EVALUASI PROGRAM UNIT USAHA BISNIS BARANG BEKAS BERKUALITAS (BARBEKU)
DI YAYASAN IMDAD MUSTADH’AFIN (YASMIN) CIRENDEU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : Suryati
NIM: 108054100009
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
ABSTRAK
Suryati Evaluasi Program Unit Usaha Bisnis Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) di Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin) Cirendeu Mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan selalu menjadi keluhan masyarakat miskin khususnya di Indonesia. Tumbuhnya suburnya lembaga-lembaga sosial masyarakat (LSM) di Indonesia menjadi suatu jembatan tersendiri bagi kaum dhuafa untuk mendapatkan pemerataan kesejahteraan. Penggalangan dana yang dilakukan lembaga sosial masyarakat sangat beragam mulai dari penggalangan dana melalui Zakat, Infak, Shadaqah (ZIS), wakaf, hibah, dll. Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin) merupakan yayasan sosial yang melakukan penggalangan dana program melalui hibah barang bekas. Barang bekas yang didapatkan kemudian akan dijual melalui Toko Barang Bekas Berkualitas (Barbeku). Evaluasi program unit usaha bisnis barang bekas berkualitas (Barbeku) merupakan sebuah penilaian salah satu program Yasmin, dimana hasil hibah barang bekas yang terkumpul akan dijual di toko Barbeku unit Cirendeu. Adapun metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.Penulis melakukan wawancara kepada 4 orang anggota dan 2 orang yang mewakili manajemen Yayasan. Dalam pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Dalam menguji keabsahan data penulis menggunakan triangulasi. Dari hasil penelitian yang saya lakukan, unit usaha bisnis barang bekas berkualitas (Barbeku) Yasmin merupakan salah satu program andalan Yasmin, dimana pendanan program-program sosialnya bergantung pada laba yang didapat bisnis Barbeku. Evaluasi program unit usaha bisnis Barbeku yaitu relevansi tentang tujuan program perbaikan kualitas pelayanan dan sumber barang yang dijual di Toko Barbeku. Efektifitas tingkat pencapaian target Toko Barbeku dalam mencukupi pendanaan program Yasmin. Efisiesi difokuskan pada program hibah barang bekas, kebudahan dalam akses berhibah, untuk memenuhi kebutuhan barang yang dijual. Kaji dampak kepuasan pelanggan, kenaikan angka penjualan dan tingkat kesadaran untuk memberi semakin besar. Berdasarkan kaji kesinambungan unit usaha bisnis barang bekas berkualitas dapat bertahan jika memfokuskan pada pelayanan toko Barbeku dan hibah barang sebagai sumber barang utama Toko Barbeku. Evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi seluruh pihak sehingga model usaha bisnis barang bekas berkualitas yang menjadi salah satu solusi pendanaan program sosial dapat lebih tumbuh dan berkembang pada masyarakat luas.
KATA PENGANTAR
Bismillãhirrahmãnirrahĩm, dengan segala limpah rahmat Allah SWT, penulis
mengucapkan beribu syukur atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Evaluasi
Program Unit Usaha Bisnis Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) di Yayasan Imdad
Mustadh’afin (Yasmin) Cirendeu”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial jenjang
pendidikan Strata Satu (S1) Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Syarif Hidayatulllah, Jakarta.
Penulis sadar tanpa adanya bantuan berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
terselesaikan. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi dalam kelancaran penulisan, khususnya kepada:
1. Bapak Dr.Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta Dekanat.
2. Bapak Drs.Mahmud Jalal, M.A selaku Ketua Sidang Munaqasyah dan Bapak
Ahmad Zaky, M.Si selaku Sekretaris merangkap Penguji II dalam Sidang
Munaqasyah.
3. Bapak M.Hudri, MA sebagai Penguji I dalam sidang Munaqasyah.
4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku Pembimbing penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Para Dosen Pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Dosen Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6. Terima kasih kepada kedua Orang Tua penulis, Bapak Muslim dan Ibu Nurcahya
yang selalu memberikan dukungan penuh terhadap pendidikan penulis. Serta
dengan do’a mustajab mereka mengantarkan penulis menuju gerbang kesuksesan.
7. Kepada keempat kakak penulis Uni, Abang, Uda, dan Mba Inah yang selalu
memberi motivasi positif dalam hidup penulis dan merupakan Tim Sukses bagi
tercapainya gelar Sarjana (S1) yang penulis sandang. Terima kasih untuk segala
lelah yang kalian hadihkan untuk Yati.
8. Adik ku tersayang Rial trimakasih untuk dukungan semangatnya. Jangan takut
untuk bermimpi dan jangan pernah berhenti untuk wujudkan cita-cita.
9. Terima kasih untuk kakak ku Ali Rif’an, penyemangat penulis.
10. Sahabat seperjuangan penulis Wilda Karmila. Perjuangan kita belum usai cuy!
11. Keluarga besar Kessos VIII yang telah berjuang bersama-sama. Semoga kita masih
dapat bersilaturahim setelah ini.
12. Keluarga besar Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin) yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian. Khususnya kepada Bapak Bambang Iriyanto selaku
Manager Unit Usaha Bisnis Barbeku.
13. Tim Fundraising Yasmin, Mas Badrus, Kang Ade, Kang Dadang, Mas Ajiz, terima
kasih untuk dukungan dan semangatnya.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendukung baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam penulisan skripsi
ini.
Akhir kata, penulis hanya dapat mengirimkan do’a kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi penulis. Semoga segala kebaikan tersebut dibalas
oleh Allah dengan limpahan rahmat serta dicatat sebagai amal kebaikan yang dapat dipetik
manisnya kelak diakhirat.
Penulis berharap, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
setiap yang membacanya serta menambah wacana pemikiran bagi kita semua. Amiin.
Ciputat, 1 Februari 2013 Penulis, Suryati
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 7
1. Pembatasan Masalah...................................................................... 7
2. Perumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 7
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
D. Metodelogi Penelitian .......................................................................... 8
1. Pendekatan .................................................................................... 8
2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 10
3. Subjek Evaluasi dan Objek Penelitian ............................................ 10
4. Model Evaluasi .............................................................................. 12
5. Sumber Data .................................................................................. 12
6. Instrumen Penelitian ...................................................................... 12
7. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 13
8. Teknik Analisis Data ..................................................................... 13
9. Teknik Keabsahan Data ................................................................. 14
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 16
F. Sistematika Penelitian ......................................................................... 16
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi Program ................................................................................ 19
1. Pengertian Evaluasi Program ......................................................... 19
2. Model-Model Evaluasi .................................................................. 22
3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi .................................................... 23
4. Pendekatan Evaluasi ...................................................................... 25
5. Desain Evaluasi ............................................................................. 26
6. Indikator Evaluasi .......................................................................... 28
B. Unit Usaha Bisnis ................................................................................ 30
C. Barbeku Yasmin .................................................................................. 31
BAB III PROFIL YASMIN
A. Sejarah Berdirinya Yasmin .................................................................. 35
B. Visi, Misi, dan Legalitas Yasmin ......................................................... 37
1. Visi Yasmin ................................................................................... 37
2. Misi Yasmin .................................................................................. 37
3. Legalitas Yasmin ........................................................................... 37
4. Program Sosial Yasmin ................................................................. 38
5. Kerjasama dan Jaringan ................................................................. 40
6. Prosedur Penanganan Klien ........................................................... 41
C. Struktur Organisasi dan Pengurus Yasmin ........................................... 42
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Relevansi Program Unit Usaha Barbeku .............................................. 43
B. Efektifitas Program Unit Usaha Barbeku ............................................. 48
C. Efesiensi Program Unit Usaha Barbeku ............................................... 48
D. Dampak Program Unit Usaha Barbeku ................................................ 55
E. Kesinambungan Program..................................................................... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................. 58
1. Pelaksanaan Program Unit Usaha Barbeku .................................... 57
7. Hasil Evaluasi Program Unit Usaha Barbeku ................................. 59
B. Saran ............................................................................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Informan Penelitan ............................................................................. 11
2. Tabel 2 Anggaran Dana Program Yasmin....................................................... 49
3. Tabel 3 Presentase Pemasukan Unit Usaha Yasmin Tahun 2012 .......................49
4. Tabel 4 Data Pemasukan Hibah Perbulan ....................................................... 54
5. Tabel 5 Data Donator Hibah Bulan Januari-November 2012 ......................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persoalan kemiskinan di Indonesia hingga saat ini masih menjadi masalah
serius dan tak kunjung terselesaikan. Berawal dari krisis moneter pada tahun
1997, krisis ekonomi pun mulai merebak di sejumlah lapisan masyarakat
Indonesia. Tak hanya di Indonesia, krisis ekonomi pun melanda negara-negara
bagian lainnya, tak kecuali negara berkembang. Bahkan di banyak negara
dunia ketiga, struktur sosial masing-masing lapisan masyarakat berkembang
kearah yang berlawanan. Hal ini mengakibatkan semakin lebarnya jurang kaya-
miskin. Fenomena ini disebut “enttwicklung der unterentwicklung”
(perkembangan negatif).1
Kemiskinan (poverty) lebih dari sekedar isu kemanusiaan atau isu keadilan
sosial. Kemiskinan merupakan kerugian sebuah negara, sebuah kehilangan
sumber daya manusia. Ambil satu contoh saja, dalam hal keterlambatan
pertumbuhan mental, dipastikan bahwa 75-90 persen dari individu-individu
yang pertumbuhan mentalnya terlambat mendapat cacat mental tersebut bukan
dari gen atau kerusakan otak yang traumatis, tetapi lebih dikarenakan oleh
faktor-faktor sosio-ekonomi. Penyebab utamanya adalah kekurangan gizi pada
masa bayi baik sebelum maupn sesudah kelahiran, termasuk kekurangan nutrisi
adanya subtansi-subtansi yang berbahaya dan kurangnya rangsangan
1 Rudolf H. Strahm, Kemiskinan Dunia Ketiga (Menelaah Kegagalan Pembangunan di
Negara Berkembang) (Jakarta: PT. Pustaka CIDESINDO, t.t), h.1.
1
2
(stimulasi). Untuk memperhatikan orang-orang dengan mental terbelakang ini
telah menghabiskan miliaran dolar pertahun. Belum lagi kehilangan
produktifitas kerja mereka yang sangat besar. Ini baru satu bidang saja yang
harus dibayar mahal karena kemiskinan. Belum lagi masalah kriminalitas,
eksploitasi anak, narkoba, dan lain sebagainya. Dilihat dari perspektif negara
secara lebih luas lagi, kemiskinan merupakan cara termahal untuk menjalankan
sebuah negara.2
Keberhasilan ekonomi dalam suatu masyarakat dapat dicapai antara lain
melalui lembaga nirlaba, terutama dalam dunia modern. Sistem lembaga
nirlaba telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan ekonomi masyarakat.3
Dewasa ini sistem ekonomi nirlaba juga berperan dalam usaha-usaha
pengembangan ekonomi guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada
masa modern ini lembaga telah mulai banyak berkembang dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat yang kurang mampu dan membantu
mereka dari mulai bidang pendidikan, kesehatan, pinjaman untuk
pengembangan usaha kecil, dan lain sebagainya. Sebagaimana yang tertera
dalam surah Al-Ma’arij ayat 24-25 sebagai berikut:
“Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” (Al-Ma’arij [70]: 24-25).
2 Sherraden Michael, Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha Pengentasan
Kemiskinan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 18. 3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah “Deskripsi dan Ilustrasi”
(Yokyakarta: EKONISIA, 2003), Edisi 2, h. 97.
3
Dalam hal ini lembaga nirlaba sering kali terbentur dengan dana untuk
membiayai berbagai program lembaga. Peran masyarakat sangat dibutuhkan
untuk membantu mereka, dengan menyisihkan sebagian harta masyarakat yang
memang taraf kehidupannya lebih baik dari pada yang lain. Untuk menjalankan
program sosial yang ada pada lembaga nirlaba tersebut, penggalangan dana
dilakukan mulai dari menyadarkan masyarakat dengan menanamkan rasa
pentingnya membantu kepada yang kurang mampu.
Penggalangan dana yang dilakukan oleh lembaga- lembaga bervariasi,
mulai dari penggalangan dana yang unik sehingga minat masyarakat yang
awalnya segan untuk menyisihkan harta untuk membantu yang tidak mampu,
menjadi tertarik dan menyisihkan hartanya.
“Ambillah dari sebagian harta mereka sedekaha, dengan dedekah itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketemtraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. 9:103).
Usaha kesejahteraan sosial sendiri dilakukan oleh kelompok keagamaan.4
Usaha-usaha kesejahteraan sosial dilakukan melalui pelayanan sosial yang bersifat
amal (Charity). Usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai
humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi ditengah
masyarakat adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Kemudian muncul
kelompok-kelompok (relawan) yang mengusahakan pengembangan usaha
4 Adi Isbandi Rukminto, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: UI Press, 2005), h.17.
4
kesejahteraan social untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan
social yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya
berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir.5 Dalam UU No.11 Tahun
2011 tentang Kesejahteraan Sosial Bab I Pasal 1 menyebutkan, “Kesejahteraan
Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya”.6
Salah satu lembaga yang identik dengan “social enterprise” atau
kewirausahaan social adalah Yasmin. Dengan salah satu program
penghimpunan dananya melalui hibah barang bekas, yang bertujuan untuk
mendanai beberapa program-program sosial yang ada pada Lembaga Yasmin
tersebut. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian lembaga yasmin
dalam menyediakan dana dapat terpenuhi.
Toko Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) merupakan unit usaha andalan.
Bukan tanpa alasan ketika yasmin menjatuhkan pilihan pada usaha barang
bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah, pertama, potensi barang
bekas cukup besar. Kedua, belum ada lembaga nirlaba yang
mendayagunakannya. Ketiga, dukungan SDM yang berkompeten.
Pertimbangan lain usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis
perorangan sehingga yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi misi
bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program social,
maka jadilah toko berbeku menjadi unit usaha yang memiliki prospek
menjanjikan. Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan
5 Ibid., h.10. 6 http://www.kemsos.go.id, diakes 5 Februari 2013
5
paradigma baru bahwa menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus
berupa uang, ada potensi lain yang dapat didayagunakan misalnya barang
bekas.
Maka Yasmin pun mengusung program Hibah Barang Bekas Untuk
Pendidikan Gratis. Melalui program ini yasmin menerima sumbangan barang
bekas yang memiliki nilai jual misalnya alat rumah tangga, pakaian, buku,
Koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui toko
barbeku yang hasil penjualannya dialokasikan untuk membiayai program
social. Berkaitan dengan hal di atas ath-Thabrani meriwayatkan dalam Al-
Ausath dari Anas bin Malik, Rasullullah SAW bersabda :
ا في أموجركاة اتأكلها الزى التامتال اليو
“(Gunakanlah) harta anak yatim untuk perniagaan (agar berkembang), supaya zakat tidak memakannya (menjadi habis).” 7 Manajer program pendidikan Yasmin (Sulistiyo) mengatakan, mereka
menerima apapun barang bekas yang dihibahkan masyarakat tidak peduli
bagaimana kondisi barang tersebut. Barang bekas yang Yasmin terima sangat
beragam. Bahkan ada seseorang yang menghibahkan apartemen. Seizin
penghibah Apartemen tersebut dijual untuk membangun markas Yasmin.
Sulistiyo menjelaskan, ada prosedur yang harus dilakukan saat menerima
barang bekas. Yakni harus ada pernyataan resmi dari penghibah bahwa barang
yang diberikan adalah milik sendiri. Itu dilakukan untuk menegaskan bahwa
Yasmin bukan penadah barang curian.
7 Nashih’ulwan Abdullah, Panduan Lengkap & Praktis Zakat dalam Empat Madhzhab
(Jakarta: Gadika Pustaka, 2008), h.23.
6
Meskipun menganut pendidikan gratis, tidak berarti kulitas dinomor
duakan. Sulistiyo (Manager Program Yasmin) menjamin bahwa kualitas
pendidikan diseluruh lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan
Yasmin tidak mengecewakan. Yayasan yang didirikan Haidar Bagir, Rahmad
Riadi, Zaim Saidi, dan penerbit mizan pada 1998 itu sangat berhati-hati dalam
merekrut calon siswa dari keluarga miskin. Mereka harus memastikan bahwa
mereka benar-benar dari keluarga miskin. Karena itu ada tim survei khusus.8
Dalam mengukur keberhasilan dari suatu program perlu dilakukan sebuah
evaluasi sebagai tahapan pengembangan program selanjutnya. Evaluasi
program dibagi menjadi tiga yaitu evaluasi input, proses, dan output.
