FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PETANI KELAPA SAWIT TIDAK
MENGELUARKAN ZAKAT PERKEBUNAN DI DESA HARAPAN
MAKMUR KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR
SKRIPSI
INTAN PERMATA SARI
EES 150693
PEMBIMBING:
Dr. HALIMAH DJA’FAR, M.Fil.I
REFKY FIELNANDA, S.E Sy.,M.E.I
PROGRAMSTUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2019 M/1441 H
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
v
MOTO
Artinya :sesungguhnya penolong kamu hanyalah allah, Rasul-Nya, dan orang-
orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya
mereka tunduk (kepadaallah).1
1QS. Al-Ma’idah 5: 55
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur atas karuniaMu Ya Allah dengan Penuh Keren dahan Hati
Kupersembahkan Karya ini untuk kedua Orang Tua tercinta dan Adik-Adikku
tersayang: Ayahanda (Teguh Efendi), Ibunda (Sukinah), dan Adik (Dwi Arum
Febriyanti, Afia Nikmatul Kasanah), terimakasih atas kasih sayang, dukungan
serta doa dan motivasi berharga dalam hidup saya. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan nikmat kesehatan, rezeki dan kesejahteraan untuk kita semua.
Tak lupa pula saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada dosen
pembimbing I ibu Dr. Halimah Dja’far, M.Fil.I dan pembimbing II Bapak Refky
Fielnanda, S.E Sy.,M.E.I. yang senantiasa sabar membimbing saya dalam
menyelesaikan sekripsi ini. Semoga kebaikan ibu dan bapak dosen pembimbing
dibalas oleh Allah SWT dan selalu dalam lindungannya.
Taklupa pula saya ucapkan kepada sahabat-sahabatku dan saudara-
saudaraku yaitu Erva Avriana, Anisatul Husna, Wiwit Eko Putri, Nurhasanah,
Nuraini, Mahpuji Lestari, Fitri Handayani, Diah Wahyuni, Yuliatin, Istiqomah,
dan teman-temanku Lokal G Ekonomi Syariah 2015. Kalian luar biasa, tidak akan
tergantikan dan selalu menjadi sahabat dan teman sampai kapan pun, saya sangat
berterimakasih kepada kalian.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
kesuksesan di hidup saya, mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satu persatu
semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
vii
ABSTRAK
Sekripsi ini berjudul Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak
Mengeluarkan Zakat Perkebunan Di Desa Harapan Makmur. Adapun dalam
penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data tersebut dianalisa dengan reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan. Data tersebut dianalisa dengan Reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa potensi zakat perkebunan
di Desa Harapan Makmur yang harus dikeluarkan oleh petani kelapa sawit yang
wajib zakat sebesar Rp 766.200.000,- dalam satu tahun sekali, Hasil tersebut bisa
menjadi solusi pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan faktor penyebab petani
kelapa sawit tidak mengeluarkan zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur
yaitu belum memahami penuh perhitungan zakat perkebunan, kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat perkebunan, tidak menetapnya
pendapatan yang diperoleh.
Kata Kunci: Zakat, faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak
mengeluarkan zakat perkebunan
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah atas Rahmat dan keridhaan Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dalam setiap urusan sehingga penulis dapat mengerjakan
skripsi ini tepat waktu karena tanpa pertolongan-Nya tentu skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Sholawat beserta salam semoga selalu terlimpah curah
kepada baginda kita yaitu Nabi besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu
kita nantikan di akhirat kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab Petani
Kelapa Sawit Tidak Mengeluarkan Zakat Perkebunan di Desa Harapan
Makmur”. Ini merupakan bentuk dari pemenuhan persyaratan guna
menyelesaikan progam sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Islam
Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penyusunan sekripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran yang diberikan
oleh Ibu Dr.Halimah Dja’far, M.Fil.I selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Refky Fielnanda, S.E Sy.,M.E.I selaku dosen pembimbing II dalam penulisan
sekripsi ini. Dan juga Kepala Desa beserta seluruh staff Balai Desa Harapan
Makmur yang telah memberikan izin melakukan penelitian berkenaan dengan
Zakat KelapaSawit.
Tak lupa pula dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun terkait
ix
dengan sekripsi agar dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan sekripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr.Subhan,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Jambi.
2. Ibu Rafidah,S.E.,M.E.I, Bapak Dr. Novi Mubyarto,S.E.,ME, Ibu
Halimah Dja’far, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II, dan III di
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Sucipto,M.Ag sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan
GWI Awal Habibah, S.E,M,EI Sebagai Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS
Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Bapakdan Staff TU danAkademik di Lingkungan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN STS Jambi.
6. Seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan semangat serta sumbangsihnya, baik berupa moril
maupun materil sejak penulis mengajukan judul, penelitian sampai pada
penyusunan sekripsi ini selesai.
7. Teman-teman local EkonomiSyariah G 2015.
x
8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan sekripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung. Disamping itu, penulis sadari juga bahwa
sekripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan
kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran demi
perbaikan sekripsi ini. Hanya Allah SWT yang memiliki kesempurnaan
sedangkan kehilafan tak lepas dari pemikiran manusia. Oleh karena itu
kita mohon ampunan kepada-Nya dan kepada sesame manusia kita
mohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dibalas oleh Allah
SWT.
Jambi, November 2019
Penulis
Intan Permata Sari
NIM. EES 150693
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9
C. Batasan Masalah................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
F. Kerangka Teori..................................................................................... 10
1. Zakat ............................................................................................... 10
2. Pendapat Para Ulama Tentang Zakat Perkebunan ......................... 17
3. Factor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak mengeluarkan
Zakat perkebunan ........................................................................... 28
4. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 33
xii
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 37
D. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Harapan Makmur .............................................. 43
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa
Harapan Makmur ................................................................................. 43
C. Keadaan Topografi dan Luas, Batas Wilayah Desa ............................. 46
D. Visi Misi ............................................................................................... 48
E. Keadaan Masyarakat ............................................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Zakat Perkebunan di Desa Harapan Makmur.......................... 51
1. Jenis Tanaman ................................................................................ 51
2. Pemilik Tanaman ........................................................................... 52
3. Hasil Tanaman ............................................................................... 52
B. Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak Mengeluarkan
Zakat Perkebunan ................................................................................. 62
1. Pemahaman .................................................................................... 62
2. Kesadaran ....................................................................................... 63
3. Pendapatan ..................................................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 68
xiii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah pendapatan petani kelapa sawit desa harapan
Makmur .................................................................................. 5
Tabel 1.2 Jumlah penerimaan dana zakat 2015-2018 ............................ 7
Tabel 1.3 muzakkidanjumlahpetanimuslim di desaharapanmakmur
tahun2015-2018...................................................................... 7
Tabel 1.4 PenelitianTerdahulu ............................................................... 33
Tabel 3.1 PertumbuhanPendudukDesaHarapanMakmur ....................... 48
Tabel 3.2 Data KeagamaanDesaHarapanMakmur ................................. 49
Tabel 3.3 JumlahPetaniberdasarkantingkatpendidikan .......................... 50
Tabel 3.4 JumlahSaranaPrasaranaKesehatan ......................................... 50
Tabel 4.1 Jumlah Petani yangMencapai Nisab ...................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap
muslim atau manusia yang beragama islam. Zakat sendiri tercantum dalam
Al- Qur‟an dan Hadist sebagai salah satu perintah wajib selain dari sholat.
Tujuan zakat adalah untuk membersihkan dan memberkahi harta para
pembayar zakat (muzakki) dan menolong sesama dengan menyalurkan
kepada yag berhak menerima dana zakat tersebut (mustahik). 1
Zakat mulai disyariatkan pada bulan syawal tahun kedua Hijriyah
sesudah pada bulan ramadhannya diwajibkan zakat fitrah. Jadi mula-mula
diwajibkan zakat fitrah, baru kemudian diwajibkan zakat mal atau kekayaan.
Zakat adalah merupakan rukun islam yang ketiga. Oleh karena itu, zakat
hukumnya fardlu ain bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syaratnya.
Terdapatbeberapa ayat di dalam surat al-Qur‟an yang menujukan atas
wajibnya zakat.2 Di antaranya adalah:
1Muhammad fakhruddin, Skripsi :”Analisis pengaruh tingkat pengetahuan zakat, tingkat
religiusitas, tingkat pendapatan, dan tingkat kepercayaan kepada baznas terhadap minat
membayar zakat profesi para pekerja” (semarang: universitas diponogoro, 2016), Hal.1 2Fakhrruddin, M.Hi, fiqh dan manajemen zakat di indonesia, (malang: UIN malang,
2008) hal.21
2
a) Al-Baqarah: 43,
Artinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikannlah zakat dan ruku‟lah beserta
orang-orang yang ruku”.3
Perkembangan zakat di indonesia meningkat secara signifikan pada
saat UU No. 38/1999 disahkan oleh pemerintah. UU tersebut menyatakan
bahwa, zakat dapat dikelola baik dengan lembaga zakat yang dibentuk
pemerintah (Badan Amil Zakat), maupun lembaga zakat yang dibentuk oleh
masyarakat (Lembaga Amil Zakat). Akan tetapi, terjadi perubahan terhadap
regulasi yang berlaku. Hal ini ditunjukan dengan digantinya UU No.
