5/28/2018 FPI
1/25
FILSAFAT DAN ILMU
Ilmudimulai dari rasa ingin tahu
Kepastiandimulai dari rasa ragu-ragu
Filsafatdimulai dari dari rasa ingin tahu dan raug-ragu
Berfilsafat
Keinginan mengetahui tentang apa yang sudah diketahui dan belum diketahui Berendah diri karena tidak semua hal kita ketahui
Ciri-ciri berfilsafat
Bersifat tinjauan menyeluruh(holistik) / mengetahui antara ilmu-ilmu Mendasar
Kriteriapembenaran suau ilmu harus dikaji mendalam Kriteria itu sendiri harusbenar Apa artinya benar?
SpekulatifDari kriteria diatas, muncul pertanyaan dr mana suatu pemikiran diawali ?Jawabannya : diawali secara spekulatif
Pengembangan Ilmuo Dimulai dari norma-norma filsafat (konsep normatif) dan konsep deduktifo Selanjutnya dipakai deduktif-induktifdan dijembatani oleh hipotesiso Muncul metode:deducto-hypotetico-verifikatif
Pendapat lain dari filosof
Will Durant
Ilmu itu dimulai darifilsafatdan berakhir padaseni Ilmu itu muncul dalam hipotesisdan berkembang ke keberhasilan
Aguste Comte ( ada 3 tahap perkembangan ilmu )1. Religius
Pertama kali dipakai sebagai postulat ilmiah (deduksi dari ajaran religi)
2. Metafisik
Tentang keberadaan suatu ujud / bentuk yang menjadi objek penelusuran
3. Positif
Mencapai tahap ilmiah, azas-azasnya diuji dulu secara positif (ada pembenarannya)
dalam proses verifikasi ( yang objektif )
Permasalahan yang dikaji dalam filsafat
Ada sajak yang terkenal dalam filsafat
1. What is a man?
2. What is ?
3. What ?
Masalah tentang manusia ini merupakan sumber dari berbagai ilmu
Misal :Ilmu Teknik
Tujuan : Kesejahteraan manusia / memenuhi kebutuhan manusia (sandang, pangan, kenikmatan,
kerjasama antar manusia, etc )
5/28/2018 FPI
2/25
Sebagai ilmuwan harus membangun menurut kerangka-kerangka (tujuan) tersebut melalui
pemikiran asli, meyakinkan, didukung oleh penalaran dan pembuktian yang tidak meragukan
Cabang-cabang filsafat
Berdasarkan pokok permasalahn yang dikaji maka dalam filsafat muncul cabang-cabang filsafat
sebagai berikut:1. Epistemologi (filsafat pengetahuan)
Membahas tentang apa yang disebutbenar dan salah
2. Etika(tentang moral)
Membahas tentangbaik dan buruk
3. Estetika( tentang seni )
Membahas tentangindah dan jelek
Selanjutnya ada perluasan cabang filsafat
1. Teori Keberadaan
Misal : keberadaan zat, kaitan antar zat dan pikiran (metafisika)
Perkembangan cabang filsafat selanjutnya adalah cabang-cabang yang lebih spesifik.
Contoh : filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat sejarah, filsafat metematika.
Filsafat Ilmu
Merupakan bagian dari epistemologi (fisafat pengetahuan)
Ilmu itu cabang pengetahuan dengan ciri tertentu. Secara filsafati ilmu & pengetahuan itu berbeda.
Semua ilmu pengetahuan mempergunakan 3 landasan
I. Ontologi
II. Epistemologi
III.
Axiologi
Proses pencapaian (knowledge) ini tanpa memperhatikan objek cara 2 ketahuan.
Penjelasan 3 kriteria diatas ini
1. Objek (ontologis)
Apakah objek yang diamatiitu menghasilkan knowledge?
Misal: pengamatan aliran fluida. Memberikan dasar observasi / pengalaman tentang "head
loss" daya pompa, etc.
2. Cara memperoleh knowledge (epistemologi)
Misal: logika deduktif memberikan "knowledge" tentang epistemologi matematika melalui
metode deducto- hypotetico-verifikasi
3. Kegunaan "knowledge" (axiologi)
Misal: knowledge tentang isika nuklir yaitu untuk pembangkit tenaga listrik. Jadi untuk
perbaikan hidup manusia atau kemasalahatan manusia
Bentuk knowledge
Generika (jabaran) = knowledege
Spesifik
Penalaran
Adalah proses berfikir untuk menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar ataukebenaran
5/28/2018 FPI
3/25
Manusia itu memiliki kemampuan:
Berfikir Merasakan sesuatu Mengambil sikap Melakukan tindakan
Tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan pada penalaran (melalui intuisi, wahyu)
Istilah benar pada penalaran di atas tidak sama bagi tiap orang (kriteria).
