Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

download Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

of 55

Transcript of Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    1/55

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    2/55

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki tanah yang

    subur. Banyak jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat, tetapi sebagian

    besar dari tumbuhan obat itu tidak dikenali sehingga tidak pernah terawat dengan

    baik. Tumbuhan obat terkesan sebagai tanaman liar sehingga keberadaannya sering

    dianggap mangganggu keindahan atau mengganggu kehidupan tumbuhan lainnya

    (Masniari et al., 2007.

    !eman"aatan tanaman sebagai obat tradisional pada saat ini terus meningkat.

    #al ini disebabkan oleh adanya anggapan dari sebagian besar masyarakat bahwa e"ek

    samping yang ditimbulkan tanaman obat tersebut tidak berbahaya, sehingga

    timbullah pemikiran masyarakat untuk kembali ke $ara alamiah dengan

    meman"aatkan tanaman obat sebagai salah satu alternati" untuk men$egah dan

    mengobati berbagai ma$am penyakit (Masniari et al., 2007.

    Menurut %ahid (&'', kegunaan tanaman obat selain untuk bahan baku

    obat, juga untuk par"um, bumbu masakan, makanan, dan minuman. )i Indonesia

    tanaman obat masih saja digunakan untuk mengobati berbagai penyakit walaupun

    belum terbukti se$ara ilmiah. *ntuk itu perlu dilakukan penelitian+penelitian ilmiah

    sehingga pengobatan se$ara tradisional dapat dipertanggung jawabkan

    penggunaannya.

    Banyak tanaman obat yang telah diteliti dan digunakan sebagai antimikroba.

    !ara ilmuan terus berusaha men$ari sumber dan pengetahuan baru mengenai

    senyawa antimikroba dalam tanaman baik akar, batang, bunga, biji, dan daun.

    Tanaman yang diketahui berpotensi sebagai antimokroba sangat berperan dalam

    kehidupan manusia terutama untuk kemajuan di bidang kesehatan, selain itu

    &

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    3/55

    tanaman+tanaman tersebut dapat dijadikan se$ara alternati" obat+obatan komersial

    (ia, 2007.

    *mumnya masyarakat dalam mengobati penyakit in"eksi sering

    menggunakan obat antibiotik seperti tetrasiklin atau ampisilin atau antibioktik jenis

    lainnya yang dengan mudah dapat diperoleh. !emakaian antibiotik se$ara berlebihan

    dan kurang terarah dapat mengakibatkan terjadinya resistensi, dengan timbulnya

    resistensi pada beberapa antibiotik tertentu, dapat menyebabkan kegagalan dalam

    pengobatan berbagai jenis penyakit in"eksi, sehingga untuk mengatasinya diperlukan

    pen$arian bahan alami sebagai alternati" pengobatan (-osodiwondo et al., &''.

    /alah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat untuk mengobati

    penyakit adalah tapak dara (Catharanthus roseus. Bunga C. roseusadalah salah satu

    bunga yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bunga ini memang sangat

    mudah ditanam dan bisa ditemukan di berbagai tempat dengan iklim yang berbeda+

    beda. !ada umumnya tanaman ini dibedakan berdasarkan warna bunga, yaitu rosea

    bunga pink dan alba bunga putih. C. roseus ini ternyata memiliki banyak khasiat

    sebagai obat (/etiawan, 2007.

    Tumbuhan ini berasal dari merika Tengah, umumnya ditanam sebagai

    tanaman hias. C. roseus bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung pada

    berma$am+ma$am iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 100 m

    dpl. Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi men$apai &20 $m, banyak

    ber$abang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah

    tengguli. )aun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. #elai

    daun elips, ujung run$ing, pangkal merun$ing, tepi rata, pertulangan menyirip, keduapermukaan daun mengkilap dan berambut halus. !erbungaan majemuk, keluar dari

    ujung tangkai dan ketiak daun dengan helai mahkota bunga berbentuk terompet,

    warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan ber$ak merah di tengahnya.

    2

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    4/55

    Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam.

    !erbanyakan dengan biji, setek batang atau akar (/etiawan, 2007.

    Bungaberwarna 3iolet, merah rosa, putih (var. albus, putih dengan bintik

    merah (var. ocellatus, ungu, kuning pu$at. Buahnya berbentuk silindris, ujung

    lan$ip, berbulu, panjang sekitar dengan panjang "olikel &+4 $m hijau dan berbiji

    banyak tanpa rambut gombak. Bijinya mempunyai panjang &+2 mm berbentuk

    persegi panjang, hitam, kotiledon datar, endosperm ke$il. !anjang akar dapat

    men$apai 70 $m (ewbie, 20&.

    !ada akar, batang, daun hingga bunga C. roseusmengandung unsur+unsur 5at

    kimiawi yang berman"aat untuk pengobatan. ntara lain 6at alkaloid (3inkristin,

    3inblastin, 3inleurosin dan 3inrosidin. 6at 3indolin berkhasiat menurunkan kadar

    gula darah, menurunkan tekanan darah dan dapat dipakai sebagai obat penenang.

    andungan 5at 3inblastin dan 3in$ristine yang terdapat pada tanaman tapak dara

    berman"aat sebagai anti kanker (/etiawan, 2007.

    )alam pengobatan tradisional lainnya, tapak dara juga digunakan untuk

    pengobatan diabetes, malaria, disentri, gigitan serangga, gangguan ginjal, siklus

    menstruasi yang tidak teratur, dan in"eksi kulit (8erma dan /ingh, 20&0.

    S. aureus adalah sekelompok bakteri yang dapat menyebabkan sejumlah

    penyakit sebagai akibat in"eksi dari berbagai jaringan tubuh. !enyakit S. aureusdapat

    bersi"at ringan sampai berat. ama Staphylococcus berasal dari staphyle 9unani,

    yang berarti sekelompok anggur, dan $o$$us, berarti berry, karena itulah bakteri S.

    aureus terlihat di bawah mikroskop, seperti sekelompok anggur atau berry ke$il

    bulat. :ebih dari 0 jenis Staphylococcus dapat mengin"eksi manusia, tetapi

    kebanyakan in"eksi disebabkan oleh S. aureus. S. aureus dapat ditemukan se$ara

    normal di dalam hidung dan pada kulit sekitar 2; +0; dari orang dewasa yang

    sehat dan 2; dari pekerja rumah sakit. !ada kebanyakan kasus, bakteri tidak

    http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/morfologi-tanaman/http://om-tani.blogspot.com/http://om-tani.blogspot.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/morfologi-tanaman/http://om-tani.blogspot.com/http://om-tani.blogspot.com/
  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    5/55

    menyebabkan penyakit. amun, kerusakan pada kulit atau luka dapat menyebabkan

    in"eksi (/toppler, 20&.

