GAMBARAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP MULTAZAM II RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH TEGAL TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM)
Oleh:
Tantri Permadani
NIM: 1112101000075
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2016 M
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
v
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, September 2016
Tantri Permadani, NIM: 1112101000075
GAMBARAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
DI INSTALASI RAWAT INAP MULTAZAM II RUMAH SAKIT ISLAM
PKU MUHAMMADIYAH TEGAL TAHUN 2016
xvi+113 halaman, 9 tabel, 2 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah merupakan salah satu rumah sakit
islam swasta di kabupaten Tegal. Jika dibandingkan dengan tenaga lain maka jumlah
perawat di Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal lebih banyak yaitu sekitar
47%. Jumlah perawat yang mendominasi maka perencanaan kebutuhan tenaga
keperawatan menjadi hal penting. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, formula
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah saat ini menggunakan ketentuan Standar Tenaga Keperawatan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan tahun 2002 yang dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Akan tetapi perhitungan yang dilakukan belum mempertimbangkan aspek beban
kerja perawat, sedangkan menurut ketentuan dalam melakukan perhitungan
kebutuhan perawat akan lebih efektif bila menggunakan analisis beban kerja.
Penelitian dilaksanakan di instalasi rawat inap Multazam II. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode
pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen.
Perhitungan beban kerja dengan menggunakan metode Ilyas menjadi langkah awal
sebelum dilanjutkan melakukan perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan
menggunakan metode Ilyas dan WISN. Informan dalam penelitian ini adalah kepala
ruangan, perawat pelaksana, kepala HRD rumah sakit, manajer perawat, kepala
sumber daya insani perawat.
Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja perawat maka diketahui bahwa
beban kerja perawat adalah 5.580 menit atau 88,82%. Hasil perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan dengan menggunakan metode Ilyas sebanyak 21 perawat,
sedangkan hasil tenaga keperawatan dengan menggunakan metode WISN sebanyak
26 perawat. Selisih hasil perhitungan dari kedua metode tersebut sebanyak 5 perawat.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa terjadi kekurangan tenaga
keperawatan di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
Kata Kunci: Analisis Beban Kerja, Metode Ilyas, WISN
Daftar Bacaan: 61 (1992-2016)
vi
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM HEALTH CARE MANAGEMENT DEPARTMENT Undergraduate Thesis, September 2016 Tantri Permadani, NIM: 1112101000075 THE DESCRIPTION OF NURSE STAFF CALCULATION NEEDS IN
MULTAZAM II NURSING INSTALLATION, ISLAMIC PKU
MUHAMMADIYAH HOSPITAL TEGAL 2016
xvii+113 pages, 8 tables, 2 charts, 6 attachments
ABSTRACT
Islamic PKU Muhammadiyah Hospital is one of Islamic private hospitals in the
Tegal District. When compared with other workers, the number of nurses in Islamic
PKU Muhammadiyah Hospital Tegal more at around 47%. The number of nurses
who dominate the planning needs of nursing worker be important. Formula
calculation needs of nurse staff at Islamic PKU Muhammadiyah Hospital currently
using the terms Nurse Standard issued by the Directorate of Services Nursing,
General Directorate of Medical Services Ministry of Health in 2002 were carried out
every 6 months. But the calculations do not considering the aspects workload of
nurses, while according to the terms in the calculation of the need for nurses will be
more effective when using a workload analysis.
Research conducted in Multazam II Nursing Installation. The research was
conducted using qualitative methods by data collection such as in-depth interviews,
observation and document study. The calculation of the workload by using Ilyas
Method be the first step before calculating the needs of nurse worker using the Ilyas
method and WISN method. The informants in this study is the head of installation,
the nurses, the head of HRD hospital, the nurse manager, and also nurse's head of
human resources.
Based on the results for the workload of nurses calculation, it is known that the
workload of nurses is 5580 minutes or 88.82 percent. The result of the needs nursing
staff calculation by using Ilyas methods as many as 21 nurses, while the result of
nursing staff using WISN as many as 26 nurses. The difference in the results of both
methods is as much as five nurses. From the results of these calculations, can be
concluded that there is a lack of nursing staff in Multazam II Nursing Installation,
Islamic Pku Muhammadiyah Hospital Tegal 2016.
Keywords: Workload Analysis, Ilyas Methods, WISN Reading List: 61 (1992-2016)
vii
RIWAYAT PENULIS
Nama :Tantri Permadani
NIM : 1112101000075
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 27 Juni 1994
Alamat : Jalan Raya Selatan Bogares Kidul,
RT:10/RW:002 Nomor 24, Kelurahan Bogares Kidul,
Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Provinsi
Jawa Tengah, Indonesia
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Telepon : 085741798227
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2012 – sekarang Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan,
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta
2009-2012 SMA N 1 Slawi
Tegal, Jawa Tengah
2006-2009 SMP N 1 Pangkah
Tegal, Jawa Tengah
2000-2006 SD N Bogares Kidul 02
Tegal, Jawa Tengah
1999-2000 TK Aisyiyah Bustanul Atfal Muhammadiyah
Tegal, Jawa Tengah
Pengalaman Organisasi dan Pencapaian
2015-sekarang Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia
PAMI Jakarta Raya
viii
2015 Penerima Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Kabupaten
Tegal
2015 Lolos Seleksi Abstract Oral Presentation Public
Health Conference di Thailand
2015 Narasumber Seminar Kesehatan Masyarakat
Mengurangi Risiko Angka Kematian pada Persalinan
di Desa Galuga
2014-2015 Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat
2014-2015 Sekretaris PAMI Jakarta Raya
2014 Pembicara Pelatihan Kesekretariatan PAMI Jakarta
Raya
2013 Research Training Enumerator RISKESDAS
2012-2014 Anggota Departemen Pengembangan Ekonomi BEM
Kesehatan Masyarakat
Pengalaman Kerja
2014 Tim Pemantau Pemilu Presiden Wilayah Tanah
Abang, Jakarta Pusat
Desember 2014
s.d
Januari 2015
Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas Serpong
I
Februari 2016
s.d
Maret 2016
Magang di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal
ix
PERSEMBAHAN
(Fatir : 2)
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia
berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat
menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah
maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya
sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana
Bismillah...
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Mama, wanita terhebat yang pernah saya temui dengan semangat yang luar
biasa. Alhamdulillah saya menjadi anakmu, terima kasih untuk do’a dan
semangatnya yang selalu mama utarakan “Jangan takut, jangan pernah ragu
mba..Mama selalu doain dari sini!”. You are my everything ma..
Bapak, lelaki yang sangat saya cintai. Terima kasih motivasinya pa, terima
kasih untuk memberi saya kesempatan untuk mewujudkan keinginan bapak
“Bapak mau anak bapak bisa sekolah sampai sarjana, jangan kaya mama
dan bapak”. Terima kasih pa perjuangannya buat nyekolahin mba..You are
the best daddy in the world for me.
Dek Arya, you are the naughtiest one who I ever knew. Maaf keinginanmu
seringkali dinomor duakan karena mba ya dek.. Be better my brother
Keluarga besar di Tegal dan Boyolali, Hendri Sulistiawan, S. Si dan semua
orang yang telah mendoakan saya dalam sholatnya tanpa saya ketahui.
Terima kasih, semoga apapun doa kebaikan dari kalian untuk saya, akan
berlaku juga untuk kalian. Aminnn ya Rabb...
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji, syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “GAMBARAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP
MULTAZAM II RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH TEGAL
TAHUN 2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) pada jurusan kesehatan masyarakat fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Achmad Sochibul Birri, MSI selaku direktur RSI PKU
Muhammadiyah Tegal.
4. Riastuti Kusumawardani, SKM, MKM sebagai pembimbing I dan ibu
Catur Rosidati, MKM sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan meluangkan waktu sehingga proposal skripsi ini
dapat disusun dengan baik.
5. dr. Yuli Prapancha Satar, MARS, Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph. D, Susanti
Tungka, MARS sebagai penguji proposal skripsi yang telah memberi saran
dan kritik yang sangat membangun bagi penulis.
6. Pak Lukman, pak Solikhin, mba Lastri, mba Oktin, mba Dhisty, mba Nur,
mas Arif, mba Arum, mba Oca, mba Kiki, mba Ika, mba Epi, mba Windi,
mba Lutfi, mba Ila, mba Hilda, mas Fajar, mas Imam, mas Teguh, Mba
Ajeng, mba Nung selaku perawat di instalasi ruang rawat inap Multazam II
RSI Pku Muhammadiyah Tegal yang telah membantu penulis mengetahui
berbagai hal tentang perawat sehingga tahap studi pendahuluan dapat
berjalan dengan baik.
7. Seluruh dosen program studi kesehatan masyarkat yang telah mengajarkan
banyak hal kepada penulis.
8. Sis Ima yang telah sabar membantu penulis menyelesaikan urusan
administrasi.
9. Aay, Sekar, Eka, Lifa, Najma, Aqil, Dinda, Ridho, Aini, Gilang, Upi,
Nabila, Warda, Pitak, Elsya, Rifqi, Ana, Anis, Ojan, Narita, Icus, FM,
Septi, Epoy, Mutia, Jule, Esma, Anda, Mita, Iis, Dharma, Anya, Ofin, Upil,
Megas, Bocil, Ines, Piul, Maul, Rina, Balon, Ica, Rati, Saras, Aryo, Mba
xi
Ukhty, Sani, Mira, Nindiya, Agung, Riska, Zasmi, Ernes selaku rekan-
rekan HMPS Kesehatan Masyarakat 2015 yang telah memberikan banyak
pelajaran dan pengalaman yang luar biasa kepada penulis.
10. Luqman, Rico, Tyo, Saeful, Santo, Mba Nuril, Balon, Mery, Toy, Mba
Ratna, Mba Aida, Mba Laily, Mba Jupe, Mba Zia, Teh Rika, Mba Hesti,
Halida, Vira, Mita, Erika, Pitak, Harahap, Ca Nai, Mba Fitri, Umi selaku
rekan-rekan MPK 2012 yang telah mengajarkan bahwa dengan kerja keras
dan kerjasama yang baik maka segala sesuatunya dapat diwujudkan.
11. Mba Hanif, Mba Ukhty, Anis, Ida, Vini, Ria, Oca, Septi, Irfan, Firman
selaku teman-teman kosan hijau yang selalu memberi semangat kepada
penulis.
12. Dias, Filah, Anis, Syifa, Dharma, Kannia selaku rekan-rekan PSDM PAMI
Jakarta Raya tahun 2015 yang telah memberi semangat dan dukungan
kepada penulis.
13. Rekan-rekan veteran OSK SMANSAWI, kelompok persahabatan soulmate
dan ideal, kelompok persahabatan Baperfly, BEM Kesehatan Masyarakat
tahun 2013 s.d 2014, PAMI Jakarta Raya tahun 2014, PAMI Jakarta Raya
tahun 2015, kelompok persahabatan Dugong, kelompok persahabatan LDR,
Kesmas Euro 2012, Ikatan Mahasiswa Tegal wilayah Ciputat, satpam
FKIK, OB FKIK yang telah memberikan banyak pelajaran kepada penulis.
14. Berbagai pihak yang belum dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan
berbagai keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan proposal skripsi ini. Atas perhatian dan
dukungannya, penulis menyampaikan terima kasih.
Jakarta, September 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................ Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PERNYATAAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ................................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
RIWAYAT PENULIS ............................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xv
DAFTAR ISTILAH .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 8
C. Pertanyaan Penelitian.......................................................................................... 9
D. Tujuan ............................................................................................................... 10
1. Tujuan Umum ................................................................................................ 10
2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 10
E. Manfaat ............................................................................................................. 10
1. Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal ........................................... 10
2. Peneliti ............................................................................................................ 11
F. Ruang Lingkup ................................................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 12
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia ................................................................ 12
1. Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia ................................................ 12
2. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia ................................................ 13
B. Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan ........................... 14
1. Definisi Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan ........... 14
2. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan................................. 15
3. Jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan ......................................................... 15
4. Langkah Perencanaan SDM Kesehatan di Rumah Sakit ............................... 16
C. Tenaga Keperawatan ........................................................................................ 19
1. Definisi Tenaga Keperawatan ........................................................................ 19
2. Peran Tenaga Perawat .................................................................................... 20
3. Fungsi Tenaga Perawat .................................................................................. 21
4. Perencanaan Tenaga Perawat ......................................................................... 22
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat ....................................................... 23
D. Manajemen Keperawatan ................................................................................. 30
1. Definisi Manajemen Keperawatan ................................................................. 30
xiii
2. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan ........................................................ 31
E. Beban Kerja ...................................................................................................... 32
1. Definisi Beban Kerja ...................................................................................... 32
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ......................................... 33
3. Dampak Beban Kerja ..................................................................................... 34
4. Kategori Jenis Kegiatan ................................................................................. 34
5. Teknik Analisis Beban Kerja ......................................................................... 36
F. Rumah Sakit...................................................................................................... 40
1. Definisi Rumah Sakit ..................................................................................... 40
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit ...................................................................... 41
3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit ................................................................. 42
4. Pelayanan Rawat Inap .................................................................................... 43
G. Kerangka Teori ................................................................................................. 45
BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ........................................ 51
A. Kerangka Pikir .................................................................................................. 51
B. Definisi Istilah .................................................................................................. 54
BAB IV METODOLOGI ........................................................................................... 63
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 63
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 63
C. Informan Penelitian .......................................................................................... 63
D. Sumber Data Penelitian .................................................................................... 64
E. Metode Pengumpulan Data............................................................................... 64
F. Manajemen dan Analisis data ........................................................................... 66
G. Keabsahan Data ................................................................................................ 70
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 71
A. Gambaran Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016........... 71
B. Analisis Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Multazam
II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016......................... 72
C. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 dengan
metode WISN ................................................................................................... 79
D. Perbandingan Hasil Metode Perhitungan Kebutuhan tenaga Keperawatan di
Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah
Tegal tahun 2016 .............................................................................................. 90
BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 92
A. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 92
B. Kelebihan Penelitian ......................................................................................... 92
B. Analisis Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Multazam
II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016......................... 93
C. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 dengan
metode Ilyas ...................................................................................................... 95
xiv
D. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 dengan
metode WISN ................................................................................................... 97
E. Perbandingan Hasil Metode Perhitungan Kebutuhan tenaga Keperawatan di
Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah
Tegal tahun 2016 ............................................................................................ 102
BAB VII PENUTUP ................................................................................................ 104
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 104
B. Saran ............................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 106
LAMPIRAN ............................................................................................................. 111
xv
DAFTAR TABEL Tabel 4. 1 Validitas Data ............................................................................................ 70
Tabel 5. 1Kegiatan Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah
Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun
2016...................................................................................................... 74
Tabel 5. 2Distribusi Jumlah Hari Cuti Tenaga Keperawatan di Instasi Rawat Inap
Multazam II RSI PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016 ....................... 81
Tabel 5. 3Waktu Kerja Tenaga Keperawatn di Instalasi Rawat Inap Multazam II RSI
PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016 ................................................... 84
Tabel 5. 4Unit Kerja dan Kategori SDM Tenaga Keperawatn di Instalasi Rawat Inap
Multazam II RSI PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016 ....................... 85
Tabel 5. 5Perhitungan Standar Beban Kerja .............................................................. 86
Tabel 5. 6Perhitungan Waktu kelonggaran Perawat .................................................. 88
Tabel 5. 7Perhitungan Kuantitas Kegiatan Pokok ..................................................... 88
Tabel 5. 8Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan ........................................... 89
DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Skema Proses Perencanaan SDM ........................................................... 16
Bagan 2. 2 Kerangka Teori ........................................................................................ 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Lampiran 2 : Matrix Beban Kerja
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Kapasitas Tempat Tidur
Lampiran 6 : Jumlah Pasien Masuk Rawat Inap Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Kabupaten Tegal Tahun2016
xvi
DAFTAR ISTILAH
WISN : Workload Indicators of Stafing Need
RSI : Rumah Sakit Islam
HRD : Human Resources Development
SDM :Sumber Daya Manusia
SK :Standar Kelonggaran
KKP :Kuantitas Kegiatan Pokok
SBK :Standar Beban Kerja
KS : Kebutuhan SDM
ILO :International Labour Organization
PKU :Pusat Kesehatan Umum
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan paripurna, sasaran pelayanan
kesehatan rumah sakit bukan hanya pasien, tetapi juga berkembang untuk
keluarga pasien dan masyarakat umum (Herlambang, 2016). Rumah sakit dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas jika didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas. Sumber daya manusia rumah sakit merupakan sumber daya
manusia yang padat karya dan berkualitas tinggi serta aset utama yang
memberikan tenaga potensi, kreativitas dan usaha terhadap kemajuan rumah sakit
(Suharyono & Adisasmito, 2006; Hariyono, 2009). Dibutuhkan tenaga kesehatan
yang berkualitas untuk menjalankan fungsi pelayanan di rumah sakit (Kwiecień,
2012). Rumah sakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat (Angelina, 2015).
Instalasi rawat inap merupakan bagian pelayanan yang cukup dominan di
rumah sakit, karena pelayanan di rawat inap merupakan pelayanan yang sangat
kompleks dan memberikan kontribusi yang besar bagi kesembuhan pasien di
rawat inap (Hariyono, 2009). Pelayanan di ruang rawat inap melibatkan dokter,
perawat dan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Jika keberadaan pasien
di ruang rawat inap cukup lama, akan membuat pasien mengeluh pada
penyakitnya kepada perawat, hal ini dapat membuat perawat mengalami kelelahan
(Lumintang, 2015).
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang selalu kontak pertama kali
dengan pasien harus selalu cepat, tepat, cermat untuk mencegah kematian dan
2
kecacatan (Kasmarani, 2012). Perawat merupakan sumber daya manusia
terbanyak yang berinteraksi secara langsung dengan pasien sehingga kualitas
pelayanan yang dilakukan oleh perawat menjadi ujung tombak penentu baik
buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit (Gatot, 2005). Jumlah perawat di
rumah sakit mencapai 40 % hingga 60%, perawat mengerjakan hampir 90%
layanan kesehatan rumah sakit melalui asuhan keperawatan dan perawat sangat
berpengaruh pada hasil akhir pasien (Lusiati & Supriyanto, 2013).
Perencanaan sumber daya manusia merupakan suatu proses yang memiliki
hubungan vital antara perencanaan strategik dan perencanaan sumber daya
manusia. Perencanaan sumber daya manusia akan menghimpun dan
menggunakan informasi untuk menunjang keputusan investasi sumber daya dalam
berbagai aktivitas sumber daya manusia. Informasi yang akan dihimpun meliputi
tujuan di masa depan, trend, dan kesenjangan antara hasil aktual dan apa yang
akan dianggarkan (Simamora, 2004). Perencanaan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi tidaklah bersifat statis, karena arus perkembangan ilmu,
pengetahuan, teknologi, kebutuhan, lingkungan hidup selalu berubah-ubah, maka
perencanaan sumber daya manusia harus mengakomodasi setiap gerak perubahan
tersebut. Oleh sebab itu, perencanaan SDM harus mengikuti perkembangan dan
tuntutan perusahaan atau organisasi yang selalu berubah (Sutrisno, 2009).
