perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING
SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
SRI WAHYUNI
NIM F3308110
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
EVALUASI PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR
Sri Wahyuni F3308110
PKU Muhammadiyah Karanganyar is one of the private hospitals in Karanganyar regency that have to pay more attention to the determination of hospitalization service tariff, so that they can compete with the other hospitals. Activity Based Costing (ABC) method is one of the methods to calculate the resources of the consumption in each activity.
The purpose of the final project is to do evaluation on determining of hospitalization service tariff based on the ABC method, find the strenghts and the weakness of determination hospitalization service tariff in PKU Muhammadiyah Karanganyar.
In this research, the writer compare the hospitalization service tariff based on the ABC method with the tariff that has been implemented in PKU Muhammadiyah Karanganyar.
The conclusion of this study are, ABC method used for the determination of hospitalization service tariff, cost of hospitalization service adjusted by the comparison hospital, result of the cost of hospitalization service smaller than applicable tariff except at class III, PKU Muhammadiyah do not fix on the profit and make cost efficiency for adjusting tariff, surplus of income relatively small, whereas there are many cost not charge to the cost of hospitalization service, so the tariff currently applies is irrelevant in use.
Based on this research, the writer suggest to PKU Muhammadiyah Karanganyar hospital to charging the cost of hospitalization service in each class not in each ward, fix on profit in determination of hospitalization tariff, not too much make adjustment with the others, charging all the cost required on hospitalization service and increase the tariff for class III in order to grow up and innovate as with continous business competition and technological progress.
Keyword: Activity-Based Costing Method, Tariff, PKU Muhammadiyah Karanganyar Hospital
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ø Sabar jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala
dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan
membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan
akan rusak ~ Khalifah ‘Ali
Ø Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik,
mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir
dalam hidupnya.
Karya kecil ini penulis persembahkan kepada:
· Mama dan Papa Tercinta
· Keluarga Besarku
· Masa Depanku
· Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam
kepada Rosulallah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir dengan judul “Evaluasi Penerapan Metode Activity-Based Costing System
Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar”.
Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa
hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro,M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. Agus Budiatmanto, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi pada
Program Diploma III FE UNS.
3. Ibu Putri Nugrahaningsih, SE, Ak, selaku dosen yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
membekali ilmu pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Ibu dr. Hj. Haryanti selaku Wadir Umum dan SDM RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
6. Ibu Hasni D.K, SE selaku Kepala Bagian Akuntansi RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang telah bersedia memberikan data-data yang penulis perlukan
sebagai bahan penulisan Tugas Akhir.
7. Ibu Dwi Memi R selaku staf Bagian Administrasi RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar yang membantu penulis pada saat melakukan penelitian.
8. Mama dan keluarga besar yang penulis sayangi, yang selalu memberikan
motivasi dan semangat baik material maupun spiritual, serta Papa semoga
tenang “di sana”.
9. Ayah, yang selalu memberi motivasi, mengingatkan, dan membantu penulis
dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
10. Tyara, Tanti, Weny, dan Sara atas kekompakan selama 3 tahun terakhir ini
tetap semangat, tetap kompak, sukses selalu buat kita.
11. Teman-teman kos “Rilda” (Oktin, Dek Dila, Dek Eno, Dek Ratna, Mbak
Indah, Mbak Hanum, dan Mbak Fibri) yang menemani penulis dalam suasana
apapun.
12. Mas iful, yang telah membantu penulis memperoleh data.
13. Teman-teman DIII Akuntansi Keuangan atas informasinya selama ini, semoga
kita semua sukses.
14. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini dan
tidak dapat disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v
KATA PENGANTA .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan ......................................................1
2. Lokasi ............................................................................................2
3. Komitmen Perusahaan ...................................................................3
4. Struktur Organisasi ........................................................................4
5. Deskripsi Jabatan ...........................................................................8
6. Fasilitas Pelayanan ......................................................................13
7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas .......................15
8. Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap .............................................16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Tarif Jasa Rawat Inap ..................................................................19
10. Hasil Self Assesment .................................................................19
11. Tenaga Pengelola ......................................................................19
B. LATAR BELAKANG ......................................................................22
C. PERUMUSAN MASALAH .............................................................27
D. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................27
E. MANFAAT PENELITIAN ..............................................................28
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Rumah Sakit
a. Pengertian………………………………………………….30
b. Klasifikasi………………………………………………….31
2. Biaya
a. Pengertian…………………………………………………34
b. Klasifikasi…………………………………………………34
c. Biaya Di Rumah Sakit…………………………………….36
3. Analisis Biaya Di Rumah Sakit
a. Pengertian…………………………………………………36
b. Tujuan dan Manfaat……………………………………….37
4. Metode Analisis Biaya………………………………………..39
5. Activity-Based Costing
a. Sejarah................................................................................39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
b. Perngertian .........................................................................41
c. Konsep-konsep Dasar ........................................................42
d. Syarat Penerapan ABC ......................................................44
6. Pembebanan Biaya Overhead pada ABC…………………….45
7. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Metode ABC
a. Tahap Pertama……………………………………………..47
b. Tahap Kedua ………………………………………………49
8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan
Aktivitas………………………………………………….......49
9. Cost Driver
a. Pengertian…………………………………………………..51
b. Penentuan Cost Driver yang Tepat…………………………52
10. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode ABC
a. Manfaat……………………………………………………..54
b. Kelebihan…………………………………………………...56
c. Kelemahan………………………………………………….57
11. Tarif
a. Pengertian ..........................................................................58
b. Tujuan Penetapan Tarif ......................................................59
c. Penetapan Tarif Dengan Metode Cost Plus Pricing ..........61
12. Analisis Penetapan Tarif Rumah Sakit……………………….61
13. Activity-Based Costing Untuk Perusahaan JasA……………...64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Biaya dan Pengelompokan Aktivitas Dalam Penentuan Tarif Jasa
Rawat Inap…………………………………………........ …......66
2. Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Metode ABC
a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ……………………68
b. Identifikasi Biaya Langsung ………………………………...69
c. Identifikasi Biaya Tidak Langsung………………………….71
d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan aktivitas…………………….75
e. Pemilihan Cost Driver………………………………………77
f. Tarif Per Unit Cost Driver…………………………………..83
g. Total Biaya Rawat Inap dan Tarif Per Hari Berdasarkan
Metode ABC……………………………………………….87
3. Evaluasi Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap…………………92
4. Evaluasi Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan
Yang diperoleh…………………………………………………94
BAB III TEMUAN
A. KELEBIHAN …………….…………………………………………96
B. KELEMAHAN ………….………………………………………….97
BAB IV PENUTUP
A. SIMPULAN …………………………………………………...........99
B. REKOMENDASI…………………………………………………100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel I.1 Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur .................................15
Tabel I.2 Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2011 .........................................................................................19
Tabel I.3 Hasil Self Assesment ...........................................................................19
Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas ...........................................76
Tabel II.2 Jumlah Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 .........................................................................................77
Tabel II.3 Lama Hari Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010 ...................................................................78
Tabel II.4 Tarif Konsumsi Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 .........................................................................................78
Tabel II.5 Pemakaian Listrik Tiap Kelas PKU Muhammadiyah Karanganyar
Tahun 2010 .........................................................................................79
Tabel II.6 Tarif Jasa Rawat Inap dan Jasa Konsul RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Mulai Tahun 2009 .........................................................79
Tabel II.7 Pengelompokan Biaya dan Cost Driver Kamar Rawat Inap ..............80
Tabel II.8 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan
Metode ABC .......................................................................................84
Tabel II.9 Biaya Rawat Inap Kelas VIP ..............................................................88
Tabel II.10 Biaya Rawat Inap Kelas I .................................................................89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel II.11 Biaya Rawat Inap Kelas II ...............................................................90
Tabel II.12 Biaya Rawat Inap Kelas III ..............................................................91
Tabel II.13 Perbandingan Biaya Rawat Inap Berdasarkan Metode ABC dengan
Tarif yang Berlaku di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ..........92
Tabel II.14 Pendapatan Jasa Rawat Inap Tahun 2010 ........................................94
Tabel II.15 Biaya Rawat Inap Tahun 2010 .........................................................94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar ............7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Pengantar Izin Penelitian
3. Surat Jawaban Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
5. Rekapitulasi Biaya Rawat Inap
6. Rekapitulasi Kegiatan Rawat Inap Berdasarkan Kelas Pemondokan dan Lama
Hari RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Tahun 2010
7. Ketentuan Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
Mulai Tahun 2009
8. Ketentuan Tarif Konsumsi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan
salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Karanganyar. Berdirinya RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan wujud mimpi-mimpi indah
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karanganyar (PDMK) yang
memimpikan untuk memiliki Amal Usaha di bidang kesehatan. Berawal
pada tahun 1988, PDMK mengadakan pengajian khusus, pendengarnya
(mustami’) para ibu yang sedang hamil. Pengajian tersebut dibarengi
dengan khitan masal bertempat di rumah bapak Haji Sunardi, BSc.
Pada saat itu, Ketua PDMK, bapak Haji Drs. Abdul Basir, MBA
mengumumkan bahwa PMDK mendirikan Rumah Bersalin/ Balai
Pengobatan (RB/BP). Rumah Bersalin/Balai Pengobatan tersebut
bertempat di rumah salah seorang anggota PMDK yaitu bapak H. Sunardi,
BSc. di Badranasri, Cangakan, Karanganyar, dan menghimbau kepada ibu-
ibu jika akan melahirkan agar memanfaatkan RB/BP ini.
Masyarakat pengguna jasa RB/BP semakin meningkat, sehingga
kamar yang disediakan tidak mampu menampung. Pada tahun 1992
membangun gedung baru di tempat yang sama, kemudian operasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
RB/BP pindah ke gedung baru milik Pimpinan Muhammadiyah
Karanganyar. Operasional RB/BP dikembangkan untuk praktek bersama
Dokter Spesialis dari RB/BP plus (one day care). Pada tahun 1998
dibangun gedung baru di Papahan, Tasikmadu, Karanganyar, Gedung baru
mulai digunakan dengan ijin operasional RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar berdasarkan Akte Pendirian Nomor K/ 162- TK/ 71/ MS. Ijin
Tempat Usaha RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Nomor 503/ 135
tahun 1996, dengan Surat Ijin Pendirian RS Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor No. Ym. 02. 04. 3. 5. 2737.
Pada saat ini luas gedung ± 4590 m² di atas lahan seluas 12.895 m².
Pada tahun 2007, dalam perkembangannya RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar telah terakreditasi 5 jenis pelayanan, aialah pelayanan medis,
keperawatan, administrasi, manajemen rekam medis, dan instalasi gawat
darurat dengan Akreditasi 5 Pokja nomor YM.01010/III/1068/ 07. Pada
saat ini statusnya menjadi rumah sakit tipe C dengan 4 pelayanan medik
dasar Spesialis Bedah, Dalam, Anak, dan Kebidanan.
2. Lokasi
Lokasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sangat
strategis, yaitu di jalan Papahan-Tasikmadu, Papahan, Tasikmadu,
Karanganyar. Lokasi tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat di
kabupaten Karanganyar, karena berada di pusat kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Komitmen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
a. Falsafah.
Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagai perwujudan
Da’wah Amar Makruf Nahi Munkar.
b. Visi.
Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah menjadi
rumah sakit pilihan utama dan kebanggaan masyarakat.
c. Misi.
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2) Memberikan pelayanan rujukan yang memuaskan bagi masyarakat.
3) Memberikan rasa aman dan nyaman di lingkungan rumah sakit.
d. Asas dan Tujuan.
1) Statuta Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
diselenggarakan berdasarkan asas keislaman dan profesionalisme
serta asas Persyarikatan Muhammadiyah.
2) Tujuan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
tercapainya derajat kesehatan jasmani dan rohani masyarakat yang
optimal dan paripurna
e. Motto.
Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar adalah
Melayani Sepenuh Hati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Muhammadiyah Karanganyar
terdiri dari:
a. PDM.
b. MPKU.
c. Direktur, membawahkan bagian seperti dibawah ini.
1) Wakil Direktur Medis.
2) Wakil Direktur Umum dan SDM.
3) Bagian Keuangan dan Akuntansi.
4) Komite Medik.
5) SPI.
d. Wakil Direktur Medis, membawahkan bidang-bidang dibawah ini.
1) Bidang Keperawatan.
2) Bidang Pelayanan Medis.
3) Bidang bidang Penunjang Medik.
e. Wakil Direktur Umum dan SDM, membawahkan bagian-bagian
dibawah ini.
1) Bagian Personalia, dan
2) Bagian Umum.
f. Bagian Akuntansi dan Keuangan, membawahkan seksi-seksi dibawah
ini.
1) Seksi Keuangan, dan
2) Seksi Akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
g. Bidang Keperawatan, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Koordinator Urusan SDM Pembinaan Etik.
2) Seksi Koordinator Urusan ASKEP dan Mutu.
3) Seksi Koordinator Urusan Logistik.
4) Seksi Supervisi.
h. Bidang Pelayanan Medis, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Unit Rawat Jalan.
2) Seksi Unit Gawat Darurat.
3) Seksi Unit Rawat Inap.
4) Seksi Unit Kamar Operasi.
5) Seksi Unit Kamar Bersalin.
6) Seksi Unit ICU.
i. Bidang Penunjang Medik, membawahkan seksi-seksi dibawah ini.
1) Seksi Unit Farmasi.
2) Seksi Unit Laboratorium.
3) Seksi Unit Radiologi.
4) Seksi Unit Fisioterapi.
5) Seksi Unit Gizi.
6) Seksi Unit Rekam Medik.
j. Bagian Administrasi Personalia, membawahkan seksi-seksi dibawah
ini.
1) Seksi Sekretariat, dan
2) Seksi Personalia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
k. Bagian Umum, membawahkan seksi-seksi dibawahkan ini.
1) Seksi Pemeliharaan, dan
2) Seksi Penunjang Umum.