    E. colibiasanya hidup di usus manusia dan hewan. ebanyakan E. colitidak

    berbahaya dan merupakan bagian penting dari saluran usus manusia yang sehat.

    amun, beberapa E. colibersi"at patogen, yang berarti mereka dapat menyebabkan

    penyakit, diare atau penyakit di luar saluran usus. -enis+jenis E. coli yang dapat

    menyebabkan diare dapat ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi,

    atau melalui kontak dengan hewan atau orang (

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    6/55

    hambat $ara disk di"usi di ukur dengan penggaris, terhadap daya hambat

    pertumbuhan S. aureus danE. coli

    2. Membandingkan daya hambat yang dihasilkan oleh pertumbuhan S. aureus

    danE. coli terhadap antibiotik tetrasiklin dengan ekstrak daun C. roseus

    1.! Man"aat Peneltan

    Man"aat dari penelitian ini adalah sebagai berikut?

    &.4.& Memberikan in"ormasi ilmiah di bidang kimia, kedokteran, "armasi, dan

    kesehatan mengenai akti3itas antibakteri ekstrak daun C. roseus

    &.4.2 Memberikan in"ormasi kepada masyarakat bahwa C. roseussebagai tanaman

    hias yang dapat digunakan sebagai antibakteri sehingga dapat meningkatkan

    nilai guna tanaman tersebut

    BAB II

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    7/55

    LANDA#AN TE$RI

    2.1 TIN%AUAN PU#TA&A

    A. Ta'ak Dara (Catharanthus roseus)

    Tapak dara (Catharanthus roseusmerupakan tanaman herbaAsemak yang

    tegak, hidup lama, tinggi 0,2+0,1 m dan mengandung getah. Batangnya mengandung

    getah berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran ke$il,

    berkayu, beruas, ber$abang, dan berambut sangat lebat. )aun bersusun berhadapan,

    bertangkai pendek, memanjang bulat telur dengan pangkal serupa baji dan ujungtumpul panjang 2 $m, lebar & $m, dan tangkai daunnya sangat pendek.

    Bunganya mun$ul dari ketiak daun. elopak bunga ke$il, berbentuk paku. Mahkota

    bunga berbentuk terompet, dan ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari taju

    bunga berbentuk bulat telur, dan ujungnya run$ing menutup ke kiri. berbunga

    sepanjang tahun, berbentuk tubular, panjang &,+4 $m, lebar $m memiliki

    mahkota ke$il (ewbie, 20&.

    =ambar &. Tapak dara (C. roseusdi ota Bengkulu.

    lasi"ikasi C. roseus

    http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/category/dunia-pertanian/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/category/dunia-pertanian/http://nandagokilz1.wordpress.com/
  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    8/55

    ingdom ?Plantae(Tumbuhan

    /ubkingdom ? Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh

    )i3isi ?Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga

    /uper )i3isi ? Spermatophyta(Menghasilkan biji

    elas ?Magnoliopsida(berkeping dua A dikotil

    /ub elas ?steridae

    >rdo ? !entianales

    Camili ?pocynaceae

    =enus ? Catharanthus

    /pesies ? Catharanthus roseus"#.$

    omponen antikanker, yaitu alkaloid seperti 3in$aleukoblastine (3inblastin D

    8:B, leurosidin dan katarantin, alkaloid yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan

    kadar gula darah antara lain leurosin, katarantin, lo$hneri, tetrahidroalstonin,

    3indolin dan 3indolinin. /edangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin,

    "la"onoid dan tanin. #erba mengandung lebih dari 70 ma$am alkaloid, termasuk 21

    jenis alkaloid (/etiawan, 2007.

    C. roseus, terkenal dengan tingginya akti3itas antiplasmodial se$ara in vitro

    dan juga dikenal memiliki antibakteri, antijamur, antibiotik, antioksidan,

    penyembuhan luka dan akti3itasnya terhadap anti3irus yang mungkin karena

    keberadaan senyawa seperti alkaloid, terpenoid, "la3onoid dan esEuiterpenes.

    (/ !onarulsel3am et al., 20&2.

    B. Ekstraks Maseras

    Fkstraksi tumbuhan adalah proses penarikan 5ak akti" dalam tumbuhan

    dengan menggunakan pelarut tertentu. Fkstraksi tergantung pada tekstur dan

    kandungan bahan dalam tumbuhan. /enyawaAkandungan dalam tumbuhan memiliki

    kelarutan yang berbeda+beda dalam pelarut yang berbeda. !elarut+pelarut yang biasa

    digunakan antara lain kloro"orm, eter, aseton, alkohol, methanol, etanol, dan

    7

    http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/http://nandagokilz1.wordpress.com/http://nandagokilz1.wordpress.com/tag/klasifikasi-tanaman/
  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    9/55

    etilasetat. Fkstraksi biasanya dilakukan se$ara bertahap dimulai dengan pelarut yang

    non polar (kloro"orm atau end+heksana, semipolar (etilasetat atau dietil eter, dan

    pelarut polar (methanol atau etanol (#arbone, &''. !elarut yang dapat digunakan

    untuk ekstraksi harus memenuhi dua syarat, yaitu pelarut tersebut harus merupakan

    pelarut yang terbaik untuk bahan yang diekstraksi dan pelarut tersebut harus terpisah

    dengan $epat setelah pengo$okan (%inarno et al., &'7.

    Maserasi adalah metode ekstraksi dengan $ara merendam sampel dalam

    pelarut tertentu dengan atau tanpa pengadukan. Maserasi merupakan metode yang

    paling banyak dilakukan dibandingkan dengan metode yang lainnya. Maserasi

    dibedakan menjadi maserasi sederhana, kinetika maserasi, dan maserasi dengan

    menggunakan tekanan. Maserasi sederhana dilakukan dengan $ara merendam sampel

    dengan pelarut dalam waktu tertentu, kemudian dilakukan pengadukan atau tanpa

    pengadukan. inetika maserasi sama seperti kinetika sederhana, namun

    pengadukannya konstan. /edangkan maserasi dengan menggunakan tekanan, yaitu

    maserasi menggunakan tekanan tertentu, bukan tekanan ruang sehingga proses

    ekstraksi lebih e"ekti" (ia, 2007.

    elebihan metode maserasi dibanding metode ekstraksi lainnya antara lain,metodenya sederhana, tidak memerlukan alat+alat yang rumit, relati" murah, dan bisa

    menghindari kerusakan komponen senyawa yang tidak tahan panas yang terkandung

    dalam sampel (%ulandari, 200.

    *. Ant+akter

    ntimikroba (M ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang

    merugikan manusia. Berdasarkan si"at toksisitas selekti", ada antimikroba yang

    bersi"at menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai akti3itas bakteriostatikG

    dan ada yang bersi"at membunuh mikroba, dikenal sebagai bakterisid (/ulistia,

    200&.

    Menurut -awet5 et al. (&'' dan !el$5ar dan

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    10/55

    a. ntibakteri yang menghambat sintesis dinding sel bakteri

    ntibakteri terikat pada reseptor sel (beberapa diantaranya adalah en5im

    transpeptidase, kemudian terjadi reaksi transpeptidasi sehingga sintesis

    peptidoglikan terhambat. Mekanisme diakhiri dengan penghentian akti3itas

    penghambat en5im autolisis pada dinding sel.

    b. Menghambat keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri

    Terganggunya membrane sitoplasma oleh 5at yang bersi"at sur"aktan,

    menyebabkan permeabilitas dinding sel berubah dan menjadi rusak. omponen+

    komponen penting yang berasal dari dinding sel seperti protein, asam nukleat,

    nukleotida keluar dari sel dan berangsur+angsur sel akan mati.

