Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 65
EFISIENSI SERAPAN P DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) YANG DIPUPUK DENGAN PUPUK KANDANG PUYUH DAN PUPUK ANORGANIK DI LAHAN SAWAH PALUR SUKOHARJO
(MUSIM TANAM II) (P Uptake Efficiency and The Rice yield (Oryza sativa L.) with Quail Manure and Inorganic
Fertilizer at Paddy Soil, Palur, Sukoharjo (Season II))
Jauhari Syamsiyah*, Slamet Minardi*, dan Bayu Winoto** *Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 57126
**Alumni Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ABSTRACT This research was conducted on January‐August 2008. Used Randomized Completely Block
Design (RCBD) that arranged in factorial with two factors. The first factor were 3 levels of quail manure dosage i.e.: no quail manure (O1), 3 Mg.ha‐1 (O2), and Mg.ha‐1 (O3) And second 3 levels of factor was inorganic fertilizer , consist of: no inorganic fertilizer (A1), urea dosage 150 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage 50 kg.ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1 (A2), urea dosage 300 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 150 kg.ha‐1, KCl dosage 100 kg.ha‐1, and ZA dosage 100 kg.ha‐1 (A3).). Data were analysed with F test or Kruskal‐Wallis test, Duncan Multiple Range (DMR) test, and Correlation test.
The research result showed that the highest P uptake efficiency (38.83%), agronomy efficiency (30.40%), and the grain dry weight (6.22 Mg.ha‐1) ) was achieved at 50% of inorganic fertilizer recommendation dosage (urea dosage 150 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage 50 kg.ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1) and 6 Mg.ha‐1of quail manure treatment (A2O3) . P uptake efficiency in that treatment was increased as much 13.83% than the same treatment in session I. Generally, the grain dry weight on season II lower than season I. The significant decrease in mount of 2,33 Mg/ha‐1 found on treatment of inorganic fertilizer present in 50% of recommendation dosage (urea dosage 150 kg.ha‐1, SP‐36 dosage 75 kg.ha‐1, KCl dosage 50 kg. ha‐1, and ZA dosage 50 kg.ha‐1) and 3 Mg.ha‐1 of quail manure treatment (A2O2).
Keywords: quail manure, inorganic fertilizer, P uptake, rice yield. PENDAHULUAN
Kebutuhan pangan (beras) di Indonesia terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Disisi lain, terjadi pengurangan luas lahan pertanian produktif serta penurunan kesuburan tanah pada lahan pertanian yang sudah ada. Hal ini menjadi tantangan serius khususnya dalam memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat. Program intensifikasi yang telah dilaksanakan sejak beberapa dekade lalu, telah berhasil meningkatkan produksi pangan dan mengantar Indonesia berswasembada beras pada tahun 1984. Akan tetapi berbagai dampak negative muncul dari program tersebut, seperti ketergantung pada pupuk
buatan dan terjadinya yang telah penurunan kemampuan tanah untuk berproduksi secara maksimum.
Anjuran penanaman padi terus‐menerus dengan penggunaan pupuk anorganik secara intensif dan tanpa mengembalikan residu tanaman seperti jerami serta tidak ada pemberian pupuk organik lain menyebabkan sebagian besar lahan sawah menurun kesuburannya yang ditandai dengan kadar bahan organik sangat rendah (C‐organik < 2%) (Karama, 2001; Syamsiyah dan Mujiyo, 2006). Kondisi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pelandaian produktifitas (levelling off), meskipun telah dilakukan pemupukan dengan takaran yang tinggi pada sawah
Efisiensi Serapan P dan Hasil Tanaman Padi...Syamsiyah et al.
66 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010
(Kasno et al., 2003 cit. Hardjowigeno et al., 2004).
Munculnya gejala pelandaian produktivitas (levelling off) padi adalah cerminan dari penurunan efisiensi penggunaan pupuk dan gangguan terhadap kesehatan tanah (Rochayati dan Adiningsih, 2002).
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga produktivitas tanah sekaligus mengembalikan kesuburan tanah adalah dengan memberikan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian yang banyak tersedia .
Salah satu limbah pertanian yang belum banyak dimanfaatkan adalah kotoran burung puyuh. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji berapa besar manfaat dari kotoran puyuh dalam memperbaiki konsisi tanah, mengingat peternak nburung puyuh semakin meningkat dewasa ini.
