f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

26
MINI PROJECT UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA / SISWI DI SDN 46 DUAMPANUA, KECAMATAN DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN Disusun Oleh: dr. Ng Winda Hijaya Pendamping: dr. H. Ramli Yunus DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS SEBAGAI DOKTER INTERNSHIP 1

Transcript of f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Page 1: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

MINI PROJECT

UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI

SISWA / SISWI DI SDN 46 DUAMPANUA, KECAMATAN

DUAMPANUA, KABUPATEN PINRANG, SULAWESI SELATAN

Disusun Oleh:

dr. Ng Winda Hijaya

Pendamping:

dr. H. Ramli Yunus

DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENYELESAIKAN TUGAS

SEBAGAI DOKTER INTERNSHIP

WAHANA PUSKESMAS LAMPA KABUPATEN PINRANG

SULAWESI SELATAN

2013

1

Page 2: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Anak adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil.

Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik,

mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau

usaha. Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil itu

bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini pada

anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.

Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang tua dan guru

hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak hanya membahas pada

fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan

kebiasaan dan perubahan cara pandang agar anak memiliki paradigma sehat.

Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan

masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan

melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang

dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru,

penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan

kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam

menjaga lingkungan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu dilakukan

sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang

tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,

sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajar-

mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak

seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10

tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh

karena itu penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah harus menjadi program

wajib puskemas dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dan menumbuhkan

kesadaran anak berperilaku sehat sejak dini.

2

Page 3: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

2. Pernyataan Masalah

Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman anak sekolah dasar tentang perilaku

hidup bersih dan sehat.

Jumlah anak sekolah penderita penyakit infeksi yang terus meningkat akibat

kurangnya pengetahuan serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.

3. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian perorangan setiap siswa

dalam membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Manfaat

1. Bagi Siswa Sekolah

Meningkatkan pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat

sehingga dapat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sejak

dini.

Meningkatkan status kesehatan anak, karena dengan menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat mereka akan terhindar dari penyakit menular.

2. Bagi Sekolah

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari berbagai

gangguan dan ancaman penyakit.

Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi

belajar peserta didik.

Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

3. Bagi Puskesmas

Pelaksanaan kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi puskesmas, karena

merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yang masih merupakan bagian

dari program puskesmas yaitu upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku hidup bersih dan sehata (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

3

Page 4: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan

berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta

didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini

dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang

dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru, penjaga

sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan kesadarannya

untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan

sehat di sekolah. PHBS perlu dilakukan sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga

sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai

gangguan dan ancaman penyakit, sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan

semangat proses belajar-mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Beberapa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah:

1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun itu penting karena

air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuman-kuman, sabun dapat

membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman

masih tertinggal di tangan. Air kotor juga banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit antara lain, mencret/diare, cacingan, typhus, flu burung, dan lain-lain.

2. Jajan di kantin sekolah yang sehat.

Jajanan sehat adalah jajanan yang bersih, aman, sehat dan mengandung zat gizi seperti

karbohidrat, protein dan vitamin. Contoh jajanan sehat: gado-gado, pisang goreng,

lemper, tahu isi, singkong, bakwan, buah-buahan, dan lain-lain. Ketika kita jajan

sembarangan, kita tidak dapat memastikan apakah jajanan tersebut bersih, bergizi, sehat

dan aman. Jajanan tidak bersih dapat tercemar kuman. Jajan sembarangan tidak aman

karena kita tidak tahu apakah bahan makanan tambahan yang digunakan seperti zat

pewarna, zat pengawet, bumbu penyedap apakah aman bagi kesehatan kita.

4

Page 5: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

3. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah adalah sarang kuman dan bakteri penyakit. Membuang sampah pada tempatnya

menghindari tubuh supaya tidak tertular penyakit, juga menjaga kebersihan lingkungan

sekolah.

4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah

Tujuan olahraga secara rutin adalah agar tubuh selalu bugar, untuk memelihara kesehatan

fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit, untuk pertumbuhan dan

perkembangan fisik yang optimal. Sedangkan manfaat dari olahraga teratur adalah berat

badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh ideal dan

proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik.

5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur paling tidak 6 bulan

sekali, berarti siswa dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta

status gizi: kurang, baik atau lebih. Dengan mengamati pertumbuhan berat badan dan

tinggi badan dari waktu ke waktu, dapat diketahui perkembangan kesehatannya.