    $. Menghambat sintesis protein sel bakteri

    /uhu dan konsentrasi tinggi 5at kimia dapat mendenaturasi protein yang

    merupakan komponen esensial bagi berlangsungnya kehidupan sel. /enyawa

    penghambat sintesis protein juga dapat menyebabkan kesalahan dalam pemba$aan

    kode pada mH sehingga protein tidak terbentuk dan sel akan mati.

    d. Menghambat sintesis asam nukleat

    /enyawa penghambat akan berikatan dengan en5im atau salah satu komponenyang berperan dalam tahapan sintesis asam nukleat, sehingga akhirnya reaksi terhenti

    karena substrat yang direaksikan dan asam nukleat tidak terbentuk.

    Berdasarkan e"ekti3itas kerjanya terhadap mikroorganisme, senyawa

    antibakteri dikelompokan menjadi dua, yaitu antibakteri spektrum luas dan

    antibakteri berspektrum sempit (/$huna$k et al., &''0. Banyaknya "aktor yang dapat

    mempengaruhi kerja antibakteri, diantaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri,

    spesies bakteri, suhu, dan p# (!ele5ar dan

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    11/55

    D. Uj Akt,tas Ant+akter

    Menurut o3iar (200& dan !ratiwi (200', pengujian daya antimikroba dapat

    dilakukan oleh berbagai $ara, yaitu?

    a. Tube dilution test(%roth &ilution Test

    Tube dilution test (Broth )ilution Test disebut juga dengan pengen$eran

    tabung. 6at yang akan diuji berbentuk $air dien$erkan sebagaimana mestinya dan

    dimasukkan ke dalam tabung+tabung steril. e dalam tabung+tabung itu ditambahkan

    sejumlah organisme uji yang sudah diketahui jumlahnya. !ada inter3al tertentu,

    dilakukan pemindahan dari tabung ke dalam tabung+tabung yang berisi media steril

    kemudian diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan. elebihan

    dari metode ini adalah dapat menguji daya bakteriostatik, dan bakterisidal dari

    antimikroba sekaligus. elemahannya adalah memerlukan banyak tenaga dan waktu

    serta perlu biaya mahal sebab hanya dapat menguji satu bahan antimikroba dalam

    satu kegiatan.

    b. gar Plate &ilution Test

    !ada dasarnya metode ini sama dengan metode )ilution Broth, hanya saja

    media yang digunakan dalam metode ini adalah metode padat. 6at yang akan diuji

    di$ampurkan ke dalam media agar, diinokulasikan dengan organisme uji kemudian

    diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan koloni organisme uji

    tersebut. elebihan metode ini adalah pelaksanaannya lebih mudah dan dalam satu

    media dapat digunakan lebih dari satu organisme uji. elemahannya adalah hanya

    dapat diketahui daya bakteiostatiknya saja sedang daya bakterisidal tidak dapat

    ditemukan.

    c. &is' gar &i((usin Test

    Metode ini menggunakan metode $akram kertas yang pada dasarnya pada

    pengamatan 5ona hambatan yang dihasilkan oleh di"usi dari bahan+bahan

    &0

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    12/55

    antimikroorganisme. >rganisme uji diinokulasikan pada medium agar dalam $awan

    petri kemudian menempatkan suatu $akram kertas yang mengandung antimikroba

    pada permukaan media tersebut. /etelah masa inkubasi tertentu, diamati untuk

    melihat adanya 5ona hambatan di sekeliling $akram kertas. elebihan metode ini

    adalah dapat dilakukan pengujian se$ara lebih banyak dalam satu kali kegiatan dan

    memerlukan tenaga yang tidak terlalu banyak. ekurangannya tidak diketahui se$ara

    pasti aksi penghambatan yaitu bakterisidal ataukah bakteriostatik karena banyak

    "aktor yang mempengaruhi antara lain, ketebalan media, ma$am media, inokulum

    dan laju di"usi bahan antimikroba. #asilnya diba$a?

    a 6ona radikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak

    ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. !otensi antibakteri diukur dengan

    mengukur diameter dari 5ona radikal.b 6ona iradikal yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri

    dihambat oleh antibakteri tetapi tidak dimatikan.

    Met-eDisc Difussion (tes &r+/ an Bauer)

    Metode ini untuk menentukan akti3itas agen antimikroba. !iringan yang

    berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroba

    yang akan berdi"usi pada media agar tersebut. rea jernih mengindikasi adanya

    hambatan pertumbuhan mikroba oleh agen antimikroba pada permukaan media agar

    (!ratiwi, 2001.

    E. Bakter Uj

    a).Staphylococcus aureus

    S. aureus ditemukan pertama kali oleh o$h tahun &171. ureus dalam

    bahasa 9unanai berarti emasJ, hal ini dikarenakan S. aureus memiliki pigmen

    karotenoid bewarna kuninng muda sampai jingga tua. S. aureusini termasuk dalam

    "amiliaMicrococcacea, merupakan bakteri gram positi" dan berbentuk kokus dengan

    diameter 0,+&, Km baik berpasangan maupun bergerombol. Bakteri ini bersi"at

    &&

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    13/55

    tidak motil, dapat hidup se$ara aerob dan anaerob "akultati", pertumbuhan paling

    $epat pada temperatur 7o

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    14/55

    menghasilkan bakteriosin sebagai pelindung terhadap terjadinya kolonisasi bakteri

    patogen. =alur+galur tertentu dari Escherichia coli ini dapat menyebabkan penyakit

    pada manusia dan hewan. !enyakit yang disebabkan oleh bakteri ini antara lain

    gastroenteritis, diare dan in"eksi saluran urin (Cardia5 &'1G !el$5ar dan

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    15/55

    =ambar 4. erangka teori penelitian.

    B. &erangka &-nse'

    )ari landasan teori diatas dapat disusun se$ara skematis kerangka konsep dalam

    penelitian ini yang dapat digambarkan sebagai berikut?

    =ambar . erangka konsep penelitian.

    2.3 HIP$TE#I#

    #ipotesis dari penelitian ini adalah

    #&? Fkstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan

    bakteri S. aureusdan E. coli.

    &4

    ntibakteri

    #erbal

    Staphylococcus

    aureus

    *ji kti3itas ntibakteriG

    Metode&isc &i(ussion

    Fkstrak daunC. roseus

    !ertumbuhan

    dihambat atau

    tidak

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    16/55

    #0? Fkstrak daun C. roseus tidak mampu menghambat pertumbuhan atau

    mematikan bakteri S. aureusdan E. coli.

    BAB III

    MET$DE PENELITIAN

    3.1 %ens Peneltan

    &

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    17/55

    -enis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    eksperimen laboratorium.

    3.2 Tem'at an aktu Peneltan

    !enelitian dilaksanakan di :aboratorium esehatan )aerah !ro3insi

    Bengkulu dan :aboratorium Biologi Cakultas MI! *ni3ersitas Bengkulu. %aktu

    penelitian dilaksanakan pada bulan -uni sampai dengan bulan /eptember 20&.

