adalah :
Bergaya natural dan romantisme
Kuat dalam melukis potret dan binatang
Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang
Beberapa judul Karya Raden Saleh:
Hutan terbakar
Perkelahian antara hidup dan mati
Pangeran Diponegoro
Berburu Banteng di Jawa
Potret para Bangsawan
Contoh karya-karya masa perintisan
Deanles Karya Raden Saleh
Berburu Rusa - karya Raden Saleh
Badai/TheStorm 1851 - Raden Saleh
2. Masa Indonesia Jelita
Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep berbeda dengan
masa perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia.Keadaan ini ditandai
pula dengan datangnya para pelukis luar/barat atau sebagian ada yang menetap dan melukis
keindahan alam.
Masa ini dinamakan Indonesia Jelita karena pada masa ini Karya-karya yang
dihasilkan para Seniman Lukis lebih banyak menggambarkan tentang keindahan alam, serta
lebih banyak menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia.
Tokoh Pelukis pada Masa Indonesia Jelita ini adalah :
Abdullah Suriosubroto (1878-1941)
Mas Pirngadi (1875-1936)
Wakidi
Basuki Abdullah
Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll)
Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli, Lee Mayer (Jerman)
dan W.G. Hofker.
Ciri-ciri lukisan yang dihasilkan yaitu:
Pengambilan obyek alam yang indah
Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka
Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai spirituil
Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia
Contoh karya pada masa ini adalah :
The Day’s end Mount
Lukisan cat minyak, karya Abdullah SR
Mountain Landscape karya Wakidi
Cat minyak diatas kanvas, 139.5 x 197 cm
Gunung Merapi, karya Basoeki Abdullah
Balinese legend,W. Spies
Village life in Sanur
Willem Gerard Hofker (1902-1981), oil on canvas
Full moon ceremony(1994)
oil on canvas by Arie Smith
3. Masa Cita Nasional
Masa Cita Nasional yaitu Bangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi
Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita
mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta,
berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun
lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang
mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya
Hasil karya mereka mencerminkan :
Mementingkan nilai-nilai psikologis;
Tema perjuangan rakyat ;
Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;
Memiliki kepribadian Indonesia ;
Didasari oleh semangat dan keberanian;
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
- Di Depan Kelambu Terbuka,1939, Sudjojono, 86 x 66 cm
- Laki-laki Bali dan Ayam Jago, 1958, Agus Djaja S.,
cat minyak di atas kanvas, 100 x 140 cm
Kawan - kawan Revolusi,
1947 karya S. Sudjojono, cat minyak di atas kanvas, 95 x 149 cm
Penjual Jamu, karya Otto Djaya Suminta
4. Masa Pendudukan Jepang
Masa Pendudukan Jepang
Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni
lukis untuk kepentingan revolusi.
Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian
Indonesia –Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda
Jepang.
Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta,
Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan memperkuat
perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono
dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan
sebagainya Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan dari masa cita Nasional
Tokoh utama pada masa ini antara lain:
S. Sudjojono
Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
Agus Djajasumita, Barli
Affandi , Hendra dan lain-lain
Mengungsi, 1947, karya S. Sudjojono,
cat minyak diatas kanvas, 95 x 149 cm
Keluarga Pemusik , 1971, karya Hendra Gunawan,
cat minyak diatas kanvas, 150 x 90 cm
Pengemis karya Affandi,
Cat minyak di atas kanvas, 99 x 129 cm
Kemudian masih ada 3 masa yang terakhir yaitu :
5. Masa Setelah Kemerdekaan
6. Masa Pendidikan Formal, dan
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Seni lukis adalah salah catu cabang dari ilmu seni rupa,seni lukis mengenal adanya
Aliran atau gaya visual dalam seni lukis. Disini akan saya tulis beberapa aliran dalam seni lukis,
pengertian, serta tokoh (pelukis) yang cukup terkenal yang mewakili aliran tersebut.
