7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
1/55
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
2/55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki tanah yang
subur. Banyak jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat, tetapi sebagian
besar dari tumbuhan obat itu tidak dikenali sehingga tidak pernah terawat dengan
baik. Tumbuhan obat terkesan sebagai tanaman liar sehingga keberadaannya sering
dianggap mangganggu keindahan atau mengganggu kehidupan tumbuhan lainnya
(Masniari et al., 2007.
!eman"aatan tanaman sebagai obat tradisional pada saat ini terus meningkat.
#al ini disebabkan oleh adanya anggapan dari sebagian besar masyarakat bahwa e"ek
samping yang ditimbulkan tanaman obat tersebut tidak berbahaya, sehingga
timbullah pemikiran masyarakat untuk kembali ke $ara alamiah dengan
meman"aatkan tanaman obat sebagai salah satu alternati" untuk men$egah dan
mengobati berbagai ma$am penyakit (Masniari et al., 2007.
Menurut %ahid (&'', kegunaan tanaman obat selain untuk bahan baku
obat, juga untuk par"um, bumbu masakan, makanan, dan minuman. )i Indonesia
tanaman obat masih saja digunakan untuk mengobati berbagai penyakit walaupun
belum terbukti se$ara ilmiah. *ntuk itu perlu dilakukan penelitian+penelitian ilmiah
sehingga pengobatan se$ara tradisional dapat dipertanggung jawabkan
penggunaannya.
Banyak tanaman obat yang telah diteliti dan digunakan sebagai antimikroba.
!ara ilmuan terus berusaha men$ari sumber dan pengetahuan baru mengenai
senyawa antimikroba dalam tanaman baik akar, batang, bunga, biji, dan daun.
Tanaman yang diketahui berpotensi sebagai antimokroba sangat berperan dalam
kehidupan manusia terutama untuk kemajuan di bidang kesehatan, selain itu
&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
3/55
tanaman+tanaman tersebut dapat dijadikan se$ara alternati" obat+obatan komersial
(ia, 2007.
*mumnya masyarakat dalam mengobati penyakit in"eksi sering
menggunakan obat antibiotik seperti tetrasiklin atau ampisilin atau antibioktik jenis
lainnya yang dengan mudah dapat diperoleh. !emakaian antibiotik se$ara berlebihan
dan kurang terarah dapat mengakibatkan terjadinya resistensi, dengan timbulnya
resistensi pada beberapa antibiotik tertentu, dapat menyebabkan kegagalan dalam
pengobatan berbagai jenis penyakit in"eksi, sehingga untuk mengatasinya diperlukan
pen$arian bahan alami sebagai alternati" pengobatan (-osodiwondo et al., &''.
/alah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati
penyakit adalah tapak dara (Catharanthus roseus. Bunga C. roseusadalah salah satu
bunga yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bunga ini memang sangat
mudah ditanam dan bisa ditemukan di berbagai tempat dengan iklim yang berbeda+
beda. !ada umumnya tanaman ini dibedakan berdasarkan warna bunga, yaitu rosea
bunga pink dan alba bunga putih. C. roseus ini ternyata memiliki banyak khasiat
sebagai obat (/etiawan, 2007.
Tumbuhan ini berasal dari merika Tengah, umumnya ditanam sebagai
tanaman hias. C. roseus bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung pada
berma$am+ma$am iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 100 m
dpl. Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi men$apai &20 $m, banyak
ber$abang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah
tengguli. )aun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. #elai
daun elips, ujung run$ing, pangkal merun$ing, tepi rata, pertulangan menyirip, keduapermukaan daun mengkilap dan berambut halus. !erbungaan majemuk, keluar dari
ujung tangkai dan ketiak daun dengan helai mahkota bunga berbentuk terompet,
warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan ber$ak merah di tengahnya.
2
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
4/55
Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam.
!erbanyakan dengan biji, setek batang atau akar (/etiawan, 2007.
Bungaberwarna 3iolet, merah rosa, putih (var. albus, putih dengan bintik
merah (var. ocellatus, ungu, kuning pu$at. Buahnya berbentuk silindris, ujung
lan$ip, berbulu, panjang sekitar dengan panjang "olikel &+4 $m hijau dan berbiji
banyak tanpa rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang &+2 mm berbentuk
persegi panjang, hitam, kotiledon datar, endosperm ke$il. !anjang akar dapat
men$apai 70 $m (ewbie, 20&.
!ada akar, batang, daun hingga bunga C. roseusmengandung unsur+unsur 5at
kimiawi yang berman"aat untuk pengobatan. ntara lain 6at alkaloid (3inkristin,
3inblastin, 3inleurosin dan 3inrosidin. 6at 3indolin berkhasiat menurunkan kadar
gula darah, menurunkan tekanan darah dan dapat dipakai sebagai obat penenang.
andungan 5at 3inblastin dan 3in$ristine yang terdapat pada tanaman tapak dara
berman"aat sebagai anti kanker (/etiawan, 2007.
)alam pengobatan tradisional lainnya, tapak dara juga digunakan untuk
pengobatan diabetes, malaria, disentri, gigitan serangga, gangguan ginjal, siklus
menstruasi yang tidak teratur, dan in"eksi kulit (8erma dan /ingh, 20&0.
S. aureus adalah sekelompok bakteri yang dapat menyebabkan sejumlah
penyakit sebagai akibat in"eksi dari berbagai jaringan tubuh. !enyakit S. aureusdapat
bersi"at ringan sampai berat. ama Staphylococcus berasal dari staphyle 9unani,
yang berarti sekelompok anggur, dan $o$$us, berarti berry, karena itulah bakteri S.
aureus terlihat di bawah mikroskop, seperti sekelompok anggur atau berry ke$il
bulat. :ebih dari 0 jenis Staphylococcus dapat mengin"eksi manusia, tetapi
kebanyakan in"eksi disebabkan oleh S. aureus. S. aureus dapat ditemukan se$ara
normal di dalam hidung dan pada kulit sekitar 2; +0; dari orang dewasa yang
sehat dan 2; dari pekerja rumah sakit. !ada kebanyakan kasus, bakteri tidak
http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/morfologi-tanaman/http://om-tani.blogspot.com/http://om-tani.blogspot.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/morfologi-tanaman/http://om-tani.blogspot.com/http://om-tani.blogspot.com/7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
5/55
menyebabkan penyakit. amun, kerusakan pada kulit atau luka dapat menyebabkan
in"eksi (/toppler, 20&.