Jadi pengertian pengetahuan yang benar bisa beda, maka dimunculkan (ciri-ciri penalaran)
1. Penalran adalah proses berpikir logis / luas
2. Berpikir logis mempunyai konotasi (pengertian) bersifat plura (jamak) / bukan singular
(tunggal)
Logis dilogika tertentu
Tidak logis dari logika lain tertentu (relatif)
Ini menimbulkan kekacauan dalam penalaran karena tidak konsisten dengan pola poikirtertentu
3. Landasan analitik
Menyadarkan diri pada logika analisis di seusaikan bidang ilmu (logiak ilmiah). Ada langka-
langkah analisis tertentu disuatu bidang ilmu penalaran tidak lepas dari imajinasi seseorang
untuk merangkum rambu-rambu pikiran (sintesis)
5/28/2018 FPI
4/25
ILMU-ILMU DEDUKTIF
Matematika termasuk ilmu deduktif
Penjabaran2
Tidak perlu pegalaman/empirik
Ciri-ciri Deduksi? Pengertian yang paling banyak dianut :
Penalaran yg sesuai dengan hukum2 dan aturan2 logika formal
Titik tolak yg benarkesimpulan yg benar
Kebenaran dibuktikan dg dalil-dalil
Awal dalil-dalil?
Axioma2, postulat2 (tanpa bukti)
Dalil (1),(2)....dst
Berawal dari empirik
Contoh 1 : jumlah sudut sebuah segitiga tegak lurus menurut
Ilmu ukur euclidean = 180
Ilmu ukur non euclidean tidak sama dg 180
Makin besar segitiga makin besar bedanya
Waktu itu ilmu ukur masih sebagai ilmu empirik
Contoh 2 : Logika deduktif matematika
Ada dua persamaan :
1. 2x=3y-5
2. 4x=2y+2
Individualy dan x tidak bisa dicari.
Operasi matematika kedua persamaan (premis logika) dapat dihitung/diketahui x=2 dan
y=3.
Rumus2 diturunkan dari pengetahuan terdahulu.
Contoh 3 :
Menurut logika dalam silogisme:
Pernyataan premis mayor & premis minor bisa ditarik kesimpulan (dasar deduktif)
Logika? :
Jalan pemikiran analitis
Penalaran, pemikiran rasional (jernih, lurus, bebeas pengaruh luar)
5/28/2018 FPI
5/25
Perkembangan lanjut:
Deduksiberdampingan dengan induksi
Chalmers (1983) memberikan diagram sbb:
Induksi
Hukum & teori Deduksi
Fakta dari observasi Ramalan dan penjelasan
Kaum falsifikasionis:
Ilmu sebagai suatu perangkat hiptotesis yg dikemukakan secara coba-coba dengan
melukiskan secara akurat perilaku suatu aspek atau fenomena alam
Hipotesis akan menjadi bagian ilmu bila falsiabel atau bisa dinyatakan benar atau tidak benar
Contoh: besok pagi hujan lebat benar
tidak benar
Dari hal yang salah, kita berusaha mencari kebenaran
Model Penemuan Ilmiah
Hershel (Losee, 1980):
Teori
Induksi Hipotesis
Hukum alam
Skema induktif Hipotesis
Kesesuaian
Perbedaan
Variasi seiring
Residu
Aspek relevan
Fenomena Kompleks
5/28/2018 FPI
6/25
5/28/2018 FPI
7/25
ILMU-ILMU EMPIRIK
Data dari pengalaman
Kajian ilmiah suatu gejala
Tangkapan inderawi, cara ilmiah
Pendidikan ilmiah
Terlatih , Terarah, Pelaku Kumpulan bahan2, info dan data2
Teratur berkaitan (gejala 1, 2, ...... n)
Formulasi kaitan variabel + parameter kaitannya dikukuhkan oleh teori
Hipotesa tidak benar seluruhnya
Menemukan hal-hal tidak sesuai hipotesa
Menemukan hal-hal baru
Pengalaman ilmiahpenting bagi filsafat ilmu
A.D de Groot : Cara ini adalah siklus empirik mencakup 5 tahapan
Siklus empirik A.D de Groot
1. Observasi
2. Induksi
3. Deduksi
4. Kajian/experimentasi
5. Evaluasi
Kadar ilmiahnyacara kerja runtut (logis, sistematik)
Tahapan tsb. dapat tumpang tindih. Misal : Di tahap observasi, deduksi dan induksi tumpang tindih