    3.3 Bahan

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun C. roseus, bakteri

    S. aureus, bakteriE. coli, a

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    18/55

    3. Pem+uatan Ekstrak Daun C. roseus

    3.. a. Pen/eaan #am'el

    /ampel yang digunakan adalah daun C. roseus warna bunga putih yang

    didapatkan di daerah ota Bengkulu. )aun C. roseus dikeringkan di udara terbuka

    tanpa terkena sinar matahari, kemudian sampel dibersihkan dari pengotor dan

    dihaluskan dengan menggunakan blender sampai diperoleh serbuk, setelah itu

    ditimbang sebanyak & kg.

    3.. +. Pem+uatan Ekstrak

    /erbuk daun C. roseus dimaserasi dengan $ara sebanyak & kg serbuk daun

    C. roseus yang telah dihaluskan dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan

    etanol '; hingga semua serbuk daun C. roseus terendam. :alu, dibiarkan selama

    sampai 4 hari kemudian disaring, perlakuan ini dilakukan selama hari. /elanjutnya

    "iltrat yang diperoleh dipisahkan dari pelarutnya, pelarut diuapkan dengan bantuan

    rotary evaporator agar diperoleh ekstrak yang kental. )ilakukan ekstraksi dengan

    menggunakan pelarut etanol '; dan kemudian ekstrak dien$erkan dengan aEuades

    hingga diperoleh konsentrasi ekstrak &00, 0, 2, &2, dan ,2;.

    3.4 Pem+uatan Mea

    Mea Nurtrent Agar (NA)

    Cormulasi media )IC per liter adalah g ba$to pepton, gram bee(

    e*tract, g a

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    19/55

    tabung tersebut dimiringkan lalu biarkan hingga mengeras. Media ini merupakan

    media agar miring yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri.

    Mea *ar Na*L

    /ebanyak g a

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    20/55

    *ntuk pengujian akti3itas antibakteri dilakukan dengan uji di"usi $akram (dis'

    di((usion test dengan kali pengulangan dan sebagai pembanding digunakan

    Tetrasiklin 0 KgAdisk. Fkstrak daun C. roseus dien$erkan dengan aEuades sehingga

    menjadi konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2; dan kemudian masing+masing

    konsentrasi ekstrak dimasukkan dalam tabung reaksi. /ebanyak buah kertas $akram

    kosong berukuran mm yang steril dimasukkan kedalam masing+masing tabung

    reaksi didiamkan selama &0 menit, kemudian dengan pinset kertas $akram ditiriskan

    pada bagian pinggir tabung selama &0 menit.

    !engujian daya antibakteri ekstrak daun C. roseus dilakukan dengan metode

    di"usi kertas $akram. Inokulasikan suspensi bakteri pada nutrient agaryang telah

    memadat, dan ratakan menggunakan swab kapas berukuran besar. emudian

    dibiarkan selama & menit. :etakkan kertas $akram yang telah dijenuhkan dengan

    ekstrak C. roseus pada konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2; dengan

    menggunakan pinset. /ebagai kontrol diletakkan pula kertas $akram yang telah

    dijenuhkan dalam larutan a

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    21/55

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    22/55

    . =enangi lagi sediaan dengan pewarnaan lugol sampai menutupi seluruh

    sediaan, diamkan satu menit

    7. Bilas dengan air yang mengalir

    1. :arutkan warnanya dengan menggenangi sediaan alkohol '; selama O 0

    detik, sampai tidak kelihatan ada warna merah yang luntur

    '. Bilas dengan air mengalir

    &0. =enangi sediaan dengan pewarnaan sa"ranin selama 0 detik

    &&. Bilas dengan air yang mengalir

    &2. eringkan sediaan dan siap dilihat di Miskroskop, dengan pembesaran &0N

    dan &00N dengan minyak Imersi

    /etelah dilihat dibawah miskroskop, dilakukan penghitungan jumlah bakteri

    yang diambil dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat guna untuk membedakan

    jumlah bakteri yang ada diluar dan didalam 5ona hambat yang dihasilkan oleh

    ekstrak daun C. roseus dengan menggunakan alat mikrometer yang ada pada

    miskroskop. /ebelum menggunakan mikrometer untuk mengukur preparat, harus

    mengkalibrasi terlebih dahulu dengan langkah sebagai berikut (Hudyatmi F dan ur

    Hahayu *, 2004?

    &. Memasukkan mikrometer okuler ke dalam tabung lensa okuler yang paling

    atas pada posisi yang tepat. #al ini dapat diketahui dari gambaran deretan

    skala yang terlihat apabila dilakukan pengamatan dibawah mikroskop

    2. Mengatur lensa objekti" mikrometer pada perbesaran lemah &0N

    2&

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    23/55

    . Meletakkan objekti" mikrometer diatas meja preparat tepat dibawah lensa

    objekti" seperti meletakan preparat yang akan diamati. Mem"okuskan

    bayangan yang terlihat sehingga diperoleh gambaran skala objekti" yang

    jelas.

    4. Mengatur kedua lensa hingga skalanya berhimpit satu sama lain

    . Melakukan perhitungan kalibrasi, didapatkan &0 skala okuler D & skala

    objekti" mi$rometer. & skala objekti" D 0,0& mm, berarti &0 skala okuler D &0

    um. -adi & skala okuler D & um.

    . !ada penelitian ini didapat bahwa pada perbesaran &0N, skala & okuler D 0,0&

    mm, sedangkan pada perbesaran &00N, & skala okuler D 0,00& mm.

    7. Melakukan perhitungan pada preparat yang diamati berdasarkan skala hasil

    kalibrasi.

    /elanjutnya, rata+rata jumlah bakteri per areal pandang mikrokop dihitung

    setelah mengamati &0 sampai 0 kali areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri

    per areal pandang. /el+sel yang mengumpul dalam suatu kelompok, dihitung jumlah

    sel yang terdapat di dalam kelompok tersebut, tetapi jika tidak mungkin dapat

    dihitung sebagai satu kelompok. #asil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok

    bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan jumlah bakteri menggunakan agar

    $awan (lbiner /, 2002.

    :uas areal pandang mikroskop D P r2mm2atau D P r2A &00 $m2. ilai r adalah

    jari+jari areal pandang mi$ros kop. arena jumlah yang disebarkan pada gelas obyek

    seluas & $m

    2

    adalah 0,0& ml, maka? -umlah bakteri per areal pandang mikroskop D Pr2A&00 N 0,0& ml D P r2A&0.000 ml.

    )engan kata lain, untuk mendapatkan & ml jumlah bakteri dapat diperoleh dari

    &0.000A P r2kali areal pandang mikroskop. ngka &0.000A P r2disebut juga "aktor

    22

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    24/55

    mikroskopik (CM dan digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang

    mikroskop menjadi jumlah bakteri per ml sebagai berikut?

