FASILITASI UDARA
Rapat Koordinasi Ditjen Perhubungan Udara 28-29 Agustus 2017
Suatu rangkaian kegiatan di bidang penerbangan sipil Internasional yang
menyangkut urusan kelancaran penyelesaian bagi perjalanan pesawat, crew, penumpang
beserta barang bawaannya, bagasi, kargo dan pos serta dokumen di bandar udara
internasional
Pedoman dalam mengatur pergerakan orang dan barang di wilayah perbatasan melalui prosedur
pengawasan tertentu yang dilakukan oleh otoritas yang berwenang (CIQ)
4
1. Undang Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara
3. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 541 Tahun 2014 tentang Fasilitas Kegiatan Facilitation (FAL) Di Bandar Udara Internasional
4. ICAO Annex 9 – Facilitation
5. ICAO Document No. 9957 tentang FAL Manual
Pasal 226 (1) Kegiatan pemerintahan di bandar udara meliputi:
a. pembinaan kegiatan penerbangan; b. kepabeanan; c. keimigrasian; dan d. kekarantinaan.
(2) Pembinaan kegiatan penerbangan di bandar udara, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh otoritas bandar udara.
(3) Fungsi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pemerintahan di bandar udara diatur dengan
Peraturan Menteri.
Kepabeanan (Customs)
Keimigrasian (Immigration)
Kekarantinaan (Quarantine)
Kesehatan
Hewan & Tumbuhan
Ikan
Harmonisasi peraturan
perundangan CIQ dengan
kewajiban dan rekomendasi
dalam Annex 9 ICAO
KOMNASFAL UDARA
Komfalbandara
28 Bandara Internasional
Tim Teknis Komnasfal
Sekretariat Komnasfal
Nasional
Bandara Internasional
Keanggotaan Komnasfal Udara (3 tahun)
Ketua
Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Anggota
CIQ, konsuler, keamanan dan pengawasan narkotika;
Pariwisata
Pengelola bandar udara;
Airlines rute internasional
TUGAS KOMNASFAL UDARA
Mengkoordinasikan Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara
memecahkan persoalan Fasilitasi (FAL) di bandar udara internasional yang timbul pada Komite Fasilitasi Bandar Udara Udara
Mengajukan usulan mengenai kebijakan (policy) di bidang Fasilitasi (FAL) Udara dalam Program Fasilitasi (FAL) Nasional sesuai Annex 9 dan amandemennya
Mengusulkan perubahan dan/atau pencabutan peraturan atau ketentuan nasional untuk disesuaikan Annex 9 dan amandemennya guna kelancaran arus penumpang dan kargo di bandara internasional
Menyampaikan pendapat, tanggapan dan usulan dalam Sidang FAL ICAO dan menyampaikan notifikasi atas perbedaan aturan ICAO dengan aturan nasional
Mengumpulkan dan mempelajari bahan – bahan yang diperlukan dalam usaha mengembangkan peraturan perundang – undangan nasional yang terkait Fasilitasi (FAL) Udara
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Menteri Perhubungan.
Keanggotaan Komfalbandara (3 tahun)
Ketua Komfalbandara adalah Kepala Kantor Otoritas Bandara pada
bandara yang di wilayahnya terdapat Kantor Otoritas Bandara
atau
Kepala Bandar Udara pada bandar udara yang dikelola pemerintah
yang di wilayahnya tidak terdapat Kantor Otoritas Bandara
atau
Kepala Dinas Perhubungan Propinsi pada bandar udara yang dikelola
oleh Badan Usaha Bandar Udara yang di wilayahnya tidak terdapat
Kantor Otoritas Bandara
Anggota ialah wakil dari instansi-instansi sebagai berikut :
› Dinas Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota;
› Bea dan Cukai Bandara;
› Imigrasi Bandara;
› Karantina Kesehatan/Kantor Kesehatan Pelabuhan bandara;
› Karantina Hewan dan Tumbuhan Bandara;
› Karantina Ikan bandara;
› Pengawasan Narkotika daerah;
› Pengelola Bandar Udara;
› Perusahaan penerbangan yang melayani penerbangan internasional;
› Perusahaan penunjang bandar udara / groundhandling pada bandar udara yang bersangkutan.
