BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita memerlukan nutrisi untuk mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Kita
memerlukan air dan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.Setiap sel dalam tubuh
memerlukan energi. Individu harus mendapat kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat,
lemak, dan protein untuk menyuplai energi. Tubuh juga memerlukan asam amino yang
ditemukan di dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan
yang lebih besar. Akhirnya, tubuh memerluakan vitamin dan mineral untuk metabolisme dan
untuk mengatur banyak proses tubuh.
Untuk mendapatkan gizi yang tepat bagi tubuh, individu perlu mengkonsumsi cukup
makanan dan berbagai makanan. Makanan dapat dibagi ke dalam kelompok Setiap kelompok
mengandung beberapa zat gizi.
Individu sakit memerluakan lebih banyak makanan daripada orang sehat, dalam upaya
penyenbuhan dan pemulihan sebagai contoh, pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan
diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu penyembuhan.
Diet adekuat juga penting. Namun, banyak penyakit membuat seseorang sulit untuk makan, atau
membuat seseorang sulit untuk mencerna makanan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Untuk mengetahui perencanaan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Untuk mangetahui evaluasi keperawatan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008)
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).
2.2 Etiologi/Faktor Resiko.
a. Kekurangan nutrisi
1) Efek dari pengobatan
2) Mual/ muntah
3) Gangguan intake makanan
4) Radiasi/ kemoterapi
5) Penyakit kronis
6) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
7) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9) Nafsu makan menurun ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006)
b. Kelebihan nutrisi
1) Kelebihan intake
2) Gaya hidup
3) Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4) Penurunan laju metabolik
5) Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)
2
KARAKTERISTIK/ JENIS/ TIPE
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh ( Potter, 2005)
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan, BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat.
Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari
jumlah itu. ( Wartonah, 2006)
2.3 Patofisiologi.
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan
banyak patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi,
obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan
neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran
gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat
banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi
keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang
menimbulkan konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi saluran
gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi ( Smeltzer, 2002).
3
2.4 Manifestasi Klinis.
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan antara lain :
A. Subjektif
– Kurangnya minat pada makanan
– Merasakan ketidakmampuan untuk menelan makanan.
– Melaporkan perubahan sensasi rasa.
– Melaporkan kurangnya nafsu makan.
– Merasa kenyang segera setelah menelan makanan
– Merasakan kram abdomen
– Merasakan nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
B. Objektif
– Tidak tertarik untuk makan (Anoreksia).
– Diare.
– Adanya bukti/tanda kekurangan makanan.
– Busing usus meningkat.
– Luka pada rongga mulut (Inflamasi).
2.5 Penatalaksaan Medis dan Keperawatan
1. Penataksanaan Medis.
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternatif untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan
melalui slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau
melalui slang gastrostomi atau jejunostomi.
4
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara
intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsur renik, semua ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan.
Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral
yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien. ( Kozier, 2011)
2. Penataksanaan Perawat.
Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksia
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak. Seperti balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak
tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh
negatif pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
Membantu klien makan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi ( Kozier,
2011)
5
2.6 Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi
adalah sebagai berikut :
1. Kadar total limfosit
2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan
albumin serum < 3.5 gr/dl, dan peningkatan/ penurunan kadar kolesterol ( Mubarak, 2008).
2.7 Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol
darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau
gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
6
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energy. (Alimul, 2006)
2.8 Asuahan Keperawatan pada Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Komponen pengkajian nutrisi :
Komponen Data skrining Data tambahan
Antropometri Tinggi badan
Berat badan
Berat badan ideal
Indeks massa tubuh
Lipatan trisep
Lingkar lengan atas
Lingkar otot lengan
tengah
Lingkar lengan tengah
Biokimia Hemoglobin
Albumin serum
Hitung limfosit total
Kadar transferin serum
Nitrogen urea kemih
Ekskresi kreatinin kemih
Clinical Kulit
Rambut dan kuku
Membran mukosa
Analisis rambut
Neurologi
Diet Porsi makan dalam 24 jam
Frekuensi makan
Riwayat diet
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu yang
berhubungan dengan
aktivitas
2. Riwayat keperawatan
7
Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
Perubahan nafsu makan
Perubahan berat badan
Ketidakmampuan fisik
Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan
Status kesehatan umum dan kondisi medis
Riwayat pengobatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat
seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan
sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis Status Nutrisi
Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk
Nutrisi yang Baik
Tanda-Tanda untuk
Nutrisi yang Buruk
Penampilan umum Sadar; responsif Lesu, apatis, kakeksia,
Berat badan Berat badan normal untuk
tinggi badan, usia, bentuk
tubuh.
