Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman
UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS PALARAN
TAHUN 2014
Disusun oleh:
Andi Epri Rangga Aditya Lisma
Victor Julius
Meyliana Primavita Asharie
Pembimbing :
Veronika Hinum, S. KM, MM
dr. Resda
dr. Rahmat Bakhtiar, MPPH
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
PUSKESMAS PALARAN
SAMARINDA
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya. Menurut Depkes RI tahun 1991, Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut KEPMENKES RI
No.128/Menkes/SK II/tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas ini diberikan kewenangan oleh
Dinas Kesehatan kabupaten/kota guna melaksanakan tugas operasional pembangunan
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk.
Tujuan dari puskesmas secara umum adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga,
serta pelayanan kesehatan masyarakat yang mencakup usaha pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Dari fungsi puskesmas ini jelas peran puskesmas bukan hanya
persoalan teknis medis tetapi juga bagaimana keterampilan sumber daya manusia untuk
mampu mengorganisir modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran puskesmas
sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil sekalipun,
membutuhkan strategi dalam mengorganisir masyarakat untuk terlibat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
Ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan
puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini
karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sangat unik. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran.
2
Dengan diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang mengutamakan desentralisasi,
maka setiap daerah tingkat I dan II memiliki kesempatan mengembangkan puskesmas sesuai
Rencana Strategis (renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat I dan II.
Konsekuensi dari undang-undang tersebut ialah terjadinya perubahan struktur organisasi
kesehatan serta tugas pokok yang menunjukkan kepentingan daerah tingkat I dan II yang
lebih dominan, hal ini dapat menimbulkan perbedaan penentuan skala prioritas upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah, dengan catatan setiap kebijakan tetap
mengacu pada Renstra Kesehatan Nasional. Disamping itu daerah tingkat II dituntut untuk
melakukan akselerasi di semua sektor penunjanng upaya pelayanan kesehatan.
Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pelayanan kesehatan strata pertama
meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga. Pelayanan kesehatan yang diberikan
Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh, meliputi: pelayanan promotif (upaya
edukasi peningkatan kesehatan), pelayanan preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Keempat jenis pelayanan dasar tersebut bersifat
integratif, baik personal maupun program melalui UPK (Upaya Pokok Kesehatan). Hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan setiap kegiatan tertata rapi dan memiliki kejelasan spesifikasi
tugas dan sasaran serta hasil masing-masing program.
Fungsi Puskesmas tersebut diwujudkan dalam upaya Puskesmas yang terdiri dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib
puskesmas atau Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terdiri dari 6 kegiatan pokok (Basic Six)
yakni :
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA dan KB)
d. Peningkatan Gizi
e. Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)
f. Pengobatan Dasar
Saat ini program pokok pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) telah
dikembangkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yang dikenal dengan basic seven. Basic
seven terdiri dari:
a. MCHC ( Maternal and Child Health Care)
b. MC (Medical care)
3
c. ES (Environment Sanitation)
d. HE (Health education) untuk kelompok-kelompok masyarakat
e. SL (Simple Laboratory)
f. CDC (Communicable Disease Control)
g. Simple Statistic (recording/reporting atau pencatatan dan pelaporan)
Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu upaya kesehatan yang
dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dan
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan ditetapkan
bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan Penyantun
Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan maupun dari kondisi wilayah kerja puskesmas.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Pengembangan :
a. Puskesmas dengan Unit rawat Inap
b. Kesehatan Usia Lanjut
c. Upaya Kesehatan Mata dan pencegahan kebutaan
d. Upaya Kesehatan Telinga dan pencegahan Pendengaran
e. Upaya Kesehatan Jiwa
f. Upaya Kesehatan Olah Raga
g. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
h. Perawatan Kesehatan Masyarakat Dan Sebagainya
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional
j. Upaya Kesehatan Kerja
k. PONED
Kecamatan Palaran merupakan salah satu kecamatan di Samarinda yang memiliki
sebuah puskesmas induk. Saat ini puskesmas Palaran dilengkapi dengan fasilitas rawat inap
sebagai pengembangan Puskesmas Induk Palaran yang telah diresmikan sejak 21 Januari
2004. Puskesmas Palaran berhasil tidak hanya dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan
pokok tetapi juga dalam beberapa program pengembangan. UPK sangat penting dalam
menunjang keberhasilan peran Puskesmas bagi masyarakat. Oleh karena itu UPK harus
diketahui dan dipahami agar peran dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik.
Pembuatan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas,
khususnya UPK di Puskesmas Palaran.
4
BAB II
PROFIL PUSKESMAS PALARAN
2.1 Visi, Misi, Strategi, Nilai dan Motto
2.1.1 Visi
Mewujudkan kecamatan Palaran sehat, mandiri dan sejahtera dengan pelayanan
kesehatan bermutu, terjangkau dan berkeadilan.
2.1.2 Misi
Dalam mencapai visinya, puskesmas Palaran mempunyai misi, antara lain:
a. Mewujudkan masyarakat kecamatan Palaran hidup bersih sehat melalui
keluarga sehat mandiri.
b. Penyelenggaraan puskesmas perawatan melalui manajemen mutu dan
akuntanbilitas.
c. Memelihara mutu dan kesetaraan pelayanan.
d. Menggerakan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan lintas sektor.
2.1.3 Strategi
Strategi yang dijalankan oleh puskesmas Palaran adalah:
a. Meningkatkan promosi kesehatan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
c. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
e. Meningkatkan sarana dan prasarana.
f. Disiplin dan bekerja sama.
g. Meningkatkan kinerja pegawai.
h. Menjalin komunikasi yang baik.
i. Meningkatkan pelayanan kesehatan puskesmas
5
2.1.4 Nilai
Nilai-nilai Puskesmas Palaran adalah ”CINTA PALARAN”, ”5S” dan ”C+U”:
a. CINTA PALARAN (Cermat, Iman, Norma, Transparan, Akurat, Profesional,
Amanah, Loyalitas, Adil, Ramah tamah, Aman, Nyaman)
b. 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun)
c. C+U = Care, Comitment, Consistent, Continous, Charity, Competence, dan
Unforgetable
2.1.5 Motto
Motto Puskesmas Palaran adalah ”Kesehatan Anda Tujuan Kami, Kepuasan Anda
Kebanggaan Kami.”
