BAB I
PENDAHULUAn
Judul percobaan : Enzim
Tujuan praktikum :
Mempelajari proses hidrolisa oleh enzim.
Mempelajari faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim.
Menentukan nilai Km dan Vmax suatu enzim.
BAB II
DASAR TEORI
Enzim adalah biokatalisator yang diproduksi oleh jaringan hidup dan fungsinya meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi dalam jaringan. Bila enzim tidak ada, maka reaksi-reaksi akan berjalan terlalu lambat untuk dapat menopang kehidupan atau reaksi-reaksi tersebut akan memerlukan kondisi-kondisi non fisiologis ( Montgomery dkk, 1993 ).
Enzim merupakan protein yang khusus disintesa oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi yang berlangsung di dalamnya. Oleh karena reaksi ini banyak sekali, maka biokatalisator yang dibentuk, jumlah maupun jenisnya tak terhitung banyaknya. Enzim tertentu dapat bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan enzim inilah yang menentukan jenis suatu enzim. Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalisator untuk proses kimia biokimia yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. enzim yang merupakan katalisator dapat mempercepat reaksi 104-1011 kali lebih cepat dibandingkan dengan reaksi kimia tanpa enzim sebagai katalisator. Enzim juga mempunyai derajat kekhasan yang tinggi dan mampu menurunkan energy aktivasi suatu reaksi kimia ( Marthoharsono, 1981 ).
Secara kimiawi, enzim merupakan senyawa protein dengan berat molekul tinggi. Sebagaimana suatu katalis, enzim memiliki sifat :
1. Berperan dalam jumlah yang sangat sedikit.
2. Akan muncul tetap utuh dari suatu reaksi.
3. Berfungsi mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan akhir.
Berbeda dengan katalis anorganik, enzim memiliki spesifitas yang sangat sempit dan hanya akan mengkatalisa reaksi-reaksi dalam kisaran yang kecil atau bahkan dalam beberapa hal, hanya satu macam reaksi ( Trenggono, 1989 ).
Guna membantu penelitian mengenai enzim, telah disusun suatu klafikasi internasional yang menetapkan 6 kelas utama fungsi enzim, masing-masing dengan beberapa subkelasnya. Berikut ini adalah klasifikasinya:
1. Oksireduktase
Mengkatalisis berbagai macam reaksi oksidasi-reduksi, serta sering mempergunakan co-enzim seperti NAD+, NADP+, FAD, atau lipoat sebagai aseptor hydrogen.
2. Transferase
Mengkatalisis berbagai jenis transfer kelompok. Dalam metabolismenya banyak langkah-langkah penting yang memerlukan transfer dari suatu molekul lain dari kelompok amino, karboksil, metal, asil, glikosil, atau fosfosil.
3. Hidrolase Mengkatalisis pembelahan ikatan antara karbon dan beberapa atom lain dengan adanya penamabahan air.
4. Liase Mengkatalisis pemecahan ikatan karbon-karbon, karbon-sulfur, dan karbon-nitrogen tertentu.
5. Isomerase Mengkatalisis rasemase isomer optic dan geometric dan reaksi-reaksi oksidasi-reduksi intramolekul tertentu.
6. Ligase Mengkatalisis pembentukan ikatan antara karbon dengan oksigen, sulfar, nitrogen, dan atom-atom lain.
( Montgomery dkk, 1993 )
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah :
1. Suhu
Struktur protein menentukan aktivitas enzim, maka jika struktur ini terganggu, aktivitas akan berubah. Proses denaturasi protein berlaku pula pada protein enzim dan bahan yang mendenaturasi adalah sama. Enzim sering memperlihatkan kerapuhan akibat suhu jika dipanaskan malebihi suhu 50oC. kebanyakan akan mengalami denaturasi. Pada kondisi yang tidak menyebabkan denaturasi, kebanyakan enzim menunjukkan adanya suhu optimum, dengan keadaan lainnya sama untuk mencapai aktivitas optimal. Ada beberapa enzim juga sangat sensitive terhadap suhu rendah, misalnya ATPase mikondria ( Montgomery dkk, 1993 ).