    -umlah bakteri per ml D &0.000A P r2N jumlah rata+rata

    3.19 Ient"kas :ara+el

    8ariabel bebas pada penelitian ini adalah penambahan berbagai 3ariasi

    konsentrasi ekstrak daun C. roseuspada inokulasi bakteri S. aureus danE. coli di

    nutrient agar. 8ariabel terikat pada penelitian ini adalah 5ona hambat yang terbentuk

    di sekitar $akram.

    3.11 Analss #tatstk

    #asil pengukuran 5ona hambat yang terbentuk di sekitar $akram yang ditetesi

    barbagai 3ariasi konsentrasi ekstrak tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan

    gra"ik. emudian dianalisis dengan uji statistik menggunakan metode t test

    independent. *ji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata+

    rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan ()wi, 2001.

    2

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    25/55

    BAB. I:

    HA#IL DAN PEMBAHA#AN

    !.1 Ekstraks Daun C. roseus

    #asil ektraksi &00 g serbuk daun C. roseusdengan 700 ml etanol '; diperoleh

    ekstrak padat bewarna hijau pekat sebanyak &2 gram. Fktraksi ini dilakukan untuk

    mengambil komponen yang bersi"at polar dari daun C. roseus. Fkstrak ini

    selanjutnya dibuat dalam masing+masing konsentrasi, dengan dilarutkan

    menggunakan aEuades terlebih dahulu dan dilakukan uji akti3itas antimikroba.

    !.2 Penentuan Akt,tas Antmkr-+a

    *ji akti3itas antimikroba ekstrak daun C. roseusterhadap S. aureusdanE. coli,

    dengan metode $akram kertas adalah positi" yaitu ditunjukkan melalui 5ona radikal

    yang terbentuk pada media tersebut yakni 5ona bening disekitar kertas $akram yang

    tidak ditemukan bakteri dan diba$a &1+24 jam setelah inkubasi dalam suhu 7Q

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    26/55

    )iameter )aya #ambat

    ())M bakteri (mm

    Bakteri yang terdapat di

    luar 5ona hambat

    Bakteri yang terdapat di

    dalam 5ona hambat

    =ambar . #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00;

    dengan bakteri S. aureus danE. coli.

    eterangan?

    ? )iameter daerah hambat bakteri

    B? ertas $akram

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    27/55

    )ari gambar dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah bakteri pada

    bagian 5ona hambat. !enurunan jumlah bakteri yang hidup pada 5ona hambat ini

    menunjukkan adanya akti3itas antimikroba uji ekstrak daun C. roseus terhadap

    kedua bakteri uji tersebut.

    =ambar 7. #asil uji antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk terhadap bakteri (a S. aureus,

    (bE.coli.

    2

    a b

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    28/55

    =ambar 1. )iagram batang diameter 5ona hambat pertumbuhan S. aureuspada

    berbagai konsentrasi ekstrak daun C. roseus.

    eterangan ?

    ))#? )iameter 6ona #ambat bakteri

    27

    onsentrasi

    Fkstrak )aun C.

    roseus

    !engulangan onsentrasi *ji Fkstrak

    ))#

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    29/55

    =ambar '. )iagram batang diameter 5ona hambat pertumbuhanE. coli pada

    berbagai konsentrasi ekstrak daun C. roseus.

    eterangan ?

    ))#? )iameter 6ona #ambat bakteri

    *ntuk menguji daya antibakteri ekstrak daun C. roseus terhadap S. aureus

    dan E. coli se$ara in 3itro maka data+data yang telah didapatkan di penelitian

    diproses dan diolah menggunakan so"tware komputer /!//.

    )ata hasil penelitian diolah dengan menggunakan tes olmogoro3+smirno3

    untuk melihat apakah 5ona hambat ekstrak daun tapak dara tersebut berdistribusi

    normal atau tidak. #asil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut.

    21

    onsentrasi

    Fkstrak )aun C.

    roseus

    !engulangan onsentrasi *ji Fkstrak

    DDH

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    30/55

    Tabel . Tes normalitas terhadap 5ona hambat ekstrak daun tapak dara dengan

    /hapiro+wilk test

    onsentrasi Fkstraksi /ig.

    &00;

    0;

    2;

    &2,;

    ,2;

    0,24'

    0,4

    0,2

    0,4

    0,447

    )ari hasil tes olmogoro3+smirno3 didapatkan nilai signi"ikansi lebih besar

    dari nilai p 3alue (0,0 sehingga dinyatakan bahwa data dalam penelitian ini

    berdistribusi normal. emudian dilakukan uji t test indendepentuntuk melihat nilai

    signi"ikansi atau adanya kemampuan ekstrak daun C. roseus dalam menghambat

    pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. #asil uji t test

    indendepenttersebut dirangkum dalam tabel berikut.

    Tabel 4. #asil uji t independent 5ona hambat ekstrak daun C. roseus terhadap S.

    aureus danE. coli

    Bakter&-nsentras Ekstrak

    199; 9; 2; 12

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    31/55

    dengan standar de3iasi &,&7, konsentrasi ekstraksi 2; nilai rata+rata 5ona hambat

    adalah 24,7 dengan standar de3iasi 0,&, konsentrasi ekstraksi &2,; nilai rata+

    rata 5ona hambat adalah 20,1 dengan standar de3iasi 0,7 dan konsentrasi

    ekstraksi ,2; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &,&7 dengan standar de3iasi

    0,'1, sedangkan pada bakteriE. coliuntuk konsentrasi ekstraksi &00; nilai rata+

    rata 5ona hambat adalah 2&,0 dengan standar de3iasi 0,41, konsentrasi ekstraksi

    0; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &1,1 dengan standar de3iasi 0,7,

    konsentrasi ekstraksi 2; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &7,0 dengan standar

    de3iasi 0,41, konsentrasi ekstraksi &2,; nilai rata+rata 5ona hambat adalah &2,0

    dengan standar de3iasi 0,&,22 dan konsentrasi ekstraksi ,2; nilai rata+rata 5ona

    hambat adalah ',00 dengan standar de3iasi 0,1'4.

    /edangkan dari hasil uji independent samples test-pada konsentrasi ekstraksi

    &00; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi &00;

    ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S.

    aureusdan E. coli. !ada konsentrasi ekstraksi 0; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000

    0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi 0; ekstrak daun C. roseus mampu

    menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. !adakonsentrasi ekstraksi 2; diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada

    konsentrasi ekstraksi 2; ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan

    atau mematikan bakteri S. aureus dan E. coli. !ada konsentrasi ekstraksi &2,;

    diperoleh nilai signi"ikansi 0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi &2,;

    ekstrak daun C. roseusmampu menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S.

    aureusdan E. coli. )an pada konsentrasi ekstraksi ,2; diperoleh nilai signi"ikansi

    0,000 0,0, jadi pada konsentrasi ekstraksi ,2; ekstrak daun C. roseusmampu

    menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri S. aureusdan E. coli.

    Tabel 2. menunjukkan bahwa ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00,

    0, 2, &2, dan ,2; dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus danE.

    coli. Fkstrak daun C. roseusterhadap S. aureusdengan konsentrasi &00, 0, 2, &2,

    0

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    32/55

    dan ,2;, menunjukkan diameter yang lebih besar dari E. colidengan konsentrasi

    &00, 0, 2, &2, dan ,2;.