Hasil penelitian yang dilkukan pada musim tanam pertama (I) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang puyuh 6 ton/ha dan pupuk anorganik urea 150 kg/ha, SP‐36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha, ZA 50 kg/ha, memberikan berat gabah kering giling tertinggi sebesar 7,59 ton/ha, serta meningkatkan eisiensi serapan P sebesar 34,89%. Sedangkan nilai efisiensi serapan hara P secara umum yaitu berkisar antara 15‐20% (Yuwono, 2004).
Meskipun efisiensi P sudah lebih tinggi dari rata‐rata, tetapi pupuk anorganik yang dipakai masih tinggi, sehingga perlu penelitian lanjutan . Pada musim tanam ke II diharapkan ada penurunan dosis pupuk anorganik yang dipakai untuk mendapatkan efisiensi yang sama dengan musim tanam I atau pada takaran pupuk yang sama dengan takaran pupuk pada musim tanam I diharapkan didapatkan efiseinsi pupuk P yang lebih tinggi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada lahan
sawah di Desa Palur Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Analisis kimia dilaksanakan di Labratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelaksanaan penelitian ini dari Bulan Januari sampai Agustus 2008.
Bahan yang digunakan meliputi pupuk kandang puyuh, benih padi IR‐64, Urea, SP‐36, KCl, dan ZA, bahan kimia untuk analisis laboratorium, dan seperangkat alat untuk penelitian lapangan.
Penelitian lapangan ini merupakan penelitian tahap ke II untuk mengevaluasi residu pemupukan musim tanam I. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan 2 faktor Faktor I adalah dosis pupuk anorganik terdiri dari 3 taraf, yaitu 0% dosis, 50), dan 100% dosis rekomendasi (A3). Dosis rekomendasi pupuk anorganik adalah urea 300 kg/ha, ZA 100 kg/ha, SP‐36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Faktor II adalah dosis pupuk kandang puyuh (O), terdiri dari 3 taraf, yaitu 0 ton/, 3 ton/ha , 6 ton/ha . Dari 2 faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang masing‐masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan perlakuan.
Penelitian dilaksanakan dengan cara yang biasa dilakukan oleh petani setempat. Pupuk kandangpuyuh diberikan bersamaan dengan pengolahan taah dan dibiarkan selama 1 minggu sebelum tanan, sedangkan pupuk anorganik diberikan bersamaan dengan saat tanaman kecuali pupk yang diberikan 3 kali, masing‐masing pada saat tanaman berumur 1 minggu , 1 bulan dan 1,5 bulan setelah tanaman.
Data dianalisis dengan uji F dan 5% dan uji DMR taraf 5%. Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan uji korelasi.
Efisiensi Serapan P dan Hasil Tanaman Padi...Syamsiyah et al.
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 67
Untuk menghitung serapan: P = (P jaringan tanaman) x (berat
brangkasan kering) g Untuk menghitung efisiensi serapan P dengan menggunakan rumus:
Eh =( Sp‐Sk)/Hp x 100% Eh = efisiensi serapan hara P Sp = serapan hara P pada tanaman yang
dipupuk Sk = serapan hara P pada tanaman yang
tidak dipupuk Hp = kadar hara P dalam pupuk yang
diberikan (Yuwono, 2004)
Untuk menghitung efisiensi agronomi dengan menggunakan rumus:
Ea =( Bp‐BK)/HP x 100% Ea = efisiensi agronomi Bp = Berat gabah kering giling pada
tanaman yang dipupuk Bk = Berat gabah kering giling pada
tanaman yang tidak dipupuk Hp = kadar hara P dalam pupuk yang
diberikan (Sembiring et al., 2000)
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Awal
Karakteristik tanah sebelum tanam akibat perlakuan pada musim tanam I cukup beragam. (Tabel 1).