Berdasarkan fakta bahwa program unit usaha Barbeku (barang bekas
berkualitas) menjadi salah satu andalan utama dalam penggalangan dana untuk
membiayai berbagai program Yasmin tersebut, penulis sangat tertarik untuk
mengambil judul “Evaluasi Program Unit Usaha Bisnis Barang Bekas
Berkualitas (Barbeku) di Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin)
Cirendeu”
8 “Terima Koran Bekas hingga Dapat Hibah Apartemen,” Jawa Pos, 6 April 2012.
7
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada evaluasi
hasil program unit usaha bisnis Barbeku, sebagai sumber pendanaan
program-program Yasmin.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pelaksanaan dan hasil program unit usaha bisnis Barbeku di
wilayah Cirendeu dalam pendanaan program Yasmin?
b. Bagaimana evaluasi hasil program unit usaha bisnis Barbeku Yasmin?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara Umum penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil program
unit usaha bisnis Barbeku dalam pendanaan program-program Yasmin
Cirendeu. Secara khusus penelitin ini bertujuan untuk menggambarkan:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil program unit usaha bisnis
Barbeku di wilayah Cirendeu dalam pendanaan program Yasmin?
8
b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program unit usaha bisnis Barbeku
Yasmin dari aspek relevansi, efektifitas, efisiensi, dampak, dan
kesinambungan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendapatkan
temuan tentang tingkat keberhasilan program unit usaha bisnis
Barbeku dalam membiayai program-program Yasmin.
2) Dapat dijadikan evaluasi tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan
bagi program unit usaha bisnis Barbeku terhadap pembiayaan
program-program Yasmin.
b. Manfaat Akademis
1) Dapat memperkaya pengalaman sekaligus menerapkan ilmu yang
didapat selama berada di bangku kuliah.
2) Menambah khazanah penelitian, khususnya dalam bidang
pendanaan program sosial.
D. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan
9
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan
yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mengidentifikasikan
suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan
manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik
bermakna di lapangan.9
Menurut Prof. Dr. Sugiono dalam Metode Penelitian Pendidikan
mendefinisikan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif
(kualitatif), dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.10
Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986:9) pada
mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan
dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan
pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam
9 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), h. 39. 10 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: CV Alfabeta, 2010), h.15
10
pengamatan, pengamatan harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu
itu.11
Dipihak lain kualitas menunjukan segi alamiah yang dipertentangkan
dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah
maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.12
Penulis buku penelitian kualitatif (Denzim dan Lincoln 1987)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan yang melibatkan berbagai metode yang
ada.13
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang
tampak.14
Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk
memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motifasi, tindakan, secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
11 Lexy J.Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2001), h.2. 12 Ibid, h.3. 13 Ibid, h.5. 14 Sugiono, Penelitian Kualitatif, h.3.
11
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena
penulis bermaksud menulis meneliti secara mendalam, menyajikan data
secara akurat, dan menggambarkan kondisi sebenarnya secara akurat.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di yayaan Imdad Mustadh’afin Graha mitra
Dhuafa Jl. Raya Purnawarman Blok A No.37 Bukit Cirendeu Ciputat.
Sedangkan waktu penelitiannya selama 3 bulan terhitung mulai bulan Juli,
Agustus, September 2012.
3. Subjek Evaluasi dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah program
usaha bisnis Barbeku Yasmin dan program-program yang didanai Yasmin
melalui Usaha tersebut. Objeknya adalah evaluasi program unit usaha
bisnis Barbeku di Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN) Cirendeu.
Dalam memilih subjek dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pengambilan sempel berdasarkan tujuan (purposive sampling). dalam
tekhnik ini, pengambilan sempel diserahkan pada pertimbangan
pengumpulan data yang menurutnya sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian.15
15 Dr. Suhartono Irawan, Metode Penelitian Sosial, Suat Tekhnik Penelitian Bidang Kesos
dan Ilsos lainnya (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, t.t), h.63
12
Berikut ini tabel informan dan objek yang terpilih dalam
pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.
Tabel 1. Informan Penelitian
No. Nama Status Informan
Informasi Keterangan
1) Bambang Irianto
Manajer Toko Barbeku
Mengetahui keseluruhan Pelaksanaan program Toko Barbeku
2) M. Badruzzaman
Menejer Promosi Hibah Yasmin
Mengetahui program hibah barang
3) Ibu Lestari Pelanggan Barbeku Yasmin
Mengetahui pelaksanaan pelayanan Toko Barbeku
Mulai berlangganan thn 2012 & 5 kali mebeli barang Barbeku
4) Ibu Amnah Pelanggan Barbeku Yasmin
Mengetahui pelaksanaan pelayanan Toko Barbeku
Mulai berlangganan thn 2012 & 4 kali mebeli barang Barbeku
5) Bapak Dadang S
Pelanggan Barbeku Yasmin
Mengetahui pelaksanaan pelayanan Toko Barbeku
Mulai berlangganan thn 2010
6) Ibu Nur Jainah
Pelanggan Barbeku Yasmin
Mengetahui pelaksanaan pelayanan Toko Barbeku
Mulai berlangganan thn 2011
4. Model Evaluasi
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model evaluasi hasil,
dengan model evaluasi hasil ini penulis berasumsi mengetahui tujuan-
13
tujuan manakah yang telah dicapai program unit usaha bisnis Barbeku
dalam mendanai program-program Yasmin di Cirendeu.
5. Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa sumber data yang
didapat oleh penulis dalam menunjang data yang didapat sebelumnya,
sehingga peneliti mendapatkan data yang valid, diantaranya:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
subjek penelitian dan informan dalam hal ini adalah pengurus program
unit usaha bisnis Barbeku Cirendeu, pengurus Yayasan yang menjadi
subjek peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam hal
ini data sekunder diperoleh dari laporan keuangan program unit usaha
bisnis Barbeku, Cirendeu, dan buletin Yasmin.
6. Instrumen Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi instrumen adalah penulis
sendiri. Penulis menjadi media yang membantu dalam pengelolaan
data dan penganalisisan data melalui wawancara, karena dalam
penelitian kualitatif sifatnya adalah penelitian yang mendalam.
14
7. Teknik Pengumpualan Data
a. Pengamatan (observation)
Untuk memperoleh data, penulis melakukan pengamatan
dengan berperan serta (Participant Observer) terhadap objek
penelitian lapangan. Pengamatan berperan serta adalah proses
peneliti yang menpersyaratkan interaksi sosial antara peneliti
dengan tineliti dalam lingkungan tineliti sendiri16.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab secara langsung antara dua orng atau lebih,
antara penulis dan responden terpilih.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat
data primer yang di dapat dari sumber data yang berupa
dokumentasi dan laporan.
8. Teknik Analisis Data
Informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tekhnis analisis taksonomi. Teknik analisis
taksonomi adalah tekhnik analisis yang berfokus pada domain-domain
tertentu, kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta
16 MT. Felik Sitorus, Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan (Bogor: Kelompok
Dokumentasi Ilsos Bogor, 1998) h.42 .
15
bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci yang umumnya merupakan
rumpun yang memiliki kesamaan17. Tekhnik taksonomi akan
menghasilkan analisis yang terbatas pada suatu domain, dalam hal ini
adalah evaluasi hasil. Tekhnis ini memiliki kelebihan karena memberikan
gambaran tentang sesuatu fenomena lebih rinci kemudian dianalisis sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Selanjutnya penyusunan skripsi ini dilakukan dengan mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan disertasi yang diterbitkan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
9. Teknik Keabsahan Data
Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan
bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi
persoalan dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal ini dikarenakan
banyak hal, yaitu karena; (1) subjektifitas peneliti merupakan hal yang
dominan dalam penelitian kualitatif, (2) alat penelitian yang diandalkan
adalah wawancara dan observasi (apapun bentuknya) mendukung banyak
kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol
dalam observasi partisipatif, (3) sumber data kualitatif yang kurang
credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian18. Oleh sebab itu,
hendaknya seperti yang telah dijelaskan oleh Lexy J.Moleong dalam
bukunya Metodelogi Kualitatif, dalam menentukan keabsahan data adalah
17 Nurul Hidayati, Metodelogi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatkan Kualitatif,
(Jakarta, UIN Jakarta Prees, t.t.), h.68. 18 Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009).
16
dengan melakukan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu19.
Pendekatan serupa lebih dikembangkan oleh Burhan Bungin yang
menyatakan bahwa yang menjadi pembanding dalam melakukan
triangulasi data yang sedang diteliti adalah sebagai berikut:
a. Triangulasi Kejujuran Peneliti
Perlu diketahui, sebagai manusia peneliti seringkali merusak
kejujurannya ketika pengumpulan data (wawancara) yang dilakukannya
secara sadar maupun tidak sadar. Terlalu melepas pendapat
subjektifitasnya tanpa kontrol bahkan melakukan rekaman yang salah
dalam lapangan. Ini jelas merusak atau mengurangi keabsahan data.
Oleh sebab itu perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu
dengan wawancara ulang, merekam data yang sama di lapangan,
bahkan peneliti dapat meminta tolong kepada peneliti lain untuk
melakukan pengecekan langsung.
b. Triangulasi dengan Sumber Data
Menurut Burhan Bungin dalam bukunya yang sama mengutip
kepada Meleong menyatakan bahwa triangulasi dengan data adalah: (1)
membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2)
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan
19 Molelong, Metode Penelitian Kualitatif, h.330.
17
orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang
waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat orang lain seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang
pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan suatu isu.20
E. Tinjauan Pustaka
Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian mengenai evaluasi program
pada unit usaha bisnis Barbeku, tetapi untuk penelitian mengenai Evaluasi
Program dengan spesifikasi evaluasi hasil sudah ada, dilakukan oleh
mahasiswa yang terdahulu. Untuk mengetahui materi penelitiannya, berikut
penulis jelaskan. Judul skripsi, “Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah
Bersalin Gratis (RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur”, ditulis oleh Lidya
Melawati Mahasiswi jurusan Kesejahteraan Sosial. Berbeda dengan penelitian
tersebut, objek penelitian penulis membahas mengenai evaluasi program
sedangkan subjeknya adalah Rumah Bersalin Gratis (RBG) di Jakarta Timur.
F. Sistematika Penelitian
Sebagai suatu pembahasan ilmiah maka penulisan tersusun secara
sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui aturan konsistensi dan
20 Bungin, Penelitian Kualitatif Ekonomi, h.256-257.
18
koherensi jalur pemikiran sehingga daya analisa, kemampuan syintesa, dan
potensi nalar mudh mencapai sasaran yang dituju.
Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang masing-masing memiliki sub-sub
bab dengan penyusunan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodelogi penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis
Pada bab ini Penulis mengutarakan tentang: kerangka teoritis mengenai
evaluasi program, pengertian evaluasi, model evaluasi, dan tujuan kegunaan
evaluasi program unit usaha bisnis Barbeku Yasmin, pengertian program unit
usaha bisnis Barbeku Yasmin, ruang lingkup atau bentuk program-rogram unit
usaha bisnis Barbeku Yasmin.
Bab III Gambaran Umum Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin)
Pada bab ini Penulis memuat tentang gambaran umum usaha bisnis
Barbeku Yasmin dan profil Yayasan Imdad Mustadh’afin, bagaimana latar
belakang sejarahnya, struktur organisasinya, tujuan yang tercantum dalam visi
dan misi, program yayasan Imdad Mustadh’afin.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
19
Pada bab ini Penulis memuat tentang: temuan dan analisis yang
mengandung secara garis besar mengenai evaluasi program Unit Usaha
Barbeku Yasmin Cirendeu, yang meliputi evaluasi pelaksanaan program,
evaluasi terhadap tolak ukur keberhasilan program.
Bab V Penutup
Pada bab ini penulis memuat tentang: kesimpulan dan saran. Di akhir
penulisan ini penulis memasukan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
19
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Evaluasi Program
1. Pengertian Evaluasi Program
Secara bahasa, evaluasi artinya menentukan nilai.1 Menurut
Cronbach, Alkin dan Stufflebeam sebagaimana dikutip Djuju Sudjana
menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan,
memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan.
Popham, Provus, dan Rivlin seperti yang dikuti Djuju Sudjana
pmenjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan membandingkan data
tentang penampilan orang-orang dengan standar yang telah diterima
umum. Malcolm dan Provus, sebagai pencetus gagasan discerepancy
Evaluation seperti yang dikutip Djuju Sudjana, menjelaskan bahwa
evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui perbedaan antara apa yang ada
dengan suatu standar yang telah ditetapkan serta bagaimana menyatakan
perbedaan antara keduanya. Scriven dan Glas mengemukakan seperti yang
dikutip Djuju Sudjana bahwa evaluasi adalah upaya untuk mengetahui
manfaat atau kegunaan suatu program, kegiatan, dan sebagainya. Eisne
mengemukakan seperti yang dikutip Djuju Sudjana bahwa evaluasi adalah
memutuskan suatu program secara kritis dengan menggunakn jasa
keahlian. Parlett dan Hamilton menyatakan seperti yang dikutip Djuju
1 Hoetomo M.A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Mitra Pelajar Surabaya,
2005), h.151.
19
20
Sudjana bahwa evaluasi adalah kegiatan menggambarkan dan
menginterprestasi konteks yang lebih luas dimana program berfungsi.2
Program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti rancangan
mengenai asas-asas serta dengan usaha-usaha dalam ketatanegaraan,
perekonomian dan sebagainya yang akan dijalankan.3 Program menurut
Joan L.Herman seperti yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnapis ialah
segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan
mendapat hasil atau pengaruh.4
Paulson dalam bukunya “A Strategy for Evaluation Design”, yang
dikutip oleh Grotelueschen, mengemukakan bahwa “Evaluation as a
Prosess of examining certain objects or events in the light of specific value
standards for the purpose of making adaptive decisions”. Menurut
Paulson evaluasi program adalah proses pengujian berbagai objek atau
peristiwa tertentu dengan menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus
dengan tujuan usntuk menentukan keputusan-keputusan yang sesuai.
Berdasarkan pengertian ini maka evaluasi program adalah kegiatan
pengujian terhadap suatu fakta atau kenyataan sebagai bahan untuk
pengambilan keputusan.
Mugiadi menjelaskan bahwa evaluasi program adalah upaya
pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan, atau proyek.
Informasi tersebut berguna bagi pengambilan keputusan, antara lain untuk
2 Prof. Djuju Sudjana, M. Ed., Ph.D, Evaluasi Program pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h.19.
3 Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h.151. 4 Dr. Farida Yusuf Tayibnapis, M.Pd, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 9.
21
memperbaiki program, menyempurnakan kegiatan program lanjutan,
menghentikan suatu kegiatan, atau menyebar luaskan gagasan yang
mendasari suatu program atau kegiatan. Informasi yang dikumpulkan
harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat guna dan sesuai dengan
nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan keputusan.
Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas
maka evaluasi program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis
untuk mengumpulkan, mengelola, menganalisis dan menyajikan data
sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Dalam Webster’s New
World Dictionary yang dikutip Purwadarminta pengertian data adalah
fakta, keterangan, atau informasi, yang darinya dapat ditarik generalisasi.
Batasan evaluasi program ini mengandung tiga unsur penting yaitu
kegiatan sistematis, data, dan pengambilan keputusan. Kegiatan sistematis
mengandung makna bahwa evaluasi program dilakukan melalui prosedur
yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Data yang dikumpulkan,
sebagai fokus evaluasi program diperoleh melalui kegiatan pengumpulan,
pengelolaan, analisis, dan penyajian dengan menggunakan pendekatan,
model, metode dan teknik ilmiah. Pengambilan keputusan bermakna
bahwa data yang disajikan itu akan bernilai apabila menjadi masukan
berharga untuk proses pengambilan keputusan tentang alternatif yang akan
diambil terhadap program. Dengan demikian, evaluasi program merupakan
kegiatan yang teratur dan berkelanjutan dengan menggunakan prosedur
ilmiah untuk memperoleh data yang berguna bagi pengambilan keputusan.