2. Konsentrasi substrat
Dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka penambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikkan kecepatan reaksi. Meskipun konsentrasi substrat diperbesar ( Poedjiadi, 1994 ).
3. pH
Kebanyakan enzim mempunyai pH optimal antara pH 4 dan 8. Beberapa enzim menunjukkan keluwesan terhadap perubahan pH, tapi yang lainnya bekerja dengan baik hanya pada daerah pH yang sempit. Jika suatu enzim diberi pH ekstrim, maka akan terdenaturasi. Kepekaan enzim terhadap perubahan pH merupakan salah satu penyebab mengapa pengaturan pH tubuh dilakukan dengan sangat hati-hati dan mengapa penyimpangan terhadap pH normal akan membawa akibat buruk ( Montgomery dkk, 1993 ).
Dalam teori Michaelis-Menten, dinyatakan bahwa enzim ( E ) pertama-tama bergabung dengan substratnya ( S ) dalam reaksi yang dapat balik, membentuk kompleks enzim-substrat ( ES ). Reaksi ini berlangsung relatif cepat : E + S * =* ES. Kompleks ES lalu terurai dalam reaksi dapat balik kedua yang lebih lambat menghasilkan produk reaksi ( P ) dan enzim bebas ( E ) : ES* =* P + E. persamaan Michaelis-Menten merupakan pernyataan aljabar bagi bentuk hiperbolik kurva tersebut, dengan parameter pentingnya adalah konsentrasi substrat, kecepatan awal, kecepatan maksimum, dan Km ( Lehninger, 1995 )
Enzim nitrat reduktase diperlukan dalam proses nitrat menjadi nitrit dan enzim nitrit reduktase diperlukan dalam proses reaksi menjadi ammonium. Reaksinya :
Nitrat reduktase Nitrit reduktase
NO3-
NO2-
NH3
Nitrat
Nitrit
Amonium
Energi nitrat berasal dari cahaya fotosintesa ( Trenggono, 1989 ).
Reduksi nitart mengakibatkan pada organ lain selain daun, aktivitas nitrat reduktase berjalan lambat karena pemasukkan nitrat terganggu karena adanya penebalan dinding sel dan menurunnya kadar dan jumlah sitoplasmanya ( Page, 1989 ).
BAB III
METODE
Alat dan Bahan
Alat
Tabung film
Penutup tabung film
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur
Pipet tetes
Flow pipet
Kuvet
Cawan porselein
Waterbath
Spektrofotometer
Stopwatch / jam
Bahan
Irisan daun kepel
Reagen benedict
Saliva
Aquadest
Larutan amilum
Larutan buffer fosfat pH 5
Larutan buffer fosfat pH 6
Larutan buffer fosfat pH 7
Larutan buffer fosfat pH 8
Larutan buffer fosfat pH 9
Larutan NaNO3 5 M
Larutan NaNO3 0,1 M
Larutan NaNO3 0,5 M
Larutan NaNO3 1 M
Larutan NaNO3 3 M
Larutan SA
Larutan NED 2%
Larutan HgCl 0,01%
Cara Kerja
1. Hidrolisis Amilum
a. 4 buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing diisi dengan 10 ml amilum dan 3 ml saliva.
b. Pada tabung 3 dan 4 ditambahkan buffer fosfat pH 6 sebanyak 3 ml.
c. Tabung 1 dan 3 diinkubasikan pada suhu ruang, sedangkan tabung 2 dan 4 dipanaskan di dalam waterbath.
d. Setiap 1 menit, 1 tetes larutan diambil dan diuji dengan uji iod hingga berwarna kuning ( - ).
e. Setelah itu, masing-masing larutan diuji benedict.
f. Hasil percobaan diamati dan waktu hidrolisis dicatat.