Perencanaan tenaga keperawatan menjadi tolak ukur dari kegiatan
pelaksanaan suatu kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan organisasi. Di rumah
sakit, perencanaan tenaga keperawatan menjadi masalah besar. Jumlah tenaga
perawat perlu ditata dan dikelola dalam melaksanakan kegiatan melalui proses
perencanaan yang terencana dan sistematis untuk mendapatkan pelayanan yang
3
optimal (Arwani & Supriyatno, 2006). Organisasi dan manajer keperawatan harus
mengatasi tantangan kepegawaian dan mengembangkan strategi yang akan
menjamin ketepatan jumlah perawat (Beduz, 2009). Jika perencanaan tenaga
perawat tidak dilakukan dengan tepat maka dapat menyebabkan kekurangan
tenaga perawat. Kekurangan tenaga perawat dapat mempengaruhi beban kerja
perawat yang akhirnya dapat mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan kepada
pasien (Hellerawa & Adambarage, 2015). Dalam melakukan perencanaan SDM
rumah sakit seharusnya berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan
yang akan dihadapi di masa yang akan datang (Arwani & Supriyatno, 2006;
Ilyas, 2013).
Beban kerja keperawatan merupakan faktor penting yang menentukan hasil
dari pasien yang dirawat. Penelitian di Jerman menunjukan bahwa meningkatnya
beban kerja perawat telah meningkatkan kesalahan dan komplikasi pada pasien
pasca operasi (Didenko, 2015). Beban kerja hal yang penting untuk diketahui
sebagai dasar untuk mengetahui kapasitas kerja perawat agar terdapat
keseimbangan antara tenaga perawat dan beban kerja (Tamaka & dkk, 2015).
Beban kerja dipengaruhi oleh banyak faktor (Bahadori, 2014), faktor yang cukup
dominan dalam mempengaruhi beban kerja perawat adalah faktor bio-psiko-sosial
(Kwiecień, 2012). Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan oleh Manuho,
terdapat hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan (Manuho & dkk, 2015). Peningkatan jumlah pasien,
banyaknya tugas-tugas yang harus dilakukan dalam shift tertentu juga dapat
mempengaruhi beban kerja perawat (Duffield & dkk, 2009; Quin, 2013;
Angelina, 2015). Salah satu dampak beban kerja yang berlebihan adalah stres
4
kerja, penelitian yang dilakukan oleh Prihatini, Haryanti dan Pitaloka bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja yang
dialami oleh perawat (Prihatini, 2007; Pitaloka & dkk, 2010; Haryanti, Aini, &
Purwaningsih, 2013).
Hasil penelitian retrospektif di Firlandia menyatakan bahwa analisis beban
kerja lebih dipengaruhi oleh intensitas keperawatan daripada faktor yang tidak
berhubungan langsung dengan pasien (Rauhala & Fagerström, 2007). Dibutuhkan
sebuah sistem pengukuran beban kerja yang dapat menangkap aspek dari
keperawatan (Brady, 2007). Pengukuran beban kerja perawat penting bagi
perawat, keselamatan pasien dan efisiensi dalam penggunaan keuangan (Keldo &
Toome, 2015). Membutuhkan alat ukur beban kerja yang objektif untuk
mengetahui apakah perawat telah bekerja secara maksimal atau perawat tersebut
tidak produktif. Di Australia kegagalan penentuan metode perhitungan beban
kerja manghalangi perawat dalam mengetahui beban kerja perawat (Duffield &
dkk, 2006).
Analisis beban kerja dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya adalah work sampling, time and motion study, daily log dan
metode perhitungan beban kerja yang diterapkan oleh Ilyas. Metode work
sampling dan metode time and motion study menggunakan sistem observasi,
metode daily log menggunakan sistem pencatatan kegiatan oleh subjek penelitian,
sedangkan metode Ilyas menggunakan metode wawancara yang dilakukan oleh
pihak manager (Ilyas, 2013). Terdapat beberapa penelitian yang bertujuan
menganalisis beban kerja, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ria
pada tahun 2012 menggunakan metode work sampling dilakukan selama 7 hari
5
dan membutuhkan tim untuk melakukan observasi (Ria, 2012). Hal tersebut
sepadan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihadini pada tahun 2012,
penelitian tersebut dilakukan selama 9 hari dan terdapat beberapa data yang tidak
digunakan karena memiliki bias yang tinggi (Prihadini, 2012). Sementara metode
perhitungan beban kerja daily log jarang digunakan sebab memiliki tingkat
kebiasan yang tinggi, sedangkan metode time and motion study jika diterapkan
akan membutuhakan biaya yang cukup banyak (Ilyas, 2013).
Beban kerja yang ditanggung tenaga perawat lebih tinggi rumah sakit
dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain (Sade, 2013). Terdapat
beberapa penelitian mengenai pengadaan kebutuhan tenaga perawat dengan
berbagai formula perhitungan. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Sade (2013), melakukan analisis perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan
menggunakan formula Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada
instalasi rawat inap RSUD Mamuju Utara. Penelitian yang dilakukan oleh Devi
(2011) mengenai analisis kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap
Karimun tahun 2010 dengan membandingkan dua formulasi perhitungan
kebutuhan perawat yaitu formulasi Gillies dan Depkes. Hasil penelitian yang
dilakukan adalah perawat yang dibutuhkan sebanyak 35 tenaga perawat. Peneliti
menghitung rata-rata penggabungan nilai menurut formula Gillies dan Depkes, hal
tersebut disebabkan karena formula Gillies fokus kepada keperawatan langsung
yang berorientasi pada pasien sedangkan formulasi perhitungan Depkes
mengalokasikan 25% untuk kegiatan administrasi, kebersihan ruangan dan
peralatan (Devi, 2011). Ernawati pada tahun 2011 melakakukan perhitungan
kebutuhan perawat dengan menggunakan metode WISN, sebelum melakukan
6
perhitungan kebutuhan Ernawati melakukan perhitungan beban kerja dengan work
sampling (Ernawati, 2011).
Menurut Ilyas (2013) metode perhitungan kebutuhan perawat dengan
menggunakan metode Gillies kurang sesuai diterapkan di Indonesia sebab metode
Gillies beranggapan bahwa seluruh perawat di Amerika Serikat bekerja dengan
produktivitas optimal dan jumlah hari libur di Amerika lebih kecil daripada di
Indonesia. Sedangkan metode PPNI mengasumsikan bahwa beban kerja perawat
sebesar 75% sehingga jumlah perhitungan tenaga perawat dengan metode PPNI
akan lebih besar dibandingkan dengan metode lain (Ilyas, 2013). Kedua metode
perhitungan tenaga perawat dengan metode Gillies dan PPNI telah digunakan di
rumah sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal sehingga peneliti memilih metode
lain yaitu metode Ilyas dan metode WISN. Metode Ilyas dan metode WISN
menggunakan variabel beban kerja dalam perhitungan kebutuhan tenaga perawat.
Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal merupakan satu-satunya
rumah sakit Islam di kabupaten Tegal memiliki tempat yang strategis yaitu yang
terletak di tengah area pemukiman warga dan sekolah-sekolah. Menurut Sistem
Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal tahun 2015, mayoritas
penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2012 beragama Islam yaitu sebanyak
1.579.393 orang (99,47%) (Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten
Tegal, 2015). Hal tersebut akan mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan
oleh masyarakat kabupaten Tegal, megingat di rumah sakit Islam PKU
Muhammadiyah mempunyai fasilitas rohani yang dapat menunjang kesembuhan
pasien rawat inap.
7
Letak strategis rumah sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal menjadikan
rumah sakit Islam mudah diakses oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan
dengan data sekunder 2015 yang menunjukan bahwa jumlah pasien pada tahun
2015 telah mencapai 12.083 kunjungan pasien dan terjadi peningkatan dari bulan
Oktober hingga Desember tahun 2015. Jumlah kunjungan terbanyak terdapat pada
ruang rawat inap Multazam II yaitu mencapai 2.191 kunjungan pasien. Oleh
karena itu, peneliti memilih ruang Multazam II yang terdiri dari ruang utama dan
kelas I menjadi objek penelitian.. Namun, peningkatan jumlah pasien yang terjadi
di setiap bulannya tidak dibarengi dengan peningkatan berupa kualitas maupun
kuantitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. perbandingan jumlah
perawat dengan tempat tidur di instalasi ruang rawat inap Multazam II adalah 1:7,
jika menurut teori ideal perbandingan perawat dengan tempat tidur adalah 1:4
(Arwani & Supriyatno, 2006).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, formula
perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang saat ini digunakan di instalasi ruang
rawat inap Multazam II menggunakan formula perhitungan yang sesuai dengan
ketentuan Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan tahun 2002 yang dilakukan setiap 6 bulan sekali. Akan
tetapi perhitungan yang dilakukan belum mempertimbangkan aspek beban kerja
perawat, sedangkan menurut Ilyas (2013) dalam melakukan perhitungan
kebutuhan perawat akan lebih efektif bila menggunakan analisis beban kerja
(Ilyas, 2013).
8
Perhitungan beban kerja di instalasi ruang rawat inap Multazam II yang
dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa beban kerja perawat di instalasi rawat
inap mencapai 84%. Menurut Ilyas dan International Labour Organization
menyatakan bahwa waktu kerja yang produktif sekitar 80% dan jika pekerja sudah
bekerja diatas waktu produktifnya, maka perlu dipertimbangkan dan
memperlihatkan bahwa unit tersebut membutuhakan tenaga baru (Purwanto,
2011). Berdasarkan teori, jika beban kerja mencapai 84% maka perlu diadakan
penambahan tenaga tenaga perawat di ruang rawat inap Multazam II.
Berdasarkan studi literatur dan kondisi lapangan, maka peneliti akan
melakukan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di instalasi rawat inap di
Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal dengan menggunakan beberapa
metode untuk mengetahui perbandingan hasil metode perhitungan tenaga perawat.
Peneliti akan melakukan penelitian mengenai perhitungan kebutuhan tenaga
perawat dengan menggunakan metode Ilyas dan WISN di instalasi rawat inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Tegal.
B. Rumusan Masalah
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang mendominasi rumah sakit jika
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain di rumah sakit. Jumlah perawat di
rumah sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal sebanyak 47 %. Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, formula perhitungan yang saat
ini digunakan di instalasi ruang rawat inap Multazam II menggunakan formula
perhitungan yang sesuai dengan ketentuan Standar Tenaga Keperawatan di
Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat
9
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2002 yang dilakukan
sebanyak 2 kali dalam 1 tahun. Akan tetapi perhitungan yang dilakukan belum
mempertimbangkan aspek beban kerja perawat, sedangkan menurut ketentuan
dalam melakukan perhitungan kebutuhan perawat akan lebih efektif bila
menggunakan analisis beban kerja. Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja
pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukan bahwa
beban kerja perawat di instalasi rawat inap mencapai 84%. Berdasarkan ketentuan
jika beban kerja perawat mencapai 84%, perlu diadakan penambahan tenaga.
Untuk mengetahui perbedaan hasil formula perhitungan kebutuhan perawat yang
sesuai dengan kondisi rumah sakit tersebut maka peneliti melakukan perhitungan
dengan metode Ilyas dan WISN.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan hasil studi literatur dan studi pendahuluan serta gambaran
pelayanan yang diberikan perawat, maka peneliti membuat pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana beban kerja perawat dengan menggunakan metode Ilyas di
instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal tahun 2016?
2. Bagaimana analisa kebutuhan tenaga perawat menurut formula Ilyas dan
formula WISN di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU
Muhammadiyah Tegal tahun 2016?
3. Bagaimana perbandingan hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat di
instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal tahun 2016 antara formula Ilyas dan WISN?
10
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbandingan hasil perhitungan kebutuhan tenaga
perawat di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui beban kerja perawat dengan menggunakan metode Ilyas di
instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal tahun 2016.
b. Mengetahui analisa kebutuhan tenaga perawat menurut formula Ilyas dan
formula WISN di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam
PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
c. Mengetahui perbandingan hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat di
instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal tahun 2016 antara formula Ilyas dan WISN
E. Manfaat
1. Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal
Manfaat yang dapat diperoleh bagi Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal terutama bagi Bidang Perawat adalah hasil penelitian ini dapat
dijadikan suatu bahan pertimbangan dalam membuat keputusan terkait
metode kebutuhan tenaga perawat dan pelayanan keperawatan.
11
2. Peneliti
Peneliti dapat belajar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pendidikan
tentang analisis kebutuhan tenaga.
F. Ruang Lingkup
Penelitian yang berjudul “Gambaran Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Keperawatan dengan Menggunakan Metode Ilyas dan WISN di Instalasi Rawat
Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal Tahun 2016”
dilakukan oleh mahasiswi peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2016 di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah
Tegal. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif.
Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan metode Ilyas dan
WISN. Sebelum melakukan perhitungan kebutuhan tenaga, perawat melakukan
perhitungan beban kerja dengan metode Ilyas.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia
1. Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus
dilaksanakan dalam organisasi, guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang
tepat untuk menduduki berbgai posisi, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada
waktu yang tepat. Rangkaian fungsi tersebut dalam rangka mencapai tujuan
dan berbagai sasaran yang telah dan akan ditetapkan (Sutrisno, 2003).
Perencanaan sumber daya manusia dapat diartikan suatu proses menentukan
kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan, pengembangan,
pengimplementasian, dan pengontrolan kebutuhan tersebut yang berintegrasi
dengan rencana organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai
secara tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara, 2013).
Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan
pada organisasi di waktu yang akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut
(Handoko, 2011). Perencanaan sumber daya manusia memastikan bahwa
organisasi mengetahui dan mendapat orang yang dibutuhkannya untuk
menjalankan kegiatan usaha sekarang dan mendatang (Michael Amstrong
dalam Suhendra & Hayati, 2006).
13
2. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia memberikan manfaat langsung
maupun tidak langsung bagi organisasi (Simamora, 2014):
a. Penggalakan perilaku proaktif ketimbang reaktif
Menjadi proaktif berarti melihat ke depan dan mengembangkan visi dimana
perusahaan ingin berdiri serta bagaimana perusahaan dapat mendayakan
sumber daya manusianya supaya dapat sampai ke sana.
b. Komunikasi eksplisit tujuan perusahaan
Perencanaan sumber daya manusia dapat membantu perusahaan membuat
sasaran strategik terfokus pada pemanfaatan tenaga berbakat dan
keterampilan khusus.
c. Stimulasi pemikiran kritis dan memberikan asumsi yang berkesinambungan
Para manajer acap kali tergantung pada pandangan dan pengalaman pribadi
mereka ketika memecahkan masalah dan mengambil keputusan bisnis.
d. Identifikasi kesenjangan situasi sekarang dan visi masa depan
Perencanaan sumber daya manusia dapat mengidentifikasi perbedaan antara
“dimana posisi kita saat ini” dan “di mana kita seharusnya”.
e. Penggalakan partisipasi manajer lini
Perencanaan sumber daya manusia akan bernilai kecil, kecuali jika manajer
lini dilibatkan dalam proses perencanaan, Agar strategi sumber daya
manusia efektif, manajer lini disemua jenjang sudah sepatutnya terlibat
dalam proses perencanaan.
f. Identifikasi kendala dan peluang sumber daya manusia
14
Sumber daya manusia memainkan peran yang penting dalam keberhasilan
atau kegagalan akhir dari setiap rencana bisnis strategik.
g. Pembentukan ikatan bersama
Rencana sumber daya manusia yang disusun dengan baik yang melibatkan
semua lapisan organissi dapat membantu perusahaan menciptakan rasa
memiliki nilai-nilai dan ekspektasi bersama.
B. Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan
1. Definisi Perencanaan Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset yang sangat penting
dalam suatu pelayanan kesehatan. Kebijakan, perencanaan dan manajemen
yang efektif akan mampu mengelola sumber daya manusia kesehatan yang ada
(Bourgeault, 2015). Perencanaan sumber daya manusia kesehatan memiliki
peran yang sangat penting dalam mengembangkan sistem kesehatan yang
berkelanjutan dan merupakan investasi terbaik (Manitoba, 2006). Manajemen
sumber daya manusia yang efektif maka akan berdampak pada pelayanan yang
efektif dan kepuasan pasien. Manajemen sumber daya manusia memiliki
dampak yang kuat pada kualitas kesehatan, memiliki peranan penting dalam
mencapai tujuan organisasi, menekankan pada pengembangan kinerja rumah
sakit dan perawat melalui pelatihan secara berkala. Oleh karena itu praktik
manajemen sumber daya manusia sangat penting dalam sektor kesehatan dan
rumah sakit (Elarabi, Mohamed, & Johari, 2014).
Sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat diperlukan
untuk menghadapi persaingan dan menciptakan rumah sakit yang mempunyai
jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas yang merupakan indikator untuk
15
meningkatkan citra rumah sakit dan profitabilitasnya (Hafizzurachman, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kabene tahun 2006
hubungan antara pengelolaan sumber daya manusia dengan pelayanan
kesehatan sangat kompleks. Pengelolaan sumber daya manusia memiliki
peranan yang sangat penting dalam sektor kesehatan (Kabene, 2006).
Perencanaan SDM Rumah Sakit seharusnya berdasarkan fungsi dan beban
kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa yang akan datang
(Ilyas, 2013).
2. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tujuan perencanaan sumber daya manusia kesehatan adalah untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dengan pengetahuan yang tepat,
keterampilan, sikap dan kualifikasi yang tepat serta melakukan tugas yang
tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk mencapai hak yang
sesuai dengan saaran kesehatan. Perencanaan sumber daya manusia kesehatan
yang efektif akan meningkatkan dampak kesehatan, meningkatkan pelayanan
kesehatan dan sistem kesehatan berfungsi lebih baik, pemanfaatan sumber
keuangan dan operasional dapat berfungsi lebih baik, meningkatkan retensi dan
rekrutmen (International Centre for Human Resources in Nursing, 2008).
3. Jenis Sumber Daya Manusia Kesehatan
Jenis sumber daya manusia kesehatan yang optimal dari pelayanan
kesehatan modern diantaranya adalah (Ritta, 1993):
a. Pekerja klinis, seperti dokter dan perawat,
b. Staf teknis untuk layanan diagnostik, seperti laboratorium dan radiografi,
staf farmasi,
16
c. Petugas kesehatan lingkungan, seperti pengawas kesehatan,
d. Pencegahan dan staf promotif, seperti banyaj pekerja kesehatan
masyarakat, staf administrasi.
4. Langkah Perencanaan SDM Kesehatan di Rumah Sakit
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan
perencanaan SDM kesehatan, yaitu: Analisis tenaga rumah sakit yang ada pada
saat ini dan bagaimana kecukupan tenaga di masa mendatang, analisis
persediaan tenaga Rumah Sakit, analisis kebutuhan tenaga di Rumah Sakit di
masa yang mendatang, analisis kesenjangan tenaga yang ada saat ini
dibandingkan dengan kebutuhan tenaga Rumah Sakit di masa yang akan
datang, yang terakhir adalah dokumen kebutuhan tenaga Rumah Sakit dalam
arti jumlah, jenis, dan kompetensi yang dibutuhkn pada periode waktu tertentu.
