EFEK EKSTRAK METANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria acuminata) SEBAGAI ANTI INFLAMASI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA
BAKAR
OLEH
TIARA ANGGRAINI
1118011134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi
(Moenadjat,2009).
Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar setiap
tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar membutuhkan
tindakan emergensi, dan sekitar 210 penderita luka bakar meninggal dunia. Di
Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan
bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut makin
meningkat (Samsuhidajat,2010).
Luka bakar dapat menimbulkan efek sistemik seperti syok, ketidak seimbangan
elektrolit, distress pernapasan. Selain itu dapat menyebabkan hilangnya integritas
kulit (Samsuhidajat,2010).
Ada tiga fase dari luka bakar yaitu: luka bakar derajat 1, yang terjadi bila kulit
terpapar suhu panas pada daerah epidermis ( luas ), luka derajat 2, jika kerusakan
kulit meliputi epidermis dan sebagian dermis dan ditandai dengan adanya reaksi
inflamasi disertai proes eksudasi. Derajat 3, bila kerusakan kulit sudah mengenai
daerah dermis dsan lebih dalam. (Brunner & Suddarth. 2010).
Penyembuhan luka bakar terkait dengan kembalinya fungsi sel dan organ tubuh
kembali pulih, dengan sirkulasi darah merah yang normal dan asupan vitamin
yang cukup, dan yang terpenting menjaga keadaan luka tetap bersih dan tidak
terinfeksi, yang ditunjukkan dengan tanda dan respon yang berurutan dimana sel
jaringan kulit secara bersama - sama, melakukan tugas dan berfungsi secara
normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi,
fungsi dan penampilan. Perawatan luka saat ini berkembang cepat, dengan metode
metode yang berbeda, jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi
yang sesuai dengan kebutuhan, semua tujuan perawatan luka adalah untuk
membuat luka stabil dengan perkembangan jaringan yang baik dan suplai darah
yang adekuat (Tarigan. 2007).
Proses penyembuhan luka bakar dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inflamasi,
proliferasi, dan maturasi yang terjadi pada luka bakar derajat II dan III. Pada fase
proliferasi terjadi pembentukan jaringan granulasi yang merupakan pusat dari fase
proliferasi. Pembentukan jaringan granulasi ini dimulai empat hari setelah
luka.Jaringan granulasi ini terdiri dari makrofag, fibroblas, dan pembuluh darah.
Makrofag menghasilkan faktor pertumbuhan yang diperlukan untuk merangsang
pembentukan fibroblas dan pembuluh darah. Fibroblast menghasilkan matriks
ekstraseluler baru dan pembuluh darah membawa oksigen dan nutrisi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme sel (Grace dan Neil,2006).
Dalam hal penyembuhan luka bakar dibutuhkan penanganan yang cepat, lengkap
dan biaya yang tinggi. Akhir-akhir ini telah kita jumpai dan kita lakukan pada
pengobatan luka bakar yang sudah menjadi tradisi turun temurun dari orang tua,
dan mungkin hal ini sudah ada sejak zaman dahulu, yaitu dengan menggunakan
metode tradisional atau non medis. Sebenarnya penyembuhan luka yang secara
benar sudah kita ketahui secara medis dengan penggunaan obat dan tarapi medis
lainnya. Pengobatan non medis sangat banyak kita jumpai dikehidupan kita
dengan salah satunya menggunakan tanaman kamboja (Plumeria acuminate) yang
diyakini dapat menyembuhkan luka bakar, biasanya tanaman ini yang dapat
digunakan untuk menyembuhkan luka bakar yaitu dengan menggunakan daun
kamboja (Plumeria acuminate), yang di tumbuk lalu dioleskan pada luka tersebut
(Chandra,2013).
Dalam tanaman kamboja (Plumeria acuminate) dipercaya memiliki kandungan
senyawa agoniadin, plumierid, asam plumerat, lipeol, dan asam serotinat,
plumierid merupakan suatu zat pahit beracun. Kandungan kimia getah tanaman ini
adalah damar dan asam plumeria sedangkan kulitnya mengandung zat pahit
beracun. Tumbuhan ini mengandung fulvoplumierin, yang memperlihatkan daya
mencegah pertumbuhan bakteri, selain itu juga mengandung minyak atsiri antara
lain geraniol, farsenol, sitronelol, fenetilalkohol dan linalool. Akar dan daun
kamboja (Plumeria acuminate), mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan
polifenol, selain itu daunnya juga mengandung alkaloid (Syamsulhidayat dan
Hutapea 2008).
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Mengetahui efek ekstrak daun kamboja (Plumeria Acuminata) sebagai anti
inflamasi terhadap penyembuhan luka bakar.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui kandungan ekstrak daun kamboja (Plumeria Acuminata) yang
berperan sebagai anti inflamasi.
2. Mengetahui peran zat anti inflamasi pada ekstrak daun kamboja (Plumeria
Acuminata) dalam mekanisme penyembuhan luka bakar.
Top Related