22
2. Model-model Evaluasi
a. Evaluasi input memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk dalam
suatu pelaksanaan suatu program. Tiga unsur (variabel) utama yang
terkait dengan evaluasi input adalah klien, staf, dan program. Variabel
klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti susunan (konstelasi)
keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung. Variabel staf meliputi
aspek demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf, dan
pengalaman staf. Sedangakan variabel program meliputi aspek tertentu
seperti lamanya waktu yang diberikan, dan sumber-sumber rujukan yang
tersedia. Dalam kaitan dengan evaluasi input program, ada empat kriteria
yang dapat dikaji baik sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan.
Kriteria tersebut adalah (1) tujuan dan objektif; (2) Penilaian terhadap
kebutuhan komunitas; (3) Standar dari suatu ‘praktek yang baik’; dan (4)
biaya per unit layanan.
b. Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktifitas program yang
melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf “terdepan” (line
staf) yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan (objektif) program.
Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari sistem pemberian layanan
dari suatu program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian
layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan kriteria yang relevan
lembaga, tujuan proses (proses goals) dan kepuasan klien.
23
c. Evaluasi hasil diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overall
impac) dari suatu program terhadap penerima layanan (recipients).
Pertanyaan utama yang muncul dari evaluasi ini adalah: bila suatu
program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan
akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut? Berdasarkan
pertanyaan ini seorang evaluator akan mengkonstruksikan kriteria
keberhasilan dari suatu program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat
dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program (berorientasi pada
program = program oriented) ataupun pada terjadinya perubahan
perilaku dari klien (berorientasi pada klien = client oriented)5
3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi
Scriven orang yang pertama yang membedakan antara evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama.
Kemudian Stufflebeam juga membedakan sesuai di atas yaitu Proactive
evaluation Untuk melayani pemegang keputusan, dan Recroactive
evaluation untuk keperluan pertanggung jawaban. Evaluasi dapat
mempunyai dua fungsi yaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk
perbaikan dan mengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program,
orang, produk, dan sebagainya). Fungsi sumatif, efaluasi dipakai untuk
pertanggung jawaban, keterangan, seleksi, atau lanjutan. Jadi evaluasi
hendaknya membantu pengembangan implementasi, kebutuhan suatu
5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis (Jakarta: FEUI Press, 2003) h.189-190.
24
program, perbaikan program, pertanggung jawaban, seleksi, motivasi,
menambah pengetahuan, dan dukungan dari mereka yang terlibat.
Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini,
Feurstein menyatakan sepuluh alasan mengapa suatu evaluasi perlu
dilakukan:6
a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.
b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif
program.
c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih
baik.
d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat
memperkuat program itu sendiri.
e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna
melihat perbedaan apa yang terjadi setelah diterapkan suatu
program.
f. Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup
masuk akal.
g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengolah
kegiatan program secara lebih baik.
h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam
kesalahan yang sama, atau untuk mengajak seseorang untuk ikut
melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan
telah berhasil dengan baik.
6 Ibid., h. 188.
25
i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang
lebih luas.
j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan
kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat,
komunitas fungsional dan komunitas lokal.
4. Pendekatan Evaluasi
Istilah pendekatan evaluasi ini diartikan sebagai beberapa pendapat
tentang apa tugas evaluasi dan bagaimana dilakukan, dengan kata lain
tujuan dan prosedur evaluasi.
Pendekatan Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD)7 mengembangkan evaluasi ini dengan logical
framework sebagai alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
rancangan pelaksanaan program yang melibatkan pengidentifikasian
unsur-unsur strategis (masukan, keluaran, hasil, dampak) dan hubungan
sebab-akibat unsur-unsur strategis tersebut, berbagai indikator dan asumsi
atau risiko yang mungkin mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan.
Secara sederhana, evaluasi ini memuat lima kriteria evaluasi yaitu:
a. Relevansi (relevance) didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana
(tujuan) suatu program sejalan dengan persyaratan penerima manfaat,
kebutuhan, prioritas, kebijakan mitra dan donor. Pada dasarnya
relevansi merupakan jawaban dari kebermanfaatan dan kedayagunaan.
b. Efektifitas (effectiveness) ialah jangkauan sejauh mana tujuan dan target
program tercapai, atau diharapkan tercapai, dengan mempertimbangkan
7 Udiutomo, dkk., Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kaji Dampak, h. 70-71.
26
arti penting relatifnya. Secara eksplisit, efektifitas adalah hubungan
antara output (produk dan jasa) dengan outcome (manfaat dan
diharapkan dari sasaran atau penerima manfaat).
c. Efisiensi (efficiency) adalah ukuran tentang bagaimana sumber
daya/masukan secara ekonomis (dana, keahlian, waktu dan sebagainya)
dikonversikan menjadi hasil. Secara sederhana, efisiensi dapat diukur
dengan membandingkan antara hasil (output) dengan asupan (input)
yang digunakan (waktu, SDM, alat, dan sebagainya).
d. Dampak (impact) merupakan efek primer dan sekunder dalam jangka
panjang, baik positif maupun negatif, yang dihasilkan sebuah program,
langsung atau tidak langsung, dikehendaki maupun tidak dikehendaki.
Dalam evaluasi dampak program, beberapa hal yang perlu ditanyakan
adalah perubahan apa yang terjadi sebagai hasil dari pelaksanaan
program, apa perubahan nyata yang dirasakan penerima manfaat dari
pelaksanaan program dan berapa banyak orang yang merasakan
pengaruhnya.
e. Kesinambungan (sustainnability) adalah kesinambungan manfaat dari
suatu program setelah bantuan program besar diselesaikan atau
kemungkinan berlanjutnya manfaat dalam jangka panjang. Atau
didefinisikan juga sebagai daya tahan manfaat bersih (netbenefit)
terhadap resiko sepanjang waktu.
5. Desain Evaluasi
Desain evaluasi program menurut Carol Tayler Fitz Gibbon &
Lynn Lyons Morris yang dikutip Farida Yusuf Tayibnapis suatu desain
27
ialah rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan dan dari
siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan selama proses evaluasi.
Alasan utama memakai desain yaitu untuk meyakinkan bahwa evaluasi
akan dilakukan menurut organisasi yang teratur dan menurut aturan
evaluasi yang baik. Semua orang yang terlibat dalam evaluasi adalah orang
yang tepat, dilakukan pada waktu yang tepat, dan ditempat yang tepat
seperti yang telah direncanakan.8
Pada dasarnya suatu desain ialah bagaimana mengumpulkan
informasi yang komparatif sehingga hasil program yang dievaluasi dapat
dipakai untuk menilai manfaat dan besarnya program apakah akan
diperlukan atau tidak.9
a. Desain dalam evaluasi sumatif
Biasanya desain dihubungkan dengan evaluasi sumatif,
evaluator sumatif diharapkan membuat kesimpulan umum,
menyingkat dan membuat laporan tentang keberhasilan program.
Karena laporan tersebut dapat mempengaruhi keputusan tentang
masa depan program atau nasib orang lain, maka evaluator perlu
mendukung penemuannya dengan data yang cukup terpercaya.
Biasanya desain dibuat sebagai metode untuk melakukan
eksperimen ilmiah, metode dimana orang dapat membuat dampak
secara logika pada hasil sesuatu perlakuan yang dibuatnya,
misalnya evaluasi pendidikan dan perlakuannya. Evaluasi sumatif
8 Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 64. 9 Ibid., h. 64.
28
sebaiknya memakai eksperimen apabila meneliti program yang
akan di evaluasi dengan hasil evaluasinya.
b. Desain dalam evaluasi formatif
Menggunakan desain formatif dalam program berarti
karyawan program akan berkesempatan melihat dengan seksama
keefektifan program dan komponen yang ada didalamnya. Hal ini
memungkinkan evaluator menjalankan fungsinya yang utama,
menganjurkan orang-orang program mengamati terus-menerus
dengan cermat kegiatan-kegiatan dalam program.
Dalam hal ini penulis menggunakan desain evaluasi sumatif
pada analisis program unit usaha bisni Barbeku (Barang Bekas
Berkualitas) untuk menilai keberhasilan program apakah keluaran
dan hasil bisa terealisasikan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6. Indikator Evaluasi
Menurut Departemen Kesehatan (2001:10) sebagaimana dikutip
Edi Suharto bahwa secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai
suatu alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan
dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian indikator dapat menyangkut
suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha
peningkatan kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau
pendapat yang dapat menunjukkan suatu keadaan.10
lndikator sosial pada dasarnya menunjuk pada definisi operasional
10 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) h. 126.
29
atau bagian dari definisi operasional dari suatu konsep utama yang
memberikan gambaran sistem informasi tentang suatu sistem sosial.
Konsep-konsep pokok yang menggambarkan kedudukan indikator dalam
suatu sistem sosial dapat digolongkan sebagai berikut (Suharto, 1997):11
1. Komponen sistem yang terdiri atas subsistem yang saling berkaitan
dan membentuk struktur sistem. Untuk sub-sub sistem tersebut
diharapkan dapatdioperasionalkan dengan menggunakan istilah
terukur dalam bentuk indikator-indikator.
2. Tujuan sistem, yaitu suatu keadaan yang dikehendaki oleh anggota
– anggota sistem dengan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
sistem.
3. Bidang-bidang masalah yang dioperasionalkan dalam bentuk data
pada suatu waktu tertentu dan segera memerlukan penanganan.
4. Tujuan kebijakan, yakni kondisi sosial yang dikehendaki oleh
pembuat kebijakan.
Sesuai dengan penggolongan tersebut, maka indikator sosial dalam
monev dapat digunakan menu rut fungsinya, yaitu:
1. lndikator informatif. lndikator yang digunakan untuk memberikan
gambaran tentang kondisi kesejahteraan masyarakat, sejauh mana
kesejahteraan masyarakat telah tercapai, dan kebutuhan apalagi
yang masih belum terpenuhi yang mungkin dapat dikembangkan
melalui program sosial yang diperlukan.
11 Ibid., h. 127.
30
2. lndikator prediktif. lndikator yang digunakan untuk merancang
program apa saja yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. lndikator yang berorientasi masalah. lndikator yang digunakan
untuk menggambarkan seberapa besar masalah yang masih
dihadapi dalam suatu masyarakat.
4. lndikator evaluasi kebijakan. lndikator yang digunakan untuk
mengevaluasi suatu kebijakan tertentu, sejauhmana tujuan tercapai,
sejauhmana suatu kebijakan itu efektif, dan sejauh mana
kebijakandi laksanakan secara efisien.
Selain itu, indikator juga bisa dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yaitu indikator kinerja dan indikator hasil atau keluaran (Suharto,
2005d):12
1. lndikator Kinerja: mengindikasikan keadaan masukan dan proses
pelayanan sosial yang dilakukan oleh lembaga dan aktor-aktor yang
terkait.
2. lndikator Keluaran: menunjukkan hasillangsung (output) maupun
tidak langsung atau dampak (outcome) dari suatu kegiatan
pelayanan.
B. Unit Usaha Bisnis
12 Ibid., h. 128.
31
Unit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna bagian terkecil dari
sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Sedangkan usaha bisnis adalah usaha
komersial dalam dunia perdagangan.13
Derdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama bisnis
merupakan kegiatan-kegiatan, kedua bisnis merupakan sebuah perusahaan.
Para ahli mendefinisikan bisnis secara berbeda. Definisi Raymond E.Glos
dalam bukunya “Business: its Nature Environment: An Introduction”, yang
dikutip oleh Husein Umar yaitu dianggap memiliki cakupan paling luas yaitu:
“Bisnis merupakan suatu kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang
dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka”.14
C. Barbeku Yasmin
Barbeku merupakan bisnis barang bekas berkualitas yang merupakan
usaha andalan Yasmin. Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan
pilihan pada usaha barang bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah 1)
potensi barang bekas cukup besar, 2) Belum ada lembaga nirlaba yang
mendayagunakannya, serta 3) dukungan SDM yang kompeten. Pertimbangan
lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis perorangan sehingga
Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh
13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008) h.1784 14 Husein Umar, Business An Introductin, (Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003,
cet.2, hal.3
32
keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah
Toko Barbeku menjadi unit usaha yang memiliki prospek menjanjikan.
Hal strategis lain yang hendak Yasmin capai adalah memuculkan
paradigma baru bahwa menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus
berupa uang, ada potensi yang dapat didayagunakan misalnya barang bekas.
Maka Yasmin pun mengusung program ‘Hibah Barang Bekas untuk
Pendidikan Gratis’melalui program ini Yasmin menerima sumbangan barang
bekas yang memiliki nilai jual misalnya alat rumah tangga, alat kantor,
furniture, elektronik, perhiasan, kendaraan, pakaian, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui Toko Barbeku yang hasil
penjualannya dialokasikan untuk membiayai program sosial.
Toko Barbeku adalah toko yang menjual barang-barang bekas
berkualitas dan barang hibah dari para donatur. Hasil keuntungan dari Toko
Barbeku dialokasikan untuk membiayai program-program sosial Yasmin
yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan gratis untuk dhuafa. Toko Barbeku
merupakan salah satu unit usaha andalan karena dapat membiayai program-
program sosial Yasmin.
Adapun barang yang dijual antara lain furnitur, elektronik, peralatan
kantor dan sebagainya. Tidak hanya menjual, kami juga menerima sistem
titp-jual, yaitu pelanggan dapat menitip barang di Toko Barbeku, bahkan
tukar tambah juga bisa. Toko BarBeKu memiliki pelanggan yang fanatik dan
rata-rata berasal dari kalangan menengah-atas. Mereka rela mengantri untuk
memilih dan mendapatkan barang berkualitas dengan harga murah.
33
Yasmin yang mempelopori berdirinya Toko Barbeku pada tahun 1998.
Toko barang bekas ini merupakan cita-cita para pendiri yayasan agar Yasmin
dapat membiayai program-program sosialnya. Pada waktu itu Yasmin
memilih bisnis barang bekas karena peluang ini masih terbuka lebar. Dan
rata-rata yang menekuni bisnis ini masih dari kalangan perorangan sehingga
daya saing Toko Barbeku masih menjanjikan.
Banyak jalan yang dapat kita tempuh untuk menebar kebahagiaan.
Membantu saudara kita yang kurang mampu adalah salah satu diantaranya.
Pun banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membantu meringankan
beban saudara kita yang kurang mampu. Misalnya, jika di rumah atau kantor
ada barang-barang bekas yang tidak termanfaatkan dan masih memiliki nilai
jual, siapa pun dapat bergabung dalam Program Hibah Barang. Melalui
program ini, Yasmin menerima hibah barang bekas seperti : peralatan rumah
tangga, furnitur, elektronik, alat kantor, peralatan belajar, buku, benda-benda
seni, pakaian, majalah, koran dan sebagainya.
Toko Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) yang semula hanya menjual
barang-barang yang dikumpulkan dari hibah mulai diperluas usahanya.toko
ini mulai dikembangkan untuk melakukan jual beli barang bekas secara
propesional. Untuk memperbanyak stok barangnya, pengelola memasang
iklan di beberapa surat kabar, salah satunya di Republika.
Dalam menjalankan aktivitas usahanya, toko Barbeku mengembangkan
tiga model usaha: penjualan barang hibah, titip jual barang dan jual beli
barang.penjualan barang hibah merupakan usaha awal yang dirintis Barbeku
34
dengan menjual barang hibah yang berhasil dikumpulkan Yayasan.kegiatan
ini tetap dilakukanuntuk membantu program gerakan hibah barang yang
dilakukan Yayasan.
Sementara bentuk usaha titip julal ditujukan untuk memberi kemudahan
bagi masyarakat luas yang memerlukan dana sepontan. Mereka bisa
menitipkan barang pada Barbekuuntuk di jual, terutama barang-barang yang
secara ekonomis bisa segera di jual. Dari penjualan barang ini, Yayasan
mendapatkan keuntungan 10-20 persen dari harga barang yang di titipkan.
Sedangkan jual-beli barang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan
atas barang-barang yang diperjual belikan. Karena itulah, dalam menentukan
harga jual maupun harga beli, Yasmin dituntut mengambil keuntungan
sebesar 30-50 persen. Barang-barang yang dijul sebagian besar adalah
peralatan rumah tangga, mebel, dan alat elektronik.15
15 Zaim Saidi dkk, Strategi dan Pola Penggalangan Dana Sosial di Indonesia, (Jakarta:
Piramedia, 2003) Cet. 1, h.13.