Pengaruh Perlakuan terhadap Variabel Tanah Bahan Organik dan KPK Tanah
Perlakuan pemberian pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (Urea 150 kg/ha + SP‐
36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha menunjukkan kadar bahan organik tanah tertinggi, yaitu 4,8% atau meningkatkan sebesar 63,27% dari kontrol. Kandungan bahan organik tanah pada perlakuan pemberian pupuk anorganik 0% dosis rekomendasi (tanpa pupuk anorganik) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha dan perlakuan pemberian pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi (Urea 300 kg/ha + SP‐36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha + ZA 100 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha tidak jauh beda dengan perlakuan pemberian pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (Urea 150 kg/ha + SP‐36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha Hal ini dikarenakan penambahan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha pada musim I dan II, sehingga pada perlakuan‐perlakuan ini menunjukkan kandungan bahan organik tanah yang lebih tinggi daripada perlakuan yang lain. Dari Gambar 1 terlihat semua perlakuan berbeda nyata terhadap kontrol yang mempunyai kandungan bahan organik tanah terendah (2,94%). Peningkatan dosis pupuk kandang puyuh yang diberikan akan semakin meningkatkan bahan organik tanah.
Gambar 2 menunjukkan bahwa pemberian 6 ton/ha pupuk kandang puyuh menunjukkan KPK tanah tertinggi yaitu sebesar 26,89 cmol/kg atau meningkatkan KPK tanah 7,86% dari kontrol, namun tidak berbeda dengan pemberian pupuk kandang
Tabel 1. Karakteristik Tanah Awal Variabel A1O1 A1O2 A1O3 A2O1 A2O2 A2O3 A3O1 A3O2 A3O3
pH H2O * 5,65 am 5,56 m 5,78 m 5,77 am 5,92 am 6,16 am 5,96 am 5,49 m 5,94 amC‐Organik (%)* 1,64 r 2,19 s 2,44 s 1,64 r 2,16 s 2,39 s 1,65 r 2,18 s 2,70 s Bahan Organik (%) * 2,81 s 3,76 s 4,19 t 2,82 s 3,72 s 4,11 s 2,84 s 3,75 s 4,65 t KPK (cmol/kg)* 13,41 r 13,71 r 15,04 r 16,36 r 17,40 s 17,37 s 14,89 r 20,62 s 24,33 sN total tanah (%)* 0,18 r 0,28 s 0,32 s 0,37 s 0,38 s 0,42 s 0,4 s 0,4 s 0,44 s P total tanah (ppm)* 31,46 s 42,77 t 42,01 t 39,47 s 42,84 t 45,06 t 42,87 t 45,69 t 46,89 tP tersedia tanah (ppm)* 18,76 s 19,99 s 20,53 s 20,40 s 20,74 s 20,77 s 19,62 s 20,85 s 20,81 sK total tanah (cmol/kg)* 8,60 sr 8,62 sr 9,09 sr 9,38 sr 9,40 sr 9,66 sr 9,88 sr 10,19 r 10,44 rK tersedia tanah (cmol/kg)* 0,13 r 0,18 r 0,19 r 0,14 r 0,15 r 0,16 r 0,16 r 0,16 r 0,17 r S tersedia tanah (%)** 18,26 s 18,83 s 18,32 s 21,80 s 25,73 s 23,64s 22,61s 25,57s 26,38 s
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS 2008 * : Pengharkatan dari PPT
68
puyuh 3bahan otanah. Uberkoler(r=0,518penambkandangtanah kkoloid odapat (Rosmar
P total d
Gampeningkdiberikauntuk tarendah
3 ton/ha. Seorganik tanahUji korelasi rasi positif 8**), hal inbahan bahag puyuh akarena bahaorganik yangmempertu
rkam dan Yu
dan P tersedmbar 3 atan P totan juga menanaman. P topada perla
Gambar 1.
Gambar 2. B
Efisiensi Sera
emakin tingh akan menimenunjukkadengan ba
ni menunjuan organik akan meninan organik g bermuatankarkan kawono, 2002)
ia Tanah menunjuk
l tanah daringkatkan kotal dan P takuan tanp
Bahan Orga
BO (%) dan K
apan P dan Ha
Sains
gi kandungaingkatkan KPan bahwa KPahan organkkan dengadari pupu
ngkatkan KPmengandun
n negatif yanation tana).
kan bahwri pupuk yanetersediaan ersedia palinpa pemberia
anik Tanah M
PK tanah (cm
asil Tanaman
s Tanah – Jurn
an PK PK nik an uk PK ng ng h.
wa ng P ng an
pupupuyuhtidak baik kandakorelatanah(r=0,6pupuakan akhirtanah(r=0,5masadan terfikoptim2005)
Musim Tanam
mol/kg) pada
Padi...Syamsiy
nal Ilmu Tanah
k anorganhkarena paada penambpupuk a
ang puyuh. Hasi yang meh berkolerasi661) sehingk anorganik meningkat
nya akan h. P ters552**) denm sebagianAl, pada pksasi oleh Cmal pada p).