Gambaran Struktur Organisasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar disajikan dalam gambar 1.1 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
UNIT KAMAR BERSALIN
UNIT ICU
UNIT FARMASI
UNIT LABORATORIUM
UNIT RADIOLOGI
UNIT FISIOTERAPI
UNIT GIZI
UNIT REKAM MEDIK
UNIT RAWAT JALAN
UNIT GAWAT DARURAT
UNIT RAWAT INAP
UNIT KAMAR OPERASI
KOORD. UR SDM PEMBINAAN
KOORD URUSAN ASKEP DAN MUTU
SUPERVISI
KOORD URUSAN LOGISTIC
SEKSI PEMELIHARAAN
SEKSI PENUNJANG
SPI
SEKSI KEUANGAN
SEKSI AKUNTANSI
WADIR UMUM DAN SDM
BAGIAN ADMINISTRASI
SEKSI SEKRETARIAT
SEKSI PERSONALIA
BAGIAN KEUANGAN
DIREKTUR
MPKU
P.D.M
BAGIAN UMUM
KOMITE MEDIK
BIDANG PERAWATAN
BIDANG PELAYANAN
WADIR MEDIS
BIDANG PENUNJANG
Gambar 1.1
Struktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
5. Deskripsi Jabatan
a. Direktur.
Direktur memiliki tugas sebagai berikut ini.
1) Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek,
menengah, dan panjang sesuai kebijakan program kesehatan.
2) Menyusun peraturan pelaksanaan tugas diseluruh aparat rumah
sakit.
3) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersebut untuk
merealisasikan rencana kegiatan secara efektif dan efisien.
4) Memimpin, mengarahkan, dan mengerakkan seluruh sumber daya
manusia yang tersedia sehingga dapat mencapai hasil yang
maksimal.
5) Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh
pelaksanaan kegiatan rumah sakit serta melaksanakan pengawasan
dan evaluasi terhadap seluruh unsur pelaksana.
6) Melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan rumah sakit secara
hierarki sebagai bahan informasi serta pertanggungjawaban sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
b. Wakil Direktur Medis.
Wakil Direktur Pelayanan Medis adalah pejabat yang berfungsi
sebagai wakil dari pimpinan tertinggi rumah sakit yang membawahi
di bidang medis dan bertugas melaksanakan fungsi manajemen
bagian medis dan perawatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mengkoordinasian, pengawasan, penganggaran, dan evaluasi.
c. Wakil Direktur Umum dan SDM.
Wakil Direktur Umum membawahi bagian administrasi dan
personalia, dan umum. Tugasnya sebagai berikut ini.
1) Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses
pengelolaan tugas dari bagian-bagian dibawahnya.
2) Melaksanakan fungsi manajemen di bidangnya.
d. Komite Medik.
Komite Medis bertugas sebagai berikut ini.
1) Melaksanakan penelitian medis dan bidang-bidang lain yang
terkait dengan peningkatan mutu pelayanan medis.
2) Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh rumah sakit.
3) Melakukan koordinasi pembuatan laporan rumah sakit dan
laporan pertanggungjawaban direktur.
e. Sistem Pengendalian Intern.
Satuan Pengendalian Internal bertugas sebagai berikut :
1) Mengkoordinasi pelatihan, pendidikan, penataran, penelitian, dan
perpustakaan rumah sakit.
2) Menyusun program orientasi pendidikan dan penelitian
mahasiswa/siswa praktek.
3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi dengan institusi dan
bagian lain dalam menyusun rencana pendidikan dan pelatihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
rumah sakit.
4) Melakukan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi terhadap
kegiatan pendidikan, pelatihan, dan perawatan.
5) Mengembangkan sistem informasi akuntansi rumah sakit dan
pelaksanaannya secara konsekuen.
f. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan.
Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan bertanggungjawab
mengatur serta mengendalikan kegiatan dalam bidang pertahanan
rumah sakit. Dan tugasnya mengembangkan dan menerbitkan
kebijaksanaan dan prosedur melalui otorisasi manajemen untuk
kegiatan akuntansi, anggaran, perpajakan, perencanaan, dan
peramalan laporan keuangan serta pengukuran kinerja.
g. Kepala Bidang Perawatan.
Kepala Bidang Perawatan bertanggungjawab dalam pelayanan
serta mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan pada
beberapa ruang rawat. Tugasnya adalah:
1) Menyampaikan dan menjelaskan kebijakan di bidang keperawatan
kepada kepala ruang di wilayah kerjanya.
2) Memberi bimbinagan kepada ruang rawat tentang pelaksanaan
pelayanan keperawatan sesuai kebijakan di bidang keperawatan
yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
h. Kepala Bidang Pelayanan Medis.
Kepala Bidang Pelayanan Medis bertanggungjawab dan
berwenang mengelola pelayanan medis, tugasnya sebagai berikut ini.
1) Mengkoordinir pengaturan jadwal jaga dokter spesialis maupun
dokter jaga.
2) Mengkoordinir rotasi jaga dokter umum.
3) Mengevaluasi kedisiplinan dokter-dokter dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
i. Kepala Unit Rawat Inap.
Kepala bidang unit rawat inap berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan medis dalam
bidang koordinasi, pemantauan dan pengawasan, evaluasi dan
pengendalian atas kegiatan medis dan penggunaan fasilitas medis.
j. Kepala Bidang Penunjang Medis.
Kepala bidang penunjang medis bertanggungjawab untuk
kelancaran, keakuratan jenis, dan jumlah penerimaan, penyimpanan
obat, dan alat kesehatan di gudang farmasi. Selain itu, fungsi gudang
medis untuk menerima, menyimpan obat, dan melakukan
pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan kualitas obat yang
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
k. Kepala Bagian Administrasi Personalia dan Umum.
Kepala bagian administrasi personalia dan umum bertugas sebagai
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Merencanakan kebutuhan dan melakukan seleksi calon
penerimaan pegawai.
2) Merencanakan pendidikan dan pengembangan kepegawaian
sesuai rencana anggaran.
3) Melaksanakan cara-cara efektif dan efisien dalam tugas
personalia.
4) Memotivasi staf kerja kearah yang lebih tinggi dan produktivitas
pengembangan diri.
5) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanakan peraturan yang
berkaitan dengan kepegawaian.
6) Membuat laporan kepegawaian untuk pihak intern dan ekstern.
l. Seksi Akuntansi.
Seksi akuntansi berada dibawah dan bertamggungjawab kepada
kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam pelaporan keuangan
kegiatan rumah sakit, akuntansi dan verifikasi.
m. Seksi Keuangan.
Seksi keuangan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
kepala bagian akuntansi dan keuangan dalam memantau, mengawasi,
evaluasi dan pengendalian atas kegiatan mobilisasi dana, kasir, dan
penagihan biaya pelayanan rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
6. Fasilitas Pelayanan
a. Bidang Pelayanan Medik.
1) Rawat Jalan
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Spesialis
- Poliklinik Penyakit Dalam
- Poliklinik Bedah Umum
- Poliklinik Anak
- Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Poliklinik Mata
- Poliklinik THT
- Poliklinik Bedah Orthopedi
- Poliklinik dan Bedah Mulut
- Fisioterapi
- Poliklinik Paru
- Poliklinik Jiwa
2) Unit Gawat Darurat.
3) Rawat Inap.
- Penyakit Dalam
- Bedah Umum
- Penyakit Anak
- Kebidanan dan Penyakit Kandungan
- Mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
- Paru
- Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
- Bedah Tulang
- Syaraf
- Jiwa
b. Pelayanan Penunjang Medik.
- Laboratorium
- Pelayanan Transfusi Darah
- Radiologi
- USG
- CT Scanning
- Fisioterapi
- Konsultasi Gizi
- Apotik dan Instalasi Farmasi
- Medical Check Up
- Pijat Bayi
c. Pelayanan Lamanya.
- Mobil Ambulan untuk rujukan dan jemput pasien
- Mobil Jenasah
- Rupti Jenasah
- Bimbingan Rohani kepada pasien dan keluarga
- Kajian Al-Qur’an
- Instalasi Pengolahan Limbah Cair
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
- Instalasi Pengolahan Limbah Padat
- Laundry
- Pelayanan Boga
7. Distribusi Ruang Rawat Inap Berdasarkan Kelas
Pelayanan rawat inap memiliki fasilitas 137 tempat tidur, 17
diantaranya ruang ICU, VVIP, dan VIP. Berikut ini jumlah ruang rawat
inap dan kapasitas tempat tidur pada RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.
Table I.1 Ruang Rawat Inap dan Kapasitas Tempat Tidur RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar
No Nama Kelas Jumlah Tempat Tidur
1 Arofah 18 2 Shofa 12 3 Marwah 34 4 Isolasi 0 5 Annisa 13 6 Mina 34 7 Perinatal 10 8 Roudhoh 5 9 Zukhruf 2 10 Zahara 4 11 ICU 5
Jumlah 137
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
8. Fasilitas Tiap Ruangan Rawat Inap
Masing-masing ruangan rawat inap memiliki fasilitas yang berbeda-
beda, berikut ini fasilitas yang ditawarkan RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.
a. VVIP
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi
teras (2 tempat), 1 set meja makan, 1 set meja tamu, televisi, AC, water
heater, almari es, almari pakaian, dispenser, meja pentry, overbed
table.
b. VIP
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 bed
penunggu, 1 sofa, AC, televisi, almari es, kamar mandi dalam,
water heater.
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, almari es,
televisi, kamar mandi dalam, kursi tunggu teras, water heater.
3) Shofa
Fasilitas tersedia yaitu 1 kamar tidur 1 bed dengan teras, 1 sofa,
kursi teras, bedside cabinet, kursi tunggu, almari es, AC, televisi,
water heater, dispenser.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4) Zahara
Fasilitas yang ada yaitu 1 bed pasien, 1 bed penunggu, meja kursi
teras (2 tempat), 1 set meja tamu, televisi, AC, water heater, almari
es, dispenser, meja pentry, overbed table.
5) Roudhoh
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed, AC, televisi, sofa,
kamar mandi dalam, almari es.
c. Kelas I
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa, 2
kursi tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.
2) Shofa dan Annisa
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 2 kursi
tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.
3) Roudhoh
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, 1 sofa,
kipas angin, kamar mandi dalam.
d. Kelas II
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kipas
angin, kursi tunggu, kamar mandi dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 4 bed pasien, kamar
mandi dalam, kipas angin, kursi tunggu.
3) Mina
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 1 bed pasien, kursi
tunggu, kipas angin, kamar madi luar.
4) Annisa
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 2 bed pasien, kamar
mandi dalam, kipas angin
e. Kelas III
1) Arofah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 5 bed pasien, kipas
angin, kursi tunggu, kamar mandi dalam.
2) Marwah
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 6 bed pasien, kipas,
kursi tunggu.
3) Mina
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 3 bed pasien, kursi
tunggu, kipas.
4) Annisa
Fasilitas yang tersedia yaitu 1 kamar tidur, 4 bed pasien, kipas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
9. Tarif Jasa Rawat Inap
Tarif jasa rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar sebagai berikut ini.
Tabel I.2 Tarif Jasa Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar
Kelas Tarif/hari VIP Rp 160.000,00 Kelas I Rp 120.000,00 Kelas II Rp 75.000,00 Kelas III Rp 55.000,00
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
10. Hasil Self Assesment
Table I.3 Hasil Self Assesment
11. Tenaga Pengelola
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melaksanakan
tugas untuk memberi pelayanan kepada masyarakat didukung dengan 236
pegawai. Berikut ini pegawai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar berdasarkan pendidikan.
Unsur Klasifikasi Rumah Sakit
RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar D C B A Pelayanan 30 76 142 287 150 Ketenagaan 36 140 283 523 207 Fisik Bangunan
20 26 42 50 33
Peralatan 24 38 73 140 65 Total 110 280 540 1000 455
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a) Tenaga Medis.
- Dokter Spesialis Anak : 2 Orang
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 3 Orang
- Dokter Spesialis Obsgyn : 4 Orang
- Dokter Spesialis Bedah : 4 Orang
- Dokter Spesialis Bedah Orthopedi : 2 Orang
- Dokter Spesialis Urologi : 1 Orang
- Dokter Spesialis Saraf : 1 Orang
- Dokter Spesialis Radiologi : 2 Orang
- Dokter Spesialis THT : 1 Orang
- Dokter Spesialis Anastesi : 3 Orang
- Dokter Spesialis Jiwa : 1 Orang
- Dokter Spesialis Mata : 1 Orang
- Dokter Spesialis Paru : 2 Orang
- Dokter Umum : 10 Orang
- Dokter Gigi : 3 Orang
Total Pegawai Medis : 40 Orang
b) Paramedis.
- Perawat : 76 Orang
- Pembantu Perawat : 14 Orang
Total Pegawai Paramedis : 90 Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c) Penunjang Medis.
- Sarjana Farmasi : 3 Orang
- APIKES : 1 Orang
- DIII Fisiotherapi : 3 Orang
- DIII AKZI (Gizi) : 2 Orang
- DIII ATRO (Radiologi) : 3 Orang
- DIII AAK (Laborat) : 4 Orang
- SMF : 2 Orang
- SMAK : 1 Orang
Total Pegawai Penunjang Medis : 19 Orang
d) Non Medis.
- Sarjana Ekonomi Magister/Akuntansi : 2 Orang
- Sarjana FKIP : 1 Orang
- Sarjana MIPA (Biologi) : 1 Orang
- Sarjana Sosial : 1 Orang
- DIII Pendidikan (Keroh) : 1 Orang
- DIII Keuangan : 1 Orang
- DIII Manajemen/Administrasi : 3 Orang
- DIII ASMI : 1 Orang
- DIII Elektro : 1 Orang
- SLTA : 18 Orang
- SMEA : 3 Orang
- STM : 1 Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
- SMKK : 1 Orang
- SPG : 1 Orang
- MAN : 1 Orang
- SMP : 24 Orang
- SD : 11 Orang
- Tidak Sekolah : 15 Orang
Total Pegawai Non Medis : 87 Orang
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan berbagai macam teknologi dalam era globalisasi dewasa
ini semakin canggih. Persaingan bisnis juga semakin pesat ditunjang dengan
adanya perkembangan dunia usaha. Perusahaan berusaha supaya dapat
memanfaatkan berbagai macam teknologi dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan yang tepat guna mendapatkan informasi yang akurat untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Hal ini ditujukan untuk
menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Persaingan tersebut juga terjadi di bidang pelayanan jasa, tidak hanya
persaingan bisnis di bidang manufaktur/ industri. Rumah sakit merupakan
salah satu bentuk usaha pelayanan jasa dalam bidang kesehatan yang juga
mengalami persaingan sangat ketat. Persaingan tersebut terbukti dengan
semakin berkembangnya rumah sakit yang didirikan baik dari sektor
pemerintah maupun sektor swasta dengan perbedaan dalam hal jenis, struktur,
dan pembiayaan yang masing-masing berperan dalam pelayanan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Perkembangan tersebut menuntut adanya persaingan atas produk dan
kepercayaan atas pelanggan.