2. Reduksi Nitrat Oleh Nitrat Reduktase
a. 4 buah tabung reaksi masing-masing diisi dengan 300 mg potongan daun kepel.
b. Pada tabung 1 dan 2 ditambahkan 0,1 ml NaNO3 5 M dan 5 ml buffer fosfat pH 6.
c. Pada tabung 3 dan 4 ditambahkan 0,1 ml NaNO3 5 M dan 5 ml aquadest.
d. Tabung 1 dan 3 dipanaskan di dalam waterbath, sedangkan tabung 2 dan 4 didiamkan pada suhu ruang.
e. Setiap 3 menit, masing-masing larutan diambil sebanyak 3 tetes dan ditambah dengan 1 tetes SA dan 1 tetes NED hingga berwarna pink.
f. Waktu yang untuk hidrolisis dicatat.
3. Pengaruh pH
a. 5 tabung film masing-masing diisi dengan 300 mg daun kepel.
b. Pada tabung 1 ditambahkan 5 ml buffer fosfat pH 5 ; tabung 2 ditambah 5 ml buffer fosfat pH 6 ; tabung 3 ditambah 5 ml buffer fosfat pH 7 ; tabung 4 ditambah 5 ml buffer fosfat pH 8 ; tabung 5 ditambah 5 ml buffer fosfat pH 9 ;
c. Masing-masing larutan diinkubasikan selama 15 menit.
d. Setelah itu. Buffer fosfat masing-masing tabung diganti dengan yang baru seperti sebelumnya.
e. Masing-masing tabung ditambah 0,1 ml NaNO3 5 M, digojog dan didiamkan selama 30 menit.
f. Masing-masing filtratnya diambil sebanyak 0,4 ml dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dengan ditambah 0,3 ml SA, 0,3 ml NED, dan 6 ml aquadest.
g. Gojog larutan hingga berwarna merah.
h. Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer = 540 nm.
i. Grafik hubungan pH dan aktivitas enzim dibuat.
4. Pengaruh Substrat
a. 15 tabung film masing-masing diisi 300 mg daun kepel dan 5 ml buffer fosfat pH 7.
b. Larutan tersebut diinkubasikan pada suhu ruang selama 15 menit.
c. Tabung 1-5 diganti buffer fosfatnya dan ditambah 0,1 ml HgCl 0,01% ; Tabung 6-10 diganti buffer fosfatnya dengan yang baru ; Tabung 11-15 didamkan begitu saja.
d. Tabung 1,6,11 ditambah 0,1 ml NaNO3 0,1 M ; Tabung 2,7,12 ditambah 0,1 ml NaNO3 0,5 M ; Tabung 3,8,13 ditambah 0,1 ml NaNO3 1 M ; Tabung 4,9,14 ditambah 0,1 ml NaNO3 3 M ; Tabung 5,10,15 ditambah 0,1 ml NaNO3 5 M.
e. Masing-masing tabung digojog dan didiamkan selama 30 menit.
f. Masing-masing filtratnya diambil sebanyak 0,4 ml dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dengan ditambah 0,3 ml SA, 0,3 ml NED, dan 6 ml aquadest.
g. Gojog larutan hingga berwarna merah.
h. Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer = 540 nm.
i. Grafik hubungan pH dan aktivitas enzim dibuat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Hidrolisa Amilum
TabungPerlakuanWaktuWarna Akhir
1.Suhu ruang2 menitKuning
2.Waterbath2 menitKuning
3.Suhu ruang2 menitKuning
4.Waterbath2 menitKuning
Tabel Hasil Uji Benedict
TabungPerlakuanWarna Akhir
1.Suhu ruangKuning + ada endapan
2.WaterbathKuning + ada endapan
3.Suhu ruangKuning + ada endapan
4.WaterbathKuning + ada endapan
Tabel Hasil Reduksi Nitrat Oleh Nitrat Reduktase
TabungPerlakuanWaktuWarna Akhir
1.Buffer fosfat pH 612 menitPink
2.Buffer fosfat pH 615 menitPink
3.Aquadest12 menitPink
4.Aquadest21 menitPink
Tabel Hasil Pengaruh pH
TabungOD ( Optical Density )
1.0,136 A
2.0,104 A
3.0,113 A
4.0,164 A
5.0,104 A
Tabel Hasil Substrat
TabungOD ( Optical Density )
I10,121 A
I20,139 A
I30,103 A
I40,179 A
I50,125 A
A10,98 A
A20,134 A
A30,158 A
A40,161 A
A50,148 A
T10,251 A
T20,199 A
T30,236 A
T40,258 A
T50,306 A
Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan uji :
1. Hidrolisa amilum
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan waktu dan reaksi yang terjadi saat uji iod dan benedict. Pada uji iod, reaksi positif antara iod dan amilum akan membentuk warna biru. Untuk mengetahui apakah amilum terhidrolisa menjadi bentuk yang lebih sederhana ( monosakarida atau oligosakarida ), maka dilakukan uji benedict hingga negatif ( berwarna kuning dan terbentuk endapan ). Uji benedict sendiri berfungsi untuk mengetahui adanya gula reduksi atau tidak. Reagen benedict sendiri terdiri dari kupri sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat.