2.2 KEADAAN UMUM
2.2.1 Gambaran Umum Demografi dan Geografi
Kecamatan Palaran adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Samarinda, yang
berdasarkan PP No.21 Tahun 1987 terdiri atas 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Rawa Makmur,
Bukuan, Simpang Pasir, Bantuas dan Handil Bakti.
Batas wilayah Kecamatan Palaran meliputi:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mahakam.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai
Kartanegara.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Samarinda Seberang.
Luas wilayah kecamatan Palaran 15.572 Km2 yang dihuni oleh sekitar 48.133 jiwa
terdiri dari laki-laki 25.435 jiwa dan perempuan sebanyak 22.698 jiwa yang tersebar di lima
kelurahan. Kepadatan penduduk 1.936 Jiwa/km2. Adapun jumlah kepala keluarga sebanyak
14.246 KK.
Kecamatan Palaran merupakan salah satu daerah sentra industri yang bergerak di
bidang pertambangan dan industri lainnya. Di samping itu, Palaran merupakan area pertanian
dan perkebunan yang cukup potensial, ditinjau dari luasnya areal pertanian dan perkebunan.
Namun karena berbagai kendala teknis dan kondisi alam, maka potensi tersebut belum
tergarap secara optimal. Untuk itu pada masa yang akan datang, diharapkan berbagai potensi
6
tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Di Palaran telah dibangun pelabuhan Peti
Kemas, kemudian dilanjutkan dengan Pembangunan Jembatan Mahkota II yang sedang
berlangsung. Diharapkan dengan pembangunan sarana tersebut dapat meningkatkan
perekonomian di Palaran.
2.2.2 Sejarah Singkat Berdirinya Palaran
Pada mulanya Palaran adalah daerah transmigrasi tahun 1953-1954 yang terpusat di
kelurahan Rawa Makmur, kemudian disusul oleh transmigrasi spontan di Kelurahan Bukuan
dan Simpang Pasir pada tahun 1970-an kemudian transmigrasi ke daerah Bantuas.
Dengan berjalannya waktu dan berdirinya Industri, maka berkembang pula jumlah
penduduk dan menyebar ke seluruh wilayah Palaran.
2.2.3 Sejarah Singkat Berdirinya Puskesmas Palaran
Pada tahun 1968 di Kecamatan Palaran Kelurahan Rawa Makmur sebelum berdirinya
Puskesmas Palaran telah berdiri sebuah Balai Pengobatan Transmigrasi yang terletak di
depan Puskesmas Palaran yang sekarang atau berlokasi di TK Kenari, dua tahun kemudian
7
Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Palaran
Ket : Skala 1 : 750.000
KEL. SEIKELEDANG
KEL. SEIKELEDANG
KEL. KP BAQA
KEL. MASJID
KEL. RAPAKDALAM
SKEL. H. BARU
KEL. SENGKOTEK
KEL. RAWAMAKMURKEL. SIMPANG
TIGA
KEL. SIMPANG PASIR KEL.
BUKUAN
KEL. LOA JANAN ILIR
KEL. HANDIL BAKTI
U
PKMPalara
n
berdirilah Puskesmas Palaran yaitu pada tahun 1970 dan petugas pertama H.A. Sjahran &
Hj.Noor Anisah (1968). Pimpro bangunan Puskesmas Palaran adalah dr. Helmi Jafar dan
Pelaksana harian : dr. Widianto.
Bentuk awal bangunan Puskesmas Palaran kayu atap sirap dilengkapi bangsal
perawatan dengan 20 tempat tidur dan dibiayai oleh UNICEF beroperasi sejak tahun 1972
dan beroperasi lagi sekitar awal tahun 1980-an karena tidak ada biaya operasional. Pada
tahun 1992 dilakukan renovasi dibagian belakang menjadi bangunan tembok. Tahun 2002
dikembangkanlah menjadi Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran dan selesai dibangun pada
tahun 2003. Kemudian pada tahun 2004 rencana pembangunan Puskesmas Unit Rawat Inap
Palaran tahap 2 namun baru terealisasi pada tahun 2008.
Adapun Nama-nama Pimpinan Puskesmas yang pernah dan sedang bertugas di
Puskesmas Palaran adalah sebagai berikut :
a. dr. Tumpak Sinaga
b. dr. Aida
c. dr. Handoyo
d. dr. Bambang Indra Aschartca
e. dr. Taufik Chalsun
f. dr. Madi Heru L
g. dr. Hatmoko
h. dr. Yetty Semiarti
i. dr. Hatmoko
j. dr. Hj. Syarifah Rahimah, M.Kes
k. dr. Sri Asih
l. Veronika Hinum, SKM, MM
2.2.4 Gambaran Umum Sarana Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan Palaran terdiri dari :
Puskesmas Induk : 1 buah
Rawat Inap : 1 unit
Puskesmas Pembantu (pustu) : 3 unit (Pusban Handil Bakti, Pusban
Gotong Royong dan Pusban Simpang Pasir) yang merupakan unit-unit
pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Posyandu Balita : 25 posyandu
Posyandu Lansia : 5 posyandu
8
Pada tahun 2008 telah dilanjutkan pembangunan gedung Unit Rawat Inap tahap II,
melihat dengan meningkatnya angka kunjungan pelayanan maka pada tahun 2009 telah
difungsikannya bangunan tersebut.
Sejak tahun 2013, Puskesmas Induk Rawa Makmur dan Bukuan membentuk
Puskesmas Induk yaitu terletak di Kelurahan Bantuas. Adapun rencana pembagian wilayah
kinerja Puskesmas Palaran nantinya untuk Puskesmas Induk Rawa Makmur terdiri dari
Pusban Handil Bakti, Pusban Gotong Royong, Pusban Simpang Pasir, pembagian wilayah
kinerja Puskesmas Induk Bukuan terdiri dari Pusban Bukuan dan Pusban Balik buaya,
sedangkan Puskesmas Induk Bantuas terdiri dari Pusban Bantuas kota dan Pusban Bantuas
darat.
Disamping fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, terdapat juga beberapa klinik atau
Balai Pengobatan swasta yang umumnya dikelola dan untuk melayani masyarakat pekerja
Badan-Badan Usaha Swasta (Perusahaan-Perusahaan Swasta) dan juga adanya persiapan desa
siaga.