penampilan obesitas atau
kurus (perhatian khusus
untuk yang kurus)
Postur Postur tegak; lengan dan
Tungkai lurus
Bahu kendur;dada cekung;
punggung bungkuk
Otot Otot berkembang baik, kuat;
Tonus bagus;beberapa lemak
Di bawah kulit
Penampilan lemah, tonus
buruk, tonus tidak
berkembang; nyeri;edema
penampilan terbuang,
tidak mampu berjalan
8
dengan baik
Kontrol sistem saraf Rentang perhatian baik;
kurang iritabilitas atau
kelelahan, refleks normal;
kestabilan psikologis
kurang perhatian;
iritabilitas; bingung
tangan dan kaki terasa
terbakar dan kesemutan
(prestesia), kehilangan
posisi dan rasa vibratorik,
kelemahan dan nyeri otot
(dapat menyebabkan
ketidakmampuan
berjalan), penurunan atau
kehilangan refleks lutut
dan tumit, tidak adanya ras
vibtratorik
Fungsi gastrointestinal nafsu makan dan pencernaan
baik;eliminasi teratur
normal; tidak ada organ atau
massa yang teraba.
anoreksia; tidak dapat
mencerna; konstipasi atau
diare;pembesaran hati atau
limpa
Fungsi kardiovaskuler laju denyut dan irama
jantung yang normal;tidak
ada murmur: tekanan darah
normal untuk usianya
laju denyut jantung ;
cepat (diatas100 kali/
menit), pembesaran
jantung ; irama tidak
normal; tekanan darah
meningkat
Vitalitas umum ketahanan; mudah lelah; kurang
9
bertenaga,kebiasaan Tidur
baik; penampilan kuat
energi; mudah tertidur,
penampilan capek dan
apatis
Rambut bersinar, penampilan
berkilat; kuat;helai rambut
tidak mudah dicabut, kulit
kepala sehat.
Rambut berserabut,
kusam,kusut,kering,
Tipis ,dan kasar,
penampilan depigmentasi
helai mudah terlepas
Kulit (umum) kulit halus dan sedikit
lembab dengan warna baik
kasar,kering.bersisik,
pucat,berpigmen,
penampilan iritasi,
lebam;petechiae;
kehilangan lemak
pada subkutan
Wajah dan leher warna merata;halus, merah
muda,penampilan sehat,
Tidak ada bengkak
,
Penampilan berminyak,
diskolorasi bersisik,
bengkak; Kulit gelap di
pipi
Dan di bawah mata; Tidak
halus atau Kasar pada
kulit
Sekitar hidung dan mulut
Bibir
penampilan kering,
halus;warna baik;penampilan
Lembab (tidak pecah atau
bengkak)
penampilan kering,
bersisik,bengkak;
kemerahan atau
bengkak(keilosis);
lesi angular,
pada
sudut mulut; fisura
atau skar (stomatitis).
(stomatitis).
10
Mulut, membran mukosa
membran mukosa
membran mukosa di dalam
rongga mulut berwarna
merah muda sampai
kemerahan
membran mukosa mulut
yang lembut, bengkak.
Gusi warna merah muda baik;
penampilan sehat dan merah;
tidak bengka atau berdarah
gusi bengkak dan mudah
berdarah; margin
kemerahan inflamasi;gusi
tertarik kebelakang
Lidah warna merah muda atau
Kemerahan gelap baik, tidak
Bengkak;halus;terdapat
papila Pada permukaan;tidak
ada lesi
penampilan
bengkak,skarlet dan
kasar;warna
magenta,seperti
daging(glositis); papilla
hiperemia dan hipertropi;
dan papil atropi
Gigi gigi tidak berlubang dan
nyeri; penampilan terang dan
lurus; tidak penuh;dagu
dicukur dengan tidak ada
diskolorasi.
karies tidak terisi; gigi
tidak ada; permukaan
terpakai;
buruk(fluorosis),penampil
an salah posisi
Mata mata terang;jernih;
penampilan bersinar;tidak
ada luka disudut
membran ;bulu mata;lembab
dan sehat dengn warna
merah muda; pembuluh
darah terlihat atau tidak ada
benjolan pada jaringan
kelelahan di bawah mata.
membran mata pucat
(konjungtiva puicat);
membran kemerahan
(injeksi
konjungtiva);kering;
tanda-tanda infeksi; atau
sklera; tidak ada lingkaran
bintik bitot, kemera han,
dan fisura pada sudut
kelopak mata(angular
palpebritis) ;kekeringan
11
membran mata
(konjungtival
serosis);penampilan buram
dari kornea(korneal
serosis); kornea
lunak(keratomalasia).