m I dan II
a perlakuan p
yah et al.
h dan Agroklim
ik dan pda perlakuabahan unsurnorganik mHal ini sesuanunjukkan bi positif denggga dengadan pupuk
tkan P totmeningkatksedia berkngan pH ta besar P te
pH alkali seCa. KetersepH 6‐7 (ne
pupuk kanda
A1= anA2= anA3= anO1= pO2= pO3= p
matologi 7(2)
pupuk kandan ini memr hara dari pumaupun pui dengan hasbahwa P tersgan P total tan penamba kandang putal tanah kan P terskorelasi poanah. Pada erfiksasi oleebagian besediaan P petral) (Hana
ang puyuh
norganik 0 norganik 50% norganik 100% uyuh 0 uyuh 3 t/ha uyuh 6 t/ha
2010
dang mang upuk upuk sil uji sedia anah ahan uyuh yang sedia ositif pH
h Fe ar P aling afiah,
Efisiensi Serapan P dan Hasil Tanaman Padi...Syamsiyah et al.
Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010 69
Pengaruh Perlakuan terhadap Variabel Tanaman Serapan dan Efisiensi Serapan P
Gambar 4 menunjukkan bahwa efisiensi serapan P tertinggi dicapai pada perlakuan pemberian pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (Urea 150 kg/ha + SP‐36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 6 ton/ha (A2O3), yaitu sebesar 38,83%. Secara umum pada musim tanam II ini terjadi peningkatan efisiensi serapan P bila dibandingkan musim tanam I (Tabel 2).
Tabel 2. Hasil uji T efisiensi serapan P musim tanam I dan II
Perlakuan Musim tanam I (%)
Musim tanam II
(%) P value
A1O1 0,00 0,00 ‐ A1O2 3,76 21,30 0,02 * A1O3 31,28 29,77 0,82 nsA2O1 34,89 32,18 0,68 nsA2O2 5,51 37,48 0,01 * A2O3 25,00 38,83 0,07 nsA3O1 8,93 27,75 0,01 * A3O2 17,99 38,51 0,00 * A3O3 14,05 37,21 0,01 *
Ket : * : berbeda nyata ns : berbeda tidak nyata
Pada beberapa perlakuan terjadi peningkatan efisiensi serapan P yang signifikan, yaitu pada perlakuan pemberian pupuk anorganik 50% dosis rekomendasi (Urea 150 kg/ha + SP‐36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 3 ton/ha (pemberian pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi (Urea 300 kg/ha + SP‐36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha + ZA 100 kg/ha) dengan tanpa pupuk kandang pemberian pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi (Urea 300 kg/ha + SP‐36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha + ZA 100 kg/ha) dengan pupuk kandang puyuh 3 ton/ha (A3O2), dan pemberian pupuk anorganik 100% dosis rekomendasi (Urea 300 kg/ha + SP‐36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha + ZA 100 kg/ha) dengan
pupuk kandang puyuh 6 ton/ha berturut‐turut ssebesar 31,97%, 18,82%, 20,52%, dan 23,16%. Hal ini disebabkan adanya residu pupuk pada musim tanam I yang dapat diserap tanaman padi pada musim tanam II, sesuai dengan pernyataan Siregar (1978), bahwa semua pupuk phospat, baik pupuk anorganik dan pupuk organik mempunyai pengaruh susulan (residual effect), artinya pupuk yang diberikan pada suatu ketika untuk suatu pertanaman tidak akan habis sepenuhnya diserap oleh tanaman, tetapi sebagian dari pupuk itu tertinggal di dalam tanah dan sisa yang tertinggal di dalam tanah tersebut akan memberikan pengaruh yang baik pada musim tanam berikutnya.