34
BAB III
PROFIL YASMIN
A. Sejarah Berdirinya Yasmin
Lembaga Yasmin (yayasan Imdad Mustadh’afin) yang berarti yayasan
yang menolong orang-orang yang lemah, termarjinalkan atau miskin. Awal
mulanya Lembaga ini bernama yayasan manusia Indonesia dan kemudian
berganti nama menjadi lembaga yasmin yang berdiri sejak tahun 1998 saat
krisis moneter. Karena pada saat itu banyak masyarakat Indonesia yang
berkerja di PHK dari pekerjaannya, banyak masyarakat menjadi miskin dan
termarjinalkan serta banyak anak-anak yang putus sekolah karena tidak
mempunyai biaya untuk bersekolah. Maka pada saat itu lembaga yasmin
memberikan beasiswa bagi anak-anak yang putus sekolah.1
Supaya anak-anak Indonesia tetap mendapatkan pendidikan yang setinggi-
tingginya untuk menggapai cita-cita yang diinginkan dan untuk kehidupan
yang lebih baik. Lembaga yasmin diarahkan menjadi lembaga nirlaba yang
identk dengan social enterprise atau kewirausahaan social. Berbagai unit usaha
dibangun dengan tujuan memperoleh keuntungan untuk membiayai program-
program social. Melalui unit usaha ini, diharapkan kemandirian lembaga
yasmin dalam menyediakan dana dapat terpenuhi.
1 Sejarah Yasmin, diakses pada 20 November 2012 dari dokumen Yasmin
34
35
Toko Barbeku (barang bekas berkualitas) merupakan unit usaha andalan.
Bukan tanpa alasan ketika Yasmin menjatuhkan pilihan pada usaha barang
bekas. Tiga alasan utama yang mendasari adalah:2
1) Potensi barang bekas cukup besar,
2) Belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya, serta
3) Dukungan SDM yang berkompeten.
Pertimbangan lain usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis
perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi misi
bahwa seluruh keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program social,
maka jadilah toko Berbeku menjadi unit usaha yang memiliki prospek
menjanjikan.
Hal strategis lain yang hendak dicapai adalah memunculkan paradigma
baru bahwa menyumbang melalui lembaga nirlaba tidak harus berupa uang,
ada potensi lain yang dapat didayagunakan misalnya barang bekas. Maka
yasmin pun mengusung program Hibah Barang Bekas Untuk Pendidikan
Gratis. Melalui program ini yasmin menerima sumbangan barang bekas yang
memiliki nilai jual misalnya alat rumah tangga, pakaian, buku, Koran, majalah
dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual melalui toko barbeku yang hasil
penjualannya dialokasikan untuk membiayai program social. Lembaga yasmin
didirikan oleh Haidar Bagir, Rahmad Riyadi, Zaim Saidi, Parni Hadi dan
Yayasan Penerbit Mizan.
2 Company Profile Yasmin, diakses pada 20 November 2012
36
B. Visi, Misi, dan Legalitas Yasmin
1. Visi Yasmin
“Social Enterprise (kewirausahaan social) terkemuka di Indonesia untuk
pengembangan model pendidikan gratis berkualitas”
2. Misi Yasmin
a. Mengembangkan kemandirian organisasi dalam bentuk social
enterprise yang unik, yaitu toko barbeku (toko barang bekas
berkualitas) dan unit usaha lain sesuai core competence.
b. Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternative unggulan
bebas biaya, baik formal maupun nonformal khusus bagi anak-anak
dari keluarga tidak mampu.
c. Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan
kualitas madrasah dan sekolah-sekolah di lingkungan marjinal.
d. Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan
bagi para guru atau pendidik dengan biaya terjangkau dan materi yang
relevan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
e. Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya
bagi keluarga tidak mampu.
f. Membangun kualitas donatur sebagai salah satu penopang jalannya
organisasi melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
3. Legalitas Yasmin
Perubahan akte pendirian oleh Notaries Ny.ThilmaDjohan, SH.
No.6 tanggal 26 Juni 2002 dan EdyPriyono, SH. No.17, 10 Oktober 2006.
4. Program Sosial Yasmin
37
1. Sekolah Gratis.
1 SMK Informatika dan 2 SMP yang merupakan sekolah gratis
yang khususnya bagi para siswa dari keluarga tidak mampu. Selama
masa pendidikan, para siswa dibebaskan dari seluruh biaya yang
meliputi uang gedung, uang SPP, praktikum, ujian, dan studi tour.
Bahkan seragam sekolah, buku pelajaran dan layanan kesehatan pun
disediakan secara Cuma-Cuma. Fasilitas kurikulum dan model
pembelajaran didesain sedemikian rupa sehingga mendekati indikator
sekolah berkualitas. Didukung oleh para guru berkompeten dan
memiliki dedikasi yang tinggi, sekolah ini menjadi harapan baru bagi
keluarga tidak mampu.
2. SMK Alternatif Cendikia.
Sebuah sekolah alternative gratis yang berfokus pada
pengembangan kearifan local. Kurikulum didesain berbasis keahlian
atau keterampilan, mengedepankan keaslian pertanian dan perikanan,
yang didukung oleh penguasaan teknologi informasi dan penguatan
bahasa inggris.
3. 2 Taman Kanak-kanak Ceria Gratis.
Usia balita ada adalah usia emas yang sangat menentukan
perkembangan seorang anak di masa mendatang. Dengan demikian
pola pengasuhan dan pendidikan pada usia dini memiliki nilai yang
strategis. Atas pertimbangan itulah program TK gratis ini
diselenggrakan.
4. Program Beasiswa.
38
Program beasiswa diarahkan untuk membantu para siswa agar
dapat menuntaskan program wajib belajar 12 tahun. Dana beasiswa
didukung oleh para donator melalui program orang tua asuh.
Sementara penyaluran beasiswa, bekerjasama dengan sekolah anak
asuh.
5. Lembaga Pendidikan Alhikmah.
Akhlak mulia, keterampilan, penguasaan computer dan bahasa
asing merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan oleh para siswa
untuk meraih masa depan yang lebih baik. Bagi siswa yang tidak
mampu, penguasaan kompetensi ini kurang mendapat perhatian karena
keterbatasan biaya. Lembaga pendidikan alhikmah memberi solusi atas
kondisi ini. Para siswa diberikan materi, akhlak mulia, keterampilan,
motivasi, computer, bahasa inggris dan perpustakaan.
6. Training Guru Gratis.
Program training guru menjadi barang langka. Dalm rangka ini
yasmin menggagas training guru gratis bagi guru dari sekolah tidak
mampu. Materi yang diberikan terkait dengan visi pengembangan
sekolah, pengembangan kurikulum, keterampilan mengajar dan
penerapan pendekatan pembelajaran terkini.
7. Program Sekolah atau Madrasah Mitra.
Merupakan program pendampingan sekolah atau madrasah yang
tidak mampu. Untuk meningkatkan kualitas manajerial dan
pembelajaran. Salah satu model yang dilakukan adalah mensinergikan
sekolah atau madrasah yang tidak mampu dengan sekolah unggulan.
39
8. Pusat Terapi Autis.
Pusat terapi autis yasmin didirikan dan dikhususkan bagi para
siswa dari keluarga tidak mampu. Secara teknis, pusat terapi ini
didukung oleh para sukarelawan yang berkompeten serta disupervisi
oleh pusat terapi pelangi lazuardi.
9. Klinik Kesehatan Gratis.
Klinik afiat yasmin melayani keluarga miskin dengan system
member. Saat ini mengelola dua klinik yang representative. Klinik ini
juga menangani program advokasi kesehatan dan layanan kesehatan
keliling di kantong-kantong kemiskinan).
5. Kerjasama dan Jaringan
Lembaga yasmin dalam mengembangkan program-program
kegiatannya bekerja sama dengan PLN, MIZAN (menjelajah semesta
hikmah), LAPIS (learning assistant for Islamic school), LAZUARDI,
PUSTAKA IMAN, ANTAM, ILUM UI (ikatan alumni Universitas
Indonesia), AMEC, KUMKUM DAN FIF (perusahaan pembiayaan astra).
6. Prosedur Penanganan Klien
a. Pelayanan Donatur
Pelayanan Donatur yasmin terdiri dari pelayanan Hibah Barang
Bekas dan ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah). Prosedur Pelayanan Donatur
Hibah Barang Yaitu: Donatur menghubungi bagian hibah Yasmin
40
untuk dilakukan pencatatan, penjadwalan kapan barang akan di
jemput, penjemputan barang sesuai jadwal.3
Prosedur pelayanan Donatur ZIS Yaitu: Donatur dapat
mengirimkan uang melalui berbagai cabang rekening Bank sebagai
berikut:4
Transfer rekening a/n Yasmin:
- BNI Syariah Cab.Jakarta Selatan Acc.173.41882.7
- Bank Muamalat Indonesia Cab.Fatmawati KCP Depok
Acc.3070000.310
- CMB Niaga Cab.Warung Buncit Jakarta Selatan
Acc.2120.100.126.007
Transfer Rekening a/n Yayasan Imdad Mustadh’afin
- BCA KCP Cinere Acc.267.301.6006
- Bank Mandiri Cab.Cinere Acc.101.0005755671
b. Pelayanan Penerima Program
Prosedur penanganan klien yang dilakukan oleh lembaga yasmin
yaitu terlebih dahulu melalui rekruitmen dan seleksi baik program
kesehatan Yasmin ataupun pendidikan Yasmin.
klinik afiat Yasmin misalnya, dalam mencari calon pasien bebas
biaya atau gratis terlebih dahulu meminta daftar masyarakat yang tidak
mampu ke kelurahan atau ke Rt dan Rw. Selanjutnya dari pihak klinik
3 SOP Alur Pengambilan Hibah, Dokumen Yasmin, diakses 3 Februaari 2013 4 Brosur Yasmin, diakses 3 Februari 2013
41
yasmin melakukan survey dan seleksi calon pasien bebas biaya klinik
yasmin yang layak atau tidak untuk dibantu.
C. Pengurus Yasmin
KetuaBadanPendiri : Haidar Bagir
KetuaYayasan : Rahmad Riyadi
General Manager : Setiyo Iswoyo
Manajer Unit Usaha Barbeku : Bambang Irianto
Manajer Program Pendidikandan Program Sosial : Sulistiyo
ManajerPromosidan Fundraising : Mujtahidin
Kesekretariatan : Wilda Karmila
42
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam hal ini peneliti mengacu pada lima kriteria evaluasi yaitu relevansi,
efektifitas, efesiensi, dampak dan kesinambungan. Pada penelitian ini akan
dibahas satu-persatu sebagai berikut:
A. Relevansi Program Unit Usaha Barbeku
Relevansi (relevance) didefinisikan sebagai tingkat sejauh mana (tujuan)
suatu program sejalan dengan persyaratan penerima manfaat, kebutuhan,
prioritas, kebijakan mitra dan donor. Pada dasarnya relevansi merupakan
jawaban dari kebermanfaatan dan kedayagunaan.1
Di sini akan dijelaskan mengenai konsistensi tujuan, kebijakan, dan
program Unit usaha Barbeku dalam pendanaan Yasmin.
1. Tujuan Berdirinya Unit Usaha Barbeku
Tujuan dari berdirinya Toko Barbeku adalah untuk menjual barang-
barang bekas berkualitas dan barang hibah dari para donatur. Hasil
keuntungan dari Toko Barbeku dialokasikan untuk membiayai program-
program sosial Yasmin yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan gratis
untuk dhuafa.
“Keuntungan dari jual beli barang (JB) dipotong gaji karyawan dan oprasional 25 %. Pendapatan hibah barang 100 % di potong oprasional hibah. Dari penitipan barang keuntungan yang masuk ke kas Yasmin 15%.”2
1 Udiutomo, dkk, Zakat & Empowering Evaluasi dan Kaji Dampak, h.70 2 Wawancara Pribadi dengan Bambang Irianto Manajer Unit Usaha Bisnis Barbeku ,
Cirendeu,15 Oktober 2012
42
43
Toko Barbeku Cirendeu merupakan salah satu unit usaha andalan
karena dapat membiayai program-program sosial Yasmin. Toko barbeku
sendiri terbagi menjadi beberapa cabang antara lain toko barbeku
pamulang, cinere gandul dan cirendeu.
Adapun barang yang dijual antara lain furnitur, elektronik, peralatan
kantor dan sebagainya. Tidak hanya menjual, Toko Barbeku juga
menerima sistem titp-jual, yaitu pelanggan dapat menitip barang di Toko
Barbeku, bahkan tukar tambah juga bisa. Toko Barbeku memiliki
pelanggan yang fanatik dan rata-rata berasal dari kalangan menengah-atas.
Mereka rela mengantri untuk memilih dan mendapatkan barang
berkualitas dengan harga murah.
Yasmin yang mempelopori berdirinya Toko Barbeku pada tahun 1998.
Toko barang bekas ini merupakan cita-cita para pendiri Yayasan agar
Yasmin dapat membiayai program-program sosialnya. Pada waktu itu
Yasmin memilih bisnis barang bekas karena peluang ini masih terbuka
lebar. Dan rata-rata yang menekuni bisnis ini masih dari kalangan
perorangan sehingga daya saing Toko Barbeku masih menjanjikan.3
2. Sumber Barang Unit Usaha Barbeku
Pada penghimpunan dana, unit usaha bisnis Barbeku Yasmin
melakukan beberapa cara untuk mendapatkan sumber barang yang akan
dijual.4 Penghimpunan barang tersebut melalui:
a. Melalui perseorangan, yaitu melalui 3 sumber:
1) Hibah barang bekas
3 www.yasmin.or.id, diakses pada 6 November 2012 4Wawancara Pribadi dengan Bambang Irianto Manajer Unit Usaha Toko Barbeku ,
Cirendeu,15 Oktober 2012
44
Hibah barang bekas adalah barang yang diperoleh melalui
program hibah yasmin. Menyumbang melalui barang bekas
merupakan suatu trobosan baru Yasmin dalam penggalangan dana.
Melalui program ini yasmin menerima sumbangan barang bekas
yang memiliki nilai jual misalnya alat rumah tangga, pakaian,
buku, Koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini akan dijual
melalui toko barbeku yang hasil penjualannya dialokasikan untuk
membiayai program social.
2) Jual beli barang
Jual beli barang yaitu apabila seseorang ingin menjual
barangnya pada toko Barbeku maka harus mengikuti prosedur
yaitu menghubungi Barbeku, kemudian akan dijadwalkan untuk
waktu survei barang tersebut. Jika barang tersebut layak dijual
maka akan dibeli dengan harga yang disepakati.
3) Penitipan barang
Penitipan barang yaitu seseorang yang sedang memerlukan
dana, dibantu Barbeku dengan memperbolehkannya untuk
menitipkan barangnya pada Yasmin. Keuntungannya akan dibagi
dua yaitu Barbeku mengambil 15% dari keuntungan yang didapat.
4) Melalui Lelang
- Lelang terbuaka
Lelang terbuka yaitu, tim Barbeku melakukan pembelian dibalai
lelang dengan melakukan pertarungan harga. Barang yang dibeli
45
akan dijual kembali untuk mendapat keuntungan yang lebih
besar.
- Lelang tertutup
Lelang tertutup yaitu Barbeku membuat proposal yang diajukan
pada hotel, kantor, ataupun kedutaan untuk membeli barang-
barang bekas, yang masih layak jual.
5) Porix
Porix yaitu barang ekspor yang dikemblikan karena tidak sesuai
dengan pesanan pembeli, atau barang dari pengrajin yang
kelebihan membuat pesanan. Biasanya Barang tersebut dibeli pada
pengrajin di daerah Jepara, Jokja, dan solo.
3. Layanan Unit Usaha Barbeku
Dari segi pelayanan yang diberikan oleh toko Barbeku terhadap
pelanggan, dapat diketahui dari hasil wawancara penulis yaitu:
a. Tangible merupakan sarana dan prasarana serta fasilitas yang
disediakan Toko Barbeku yang dapat langsung dirasakkan oleh
konsumen Barbeku. Dari keempat pelanggan Barbeku yang
diwawancarai dapat disimpulkan, untuk kondisi ruangan dua
responden (Ibu Lestari dan Ibu Amnah) mengatakan ruangan
rapih, bersih, dan nyamann untuk berbelanja. Penataan rapi disertai
ruangan Toko Barbeku yang luas, memudahkan pembeli dalam
berbelanja. Penampilan petugas, keempat responden setuju bahwa
Pelayan Toko selalu terlihat rapi dengan pakaian yang seragam.