Gambar 2. Puskesmas Palaran
Gambar 3. Puskesmas Palaran (Tampak Depan)
9
Gambar 4. Puskesmas Palaran (Balai Pengobatan)
Gambar 5. Puskesmas Palaran (Unit Rawat Inap & Instalasi Gawat Darurat)
2.2.3 Data Pegawai Puskesmas Palaran
Manajemen : 1 orang
Dokter Umum : 5 orang
Dokter Gigi : 1 orang
Ahli Kesehatan Masyarakat : 2 orang
Sanitarian : 2 orang
Perawat : 23 orang
Bidan : 20 orang
Perawat Gigi : 1 orang
Analis : 3 orang
Ahli Gizi : 2 orang
Apoteker : 1 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
Pembantu Apotik : 1 orang
10
Administrasi : 5 orang
Pekarya Kesehatan : 3 orang
Ahli Komputer : 1 orang
Akuntansi : 1 orang
Rekam Medik : 3 orang
Register Harian : 2 orang
Security : 1 orang
Wakar : 1 orang
Tukang Kebun : 2 orang
Cleaning Service : 8 orang
Loundry : 2 orang
Supir : 2 orang
Total Tenaga Kerja : 88 orang
2.3. UPK WAJIB PUSKESMAS PALARAN
2.3.1. Promosi Kesehatan
Tujuan UPK promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan dan merubah paradigma di masyarakat yang semula berparadigma
sakit menjadi paradigma sehat. Hasil dari data Puskesmas bulan Januari - Juni 2014,
pencapaian komponen kegiatan upaya promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD Dan Setingkat
Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari – Juni 2014, untuk program penjaringan
kesehatan siswa kelas 1 SD dan Setingkat diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 723 siswa 723 siswa 708 siswa (98%)
Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 100% per tahun. Sedangkan pencapaiannya hanya 98%. Diharapkan tahun depan program ini bisa mencapai targetnya
Desa Siaga Aktif
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program desa siaga aktif diperoleh
hasil sebagai berikut :
11
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 3 desa 3 desa 3 desa (100%)
Kegiatan pembinaan desa siaga aktif dalam pelaksanaannya selama tahun 2014 telah
mencapai standar minimal pencapaian pertahun.
b. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP dan Setingkat
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penjaringan
kesehatan siswa kelas 1 SMP dan setingkat diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 565 siswa 283 siswa 508 siswa (90%)
Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SMP dan Setingkat berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini telah mencapai target tahunannya
Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMA dan Setingkat
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penjaringan kesehatan siswa
kelas 1 SMA dan Setingkat diperoleh hasil sebagai berikut:
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 469 siswa 235 siswa 422 siswa (90%)
Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SMA dan Setingkat
berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini
telah mencapai target tahunannya.
PHBS Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar dapat mengetahui, memiliki kemauan dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rumah tangga
sehat adalah rumah tangga yang semua anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan
sehat yaitu merupakan komposit dari 10 indikator :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Merupakan tindakan yang dilakukan bidan atau tenaga kesehatan lainnya dalam
proses lahirnya janin dari kandungan ke dunia luar dimulai dari tanda-tanda lahirnya
bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.
2. Balita diberi ASI eksklusif
Merupakan proporsi bayi usia 0-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir.
3. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan
12
Merupakan penduduk semua umur yang tercakup berbagai jenis pembiayaan praupaya
seperti ASKES, JAMSOSTEK, asuransi perusahaan, dana sehat, kartu sehat dan lain-
lain.
4. Tidak merokok adalah penduduk umur 10 tahun ke atas yang tidak merokok selama 1
bulan terakhir.
5. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk 10 tahun ke atas dalam
seminggu terakhir melakukan aktivitas fisik sedang atau berat minimal 30 menit
setiap hari.
6. Makan sayur dan buah setiap hari adalah penduduk 10 tahun keatas yang
mengkonsumsi minimal 2 porsi sayuran dan 2 porsi buah buahan dalam seminggu
terakhir.
7. Tersedia air bersih. Rumah tangga memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah
tangga yang memakai sehari-hari kebutuhan air minum yang, meliputi air dalam
kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak
minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
8. Tersedianya jamban adalah rumah tangga menggunakan jamban dengan septic tank
atau lubang penampungan sebagai pembuangan akhir.
9. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni adalah lantai rumah yang ditempati
dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni rumah (2,5
m2 / orang).
10. Lantai rumah bukan dari tanah adalah bagian bawah / dasar / alas suatu ruangan
terbuat dari semen, papan dan ubin.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penyuluhan perilaku hidup
bersih dan sehat pada rumah tangga diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 280 rumah 140 rumah 82 siswa (29,29%)
Kegiatan program PHBS Rumah Tangga berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini belum mencapai target tahunannya.
2.3.2. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah program pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan
13
peningkatan peran serta masyarakat. Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari – Juni tahun
2014 cakupannya adalah 88%. Program Kesehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :
a. Proporsi Penduduk dengan Akses Sumber Air Minum yang Terlindungi dan
Berkelanjutan
Penduduk dengan akses sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan adalah
penduduk yang mendapatkan air dengan kualitas sumber air yang mempertimbangkan
konstruksi bangunan sumber airnya serta dengan jarak lebih dari 10 meter dari tempat
pembuangan tinja terdekat.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan data penduduk dengan akses
sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan yaitu :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 30046 penduduk/KK 24036,8 penduduk/KK 2085 penduduk/KK (9%)
Dari data tersebut, didapatkan pencapaian sebesar 9%. Hal ini diakibatkan karena
keterbatasan tenaga, dana dan prasarana untuk menjangkau dan mensurvey rumah-rumah
penduduk, serta rendahnya pengetahuan penduduk tentang sumber air minum yang
terlindungi dan berkelanjutan.
b. Prosentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi
Kualitas air minum yang memenuhi syarat mikrobiologi adalah air yang melalui
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dengan
ditentukannya jumlah batasan yaitu 0/100ml sampel untuk bakteri coli dan 0/100 ml sampel
untuk total bakteri koliform dalam air tersebut.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan data inspeksi sanitasi tempat
pengolahan makanan :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 10 sampel 8 sampel 3 sampel (38%)
Hasil pencapaian Prosentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi adalah 38%. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran pengelola sarana terhadap kualitas air minum yang baik.