6. Bebaskan diri dari asap rokok

Rokok berbahaya karena pada 1 batang rokok mengandung 4000 bahan kimia dan 43

senyawa tersebut terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,

tar dan karbonmonoksida. Bahaya merokok ialah dapat menderita kanker, penyakit

jantung dan pembuluh darah, batuk-batuk yang menahun (kronik), kelainan kehamilan,

kerusakan gigi, dan kehilangan pendengaran. Cara untuk terhindari dari merokok ialah

jang pernah mencoba untuk merokok, jangan mau terbujuk oleh rayuan merokok, berani

katakan tidak kalau ada yang menawari merokok, pilih dan bergaulah dengan teman

yang tidak merokok.

7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah

Perlunya dilakukan pemberantasan jentik di sekolah adalah agar siswa terhindar dari

berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria, dan

kaki gajah, dan juga membuat lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat. Cara

memberantas jentik nyamuk yaitu dengan melakukan cara 3M, yaitu menguras tempat

5

Page 6: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air,

menguburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng

bekas, plastik, dan lain-lain. Pemeriksaan jentik berkala dan 3M dilakukan secara teratur

setiap minggu di sekolah.

8. Buang air kecil dan air besar di jamban sekolah

Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah untuk menjaga

lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang

ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya lalat yang dapat menjadi penular

penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain. Cara menggunakan jamban

dengan benar adalah menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki/alas

kaki akan mengotori jamban, kemudian menyiram bersih setelah buang air kecil dan

besar, tidak membuang sampah pada lubang jamban agar tidak tersumbat dan

mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihannya.

BAB III

METODE

3.1 Penetapan Topik Masalah

6

Page 7: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

1) Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan siswa-siswi SDN 46 Duampanua

Kabupaten Pinrang tentang perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah?

2) Apakah siswa/siswi SDN 46 Duampanua kabupaten Pinrang mengetahui manfaat dari

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah?

3.2 Pengumpulan Data

3.2.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data

Melakukan penyuratan ke SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang pada tanggal 26

September 2013. Kegiatan penyuluhan serta pengumpulan data dilakukan pada tanggal

28 September 2013 pukul 08.30 hingga 09.30 WITA.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa-siswi

kelas IV dan VI SDN 46 Duampanua Kabupaten Pirang tentang Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat di Sekolah adalah dengan mengumpulkan data primer. Data data primer

diperoleh dalam bentuk kuesioner.

3.2.3 Populasi dan Sampel Data

Populasi yang digunakan adalah siswa-siswi kelas IV dan V serta beberapa wakil

Dokter Cilik SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang. Teknik pengambilan sampel

adalah total sampling

3.3 Analisis Data

Data primer yang diperoleh berupa data kuantitatif dari hasil kunjungan ke SDN 46

Duampanua Kabupaten Pinrang melalui pengisian kuisioner dan wawancara, dimana

hubungan sebab-akibat dianalisa berdasarkan tinjauan pustaka dan dideskripsikan

secara naratif.

3.4 Diagnosis Komunitas dan Faktor Terkait

Anak Sekolah Dasar adalah pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara

fisik, mental dan intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses

atau usaha. Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini, agar hasil

itu bisa dirasakan di kemudian hari. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini

pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.

3.5 Pelaksanaan Solusi

7

Page 8: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Bentuk intervensi yang dilakukan dalam adalah berupa kunjungan ke sekolah untuk

melakukan penyuluhan/edukasi langsung kepada siswa-siswi dan beberapa guru serta

petugas kantin. Pada penyuluhan ini siwa-siswi diberitakan materi tentang apa itu

perilaku hidup sehat di sekolah, komponen-komponen perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah, cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta manfaat menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah.

BAB IV

HASIL

4.1 Profil Komunitas Umum

8

Page 9: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

4.1.1 Sosial Ekonomi dan Budaya

Dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat khususnya keluarga

miskin maka masyarakat dapat menggunakan fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas

tanpa dipungut bayaran.

Untuk menjamin akses penduduk Sulawesi Selatan terhadap pelayanan kesehatan

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka sejak awal agenda

Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih berupaya untuk mengatasi

hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Pelayanan

Kesehatan Gratis yang tertuang pada Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 13

Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan

Gratis.