Naturalisme Yaitu suatu bentuk karya seni lukis (seni rupa) dimana seniman berusaha
melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyatan, artinya disesuaikan dengan
tangkapan mata kita. Supaya lukisan yang dibuat benar – benar mirip atau persis dengan nyata,
maka susunan, perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan serta gelap terang dikerjakan seteliti
mungkin, setepat –setepanya. di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan objek realistis
dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman labih lanjut dari gerakan realisme
pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan romantisme.
Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss Baker, yang lukisan
pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan ini. Salahs atu bagian penting dari
gerakan naturalis adalah pandangan Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah
ditimbulkan manusia terhadap alam.
Daftar Pelukis Naturalisme :
1. Soeboer Doellah
2. William Bliss Baker
3. Raden Saleh
4. Hokusai
5. Affandi
6. Fresco Mural
7. Basuki Abdullah
8. William Hogart
9. Frans Hail
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek dalam suatu karya
sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi
tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan
kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme
dalam seni rupa bisa pula mengacu kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada
pertengahan abad 19. Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM
yang ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Realisme sebagai gerakan kebudayaan
Realisme menjadi terkenal sebagai gerakan kebudayaan di Perancis sebagai reaksi
terhadap paham Romantisme yang telah mapan di pertengahan abad 19. Gerakan ini biasanya
berhubungan erat dengan perjuangan sosial, reformasi politik, dan demokrasi.
Realisme kemudian mendominasi dunia seni rupa dan sastra di Perancis, Inggris, dan
Amerika Serikat di sekitar tahun 1840 hingga 1880. Penganut sastra realisme dari Perancis
meliputi nama Honoré de Balzac dan Stendhal. Sementara seniman realis yang terkenal adalah
Gustave Courbet dan Jean François Millet.
Realisme dalam seni rupa
Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana,
dilema, dan objek, untuk mencapai tujuan Verisimilitude (sangat hidup). Perupa realis cenderung
mengabaikan drama-drama teatrikal, subjek-subjek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas,
dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu.
Dalam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu terjadi setiap kali perupa berusaha
mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat. Sebagai contoh, pelukis foto di
zaman renaisans, Giotto bisa dikategorikan sebagai perupa dengan karya realis, karena karyanya
telah dengan lebih baik meniru penampilan fisik dan volume benda lebih baik daripada yang
telah diusahakan sejak zaman Gothic.
Kejujuran dalam menampilkan setiap detail objek terlihat pula dari karya-karya
RembrandtBarbizon School memusatkan pengamatan lebih dekat kepada alam, yag kemudian
membuka jalan bagi berkembangnya impresionisme. Di Inggris, kelompok Pre-Raphaelite
Brotherhood menolak idealisme pengikut Raphael yang kemudian membawa kepada pendekatan
yang lebih intens terhadap realisme. yang dikenal sebagai salah satu perupa realis terbaik.
Kemudian pada abad 19, sebuah kelompok di Perancis yang dikenal dengan nama
Teknik Trompe l’oeil, adalah teknik seni rupa yang secara ekstrim memperlihatkan usaha perupa
untuk menghadirkan konsep realisme.
Daftar pelukis realisme terkenal :
· Karl Briullov
· Ford Madox Brown
· Jean Baptiste Siméon Chardin
· Camille Corot
· Gustave Courbet
· Honoré Daumier
· Edgar Degas
· Thomas Eakins
· Nikolai Ge
· Aleksander Gierymski
· William Harnett
· Louis Le Nain
· Édouard Manet
· Jean-François Millet
· Ilya Yefimovich Repin
Pengertian Ekspresionisme yaitu aliran seni lukis yang mengutamakan kebebasan dalam
bentuk dan warna untuk mencurahkan emosi atau perasaan. Ekspressionisme adalah
kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional.
Ekspresionisme bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah
emosi ini biasanya lebih menuju kepada jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi
bahagia. Pelukis Matthias Grünewald dan El Greco bisa disebut ekspresionis.