3.2 Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat
Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat adalah tempat pengelolaan
makanan dengan yang memenuhi persyaratan lokasi dan bangunan, yatiu halaman,
konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu, jendela, ventilasi,
pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan makanan, tempat cuci tangan,
14
air bersih, jamban dan peturasan, kamar mandi, tempat sampah, locker dan cara pemversihan
dan pemeliharaannya.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 134 sarana 107 sarana 99 sarana (92%)
Hasil pencapaian program Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan yang Diperiksa dan
Memenuhi Syarat tahun 2014 adalah 92% yang artinya telah mencapai nilai target tahunan.
3.3 Jumlah Tempat-Tempat Umum yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat
Tempat umum yang diperiksa dan memenuhi syarat adalah tempat yang
diperuntukkan bagi masyarakat umum, harus memiliki gedung dan tempat permanen, dan
terdapat aktivitas seperti pengelolaan, pegawai dan pengumnjung, serta harus memiliki
fasilitas kerja pengelola, fasilitas sanitasi dan pembuangan limbah.
Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta
memenuhi akses sanitasi dasar, meliputi air, jamban, limbah dan sampah, melaksanakan
pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan dan minuman, pencahayaan dan ventilasi
sesuai dengan kriteria persyaratan standar kesehatan. Kegiatan dilakukan sebanyak 2 kali per
tahun ditempat-tempat umum, seperti pasar, salon, masjid dan hotel.
Kegiatan ini berupa inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dan sanitasi tempat umum
yang memenuhi syarat. Berdasarkan data Puskesmas pada tahun 2014 diperoleh sebagai
berikut:
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 28 sarana 22,4 sarana 17 sarana (76%)
Pencapaian Jumlah Tempat-Tempat Umum yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat 76% dari target per tahun yang memenuhi syarat tempat-tempat umum.
a. Prosentase Kualitas Air Depot Air Minum (DAM) yang Memenuhi Syarat secara
Mikrobiologi
Prosentase kualitas air depot air minum yang memenuhi syarat secara mikrobiologi
adalah proses pengolahan air yang mampu menghilangkan semua jenis pencemar baik fisik,
kimia, maupun mikrobiologi.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 47 sampel 37,6 sampel 37 sampel (98%)
15
Pencapaian 98% dari target per tahun untuk air pada depot air minum yang memenuhi
syarat.
18 Prosentase Kualitas Air Bersih Non PDAM yang Memenuhi Syarat secara
Mikrobiologi
Kualitas air bersih non PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang tidak berasal dari perusahaan air minum
daerah dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum bila
dimasak dengan syarat mikrobiologi tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, tipus, koleram dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 10 sampel 8 sampel 3 sampel (38%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 38% dari target per
tahun untuk kualitas air Non PDAM memenuhi syarat mikrobiologi.
19 Proporsi Sarana Air Bersih yang Telah Diinspeksi Sanitasi
Sarana air bersih yang diinspeksi sanitasi adalah sarana air bersih yang terhindar dari
risiko pencemaran. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 195 sarana 156 sarana 160 sampel (103%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, didapatkan pencapaian 103% dari target per
tahun untuk sarana air bersih yang telah diinspeksi sanitasinya.
20 Proporsi Rumah Sehat dengan Akses Fasilitas Sanitasi / Jamban Keluarga yang
Memenuhi Syarat
Rumah sehat dengan akses fasilitas sanitasi/jamban keluarga yang memenuhi syarat
adalah rumah yang memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis serta dapat menghindarkan
terjadinya kecelakaan dan penularan penyakit, yang memiliki bangunan yang digunakan
untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam
suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tertutup sehingga
tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 499 sarana 399 sarana 484 sarana (121%)
16
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 121% dari target per
tahun untuk rumah sehat dengan akses fasilitas sanitasi atau jamban keluarga yang memenuhi
syarat.
21 Inspeksi Sanitasi TPA/TPS
Inspeksi sanitasi TPA/TPS adalah pemantauan dan pengawasan terhadap lingkungan
TPA, dan pengawasan dampak sampah. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh
hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 1 sarana 0,8 sarana 0 sarana (0%)
Tahun 2014 didapatkan pencapaian 0% dari target per tahun untuk inspeksi sanitasi
TPA/TPS.
1 Inspeksi Sanitasi Pestisida
Program ini bertujuan untuk menciptakan tempat pengolahan pestisida yang aman.
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 9 sarana 7,2 sarana 3 sarana (42%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 42% dari target per
tahun untuk inspeksi sanitasi pestisida.
2.3.3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana
Salah satu program KK ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan
(bidan) di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan
terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin
dalam kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan
mengevaluasi kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan
keempat (K1 hingga K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.
Setiap data ibu hamil di dimasukkan sesuai dengan bulan taksiran persalinan.
Sedangkan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dimasukkan pada kantong resiko tinggi
sehingga mendapat perhatian.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh
petugas kesehatan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh dokter, bidan atau petugas
kesehatan lainnya yang telah memperoleh pelatihan tehnis pertolongan kepada ibu bersalin
yang dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan.
17
Istilah K1 atau kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah
K4 atau kunjungan keempat ibu hamil. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang
kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai
dengan standar 10T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat
trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.
Standar 10 T yang dimaksud adalah:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (Bumil) Sesuai Standar untuk Kunjungan
Lengkap (K4)
Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari - Juni tahun 2014, diperoleh hasil sebagai
berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 1066 bumil 959 bumil 989 bumil (103%)
Pencapaian kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2014 didapatkan hasil 103 %. Hasil
ini menunjukkan pencapaian pencapaian lebih dari 50% target. Hal ini disebabkan baiknya
kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya.
b. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 197 bulin 158 bulin 224 bulin (142%)
18
Pencapaian Komplikasi Kebidanan yang ditangani tahun 2014 didapatkan hasil 142%. Hasil
ini menunjukkan pencapaian dalam tahun ini lebih dari 50% dari target.
Pelayanan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 1027 bulin 924 bulin 748 bulin (81%)
Berdasarkan standar pencapaian minimal pelayanan kesehatan Puskesmas, persalinan
oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun ialah 90%, dan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar
81%. Harapannya tahun depan angka pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan mampu
memenuhi target.
c. Pelayanan Persalinan Nifas (KF3)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 1027 bufas 924 bufas 714 bufas (77%)
Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun.
Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 77% maka masih belum mencapai target
yang diharapkan.
d. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 193 neonatus 154 neonatus 44 neonatus (28%)
Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 80% per tahun.
Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 28 % maka masih belum mencapai target
yang diharapkan.
e. Cakupan Kunjungan Bayi
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 969 bayi 872 bayi 716 bayi (82%)
Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun dan
pencapaian tahun 2014 sebesar 82%. Sehingga program ini belum mencapai targetnya.
f. Cakupan Kunjungan Anak Balita
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
19
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 5968 balita 5371 balita 22552 balita (420%)
Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun.
Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 420% maka telah mencapai target yang
diharapkan.
g. Peserta KB Aktif
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 9532 PUS 7149 PUS 5316 PUS (74%)
Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 75% per tahun.
Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 74 %. Pencapaian yang diperoleh dari
pasangan usia subur yang menggunakan KB aktif ialah sebesar 5316 (74 %).
2.3.4. Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi memiliki beberapa program kerja yang dilaksanakan dalam
wilayah kerjanya dengan koordinator yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan
pelaporan program yang dijalankan.
Program yang dikerjakan merupakan program standar yang ada di tiap puskesmas di
Indonesia. Berdasarkan data Puskesmas Palaran pada bulan tahun 2014 cakupannya
mencapai 90 %. Program tersebut, antara lain:
a. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga
Miskin
Program Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga
miskin ini dilaksanakan dalam rangka perbaikan status gizi anak terutama pada keluarga
miskin. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 117 anak 95 anak 92 anak (97%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, program ini sudah mencapai target yang
diharapkan.
b. Meningkatkan Jumlah Posyandu Aktif
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan jumlah posyandu aktif di wilayah
kerja Puskesmas Induk Palaran. Pelayanan kesehatan terpadu (Yandu) adalah suatu bentuk
keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas.
Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan
20
sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Tujuan utama dari posyandu
ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan berbasis komunitas kepada ibu hamil dan
menyusui, serta memberikan pelayanan imunisasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 24 posyandu 19 posyandu 24 posyandu (123%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, peningkatan jumlah Posyandu aktif
diperoleh pencapaian sebesar 123 %. Program ini telah mencapai target yang ditetapkan
untuk periode tahun 2014.
c. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan upaya penjaringan balita dengan gizi
kurang maupun gizi buruk pada masyarakat. Program ini dilaksanakan pada puskesmas dan
posyandu, dan data yang didapatkan akan dimasukkan ke dalam Kartu Menuju Sehat (KMS)
yang telah dibagikan kepada setiap ibu hamil dan menyusui. Diharapkan program ini akan
memungkinkan deteksi dini balita dengan gizi kurang agar dapat dilakukan tindakan sesegera
mungkin.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 6937 balita5550 bal
ita3148 balita (57%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh 57% balita yang telah ditimbang
berat badannya. Diharapkan tahun depan program ini mampu mencapai target yang
diharapkan.
d. Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Beryodium
Program ini bertujan untuk memenuhi konsumsi garam beryodium pada masyarakat
dalam wilayah kerja Puskesmas Induk Palaran. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), mencakup keterbelakangan mental yang
permanen, gondok, kegagalan reproduksi, meningkatnya kematian anak dan penurunan sosial
ekonomi. Anak dengan kekurangan yodium memiliki rata-rata IQ 13.5 poin lebih rendah
dibandingkan yang cukup yodium. Untuk mengatasinya penanggulangan GAKY difokuskan
pada peningkatan konsumsi garam beryodium.
Pencapaian program ini dilakukan dengan cara memperbaiki distribusi garam
sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk memasak atau selalu mengonsumsi garam mengandung cukup yodium.
21
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 78 kelurahan 70 kelurahan 78 kelurahan (111%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh pencapaian sebesar 100 % dan
sudah memenuhi target.
e. Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A
Program ini dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan
Agustus. Pemberian vitamin A untuk bayi (6-11 bulan) sebanyak 100.000 UI sedangkan
untuk balita (1-5 tahun) sebanyak 200.000 UI. Pemberian dilakukan di Posyandu, TK dan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Yang melaksanakan program ini ialah petugas gizi
puskesmas, tim posyandu dan kader. Sasaran program ini yaitu bayi (6-11 bulan) dan balita
(1-5 tahun).
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 6452 balita 5355 balita 5000 balita (93%)
Berdasarkan data Puskesmas bulan Februari dan Agustus tahun 2014, pemberian
vitamin A pada pada Balita 6-59 bulan sudah mencapai target yang diharapkan. Pencapaian
tersebut dikarenakan kesadaran orang tua pasien yang cukup baik mengenai pentingnya
pemberian vitamin A ini. Selain itu, penempatan posyandu yang sudah cukup menyebar
lokasinya di palaran juga membantu kelancaran pelaksanaan program ini.
f. Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan (Diberi Penuh)
Program ini bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya ASI eksklusif dan manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Program ini
merupakan bagian dari program KIA dalam perannya untuk memperbaiki kesehatan ibu dan
anak di wilayah kerja PKM Palaran Induk.
ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat
apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan.
Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI
sampai bayi berumur dua tahun. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Faktor pembentukan sel-sel otak
terutama DHA dalam kadar tinggi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih
sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama
kehidupannya.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
22
1 485 Bayi 364 bayi 242 bayi (67%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, pencapaian program ini adalah 67%,
diharapkan program ini dapat mencapai target pada periode tahun depan.
2.3.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)
Program ini bertujuan untuk menurunkan kejadian penyakit menular sampai pada
tingkat terendah dan mencegah terjadinya epidemi. Kegiatan P2M di puskesmas palaran
meliputi menemukan penderita atau tersangka secara pasif (seperti malaria, ISPA, DBD,
Diare, TB, kusta). Selain itu, terdapat Pelayanan Imunisasi dan Pencegahan serta
Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS. Epidemiologi surveilance melakukan penyelidikan
lanjutan kontak dari penderita malaria, TB, dan kusta dan mengetahui peningkatan angka
kesakitan terhadap penyakit yang mungkin menimbulkan epidemi secara dini.
a. Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya UCI yang
merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100%
desa/kelurahan. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program cakupan kelurahan
Universal Child Immunization (UCI) diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 3 kelurahan 3 kelurahan 2 kelurahan (73%)
Kegiatan program Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
telah mencapai lebih dari setengah target tahunan dalam pelaksanaanya selama tahun 2014.