E. colibiasanya hidup di usus manusia dan hewan. ebanyakan E. colitidak
berbahaya dan merupakan bagian penting dari saluran usus manusia yang sehat.
amun, beberapa E. colibersi"at patogen, yang berarti mereka dapat menyebabkan
penyakit, diare atau penyakit di luar saluran usus. -enis+jenis E. coli yang dapat
menyebabkan diare dapat ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi,
atau melalui kontak dengan hewan atau orang (
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
6/55
hambat $ara disk di"usi di ukur dengan penggaris, terhadap daya hambat
pertumbuhan S. aureus danE. coli
2. Membandingkan daya hambat yang dihasilkan oleh pertumbuhan S. aureus
danE. coli terhadap antibiotik tetrasiklin dengan ekstrak daun C. roseus
1.! Man"aat Peneltan
Man"aat dari penelitian ini adalah sebagai berikut?
&.4.& Memberikan in"ormasi ilmiah di bidang kimia, kedokteran, "armasi, dan
kesehatan mengenai akti3itas antibakteri ekstrak daun C. roseus
&.4.2 Memberikan in"ormasi kepada masyarakat bahwa C. roseussebagai tanaman
hias yang dapat digunakan sebagai antibakteri sehingga dapat meningkatkan
nilai guna tanaman tersebut
BAB II
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
7/55
LANDA#AN TE$RI
2.1 TIN%AUAN PU#TA&A
A. Ta'ak Dara (Catharanthus roseus)
Tapak dara (Catharanthus roseusmerupakan tanaman herbaAsemak yang
tegak, hidup lama, tinggi 0,2+0,1 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung
getah berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran ke$il,
berkayu, beruas, ber$abang, dan berambut sangat lebat. )aun bersusun berhadapan,
bertangkai pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji dan ujungtumpul panjang 2 $m, lebar & $m, dan tangkai daunnya sangat pendek.
Bunganya mun$ul dari ketiak daun. elopak bunga ke$il, berbentuk paku. Mahkota
bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju
bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya run$ing menutup ke kiri. berbunga
sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang &,+4 $m, lebar $m memiliki
mahkota ke$il (ewbie, 20&.
=ambar &. Tapak dara (C. roseusdi ota Bengkulu.
lasi"ikasi C. roseus
http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/category/dunia-pertanian/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/category/dunia-pertanian/http://nandagokilz1.wordpress.com/7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
8/55
ingdom ?Plantae(Tumbuhan
/ubkingdom ? Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
)i3isi ?Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga
/uper )i3isi ? Spermatophyta(Menghasilkan biji
elas ?Magnoliopsida(berkeping dua A dikotil
/ub elas ?steridae
>rdo ? !entianales
Camili ?pocynaceae
=enus ? Catharanthus
/pesies ? Catharanthus roseus"#.$
omponen antikanker, yaitu alkaloid seperti 3in$aleukoblastine (3inblastin D
8:B, leurosidin dan katarantin, alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan
kadar gula darah antara lain leurosin, katarantin, lo$hneri, tetrahidroalstonin,
3indolin dan 3indolinin. /edangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin,
"la"onoid dan tanin. #erba mengandung lebih dari 70 ma$am alkaloid, termasuk 21
jenis alkaloid (/etiawan, 2007.
C. roseus, terkenal dengan tingginya akti3itas antiplasmodial se$ara in vitro
dan juga dikenal memiliki antibakteri, antijamur, antibiotik, antioksidan,
penyembuhan luka dan akti3itasnya terhadap anti3irus yang mungkin karena
keberadaan senyawa seperti alkaloid, terpenoid, "la3onoid dan esEuiterpenes.
(/ !onarulsel3am et al., 20&2.
B. Ekstraks Maseras
Fkstraksi tumbuhan adalah proses penarikan 5ak akti" dalam tumbuhan
dengan menggunakan pelarut tertentu. Fkstraksi tergantung pada tekstur dan
kandungan bahan dalam tumbuhan. /enyawaAkandungan dalam tumbuhan memiliki
kelarutan yang berbeda+beda dalam pelarut yang berbeda. !elarut+pelarut yang biasa
digunakan antara lain kloro"orm, eter, aseton, alkohol, methanol, etanol, dan
7
http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
9/55
etilasetat. Fkstraksi biasanya dilakukan se$ara bertahap dimulai dengan pelarut yang
non polar (kloro"orm atau end+heksana, semipolar (etilasetat atau dietil eter, dan
pelarut polar (methanol atau etanol (#arbone, &''. !elarut yang dapat digunakan
untuk ekstraksi harus memenuhi dua syarat, yaitu pelarut tersebut harus merupakan
pelarut yang terbaik untuk bahan yang diekstraksi dan pelarut tersebut harus terpisah
dengan $epat setelah pengo$okan (%inarno et al., &'7.
Maserasi adalah metode ekstraksi dengan $ara merendam sampel dalam
pelarut tertentu dengan atau tanpa pengadukan. Maserasi merupakan metode yang
paling banyak dilakukan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Maserasi
dibedakan menjadi maserasi sederhana, kinetika maserasi, dan maserasi dengan
menggunakan tekanan. Maserasi sederhana dilakukan dengan $ara merendam sampel
dengan pelarut dalam waktu tertentu, kemudian dilakukan pengadukan atau tanpa
pengadukan. inetika maserasi sama seperti kinetika sederhana, namun
pengadukannya konstan. /edangkan maserasi dengan menggunakan tekanan, yaitu
maserasi menggunakan tekanan tertentu, bukan tekanan ruang sehingga proses
ekstraksi lebih e"ekti" (ia, 2007.
elebihan metode maserasi dibanding metode ekstraksi lainnya antara lain,metodenya sederhana, tidak memerlukan alat+alat yang rumit, relati" murah, dan bisa
menghindari kerusakan komponen senyawa yang tidak tahan panas yang terkandung
dalam sampel (%ulandari, 200.
*. Ant+akter
ntimikroba (M ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia. Berdasarkan si"at toksisitas selekti", ada antimikroba yang
bersi"at menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai akti3itas bakteriostatikG
dan ada yang bersi"at membunuh mikroba, dikenal sebagai bakterisid (/ulistia,
200&.
Menurut -awet5 et al. (&'' dan !el$5ar dan
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
10/55
a. ntibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri
ntibakteri terikat pada reseptor sel (beberapa diantaranya adalah en5im
transpeptidase, kemudian terjadi reaksi transpeptidasi sehingga sintesis
peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan penghentian akti3itas
penghambat en5im autolisis pada dinding sel.
b. Menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri
Terganggunya membrane sitoplasma oleh 5at yang bersi"at sur"aktan,
menyebabkan permeabilitas dinding sel berubah dan menjadi rusak. omponen+
komponen penting yang berasal dari dinding sel seperti protein, asam nukleat,
nukleotida keluar dari sel dan berangsur+angsur sel akan mati.