    Bila dibandingkan antara tetrasiklin 0KgAdisk yang di uji terhadap S. aureus,

    menunjukkan bahwa ))# yang dihasilkan ekstrak daun C. roseuslebih besar dari

    ))# yang dihasilkan tetrasiklin 0 KgAdisk. ))# yang dihasilkan oleh ekstrak daun

    C. roseus terhadap E. coli lebih ke$il bila dibandingkan dengan ))# yang

    dihasilkan tetrasiklin 0 KgAdisk.

    ekuatan antibakteri yang dihasilkan oleh ekstrak daun C. roseus, jika

    berdasarkan tabel ketentuan kekuatan antibakteri ()a3is dalam rdiansyah, 200

    terhadap S. aureus tergolong sangat kuat pada konsentrasi &00, 0, 2, dan &2,;,

    dan kuat pada konsentrasi ,2;. /edangkan kekuatan antibakteri terhadap E. coli

    tergolong sangat kuat pada konsentrasi &00;, kuat pada konsentrasi 0, 2, dan

    &2,;, dan sedang pada konsentrasi ,2;.

    #asil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak C. roseusyang diujikan pada

    bakteri S. aureus pada masing+masing konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2;

    memberikan diameter 5ona hambat yang lebih besar dari pada bakteriE. coli pada

    masing+masing konsentrasi &00, 0, 2, &2, dan ,2;. danya perbedaankepekaan pada S. aureus yang merupakan bakteri =ram positi" dan E. coli

    merupakan bakteri =ram negati" terhadap 5at antibakteri yang terkandung dalam

    daun C. roseusdiduga karena perbedaan struktur dinding sel bakteri.

    !ada beberapa penelitian, telah dilaporkan bahwa bakteri gram positi"

    ditemukan lebih sensiti" daripada bakteri gram negati". #al ini dapat terjadi karena

    bakteri gram negati" memiliki membran luar, sementara bakteri gram positi" hanya

    mamiliki lapisan peptidoglikan. Membran luar ini bertanggung jawab untuk

    melindungi bakteri dari antibiotik, deterjen, dan en5im yang bisa merusak membran

    dalam atau peptidoglikan (:ehninger et al., 200.

    #al ini menunjukan bahwa bakteri gram positi" lebih rentan oleh senyawa

    antibakteri ekstrak daun C. roseusdaripada bakteri gram negati".

    &

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    33/55

    !erbedaan sensiti3itas bakteri terhadap antibakteri dipengaruhi oleh struktur

    dinding sel bakteri. Bakteri gram positi" $enderung lebih sensiti" terhadap

    antibakteri, karena struktur dinding sel bakteri gram positi" lebih sederhana

    dibandingkan struktur gram negati" sehingga memudahkan senyawa antibakteri

    untuk masuk kedalam sel bakteri gram positi". /esuai hasil penelitian yang dilakukan

    oleh usmayati dan gustini (2007, ekstrak etanolP. cruentumyang mengandung

    senyawa antibakteri "la3onoid, mampu menghambat lebih besar bakteri gram positi"

    daripada gram negati". !roses ektraksi senyawa antibakteri juga berpengaruh

    terhadap akti3itasnya. #asil penelitian menyebutkan ekstrak kasarP. cruentumtidak

    menunjukkan proses penghambatan pertumbuhan bakteri, baik gram positi" maupun

    negati" pada uji sensiti"itas di"usi agar dikarenakan pelarut etanol merupakan pelarut

    uni3ersal yang dapat melarutkan hampir sebagian besar komponen senyawa yang

    terkandung dalam ekstrak. #al ini menyebabkan akti3itas antibakteri senyawa

    "la3onoid kurang maksimal bekerja, kemudian ekstrak kasar tersebut dilakukan

    pemisahan senyawa lanjut, dan dihasilkan senyawa antibakteri murni yang

    mempunyai akti3itas penghambatan lebih besar.

    !erbedaan struktur dinding sel menentukan penetrasi, ikatan dan akti3itassenyawa antibakteri (-awet5 et al., 200. Bakteri gram positi" memiliki struktur

    dinding sel dengan lebih banyak peptidoglikan, sedikit lipid dan dinding sel

    mengandung polisakarida (asam teikoat. sam teikoat merupakan polimer yang

    larut dalam air, yang ber"ungsi sebagai trans"or ion positi" untuk keluar atau masuk.

    /i"at larut air inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel bakteri gram positi"

    bersi"at lebih polar.

    Menurut Cajar (20&0, senyawa "la3onoid dalam buah mengkudu merupakan

    bagian yang bersi"at polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan

    yang bersi"at polar daripada lapisan lipid yang non polar. /ehingga menyebabkan

    akti3itas penghambatan pada bakteri gram positi" lebih besar daripada bakteri gram

    negati". Bakteri gram negati" lebih banyak mengandung lipid, sedikit peptidoglikan,

    membran luar berupa bilayer (ber"ungsi sebagai pertahanan selekti" senyawa+

    2

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    34/55

    senyawa yang keluar atau masuk sel dan menyebabkan e"ek toksik. Membran luar

    terdiri dari pos"olipid (lapisan dalam, dan lipopolisakarida (lapisan luar tersusun

    atas lipid , yang bersi"at non polar. #al ini yang menyebabkan senyawa antibakteri

    pada buah mengkudu lebih sulit untuk masuk kedalam sel sehingga akti3itas

    antibakterinya lebih lemah dibandingkan pada bakteri gram positi". Begitu juga

    dengan senyawa "la3onoid, triterpenoid dan alkaloid yang terkadung dalam daun C.

    roseus, yang bersi"at polar sebagai antibakteri.

    !enelitian ini mengunakan pelarut etanol pada saat melakukan ektraksi

    (maserasi, karena etanol merupakan pelarut yang bersi"at polar, uni3ersal, mudah

    didapat, dan merupakan pelarut yang sering digunakan pada saat melakukan ektraksi.

    )igunakan pelarut yang bersi"at polar karena mudah larut dalam air seperti etanol

    dan mempunyai gugus hidroksida (># sehingga 5at akti" lebih mudah tersari dalam

    jumlah yang besar. /edangkan jika pelarut yang bersi"at non polar yang sukar larut

    dalam air, maka 5at akti" yang tersari akan lebih sedikit (Masniari et al., 2007 .

    !ada umumnya, diameter 5ona hambat $enderung meningkat sebanding

    dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Tetapi ada juga penurunan luas 5ona

    hambat pada beberapa konsentrasi yang lebih besar. #al ini dialami oleh Fsty (20&0,dimana diameter 5ona hambat tidak selalu naik sebanding dengan naiknya

    konsentrasi antibakteri, kemungkinan ini terjadi karena perbedaan ke$epatan di"usi

    senyawa antibakteri pada media agar serta jenis dan konsentrasi senyawa antibakteri

    yang berbeda juga memberikan diameter 5ona hambat yang berbeda pada lama

    waktu tertentu.