Pada percobaan ini, enzim amilase yang terdapat dalam saliva ( air ludah ) mampu menghidrolisis ikatan -1 antar D-glokosa dalam amilum pada pH optimum, yaitu pH 6. Untuk mendapatkan pH optimum, maka ditambahkan buffer fosfat pH 6. Pemanasan dalam waterbath berfungsi mengoptimumkan kerja enzim tersebut. Inkubasi sendiri bertujuan untuk membiarkan sebentar substrat agar bereaksi dengan enzim.
Hasil percobaan uji iod pada setiap perlakuan membutuhkan waktu hidrolisis yang sama semua, yaitu 2 menit. Selain uji iod, dilakukan juga uji benedict. Dari uji benedict tersebut, diketahui bahwa amilum terhidrolisa menjadi bentuk yang lebih sederhana. Hal ini terbukti jelas karena pada uji benedict tersebut, keempat larutan dengan perlakuan yang berbeda menghasilkan warna kuning dan endapan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa enzim amilase sangat efektif dalam menghidrolisis amilum menjadi strukturnya yang lebih sederhana ( monosakarida atau oligosakarida ).
2. Reduksi nitrat oleh nitrat reduktase
Uji ini bertujuan untuk melihat lama waktu yang diperlukan enzim nitrat reduktase untuk mereduksi nitrat. Pada percobaan ini, enzim nitrat reduktase dihasilkan / didapatkan dari daun kepel. Penambahan buffer fosfat pH 6 dan pemanasan dalam waterbath berfungsi agar enzim dapat bekerja secara optimal. Penambahan SA dan NED pada sampel bertujuan untuk mengetahui terjadinya proses reduksi nitrat, serta membentuk warna pink ketika bereaksi dengan sampel.
Berdasarkan perlakuan yang berbeda-beda, pada percobaan ini, tabung 1 dan 2 yang diberi buffer fosfat pH 6 memiliki waktu reduksi nitrat yang lebih cepat dibandingkan dengan tabung 3 dan 4 yang ditambah aquadest. Pada tabung 1 ( sampel + buffer fosfat + waterbath ) membutuhkan waktu 12 menit, pada tabung 2 ( sampel + buffer fosfat + suhu kamar ) membutuhkan waktu 15 menit, pada tabung 3 ( sampel + aquadest + waterbath ) membutuhkan waktu 12 menit, dan pada tabung 4 ( sampel + aquadest + suhu kamar ) membutuhkan waktu 21 menit. Jika dibandingkan antara perlakuan suhu kamar dan waterbath, maka perlakuan di dalam waterbath menghasilkan waktu retensi yang lebih cepat daripada perlakuan pada suhu kamar.
Reaksi yang terjadi :
Nitrat reduktase Nitrit reduktase
NO3-
NO2-
NH3
Nitrat
Nitrit
Amonium
Enzim nitrat reduktase mengubah NO3- menjadi NO2- dan akhirnya menjadi ammonium.