Keanggotaan Komfalbandara (3 tahun)
Terkait Dinas Perhubungan Provinsi sebagai Ketua Komfalbandara, berdasarkan kajian hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atas adanya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kadishub Provinsi dapat tetap menjadi Ketua Komfalbandara
TUGAS KOMFALBANDARA
Komfalbandara, mempunyai tugas :
Mengkoordinasikan serta mengambil langkah-langkah yang perlu dalam batas-
batas kewenangan yang ada untuk melaksanakan Program Fasilitasi (FAL)
Nasional
Melaporkan kepada Komite Nasional Fasilitasi (FAL) Udara mengenai hambatan -
hambatan yang dialami di Bandar Udara yang tidak dapat diselesaikan oleh
Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara.
Mengumpulkan Keterangan, usulan, saran, dan pendapat yang berguna sebagai
bahan penyusunan kebijaksanaan Fasilitasi (FAL) Udara yang bersifat nasional.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komite Nasional Fasilitasi (FAL)
Udara.
Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Keimigrasian di Bandar Udara
1. Menerbitkan dokumen perjalanan serta memastikan bahwa mesin dokumen perjalanan terbaca sesuai dengan ketentuan doc 9303.
2. Menemukenali dan tidak menerbitkan dokumen perjalanan kepada orang yang identitas atau dokumennya tidak sesuai.
3. Melakukan koordinasi dengan pihak keamanan bandara, untuk memstikan bahwa penggunaan teknologi dalam dokumen perjalanan akan meningkatkan Fasilitasi (FAL) dan keamanan penumpang.
4. Mengecek validitas dan masa berlaku dokumen perjalanan pada titik kontrol perbatasan.
5. Melakukan pemeriksaan terhadap penumpang yang datang dan berangkat.
6. Memastikan bahwa kartu embarkasi dan debarkasi sesuai dengan standar format Annex 9 ICAO.
7. menemukenali dan mencegah perjalanan orang yang dokumen perjalanannya tidak sesuai karena
dapat menimbulkan ancaman bagi penerbangan.
8. saling berbagi informasi dengan para pemangku kepentingan untuk melindungan perbatasan negara dari akibat negatif imigrasi ilegal.
9. Membantu Penyelenggara Angkutan Udara dalam pemeriksaan dokumen perjalanan.
8. Menginformasikan kepada Penyelenggara Angkutan Udara terkait persyaratan kedatangan, transit dan keberangkatan penumpang.
9. Pada kasus kecelakaan penerbangan, segera menerima secara sementara, para ahli yang diperlukan untuk melakukan pencarian, penyelamatan, investigasi kecelakaan dan perbaikan atau penyelamatan pesawat udara sesuai Annex 12 dan 13 ICAO, tanpa hares melampirkan dokumen lainnya selain paspor.
12. Jika visa dipersyaratkan bagi ahli yang akan menginvestigasi kecelakaan pesawat udara, memberikan
Visa on Arrival atau memfasilitasi ahli tersebut saat kedatangan.
13. Memastikan bahwa ketentuan yang ada dalam dokumen Annex 9 diterapkan terkait dengan orang yang tidak diijinkan masuk dan orang yang dikembalikan.
14. Menyediakan layanan selama jam kerja tanpa dikenakan biaya kepada Penyelenggara Angkutan Udara.
15. Berpartisipasi dalam Komnasfal dan pertemuan FAL terkait.
16. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional.
Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Kepabeanan di Bandar
Udara
1. Mengawasi lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean (ekspor dan impor) serta
pemungutan bea masuk, bea keluar dan Penerimaan Negara lainnya.
2.Memastikan optimalisasi pencegahan dan penindakan penyelundupan.
3.Mengawasi kedatangan dan keberangkatan penumpang, barang, kargo dan pos berdasarkan peraturan perundang-undangan nasional.
4.Menyediakan informasi secara elektronik untuk kedatangan dan keberangkatan kargo berdasarkan dokumen Annex 9.
5.Menerapkan prosedur sederhana untuk pengeluaran barang yang masuk atau keluar Negara.