Berikut proses perencanaan SDM (Ilyas, 2013):
Bagan 2. 1
Skema Proses Perencanaan SDM
(Ilyas, 2013)
ANALISIS
SITUASI
TENAGA
DOKUMEN
RENCANA TENAGA
ANALISIS
KEBUTUHAN
TENAGA
ANALISIS
PERSEDIAAN
TENAGA
ANALISIS
KESENJANGAN
17
a. Analisis Situasi
Dalam melakukan analisis situasi, terdapat sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab oleh para perencana rumah sakit diantaranya adalah:
- Apakah tenaga yang ada saat ini sudah cukup? Untuk itu perlu dilakukan
analisis jumlah dan jenis tenag yang ada pada setiap unit kerja rumah
sakit. Perlu dilakukan observasi apakah tenaga yang ada saat ini
memenuhi kompetensi yang dibutuhkan oleh rumah sakit? Pada tahap ini
perlu dilakukan pengamatan beban kerja dan jumlah tenaga yang ada.
- Perencanaan harus dapat menjawab apakah tenaga yang ada saat ini
dapat memenuhi kebutuhan selama 3-5 tahun mendatang? Artinya,
perencanaan harus mampu memprediksi perubahan tuntutan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan dimasa depan. Kemampuan untuk
memprediksi kecenderungan permintaan pelayanan dan kemampuan
untuk menyelaraskan dengan kebutuhan tenaga di masa depan menjadi
kompetensi para perencana SDM kesehatan.
- Adanya perubahan permintaan pelayanan dimasa depan dapat terjadinya
kesenjangan keahlian tenaga untuk memenuhi permintaan pelayanan
kesehatan. Perencana tenaga kesehatan juga harus merencankan
pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan dan
menyesuaikan kompetensi yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Perlu juga
direncanakan mutasi dan rotasi SDM untuk menyesuaikan beban dan
tuntutan pelayanan di masa depan. Untuk meningkatkan mutu layanan
kesehatan maka harus menyediakan tenaga profesional sesuai jenis dan
jumlah yang cukup.
18
- Analisis jenis, jumlah dan distribusi tenaga yang ada pada saat ini.
Dilakukan analisis beban kerja dan pola beban kerja tenaga yang ada.
Pada institusi rumah sakit pola beban kerja akan berbeda, hal tersebut
dipengaruhi oleh pola kunjungan pasien.
- Melakukan inventarisasi keahlian personel yang ada sebagai informasi
manajemen untuk mengetahui jumlah personel profesional dan non-
profesional rumah sakit. Apakah personel yang sudah ditempatkan pada
unit yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan mereka?
b. Analisis Persediaan Tenaga
Langkah kedua perencanaan tenaga rumah sakit adalah melakukan
analisis tenaga saat ini yang ada dan kemungkinan-kemungkinan perubahan
tenaga karena keluar masuknya personel di rumah sakit. Terdapat beberapa
komponen yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis persediaan
tenaga rumah sakit:
a. Jumlah dan tenaga yang ada.
Melakukan pendataan tenaga kesehatan dan non-kesehatan yang ada
baik jumlah dan jenis tenaga yang saat ini sedang bekerja di rumah
sakit. Selanjutnya membuat peta sebaran tenaga sesuai dengan jenis,
jumlah, kualifikasi dan dimana tempat bekerja. Kualifikasi tenaga
penting diketahui untuk membandingkan proporsi tenaga profesional
dengan tenaga non-profesional.
b. Jumlah personel yang keluar karena meninggal, pensiun pindah dan
tugas belajar. Dari data retrospektif dapat diketahui kcenderungan
jumlah tenaga yang pindah atau keluar dari organisasi dengan
19
berbagai alasan. Dari data prospektif dapat diperkirakan jumlah dan
jenis tenaga yang akan pensiun dan akan melanjutkan pendidikan.
c. Jumlah personel yang masuk karena pindah dari tempat lain dan aktif
kembali.
Dari data retrospektif dapat diperkirakan jumlah rata-rata tenaga yang
masuk ke organisasi kita karena pindah (mutasi) dari organisasi lain.
c. Analisis Kebutuhan Tenaga
Langkah ketiga dalan perencanaan SDM rumah sakit adalah melakukan
analisis kebutuhan tenaga. Dalam melakukan analisis kebutuhan dapat
menggunakan berbagai formula yang telah dikembangkan untuk menghitung
tenaga rumah sakit berakar pada beban kerja personel.
d. Analisis Kesenjangan dan Dokumen Rencana Tenaga
Setelah melakukan analisis situasi tenaga dan analisis kebutuhan tenaga,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kesenjangan yang
dihadapi oleh rumah sakit. Kesenjangan berarti tenaga pada suatu bagian atau
unit berlebih dapat juga kekuranagna tenaga yang dibutuhkan. Pada analisis
kesenjangan lota merinci tentang jenis dan jumlah personel yang dibutuhkan,
yang tersedia, harus ditambah dan dikurangi serta kapan dibutuhkan oleh
rumah sakit.
C. Tenaga Keperawatan
1. Definisi Tenaga Keperawatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No:23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, perawat merupakan mereka yang memiliki kemampuan wewenang
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki dan diperoleh
20
melalui pendidikan keperawatan. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pelayanan Medik Nomor YM.00.03.2.6.7637 tentang Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit bahwa keperawatan sebagai salah satu bentuk
pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2. Peran Tenaga Perawat
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri
dari (Widyawati, 2012):
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan
keperawatan dilakukan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
b. Advokat Klien
Peran advokat yang dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterprestasikan berbagai informasi dan pemberi pelayanan
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawata.
Perawat dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien meliputi:
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya,
- Hak atas informasi tentang penyakitnya,
- Hak atas privacy,
- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri,
- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Edukator (pendidik)
21
Peran edukator dilakukan dengan membanu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
d. Koordinator
Peran ini dilakukan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
f. Konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
g. Pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis
dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
3. Fungsi Tenaga Perawat
Menurut Widyawati (2012), terdapat tiga fungsi tenaga perawat
diantaranya adalah:
a. Fungsi Independen
22
Merupakan fungsi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
intruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam
pemberian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat
saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
4. Perencanaan Tenaga Perawat
Menurut Arwani (2006), perencanaan tenaga merupakan salah satu
fungsi utama seorang pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan.
Menurut Drucker dan Gillies (1994) dalam Arwani (2006), langkah
perencanaan tenaga keperawatan adalah:
a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang akan
diberikan.
b. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan.
c. Menentukan jumlah masing-masingkategori yang dibutuhkan.
23
d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada.
e. Melakukan seleksi calon-calon yang ada.
f. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shift.
g. Memberikan tanggungjawab untuk melaksanakan tugas pelayanan
keperawatan.
Dalam perencanaan tenaga keperawatan, untuk lebih akuratnya pimpinan
keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya,
seperti:
a. Rasio antara perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif adalah
1:1; 1:2.
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medikal bedah, kebidanan,
anak dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1.
c. Rasio antara perawat dan klien saat shift pagi atau sore adalah 1:5; untuk
malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1:10.
5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat
Menurut Ilyas (2013), terdapat beberapa metode perhitungan kebutuhan
tenaga, diantaranya adalah metode Gillies, PPNI, Ilyas dan WISN.
a. Metode Gillies
Metode Gillies digunakan untuk menghitung tenaga keperawatan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
24
A = jumlah tenaga keperawatan per hari
B = jumlah pasien rata-rata perhari
Kelemahan metode perhitungan kebutuhan perawat menggunakan metode
Gillies mempunyai kelemahan yaitu formula ini mengasumsikan seluruh
perawat di Amerika Serikat bekerja professional dengan produktivitas
optimal dan jumlah hari libur di Amerika yang lebih kecil daripada
Indonesia (Ilyas, 2011). Formula Gillies dirasa kurang tepat dan dikeluhkan
oleh para manajer Rumah Sakit karena jumlah dan beban kerja perawat
tinggi (Ilyas, 2011).
b. Metode PPNI
Metode ini tidak berbeda dengan yang dikembangkan olehh Gillies, hanya
saja satuan diubah menjadi minggu. Selanjutnya jumlah hari kerja efektif
juga dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari
selama 40 jam/minggu. Metode PPNI meyesuaikan hari libur di Indonesia.
Keterangan:
A = jumlah tenaga keperawatan per hari
Pada metode ini komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang
diibutuhkan oleh pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar
antara 3-4 jam tergantung jenis penyakit, dan aplikasi keperawatan di rumah
sakit.
25
c. Metode Ilyas
Perhitungan formula ini untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat
Rumah Sakit akibat adanya keluhan dari para manajer Rumah Sakit
mengenai formula Gillies, formula Gillies dirasa kurang tepat mengingat
jumlah tenaga perawat yang terlalu kecil sehingga beban kerja menjadi lebih
tinggi, demikian pula halnya dengan formula PPNI yang menghasilkkan
jumlah perawat yang lebih besar sehingga terdapat keluhan dari manajemen
karena terlalu banyak perawat. Rumus dari formula ini adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
A: jam kerja perawatan/24 jam
B: sensus harian (BORx jumlah tempat tidur)
jam kerja/hari= jumlah hari setahun
365= jumlah hari setahun
255 atau 278= hari kerja efektif perawat/tahun.
Formula ini merupakan hasil akhir dalam perhitungan kebutuhan tenaga
perawat di rumah sakit. Hasil dari jumlah perhitungan ini akan lebih rendah
dari formula PPNI dan lebih besar dari Gillies. Adapun formula perhitungan
tenaga dengan pendekatan beban kerja atau fungsi.
26
Keterangan:
B.K i-j = Jenis Beban Kerja
J.T. = Jumlah Transaksi per hari
W.T. = Waktu (menit atau jam) untuk setiap jenis transaksi
d. Metode WISN
Menurut WHO (2010), WISN merupakan metode perhitungan kebutuhan
yang digunakan bagian manajemen sumber daya manusia untuk
menentukan jumlah tenaga kesehatan di suatu unit berdasarkan beban kerja
dan dapat digunakan menentukan tekanan beban kerja yang diterima
masing-masing pekerja. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor:81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat
Propinsi, Kabupaten/Kota sera Rumah Sakit, Work Load Indicator Staff
Need atau yang biasa disebut WISN merupakan indikator yang menunjukan
besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja,
sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional. Terdapat beberapa
kelebihan metode WISN, diantaranya adalah mudah untuk dioperasikan dan
digunakan, teknik yang digunakan dapat diterima oleh manajer, realistik dan
tidak membutuhkan biaya terlalu banyak (WHO, 2010). Untuk menghitung
jumlah perawat yang dibutuhkan di Instalasi ruang rawat inap Multazam II
berdasarkan metode WISN maka diperlukan 5 langkah sebagai berikut:
27
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Waktu kerja tersedia adalahsatuan waktu yang digunakan oleh perwat
untuk bekerja menjalankan kegiatan pokoknya selama satu tahun.
Menetapkan waktu kerja tersedia bertujuan untuk memperoleh waktu
kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit
selama kurun waktu satu tahun.Data yang dibutuhkan untuk menetapkan
waktu kerja tersedia adalah sebagai berikut:
a. Hari Kerja (A), sesuai ketentuan yang berlaku di RS atau Peraturan
Daerah setempat, pada umunya dalam 1 minggu 5 hari kerja. Dalam 1
tahun 250 hari kerja (5 hari kerja × 50 minggu).
b. Cuti tahunan (B),
Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari
kerja setiap tahun.
c. Pendidikan dan Pelatihan (C),
Sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategor SDM
memiliki hak untuk mnegikuti pelatihan/kursus/seminar/lokakarya
dalam 6 hari kerja.
d. Hari Libur Nasional (D), jumlah hari libur nasional yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Terkait tentang Hari Libur
Nasional dan Cuti Bersama.
e. Ketidak Hadiran Kerja (E), sesuai data ketidakhadiran kerja (selama
kurun waktu tertentu) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau
tanpa pemberitahuan.
28
f. Waktu Kerja (F),
Berdasarkan data diatas selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
A= Hari Kerja D= Hari Libur Nasional
B= Cuti Tahunan E= Ketidak Hadiran Kerja
C= Pendidikan dan Pelatihan F= Waktu Kerja
2. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya
unit kerja dan kategori SDM yang bertanggungjawab dalam
menyelanggarakna kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada
pasien, keluarga dan masyarakat di dalam dan di luar RS.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan
kategori SDM adalah sebagai berikut:
a. Bagan struktur organisasi RS dan uraian tugas pokok dan fungsi
masing-masing unit dan sub unit kerja,
b. Keputusan Direktur rumah sakit tentang pembentukan unit kerja
struktural dan fungsional, misalnya: Komite Medik, Komite
Pengendalian Mutu RS, bidang/bagian informasi.
c. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada setiap unit
kerja di RS,
d. PP No. 32 tahun 1996 tentang SDM kesehatan,
29
e. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan fungsional
SDM kesehatan,
f. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur
(SOP) pada tiap unit kerja RS.
3. Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam satu
tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah memperhatikan
waktu libur, sakit dan lain-lain. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan
pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia per-tahun
yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga. Beban kerja masing-
masing kategori SDM di tiap rawat unit RS adalah meliputi:
Untuk mendapatkan besaran rata-rata waktu produksi per satuan kegiatan
pokok, caranya adalah dengan membagi besaran waktu yang
dipergunakan untuk menyelesaikan kegiatan pokok tersebut dalam satu
hari kerja dengan rata-rata jumlah unit kegiatan yang dapat diselesaikan
dalam satu hari kerja dalam satuan menit.
4. Penyusunan Standar Kelonggaran
Standar kelonggara merupakan standar kegiatan untuk kegiatan-kegiatan
dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunan secara teratur.
Standar kelonggaran dibagi menjadi dua yaitu standar kelonggaran
kategori dan standar kelonggaran individu.
30
5. Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja
a.Kuantitas Kegiatan Pokok
b.Perhitungan Kebutuhan SDM Unit Kerja
Rumus perhitungan kebutuhan SDM unit kerja adalah sebagai berikut:
Keterangan:
SK = Standar Kelonggaran
KKP = Kuantitas Kegiatan Pokok
SBK = Standar Beban Kerja
KS = Kebutuhan SDM
D. Manajemen Keperawatan
1. Definisi Manajemen Keperawatan
Menurut Gillies (1985) dalam Arwani (2006), manajemen kerperawatan
merupakan suatu proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa
aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat. Manajemen keperawatan
terdiri atas beberapa komponen yang tiap-tiap komponen saling berinteraksi.
Elemen manajemen keperawatan adalah input, proses, output, kontrol dan
mekanisme umpan balik.
31
2. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
Menurut Arwani (2006), prinsip dasar manajemen keperawatan adalah
sebagai berikut:
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Selama proses perencanaan, yang dilakukan oleh pimpinan keperawatan
adalah menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur strategi organisasi dan
menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, mengkaji sumber daya
organisasi, mngidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktivitas spesifik
serta prioritas. Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang
pemimpin keperawatan untuk menganalisis aktivitas dan struktur yang
dibutuhkan dalam organisasinya.
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif
Manajemen keperawatan yang menghargai waktu akan mampu menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
Berbagai situasi dan permasalah yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat di berbagai
tingkatan manajerial. Semua tingkat manajer dalam keperawatan
dihadapkan pada persoalan yang berbeda sehingga dibutuhkan metode atau
cara pengambilan keputusan yang berbeda. Proses pengambilan keputusan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi dari para manajer.
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
32
Pengorganisasin dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam
rangka mencapai tujuan. Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat
dilaksanakan dengan cara fungsional/penugasan, alokasi pasien, perawatan
grup/tim keperawatan, dan pelayanan keperawatan utama.
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan hal yang penting dari aktivitas manajemen.
Komunikasi yang dilakukan secara efektif akan mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah dan
pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
f. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan kegiatan
manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
intruksi, menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan
membagikan penampilan dengan standar serta memperbaiki kekurangan.
E. Beban Kerja
1. Definisi Beban Kerja
Menurut Hancock (1988) dalam Kasmarani (2012) beban kerja
merupakan sesuatu yang muncul dari suatu interaksi antara tugas-tugas,
lingkungan kerja dimana digunakan sebagai teman kerja, keterampilan,
perilaku dan persepsi dari pekerja.
Menurut UII (2015) untuk mencapai beban kerja normal dalam artian
volume pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kerja cukup sulit, sehingga
33
seringkali terjadi ketidakseimbangan meskipun penyimpangan yang terjadi
kecil. Beban kerja terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
b. Beban kerja diatas normal artinya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih besar dari jam kerja tersedia atau volume
pekerjaan melebihi kemampuan pekerjaan.
c. Beban kerja normal artinya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan sama dengan jam kerja yang tersedia atau volume pekerjaan sama
dengan kemampuan pekerja.
d. Beban kerja dibawah normal artinya waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan lebih kecil dari jam kerja tersedia atau volume
pekerjaan lebih rendah dari kemampuan pekerjaan.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Manuaba (2000) dalam Prihatini (2007), beban kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja yang
biasa disebut stressor, seperti:
- Tugas yang dilakukan bersifat tugas fisik seperti tata ruang, stasiun kerja,
alat dan sarana kerja, tempat kerja, kondisi kerja, sikap kerja, sedangkan
tugas yang bersifat mental seperti tingkat kesulitan pekerjaan,
kompleksitas pekerjaan dan tanggungjawab pekerjaan.
- Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja
malam, kerja bergilir, sistem pengupahan, model struktur organisasi,
pelimpahan tugas dan wewenang.
34
- Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.
b. Faktor internal yaitu beban yang berasal dari dalam tubuh pekerja yang
terjadi akibat reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor
somatis (jenis kelamin, kondisi kesehatan, umur, ukuran tubuh dan status
gizi) dan faktor psikis (keinginan, kepuasan, motivasi, persepsi,
kepercayaan).
3. Dampak Beban Kerja
Beban kerja yang berlebihan akan dapat menimbulkan kelelahan berupa
fisik dan mental serta reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
penernaan dan mudah marah. Sedangkan beban kerja yang sedikit akan
menimbulkan pengulangan gerak dan menyebabkan kebosanan, dan rasa
monoton. Kebosanan dalam pekerjaan rutin disebabkan karena tugas yang
terlalu sedikit sehingga mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan
sehingga dapat membahayakan pekerjaan. Beban kerja yang berlebihan dapat
menyebabkan stres kerja (Manuaba, 2000 dalam Prihatini, 2007).
4. Kategori Jenis Kegiatan
Menurut Ilyas (2013), jenis kegiatan dapat dikelompokan menjadi
berikut:
a. Kegiatan Keperawatan Langsung
Kegiatan keperawatan langsung adalah kegiatan yang difokuskan pada
pasien dan keluarganya, meliputi: komunikasi dengan pasien dan
keluarganya, pemeriksaan kondisi pasien, mengukur tanda-tanda vital,
35
tindakan atau prosedur keperawatan dan pengobatan, nutrisi dan eliminasi,
kebersihan pasien, mobilisasi, transfusi, serah terima pasien, pegambilan
spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
b. Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung
Tindakan yang tidak langsung pada pasien tetapi berhubungan dengan
persiapan atau kegiatan untuk melengkapi asuhan keperawatan seperti:
persiapan atau kegiatan untuk melengkapi asuhan keperawatan
(mendokumentasikan hasil pengkajian, membuat diagnosa keperawatan,
menyusun intervensi, mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah
dilakukan, mendokumentasikan hasil evaluasi keperawatan, melakukan
kolaborasi dengan dokter tentang progra terapi/visite, mempersiapkan status
pasien, mempersiapkan formulir untuk pemeriksaan laboratorium/radiologi,
mempersiapkan alat untuk pelaksanaan tindakan keperawatan/memeriksa
alat dan obat emergensi, melakukan koordinasi dan konsultasi dengan tim
kesehatan lainnya, mengadakan/mengikuti pre dan post konferens,
mengikuti ronde keperawatan/tim medis, mengikuti diskusi
keperawatan/kegiatan ilmiah keperawatan dan medis, memberikan
bimbingan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, melakukan
komunikasi tentang obat pasien dengan pihak farmasi, mengirim/menerima
berita pasien melalui telepon dan membaca status pasien).
c. Kegiatan Keperawatan Pribadi
Kegiatan untuk memenuhi keperluan perawat seperti: sholat, makan,
minum, kebersihan diri, duduk di nurse station, ganti pakaian dan ke toilet.