Observasi = pengamatan yg telah dikaji secara ilmiah, bukan kebetulan.Bahan faktual objektif
Bahan2 :
Disaringdiselidikidikumpulkandiawasidiverifikasidiidentifikasididaftar
diklasifikasi
Faktual, objektif, terarah, tersaring
(ada arti ilmiah)
o Perumusan2 Pernyataan umum
o Pernyataan2 (induksi)
5/28/2018 FPI
8/25
Alat bantu : matematik, numerik, komputer
Contoh : model matematikP.DJawaban
Grafik
Identik
Observasi/data empirik Grafik
Teori
Persamaan Dikukuhkan / digugurkan oleh experiment
Pernyataan
Kesimpulan : cara deduksi dan induksi bisa dipakai untuk evaluasi suatu teori
Ilmu Empirik Khusus : Ilmu Alam
Ilmu Alam:
o Ilmu empirik
o Ilmu tentang alam : Astronomi, meteorologi, hidrologi, geologi, mineralologi, ilmu
kimia
Ciri2:
o Sifat universal
Hukum berlaku dimanapun, kapan saja Konstanta tidak sama dg fungsi ruang dan waktu
Kualitatif, kuantitatif sama dg di lain planet
o Pengalaman ilmiah tidak langsung
Gejala2 = model abstrak, fungsi matematik
Melalui perantara : alat2 ukur
o Hubungan jalin-menjalin
Observasi (alami)
Teori
Experimen (lab)
Operasi2 pemikiran
Alat2 ukur
analisis databahasa ilmiah buatan
Data pengukuran
Cara ini mulai memasuki ke berbagai bidang ilmu :
Ilmu hayat
5/28/2018 FPI
9/25
Ilmu ekonomi
Ilmu sosial
Ilmu psikologi
Contoh : pembiasan sinar
Jika dalam air + gula = n berubah-ubah atau merupakan variabel
n = f (kadar gula) --> kepekatan gula bisa ditetapkan dengan refraktometer
Pada saat ini keterkaitan antar-ilmu makin terasa, makin meluas.
Contoh :
Ilmu lingkungan (ekologi)
Teknik kimia
Teknik industri
5/28/2018 FPI
10/25
PENGUJIAN TEORI DAN STRATEGI ILMU
Empat jalur pengujian teori:
1. Pembandingan logis dari kesimpulan antar ilmu
2.
Kajian teori, apakah bersifat empiris/ilmiah3. Komparasi (teori) dg lain ilmu
4. Pengujian secara empiris/aplikatif/experimental
Jalur ini tidak memiliki jaminan mutlak
Teori yang dibenarkan (diversifikasi) tidak selalu dan selamanya benar
Teori yang disalahkan (difalsifikasi) bisa menjadi benar (secara ilmiah = verifiable)
Maka kaum falsifikasionis berpendapat :
Ilmu itu sebagai suatu perangkat hipotesis yg dikemukakan secara coba-coba dengan tujuanmelukiskan secara akurat perilaku suatu aspek/gejala dalam alam semesta.
Hipotesis akan menjadi bagian ilmu bila bersifat falsiable (benar/salah)
Contoh: besok pagi akan terjadi gempa bumi ternyata tidak.
Van Peursen:
Filsafat ilmu itu meliputi 2 kecondongan:
1. Metafisis
Menyelidiki dasar2 ilmu
Menjangkau keluar dari dunia fisis/empiris
Kerangka ilmu lebih luas
2. Metodologis
Ilmu dipagari terhadap apa yg diluarnya
Lebih menonjol pada abad ini
Lebih dipakai pada ilmuwan daripada filosof
Pemikiran konvergen meskipun ilmuwan harus berpikir juga secara divergen
Mungkinkah penyatuan kedua kecondongan? Muncul strategi ilmu yang disebut Heuristik.
Heuristik : (Rules of Thumb)
Teori untuk menemukan jalan keluar penyelesaian masalah secara ilmiah
Sifatnya: mendahului penyelesaian ilmiah
Mencakup juga faktor2 non ilmiah yg penting untuk memunculkan ilmu
Penyatuan kedua kecondongan dengan melihat intervensi metafisis
Penggerak berpikir kreatif imaginatif
Contoh: Penyulingan
5/28/2018 FPI
11/25
Binerkolom satu
3 komponenkolom dua Masalah pencabangan kolom
11 komponenkolom 16796
Mana yg terpilih?