Jumlah Anakan Produktif
Dari Gambar 5 menunjukkan bahwa pemberian 100% dosis rekomendasi pupuk anorganik (Urea 300 kg/ha + SP‐36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha + ZA 100 kg/ha) menunjukkan hasil tertinggi terhadap jumlah anakan produktif yaitu 17,66 dan mampu meningkatkan jumlah anakan produktif sebesar 12,77% dari kontrol. Pemberian 100% dan 50% dosis rekomendasi pupuk anorganik (A3 dan A2) tidak berbeda nyata tetapi berbeda nyata terhadap kontrol (A1). Dari uji korelasi menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif berkolerasi positif dengan P tersedia tanah (r=0,580**), sehingga dengan meningkatnya P tersedia tanah melalui pemupukan baik pupuk anorganik maupun pupuk kandang puyuh yang diberikan akan meningkatkan jumlah anakan produktif.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Hasil Tanaman Padi Berat 1000 biji
Pemberian 100% dosis rekomendasi pupuk anorganik (A3) memberikan berat 1000 biji yang nyata lebih tinggi dari pemberian 50% dosis anorganik (A2) dan kontrol (A1). Peningkatan dosis pupuk
70
anorganbiji tanrekomenmeningkdari kon1000 bijberbedaantara menunjuberkore(r=0,458Semakinserapan
Berat Ga
Berpada pe50% dos36 75 kdengan (A2O3) gabah kII ini (se
nik mampu maman padi. ndasi pupkatkan beratntrol (tanpa ji pada musia dengan mu26‐27,30 gukkan bahlasi positif 8*) dan sn meningkat P akan men
abah Kering rat gabah keerlakuan pemsis rekomendkg/ha + KCl pupuk kayaitu sebeering giling emua perlak
Gambar 5.
Gambar 6.
Efisiensi Sera
meningkatka Pemberianuk anorgat 1000 biji spupuk anoim tanam II usim tanam Igram. Dari hwa berat dengan ke
serapan P tnya keterseningkatkan be
Giling(GKG)ering giling temberian pupdasi (Urea 1550 kg/ha + ndang puyuesar 6,22 t(GKG) pada kuan) lebih k
Jumlah ana
Berat 1000
apan P dan Ha
Sains
an berat 100n 100% dosanik mampsebesar 2.96rganik). Berini tidak jau yang berkisuji korela1000 b
etersediaan (r=0,499**
ediaan P daerat 1000 bij
) ertingi dicappuk anorgan50 kg/ha + SZA 50 kg/huh 6 ton/hton/ha. Bermusim tanakecil daripad
kan produkt
biji (gram) p
asil Tanaman
s Tanah – Jurn
00 sis pu 6% at uh ar asi biji P
*). an ji.
pai nik P‐a) ha at m da
musim Tabel
Perl
AAAA2A2A2A3A3A3
Keter
Pperladosis 75 kgdenga(A2O2
if pada pem
pada berbag
Padi...Syamsiy
nal Ilmu Tanah
m tanam I (T
l 3. Hasil uji musim ta
akuanMtan(to
1O1 51O2 51O3 62O1 62O2 72O3 63O1 63O2 73O3 7rangan : *
ns
Penurunan ykuan pemberekomendag/ha + KCl an pupuk 2) yaitu tu
berian pupu
ai takaran pu
yah et al.
h dan Agroklim
Tabel 3).
T berat gabanam I dan IIusim nam I n/ha)
Mutan(ton
5,81 4,5,85 5,6,66 5,6,32 5,7,20 4,6,80 6,6,82 5,7,45 5,7,59 6,: berbeda ny: berbeda tid
yang signifikerian pupukasi (Urea 1550 kg/ha +kandang purun sebesa
uk anorganik
upuk anorgamatologi 7(2)
bah kering gI usim am II n/ha)
P va
,80 0,26,06 0,23,90 0,34,06 0,22,87 0,00,22 0,19,71 0,06,77 0,01,09 0,13yata dak nyata
kan terjadi k anorganik 0 kg/ha + S+ ZA 50 kguyuh 3 toar 2,33 ton
k
anik
2010
giling
alue
6 ns 3 ns 4 ns 2 ns 0 * 9 ns 6 ns 1 * 3 ns
pada 50%
SP‐36 g/ha) n/ha n/ha.