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita
Kegiatannya meliputi menemukan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh
Puskesmas dan Kader, kemudian jumlah kasus pneumonia dan pneumonia berat yang masih
bisa ditangani serta jumlah kasus pneumonia berat atau dengan tanda bahaya ditangani atau
dirujuk.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 693 balita 693 balita 46 balita (7%)
Selama tahun 2014 penemuan kasus Pneumonia sebesar 7 %. Target capaian minimal
per tahun 100%, sehingga belum mencapai setengah dari target minimal.
c. Penemuan Penderita Baru BTA +
23
Jenis kegiatan yang dilakukan penemuan penderita TB baru (DOTS) BTA positif.
Berdasarkan data Puskesmas dengan penemuan penderita TB baru (DOTS) BTA positif pada
tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 100 pendeita 78 penderita 38 penderita (51%)
Penemuan pasien TB baru BTA + sudah melebihi separuh dari target minimal
tahunan, 51% dari 75% pencapaian yang ditargetkan dari target minimal. Berdasarkan data
Puskesmas untuk pasien TB BTA Positif yang sudah menyelesaikan pengobatan pada tahun
2014, diperoleh hasil sebagai berikut:
Pasien TB BTA Positif yang sudah menyelesaikan pengobatan pada bulan
Januari - Juni 2014
No. Sembuh Lengkap DO Gagal Pindah
1 6 6 0 1 1
d. Penemuan dan Pengobatan Demam Berdarah Dengue
Data cakupan penyelidikan epidemiologi, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 87 penderita 87 penderita 143 penderita (164%)
Pencapaian sudah memenuhi target minimal pertahun. Adapun kendala yang dihadapi
dalam pencegahan DBD antara lain lokasi yang sulit dijangkau petugas, sulitnya perekrutan
kader yang berjiwa sosial dan kurangnya kerjasama antara pegawai yang bertanggung jawab
dalam kegiatan ini. Sehingga dinilai perlunya dilakukan sosialisasi program 3M+ dan PHBS
rumah tangga yang lebih sering dan efektif di tahun kedepannya.
e. Penemuan Penderita Diare dan Penyakit Saluran Pencernaan Anak Usia <5
Tahun
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 angka kejadian diare dan gangguan saluran
pencernaan cukup tinggi. Program penemuan pasien anak usia < 5 tahun selama tahun 2014
berhasil menemukan pasien sebesar :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 693 penderita 693 penderita 546 penderita (79%)
Tingginya angka diare ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku
masyarakat mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat. Penemuan secara dini kasus diare
akan sangat membantu penanganan yang tepat dimulai sedini mungkin sehingga mencegah
24
komplikasi yang lebih serius. Dalam tahun 2014 program ini sudah mencapai setengah dari
target tahunan.
f. Penyelidikan Epidemiologi dan KLB
Tujuan penyelidikan epidemiologi KLB adalah mengetahui besar masalah KLB dan
mencegah penyebaran yang lebih luas, sedangkan tujuan khusus, antara lain:
1. Mengetahui karakteristik epidemiologi, klinis dan virus.
2. Mengidentifikasi faktor risiko.
3. Mengetahui kasus tambahan untuk menilai keefektifan penularan dari manusia ke
manusia.
4. Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan.
Langkah Penyelidikan Epidemiologi KLB
1. Konfirmasi Awal KLB
Petugas surveilans atau penanggung jawab surveilans Puskesmas/Dinas Kesehatan
melakukan konfirmasi awal untuk memastikan dengan cara wawancara dengan petugas
puskesmas atau dokter yang menangani kasus.
2. Pelaporan Segera
Mengirimkan laporan W1 dan telp/ SMS ke Dinas Kesehatan Kab/ Kota dalam
waktu < 24 jam, kemudian diteruskan oleh Dinas Kesehatan Kab/ kota melalui sms gateway
atau ke Posko KLB.
3. Persiapan Penyelidikan
a. Persiapan lapangan, menginformasikan kepada petugas kesehatan di lokasi
dimana terdapat kasus
b. Persiapan formulir penyelidikan
c. Persiapan Tim Penyelidikan
d. Persiapan logistik dan obat-obatan
e. Persiapan pengambilan spesimen.
Penyelidikan Epidemiologi
Berikut beberapa langkah pada tahap ini, sebagai berikut :
a) Identifikasi kasus
b) Identifikasi faktor risiko
c) Identifikasi kontak khusus
d) Pengambilan specimen
25
e) Penanggulangan awal
f) Pengolahan dan analisis data
g) Penulisan laporan
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 143 pasien 143 pasien 143 pasien (100%)
Pencapaian program penyelidikan epidemiologi dan KLB telah mencapai 100%
target tahunan.
g. Penduduk Umur 15-24 Tahun Punya Pengetahuan Komprehensif Tentang
HIV/AIDS
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 959 penduduk 10 penduduk 0 penduduk (0%)
Program pendataan penduduk umur 15-24 tahun punya pengetahuan komprehensif
tenteng HIV/AIDS belum dilksanakan.
h. Prevalensi HIV/AIDS
Semakin banyaknya angka kejadian HIV/AIDS di masyarakat mendorong untuk terus
dilakukan pemantauan terhadap laju penyebaran HIV/AIDS. Angka kejadian dihitung dengan
menjumlahkan semua kasus lama ditambah dengan kasus baru.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 2966 pasien 30 pasien 11 pasien (37%)
Program perhitungan prevalensi HIV/AIDS belum mencapat target minimal tahunan.
Hal ini disebabkan karena sulitnya dilakukan pemeriksaan pasien HIV/AIDS dilapangan dan
kurangnya kesadaran pasien untuk memeriksakan diri di Puskesmas.
i. Angka Bebas Jentik
Kegiatan yang dilakukan adalah dengan menghitung angka bebas jentik.
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 1259 penduduk 1196,05 penduduk 1138 penduduk (95%)
Pencapaian program angka bebas jentik hampir mencapai target tahunan, dengan
pencapaian 1138 penduduk dari 1196 penduduk.