    /emakin besar konsentrasi ekstrak (&00;, makin besar pula daya hambat

    yang ditimbulkan, pada konsentrasi yang lebih besar makin banyak 5at akti" yang

    terdapat didalam ekstrak C. roseus. /alah satunya hasil penelitian yang dilakukan

    oleh Masniari et al (2007, menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak

    etanol kulit batang bungur (&00;, makin besar pula daya hambat yang ditimbulkan

    dan berdasarkan analisis statistik non parametrik dengan metode ruskal %allis,

    menunjukkan adanya perbedaan nyata antar konsentrasi ekstrak etanol kulit batang

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    35/55

    bungur konsentrasi 0, 2, &2,, ,2; dan Tetrasiklin 0 KgAdisk sebagai

    pembanding (! 0,0. !emakaian antibiotik pada manusia dapat menimbulkan

    beberapa e"ek samping berupa e"ek toksik dan hipersensiti3itas. Beberapa antibiotik

    yang digunakan di Indonesia sensiti3itasnya dilaporkan telah mengalami penurunan

    terhadap beberapa bakteri, oleh karena itu perlu di$ari alternati" pengganti pemakaian

    antibiotik dengan obat tradisional.

    !enelitian ini menggunakan antibiotik tetrasiklin sebagai pembanding karena

    tetrasiklin termasuk antibiotik berspektrum luas yang dapat menghambat

    pertumbuhan gram positi" maupun gram negati" dengan $ara menghambat sintesis

    protein bakteri (!ele5ar dan

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    36/55

    Syygium cumini terhadapEscherichia coli- Vibrio cholerae- /lebsiella pneumoniae-

    Proteus vulgaris- %acillus subtilis- Salmonella typhi dan tiga spesies spergillus.

    Fkstrak dari chyranthes aspera dan Catharanthus roseus menunjukkan potensi

    antimikroba tertinggi (MI< 0,7+0,70 mgAml, sedangkan ekstrak dari rgemona

    me*icanadan Syygium cumini, menunjukkan akti3itas kurang.

    Fkstrak daun C. roseus lebih e"ekti" terhadap S. aureusdaripadaE. coli. #al

    ini terlihat pada ))# yang dihasilkan olehE. coli di setiap konsentrasi, yaitu &00,

    0, 2, &2, dan ,2; lebih besar bila dibandingkan dengan ))# yang dihasilkan

    oleh E. coli. )an dapat disimpulkan pula, bahwa ekstrak daun C. roseus dapat

    digunakan dalam pengobatan penyakit disamping obat modern seperti antibiotik

    Tetrasiklin.

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    37/55

    BAB :

    &E#IMPULAN DAN #ARAN

    .1 &esm'ulan

    .&.& Fkstrak daun tapak dara (C. roseus dapat menghambat pertumbuhan S.

    aureus dan E. coli pada semua konsentrasi. onsentrasi yang paling baik

    pada konsentrasi &00;. Makin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin

    besar pula daya hambat yang ditimbulkan. !ada uji 5ona hambat

    menunjukkan akti3itasnya $enderung lebih akti" terhadap S. aureus, daripada

    E. coli. #al ini terlihat pada diameter 5ona hambat yang dihasilkan oleh S.

    aureuspada konsentrasi &00; lebih besar bila dibandingkan dengan diameter

    5ona hambat yang dihasilkan olehE. colipada konsentrasi &00;.

    .&.2 Berdasarkan hasil penelitian antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk bersi"at sensiti"

    terhadap S. aureus dan E. coli. Fkstrak daun C. roseus ini lebih baik bila

    dibandingkan dengan antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk terhadap S. aureusdari

    padaE. coli.

    .2 #aran

    .2.& !erlu dilakukan pemurnian ekstrak yang memiliki akti3itas antimikroba.

    .2.2 )ilakukan pengujian kembali terhadap bakteri lainnya selain dari bakteri

    yang telah diujikan.

    .2. )ilakukan perhitungan jumlah bakteri pada masing+masing konsentrasi

    ekstrak daun C. roseus.

    DA=TAR PU#TA&A

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    38/55

    .. 8erma and H.H. /ingh (20&0.Indian 0ournal o( pharmacentical sciences ,

    Induced d)ar( mutant in catharontus roseus )ith enhanced antibacterial

    activity.*/ ational :ibrary o" Medi$ine ational Institutes o" #ealth, 72(?+7.

    lbiner /iagian (2002.Mi'roba Patogen Pada Ma'anan dan SumberPencemarannya. Medan? Cakultas esehatan Masyarakat *ni3ersitas /umatera

    *tara.

    rdiansyah (200.%eritaberita ipte' , daun bluntas sebagai bahan antiba'teri dan

    antio'sidan. +nline . www.beritaiptek.$omAberita+beritaiptek+200+0+&+

    )aun+Bluntas+/ebagai+Bahan+ntibakteri+dan+ntioksidan. html. )iakses Mei20&.

    B/ ayak and :eNley M !ito ! (200.%mc "complementary and alternativemedicine , Catharontus roseus (lo)er e*tract has )oundhealing activity in

    sprague da)ley rats.*/ ational :ibrary o" Medi$ine ational Institutes o"

    #ealth, ? 4&.

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    39/55

    "Morinda citri(olia- #innaeus$ Terhadap %a'teri Pembusu' &aging Segar.

    /urakarta? Cakultas Matematika )an Ilmu !engetahuan lam *ni3ersitas

    /ebelas Maret.

    #arbone -B (&''.Metode 3ito'imia Penuntun Cara Modern Menganalisis

    Tumbuhan. Bandung? ITB.

    #olt -=, rieg H, /neath !#, /tanley -T, %illiams /T (&''4.%urgey4s Manual o(

    &eterminate %acteriology Edisi 'e5. Baltimore? %illiams %ilkins.

    Ida yu :aksmi !uspita )ewi, I Made )amriyasa, I etut nom )ada (20&.

    %ioa'tivitas E'stra' &aun Tapa' &arah "Catharantus roseus$ TerhadapPeriode Epitelisasi &alam Proses Penyembuhan #u'a Pada Ti'us 6istar.

    )enpasar Bali? Cakultas edokteran #ewan *ni3ersitas *dayana,

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    40/55

    :ehninger , ) elson, M $oN dan :ehninger (200.Principles o( %iochemistry 9th

    Edition. ew 9ork? %# Creeman ew 9ork.

    Melissa

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    41/55

    /etiawan )alimartha (2007. tlas Tumbuhan +bat Indonesia. -akarta? gro Media

    !ustaka.

    /$huna$k %, Mayer , #aake M. (&''0. Senya)a +bat Edisi 'e2. 9ogjakarta?

    *=M.

    /ulistia =aniswarna (200&.3arma'ologi &an Terapi Edisi 'e9.-akarta?

    Carmakologi C*I.

    / !onarulsel3am, < !anneersel3am, Murugan, rthi, alimuthu, and /

    Thangamani (20&2.sian paci(ic 0ournal o( tro(ical biomedicine , synthesis

    o( silver nanoparticles using leaves o( catharontus roseus linn.g. don andtheir antiplasmodial activities. */ ational :ibrary o" Medi$ine ational

    Institutes o" #ealth, 2(7? 74+10.