6.Menyita semua barang yang dilarang dan penahanan barang-barang yang dibatasi (hingga pemberian sertifikat yang berlaku).
7.Menyediakan layanan selama jam kerja tanpa dikenakan biaya kepada perusahaan Angkutan Udara
Asing.
8.Berpartisipasi dalam Komite Nasional Fasilitasi (Komnasfal) dan pertemuan FAL terkait.
9.Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya.
Instansi Yang Bertanggung Jawab Terhadap Bidang Karantina Kesehatan, Karantina
Hewan dan Tumbuhan serta Karantina Ikan di Bandar Udara
Karantina Kesehatan :
a. Bekerjasama aktif dengan WHO dan negara lain untuk menjamin bahwa Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) telah dilaksanakan secara efektif. b.Mendeteksi peristiwa yang melibatkan tingkat penyebaran penyakit atau tingkat kematian yang tinggi pada waktu tertentu di seluruh wilayah negara. c.Menetapkan dan mencabut penetapan suatu bandar udara terjangkit suatu penyakit wabah. d.Segera melaksanakan langkah-langkah pengendalian awal (guna mencegah penyebaran penyakit). e.Melaporkan semua informasi yang tersedia dan penting secara cepat kepada tingkat yang tepat untuk menangani respon kesehatan. f.Menanggapi dengan segera dan efektif resiko kesehatan masyarakat dan kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. g.Menjamin bahwa hapus serangga, disinfeksi dan dekontaminasi dalam pesawat telah dilaksanakan mengikuti rekomendasi WHO dan sesuai dengan IHR. h.Menyediakan fasilitas yang cukup untuk vaksinasi dan tindakan karantina (apabila diperlukan) dan menerbitkan setifikat yang diperlukan.
i. Dalam bekerjasama dengan bandar udara dan Penyelenggara Angkutan Udara, wajib menjamin kehigienisan pada persiapan makanan, penyimpanan, pelayanan makanan, dan persediaan air dan hal lain yang dimaksudkan untuk dikonsumsi di bandara atau pada saat di atas pesawat, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO dan Organisasi Pangan internasional (FAO).
j. Segera memberitahukan kepada WHO semua informasi penting yang berkaitan
dengan resiko kesehatan yang bersifat internasional sesuai dengan persyaratan IHR. k. Memastikan akses untuk pelayanan kesehatan yang layak, termasuk fasilitas diagnosa
sehingga memungkinkan penilaian atau diagnosa secara cepat bagi wisatawan dan pekerja bandara yang sakit.
l. Membuat dan melaksanakan rencana penanganan kedaruratan kesehatan masyarakat
untuk memastikan adanya respon awal terhadap kedaruratan kesehatan masyarakat sebagai perhatian internasional.
m. Memastikan penyediaan ruang yang sesuai, terpisah dari penumpang lain, untuk
mewawancara orang yang dicurigai terkena penyakit. n. Menilai kondisi kesehatan, dan jika perlu, melakukan tindakan karantina terhadap
penumpang yang dicurigai terkena penyakit. o. Berpartisipasi dalam pertemuan Komite FAL Nasional. p. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya.
• Karantina Hewan dan Tumbuhan serta Karantina Ikan :
a. Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya. b. Menjamin pelaksanaan pencegahan masuknya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia. c. Menjamin pencegahan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Indonesia. d. Menjamin pencegahan keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah Indonesia. e. Menjamin pencegahan keluarnya Kama dan penyakit ikan dan organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah Indonesia, apabila negara tujuan menghendakinya. f. Menjamin pengawasan lalu lintas masuknya hewan, tumbuhan dan ikan dari/ke luar negeri melalui pemeriksaan sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan dan tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain, serta melakukan pengawasan melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa Pelayanan Teknis Penanganan Pesawat Udara di Darat
(Ground Handling Agent)
1. Bekerjasama secara erat dengan instansi pemerintah untuk
memastikan kelancaran arus penumpang, kargo, bagasi dan pas melalui fasilitas bandar udara.
