MINI PROJECT
UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI
SISWA / SISWI DI SDN 46 DUAMPANUA, KECAMATAN
DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN
Disusun Oleh:
dr. Ng Winda Hijaya
Pendamping:
dr. H. Ramli Yunus
DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS
SEBAGAI DOKTER INTERNSHIP
WAHANA PUSKESMAS LAMPA KABUPATEN PINRANG
SULAWESI SELATAN
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Anak adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil.
Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik,
mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau
usaha. Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil itu
bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini pada
anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang tua dan guru
hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak hanya membahas pada
fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan
kebiasaan dan perubahan cara pandang agar anak memiliki paradigma sehat.
Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru,
penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan
kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam
menjaga lingkungan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu dilakukan
sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang
tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,
sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajar-
mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak
seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh
karena itu penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah harus menjadi program
wajib puskemas dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dan menumbuhkan
kesadaran anak berperilaku sehat sejak dini.
2
2. Pernyataan Masalah
Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman anak sekolah dasar tentang perilaku
hidup bersih dan sehat.
Jumlah anak sekolah penderita penyakit infeksi yang terus meningkat akibat
kurangnya pengetahuan serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.
3. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian perorangan setiap siswa
dalam membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Manfaat
1. Bagi Siswa Sekolah
Meningkatkan pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga dapat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sejak
dini.
Meningkatkan status kesehatan anak, karena dengan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat mereka akan terhindar dari penyakit menular.
2. Bagi Sekolah
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.
Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik.
Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
3. Bagi Puskesmas
Pelaksanaan kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi puskesmas, karena
merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yang masih merupakan bagian
dari program puskesmas yaitu upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku hidup bersih dan sehata (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
3
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan kesadarannya
untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan
sehat di sekolah. PHBS perlu dilakukan sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit, sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan
semangat proses belajar-mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Beberapa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah:
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun itu penting karena
air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuman-kuman, sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan. Air kotor juga banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit antara lain, mencret/diare, cacingan, typhus, flu burung, dan lain-lain.
2. Jajan di kantin sekolah yang sehat.
Jajanan sehat adalah jajanan yang bersih, aman, sehat dan mengandung zat gizi seperti
karbohidrat, protein dan vitamin. Contoh jajanan sehat: gado-gado, pisang goreng,
lemper, tahu isi, singkong, bakwan, buah-buahan, dan lain-lain. Ketika kita jajan
sembarangan, kita tidak dapat memastikan apakah jajanan tersebut bersih, bergizi, sehat
dan aman. Jajanan tidak bersih dapat tercemar kuman. Jajan sembarangan tidak aman
karena kita tidak tahu apakah bahan makanan tambahan yang digunakan seperti zat
pewarna, zat pengawet, bumbu penyedap apakah aman bagi kesehatan kita.
4
3. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah sarang kuman dan bakteri penyakit. Membuang sampah pada tempatnya
menghindari tubuh supaya tidak tertular penyakit, juga menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.
4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Tujuan olahraga secara rutin adalah agar tubuh selalu bugar, untuk memelihara kesehatan
fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit, untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal. Sedangkan manfaat dari olahraga teratur adalah berat
badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik.
5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur paling tidak 6 bulan
sekali, berarti siswa dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta
status gizi: kurang, baik atau lebih. Dengan mengamati pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan dari waktu ke waktu, dapat diketahui perkembangan kesehatannya.
6. Bebaskan diri dari asap rokok
Rokok berbahaya karena pada 1 batang rokok mengandung 4000 bahan kimia dan 43
senyawa tersebut terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,
tar dan karbonmonoksida. Bahaya merokok ialah dapat menderita kanker, penyakit
jantung dan pembuluh darah, batuk-batuk yang menahun (kronik), kelainan kehamilan,
kerusakan gigi, dan kehilangan pendengaran. Cara untuk terhindari dari merokok ialah
jang pernah mencoba untuk merokok, jangan mau terbujuk oleh rayuan merokok, berani
katakan tidak kalau ada yang menawari merokok, pilih dan bergaulah dengan teman
yang tidak merokok.