    Tarun Madappa (20&2.&rugs- diseases and procedures , e. coli in(ections.

    Meds$ape He"eren$e. www.emedi$ine.meds$ape.$omAarti$leA2&741.

    o3er3iew. )iakses Mei 20& .

    Tiner, -ohn #udson (200.E*ploring the :istory o( Medicine. rkansas? MBs In$.

    %ahid ! (&''.Medicinical and romatic Plant in Indonesia. Bangkok? H!!ubli$ation.

    %inarno, Cardia5 ), Carsia5 / (&'7.E'stra'si- /romatogra(i- dan Ele'tro(oresis.

    Bogor? Cakultas Teknologi !ertanian, Institut !ertanian Bogor.

    %#> (20&.:ealth topics , e. coli in(ections.%orld #ealth >rganitation.www.who.intAtopi$sAes$heri$hiaS$oliSin"e$tions. en. diakses Mei 20&.

    %ulandari )M (200.Perbandingan Metode E'stra'si %uah Mah'ota &e)a

    "Phaleria macrocarpa$ dan 0i To'sisitas Sub'ronis Pada Ti'us Putih.Bogor? Cakultas Matematika dan Ilmu !engetahuan lam, Institut !ertanian

    Bogor.

    %ulan >kta3iani (20&2. Perbedaan E(e'tivitas &aya ntiba'teri ntara

    /lorhe'sidin &i'lu'onat 2= &engan %erbagai /onsentrasi E'stra' %uahMah'ota &e)a "Phaleria macrocarpa ;Sche((.< %oerl$ "tin0auan terhadap

    Enterococcus (aecalis$.9ogyakarta? !rogram /tudi edokteran =igi, Cakultas

    edokteran dan Ilmu esehatan *ni3ersitas Muhammadiyah 9ogyaka

    LAMPIRAN 1

    40

    http://www.who.int/topics/escherichia_coli_infections.%20en.%20diakses%20Mei%202013http://www.who.int/topics/escherichia_coli_infections.%20en.%20diakses%20Mei%202013
  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    42/55

    *ara Pem+uatan Ekstrak Daun C. roseus

    =ambar &.&. Bunga Tapak )ara "C. roseus$di ota Bengkulu.

    =ambar &.2. )aun C. roseusyang telah dikeringkan tanpa sinar matahari.

    4&

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    43/55

    =ambar &.. )aun C. roseusyang dihaluskan dengan menggunakan blender.

    =ambar &.4. )aun C. roseusyang telah dihaluskan, kemudian di$ampurkan

    dengan etanol '; hingga semua daun C. roseus terendam.

    /elanjutnya wadah ditutup rapat, sebelumnya ditutup juga denganmenggunakan aluminium "oil terlebih dahulu dan dibiarkan selama

    hari. /etelah hari direndam, lakukan penyaringan untuk

    memisahkan serbuk daun dengan $airan yang akan diuapkan gunauntuk mendapatkan ekstrak yang kental.

    42

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    44/55

    =ambar &.. /etelah dilakukan penyaringan, dilanjutkan penguapan denganmenggunakan alat rotary evaporator.

    =ambar &.. !roses penguapan yang dilakukan alat rotary evaporator dan hasil

    ekstrak yang kental.

    4

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    45/55

    =ambar &.7. #asil ekstrak yang kental dipindahkan kedalam ba$ker glass dan

    diuapkan kembali menggunakan water bath hingga ekstrak terlihatsangat kental.

    =ambar &.1. /etelah ekstrak terlihat sangat kental, ekstrak diangkat dariwater bath kemudian ditimbang menggunakan alat nera$a analitik.

    /elanjutnya ekstrak diambil dan ditimbang masing+masing untuk

    konsentrasi yang digunakan dalam uji antibakteri.

    44

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    46/55

    LAMPIRAN 2

    Hasl Uj Ant+akter Ekstrak Daun C. roseusTerhaa'S. aureusanE. coli#e>araIn Vitro

    =ambar 2.&. #asil uji antibiotik tetrasiklin 0 KgAdisk dengan bakteri S. aureusdan

    E. coli.

    =ambar 2.2. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi&00, 0,

    2, &2, dan ,2; dengan bakteriE. coli.

    4

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    47/55

    =ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi ,2;

    dengan bakteriE. coli.

    =ambar 2.4. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &2, dan2; dengan bakteriE. coli.

    =ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 0 dan

    &00; dengan bakteriE. coli.

    4

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    48/55

    =ambar 2.. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi &00, 0,

    2, &2, dan ,2; dengan bakteri S. aureus.

    =ambar 2.7. #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi ,2 dan&2,; dengan bakteri S. aureus.

    47

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    49/55

    =ambar 2.1 #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 2;dengan bakteri S. aureus.

    =ambar 2.' #asil uji antibakteri ekstrak daun C. roseuspada konsentrasi 0 dan&00; dengan bakteri S. aureus.

    41

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    50/55

    =ambar 2.&0 Miskroskop yang digunakan untuk melihat pewarnaan gram dan

    menghitung jumlah bakteri S. aureusdanE. coli.

    =ambar 2.&& !embuatan preparat slide bakteri S. aureusdanE. coliuntuk

    pewarnaan gram.

    4'

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    51/55

    =ambar 2.&2 !roses pewarnaan gram bakteri S. aureusdanE. coli.

    =ambar 2.& /etelah pewarnaan gram selesai, preparat dikeringkan, dilanjutkan

    dengan mengamati dan menghitung jumlah bakteri S. aureusdanE.

    colidengan alat bantu mikrometer pada miskroskop.

    0

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    52/55

    =ambar 2.&4 #asil dari perwarnaan gram bakteriE. coliantara bakteri yang diambil

    dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat karena adanya e"ekantibakteri dari ekstrak daun C. roseus yang dilihat dengan

    miskroskop.

    =ambar 2.&4 #asil dari perwarnaan gram bakteri S. aureus antara bakteri yang

    diambil dari 5ona hambat dan diluar 5ona hambat karena adanya e"ek

    antibakteri dari ekstrak daun C. roseus yang dilihat dengan

    miskroskop.

    &

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    53/55

    LAMPIRAN 3

    %a8al Peneltan

    Ta+le 3.1. Al-kas 8aktu 'eneltan

    N- &egatan

    %un

    2912

    %ul

    2913

    Agustus

    2913

    #e'tem+er

    2913

    & 2 4 & 2 4 & 2 4 & 2 4

    & /tudi !endahuluan

    2 !engajuan -udul

    !enyusunan proposal

    penelitian

    4 !engajuan i5in

    penggunaan

    laboratorium

    !ersiapan alat dan

    bahan

    !engumpulan )ata

    7 nalisi data danpembahasan

    1 onsultasi laporan

    penelitian

    2

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    54/55

    ' !elaporan #asil

    !enelitian

    Ta+el 3.2. Dameter ?-na ham+at 'ertum+uhan +akter S. aureus an E.

    coli'aa k-nsentras 199< 9< 2< 12

  • 7/25/2019 Finish1.Ria.skrip.editING1,2,3,4

    55/55