Rumah sakit memiliki tugas utama untuk memberikan jasa pengobatan,
perawatan, dan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk dapat
memanfaatkan teknologi baik kedokteran, bidang komunikasi dan informasi,
serta teknologi lain yang dapat mendukung jasa pelayanan kesehatan yang
terbaik bagi masyarakat luas. Pemanfaatan teknologi menimbulkan biaya
operasional yang dikeluarkan rumah sakit yang akan berdampak pada
besarnya tarif jasa rawat inap. Sistem akuntansi yang tepat dalam metode
perhitungan penentuan biaya diperlukan untuk mengendalikan biaya yang
dikeluarkan oleh rumah sakit guna menghasilkan informasi biaya yang akurat
berkenaan dengan biaya pelayanannya.
Penentuan tarif jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat
penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas rumah sakit. Tarif jasa
rawat inap harus mampu menutup semua biaya dan mencapai tingkat laba
yang diharapkan. Rumah sakit memberikan berbagai macam fasilitas pada
pelayanan rawat inap, serta jumlah biaya overhead yang tinggi, sehingga
rumah sakit dituntut untuk menentukan pembebanan biaya secara tepat.
Aktivitas merupakan faktor utama penyebab timbulnya biaya dan biaya hanya
dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap aktivitas
tersebut. Biaya rawat inap dapat diperkirakan dengan baik melalui
perencanaan aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Berkembangnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang, maka pada tahun
1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok yang
disebut Activity-Based Costing System. Definisi metode Activity-Based
Costing System (ABC) merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama
kali menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk (Hansen &
Mowen, 2006). Sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC
menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam
sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua
cost driver berdasarkan unit.
Activity-Based Costing System merupakan suatu sistem pembebanan
biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk. Ada dua asumsi yang mendasari ABC (Cooper and
Kaplan dalam Astuti, 2010), yaitu :
1. adanya aktivitas akan menyebabkan timbulnya biaya, dan
2. produk atau jasa akan menyebabkan timbulnya permintaan akan aktivitas.
Pendekatan ini menggunakan cost driver yang berdasar pada aktivitas
yang menimbulkan biaya sehingga pembebanan biayanya sudah
menggambarkan konsumsi sumber daya dari aktivitas setiap produk dan akan
lebih baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk
yang beraneka ragam. Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa
yang menghasilkan keanekaragaman produk dimana output yang dijual lebih
dari satu. Keanekaragaman produk pada rumah sakit mengakibatkan
banyaknya jenis biaya dan aktivitas yang terjadi pada rumah sakit, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga
pokok produk. Metode ABC dinilai dapat menyajikan informasi secara tepat
dan akurat mengenai aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya (biaya
aktivitas) untuk mencapai tujuan (Soenarjo dalam Astuti, 2010).
Salah satu rumah sakit swasta yang melayani kesehatan masyarakat di
kabupaten Karanganyar adalah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar. RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan
sistem akuntansi ABC dalam perhitungan biaya rawat inapnya dengan
memperhatikan persaingan harga pasar di Kabupaten Karanganyar dan
Surakarta. Perhitungan biaya rawat inap sangat penting karena berkaitan
dengan penentuan harga pokok rawat inap yang akan mempengaruhi
penentuan harga jual atau tarif rawat inap.
Persaingan antar rumah sakit khususnya di kabupaten Karanganyar
sangat pesat. Manajemen rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan
keputusan yang tepat terkait dengan penentuan jasa rawat inap. Tarif yang
tepat berarti tarif yang tidak tinggi atau tarif yang tidak rendah. Tarif yang
tinggi akan menyebabkan kerugian, karena dengan tarif yang tinggi dapat
mengurangi kemampuan rumah sakit dalam mendapatkan calon pasien.
Apabila rumah sakit menggunakan tarif yang rendah, rumah sakit tidak dapat
menutup biaya operasionalnya, rumah sakit juga akan mengalami kerugian.
Aktivitas yang dilakukan oleh rumah sakit sangat penting untuk
dicermati. Pengukuran yang baik atas waktu dan pergerakan serta penerapan
sistem pembebanan biaya atas dasar aktivitas (ABC) akan memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
informasi mengenai peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang terjadi
pada sebuah perusahaan, khususnya perusahaan jasa. Permasalahan yang
dihadapi saat ini adalah bagaimana integrasi penggunaan metode ABC
berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya yang dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi rumah sakit dalam memenuhi
keinginan customer.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurdina (2009) pada Rumah Sakit
Slamet Riyadi Surakarta. Nurdina melakukan analisis kondisi penerapan
penentuan harga pokok dengan metode ABC. Analisis dilakukan pada
penerapan tarif berdasarkan data historis tahun anggaran sebelumnya yang
dilakukan oleh rumah sakit. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan
bahwa rumah sakit mengabaikan konsumsi biaya dalam penentuan tarif,
sehingga tidak relevan dengan biaya sesungguhnya yang dikeluarkan rumah
sakit pada tiap jasa rawat inap dan tidak bisa dibandingkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menyusun Tugas Akhir terkait dengan cara penentuan tarif jasa
rawat inap dengan judul “EVALUASI PENERAPAN METODE
ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN TARIF
JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH KARANGANYAR “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
C. PERUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas
maka dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut ini.
1. Aktivitas dan biaya apa saja yang berhubungan dengan penentuan tarif
jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
2. Bagaimana cara penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
metode Activity-Based Costing System?
3. Bagaimana perbandingan perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan
metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang diberlakukan di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
4. Bagaimana kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai
berikut ini.
1. Menentukan biaya-biaya yang berhubungan dengan rawat inap, kaitannya
dalam penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
Activity-Based Costing System.
2. Menentukan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-
Based Costing System.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3. Membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan
metode Activity-Based Costing System dengan tarif yang telah
diberlakukan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan penentuan tarif jasa rawat inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut ini.
1. Bagi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
Penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pemikiran untuk
kemajuan dan instrospeksi atas kelebihan dan kelemahan penentuan tarif
jasa rawat inap sehingga rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik terhadap pelanggan.
2. Bagi penulis
Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penerapan ilmu
pengetahuan di bidang akuntansi yang telah diperoleh dibangku kuliah ke
dalam kenyataan yang sesungguhnya serta menambah wawasan tentang
penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-
Based Costing System.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Bagi dunia akademik
Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam
pengembangan literatur Akuntansi Manajemen di Indonesia khususnya
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang
penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode Activity-
Based Costing System di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang menyelenggarakan
layanan kesehatan dengan memanfaatkan tenaga medis profesional,
terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen, asuhan
keperawatan berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit
yang diderita oleh pasien (Hasibuan, 2005: 6).
Rumah sakit adalah suatu tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga
kesehatan dan penelitian (Trisnantoro dalam Wibowo, 2010: 35).
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi
sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan
penyakit (preventif) kepada masyarakat (Widya, 2010).
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (Wikipedia, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
rumah sakit adalah suatu bagian integral suatu organisasi atau institusi
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dengan
memanfaatkan tenaga medis profesional, terorganisasi serta sarana
kedokteran yang permanen, asuhan keperawatan berkesinambungan,
diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Klasifikasi Rumah Sakit
Klasifikasi rumah sakit berdasarkan kepemilikannya menurut
Trisnantoro dalam Wibowo (2010: 36) sebagai berikut ini.
1) Rumah sakit milik pemerintah.
Ada dua jenis rumah sakit milik pemerintah, yaitu rumah
sakit milik pemerintah pusat (RSUP) dan rumah sakit milik
pemerintah provinsi dan daerah (RSUD).
2) Rumah sakit untuk militer.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia berasal dari program
pelayanan kesehatan milik militer di masa colonial Belanda.
Contohnya adalah Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Subroto (RSPAD Gatot Subroto).
3) Rumah sakit milik swasta, milik yayasan keagamaan, dan
kemanusiaan.
Rumah sakit keagamaan akan menjadi lembaga usaha yang
praktis untuk mencari keuntungan atau menghidupi sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
manusia, tempat bagi sebagian dokter spesialis untuk
meningkatkan pendapatan setinggi-tingginya dan tempat penjualan
industri farmasi.
4) Rumah sakit swasta milik dokter.
Kepemilikan rumah sakit oleh dokter biasanya bersumber
dari prestasi klinis seorang dokter.
5) Rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari keuntungan.
Rumah sakit dianggap sebagai tempat yang menarik dan
potensial untuk menghasilkan keuntungan.
6) Rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.
Beberapa Badan Usaha Milik Negara yang mempunyai
rumah sakit, misalnya Pertamina, PT Aneka Tambang, PT Pelni,
dan berbagai perusahaan perkebunan.
Ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia
dibedakan menjadi lima macam klasifikasi yaitu Rumah Sakit Kelas A,
Kelas B, Kelas C, Kelas D dan Kelas E (Hasibuan, 2005: 6).
1) Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas,
ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referal
hospital) atau disebut pula sebagai Rumah Sakit Pusat.
2) Rumah Sakit Kelas B adalah rumah sakit yang mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan sub spesialis
terbatas, direncanakan didirikan disetiap ibu kota provinsi. Rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A diklasifikasikan
sebagai Rumah Sakit Kelas B.
3) Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai 4
macam pelayanan spesialis dasar yaitu penyakit dalam, bedah,
anak, kebidanan dan kandungan, direncanakan dibangun di setiap
ibukota kabupaten yang mampu menampung pelayanan rujukan
dari puskesmas.
4) Rumah Sakit Kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi
akan menjadi kelas C, kemampuan pelayanan yang dimiliki adalah
kedokteran umum dan gigi, menampung rujukan dari puskesmas.
5) Rumah Sakit Kelas E adalah rumah sakit rumah sakit khusus yang
menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja,
misalnya rumah sakit jiwa, kista, paru, kanker, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rumah
sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan yaitu rumah
sakit milik pemerintah, rumah sakit milik militer, rumah sakit swasta
milik yayasan keagamaan dan milik kemanusiaan, rumah sakit swasta
milik dokter, rumah sakit swasta milik perusahaan yang mencari
keuntungan, dan rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara.
Sedangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam melayani
pasien atau masyarakat, rumah sakit diklasifikasikan menjadi rumah
sakit kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur
dengan satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
serta objek atau tujuan tertentu (Mardiasmo dalam Hasibuan, 2005: 8)
Biaya adalah sumber daya yang dikorbankan (sacrificed) atau
dillepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,
Srikant, dan George, 2008: 31).
Biaya adalah kos sumber daya yang telah atau akan dikorbankan
untuk mewujudkan tujuan tertentu (Mulyadi, 2003: 4).
Sedangkan menurut Krismiaji (2002: 18), biaya adalah kas atau
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang
atau periode mendatang.
Dari beberapa pengertian biaya diatas maka dapat disimpulkan
bahwa biaya adalah kos penggunaan sumber-sumber ekonomi, sumber
data, maupun sumber daya yang diukur dengan satuan uang, yang telah
atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu di masa sekarang
maupun di masa yang akan datang.
b. Klasifikasi Biaya
Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan dapat atau tidaknya
biaya tersebut diidentifikasikan terhadap obyek biaya. Obyek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dimaksud adalah produk, jasa, fasilitas dan lain-lain (Mardiasmo
dalam Hasibuan, 2005: 8).
Menurut Horngren, Srikant, dan George (2008: 31), biaya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1) Biaya langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek biaya
tertentu dan dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut dengan cara
yang layak secara ekonomi (efektif-biaya). Contoh: biaya kaleng
atau botol merupakan biaya langsung bagi perusahaan minuman
kemasan kering.
2) Biaya tidak langsung dari obyek biaya berkaitan dengan obyek
biaya tertentu namun tidak dapat ditelusuri ke obyek biaya tersebut
dengan cara yang layak secara ekonomis (efektif-biaya). Contoh:
gaji supervisor.
Menurut Krismiaji (2002: 31), untuk tujuan pembebanan biaya,
biaya diklasifikasikan sebagai berikut ini.
1) Biaya Langsung
Merupakan biaya yang dapat dengan mudah dan meyakinkan
ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: biaya tenaga kerja.
2) Biaya Tidak Langsung
Merupakan biaya yang tidak dapat dengan mudah dan meyakinkan
ditelusur ke obyek biaya tertentu. Contoh: gaji manajer.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya dapat
diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berdasarkan pada pembebanan biaya kepada obyek biaya yang dapat
maupun tidak dapat ditelusur untuk berbagai tujuan.
c. Biaya di Rumah Sakit
Menurut Horngren dalam Astuti (2010), biaya yang ada di rumah
sakit diklasifikasikan menjadi dua, sebagai berikut ini.
1) Departemen pusat laba (revenue centre).
Biaya ini juga mempunyai biaya yang tidak dapat ditelusuri secara
langsung dari jasa yang dihasilkan. Contoh dari departemen pusat
laba adalah rawat jalan, rawat inap, laboratorium, kamar operasi,
gawat darurat, dan radiologi.
2) Departemen pusat biaya (cost centre).
Departemen ini dianggap sebagai departemen pembantu. Biaya
yang ditimbulkan dikategorikan sebagai biaya tidak langsung
bagian cost centre, karena tidak dapat diidentifikasi secara
langsung terhadap jasa yang dihasilkan di rumah sakit. Contoh
biaya ini adalah biaya manajemen, laundry, makanan, rekam
medis, dan lain-lain.
3. Analisis Biaya di Rumah Sakit
a. Pengertian Analisis Biaya
Analisis biaya menurut Hasibuan (2005: 9) adalah suatu kegiatan
menghitung biaya rumah sakit untuk berbagai jenis pelayanan yang
ditawarkan, baik secara total maupun per unit, dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya serta
mendistribusikan ke unit-unit produksi yang kemudian dibayar oleh
pasien.