Daftar Pelukis Ekspresionisme dari abad 20 yang tergolong adalah:
· Jerman : Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst
Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff,
Ernst Ludwig Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-
Wächtler, Ludwig Meidner, Paula Modersohn-Becker, Gabriele Münter,
dan Max Pechstein.
· Austria : Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
· Russia : Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
· Netherlands : Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan Wiegers
dan Hendrik Werkman
· Belgia : Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor,
Floris Jespers, dan Albert Droesbeke.
· Perancis : Gen Paul dan Chaim Soutine
· Norwegia : Edvard Munch
· Swiss : Carl Eugen Keel
· Indonesia : Affandi
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori
oleh Picasso dan Braque. Prinsip-prinsip dasar yang umum pada kubisme yaitu menggambarkan
bentuk objek dengan cara memotong, distorsi, overlap, penyederhanaan, transparansi, deformasi,
menyusun dan aneka tampak. Gerakan ini dimulai pada media lukisan dan patung melalui
pendekatannya masing-masing pada kubisme, bentuk –bentuk karyanya menggunakan bentuk –
bentuk geometri (segitiga, segiempat, kerucut, kubus, lingkaran dan sebagainya) seniman
kubisme sering menggunakan teknik kolase, misalnya menempelkan potongan kertas surat kabar,
gambar –gambar poster dan lain- lain.
Kubisme sebagai pencetus gaya nonimitative muncul setelah Picasso dan Braque
menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa Liberia,
ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng-topeng suku Afrika. Juga pengaruh lukisan
Paul Cezanne, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengenalkan bentuk geometri
baru dengan mematahkan perspektif zaman Renaisans. Ini membekas pada keduanya sehingga
meneteskan aliran baru.
Istilah “Kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus. Louis Vauxelles
(kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di Salon des Independants, berkomenmtar
bahwa karya Braque sebagai reduces everything to little cubes (menempatkan segala sesuatunya
pada bentuk kubus-kubus kecil. Gil Blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzarries
cubiques (kubus ajaib). Sementara itu, Henri Matisse menyebutnya sebagai susunan petits cubes
(kubus kecil). Maka untuk selanjutnya dipakai istilah Kubisme untuk memberi ciri dari aliran
seperti karya-karya tersebut.
Perkembangan awal
Dalam tahap perkembangan awal, Kubisme mengalami fase Analitis yang dilanjutkan
pada fase Sintetis. Pada 1908-1909 Kubisme segera mengarah lebih kompleks dalam corak yang
kemudian lebih sistematis berkisar antara tahun 1910-1912. Fase awal ini sering diberi istilah
Kubisme Analitis karena objek lukisan harus dianalisis. Semua elemen lukisan harus dipecah-
pecah terdiri atas faset-fasetnya atau dalam bentuk kubus.
Objek lukisan kadang-kadang setengah tampak digambar dari depan persis, sedangkan
setengahnya lagi dilihat dari belakang atau samping. Wajah manusia atau kepala binatang yang
diekspos sedemikian rupa, sepintas terlihat dari samping dengan mata yang seharusnya tampak
dari depan.
Pada fase Kubisme Analitis ini, para perupa sebenarnya telah membuat pernyataan
dimensi keempat dalam lukisan, yaitu ruang dan waktu karena pola perspektif lama telah
ditinggalkan. Bila pada pereiode analitis Braque maupun Picasso masih terbelenggu dalam
kreativitas yang terbatas, berbeda pada fase Kubisme Sintetis. Kaum Kubis tidak lagi terpaku
pada tiga warna pokok dalam goresan-goresannya. Tema karya-karya mereka pun lebih variatif.
Dengan keberanian meninggalkan sudut pandang yang menjadi ciri khasnya untuk beranjak ke
tingkat inovatif berikutnya.