36
5. Teknik Analisis Beban Kerja
Terdapat empat cara perhitungan beban kerja yang dapat digunakan,
diantaranya adalah (Ilyas, 2013):
a. Work Sampling
Menurut Niebel (1982) dalam Suharyono (2005) work sampling
merupakan suatu teknik untuk mengukur besaran masing-masing pola
kegiatan dari total waktu kegiatan yang telah dilaksanakan dari suatu
kelompok kerja atau unit kerja. Menurut Barnes (1980) dalam (Ilyas, 2013),
pada metode ini yang menjadi fokus pengamatan adalah apa yang dilakukan
responden pada waktu tertentu dan apa kegiatannya. Terdapat tiga kegunaan
work sampling, yaitu:
1. Activity and Delay Sampling
Mengukur proporsi kegiatan aktifitas dan tidak melakukan aktivitas
seorang pegawai.
2. Performance Sampling
Mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang tidak
digunakan untuk bekerja seorang pegawai berdasarkan uraian tugasnya
dan dapat sekaligus untuk mengukur produktifitasnya.
3. Work Measurement
Menetapkan standar waktu dari suatu kegiatan.
Terdapat beberapa hal yang dapat diamati dalam work sampling
(Ilyas, 2013), diantaranya adalah:
1. Aktivitas apa yang sedang dilakukan pegawai pada waktu jam kerja.
37
2. Apakah aktivitas pegawai berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja.
3. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
4. Pola beban kerja dikaitkan dengan waktu, jadwal jam kerja.
Prosedur yang digunakan pada metode work sampling adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan jenis pegawai yang akan diteliti.
2. Memilih sampel sebagai subjek yang akan diteliti jika jumlah pegawai
banyak.
3. Membuat formulir daftar kegiatan pegawai yang diklasifikasikan,
dikombinasikan dan disesuaikan dengan tujuan.
4. Melatih pengamat mengenai cara pengamatan kerja dengan
menggunakan work sampling, pengamat sebaiknya memiliki latar
belakang yang sejenis dengan subjek yang akan diamati untuk
memudahkan pelatihan dan pelaksanaan pengamatan. Setiap pengamat
yang mengamati 5 s.d 8 orang pegawai.
5. Pengamat kegiatan pekerja dilakukan dengan interval waktu tiap 2-15
menit, tergantung karakteristik pekerjaan. Semakin tinggi tingkat
kesibukan pkerja yang diamati, semakin pendek waktu pengamatan.
Semakin pendek jarak waktu pengamatan, semakin banyak sampel
pengamatan yang diamati oleh pengamat sehingga akurasi pengamatan
menjadi lebih akurat. Pengamatan dilakukan selama jam operasional.
38
Bila jenis tenaga yang akan diteliti berfungsi 24 jam maka pengamatan
dilaksanakan sepanjang hari.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada metode work
sampling. Kelebihan metode work sampling diantaranya adalah:
1. Pengamat tidak perlu mengamati pekerjaan terus-menerus, sehingga
secara teknis mudah dikerjakan dan bagi pegawai yang menjadi objek
merasa tidak diamati.
2. Pengamat dapat mengamati beberapa orang pegawai sekaligus.
3. Tidak diperlukan pengamatan profesional yang terlatih karena yang
diamati hanya jenis kegiatan.
4. Pengamatan dapat dihentikan kapan saja tanpa berdampak buruk
terhadap hasil penelitian.
5. Lebih menyenangkan bagi pengamat dibandingkan dengan metode yang
lain.
6. Tidak memerlukan stop watch.
Sedangkan kelemaham metode work sampling, diantaranya adalah:
1. Tidak memberikan informasi yang lengkap dan terperinci detail dengan
kegiatan tenaga yang diamati.
2. Data yang diperoleh dapat terjadi bias karena egawai tahu akan diamati.
b. Time and Motion Study
Dengan menggunakan teknik ini, kita dapat mengamati dengan cermat
kegiatan yang dilakukan oleh personel yang sedang diamati. Bukan hanya
39
dapat mengetahui beban kerja akan tetapi kita juga dapat mengetahui
kualitas kerja personel.
c. Daily Log
Teknik ini merupakan teknik yang lebih sederhana jika dibandingkan
dengan teknik work sampling. Dimana responden mengisi sendiri kegiatan
dan waktu yang dilakukan. Penggunaan teknik ini bergantung pada
kejujuran dari responden yang diteliti.
d. Metode Ilyas
Menghitung kebutuhan SDM pada dasarnya adalah mengetahui secara benar
beban kerja setiap unit atau setiap personel di organisasi. Untuk mengetahui
beban kerja setiap unit organisasi, dibutuhkn sejumlah data dan informasi
yang berasal dari pelaku ahli atau kompeten di organisasi itu sendiri.
Informasi yang didapatkan dari pelaku ahli yang telah melakukan kegiatan
perawat ribuan kali akan dapat memberikan informasi dengan akurat waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap unit produk atau jasa. Metode
Ilyas menggunakan pendekatan demand, artinya metode ini menghitung
beban kerja yang harus dikerjakan atas dasar permintaan untuk
menghasilkan unit produk atau jasa per waktu dibutuhkan. Dengan
demikian, beban kerja tergantung juga volume kegiatan perawat yang harus
dilakukan oleh setiap tenaga kerja atau unit organisasi (Ilyas, 2013).
Terdapat beberapa informasi yang dibutuhkan dalam menghitung beban
kerja personel di organisasi:
1. Kejelasan kegiatan perawat utama atau penunjang setiap personel dan
unit organisasi.
40
2. Kejelasan waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan perawat utama
atau penunjang.
3. Jenis dan jumlah kegiatan perawat per hari, per hari, per bulan atau per
tahun.
4. Jumlah jam kerja efektif (produktif) per hari pada organisasi.
5. Jumlah hari kerja efektif dalam setahun organisasi.
Formula dapat bekerja dengan baik dengan syarat manager atau penanggung
jawab pekerjaan dapat menentukan dengan akurat jenis, jumlah, waktu
kegiatan perawat dan tidak terjadi duplikasi kegiatan. Manager dapat
menghitung beban kerja setiap unit perhari dalam satuan menit atau jam per
hari kerja. Dengan mengetahui komponen tersebut dapat dikembangkan
formula menghitung beban kerja unit atau personel per hari sebagai berikut:
Keterangan:
B.K i-j = Jenis Beban Kerja
J.T. = Jumlah Transaksi per hari
W.T. = Waktu (menit atau jam) untuk setiap jenis transaksi
F. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
menyatakan bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteritik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
41
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Menurut Hamid (2001) dalam
Pitaloka (2010), rumah sakit merupakan instansi pelayanan kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan yang beroperasi selama 24 jam dalam sehari.
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi
rumah sakit adalah:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit,
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Menurut Herlambang (2016), dalam rangka menjalankan fungsinya
rumah sakit melaksanakan kegiatan:
a. Pelayanan medis,
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan,
c. Pelayanan penunjang medis dan non medis,
d. Pelayanan kesehatan masyarakat dan rujukan,
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan,
f. Administrasi umum dan keuangan.
42
Pada umumnya rumah sakit memiliki misi memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan dan pelaksanaan
upaya rujukan (Herlambang, 2016; Undang-Undang No. 44 tahun 2009).
3. Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit
Jenis pelayanan rumah sakit di Indonesia diatur oleh Undang-Undang
No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Pasal 19 menyebutkan bahwa rumah
sakit dibedakan berdasarkan jenis pelayanannya menjadi dua jenis pelayanan,
yaitu:
a. Rumah sakit umum,
b. Rumah sakit khusus (mata, paru, kusa, rehabilitasi, jantung, kanker, dan
sebagainya).
Rumah sakit umum yang dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Sedangkan rumah sakit
khusus memberikan pelayanan utam pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya.
Menurut Kepmenkes No. 51 Menkes/SK/II/1979 dalam Herlambang
(2016), menurut kelasnya rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi:
1. Rumah sakit kelas A,
2. Rumah sakit kelas B (pendidikan dan non pendidikan),
43
3. Rumah sakit kelas C,
4. Rumah sakit kelas D.
Kelas rumah sakit dibedakan menurut jenis pelayanan yang tersedia.
Pada rumah sakit tipe A tersedia pelayanan spesialistik dan subspesialistik.
Rumah sakit tipe B mempunyai pelayanan minimal spesialistik dan
subspesialistik terdaftar. Rumah sakit kelas C mempunyai minimal empat
spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan dan anak). Rumah sakit
tipe D hanya terdapa pelayanan medis dasar. Pemerintah telah berusaha
meningkatkan status semua rumah sakit menjadi kelas C.
Menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit di Indonesia di klasifikasikan, yaitu:
1. Klasifikasi rumah sakit umum, terdiri atas:
a. Rumah sakit umum kelas A,
b. Rumah sakit umu kelas B,
c. Rumah sakit umum kelas C.
d. Rumah sakit umum kelas D
2. Klasifikasi rumah sakit khusus, terdiri atas:
a. Rumah sakit khusus kelas A,
b. Rumah sakit khusus kelas B,
c. Rumah sakit khusus kelas C.
4. Pelayanan Rawat Inap
Menurut Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit kelas C
tahun 2007, fasilitas rawat inap merupakan fasilitas yang digunakan untuk
44
merawat pasien yang harus di rawat lebih dari 24 jam (pasien menginap di
rumah sakit). Pelayanan kesehatan di instalasi rawat inap mencakup pelayanan
keperawatan, pelayanan medik (pra dan pasca tindakan medik), pelayanan
penunjang medik (konsultasi radiologi, pengambilan sample laboratorium,
konsultasi anestesi, gizi, farmasi dan rehab medik).
Menurut Arwani (2006) bangsal atau ruangan pasien adalah bagian
penting yang tidak terpisahkan dari suatu tatanan rumah sakit. Bangsal
merupakann ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit dan ikut
menentukan baik-buruknya rumah sakit atau mutu layanan yang diberikan
kepada konsumen rumah sakit. di ruang rawat inap terdapat perawat yang
melaksanakan asuhan keperawatan yang memonopoli waktu pasien secara
terus menerus selama 24 jam.
45
G. Kerangka Teori
Peneliti menggunakan konsep perencanaan SDM pada rumah sakit yang
telah dikembangkan oleh Ilyas pada tahun 2013 yang akan gambarkan pada bagan
2.2.
Bagan 2. 2
Kerangka Teori
Sumber: Ilyas (2013), WHO (2010) dan
Kepmenkes RI No. 81/MENKES/SK/I/2004
Analisis Situasi Tenaga
Analisis Persediaan
Tenaga
Dokumen Rencana
Tenaga
Analisis Kesenjangan
Tenaga
Analisis Beban Kerja:
1. Work Sampling
(aktivitas perawat),
2. Time and Motion Study
(aktivitas perawat),
3. Daily Log (aktivitas
perawat),
4. Metode Ilyas (Jenis
Beban Kerja, Jumlah
transaksi per hari,
waktu untuk setiap
menit kegiatan).
Sumber: Ilyas (2013)
Metode Perhitungan Tenaga Perawat:
1. Gillies (Jam kerja perawat, BOR,jumlah
tempat tidur,jam kerja efektif),
2. PPNI (Jumlah perawatan, BOR),
3. Metode Ilyas (Jenis beban kerja, jumlah
transaksi perhari, waktu setiap jenis
transaksi, jumlah kerja efektif).
Sumber: Ilyas (2013)
Metodeperhitungan tenaga perawat WISN:
1. Waktu kerja tersedia,
2. Kategori SDM,
3. Standar Beban Kerja,
4. Standar Kelonggaran,
5. Kebutuhan SDM.
Sumber:WHO (2010), Kepmenkes RI No.
81/MENKES/SK/I/2004
Analisis Kebutuhan Tenaga
50
Dari bagan 2.2 dapat diketahui bahwa terdapat 5 tahapan dalam melakukan
perencanaan tenaga SDM rumah sakit. Tahap pertama adalah melakukan analisis
situasi tenaga rumah sakit. Tahap kedua adalah melakukan analisis persediaan
tenaga saat ini dan kemungkinan-kemungkinan perubahan tenaga karena keluar
masuknya personel di rumah sakit. Tahap ketiga adalah melakukan analisis
kebutuhan tenaga, pada tahap ini peneliti membagi menjadi 2 proses, proses
pertama adalah melakukan perhitungan beban kerja dan dilanjutkan dengan
melakukan perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan beberapa metode.
Tahap ke-empat adalah melakukan analisis kesenjangan tenaga dengan merinci
tentang jenis dan jumlah personel yang dibutuhkan, personel yang tersedia,
jumlah yang harus ditambah dan harus dikurangi dan kapan dibutuhka oleh rumah
sakit. Tahapan kelima adalah melakukan pendokumentasian rencana tenaga.
51
BAB III
KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Pikir
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis perhitungan
kebutuhan tenaga perawat di instalasi ruang rawat inap Multazam II Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016. Analisis yang dilakukan pada setiap
metode bertujuan untuk mengetahui hasi perbandingan perhitungan kebutuhan
tenaga perawat di instalasi ruang rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU
Muhammadiyah Tegal.
Sebelum melakukan perhitungan kebutuhan perawat maka langkah awal
peneliti adalah menghitung beban kerja perawat, menurut ahli dalam melakukan
perencanaan SDM maka perlu dilkukan perhitungan beban kerja. Karena
menghitung SDM pada dasarnya adalah mengetahui secara benar beban kerja
setiap unit atau setiap personel di setiap organisasi.
Perhitungan beban kerja yang digunakan oleh peneliti adalah metode Ilyas.
Metode Ilyas memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ketiga metode lain
diantaranya metode ini dapat menghitung beban kerja lebih cepat dengan tingkat
akurasi yang tinggi sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipercaya untuk
mengambil keputusan manajemen, selain itu metode ini tidak membawa
konsekuensi terhadap biaya sehingga tidak membertakan pihak manajemen (Ilyas,
2013).
52
Sedangkan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang dipilih oleh
peneliti adalah perhitungan tenaga perawat dengan metode Ilyas dan WISN,
alasan peneliti menggunakan kedua metode ini adalah karena kedua metode
tersebut belum digunakan di rumah sakit, kedua metode tersebut menggunakan
dasar perhitungan beban kerja. Untuk metode Ilyas, merupakan metode
pengembangan dari metode PPNI dan Gillies, dimana jika dilakukan perhitungan
maka hasil perhitungan Ilyas akan lebih rendah dari perhitungan PPNI dan akan
lebih tinggi dari perhitungan Gillies.
53
Bagan 3. 1
Kerangka Pikir
Metode Perhitungan Kebutuhan Perawat
Ilyas:
1. Jenis beban kerja,
2. Jumlah transaksi perhari,
3. Waktu setiap jenis transaksi,
4. Jumlah kerja efektif.
Metode Perhitungan Kebutuhan Perawat
WISN:
1. Waktu kerja tersedia,
2. Kategori SDM,
3. Standar Beban Kerja,
4. Standar Kelonggaran,
5. Perhitungan Kebutuhan SDM.
Perbandingan hasil
metode perhitungan
Kebutuhan Tenaga
Keperawatan di Instalasi
Rawat Inap Multazam II
RSI Pku
Muhammadiyah Tegal
Analisis Beban Kerja Perawat
Metode beban kerja Ilyas:
1. Jenis beban kerja perawat
2. Jumlah Transaksi perhari
3. Waktu (menit atau jam) untuk setiap
jenis transaksi.
Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat di Instalasi Rawat Inap Multazam II RSI PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Perhitungan Kebutuhan Perawat
54
B. Definisi Istilah
Tabel 3. 1
Definisi Istilah
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
A. Analisis Beban Kerja
1. Jenis Beban Kerja Perhitungan beban kerja perawat
dari hasil akumulasi kegiatan
perawat dikali dengan lama
waktu yang dibutuhkan perawat
untuk menyelesaikan suatu tugas
dalam satuan menit.
(Ilyas, 2013)
Melakukan perhitunga
dari hasil wawancara
dan observasi.
Rumus Beban
Kerja Ilyas, matrix
beban kerja,
pedoman
wawancara, tape
recorder, alat tulis.
Besaran beban kerja
perawat pelaksana
dalam satuan menit.
2. Jumlah Transaksi Jumlah kegiatan yang dilakukan Wawancara kepada Matrix beban kerja Satuan jumlah
55
perhari
oleh perawat dalam 1 hari. (Ilyas,
2013)
kepala perawat dan
perawat pelaksana dan
melakukan observasi
kegiatan perawat.
untuk pedoman
observasi, pedoman
wawancara, tape
record dan alat
tulis.
kegiatan yang
dilakukan perawat
dalam 1 hari.
3. Waktu (menit atau
jam) untuk setiap
jenis transaksi
Waktu yang dibutuhkan perawat
untuk menyelesaikan setiap
kegiatan yang dilakukan dalam
satuan menit. (Ilyas, 2013)
Observasi kegiatan
perawat.
Matrix beban kerja,
observasi, susunan
rincian kegiata
perawat sesuai
hasil wawancara
dengan kepala
ruangan dan alat
tulis.
Satuan jumlah waktu
(menit) yang
digunakan perawat
untuk melaksanakan
kegiatan
B. Metode Perhitungan Kebutuhan Perawat Ilyas
1. Jenis beban kerja Hasil perhitungan jenis beban Wawancara mendalam Rumus Perhitungan Besaran beban kerja
56
perawat
kerja perawt dengan
menggunakan metode
perhitungan kebutuhan beban
kerja Ilyas dalam satuan menit.
(Ilyas, 2013)
dengan kepala
ruangan dan perawat
pelaksana dan
melakukan observasi
terhadap kegiatan
perawat serta hasil
data pencatatan
wawancara dan
observasi.
beban kerja Ilyas,
matrix beban kerja
untuk observasi,
pedoman
wawancara, tape
record, alat tulis.
perawat dalam satuan
waktu menit yang
diterima perawat.
2. Jumlah Transaksi
perhari
Akumulasi kegiatan yang
dilakukan oleh perawat dalam 1
hari. (Ilyas, 2013)
Wawancara kepada
kepala perawat dan
perawat pelaksana dan
melakukan observasi
kegiatan perawat.
Matrix beban kerja
untuk pedoman
observasi, pedoman
wawancara, tape
record dan alat
Jenis kegiatan yang
dilakukan perawat
dalam 1 hari.
57
tulis.
3. Waktu (menit) untuk
setiap jenis transaksi
Waktu yang dibutuhkan perawat
untuk menyelesaikan setiap
kegiatan yang dilakukan dalam
satuan menit. (Ilyas, 2013)
Wawancara kepada
kepala perawat dan
perawat pelaksana dan
observasi kegiatan
perawat.