Menurut Gani dalam Widya (2010), analisis biaya dilakukan
dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa
rupiah satuan program atau proyek atau unit pelayanan kesehatan agar
dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit
untuk berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan dengan cara
menghitung seluruh biaya pada seluruh unit/pusat biaya agar dapat
dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program atau pelayanan
kesehatan.
b. Tujuan dan Manfaat Analisis Biaya
Tujuan analisis biaya adalah (Gani dalam Hasibuan, 2005: 10)
sebagai berikut ini.
1) Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan
pusat biaya (cost centre) serta pusat pendapatan (revenue centre).
2) Mendapatkan gambaran berupa biaya satuan program atau unit
pelayanan kesehatan sehingga dapat dihitung total anggaran yang
diperlukan untuk program atau pelayanan kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Manfaat utama dari analisis biaya ada empat yaitu (Gani dalam
Hasibuan, 2005: 10) sebagai berikut ini.
1) Pricing.
Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan
kebijaksanaan tarif rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan
(unit cost), dapat diketahui apakah tarif sekarang merugi, break
even, atau menguntungkan. Seberapa besar subsidi yang dapat
diberikan kepada unit pelayanan juga dapat diketahui misalnya
subsidi pada pelayanan kelas III rumah sakit.
2) Budgeting /Planning.
Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi
dan biaya satuan (unit cost) dari tiap-tiap output rumah sakit,
sangat penting untuk alokasi anggaran dan untuk perencanaan
anggaran.
3) Budgetary control.
Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan
mengendalikan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya
mengidentifikasi pusat-pusat biaya (cost centre) yang strategis
dalam upaya efisiensi rumah sakit.
4) Evaluasi dan Pertanggungjawaban.
Analisis biaya bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan
Rumah Sakit secara keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggung
jawaban kepada pihak-pihak berkepentingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
4. Metode Analisis Biaya Rumah Sakit
Menurut Mulyadi dalam Hasibuan (2005: 16) analisis biaya pada
prinsipnya ada 2 metode yaitu:
a. Metode Konvensional, yaitu suatu metode penentuan harga pokok
yang dirancang berdasarkan teknologi masa lalu. Biaya yang
digunakan dibagi dalam variabel-variabel produksi. Metode ini
biasanya disebut full costing dan variable costing. Titik berat
penentuan harga metode ini hanya pada fase produksi saja. Contoh
metode analisis biaya rumah sakit yang menggunakan metode ini
adalah direct apportionment (simple distribution), simple down
method, double distribution method, dan multiple distribution.
b. Metode Activity Based Costing, yaitu suatu metode penentuan harga
pokok (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi
harga pokok produk secara cermat. Penghitungan ini mengukur secara
cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.
5. Activity-Based Costing (ABC)
a. Sejarah Activity-Based Costing (ABC)
Pada tahap awal perkembangannya, ABC dimanfaatkan untuk
memperbaiki kecermatan perhitungan biaya produk dalam perusahaan-
perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk.
Masalah yang dihadapi perusahaan yang menghasilkan banyak jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
produk adalah pada pembebanan biaya overhead pabrik ke berbagai
jenis produk yang dihasilkan perusahaan. ABC menawarkan dasar
pembebanan lebih bervariasi, seperti batch-related drivers, product-
sustaining drivers, dan facility-sustaining drivers untuk membebankan
biaya overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Pada perkembangan selanjutnya, sistem ABC tidak lagi terbatas
pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi biaya produk
yang akurat, namun meluas sebagai system operasi untuk memotivasi
personel dalam melakukan improvement terhadap proses yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi
customer. Sistem ABC sekarang dimanfaatkan oleh perusahaan
manufaktur dengan produk tunggal, perusahaan jasa (perbankan,
transportasi, dan layanan kesehatan), perusahaan dagang (bisnis retail
dan distributor), organisasi sektor publik, dan organisasi nirlaba.
Sistem ABC dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan akuntansi
biaya trasisional yang didesain khusus untuk untuk perusahaan
manufaktur. Semua jenis perusahaan sekarang dapat memanfaatkan
sistem ABC sebagai sistem akuntansi biaya, baik untuk tujuan
pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk perhitungan secara
akurat biaya fitur produk atau jasa (Mulyadi, 2003: 803).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Pengertian ABC
Activity-Based Costing pada dasarnya merupakan metode
penentuan kos produk (product costing) yang ditujukan untuk
menyajikan informasi kos produk secara cermat (accurate) bagi
kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi
sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk (Mulyadi, 2001: 54).
Activity-Based Cost System adalah suatu metode kalkulasi biaya
yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap suatu kejadian
atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku sebagai
pemacu biaya. Biaya kemudian dialokasikan ke produk dan jasa
dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi tersebut yang produk
atau jasa hasilkan (Garrison dan Norren dalam Astuti, 2010).
Activity-Based Cost System (sistem ABC) tidak hanya
memberikan kalkulasi biaya yang lebih akurat, tetapi juga memberikan
kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya,
sehingga sistem ABC juga dikenal sebagai sistem manajemen yang
pertama (Tunggal dalam Astuti, 2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bawa sistem
ABC adalah suatu sistem manajemen biaya yang dirancang dengan
metode kalkulasi biaya yang lebih akurat atas aktivitas yang
menimbulkan suatu kelompok biaya dan bagaimana mengelolanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dalam suatu organisasi dan dialokasikan ke produk atau jasa yang
dihasilkan.
c. Konsep-konsep Dasar Sistem ABC
Menurut Mulyadi (2003: 52), ada dua keyakinan dasar yang
melandasi sistem ABC.
1) Cost is caused.
Penyebab biaya adalah aktivitas. Pemahaman yang mendalam
tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya akan
menempatkan personel perusahaan pada posisi dapat
mempengaruhi biaya. Activity-Based Costing System berangkat
dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan
kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar
menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2) The causes of cost can be managed.
Penyebab terjadinya biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola.
Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya.
Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi
tentang aktivitas.
Metode ABC dalam Astuti (2010) adalah suatu sistem akuntansi
yang terfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk/jasa. menyediakan informasi perihal aktivitas-
aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau
transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak
sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam metode
ABC, biaya ditelusuri ke aktivitas dan kemudian ke produk. Metode
ABC mengansumsikan bahwa aktivitas-aktivitaslah yang
mengkonsumsi sumber daya, bukan produknya.
Process View
Gambar 2.1
Konsep Dasar Activity-Based Costing
Sumber: Hansen dan Mowen, 2006
Menurut Cokins dalam Astuti (2010), ada dua asumsi penting
yang mendasari metode ABC, yaitu sebagai berikut ini.
1) Aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya.
Metode ABC bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya
tidak langsung menyediakan kemampuannya untuk melaksanakan
kegiatan bukan hanya sekedar penyebab timbulnya biaya.
Resources
Performance Activities Cost Driver
Cost Object
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2) Produk atau pelanggan jasa.
Produk menyebabkan timbulnya permintaan atas dasar aktivitas
untuk membuat produk atau jasa yang diperlukan berbagai
kegiatan yang menimbulkan sumber daya untuk melaksanakan
aktivitas tersebut.
d. Syarat Penerapan ABC
Ada dua persyaratan dasar yang harus dipenuhi sebelum sebuah
perusahaan mangadopsi konsep ABC (Krismiaji, 2002: 138).
1) Proporsi biaya nonunit-based harus signifikan.
Jika jumlah biaya ini kecil (tidak material) maka cara alokasi
manapun yang dipakai tidak banyak pengaruhnya terhadap akurasi.
2) Rasio konsumsi aktivitas unit-based dan nonunit-based harus
berbeda.
Jika rasio konsumsi tersebut relatif sama, maka alokasi biaya
overhead kepada produk dengan menggunakan cost driver
manapun tidak banyak berpengaruh pada akurasi harga pokok
produk.
Menurut Supriyono dalam Astuti (2010), penentuan harga pokok
dengan menggunakan sistem ABC ada tiga syarat sebagai berikut ini.
1) Perusahaan mempunyai tingkat diversitas tinggi.
Bahwa sistem ABC mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi
beberapa macam produk yang diproses dengan menggunakan
fasilitas yang sama. Kondisi yang demikian tentunya akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menimbulkan masalah dalam membebankan biaya ke masing-
masing produk.
2) Tingkat persaingan industri yang tinggi.
Yaitu terdapat beberapa perusahaan menghasilkan produk yang
sama atau sejenis. Dalam persaingan antar perusahaan yang sejenis
tersebut maka perusahaan akan semakin meningkatkan persaingan
untuk memperbesar pasarnya. Semakin besar tingkat persaingan
maka semakin penting peran informasi tentang harga pokok dalam
mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3) Biaya pengukuran yang rendah.
Yaitu biaya yang digunakan dalam sistem ABC untuk
menghasilkan informasi biaya yang akurat harus lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh.
6. Pembebanan Biaya pada Activity-Based Costing
Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), pusat biaya yang
dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar
pembebanan dari pusat biaya kepada produk tahap kedua sangat berbeda
dengan akuntansi biaya tradisional, meskipun pembebanan biaya-biaya
overhead pabrik dan produk pada metode ABC juga menggunakan dua
tahap seperti akuntansi biaya tradisional. Activity-Based Costing System
menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem
pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sebelum sampai pada prosedur pembebanan dua tahap dalam
metode ABC perlu dipahami hal-hal sebagai berikut ini.
a. Cost driver.
Cost driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya yang
merupakan faktor yang menerangkan biaya-biaya overhead. Faktor ini
menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan
menyebabkan biaya dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
b. Rasio Konsumsi.
Rasio konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang
dikonsumsi oleh setiap produk, dihitung dengan cara membagi jumlah
aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu produk dengan jumlah
keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
c. Cost Pool.
Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari
overhead yang variasi biayanya dapat dikaitkan, dengan satu pemicu
biaya saja atau untuk dapat disebut sebagai suatu kelompok biaya yang
homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus berhubungan
dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
7. Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode Activity-Based Costing
System
Prosedur Pembebanan Biaya dengan metode ABC menurut Mulyadi
(2001: 94) sebagai berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas
yang sejenis atau homogen, terdiri dari 4 langkah sebagai berikut ini.
1) Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai
aktivitas.
2) Mengklasifikasikan aktivitas biaya kedalam berbagai aktivitas,
pada langkah ini biaya digolongkan ke dalam aktivitas yang terdiri
dari 4 kategori yaitu: unit level activity costing, batch related
activity costing, product sustaining activity costing, facility
sustaining activity costing.
Level tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini.
a) Aktivitas Berlevel Unit (Unit Level Activities).
Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya
aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit
produksi. Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk
menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut cenderung
dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang
diproduksi.
b) Aktivitas Berlevel Batch (Batch Level Activities).
Aktivitas dilakukan setiap batch diproses, tanpa
memperhatikan berapa unit yang ada pada batch tersebut.
Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pengaturan pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel
batch.
c) Aktivitas Berlevel Produk (Produk Level Activities).
Aktivitas berlevel produk berkaitan dengan produk
spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa
batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Sebagai contoh
merancang produk atau mengiklankan produk.
d) Aktivitas Berlevel Fasilitas (Facility Level Activities).
Aktivitas berlevel fasilitas adalah aktivitas yang
menopang proses operasi perusahaan namun banyak sedikitnya
aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume. Aktivitas ini
dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang
berbeda. Kategori ini termasuk aktivitas seperti kebersihan
kantor, penyediaan jaringan komputer, dan sebagainya.
3) Mengidentifikasi Cost Driver
Identifikasi cost driver bertujuan untuk mempermudah penentuan
tarif per unit cost driver.
4) Menentukan tarif/unit Cost Driver
Adalah biaya per unit cost driver yang dihitung untuk suatu
aktivitas. Tarif per unit cost driver. dapat dihitung dengan rumus
berikut ini.
Tarif/ unit cost driver =
Jumlah Aktivitas Cost Driver
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
b. Tahap Kedua
Penelusuran dan pembebanan biaya aktivitas kemasing-masing
produk yang menggunakan cost driver. Pembebanan biaya overhead
dari setiap aktivitas dihitung dengan rumus sebagai berikut ini.
Menurut Hongren dalam Astuti (2010), prosedur pembebanan biaya
overhead dengan sistem ABC terdiri dari 7 langkah.
1) Identifikasi produk yang menjadi yang menjadi obyek biaya.
2) Menghitung biaya langsung dari produk.
3) Memilih dasar pengalokasian biaya (cost driver) yang akan digunakan.
4) Mengidentifikasi biaya tidak langsung yang berkaitan dengan setiap
dasar alokasi biaya (cost driver).
5) Menghitung tarif per unit dasar alokasi biaya guna mengalokasikan
biaya tidak langsung ke produk.
6) Menghitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke produk.
7) Menghitung total biaya produk dengan menjumlahkan semua biaya
langsung dan tidak langsung.
8. Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas
Jika syarat-syarat penerapan sistem ABC sudah terpenuhi, maka
sebaiknya perusahaan menerapkan sistem ABC dan segera mendesain
BOP yang dibebankan = Tarif/unit cost driver x cost driver yang dipilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
ulang sistem akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut
ini (Supriyono, 2002: 698).
a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.
Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinan
manajer melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat
dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting
artinya bagi manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang
tajam.
b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus
terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.
Sistem ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan
yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead harus
mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang dikonsumsi) oleh
setiap produk. Sistem ABC mengakui bahwa tidak semua overhead
bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi. Dengan menggunakan
biaya berdasarkan unit dan non unit overhead dapat lebih akurat
ditelusuri ke masing-masing produk.
c. Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.
Karena sistem ABC menyediakan informasi biaya yang relevan
yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan
produk maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam
memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan
yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
9. Cost Driver
a. Pengertian Cost Driver
Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
biaya overhead yang dikonsumsi oleh setiap jenis produk (Krismiaji,
2002: 118).
Cost driver adalah variabel, seperti tingkat aktivitas atau volume,
yang menjadi dasar timbulnya biaya dalam rentang waktu tertentu.
Terdapat hubungan sebab-akibat antara perubahan tingkat aktivitas
atau volume dengan perubahan tingkat biaya total (Horngren, Srikant,
dan George 2008: 37).
Menurut Astuti (2010), Cost driver merupakan faktor yang dapat
menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini menunjukkan
suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya
dalam aktivitas. Ada dua jenis cost driver.
1) Cost driver berdasarkan unit.