$. Menghambat sintesis protein sel bakteri
/uhu dan konsentrasi tinggi 5at kimia dapat mendenaturasi protein yang
merupakan komponen esensial bagi berlangsungnya kehidupan sel. /enyawa
penghambat sintesis protein juga dapat menyebabkan kesalahan dalam pemba$aan
kode pada mH sehingga protein tidak terbentuk dan sel akan mati.
d. Menghambat sintesis asam nukleat
/enyawa penghambat akan berikatan dengan en5im atau salah satu komponenyang berperan dalam tahapan sintesis asam nukleat, sehingga akhirnya reaksi terhenti
karena substrat yang direaksikan dan asam nukleat tidak terbentuk.
Berdasarkan e"ekti3itas kerjanya terhadap mikroorganisme, senyawa
antibakteri dikelompokan menjadi dua, yaitu antibakteri spektrum luas dan
antibakteri berspektrum sempit (/$huna$k et al., &''0. Banyaknya "aktor yang dapat
mempengaruhi kerja antibakteri, diantaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri,
spesies bakteri, suhu, dan p# (!ele5ar dan
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
11/55
D. Uj Akt,tas Ant+akter
Menurut o3iar (200& dan !ratiwi (200', pengujian daya antimikroba dapat
dilakukan oleh berbagai $ara, yaitu?
a. Tube dilution test(%roth &ilution Test
Tube dilution test (Broth )ilution Test disebut juga dengan pengen$eran
tabung. 6at yang akan diuji berbentuk $air dien$erkan sebagaimana mestinya dan
dimasukkan ke dalam tabung+tabung steril. e dalam tabung+tabung itu ditambahkan
sejumlah organisme uji yang sudah diketahui jumlahnya. !ada inter3al tertentu,
dilakukan pemindahan dari tabung ke dalam tabung+tabung yang berisi media steril
kemudian diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan. elebihan
dari metode ini adalah dapat menguji daya bakteriostatik, dan bakterisidal dari
antimikroba sekaligus. elemahannya adalah memerlukan banyak tenaga dan waktu
serta perlu biaya mahal sebab hanya dapat menguji satu bahan antimikroba dalam
satu kegiatan.
b. gar Plate &ilution Test
!ada dasarnya metode ini sama dengan metode )ilution Broth, hanya saja
media yang digunakan dalam metode ini adalah metode padat. 6at yang akan diuji
di$ampurkan ke dalam media agar, diinokulasikan dengan organisme uji kemudian
diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan koloni organisme uji
tersebut. elebihan metode ini adalah pelaksanaannya lebih mudah dan dalam satu
media dapat digunakan lebih dari satu organisme uji. elemahannya adalah hanya
dapat diketahui daya bakteiostatiknya saja sedang daya bakterisidal tidak dapat
ditemukan.
c. &is' gar &i((usin Test
Metode ini menggunakan metode $akram kertas yang pada dasarnya pada
pengamatan 5ona hambatan yang dihasilkan oleh di"usi dari bahan+bahan
&0
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
12/55
antimikroorganisme. >rganisme uji diinokulasikan pada medium agar dalam $awan
petri kemudian menempatkan suatu $akram kertas yang mengandung antimikroba
pada permukaan media tersebut. /etelah masa inkubasi tertentu, diamati untuk
melihat adanya 5ona hambatan di sekeliling $akram kertas. elebihan metode ini
adalah dapat dilakukan pengujian se$ara lebih banyak dalam satu kali kegiatan dan
memerlukan tenaga yang tidak terlalu banyak. ekurangannya tidak diketahui se$ara
pasti aksi penghambatan yaitu bakterisidal ataukah bakteriostatik karena banyak
"aktor yang mempengaruhi antara lain, ketebalan media, ma$am media, inokulum
dan laju di"usi bahan antimikroba. #asilnya diba$a?
a 6ona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak
ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. !otensi antibakteri diukur dengan
mengukur diameter dari 5ona radikal.b 6ona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri
dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan.
Met-eDisc Difussion (tes &r+/ an Bauer)
Metode ini untuk menentukan akti3itas agen antimikroba. !iringan yang
berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroba
yang akan berdi"usi pada media agar tersebut. rea jernih mengindikasi adanya
hambatan pertumbuhan mikroba oleh agen antimikroba pada permukaan media agar
(!ratiwi, 2001.
E. Bakter Uj
a).Staphylococcus aureus
S. aureus ditemukan pertama kali oleh o$h tahun &171. ureus dalam
bahasa 9unanai berarti emasJ, hal ini dikarenakan S. aureus memiliki pigmen
karotenoid bewarna kuninng muda sampai jingga tua. S. aureusini termasuk dalam
"amiliaMicrococcacea, merupakan bakteri gram positi" dan berbentuk kokus dengan
diameter 0,+&, Km baik berpasangan maupun bergerombol. Bakteri ini bersi"at
&&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
13/55
tidak motil, dapat hidup se$ara aerob dan anaerob "akultati", pertumbuhan paling
$epat pada temperatur 7o
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
14/55
menghasilkan bakteriosin sebagai pelindung terhadap terjadinya kolonisasi bakteri
patogen. =alur+galur tertentu dari Escherichia coli ini dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. !enyakit yang disebabkan oleh bakteri ini antara lain
gastroenteritis, diare dan in"eksi saluran urin (Cardia5 &'1G !el$5ar dan
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
15/55
=ambar 4. erangka teori penelitian.
B. &erangka &-nse'
)ari landasan teori diatas dapat disusun se$ara skematis kerangka konsep dalam
penelitian ini yang dapat digambarkan sebagai berikut?
=ambar . erangka konsep penelitian.
2.3 HIP$TE#I#
#ipotesis dari penelitian ini adalah
#&? Fkstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan
bakteri S. aureusdan E. coli.
&4
ntibakteri
#erbal
Staphylococcus
aureus
*ji kti3itas ntibakteriG
Metode&isc &i(ussion
Fkstrak daunC. roseus
!ertumbuhan
dihambat atau
tidak
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
16/55
#0? Fkstrak daun C. roseus tidak mampu menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri S. aureusdan E. coli.
BAB III
MET$DE PENELITIAN
3.1 %ens Peneltan
&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
17/55
-enis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen laboratorium.