Begitu pula parkiran, sudah cukup luas dan bersih.
46
“Kondisi ruangannya cukup baik. Lantainya bersih, barang-barang tertata rapi, itu sangat memudahkan pelangan dalam memilih barang-barang. Terdapat toilet dan mushola juga jadi saya tidak perlu terburu-buru pulang untuk beribadah.”5
Berbeda denga Ibu Nurjainah dan Bapak Samsul Bahri
menurut keduanya kerapian Toko Barbeku bersifat kondisional.
Menurut mereka ruangannya sering kurang tertata dengan baik.
Mungkin karena kebanyakan dari barang-barang adalah furniture
jadi sulit dirapikan. Apalagi saat bongkar barang-barang, pasi
sedikitnya menggangu pelanggan. Tapi sejauh ini dapat
dimaklumi, dan tidak begitu menggangu peroses pembelian.
“Kondisional, kadang rapi, kadang sedikit berantakan. Ya, namanya juga toko furniture tidak selalu tersusun rapi. Khususnya jika sedang ada penurunan barang, selain barang-barang berantakan, hampir seluruh karyawan Toko ikut menurunkan barang. Terkadang pelanggan sedikit terabaikan. Tapi kondisi tersebut tidak selalu terjadi, jadi masih dapat dimaklumi.”6
b. Responsiveness yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
terhadap pelanggan dengan baik. Dari keempat pelanggan yang
diwawancarai setuju, pelayanan terhadap pelanggan sudah ramah,
telaten.
Dari observasi penulis karyawan toko memberikan
pelayanan maksimal pada pelanggan. Dari tiga orang pengunjung
yang datang, kesemuanya mendapatkan penjelasan dari karyawan.
Hanya saja, karyawan kurang mensosialisasikan program Toko
5Wawancara Pribadi dengan Ibu Lestari, Cirendeu, 10 Oktober 2012 6Wawancara Pribadi dengan Bapak Dadang Samsul Bahri, 11 Oktober 2012
47
barbeku yaitu barang yang dibeli keuntungannya akan masuk ke
program sosial Yasmin.7
Selama ini, pelanggan mengetahui program Barbeku
(membeli berarti beramal) hanya melalui spanduk Yasmin, di
dinding Toko. Selain itu untuk pengantaran barang, pembeli kerap
harus mengantri untuk diantarkan barangnya, itu disebabkan karna
kurangnya armada pengantar.
“Menurut saya untuk pengantaran layanannya kurang memadai. Mungkin karena armada yang Barbeku punya dalam mengantar hanya satu buah mobil, jadi pembeli harus mengantri dalam pengantaran barang.”8
4. Kesimpulan Akhir
Dari pembahasan relevansi di atas maka penilaian yang
mengkategorikan progrm unit usaha Barbeku cukup relevan, walaupun
di beberapa aspek masih harus dilakukan perbaikan.
B. Efektifitas Program Unit Usaha Barbeku
Efektifitas (effectiveness) ialah jangkauan sejauh mana tujuan dan target
program tercapai, atau diharapkan tercapai, dengan mempertimbangkan arti
penting relatifnya. Secara eksplisit, efektifitas adalah hubungan antara output
(produk dan jasa) dengan outcome (manfaat dan diharapkan dari sasaran atau
penerima manfaat).
Berikut penjelasan efektifitas yang menggambarkan tingkat pencapaian
target Unit Usaha Barbeku:
7Observasi Penulis 13 November 2012 8Wawancara Penulis dengan Pelanggan Barbeku 1 November 2012
48
1. Target Unit Usaha
Bisnis Barbeku
Berdasarkan wawancara dengan Manager Barbeku Yasmin, selama ini
tidak pernah ada target keuntungan perbulannya. Besarnya pemasukan
ditentukan sebagian besar oleh jumlah donatur hibah, nilai jual barang
hibah, dan minat pembeli barang sendiri.9
Menurut pengakuannya, omset dari keseluruhan barang yang dijual
Barbeku saat ini mencapai 250 juta perbulan. Namun dengan omset
perbulan yang cukup besar tersebut, tidak bersih masuk ke kas Yasmin,
tetapi ada pemotongan sana-sini yaitu untuk oprasional, gaji karyawan, dll.
Sehingga untuk pendanaan program sosial Yasmin, tidak murni dari
keuntungan yang diperoleh Barbeku saja akan tetapi di tunjang juga dari
pemasukan Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), dan pendapatan training Yasmin.
2. Anggaran Dana
Program Sosial Yasmin
Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin) mengelola program- program
sosial untuk kaum dhuafa Yaitu10:
a. Sekolah Gratis: 1
SMK Informatika dan 2 SMP
b. SMK Alternatif
Cendikia
c. Taman Kanak-kanak
d. Program Beasiswa
9Wawancara Pribadi Manajer Unit Usaha Bisnis Barbeku 15 Oktober 2012 10 Company Profile Yasmin
49
e. Lembaga Pendidikan
Alhikmah
f. Training Guru Gratis
& Pendampingan Sekolah
g. Advokasi dan
Layanan Kesehatan
h. Pusat Trapi Autis
Gratis dan
i. Klinik Kesehatan
Gratis
Dari keseluruhan program sosial Yasmin tersebut, anggaran dana
program adalah sebagai berikut:
Tabel 2.
Anggaran Dana Program Yasmin
Penggunaan Dana Program
Biaya
SMP Utama 767.050.000 SMK Informatika Utama 514.000.000 Beasiswa 36.000.000 Sanggar Belajar Al-Hikmah 163.300.000 Pusat Terapi Autis 42.000.000 SMP & SMK Cendekia 169.000.000 Program Kesehatan 48.000.000 Promosi dan Lain-lain 227.600.000 Program Sosial 12.000.000
Total Penggunaan Dana 1.978.950.000
3. Sumber Pendanaan Yasmin Tahun 2012
Tabel.3 Presentase Pemasukan Unit Usaha Yasmin Tahun 2012
50
No Unit Usaha Jumlah Rata-Rata Perbulan Persentase
1 Barbeku Rp 1,305,250,120.00 Rp 108,770,843.33 58.3%
2 ZIS Rp 816,367,320.00 Rp 68,030,610.00 36.4%
3 Training Rp 116,869,910.00 Rp 9,739,159.17 5.2%
Total Rp 2,238,487,350.00
Yasmin dalam mendanai program-program sosialnya menggalang
dana melalui Tiga cara yaitu melalui Toko Barbeku, ZIS (Zakat, Infak,
Shadaqah), dan Training. Dari Toko Barbeku dana yang diperoleh rata-
rata perbulan sekitar Rp.108,770,843.33 dan persentase yang diperoleh
58.3%.
Sedangkan ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah) rata-rata perolehan
perbulannya Rp. 68,030,610.00 dengan persentase 36.4%. Dan dari
kegiatan Training terkumpul dana perbulan rata-rata Rp. 9,739,159.17 dan
persentasenya 4,5%.
Dari program-program penghimpunan dana Yasmin dapat
disimpulkan bahwa Unit usaha bisnis Barbeku memberikan kontribusi
cukup besar dalam pendanaan program-program sosial Yasmin.
4. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir dari pembahasan efektifitas di atas maka diperoleh
nilai yang mengkategorikan masih efektif. Walaupun perlu peningkatan dan
perluasan Toko Barbeku dan perluasan promosi hibah barang.
51
C. Efesiensi Program Unit Usaha Barbeku
Efisiensi (efficiency) adalah ukuran tentang bagaimana sumber
daya/masukan secara ekonomis (dana, keahlian, waktu dan sebagainya)
dikonversikan menjadi hasil. Secara sederhana, efisiensi dapat diukur dengan
membandingkan antara hasil (output) dengan asupan (input) yang digunakan
(waktu, SDM, alat, dan sebagainya).
Dalam hal ini penulis memfokuskan pada program hibah barang yang
menjadi program utama dalam penggalangan dana program sosial Yasmin,
serta mendaji komoditas utama penjualan Toko Barbeku.
Proses Pengambilan Barang Hibah adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan
Operator telepon atau penerima data mencatat nama donatur yang
akan menghibahkan barangnya kedalam buku donatur hibah. Hal-hal yang
perlu dicatat adalah:
a. Nama Donatur
b. Alamat Lengkap (Tempat barang hibah akan dimbil)
c. Nomor telepon
d. Barang yang akan dihibahkan
2. Penjadwalan untuk Pengembilan dan Jadwal Ulang
Penjadwalan pengambilan merupakan kordinasi antara tim
penjemput dengan staf hibah, jika sudah dapat ditentukan waktu
pengambilan, tim penjemputan akan berkordinasi dengan donatur, jika
dalam penjemputan terjadi ketidak tepatan waktu atau tertunda
52
pengambilan karena ada hal-hal yang tidak dapat diprediksi sedari awal,
maka tim penjemput hibah harus menjadwalkan kembali serta
mengkomunikasikan kembali pada donatur.
Namun sering kali terjadi pengunduran waktu pengambilan
dikarenakan beberapa hal seperti tempat pengambilan yang jauh,
kurangnya armada dan petugas penjemput hibah, membuat proses
pengambilan barang hibah terhambat.
Dari hasil observasi penulis, dalam sehari pengambilan hibah dibatasi
hanya pada tiga tempat dengan daerah yang searah saja. Biasanya donatur
penelfon pertama dengan dengan domisili jauh seperti Bogor misalnya,
harus rela menglah dikarenakan tiga penelfon setelahnya bertempat tinggal
searah. Kejadian seperti itu membuat beberapa donatur yang kecewa, dan
bahkan diantaranya ada yang membatalkan berhibah.11
3. Penerbitan Surat Tanda Terimakasih Hibah
Surat tanda terimakasih diterbitkan oleh staf hibah dan akan
dibawa tim penjemput hibah untuk diserahkan pada donatur. Tanda terima
kasih berupa Company Profile Yasmin, Brosur Yasmin, serta buletin
bulanan Yasmin (Benderang), dan sertifikat hibah.
Benderang (Buletin Yasmin) yang di dalamnya berisi beberapa
informasi terbaru Yasmin dan data donatur hibah perbulan yang
difungsikan untuk penjalin komunikasi antara Yayasan dengan donatur
dan transparansi pendapatan hibah masih berkendala. Pencetkan yang
harusnya rutin perbulan, terkadang mengalami kemandekan seperti bulan
11Observasi Penulis 13 November 2012
53
Oktober kemarin hingga memasuki bulan November tidak ada pencetakan
Benderang, sehingga Benderang edisi Agustus 2012 lah yang masih terus
diedarkan.12
4. Pengambilan Barang
Pengambilan barang dapat diambil menggunakan motor, mobil bak,
atau mobil grand max. Teknis pengambilan disesuaikan dengan
kebutuhan. Tidak menutup kemungkinan barang di ambil oleh Tim
Barbeku dengan pertimbangan efisiensi & efisien kerja.
Sering terjadi masalah pada pengambilan barang hibah. Kurangnya
armada dan tim pejemput hibah membuat kelancaran pengambilan hibah
terhambat. Sering kali tim hibah harus menyewa mobil tambahan untuk
menjemput barang hibah, namun terkadang lebih besar ongkos sewa
ketimbang barang harga barang yang dijemput.
5. Bukti Pengambilan & Barang Tersedia untuk Dijual
Bukti pengambilan barang hibah (tanda terima barang) di serahkan
pada staf hibah dan dilakukan pengecekan barang yang yang tertera pada
tanda terima, jika barang sudah lengkap tanda terima dijadikan arsip
sedangkan barang diserahkan pada Barbeku untuk di jual.
6. Pelaporan Penjualan
Laporan hasil penjualan harus dilakukan perbulannya kepada bagian
keuangan.
7. Kesimpulan Akhir
12 Observasi Penulis 12 November 2012
54
Kesimpulan akhir dari pembahasan efisiensi di atas maka diperoleh
nilai yang mengkategorikan sudah efisien. Walaupun perlu peningkatan
dan perbaikan dalam kualitas pelayanan penjemputan hibah baik armada,
dan karyawan penjemput hibah.
“Untuk meningkatkan program hibah barang agar dapat berkembang lebih baik harus mengoptimalkan promosi dan juga SDM yang mumpuni”13
D. Dampak Program Unit Usaha Barbeku
Dampak yaitu pengaruh program Unit Usaha Barbeku (preventif dan
kuratif) terhadap pendanaan program sosial Yasmin. Dalam hal ini dampak
sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang, baik positif maupun
negatif, yang dihasilkan sebuah program, langsung atau tidak langsung,
dikehendaki maupun tidak dikehendaki. Dampak pelaksanaan program unit
usaha bisnis Barbeku terhadap pendanaan program sosial Yasmin sebagai efek
primer dan sekunder dalam jangka panjang. Berikut ini pembahasan dampak
pelaksanaan program unit usaha bisnis Barbekut:
1. Efek Primer
Efek Primer pelaksanaan program unit usaha Barbeku adalah pada
peningkatan pemasukan pada kas Yasmin, yang dapat mencukupi jumlah
pengeluaran dana program-program sosial Yasmin.
Tabel 4
Data Pemasukan Hibah Perbulan Tahun 2012
Bulan Pemasukan Januari Rp22,547,000.00
13 Wawancara Pribadi dengan Manager Promosi Hibah, Cirendeu, 14 Desember 2012
55
Februari Rp27,197,000.00 Maret Rp39,476,000.00 April Rp25,658,000.00 Mei Rp27,121,000.00 Juni Rp25,918,000.00 Juli Rp33,464,000.00 Agustus Rp24,145,000.00 September Rp28,792,000.00 Oktober Rp36,367,000.00 November Rp.16,529,000.00 Desember Rp.25,768,000.00 Jumlah Rp 329,612,000.00
2. Efek Sekunder
Efek sekunder pelaksanaan program unit usaha Barbeku adalah
perubahan pola pikir masyarakat bahwa menyumbang itu mudah. dari
keempat responden yang saya wawancarai, keempatnya setuju bahwa
program unit usaha Barbeku ini unik, yaitu dengan membeli barang di
Toko Barbeku, pelanggan berati ikut andil dalam pendanaan program
sosial Yasmin.
Selain itu dengan hibah barang bekas sebagai salah satu sumber
barang yang dijual Barbeku, sangat mempermudah siapapun untuk
berbagi. Menurut Bambang Iriyanto selaku manajer toko Barbeku,
kalangan masyarakat menengah keatas, barang bekas seringkali menjadi
masalah yang meski kecil tetapi sulit dipecahkan. Dengan menghibahkan
barang tersebut, mereka bisa membantu masyarakat yang kurang mampu.
Penjualan barang melalui toko Barbeku, memberi kesempatan kepada
56
masyarakat kurang mampu untuk membeli dengan harga yang terjangkau,
yang hasil penjualannya akan disalurkan untuk anak-anak kaum dhuafa.14
Tabel 5
Data Donatur Hibah Bulan Januari-November 2012
3. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir dari pembahasan dampak di atas maka diperoleh
efek primer dan efek sekunder yang mengkategorikan nilai positif baik
dari dampak maupun keluaran.
E. Kesinambungan Program
Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program unit usaha
Barbeku dari berbagai aspek. Keberlanjutan adalah kesinambungan manfaat
dari suatu program setelah program dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya
dalam jangka panjang terhadap risiko sepanjang waktu.
Berikut ini pembahasan tentang kesinambungan program unit usaha
barang bekas berkualitas (Barbeku) Yasmin:
14Zaim Saidi, dkk, Startegi dan Pola penggalangan Dana (Jakarta: Piramedia dengan
dukungan Ford Fondation, 2003,), h.10 .
Bulan Jumlah Donatur Januari 58 Februari 68 Maret 67 April 61 Mei 91 Juni 67 Agustus 78 September 98 Oktober 73 November 51
57
1. Sumber Daya Manusia
Dalam hal sumber daya manusia di Unit program Usaha Barbeku
Yasmin diperlukan penambahan karyawan khususnya untuk tim penjemput
hibah. Selain itu diperlukan penambahan armada baik untuk penjemput
hibah dan mengantar barang pelanggan Barbeku.