3. Pengaruh pH
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pH optimum suatu enzim. Setiap enzim meiliki pH optimal yang berbeda. Pada pH optimum tersebut, enzim dapat bekerja pada tingkat optimalnya. Adanya pengendalian pH merupakan suatu cara penting untuk mengatur aktivitas enzim. Pada percobaan ini, digunakan daun kepel sebagai penghasil enzim nitrat reduktase, sedangkan larutan NaNO3 berfungsi sebagai substratnya. Penambahan SA dan NED pada sampel bertujuan untuk menghasilkan warna pink dan untuk mengetahui terjadinya proses reduksi nitrat.
Pada percobaan ini, masing-masing sampel daun pada tabung yang berbeda diberi buffer fosfat yang berbeda-beda ( 5, 6, 7, 8, 9 ). Setelah itu dilakukan inkubasi selama 15 menit agar enzim yang terdapat di dalam daun bersifat basa ataupun asam karena pengaruh buffer fosfat. Pada percobaan ini, dilakukan juga pengukuran absorbansi ( OD ) larutan dengan spektrofotometer = 540 nm. Absorbansi sendiri, menunjukkan kemampuan menyerap cahaya suatu zat. Semakin pekat warna suatu zat, semakin banyak zat yang terkandung di dalamnya, semakin tinggi pula nilai absorbansinya.
Setelah diketahui nilai OD-nya ( Optical Density ), maka dapat diketahui juga nilai ANR ( Aktivitas Nitrat Reduktase )-nya. Pada tabung 1 ( pH = 5 ), didapat nilai OD sebesar 0,136 A dan ANR sebesar 3.233,301 ml/gr/jam. Pada tabung 2 ( pH = 6 ), didapat nilai OD sebesar 0,104 A dan ANR sebesar 2.473,3086 ml/gr/jam. Pada tabung 3 ( pH= 7 ), didapat nilai OD sebesar 0,113 A dan ANR sebesar 2.686,63 ml/gr/jam. Pada tabung 4 ( pH = 8 ), didapat nilai OD sebesar 0,164 A dan ANR sebesar 3.899,9 ml/gr/jam. Pada tabung 5 ( pH = 9 ), didapat nilai OD sebesar 0,104 A dan ANR sebesar 2.473,3086 ml/gr/jam.
Berdasarkan hasil yang didapat, bisa diketahui bahwa enzim nitrat reduktase dalam daun kepel dapat bekerja secara optimal pada pH = 8 ( Tabung 4 ). Hal ini dapat dilihat karena pada pH 8, didapatkan nilai ANR terbesar. Arti nilai ANR itu sendiri adalah kemampuan enzim nitrat reduktase dalam mengkatalisis suatu substrat tiap jamnya.
4. Pengaruh substrat
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi suatu enzim. Pada percobaan ini, digunakan daun kepel sebagai penghasil enzim nitrat reduktase, sedangkan larutan NaNO3 berfungsi sebagai substratnya. Buffer fosfat yang ada perlu diganti. Hal ini bertujuan untuk menjaga pH larutan agar tetap, karena tidak menutup kemungkinan bahwa pH larutan bisa naik ataupun turun. Penggunaan tabung film dalam percobaan ini bertujuan agar tidak ada pengaruh cahaya dalam proses enzim mengkatalisis substratnya.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengukuran absorbansi larutan dengan spektrofotometer = 540 nm. Hasil pengukuran menunjukkan nilai OD I1-I5 secara berturut-turut sebesar 0,121 A; 0,139 A; 0,103 A ; 0,179 A ; 0,125. Nilai OD A1-A5 secara berturut-turut sebesar 0,98 A; 0,134 A ; 0,158 A ; 0,161 A ; 0,148 A. nilai OD T1-T5 secara berturut-turut sebesar 0,251 A ; 0, 199 A ; 0,236 A ; 0, 258 A ; 0, 306 A.
Setelah didapatkan data OD tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan nilai ANR. Pada tabung I1-I5, didapatkan nilai ANR secara berturut-turut sebesar 2.876,64 ml/gr/jam ; 3.303,3 ml/gr/jam ; 2.449,9 ml/gr/jam ; 4.256,62 ml/gr/jam ; 2.973,3 ml/gr/jam. Pada tabung A1-A5, didapatkan nilai ANR secara berturut-turut sebesar 23.299,8 ml/gr/jam ; 3.186,63 ml/gr/jam ; 3.766,63 ml/gr/jam ; 3.826,63 ml/gr/jam ; 3.519,9 ml/gr/jam. Pada tabung T1-T5, didapatkan nilai ANR secara berturut-turut sebesar 5.966,61 ml/gr/jam ; 4.733,3 ml/gr/jam ; 5.609,94 ml/gr/jam ; 6.133,3 ml/gr/jam ; 7.276,6 ml/gr/jam.