2.3.6. Upaya Pengobatan
26
Upaya pengobatan bertujuan memberikan pengobatan dan perawatan yang optimal
dengan menentukan diagnosis dengan cepat dan tepat (sedini mungkin) yang dilanjutkan
dengan pemberian pengobatan yang tepat sehingga dapat mengatasi ketidakmampuan
maupun kelainan yang dihadapi serta mengadakan rehabilitasi untuk memperingan
penderitaan pasien.
a. Kunjungan Rawat Jalan Umum
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 52956 kunjungan 7943 kunjungan 63785 kunjungan (803%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 803% dari target per
tahun untuk kunjungan rawat jalan umum, peningkatan kuratif ini diakibatkan karena
kurangnya diaplikasikannya upaya preventif dan promotif.
b. Kunjungan Rawat Jalan Gigi
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 52956 kunjungan 1059 kunjungan 5577 kunjungan (527%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 527% dari target per
tahun untuk kunjungan rawat jalan gigi, peningkatan kuratif ini diakibatkan karena kurangnya
diaplikasikannya upaya preventif dan promotif.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 5872 pasien 5872 pasien 4834 pasien (82%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 82% dari target per
tahun untuk pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, hal ini karena masyarakat yang
miskin cenderung mengabaikan penyakitnya atau memilih pengobatan alternatif.
d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 4834 pasien 4834 pasien 574 pasien (12%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 12% dari target per
tahun untuk pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin, hal ini karena masyarakat yang
miskin cenderung mengabaikan penyakitnya atau memilih pengobatan alternatif.
27
e. Jumlah Rujukan
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 63785 pasien 6379 pasien 4059 pasien (64%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 64% dari target per
tahun untuk jumlah rujukan.
f. Cakupan Pengobatan Rasional
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
Cakupan Pengobatan Rasional
No. Sasaran Target Pencapaian
1 52956 (100%) 47660 (90%) 19064 (40%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 40% dari target per
tahun untuk pengobatan rasional, hal ini diakibatkan karena dokter umum sering
menggunakan berbagai macam obat yang fungsinya sama dan memberikan obat yang
seharusnya kurang diperlukan pasien.
g. Cakupan Pemakaian Obat Generik
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 7753 item 6590,05 item 7725 item (117%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 117% dari target per
tahun untuk pemakaian obat generik.
2.3.6. Laboratorium
Labortatorium puskesmas adalah sarana pelayanankesehatan di puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk menentukan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.
1. Cakupan Pemeriksaan Laboratorium Sesuai Standart
Data pemeriksaan laboratorium berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 :
NO Kriteria Terlaksana
1 Pemeriksaan Hemoglobin 2427
2 Pemeriksaan Trombosit 1805
28
3 Pemeriksaan Darah Malaria 73
4 Pemeriksaan Test Kehamilan 85
5 Pemeriksaan Sputum TB 667
6 Pemeriksaan Urine Protein pada Ibu Hamil 455
2.4. UPK PENGEMBANGAN PUSKESMAS PALARAN
2.4.1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu
upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan
memadukan ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran
serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh
dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya.
Petugas Perkesmas adalah semua perawat fungsional yang bekerja di puskesmas dan
mendukung adanya kolaborasi dengan petugas kesehatan lain (dokter, bidan, petugas gizi,
petugas kesling, dll) sesuai kebutuhan dan lingkup permasalahan yang dihadapi ketika
melayani masyarakat.
Kegiatan pelayanan Perkesmas dapat dilaksanakan di dalam dan di luar gedung
puskesmas. Di dalam gedung, perawat melakukan asuhan keperawatan bagi individu yang
datang ke puskesmas sedangkan kegiatan di luar gedung, perawat dapat melakukan asuhan
keperawatan keluarga maupun asuhan keperawatan kelompok khusus/ rawan kesehatan di
daerah binaan Perkesmas. Berbagai masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan
Perkesmas antara lain; kasus penyakit menular (Tuberkulosis, Malaria, HIV/AIDS) penyakit
tidak menular (Hipertensi, DM, Paska Stroke, Jantung), masalah kesehatan gizi (gizi kurang
dan gizi buruk) atau asuhan keperawatan kepada kelompok lansia, kelompok balita,
kelompok calon jemaah haji, kelompok dengan penyakit tertentu. Jenis kegiatan yang
dilakukan selama memberikan pelayanan perkesmas seperti; deteksi dini, penyuluhan
kesehatan, konseling, perawatan kesehatan dasar, dan rujukan ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang
dapat terbagi menjadi:
29
1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia
(lansia), masalah mental/jiwa.
2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah
mental/jiwa.
3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak
terjangkau pelayanan kesehatan.
Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya
adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota
keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).
Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:
a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)
b. Penyuluhan kesehatan
c. Tindakan Keperawatan (direct care)
d. Konseling keperawatan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Rujukan pasien/masalah kesehatan
g. Dokumentasi keperawatan
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di PKM Palaran Induk diwujudkan
dengan dilakukannya beberapa program, antara lain adalah :
Pembinaan Individu Rentan
Pembinaan Keluarga Rentan
Pembinaan Masyarakat Rentan
No. Cakupan Sasaran Target Pencapaian
1 Individu 75 37,5 (50%) 32 (85%)
2 Keluarga 3 1.5 (50%) 3 (200%)
3 Masyarakat 0 0 (0%) 0 (0%)
Berdasarkan data tersebut, program pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di
PKM Palaran Induk ini sudah mencapai target yang diharapkan.
2.4.2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
di bidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan dan
pengobatan dan pemulihan.
30
Upaya kesehatan usia lanjut dilakukan dengan dijalankannya suatu program posyandu
lansia yang memiliki visi untuk menjaga atau bahkan meningkatkan keadaan para lansia agar
tetap sehat baik secara fisik maupun mental. Posyandu lansia ini juga memiliki misi agar
kinerja posyandu semakin meningkat diiringi oleh upaya penganekaragaman kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Pemantauan Kesehatan pada Anggota Kelompok Usia Lanjut yang Dibina Sesuai
Standart
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 301 lansia 210 lansia 216 lansia (103%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 103% dari target per
tahun untuk pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lanjut, hal ini karena
berjalannya program puskesmas lansia sehingga mempermudah jangkauan sarana
pemantauan kesehatan, serta tingginya kesadaran masyarakat terutama lansia terhadap
kesehatannya.
2.4.3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dan Mulut
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi dan mulut diwujudkan dengan
dilakukannya beberapa program, antara lain adalah :
1. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
Data tahun 2014 untuk UPK ini adalah sebagai berikut :
Program Satuan Sasaran Target Pencapaian
Upaya Kesehatan
Gigi Sekolah
SD/Mi
Setingkat18 10 (60%) 12 (111%)
Upaya Kesehatan
Gigi MasyarakatPosyandu 24 9 (40%) 24 (250%)
Program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah selama tahun 2014 telah mencapai lebih dari
target minimal tahunan. Kesulitan dalam melaksanakan program tersebut berupa penyesuaian
jadwal dengan pihak sekolah.