7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah
Perlunya dilakukan pemberantasan jentik di sekolah adalah agar siswa terhindar dari
berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria, dan
kaki gajah, dan juga membuat lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat. Cara
memberantas jentik nyamuk yaitu dengan melakukan cara 3M, yaitu menguras tempat
5
penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air,
menguburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng
bekas, plastik, dan lain-lain. Pemeriksaan jentik berkala dan 3M dilakukan secara teratur
setiap minggu di sekolah.
8. Buang air kecil dan air besar di jamban sekolah
Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah untuk menjaga
lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang
ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya lalat yang dapat menjadi penular
penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain. Cara menggunakan jamban
dengan benar adalah menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki/alas
kaki akan mengotori jamban, kemudian menyiram bersih setelah buang air kecil dan
besar, tidak membuang sampah pada lubang jamban agar tidak tersumbat dan
mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihannya.
BAB III
METODE
3.1 Penetapan Topik Masalah
6
1) Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa-siswi SDN 46 Duampanua
Kabupaten Pinrang tentang perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah?
2) Apakah siswa/siswi SDN 46 Duampanua kabupaten Pinrang mengetahui manfaat dari
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah?
3.2 Pengumpulan Data
3.2.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data
Melakukan penyuratan ke SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang pada tanggal 26
September 2013. Kegiatan penyuluhan serta pengumpulan data dilakukan pada tanggal
28 September 2013 pukul 08.30 hingga 09.30 WITA.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa-siswi
kelas IV dan VI SDN 46 Duampanua Kabupaten Pirang tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Sekolah adalah dengan mengumpulkan data primer. Data data primer
diperoleh dalam bentuk kuesioner.
3.2.3 Populasi dan Sampel Data
Populasi yang digunakan adalah siswa-siswi kelas IV dan V serta beberapa wakil
Dokter Cilik SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang. Teknik pengambilan sampel
adalah total sampling
3.3 Analisis Data
Data primer yang diperoleh berupa data kuantitatif dari hasil kunjungan ke SDN 46
Duampanua Kabupaten Pinrang melalui pengisian kuisioner dan wawancara, dimana
hubungan sebab-akibat dianalisa berdasarkan tinjauan pustaka dan dideskripsikan
secara naratif.
3.4 Diagnosis Komunitas dan Faktor Terkait
Anak Sekolah Dasar adalah pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara
fisik, mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses
atau usaha. Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil
itu bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini
pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.
3.5 Pelaksanaan Solusi
7
Bentuk intervensi yang dilakukan dalam adalah berupa kunjungan ke sekolah untuk
melakukan penyuluhan/edukasi langsung kepada siswa-siswi dan beberapa guru serta
petugas kantin. Pada penyuluhan ini siwa-siswi diberitakan materi tentang apa itu
perilaku hidup sehat di sekolah, komponen-komponen perilaku hidup bersih dan sehat di
sekolah, cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta manfaat menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.
BAB IV
HASIL
4.1 Profil Komunitas Umum
8
4.1.1 Sosial Ekonomi dan Budaya
Dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat khususnya keluarga
miskin maka masyarakat dapat menggunakan fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas
tanpa dipungut bayaran.
Untuk menjamin akses penduduk Sulawesi Selatan terhadap pelayanan kesehatan
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka sejak awal agenda
Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berupaya untuk mengatasi
hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Pelayanan
Kesehatan Gratis yang tertuang pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 13
Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan
Gratis.
Perekonomian
Sebagai daerah yang mempunyai lahan pertanian yang luas sebagian besar
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lampa bermata pencaharian sebagai petani
sekitar 60%, tani tambak sekitar 30%, pedagang sekitar7% dan pegawai sekitar
3%.