Susunan rincian
kegiatan perawat,
matrix beban kerja,
observasi, pedoman
wawancara, tape
record dan alat
tulis.
Satuan jumlah waktu
(menit) yang
digunakan perawat
untuk melaksanakan
kegiatan
4. Jumlah hari kerja
efektif
Satuan waktu yang digunakan
perawat untuk bekerja dalam
kurun waktu satu tahun dalam
satuan menit. (Ilyas, 2013)
Melakukan telaah
dokumen terhadap
jumlah hari cuti
masing-masing
perawat dan
pengamatan,
Pedoman
wawancara, tape
record dan alat
tulis.
Satuan jumlah waktu
yang digunakan
perawat selama satu
tahun dalam menit.
58
wawancara dan
pencatatan.
C. Metode Perhitungan Kebutuhan WISN
1. Waktu kerja tersedia Satuan waktu yang digunakan
perawat untuk bekerja dalam
kurun waktu satu tahun dalam
satuan menit.
(Kepmenkes RI No.
81/MENKES/SK/I/2004)
Melakukan
wawancara kepada
kepala ruangan terkait
jam kerja perawat,
waktu yang
dibutuhkan untuk
mengikuti pendidikan
dan pelatihan;
melakukan studi
dokumen mengenai
jumlah hari cuti
perawat, jumlah hari
Pedoman
wawancara, tape
record dan alat
tulis.
Satuan jumlah waktu
yang digunakan
perawat selama satu
tahun dalam satuan
menit.
59
ijin perawat selama
tahun 2016.
2. Kategori SDM
(perawat)
Perawat yang diamati,
diwawancara dan dihitung
jumlah kebutuhan tenaga
berdasarkan beban kerja.
(Kepmenkes RI No.
81/MENKES/SK/I/2004)
Wawancara, telaah
dokumen
keperawatan.
Pedoman
wawancara, tape
record dan alat
tulis.
Diketahuinya jumlah
perawat di instalasi
ruang rawat inap
Multazam II RSI PKU
Muhammadiyah
Tegal.
3. Standar Beban Kerja Aktivitas perawat yang
berhubungan dengan pasien
secara langsung yang disusun
berdasarkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan
aktivitas tersebut dan waktu
Telaah dokumen,
wawancara mendalam
dan data keperawatan.
Rumus Standar
Beban Kerja
WISN.
Informasi rata-rata
standar beban kerja
perawat.
60
tersedia yang dimiliki oleh
perawat pelaksana. (Kepmenkes
RI No. 81/MENKES/SK/I/2004)
4. Standar
Kelonggaran
Waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan aktivitas yang
tidak berhubungan dengan
asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat di
instalasi ruang rawat inap
Multazam II RSI PKU
Muhammadiyah
Tegal.(Kepmenkes RI No.
81/MENKES/SK/I/2004)
Telaah dokumen,
wawancara mendalam
dan data keperawatan.
Rumus Standar
Kelonggaran
WISN
Informasi mengenai
waktu yang telah
digunakan perawat
dalam melaksanakan
kegiatan yang tidk
berhubungan dengan
asuhan keperawatan.
5. Perhitungan Sumber Kegiatan menghitung kebutuhan Telaah dokumen hasil. Rumus Perhitungan Jumlah tenaga
61
Daya Manusia
metode WISN
tenaga perawat dengan
menggunakan metode WISN.
Kebutuhan WISN. perawat yang
dibutuhkan dengan
menggunakan metode
WISN.
D. Analisis Perbandingan
1. Perbandingan hasil
metode perhitungan
Kebutuhan Tenaga
Keperawatan di
Instalasi Rawat Inap
Multazam II RSI
Pku Muhammadiyah
Tegal
Perbandingan hasil perhitungan
jumlah tenaga yang dibutuhkan
berdasarkan beban kerja dengan
menggunakan metode WISN dan
Ilyas dilanjutkan dengan
mengukur kesesuaian kedua
metode tersebut di rumah sakit
Islam Pku Muhammadiyah
Tegal.
(Kepmenkes RI No.
Menggunakan data
Jenis beban kerja,
jumlah transaksi
perhari, waktu setiap
jenis transaksi, jumlah
kerja efektif
Menggunakan data
waktu kerja tersedia,
standar beban kerja,
standar kelonggaran
Rumus Ilyas dan
Rumus WISN
Perbandingan data
informasi jumlah
tenaga yang
dibutuhkan
berdasarkan metode
WISN dan Ilyas.
62
81/MENKES/SK/I/2004 dan
Ilyas (2013))
dan jumlah aktivitas
dalam satu tahun
untuk perhitungan ke
dalam Rumus WISN.
63
BAB IV
METODOLOGI
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan
metode pengumpulan data berupa wawancara, observasional dan telaah dokumen.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil
perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan formula perhitungan
WISN dan Ilyas. Sebelum melakukan perhitungan kebutuhan tenaga perawat,
peneliti melakukan perhitungan beban kerja dengan menggunakan metode Ilyas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dillakukan di instalasi ruang rawat inap Multazam II Rumah
Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016. Penelitian dilakukan pada
bulan Juni sampai dengan Agustus 2016.
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu informan kunci dan
informan pendukung. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala ruangan
instalasi rawat inap Multazam II RSI Pku Muhammadiyah Tegal sedangkan
informan pendukung adalah perawat pelaksana berjumlah 17 orang, kepala sie
perawat, sumber daya insani perawat dan bagian sumber daya manusia RSI Pku
Muhammadiyah Tegal. Penentuan informan ditentukan dengan metode pusposive
sampling. Informan telah diwawancara dan diobservasi untuk mengetahui
transaksi yang telah dilakukan oleh perawat pelaksana.
64
D. Sumber Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer dari penelitian ini diperoleh dari proses wawancara dan
observasi. Proses wawancara dilakukan untuk mengetahui jenis kegiatan yang
dilakukan oleh perawat, jumlah kegiatan perawat yang dilakukan dalam
waktu satu hari, jumlah hari kerja efektif, waktu yang dibutuhkan perawat
utuk mengikuti pelatihan dan pendidikan, analisis internal dan eksternal
rumah sakit. Proses wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat
pelaksana, kepala sie perawat, sumber daya insani perawat dan bagian sumber
daya manusia RSI Pku Muhammadiyah Tegal. Kegiatan observasi dilakukan
untuk memastikan jenis kegiatan yang dilakukan perawat, waktu yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugasnya.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain adalah data keperawatan dan
data Rekam Medik. Data keperawatan untuk mengetahui jumlah hari efektif
kerja perawat, jumlah hari cuti pegawai selama tahun 2016, serta jumlah
kunjungan pasien tahun 2016.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpul Data
a. Alat Pengumpul data dalam teknik Wawancara
Alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman
wawancara yang digunakan sebagai acuan yang telah ditanyakan kepada
informan, matriks beban kerja digunakan untuk mencatat kegiatan perawat,
waktu transaksi, volume transaksi dan beban kerja perawat. Selain itu
65
peneliti juga menggunakan tape record untuk merekam hasil wawancara
dan alat tulis untuk mencatat hal penting selama proses wawancara.
b. Alat pengumpulan data dalam teknik Observasi
Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan matriks beban kerja
yang akan digunakan untuk acuan observasi dan dapat memudahkan peneliti
dalam melakukan pengamatan terhadap kegiatan perawat, alat tulis yang
akan digunakan untuk mencatat hasil observasi, dan stopwatch untuk
mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan suatu kegiatan.
c. Alat pengumpulan data dalam teknik Telaah dokumen
Peneliti menggunakan data rekam medik dan data keperawatan untuk
mengetahui jumlah kunjungan pasien, jumlah waktu cuti perawat, waktu ijin
yang digunakan oleh perawat dan waktu yang dibutuhkan oleh perawat
dalam melakukan pelatihan.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
(Notoatmodjo, 2010). Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan
untuk mengetahui jenis kegiatan yang dilakukan oleh perawat, jumlah
kegiatan perawat yang dilakukan dalam waktu satu hari, jumlah hari kerja
efektif, waktu yang dibutuhkan perawat utuk mengikuti pelatihan dan
pendidikan, analisis internal dan eksternal rumah sakit. Proses wawancara
dilakukan kepada kepala ruangan, perawat pelaksana, kepala sie perawat,
66
sumber daya insani perawat dan bagian sumber daya manusia RSI Pku
Muhammadiyah Tegal.
b. Observasi
Cara pengumpulan data dengan menggunakan metode observasional
digunakan untuk memastikan jenis kegiatan yang dilakukan perawat, waktu
yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugasnya. Saat melakukan
pengamatan, peneliti melakukan pencatatan jenis kegiatan perawat dan
waktu yang dibutuhkan oleh perawat dalam menyelesaikan suatu kegiatan.
c. Telaah Dokumen
Telaah dokumen yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mengetahui data
sekunder yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan
melalui telaah dokumen adlah jumlah hari kerja efektif, jumlah kunjungan
pasien, jumlah hari cuti perawat dan hari ijin perawat di RSI Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
F. Manajemen dan Analisis data
Menurut Iskandar (2009), analisis data berarti melakukan kajian untuk
memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang berlaku di lapangan.
Langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif adalah reduksi data,
display/penyajian data dan mengambil kesimpulan lalu dilakukan verifikasi.
Dalam penelitian ini, proses analisis data terbagi menjadi 3 sub pokok sesuai
dengan tahapan penelitian yang dilakukan. Analisis data yang dilakukan sebagai
berikut:
1. Analisa Beban Kerja
67
- Melakukan wawancara kepada kepala ruangan rawat inap Multazam II untuk
mendapatkan informasi mengenai beberapa hal diantaranya adalah, transaksi
atau kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perawat selama satu shift, waktu
yang dibutuhkan oleh perawat untuk melakukan setiap transaksi atau
kegiatan, jenis atau jumlah transaksi yang biasa perawat lakukan per hari/per
mingu/per tahun, jumah jam kerja efektif perhari untuk perawat serta jumlah
hari kerja efektif dalam setahun yang berlaku di rumah sakit tersebut.
- Setelah melakukan wawancara langkah selanjutnya adalah meringkas hasil
wawancara dari hasil rekaman dan beberapa catatan yang telah dibuat,
dilanjutkan memberikan kode pada catatan yang telah disalin lalu
menemukan tema atau pokok dari hasil wawancara yang dilakukan. Peneliti
selanjutnya membaca transkip wawancara untuk memastikan data yang telah
diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Menyajikan data dalam matriks kegiatan perawat sesuai dengan matriks untuk
metode Ilyas yang selanjutnya dilakukan perhitungan total waktu transaksi,
volume transaksi dan beban kerja/hari.
- Jika matriks kegiatan perawat telah tersaji maka langkah selanjutnya adalah
menghitung beban kerja dengan memasukkan beberapa variabel yang
terdapat pada matriks kegiatan perawat dan menghitung beban kerja.
- Setelah melakukan perhitungan dan mendapatkan angka beban kerja yang
diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan dari perhitungan tersebut.
2. Analisa Kebutuhan Perawat
a. Formula Ilyas
68
- Perhitungan kebutuhan dengan formula Ilyas dapat dilanjutkan dari
proses analisis beban kerja.
- Jika telah diperoleh angka dari perhitungan kebutuhan tenaga perawat
maka langkah selanjutnya adalah memasukan jumlah jam kerja efektif
perawat selama satu hari pada rumus perhitungan kebutuhan formula
Ilyas.
- Jika telah diperoleh hasil perhitungan maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data dalam bentuk narasi dan membuat kesimpulan.
b. Formula WISN
- Melakukan wawancara kepada kepala ruangan mengenai jumlah hari
kerja perawat selama satu minggu, jumlah hari cuti tahunan yang
diterima perawat, jumlah hari yang dibutuhkan oleh perawat dalam
mengikuti pendidikan dan pelatihan, jumlah hari libur nasional untuk
perawat, jumlah ketidakhadiran kerja serta waktu kerja perawat.
- Data hasil wawancara tersebut kemudian diringkas dan dicatat dengan
memberikan kode pada beberapa hal penting pada hasil wawancara
hingga menemukan inti pokok dari inti wawancara. Jika data telah dicatat
maka hasil wawancara dibaca secara berulang-ulang untuk memastikan
bahwa data tersebut telah benar.
- Data hasil wawancara selanjutnya ditampilkan dan dimasukan ke dalam
rumus perhitungan “Waktu Kerja Tersedia”, jika telah dilakukan
perhitungan maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil perhitungan
tersebut, berapa waktu kerja tersedia bagi perawat.
69
- Untuk menghitung standar beban kerja, maka peneliti melihat
perhitungan beban kerja Ilyas pada variabel waktu transaksi, yang mana
waktu transaksi sama dengan rata-rata waktu untuk setiap kegiatan
pokok. Selanjutnya peneliti akan memasukan rumus standar beban kerja
sesuai dengan ketentuan. Jika teah dilakukan perhitungan maka dapat
ditarik kesimpulan standar beban kerja masing-masing kegiatan pokok
yang dilakukan perawat.
- Untuk mengukur standar kelonggaran kegiatan perawat, maka peneliti
memasukan hasil wawancara terkait waktu yang dibutuhkan perawat
untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan, waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan rapat bulanan serta cuti. Selanjutnya
dilakukan perhitungan standar kelonggaran.
- Tahapan terahir adalah menghitung jumlah kebutuhan perawat dengan
rumus WISN. Jika telah ditemukan hasil perhitungan maka langkah
selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan menyajikannya dalam bentuk
narasi.
3. Analisa Perbandingan Formula Kebutuhan Perawat
- Peneliti akan melakukan wawancara kepada kepala sie perawat, kepala
sumber daya insani dan kepala HRD terkait analisis eksternal dan internal
rumah sakit. Hasil wawancara selanjutnya akan ditranskip, diringkas dan
memberikan kode pada hal-hal yang penting, jika telah menemukan tema
pada hasil wawancara tersebut maka akan dilakukan pengambilan
kesimpulan dari hasil wawancara tersebut.
70
- Hasil wawancara akan dibandingkan dengan hasil perhitungan kebutuhan
perawat dengan metode Ilyas dan WISN. Selanjutnya, ditarik kesimpulan
metode mana yang paling sesuai diterapkan di RS tersebut.
G. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan data yang valid maka dilakukan pengecekan keabsahan
data yang menjadi tahapan dalam penelitian.
1. Triangulasi sumber yaitu melakukan wawancara mendalam dengan informan
yang berbeda yaitu kepala ruang dan perawat pelaksana.
2. Triangulasi metode yaitu melakukan pengecekan dengan beberapa metode
antara lain adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen untuk
mempertajam analisi dan memvalidasi data hasil wawancara.
Tabel 4. 1
Validitas Data
Informan
Triangulasi Metode Triangulasi Sumber
Wawancara
Mendalam Observasi
Telaah
Dokumen
Kepala
Ruangan
Perawat
Pelaksana
Jenis beban
kerja perawat √ √ - √ √
Jumlah
transaksi
perawat
√ √ - √ √
Waktu untuk
jenis transaksi √ √ - √ √
Jumlah
transaksi
perhari
√ √ - √ √
Jumlah hari
kerja efektif √ - √ √ √
Waktu kerja
tersedia √ - √ √ √
Standar beban
kerja √ √ - √ √
Standar
Kelonggaran √ √ √ √ √
71
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal didirikan sejak 24 Desember
1989. Berawal dari Rumah Bersalin (RB) berdiri pada tahun 1987 dengan nama
RB Siti Maemunah yang bertempat di rumah salah seorang warga desa Pesarean
Kecamatan Adiwerna. Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal diresmikan
oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Tegal menjadi Rumah Sakit
Islam Pku Muhammadiyah Kabupaten Tegal dengan kapasitas awal 50 tempat
tidur dan terus berkembang serta melengkapi sarana dan prasarana penunjang
lainnya hingga kini Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal memiliki 149
tempat tidur.
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal memiliki visi, misi, motto
dan tujuan sebagai berikut:
Visi : “Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Berkualitas dalam Pelayanan
Kesehatan.”
Misi: 1. Memberikan pelayanan yang profesional dan Islami.
2. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Insani (SDI).
3. Meningkatkan Jejaring antar amal Usaha Kesehatan di Lingkungan
Muhammadiyah dan Pelayanan Kesehatan lainnya.
4. Mengoptimalkan Perkembangan Rumah Sakit dan peduli kepada kaum
Dhuafa.
72
Motto : “Bekerja sebagai Ibadah, Ikhlas, Sopan, dan Ramah dalam
Pelayanan.”
Tujuan didirikan Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal adalah
mewujudkan erajat kesehatan yang optimal bagi kesehatan masyarakat melalui
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dengan memperhatikan perundang-undangan
yang berlaku dengan tidak membedakan sosial ekonomi, agama dan golongan.
Berdasarkan hasil telaah dokumen data rekam medik tahun 2015 Rumah
Sakit Islam Pku Muhammadiyah maka dapat diketahui data jumlah kunjungan
pasien rawat inap pada tahun 2015 sebanyak 12.083 pasien, ALOS 3,40% , BOR
75,50%, jumlah tempat tidur 149 tempat tidur. Sedangkan jumlah kunjungan
untuk instalasi rawat inap Multazam II pada tahun 2016 sebanyak 695 kunjungan
pasien dengan total jumlah tempat tidur sebanyak 34 tempat tidur.
B. Analisis Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Metode analisis beban kerja yang digunakan peneliti menggunakan metode
analisis beban kerja yang dikembangkan oleh Ilyas. Metode Ilyas menggunakan
pendekatan demand. Artinya, metode ini menghitung beban kerja yang harus
dikerjakan atas dasar permintaan untuk menghasilkan unit produksi atau jasa per
waktu yang dibutuhkan. Beban kerja akan bergantung pada volume kegiatan
perawat atau kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap tenaga kerja atau unit
organisasi. Untuk mengetahui beban kerja di instalasi awat inap Multazam II
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 dibutuhkan sejumlah
73
data dan informasi yang dapat diperoleh melalui proses wawancara dan observasi.
Observasi dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan tenaga
keperawatan untuk menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan hasil observasi dan
hasil wawancara maka dapat diketahui kegiatan yang telah dilakukan oleh tenaga
keperawatan
Rumus beban kerja tenaga keperawatan instalasi rawat inap Multazam II
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 adalah sebagai berikut.