Leher (kelenjar) tidak ada pembesaran
kelenjar
pembesaran tiroid
Kuku penampilan keras,merah
muda
bentuk kuku seperti
sendok
(koilonishia);mudah patah
Kaki, tungkai tidak nyeri;lemah;atau
Bengkak;warna baik
edema;nyeri betis;
kesemutan;lemah.
Kerangka tidak ada malformasi kaki bengkok;lutut
menyatu;deformitas pada
dada diafragma;skapula &
rusuk menonjol
4. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan
makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi; dan factor social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi
nutrisi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
Kesulitan untuk mencerna makanan
Kesulitan untuk menelan makanan
Anoreksia, muntah
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
Depresi, stress, isolasi social
12
Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan
penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis.
kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien dapat menunjukan
peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
13
Data obyektif Data subyektif
Berat badan 20% atau lebih di bawah
BB ideal
Diare
Bising usus menigkat
Penurunan BB dengan asupan makanan
adekuat
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan mencerna makanan
Tonus otot menurun
Sariawan di rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot
Gangguan menelan
Laboratorium
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Pasien mengatakan :
Nyeri abdomen
Kram abdomen
Menghindari makan
Cepat kenyang setelah
mencerna makanan
Kriteria Hasil:
Nafsu makan meningkat
Peningkatan masukan oral
Peningkatan aktivitas
Massa otot
Berat badan
Intervensi Keperawatan
Mandiri :
Timbang BB setiap hari
Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
Hindari makanan yang terlalu manis
Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan
hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
Konsultasikan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli
gizi
Berikan suplemen makanan
Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:
14
Perubahan pola kepuasan makan
Penurunan indera pengecapan dan penciuman
Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
Pola makan disfungsional
Peningkatan nafsu makan
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari
Ditandai dengan :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pasien dapat menunjukan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
15
Data Obyektif Data Subyektif
Disfungsi pola makan (mis. Makan
sambil melakukan aktivitas lain)
Aktivitas monoton
Lipatan otot triseps > 25mm pada
wanita; >15mm pada pria
Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal
Laborat :
Albumin serum
Transferin
Elektrolit
Pasien mengatakan :
Adanya pola makan yang tidak
diinginkan
Adanya kelebihan frekuensi
makan
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
Penurunan BB
Lipatan otot triseps.
BB ideal.
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium
Intervensi Keperawatan
Mandiri :
Observasi aktivitas klien
Tentukan factor penyebab peningkatan BB
Timbang BB klien
Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan di mana
pasien makan.
Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks
dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman
ringan.
Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
Bantu pengurangan BB:
Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat
internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas klienyang dibatasi
Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan
asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
16
Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
o Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
o Minum segelas air sesaat sebelum makan
o Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis,
dan alcohol.
o Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
o Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna
Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi.
C. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatnya nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau perenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat.
BAB III : PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan.
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008)
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan ( Wikipedia Indonesia, 2008).
Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu
Pengukuran fisik dan antropometrik dan riwayat diet tes laboratorium dan biokimia
Diagnosis keperawatan meliputi kekurangan nutrisi atau kelebihan nutrisi dari kebutuhan
tubuh.
Perencanaan Keperawatan melalui Pemberian nutrisi melalui oral, Pemberian nutrisi
melalui NGT (Naso Gastric Tube), Pemberian nutrisi melalui parenteral, Menstimulasi nafsu
makan, Terapi Diet dalam Manajemen Penyakit, Makan Sendiri dan Konseling Klien dan
Keluarga
Evaluasi Keperawatan meliputi Apakah sudah terpenuhinya kebutuhan nutrisi. Apakah
terdapat peningkatan nafsu makan dan Apakah sudah ada kemampuan mempertahankan nutrisi
18
Top Related