Keagamaan
a. Islam : 99.7%
b. Kristen Protestan : 0,1%
c. Kristen Katholik : 0,2%
Tempat Ibadah:
a. Mesjid : 25 Buah
b. Gereja : 1 Buah
Sosial Budaya
Budaya dan kebiasaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lampa tidak jauh
dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, yakni giat
gotong royong dan kekeluargaan masih sangat menonjol dalam kehidupan
masyarakat.
4.2 Data Geografis
Kecamatan Duampanua mempunyai luas wilayah 291,86 km2, terletak pada posisi garis
lintang -3.7861 dan garis bujur 119.652 dan ketinggian < 500 meter diatas permukaan laut
dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat : Selat Makasar
9
Sebelah Timur : Kecamatan Batulapa
Sebelah Utara : Kecamatan Lembang
Sebelah Selatan : Kecamatan Cempa dan Kecamatan Patampanua
Secara administratif Kecamatan Duampanua terbagi menjadi 9 Desa dan 5 Kelurahan.
Kecamatan Duampanua terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas Lampa dan Puskesmas
Bungi dan tiap Puskesmas mempunyai wilayah kerja masing masing sebagaimana pada tabel
berikut:
Tabel 01 Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Duamnpanua
NoNAMA
PUSKESMAS
WILAYAH
KERJA
LUAS
(KM2)
JUMLAH
LING/DUSUN
1 Puskesmas
Lampa
1.Kel.Lampa
2.Kel.Pekkabata
3.Kel.Bittoeng
4.Kel.Tata’e
5.Desa Kaliang
6.Desa Paria
36,28
6,78
31,70
10,76
12,00
17,90
2
2
2
2
3
3
2 Puskesmas Bungi
1.Kel.Data
2.Desa Katomporang
3.Desa Kaballangan
4.Desa Masewae
5.Desa Bungi
6.Desa Buttu Sawe
7.Desa Maroneng
32,10
19,03
15,32
44,12
7,61
32,61
7,04
2
2
2
3
3
3
2
SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang terletak pada Jalan Kesehatan, tepat berada di
samping Puskesmas Lampa. SDN 46 Duampanua terdiri dari 6 tingkatan, dimana tiap
tingkatan terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B.
4.3 Data Demografik
Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang
berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 23.430 jiwa terdiri atas 11.336 laki-laki dan
12.094 wanita sesuai pada tabel dibawah ini:
Tabel 02 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja
10
Puskesmas LampaKecamatan Duampanua Tahun 2012
NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI WANITA JUMLAH
1
2
3
4
5
6
Lampa
Pekkabata
Tata’e
Paria
Kaliang
Bittoeng
1867
3022
1949
1806
1177
1515
2187
3335
2087
1726
1170
1589
4054
6357
4036
3532
2347
3104
JUMLAH TOTAL 11.336 12.094 23.430
4.4 Sumber daya kesehatan yang ada
Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh.Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana
yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.
A.SARANA KESEHATAN
Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas
bangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya kesehatan.
Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan non
medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan,peralatan
komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.
Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa kategori yaitu
Pondok Bersalin Desa (Polindes), Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis lainnya.
Setiap unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan. Pembangunan unit tersebut harus berpedoman terhadap
populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat
berjalan sesuai target yang diharapkan.
Berikut gambaran situasi sarana kesehatan dasar Puskesmas Lampa:
1. Puskesmas Pembantu
11
Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat
melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Denganjumlah penduduk 351.161 jiwa,
berarti 1 puskesmas di Kabupaten Pinrang rata-rata melayani 11.700 jiwa. Sedangkan rasio
Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap 1 Puskesmas didukung
2-3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Jumlah Puskesmas Pembantu dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa adalah 2 unit masing
masing 1 unit di Desa Kaliang dan 1 unit di Desa Paria.