2. Berpartisipasi dalam Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara.
21
28 BANDAR UDARA
INTERNASIONAL TAHUN 2017
1. Banda Aceh
2. Medan
3. Pekanbaru
4. Batam
5. Tanjung Pinang
6. Padang
PADANG
TARAKAN
BALIKPAPAN
MANADO
MAKASSAR
LOMBOK
AMBON
KUPANG
BIAK
JAYAPURA
MERAUKE
B.ACEH
MEDAN
PALEMBANG
PONTIANAK
SEMARANG
SABANG
TANJUNG PINANG
PEKANBARU
HALIM/JKT
SOETTA/CGK
SOLO
YOGYAKARTA
SURABAYA
BALI
BANDUNG
BATAM
7. Palembang
8. Jakarta
9. Bandung
10. Solo
11. Surabaya
12. Denpasar
13. Pontianak
14. Balikpapan
15. Tarakan
16. Makassar
17. Manado
18. Mataram
19. Kupang
20. Ambon
21. Biak
22. Jayapura
23. Merauke
24. Sabang
25. Yogyakarta
26. Halim PK
27. Semarang
28. Tj Pandan
SK FAL Bandara Internasional NO BANDARA SK TAHUN (BERLAKU 3 TAHUN) KETUA
1 LOMBOK PRAYA - LOMBOK 22 Feb 2017 - 22 Feb 2020 KETUA DISHUB
2 ADI SUMARMO - SOLO 19 Juli 2016 - 19 Juli 2019 KETUA DISHUB
3 AHMAD YANI - SEMARANG 19 Juli 2016 - 19 Juli 2019 KETUA DISHUB
4 SAM RATULANGI - MANADO 30 Des 2016 - 30 Des 2019 KETUA OTBAN
22 Peb 2017
5 EL TARI - KUPANG 30 Des 2016 - 30 Des 2019 KETUA DISHUB
6 MOPAH - MERAUKE Jan 2017 - Jan 2020 KETUA OTBAN
7 HASANUDDIN - MAKASSAR 6 Juni 2016 - 6 Juni 2019 KETUA OTBAN
8 JUANDA - SURABAYA 11 Apr 2013 - 11 Apr 2019 KETUA OTBAN
9 NGURAH RAI - DENPASAR 12 Agst 2016 - 12 Agst 2019 KETUA OTBAN
10 FRANS KAISIEPO - BIAK 26 Jan 2017 - 26 Jan 2020 KETUA DISHUB
11 JUWATA - TARAKAN 17 Nop 2016 - 17 Nop 2019 KETUA KABANDARA
12 SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN - BALIKPAPAN 16 Mar 2016 - 16 Mar 2020 KETUA OTBAN
13 SENTANI - JAYAPURA 26 Jan 2016 - 26 Jan 2019 KETUA KABANDARA
14 SULTAN SYARIF KASIM - PEKANBARU 28 Maret 2016 - 28 Maret 2019 KETUA DISHUB
15 ADI SUTJIPTO - YOGYAKARTA 6 Juni 2016 - 6 Juni 2019 KETUA DISHUB
16 SUPADIO - PONTIANAK 9 Sept 2016 - 9 Sept 2019 KETUA DISHUB
17 HUSEIN SASTRANEGARA - BANDUNG Apr 2013 - Apr 2016 KETUA DISHUB
18 SABANG - ACEH 1 Agst 2016 - 1 Agst 2019 KETUA KASATKER BDR
19 SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II - PALEMBANG 6 Juni 2016 - 6 Juni 2019 KETUA DISHUB
20 HALIM PK - JAKARTA 27 Juni 2016 - 27 Juni 2019 KETUA DISHUB
21 PATTIMURA - AMBON 1 Agst 2016 - 1 Agst 2019 KETUA DISHUB
22 HANG NADIM - BATAM 1 Agst 2016 - 1 Agst 2019 KETUA KABANDARA
24 KUALANAMU - MEDAN Okt 2014 - Okt 2017 KETUA OTBAN
25 RH. FISABILILAH - TANJUNG PINANG Juni 2017 - Juni 2020 KETUA DISHUB
28 Maret 2016 - 28 Maret 2019
27 MINANGKABAU - PADANG 1 Jan 2015 - 31 Desember 2017 KETUA OTBAN
28 H. AS HANANDJOEDIN - TANJUNG PANDAN Mei 2017 - Mei 2020 KETUA KABANDARA
Keterangan :
Komite Fasilitas (FAL) Bandara 28
SK Komfal Bandara yg sdh habis masa berlakunya dan bdr baru 26
SK Komfal bandara yg masih berlaku sd th 2017 & 2018 2
Yang sudah mengajukan pembaharuan dan Dlm Proses DI Bagkum 1
Yang belum mengajukan pembaharuan 0
SK Komfal bandara yg sdh diperbaharui th 2016 25