3.2 Tem'at an aktu Peneltan
!enelitian dilaksanakan di :aboratorium esehatan )aerah !ro3insi
Bengkulu dan :aboratorium Biologi Cakultas MI! *ni3ersitas Bengkulu. %aktu
penelitian dilaksanakan pada bulan -uni sampai dengan bulan /eptember 20&.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun C. roseus, bakteri
S. aureus, bakteriE. coli, a
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
18/55
3. Pem+uatan Ekstrak Daun C. roseus
3.. a. Pen/eaan #am'el
/ampel yang digunakan adalah daun C. roseus warna bunga putih yang
didapatkan di daerah ota Bengkulu. )aun C. roseus dikeringkan di udara terbuka
tanpa terkena sinar matahari, kemudian sampel dibersihkan dari pengotor dan
dihaluskan dengan menggunakan blender sampai diperoleh serbuk, setelah itu
ditimbang sebanyak & kg.
3.. +. Pem+uatan Ekstrak
/erbuk daun C. roseus dimaserasi dengan $ara sebanyak & kg serbuk daun
C. roseus yang telah dihaluskan dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan
etanol '; hingga semua serbuk daun C. roseus terendam. :alu, dibiarkan selama
sampai 4 hari kemudian disaring, perlakuan ini dilakukan selama hari. /elanjutnya
"iltrat yang diperoleh dipisahkan dari pelarutnya, pelarut diuapkan dengan bantuan
rotary evaporator agar diperoleh ekstrak yang kental. )ilakukan ekstraksi dengan
menggunakan pelarut etanol '; dan kemudian ekstrak dien$erkan dengan aEuades
hingga diperoleh konsentrasi ekstrak &00, 0, 2, &2, dan ,2;.
3.4 Pem+uatan Mea
Mea Nurtrent Agar (NA)
Cormulasi media )IC per liter adalah g ba$to pepton, gram bee(
e*tract, g a
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
19/55
tabung tersebut dimiringkan lalu biarkan hingga mengeras. Media ini merupakan
media agar miring yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri.
Mea *ar Na*L
/ebanyak g a
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
20/55
*ntuk pengujian akti3itas antibakteri dilakukan dengan uji di"usi $akram (dis'
di((usion test dengan kali pengulangan dan sebagai pembanding digunakan
Tetrasiklin 0 KgAdisk. Fkstrak daun C. roseus dien$erkan dengan aEuades sehingga
menjadi konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2; dan kemudian masing+masing
konsentrasi ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi. /ebanyak buah kertas $akram
kosong berukuran mm yang steril dimasukkan kedalam masing+masing tabung
reaksi didiamkan selama &0 menit, kemudian dengan pinset kertas $akram ditiriskan
pada bagian pinggir tabung selama &0 menit.
!engujian daya antibakteri ekstrak daun C. roseus dilakukan dengan metode
di"usi kertas $akram. Inokulasikan suspensi bakteri pada nutrient agaryang telah
memadat, dan ratakan menggunakan swab kapas berukuran besar. emudian
dibiarkan selama & menit. :etakkan kertas $akram yang telah dijenuhkan dengan
ekstrak C. roseus pada konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2; dengan
menggunakan pinset. /ebagai kontrol diletakkan pula kertas $akram yang telah
dijenuhkan dalam larutan a
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
21/55
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
22/55
. =enangi lagi sediaan dengan pewarnaan lugol sampai menutupi seluruh
sediaan, diamkan satu menit
7. Bilas dengan air yang mengalir
1. :arutkan warnanya dengan menggenangi sediaan alkohol '; selama O 0
detik, sampai tidak kelihatan ada warna merah yang luntur
'. Bilas dengan air mengalir
&0. =enangi sediaan dengan pewarnaan sa"ranin selama 0 detik
&&. Bilas dengan air yang mengalir
&2. eringkan sediaan dan siap dilihat di Miskroskop, dengan pembesaran &0N
dan &00N dengan minyak Imersi
/etelah dilihat dibawah miskroskop, dilakukan penghitungan jumlah bakteri
yang diambil dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat guna untuk membedakan
jumlah bakteri yang ada diluar dan didalam 5ona hambat yang dihasilkan oleh
ekstrak daun C. roseus dengan menggunakan alat mikrometer yang ada pada
miskroskop. /ebelum menggunakan mikrometer untuk mengukur preparat, harus
mengkalibrasi terlebih dahulu dengan langkah sebagai berikut (Hudyatmi F dan ur
Hahayu *, 2004?
&. Memasukkan mikrometer okuler ke dalam tabung lensa okuler yang paling
atas pada posisi yang tepat. #al ini dapat diketahui dari gambaran deretan
skala yang terlihat apabila dilakukan pengamatan dibawah mikroskop
2. Mengatur lensa objekti" mikrometer pada perbesaran lemah &0N
2&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
23/55
. Meletakkan objekti" mikrometer diatas meja preparat tepat dibawah lensa
objekti" seperti meletakan preparat yang akan diamati. Mem"okuskan
bayangan yang terlihat sehingga diperoleh gambaran skala objekti" yang
jelas.
4. Mengatur kedua lensa hingga skalanya berhimpit satu sama lain
. Melakukan perhitungan kalibrasi, didapatkan &0 skala okuler D & skala
objekti" mi$rometer. & skala objekti" D 0,0& mm, berarti &0 skala okuler D &0
um. -adi & skala okuler D & um.
. !ada penelitian ini didapat bahwa pada perbesaran &0N, skala & okuler D 0,0&
mm, sedangkan pada perbesaran &00N, & skala okuler D 0,00& mm.
7. Melakukan perhitungan pada preparat yang diamati berdasarkan skala hasil
kalibrasi.
/elanjutnya, rata+rata jumlah bakteri per areal pandang mikrokop dihitung
setelah mengamati &0 sampai 0 kali areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri
per areal pandang. /el+sel yang mengumpul dalam suatu kelompok, dihitung jumlah
sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut, tetapi jika tidak mungkin dapat
dihitung sebagai satu kelompok. #asil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok
bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan jumlah bakteri menggunakan agar
$awan (lbiner /, 2002.
:uas areal pandang mikroskop D P r2mm2atau D P r2A &00 $m2. ilai r adalah
jari+jari areal pandang mi$ros kop. arena jumlah yang disebarkan pada gelas obyek
seluas & $m
2
adalah 0,0& ml, maka? -umlah bakteri per areal pandang mikroskop D Pr2A&00 N 0,0& ml D P r2A&0.000 ml.
)engan kata lain, untuk mendapatkan & ml jumlah bakteri dapat diperoleh dari
&0.000A P r2kali areal pandang mikroskop. ngka &0.000A P r2disebut juga "aktor
22
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
24/55
mikroskopik (CM dan digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang
mikroskop menjadi jumlah bakteri per ml sebagai berikut?