2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai
upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat.Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah
posyandu, polindes/Poskesdes dan Pos Obat desa(POD).
a. Posyandu
Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lampa berjumlah 24 buah dengan
perincian sbb:
Posyandu Pratama : -
Posyandu Madya : 21 buah
Posyandu Purnama : 3 buah
Posyandu Mandiri : -
b. Polindes/Poskesdes
Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasukkeluarga berencana.Pada tahun 2012, jumlah
polindes/Poskesdes yang ada diwilayah kerja Puskesmas Lampa adalah 5 buah.
B. TENAGA KESEHATAN
Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta
pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki
kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yakni yang lebih
12
mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan
penyakit.Peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama.
Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang
memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang
mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk yang dilayani. Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang
langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan
administrasi.
Jumlah dan jenis sumber daya kesehatan di Puskesmas Lampa tahun 2012 adalah
sebesar 70 orangdengan perincian PNS30 dan magang 41 orang.
Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis ,perawat-
bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 04. Jumlah Tenaga SDM Kesehatan Puskesmas LampaTahun 2012
NO JENJANG PENDIDIKAN PNS PTT/MAGANG
1 Dokter umum 1 -
2 S1 Kesmas 7 7
3 S1 Farmasi - 1
4 S1 Keperawatan - 1
5 S1 Kesmas 1 -
6 D IV Kebidanan 3 -
7 D III Keperawatan 6 14
8 D III Kebidanan 2 17
9 D III Fisioterafi 1 -
10 D III Perawat Gigi 1 -
11 D III Kesling 1 -
12 D I Kebidanan 2 -
13 SPK 2 -
14 SPRG 1 -
15 SPAG 1 -
16 SPPH - -
17 SMAK 1 -
13
18 SMA - 1
JUMLAH 30 41
4.5 Data Kesehatan Sekolah
Sekolah dasar Negeri 46 Duampanua Berada di dalam wilayah kerja puskesmas Lampa.
Tabel 05. Distribusi Jumlah Siswa SDN 46 Duampanua
Kelas Siswa Perempuan Siswa Laki-Laki Jumlah
1 23 15 38 siswa
2 29 16 45 siswa
3 31 21 52 siswa
4 23 25 48 siswa
5 27 19 46 siswa
6 18 30 48 siswa
Jumlah Seluruh Siswa SDN 46 Duampanua 277 siswa
Program kesehatan dasar yang dimiliki oleh SDN 46 Duampanua adalah UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah) dan Dokter kecil.
Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan di SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang
diperoleh data beberapa siswa-siswi yang diambil secara menyeluruh terutama pada siswa
kelas IV dan V SDN 46 Duampanua.
Tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS sudah cukup. Hal ini dapat dinilai
dari nilai jawaban dari hasil pretest tentang materi dasar PHBS.
Berikut ini adalah hasil Kuesioner sebelum dan setelah diadakan penyuluhan pada siswa:
Sebelum penyuluhan, tingkat pengetahun siswa-siswi SDN 46 Duampanua mengenai PHBS
di sekolah adalah sebesar 65%. Setelah mendapatkan penyuluhan, tingkat pengetahuan
mereka meningkat menjadi 98%. Selain itu, kami juga mengadakan demonstrasi cuci tangan
secara langsung, dan beberapa siswa dapat mempraktekkan kembali cara mencuci tangan
dengan baik dan benar.
BAB V
DISKUSI
14
Kegiatan Penyuluhan yang diadakan di SDN 46 Duampanua cukup menarik minat
siswa-siswi. Siswa-siswi cukup antusias mendengarkan dan mempraktekkan setiap materi
yang dibawakan. Kegiatan awal dibuka dengan tanya jawab pengetahuan siswa tentang
PHBS diikuti dengan kuesioner awal untuk menilai secara kuantitatif tingkat pengetahuan
siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan V SDN
46 Duampanua mengenai PHBS di sekolah sebelum diadakan penyuluhan sudah cukup. Akan
tetapi, mereka masih belum mampu menjabarkan secara lengkap tindakan apa saja yang
termasuk PHBS di sekolah dan banyak dari mereka belum mempraktekkan secara langsung
PHBS di sekolah.