Perekonomian

Sebagai daerah yang mempunyai lahan pertanian yang luas sebagian besar

penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lampa bermata pencaharian sebagai petani

sekitar 60%, tani tambak sekitar 30%, pedagang sekitar7% dan pegawai sekitar

3%.

Keagamaan

a. Islam : 99.7%

b. Kristen Protestan : 0,1%

c. Kristen Katholik : 0,2%

Tempat Ibadah:

a. Mesjid : 25 Buah

b. Gereja : 1 Buah

Sosial Budaya

Budaya dan kebiasaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Lampa tidak jauh

dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya, yakni giat

gotong royong dan kekeluargaan masih sangat menonjol dalam kehidupan

masyarakat.

4.2 Data Geografis

Kecamatan Duampanua mempunyai luas wilayah 291,86 km2, terletak pada posisi garis

lintang -3.7861 dan garis bujur 119.652 dan ketinggian < 500 meter diatas permukaan laut

dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Barat : Selat Makasar

9

Page 10: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Sebelah Timur : Kecamatan Batulapa

Sebelah Utara : Kecamatan Lembang

Sebelah Selatan : Kecamatan Cempa dan Kecamatan Patampanua

Secara administratif Kecamatan Duampanua terbagi menjadi 9 Desa dan 5 Kelurahan.

Kecamatan Duampanua terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas Lampa dan Puskesmas

Bungi dan tiap Puskesmas mempunyai wilayah kerja masing masing sebagaimana pada tabel

berikut:

Tabel 01 Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Duamnpanua

NoNAMA

PUSKESMAS

WILAYAH

KERJA

LUAS

(KM2)

JUMLAH

LING/DUSUN

1 Puskesmas

Lampa

1.Kel.Lampa

2.Kel.Pekkabata

3.Kel.Bittoeng

4.Kel.Tata’e

5.Desa Kaliang

6.Desa Paria

36,28

6,78

31,70

10,76

12,00

17,90

2

2

2

2

3

3

2 Puskesmas Bungi

1.Kel.Data

2.Desa Katomporang

3.Desa Kaballangan

4.Desa Masewae

5.Desa Bungi

6.Desa Buttu Sawe

7.Desa Maroneng

32,10

19,03

15,32

44,12

7,61

32,61

7,04

2

2

2

3

3

3

2

SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang terletak pada Jalan Kesehatan, tepat berada di

samping Puskesmas Lampa. SDN 46 Duampanua terdiri dari 6 tingkatan, dimana tiap

tingkatan terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B.

4.3 Data Demografik

Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa Kabupaten Pinrang

berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 23.430 jiwa terdiri atas 11.336 laki-laki dan

12.094 wanita sesuai pada tabel dibawah ini:

Tabel 02 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja

10

Page 11: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Puskesmas LampaKecamatan Duampanua Tahun 2012

NO DESA/KELURAHAN LAKI-LAKI WANITA JUMLAH

1

2

3

4

5

6

Lampa

Pekkabata

Tata’e

Paria

Kaliang

Bittoeng

1867

3022

1949

1806

1177

1515

2187

3335

2087

1726

1170

1589

4054

6357

4036

3532

2347

3104

JUMLAH TOTAL 11.336 12.094 23.430

4.4 Sumber daya kesehatan yang ada

Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan pembangunan

kesehatan secara menyeluruh.Sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana

yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.

A.SARANA KESEHATAN

Ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas

bangunan merupakan salah satu komponen lain di dalam sumber daya kesehatan.

Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan non

medis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan,peralatan

komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.

Di dalam kesehatan unit pelayanan kesehatan di bagi atas beberapa kategori yaitu

Pondok Bersalin Desa (Polindes), Poskesdes, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis lainnya.

Setiap unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan. Pembangunan unit tersebut harus berpedoman terhadap

populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat

berjalan sesuai target yang diharapkan.

Berikut gambaran situasi sarana kesehatan dasar Puskesmas Lampa:

1. Puskesmas Pembantu

11

Page 12: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat

melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Denganjumlah penduduk 351.161 jiwa,

berarti 1 puskesmas di Kabupaten Pinrang rata-rata melayani 11.700 jiwa. Sedangkan rasio

Puskesmas Pembantu dengan Puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap 1 Puskesmas didukung

2-3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Jumlah Puskesmas Pembantu dalam wilayah kerja Puskesmas Lampa adalah 2 unit masing

masing 1 unit di Desa Kaliang dan 1 unit di Desa Paria.