Pengajuan Revisi Sk Komfal bandara 2
26
Revisi SK Tim Teknis dan Sekretariat Komnasfal 2017 sdh di bagkum 6 Juni 2017 no:669/DAU/ND/VI/2017
Revisi SK Komfalnas sdh dibagkum 20 Januari 2017 no:83/DAU/ND/I/2017
23 SOETTA - BANTEN 8 Juni 2016 - 8 Juni 2019 KETUA OTBAN
26 SULTAN ISKANDAR MUDA - BANDA ACEH KETUA DISHUB
• Rapat Koordinasi FAL Dilaksanakan pada tanggal 20-21 April 2016 di Jogjakarta,
dengan hasil:
1. Melakukan Harmonisasi dan Koordinasi berbagai instansi di Bandar Udara;
2. Menyediakan fasilitas, sarana prasarana untuk kegiatan fasilitasi;
3. Penambahan SDM di masing-masing instansi untuk peningkatan pelayanan bidang CIQ;
4. Agar Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara secara rutin melaksanakan pertemuan minimal 2 bulan sekali.
Pengawasan kegiatan Fasilitasi (FAL) di bandar udara Pengawasan dilakukan Inspektur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara melalui kegiatan Evaluasi dan Pengawasan
Tujuan Pengawasan Untuk mengevaluasi keadaan di lapangan secara langsung agar dapat memberikan masukan kepada Pimpinan untuk ditindaklanjuti
Kegiatan Pengawasan Telah dilaksanakan pengawasan kegiatan FAL di beberapa Bandara Internasional
1. Menyusun Amandemen ke-26 Annex 9 Konvensi Chicago;
2. Adanya wacana pembentukan sistem facilitation audit (FAL Audit) dengan merujuk best practices pelaksanaan audit USOAP-CMA dan USAP-CMA;
3. Pelaksanaan penyediaan Advance Passenger Information (API) khususnya terhadap individu-individu terduga teroris sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2178 (2014);
4. Memasukkan kolom keterangan kewarganegaraan pada manifest penumpang
5. Adanya penyempurnaan definisi, pengaturan, dan perlakuan terkait anak di bawah umur (minors) baik yang terbang dengan pendamping maupun tanpa pendamping guna menjamin keselamatan penumpang anak di bawah umur;
6. Memuat pengaturan mengenai Enhanced PNR, Automated Border Control, Standardized Electronic Travel Systems, dan pengembangan Passenger Data Information System;
7. Usulan pembentukan sistem “job-cards” untuk memperjelas tugas pokok kelompok kerja FALP berikut dengan perkembangan dan hasil capaiannya (deliverables);
8. Usulan pengembangan Global Aviation Facilitation Plan (GAFP) dengan tujuan dan target terukur yang mencerminkan kebutuhan negara anggota dan kawasan.
Dalam rangka mengikuti perkembangan peraturan Internasional FAL, Ditjen Perhubungan Udara aktif dalam:
•Melakukan amendment Annex 9 (meliputi amendment
23, 24, 25 dan 26) • Menghadiri ICAO FAL Panel
•Menghadiri Regional Seminar ICAO Facilitation
•Audit ICAO Universal Security Audit Programme (USAP)
KEGIATAN FASILITASI UDARA (FAL) MEMERLUKAN KOORDINASI ANTAR INSTANSI PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH DI BANDAR
UDARA INTERNASIONAL MAUPUN DI PUSAT SEKALIGUS HARMONISASI SEMUA PERATURAN TERKAIT FASILITASI
Top Related