Setelah penyuluhan selesai, pemateri memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk
bertanya mengenai materi. Setelah itu dilakukan review bersama dengan meminta beberapa
peserta untuk mengulangi apa yang baru saja disampaikan pemateri serta mempraktekkan
teknik mencuci tangan yang benar dengan air mengalir dan sabun di luar kelas. Para peserta
yang telah mengikuti penyuluhan mengaplikasikaan secara sistematis teknik mencuci tangan
yang benar.
Evaluasi dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test dengan sasaran
peningkatan pengetahuan siswa. Penyuluhan ini memenuhi target yang diharapkan, karena
pengetahuan siswa sebelumnya 65% meningkat menjadi 98%. Diharapkan kepada seluruh
peserta agar dapat mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mempraktekkan
teknik mencuci tangan yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberian Penyuluhan dilakukan terhadap seluruh siswa-siswi kelas IV dan V, serta
wakil dokter kecil setiap kelas SDN 46 Duampanua. Diharapkan siswa yang telah mengikuti
penyuluhan dan memberikan teladan perilaku hidup bersih dan sehat serta mempromosikan
perilaku hidup sehat di sekolah terhadap seluruh siswa lainnya.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah terutama SDN 46 Duampanua akan
memberikan dampak positif bagi sekolah. Selain meningkatkan status kesehatan seluruh
penghuni sekolah, baik siswa, guru, maupun pihak lainnya, juga akan meningkatkan prestasi
belajar siswa-siswi SDN 46 Duampanua. Selain itu, SDN 46 Duampanua juga dapat menjadi
salah satu percontohan sekolah teladan untuk sekolah-sekolah dasar lainnya yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Lampa.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
15
1.1 KESIMPULAN
Siswa-Siswi SDN 46 Duampanua pada umumnya telah memiliki pengetahuan yang
cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat, hanya saja sebagian dari mereka belum
mempraktekkannya secara menyeluruh. Dengan adanya penyuluhan ini, pengetahuan siswa-
siswi tentang PHBS di sekolah meningkat. Selain itu, mereka juga dapat mempraktekkan
secara langsung contoh PHBS di sekolah seperti kegiatan mencuci tangan yang benar.
1.2 SARAN
Dibutuhkan kerjasama dari pihak guru dan seluruh pegawai sekolah dalam rangka
mengawasi praktik PHBS di sekolah sehari-hari. Hal ini penting agar pengetahuan yang
diperoleh siswa-siswi SDN 46 Duampanua tidak hanya berupa teori belaka, tetapi disertai
dengan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diperlukan peran serta pihak
sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan
keran air untuk mencuci tangan di depan setiap kelas, menyediakan tempat sampah di setiap
ruangan kelas, menyediakan kantin sehat, serta menyediakan jamban sehat dengan jumlah
yang sebanding dengan jumlah siswa-siswi SDN 46 Duampanua.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
16
Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2010. Dinas Kesehatan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Panduan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pendidikan. 2009. Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Anonim. http://www.puskel.com/5-pesan-dasar-cara-hidup-sehat-di-lingkungan-sekolah/
Yunus, Ramli, Muliadi Sarjan. Profil Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten
Pinrang tahun 2012.
LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta dr. Ng Winda Hijaya Tanda Tangan:
17
Nama Pendamping dr. H. Ramli Yunus Tanda Tangan:
Nama Wahana Puskesmas Lampa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan
Tema Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah
Tujuan Penyuluhan Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian
perorangan setiap siswa SDN 46 Duampanua dalam membiasakan
perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Hari / Tanggal Sabtu, 28 September 2013
Waktu 08.30 – 09.30 WITA
Tempat SDN 46 Duampanua
Jumlah Peserta ± 87 orang
18