Cost driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada
produk melalui penggunaan tarif overhead tunggal oleh seluruh
departemen.
2) Cost driver berdasarkan non unit.
Cost driver berdasarkan non unit merupakan faktor-faktor
penyebab selain unit menjelaskan konsumsi overhead. Contoh cost
driver berdasarkan non unit pada perusahaan jasa adalah luas,
jumlah pasien, jumlah kamar tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Penentuan Cost driver yang Tepat
Menurut Krismiaji (2002: 134-135), untuk menentukan cost
driver paling tidak ada dua faktor yang harus dipertimbangkan.
1) Biaya Pengukuran.
Dalam memilih cost driver perusahaan menggunakan
informasi yang telah tersedia, karena penggunaan informasi yang
belum tersedia akan menambah biaya. Pemilihan cost driver dapat
menghemat atau meminimumkan biaya pengukuran dengan
penggunaan homogeneous cost pool yang memberikan kemudahan
dalam memilih cost driver.
2) Derajat Korelasi dan Pengukuran Tidak Langsung.
Struktur informasi yang ada dapat dieksploitasi dengan cara
yang lain untuk meminimumkan biaya perolehan kuantitas cost
driver. Cost driver yang mengukur konsumsi aktivitas secara
langsung kadang-kadang dapat diganti dengan cost driver tidak
langsung yang mengukur konsumsi aktivitas secara tidak langsung.
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan
banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang
dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver.
1) Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan.
Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), penentuan
banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada
keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang
digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata
lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin
banyak cost driver yang dibutuhkan.
2) Pemilihan cost driver yang tepat.
Menurut Cooper dan Kaplan dalam Astuti (2010), dalam
pemilihan cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus
dipertimbangkan.
a) Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam
pemilihan cost driver (cost of measurement). Cost driver yang
membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih.
b) Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost
driver terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya
(degree of correlation). Cost driver yang memiliki korelasi
tinggi akan dipilih.
c) Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih (behavior
effect). Cost driver yang menyebabkan perilaku yang
diinginkan yang akan dipilih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
10. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Metode Activity-Based Costing
System
a. Manfaat
Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003), manfaat metode ABC
adalah sebagai berikut ini.
1) Untuk menyajikan kos produk yang lebih akurat dan informatif,
yang mengarahkan kepada pengukuran profitabilitas produk yang
lebih akurat dan kepada keputusan strategik yang lebih baik
tentang penentuan harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran
modal.
2) Untuk menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang biaya
yang dipicu oleh adanya aktivitas. Hal ini dapat membantu
manajemen untuk meningkatkan ‘nilai produk’ dan ‘nilai proses’
dengan membuat keputusan yang lebih baik .
3) Untuk memudahkan manajer memberikan informasi tentang kos
relevan untuk pembuatan keputusan bisnis.
Menurut Supriyono (2002: 698), apabila syarat-syarat penerapan
metode ABC sudah terpenuhi, maka sebaiknya perusahaan
menerapkan metode ABC dan segera mendesain ulang sistem
akuntansi biayanya karena akan bermanfaat sebagai berikut ini.
1) Memperbaiki mutu pengambilan keputusan.
Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti,
kemungkinan manajer melakukan pengambilan keputusan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
salah dapat dikurangi. Informasi biaya produk yang lebih teliti
sangat penting artinya bagi manajemen jika perusahaan
menghadapi persaingan yang tajam.
2) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus
terhadap kegiatan untuk mengurangi biaya overhead.
Metode ABC mengidentifikasi biaya overhead dengan
kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut. Pembebanan overhead
harus mencerminkan jumlah permintaan overhead (yang
dikonsumsi) oleh setiap produk. Metode ABC mengakui bahwa
tidak semua overhead bervariasi dengan jumlah unit yang
diproduksi. Dengan menggunakan biaya berdasarkan unit dan non
unit overhead dapat lebih akurat ditelusuri ke masing-masing
produk.
3) Memberikan kemudahan dalam menentukan biaya relevan.
Metode ABC menyediakan informasi biaya yang relevan
yang dihubungkan dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan
produk, maka manajemen akan menghasilkan kemudahan dalam
memperoleh informasi yang relevan dengan pengambilan
keputusan yang menyangkut berbagai kegiatan bisnis mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Kelebihan
Menurut Warta (2010) ABC memiliki kelebihan sebagai berikut
ini.
1) Dapat mengatasi diversitas volume dan produk sehingga pelaporan
biaya produknya lebih akurat.
2) Mengidentifikasi biaya overhead dengan kegiatan yang
menimbulkan biaya tersebut.
3) Dapat mengurangi biaya perusahaan dengan mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
4) Memberikan kemudahan kepada manajemen dalam melakukan
berbagai keputusan.
Tunggal dalam Astuti (2010) mengemukakan tentang
keunggulan ABC adalah sebagai berikut ini.
1) Suatu pengkajian ABC dapat meyakinkan manajemen bahwa
mereka harus mengambil sejumlah langkah untuk menjadi lebih
kompetitif. Sebagai hasilnya mereka dapat berusaha untuk
meningkatkan mutu sambil secara simultan memfokus pada
mengurangi biaya. Analisis biaya dapat menyoroti bagaimana
benar-benar mahalnya proses manufakturing, yang pada akhirnya
dapat memicu aktivitas untuk mereorganisasi proses, memperbaiki
mutu dan mengurangi biaya .
2) Activity Based Costing dapat membantu dalam pengambilan
keputusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3) Manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan
penawaran kompetitif yang lebih wajar.
4) Dengan analisis biaya yang diperbaiki, manajemen dapat
melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume, yang
dilakukan untuk mencari break even atas produk yang ber-volume
rendah.
5) Melalui analisis data biaya dan pola konsumsi sumber daya,
manajemen dapat mulai merekayasa kembali proses manufakturing
untuk mencapai pola keluaran mutu yang lebih efisien dan lebih
tinggi.
c. Kelemahan
Kelemahan dari sistem ABC menurut Warta (2010) sebagai
berikut ini.
1) Mengharuskan manajer melakukan perubahan radikal dalam cara
berfikir mereka mengenai biaya, yang pada awalnya sulit bagi
manajer untuk memahami ABC.
2) Tidak menunjukkan biaya yang akan dihindari dengan
menghentikan memproduksi lebih sedikit produk.
3) Memerlukan upaya pengumpulan data yang diperlukan guna
keperluan persyaratan laporan keuangan.
4) Implementasi sistem ABC belum dikenal dengan baik sehingga
persentase penolakan terhadap sistem ini cukup besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
11. Tarif
a. Pengertian Tarif
Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan
ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai
uang tersebut rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien
(Trisnantoro dalam Wibowo, 2010).
Tarif adalah sejumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit
usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual
atau diserahkan (Supriyono, 2002: 332).
Menurut Supriyono (2002: 332), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi baik faktor biaya maupun bukan biaya.
- Biaya, khususnya biaya masa depan
- Pendapatan yang diharapkan
- Jenis produk jasa yang dijual
- Jenis industri
- Citra dan kesan masyarakat
- Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan,
peraturan dan kebijakan pemerintah
- Tindakan atau reaksi para pesaing
- Tipe pasar yang dihadapi
- Trend Ekonomi
- Biaya manajemen
- Tujuan non laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
- Tanggung jawab sosial perusahaan
- Tujuan perusahaan, khususnya laba dan Return On Invesment
(ROI)
Tarif merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah
sakit, baik rumah sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah. Rumah
sakit swasta cenderung memiliki tarif yang lebih tinggi dibanding
dengan penetapan tarif di rumah sakit pemerintah. Hal tersebut
dikarenakan rumah sakit swasta tidak mendapat subsidi pemerintah,
sehingga harus dapat membiayai sendiri seluruh biaya operasionalnya
yang mengakibatkan tarifnya menjadi tinggi.
b. Tujuan Penetapan Tarif
Pada umumnya menurut Astuti (2010) tujuan penetapan tarif
tersebut adalah sebagai berikut ini.
1) Bertahan hidup (survival).
Perusahaan menetapkan bertahan hidup sebagai tujuan utama,
apabila menghadapi kesulitan dalam hal kelebihan kapasitas
produksi, persaingan keras, atau perubahan keinginan konsumen.
Untuk mempertahankan tetap berjalannya kegiatan produksi,
perusahaan harus menetapkan harga yang rendah, dengan harapan
akan meningkatkan permintaan. Dalam situasi demikian, laba
menjadi kurang penting dibandingkan survival.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2) Memaksimalkan laba jangka pendek.
Perusahaan memperkirakan permintaan akan biaya,
dihubungkan dengan harga alternatif dan harga yang akan
menghasilkan laba, arus kas, atau tingkat laba investasi maksimal.
Dalam semua hal, perusahaan lebih menitikberatkan pada
kemampuan keuangan yang ada dan kurang mempertimbangkan
prestasi keuangan jangka pendek.
3) Kepemimpinan pangsa pasar (leader of market share).
Sebagian perusahaan ingin mencapai pangsa pasar yang
dominan. Mereka yakin bahwa perusahaan dengan market share
terbesar akan menikmati biaya terendah dan laba tertinggi dalam
jangka panjang. Untuk itu, mereka menetapkan harga serendah
mungkin.
4) Kepemimpinan mutu produk.
Perusahaan dapat memutuskan bahwa mereka ingin memiliki
produk dengan mutu terbaik di pasar. Keputusan ini biasanya
mengharuskan penetapan harga yang tinggi untuk menutup biaya
pengendalian mutu produk serta biaya riset dan pengembangan.
5) Tujuan-tujuan lain
Tujuan-tujuan lain misalnya mempertahankan loyalitas
pelanggan. Perusahaan mungkin menetapkan harga yang rendah
untuk mencegah masuknya perusahaan pesaing atau dapat
menetapkan harga yang sama dengan pesaing dengan tujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mempertahankan loyalitas pelanggan. Menghindari campur tangan
pemerintah, menciptakan daya tarik sebuah produk, dan untuk
menarik lebih banyak pelanggan.
c. Penetapan Tarif Dengan Metode Cost Plus Pricing
Menurut Mulyadi (2001), penentuan tarif atau harga jual suatu
produk atau jasa dengan menggunakan metode Cost Plus Pricing yaitu
penentuan tarif jasa dengan cara menambahkan laba yang diharapkan
diatas biaya penuh masa yang akan datang untuk memproduksi dan
memasarkan produk atau jasa. Tarif jasa berdasarkan Cost Plus
Pricing dihitung dengan rumus:
12. Analisis Penetapan Tarif Rumah Sakit
Menurut Wiyono dalam Hasibuan (2005: 13), analisis penetapan tarif
di rumah sakit sebagai berikut ini.
a. Batasan
Pengertian tarif tidak sama dengan harga, sekalipun keduanya
menunjukkan pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
konsumen. Pengertian tarif lebih terkait pada besarnya biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh jasa pelayanan. Sedangkan
pengertian harga lebih terkait pada besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh barang.
Tarif per kamar = Cost sewa kamar + Laba yang diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b. Faktor yang harus diperhitungkan dalam penetapan tarif.
Menurut Gani dalam Hasibuan (2005: 13) tarif rumah sakit di
Indonesia sangat rendah. Bahkan tarif tersebut lebih rendah dari biaya
satuan operasional dan pemeliharaan (biaya satuan tanpa biaya
investasi). Tarif rendah tersebut juga terdapat pada beberapa rumah
sakit swasta yang tarifnya ditentukan oleh Peraturan Daerah (Perda)
tempat rumah sakit itu berada. Penentuan tarif pelayanan rumah sakit
merupakan hal yang sangat kompleks disebabkan banyaknya variabel
atau faktor yang perlu dipertimbangkan, sehingga sulit ditentukan
suatu rumus praktis untuk menghitungnya.
Faktor yang diperhitungkan dalam penentuan tarif menurut Gani
dalam Hasibuan (2005: 14-15) adalah sebagai berikut ini.
1) Produk pelayanan kesehatan dalam suatu rumah sakit sangat
beragam. Hal ini menyebabkan beragamnya biaya satuan untuk
masing-masing jenis pelayanan.
2) Rumah sakit mempunyai tujuan sosial dan ekonomi,
perkembangan teknologi menyebabkan rumah sakit lebih cermat
dalam perhitungan ekonomi. Paduan dua tujuan adalah
pelaksanaan subsidi silang, yaitu profit dari kelas VIP dan kelas I
(kelas perawatan bagi masyarakat golongan ekonomi kuat)
digunakan untuk membiayai kelas III (kelas perawatan bagi
masyarakat tidak mampu).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3) Biaya satuan (unit cost) setiap pelayanan yang dihasilkan.
Perhitungan biaya satuan ini belum banyak dilaksanakan, selain
disebabkan metode yang kompleks dan data yang diperlukan tidak
tersedia karena sistem informasi tidak dirancang dengan tujuan
tersebut.
4) Tingkat utilisasi pelayanan medis maupun penunjang medis. Bed
Occupatient Rate (BOR) yang rendah semakin buruk jika
dilakukan kenaikan tarif, sedangkan pada BOR yang tinggi tidak
akan berpengaruh banyak sejauh kenaikan tersebut masih dalam
batas “kemauan dan kemampuan” pasien.
5) Kemauan dan kemampuan membayar penduduk yang biasa disebut
“Ability To Pay”(ATP) dan “Willingness To Pay” (WTP). Tarif
yang dibawah ATP dan WTP menyebabkan adanya “consumer
surplus”.
6) Khusus untuk rumah sakit pemerintah, penentuan tarif juga harus
mempertimbangkan kemampuan pemerintah memberikan subsidi
kepada masyarakat. Kalau kemampuan subsidi terbatas,
pemerintah bisa memberlakukan tarif tinggi untuk kelas VIP, I, II
dan membatasi pemberian subsidi untuk pelayanan kelas III.
7) Besarnya surplus penerimaan yang direncanakan dan jangka waktu
berapa lama pay back period (jangka waktu pengembalian modal
usaha) yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
8) Tarif dan mutu pelayanan pihak pesaing. Mutu yang dimaksud
disini berarti luas termasuk aksestabilitas pelayan tersebut dari segi
transportasi.
13. Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa
Menurut Krismiaji (2002: 135), konsep ABC tidak hanya dapat
diterapkan pada perusahaan manufaktur, tetapi dapat juga diterapkan pada
perusahaan jasa. Semua perusahaan jasa memiliki aktivitas dan output
yang membutuhkan aktivitas tersebut.