2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai

upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di

masyarakat.Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah

posyandu, polindes/Poskesdes dan Pos Obat desa(POD).

a. Posyandu

Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lampa berjumlah 24 buah dengan

perincian sbb:

Posyandu Pratama : -

Posyandu Madya : 21 buah

Posyandu Purnama : 3 buah

Posyandu Mandiri : -

b. Polindes/Poskesdes

Polindes/Poskesdes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka

mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan

pelayanan kesehatan ibu dan anak termasukkeluarga berencana.Pada tahun 2012, jumlah

polindes/Poskesdes yang ada diwilayah kerja Puskesmas Lampa adalah 5 buah.

B. TENAGA KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta

pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki

kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yakni yang lebih

12

Page 13: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta pencegahan

penyakit.Peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama.

Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang

memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang

mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap jumlah

penduduk yang dilayani. Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang

langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan

administrasi.

Jumlah dan jenis sumber daya kesehatan di Puskesmas Lampa tahun 2012 adalah

sebesar 70 orangdengan perincian PNS30 dan magang 41 orang.

Adapun jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis ,perawat-

bidan, farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 04. Jumlah Tenaga SDM Kesehatan Puskesmas LampaTahun 2012

NO JENJANG PENDIDIKAN PNS PTT/MAGANG

1 Dokter umum 1 -

2 S1 Kesmas 7 7

3 S1 Farmasi - 1

4 S1 Keperawatan - 1

5 S1 Kesmas 1 -

6 D IV Kebidanan 3 -

7 D III Keperawatan 6 14

8 D III Kebidanan 2 17

9 D III Fisioterafi 1 -

10 D III Perawat Gigi 1 -

11 D III Kesling 1 -

12 D I Kebidanan 2 -

13 SPK 2 -

14 SPRG 1 -

15 SPAG 1 -

16 SPPH - -

17 SMAK 1 -

13

Page 14: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

18 SMA - 1

JUMLAH 30 41

4.5 Data Kesehatan Sekolah

Sekolah dasar Negeri 46 Duampanua Berada di dalam wilayah kerja puskesmas Lampa.

Tabel 05. Distribusi Jumlah Siswa SDN 46 Duampanua

Kelas Siswa Perempuan Siswa Laki-Laki Jumlah

1 23 15 38 siswa

2 29 16 45 siswa

3 31 21 52 siswa

4 23 25 48 siswa

5 27 19 46 siswa

6 18 30 48 siswa

Jumlah Seluruh Siswa SDN 46 Duampanua 277 siswa

Program kesehatan dasar yang dimiliki oleh SDN 46 Duampanua adalah UKS (Usaha

Kesehatan Sekolah) dan Dokter kecil.

Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan di SDN 46 Duampanua Kabupaten Pinrang

diperoleh data beberapa siswa-siswi yang diambil secara menyeluruh terutama pada siswa

kelas IV dan V SDN 46 Duampanua.

Tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS sudah cukup. Hal ini dapat dinilai

dari nilai jawaban dari hasil pretest tentang materi dasar PHBS.

Berikut ini adalah hasil Kuesioner sebelum dan setelah diadakan penyuluhan pada siswa:

Sebelum penyuluhan, tingkat pengetahun siswa-siswi SDN 46 Duampanua mengenai PHBS

di sekolah adalah sebesar 65%. Setelah mendapatkan penyuluhan, tingkat pengetahuan

mereka meningkat menjadi 98%. Selain itu, kami juga mengadakan demonstrasi cuci tangan

secara langsung, dan beberapa siswa dapat mempraktekkan kembali cara mencuci tangan

dengan baik dan benar.

BAB V

DISKUSI

14

Page 15: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Kegiatan Penyuluhan yang diadakan di SDN 46 Duampanua cukup menarik minat

siswa-siswi. Siswa-siswi cukup antusias mendengarkan dan mempraktekkan setiap materi

yang dibawakan. Kegiatan awal dibuka dengan tanya jawab pengetahuan siswa tentang

PHBS diikuti dengan kuesioner awal untuk menilai secara kuantitatif tingkat pengetahuan

siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan V SDN

46 Duampanua mengenai PHBS di sekolah sebelum diadakan penyuluhan sudah cukup. Akan

tetapi, mereka masih belum mampu menjabarkan secara lengkap tindakan apa saja yang

termasuk PHBS di sekolah dan banyak dari mereka belum mempraktekkan secara langsung

PHBS di sekolah.