Keterangan:
B.K i-j = Jenis Beban Kerja
J.T. = Jumlah Transaksi per hari
W.T. = Waktu (menit atau jam) untuk setiap jenis transaksi
Untuk mempermudah analisis beban kerja tenaga keperawatan di instalasi
rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun
32016, maka peneliti akan menyajikan kegiatan perawat atau kegiatan yang telah
dilakukan oleh tenaga keperawatan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
74
Tabel 5. 1
Kegiatan Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah
Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
No. Jenis Kegiatan Waktu Transaksi
(menit)
Volume
Transaksi
Beban
Kerja/hari
A. Kegiatan Keperawatan Produktif Langsung
1. Melakukan Medikasi 10 4 40
2. Cek tanda-tanda vital 5 8 40
3. Mengganti infus 3 8 24
4. Membagi obat oral 2 8 16
5. Melakukan injeksi 5 8 40
6. Memindahkan pasien ke
ruang operasi
10 1 10
7. Memindahkan pasien ke
ruang rontgen
20 1 20
8. Mengantar pasien pulang 5 1 5
9. Menerima pasien baru 30 1 30
10. Memasang nebul 5 1 5
11. Melepas nebul 10 1 10
12. Memasang EKG 10 3 30
13. Mendengarkan konsultasi
pasien
10 17 170
14. Mengambil sample darah 10 2 20
15. Memberi nutrisi via NGT 5 2 10
16. Tata laksana pasien
meninggal
15 1 15
17. Menangani pasien
pendarahan
30 1 30
18. Merapikan tempat tidur
pasien
5 17 85
19. Memandikan bayi 15 1 15
Total 615
B. Kegiatan Produktif Tidak Langsung
1. Briefing 15 1 15
2. Operan 45 1 45
3. Meracik obat 60 1 60
4. Melengkapi Status 5 17 85
5. Menelepon Pasien dari
Instalasi Lain
3 10 30
6. Membuat Tampon 30 1 30
75
7. Mencatat Jadwal Visite
dokter
10 1 10
8. Mengisi hasil TTV dan
SOAP
5 8 40
Total 315
C. Kegiatan Pribadi
1. Sholat 5 1 5
2. Makan 5 1 5
Total 10
D. Kegiatan non Produktif
1. Mengobrol 5 1 5
2. Menonton TV 5 1 5
3. Telepon Urusan Pribadi 2 1 2
4. Tidur 90 1 90
5. Membaca Koran 5 1 5
Total 107
Total 878
Dari tabel 5.1 maka dapat diketahui bahwa jumlah legiatan yang paling
banyak dilakukan oleh perawat terdapat pada kegiatan keperawatan langsung
dengan beban kerja sebanyak 615 menit , dilanjutkan kegiatan keperawatn tidak
langsung sedangkan kegiatan yang paling membutuhkan sedikit waktu adalah
kegiatan pribadi tenaga keperawatan.
Untuk mengetahui total beban kerja perawat perhari seluruh perawat di
instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal
tahun 2016 maka dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut.
76
Dari perhitungan tersebut maka dapat diketahui beban kerja perawat dalam
satu unit di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016 adalah menit sebanyak 5580 menit.
Hasil perhitungan tersebut sesuai dengan hasil wawancara mendalam yang
dilakukan oleh peneliti mengenai rincian kegiatan perawat yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
“Kegiatan tenaga keperawatan yang dilakukan banyak sekali mba, dalam
satu shift, satu perawat bisa berbeda-beda. Kalo urutannya, pagi-pagi
sebelum operan kita briefing, dilanjut operan, nanti ada perawat yang
oplos obat, melengkapi status pasien, membuat program untuk pasien,
dilanjutkan medikasi, cek tanda-tanda vital pasien, membagikan obat,
mendengarkan keluhan pasien, ya banyak mba sekali mba sesuai asuhan
keperawatan dan kebutuhan pasien.” (Informan 1)
“Kalo kegiatan perawat ya emang udah ada acuannya kita harus ngapain
aja, tapi tetap tidak paten, maksudnya kegiatan yang dilakuin sama
perawat tergantung pada kebutuhan pasien. Jadi ya berbeda terus setiap
saat, tapi secara umum ya kegiatannya memberikan asuhan
keperawatan.” (Informan 2)
Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan oleh peneliti maka
dapat diketahui kegiatan perawat atau kegiatan yang telah dilakukan oleh tenaga
keperawatan instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016 adalah melaksanakan briefing, operan,
77
melakukan meracik obat, melengkapi status pasien dan program pasien,
melakukan medikasi, melakukan cek tanda-tanda vital pasien, membagikan obat,
mendengarkan keluhan pasien, dan lain-lain. Dari hasil perhitungan analisis beban
kerja dan wawancara mendalam yang dilakukan kepada kepala ruangan maka
dapat diketahui bahwa beban kerja perawat di instalasi awat inap Multazam II
adalah 5.580 menit.
C. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
dengan Metode Ilyas
Formula perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di instalasi rawat inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 di awali
dengan melakukan perhitungan beban kerja. Rumus perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan adalah jenis beban kerja perawat dikali dengan jumlah hari
kerja efektif. Variabel beban kerja dalam satu hari telah didapatkan melalui
perhitungan beban kerja metode Ilyas, sehingga dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan peneliti dapat secara langsung menambahkan beban kerja
perawat sebanyak 5.580 menit sesuai dengan hasil perhitungan. Sedangkan
variabel hari kerja efektif peneliti mendapatkan data tersebut melalui proses
wawancara dan telaah dokumen dengan menghitung hari efektif secara manual.
Peneliti telah melakukan wawancara kepada informan, dengan hasil kutipan
wawancara sebagai berikut:
“perawat itu kerjanya satu hari dalam 1 shift itu ya kira-kira 6 jam mba
kalo dikurangi sama persiapan dan lain-lain.”(Informan 1)
78
“Hari kerjanya 6 jari, habis itu lepas libur terus libur.” (Informan 2)
Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan waktu hari kerja
efektif perawat dalam satu minggu sebanyak 6 jam dalam satu hari atau 360
dalam satuan menit. Jumlah hari kerja dalam satu tahun sebanyak 271 jika
dihitung secara manual.
Berikut rumus perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di instalasi rawat
inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
dengan menggunakan metode perhitungan Ilyas.
a.
15,5
(Dibulatkan menjadi 21)
Keterangan:
B.K i-j = Jenis Beban Kerja
J.T = Jumlah Transaksi perhari
79
W.T. = Waktu (menit atau jam) yang dibutuhkan untuk setiap jenis
transaksi
J.K.E = Jam Kerja Efektif SDM per hari
*jumlah hari kerja per tahun = 255 hari/tahun atau 273 hari/tahun atau
289/tahun atau 237/tahun.
Dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di instalasi rawat inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016 maka
dapat diketahui jumlah tenaga keperawatan berdasarkan perhitungan sejumlah 21
perawat.
C. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
dengan metode WISN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota sera
Rumah Sakit, Work Load Indicator Staff Need atau yang biasa disebut WISN
merupakan indikator yang menunjukan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana
kesehatan berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah
dan rasional.
Untuk menghitung jumlah perawat yang dibutuhkan di Instalasi ruang rawat
inap Multazam II berdasarkan metode WISN maka diperlukan 5 langkah sebagai
berikut:
80
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Waktu kerja tersedia adalah satuan waktu yang digunakan oleh perawat
untuk bekerja menjalankan kegiatan pokoknya selama satu tahun. Menetapkan
waktu kerja tersedia bertujuan untuk memperoleh waktu kerja tersedia masing-
masing kategori SDM yang bekerja di Rumah Sakit selama kurun waktu satu
tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah
sebagai berikut:
a. Hari Kerja (A)
Data hari kerja didapatkan melalui proses wawancara dan telaah dokumen
serta perhitungan pada kalender secara manual. Berikut hasil wawancara
yang telah dilakukan oleh peneliti.
“perawat itu kerjanya satu hari dalam 1 shift itu ya kira-kira 6 jam mba
kalo dikurangi sama persiapan dan lain-lain.”(Informan 1)
“Hari kerjanya 6 jari, habis itu lepas libur terus libur.” (Informan 2)
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa, jumlah hari kerja
perawat selama 6 hari. Perawat di ruang rawat inap Multazam II
menggunakan sistem shift, sehingga ketentuan yang berlaku untuk perawat
pelaksana adalah 6-2, yaitu 6 hari kerja kemudian 2 hari libur. Dalam satu
tahun terdapat 365 hari, jika dilakukan perhitungan secara manual dengan
sistem masuk perawat selama 6 hari kerja dan libur sebanyak 2 hari maka
didapatkan dalam satu tahun ada 89 hari libur. Dengan demikian jumlah hari
kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam PKU
81
Muhammadiyah Tegal adalah 276 hari dari hasil pengurangan 365 dengan
89 hari.
b. Cuti tahunan (B)
Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun. Akan tetapi, di instalasi ruang rawat inap Multazam II
banyaknya waktu cuti ditentukan oleh lamanya waktu kerja seorang perawat
tersebut. Data cuti tahunan diperoleh melalui proses telaah dokumen hak
cuti tenaga keperawatan. Berikut waktu cuti 18 tenaga keperawatan di ruang
Multazam II:
Tabel 5. 2
Distribusi Jumlah Hari Cuti Tenaga Keperawatan di Instasi Rawat Inap
Multazam II RSI PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016
No. Nama Lama Kerja Jumlah Hari Cuti
1. SS, AMK 11 tahun 12
2. OFL, AMK 14 tahun 12
3. ARL, AMK 1 tahun 2
4. NH., AMK 3 tahun 6
5. AK, AMK 2 tahun 3
6. WNS, AMK 2 tahun 1
7. KH, AMK 2 tahun, 6 bulan 6
8. IP, AMK 1 tahun Belum
9. SK, S. Kep 9 tahun, 4 bulan 12
10. EPY, AMK 2 tahun, 3 bulan 3
11. HR, AMK 5 tahun, 3 bulan 6
12. LS, S.Kep; Ns 2 tahun, 1 bulan 3
13. KJ, S.Kep; Ns 2 tahun 3
14. HNS, AMK 2 tahun, 10 bulan 6
15. FT, AMK 1 tahun, 1 bulan 1 (setalah bulan
oktober)
16. WCh, AMK 5 tahun, 10 bulan 6
17. AS, S.Kep;Ns 7 bulan Belum
18. AL, AMK 1 tahun Belum
Jumlah 81
Rata-rata 4,5
82
Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa jumlah hari cuti ditentukan
berdasarkan jumlah lama kerja seseorang. Total hari kerja selama satu tahun
terahir adalah 85 hari, maka dari itu peneliti mengambil rata-rata jumlah
hari kerja untuk perhitungan karena jumlah hari cuti setiap perawat berbeda.
Adapun rata-rata hari cuti sebanyak 4,5 hari. Dibulatkan menjadi 5 hari.
c. Pendidikan dan Pelatihan (C)
Sesuai ketentuan yang berlaku di RS untuk mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi/profesionalisme setiap kategor SDM memiliki
hak untuk mengikuti pelatihan/kursus/seminar/lokakarya dalam 6 hari kerja.
Berikut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala ruangan.
“Biasanya emang pelatihan itu ada mba, tapi selama tahun ini belum ada
satupun pelatihan.” (Informan 1)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan maka
jumlah hari pelatihan dan pendidikan selama 1 tahun untuk tahun ini tidak
ada.
d. Hari Libur Nasional (D)
Jumlah hari kerja dan cuti bersama dalam satu tahun adalah 0. Di ruang
rawat inap Multazam II memberlakukan sistem shift, maka hari libur tetap
masuk kerja. Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada
kepala ruang rawat inap Multazam II.
“Ya kalo perawat ngga ada liburnya, hari libur nasional ya tetap masuk
kaya biasa, kan sistemnya shift.” (Informan 1)
e. Ketidak Hadiran Kerja (E)
83
Setelah melakukan telaah dokumen pada data rata-rata ketidakhadiran kerja
(selama kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit dan cuti hamil pada tahun
2016 maka jumlah ketidakhadiran adalah sebanyak 70 hari.
f. Waktu Kerja (F)
Untuk mengetahui waktu kerja maka peneliti melakukan wawancaraa dan
perhitungan. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti.
“kita sistemnya shift mba...kalo pagi kita kerjanya 7 jam, siang 7 jam..nah
kalo malem itu sampe 10 jam mba.. setau saya itu emang udah
ketentuannya.” (Informan 1)
Setelah dilakukan wawancara, diketahui bahwa waktu kerja pada umumnya
perawat di ruang rawat inap Multazam II menggunakan sistem shift, oleh
karena itu perhitungan menggunakan sistem shift. Jam kerja dibagi menjadi
3 shift, shift pagi selama 7 jam, shift siang selama 7 jam dan shift malam
selama 10 jam. Jika dijumlahkan dan dicari rata-rata jumlah waktu kerja
maka dapat diketahui bahwa jumlah waktu kerja tenaga keperawatan selama
8 jam.
Berdasarkan data diatas selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menetapkan waktu tersedia dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja
84
Tabel 5. 3
Waktu Kerja Tenaga Keperawatn di Instalasi Rawat Inap Multazam II RSI
PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Kode Faktor Kategori SDM
Keterangan Perawat
A Hari Kerja 276 Hari/tahun
B Cuti Tahunan 5 Hari/tahun
C Pendidikan dan Pelatihan 0 Hari/tahun
D Hari Libur Nasional - Hari/tahun
E Ketidak Hadiran Kerja 70 Hari/tahun
F Waktu Kerja 8 Jam/hari
Hari Kerja Tersedia 201 Hari kerja/tahun
Waktu Kerja Tersedia (satuan jam) 1.608 Jam/tahun
Waktu Kerja Tersedia (satuan menit) 96.480 Menit/tahun
Uraian perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Hari Kerja Tersedia
Hari Kerja Tersedia untuk Perawat = {A-(B+C+D+E)}
= {276-(5+0+0+70)}
= 201 hari kerja/tahun
b. Waktu Kerja Tersedia
Waktu kerja tersedia dalam jam = 201 hari kerja × 8 jam/hari
= 1608 jam/tahun
Waktu kerja tersedia dalam menit = 1608 jam/tahun × 60 menit
= 96.480 menit/tahun
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa waktu kerja tersedia untuk
perawat di ruang rawat inap Multazam II adalah sebanyak 1.608 jam/tahun.
85
2. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Unit kerja dalam perhitungan beban kerja disini adalah tenaga
keperawatan di ruang rawat inap Multazam II rumah sakit Islam PKU
Muhammadiyah Tegal.
Tabel 5. 4
Unit Kerja dan Kategori SDM Tenaga Keperawatn di Instalasi Rawat Inap
Multazam II RSI PKU Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Unit Kerja Sub Unit Kerja Kategori Tenaga
Instalasi Rawat Inap RSI
PKU Muhammadiyah Tegal
Ruang Rawat Inap
Multazam II kelas I dan
kelas Utama
Perawat berjumlah
18 perawat
3. Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun
kerja sesuai dengan standar profesional dan telah memperhatikan waktu libur,
sakit dan lain-lain. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (rata-rata waktu)
dan waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori
tenaga. Untuk dapat menghitung standar beban kerja tenaga keperawatan,
peneliti mengacu pada beban kerja keperawatan langsung yang telah
didapatkan melalui proses wawancara pada saat pengambilan data perhitungan
beban kerja tenaga keperawatan. Dilanjutkan dengan melakukan perhitungan
standar beban kerja sesuai dengan rumus yang telah ditentukan. Beban kerja
masing-masing kategori SDM di tiap rawat unit RS adalah meliputi:
86
Untuk mendapatkan besaran rata-rata waktu produksi per satuan kegiatan
pokok, caranya adalah dengan membagi besaran waktu yang dipergunakan
untuk menyelesaikan kegiatan pokok tersebut dalam satu hari kerja dengan
rata-rata jumlah unit kegiatan yang dapat diselesaikan dalam satu hari kerja
dalam satuan menit.
Tabel 5. 5
Perhitungan Standar Beban Kerja
Kegiatan Keperawatan Langsung Rata-rata
waktu (menit)
Standar Beban
Kerja
Melakukan Medikasi 10 9.648
Cek tanda-tanda vital 5 19.296
Mengganti infus 3 32.160
Membagi obat oral 2 48.240
Melakukan injeksi 5 19.296
Memindahkan pasien ke ruang operasi 10 9.648
Memindahkan pasien ke ruang rontgen 20 4.824
Mengantar pasien pulang 5 19.296
Menerima pasien baru 30 3.216
Memasang nebul 5 19.296
Melepas nebul 10 9.648
Memasang EKG 10 9.648
Mendengarkan konsultasi pasien 10 9.648
Mengambil sample darah 10 9.648
Memberi nutrisi via NGT 5 19.296
Tata laksana pasien meninggal 15 6.432
Menangani pasien pendarahan 30 3.216
Merapikan tempat tidur pasien 5 19.296
Memandikan bayi 15 6.432
87
4. Penyusunan Standar Kelonggaran
Standar kelonggara merupakan standar kegiatan untuk kegiatan-kegiatan
dimana tidak dilakukan pencatatan statistik tahunan secara teratur. Standar
kelonggaran dibagi menjadi dua yaitu standar kelonggaran kategori dan stndar
kelonggaran individu. Untuk mendapatkan data dalam variabel standar
kelonggaran, peneliti melakukan wawancara dengan kepala ruangan dan
melakukan studi dokumen terhadap data cuti tenaga keperwatan tahu 2016.
Berikut hasil wawancara dengan kepala ruangan.
“kalo rapat bulanan diluar briefing itu ada ya pasti..biasanya ngebahas
buat akreditasi atau kalo ada informasi penting dari atasan.. lamanya ya
paling 2 jam sih” (Informan 1)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyampaian
informasi atau rapat dilakukan satu bulan sekali, lama kegiatan tersebut selama
2 jam. Untuk mengetahui jumlah cuti di tahun 2016, peneliti melakukan studi
dokumen terhadap data cuti tenaga keperawatan tahun 2016. Berikut
perhitungan standar kelonggaran tenaga keperawatan.
88
Tabel 5. 6
Perhitungan Waktu kelonggaran Perawat
No. Faktor Kelonggaran Rata-rata
waktu
Jumlah Standar
Kelonggaran
Standar Kelonggaran Kategori (terkait kegiatan produktif tidak langsung)
1. Penyampaian informasi
kepala ruang
2 jam/bulan 24 jam/tahun 0,01
Standar Kelonggaran Individu
1. Cuti hamil dan sakit 70 hari/tahun 1680
jam/tahun
1,04
TOTAL WAKTU KELONGGARAN 1,05
5. Perhitungan Kebutuhan SDM per Unit Kerja
A. Kuantitas Kegiatan Pokok
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
perawatan yang telah dilaksanakan di tiap unit kerja RSI PKU
Muhammadiyah Tegal dalam kurun waktu satu tahun. Data tersebut
didapatkan dari telaah dokumen jumlah kunjungan rumah sakit dan jadwal
tenaga keperawatan setiap shiftnya. Di ruang rawat inap Multazam II jika
dirata-ratakan jumlah perawat masing-masing shift berjumlah 6 perawat,
jika pasien sedang penuh maka 1 perawat memegang 5 hingga 6 pasien.
Berdasarkan data sekunder tahun 2016, jumlah kunjungan pasien ruang
rawat inap Multazam II dalam 7 bulan terahir adalah 695. Jika dikalikan
dengan rata-rata tindakan satu pasien per satu kali dinas yaitu sebanyak 4
tindakan, maka didapatkan untuk jumlah kuantitas kegiatan pokok di ruang
rawat inap Multazam II sebanyak 2780 kegiatan.
Tabel 5. 7
Perhitungan Kuantitas Kegiatan Pokok
Unit Kerja Kegiatan Pokok Kuantitas (1 tahun)
Rawat Inap Multazam II Pelayanan Keperawatan 2780
89
B. Perhitungan Kebutuhan SDM Unit Kerja
Rumus perhitungan kebutuhan SDM unit kerja adalah sebagai berikut:
Dengan kuantitas kegiatan pokok sebanyak 2.780 selama satu tahun, berikut
perhitungan kebutuhan perawat rawat inap Multazam II RSI Pku
Muhammadiyah Tegal.
