Basic Oil & Gas Industry Fundamental
1
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
Menu
OPERASI EKSPLORASI
Daftar Isi
2
Daftar Pustaka
Daftar Isi 2
Menu 3
Deskripsi Eksplorasi........ 4
Tentang Hidrokarbon...... 5
Proses Terbentuknya Hidrokarbon.. 6
Petroleum System..... 10
Jebakan Hidrokarbon... 11
Cara Kerja Dalam Eksplorasi...... 13
Pemboran Sumur Eksplorasi 18
Daftar Pustaka..... 21
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
Operasi Eksplorasi
Silakan pilih menu yang Anda inginkan.
3
Peta cekungan sedimen indonesia, Badan Geologi 2009
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
4 4
Berikutnya Sebelumnya
Eksplorasi hidrokarbon adalah usaha pencarian yang dilakukan oleh ahli-ahli kebumian (geologi dan geofisika) dengan menggunakan metode-metode geologi dan geofisika untuk menemukan deposit hidrokarbon (gas dan minyak) yang tersimpan dalam suatu wadah (reservoir) di bawah permukaan. Hasil dari proses eksplorasi adalah daerah prospek/potensi hidrokarbon, yang mana prospek/potensi tersebut kemudian dibuktikan dengan dilakukannya proses pemboran.
Deskripsi Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
5 5 5
Berikutnya
5
Sebelumnya
Tentang Hidrokarbon
1 2 3 4 5
Tentang Hidrokarbon
Hidrokarbon
Sebagaimana namanya hidrokarbon merupakan campuran rumit dari ratusan rantai karbon (C) dan hidrogen (H) dengan komposisi sekitar 85% karbon dan 15% hidrogen. Selain itu juga terkadang terdapat bahan organik lainnya seperti Oksigen (O), Sulfur (S) dan Nitrogen (N). Pada umumnya persamaan kimia dari hidrokarbon merupakan senyawa Alkana (CnH2n+2). Semakin banyak jumlah molekul (n) maka sifat fisik dari hidrokarbon tersebut akan semakin berat (minyak), sedangkan semakin sedikit jumlah molekul (n) maka sifat fisik hidrokarbon tersebut akan semakin ringan (gas). Selain terdiri dari senyawa karbon dan hidrogen, terkadang di dalam hidrokarbon juga mengandung senyawa-senyawa pengotor (impurities), seperti: Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Nitrogen (N2).
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
6 6 6 Berikutnya 6 Sebelumnya
Proses Pembentukan Hidrokarbon
1 2 3 4 5
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi beserta gambar ilustrasi:
1. Ganggang, Alga, Mikroorganisme lainnya (disebut Kerogen) hidup di danau tawar dan juga di laut. Mengumpulkan energi dengan caranya masing-masing (fotosintesis, dll)
Pembentukan Hidrokarbon
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
7 7 7 Berikutnya 7 Sebelumnya
Proses Pembentukan Hidrokarbon
1 2 3 4 5
Peralatan Permukaan
2. Mikroorganisme ini mati, terendapkan dan terkubur oleh batuan melalui proses sedimentasi di dasar cekungan dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang banyak mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini dapat berupa batuan hasil pengendapan di danau, sungai, delta, maupun di dasar laut.
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
8 8 8 Berikutnya 8 Sebelumnya
Proses Pembentukan Hidrokarbon
1 2 3 4 5
3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus dan ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya (salah satunya batuan reservoir). Batuan Induk yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin ke dalam, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Semakin tinggi suhu, maka hidrokarbon yang terbentuk (matang) akan cenderung berbentuk gas.
Pembentukan Hidrokarbon
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
9 9 9 Berikutnya Sebelumnya
Proses Pembentukan Hidrokarbon
1 2 3 4 5
Pembentukan Hidrokarbon
4. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas (karena gaya apung dan gaya tektonik) mengisi batuan-batuan berpori hingga akhirnya terjebak karena suatu sekat (batuan impermeable atau patahan) dan terus terakumulasi di batuan berpori tadi (reservoir).