38/1999 ini dengan UU No. 23/2011 mengenai Pengelolaan Zakat. UU No.
23/2011 berfungsi sebagai dasar pelaksanaan dan pengelolaan zakat di
Indonesia.4Di dalam UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
pasal 1 (satu) Zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah. Pasal 2 (dua) Zakat
Mal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: (Undang-Undang No.
23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1 (Satu)
1. Emas, perak dan logam mulia lainnya.
2. Uang dan surat berharga lainnya.
3Al-Baqarah (2) : 43
4Amalia Agustin Syn, “analisis faktor yang mempengaruhi petani kelapa sawit dalam
membayar zakat hasil perkebunan di kabupaten labuhanbatu selatan”, Skripsi Institut Pertanian
Bogor, (2018), hlm. 2
3
3. Perniagaan.
4. Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
5. Peternakan dan perikanan.
6. Pertambangan.
7. Perindustrian.
8. Pendapatan dan jasa serta rikaz.5
Secara garis besar, zakat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat
mal (zakat harta) dan zakat nafs (zakat jiwa) yang dalam masyarakat dikenal
dengan zakat fitrah.
Zakat hasil perkebunanadalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan,
tanaman keras tanaman hias, rumput-rumputan, dan lain-lain.
terdapat berbagai pendapat mazhab terkait dengan zakat pertanian
yaitu :
Ibnu Umar dan segolongan Ulama Salaf: Zakat Wajib atas Empat
Jenis Makanan. Ibnu Umar dan sebagian tabi‟in serta sebagian ulama
sesudah mereka berpendapat bahwa zakat wajib atas dua jenis biji-bijian
yaitu gandum (hintah) dan sejenis gandum lain (syair) dan dua jenis buah-
buahan yaitu kurma dan anggur.6
Malik dan Syafi‟i: Zakat atas Seluruh Makanan dan yang Dapat
Disimpan:Malik dan Syafi‟i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala
5Ade Irawan, Yahanan dkk, “pemahaman masyarakat dalam pembayaran zakat hasil
perkebunan kelapa sawit di desa air hitam kecamatan pujud kabupaten rokan hilir”, Al-Amwal,
Vol. 8 , No. 1, Juni 2019, hlm. 47 6DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.332
4
makanan yang dimakan dan disimpan, bijian dan buahan kering seperti
gandum, bijinya, jagung, padi, dan sejenisnya.Yang dimaksud dengan
makanan adalah sesuatu yang dijadikan makanan pokok oleh manusia pada
saat normal bukan dalam masa luar biasa.7
Pendapat Ahmad tentang semua yang kering, tetap, dan
Timbang:Pendapat Ahamad beragam, yang terpenting dan terkenal adalah
seperti yang terdapat dalam al-Mughni “Zakat wajib atas bijian dan buahan
yang memiliki sifat-sifat ditimbang, tetap, dan kering yang menjadi
perhatian manusia bila tumbuh ditanahnya, berupa makanan pokok seperti
gandum, sebangsa gandum, sorgum, padi, jagung, padi-padian; berupa
kacang-kacangan seperti kacang tanah, miju-miju, kacang polong Hindi, dan
kedele; berupa bumbu-bumbuan seperti jintan putih dan jemuju; berupa biji-
bijian seperti rami, mentimun, dan kundur; berupa bijian sayur seperti lada,
biji kol, sejenis gandum , turmus, bijian, dan semua biji-bijian. Termasuk
juga buah-buahan yang mempunyai sifat-sifat diatas seperti kurma, anggur,
apricot, buah badam, kenari hijau, dan buah buduk, (venetian).8
Abu Hanifahberpendapat bahwa semua hasil tanaman, yaitu yang
dimaksudkan untuk mengeksploatasi dan memperoleh penghasilan dari
penanamannya. Oleh karena itu dikecualikannya kayu api, ganja, bambu,
oleh karena tidak bisa ditanam orang, bahkan dibersihkan dari semuanya itu.
7DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.333 8DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.335
5
Tetapi bila seseorang sengaja menanami tanahnya dengan bambu, kayu,
atau ganja, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya.9
Nisab zakat perkebunansadalah senilai 85 gram emas dengan tariff
zakat sebesar 2,5% dan Haul zakat merupakan batas waktu yang ditentukan
untuk melakukan pembayaran zakat, dan untuk zakat perkebunan batas
waktunya dihitung selama satu tahun., Jadi jika sudah satu tahun maka zakat
harus langsung dibayarkan.10
Masyarakat Desa Harapan Makmur rata-rata berprofesi sebagai petani
kelapa sawit, bahkan masyarakat yang berprofesi sebagai PNS (Pegawai
Negri Sipil) juga sebagai petani kelapa sawit. Mayoritas masyarakat Desa
Harapan Makmur beragama Islam dan melihat pendapatan kelapa sawit
yang cukup besar menujukan bahwa potensi zakat disektor perkebunan
kelapa sawit diwilayah tersebut cukup besar.Dapat dilihat pada table berikut
ini:
Tabel.1.1
Jumlah Pendapatan Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur
Pendapatan/tahun Jumlah
petani
kelapa
sawit
Bayar
zakat
Tidak
bayar
zakat
Wajib
zakat
Tidak wajib
zakat
12.000.000 0 0 0 Tidak wajib
18.000.000 0 0 0 Tidak wajib
24.000.000 50 orang 0 0 Tidak wajib
9DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.336 10
Ayu Pertiwi, Skripsi : “Faktor-faktor yang mempengaruhi petani membayar zakat
pertanian di kabupaten kebumen” (Bogor : Institut Pertanian Bogor, 2017) hal.7-8
6
30.000.000 58 orang 0 0 Tidak wajib
36.000.000 74 orang 0 0 Tidak wajib
42.000.000 105
orang
10
orang
95
orang
Tidak wajib
48.000.000 92 orang 21
orang
71
orang
Tidak wajib
54.000.000 69 orang 13
orang
56
orang
Wajib
60.000.000 108
orang
36
orang
72
orang
Wajib
66.000.000 41 orang 15
orang
26
orang
Wajib
72.000.000 26 orang 17
orang
9 orang Wajib
78.000.000 37 orang 20
orang
17
orang
Wajib
84.000.000 43 orang 17
orang
26
orang
Wajib
90.000.000 81orang 38
orang
43
orang
Wajib
96.000.000 0 0 Wajib
102.000.000 0 0 Wajib
108.000.000 9 orang 4
orang
5 orang Wajib
114.000.000 6 orang 1
orang
5 orang Wajib
120.000.000 5 orang 2
orang
3 orang Wajib
144.000.000 2 orang 0 2 orang Wajib
Jumlah 806
orang
194
orang
612
orang
Sumber: tokoh agama dan desa harapan makmur
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa desa harapan makmur
kecamatan rantau rasau menujukan bahwa potensi zakat di sektor
perkebunan khususnya kelapa sawit sangat besar.Dapat dilihat dari jumlah
pendapatan petani kelapa sawit pertahunnya bahwa pendapatan mereka
sudah ada yang mencapai nisab dalam satu tahun, tetapi masih ada yang
tidak membayar zakat perkebunan.
7
Tabel.1.2
Jumlah Penerimaan Dana Zakat 2015-2018
No Tahun Penerimaan Dana Zakat
1. 2015 32.750.000
2. 2016 31.200.000
3. 2017 34.000.000
4. 2018 29.100.000
Sumber: Tokoh Agama
Dapat dilihat data diatas menujukan bahwa penerimaan dana zakat naik
turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 dana zakat perhimpun sebanyak
Rp 32.750.000,- dan pada tahun 2016 penerimaan zakat menurun menjadi Rp
31.200.000,- pada tahu 2017 penerimaan zakat meningkat mencapai Rp
34.000.000,- sedangkan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan
hingga mencapai Rp 29.100.000.
Tabel.1.3
jumlah muzakki dan jumlah petani muslim di desa harapan
makmur tahun 2015-20018
No Tahun Jumlah
Petani
Muslim
Jumlah
Muzakki
Yang
Wajib
Zakat
Jumlah
Muzakki
Yang
Membayar
Zakat
Jumlah petani
muslim yang
tidak
membayar
zakat
1 2015 806 427 214 213
2 2016 806 427 208 219
3 2017 806 427 220 207
4 2018 806 427 194 233
Sumber: tokoh agama desa harapan makmur
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa di desa Harapan Makmur
Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur petani muslim
8
kelapa sawit dari tahun 2015 hingga 2018 berjumlah 806, sedangkan
jumlah muzakki yang wajib zakat dari tahun 2015 sampai dengan 2018
berjumlah 427 orang, dari 427 orang muzakki yang wajib zakat pada tahun
2015 yang membayar zakat berjumlah 214 sedangkan yang tidak membayar
zakat sebanyak 213,pada tahun 2016 jumlah muzakki yang membayar zakat
mengalami penurunandengan jumlah 208 orang sedangkan yang tidak
membayar zakat mengalami kenaikan dengan jumlah 219. kemudian tahun
2017 jumlah muzakki yang membayar zakat mengalami kenaikan dengan
jumlah 220 orang sedangkan yang tidak membayar zakat mengalami
penurunan dengan jumlah 207, Pada tahun 2018 jumlah muzakki yang
membayar zakat kembali mengalami penurunan yaitu dengan jumlah 194
orang, sedangkan jumlah muzakki yang tidak membayar zakat mengalami
kenaikan yaitu berjumlah 233.