Jika dilihat dari nilai ANR-nya, maka dapat dikatakan bahwa tabung A1 mememiliki nilai ANR tertinggi. Artinya adalah, pada pH 7 dan substrat berkonsentrasi 0,1 M menghasilkan aktivitas optimum enzim nitrat reduktase.
Pada larutan I, didapatkan persamaan regregasi linearnya y = 0,001447 + 0,135.10-4x. Pada larutan A, persamaan regregasi linearnya y = 0,008016 - 1,9238.10-4x. Pada larutan T, persamaan regregasi linearnya y = 0,000673 + 1,7427.10-4x. Untuk tabung I, didapatkan nilai Vmax = 691,085, Km = 0,0932. Untuk tabung A, nilai Vmax = 124,75, Km = -0,0239. Untuk tabung T, nilai Vmax = 1485,884, Km = 0,2589.
Meskipun pada beberapa data cukup meragukan, tetapi percobaan ini sudah cukup membuktikan bahwa pada konsentrasi substrat yang rendah, kecepatan reaksi enzim pun menjadi rendah. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka kecepatan reaksi enzim juga tinggi. Pada konsentarasi tinggi tertentu, kecepatan enzim dalam bereaksi akan stabil / tidak bisa meningkat lagi meskipun konsentrasi substrat ditingkatkan.
KESIMPULAN
1. Hidrolisa amilum oleh enzim amilase di dalam saliva akan merubah amilum menjadi gula reduksi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, dan konsentrasi substrat.
3. Semakin tinggi suhu, semakin cepat enzim bereaksi mengkatalisis substrat.
4. Suatu enzim hanya dapat bekerja secara optimum pada pH-nya masing-masing.
5. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat enzim bereaksi mengkatalisis substrat.
6. Pada konsentarasi tinggi tertentu, kecepatan enzim dalam bereaksi akan stabil / tidak bisa meningkat lagi meskipun konsentrasi substrat ditingkatkan.
7. Enzim nitrat reduktase akan beerja optimal pada pH 8.
8. Nilai Vmax dan Km dari hasil perhitungan :
Untuk tabung I = Vmax = 691,085, Km = 0,0932
Untuk tabung A = Vmax = 124,75, Km = -0,0239
Untuk tabung T = Vmax = 1485,884, Km = 0,2589
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, L.A. 1990. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Marthoharsono, S. 1990. Biokimia. Jilid 1. UGM Press. Yogyakarta.