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
10 10 10 10
Berikutnya Sebelumnya
Petroleum System
Petroleum System
Berdasarkan mekanisme pembentukan hidrokarbon, terdapat 5 persayaratan wajib agar suatu potensi hidrokarbon dapat terbentuk (petroleum system), yakni: 1. Batuan Induk (Source Rock), batuan
dengan kandungan organik tinggi tempat hidrokarbon terbentuk. Contoh: shale
2. Batuan Reservoir, batuan yang mengandung pori atau celah/rekahan tempat hidrokarbon terakumulasi. Contoh: batupasir, batugamping (batuan sedimen) dan terkadang batuan beku maupun metamorf
3. Batuan tudung, batuan yang bersifat impermeable berperan sebagai sekat. Contoh: shale
4. Migrasi hidrokarbon dan jalur migrasinya 5. Jebakan hidrokarbon
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
11 11 11 11
Berikutnya Sebelumnya
Jebakan Hidrokarbon
Kombinasi Patahan-Antiklin Jebakan Patahan Jebakan Antiklin
Jebakan Struktural
Jebakan Struktural adalah jebakan hidrokarbon yang terbentuk karena proses tektonisme seperti patahan (fault), perlipatan (fold dan anticline) dan pengangkatan (uplift), sedemikian hingga hidrokarbon dapat terakumulasi pada suatu tempat tertentu.
Jebakan Hidrokarbon
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
12 12 12 12
Berikutnya Berikutnya
12
Sebelumnya
Jebakan Hidrokarbon
Jebakan Hidrokarbon
Jebakan Stratigrafi
Jebakan Stratigrafi adalah jebakan hidrokarbon yang terbentuk karena susunan dan mekanisme stratigrafi (perlapisan batuan). Bentuknya dapat berupa Reef (Kubah Karang), Salt Dome (Kubah Garam), Channeling atau pun Pinch Out. Sedangkan gabungan antara jebakan struktural dan stratigrafi disebut Jebakan Kombinasi/Campuran.
Channel Bar Salt Dome Stratigraphic Pinch Out
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
13 13 13 13 13
Berikutnya Sebelumnya
Cara Kerja dalam Eksplorasi
Ada berbagai tahapan dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon. Dimulai dari tahapan awal yang sifatnya regional (skala cekungan/basin) hingga ke tahapan-tahapan yang lebih detail (skala lapangan). Tahapan ekplorasi: 1. Observasi geologi regional
2. Melakukan survei geofisika non-seismik (survei magnetik
dan gravitasi)
3. Survei seismik eksplorasi (umumnya seismik 2D)
Cara Kerja Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
14 14 14 14 14
Berikutnya Berikutnya
14
Sebelumnya
Cara Kerja dalam Eksplorasi
Observasi Geologi Regional Meliputi pemahaman akan geologi regional suatu daerah, geokronologi (sejarah pembentukan), menentukan daerah-daerah yang memiliki cekungan, melakukan analisa cekungan termasuk evolusinya, mengidentifikasi formasi regional yang merupakan prospek reservoir (termasuk analisa komponen petroleum system), pengambilan sampel batuan pada singkapan di lapangan, pengukuran patahan/sesar dan arah pelamparan lapisan serta pemetaan geologi lainnya.
Cara Kerja Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
15 15 15 15 15
Berikutnya Sebelumnya
Cara Kerja dalam Eksplorasi
Survei Geofisika Non-Seismik Survei geofisika non-seismik meliputi survei geofisika dengan metode gravitasi dan geomagnetik. Survei ini dilakukan pada wilayah yang luas. Metode Gravitasi mengukur variasi densitas (berat jenis) dari material di bawah permukaan bumi. Metode Geomagnetik mengukur medan magnet yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari batuan di bawah permukaan. Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui keberadaan suatu cekungan sedimen di daerah tertentu. Setelah hasil pemetaan dari kedua survei ini dilakukan, barulah survei seismik eksplorasi dilakukan.
Cara Kerja Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
16 16 16 16 16
Berikutnya Sebelumnya
Cara Kerja dalam Eksplorasi
Survei Seismik Eksplorasi Survei seismik eksplorasi (umumnya seismik 2D) menggunakan gelombang kejut yang berasal dari dinamit (survei darat) ataupun air gun (survei laut). Gelombang kejut ini akan menjalar ke bawah permukaan dan apabila melewati suatu lapisan batuan baru yang memiliki perbedaan properti fisik batuan (densitas dan kecepatan), maka sebagian energi dari gelombang ini akan dipantulkan ke permukaan untuk kemudian direkam oleh sensor di permukaan (disebut geophone atau hydrophone). Sedangkan energi lainnya terus merambat ke dalam bumi hingga kemudian semakin melemah pada suatu kedalaman tertentu. Hasil dari survei ini merupakan citra/penampang bawah permukaan.