Sebagian masyarakat mengeluarkan zakat perkebunan dengan cara di
berikan kepada tokoh agama kemudian tokoh agama menyalurkan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik), ada juga masyarakat
yang mengeluarkan zakat perkebunannya langsung diberikan kepada orang
yang berhak menerimanya (mustahik), hal ini terjadi karena kurangnya
sosialisasi lembaga zakat.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PETANI
KELAPA SAWIT TIDAK MENGELUARKAN ZAKAT
9
PERKEBUNANDI DESA HARAPAN MAKMUR KECAMATAN
RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potensi zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan para petani kelapa sawit tidak
mengeluarkan zakat perkebunan didesa harapan makmur?
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi pembahasan yang terlalu luas, sehingga penelitian
ini akan terarah dengan baik, maka perlu ada batasan penelitian. Batasan
penelitian ini hanya terfokus pada petani muslim Desa Harapan Makmur.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana potensi zakat perkebunan di Desa
Harapan Makmur.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan para petani kelapa
sawit tidak mengeluarkan zakat perkebunan di Desa Harapan Makmur
Kecamatan Rantau Rasau.
E. Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat penelitian yaitu:
1. Bagi peneliti
a. Sebagai sarana melengkapi syarat memperoleh gelas strata satu
(S1) dalam progam ekonomi islam.
10
b. Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, motivasi,
dan kemampuan berfikir mengenai penerapan teori yang telah
diterima penulis kedalam penelitian yang sebenarnya.
c. Diharapkan penelitian dapat bermanfaat sebagai referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti yang
berhubungan dengan masalah serupa.
2. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, menumbuhkan
kesadaran , dan menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai
zakat pertanian sawit, sehingga dapat memenuhi kewajibannya dalam
membayar zakat pertanian.
F. Kerangka Teori
1. Zakat
a. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,
yaitu al-baraktu „keberkahan‟, al namaa „pertmbuhan dan
perkembangan‟, ath-thaharatu „kesucian‟, dan ash-shalahu „
keberesan‟. Sedangkan secatra istilah, meskipun para ulama
mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu
dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat
itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah
11
SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan kepada
yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan
pengertian menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu
bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan menjadi berkah,
tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).11
Menurut abdurrahman al-Jaziri, kata zakat secara bahasa
bermakna al-tathhir wa al-nama`. Sedangkan secara terminology
(istilahan/istilah), zakat adalah pemilikan harta yang dikhususkan
kepada mustahiq (penerima)nya dengan syarat-syarat tertentu.12
Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh
mengungkapkan beberapa definisi zakat menurut para ulama‟
mazhab:
1. Menurut Malikiyah, zakat adalah mengeluarkan bagian yang
khusus dari harta yang telah mencapai nishabnya untuk yang
berhak menerimanya (mustahiq)nya, jika milik sempurna dan
mencapai haul selain barang tambang, tanaman dan rikaz.
2. Hanafiyah mendefinisikan zakat adalah kepemilikan bagian
harta tertentu dari harta tertentu untuk orang/pihak tertentu
yang telah diitentukan oleh syari` (Allah swt) untuk
mengharapkan keridhaan-Nya.
11
Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat Dalam Perekonomian Modern (jakarta:gema
insani, 2002), hal.7 12
Fakhrruddin,M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm. 16
12
3. Syafi`iyah mendefinisikan zakat adalah nama bagi sesuatu
yang dikeluarkan dari harta dan badan dengan cara tertentu.
4. Hanabilah mendefinisikan zakat adalah hak yang wajib dalam
harta tertentu untuk kelompok tertentu pada waktu tertentu.13
b. Hikmah dan manfaat zakat
zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung
hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang
berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya
(mustahik), harta yang dikelurkan zakatnya, maupun bagi
masyarakat keseluruhan.14
Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai
berikut.
Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada allah SWT,
mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa
kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan sifat kikir, rakus dan
materialistis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus
membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.
Kedua, karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat
berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka
terutama fakir miskin, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih
sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari
13
Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.16 14
DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm. 9
13
bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri dengki dan
hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka, ketika mereka
melihat orang kaya yang memiliki harta cukup banyak. Zakat
sesungguhnya bukanlah sekedar memenuhi kebutuhan para
mustahik, terutama fakir miskin, yang bersifat konsuumtif dalam
waktu sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan
kepada mereka, dengan cara menghilangkan ataupun memperkecil
penyebab kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.15
Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jama‟i) antara orang-orang
kaya yang berkecukupan hidupnya dan para mujahid yang seluruh
waktunya digunakan untuk berjihad di jalan Allah, yang karena
kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki waktu dan kesempatan
untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan
keluarga.16
Keempat, sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan
sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat islam, seperti
sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, maupun ekonomi
sekaligus sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia
muslim. Hampir semua ulama sepakat bahwa orang yang menuntut
ilmu berhak menerima zakat atas nama golongan fakir dan miskin
maupun sabilillah.
15
DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm.10 16
Ibid., hlm. 11
14
Kelima, untuk memasyaratkan etika bisnis yang benar, sebab
zakat itu bukanlah membersihkan harta yang kotor, akan tetapi
mengeluarkan bagian dari hak orang lain dari harta kita yang kita
usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan Allah
SWT.17
Keenam, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat
merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan
zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun
pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan, economic
with equity. Monzer Kahf menyatakan zakat dan sistem pewarisan
islam cenderung kepada distribusi harta yang egaliter dan bahwa
sebagai manfaat dari zakat, harta akan selalu beredar. Zakat,
menurut Mustaq Ahmad, adalah sumber utama kas negara dan
sekaligus merupakan sokoguru dari kehidupan ekonomi yang di
canangkan Al-Qur`an. Zakat akan mencegah terjadinya akumulasi
harta pada satu tangan dan pada saat yang sama mendorong
manusia untuk melakukan investasi dan mempromosikan distribusi.
Zakat juga merupakan institusi yang komrehensif untuk distribusi
harta karena hal ini menyangkut harta setiap muslim secara praktis,
saat hartanya telah sampai melewati nishab.18
Ketujuh, dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada
orang-orang yang beriman untuk berzakat, berinfak, dan
17
Ibid., hlm. 12 18
DR. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc, Zakat dalam perekonomian modern..., hlm.14
15
bersedekah menujukan bahwa ajaran islam mendorong umat nya
untuk mampu bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta
kekayaan yang disamping dapat memenuhi kebutuhan hidup diri
dan keluarganya, juga berlomba-lomba menjadi muzakki dan
munfik. Zakat yang dikelola dengan baik, akan mampu membuka
lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan aset-aset
oleh umat Islam. Dengan demikian, zakat menurut Yusuf al-
Qaradhawi adalah ibadah maaiyyah al-ijtima‟iyyah, yaitu ibadah
dibidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting dan
menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat.19
c. Syarat-Syarat Wajib Zakat
Harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus telah memenuhi
persyaratan-persyaratanyang telah ditentukan secara syara‟.
Wahbah al-Zulhaili membagi syat ini menjadi dua, yaitu syarat
wajib dan syarat sah. Adapun syarat wajib zakat adalah
1. Merdeka
Seorang budak tidak dikenai kewajiban membayar zakat, karena
dia tidak memiliki sesuatu apapun. Semua miliknya adalah milik
tuannya.
2. Islam
Seorang non muslim tidak wajib membayar zakat. Adapun
untuk mereka yang murtad (yang keluar dari agama islam),
19
Ibid., hlm. 15
16
terdapat perbedaan pendapat. Menurut Imam Syafi`i, orang
murtad diwajibkan membayar zakat terhadap hartanya sebelum
dia murtad. Sedangkan menurut Imam Hanafi, seorang murtad
tidak dikenai zakat terhadap hartanya karena perbuatan
riddahnya telah menggugurkan kewajiban tersebut. Dia seperti
halnya orang kafir. Menurut Malikiyah, islam adalah syarat sah,
bukan syarat wajib. Oleh karena itu orang kafir wajib berzakat
meskipun tidak sah menurut Islam. Jika dia telah masuk islam,
maka gugurlah kewajibannya tersebut.20
3. Balig dan berakal
anak kecil dan orang gila tidak dikenai zakat pada hartanya,
karena keduanya tidak dikenai khitab perintah.
4. Harta tersebut merupakan harta yang memang wajib dizakati,
seperti; naqdaini (emas dan perak) termasuk juga al-auraqal-
naqdiyah (surat-surat berharga), barang tambang dan barang
temuan (rikaz), barang dagangan, tanam-tanaman dan buah-
buahan, serta hewan ternak.