Heuristik :
key component bisa dipilih
Dipuncak hanya terpisah 1 komponen
Jadi hanya diberikan pedoman penyelesaian
Bahasa komunikasi ilmiah
Berpikir ilmiah (sistematik, teratur, prosedur tertentu) memerlukan sarana berpikir, yaitu:
Bahasa, logika, matematika, statistika
Tanpa kemampuan berbahasa, tidak mungkin:
o Melakukan kegiatan berpikir sistematika dan teratur
o Mengembangkan kebudayaan (turun-temurun)
Tanpa bahasa, manusia tidak berbeda dengan hewan
Jalan pikiran dan ekspresi perasaan terhadap objek nyata atau faktual ditransformasi melalui
rangkaian kata-kata (simbol abstrak) yang diatur menurut tata bahasa
Aspek bahasa ini bersifat informatif yang mengandung emosi. Musik adalah bentuk dimana
emosi dilepas bebas dari informasi. Buku telpon adalah informasi tanpa emosi. Bahasa itu mengkomunikasikan 3 hal yaitu:
1. Pikiran
2. Perasaan, dan
3. Sikap
Apa sebenarnya bahasa itu?
1. Bahasa adalah rangkaian bunyi (verbal)
Sebenarnya bisa saja komunikasi dengan bahasa isyarat
2.
Bahasa adalah lambang (atau rangkaian bunyi) yang mempunyai arti tertentuSebenarnya lambang itu diberikan secara sembarang
Contoh : Bahasa Indonesia memakai istilah gunung
Bahasa Inggris menyebut mountain
Bahasa Arab menyebut jabal
Bahasa terus berkembang sehingga kumpulan lambang menjadi perbendaharaan kata
5/28/2018 FPI
12/25
Komunikasi ilmiah
1. Informasi pengetahuan bersifat reproduktif. Dari awal sampai terakhir, informasi dengan
lambang X tetap tidak berubah (konsisten)
2. Bersifat jelas (tersurat, eksplisit), objektif dan bebas unsur emotif
3. Kata-katanya definitif. Misalnya kata optimal definisinya harus dijelaskan
4. Kalimat sebagai lambang pernyataan
Contoh : logam bila dipanaskan memanjang ada hubungan sebab akibat antara
panjang dan suhu
Jadi tata-bahasa harus baik (logis, menurut aturan bahasa yang dipakai)
5. Penulisan apa adanya; format penulisan (catatan kaki), daftar bacaan menikuti aturan
tertentu
Kekurangan pada aplikasi bahasa
1. Sarana komunikasi yaitu: emotif, efektif, dan simbolik bisa bersifat multifungsi, terutama
dalam bahasa verbal.
Misal: Cinta
Sebagai bahasa ilmiah harus objektif, antiseptik (tidak tercemar) dan reproduktif
(konsisten)
2. Rangkaian kata-kata mengandung arti yang tidak jelas, kurang eksak
Misalnya kata ilmu sulit mendefinisikan secara jelas dan eksak
Kata-kata yang panjang bisa membosankan, bisa jadi tidak komunikatif lagi
3. Bersifat majemuk atau plural
Misalnya kata ilusi bisa diartikan dengan; gagasan keliru; suatu kata bisa diartikan
sama, seperti administrasi, manaje+
men, pengelolaan, tatalaksana, memiliki pengertian sama (lihat dalam kamus
bahasa)
4. Bersifat berputar-putar
Contoh ;
Pengelolaan organisasi
Pengelolaan : kegiatan dilakukan pada sebuah organisasi;
Organisasi = bentuk wadah kegiatan pengelolaan
Data informasi
Data = bahan yang diolah menjadi informasi
Informasi = keterangan yang didapat dari data
Kekurangan/kelemahan diatas merupakan masalah kompleks bagi para filsafat modern yang perlu
mengkaji logico linguistik
5/28/2018 FPI
13/25
MatematikaSarana Berpikir Deduktif
Matematikapengganti komunikasi bahasa verbal
Matematika mempergunakan lambang-lambang artifisial yang berlaku khusus untuk
masalah yang dikaji, sesuai dengan kesepakatan.
Contoh:
= penjumlahan (bentuk lambang)
H = entalpi P = tekanan T = suhu
Kec. Gerak = v
L
Waktu tempuh, t = L m
V m/j jam
Bahasa numerik
Matematika sebagai bahasa bentuk numerik (angka-angka) bisa untuk pengukuran kuantitatif
Setelah dipanasi L dL
L L + dL
Bahasa verbal :
L = panjang sekali; dL = pertambahan panjang
Berarti bersifat kualitatif
Contoh lain :
Gajah itu besar dan semut kecil sekali
Volume berapa? Tidak jelas.