Setelah penyuluhan selesai, pemateri memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk

bertanya mengenai materi. Setelah itu dilakukan review bersama dengan meminta beberapa

peserta untuk mengulangi apa yang baru saja disampaikan pemateri serta mempraktekkan

teknik mencuci tangan yang benar dengan air mengalir dan sabun di luar kelas. Para peserta

yang telah mengikuti penyuluhan mengaplikasikaan secara sistematis teknik mencuci tangan

yang benar.

Evaluasi dilakukan dengan pemberian pre-test dan post-test dengan sasaran

peningkatan pengetahuan siswa. Penyuluhan ini memenuhi target yang diharapkan, karena

pengetahuan siswa sebelumnya 65% meningkat menjadi 98%. Diharapkan kepada seluruh

peserta agar dapat mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mempraktekkan

teknik mencuci tangan yang benar dalam kehidupan sehari-hari.

Pemberian Penyuluhan dilakukan terhadap seluruh siswa-siswi kelas IV dan V, serta

wakil dokter kecil setiap kelas SDN 46 Duampanua. Diharapkan siswa yang telah mengikuti

penyuluhan dan memberikan teladan perilaku hidup bersih dan sehat serta mempromosikan

perilaku hidup sehat di sekolah terhadap seluruh siswa lainnya.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah terutama SDN 46 Duampanua akan

memberikan dampak positif bagi sekolah. Selain meningkatkan status kesehatan seluruh

penghuni sekolah, baik siswa, guru, maupun pihak lainnya, juga akan meningkatkan prestasi

belajar siswa-siswi SDN 46 Duampanua. Selain itu, SDN 46 Duampanua juga dapat menjadi

salah satu percontohan sekolah teladan untuk sekolah-sekolah dasar lainnya yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Lampa.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

15

Page 16: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

1.1 KESIMPULAN

Siswa-Siswi SDN 46 Duampanua pada umumnya telah memiliki pengetahuan yang

cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat, hanya saja sebagian dari mereka belum

mempraktekkannya secara menyeluruh. Dengan adanya penyuluhan ini, pengetahuan siswa-

siswi tentang PHBS di sekolah meningkat. Selain itu, mereka juga dapat mempraktekkan

secara langsung contoh PHBS di sekolah seperti kegiatan mencuci tangan yang benar.

1.2 SARAN

Dibutuhkan kerjasama dari pihak guru dan seluruh pegawai sekolah dalam rangka

mengawasi praktik PHBS di sekolah sehari-hari. Hal ini penting agar pengetahuan yang

diperoleh siswa-siswi SDN 46 Duampanua tidak hanya berupa teori belaka, tetapi disertai

dengan praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu diperlukan peran serta pihak

sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan

keran air untuk mencuci tangan di depan setiap kelas, menyediakan tempat sampah di setiap

ruangan kelas, menyediakan kantin sehat, serta menyediakan jamban sehat dengan jumlah

yang sebanding dengan jumlah siswa-siswi SDN 46 Duampanua.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2010. Dinas Kesehatan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Panduan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pendidikan. 2009. Pusat Promosi

Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Anonim. http://www.puskel.com/5-pesan-dasar-cara-hidup-sehat-di-lingkungan-sekolah/

Yunus, Ramli, Muliadi Sarjan. Profil Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten

Pinrang tahun 2012.

LAPORAN PENYULUHAN

Nama Peserta dr. Ng Winda Hijaya Tanda Tangan:

17

Page 18: f.7 Mini Project - Phbs Sekolah

Nama Pendamping dr. H. Ramli Yunus Tanda Tangan:

Nama Wahana Puskesmas Lampa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan

Tema Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah

Tujuan Penyuluhan Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian

perorangan setiap siswa SDN 46 Duampanua dalam membiasakan

perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Hari / Tanggal Sabtu, 28 September 2013

Waktu 08.30 – 09.30 WITA

Tempat SDN 46 Duampanua

Jumlah Peserta ± 87 orang

18