2. Peluang Program Unit Usaha Barbeku
a. Potensi barang bekas cukup besar
Potensi barang bekas sangatlah besar. Disetiap rumah dapat
dipastikan terdapat barang bekas. Bagi kalangan menengah keatas barang
bekas sering kali hanya ditumpuk digudang. Dengan menghibahkan
barang yang sudah tidak terpakai tersebut kepada Yasmin, artinya
mereka ikut membantu kaum dhuafa. Saat ini donatur hibah sudah
mencapai 2069 orang.
b. Belum banyak lembaga sosial yang menghimpun dana dari barang bekas.
c. Dukungan SDM yang kompeten
Karyawan Barbeku umumnya adalah orang yang berkompeten
dalam menilai dan membeli barang bekas untuk dijual kembali.
Pertimbangan lain, Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni
oleh pelaku bisnis perorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk
bersaing. Apalagi dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan
dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka jadilah Toko
BarBeKu menjadi unit usaha yang memiliki prospek menjanjikan.
3. Kesimpulan Akhir
58
Melalui lima kriteria evaluasi di atas (relevansi, efektifitas, efisiensi,
dampak, dan kesinambungan) penulis simpulkan Program Unit Usaha
Barbeku dapat terus berlanjut dan berkesinambungan. Seluruh pihak harus
terus berusaha untuk memperbaiki kualitas dan mutu pelayanan serta
mengembangkan promosi program agar program ini lebih dikenal
masyarakat luas.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Program Unit Usaha Barbeku
Toko Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) merupakan unit usaha
di bawah Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin). Bukan tanpa alasan
Yasmin menjatuhkan pilihan pada usaha barang bekas. Terdapat tiga
alasan utama yang mendasarinya. Pertama, potensi barang bekas cukup
besar. Kedua, belum ada lembaga nirlaba yang mendayagunakannya.
Ketiga, dukungan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten.
Pertimbangan lain kenapa usaha ini dijalankan adalah karena
selama ini usaha barang bekas lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis
perorangan. Karena itu Barbeku yang didirikan Yasmin memiliki potensi
untuk bersaing dan memiliki peluang besar. Dengan misi bahwa seluruh
keuntungan akan dialokasikan untuk membiayai program sosial, maka
toko Berbeku menjadi unit usaha yang memiliki prospek menjanjikan.
Dalam pelaksanaannya, melalui program ini Yasmin menerima
sumbangan barang bekas yang memiliki nilai jual misalnya alat rumah
tangga, pakaian, buku, koran, majalah dan sebagainya. Barang bekas ini
akan dijual melalui toko Barbeku yang hasil penjualannya dialokasikan
untuk membiayai program sosial.
57
58
2. Hasil Evaluasi Program Unit Usaha Barbeku
Pada penelitian ini telah dievaluasi program unit usaha Barbeku
dari aspek relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan kesinambungan.
Hasilnya berupa analisa deskriptif yang dibuat melalui jenis penelitian
kualitatif evaluatif. Berdasarkan data di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Relevansi
Relevansi yang menggambarkan konsistensi tujuan, kebijakan,
layanan dan program terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan program unit usaha Barbeku. Dari keempat pelanggan
Barbeku yang penulis wawancarai, dapat disimpulkan bawah untuk
kondisi ruangan dua responden (Ibu Lestari dan Ibu Amnah)
mengatakan ruangan rapih, bersih, dan nyamann untuk berbelanja.
Penataan rapi disertai ruangan Toko Barbeku yang luas, memudahkan
pembeli dalam berbelanja. Penampilan petugas, keempat responden
setuju bahwa Pelayan Toko selalu terlihat rapi dengan pakaian yang
seragam. Begitu pula parkiran, sudah cukup luas dan bersih.
Berbeda denga Ibu Nurjainah dan Bapak Samsul Bahri yang
mengatakan bahwa menurut keduanya kerapian Toko Barbeku bersifat
kondisional. Menurut mereka ruangannya sering kurang tertata dengan
baik, apalagi saat bongkar barang-barang, Tapi sejauh ini, menurut
mereka dapat dimaklumi dan tidak begitu menggangu peroses
59
pembelian. Karena itu, dari aspek relevansi kesimpulannya cukup
relevan, walaupun masih harus yang harus dilakukan perbaikan.
b. Efektifitas
Berdasarkan wawancara dengan Manager Barbeku Yasmin,
selama ini tidak pernah ada target keuntungan perbulannya. Besarnya
pemasukan ditentukan sebagian besar oleh jumlah donatur hibah, nilai
jual barang hibah, dan minat pembeli barang sendiri.
Menurut pengakuannya, omset dari keseluruhan barang yang
dijual Barbeku saat ini mencapai 250 juta perbulan. Namun dengan
omset perbulan yang cukup besar tersebut, tidak bersih masuk ke kas
Yasmin, tetapi ada pemotongan sana-sini yaitu untuk oprasional, gaji
karyawan, dll. Sehingga untuk pendanaan program sosial Yasmin,
tidak murni dari keuntungan yang diperoleh Barbeku saja akan tetapi
ditunjang juga dari pemasukan Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), dan
pendapatan training Yasmin. Kesimpulan efektifitas masih efektif,
walaupun masih perlu peningkatan.
c. Efisiensi
Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input.
Dalam hal ini penulis memfokuskan pada program hibah barang yang
menjadi program utama dalam penggalangan dana program sosial
Yasmin, serta mendaji komoditas utama penjualan Toko Barbeku.
Proses pengambilan barang hibah meliputi, pertama, pencatatan, yakni
operator telepon atau penerima data mencatat nama donatur yang akan
60
menghibahkan barangnya kedalam buku donatur hibah. Kedua,
penjadwalan untuk pengembilan dan jadwal ulang.
Ketiga, penerbitan surat tanda terimakasih hibah, yakini surat
tanda terimakasih diterbitkan oleh staf hibah dan akan dibawa tim
penjemput hibah untuk diserahkan pada donatur. Keempat,
pengambilan barang, yakini pengambilan barang dapat diambil
menggunakan motor, mobil bak, atau mobil grand max. Teknis
pengambilan disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak menutup
kemungkinan barang di ambil oleh Tim Barbeku dengan pertimbangan
efisiensi & efisien kerja.
Kelima, bukti pengambilan & barang tersedia untuk dijual, yakni
bukti pengambilan barang hibah (tanda terima barang) di serahkan
pada staf hibah dan dilakukan pengecekan barang yang yang tertera
pada tanda terima, jika barang sudah lengkap tanda terima dijadikan
arsip sedangkan barang diserahkan pada Barbeku untuk di jual.
Keenam, pelaporan penjualan, yakni laporan hasil penjualan harus
dilakukan perbulannya kepada bagian keuangan. Kesimpulan akhir
dari pembahasan efisiensi di atas maka diperoleh nilai yang
mengkategorikan sudah efisien, walaupun perlu peningkatan dan
perbaikan. .
d. Dampak
Dampak yaitu pengaruh program Unit Usaha Barbeku (preventif
dan kuratif) terhadap pendanaan program sosial Yasmin. Dalam hal
ini, dampak sebagai efek primer dan sekunder dalam jangka panjang,
61
baik positif maupun negatif, yang dihasilkan sebuah program,
langsung atau tidak langsung, dikehendaki maupun tidak dikehendaki.
Efek Primer pelaksanaan program unit usaha Barbeku adalah pada
peningkatan pemasukan pada kas Yasmin, yang dapat mencukupi
jumlah pengeluaran dana program-program sosial Yasmin. Sementara
efek sekunder pelaksanaan program unit usaha Barbeku adalah
perubahan pola pikir masyarakat bahwa menyumbang itu mudah.
Kesimpulan akhir dari pembahasan dampak di atas maka diperoleh
efek primer dan efek sekunder yang mengkategorikan nilai positif baik
dari dampak maupun keluaran.
e. Kesinambungan
Kesinambungan merupakan analisa keberlanjutan program unit
usaha Barbeku. Keberlanjutan adalah kesinambungan manfaat dari
suatu program setelah program dilaksanakan dan berlanjut manfaatnya
dalam jangka panjang terhadap risiko sepanjang waktu.
Jika dilihat dalam hal sumber daya manusianya, unit program
usaha Barbeku Yasmin sudah cukup meskipun kadang diperlukan
penambahan karyawan khususnya untuk tim penjemput hibah.
Sementara jika dilihat dari peluang program unit usaha Barbeku,
potensi barang bekas sangatlah besar. Sebab, di setiap rumah dapat
dipastikan terdapat barang bekas. Bagi kalangan menengah keatas
barang bekas sering kali hanya ditumpuk digudang. Selain itu, belum
banyak lembaga sosial yang menghimpun dana dari barang bekas.
Melalui lima kriteria evaluasi di atas (relevansi, efektifitas, efisiensi,
62
dampak, dan kesinambungan) penulis simpulkan Program Unit Usaha
Barbeku dapat terus berlanjut dan berkesinambungan.
B. Saran
Untuk perbaikan pelaksanaan program unit usaha Barbeku, penulis
menyarankan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu: Relevansi perlu
menyusun target terukur yang sesuai dengan tujuan program dan
terkait dengan sasaran, melakukan sosialisasi dan internalisasi tujuan
program unit usaha Barbeku ke segenap stakeholder. Efektifitas
perlunya evaluasi berkala terhadap pencapaian target sehingga
perbaikan berkesinambungan dapat terus berjalan, perlu
mengupayakan peningkatan kinerja karyawan dan penghargaan
diberikan untuk memotivasi.
Sedangkan dampak perlu ada upaya penyebaran informasi
lebih, tidak sebatas mulut ke mulut, selain optimalisasi layanan dalam
gedung, peningkatan layanan luar gedung nampaknya dapat menjadi
alternatif untuk peningkatan kebermanfaatan. Kesinambungan
keunggulan kompetitif program unit usaha Barbeku harus
dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya target visi dan misi
didirikannya Yayasan Imdad Mustadh’afin (Yasmin) sebagai atap dari
program unit usaha Barbeku dapat tercapai.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Nashih’ulwan. Panduan Lengkap & Praktis Zakat dalam Empat
Madhzhab. Jakarta: Gadika Pustaka, 2008
Bungin, Burhan. Penelitian Kuantitatif Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003
Hidayati, Nurul. Metodelogi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatkan Kualitatif.
Jakarta: UIN Jakarta Prees, t,t
Hoetomo. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra Pelajar Surabaya,
2005
Irawan, Suhartono. Metode Penelitian Sosial, Suat Tekhnik Penelitian Bidang
Kesos dan Ilsos lainnya. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
J.Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2001
Michael, Sherraden. Aset untuk Orang Miskin: Perspektif Baru Usaha
Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006
Rukminto, Adi Isbandi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta:
UI Press, 2005
Rukminto, Adi Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunias Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis.
Jakarta: FEUI Perss, 2003
Saidi Zaim, dkk. Strategi dan Pola Penggalangan Dana Sosial di Indonesia.
Jakarta:Piramedia, 2003
Sitorus, MT. Felik. Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan. Bogor: Kelompok
Dokumentasi Ilsos Bogor, 1998
63
64
Strahm, Rudolf H. Kemiskinan Dunia Ketiga (Menelaah Kegagalan
Pembangunan di Negara Berkembang) Jakarta: Pustaka CIDESINDO, t,t
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keungan Syariah “Deskripsi dan Ilustrasi”.
Yokyakarta: EKONISIA, 2003
Sudjana, Djuju. Evaluasi Program pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2006
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif, dan
R&D. Bandung: CV Alfabeta, 2010
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika
Aditama, 2005.
Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitan. Jakarta: Rineka Cipta, 2008
“Terima Koran Bekas hingga Dapat Hibah Apartemen,” Jawa Pos, 6 April 2012
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008
Umar Husein, Business An Introductin. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,
2003
Udiutomo, Purwa. dkk. Zakat & Empowering, Evaluasi dan Kajian Dampak
Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma. Jurnal Pemikiran dan
Gagasan, vol.2, Juni 2009
SKRIPSI
Melawati, Lidya. “Evaluasi Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratis
(RBG) Bagi Orang Miskin Di Jakarta Timur.” Skripsi S1Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2003
65
WAWANCARA
Wawancara Pribadi dengan Manajer Unit Usaha Bisnis Barbeku, Cirendeu,15
Oktober 2012
Wawancara Pribadi dengan Manager Promosi Hibah, Cirendeu, 14 Desember
2012
Wawancara pribadi dengan Ibu Amnah, Cirendeu, 11 Oktober 2012
Wawancara pribadi dengan Bapak Dadang S, Cirendeu, 11 Oktober 2012
Wawancara Pribadi dengan Ibu Lestari, Cirendeu, 10 Oktober 2012
Wawancara pribadi dengan Ibu Nurjainah, Cirendeu, 1 November 2012
LAMPIRAN
OBSERVASI PENELITIAN UNIT USAHA BARBEKU YASMIN
Hari : Kamis
Tanggal : 4 Oktober 2012
Jam : 09.00 – 17.00
A. Kegiatan Tenaga Kerja Barbeku Yasmin Cirendeu
Unit Usaha Bisnis Barang Bekas Berkualitas (Barbeku) Cirendeui ini
beralamat di Graha Mitra Dhuafa Jl.Purnawarman Blok A No.37 Bukit Cirendeu,
Pondok Cabe, Ciputat, Tanggerang. Toko Barbeku beroprasi dari pukul 09.00 – 21.00
WIB.
Karyawan Yasmin Masuk Kantor pukul 08.30 WIb. Pegawai Barbeku dan tim
hibah menggunakan seragam rapih. Sedangkan karyawan lain, dibebaskan berpakain,
asalkan sopan. Perbedaan ini karena pegawai Barbeku dan tim hibah sangat dekat
dengan pelayanan.
Pukul 09.00, tradisi di Yasmin yaitu sebelum melaksanakan tugas masing-
masing, semua karyawan diwajibkan untuk berdo’a bersama. Setelah itu masing-
masing karyawan kembali bekerja sesuai divisi masing-masing.
*Foto Karyawan Yasmin sedang Berdo’a
Untuk hibah barang, tim penyemput hibah bersiap-siap untuk menjemput
barang hibah di rumah donatur. Sebelumnya, donatur yang akan berhibah
mengabarkan ke pada Yasmin untuk mengambil barang hibah ditempat yang telah
diberitahukan. Sesudah dijadwalkan dan sudah ada kesepakatan, baik penentuan hari,
jam, dan tujuan, barulah penjemputan dilaksanakan.
*Proses penyerahan barang hibah oleh donatur
Saat ini jumlah donatur Yasmin sudah mencapai kurang lebih dua ribu orang.
Setiap bulan, lebih dari lima puluh donatur yang berhibah. Barang-barang yang dihibahkan
beragam seperti alat-alat elektronik, buku-buku, pakaian, perabotan rumah, kendaraan,
hingga koran.
B. Pelayanan Toko Barbeku
Penampilan rapi, sapa ramah, dan sigap melayani pengunjung Toko Barbku
sudah menjadi ciri khas karyawan Barbeku. Beberapa pelanggan yang datang dilayani
dengan baik. Karyawan Barbeku Cirendeu bekerja dengan maksimal, sudah barang
tentu memperkecil kendala dalam memberikan pelayanan pada setiap pelanggan.
Pelanggan yang datang perharinya tidak dapat diprediksi. Seperti hari ini
sudah empat orang pengunjung yang datang. Setiap tamu dilayani oleh satu karyawan
Barbeku. Ini ditujukan agar pelanggan dapat dengan leluasa melakukan tawar-
menawar dengan nyaman. Kebanyakan dari mereka mencari alat rumah tangga seperti
lemari, kursi, meja, dll.
Meski hari ini ada barang jualan masuk, yang mengharuskan beberapa
karyawan menurunkan serta merapikan barang tersebut, namun tidak mengurangi
ketelatenan mereka dalam menyambut pelanggan. Jual belipun dapat berlangsung
dengan baik.
Pengelola toko Brbeku ini ditangani oleh Bambang Irianto yang dibantu enam
orang staf.mereka terdiri dari kepala toko, pensurvei, kasir, pramuniaga, teknisi, dan
administrasi gudang.
C. Penataan Barang
Barang yang di jual di Toko Barbeku Cirendeu kebanyakan adalah furniture
berupa lemari, Sofa, Rak Buku, Aquarium dan aneka macam perabotan rumah tangga
lainnya. Barang-barang tersebut, disusun dengan rapih sehingga memudahkan
pembeli dalam memilih.
Barang yang di jual di Barbeku berasal dari beberapa sumber yaitu dari hibah
barang yang diberikan donatur, pelelangan, pengrajin di Solo, dan titip barang.
*Tata Barang Barbeku
PEDOMAN WAWANCARA LEMBAGA
1. Sejak kapan BarbekuYasmin mulai berdiri sebagai sumber pendanaan program
Yasmin?
