NAMA : LINDA DWI APECAWATI
NIM : F02112024
SEL BAHAN BAKAR , SOLUSI ENERGI MASA DEPAN
Christian Friedrich seorang ilmuan berkebangsaan Jerman telah menemukan sel
bahan bakar pertama pada tahun 1838, sel bahan bakar juga telah berkembang menjadi salah
satu sumber energi alternatif. Perkembangan itu telah dimulai semenjak tahun 1955 oleh para
ahli kimia dari General Electric , para ilmuan tersebut mengembangkan sel bahan bakar
sebagai pembangkit listrik. Pada tahun 1958 sel bahan bakar ini secara komersial
dikembangkan pertama kali. Namun pada tahun 2009 perkembangan terus berlanjut yaitu
dengan menghasilkan keluaran listrik hingga 400 KW.
Sel bahan bakar adalah sebuah device elektrokimia yang mengubah energi kimia ke
energi listrik secara kontinu. Seperti halnya sel elektrokimia, sel bahan bakar memiliki anoda
dan katoda. Dimana pada katoda terdapat bahan bakar gas hidrogen. Sedangkan pada katoda
terdapat gas oksigen yang digunakan sebagai oksidator. Hidrogen yang berasal dari anoda
diubah menjadi ion hidrogen dan elektron. Pada katoda, oksigen direduksi dengan adanya
elektron. Pada anoda dan katoda tersabut akan menghasilkan arus lisrtrik yand disebabkan
oleh adanya perbedaan potensial.
Dikarenakan sel bahan bakar memiliki kelebihan-kelebihan maka sel bahan bakar
telah menjadi salah satu fokus penelitian di negara-negara industri. Dimana salah satu
kelebihan sel bahan bakar yaitu menawarkan energi ramah lingkungan yang tidak mengemisi
gas CO2 sebagai penyumbang efek rumah kaca. Efesiensi sel bahan bakar secara teoritis dapat
mencapai 100% adalah salah satu kelebihan yang tidak dapat dimiliki oleh pembangkit listrik
dengan bahan bakar gas, minyak bumi dan batu bara yang menggunakan prinsip mesin
Carnot. Dan yang paling terpenting adalah sumber bahan bakar yang melimpah, yaitu
hidrogen. Dengan luas lautan mencapai dua pertiga permukaan bumi, air adalah salah satu
sumber hidrogen yang tak terbatas.
Selain itu Karakteristik umum suatu sel bahan bakar adalah :
a. Sangat efisien (>85%), dikarenakan dalam mengkonversikan energi kimia yang sebagai
bahan bakar menjadi energi listrik , tidak perlu melewati sebuah tahap yang dinamakan
konversi panas ke mekanik, yang digunakan pembangkit tenaga listrik saat ini. Sehingga
dapat mengoptimalkan energinya dengan menggunakan divece jenis Fuel cell atau sel
bahan bakar.
b. Modular (dapat ditempatkan dimana di perlukan ), dikerenakan sel bahan bakar ini
memiliki rapat energi yang besar dan ukuran (volume) yang tidak besar.
c. Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah), dikatakan ramah lingkungan emisinya
berupa air (H2O) dan tidak berisik disebabkan cara kerjanya sama dengan baterai namun
bedanya jika baterai memerlukan penggantian elektrolit dan pengisian ulang, sedangkan
sel bahan bakar jika bahan bakarnya habis maka selnya tidak dapat berfungsi. CO dapat
diubah menjadi CO2 dan energi.
d. Panas yang terbuang dapat di recovey, beberapa jenis sel bahan bakar yang memerlukan
suhu operasi diatas 300 C , dan panas yang terbuang dapat di recovery dan dimasukkan⁰
kembali ke sel bahan bakar.
e. Bahan bakarnya flexible, selain menggunakan bahan bakar berupa hidrogen dan oksigen,
sel bahan bakar juga dapat menggunakan ammonia , hidrazine, methanol dan batubara
sebagai bahan bakar.
f. Cocok untuk keperluan unattended operation, dikarenakan sel bahan bakar ini sangat
cocok untuk aplikasi aplikasi yang memerlukan energi terutama di daerah remote yang
jauh dari jangkauan listrik.
Top Related