-umlah bakteri per ml D &0.000A P r2N jumlah rata+rata
3.19 Ient"kas :ara+el
8ariabel bebas pada penelitian ini adalah penambahan berbagai 3ariasi
konsentrasi ekstrak daun C. roseuspada inokulasi bakteri S. aureus danE. coli di
nutrient agar. 8ariabel terikat pada penelitian ini adalah 5ona hambat yang terbentuk
di sekitar $akram.
3.11 Analss #tatstk
#asil pengukuran 5ona hambat yang terbentuk di sekitar $akram yang ditetesi
barbagai 3ariasi konsentrasi ekstrak tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan
gra"ik. emudian dianalisis dengan uji statistik menggunakan metode t test
independent. *ji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata+
rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan ()wi, 2001.
2
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
25/55
BAB. I:
HA#IL DAN PEMBAHA#AN
!.1 Ekstraks Daun C. roseus
#asil ektraksi &00 g serbuk daun C. roseusdengan 700 ml etanol '; diperoleh
ekstrak padat bewarna hijau pekat sebanyak &2 gram. Fktraksi ini dilakukan untuk
mengambil komponen yang bersi"at polar dari daun C. roseus. Fkstrak ini
selanjutnya dibuat dalam masing+masing konsentrasi, dengan dilarutkan
menggunakan aEuades terlebih dahulu dan dilakukan uji akti3itas antimikroba.
!.2 Penentuan Akt,tas Antmkr-+a
*ji akti3itas antimikroba ekstrak daun C. roseusterhadap S. aureusdanE. coli,
dengan metode $akram kertas adalah positi" yaitu ditunjukkan melalui 5ona radikal
yang terbentuk pada media tersebut yakni 5ona bening disekitar kertas $akram yang
tidak ditemukan bakteri dan diba$a &1+24 jam setelah inkubasi dalam suhu 7Q
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
26/55
)iameter )aya #ambat
())M bakteri (mm
Bakteri yang terdapat di
luar 5ona hambat
Bakteri yang terdapat di
dalam 5ona hambat
=ambar . #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00;
dengan bakteri S. aureus danE. coli.
eterangan?
? )iameter daerah hambat bakteri
B? ertas $akram
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
27/55
)ari gambar dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah bakteri pada
bagian 5ona hambat. !enurunan jumlah bakteri yang hidup pada 5ona hambat ini
menunjukkan adanya akti3itas antimikroba uji ekstrak daun C. roseus terhadap
kedua bakteri uji tersebut.
=ambar 7. #asil uji antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk terhadap bakteri (a S. aureus,
(bE.coli.
2
a b
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
28/55
=ambar 1. )iagram batang diameter 5ona hambat pertumbuhan S. aureuspada
berbagai konsentrasi ekstrak daun C. roseus.
eterangan ?
))#? )iameter 6ona #ambat bakteri
27
onsentrasi
Fkstrak )aun C.
roseus
!engulangan onsentrasi *ji Fkstrak
))#
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
29/55
=ambar '. )iagram batang diameter 5ona hambat pertumbuhanE. coli pada
berbagai konsentrasi ekstrak daun C. roseus.
eterangan ?
))#? )iameter 6ona #ambat bakteri
*ntuk menguji daya antibakteri ekstrak daun C. roseus terhadap S. aureus
dan E. coli se$ara in 3itro maka data+data yang telah didapatkan di penelitian
diproses dan diolah menggunakan so"tware komputer /!//.
)ata hasil penelitian diolah dengan menggunakan tes olmogoro3+smirno3
untuk melihat apakah 5ona hambat ekstrak daun tapak dara tersebut berdistribusi
normal atau tidak. #asil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut.
21
onsentrasi
Fkstrak )aun C.
roseus
!engulangan onsentrasi *ji Fkstrak
DDH
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
30/55
Tabel . Tes normalitas terhadap 5ona hambat ekstrak daun tapak dara dengan
/hapiro+wilk test
onsentrasi Fkstraksi /ig.
&00;
0;
2;
&2,;
,2;
0,24'
0,4
0,2
0,4
0,447
)ari hasil tes olmogoro3+smirno3 didapatkan nilai signi"ikansi lebih besar
dari nilai p 3alue (0,0 sehingga dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi normal. emudian dilakukan uji t test indendepentuntuk melihat nilai
signi"ikansi atau adanya kemampuan ekstrak daun C. roseus dalam menghambat
pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. #asil uji t test
indendepenttersebut dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 4. #asil uji t independent 5ona hambat ekstrak daun C. roseus terhadap S.
aureus danE. coli
Bakter&-nsentras Ekstrak
199; 9; 2; 12
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
31/55
dengan standar de3iasi &,&7, konsentrasi ekstraksi 2; nilai rata+rata 5ona hambat
adalah 24,7 dengan standar de3iasi 0,&, konsentrasi ekstraksi &2,; nilai rata+
rata 5ona hambat adalah 20,1 dengan standar de3iasi 0,7 dan konsentrasi
ekstraksi ,2; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &,&7 dengan standar de3iasi
0,'1, sedangkan pada bakteriE. coliuntuk konsentrasi ekstraksi &00; nilai rata+
rata 5ona hambat adalah 2&,0 dengan standar de3iasi 0,41, konsentrasi ekstraksi
0; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &1,1 dengan standar de3iasi 0,7,
konsentrasi ekstraksi 2; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &7,0 dengan standar
de3iasi 0,41, konsentrasi ekstraksi &2,; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &2,0
dengan standar de3iasi 0,&,22 dan konsentrasi ekstraksi ,2; nilai rata+rata 5ona
hambat adalah ',00 dengan standar de3iasi 0,1'4.
/edangkan dari hasil uji independent samples test-pada konsentrasi ekstraksi
&00; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi &00;
ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S.
aureusdan E. coli. !ada konsentrasi ekstraksi 0; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000
0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi 0; ekstrak daun C. roseus mampu
menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. !adakonsentrasi ekstraksi 2; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada
konsentrasi ekstraksi 2; ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan
atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. !ada konsentrasi ekstraksi &2,;
diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi &2,;
ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S.
aureusdan E. coli. )an pada konsentrasi ekstraksi ,2; diperoleh nilai signi"ikansi
0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi ,2; ekstrak daun C. roseusmampu
menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureusdan E. coli.
Tabel 2. menunjukkan bahwa ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00,
0, 2, &2, dan ,2; dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus danE.
coli. Fkstrak daun C. roseusterhadap S. aureusdengan konsentrasi &00, 0, 2, &2,
0
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
32/55
dan ,2;, menunjukkan diameter yang lebih besar dari E. colidengan konsentrasi
&00, 0, 2, &2, dan ,2;.