Montgomery, R., L. Dryer, Thomas, W.C., Arthur, A.S. 1993. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. UGM Press. Yogyakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasr-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Trenggono. 1989. Biokimia Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Perhitungan Pengaruh PH
Keterangan :
Absorb standar = 0,01402
(berat) = 0,3 gr
1. Tabung 1 pH = 5
= 9,7 x 50 x 3333,3 x 2 x 10-3
= 3.233,301 ml/gr/jam
2. Tabung 2 pH = 6
= 7,42 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.473,3086 ml/gr/jam
3. Tabung 3 pH = 7
= 8,06 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.686,63 ml/gr/jam
4. Tabung 4 pH = 8
= 11,7 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.899,9 ml/gr/jam
5. Tabung 5 pH = 9
= 7,42 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.473,3086 ml/gr/jam
Perhitungan Pengaruh Substrat
ANR
1. Tabung I1
= 8,63 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.876,64 ml/gr/jam
= 3,48 x 10-4
2. Tabung I2
= 9,91 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.303,3 ml/gr/jam
= 3,03 x 10-4
3. Tabung I3
= 7,35 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.449,9 ml/gr/jam
= 4,08 x 10-4
4. Tabung I4
= 12,77 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 4.256,62 ml/gr/jam
= 2,35 x 10-4
5. Tabung I5
= 8,92 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 2.973,3 ml/gr/jam
= 3,36 x 10-4
6. Tabung A1
= 69,9 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 23.299,8 ml/gr/jam
= 4,29 x 10-5
7. Tabung A2
= 9,56 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.186,63 ml/gr/jam
= 3,14 x 10-4
8. Tabung A3
= 11,3 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.766,63 ml/gr/jam
= 2,65 x 10-4
9. Tabung A4
= 11,48 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.826,63 ml/gr/jam
= 2,61 x 10-4
10. Tabung A5
= 10,56 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 3.519,9 ml/gr/jam
= 2,84 x 10-4
11. Tabung T1
= 17,9 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 5.966,61 ml/gr/jam
= 1,67 x 10-4
12. Tabung T2
= 14,2 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 4.733,3 ml/gr/jam
= 2,11 x 10-4
13. Tabung T3
= 16,83 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 5.609,94 ml/gr/jam
= 1,78 x 10-4
14. Tabung T4
= 18,4 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 6.133,3 ml/gr/jam
= 1,63 x 10-4
15. Tabung T5
= 21,83 x 50 x 3333,3 x 2 . 10-3
= 7.276,6 ml/gr/jam
= 1,37 x 10-4
Tabel Regregasi Linear I
Tabungx ( 1/konsentrasi )y ( 1/ANR )x2xy
I1103,48 x 10-41000,00348
I223,03 x 10-440,000606
I314,08 x 10-410,000408
I40,332,35 x 10-40,10890,0007755
I50,23,36 x 10-40,040,0000672
13,5316,3 x 10-4105,14895,3367 x 10-3
b
= 0,135 x 10-4
a
= 0,001447
y = a + bx
y = 0,001447 + 0,135.10-4x
Vmax dan Km untuk I
Vmax = 1/a = 691,085
Km = b/a = 0,0932
Tabel Regregasi Linear A
Tabungx ( 1/konsentrasi )y ( 1/ANR )x2xy
A1104,29 x 10-51000,000429
A223,14 x 10-440,000628
A312,65 x 10-410,000265
A40,332,61 x 10-40,10890,00008613
A50,22,84 x 10-40,040,0000568
13,5354,14 x 10-4105,14891,46493 x 10-3
b
= -1,9238 x 10-4
a
= 0,008016
y = a + bx
y = 0,008016 - 1,9238.10-4x
Vmax dan Km untuk A
Vmax = 1/a = 124,75
Km = b/a = -0,0239
Tabel Regregasi Linear T
Tabungx ( 1/konsentrasi )y ( 1/ANR )x2xy
T1101,67 x 10-41000,00167
T222,11 x 10-440,000422
T311,78 x 10-410,000178
T40,331,63 x 10-40,10890,00005379
T50,21,37 x 10-40,040,0000274
13,538,56 x 10-4105,14892,35119 x 10-3
b
= 1,7427 x 10-4
a
= 0,000673
y = a + bx
y = 0,000673 + 1,7427.10-4x
Vmax dan Km untuk T
Vmax = 1/a = 1485,884
Km = b/a = 0,2589
_96882184.unknown
_96887500.unknown
_96887820.unknown
_96888140.unknown
_96888460.unknown
_96888780.unknown
_96889100.unknown
_96889420.unknown
_96889740.unknown
_96890060.unknown
_97210448.unknown
_97210768.unknown
_97211088.unknown
_97211408.unknown
_97211728.unknown
_97212368.unknown
_97212688.unknown
_97213008.unknown
_97213328.unknown
_97213648.unknown
_97213968.unknown
_271212628.unknown
_271212948.unknown
_271213908.unknown
_271214228.unknown
_271214548.unknown
_271214868.unknown
_271215188.unknown
_96878984.unknown
_96879624.unknown
_96881864.unknown
_96879304.unknown
_96614980.unknown
_96878664.unknown
_96615940.unknown
_96615620.unknown
_96615300.unknown
_96613700.unknown
Top Related