Sifat kuantitatif :
Meningkatkan kemampuan prediksi dan kontrol ilmu
Memberikan pemecahan masalah lebih tepat dan cermat
Matematika memungkinkan pengembangan secara kualitatif maupun kuantitatif
Ilmu-ilmu sosial menemui kesukaran dalam teknik pengukuran objeknya. Saat ini ilmu sosial
telah memasuki tahapan kuantitatif
Nampaknya matematika diperlukan oleh hampir semua ilmu dalam usaha meningkatkan
prediksi dan kontrol ilmu yang bersangkutan
Berpikir deduktif
Telah dikenal lama bahwa jumlah sudut dalam dari segitiga = 180 derajat
Sudut-sudutnya diukur dan dijumlahkan
5/28/2018 FPI
14/25
Bagaimana deduksinya ?
Penggunaan premis-premis menghasilkan pengetahuan baru. Cara lama memakai dasar empirik
(pengamatan, pengukuran); cara baru memakai deduksi. Saat ini dikembangkan konsep modeling,
untuk mengurangi tugas eksperimental. Inilah cara memperkaya perbendaharaan ilmiah.
Perkembangan matematika
Dimana matematika dipakai untuk pengembangan suatu ilmu? Perlu dicermati dulu tahapan
perkembangan ilmu
Tahap pengembangan ilmu:
Tahapan:
1. Sistematika
2. Komparatif
3. Kuantitatif
Tahap Sistematika
o Objek-objek empiris dikelompokkan dalam golongan tertentu
o Dari anggota-anggoota dalam kelompok diusahakan menemukan ciri-ciri bersifat
umum
o Dari ciri-ciri ini dunia fisik dikenali
Tahap Komparatif
o Objek satu dengan objek lain dibandingkan
o Golongan satu dengan yang lain dibandingkan
o Cara-cara ini untuk mencari korelasinya
Tahap Kuantitatif
o Mencari hubungan variabel-variabel objek berdasarkan hukum sebab-akibat, bukan
dari hubungan pembandingan
o Diperlukan pengukuran eksak dari variabel-variabel dalam objek
5/28/2018 FPI
15/25
Ditahapan (1) sistematika dan (2) komparatif masih bisa dipakai bahasa verbal. Tatapi untuk
tahapan (3) kuantitatif dibutuhkan pengetahuan matematika
Contoh : pengembangan proses distilasi
1. Dimulai dengan analisis kesetimbangan uap-cair (pada 1 atm)
Kualitatif (premis)
Pada tek.(P) tetap tertentu. Terdapat kesetimbangan biner (A+B)
2. Kuantitatifdata2 dikelompokkan, dikomparasi
Lambang-lambang matematika, data, dan pengukuran akurat dari suatu objek sudah tersedia.
Sebenarnya matematika adalah
1. Sebagai bahasa
2. Sebagai alat berpikir (analisis, penarikan kesimpulan)
Pendapat filosof tentang matematika
Wittgenstein
Matematika adalah metode berpikir logis, meskipun masih memerlukan bentuk lebih
sempurna.
Contoh : matematis terhadap fakta
Dalam tinjauan distribusi suhu pada aliran listrik melalui kawat silindris didapat persamaan
berikut (Bird, Stewart, Lightfoot, 1960, transport phenomena)
qt = Sc.r + C1
2 r
qt= flux energi panas;
Se = kec. Produksi panas per satuan volume;
r = jarak radial dari pusat kawat;
C1 = tetapan integral
Untuk r=0C1/r= ~ (matematis)
Fakta qttidak sama dengan ~ ; maka diambil C1 = 0 sehingga C1/r atau tak tentu
Matematis = ~
Fakta tidak sama dengan ~C1/r = 0/0
Matematika dan Peradaban
Usia matematika sama dengan usia peradaban manusia sendiri. Tahun +- 3500 th sebelum
masehi bangsa mesir kuno telah memakai simbol yang melambangkan angka-angka. Para
pendeta merupakan para ahli matematika dan mampu mengukur pasang surutnya sungai Nil
dan meramalkan banjir. Kekuasaannya bisa bertahan dengan cara merahasiakan kepandaian
tersebut kepada masyarakat umum.