Bila dibandingkan antara tetrasiklin 0KgAdisk yang di uji terhadap S. aureus,
menunjukkan bahwa ))# yang dihasilkan ekstrak daun C. roseuslebih besar dari
))# yang dihasilkan tetrasiklin 0 KgAdisk. ))# yang dihasilkan oleh ekstrak daun
C. roseus terhadap E. coli lebih ke$il bila dibandingkan dengan ))# yang
dihasilkan tetrasiklin 0 KgAdisk.
ekuatan antibakteri yang dihasilkan oleh ekstrak daun C. roseus, jika
berdasarkan tabel ketentuan kekuatan antibakteri ()a3is dalam rdiansyah, 200
terhadap S. aureus tergolong sangat kuat pada konsentrasi &00, 0, 2, dan &2,;,
dan kuat pada konsentrasi ,2;. /edangkan kekuatan antibakteri terhadap E. coli
tergolong sangat kuat pada konsentrasi &00;, kuat pada konsentrasi 0, 2, dan
&2,;, dan sedang pada konsentrasi ,2;.
#asil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak C. roseusyang diujikan pada
bakteri S. aureus pada masing+masing konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2;
memberikan diameter 5ona hambat yang lebih besar dari pada bakteriE. coli pada
masing+masing konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2;. danya perbedaankepekaan pada S. aureus yang merupakan bakteri =ram positi" dan E. coli
merupakan bakteri =ram negati" terhadap 5at antibakteri yang terkandung dalam
daun C. roseusdiduga karena perbedaan struktur dinding sel bakteri.
!ada beberapa penelitian, telah dilaporkan bahwa bakteri gram positi"
ditemukan lebih sensiti" daripada bakteri gram negati". #al ini dapat terjadi karena
bakteri gram negati" memiliki membran luar, sementara bakteri gram positi" hanya
mamiliki lapisan peptidoglikan. Membran luar ini bertanggung jawab untuk
melindungi bakteri dari antibiotik, deterjen, dan en5im yang bisa merusak membran
dalam atau peptidoglikan (:ehninger et al., 200.
#al ini menunjukan bahwa bakteri gram positi" lebih rentan oleh senyawa
antibakteri ekstrak daun C. roseusdaripada bakteri gram negati".
&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
33/55
!erbedaan sensiti3itas bakteri terhadap antibakteri dipengaruhi oleh struktur
dinding sel bakteri. Bakteri gram positi" $enderung lebih sensiti" terhadap
antibakteri, karena struktur dinding sel bakteri gram positi" lebih sederhana
dibandingkan struktur gram negati" sehingga memudahkan senyawa antibakteri
untuk masuk kedalam sel bakteri gram positi". /esuai hasil penelitian yang dilakukan
oleh usmayati dan gustini (2007, ekstrak etanolP. cruentumyang mengandung
senyawa antibakteri "la3onoid, mampu menghambat lebih besar bakteri gram positi"
daripada gram negati". !roses ektraksi senyawa antibakteri juga berpengaruh
terhadap akti3itasnya. #asil penelitian menyebutkan ekstrak kasarP. cruentumtidak
menunjukkan proses penghambatan pertumbuhan bakteri, baik gram positi" maupun
negati" pada uji sensiti"itas di"usi agar dikarenakan pelarut etanol merupakan pelarut
uni3ersal yang dapat melarutkan hampir sebagian besar komponen senyawa yang
terkandung dalam ekstrak. #al ini menyebabkan akti3itas antibakteri senyawa
"la3onoid kurang maksimal bekerja, kemudian ekstrak kasar tersebut dilakukan
pemisahan senyawa lanjut, dan dihasilkan senyawa antibakteri murni yang
mempunyai akti3itas penghambatan lebih besar.
!erbedaan struktur dinding sel menentukan penetrasi, ikatan dan akti3itassenyawa antibakteri (-awet5 et al., 200. Bakteri gram positi" memiliki struktur
dinding sel dengan lebih banyak peptidoglikan, sedikit lipid dan dinding sel
mengandung polisakarida (asam teikoat. sam teikoat merupakan polimer yang
larut dalam air, yang ber"ungsi sebagai trans"or ion positi" untuk keluar atau masuk.
/i"at larut air inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel bakteri gram positi"
bersi"at lebih polar.
Menurut Cajar (20&0, senyawa "la3onoid dalam buah mengkudu merupakan
bagian yang bersi"at polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan
yang bersi"at polar daripada lapisan lipid yang non polar. /ehingga menyebabkan
akti3itas penghambatan pada bakteri gram positi" lebih besar daripada bakteri gram
negati". Bakteri gram negati" lebih banyak mengandung lipid, sedikit peptidoglikan,
membran luar berupa bilayer (ber"ungsi sebagai pertahanan selekti" senyawa+
2
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
34/55
senyawa yang keluar atau masuk sel dan menyebabkan e"ek toksik. Membran luar
terdiri dari pos"olipid (lapisan dalam, dan lipopolisakarida (lapisan luar tersusun
atas lipid , yang bersi"at non polar. #al ini yang menyebabkan senyawa antibakteri
pada buah mengkudu lebih sulit untuk masuk kedalam sel sehingga akti3itas
antibakterinya lebih lemah dibandingkan pada bakteri gram positi". Begitu juga
dengan senyawa "la3onoid, triterpenoid dan alkaloid yang terkadung dalam daun C.
roseus, yang bersi"at polar sebagai antibakteri.
!enelitian ini mengunakan pelarut etanol pada saat melakukan ektraksi
(maserasi, karena etanol merupakan pelarut yang bersi"at polar, uni3ersal, mudah
didapat, dan merupakan pelarut yang sering digunakan pada saat melakukan ektraksi.
)igunakan pelarut yang bersi"at polar karena mudah larut dalam air seperti etanol
dan mempunyai gugus hidroksida (># sehingga 5at akti" lebih mudah tersari dalam
jumlah yang besar. /edangkan jika pelarut yang bersi"at non polar yang sukar larut
dalam air, maka 5at akti" yang tersari akan lebih sedikit (Masniari et al., 2007 .
!ada umumnya, diameter 5ona hambat $enderung meningkat sebanding
dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Tetapi ada juga penurunan luas 5ona
hambat pada beberapa konsentrasi yang lebih besar. #al ini dialami oleh Fsty (20&0,dimana diameter 5ona hambat tidak selalu naik sebanding dengan naiknya
konsentrasi antibakteri, kemungkinan ini terjadi karena perbedaan ke$epatan di"usi
senyawa antibakteri pada media agar serta jenis dan konsentrasi senyawa antibakteri
yang berbeda juga memberikan diameter 5ona hambat yang berbeda pada lama
waktu tertentu.