Menurut Brinker dalam Astuti (2010), penerapan ABC pada
perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus, hal ini disebabkan
oleh beberapa karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa seperti berikut
ini.
a. Output seringkali sulit didefinisi .
b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi.
c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost pada seluruh
kapasitas yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output
dengan aktivitasnya.
Output pada perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri
yang kebanyakan tidak terwujud, contoh: kecepatan suatu jasa, kualitas
suatu informasi, dan pemuasan konsumen. Output pada perusahaan jasa
tidak berwujud membuat perhitungan menjadi sulit. Sekalipun sulit,
dewasa ini bisnis jasa menggunakan metode ABC pada bisnisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Untuk menjawab permasalahan diatas, Activity Based Costing benar-
benar dapat digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada
beberapa perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan
ABC pada perusahaan jasa adalah:
a. Identifying and Costing Activities.
Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas dapat membuka
beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.
b. Spesial Challenger.
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur
akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan
itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu jasa
tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada
namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat
dihindari.
c. Output Diversity.
Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam
mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang
menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang
berbeda mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Biaya dan Pengelompokan Aktivitas dalam Penentuan Tarif Jasa
Rawat Inap
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan bagian akuntansi,
aktivitas-aktivitas biaya yang ada pada tiap unit rawat inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Karanganyar sebagai dasar dalam penentuan tarif
jasa rawat inap dengan metode ABC adalah sebagai berikut ini.
a. Jasa Visite
b. Jasa Konsul
c. Jasa Imunisasi dan Vaksinasi
d. Biaya Gaji Pegawai Perawatan
e. Biaya Gaji Pegawai Administrasi
f. Biaya Listrik
g. Biaya Air
h. Biaya Alat Tulis Kantor
i. Biaya Rumah Tangga
j. Biaya Telepon
k. Gizi Shift Malam Pegawai
l. Lembur Pegawai
m. Biaya Bahan Habis Pakai
n. Biaya Konsumsi
o. Biaya Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik
p. Biaya Pemeliharaan Gedung
dan Bangunan
q. Tunjangan Pegawai
r. Lain-lain Pegawai
Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi beberapa pusat
aktivitas seperti di bawah ini.
a. Aktivitas perawatan pasien.
- Jasa Visite.
- Jasa Konsul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
- Biaya gaji pegawai perawatan.
b. Aktivitas pemeliharaan pasien.
- Biaya konsumsi.
- Jasa Imunisasi dan Vaksinasi.
c. Aktivitas pelayanan pasien.
- Gizi shift malam pegawai.
- Lembur pegawai.
- Biaya listrik.
- Biaya air.
- Biaya bahan habis pakai.
- Biaya rumah tangga.
- Biaya telepon.
d. Aktivitas penggunaan inventaris.
- Biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik.
- Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan.
e. Aktivitas pelayanan administrasi.
- Biaya alat tulis kantor.
- Biaya gaji pegawai administrasi kantor.
f. Aktivitas penunjang jasa rawat inap.
- Tunjangan Pegawai.
- Lain-lain Pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
2. Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Berdasarkan Metode Activity-Based
Costing System
a. Identifikasi Produk
Produk yang akan diteliti sebagai obyek biaya adalah tipe kamar
VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Masing-masing kamar memiliki
fasilitas yang berbeda. Fasilitas yang ditawarkan pada setiap tipe
kamar sebagai berikut ini.
1) VIP
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, tempat tidur
penunggu, sofa, AC, televisi, almari es, kamar mandi dalam, water
heater, kursi tunggu teras, dispenser, overbed table.
2) Kelas I
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, sofa, kursi
tunggu, kipas angin, kamar mandi dalam.
3) Kelas II
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kipas angin,
kursi tunggu, kamar mandi dalam.
4) Kelas III
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kipas angin,
kursi tunggu, kamar mandi dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. Identifikasi Biaya Langsung
Biaya langsung dari kegiatan rawat inap antara lain adalah jasa
visite, jasa konsul, biaya gaji pegawai perawatan, biaya konsumsi, dan
jasa imunisasi dan vaksinasi.Penjelasan biaya-biaya tersebut dijelaskan
sebagai berikut ini.
1) Jasa Visite.
Dokter merupakan pihak yang terlibat langsung dalam
kegiatan rawat inap. Pada kegiatan rawat inap, dokter yang
menangani pasien melakukan visite terhadap pasien rawat inap
untuk memeriksa, memberikan resep, maupun mengetahui
perkembangan kesehatan pasien. Jasa visite dibebankan per hari
kepada setiap pasien. Aktivitas ini bersifat proporsional dengan
jumlah unit yang ditangani oleh dokter, maka termasuk dalam
kategori unit level activity cost. Jasa visite mengeluarkan biaya
sebesar Rp 517.289.784,00.
2) Jasa Konsul.
Konsultasi merupakan hal yang berkaitan dengan visite yang
dilakukan pada pasien rawat inap. Aktivitas ini juga termasuk
dalam kategori unit level activity cost karena bersifat proporsional
terhadap jumlah unit yang dilayani. Jasa konsul memerlukan biaya
sebesar Rp 47.946.971,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3) Biaya Gaji Pegawai Perawatan.
Perawat merupakan pihak yang terlibat langsung dalam
kegiatan rawat inap. Biaya gaji pegawai perawatan merupakan
biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk membayar gaji perawat
di bagian unit rawat inap, sehingga mempengaruhi aktivitas di
bagian rawat inap. Aktivitas ini termasuk dalam kategori unit level
activity cost, karena dialokasikan secara proporsional pada setiap
kelas jasa rawat inap dan lama hari pasien dirawat. Biaya gaji
pegawai perawatan sebesar Rp 378.504.537,00.
4) Biaya Konsumsi.
Proses penyembuhan pasien yang menjalani rawat inap
membutuhkan makan dan minum (konsumsi) untuk mempercepat
kesembuhan. Biaya konsumsi pasien merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk menyediakan makanan dan minuman bagi
pasien rawat inap. Pada masing-masing tipe kelas jasa rawat inap
memilki perbedaan jenis makanan dan minuman yang diberikan
kepada pasien. Biaya konsumsi sebesar Rp 407.622.600,00
termasuk dalam kategori unit level activity cost.
5) Jasa Imunisasi Dan Vaksinasi.
Pasien rawat inap tidak hanya menjalani perawatan fisik
tetapi juga memerlukan imunisasi maupun vaksinasi dalam
menjaga kekebalan tubuh pasien. Jasa imunisasi dan vaksinasi
termasuk dalam kategori batch-related activity cost, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi. Jasa imunisasi dan vaksinasi mengeluarkan biaya sebesar
Rp 5.808.000,00.
c. Identifikasi Biaya Tidak Langsung
1) Biaya listrik
Tenaga listrik digunakan untuk menjalankan semua peralatan
elektronik pada seluruh tipe kamar jasa rawat inap yang digunakan
untuk penerangan, maupun fasilitas lain yang digunakan oleh
pasien rawat inap. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian listrik
sebesar Rp 48.970.356,00. Pengunaan listrik termasuk dalam
kategori unit level activity cost, karena biaya berubah sesuai
dengan perubahan KWH kamar yang terpakai.
2) Biaya air
Pasien rawat inap memerlukan air untuk membersihkan
tubuhnya. Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan fasilitas air
sebesar Rp 703.508,00. Penggunaan air termasuk dalam kategori
unit level activity cost, karena biaya berubah sesuai dengan
perubahan pemakai pada tiap kamar rawat inap.
3) Biaya bahan habis pakai.
Bahan habis pakai adalah bahan yang digunakan perawat
untuk pasien. Biaya bahan habis pakai terdiri dari biaya yang
dikeluarkan untuk penyediaan sabun cair, sabun mandi, tisu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
gulung, handuk, dan lain-lain. Aktivitas ini termasuk dalam batch-
related activity cost, karena tergantung dari frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi produksi dan memerlukan biaya
sebesar Rp 98.064.167,00.
4) Biaya rumah tangga.
Biaya rumah tangga merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk tiap rumah tangga bangsal rumah sakit. Biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 25.875.239,00. Aktivitas ini termasuk
dalam facility-sustaining activity cost, karena berhubungan untuk
mempertahankan fasilitas yang dimiliki rumah sakit.
5) Biaya telepon.
Pelayanan administrasi kepada pasien memerlukan telepon,
untuk menghubungi pihak yang berkepentingan dalam kegiatan
rawat inap. Biaya telepon yang dikeluarkan sebesar Rp
6.892.885,00, termasuk dalam kategori batch-related activity cost,
karena tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh
fungsi produksi.
6) Biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik.
Sarana medik dan non medik digunakan untuk merawat dan
menangani pasien rawat inap. Pemeliharaan sarana medik dan non
medik merupakan kebutuhan yang dilakukan dalam menunjang
pelayanan yang diberikan kepada pasien. Pemeliharaan sarana
medik dan non medik memerlukan biaya sebesar Rp 9.104.800,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Aktivitas ini termasuk dalam facility-sustaining activity cost,
karena berhubungan dengan kegiatan mempertahankan fasilitas
rumah sakit.
7) Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan.
Gedung dan bangunan sebagai tempat untuk perawatan
pasien rawat inap sangat diperlukan demi kenyamanan pasien.
Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan termasuk dalam facility-
sustaining activity cost, karena berhubungan dengan kegiatan
mempertahankan fasilitas rumah sakit, dan mengeluarkan biaya
sebesar Rp 12.321.650,00
8) Biaya alat tulis kantor.
Pelayanan administrasi kepada pasien rawat inap
memerlukan alat tulis kantor. Biaya ini termasuk dalam batch-
related activity cost, karena tergantung dari frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi administrasi. Aktivitas ini
memerlukan biaya sebesar Rp 15.215.930,00.
9) Biaya gaji pegawai administrasi kantor.
Pegawai administrasi kantor memberikan pelayanan
administrasi kepada pasien yang menggunakan jasa rumah sakit.
Aktivitas ini termasuk dalam batch-related activity cost, karena
tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi. Aktivitas ini memerlukan biaya sebesar Rp
91.161.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
10) Tunjangan pegawai.
Setiap pegawai menerima tambahan imbalan berupa
tunjangan pegawai. Biaya yang diperlukan dalam menunjang
kegiatan jasa rawat inap untuk memberikan tunjangan kepada
pegawai rawat inap sebesar Rp Rp 150.117.406. Aktivitas ini
termasuk dalam facility-sustaining activity cost, karena tidak
tergantung dengan jumlah unit yang diproduksi.
11) Lembur dan Gizi Shift Malam Pegawai.
Pegawai membutuhkan waktu lembur dalam memberikan
pelayanan kepada pasien rawat inap. Pegawai yang bekerja pada
shift malam memerlukan gizi agar tetap optimal dalam
memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap. Aktivitas ini
termasuk dalam batch-related activity cost yang mengeluarkan
biaya sebesar Rp 8.647.422,00 untuk tambahan bagi pegawai
lembur dan Rp 4.874.501,00 untuk gizi yang diberikan pada
pegawai shift malam.
12) Lain-lain pegawai.
Biaya lain-lain pegawai merupakan biaya yang diperlukan
dalam menunjang kegiatan jasa rawat inap, yang diberikan kepada
pegawai dalam bentuk dana pensiun, seragam pegawai, bekal
untuk ramadhan, dan tunjangan hari raya. Aktivitas ini termasuk
dalam facility-sustaining activity cost karena tidak bergantung pada
jumlah unit dan memerlukan biaya sebesar Rp 97.686.630,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas
1) Berdasarkan Unit Level Activity Cost.
Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam pelayanan rawat
inap pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Biaya yang
termasuk dalam aktivitas ini adalah jasa visite, jasa konsul, biaya
gaji pegawai perawatan, biaya konsumsi, biaya listrik, dan biaya
air.
2) Berdasarkan Batch-Related Activity Cost.
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order
produksi yang diolah oleh fungsi produksi, yang termasuk dalam
aktivitas ini yaitu jasa imunisasi dan vaksinasi, gizi shift malam
pegawai, lembur pegawai, biaya telepon, biaya bahan habis pakai,
gaji pegawai administrasi kantor, dan biaya alat tulis kantor.
3) Berdasarkan Product-sustaining Activity Cost.
Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan
pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Aktivitas ini
tidak ditemui pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
4) Berdasarkan Facility-Sustaining Activity Cost.
Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan untuk
mempertahankan fasilitas yang dimiliki oleh rumah sakit. Aktivitas
yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya rumah tangga, biaya
pemeliharaan sarana medik dan non medik, biaya pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
gedung dan bangunan, tunjangan pegawai, dan biaya lain-lain
pegawai.
Klasifikasi aktivitas biaya ke dalam berbagai aktivitas biaya
ditunjukkan pada tabel II.1 berikut ini.
Tabel II.1 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas
Elemen Biaya Jumlah
Unit-level activity cost
1) Jasa Visite Rp 517.289.784 2) Jasa Konsul Rp 47.946.971 3) Biaya Gaji Pegawai Perawatan Rp 378.504.537 4) Biaya Konsumsi Rp 407.622.600 5) Biaya Listrik Rp 48.970.256 6) Biaya Air Rp 703.508
Batch-related activity cost 1) Jasa Imunisasi dan Vaksinasi Rp 5.808.000 2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi Rp 91.161.000 3) Biaya Alat tulis Kantor Rp 15.215.930 4) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 98.064.167 5) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 4.874.501 6) Lembur Pegawai Rp 8.647.422 7) Biaya Telepon Rp 6.892.885
Facility-sustaining activity cost
1) Biaya Rumah Tangga Rp 25.875.239 2) Pemeliharaan Sarana Medik dan
Non Medik Rp 9.104.800
3) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rp 12.321.650
4) Tunjangan Pegawai Rp 150.117.406 5) Lain-lain Pegawai Rp 97.686.630
Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
e. Pemilihan Cost Driver
1) Data Pendukung
Cost driver diperlukan sebagai dasar alokasi untuk
menentukan jumlah biaya berdasarkan aktivitas-aktivitas. Hal itu
dikarenakan setiap aktivitas terdiri dari beberapa komponen biaya
sehingga diperlukan dasar alokasi untuk menentukan jumlah biaya
berdasarkan aktivitas tersebut. Berikut ini data pendukung yang
akan digunakan sebagai cost driver.
a) Jumlah Pasien Rawat Inap.