5. Harta tersebut telah mencapai nisab (ukuran jumlah).
6. Harta tersebut adalah milik penuh (al-milk al-tam).21
7. Telah berlalu satu tahun atau cukup haul (ukuran waktu,
masa).22
8. Tidak adanya hutang.23
20Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.33
21Ibid., hal.34
22Fakhrruddin, M.Hi, Fiqh dan manajemen zakat di indonesia..., hlm.35
17
9. Melebihi kebutuhan dasar atau pokok.
10. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan
halal.
11. Berkembang.24
d. syarat sahnya zakat
a. Adanya niat muzakki (orang yang mengeluarkan zakat)
b. Pengalihan kepemilikan dari muzakki ke mustahiq (orang yang
berhak menerima zakat)25
2. Pendapat Para Ulama Tentang Zakat perkebunan (Zakat Kelapa
Sawit)
Dalam pelaksanaan zakat sawit ini tidak ada ketentuan didalam al-
Qur‟an sehingga terbentuklah persepsi masyarakat yang berbeda-beda
dalam pengeluaran zakat perkebunan kelapa sawit tersebut. Perbedaan
persepsi masyarakat ini dapat kita lihat dari fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau,
yaitu sebagian menyamakan dengan zakat perniagaan/perdagangan,
sedangkan yang lainnya menyamakan dengan pertanian.
a. Zakat Perdagangan
„Urudh bentuk jamak dari kata „aradh artinya harta dunia
yang tidak kekal. Kata ini juga bisa di pandang sebagai bentuk
jamak dari kata „ardh yang berarti barang selain emas dan perak,
23
Ibid., hlm.36 24
Ibid., hlm.37 25
Ibid., hlm. 38
18
baik berupa benda, rumah tempat tinggal, jenis binatang, tanaman,
pakaian, maupun barang lainnya.
Harta perdgangan adalah semua bentuk yang diproduksi untuk
diperjual-belikan dengan bermacam-macam cara membawa
kesejahteraan dan manfaat bagi manusia.
Mengenai syarat perdagangan ini ada beberapa syarat wajib
yang diajukan oleh para fuqaha. Menurut mazhab hanafi ada empat
syarat, menurut mazhab maliki ada lima syarat, menurut mazhab
syafi‟i ada enam syarat, dan menurut mazhab hambali ada dua
syarat. Syarat – syarat tersebut, tiga diantaranya disepakati , yaitu
nisab, haul, dan adanya niat melakukan perdagangan. Sedangkan
syarat-syarat yang lainnya merupakan tambahan dari setiap
mazhab. Syarat-syarat zakat perdagangan tersebut ialah sebagai
berikut :
Pertama nisab, harta harga perdagangan harus telah mencapai
nisab emas atau perak yang dibentuk, harga tersebut disesuaikan
dengan harga yang berlaku disetiap daerah. Jika suatu daerah tidak
memiliki ketentuan harga emas atau perak, harga barang dagangan
tersebut disesuaikan dengan harga yang berlaku didaerah yang
dekat dengan daerah tersebut.
Mengenai syarat ini, Mazhab Maliki berpendapat bahwa
apabila seorang pedagang merupakan seorang muhtakir, dia wajib
menjual barang-barang dagangannya dengan nisab emas dan
19
perak.Tetapi jika dia merupakan seorang mudir (orang yang
menjual dan membeli tanpa menunggu waktu dan tidak terikat
dengan haul), maka mereka wajib menjual barang-barang
dagangannya dengan berapapun jumlah emas atau perak tersebut
kendatipun hanya 1 dirham.Adapun muhtakhir (pedagang membeli
barang-barang dagangannya dan menjualnya menunggu saat
harganya telah naik), atau selain mudir (orang yang berjual beli
tanpa menunggu waktu tertentu).Pedagang seperti ini tidak wajib
mengeluarkan zakat sebelum barang dagangannya dijual.
Kedua, haul. Harga harta dagangan, bukan harta itu sendiri,
harus telah mencapai haul, terhitung sejak dimilikinya harta
tersebut. Yang menjadi ukuran dalam hal ini, menurut Mazhab
Hanafi dan Maliki (untuk selain mudir), ialah tercapainya dua sisi
haul bukan pertengahannya. Sisi permulaan haul dimaksudkan
sebagai telah didapatinya harta yang wajib dizakati, dan sisi
akhirnya dimaksudkan sebagai pewajiban. Menurut Mazhab Syafi‟i
yang menjadi ukura dalam hal ini ialah akhir haul sebab pada saat
ini lah zakat diwajibkan.
Adapun menurut Mazhab Hambali, yang menjadi ukuran
dalam hal ini ialah sampainya nisab pada semua haul. Kekurangan
yang sedikit dalam nisab pada pertengahan haul, misalnya selama
setengah hari, tidak mmempengaruhi diwajibkannya zakat.
20
Maksudnya ialah bahwa zakat tidak diwajibkan sebelum
sempurnanya nisab pada awal, pertengahan dan akhir haul.
Ketiga, niat melakukan perdagangan saat membeli barang-
barang dagangan. Pemilik barang dagangan harus berniat
berdagang ketika membelinya.Adapun jika niat dilakukan setelah
harta dimiliki, niatnya harus dilakukan ketika kegiatan perdagangan
dimulai.Mazhab Syafi‟i mensyaratkan agar seseorang berniat
melakukan perdagangan ketika transaksi berlagngsung atau ketika
dia masih berada di tempat transaksi.
Keempat, barang dagangan dimiliki melalui
pertukaran.Jumhur, selain Mazhab Hanafi, mensyaratkan agar
barang-barang dagangan dimiliki melalui pertukaran, seperti jual
beli atau sewa menyewa.Dengan demikian, jika barang-barang
dagangan dimiliki melalui pertukaran, didalamnya tidak ada
kewajiban zakat, seperti halnya warisan, khulu‟, hibah, dan
sedekah.Mazhab Maliki menambahkan agar barang dagangan
dimiliki melalui penukaran dengan naqd (uang, atau emas dan
perak) bukan jenis hibah atau warisan.
Kelima, harta dagangan tidak dimaksudkan sebagai
“qunyah”(sengaja dimanfaatkan oleh diri sendiri dan tidak
diperdagangkan). Inilah syarat yang dikemukakan oleh Mazhab
Maliki, Syafi‟i dan Hambali.Apabila seseorang bermaksud
melakukan qunyah terhadap hartanya, haulnya terputus.Sehingga
21
apabila setelah itu dia hendak melakukan perdagangan, dia harus
memperbarui niatnya.
Keenam, pada saat perjalanan haul, semua harta perdagangan
tidak menjadi uang yang jumlahnya kurang dari nisab. Hal ini
merupakan syarat lain yang dikemukakan oleh Mazhab Syafi‟i,
dengan demikian, jika semua harta perdagangan menjadi uang,
sedangkan jumlahnya tidak mencapai nisab, haulnya terputus.
Syarat ini tidak disyaratkan oleh mazhab lainnya.
Ketujuh, zakat tidak berkaitan dengan barang dagangan itu
sendiri.Hal ini disyaratkan oleh Mazahab Maliki. Dengan
demikian, jika harta yang diperdagangkan berupa harta-harta yang
nisab dan zakatnya telah ada ketentuanyya sendiri, seperti emas,
perak, binatang ternak (unta, sapi, dan kambing), dan harts,maka
zakatnya wajib dikeluarkan seperti halnya zakat naqdayn (emas
dan perak), binatang ternak, dan harts.
Ketentuan wajib zakat pada harta perdagangan apabila telah
mencapai nisab dan haul. Adapun nisab-Nya adalah seharga 20
misqal emas atau 200 dirham perak atau 85 gram emas murn,
sedangkan kadar zakatnya 2,5%.