Tabel 5. 8
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Kegiatan Keperawatan Langsung KKP SBK SK KS
Melakukan Medikasi 2780 9.648 1,05 1,34
Cek tanda-tanda vital 2780 19.296 1,05 1,19
Mengganti infus 2780 32.160 1,05 1,14
Membagi obat oral 2780 48.240 1,05 1,11
Melakukan injeksi 2780 19.296 1,05 1,19
Memindahkan pasien ke ruang operasi 2780 9.648 1,05 1,34
Memindahkan pasien ke ruang rontgen 2780 4.824 1,05 1,63
Mengantar pasien pulang 2780 19.296 1,05 1,19
Menerima pasien baru 2780 3.216 1,05 1,91
Memasang nebul 2780 19.296 1,05 1,19
Melepas nebul 2780 9.648 1,05 1,34
Memasang EKG 2780 9.648 1,05 1,34
Mendengarkan konsultasi pasien 2780 9.648 1,05 1,34
Mengambil sample darah 2780 9.648 1,05 1,34
Memberi nutrisi via NGT 2780 19.296 1,05 1,19
Tata laksana pasien meninggal 2780 6.432 1,05 1,48
Menangani pasien pendarahan 2780 3.216 1,05 1,91
90
Merapikan tempat tidur pasien 2780 19.296 1,05 1,19
Memandikan bayi 2780 6.432 1,05 1,48
Jumlah 25,86
Pembulatan 26
Keterangan:
SK = Standar Kelonggaran
KKP = Kuantitas Kegiatan Pokok
SBK = Standar Beban Kerja
KS = Kebutuhan SDM
Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa berdasarkan perhitungan kebutuhan
tenaga dengan menggunakan WISN didapatkan total kebutuhan tenaga
perawat di Instalasi Rawat Inap adalah sebanyak 26 orang.
D. Perbandingan Hasil Metode Perhitungan Kebutuhan tenaga Keperawatan di
Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah
Tegal tahun 2016
Metode perhitungan kebutuhan metode Ilyas menghasilkan jumlah
kebutuhan perawat sebanyak 21 perawat, sedangkan dengan menggunakan
metode WISN jumlah perawat yang dibutuhkan sebanyak 26 perawat.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui nahwa
terdapat perbedaan hasil perhitungan. Dari metode perhitungan yang dipilih
peneliti, kedua metode tersebut memiliki variabel yang berbeda. Metode
perhitungan kebutuhan perawat Ilyas memiliki variabel jenis beban kerja, jumlah
transaksi perhari, waktu setiap jenis transaksi, dan jumlah kerja efektif.
Sedangkan metode perhitungan kebutuhan perawat WISN memiliki variabel
91
waktu kerja tersedia, kategori SDM, standar beban kerja, standar kelonggaran,
perhitungan kebutuhan SDM.
92
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan, tahap perhitungan beban kerja,
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dan analisis masing-masing metode
perhitungan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti tidak melihat karakteristik masing-masing keahlian tenaga
keperawatan dalam perhitungan beban kerja.
2. Peneliti tidak melihat karakteristik masing-masing pasien dalam perhitungan
beban kerja.
3. Belum terdapat SOP secara teknis yang diterapkan di instalasi rawat inap
Multazam II RSI Pku Muhammadiyah Tegal sehingga mempersulit peneliti
dalam mengetahui kegiatan perawat yang dilakukan oleh tenaga keperawatan.
4. Minimnya sumber pembanding terutama dalam perhitungan beban kerja
metode Ilyas dan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan Ilyas.
5. Tidak adanya standar baku minimal waktu yang dibutuhkan tenaga
keperawatan untuk melakukan suatu kegiatan.
B. Kelebihan Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan, tahap perhitungan beban kerja,
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dan analisis masing-masing metode
perhitungan. Kelebihan dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti memilih metode perhitungan kebutuhan perawat yang belum pernah
digunakan di Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal.
93
2. Peneliti melakukan perhitungan beban kerja sebelum melakukan perhitungan
kebutuhan tenaga perawat.
B. Analisis Beban Kerja Tenaga Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Perhitungan beban kerja tenaga keperawatan di Instalasi Ruang Rawat Inap
Multazam II dilakukan dengan menggunakan metode Ilyas. Data didapatkan
melalui proses wawancara dan observasi. Wawancara dilkukan kepada kepala
ruangan sebagai informan kunci dan terhadap kepala tim di instalasi tersebut.
Setelah mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh tenaga keperawatan
maka langkah selanjutnya adalah melakukan observasi. Untuk mengetahui berapa
waktu yang dibutuhkan tenaga keperawatan untuk menyelesaikan suatu kegiatan.
Lama waktu observasi dilakukan selama 2 shift, yaitu shift pagi dan sore.
Variabel perhitungan beban kerja adalah beban kerja dikalikan dengan
jumlah perawat. Variabel beban kerja didapatkan dari hasil penjumlahan dari
jumlah kegiatan produktif langsung dan kegiatan produktif tidak langsung, dua
komponen tersebut merupakan kegiatan perawat yang berhubungan dengan pasien
baik langsung maupun tidak langsung. Peneliti melakukan observasi untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perawat, dilanjutkan dengan
melakukan wawancara untuk mengetahui berapa kali perawat melakukan suatu
kegiatan dalam waktu satu hari atau yang bisa disebut dengan volume kegiatan.Di
rumah sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal belum memiliki standar yang baku
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perawat dan berapa waktu yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan suatu kegiatan sehingga
menyulitkan peneliti untuk mengetahui hal tersebut. Peneliti melakukan observasi
94
pada shift siang dan shift sore untuk mengatasi ketidak akuratan hal tersebut. Data
tersebut belum mempertimbangkan aspek keahlian perawat yang berbeda-beda,
sehingga saat menentukan waktu rata-rata peneliti mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa waktu kegiatan
keperawatan langsung sebesar beban kerja tenaga keperawatan adalah 58,74
%,jumlah kegiatan tidak langsung sebanyak 30,08%, jumlah waktu kegiatan
pribadi sebanyak 0,96% sedangkan kegiatan non produktif sebanyak 10,22%.
Secara presentase, jumlah beban kerja tenaga keperawatan adalah sebesar 88,82
%. Hasil tersebut diperoleh melalui penjumlahan kegiatan produktif langsung dan
produktif tidak langsung. Menurut Ilyas dan International Labour Organization
menyatakan bahwa waktu kerja yang produktif sekitar 80% dan jika pekerja sudah
bekerja diatas waktu produktifnya, maka perlu dipertimbangkan dan
memperlihatkan bahwa unit tersebut membutuhakan tenaga baru (Purwanto,
2011). Menurut teori jika waktu produktif telah melewati batas 80% maka di unit
tersebut membutuhkan tenaga tambahan. Hal tersebut terjadi di instalasi rawat
inap Multazam II, dimana presentase mencapai 88,82%, dapat disimpulkan bahwa
di instalasi rawat inap Multazam II membutuhkan tenaga tambahan.
Menurut perhitungan metode beban kerja Ilyas, maka dapat diketahui bahwa
beban kerja tenaga keperawatan sebesar 5580 menit. Kegiatan terbanyak
dilakukan pada kegiatan produktif langsung sebanyak 615 menit. Jumlah tempat
tidur si ruang tersebut sebanyak 34 tempat tidur dengan jumlah perawt sebanyak
18 orang. Pada setiap shiftnya jumlah tenaga keperawatan yang bertugas sebanyak
4 hingga 6 perawat. Jika dibandingkan dengan jumlah pasien maka 5 hingga 6
perawat dibebankan pada 1 perawat. Hal tersebut menyebabkan beban kerja
95
tenaga perawat tinggi. Jumlah kunjungan pasien di instalasi rawat inap Multazam
II pada tahun 2016 sebanyak 2780 pasien dan terjadi peningkatan di setiap
bulannya. Menurut perawat, hal tersebut mempengaruhi beban kerja perawat. Hal
tersebut sesuai dengan pemaparan Duffield (2009) dan Quin (2013) bahwa
peningkatan jumlah pasien, banyaknya tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam
shift tertentu juga dapat mempengaruhi beban kerja perawat. Dari pernyataan
tersebut maka dapat diketahui bahwa beban kerja tenaga perawat di instalasi
rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun
2016 termasuk tinggi yaitu melebihi batas produktifitas maksimal (80%) sehingga
perlu adanya penambahan tenaga perawat di instalasi tersebut.
C. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
dengan metode Ilyas
Formula perhitungan kebutuhan tenaga yang di instalasi ruang rawat inap
diawali dengan menghitung beban kerja tenaga keperawatan. Metode yang
digunakan adalah metode perhitungan kebutuhan tenaga Ilyas, dengan variabel
beban kerja perawat dalam satu unit dikalikan jumlah hari kerja efektif. Metode
Ilyas memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah langkah dalam perhitungan
sedikit jika dibandingkan dengan metode WISN, variabel lebih sedikit hal tersebut
membuat metode Ilyas menjadi metode yang mudah dioperasionalkan meskipun
dilakukan perhitungan secara manual. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan oleh peneliti maka jumlah perawat yang dibutuhkan menurut metode
Ilyas berjumlah 21 perawat. Jika dibandingkan dengan jumlah perawat saat ini
96
yang berjumlah 18 perawat maka dapat disimpulkan bahwa terjadi kekurangan
jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap Multazam II.
Menurut penuturan kepala perawat, bahwa metode perhitungan Ilyas belum
pernah diterapkan di rumah sakit tersebut. Bahkan perhitungan dengan
pendekatan beban kerja belum pernah diterapkan. Padahal menurut Tamaka
(2015), beban kerja merupakan hal penting untuk diketahui sebagai dasar untuk
mengetahui kapasitas kerja perawat agar terdapat keseimbangan antara tenaga
perawat dan beban kerja. Oleh sebab itu peneliti memilih perhitungan Ilyas
dengan pendekatan beban kerja untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat.
Variabel yang digunakan dalam perhitungan ini adalah beban kerja perawat
yang dihasilkan dari analisis beban kerja perawat menggunakan metode Ilyas
dikalikan dengan jumlah hari kerja efektif selama satu tahun. Untuk mengetahui
hari kerja efektif maka peneliti melakukan wawancara dan studi literatur terkait
dengan jumlah hari cuti perawat, jumlah hari cuti ditentukan berdasarkan lama
kerja perawat di rumah sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal. Selanjutnya
dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menjumlahkan jumlah
perawat di hari aktif dan hari libur. Dari hasil peembahasan tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah perawat yang dibutuhkan berjumlah 21 perawat, selisih
dengan jumlah perawat saat ini adalah 3 perawat. Sehingga rumah sakit Islam Pku
Muhammadiyah perlu menambah jumlah tenaga perawat terutama di ruang rawat
inap Multazam II.
97
D. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di di Instalasi Rawat Inap
Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
dengan metode WISN
Metode pembanding dalam melakukan perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan adalah metode workload indicator staff need (WISN), metode WISN
merupakan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan
pendekatan beban kerja. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dan
observasi untuk mengetahui seluruh kegiatan perawat yaitu kegiatan keperawatan
langsung, keperawatan tidak langsung, kegiatan pribadi dan kegiatan non
produktif di instalasi rawat inap Multazam II tahun 2016. Hasil perhitungan beban
kerja dengan metode Ilyas dijadikan sebagai dasar dalam melakukan perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan dengan menggunakan metode WISN. Dalam
melakukan penelitian ini, peneliti harus melalui lima tahap:
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Waktu kerja tersedia di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam
Pku Muhammadiyah Tegal pada tahun 2016 adalah 201 hari atau 96.480 menit.
Perhitungan waktu kerja tersedia dalam waktu satu tahun diperoleh dari jumlah
waktu satu tahun dikurangi dengan jatah cuti tahunan, waktu pendidikan dan
pelatihan, hari libur nasional, ketidak hadiran kerja dan dikalikan jumlah hari
libur. Kemudian didapatkan hasil perhitungan dengan waktu kerja tersedia.
Peneliti melakukan studi dokumen untuk mengetahui hari jumlah perawat,
jumlah cuti ditentukan dari lama kerja masing-masing perawat, peneliti
menjumlahkan total hari cuti dari seluruh perawat di rumah sakit tersebut
kemudian membaginya dengan jumlah perawat yang ada. Untuk mengetahui
98
waktu pendidikan dan pelatihan peneliti melakukan wawancara dengan kepala
ruangan. Menurut pemaparan kepala ruangan dinyatakan bahwa kegiatan
pelatihan dan pendidikan tidak dilaksanakan oleh rumah sakit dalam kurun
waktu tahun 2016 sehingga secara tidak langsung waktu pendidikan dan
pelatihan tidak mempengaruhi perhitungan waktu kerja tersedia. Perawat
bekerja setiap hari dengan lama kerja 6 hari, lepas libur 1 hari dan libur 1 hari.
Saat libur hari nasional perawat tetap bekerja sesuai jadwal yang ditentukan.
2. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Langkah kedua perhitungan kebutuhan tenaga keperawtn dengan meggunakan
metode WISN adalah dengan melakukan identifikasi sumber daya manusia
yang akan diteliti. Berdasarkan analisis situasi, peneliti memilih instalasi ruang
rawat inap Multazam II yaitu perawat pelaksanan pada ruang kelas I dan
utama. Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap tersebut sebanyak 34 tempat
tidur, jumlah perawat sebanyak 18 perawat sudah termasuk kepala ruangan.
Jumlah kunjungan di instalasi rawat inap Multazam II sebanyak 2.191
kunjungan dari total kunjungan pasien keseluruhan di rumah sakit sebanyak
12.083 kunjungan pasien.
Banyak keluhan dari perawat bahwa jumlah saat ini kurang jika dibandingkan
dengan kebutuhan, dan hal tersebut menyebabkan tingginya beban kerja yang
akan mempengaruhi stres kerja pada tenaga perawat. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihatini (2007), Pitaloka (2010),
Haryanti (2013) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja
dengan stres kerja yang dialami oleh perawat. Oleh karena itu peneliti
99
melakukan penelitian di instalasi rawat inap Multazam II karena memiliki
beban kerja tinggi yang akan mempengaruhi stres kerja perawat.
3. Menyusun Standar Beban Kerja
Penyusunan standar beban kerja dilakukan dengan menggunakan data rata-rata
waktu kegiatan perawatan langsung yang didapatkan melalui proses observasi.
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan dengan cara jumlah
waktu tersedia dibagi rata-rata waktu kegiatan, maka akan didapatkan hasil
standar beban kerja perawat untuk setiap jenis kegiatannya. Untuk
mendapatkan standar beban kerja peneliti mengalami kesulitas dikarenakan
rumah sakit belum memiliki standar beban kerja perawat. Sehingga standar
beban kerja tidak dapat menjadi acuan dalam perhitungan di waktu berbeda,
sebab jenis tindakan yang diberikan perawat kepada pasien akan berbeda sesuai
dengan tingkat kegawatdaruratan dan ketergantungan pasien terhadap perawat.
Standar beban kerja sesuai dengan hasil observasi, studi dokumen dan
wawancara kepada kepala ruangan yang telah bekerja cukup lama di ruangan
tersebut sehingga mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh perawat.
Akan tetapi menurut Ilyas (2013), beban waktu kerja dan standar waktu kerja
dalam perhitungan standar beban kerja perhari dapat digunakan sebagai
pedoman untuk menghitung kebutuhan spesifik personel untuk pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Menurut Niebel (1982) dalam Suharyono (2005),
dengan mendapatkan ukuran tepat tentang jumlah total produk pelayanan dan
jumlah tepat total penggunaan waktu produktif untuk menyelesaikan satu
satuan produk layanan, akan didapatkan jumlah kebutuhan tenaga.
100
Dari hasil pembahasan tersebut maka dapat diketahui bahwa penyusunan
standar beban kerja perawat di ruangan tersebut untuk menghitung kebutuhan
belum berdasarkan standar beban kerja sehingga hal tersebut mempengaruhi
perhitungan kebutuhan tenaga perawat.
4. Menyusun Standar Kelonggaran
Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan standar kelonggaran.
Perhitungan standar kelonggaran dilakukan untuk menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan langsung
tetapi bermanfaat bagi pemberian pelayanan kesehatan. Standar kelonggaran
dibagi menjadi dua, yaitu standar kelonggaran untuk menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan rapat dan standar kelonggaran untuk cuti tenaga
perawat. Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui bahwa standar
kelonggaran di instalasi ruang rawat inap Multazam II sebesar 1,05.
Standar kelonggaran digunakan untuk mengetahui kegiatan perawat yang tidak
berhubungan langsung dengan pasien. Untuk mengetahui standar kelonggaran
maka peneliti melakukan wawancara kepada kepala ruangan, meski kegiatan
rapat sering dilakukan setiap bulan akan tetapi waktu yang dipaparkan
berdasarkan perkiraan kepala ruangan. Peneliti tidak melakukan observasi atau
perhitungan waktu yang dibutuhkan perawat untuk melakukan rapat bulan, hal
tersebut disebabkan saat melakukan penelitian tidak bertepatan dengan waktu
rapat bulanan. Dari pemaparan tersebut maka dapat diketahui bahwa standar
kelonggaran perawat sebesar 1,05, hasil tersebut didapatkan dengan
perhitungan waktu yang dipergunakan ada kegiatan di luar kegiatan langsung
dibagi dengan waktu tersedia.
101
5. Perhitungan Jumlah Kebutuhan SDM
Hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan metode
WISN maka dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan tenaga perawat di
instalasi rawat inap Multazam II sebanyak 26 tenaga perawat. Jika
dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat saat ini yang berjumlah 18
perawat, maka dapat disimpulkan bahwa di instalasi rawat inap mengalami
kekurangan perawat sebanyak 8 perawat.
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan menggunakan metode WISN
melalui lima langkah, langkah terakhir adalah melakukan perhitungan
kebutuhan. Setiap langkah akan saling berkaitan, sehingga jika di dalam satu
langkah terdapat ketidaksesuaian hasil perhitungan maka akan mempengaruhi
hasil jumlah perawat yang dibutuhkan.
Perencanaan tenaga perawat di instalasi rawat inap Multazam II tidak
mempertimbangkan perhitungan beban kerja, sehingga meskipun perhitungan
kebutuhan erawat telah dilakukan secara rutin tetapi tetap terjadi kurangnya
tenaga keperawatan. Kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan tingginya
beban kerja sehingga akan mempengaruhi kualitas pelayanan perawat kepada
pasien. Hal tersebut sesuai dengan Hellerawa &Adambarage (2015), yang
menyatakan bahwa jika perencanaan tenaga perawat tidak dilakukan dengan
tepat maka dapat menyebabkan kekurangan tenaga perawat. Kurangnya tenaga
perawat dapat mempengaruhi beban kerja perawat yang akhirnya dapat
mempengaruhi pelayanan perawatan pada pasien.