/emakin besar konsentrasi ekstrak (&00;, makin besar pula daya hambat
yang ditimbulkan, pada konsentrasi yang lebih besar makin banyak 5at akti" yang
terdapat didalam ekstrak C. roseus. /alah satunya hasil penelitian yang dilakukan
oleh Masniari et al (2007, menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak
etanol kulit batang bungur (&00;, makin besar pula daya hambat yang ditimbulkan
dan berdasarkan analisis statistik non parametrik dengan metode ruskal %allis,
menunjukkan adanya perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol kulit batang
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
35/55
bungur konsentrasi 0, 2, &2,, ,2; dan Tetrasiklin 0 KgAdisk sebagai
pembanding (! 0,0. !emakaian antibiotik pada manusia dapat menimbulkan
beberapa e"ek samping berupa e"ek toksik dan hipersensiti3itas. Beberapa antibiotik
yang digunakan di Indonesia sensiti3itasnya dilaporkan telah mengalami penurunan
terhadap beberapa bakteri, oleh karena itu perlu di$ari alternati" pengganti pemakaian
antibiotik dengan obat tradisional.
!enelitian ini menggunakan antibiotik tetrasiklin sebagai pembanding karena
tetrasiklin termasuk antibiotik berspektrum luas yang dapat menghambat
pertumbuhan gram positi" maupun gram negati" dengan $ara menghambat sintesis
protein bakteri (!ele5ar dan
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
36/55
Syygium cumini terhadapEscherichia coli- Vibrio cholerae- /lebsiella pneumoniae-
Proteus vulgaris- %acillus subtilis- Salmonella typhi dan tiga spesies spergillus.
Fkstrak dari chyranthes aspera dan Catharanthus roseus menunjukkan potensi
antimikroba tertinggi (MI< 0,7+0,70 mgAml, sedangkan ekstrak dari rgemona
me*icanadan Syygium cumini, menunjukkan akti3itas kurang.
Fkstrak daun C. roseus lebih e"ekti" terhadap S. aureusdaripadaE. coli. #al
ini terlihat pada ))# yang dihasilkan olehE. coli di setiap konsentrasi, yaitu &00,
0, 2, &2, dan ,2; lebih besar bila dibandingkan dengan ))# yang dihasilkan
oleh E. coli. )an dapat disimpulkan pula, bahwa ekstrak daun C. roseus dapat
digunakan dalam pengobatan penyakit disamping obat modern seperti antibiotik
Tetrasiklin.
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
37/55
BAB :
&E#IMPULAN DAN #ARAN
.1 &esm'ulan
.&.& Fkstrak daun tapak dara (C. roseus dapat menghambat pertumbuhan S.
aureus dan E. coli pada semua konsentrasi. onsentrasi yang paling baik
pada konsentrasi &00;. Makin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin
besar pula daya hambat yang ditimbulkan. !ada uji 5ona hambat
menunjukkan akti3itasnya $enderung lebih akti" terhadap S. aureus, daripada
E. coli. #al ini terlihat pada diameter 5ona hambat yang dihasilkan oleh S.
aureuspada konsentrasi &00; lebih besar bila dibandingkan dengan diameter
5ona hambat yang dihasilkan olehE. colipada konsentrasi &00;.
.&.2 Berdasarkan hasil penelitian antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk bersi"at sensiti"
terhadap S. aureus dan E. coli. Fkstrak daun C. roseus ini lebih baik bila
dibandingkan dengan antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk terhadap S. aureusdari
padaE. coli.
.2 #aran
.2.& !erlu dilakukan pemurnian ekstrak yang memiliki akti3itas antimikroba.
.2.2 )ilakukan pengujian kembali terhadap bakteri lainnya selain dari bakteri
yang telah diujikan.
.2. )ilakukan perhitungan jumlah bakteri pada masing+masing konsentrasi
ekstrak daun C. roseus.
DA=TAR PU#TA&A
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
38/55
.. 8erma and H.H. /ingh (20&0.Indian 0ournal o( pharmacentical sciences ,
Induced d)ar( mutant in catharontus roseus )ith enhanced antibacterial
activity.*/ ational :ibrary o" Medi$ine ational Institutes o" #ealth, 72(?+7.
lbiner /iagian (2002.Mi'roba Patogen Pada Ma'anan dan SumberPencemarannya. Medan? Cakultas esehatan Masyarakat *ni3ersitas /umatera
*tara.
rdiansyah (200.%eritaberita ipte' , daun bluntas sebagai bahan antiba'teri dan
antio'sidan. +nline . www.beritaiptek.$omAberita+beritaiptek+200+0+&+
)aun+Bluntas+/ebagai+Bahan+ntibakteri+dan+ntioksidan. html. )iakses Mei20&.
B/ ayak and :eNley M !ito ! (200.%mc "complementary and alternativemedicine , Catharontus roseus (lo)er e*tract has )oundhealing activity in
sprague da)ley rats.*/ ational :ibrary o" Medi$ine ational Institutes o"
#ealth, ? 4&.
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
39/55
"Morinda citri(olia- #innaeus$ Terhadap %a'teri Pembusu' &aging Segar.
/urakarta? Cakultas Matematika )an Ilmu !engetahuan lam *ni3ersitas
/ebelas Maret.
#arbone -B (&''.Metode 3ito'imia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Bandung? ITB.
#olt -=, rieg H, /neath !#, /tanley -T, %illiams /T (&''4.%urgey4s Manual o(
&eterminate %acteriology Edisi 'e5. Baltimore? %illiams %ilkins.
Ida yu :aksmi !uspita )ewi, I Made )amriyasa, I etut nom )ada (20&.
%ioa'tivitas E'stra' &aun Tapa' &arah "Catharantus roseus$ TerhadapPeriode Epitelisasi &alam Proses Penyembuhan #u'a Pada Ti'us 6istar.
)enpasar Bali? Cakultas edokteran #ewan *ni3ersitas *dayana,
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
40/55
:ehninger , ) elson, M $oN dan :ehninger (200.Principles o( %iochemistry 9th
Edition. ew 9ork? %# Creeman ew 9ork.
Melissa
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
41/55
/etiawan )alimartha (2007. tlas Tumbuhan +bat Indonesia. -akarta? gro Media
!ustaka.
/$huna$k %, Mayer , #aake M. (&''0. Senya)a +bat Edisi 'e2. 9ogjakarta?
*=M.
/ulistia =aniswarna (200&.3arma'ologi &an Terapi Edisi 'e9.-akarta?
Carmakologi C*I.
/ !onarulsel3am, < !anneersel3am, Murugan, rthi, alimuthu, and /
Thangamani (20&2.sian paci(ic 0ournal o( tro(ical biomedicine , synthesis
o( silver nanoparticles using leaves o( catharontus roseus linn.g. don andtheir antiplasmodial activities. */ ational :ibrary o" Medi$ine ational
Institutes o" #ealth, 2(7? 74+10.