b. Zakat Pertanian
Zakat pertanian, dalam bahasa arab sering disebut dengan
istilah saz-zuru‟ wa ats-tsimar (tanaman dan buah-buahan) atau
an-nabitau al-kharij min al-ardh yang tumbuh dan keluar dari
22
bumi), yaitu zakat hasil bumi yang berupa biji-bijian, sayur-
sayuran, dan buah-buahan sesuai dengan yang ditetapkan dalam al-
Qur‟an, as-Sunnah dan ijma‟ Ulama.26
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang bernilai ekonomis seperti; biji-bijian (jagung, kedelai) ;umbi-
umbian (ubi kentang, ubi kayu, ubi jalar, jahe) sayur-sayuran
(bawang, mentimun, kol, wortel, petai, bayam, sawai, cabai); buah-
buahan (kelapa, pisang, durian, rambutan, duku, salak, apel, jeruk,
pepaya, nanas, kelapa sawit, mangga, alpukat, lada, pinang);
tanaman hias (anggrek, segala jenis bunga termasuk cengkeh);
rumput-rumputan, kacang-kacangan; kacang hijau, kedelai, kacang
tanah. Sumber zakat pertanian adalah seluruh hasil bersih
pertanian.27
terdapat berbagai pendapat mazhab terkait dengan zakat
pertanian yaitu :
1. Ibnu Umar dan segolongan Ulama Salaf: Zakat Wajib atas
Empat Jenis Makanan
Ibnu Umar dan sebagian tabi‟in serta sebagian ulama sesudah
mereka berpendapat bahwa zakat wajib atas dua jenis biji-bijian
26
Ainiah abdullah, “Model perhitungan zakat pertanian, “ At-Tawassuth, Vol. II. No.1,
(2017), hlm.72 27
Widi Nopiardo, Afriani, dan Rizal Fahlefi, “Pelaksanaan zakat pertanian,” Al-Masraf:
jurnal lembaga keuangan dan perbankan, Vol.3 No.1 Januari-Juni,hlm. 33
23
yaitu gandum (hintah) dan sejenis gandum lain (syair) dan dua
jenis buah-buahan yaitu kurma dan anggur.28
2. Malik dan Syafi‟i: Zakat atas Seluruh Makanan dan yang Dapat
Disimpan:
Malik dan Syafi‟i berpendapat bahwa zakat wajib atas segala
makanan yang dimakan dan disimpan, bijian dan buahan kering
seperti gandum, bijinya, jagung, padi, dan sejenisnya.Yang
dimaksud dengan makanan adalah sesuatu yang dijadikan
makanan pokok oleh manusia pada saat normal bukan dalam
masa luar biasa.Oleh karena itu menurut mazhab Maliki dan
mazhab syafi‟I, pala, badam, kemiri, kenari, dan sejenisnya
tidaklah wajib zakat, sekalipun dapat disimpan karena tidak
menjadi makanan pokok manusia.Begitu juga tidak wajib zakat,
jambu, delima, buah per, buah kayu, prem, dan sejenisnya,
karena tidaklah kering dan disimpan.29
3. Pendapat Ahmad tentang semua yang kering, tetap, dan
Timbang:
Pendapat Ahamad beragam, yang terpenting dan terkenal adalah
seperti yang terdapat dalam al-Mughni “Zakat wajib atas bijian
dan buahan yang memiliki sifat-sifat ditimbang, tetap, dan
kering yang menjadi perhatian manusia bila tumbuh ditanahnya,
28
DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.332 29
DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.333
24
berupa makanan pokok seperti gandum, sebangsa gandum,
sorgum, padi, jagung, padi-padian; berupa kacang-kacangan
seperti kacang tanah, miju-miju, kacang polong Hindi, dan
kedele; berupa bumbu-bumbuan seperti jintan putih dan jemuju;
berupa biji-bijian seperti rami, mentimun, dan kundur; berupa
bijian sayur seperti lada, biji kol, sejenis gandum , turmus,
bijian, dan semua biji-bijian. Termasuk juga buah-buahan yang
mempunyai sifat-sifat diatas seperti kurma, anggur, apricot,
buah badam, kenari hijau, dan buah buduk, (venetian). Dengan
demikian Ahmad tidak mempersyaratkan adanya unsur
“ditanam dengan sengaja”, seperti mazhab sebelumnya di atas.30
4. Abu Hanifah
Abu Hanifah berpendapat bahwa semua hasil tanaman, yaitu
yang dimaksudkan untuk mengeksploatasi dan memperoleh
penghasilan dari penanamannya. Oleh karena itu
dikecualikannya kayu api, ganja, bambu, oleh karena tidak bisa
ditanam orang, bahkan dibersihkan dari semuanya itu. Tetapi
bila seseorang sengaja menanami tanahnya dengan bambu,
kayu, atau ganja, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya.
Ia tidak mempersyaratkan semuanya itu harus berupa makanan
pokok, kering, bisa disimpan, bisa ditakar, dan bisa dimakan.
Oleh karena itu Daud Zahiri dan kawan-kawannya, kecuali Ibnu
30
DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.335
25
Hazm, mengatakan bahwa semua tanaman wajib zakat tanpa
kecuali. Demikian itu adalah juga pendapat Nakha‟i, dalam
salah satu dua riwayat tentangnya, Umar bin Abdul Aziz,
Mujahid, dan Hamad bin Abu Sulaiman.31
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas
Pendapat yang paling kuat untuk kita pegang adalah
pendapat Abu Hanifah yang bersumber dari penegasan Umar
bin Abdul Aziz, Mutjahid, Hamad, Daud, dan Nakha‟i, bahwa
semua tanaman wajib zakat. Hal itu didukung oleh keumuman
cakupan pengertian nash-nash Qur‟an dan hadis, dan sesuai
dengan hikmah satu syariat diturunkan.Sedangkan apabila zakat
hanya diwajibkan kepada petani gandum atau jagung misalnya,
dan pemilik-pemilik kebun jeruk, mangga, dan apel yang luas-
luas tidak diwajibkan, maka hal itu tidak mencapai maksud atau
hikmah syariat yang diturunkan.32
c. Dasar hukum
1. Qs.Al-Baqarah: 267
31
DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.336 32
DR. Yusuf Qardawi., “Hukum Zakat”., (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa 2007)
hal.337
26
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. 33
2. Qs. Al-An‟aam: 141
Artinya:
Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama rasanya, makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya 9dengan disedekahkan kepada
33
Al-Baqarah (2) : 267
27
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya allah tidak suka orang yang berlebih-lebihan .34
d. Nisab zakat Pertanian
Nisab adalah batas jumlah yang terkena wajib zakat. Zakat
hasil pertanian tidak disyaratkan mencapai senisab, tetapi setiap
kali panen harus di keluarkan zakatnya, sedangkan panen hasil
pertanian ada yang sekali setahun, ada yang dua kali, dan ada yang
tiga kali. Setiap kali panen yang hasilnya mencapai nisab wajib
dikeluarkan zakatnya dan yang kurang mencapai nisab maka tidak
dikenakan zakat. Tetapi hasil panen dikumpulkan dengan hasil
panen yang lainnya guna mengejar nisab.35
Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq yang setara dengan 653
kg gabah/520 kg beras. Jika hasil pertanian merupakan makanan
pokok seperti beras, jagung, gandum, kurma dan lai-lain maka
nisabnya setara dengan 653 kg gabah/520 kg beras dari hasil
pertanian tersebut, tetapi jika hasil pertanian berupa buah-buahan,
sayur-sayuran, daun, bunga dan lain-lainnya maka, nisabnya
disetarakan dengan makanan pokok yang paling utama di negara
yang bersangkutan. Sistem pertanian dewasa ini komponen biaya
yang dikeluarkan oleh petani tidak hanya sekedar air tetapi biaya-
biaya lain seperti insektisida, pmupuk, perawatan, dan lain-lain.
Oleh karena itu kadar zakat tanaman dan buah-buahan yang wajib
34
Al-An‟aam (6) : 141 35
Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran
zakat pertanian padi di desa bontomacinna”,laa maisyir. Vol.5 No.1, juni 2017, hal.47
28
diksseluarkan berbeda-beda mengikuti sistem yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air (pengairan). 36
3. Faktor-Faktor Penyebab Petani Kelapa Sawit Tidak
Mengeluarkan Zakat Pertanian
a. Pemahaman
Yang dimaksud dengan pemahaman disini adalah pengertian
masyarakat atau umat islam tentang zakat. Pengertian mereka
sangat terbatas kalau dibandingkan dengan pengertian mereka
tentang shalat dan puasa, misalnya ini disebabkan karena
pendidikan keagamaan islam dimasa lampau kurang menjelaskan
pengertian dan masalah zakat. Akibatnya kurang paham sebagaian
umat islam kurang pula pelaksanaannya.
Sikap kurang percaya terhadap penyelenggaraan zakat
sesungguhnya ditujukan kepada orang atau sekelompok orang yang
mengurus zakat seperti kurang percanya orang terhadap
penyelenggaraan zakat karena kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh pengurusnya. Salah satu dampaknya adalah ketidakpuasan
muzakki dalam menggunakan jasa untuk menyalurkan kewajiban
zakatnya sehingga menimbulkan sebuah alternatif perilaku dalam
penyaluran zakat yaitu penyaluran zakat yang dilakukan secara
individu dimana muzakki akan mencari mustahik secara individu
pula.
36
Widi Nopiardo, Afriani, Rizal fahlefi, “pelaksanaan zakat pertanian,” Al- Masraf , . . . ,
hal.33
29
Sikap tradisional penghambat lain adalah kebiasaan para wajib
zakat terutama dipedesaan menyerahkan zakatnya tidak kepada
kedelapan kelompok atau beberapa dari golongan yang berhak
menerima zakat tetapi kepada pemimpin agama setempat.