Sains
Faktolehoptipadpemterhpanebahwradimakenebulimen
Efisi
keceefisiefisitana
s Tanah – Jurn
tor cuaca yanh awan menymal untuk i pada m
mbentukan hambat sehen. Hal ini swa cuaca yasi surya yksimal. Suhurgi cahaya r‐bulir yang nurun. iensi AgronoGambar 8
enderungan iensi serapiensi agronoaman padi
Gambar
Gambar
Efisiensi
nal Ilmu Tana
ng hampir seyebabkan sinproses foto
musim tanamalai dan
hingga memsesuai dengayang menduyang sampau yang rendaakan menihampa, seh
omi dapat dike
semakin pan P akaomi, sebab dari sejum
r 7. Berat gperlaku
r 8. Hubung
Serapan P da
ah dan Agrokli
etiap hari ternar mataharosintesis tanam II sehn pengisianmpengaruhi an Vergara (ung menyebai ke daun ah dan sediingkatkan juhingga hasil p
tahui bahwmeningk
an meningkP yang d
mlah pupuk
gabah keringuan.
gan Efisiensi
an Hasil Tanam
imatologi 7(2)
rtutup i tidak naman hingga n biji hasil
(1990) abkan tidak kitnya umlah panen
a ada katnya katkan iserap yang
dpbp(H
KK
kse(G
p(Ukpp(Uk
g giling (GKG
Serapan P d
man Padi...Sya
)2010
iberikan dimpertumbuhanbiji padi berapadi (efisiensHardjowigen
KESIMPULANKesimpulan
Pemberiandang puyuerapan P dGKG).
dicapai pupuk anorgUrea 150 kgg/ha+ ZA 5puyuh 6 topupuk anorgUrea 150 kgg/ha + ZA
G) pada mus
dan Efisiensi A
amsiyah et al.
manfaatkan tn dan pembearti akan mesi agronomi no, 1992).
N DAN SARAN
an pupuk auh nyata medan berat g
pada perganik 50% g/ha + SP‐3650 kg/ha) dn/ha (A2O3ganik 50% g/ha + SP‐3650 kg/ha) d
sim tanam I
Agronomi
.
tanaman paentukan akroeningkatkan semakin me
N
anorganik dampengaruhigabah kerin
rlakuan pedosis reko
6 75 kg/ha dan pupuk 3) yaitu Pedosis reko
6 75 kg/ha dan pupuk
dan II dari
71
adi untuk omolekul produksi eningkat)
an pupuk efisiensi ng giling
emberian omendasi + KCl 50 kandang emberian omendasi + KCl 50 kandang
berbagai
Efisiensi Serapan P dan Hasil Tanaman Padi...Syamsiyah et al.
72 Sains Tanah – Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 7(2)2010
puyuh 6 ton/Ha memberikan efisiensi serapan P tertinggi sebesar 38,83%, maningkat 13,83% dibandingkan musim tanam I, dan berat gabah kering giling (GKG) tertinggi sebesar 6,22 ton/ha.
Efisiensi agronomi tertinggi terjadi pada perlakuan pemberian 50% dosis rekomendasi pupuk anorganik (Urea 150 kg/ha + SP‐36 75 kg/ha + KCl 50 kg/ha + ZA 50 kg/ha) dan 6 ton/ha pupuk kandang puyuh (A2O3), yaitu sebesar 30,40%.
Ada kecenderungan semakin meningkatnya efisiensi serapan P akan meningkatkan efisiensi agronomi.
Saran
Perlu penelitian lanjutan untuk menilai nilai efek residu terhadap kesuburan tanah dan kualitas beras.
DAFTAR PUSTAKA Hakim, N., Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Nugroho,
S.G. Saul, M.R. Dina, M.A. Hong, G.B. dan Bailey, H.H. 1986. Dasar‐dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar‐dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Bogor.
Hardjowigeno,S.,Agus,F.,Adimihardja,A.,Fagi,A,M.,Hartatik,W. 2004. Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Pusat Penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Rochayati, S. dan J.S. Adiningsih. 2002. Pembinaan dan Pengembangan Program Uji Tanah untuk Hara P dan K pada Lahan Sawah. Balai Penelitian Tanah dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor.
Rosmarkam, A dan Yuwono, W.N. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Sembiring, L. Wirajaswadi dan A. Hippi. 2000. Penggunanan Bagan Warna Daun (BWD) untuk Pemupukan N Padi Sawah. Diambil
pada tanggal 21 Desember 2008, pukul 18.30 WIB.
Siregar , H. 1978. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor.
Syamsiyah, J. dan Mujiyo. 2006. Studi Reklamasi Lahan Sawah Berkadar Bahan Organik Rendah. Kerjasasam Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian Jakarta dengan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Vergara, B. S. 1990. Bercocok Tanam Padi. Bappenas. Jakarta.
Yuwono,N.W. 2004. Kesuburan Tanah. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Top Related