102
E. Perbandingan Hasil Metode Perhitungan Kebutuhan tenaga Keperawatan
di Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal tahun 2016
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode Ilyas dan metode WISN maka dapat
diketahui bahwa terdapat perbedaan dari hasil perhitungan dengan menggunakan
dua metode tersebut. Metode Ilyas menghasilkan kebutuhan tenaga perawat
seharusnya sebanyak 21 perawat, sedangkan metode WISN menghasilkan
perhitungan kebutuhan perawat seharusnya sebanyak 26 perawat. Selisih dari dua
pergitungan tersebut sebanyak 5 perawat.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Devi (2011)
mengenai analisis kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap Karimun
tahun 2010 dengan membandingkan dua formulasi perhitungan kebutuhan
perawat yaitu formulasi Gillies dan Depkes. Hasil penelitian yang dilakukan
adalah perawat yang dibutuhkan sebanyak 35 tenaga perawat. Peneliti menghitung
rata-rata penggabungan nilai menurut formula Gillies dan Depkes, hal tersebut
disebabkan karena formula Gillies fokus kepada keperawatan langsung yang
berorientasi pada pasien sedangkan formulasi perhitungan Depkes
mengalokasikan 25% untuk kegiatan administrasi, kebersihan ruangan dan
peralatan, sehingga menyebabkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan dengan menggunakan metode Depkes lebih banyak dari metode
Gillies (Devi, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti juga
mendapatkan hasil yang serupa, dimana terdapat perbedaan hasil perhitungan
antara metode WISN dan metode Ilyas. Perbedaan hasil tersebut disebabkan
103
karena metode WISN atau yang sering disebut metode Depkes mengalokasikan
25% untuk kegiatan administrasi, kebersihan ruangan dan peralatan, sehingga
menyebabkan hasil perhitungan lebih banyak, sedangkan metode Ilyas tidak
mempertimbangkan hal tersebut sehingga hasil perhitungan lebih sedikit
(Devi,2011). Dari hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan dari hasil perhitungan kedua metode yang disebabkan karena
perbedaan variabel diantara kedua metode tersebut serta alokasi dana pada metode
WISN yang menyebabkan perbedaan hasil diantara keduanya.
104
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang
telah diuraikan sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini
adalah:
1. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan beban kerja dengan menggunakan
metode Ilyas, maka beban kerja tenaga keperawatan di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah sebesar 5.580 menit.
2. Terdapat perbedaan hasil analisis perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
di instalasi rawat inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah
Tegal tahun 2016.
3. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
menggunakan metode perhitungan Ilyas sebanyak 21 perawat, sedangkan
berdasarkan metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dengan
menggunakan metode WISN hasil perhitungannya sebanyak 26 perawat. Maka
selisih hasil perhitungan secara kuantitas atau jumlah sebanyak 5 perawat.
4. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dengan menggunakan
metode WISN lebih banyak dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode Ilyas. Hal tersebut disebabkan karena metode WISN
mengalokasikan 25% untuk kegiatan administrasi, kebersihan ruangan dan
peralatan.
105
B. Saran
1. Pihak rumah sakit sebaiknya mengembalikan tugas tenaga keperawatan sesuai
dengan asuhan keperawatan. Sehingga tenaga keperawatan dapat bekerja
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Pihak rumah sakit melakukan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
ulang dengan menggunakan metode yang memiliki variabel yang setara atau
sejenis.
3. Pihak rumah sakit memaksimalkan fungsi pengawasan terhadap kinerja tenaga
keperawatan agar tenaga keperawatan bekerja sesuai dengan asuhan
keperawatan sehingga dapat terhindar dari beban kerja tinggi dan penambahan
jumlah tenaga keperawatan.
4. Pihak rumah sakit melakuakan pemilihan metode perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan dengan mempertimbangkan metode pergitungan tersebut
mulai dari dari segi beban kerja dan alokasi anggaran.
106
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, Lucky,. Erna Zakiyah. (2015). Analisa Perkiraan Jumlah SDM Rekam
Medik di Unit Filing dengan metode WISN (Workload Indicator Staff Need) di
RSUD Kabupaten Wonogiri Tahun 2014. IJMS-Indonesian Journal on Medical
Science. Vol. 2 No. 1, halaman 69-73
Andriani, Zaebatul. (2014). Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat dengan Rumus
Gillies pada Bangsal Marwah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Tesis Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Arwani, & Supriyatno, H. (2006). MANAJEMEN BANGSAL KEPERAWATAN.
Jakarta: Anggota IKAPI.
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan. (2009). Perlengkapan
untuk Pengembangan Indikator Beban Kerja Petugas (WISN) untuk
Memperbaiki Perencanaan dan Manajemen Tenaga Kerja Kesehatan dalam
Sistem Kesehatan yang di Desentralisasi. Jakarta: EPOS Health Management
Bahadori, M. (2014). Factors Affecting Intensive Care Units Nursing Workload. Iran
Red Crescent Med J, 1-7.
Beduz, Mary Agnez. (2009). Building Capacity in Nursing Human Resource
Planning, A Best Practice Resource for Nursing Managers. Canada: Mount
Sinai Hospital
Bourgeault, Ivy Lynn,. dkk. (2015). The Need for a pan-Canadian Health Human
Resourcesn Strategy. Canadian: Institute of Public Health, Univesity of Ottawa
on behalf of the pan Canadian HHR Network
Brady, A.-M. (2007). Measuring the workload of community nurses in Ireland: a
review of workload measurement systems. Journal of Nursing Management,
481-489.
Budiarto, E., & Anggraeni, D. (2003). Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:
Anggota IKAPI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Kesehatan di Tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). PEDOMAN TEKNIS SARANA
DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KELAS C. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Devi, Liza Sri Kusuma. (2011). Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat di Instalasi
Rwat Inao RSUD Karimun Tahun 2010. Tesis Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Program Studi Kajian Adinistrasi Rumah Sakit Universitas
Indonesia tahun 2011
107
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (1992). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta: Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Dias, Laura Portolese. (2012). Beginning Management of Human Resources.
Washington
Didenko, O. (2015). Nursing Workload Evaluation in ICU using the TISS-28 scale in
Cardiac Surgery Patients. Intensive Care Medicine Experimental a Springer
Open Journal, A718.
Duffield, C., & dkk. (2006). Methods of Measuring Nursing Workload in Australia.
Collegian, 16-22.
Duffield, C., & dkk. (2009). Nursing Workload and Staffing: Impact on Patients and
Staff. Center for Health Services Management. Sydney: University of
Technology.
Elarabi, Hassan Mohamed, Fuadah Johari. (2014). The Impact of Human Resources
Management on Healthcare Quality. Asian Journal of Management Sciences &
Education. Vol. 3 No. 1, Januari 2014
Ernawati, N. L. (2011). Kebutuhan Riil Tenaga Perawat dengan Metode Workload
Indicator Staff Need (WISN). Jurnal Ners, 86-93.
Gatot, D. B. (2005). Hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerja dan Hubungan
Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSUD
Gunung Jati Cirebon. Jurnal Mekara, Kesehatan, 1-8.
Hafizzurachman. (2009). Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Q-Hospital.
Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 59, No. 8
Handoko, T. Hani. (2011). Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Anggota IKAPI
Harijanto, Wahjoe, dkk. (2014). Penentuan Kebutuhan Tenaga di RS HVA
Toeloengredjo dengan Metode Workload Indocators Staffing Need (WISN)
untuk efisiensi Sumber Daya Manusia. Jurnal Kedokteran. Vol. 02 Suplemen
No. 1, 2014, halaman 41-46
Hariyono, W. (2009). Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat
Konflik dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta
PDHI Yogyakarta. Jurnal Kes Mas, 162-232.
Hellerawa, K. S., & Adambarage, D. A. (2015). The Nursing Shortage Impact on Job
Outcome (The Case in Sri Lanka). Journal of Competitiveness, 75-94.
Herlambang, S. (2016). MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT:
Cara Mudah Memahami Manajemen Pelayanan di Rumah Sakit dan
Organisasi Pelayanan Kesehatan Lainnya. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
108
Hidayat, T. F., & dkk. (2013). Pengukuran Beban Kerja Perawat Menggunakan
Metode NASA-TLX di Rumah Sakit XYZ. e-Journal Teknik Industri FT USU,
42-47.
Ilyas, Y. (2013). Perencanaan SDM Rumah Sakit teori, metoda dan formula. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Indonesia.
International Centre for Human Resources in Nursing. (2008). Fact Sheet: Health
Human Resources Plannung. Geneva: International Council of Nurses
Iskandar. (2009). METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF (Aplikasi untuk
Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi & Manajemen, Sosial, Humaniora,
Politik, Agama dan Filsafat). Jakarta: Gaung Persada (GP Press) Jakarta
Kabene, Stefane M, dkk. (2006). The Importance of Human Resources Management
in Health Care: a global context. Biomed Central
Kasmarani, M. K. (2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental terhadap Stres
Kerja pada Perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 767-776.
Keldo, E., & Toome, V. (2015). Nursing Workload in Intensive care units estonia
based on nursing activities score. Intensive Care Medicine Experimental a
SpringerOpen Journal, A924.
Kwiecień, K. (2012). Selected Methodes of Measuring Workload Among Intensive
Care Unit Nursing Staff. International Journal of Occupational Medicine and
Encironmental Health, 209-217.
Lumintang, P. (2015). Hubungan Tingkat Stres Kerja Perawat di Instalasi Gawat
Darurat dan Unit Rawat Inap di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp), 1-6.
Lusiati, A., & Supriyanto, S. (2013). Dampak Faktor Individu, Faktor Pekerjaan,
dan Faktor Organisasi pada Kepuasan Kerja dan Intensi Turnover Perawat.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 156-166.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Manitoba. (2006). Manitoba’s Health Human Resources Plan: A report on supply.
Manitoba
Manuho, E., & dkk. (2015). Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap C1 RSUP Prof. DR.
R. D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp), 1-8.
Pitaloka, D., & dkk. (2010). Pengaruh Kondisi Kerja dan Beban Kerja Terhadap
Stres Kerja pada Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Kaban Jahe Kab. Karo
tahun 2010. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Prihadini, F. A. (2012). Analisis Perhitungan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap
Cattleya B Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Tahun 2012. Depok: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Program Studi Kajian
Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia.
109
Prihatini, L. D. (2007). Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja
Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis Mahasiswa
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Medan.
Purwanto, A. (2011). Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat dengan Metode Workload
Indicators Staffing Need (WISN) di instalasi Rawat Inap Bagian Interna RSD
dr . Soebandi Jember. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Jember.
Ria, S. (2012). Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSIA
Hermina Podomoro 2011. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia Program Pascsarjana Kajian Administrasi Rumah
Sakit.
Quin, L. W. (2013). Throughput and Nurses’ Workloads: Influences on Nurse and
Patient Outcomes. Pennsylvania: Publicly Accesible Penn Sisertations Paper
914 University of Pennsylvania.
Rauhala, A., & Fagerström, L. (2007). Are Nurses’ assessments of their workload
affected by non-patient factors? An analysis of the RAFAELA sysytem.
Journal of Nursing Management, 490-499.
Ritta. (1993). Human Resources Planning: Issues and Methods. Boston: Data for
Decision Making Project Department of Population and International Health
Havard School of Public Health
Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal. (2014). Profil Rumah Sakit Islam
PKU Muhammadiyah Tegal. Tegal
Sade, Syarifuddin. (2013). Analisis Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat berdasarkan
Beban Kerja di Instalasi Rwat Inap RSUD Mamuju Utara Provinsi Sulawesi
Barat. Tesis Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin tahun
2013
Simamora, Henry. (2014). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Edisi III.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal, S. I. (2015). Agama.
Dipetik Maret 5, 2016, dari SIPD: http://www.tegalkab.go.id/page.php?id=14
Suharyono, M. W., & Adisasmito, W. B. (2006). Analisis Jumlah Kebutuha Pekarya
dengan Work Sampling di Unit Layanan Gizi Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 72-79.
Suhendra,. Murdiyah Hayati. (2006).Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta
Selatan: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press
Sulistiya, I ndra Ayu,. Bekti Suharto. (2015). Analisis Perkiraan Kebutuhan Tenaga
Rekam Medis di TPPRJ dengan Metode WISN di Puskesmas Mojolaban
tahun 2013. IJMS-Indonesian Journal on Medical Science. Vol. 2 No. 1,
halaman 1-6
Sutrisno, Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PRENAMEDIA
GROUP
110
Tamaka, R. S., & dkk. (2015). Hubungan Beban Kerja dengan Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Medik RSUP. Prof. DR. R.
D. Kandau Manado. ejournal Keperawatan (e-Kp), 1-7.
Timmerck, T. C. (2005). Epidemiologi Suatu Pengantar (An Introduction to
Epidemiologi). Jakarta: Anggota IKAPI.
UII. (2015). Beban Kerja Mental Modul 4. Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Indonesia.
Widyawati, S. N. (2012). KONSEP DASAR KEPERAWATAN. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher
World Health Organization. (2010). WISN-WORKLOAD INDICATORS OF
STAFFING NEED USER’S MANUAL. Geneva: WHO Library Cataloguing-
in-Publication Data
111
LAMPIRAN
112
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
di Tempat
Assalamu’allaiku.Wr.Wb.
Saya, Tantri Permadani, Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Multazam II Rumah Sakit Islam Pku
Muhammadiyah Tegal Tahun 2016”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan yang tepat untuk
diterapkan di instalasi Multazam II di RS Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016.
Kerahasiaan dan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan wawancara dengan objektif sesuai
fakta sesungguhnya, peneliti juga memohon untuk merekam pembicaraan selama
proses wawancara berlangsung.
Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat membantu dan besar manfaatnya
dalam penelitian ini. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab
pertanyaan wawancara, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
PERSETUJUAN SEBAGAI INFORMAN
Setelah saya mendapat informasi dan membaca penjelasan di atas, maka saya
memahami tujuan penelitian ini. Saya yakin peneliti akan menghargai dan
menjunjung tinggi hak saya sebagai informan. Saya juga menyadari bahwa peneliti
ini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi saya dan RSI Pku Muhammadiyah
Tegal tempat saya bekerja.
Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar
manfaatnya bagi peningkatan sistem perencanaan tenaga keperawatan di RSI Pku
Muhammadiyah Tegal, dan saya berkontribusi di dalamnya. Dengan menandatangani
lembar persetujuan ini maka saya menyatakan bersedia menjadi informan dalam
penelitian ini.
Tegal, Agustus 2016
Informan
(................)
Pedoman Wawancara
Petunjuk Umum Wawancara:
1. Ucapkan terima kasih atas kesediaan diwawancarai.
2. Lakukan perkenalan dua arah, baik pewawancara maupun informan dari mulai
nama, umur, pendidikan, pekerjaan, jabatan.
3. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara.
4. Wawancara dilakukan oleh peneliti.
5. Dalam diskusi, informasn bebas mengeluarkan pendapat.
6. Dijelaskan bahwa pendapat, saran dan pengalaman angat berharga.
7. Dalam wawancara tidak ada jawaban yang benar atau salah serta dijaga
kerahasiaannya.
Tanggal Wawancara
Nama
Jenis Kelamin
Jabatan
Umur
Pendidikan Terakhir
Masa Kerja
Daftar Pertanyaan untuk mengetahui beban kerja perawat yang akan diajukan
kepada Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RS
Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
1. Bagaimana perhitungan beban kerja perawat yang dilakukan di di Instalasi Rawat
Inap RS Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan perawat dalam satu hari?
3. Berapa masing-masing jumlah kegiatan yang dilakukan perawat dalam jangka
waktu satu hari?
4. Berapa waktu yang dibutuhkan perawat dalam menyelesaikan satu jenis kegiatan?
5. Berapa banyak jumlah pasien/kegiatan yang ditangani dalam satu kegiatan?
Daftar Pertanyaan untuk perhitungan kebutuhan perawat yang akan diajukan
kepada Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RS
Islam Pku Muhammadiyah Tegal tahun 2016
1. Berapa jumlah hari kerja perawat dalam kurun waktu satu tahun di ruang rawat
inap?
2. Berapa waktu untuk cuti dan bgaimana membaginya?
3. Berapa waktu untuk ijin kerja?
4. Menurut iba/bapak, bagaimana beban kerja perawat di rawat inap?
5. Adakah SOP mengenai alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tiap
uraian tugas kegiatan pokok?
6. Jika belum ada, bagaimana menentukan target waktu yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan waktu kegiatan pokok?
7. Apakah kepala ruangan juga juga memberikan asuhan keperawatan?
8. Adakah kegiatan diluar kegiatan pokok, seperti monitoring, rapat dan lain-lain?
9. Bagaimana dengan kegiatan diklat? Berapa kali diklat dilakukan dalam satu
tahun?
10. Pada saat kapan waktu diklat diberikan kepada perawat? pada jam dinas atau di
luar dinas?
11. Menurut bapak/ibu apakah jumlah tenaga yang ada pada saat ini sudah cukup?
12. Jika belum cukup bagaiman pembagian tugas kepada masing-masing perawat?
Lampiran 2 : Matrix Beban Kerja
Matrix Beban Kerja
No. Transaksi Bisnis Waktu
Transaksi
Volume
Transaksi
Beban
kerja/hari
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lembar Observasi
No. Jenis Kegiatan Waktu
Lampiran 4 : Dokumentasi
Pengoplosan Obat Double Check Obat
Injeksi Medikasi
Mengantar Pasien Pencatatan SOAP
Lampiran 5 : Kapasitas Tempat Tidur
Kapasitas Tempat Tidur
NO RUANG
KAPASITAS TEMPAT TIDUR
VIP UTAMA IA IB IIA
ISO
II IIIA
ISO
I/III PICU NICU ICU KBY JML
1 MULTAZAM 1 21 21
2 MULTAZAM 2 10 24 34
3 MADINAH 7 7
4 SHOFA 12 1 9 2 24
5 MARWAH 18 18
6 RAHMAH 12 12
7 VK / AROFAH 3 2 8 13
JUMLAH 21 17 27 0 32 1 29 2 0 0 0 0 129
8 ICU 4 1 5 10
9 KBY 10 10
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 5 10 20
TOTAL 21 17 27 0 32 1 29 2 4 1 5 10 149
Lampiran 6 : Jumlah Pasien Masuk Rawat Inap Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Kabupaten Tegal Tahun2016
Jumlah Pasien Masuk Rawat Inap Rumah Sakit Islam Pku Muhammadiyah Kabupaten Tegal Tahun2016
NO BULAN
RUANG PERAWATAN
TOTAL MUL 1 MUL 2 MAD AROFAH SHOFA MARWAH RAH/MIN KBY ICU
VIP A U B I U A I II III IIA IIB IIIA IIIB II IIIA
1 JANUARI 112 39 184 41 37 20 73 86 7 67 8 122 88 105 45 1.034
2 FEBRUARI 104 38 171 36 38 17 56 82 4 67 8 100 75 82 36 914
3 MARET 122 52 142 35 39 18 99 97 6 50 8 110 98 127 39 1.042
4 APRIL 122 54 105 35 45 14 102 78 8 52 6 117 75 128 33 974
5 MEI 112 40 148 30 30 20 105 88 4 49 5 100 82 133 36 982
6 JUNI 103 55 85 38 47 23 107 67 4 53 5 102 73 136 21 919
7 JULI 98 51 106 38 56 27 117 59 6 54 6 101 78 168 34 999
8 AGUSTUS 110 61 126 52 34 22 101 78 5 45 7 105 80 109 30 965
9 SEPTEMBER 103 56 100 39 34 26 113 64 7 54 8 108 84 122 36 954
10 OKTOBER 119 61 121 44 37 28 122 64 5 49 13 122 88 145 40 1.058
11 NOPEMBER 120 35 138 39 52 33 164 64 5 51 11 114 87 154 35 1.102
12 DESEMBER 121 60 163 38 46 33 168 71 3 56 7 124 81 129 40 1.140
TOTAL 1.346 602 1.589 465 495 281 1.327 898 64 647 92 1.325 989 1.538 425 12.083
Top Related