Pemimpin agama tidak bertindak sebagai amil yang berkewajiban
membagikan atau menyalurkan zakat tetapi bertindak sebagai
mustahik (golongan penerima zakat) sendiri dalam kategori
sabilillah yakni orang yang berjuang dijalan allah. Cara dan sikap
ini tidak sepenuhnya salah namun sikap tersebut seyogyanya
ditinggalkan diantaranya untuk menghindari penumpukan zakat
pada orang tertentu, padahal salah satu dari tujuan zakat
pemerataan rezeki untuk mencapai keadilan sosial.37
b. Kesadaran
Zakat merupakan kewajiban maliyah dan salah satu rukun
islam yang hanif. Ini juga diperhitungkan sebagai salah satu
pondasi sistem keuangan dan eknomi islam, yang mana zakat
mempresentasikan zakat sebagai sumber utama dalam pembiayaan
adh-dhamanal-ijtima‟i (jaminan sosial), jihad dalam jalanan allah
sebagaimana juga ikut andil dalam pencapaian pertumbuhan
ekonomi dan keunggulan politik. Ketika para pemimpin umat islam
menyingkirkan penerapan zakat dan orang kaya tidak mau
37
Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran
zakatt pertanian padi di desa bontomacinna”,. . ., hal.43
30
membayarnya, Allah SWTmemberi bala kepada mereka dengan
menghapus barakah dan hidup yang sempit.38
Kesadaran, secara harfiah sama artinya dengan mawas diri,
yaitu kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penih
terhadap stimulus internal dan eksternal. Kesadaran juga mencakup
pemikiran secara samar-samar yang disadari oleh individu
sehingga perhatiannya dapat focus atau terpusat. Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting dalam mendorong kesadaran
manusia untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan hati
nuraninya.Kesadara dalam hal ini adalah kesadaran dalam
melakukan kebaikan.Kesadaran juga dapat diasah melalui
pengalaman-pengalaman yang didapat dari masyarakat.Kesadaran
ini muncul karena stimulus eksternal.Sebaliknya, kesadaran yang
muncul dari kondisi internal adalah kesadaran yang muncul dari
diri sendiri, hati nurani yang sudah di bekali dengan pendidikan
spirituan keagamaan maupun tentang nilai-nilai dan norma-norma
kemanusiaan.39
Kurangnya kesadaran dari umat islam sendiri dalam
menunaikan zakat masih sangat rendah walaupun rata-rata orang
islam menyadari akan pentingnya zakat jika dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Orang islam rata-rata lebih rajin
38
Salma, skripsi:”peranan hasil pertanian kelapa sawit terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat dalam perspektif ekonomi islam”...., hlm. 32 39
Eri yanti nasution, penngaruh pedidikan ,”pendapatan dan kesadaran terhadap minat
masyarakat membayar zakat di badan amil zakat nasional”, Jurnal ilmu ekonomi dan studi
pembangunan, Vol. 17 No. 2, 2017, hal. 152
31
bersembahyang, puasa dan naik haji dari pada membayar zakat. Ini
salah satu dari ciri bahwa tingkat keimanannya sebenarnya masih
rendah, dan pertanda sifat kikir dan tamak masih kuat melekat pada
mereka. sementara itu menurut Daud Ali, kesadaran umat islam
yang cukup tinggi dalam mengeluarkan zakat baru tampak dalam
penuaian zakat fitrah, sedangkan kesadaran yang sama untuk
mengeluarkan zakat harta (zakat mal) masih sedikit. 40
c. Pendapatan
Pendapatan ialah tambahan harta yang diperoleh dari sumber
yang diketahui dan bersifat tetap. Sumber pendapatan dapat
bersifat material , seperti tanah atau non material seperti pekerjaan
atau bisa dari keduanya. Sehingga pendapatan terbagi atas
pennghasilan, gaji/upah dan keuntungan.
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima
pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses
produksi. Masing-masing faktor prodiuksi seperti: tanah akan
memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan
memperoleh balas jasa berupa gaji/upah dan keahlian termasuk
para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk
laba.41
40
Magfira dan Thamrin Logawali, “kesadaran masyarkat dalam melakukan pembayaran
zakat pertanian padi di desa bontomacinna”,laa maisyir,. . ., hal.44 41
M. Abdul Rouf, Skripsi: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat
membayar zakat di rumah zakat di cabang semarang” (Semarang: IAIN Walisongo, 2011), hlm.43
32
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima
seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan upah merupakan kata lain dari gajii
yaang sering kali ditunjukan kepada pegawai tertentu, biasanya
pegawai bagian operasi.
Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan yang
berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan
kerja (labour income), sedangkan pendapatan dari selain tenaga
kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labour
income). Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan
tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu
mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai output tertentu
umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain.42
Oleh karena itu perhitungan pendapatan migran dipergunakan
beberapa pendekatan yakni tergantung pada lapangan pekerjaanya.
Untuk yang bekerja dan menerima balas jasa berupa upah atau gaji
dipergunakan pendekatan pendapatan (income approach), bagi
yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung dengan
melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja
sebagai petani, pendapatannya dihitung dengan pendekatan
produksi (production approach). Dengan demikian berdasarkan
42
Ibid., 44
33
pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja migran telah
terkandung balas jasa untuk skill yang dimilikinya.
Ada beberapa alternatif penjelasan mengenai hubungan antara
konsumsi dengan pendapatan. Apabila tingkat pendapatan
meningkat maka konsumsi juga akan meningkat, tetapi dengan
proporsi yang lebih kecil.
Dengan demikian, pendapat seseorang sangat mempengaruhi
untuk mengeluarkan zakat. Karena pendapatan memiliki hubungan
mengenai apakah harta tersebut sudah mencapai nisab atau belum,
disamping pula berpengaruh terhadap besar jumlah zakat yang
akan dikeluarkan oleh muzakki.43
G. Tinjauan Pustaka
Berikut beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan
tinjauan pustaka:
Tabel 1.4
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Ayu pertiwi Faktor-faktor yang
mempengaruhi petani
membayar zakat
petanian di kabupaten
bebumen
Variabel independen
(constant, penghargaan,
shalat, kepuasan diri, d
pemahaman zakat)
berpengaruh nyata atau
signifikan terhadap
variabel dependen
(keimanan, alturisme,
tingkat pendidikan,
dummy pengajian.
43
M. Abdul Rouf, Skripsi: “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat
membayar zakat di rumah zakat di cabang semarang”. . . , hlm.43
34
2. Salma Peranan hasil
pertanian kelapa sawit
terhadap peningkatan
ekonomi masyarakat
dalam perspektif
ekonomi islam di desa
karossa kecamatan
karossa kabupaten
mamuju tengah
Dapat diketahui bahwa
pertanian kelapa sawit
memberikan peranan
terhadap perekonomian
di Desa Karossa. Peranan
ekonomi yang dominan
dirasakan adalah adanya
peningkatan penghasilan
yang sangat membantu
masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.
Dari segi islam petani
juga sudah mengeluarkan
yang namanya zakat
pertanian. Adanya pola
pikir yang berubah dari
petani karena sudah sadar
akan tanggung jawab
untuk melakukan zakat.
3. Amalia Agustin
syn
Analisis faktor yang
mempengaruhi petani
kelapa sawit dalam
membayar zakat hasil
perkebunan di
kabupaten labuhan
batu selatan
Potensi zakat pada tahun
2014 mencapai 25.6
miliar rupiah, tahun 2015
mencapai 21.6 miliar
rupiah, dan tahun 2016
mencapai 370.4 miliar
rupiah. Hal ini
didapatkan komoditas
kemudian dikeluarkan
2.5 persen. Potensi yang
besar tersebut dapat
menjadi solusi untuk
meningkatkan taraf
ekonomi mustahik.
4 Widi Nopiardo,
Afriani, Rizal
Fahlefi
Pelaksanaan zakat
pertanian (studi kasus
petani bawang
dinagari kampong
kampong batu dalam
kecamatan danau
kembar kabupaten
solok)
Pelaksananaan zakat
pertanian bawang
dilakukan oleh petani
pada setiap kali panen
dua sampai tiga kali
panen. Zakat disalurkan
dalam bentuk uang dan
barang serta bawang
diberikan kepada pekerja
yang dianggap berhak
menerima zakat.
Masyarakat nagari
35
kampong batu dalam
mayoritas mengetahui
adanya zakat pertanian,
akan tetapi mereka tidak
memahami ketentuan
dalam zakat mereka.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah: pertama,
penelitian ini dengan penelitian ini menggunakan menggunakan metode kualitatif
sedangkan penelitian terdahulu menggunakan metode kuantitatif. Kedua, tempat
penelitian yaitu desa harapan makmur. Dengan demikian bahwa penelitian tentang
faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak mengeluarkan zakat pertanian
merupakan penelitian yang belum pernah di lakukan di desa harapan makmur.
36
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah
pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan
dll.44
Sedangkan deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka.Selain itu semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap obyek yang sudah diteliti.
Data yang mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan,
lapangan, dokumen dan sebagainya tersebut dideskripsikan sehingga
dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.45
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian berlokasi di Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau
Rasau. Subjek penelitian adalah petani muslim Desa Harapan Makmur.
Sedangkan untuk waktu penelitian akan dilakukan kurang lebih 2
bulan.
44
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Putra 2009), hal
6 45
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta; PT. Rafindo Persada 1997) hal. 66
37
C. Jenis dan Dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari
sumber asli.46
dalam penelitian ini penulis mendapatkan data primer
dari lapangan, yaitu dari Tokoh Agama dan Petani Kelapa Sawit
Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau. Data ini
merupan data utama yang penulis gunakan untuk mencari informasi
mengenai faktor-faktor penyebab petani kelapa sawit tidak
mengeluarkan zakat perkebunan dan bagaimana pengetahuan
masyarakat tentang zakat perkebunan.
b. Data Sekunder
Selain data primer, sebagai pendukung dalam penelitian ini
penulis juga menggunakan data sekunder.Data sekunder adalah
data yang diperoleh dari sumber eksternal maupun internal.47
Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data dari perpustakaan,
buku-buku literature dan data sekunder yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada dilembaga-lembaga yang berkaitan
dengan masalah. Data yang diperoleh dari lembaga atau pun
instansi yaitu dari kantor kelurahan desa Harapan Makmur.