Program Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat selama tahun 2014 telah mencapai lebih
dari target minimal tahunan.
2.4.4. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan
31
Program kerja yang direncana dalam upaya kesehatan mata pencegahan kebutaan ini,
yaitu upaya penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun. Pada tahun 2014 didapatkan
hasil :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 4920 kasus 2214 kasus 12 kasus (1%)
Pencapaian program upaya kesehatan mata/ pencegahan kebutaan belum mencapai
setengah dari target tahunan. Upaya pelayanan kesehatan mata di Puskesmas Palaran
tergolong program yang baru, namun upaya pelayanan kesehatan ini sudah mulai
ditingkatkan dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain serta rumah sakit dalam
menurunkan angka kebutaan.
2.4.5. Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosiologi yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang elektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional.
a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Berkunjung ke Puskesmas
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :
No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014
1 68453 kasus 6845 kasus 21 kasus (0%)
Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 0% dari target per
tahun untuk pelayanan kesehatan jiwa yang berkunjung ke puskesmas. Hal ini dikarenakan
masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa serta
kurangnya publikasi terntang keberadaan, fungsi serta manfaat dari pelayanan kesehatan jiwa.
2.4.6. Kesehatan Olahraga
Kesehatan olahraga diwujudkan dengan dilakukannya beberapa program, antara lain
adalah :
1. Pendataan Kelompok Olahraga
Senam Kesehatan Jasmani, Bulu Tangkis, Sekolah Sepak Bola. Selama tahun 2014
terdapat penambahan satu kelompok senam kesehatan jasmani. Pencapaian Pendataan
Kelompok Olahraga telah mencapai target tahunan 100%.
2. Penyuluhan kesehatan olahraga
Hingga saat ini program tersebut belum dilaksanakan.
Program (kali/tahun) Sasaran Target Pencapaian
Pendataan Kelompok Olahraga 1 1 (100%) 1 (100%)
32
Penyuluhan Kesehatan Olahraga 0 0 (100%) 0 (0%)
2.4.7. Pelayanan Kesehatan Kerja
Upaya pelayanan kesehatan kerja adalah suatu upaya dalam pemberian perlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja, yang mempunyai tujuan
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya
gangguan kesehatan dan melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan
pekerja di lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
Tujuan dari program ini yaitu pelaksanaan manajemen kesehatan kerja diwiliyah kerja
puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, dan terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja
dasar pada masyarakat pekerja yang bermutu, merata dan terjangkau untuk meningkatkan
produktivitas kerja masyarakat pekerja dan kondisi kerja yang aman sehat dan produktif.
Adapun upaya pelayanan kesehatan Kerja ini terbagi dalam beberapa Program, yaitu :
Pelayanan kesehatan bagi pekerja sakit
Penyuluhan kesehatan di tempat kerja yang formal
Penyuluhan kesehatan di tempat kerja yang informal
Pembinaan pada kelompok kerja
Pencapaian program ini berdasarkan data dari PKM Palaran Induk tahun 2014 yaitu:
No Program Sasaran Target Pencapaian
1 Pekerja sakit yang dilayani 8565 8565 (100%) 8565 (100%)
2 Penyuluhan di tempat kerja formal 0 0 0
3 Penyuluhan di tempat kerja informal 0 0 0
4 Jumlah pembinaan yg dilakukan pada
kelompok kerja0 0 0
Berdasarkan data diatas pencapaian program pelayanan kesehatan kerja, pelayanan
pekerja sakit di PKM Induk Palaran tahun 2014 adalah 100 %. Program ini telah memenuhi
target yang ditetapkan untuk tahun 2014.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Puskesmas Palaran merupakan puskesmas induk dengan sasaran populasi yang sangat
luas yakni mencakup seluruh masyarakat di Kecamatan Palaran. Dalam pelaksanaannya,
puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang terdiri atas pelayanan medik dasar dengan pendekatan individu dan keluarga, serta
pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan fungsi puskesmas, maka dibuatlah
34
program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan Kesehatan
(UPK) Wajib dan Pengembangan.
Hasil evaluasi program kerja puskesmas tahun 2014 menunjukkan persentase
kemajuan pelaksanaan program kerja dari semua upaya kesehatan dengan persentase rata-rata
pada program promkes sebesar 76%, program upaya kesehatan lingkungan 62%, program
KIA dan KB 126%, program Gizi 78%, program P2M 61%, program upaya pengobatan
194%, program kesehatan perkesmas 95%, program upaya kesehatan usila 103%, program
kesehatan gigi 181%, program upaya kesehatan mata 1%, program upaya kesehatan jiwa 0%,
program olahraga 50%, program upaya kesehatan kerja 25%. Hasil ini menunjukkan bahwa
sebagian program kerja belum memenuhi target ideal pada tahun 2014. Sementara ini, ada
beberapa program yang belum memiliki data lengkap, sehingga pencapaian secara
keseluruhan belum dapat dilakukan penilaian.
Kendala umum yang dihadapi terutama pada cakupan wilayah kerja Puskesmas
Palaran yang sangat luas dengan keadaan geografis pada beberapa daerah yang masih sukar
dijangkau secara rutin dan berkesinambungan. Hal ini disiasati dengan pemberdayaan kader-
kader kesehatan lokal yang berasal dari masyarakat di wilayah tersebut. Masalah lain yang
kerap muncul adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam mengikuti program. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan penyuluhan kader
dan masyarakat setempat, pendekatan terhadap tokoh masyarakat setempat, serta
menggunakan media penyuluhan yang lebih menarik misalnya penggunaan LCD dan
proyektor, slide berwarna dan bergambar, leaflet dan stiker, serta pembagian door prize
ataupun reward bagi para kader yang aktif.
Kendala khusus yang dihadapi adalah banyaknya program yang baru berjalan pada
tengah semester. Selain itu, kendala lain juga berasal dari kurangnya sumber daya manusia
untuk beberapa UPK, sumber daya manusia yang masih baru dan kurangnya transfer
informasi mengenai program yang dilaksanakan. Diperlukan kerjasama yang lebih baik
antara lintas program UPK dalam hal pendataan dan bertukar pikiran mengenai program kerja
yang ada, sehingga kinerja Puskesmas dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang.
35
Top Related