Matematika merupakan bahasa artifisial (dari ketekunan belajar) bisa menutup kekurangan
bahasa verbal yang semakin melebar, dapat dibedakan sebagai makhluk berbicara dan
makhluk berhitung.
5/28/2018 FPI
16/25
Tanpa matematika, pengetahuan berhenti pad tahap kualitatif saja, tidak meningkatkan
perkembangan logika. Matematika membawa kehidupan ini ke sifat kuantitatif
5/28/2018 FPI
17/25
Masalah Statistik
Bidang Kedokteran
Kesalahan tebal irisan, irisan jaringan beberapa mm, berakibat fatal
Bidang Pertanian
Pertumbuhan padi yang diberi pupuk, beberapa batang tumbuh cukup tinggi. Apa sebabnya?
1. Logika : bertambah tinggi karena pemupukan
2. Fakta : tanpa ada pupuk ada berapa batang padi tumbuh tinggi juga
Kemungkinan:
Faktor lain diluar pengaruh pemupukan (diluar kausalitas) atau memang kebetulan saja
(hubungan semu)
Berarti kesimpulan yang ditarik secara induktif, masih terdapat kesalahan yang tidak bisa
dihindari. Kesalahan pengukuran atau pengumpulan data masih tetap ada.
Pendapat2:
Fungsi matematika (deduktif) lebih unggul dibanding statistika (induktif dalam telaah
keilmuan)
Perlu dijaga keseimbangan antara pengetahuan matematika dan statistika
Hambatan dalam perkembangan statistika terjadi karena seringkali dikacaukan antara
berpikir logis deduktif (matematika) dengan berpikir logis induktif (statistik)
5/28/2018 FPI
18/25
MATEMATIKA TANPA BILANGAN
Matematika tanpa bilangan dimunculkan para ahli matematika untuk kuantifikasi ilmu2 sosial.
Seorang ahli mat. mengatakan:
Matematika adalah pelajaran tentang bilangan (pengembangan aljabar) dan ruang
(pengembangan geometri), keduanya menyatu dalam kalkulus
Matematika klasik cocok untuk kemajuan fisika yang telah memiliki cara pengukuran (ilmu sosial
belum ada). Dan juga fisika telah mempergunakan model ruang (geometri)
Masalah kuantifikasi ilmu sosial:
1. Belum memiliki angka pengukuran (tanpa bilangan)
2. Pengertian ruang tidak relevan (tidak ada batas ruang)
Jadi, bagaimana model kuantifikasi yang cocok untuk ilmu sosial?
Matematika dianggap penting untuk memformulasikan hipotesis dalam bentuk tepat dan jelas
Model (1)
Model ini mempergunakan teori grafik (cabang geometri modern, meski tak ada hubungan
dengan ruang) Pengertian grafik : garis penghubung antara 2 titik (pengamatan) berurutan,
membentuk grafik.
5/28/2018 FPI
19/25
5/28/2018 FPI
20/25
Model (2)
Model ini mempergunakan teori gugus (transformasi), dimana cabang aljabar/angka tidak
memainkan peranan sama sekali (TRANSFORMASI=PERUBAHAN)
Sebenarnya suatu transformasi atau perubahan (sosial) dicari padanannya denganpengertian bentuk matematika. Karena itu untuk anlisis suatu masalh sosial berbasis kuantitatif
diperlukan kesepakatan antara para ahli ilmu sosial dan matematik
Model (3)
Model ini mengambil dasar jaringan komunikasi yang mempunyai cara tertentu untukmengirim pesan individual : telepon umum/pribadi, HP, telegram, fax, dst
5/28/2018 FPI
21/25
Misal komunikasi seseorang i dengan seseorang j, bisa dilakukan dua arah.
PENDAPAT :
Semula, dianggap tidak ada manfaatnya menganalisa komunikasi ini dengan bilangan.
Akhirnya memang memerlkan angka meski sederhana atau bentuk simbolik.
Misalnya pemakaian bentuk matrix, ada baris ada kolom, sebanyak gugus man. dalam
jaringan.
Jadi informasi komunikasi bisa dipaparkan oleh ahli matematik. Pihak ahli ilmu sosial
mencocokkan hasil matrix C2, apakah bisa disetujui atau tidak. Jadi yang perlu adalah kesepakatan.
Metoda matrix bukan satu2nya metoda, masih banyak metoda lain yang sama baiknya.
Misalnya : model dengan basis ranking atau urutan prioritas object. Disini banyak dilibatkan
padanan statistik.