2. Apa yang menjadi dasar (melatar belakangi) berdirinya Barbeku Yasmin?
3. Apa visi dan misi Yasmin?
4. Dari mana sajakah sumber barang yang dijual Barbeku?
5. Dari setiap sumber barang yang dijual di Toko Barbeku, berapa persen pemasukan
untuk kas Yasmin?
6. Kendala atau masalah apa saja yang ditemui Barbeku dalam penghimpunan hibah
barang bekas?
7. Siapa saja konsumen barang bekas yang dijual Barbeku?
8. Apa saja kriteria yang disebut sebagai barang bekas berkualitas?
9. Promosi hibah barang bekas dilakukan melalui media apa saja?
10. Untuk program Jual beli barang bekas seperti apa prosesnya?
11. Bagaimana proses pengambilan hibah barang bekas?
12. Hasil dari penjualan hibah barang bekas digunakan untuk program apa saja?
13. Berapa jumlah karyawan barBeku Yasmin Cirendeu?
14. Berapa jumlah armada oprasional penjembut barang hibah dan berapa karyawan
penjemputnya?
15. Apa yang dilakukan pada barang hibah yang tidak terjual?
16. Seperti apa anggaran dana program Yasmin?
17. Apa saja persyaratan perekrutan dhuafa pada program-program Yasmin baik
kesehatan, pendidikan, dan training gratis?
18. Apakah terdapat perjanjian tertentu dari penerima layanan Yasmin, setelah berhasil
misalnya, akan memberi kontribusi timbal-balik kepada Yayasan?
HASIL WAWANCARA
PENULIS DENGAN PIHAK YASMIN
1. Sejak kapan BarbekuYasmin mulai berdiri sebagai sumber pendanaan program
Yasmin?
Yasmin yang mempelopori berdirinya Toko Barbeku pada tahun 1998. Toko
barang bekas ini merupakan cita-cita para pendiri yayasan agar Yasmin dapat
membiayai program-program sosialnya. Pada waktu itu Yasmin memilih bisnis
barang bekas karena peluang ini masih terbuka lebar. Dan rata-rata yang
menekuni bisnis ini masih dari kalangan perorangan sehingga daya saing Toko
BarBeKu masih menjanjikan.
2. Apa yang menjadi dasar (melatar belakangi) berdirinya Barbeku Yasmin?
Tiga alasan utama yang mendasari berdirinya Toko Barbeku Yasmin yaitu:
Pertama, potensi barang bekas cukup besar. Kedua, belum ada lembaga
nirlaba yang mendayagunakannya. Dan ketiga, dukungan SDM yang
kompeten.
Pertimbangan lain, usaha ini lebih banyak ditekuni oleh pelaku bisnis
perseorangan sehingga Yasmin memiliki potensi untuk bersaing. Apalagi
dengan misi bahwa seluruh keuntungan akan di alokasikan untuk program
social, maka jadilah Toko Barbeku menjadi unit bisnis yang memiliki prospek
menjanjikan.
3. Apa visi dan misi Yasmin?
Visi
Social Enterprise terkemuka di Indonesia untuk pengembangan model
pendidikan gratis berkualitas.
Misi
1. Mengembangkan kemandirian organisasi dalam bentuk social enterprise
yang unik, yaitu toko barbeku (toko barang bekas berkualitas) dan unit
usaha lain sesuai core competence.
2. Menyelenggarakan berbagai model pendidikan alternatif unggulan bebas
biaya, baik formal maupun nonformal yang berpihak pada keluarga tidak
mampu.
3. Menyelenggarakan program pendampingan untuk peningkatan kualitas
madrasah dan sekolah-sekolah di lingkungan marjinal.
4. Memfasilitasi berbagai program training dan workshop pendidikan bagi
para guru atau pendidik dengan biaya terjangkau dan materi yang relevan
untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
5. Menyelenggarakan berbagai model layanan kesehatan bebas biaya bagi
keluarga tidak mampu.
6. Membangun komunitas donatur sebagai salah satu penopang jalannya
organisasi melalui berbagai kegiatan pengembangan diri.
4. Dari mana sajakah sumber barang yang dijual Barbeku?
Barang yang dijual Barbeku bersumber tiga sumber utama. Pertama, dari
perseorangan yaitu hibah barang bekas, jual beli barang, dan penitipan
barang. Kedua, barang lelang. Terdapat dua jenis lelang lelang terbuka dan
lelang tertutup. Ketiga, porix yaitu barang ekspor yang dikemblikan karena
tidak sesuai dengan pesanan pembeli, atau barang dari pengrajin yang
kelebihan membuat pesanan. Biasanya Barangbarang tersebut dibeli pada
pengrajin di daerah Jepara, Jokja, dan solo.
5. Dari setiap sumber barang yang dijual di Toko Barbeku, berapa persen pemasukan
untuk kas Yasmin?
Keuntungan dari jual beli barang (JB) dipotong gaji karyawan dan oprasional
25 %. Pendapatan hibah barang 100 % di potong oprasional hibah. Dari
penitipan barang keuntungan yang masuk ke kas Yasmin 15%.
6. Kendala atau masalah apa saja yang ditemui Barbeku dalam penghimpunan hibah
barang bekas?
Kendala yang sangat dirasakan yaitu dalam penjemputan barang hibah.
Armada kami sangat terbatas, sedangkan permintaan penjemputan
perminggunya cukup banyak. Sebab itu penjemputan hibah donatur sering
tidak tepat waktu. Armada penjemput hibah Yasmin yaitu 1 Buah mobil bak
terbuka dan dua buah motor. Selain itu terkadang biaya oprasional yang
dikeluarkan Yasmin lebih besar dari pada harga barang hibah yang masuk.
7. Siapa saja konsumen barang bekas yang dijual Barbeku?
Toko Barbeku memiliki pelanggan yang datang dari beragam kalangan.
Mereka rela mengantri untuk memilih dan mendapatkan barang berkualitas
dengan harga murah.
8. Apa saja kriteria yang disebut sebagai barang bekas berkualitas?
Barang bekas berkualitas adalah barang yang masih layak pakai dan masih
memiliki nilai jual. Dibeli dengan murah dan dapat dijual dengan harga tinggi.
9. Promosi hibah barang bekas dilakukan melalui media apa saja?
Promosi hibah dilakukan melalui banyak media seperti melalui twitter,
Facebook, sebar brosur, surat, pemasangan spanduk, direct Mail.
10. Untuk program Jual beli barang bekas seperti apa prosesnya?
Prosedur jual beli barang yaitu tim survei datang langsung ketempat si penjual
barang. Kemudian terjadilah tawar-menawar. Jika harga disepakati barulah
barang dibeli. Karena jual beli dilakukan untuk mendapatkan keuntungan,
dalam menentukan harga jual ataupun harga beli Yasmin dituntut mengambil
keuntungan sekitar 30-20 persen.
11. Bagaimana proses pengambilan hibah barang bekas?
Proses pengambilan barang bekas dimulai dari konfirmasi penghibah melalui
telepon, sms, Twitter, atu facebook Yasmin untuk mengambil barang hibah di
rumahnya. Setelah itu masuk pada tahap penjadwalan pengambilan. Dan pada
hari yang ditentukan barang hibah akan diambil ketujuan.
12. Hasil dari penjualan hibah barang bekas digunakan untuk program apa saja?
Hasil penjualan barang bekas akan digunakan untuk program-program social
Yasmin sebagai berikut.
1. Taman kanak-kanak gratis bagi keluarga kurang mampu.
2. SMP Unggulan gratis bagi keluarga kurang mampu (SMP 'Utama' Cinere).
3. SMP Keterampilan, Ciseeng - Bogor.
4. Beasiswa bagi 206 anak usia SD - SMA.
5. Sanggar belajar gratis bagi sekitar 400 siswa kurang mampu, dengan
materi pelajaran komputer, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, bimbingan
belajar, keterampilan, kesenian dan perpustakaan.
6. Training peningkatan kualitas guru, gratis bagi gurudari sekolah yang
kurang mampu.
7. Program pendampingan untuk peningkatan kualitas sekolah yang kurang
mampu.
8. Klinik bersubsidi atau gratis bagi pasien kurang mampu.
9. Pusat terapi autis dan ganguan perkembangan lainnya, gratis bagi siswa
kurang mampu.
13. Berapa jumlah karyawan barBeku Yasmin Cirendeu?
Terdapat 10 orang karyawan.
14. Berapa jumlah armada oprasional penjembut barang hibah dan berapa karyawan
penjemputnya?
Armada oprasional hibah berjumlah 1 unit mobil bak terbuka, dan dua buah
motor. Karyawan penjemput hibah terdiri dari 3 orang yang mengoprasikan
menjemputan hibah mobil. Dan 2 orang karyawan penjemput hibah
menggunakan motor.
15. Apa yang dilakukan pada barang yang tidak terjual?
Semua barang yang masuk ke Barbeku Yasmin, pasti di usahakan untuk
terjual semua. Jika ada barang yang sudah lama tidak terjual maka akan dijual
dengan harga murah. Barang-barang hibah yang nilai jualnya sangat rendah
seperti buku-buku bekas, elektronik rusak, koran-koran akan dijual kepada
pengusaha barang ronsok.
16. Seperti apa anggaran dana program Yasmin?
Penggunaan Dana Program Biaya SMP Utama 767.050.000 SMK Informatika Utama 514.000.000 Beasiswa 36.000.000 Sanggar Belajar Al-Hikmah 163.300.000 Pusat Terapi Autis 42.000.000 SMp & SMk Cendekia 169.000.000 Program Kesehatan 48.000.000 Promosi dan Lain-lain 227.600.000 Program Sosial 12.000.000
Total Penggunaan Dana 1.978.950.000
17. Apa saja persyaratan perekrutan dhuafa pada program-program Yasmin baik
kesehatan, pendidikan, dan training gratis?
Rekrutmen Klinik Afiat: Yasmin dalam mencari calon pasien bebas biaya atau
gratis terlebih dahulu meminta daftar masyarakat yang tidak mampu ke
kelurahan atau ke Rt dan Rw. Selanjutnya setelah mendapatkan daftar nama
masyarakat yang tidak kemudian dari pihak klinik yasmin melakukan survey
dan seleksi calon pasien bebas biaya klinik yasmin yang layak atau tidak untuk
dibantu. Setelah itu penilaian dan klasifikasi bagi calon pasien bebas biaya
klinik afiat yasmin yaitu dengan memberikan angket kepada msyarakat yang
terdaftar menjadi calon pasien bebas biaya klinik yasmin untuk di isi.
18. Apakah terdapat perjanjian tertentu dari penerima layanan Yasmin, setelah berhasil
misalnya, akan memberi kontribusi timbale-balik kepada Yayasan?
Tidak ada.
PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN
A. Indikator konsumen BarBeku Yasmin Cirendeu.
1. Dalam hal ini peneliti menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari:
a. Nama Konsumen
b. Alamat rumah/tempat tinggal
2. Wawancara kepada Informan secara langsung.
B. Indikator Evaluasi Program Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas Berkualitas)
Yasmin.
1. Indikator Input/Masukan
a. Bagaimana menurut anda kondisi ruangan Barbeku Yasmin?
b. Apakah menurut anda pelayanan terhadap pengunjung sudah cukup
memuaskan?
c. Bagaiman penataan ruangan Barbeku menurut anda sudah nyaman?
d. Bagaimana menurut anda tempat parkir di BarBeku Yasmin Cirendeu?
e. Menurut anda apakah barang-barang yang disediakan BarBeku sudah
cukup lengkap dan kualitasnya baik?
f. Menurut anda apakah penampilan petugas BarBeku dalam berpakaian cukup
Rapi?
g. Sudah berapa lama menjadi pelanggan BarBeku Yasmin?
h. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai Toko BarBeku?
i. Apakah karyawan Barbeku selalu cepat dan telaten dalam melayani?
2. Indikator Proses Efisiensi
a. Berapa sering anda berbelanja di toko Barbeku?
b. Apakah menurut anda prosedur layanan toko barbeku (pengantaran
barang, pelayanan) sudah memadai?
c. Bagaimana prosedur pembelian dan pengantaran barang saat anda
berbelanja?
d. Apa yang membedakan toko barbeku dengan toko lainnya?
e. Barang-barang yang disediakan barbeku apakah cukup baik dan
kualitasnya bagus?
3. Indikator Out Put/Keluaran
a. Saat anda berbelanja di Barbeku apakah anda diberitahukan tentang
kegunaan barang yang akan dibeli dan cara perawatannya?
b. Setelah membeli, berapa lama barang akan diantarkan ketempat tujuan
anda?
c. Menurut Anda kelebihan apa yang dimiliki toko Barbeku Yasmin?
d. Apakah menurut anda layanan di Barbeku Yasmin sudah memuaskan?
e. Program hibah barang bekas berkualitas apakah efektif menurut anda?
4. Indikator Inpact/Dampak
a. Setelah anda tahu Barang yang dijual Barbeku Yasmin sebagaian
merupakan barang bekas hasil dari hibah, apakah anda akan tetap
membeli?
WAWANCARA PELANGGAN BARBEKU
Hari/tanggal : 10 Oktober 2012
Tempat Wawancara : Toko Barbeku, Cirendeu
Informan : Ibu Lestari
Identitas Pelanggan
Nama : Lestari
Alamat : Jl.Taruna III Rt 05/02 No.42 Jatiwaringin, Pondok Gede
Hasil Wawancara
1. Indikator Input/Masukan
a. Bagaimana menurut anda kondisi ruangan Barbeku Yasmin?
Kondisi ruangannya cukup baik. Lantainya bersih, barang-barang
tertata rapi, itu sangat memudahkan pelangan dalam memilih barang-
barang. Terdapat toilet dan moshola juga jadi saya tidak perlu
terburu-buru pulang untuk beribadah.
b. Apakah menurut anda pelayanan terhadap pengunjung sudah cukup
memuaskan?
Pelayanan baik ya. Ramah, interaksinya bagus dengan konsumen.
c. Bagaiman penataan ruangan Barbeku menurut anda sudah nyaman?
Penataan barang-barangnya cuku baik, sangat memudahkan saya
mencari barang-barang yang saya inginkan.
d. Bagaimana menurut anda tempat parkir di BarBeku Yasmin Cirendeu?
Tempat parkirnya cukup luas
e. Menurut anda apakah barang-barang yang disediakan BarBeku sudah
cukup lengkap dan kualitasnya baik?
Oh iya. Kualitas barang yang dijual sudah baik dan cukup beragam.
f. Menurut anda apakah penampilan petugas BarBeku dalam berpakaian
cukup Rapi?
Dengan seragam yang mereka pakai, saya rasa sudah cukup rapi.
g. Sudah berapa lama menjadi pelanggan BarBeku Yasmin?
Saya jadi pelangan Barbeku sudah sekitar 3 tahunan ya.
h. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai Toko BarBeku?
Waktu itu saya mendapatkan informasi dari Trans TV. Sangat
menarik programnya, dengan membeli barang di Barbeku kita ikut
menyumbang untuk sekolah gratis Yasmin.
i. Apakah karyawan Barbeku selalu cepat dan telaten dalam melayani?
Iya cukup baik.
2. Indikator Proses Efisiensi
a. Berapa sering anda berbelanja di toko Barbeku?
Kalau sering sih tidak. Biasanya kalau ada barang yang dibutuhkan
saja.
b. Apakah menurut anda prosedur layanan toko barbeku (pengantaran
barang, pelayanan) sudah memadai?
Saya rasa prosedurnya sudah baik. Untuk pengantaran biasanya
dijadwalkan oleh pihak toko.
c. Apa yang membedakan toko barbeku dengan toko lainnya?
Barang-barangnya lebih Variatif
d. Barang-barang yang disediakan barbeku apakah cukup baik dan
kualitasnya bagus?
Cukup baik. Untuk kualitas barang sebenarnya sebisanya kita milih
aja sih.
3. Indikator Out Put/Keluaran
a. Saat anda berbelanja di Barbeku apakah anda diberitahukan tentang
kegunaan barang yang akan dibeli dan cara perawatannya?
Oh iya. Ada beberapa barang yang kadang saya tidak tahu
kegunaanya. Biasanya dijelaskan oleh pelayannya.
b. Setelah membeli, berapa lama barang akan diantarkan ketempat tujuan
anda?