www.earth.northwestern.edu
www.fishsafe.eu
Cara Kerja Eksplorasi
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
17 17 17 17 17
Berikutnya Sebelumnya
Cara Kerja dalam Eksplorasi
Cara Kerja Eksplorasi
Interpretasi Seismik Refleksi Hasil rekaman survei seismik dari proses akuisisi di lapangan belum dapat secara langsung diinterpretasikan. Hal ini dikarenakan data tersebut harus diproses terlebih dahulu melalui tahapan pemsrosesan data seismik (seismic data processing) guna menghilangkan noise dan meningkatkan kualitas datanya (data enhancement). Setelah melalui tahap prosesing dihasilkan penampang seismik yang cukup jelas menggambarkan kondisi perlapisan dan struktur di bawah permukaan. Tiap-tiap perlapisan dan struktur yang merupakan zone of interest ditandai (seperti pada gambar) guna mendapatkan gambaran geologi (jebakan hidrokarbon) yang jelas yang diinterpretasikan oleh ahli geofisika dan geologi sebagai prospek reservoir.
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
18 18 18 18
Berikutnya Sebelumnya
Pemboran Sumur Eksplorasi
Penentuan Lokasi Sumur Eksplorasi Setelah daerah prospek dipetakan, kemudian koordinat titik bor (x,y danz) sumur eksplorasi ditentukan (biasanya pada daerah tinggian dengan klosur tertutup). Untuk mencapai target tersebut , dilakukan pendesainan well trajektori yang juga merupakan desain dari bentuk sumur yang akan dibor. Terdapat 3 macam trajektori sumur, yakni: vertikal, berbelok (deviated) dan horisontal .
Pemboran Sumur Eksp.
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
19 19 19 19 19
Berikutnya Sebelumnya
Pemboran Sumur Eksplorasi
Resiko Pemboran Sumur Eksplorasi Melakukan pemboran untuk sumur pertama (wildcat well) merupakan sebuah hal yang sangat beresiko baik dari sisi keselamatan maupun dari sisi ekonomis. Hal ini dikarenakan data bawah permukaan yang tersedia masih terbatas dan tingkat keberhasilan dalam menemukan daerah prospek hidrokarbon juga masih rendah. Resiko dalam operasi pemboran sumur eksplorasi meliputi resiko terjadinya kick/blow-out, pipe sticking dan loss circulation karena profil prediksi tekanan di bawah permukaan yang kurang akurat. Kesalahan penggunaan jenis mata bor, peletakan casing setting depth dan penentuan berat lumpur pemboran karena kurangnya pemahaman terhadap batuan yang diterobos.
Pemboran Sumur Eksp.
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
20 20 20 20
Berikutnya Sebelumnya
Pemboran Sumur Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Penambahan Data dari Sumur Eksplorasi Meskipun keberhasilan penemuan cadangan hidrokarbon pada sumur eksplorasi terbilang kecil (umumnya saat ini 1:3). Namun penyeselesaian operasi pemboran pada sumur eksplorasi dapat dan harus memberikan sejumlah data baru yang teramat penting bagi proses eksplorasi maupun pengembangan lapangan tersebut pada waktu yang akan datang. Data-data yang didapatkan usai pemboran biasanya merupakan data mudlog (rekaman batuan dari cutting hasil deskripsi wellsite geologist), data drilling daily report (catatan aktifitas proses pemboran per waktu dan per kedalaman), data wireline logging, data tekanan bawah permukaan dan data-data lainnya.
Deskripsi Eksplorasi
Tentang Hidrokarbon
Pembentukan Hidrokarbon
Petroleum System
Jebakan Hidrokarbon
Cara Kerja Eksplorasi
Pemboran Sumur Eksp.
Daftar Pustaka
21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Sebelumnya
Daftar Pustaka
1. Wisatria, B. & Oceaneawan, G. (2011). Overview to
the Upstream Petroleum Industry.
2. Samperuru, Dody (2010).Buku Pintar Migas Indonesia:
Dari Mana Terbentuknya Minyak Bumi.
3. Badang Geologi, ESDM (2009). Peta Cekungan
Sedimen Indonesia.
4. Batemen, R.M. (1985). Open Hole Log Analysis and
Formation Evaluation. Boston.
5. http://www.odp.tamu.edu/publications/tnotes/tn30/tn30
_2.htm
Daftar Pustaka
LATIHAN