46
Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kualitatif, (Jakarta; Raja
Grafindo Persada,2004) hlm.102 47
Ibid., hlm.103
38
D. Objek dan Subjek Penelitian
a. Objek Penelitian
objek penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
atas: Objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.48
Dari objek tersebut diambil
contoh subjek yang diharapkan dan dapat mewakili objek.Adapun
jumlah objek dalam penelitian ini adalah 806 yaitu para petani
karet yang ada di Desa Harapan Makmur.
b. Subjek Penelitian
Subjek adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh objek tersebut. Bila objek besar, dan penelitian tidak mungkin
mempelajari semua yang ada di objek besar, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat
menggunakan subjek yang diambil dari populasi itu, apa yang
dipelajari oleh subjek itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukannya oleh objek. Untuk itu subjek yang diambil dari
objek harus betul-betul Representatif (mewakili).49
Dalam menetukan subjek pada penelitian ini menggunakan
metode Nonprobabilty sampling yang memilih orang-orang yang
terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri khusus yang dimiliki oleh
subjek yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung Alfabet,
2017), hlm. 117 49
Ibid, hlm. 118
39
ciri atau sifat-sifat objek yang diketahui sebelumnya.50
Dalam
nonprobability sampling setiap unsur dalam objek tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai subjek.51
Dari jumlah
objek sebagaimana yang tertera diatas adalah 806 maka yang
diambil sebagai subjek adalah 11 dengan alasan 11 orang tersebut
yang merupakan petani kelapa sawit yang memiliki lahan luas
yang penghasilannya sudah mencapai nisab dan tidak membayar
zakat hasil perkebunan sehingga di anggap lebih resfresentatif
untuk mewakili objek.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian kualitatif, observasi dipahami sebagai
pengamatan langsung terhadap objek, untuk mengetahui
kebenarannya, situasi, kondisi, konteks, ruang, serta maknanya
dalam upaya pengumpulan data.
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung pada
petani kelapa sawit di Desa Harapan Makmur untuk mengamati
objek penelitian secara langsung dan lebih mendalam guna
mendapatkan informasi.
50
Muhammad, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta, Rajawali Pres), 2008, hlm.175 51
Ibid, hlm.173
40
b. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan
mengadakan Tanya jawab langsung oleh objek yang diteliti.52
Metode (interview) yaitu adalah proses Tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi yang diberikan.53
Sedangkan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur yaitu proses wawancara dimana
peneliti bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternative jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
tersetuktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
penulis mencatatnya. Tujuannya untuk mendapatkan informasi
yang menyangkut karakteristik atau sifat permasalahan dari objek
penelitian. Yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah
petani kelapa sawit.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, (life historis), cerita,
biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar
52
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung Alfabet,
2017), hlm, 145 53
Ibid, hlm. 138
41
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lain.Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.54
Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan melalui
penulis yang berkenaan dengan penelitian, maka dengan ini penulis
menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang
petani kelapa sawit dalam membayar zakat perkebunan di Desa
Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau.
F. Teknik Analisis Data
Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisis
digunakan teknik deskriptif analisis yaitu teknik untuk
menggambarkan atau menjelaskan data yang terkait dengan
pembahasan, dimana teknik ini menggambarkan tentang Faktor-Faktor
penyebab petani kelapa sawit tidak membayar zakat perkebunan dan
pengetahuan masyarakat tentang zakat perkebunan. Untuk
mendapatkan data yang lebih akurat perlu adanya pengelolahan data
sebagai berikut:
54
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung alphabet,
2017), hlm.240
42
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Pada tahap ini adalah mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang
penting dicari tema dan polanya.55
b. Data Display (Penyajian Data)
Pada tahap ini penulis mensinkronkan hubungan antara data
yang satu dengan data yang lainnya.Dalam artian penulis
mengorganisir data kemudian menghubungkan data data tersebut
secara terstruktur sesuai dengan tujuan peneliti.
c. Verivikasi Data
Pada tahap ini penulis mulai melakukan analisis
permasalahan dengan melakukan penafsiran terhadap data yang
telah diorganisir, sehingga dari tahap ini peneliti akan memperoleh
jawaban dari apa yang terdapat pada rumusan masalah.
55
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandug alphabet, 2017),
hlm 247
43
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Harapan Makmur
Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur merupakan desa Tranmigrasi tahun 1972. Sesuai dengan
namanya Harapan Makmur, karena desa ini sampai dengan tahun 1984
merupakan salah satu dari beberapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(duku Kabupaten Tanjung Jabung), merupakan produsen beras terbesar
Jambi.Namun, julukan sebagai desa penghasil beras saat ini tinggal kenangan,
karena lahan-lahan pertanian pangan telah berubah fungsi menjadi kebun
kelapa sawit.
Seperti desa-desa transmigrasi lainnya, penduduk desa Harapan
Makmur 85 berasal dari jawa tengah dan jawa barat, sisanya adalah penduduk
asli dan sebagai pendatang baru tahun 2000an setelah desa Harapan Makmur
mulai berkembang.
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Harapan
Makmur
Sesuai dengan Undang-Undang No.6 tentang desa, struktur organisasi
pemerintahan desa mengalami perubahan atau pergeseran. Jika dalam
Undang-Undang Desa lama yakni No. 6 Tahun 2014 struktur organisasi
pemerintahan desa utamanya perangkat desa diatur maksimal hingga 5
jabatan Kepala Urusan (KAUR), akan tetapi dalam Undang-Undang No.6
Tahun 2014 terjadi perubahan yakni posisi KAUR ditetapkan maksimal 3
44
orang, dan 3 lainnya merupakannya jabatan teknis yang berada di bawah
kepala desa.
Diakui atau tidak, ketentuan baru tersebut jelas akan memunculkan
kekhawatiran dari perangkat desa. Pasalnya posisinya sebagai KAUR sudah
tidak lagi dibutuhkan Namun terkait dengan hal tersebut, pemerintah
menjamin bahwa tidak aka nada PHK masal untuk perangkat desa.
Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 84 Tahun 2015 tentang susunan
organisasi dan tatakerja (SOT) Pemerintah Desa telah diterbitkan dan ini
merupakan tindaklanjut dari Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Dalam
pemerdagri ini terdapat beberapa perbedaan dengan SOT pemerintah Desa
terdahulu, dimana dalam SOT ini terdapat Kepala Seksi (Kasi) sebagai
pelaksana operasional, yang maksimal terdiri dari 3 kasi yaitu kasi perintahan
kasi kesejahteraan dan kasi pelayanan, dalam satuan tuggas pelaksanaan
teknis.
45
Gambar 1
Struktur Pemerintahan Desa Harapan Makmur
KEPALA DESA
HM. SIAHAAN,A.Md
SEKRETARIS DESA
DARMADI
KEPALA KEUANGAN
EKO SAPRIYANTO
KEPALA URUSAN
UMUM DAN
PERENCANAAN
PUJI ASTUTI
KASI
KESEJAHTERA
AN DAN
PELAYANAN
YANTI
LESTARI
KASI
PEMERINTA
HAN
YULI
SUPRIHATIN
KEPALA DUSUN II
SANUDIN
KEPALA DUSUN III
NURYANTO
KEPALA DUSUN IV
ALI ROMADHON
KEPALA DUSUN I
ALI IMRON
46
C. Keadaan Topografi dan Luas, Batas Wilayah Desa
a. Keadaan Topografi
Secara topografi, desa Harapan Makmur terletak di daratan rendah
pantai timur Sumatra, berada pada ketinggian antara 2-11 meter di atas
permukaan laut (mdpl) dengan garis-garis kontur yang tidak terlalu rapat,
berada dalam kawasan dataran rendah pesisir. Hamper seluruh wilayah
desa Harapan Makmur nyaris tanpa kemiringan yang berarti. Kelerengan
(slopes) di desa ini hanya berkisar 0-8%.
Desa Harapan Makmur adalah salah satu desa dalam wilayah
Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi
Jambi. Secara geografis, Desa Harapan Makmur terletak dalam kuadran
104o0‟0”- 104
o24‟0” Bujur Timur (E) serta 0
o54‟0” – 1
o12‟00” Lintang
Selatan (S), yakni di bagian pantai timur bagian tengah Pulau Sumatra
dengan titik koordinat S 01 09 „3,97 – E 104 02‟51,1
b. Luas, Batas Wilayah
Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan menemukan adanya
perbedaan garis batas dan luas wilayah desa disbanding dengan peta remi
dari Kementrian Dalam Negeri tahun 2010, terutama pada sisi utara,
selatan, dan barat. Namun, Pemerintah Desa Harapan Makmur serta
pemerintah dan warga desa-desa sekitarnya mengakui bahwa hasil
penelusuran lapangan itulah yang merupakan batas sesungguhnya antar
desa-desa mereka.Atas dasar pengakuan tersebut, maka luas wilayah Desa
Harapan Makmur adalah 19,336 km2 atau 1.933,6 hektar.