Tarun Madappa (20&2.&rugs- diseases and procedures , e. coli in(ections.
Meds$ape He"eren$e. www.emedi$ine.meds$ape.$omAarti$leA2&741.
o3er3iew. )iakses Mei 20& .
Tiner, -ohn #udson (200.E*ploring the :istory o( Medicine. rkansas? MBs In$.
%ahid ! (&''.Medicinical and romatic Plant in Indonesia. Bangkok? H!!ubli$ation.
%inarno, Cardia5 ), Carsia5 / (&'7.E'stra'si- /romatogra(i- dan Ele'tro(oresis.
Bogor? Cakultas Teknologi !ertanian, Institut !ertanian Bogor.
%#> (20&.:ealth topics , e. coli in(ections.%orld #ealth >rganitation.www.who.intAtopi$sAes$heri$hiaS$oliSin"e$tions. en. diakses Mei 20&.
%ulandari )M (200.Perbandingan Metode E'stra'si %uah Mah'ota &e)a
"Phaleria macrocarpa$ dan 0i To'sisitas Sub'ronis Pada Ti'us Putih.Bogor? Cakultas Matematika dan Ilmu !engetahuan lam, Institut !ertanian
Bogor.
%ulan >kta3iani (20&2. Perbedaan E(e'tivitas &aya ntiba'teri ntara
/lorhe'sidin &i'lu'onat 2= &engan %erbagai /onsentrasi E'stra' %uahMah'ota &e)a "Phaleria macrocarpa ;Sche((.< %oerl$ "tin0auan terhadap
Enterococcus (aecalis$.9ogyakarta? !rogram /tudi edokteran =igi, Cakultas
edokteran dan Ilmu esehatan *ni3ersitas Muhammadiyah 9ogyaka
LAMPIRAN 1
40
http://www.who.int/topics/escherichia_coli_infections.%20en.%20diakses%20Mei%202013http://www.who.int/topics/escherichia_coli_infections.%20en.%20diakses%20Mei%2020137/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
42/55
*ara Pem+uatan Ekstrak Daun C. roseus
=ambar &.&. Bunga Tapak )ara "C. roseus$di ota Bengkulu.
=ambar &.2. )aun C. roseusyang telah dikeringkan tanpa sinar matahari.
4&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
43/55
=ambar &.. )aun C. roseusyang dihaluskan dengan menggunakan blender.
=ambar &.4. )aun C. roseusyang telah dihaluskan, kemudian di$ampurkan
dengan etanol '; hingga semua daun C. roseus terendam.
/elanjutnya wadah ditutup rapat, sebelumnya ditutup juga denganmenggunakan aluminium "oil terlebih dahulu dan dibiarkan selama
hari. /etelah hari direndam, lakukan penyaringan untuk
memisahkan serbuk daun dengan $airan yang akan diuapkan gunauntuk mendapatkan ekstrak yang kental.
42
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
44/55
=ambar &.. /etelah dilakukan penyaringan, dilanjutkan penguapan denganmenggunakan alat rotary evaporator.
=ambar &.. !roses penguapan yang dilakukan alat rotary evaporator dan hasil
ekstrak yang kental.
4
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
45/55
=ambar &.7. #asil ekstrak yang kental dipindahkan kedalam ba$ker glass dan
diuapkan kembali menggunakan water bath hingga ekstrak terlihatsangat kental.
=ambar &.1. /etelah ekstrak terlihat sangat kental, ekstrak diangkat dariwater bath kemudian ditimbang menggunakan alat nera$a analitik.
/elanjutnya ekstrak diambil dan ditimbang masing+masing untuk
konsentrasi yang digunakan dalam uji antibakteri.
44
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
46/55
LAMPIRAN 2
Hasl Uj Ant+akter Ekstrak Daun C. roseusTerhaa'S. aureusanE. coli#e>araIn Vitro
=ambar 2.&. #asil uji antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk dengan bakteri S. aureusdan
E. coli.
=ambar 2.2. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi&00, 0,
2, &2, dan ,2; dengan bakteriE. coli.
4
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
47/55
=ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi ,2;
dengan bakteriE. coli.
=ambar 2.4. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &2, dan2; dengan bakteriE. coli.
=ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 0 dan
&00; dengan bakteriE. coli.
4
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
48/55
=ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00, 0,
2, &2, dan ,2; dengan bakteri S. aureus.
=ambar 2.7. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi ,2 dan&2,; dengan bakteri S. aureus.
47
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
49/55
=ambar 2.1 #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 2;dengan bakteri S. aureus.
=ambar 2.' #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 0 dan&00; dengan bakteri S. aureus.
41
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
50/55
=ambar 2.&0 Miskroskop yang digunakan untuk melihat pewarnaan gram dan
menghitung jumlah bakteri S. aureusdanE. coli.
=ambar 2.&& !embuatan preparat slide bakteri S. aureusdanE. coliuntuk
pewarnaan gram.
4'
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
51/55
=ambar 2.&2 !roses pewarnaan gram bakteri S. aureusdanE. coli.
=ambar 2.& /etelah pewarnaan gram selesai, preparat dikeringkan, dilanjutkan
dengan mengamati dan menghitung jumlah bakteri S. aureusdanE.
colidengan alat bantu mikrometer pada miskroskop.
0
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
52/55
=ambar 2.&4 #asil dari perwarnaan gram bakteriE. coliantara bakteri yang diambil
dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat karena adanya e"ekantibakteri dari ekstrak daun C. roseus yang dilihat dengan
miskroskop.
=ambar 2.&4 #asil dari perwarnaan gram bakteri S. aureus antara bakteri yang
diambil dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat karena adanya e"ek
antibakteri dari ekstrak daun C. roseus yang dilihat dengan
miskroskop.
&
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
53/55
LAMPIRAN 3
%a8al Peneltan
Ta+le 3.1. Al-kas 8aktu 'eneltan
N- &egatan
%un
2912
%ul
2913
Agustus
2913
#e'tem+er
2913
& 2 4 & 2 4 & 2 4 & 2 4
& /tudi !endahuluan
2 !engajuan -udul
!enyusunan proposal
penelitian
4 !engajuan i5in
penggunaan
laboratorium
!ersiapan alat dan
bahan
!engumpulan )ata
7 nalisi data danpembahasan
1 onsultasi laporan
penelitian
2
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
54/55
' !elaporan #asil
!enelitian
Ta+el 3.2. Dameter ?-na ham+at 'ertum+uhan +akter S. aureus an E.
coli'aa k-nsentras 199< 9< 2< 12
7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4
55/55
Top Related