Kesimpulan:
Konsep matematika dan statistik membantu penyelesaian masalah2 dalam ilmu sosial. Ahli
ilmu sosial setuju persyaratan2 untuk pemecahan masalh sosial tertentu. Mereka tak setuju/sepakat
penyelesaian matematika yang sesungguhnya.
Para ahli ilmu sosial bersedia berkonsultasi dengan para ahli matematika. Masih banyak
masalah2 dalam ilmu sosial yang belum bisa diantu penyelesaiannya dengan konsep matematik.
5/28/2018 FPI
22/25
ILMU DAN AGAMA
Hubungan antara ilmu dan agama bisa dijelaskan dari segi ontologis-epistemologis-axiologis (basis
empiris)
Ontologis
- Ilmu dan agama memiliki hubungan bersifat integratif-interdependentis, artinya saling bergantung
satu sama lain.
- Tidak ada ilmu tanpa agama, dan tidak ada agama tanpa ilmu. Karena ilmu dan agama itu berasal
dari sang pencipta, jadi menyatu
Epistemologis
- Hubungan ilmu dan agama bersifat integratif dan komplementer
Artinya dalam pengembangan ilmu metode yang diterapkan saling melengkapi
- Dalam mencari kebenaran ilmu tidak hanya menerima kebenaran dari empiris dan rasio
(penalaran) saja, tetapi juga menerima kebenaran dari intuisi atau wahyu
- Jadi kebenaran ilmiah tidak hanya melalui capai/usaha manusia saja, tetapi juga melalui
pembersihan diri (manusia) dan pendekatan diri kepada pemilik ilmu (Allah)
- Ilmu iti hadir dalam diri manusia dan ilmu itu tidak hanya dicari tetapi juga diminta dari sang
pemilik ilmu untuk memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.
- Maka manusia harus semakin meningkatlam kedekatannya kepada sang pemilik sumber ilmu
Aksiologis
- Hubungan ilmu dan agama bersifat integratif dan kualitatif
Artinya seluruh nilai (kebenaran, kebaikan, keindahan, keilahian) saling mengkualifikasi satu sama
lain
- Nilai kebenaran adalah tolok ukur bagi ilmu yaitu kebenaran yang baik, indah alamiah.
Berarti tidak hanya benar salah dari nilai kebenaran saja. Termasuk didalamnya baik-buruk (nilai
kebaikan), indah jelek (nilai keindahan atau estetik), sakral profan (tidak sakral), haram halal (nilai
keilahian)
- Jadi ilmu tidak (mutlak) bebas milai atau ilmu untuk ilmu, tetapi ilmu harus disinari nilai tertinggi
(nilai keilahian/ketuhanan). Hal ini banyak dibicarakan dalam S.Q (spiritual quotient), spiritual
leadership
5/28/2018 FPI
23/25
- Arahan ini untuk menjadikan ilmu bermoral dan religius
- Telah lama I.Q (intellegence quotient) dipakai sebagai tolok ukur kecerdasan intelektual.
Survei di USA (sejak 1918) menunjukkan bahwa skor I.Q makin tinggi sedang skor E.Q atau aspek hati
nurani menurun. Paradox ini dinyatakan membahayakan.
Perhatikan kasus2 berikut:
Ilmu kimia
Proses sintetis berkembang pesat seperti produk2 polimer bermanfaat untuk mengisi kebutuhan:
sandang, bangunan, alat2 perlengkapan lainnya. Tetapi juga bisa salah pemanfaatan dalam
pemakaian senjata racun kimia (saat PD II)
Ilmu fisika
Fiika nuklir dimanfaatkan untuk PLTN, radiasi dibidang kesehatan. Tetapi bisa juga diarahkan untuk
pembuatan senjata nuklir. Misalnya bom atom yang dijatuhkan di hiroshima
Ilmu genetika
Iptek bukan hanya untuk kemudahan kebutuhan hidup, sudah kearah untuk mengubah kondisi
manusia.