47
Secara administrative, Desa Harapan Makmur berbatasan langsung
dengan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bangun Karya dan Bandar
Jaya
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tri Mulya dan Lambur II
- Sebelah Utara Bersebelahan dengan Desa Sungai Dusun
- Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Desa Marga Mulya
c. Kependudukan
Data komposisi penduduk sangat penting untuk perencanaan
pemerintah dalam segala bidang maupun dalam dunia usaha.Jika
dihubungkan dengan kesejahteraan masyarakat maka, kesejahteraan
masyarakat diukur dari beberapa indikator, dimana indikator
kesejahteraan merupakan ukuran ketercapaian masyarakat dimana
masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidan dan berkembang atau
tidak.
Jumlah penduduk merupakan
salah satu factor utama yang menentukan kualitas perkembangan
sumber daya manusia didalam masyarakat.Jumlah penduduk dapat
dijadikan ukuran atas keberhasilan pembangunan dalam perkembangan
kependudukan didalam suatu daerah.Berikut adalah data perkembangan
penduduk Desa Harapan Makmur tahun 2018 dan jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin.
48
Tabel 3.1
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah Jiwa Jumlah Jiwa Berdasarkan Jenis
Kelamin
2.984 Laki-laki : 1.528
Perempuan : 1.456
D. Visi dan Misi
a. Visi
“Bersama membangun harapan makmur yang sejahtera, aman, adil dan
mandiri”
b. Misi
1. Membangun data Pemerintahan Desa yang baik dengan menerapkan
kaidah kaidah Good Governance.
2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima.
3. Memberdaya masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas kepada
4. masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi dan
mengupayakan pemecahan yang terbaik kepada tahap perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan.
5. Membangun sarana dan prasarana desa menjadi kenyamanan dengan
memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
6. Menciptakan lingkungan kehidupan desa yang dinamis dalam
mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.
49
E. Keadaan Masyarakat
a. Agama
Penduduk desa Harapan Makmur 96% beragama islam, sisanya
yaitu 4% beragama Kristen. Walaupun islam sebagai agama mayoritas
yang dianut oleh penduduk desa Harapan Makmur namun Kehidupan
toleransinya cukup baik.Sedangkan tempat beribadah hanya ada
masjid, sedangkan gereja tidak ada di Desa Harapan Makmur jadi
masyarakat yang beragama Kristen untuk beribadah ke desa tetangga.
Untuk masjid dan mushola/surau yang ada di Desa Harapan Makmur
berjumlah 12 Masjid dan mushola ataun surau berjumlah 9 mushola.
Tabel 3.2
Data Keagamaan Desa Harapan Makmur
NO Nama Agama Jumlah Pemeluk
1 Islam 2912
2 Kristen 25
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan formal warga Desa Harapan Makmur pada
dasarnya cukup baik, hampir separuhnya pernah sekolah dan lulus
sampai tingkat sekolah Dasar dan tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Selain terus melanjutkan sampai jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Walaupun dalam studi masih
ditemukan penduduk yang buta huruf pada orang-orang tua lanjut usia
di atas 60 tahun.
50
Tabel 3.3
Jumlah Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Nama Pendidikan Jumlah Petani
1 SD 164 Orang
2 SMP/MTS 143 Orang
3 SMA/MA 110 Orang
4 Perguruan Tinggi 73 Orang
5 Non Pendidikan (Tidak
Sekolah)
316 Orang
c. Kesehatan
Kesehatan memberikan peranan penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia untuk menompang pertumbuhan
ekonomi.Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan
rakyat yang dapat menggambarkan tingkat kesehatan masyarakat
sehubungan dengan kualitas kehidupannya.Pembangunan dibidang
kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata.
Untuk kesehatan di Desa Harapan Makmur terdapat prasarana
kesehatan yang terdiri dari posyandu dan rumah bersalin. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.4
Jumlah Prasaran Kesehatan
NO Prasarana Kesehatan Jumlah
1 Posyandu 2
2 Rumah bersalin 1
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Zakat Perkebunan di Desa Harapan Makmur
Perlu di ketahui bahwa zakat adalah ibadah wajib seseorang muslim
yang berkaitan dengan harta benda, sehingga seseorang yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu dituntut untuk melaksanakannya, karena
pada hakekatnya harta itu milik allah SWT, sementara manusia sebagai
khalifah, maka manusia wajib melaksanakan perintah Allah SWT
mengenai hartanya.
Untuk mengetahui bagaimana potensi zakat perkebunan yang ada di
Desa Harapan Makmur Kecamatan Rantau Rasau, perlu adanya
pengklarifikasian yaitu sebagai berikut:
1. Jenis Tanaman
Seperti yang dijelaskan di awal mengenai jenis tanaman yang wajib
di keluarkan zakatnya bahwa terdapat perbedaan pendapat diantara
ulamamazhab, maka dari perbedaan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendapat yang paling kuat untuk kita pegang
adalah pendapat Abu Hanifah yang bersumber dari penegasan Umar
bin Abdul Aziz, Mutjahid, Hamad, Daud, dan Nakha‟i, bahwa semua
tanaman wajib zakat. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak
turimin selaku Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur berikut ini:
52
“Menurut saya hasil perkebunan kelapa sawit wajib dikeluarkan
zakatnya. karenatanaman yang tumbuh di bumi dengan sengaja di
tanam zakatnya wajib dikeluarkan.”56
Di Desa Harapan Makmur hasil perkebunan kelapa sawit wajib
dikeluarkan zakat perkebunannya , sesuai apa yang dikatakan oleh
bapak Desa Harapan Makmur
2. Pemilik Tanaman
Perkebunan di Desa Harapan Makmur rata rata milik pribadi
masyarakat setempat seperti yang dikatakan oleh bapak Eko selaku
petani kelapa sawit dan Ketua Rt 13 Desa Harapan Makmur berikut
ini:
“iya benar bahwa kebun kelapa sawit yang ada di Desa Harapan
Makmur rata-rata milik perorangan,dan biasanya ada beberapa pemilik
kebun yang memperkerjakan orang lain untuk memanen kelapa
sawitnya.”57
Jadi kewajiban dari zakat perkebunan yaitu wajib atas pemilik
kebun atau tanah.
3. Hasil Tanaman
Hasil Tanaman yang dihasilkan oleh petani Desa Harapan Makmur
ini merujuk pada jumlah hasil yang dipanen (dalam hal ini adalah
tanaman kelapa sawit).Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Teguh,
56
Wawancara Dengan Gunawan, Tokoh Agama Desa Harapan Makmur Kec. Rantau
Rasau-Jambi, 15 Agustus 2019 57
Wawancara Dengan Eko, petani kelapa sawit sekaligus ketua Rt 13 Desa Harapan
Makmur Kec. Rantau Rasau-Jambi, 15 Agustus 2019
53
bapak Sasmoko, dan yang lainnya selaku petani kelapa sawit yaitu
sebagai berikut:
“Hasil terakhir panen yang saya dapatkan sangat tidak bagus,
karena harga kelapa sawit saat ini sangat murah, dan hasil panen
buah kelapa sawit yang saya dapatkan lebih sedikit dari
sebelumnya karena kurangnya kandungan air di dalam buah sawit
yang disebabkan musim kemarau.”58
Sebagaimana bapak Sunari selaku petani kelapa sawit juga
mengungkapkan bahwa:
“Sistem pengairan kebun mereka menggunakan air hujan dan
dalam 3 bulan sekali sawit juga di berikan pupuk.”59
Berikut zakat perkebunan yang wajib dikeluarkan oleh setiap petani
kelapa sawit yang sudah mencapai nisab
Pertama, Bapak Muhaimin memiliki pendapatannya dari hasil kebun
kelapa sawit dalam 1 tahun yaitu Rp54.000.000,- jika dilihat dari hasil
panen kelapa sawit yang diperoleh diketahui bahwa pendapatan bapak
Muhaimin telah mencapai nisab zakat perkebunan. Sehingga kalau
dihitung zakatnya secara rinci, potensi zakatnya yaitu:
Nisab = 85 gram / Rp51.000.000,-
Harga emas = Rp 600.000,-
58
Wawancara Dengan Sasmoko dan Teguh, petani kelapa sawit Desa Harapan Makmur
Kec. Rantau Rasau-Jambi, 18 Agustus 2019 59
Wawancara Dengan Sunari, Petani Kelapa Sawit Desa Harapan Makmur Kec. Rantau
Rasau-Jambi, 18 Agustus 2019
54
Pendapatan = Rp54.000.000,-/tahun
Maka, zakatnya = 2,5% x Rp54.000.000,-
= Rp 1.350.000,-
Begitu juga potensi zakat yang harus dikeluarkan oleh Bapak
Muhaimin sebesar Rp 1.350.000,-
Kedua,
Top Related