Kalau itu sih dijadwalkan pihak toko. Kalau tidak salah mobil
pengantarnya cuma satu, jadi harus ngantri.
c. Menurut Anda kelebihan apa yang dimiliki toko Barbeku Yasmin?
Selain barang yang disediakan beragam, Toko Barbeku Yasmin
memberikan ruang bagi pembeli untuk berbagi dengan sesama.
d. Apakah menurut anda layanan di Barbeku Yasmin sudah memuaskan?
Cukup memuaskan.
e. Program hibah barang bekas berkualitas apakah efektif menurut anda?
Sangat efektif. Saya rasa ide ini sangat kreatif. Untuk
menyumbangkan barang bekas saya rasa tidak berat lah untuk si
penyumbang.
4. Indikator Impact/Dampak
a. Setelah anda tahu Barang yang dijual Barbeku Yasmin sebagaian
merupakan barang bekas hasil dari hibah, apakah anda akan tetap
membeli?
Oh iya. Kalau barangnya masih layak pakai dan saya membutuhkan,
saya beli. Pakaian yang warna dan modelnya cocok dengan selera
saya misalnya, beberapa kali pernah saya beli.
WAWANCARA PELANGGAN BARBEKU
Hari/tanggal : 11 Oktober 2012
Tempat Wawancara : Toko Barbeku
Informan : Ibu Amnah
Identitas Pelanggan
Nama : Amnah
Alamat : Komp.Diamond Residence, Pondok Cabe, Cirendeu
Hasil Wawancara
1. Indikator Input/Masukan
a. Bagaimana menurut anda kondisi ruangan Barbeku Yasmin?
Ruangannya luas, penataannya rapi dan memudahkan pembeli untuk
membeli barang.
b. Apakah menurut anda pelayanan terhadap pengunjung sudah cukup
memuaskan?
Sudah cukup Biak.
c. Bagaiman penataan ruangan Barbeku menurut anda sudah nyaman?
Sudah baik dan nyaman.
d. Bagaimana menurut anda tempat parkir di BarBeku Yasmin Cirendeu?
Rumah saya dekat, jadi saya tidak membawa kendaraan. Tapi kalau
dilihat cukup luas.
e. Menurut anda apakah barang-barang yang disediakan BarBeku sudah
cukup lengkap dan kualitasnya baik?
Barang yang disediakan bermacam-macam ya. Kalau kualitas sih cukup
lah.
f. Menurut anda apakah penampilan petugas BarBeku dalam berpakaian cukup
Rapi?
sudah cukup rapi.
g. Sudah berapa lama menjadi pelanggan BarBeku Yasmin?
Saya jadi pelangan Barbeku sudah sekitar 1tahun.
h. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai Toko BarBeku?
Kebetualan saya lewat di depan Toko Barbeku dan mampir. Letak
barbeku di depan jalan raya, memudahkan orang berkunjung.
i. Apakah karyawan Barbeku selalu cepat dan telaten dalam melayani?
Sudah baik. Pembeli dilayani dengan sopan.
2. Indikator Proses Efisiensi
a. Berapa sering anda berbelanja di toko Barbeku?
Tida sering sih mba, belanja disini, kalau ada kebutuhan aja.
b. Apakah menurut anda prosedur layanan toko barbeku (pengantaran
barang, pelayanan) sudah memadai?
Ya sudah memadai kok. Pengantaran sudah sesuai jadwal pengiriman.
c. Apa yang membedakan toko barbeku dengan toko lainnya?
Bedanya harganya lebih “miring” dari toko lain. Kualitasnya sih ada
beberapa yang kurang bagus sih mba, tapi ya sesuai dengan harganya
lah.
d. Barang-barang yang disediakan barbeku apakah cukup baik dan
kualitasnya bagus?
Cukup baik.
3. Indikator Out Put/Keluaran
a. Saat anda berbelanja di Barbeku apakah anda diberitahukan tentang
kegunaan barang yang akan dibeli dan cara perawatannya?
Iya mba kalau saya tidak tahu kegunaan suatu barang yang ingin saya
beli, pasti dijelaskan oleh penjaganya.
b. Setelah membeli, berapa lama barang akan diantarkan ketempat tujuan
anda?
Tergantung penjadwalannya sih.
c. Menurut Anda kelebihan apa yang dimiliki toko Barbeku Yasmin?
Kelebihannya jika kita membeli barang di Toko Barbeku berarti kita
ikut menyumbang bagi dhuafa’.
d. Apakah menurut anda layanan di Barbeku Yasmin sudah memuaskan?
sudah memuaskan.
e. Program hibah barang bekas berkualitas apakah efektif menurut anda?
Program hibah barang sangat bagus sekali mba. Dengan program
tersebut, menyumbang lebih mudah dilakukan.
4. Indikator Inpact/Dampak
a. Setelah anda tahu Barang yang dijual Barbeku Yasmin sebagaian
merupakan barang bekas hasil dari hibah, apakah anda akan tetap
membeli?
Pasti masih lah mba. Sesuai kebutuhan saja sih sebenarnya.
WAWANCARA PELANGGAN BARBEKU
Hari/tanggal : 11 Oktober 2012
Tempat Wawancara : Toko Barbeku
Informan : Bapak Dadang Samsul Bahri
Identitas Pelanggan
Nama : Dadang Samsul Bahri
Alamat : Jl.Tomat Cirendeu, Pondok Cabe I
Hasil Wawancara
1. Indikator Input/Masukan
a. Bagaimana menurut anda kondisi ruangan Barbeku Yasmin?
Kondisional, kadang rapi, kadang sedikit berantakan. Ya, namanya juga
toko furniture tidak selalu tersusun rapi. Khususnya jika sedang ada
penurunan barang, selain barang-barang berantakan, hampir seluruh
karyawan Toko ikut menurunkan barang. Terkadang pelanggan sedikit
terabaikan. Tapi kondisi tersebut tidak selalu terjadi, jadi masih dapat
dimaklumi.
b. Apakah menurut anda pelayanan terhadap pengunjung sudah cukup
memuaskan?
Sudah cukup Baik. Saya rasa setiap asaya berkunjung pelqyan Toko
selalu siap melayani dengan baik.
c. Bagaimana menurut anda tempat parkir di BarBeku Yasmin Cirendeu?
Parkirannya cukup luas, halaman parkir bersih.
d. Menurut anda apakah barang-barang yang disediakan BarBeku sudah
cukup lengkap dan kualitasnya baik?
Untuk toko furniture saya rasa sudah cukup lengkap.
e. Menurut anda apakah penampilan petugas BarBeku dalam berpakaian cukup
Rapi?
Dengan seragam yang dipakai pelayan sudah cukup rapi.
f. Sudah berapa lama menjadi pelanggan BarBeku Yasmin?
Saya jadi pelangan Barbeku sudah sekitar 2 tahun.
g. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai Toko BarBeku?
Informasi dari tetangga saya.
h. Apakah karyawan Barbeku selalu cepat dan telaten dalam melayani?
Cukup baik.
2. Indikator Proses Efisiensi
a. Berapa sering anda berbelanja di toko Barbeku?
Tidak begitu sering, ya, sesuai kebutuhan saja.
b. Apakah menurut anda prosedur layanan toko barbeku (pengantaran
barang, pelayanan) sudah memadai?
Ya sudah. Biasanya dari hari pembelian sudah diberikan hari
penjadwalkan penjemputan. Kita dapat men DP pembayarannya dahulu
hingga jadwal penjemputan tiba.
c. Apa yang membedakan toko barbeku dengan toko lainnya?
Harganya lebih murah.
d. Barang-barang yang disediakan barbeku apakah cukup baik dan
kualitasnya bagus?
Saya kira cukup baik.
3. Indikator Out Put/Keluaran
a. Saat anda berbelanja di Barbeku apakah anda diberitahukan tentang
kegunaan barang yang akan dibeli dan cara perawatannya?
Fleksibel, kalau saya bertanya pasti dijawab. Tapi biasanya saya sudah
merencanakan barang apa yang akan saya beli, sehingga tidak perlu
bertanya.
b. Setelah membeli, berapa lama barang akan diantarkan ketempat tujuan
anda?
Tergantung penjadwalan.
c. Menurut Anda kelebihan apa yang dimiliki toko Barbeku Yasmin?
Di toko Barbeku dengan membeli berarti sudah ikut berpartisipasi
dalam pembiayaan pendidikan dhuafa, dimana hasil penjualan ditujukan
untuk pembiayaan program pendidikan gratis.
d. Apakah menurut anda layanan di Barbeku Yasmin sudah memuaskan?
sudah memuaskan.
e. Program hibah barang bekas berkualitas apakah efektif menurut anda?
Sangat efektif dan kreatif. Sudah banyak lembaga social yang
pendanaan programnya dari ZIS misalnya, sumbangan berupa barang
saya kira lebih inovatif.
4. Indikator Inpact/Dampak
a. Setelah anda tahu Barang yang dijual Barbeku Yasmin sebagaian
merupakan barang bekas hasil dari hibah, apakah anda akan tetap
membeli?
Ya saya akan tetap membeli, pastinya sesuai kebutuhan. Beberapa kali
saya beri barang bekas di Barbeku.
WAWANCARA PELANGGAN BARBEKU
Hari/tanggal : 1 November 2012
Tempat Wawancara : Toko Barbeku
Informan : Ibu Nurjainah
Identitas Pelanggan
Nama : Ibu Nurjainah
Alamat : Jl. Raya Ciracas Rt 04/03 Ciracas, Jakarta Timur
Nomor Tlp : 08151627342
Hasil Wawancara
1. Indikator Input/Masukan
a. Bagaimana menurut anda kondisi ruangan Barbeku Yasmin?
Menurut saya ruangya kurang tertata dengan baik. Mungkin karena
kebanyakan dari barang-barang adalah furniture jadi sulit dirapikan.
Apalagi saat bongkar barang-barang, pasi sedikitnya menggangu
pelanggan. Tapi ya, dapat dimaklumi.
b. Apakah menurut anda pelayanan terhadap pengunjung sudah cukup
memuaskan?
Cukup memuaskan. Seringnya sih, pengunjung diberi kebebasan untuk
memilih barang-barang. Jika ada yang cocok barulah terjadi tawar-
menawar harga. Tapi sejauh ini saya belum pernah diabaikan.
c. Bagaimana menurut anda tempat parkir di BarBeku Yasmin Cirendeu?
Tempat parkirnya cukup luas. Yang saya lihat tidak ada pelanggan yang
enggak kebagian tempat parkir.
d. Menurut anda apakah penampilan petugas BarBeku dalam berpakaian cukup
Rapi?
Penampilannya cukup rapi. Saya sering melihat mereka memakai
seragam.
e. Sudah berapa lama menjadi pelanggan BarBeku Yasmin?
Saya tahu Yasmin sudah lima tahun yang lalu. Tidak bis dibilang rutin
juga dalam membeli barang-barang. Cuma kalau lagi butuh saja.
f. Darimana anda mendapatkan informasi mengenai Toko BarBeku?
Dari Website Yasmin. Dan kebetulan teman-teman saya juga sering
berbelanja di Barbeku Yasmin.
2. Indikator Proses Efisiensi
a. Berapa sering anda berbelanja di toko Barbeku?
Tidak sering. Cuma jika ada keperluan yang ingin dibeli saja.
b. Apakah menurut anda prosedur layanan toko barbeku (pengantaran barang,
pelayanan) sudah memadai?
Menurut saya untuk pengantaran layanannya kurang memadai.
Mungkin karena armada yang Barbeku punya dalam mengantar hanya
satu buah mobil, jadi pembeli harus mengantri dalam pengantaran
barang.
c. Apa yang membedakan toko barbeku dengan toko lainnya?
Bedanya Toko Barbeku dengan toko lainnya. Karna barang-barangnya
kebanyakan seken, jadi harganya relatif lebih murah. Yang lebih unik,
dengan membeli barang di Toko Barbeku, pelanggan berati ikut andil
dalam pendanaan program sosial Yasmin.
g. Indikator Out Put/Keluaran
a. Saat anda berbelanja di Barbeku apakah anda diberitahukan tentang
kegunaan barang yang akan dibeli dan cara perawatannya?
Biasanya untuk barang yang saya tidak tahu fungsinya apa, akan saya
tanyakan pada pelayannnya.
b. Setelah membeli, berapa lama barang akan diantarkan ketempat tujuan
anda?
Tergantung, biasanya dijadwalkan oleh Barbeku.
c. Apakah karyawan Barbeku dalam melayani memberi tahu bahwa barang
yang dijual keuntungannya sekian persen untuk dana prog sosial Yasmin?
Tidak. Saya cuma tahu bahwa barang-barang yang dijual
keuntungannya akan digunakan untuk program sosial dari sepanduk
besar yang dipasang di dinding Toko.
h. Indikator Impact/Dampak
a. Setelah anda tahu Barang yang dijual Barbeku Yasmin sebagaian
merupakan barang bekas hasil dari hibah, apakah anda akan tetap
membeli?
Sudah pasti. Seama saya membutuhkannya dan barangnya cocok
dengan keinginan. Tidak masalah sih.
b. Menurut anda sendiri, apakah program pengumpulan dana dengan cara
yang di tempuh Yasmin dengan mendirikan Toko Barbeku dan program
hibah barang ini efektif?
Menurut saya sangat efektif. Pelanggan yang tahu dengan program
Barbeku “membeli berarti beramal”, tidak akan menawar terlalu
rendah.
SOP Pengambilan hibah Page 1
STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSES PENGAMBILAN HIBAH
I. TUJUAN
Untuk memberikan petunjuk dalam proses pengambilan hibah barang
II. RUANG LINGKUP Mengatur proses dalam pengambilan hibah barang sampai dengan tersedia untuk dijual
III. REFERENSI Divisi hibah dan staf pengambilan barang
IV. DOKUMEN TERKAIT Buku donatur hibah Surat tanda terima kasih hibah Tanda terima hibah
V. DEFINISI
Buku donatur hibah adalah buku yang digunakan untuk mencatatat data donator hibah yang berisi, nama donator, alamat, no telpon, dan barang yang akan di hibahkan.
Surat tanda terimakasih hibah adalah surat (piagam) ucapan terima kasih dari pihak yayasan yang didalamnya tertera nama donatur, no telpon , alamat dan barang yang akan di hibahkan. Surat ini juga berfungsi sebagai petunjuk pengambilan pada bagian pengiriman.
Tanda terima hibah adalah tanda bukti penerimaan barang hibah yang diterima yayasan dari donatur hibah.
SOP Pengambilan hibah Page 2
STANDARD OPERATING PROCEDURE ALUR PENGAMBILAN HIBAH
Operator telpon Penanggung jawab Tim pengambilan Doc
↓
Yes
No
Pencatatan Oleh penerima
Buku donator hibah
Penjadwalan
Barang tersedia untuk di jual (BarBeKu)
Tanda terima hibah
Pengisian tanda terima hibah
End
PENGAMBILAN BARANG HIBAH
Surat tanda terima kasih hibah
Penerbitan surat tanda terima kasih hibah
Penjadwalan ulang
Donatur
Setelah sampai di kantor surat tanda terima hibah diserahkan ke Sdri. Asti
Presentase Pemasukan Unit Usaha Yasmin Tahun 2012
No Unit Usaha Jumlah Rata-Rata Perbulan Persentase
1 Barbeku Rp 1,305,250,120.00 Rp 108,770,843.33 58.3%
2 ZIS Rp 816,367,320.00 Rp 68,030,610.00 36.4%
3 Training Rp 116,869,910.00 Rp 9,739,159.17 5.2%
Total Rp 2,238,487,350.00
Yasmin dalam mendanai program-program sosialnya menggalang dana melalui Tiga
cara yaitu melalui Toko Barbeku, ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah), dan Training. Dari Toko
Barbeku dana yang diperoleh rata-rata perbulan sekitar Rp.108,770,843.33 dan persentase
yang diperoleh 58.3%.
Sedangkan ZIS (Zakat, Infak, Shadaqah) rata-rata perolehan perbulannya Rp.
68,030,610.00 dengan persentase 36.4%. Dan dari kegiatan Training terkumpul dana
perbulan rata-rata Rp. 9,739,159.17 dan persentasenya 4,5%.
Dari program-program penghimpunan dana Yasmin dapat disimpulkan bahwa Unit
usaha bisnis Barbeku memberikan kontribusi cukup besar dalam pendanaan program-
program sosial Yasmin.
Top Related