Perkembangan karya kaum Kubis selanjutnya adalah dengan perhatian mereka terhadap
realitas. Dengan memasukkan guntingan-guntingan kata atau kalimat yang diambil dari
suratpaper colle. kabar kemudian direkatkan pada kanvas sehingga membentuk satu komposisi
geometris. Eksperimen tempelan seperti ini lazim disebut teknik kolase atau
Daftar Pelukis Kubisme :
1. Paul Cezane
2. Pablo Picasso
3. George Braque
4. Metzinger
5. Albert Glazez
6. But Mochtar
7. Moctar Apin
8. Fajar Sidik
9. Andre Derain
Fauvisme adalah suatu aliran dalam seni lukis yang berumur cukup pendek menjelang
dimulainya era seni rupa modern. Nama fauvisme berasal dari kata sindiran “fauve” (binatang
liar) oleh Louis Vauxcelles saat mengomentari pameran Salon d’Automne dalam artikelnya
untuk suplemen Gil Blas edisi 17 Oktober 1905, halaman 2.
Kepopuleran aliran ini dimulai dari Le Havre, Paris, hingga Bordeaux. Kematangan
konsepnya dicapai pada tahun 1906. Fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam
menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis
berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan
lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.
Konsep dasar fauvisme bisa terlacak pertama kali pada 1888 dari komentar Paul
GauguinPaul Sérusier : kepada “How do you see these trees? They are yellow. So, put in yellow;
this shadow, rather blue, paint it with pure ultramarine; these red leaves? Put in vermilion.”
“Bagaimana kau menginterpretasikan pepohonan itu? Kuning, karena itu tambahkan kuning.
Lalu bayangannya terlihat agak biru, karena itu tambahkan ultramarine.
Daun yang kemerahan? Tambahkan saja vermillion.” Segala hal yang berhubungan
dengan pengamatan secara objektif dan realistis, seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis,
digantikan oleh pemahaman secara emosional dan imajinatif. Sebagai hasilnya warna dan konsep
ruang akan terasa bernuansa puitis. Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan
dengan warna di lapangan, tetapi mengikuti keinginan pribadi pelukis. Penggunaan garis dalam
fauvisme disederhanakan sehingga pemirsa lukisan bisa mendeteksi keberadaan garis yang jelas
dan kuat. Akibatnya bentuk benda mudah dikenali tanpa harus mempertimbangkan banyak
detail. Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang telah
lama terbantu oleh objektivitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadi dalam aliran
impresionisme, meskipun ilmu-ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai
sebagai dasar dalam melukis. Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada
periode 1904 hingga 1907.
Pengaruh
Pengaruh awal dari aliran ini mungkin sekali didapat dari rintisan yang dimulai oleh
karya-karya Paul Cezanne, Gustave Moreau, Paul Gauguin, maupun Vincent van Gogh.
Meskipun pelukis tersebut tidak melibatkan diri kepada gerakan fauvisme dan berbeda era
dengan dimulainya aliran ini, namun karyanya menjadi acuan bagi pelukis muda yang nantinya
akan menjadi pelukis fauvis. Meskipun hanya berumur pendek, aliran fauvisme menjadi tonggak
konsep seni rupa modern berikutnya.
Daftar Pelukis Fauvisme :
· Henri Matisse
· André Derain
· Georges Braque
· Albert Marquet
· Henri Manguin
· Charles Camoin
· Henri Evenepoel
· Jean Puy
· Maurice de Vlaminck
· Raoul Dufy
· Othon Friesz
· Georges Roua
Diatas adalah beberapa aliran seni lukis ynag pernah berkembang dan masih ada lagi
aliran yanag berkembang dari seni lukis hingga kedepannya.
Pengertian Seni Rupa
Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan,
proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya
lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu
misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2
yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi
yang memiliki panjang lebar serta ruang.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni
rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan
visual arts. ini adalah contoh karya seni rupa murni karya Ayu Wulan Sari yang berjudul "Para
Penari". seni lukis ini menggunakan media kertas gambar berukuran 30x60 cm,crayon kering,
dan crayon basah. lukisan bersifat abstrak yang menceritakan para penari tradisional dari jawa
tengah.pada bagian atas terdapat gambar-gambar seperti motif batik yang bergulung, perpaduan
warna biru gelap dan kuningnya menandakan keadaan pada waktu malam hari yang berbintang.
Top Related