Berdasarkan data rekapitulasi pasien di RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar jumlah pasien rawat inap selama
tahun 2010 ditunjukkan pada tabel II.2 berikut ini.
Tabel II.2 Jumlah Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010
No Kelas Jasa Pasien Rata-rata 1 VIP 644 4,8 2 Kelas I 1.460 53,7 3 Kelas II 2.587 121,7 4 Kelas III 4.132 215,6
Jumlah Pasien 8.823 395,5 Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
b) Lama Hari Pasien Rawat Inap.
Berdasarkan data rekapitulasi pasien di RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar selama tahun 2010, lama hari
pasien rawat inap ditunjukkan tabel II.3 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel II.3 Lama Hari Pasien Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010
No Kelas Jasa Lama Hari 1 VIP 2.447 2 Kelas I 5.110 3 Kelas II 9.055 4 Kelas III 14.875
Jumlah (Hari) 31.487 Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
c) Tarif Konsumsi Tiap Kelas.
Berdasarkan perbedaan promosi dan nutrisi pada masing-
masing kelas, maka pada tiap kelas jasa rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar menetapkan tarif konsumsi yang
berbeda pada tiap kelas jasa rawat inapnya. Tabel II.4 berikut
ini merupakan tarif konsumsi tiap kelas jasa rawat inap RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar.
Tabel II.4 Tarif Konsumsi Tiap Kelas RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010
Kelas Tarif Konsumsi VIP Rp 15.400 Kelas I Rp 12.000 Kelas II Rp 8.750 Kelas III Rp 3.750
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
d) Pemakaian Listrik
Perbedaan fasilitas pelayanan pada tiap kelas jasa rawat
inap menyebabkan konsumsi pada tiap kelas juga beragam.
Berikut ini jumlah pemakaian listrik pada RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Tabel II.5 Pemakaian Listrik Tiap Kelas RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Tahun 2010
Kelas KWH VIP 23.631,36 KWH Kelas I 16.108,34 KWH Kelas II 14.787,07 KWH Kelas III 14.262,83 KWH
Jumlah 68.789,60 KWH Sumber: data sekunder yang diolah
e) Tarif Jasa Rawat Inap
Perbedaan fasilitas yang disediakan pada tiap kelas jasa
rawat inap menyebabkan tarif yang dibebankan kepada pasien
rawat inap juga beragam. Berikut ini tarif jasa rawat inap yang
berlaku pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar tahun
2011.
Tabel II.6 Tarif Jasa Rawat Inap dan Jasa Konsul RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Mulai Tahun 2009
Tipe Kelas Tarif/Hari Jasa Konsul
VIP Rp 160.000,00 Rp 25.000,00 Kelas I Rp 120.000,00 Rp 20.000,00 Kelas II Rp 75.000,00 Rp 15.000,00 Kelas III Rp 55.000,00 Rp 12.500,00
Sumber: RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
2) Identifikasi Cost Driver
Identifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas dilakukan
setelah aktivitas diidentifikasikan berdasarkan masing-masing
kategori. Identifikasi dimaksudkan dalam penentuan kelompok
aktivitas dan tarif/unit cost driver. Pengelompokan biaya rawat
inap dan cost driver ditunjukkan pada tabel II.7 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel II.7 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap
Aktivitas Driver Cost Driver Jumlah
Unit-level activity cost
1) Jasa Visite
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 517.289.784
2) Jasa Konsul
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 47.946.971
3) Biaya Gaji Peg Perawatan
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875 Jumlah 31.487 Rp 378.504.537
4) Biaya Konsumsi
a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055 d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 407.622.600
5) Biaya Listrik
a) VIP KWH 23.631,36
b) Kelas I KWH 16.108,34
c) Kelas II KWH 14.787,07
d) Kelas III KWH 14.262,83
Jumlah 68.789,60 Rp 48.970.256
6) Biaya Air a) VIP Jmlh Pasien 644 b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat
Inap
Aktivitas Driver Cost Driver
Jumlah
c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587 d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132
Jumlah 8.823 Rp 703.508 Batch-related activity cost
1) Imunisasi dan Vaksinasi
a) VIP Jmlh Pasien 644
b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460
c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587
d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132 Jumlah 8.823 Rp 5.808.000
2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 91.161.000 3) Biaya Alat tulis
Kantor
a) VIP Jmlh Pasien 644 b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460 c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587 d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132
Jumlah 8.823 Rp 15.215.930 4) Biaya Bahan Habis
Pakai
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 98.064.167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat
Inap
Aktivitas Driver Cost Driver
Jumlah
5) Gizi Shift Malam Pegawai
a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 4.874.501
6) Lembur Pegawai
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 8.647.422
7) Biaya Telepon
a) VIP Jmlh Pasien 644
b) Kelas I Jmlh Pasien 1.460
c) Kelas II Jmlh Pasien 2.587
d) Kelas III Jmlh Pasien 4.132
Jumlah 8.823 Rp 6.892.885
Facility-sustaining activity cost
1) Biaya Rumah Tangga
a) VIP Jumlah hari 2.447 b) Kelas I Jumlah hari 5.110 c) Kelas II Jumlah hari 9.055 d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 25.875.239 2) Pemeliharaan
Sarana Medik dan Non Medik
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 9.104.800
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel II.7 (Lanjutan) Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat
Inap Aktivitas Driver Cost
Driver Jumlah
3) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
a) VIP Jumlah hari 644 b) Kelas I Jumlah hari 1.460 c) Kelas II Jumlah hari 2.587
d) Kelas III Jumlah hari 4.132
Jumlah 8.823 Rp 12.321.650
4) Tunjangan Pegawai
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 150.117.406
5) Lain-lain Pegawai
a) VIP Jumlah hari 2.447
b) Kelas I Jumlah hari 5.110
c) Kelas II Jumlah hari 9.055
d) Kelas III Jumlah hari 14.875
Jumlah 31.487 Rp 97.686.630
Sumber: data sekunder yang diolah
f. Tarif Per Unit Cost Driver
Langkah selanjutnya setelah mengidentifikasi cost driver,
kemudian menetukan tarif per unit cost driver. Setiap aktivitas yang
memiliki cost driver ditentukan tarif per unit cost drivernya. Tarif per
unit cost driver ditentukan dengan cara membagi jumlah biaya biaya
dengan masing-masing cost driver. Tabel II.8 berikut ini merupakan
rincian dari penentuan tarif per unit cost driver kamar rawat inap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel II.8 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan
Metode ABC
Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/Unit
Unit-level activity cost
1) Jasa Visite Rp 517.289.784 31.487 Sesuai Kelas a) VIP
Rp 25.000,00
b) Kelas I
Rp 20.000,00 c) Kelas II
Rp 15.000,00
d) Kelas III
Rp 12.500,00 2) Jasa Konsul Rp 47.946.971 31.487 Rp 1.522,75
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
3) Biaya Gaji Peg Perawatan Rp 378.504.537 31.487 Rp 12.020,98
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
4) Biaya Konsumsi Rp 407.622.600 31.487 Sesuai Kelas a) VIP
Rp 15.400,00
b) Kelas I
Rp 12.000,00 c) Kelas II
Rp 8.750,00
d) Kelas III
Rp 3.750,00 5) Biaya Listrik Rp 48.970.256 68.789,60 Rp 711,88
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
6) Biaya Air Rp 703.508 8823 Rp 79,74 a) VIP
b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III
Batch-related activity cost 1) Imunisasi dan
Vaksinasi Rp 5.808.000 8.823 Rp 658,28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Tabel II.8 (Lanjutan) Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan
Metode ABC
Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/unit
a) VIP b) Kelas I
c) Kelas II d) Kelas III
2) Biaya Gaji Pegawai Administrasi Rp 91.161.000 31.487 Rp 2.895,19
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
3) Biaya Alat tulis Kantor Rp 15.215.930 8.823 Rp 1.724,58
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
4) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 98.064.167 31.487 Rp 3.114,43
a) VIP b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III
5) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 4.874.501 31.487 Rp 154,81
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
6) Lembur Pegawai Rp 8.647.422 31.487 Rp 274,63 a) VIP
b) Kelas I c) Kelas II d) Kelas III
7) Biaya Telepon Rp 6.892.885 8.823 Rp 781,24 a) VIP b) Kelas I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel II.8 (Lanjutan) Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap Dengan
Metode ABC
Aktivitas Jumlah Cost Driver Tarif/Unit
c) Kelas II
d) Kelas III
Facility-sustaining activity cost
1) Biaya Rumah Tangga Rp 25.875.239 31.487 Rp 821,78 a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
2) Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik
Rp 9.104.800 31.487 Rp 289,16
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III 3) Pemeliharaan
Gedung, Bangunan
Rp 12.321.650
8823
Rp 1396,54
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II d) Kelas III
4) Tunjangan Pegawai Rp 150.117.406 31.487 Rp 4.767,60 a) VIP b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
5) Lain-lain Pegawai Rp 97.686.630 31.487 Rp 3.102,44
a) VIP b) Kelas II
c) Kelas III
d) Kelas II
Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
g. Total Biaya Rawat Inap dan Tarif Per Hari Berdasarkan Metode ABC
Pada tahap ini, biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas produk. Pembebanan biaya dari tiap
aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan cara mengalikan tarif/unit
cost driver dengan cost driver yang dipilih. Total biaya rawat inap
diperoleh dari semua jumlah biaya hasil dari perkalian mengalikan
tarif/unit cost driver dengan cost driver yang dipilih. Sedangkan unit
cost rawat inap diperoleh dari total biaya yang telah dibebankan pada
masing-masing produk dibagi dengan jumlah hari pakai.
Pada RS PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak memberikan
kebijakan khusus mengenai target laba dan penentuan tarif dilakukan
dengan penyesuaian terhadap tarif jasa rawat inap pada RSUD
Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta sebagai tarif
pembanding. Biaya rawat inap akan dianggap sebagai tarif jasa rawat
inap, yang akan dibandingkan dengan tarif yang telah berlaku, karena
tidak adanya penetapan laba tersebut. Berikut ini disajikan hasil
perhitungan total biaya rawat inap dan biaya rawat inap per hari pada
tiap kelas jasa rawat inap RS PKU Muhammadiyah Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
1) VIP.
Tabel II.9 Biaya Rawat Inap Kelas VIP
Biaya Tarif Cost
Driver Driver Total
1) Jasa Visite Rp 25.000,00 2.447 Rp 61.175.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 2.447 Rp 3.726.180,27 3) Imunisasi dan
Vaksinasi Rp 658,28 644 Rp 423.932,00
4) Biaya Gaji Peg Perawatan
Rp 12.020,98 2.447 Rp 29.415.333,38
5) Biaya Konsumsi Rp 15.400,00 2.447 Rp113.051.400,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 23.631,36 Rp 16.822.800,96 7) Biaya Air Rp 79,74 644 Rp 51.349,78 8) Biaya Gaji Pegawai
Administrasi Rp 2.895,19 2.447 Rp 7.084.541,78
9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 644 Rp 1.110.626,65
10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 2.447 Rp 7.621.018,73
11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 2.447 Rp 378.819,96
12) Lembur Pegawai Rp 274,63 2.447 Rp 672.031,05 13) Biaya Telepon Rp 781,24 644 Rp 503.118,89 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 2.447 Rp 2.010.884,17 15) Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik Rp 289,16 2.447 Rp 707.576,00
16) Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rp 1396,54 644 Rp 899.370.12
17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 2.447 Rp 11.666.316,02 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 2.447 Rp 7.591.678,59
Total Biaya Untuk VIP Rp 264.911.978,33 Jumlah Hari Pakai 2.447
Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 108.259,90 Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2) Kelas I.
Tabel II.10 Biaya Rawat Inap Kelas I
Biaya Tarif Cost
Driver Driver Total
1) Jasa Visite Rp 20.000,00 5.110 Rp 102.200.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 5.110 Rp 7.781.275,50 3) Imunisasi dan
Vaksinasi Rp 658,28 1.460 Rp 961.088,07
4) Biaya Gaji Peg Perawatan
Rp 12.020,98 5.110 Rp 61.427.198,02
5) Biaya Konsumsi Rp 12.000,00 5.110 Rp 183.960.000,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 16.108,34 Rp 11.467.278.97 7) Biaya Air Rp 79,74 1.460 Rp 116.414,11 8) Biaya Gaji Pegawai
Administrasi Rp 2.895,19 5.110 Rp 14.794.445,64
9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 1.460 Rp 2.517.880,29
10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 5.110 Rp 15.914.755,09
11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 5.110 Rp 791.078,86
12) Lembur Pegawai Rp 274,63 5.110 Rp 1.403.383,19 13) Biaya Telepon Rp 781,24 1.460 Rp 1.140.611,14 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 5.110 Rp 4.199.271,80 15) Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik Rp 289,16 5.110 Rp 1.477.610,70
16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 1.460 Rp 2.038.944,69
17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 5.110 Rp 24.362.433,53 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 5.110 Rp 15.853.484,91
Total Biaya Untuk Kelas I Rp 452.407.154,51 Jumlah Hari Pakai 5.110
Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 88.533,69 Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3) Kelas II.
Tabel II.11 Biaya Rawat Inap Kelas II
Biaya Tarif Cost
Driver Driver Total
1) Jasa Visite Rp 15.000,00 9.055 ,Rp 135.825.000,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 9.055 Rp 13.788.542,01 3) Imunisasi dan
Vaksinasi Rp 658,28 2.587 Rp 1.702.969,06
4) Biaya Gaji Peg Perawatan
Rp 12.020,98 9.055 Rp 108.849.956,57
5) Biaya Konsumsi Rp 8.750,00 9.055 Rp 237.693.750,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 14.787,07 Rp 10.526.687,99 7) Biaya Air Rp 79,74 2.587 Rp 206.276,23 8) Biaya Gaji Pegawai
Administrasi Rp 2.895,19 9.055 Rp 26.215.989,30
9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 2.587 Rp 4.461.476,93
10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 9.055 Rp 28.201.195,17
11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 9.055 Rp 1.401.804,13
12) Lembur Pegawai Rp 274,63 9.055 Rp 2.486.816,98 13) Biaya Telepon Rp 781,24 2.587 Rp 2.021.069,19 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 9.055 Rp 7.441.175,38 15) Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik Rp 289,16 9.055 Rp 2.618.349,29
16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 2.587 Rp 3.612.842,41
17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 9.055 Rp 43.170.613,63 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 9.055 Rp 28.092.623,45
Total Biaya Untuk Kelas II Rp 658.317.136,94 Jumlah Hari Pakai 9.055
Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 72.702,06 Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
4) Kelas III.