- Sebenarnya ilmu itu tidak berwenang untuk menentukan tujuan hidup tetapi membantu tujuan
hidup sejahtera dan kemudahan penghidupan
- Misalnya kita mampu meningkatkan I.Q = 160 (super jenius), apakah manusia ini dapat mencapai
kebahagiaan dan kemuliaan? Tidak! Tidak ada hubungan kebahagiaan dan kemuliaan manusia
dengan I.Q
- Ilmu tidak dapat memberikan jawaban, karena ilmu:
a. Tidak bisa menjawab apriori (sebelum ada kejadian)
b. Bisa menyimpulkan sesuatu untuk menjawabnya sesudah ada pembuktoan atau posterior
(sesudah ada kejadian)
- Pendapat ahli genetika: kita coba dulu, baru diketahui jawabannya. Secara moral : manusia bukan
untuk kelinci percobaan
- Hak2 manusia sendiri sangat kompleks, seperti psikis (kejiwaan), emosional, kepribadian manusia,
tidak terjalin hubungan rasional yang dapat dianalisis secara kuantitatif
- Hasil dari riset genetika:
1. Ditinjau dari keseluruhan manusia,tidak ada jaminan mengarah pada perbaikan
2. Kepentingan pribadi (atau ambisi) bisa mengarah ke destruktif
Yang jelas, ada sikap menolak bahwa manusia dijadikan objek penelitian genetika.
5/28/2018 FPI
24/25
Intuisi, wahyu, rasionalisme, empirisme
- Rasionalisme dan empirisme adalah produk penalaran. Sedangkan intuisi adalah produk bukan
penalaran.
- Suatu masalah bisa terjawab melalui intuisi, tetapi tidak bisa dijelaskan mengapa jawabannyaseperti itu. (Tak ada dukungan empirik ataupun basis teoritis). Dari intuisi sebagai jawaban itu
sebaiknya dijadikan sebagai hipotesis, dan dianalisis lebih lanjut
- Pendapat filosof tentang intuisi
Menurut Maslow:
Intuisi adalah pengalaman puncak (manusia) atau "peak experience"
Menurut Nietschze:
Intuisi adalag intelegensi tertinggi. Yang jelas intuisi itu bukan penalaran.
- Wahyu itu apa?
Dari segi filsafat, wahyu adalah pengetahuan disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para
nabi atau orang suci
Wahyu ini berdasarkan kepercayaan hal2 gaib (bukan penalaran)
- Misalnya ada suatu pernyataan dalam agama (wahyu). Maka pernyataan ini dipercaya dulu, baru
kemudian hari bisa diterima. Selanjutnya dicermati (1) konsistensi pernyataan2nya (2) secara empiris
dikumpulkan fakta2 yg mendukung.
Intellegence quotient (I.Q) dan emotional quotient (E.Q)
- Dalam pendidikan, intelektualitas lebih ditekankan pada pengukuran I.Q; sedang E.Q tidak
diajarkan. Meskipun ada etika profesi seperti A.I.CH.E, AICE, ASME, dll
- E.Q atau kecerdasan emosi diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi. Karena E.Q itu
mengarah ke sikap : integritas, komitmen, visioner dan kemandirian yang diperlukan untuk
keberhasilan kerja yg tinggi.
- Menurut Robert Stenberg (psikolog dari Universitas Yale USA) mengatakan:
Bila I.Q berkuasa, tanpa sadar hati (nurani) sebagai pembimbing berarti telah memilih
penguasa yang buruk.
- Misal si A dan si B sesama sarjana tetapi si A lebih sukses dalam tugas dan posisinya lebih baik?
- Ternyata inti kemampuan pribadi dan sosial merupakan kunci utama untuk mencapai
keberhasilan kerja, atau kecerdasan emosional (E.Q)
5/28/2018 FPI
25/25
- Banyak contoh kasus yang menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan tinggi kurang sukses
berkiprah di bidang pekerjaannya. Mereka yang berpendidikan formal lebih rendah lebih
berhasil dalam bidang pekerjaannya.
- Apa E.Q itu?
E.Q (emotional quotient) atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merasa atau
peka pada hati nurani berdasarkan kejujuran (tidak dipengaruhi pola pikir)
- Saat ini telah dikenal pula S.Q (spiritual quotient) yang memfungsikan IQ dan EQ secara efektif
(sinergis). SQ ini yang dikenal sebagai kecerdasan tertinggi manusia.
- IQdimensi fisikalam sadar
- EQdimensi psikisalam pra-sadar
- SQdimensi spiritualalam bawah sadar
-
Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang 20% faktor yang menentukankeberhasilan (kerja), 80% sisanya berasal dari faktor lain (EQ, SQ)
- Dari susunan otak manusia telah dikenal otak kiri dan otak kanan
- Kiri
o Analitis
o Tepat
o Repetitif
o Teratur
o Detail
o Ilmiah
o Harafiah
o Runtun
- Kanan
o Kreatif
o Imaginatif
o Umum
o Intuitif
o Konsepsional
oGambaran dasar
o Heuristik
o Empati
o Figuratif
o Luar biasa
Otak kiri dan otak kanan
Top Related