Tabel II.12 Biaya Rawat Inap Kelas III
Biaya Tarif Cost
Driver Driver Total
1) Jasa Visite Rp 12.500,00 14.875 Rp 185.937.500,00 2) Jasa Konsul Rp 1.522,75 14.875 Rp 22.650.973,22 3) Imunisasi dan
Vaksinasi Rp 658,28 4.132 Rp 2.720.010,88
4) Biaya Gaji Peg Perawatan
Rp 12.020,98 14.875 Rp 178.812.049,03
5) Biaya Konsumsi Rp 3.750,00 14.875 Rp 167.343.750,00 6) Biaya Listrik Rp 711,88 14.262,83 Rp 10.153.489,58 7) Biaya Air Rp 79,74 4.132 Rp 329.467,87 8) Biaya Gaji Pegawai
Administrasi Rp 2.895,19 14.875 Rp 43.066.023,28
9) Biaya Alat tulis Kantor Rp 1.724,58 4.132 Rp 7.125.946,14
10) Biaya Bahan Habis Pakai Rp 3.114,43 14.875 Rp 46.327.198,02
11) Gizi Shift Malam Pegawai Rp 154,81 14.875 Rp 2.302.798,06
12) Lembur Pegawai Rp 274,63 14.875 Rp 4.085.190,79 13) Biaya Telepon Rp 781,24 4.132 Rp 3.228.085,78 14) Biaya Rumah Tangga Rp 821,78 14.875 Rp 12.223.907,65 15) Pemeliharaan Sarana
Medik dan Non Medik Rp 289,16 14.875 Rp 4.301.264,01
16) Pemeliharaan Gedung. Bangunan Rp 1.396,54 4.132 Rp 5.770.492,78
17) Tunjangan Pegawai Rp 4.767,60 14.875 Rp 70.918.042,82 18) Lain-lain Pegawai Rp 3.102,44 14.875 Rp 46.148.843,05
Total Biaya Untuk Kelas III Rp 821.837.899.00 Jumlah Hari Pakai 14.875
Biaya Rawat Inap Per Kamar Rp 55.249,61 Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
3. Evaluasi Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap
Penentuan tarif jasa rawat inap dengan metode pricing dihitung
dengan menambahkan total biaya rawat inap ditambah dengan laba yang
diharapkan oleh perusahaan. Manajemen RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar tidak memiliki kebijakan khusus untuk mencapai presentase
laba tertentu dalam penentuan tarif berdasarkan metode ABC.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menentukan tarif
jasa rawat inapnya dengan menyesuaikan tarif jasa rawat inap berdasarkan
biaya yang diperlukan dengan metode ABC dengan tarif RSUD
Karanganyar dan rumah sakit di Surakarta. Berikut ini perbandingan
antara biaya rawat inap yang dijadikan dasar dalam penentuan tarif jasa
rawat inap dengan tarif yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar.
Tabel II.13 Perbandingan Biaya Rawat Inap Menggunakan Metode ABC dengan
Tarif Yang Berlaku Di Rumah Sakit
Tipe Kelas Jasa
Biaya Rawat Inap
Tarif RS Selisih
VIP Rp 108.259,90 Rp 160.000,00 Rp 51.740,10 Kelas I Rp 88.533,69 Rp 120.000,00 Rp 31.466,31 Kelas II Rp 72.702,06 Rp 75.000,00 Rp 2.297,94 Kelas III Rp 55.249,61 Rp 55.000,00 Rp (249,61)
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa biaya rawat
inap yang dikeluarkan pada tiap kelas jasa rawat inap per hari berdasarkan
metode ABC cukup besar. Biaya yang dikeluarkan untuk VIP sebesar Rp
108.259,90, Kelas I sebesar Rp 88.533,69, Kelas II sebesar Rp 72.702,06,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
dan Kelas III sebesar Rp 55.249,61. Biaya rawat inap berdasarkan metode
ABC memberikan hasil yang lebih kecil kecuali pada jasa rawat inap kelas
III. Hal tersebut disebabkan oleh pembebanan biaya pada masing-masing
produk. Metode ABC membebankan biaya pada masing-masing produk
yang dibebankan pada banyak cost driver, sehingga metode ABC mampu
mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas.
Selisih antara biaya rawat inap berdasarkan metode ABC dengan
tarif yang diterapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada
jasa rawat inap VIP sebesar Rp 51.740,10, Kelas I sebesar Rp 31.466,31,
Kelas II sebesar Rp 2.297,94, dan Kelas III sebesar negatif Rp 249,61.
Selisih tersebut merupakan hasil dari penyesuaian biaya rawat inap
berdasarkan metode ABC dengan tarif yang berlaku pada RSUD
Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta. Tarif yang
diberlakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar harus lebih besar dari
tarif RSUD Karanganyar dan harus lebih rendah dari rumah sakit yang ada
di wilayah Surakarta. Pada jasa rawat inap kelas III, RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar mengalami kerugian dalam penyesuaian
dengan tarif rumah sakit pembanding sebesar Rp 249,61 yang akan ditutup
dengan pendapatan yang diperoleh dari kelas jasa rawat inap VIP dan
Kelas I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
4. Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan Yang Diperoleh
Berdasarkan tarif yang diberlakukan RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar, dapat diketahui pendapatan yang diperoleh pada tahun 2010
berdasarkan tarif yang telah diberlakukan sejak tahun 2009 berdasarkan
metode ABC dan penyesuaian dengan tarif pembanding disajikan pada
tabel II.14 berikut ini.
Tabel II.14 Pendapatan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Selama
Tahun 2010
Tipe Kelas Jasa Hari Inap Tarif Pendapatan VIP 2.447 Rp 160.000,00 Rp 391.520.000,00 Kelas I 5.110 Rp 120.000,00 Rp 613.200.000,00 Kelas II 9.055 Rp 75.000,00 Rp 679.125.000,00 Kelas III 14.875 Rp 55.000,00 Rp 818.125.000,00
Jumlah Rp 2.501.970.000,00 Sumber: data sekunder yang diolah
Pendapatan tersebut akan penulis bandingkan dengan total biaya
yang dikeluarkan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada tahun 2010.
Total biaya rawat inap yang dikeluarkan pada tahun 2010 disajikan pada
tabel II.15 berikut ini.
Tabel II.15 Biaya Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Selama Tahun 2010
Tipe Kelas Jasa Biaya Rawat Inap VIP Rp 264.911.978,33
Kelas I Rp 452.407.154,51
Kelas II Rp 658.317.136,94
Kelas III Rp 821.837.899,00
Rp 2.197.474.168,77
Sumber: data sekunder yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel II.14 diatas, jumlah
pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp 2.501.970.000,00. Sedangkan
pada tabel II.15 diatas, jumlah biaya rawat inap pada tahun 2010 sebesar
Rp 2.197.474.168,77. Berdasarkan hasil perbandingan pendapatan dan
biaya rawat inap, maka terjadi surplus sebesar Rp 304.495.831,23. Semua
pendapatan yang diperoleh, sebagian digunakan untuk menutup biaya
yang terjadi pada jasa rawat inap Kelas III. Menurut penulis, berdasarkan
hasil penelitian, terdapat beberapa biaya yang tidak dibebankan dalam
perhitungan penentuan biaya rawat inap dengan menggunakan metode
ABC. Seperti misalnya, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit,
biaya penyusutan gedung, dan biaya laundry. Penulis memperkirakan
berdasarkan beberapa macam biaya yang tidak dibebankan pada penentuan
tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC, bahwa surplus sebesar Rp
304.495.831,23 tidak akan mampu menutup seluruh biaya yang terjadi
pada jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar
pada tahun 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB III
TEMUAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis
terhadap penerapan metode Activity-Based Costing System (ABC) dalam
penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Karanganyar terdapat kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan, adapun
kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan adalah sebagai berikut ini.
A. KELEBIHAN
1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan
metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inap yang kemudian
disesuaikan dengan tarif pada RSUD Karanganyar dan rumah sakit di
wilayah Surakarta, sehingga memberikan kemudahan kepada manajemen
dalam melakukan keputusan.
2. Penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC pada RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar ditentukan dengan penyesuaian tarif jasa
rawat inap dengan rumah sakit pembanding. Hal itu menunjukkan bahwa
RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat bersaing dengan rumah sakit
lain dan fleksibel dalam pencapaian tujuan ganda rumah sakit dalam
bidang sosial dan ekonomi.
3. Tarif yang ditentukan sesuai dengan penyesuaian yang dilakukan oleh RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar masih dapat dijangkau oleh
masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal tersebut menjadi daya tarik
96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
tersendiri oleh pelanggan dalam menggunakan jasa rawat inap yang
memadai, sehingga memberikan pendapatan bagi RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar.
B. KELEMAHAN
1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak menetapkan
persentase khusus untuk laba dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya,
sehingga tidak ada target khusus dalam peningkatan pendapatan, kinerja,
dan pengembangan atau inovasi rumah sakit.
2. Penyesuaian tarif yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar
terhadap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta
memaksa manajemen untuk melakukan efisiensi biaya. Metode ABC telah
mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas, sedangkan efisiensi biaya tidak selalu
dapat dilakukan.
3. Pada penentuan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC, RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar tidak memasukkan beberapa jenis biaya
yang seharusnya perlu dimasukkan. Contohnya seperti biaya laundry,
biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat inap, biaya
penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, biaya kebersihan, dan lain-
lain.
4. Berdasarkan perhitungan biaya rawat inap menggunakan metode ABC
yang didasarkan biaya pada tahun 2010, tarif yang berlaku dari tahun 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
sudah tidak relevan diberlakukan pada tahun 2011. Surplus yang diperoleh
rumah sakit kurang mencukupi dalam menutup biaya rawat inap yang
terjadi, termasuk biaya yang tidak dibebankan dalam penentuan tarif jasa
rawat inap (No. 3) yang dimungkinkan jumlahnya cukup besar. Terlebih
lagi perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan berkembang pesat
memaksa rumah sakit untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap penerapan metode Activity-
Based Costing System (ABC) dalam penentuan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Karanganyar, maka penulis akan memberikan kesimpulan
dan rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pembahasan yang telah dilakukan
oleh penulis.
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah
menerapkan metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya. Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menghitung biaya rawat inap
berdasarkan metode ABC dengan menggunakan biaya-biaya yang terjadi pada
bangsal-bangsal rumah sakit seperti jasa visite, jasa konsul, imunisasi dan
vaksinasi, biaya gaji pegawai perawatan, biaya gaji pegawai administrasi,
biaya listrik, biaya air, biaya alat tulis kantor, biaya rumah tangga, biaya
telepon, gizi shift malam pegawai, lembur pegawai, biaya bahan habis pakai,
biaya konsumsi, biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik, biaya
pemeliharaan gedung dan bangunan, tunjangan pegawai, dan lain-lain
pegawai. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menerapkan
metode ABC dalam perhitungan biaya rawat inap. Tarif ditentukan dengan
membandingkan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC dengan tarif jasa
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
rawat inap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta tanpa
menetapkan target laba. Setiap kekurangan biaya yang disebabkan oleh
penyesuaian tarif tersebut, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan
efisiensi biaya dan pelaksanaan subsidi silang.
Biaya rawat inap berdasarkan metode ABC yang diperlukan cenderung
lebih kecil bila dibanding dengan tarif yang diberlakukan rumah sakit, kecuali
pada kelas III yaitu biaya sebesar Rp 55.249,61, sedangkan tarif yang berlaku
sebesar Rp 249,61. Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan
dialokasikan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Jasa rawat inap
kelas III merupakan kelas jasa yang paling banyak dimanfaatkan oleh
pelanggan. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan
efisiensi biaya untuk menutup kekurangan biaya rawat inap tersebut. Tarif
yang berlaku saat ini sudah tidak relevan digunakan karena surplus sebesar Rp
370.073.798,33 dimungkinkan tidak dapat menutup semua biaya pada jasa
rawat inap, mengingat tidak semua biaya dibebankan dalam penentuan tarif
jasa rawat inap.
B. REKOMENDASI
1. Sebaiknya RS PKU Muhammadiyah Karanganyar menetapkan kebijakan
persentase laba dalam menentukan tarif jasa rawat inapnya. Tarif yang
dibebankan sebesar biaya rawat inap berdasarkan metode ABC ditambah
dengan persentase laba agar RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat
menutup semua biaya yang diperlukan dalam pelayanan jasa rawat inap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
dan tidak mengalami kerugian, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan
pengembangan atau inovasi rumah sakit.
2. Dalam menentukan tarif jasa rawat inap, sebaiknya tidak terlalu banyak
melakukan penyesuaian agar tidak terlalu banyak menurunkan tarif pada
kelas jasa tertentu. Hal tersebut akan membuat RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar banyak melakukan efisiensi biaya sedangkan efisiensi biaya
tidak selalu dapat dilakukan, mengingat penggunaan metode ABC sudah
mengalokasikan konsumsi biaya berdasarkan aktivitas jasa rawat inap.
3. Dalam penentuan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC, seharusnya
rumah sakit memperhatikan dan membebankan semua biaya yang
berhubungan dengan rawat inap, baik biaya untuk operasional maupun
semua biaya yang terjadi pada pemanfaatan jasa rawat inap. Misalnya:
biaya laundry, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat
inap, biaya penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, dan biaya
kebersihan.
4. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebaiknya menaikkan
tarif jasa rawat inapnya untuk menutup biaya rawat inap pada kelas III dan
kekurangan biaya-biaya yang belum dibebankan pada penentuan tarif jasa
rawat inap, agar dapat berkembang dan melakukan inovasi berkelanjutan
seiring dengan persaingan bisnis dalam kemajuan teknologi yang semakin
pesat, dikarenakan banyak biaya yang tidak dibebankan dalam perhitungan
tarif jasa rawat inap.
Top Related